PASAL 1 AYAT 1
“Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk republik”
PASAL 1 AYAT 2
"Negara Indonesia adalah negara hukum".
Hukum adalah peraturan atau norma hukum yang mengatur tentang hubungan antara manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Barangsiapa melanggar norma hukum, maka dapat dijatuhi
sanksi atau dituntut oleh pihak yang berwenang.
Pernyataan negara hukum ditandai dengan adanya lembaga yudikatif yang bertugas untuk
menegakkan aturan hukum. Sebagaimana diatur dalam pasal 24 ayat 1 bahwa kekuasaan
Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
dalam pasal 24 ayat 2, yaitu kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan
dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
Prinsip demokrasi
Henry b mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam budiarjo dalam bukunya yang berjudul dasar
dasar ilmu politik
. menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah
Menurut alamudi sebagaimana dikutip oleh sri wuryan dan syaifullah dalam bukunya yang
berjudul ilmu kewarganegaraan,suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi apabila
memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut
Kedaulatan rakyat
Kekuasaan mayoritas
Jaminan ham
Masa demokrasi terpimpin di Indonesia dimulai sejak diumumkannya dekrit presiden 5 Juli 1959.
Perubahan sistem politik Indonesia pada masa ini didorong oleh situasi negara yang makin tak
pasti karena kegagalan Dewan Konstituante dalam menyelesaikan permasalahan politik yang tak
berkesudahan.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menyatakan pembubaran Dewan Konstituante dan mengembalikan
UUD 1945 sebagai dasar negara.
Pengumuman dekrit Presiden 5 Juli 1959 sekaligus juga mengakhiri sistem demokrasi parlementer
atau liberal yang dianut selama 9 tahun sejak 1950-1959
Demokrasi terpimpin 1959-1965 merupakan konsep demokrasi yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
Demokrasi terpimpin juga sebagai salah satu bentuk demokrasi yang menempatkan presiden
sebagai satu-satunya institusi dengan kekuasaan tertinggi di Indonesia.
Berikutnya akan dijelaskan tentang penerapan demokrasi pada era demokrasi terpimpin, yaitu
Pada masa demokrasi terpimpin, keberadaan partai-partai politik kala itu bertujuan untuk
mempersiapkan diri dalam rangka mengisi jabatan politik.
Tapi, menjadi kekuatan penopang dari tiga kekuatan yang mendominasi kala itu yaitu lembaga
kepresidenan, Angkatan Darat, dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pembentukan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional berubah menjadi lemah.
DPR Gotong Royong jadi instrumen politik lembaga kepresidenan, namun proses rekruitmennya
ditentukan sendiri oleh Presiden Soekarno.
Presiden kala itu punya kekuasaan yang sangat besar untuk bisa menyingkirkan lawan-lawan
politik yang berbeda pandangan dengan Presiden.
Beberapa lawan politik presiden Soekarno ditahan atau dipenjara karena menunjukkan
pertentangan dengan beliau.
Lawan politik presiden Soekarno kebanyakan berasal dari kalangan sosialis dan kalangan tokoh
Islam di Indonesia.
Pada masa demokrasi terpimpin, pers mengalami banyak pengekangan dan enggak memeroleh
kebebasan.
Beberapa surat kabar dan majalah diberangus pemerintah, contohnya Harian Abadi milik
Masyumi dan Harian Pedoman dari PSI (Partai Sosialis Indonesia).
Sentralisasi kekuasaan pada pemerintah pusat menyebabkan adanya dominasi yang makin
kentara dalam hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pada masa demokrasi terpimpin otonomasi daerah-daerah menjadi lebih terbatas dan dikontrol
ketat oleh pusat.
DEMOKRASI LIBERAL
Sistem demokrasi liberal diterapkan di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1950 sampai 1959.
Sistem ini didasarkan pada hak individu.
Jadi, setiap warga mempunyai hak untuk berkuasa dalam demokrasi jenis ini tanpa memandang
latar belakang, baik itu asal suku maupun agama.
Kelebihan : Kelebihannya yaitu kekuasaan pemerintah lebih mudah diawasi karena terbatas,
perbedaan pandangan bisa terkelola karena seluruh pihak boleh membuat sendiri partainya.
Sedangkan
Kekurangannya: bagi kawasan politik, terlalu banyak partai tidak selalu berdampak baik.
Kekurangan lainnya dari sistem demokrasi liberal di Indonesia yaitu pembuatan partai lebih fokus
terhadap cara mempertahankan kekuasaan. Jadi, tidak fokus dalam pembuatan kebijakan,
padahal stabilitas itu penting.
LEMBAGA KEKUASAAN KEHAKIMAN YANG MELAKUKAN UJI MATERIL TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG UNDANGAN
Hak Uji Materiil (HUM) adalah hak yang dimiliki oleh Mahkamah Agung untuk menilai materi
muatan di suatu peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang terhadap peraturan
perundangan yang lebih tinggi.
emerdekaan bangsa Indonesia seperti yang disebutkan dalam Pembukaan UUD NRI merupakan
hak segala bangsa karena merupakan Hak Asasi Manusia yang harus dihormati dan diperjuangkan.
Sehingga sejak bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya, bangsa Indonesia menjalankan
amanah untuk memajukan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan melakukan upaya:
1. Upaya Preventif, yaitu merupakan upaya pencegahan pelanggaran HAM terjadi di Indonesia
dengan cara:
2. Upaya Represif, yaitu merupakan upaya yang dilakukan setelah terjadinya pelanggaran HAM di
Indonesia dengan cara:
- memberikan pelayanan dan konsultasi serta mendampingi dan memberikan pembelaan kepada
masyarakat yang menghadapi perkara HAM.
- proses penanganan HAM melalui Komnas HAM, Pengadilan HAM, dan Pengadilan HAM ad hoc.
- melakukan investigasi dengan pencarian data, informasi dan fakta terkait peristiwa pelanggaran
HAM dalam masyarakat.
- penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.
LEMBAGA PERADILAN
Adapun dasar hukum lembaga peradilan di Indonesia meliputi UUD 1945, UU Kekuasaan
Kehakiman, UU Mahkamah Agung, UU Peradilan Umum, UU Peradilan Agama, UU peradilan
Militer, UU Peradilan Tata Usaha Negara, UU Mahkamah Konstitusi.
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum terbagi atas pengadilan negeri, pengadilan
tinggi, dan Mahkamah Agung. Mahkamah Agung menjadi kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Mahkamah Agung memiliki beberapa fungsi dalam menjalankan tugas sebagai lembaga peradilan.
Fungsi tersebut yaitu fungsi peradilan, pengawasan, mengatur, nasihat, administratif, dan fungsi
lainnya.
Lalu, lingkungan pengadilan agama yang bertugas dan berwenang dalam memeriksa, memutus,
dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama. Hal tersebut meliputi, wakaf, perkawinan, zakat,
infaq, dan ekonomi syariah.
Selanjutnya, peradilan tata usaha negara yang berfungsi dalm proses penyelesaians engekta yang
berkaitan dengan tata usaha negara. Sengketa usaha negara sering terjadi akibat bidang tata
usaha negara di pusat maupun di daerah.
Lembaga peradilan selanjutnya yaitu Mahkamah Konstitusi yang merupakan lembaga yang
berperan untuk melakukan kekuasaan kehakiman untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Mahkamah Konstitusi juga berperan memutus pembubaran partai politik dan perselisihan
mengenai hasil pemilihan umum.
1. Mahkamah Konstitusi mempunyai Sembilan anggota hakim konsttusi yang ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.
2. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil
Ketua merangkap anggota, serta tujuh orang anggota hakim konstitusi.
3. Ketua dan Wakil Ketua dipilih dari dan oleh hakim konstitusi untuk masa jabatan selama tiga
tahun.
4. Sebelum Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi terpilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) rapat pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipimpin oleh hakim
konstitusi yang tertua usianya.
5. Ketentuan mengenai tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur lebih lanjut oleh Mahkamah Konstitusi. Lembaga peradilan tertuang dalam
berbagai peraturan perundang-undangan guna menjadi pedoman bagi lembaga-lembaga
peradilan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai lembaga yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman secara bebas tanpa ada intervensi dari pihak lain.
Pengadilan Agama
Pengadilan Agama ini dikhususkan bagi yang beragama Islam yang ingin mengajukan perkara
mengenai perceraian, warisan, perkawinan, dll. yang diatur dalam agama Islam. Bagi yang non-
muslim, perkara seperti perceraian akan ditangani di Pengadilan Negeri.
Pengadilan Militer
Peradilan Militer berwenang mengadili perkara pidana yang dilakukan oleh Militer (prajurit TNI)
berpangkat Kapten ke bawah yang melakukan tindak pidana (kejahatan) maupun pelanggaran
masih berdinas aktif dan atau orang-orang yang tunduk pada kekuasaan Peradilan Militer
berdasarkan Undang-Undang Peradilan Militer.
Pengadilan Negeri berwewenang untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana
dan perdata bagi pencari keadilan pada umumnya. Peradilan ini juga ditujukan kepada
masyarakat umum dan menerima perkara pidana maupun perdata.
Pengadilan Pajak
Jika kamu merasa sudah membayar pajak tetapi tetap ditagih, kamu bisa melaporkannya kesini.
Sebaliknya, pengemplang pajak juga bisa diadili di sini.
Jika kamu memiliki masalah dengan negara, maka pengadilan ini adalah tempat yang tepat untuk
mencari keadilan. Misalnya jika bermasalah dengan institusi negara seperti sekolah/perguruan
tinggi , kamu juga bisa menuntutnya di pengadilan yang terletak di tingkat kota atau kabupaten
kamu
Mahkama Agung
Mahkama Agung Berfungsi untuk mengadili suatu perkara banding tingkat akhir dan
keputusannya bersifat final. inilah pengadilan tertinggi setelah Pengadilan Negeri dan Pengadilan
Tinggi. Pihak yang berperkara dan tak puas di tingkat Pengadilan tinggi bisa mengajukan kasasi di
sini.
Mahkama Konstitusi
Mahkamah Konstitusi ini berkewajiban memberikan keputusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela,
atau tidak memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945.
Pengadilan ini dibentuk di setiap pengadilan negeri yang berkedudukan di ibukota provinsi,
pengadilan ini dikhusukan untuk para koruptor.
PERBEDAAN IUS KONSTITUTUM
Yaitu : hukum positif,hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu
daerah tertentu
IUS CONSTUTIDUENTUM
Yaitu: hukum negative ,hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang misalnya
rancangan undang undang
Menurut Affan, demokrasi bisa dilihat secara normatif dan empiris. Secara normatif, demokrasi
secara ideal ingin diwujudkan oleh negara. Sedangkan secara empiris, demokrasi diwujudkan
dalam dunia politik
Sesuai Pasal 13 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial, Komisi Yudisial mempunyai wewenang:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada
DPR untuk mendapatkan persetujuan;
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan
Mahkamah Agung;
4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim
(KEPPH).