Anda di halaman 1dari 4

1.

Mengapa Pada periode awal kemerdekaan, Indonesia justru Berbentuk


Parlementer !
Periode 14 November 1945 – 27 Desember 1949 (Sistem Pemerintahan Parlementer)

Selama sistem ini berjalan, UUD 1945 tidak mengalami perubahan secara tekstual.
Pada tanggal 3 November 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah tentang keinginan
untuk membentuk partai-partai politik, sehingga berlakulah sistem parlementer
sekaligus sistem multipartai.

Dalam periode ini terjadi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kembalinya belanda
ke indonesia maupun pemberontakan-pemberontakan di tanah air. Selain itu terjadi
pula jatuh bangun kabinet yang menunjukkan pemerintahan gagal dalam
berdemokrasi.

Jatuh bangunnya kabinet tersebut antaralain disebabkan oleh:

 Gangguan dan luar, yakni datangnya lentara Sekutu yang diboncengi Belanda
uniuk merebut kemhali Indonesia.
 Gangguan dan dalam, yaitu
a. Keherhasilan Belanda mcrnbentuk negara-negara boneka yang ingin merdeka
(politik deivide et impera);
b. Adanya gerakan separatis, seperti PKI Muso:
c. Belum ada Tentara Nasional Indonesia yang kokoh, kuat, dan kompak;
d. Beragamnya ideologi partai politik yang berakibat penerimaan terhadap UUD
1945 hanya hersifat formal, bukan material.

2. Jelaskan proses pembentukan dan fungsi dari KNIP dan BP-KNIP !


Sejarah Kelahiran KNIP
KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) dibentuk dan dilantik pada tanggal 29
Agustus 1945. Komite ini dibentuk berdasarkan Hasil Sidang PPKI pada 18 Agustus
1945 dan Aturan Peralihan UUD 1945 Pasal IV. KNIP diketahui oleh Mr. Kasman
Singodimejo. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945.
KNIP merupakan Badan Pembantu Presiden yang keanggotaannya terdiri dari
pemuka-pemuka masyarakat dari berbagai golongan dan daerah-daerah termasuk
mantan Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. KNIP ini diakui sebagai
cikal bakal badan legislatif di Indonesia, sehingga tanggal pembentukannya
diresmikan menjadi Hari Jadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas kepresidanan. Namun, kemudian
diperluas tidak hanya sebagai penasehat presiden, tetapi juga mempunyai kewenangan
legislatif. Wewenangan KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal 16
Oktober 1945.
Dalam KNIP terdapat badan pekerja, badan inilah yang menjalankan pekerjaan
sehari-hari dari KNIP. Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP)
tidak diketuai oleh pemimpin KNIP, melainkan diketuai oleh Sutan Sjahrir serta Amir
Sjarifuddin sebagai wakilnya. setelah merasa memiliki pengaruh penting dalam
pemerintahan, mereka mendesak wakil presiden Hatta untuk mengeluarkan maklumat
pada tanggal 3 November 1945 yang mengakibatkan
munculnya berbagai partai politik di Indonesia dengan ideology yang beraneka
beragam.
3. Jelaskan isi dan dampak dari Maklumat Wakil Presiden nomor X tanggal 16
Oktober 1945 !

Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 dibuat atas
dasar usul BP-KNIP untuk membuat suatu maklumat guna menunjukkan kepada
dunia Internasional, khususnya pihak Sekutu, bahwa Indonesia yang baru saja
merdeka adalah demokrasi bukan negara Fasis buatan Jepang. Dalam kondisi politik
yang belum stabil, usul BP-KNIP tersebut dengan mudah diterima oleh pemerintah.
Maklumat Pemerintah No. X dikeluarkan pada tanggal 16 Oktober 1945 dan
ditandatangani oleh Wakil Presiden Moh. Hatta dalam Kongres.

Isi maklumat tersebut terdiri dari dua materi pokok berikut ini:

a) Sebelum terbentuknya MPR dan DPR, KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan turut
serta dalam menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara.

b) Berhubung dengan gentingnya keadaan, pekerjaan KNIP sehari-hari dijalankan


oleh suatu Badan Pekerja yang dipilih di antara mereka dan bertanggung jawab
kepada Komite Nasional Pusat.

Dampak yang ditimbulkan dari adanya Maklumat Pemerintah no X adalah


kekuasaan presiden hanya terbatas dalam bidang eksekutif. Yang menjalankan bidang
legislatif negara adalah KNIP sebagai badan pembantu Presiden dan sebagai lembaga
pengganti DPR dan MPR sebelum terbentuk.

4. Bagaimana kebijakan pada masa pemerintahan kabinet Sjahrir baik yang


periode pertama, kedua maupun ketiga?
 Kabinet Sjahrir jilid 1

1. Menyempurnakan susunan Pemerintah Daerah berdasarkan kedaulatan


Rakyat.
2. Mencapai Koordinasi segala tenaga rakyat di dalam usaha menegakkan
Negara Republik Indonesia serta pembangunan masyarakat yang berdasarkan
keadilan dan peri-kemanusiaan.
3. Berusaha untuk memperbaiki kemakmuran rakyat di antaranya dengan jalan
pembagian pangan.
4. Berusaha mempercepat keberesan tentang hal uang Republik Indonesia.

 Kabinet Sjahrir jilid 2


a. Berunding
atas dasar pengakuan Republik Indonesia merdeka seratus persen. 

b. Mempersiapkan
rakyat negara disegala lapangan politik, ketrentaman, ekonomi, dan sosial untuk
mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.
c. Menyusun
pemerintahan pusat dan daerah yang demokratis. 
d. Berusaha
segiat-giatnya untuk menyempurnakan pembagian makanan dan pakaian.
e. Tentang perusahaan dan perkebunan hendaklah
diambil tindakan-tindakan oleh pemerintah seperlunya sehingga memenuhi
maksud
sebagaimana termaktub dalam UUD pasal 33

 Kabinet Syahrir III

Tanggal 25 Februari 1947 guna


meratifikasi persetujuan Linggarjati, melalui penambahan anggota sehingga
berjumlah 500 orang lebih. Ahirnya meskipun melalui jalan yang alot dan
berbelit-belit akibat ulah Parlemen Belanda, Persetujuan Linggarjati ditanda
tangani juga pada tanggal 25 Maret 1947.  
 
5. Jelaskan kronologi pembentukan TNI !
Sejarah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk melalui perjuangan bangsa
Indonesia untuk mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari
ancaman Belanda yang ingin kembali berkuasa menjajah Indonesia melalui
kekerasan senjata. TNI pada awalnya merupakan organisasi yang bernama Badan
Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1945 menjadi
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan selanjutnya diubah kembali menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI).

Pada masa mempertahankan kemerdekaan ini, banyak rakyat Indonesia


membentuk laskar-laskar perjuangan sendiri atau badan perjuangan rakyat. Usaha
pemerintah Indonesia untuk menyempurnakan tentara kebangsaan terus berjalan,
sambil bertempur dan berjuang untuk menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan
bangsa. Untuk mempersatukan dua kekuatan bersenjata yaitu TRI sebagai tentara
regular dan badan-badan perjuangan rakyat, maka pada tanggal 3 Juni 1947
Presiden Soekarno mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI)
secara resmi.

Setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949,


Indonesia berubah menjadi negara federasi dengan nama Republik Indonesia
Serikat (RIS). Sejalan dengan itu maka dibentuk pula Angkatan Perang RIS
(APRIS) yang merupakan gabungan antara TNI dan KNIL. Pada tanggal 17
Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Indonesia kembali menjadi negera kesatuan,
sehingga APRIS berganti nama menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia
(APRI).

Pada tahun 1962, dilakukan upaya penyatuan antara angkatan perang dengan
kepolisian negara menjadi sebuah organisasi yang bernama Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI). Penyatuan satu komando ini dilakukan dengan tujuan
untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya dan
menjauhkan pengaruh dari kelompok politik tertentu.

Pada tahun 1998 terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan


tersebut berpengaruh juga terhadap keberadaan ABRI. Pada tanggal 1 April 1999
TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi institusi yang berdiri sendiri. Sebutan
ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI, sehingga Panglima ABRI
menjadi Panglima TNI.

6. Bagaimana proses Munculnya partai politik pada awal kemerdekaan


Indonesia !
Ide dan gagasan mengenai partai politik di Indonesia sudah muncul jauh sebelum
kemerdekaan Indonesia dalam makna proklamasi. Perdebatan mengenai topic
kepartaian terus berlangsung dan memuncak pada awal-awal kemerdekaan. Elit
politik Indonesia pada saat itu mulai memikirkan bahwasanya Indonesia menjadi
Negara yang Demokratis. Oleh karena itu, perlu dibangun sebuah infrastruktur
demokrasi yang diharapkan mampu menyalurkan aspirasi rakyat melalui jalur
demokratis. Namun disisi lain pula, beberapa elit politik juga tidak menghendaki
adanya banyak partai politik. Para elit politik berkeinginan adanya sistem partai
tunggal yang diharapkan bisa mengayomi seluruh rakyat Indonesia. Bagi mereka,
partai politik hanyalah pemecah belah rakyat dan menjadi sandungan bagi persatuan
dan kesatuan bangsa dalam angapan pembentukan partai politik di awal kemerdekaan.
Lahirnya sebuah gerakan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan
oleh Mohammad Hatta dan Soetan Sjahrir, tidak hanya sebagai jawaban atas Partai
Nasional Indonesia (PNI) , melainkan juga dapat dipahami dalam konteks perdebatan
tentang model-model kepartaian yang ada saat itu. Presiden RI pertama misalnya,
yang masih memendam hasrat untuk merawat keberadaan sebuah partai pelopor, yang
menjadi satu-satunya partai yang ada pada saat itu. Partai yang ada akan lebih
membuat Indonesia menjadi lebih kuat dalam mengelola pemerintahan Negara
sebagai salah satu bagian dari tugas partai politik.
Secara resmi, pada 27 Agustus 1945, pemerintah mengumumkan berdirinya
Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai negara. Pemerintah juga menyebutkan
mengenai pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang menjalankan
fungsi parlemen kenegaraan. Namun, PNI hanya bertahan empat hari. Pada 1
September, partai tersebut dibubarkan karena dikhawatirkan bisa menjadi pesaing
KNIP. Para elit politik memikirkan pembentukan partai politik yang lain. Maka
muncullah “Maklumat Pemerintah 3 November 1945”. Isi dari maklumat tersebut
adalah anjuran agar masyarakat membentuk partai-partai politik dalam rangka, seperti
disebutkan dalam maklumat itu, “memperkuat perjuangan… mempertahankan
kemerdekaan dan menjamin keamanan masjarakat.”
Maklumat merupakan sebuah turning point untuk proses demokrasi dan
kehidupan kepartaian di Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa, perbedaan
pandangan mengenai sistem partai tunggal dan multipartai sama menariknya dengan
proses lahirnya partai-partai politik itu sendiri. Maka berawal dari hal tersebutlah
dapat dilihat bagaimana pergulatan pemikiran para elit politik pada saat itu, terutama
dalam hal bagaimana mereka memaknai demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai