Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH DAN SISTEM EKONOMI INDONESIA

Pola Dan Proses Dinamika Pembangunan Ekonomi Negara


1. Faktor Internal (Domestik)
- kondisi fisik (termasuk iklim)
- Lokasi geografi
- Jumlah dan kualitas SDM
- Jumlah dan Kualitas SDA
- Kondisi awal ekonomi, sosial dan budaya
- Sistem politik Peran pemerintah

2. Faktor Ekternal (Global)


- perkembangan teknologi
- kondisi perekonomian dan politik dunia
- keamanan global

Kondisi perekonomian negara-negara berkembang (LDCs) tidak dapat dipisahkan dari :


a. sistem perekonomian atau orientasi pembangunan ekonomi yang diterapkan
b. Pembangunan infrastruktur fisik dan sosial (seperti pendidikan dan kesehatan) yang
dilakukan
c. Tingkat pembangunan yang telah dicapai pada masa lampau yakni pada zaman penjajahan
(kolonialisasi)

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA


1. PEMERINTAHAN ORLA (1945 1965)
a. Banyak kondisi politik dan keamanan yang tidak stabil mempengaruhi kondisi
perekonomian :
Tekanan dari Belanda masih ada
Pemberontakan di daerah-daerah marak
b. Buruknya kondisi infrastruktur ekonomi, fisik, dan non fisik sepeninggalan Jepang

Ilustrasi buruknya perekonomian masa Orde Lama :


1951 1958 ; Sempat mengalami pertumbuhan rata-rata 7%
1958 1966 : Pertumbuhanturun drastis rata-rata 1,9%
1965 1966 : Mengalami stagflansi
1955 1965 : -Jumlah pendapatan rata-rata 151 juta rupiah - Jumlah pengeluaran rata-
rata 359 juta rupiah
1955 Defisit anggaran 14%
1965 Defisit anggaran 200%

[Type text] Page 1


Dinamika Perekonomian Indonesia (1945 1965) :
Dari perkembangan Politiknya masa ini dibagi 3 (tiga) periode (Dumairy: 1996) :
a. Periode 1945 1950 : Struktur ekonomi masih peninggalan zaman kolonialisasi
b. Periode 1950 1959 (Demokrasi terpimpin / liberal ) yaitu Masa peralihan struktur
ekonomi: nasionalisasi perusahan-perusahan Belanda
c. Periode 1959 1965 (Demokraso terpimpin) yaitu Perubahan struktur ekonomi semakin
dekat dengan pemikiran sosialis/ komunis

2. PEMERINTAHAN ORBA (1966 1996)


a. Konsentrasi ekonomi pemerintahan ditujukan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui pembangunan
b. 1966 1970, upaya-upaya pemulihan stabilitas ekonomi, sosial dan politik terutama
rehabilitasi ekonomi
c. 1969, Repelita I (Rencana Pembangunan lima tahun pertama) tujuan utama: membuat
Indonesia menjadi swasembada
d. 1980-an :
Perubahan sistem perekonomian dari sentralisasi (1970-an) menjadi desentralisasi
Sektor swasta semakin besar
PMA berdatangan
e. Pada tingkat mikro:
Pembangunan tidak terlalu berhasil
Jumlah kemiskinan absolut masih tinggi
Kesenjangan ekonomi semakin besar

[Type text] Page 2


PERBEDAAN ORLA & ORBA:

ORLA (1945 1965) ORBA (1966 1996)


Orientasi Kebijakan Kebijakan ekonomi tertutup Ekonomi terbuka orientasi
Ekonomi orientasi sosialis/ komunis kapitalis

Kemauan Politik Kondisi baru merdeka, emosi Kemauan politik kuat untuk
(Political will) nasionalisme sangat tinggi, membangun ekonomi dan
keinginan terlihat lebih unggul membuka ruang yang besar
dimata bangsa asing, sehingga bagi modal asing
proyek mercu suar sangat marak

Stabilitas Politik & Tingkat inflansi sangat tinggi Mrnurunkan tingkat inflansi
Ekonomi (1966 = 500% menjadi 1970
= 5-10%

Sumber Daya Kualitas SDM yang baik sangat Lebih baik dengan
Manusia terbatas meningkatnya presentasi
masyarakat yang sekolah

Kondisi Politik Dunia Situasi dunia yang baru selesai Kondisi oil boom,
Perang Dunia II berpengaruh berakhirnya Perang Vietnam
negatif dan Perang Dingin membawa
dampak positi

3. PEMERINTAHAN TRANSISI (1997 1998)


a. Pada tahun 1997 terjadi krisis nilai tukar Baht terhadap Dollar di Thailand. Peristiwa ini
kemudian menyeret situasi krisis keuangan Asia termasuk krisis yang melanda
keuangan Indonesia.
b. Indonesia kemudian meminta bantuan IMF, namun situasi semakin buruk dengan
melemahnya nilai rupiah.
c. Krisis di Indonesia kemudian meluas kepada masalah tidak hanya moneter, tapi juga
politik dan keamanan. Krisis ini berujung dengan berakhirnya rezim Orba sebagai
tuntutan reformasi.

[Type text] Page 3


4. PEMERINTAHAN REFORMASI (1999 2001)
a. 1999 : Abdurahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai presiden
b. Diawal kepemimpinannya kepercayaan investor mulai membaik
c. 2000, kondisi mulai stabil, dilihat dari:
laju pertumbuhan hampir 5 %
Laju inflansi rendah
Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) rendah
d. Gejolak politik dalam negeri meningkat:
Pertentangan dengan elit politik
Hubungan dengan IMF memburuk
Kabinet tidak menunjukkan kinerja yang optimal
Dituding tidak adanya sense of crisis
e. 2001, indikator ekonomi memburuk:
IHSG : memperlihatkan tren negatif (merosot 300 poin)
Kurs Rupiah Rp 2000 , menjadi Rp 7.000, bahkan tahun 2001 mencapai Rp 10.000
Cadangan devisa menurun dari US$ 29 Milyar menjadi 28,87 Milyar US$
f. 2001 = Gusdur Dimisioner

[Type text] Page 4


SISTEM EKONOMI INDONESIA

Definisi :
a. Dumairy (1996) : Sistem Ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin
hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan
kehidupan. Sistem ekonomi terdiri dari unsur-unsur manusia sebagai subyek; barang-barang
ekonomi sebagai obyek; dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan mejalinnya
dalam kegiatan berekonomi.

b. Kyoko Sheridan (1998) : Sistem Ekonomi adalah cara manusia melakukan kegiatan
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.

c. Bachrawi Sanusi (2000) : Sistem ekonomi merupakan sebuah organisasi yang terdiri atas
sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, politik, ide-ide) yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem-
produksidistribusi konsumsi yang merupakan problem dasar setiap perekonomian

d. Sistem ekonomi adalah cara suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka
mencapai kemakmuran. Pelaksanaan sistem ekonomi suatu negara tercermin dalam
keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sistem perekonomian negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
ideologi/falsafah hidup bangsa, sifat dan jati diri bangsa, serta struktur ekonomi.

ELEMEN-ELEMEN PENTING DARI SISTEM EKONOMI


1. Lembaga-lembaga /pranata-pranata ekonomi
2. Sumber daya ekonomi
3. Faktor-faktor produksi
4. Lingkungan ekonomi
5. Organisasi dan manajemen
6. Motivasi dan perilaku decesion maker
7. Decesion making process

Pertimbangan-pertimbangan memilih sistem ekonomi, dipengaruhi oleh :


a. Menurut SANUSI :
1. Sumber sejarah/kultur/tradisi, cita-cita, keinginan dan sikap masyarakat.
2. SDA termasuk iklim
3. Filsafat yang dimiliki dan dibela oleh sebagian besar masyarakat
4. Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu dan sekarang mengenai
tujuan/ sasaran yang dipilih
5. Trials dan Errors dalam usaha mencari alat-alat ekonomi.

b. Menurut LEMHANAS :
1. Falsafah dan ideologinya
2. Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat
3. Karakteristik demografinya

[Type text] Page 5


4. Nilai-nilai moral dan adat masyarakat
5. Nilai estetika, norma serta kebudayaan masyarakatnya.
6. Sistem hukum nasional
7. Sistem politik
8. Subsistem-subsistem sosialnya, termasuk pengalaman sejarah masa lalu

SISTEM-SISTEM EKONOMI

Macam Macam Sistem Ekonomi


1. Sistem Ekonomi Liberal/Kapitalis/Pasar
Sistem ekonomi liberal yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (
permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal menghendaki adanya kebebasan
individu melakukan kegiatan ekonomi. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat.

Ciri-ciri sistem ekonomi liberal:


a. Adanya pengakuan terhadap hak individu
b. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
c. Menerapkan sistem persaingan bebas
d. Peranan modal sangat penting
e. Peranan pemerintah dibatasi
f. Motif mencari laba terpusat pada kepentingan individu

Kelebihan sistem ekonomi liberal:


a. Setiap individu bebas menentukan perekonomiannya sendiri
b. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
c. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
d. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
e. Kualitas barang lebih terjamin
f. Kualitas pelayanan terjamin

Kelemahan sistem ekonomi liberal:


a. Menimbulkan monopoli
b. Terjadi kesenjangan
c. Rentan terhadap krisis ekonomi
d. Adanya eksploitasi
e. Tindakan yang kurang sehat dalam persaingan

2. Sistem Ekonomi Sosialis/Komando/Terpusat


Sistem ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur negara. Dalam sistem
ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah
pusat. Sistem ekonomi sosialis banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur yang pada
umumnya menganut paham komunis.

[Type text] Page 6


Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis:
a. Hak milik individu tidak diakui
b. Seluruh sumber daya dikuasai negara
c. Jalannya kegiatan perekonomian sepenuhnya tanggung jawab pemerintah
d. Kegiatan ekonomi direncanakan dan diatur pemerintah
e. Produksi dilakukan untuk kebutuhan masyarakat
f. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah

Kelebihan sistem ekonomi sosialis:


a. Pemerintah sepenuhnya bertanggung jawab terhadap perekonomian
b. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat
c. Pemerintah mengatur distribusi
d. Mudah dalam pengelolaan, pengendalian dan pengawasan
e. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat
f. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata

Kelemahan sistem ekonomi sosialis:


a. Hak milik individu tidak diakui
b. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
c. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang
d. Jalur birokrasi panjang

3. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan atau campuran antara sistem ekonomi
liberal dan sosialis. Dalam sistem ini pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta dalam
menjalankan kegiatan perekonomian. Sistem ini banyak diterapkan di negara-negara yang
sedang berkembang.

Ciri-ciri sistem ekonomi campuran:


a. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah dan swasta
b. Transaksi ekonomi terjadi melalui mekanisme pasar tetapi masih ada campur tangan
pemerintah
c. Ada persaingan, tetapi masih ada kontrol pemerintah

Kelebihan sistem ekonomi campuran:


a. Kestabilan ekonomi terjamin
b. Pemerintah dapat memfokuskan perhatian untuk memajukan sektor usaha menengah
dan kecil
c. Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu
d. Hak milik individu atas sumber produksi diakui walaupun ada pembatasan
e. Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi

[Type text] Page 7


Kelemahan sistem ekonomi campuran:
a. Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan pemerintah
dan swasta
b. Sulit menentukan batas antara sumber produksi yang dapat dikuasai oleh pemerintah
dan swasta

Sistem Perekonomian Indonesia

1. Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru


Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak sudah tokoh-tokoh negara pada saat itu
telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara
individu maupun melalui diskusi kelompok.
Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar
perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi
(Moh. Hatta dalam Sri Edi Swasono, 1985), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi
harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar
dasar ekonomi koperasi.
Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam
pidatonya di negara Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah
ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya
disepakitilah suatu bentuk ekonomi Pancasila yang di dalamnya mengandung unsur penting
yang disebut Demokrasi Ekonomi.

2. Sistem Perekonomian Indonesia Berdasarkan Demokrasi Pancasila


Terlepas dari sejarah yang akan menceritakan keadaan yang sesungguhnya pernah terjadi di
Indonesia, maka menurut UUD45, sistem perekonomian pancasila tercermin dalam pasal-
pasal 23, 27, 33, dan 34.
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila yang di
dalamnya terkandung demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berarti bahwa kegiatan
ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah.

Ciri-ciri utama sistem ekonomi Indonesia:


a. Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945.
b. Demokrasi ekonomi menjadi dasar kehidupan perekonomian Indonesia dengan ciri-ciri
positif Demokrasi Pancasila dipilih, karena memiliki ciriciri positif yang diantaranya
adalah (Suroso, 1993) :
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dngan permufakatan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya
ada pada lembaga-lembaga perwakilan pula.

[Type text] Page 8


Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga dikembangkan sepenuhnya dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada lima ciri utama sistem ekonomi
Pancasila yaitu:
a. Peranan dominan koperasi bersama dengan perusahaan negara dan perusahaan swasta.
b. Manusia dipandang secara utuh, bukan semata-mata makhluk ekonomi tetapi juga
makhluk sosial.
c. Adanya kehendak sosial yang kuat ke arah egalitaririanisme atau pemerataan sosial.
d. Prioritas utama terhadap terciptanya suatu perekonomian nasional yang tangguh.
e. Pelaksanaan sistem desentralisasi diimbangi dengan perencanaan yang kuat sebagai
pemberi arah bagi perkembangan ekonomi.

3. Sistem Perekonomian Indonesia sangat Menentang adanya sistem Free fight liberalism,
Etatisme, dan Monopoli
Dengan demikian, di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya:
a. a) Free fight liberalism ialah adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga
memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah. Dengan dampak
semakin bertambah luasnya jurang pemisah kaya dan miskin. b) Etatisme yaitu
keikutsertaan pemerintahan yang terlalu dominan sehingga mematikan motifasi dan
kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. c) Monopoli suatu
bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak
memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keinginan sang
monopoli

Pada awal perkembangan perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila.


Ekonomi Demokrasi, dan mungkin campuran, namun bukan berarti sistem perekonomian
liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an - tahun1957-an
merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga
dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun1960-an - masa
orde baru.

Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950 - tahun 1965-an sebenarnya telah diisi dengan
beberapa program dan rencana ekonomi pemerintah. Diantara program-program tersebut adalah:
Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha pribumi. Program/
Sumitro Plan tahun 1951. Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955-1960

Namun demikian ke semua program dan rencana tersebut tidak memberikan hasil yang berarti
bagi perekonomian Indonesia. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan adalah:
Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh

[Type text] Page 9


tokoh politik, dengan demikian keputusankeputusan yang dibuat cenderung menitik beratkan
pada masalah poitik, dan bukannya masalah ekonomi. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada
masa-masa ini kepentingan politik lebih dominan, seperti mengembalikan negara Indonesia ke
negara kesatuan, usaha mengembalikan Irian Barat, menumpas pemberontakan di daerahdaerah,
dan masalah politik sejenisnya.
Akibat lanjut dari keadaan di atas, dana negara yang seharusnya dialokasikan untuk
kepentingan kegiatan ekonomi, justru dialokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
Faktor berikutnya adalah, terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk (sistem
parlementer saat itu). Tercatat tidak kurang dari 13 kabinet berganti saat itu. Akibatnya program
dan rencana yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas,
kalau tidak ingin disebut tidak sempat berjalan. Disamping itu program dan rencana yang
disusun kurang memperhatikan potensi dan aspirasi dari berbagai pihak. Disamping putusan
individu/ pribadi, dan partai lebih dominan daripada kepentingan pemerintah dan negara.
Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak
sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia (liberalis, 1950 1957) dan etatisme (1958
1965).

Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah terjadi di Indonesia pada periode
tersebut dapat dilihat pada bukit-bukit berikut: Semakin rusaknya sarana-sarana produksi dan
komunikasi, yang membawa dampak menurunnya nilai eksport kita. Hutang luar negeri yang
justru dipergunakan untuk proyek Mercu Suar. Defisit anggaran negara yang makin besar,
dan justru ditutup dengan mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat dicegah
kembali.

Keadaan tersebut masih dipaparkan dengan laju pertumbuhan penduduk (2,8%) yang lebih besar
dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu, yakni sebesar 2,2%.

D. Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia Setelah Orde Baru

Iklim kebangsaan setelah Orde Baru menunjukkan suatu kondisi yang sangat mendukung untuk
mulai dilaksanakannya sistem ekonomi yang sesungguhnya diinginkan rakyat Indonesia.
Setelah melalui masa-masa
penuh tantangan pada periode 1945 - 1965, semua tokoh negara yang duduk dalam
pemerintahan sebagai wakil rakyat untuk kembali menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai-
nilai yang telah tersirat dalam UUD 1945.

Dengan demikian sistem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi Pancasila kembali satu-
satunya acuan bagi pelaksanaan semua kegiatan ekonomi selanjutnya.

Awal Orde Baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi, perbaikan, hampir di seluruh sektor
kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi. Rehabilitasi ini terutama ditujukan untuk:
Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem perekonomian yang
lama (liberal/ kapitalis dan etatisme/ komunis). Menurunkan dan mengendalikan laju inflasi
yang saat itu sangat tinggi, yang berakibat terhambatnya proses penyembuhan dan peningkatan
kegiatan ekonomi secara umum.

[Type text] Page 10


Tercatat bahwa : Tingkat inflasi tahun 1966 sebesar 650% Tingkat inflasi tahun 1967
sebesar 120% Tingkat inflasi tahun 1968 sebesar 85% Tingkat inflasi tahun 1969 sebesar
9,9%

Dari data di atas, menjadi jelas, mengapa rencana pembangunan lima tahun pertama
(REPELITA I) baru dimulai pada tahun 1969.

Sejak bergulirnya reformasi 1998, di Indonesia mulai dikembangkan sistem ekonomi


kerakyatan, di mana rakyat memegang peranan sebagai pelaku utama namun kegiatan ekonomi
lebiih banyak didasarkan pada mekanisme pasar. Pemerintah mempunyai hak untuk melakukan
koreksi pada ketidaksempurnaan dan ketidakseimbangan pasar.

Ciri-ciri ekonomi kerakyatan diantaranyaadalah sebagai berikut : Berkeadilan dengan prinsip


persaingan sehat
Memperhatikan pertumbuhan ekonomi, kepentingan sosial, dan nilai keadilan serta kualitas
hidup Mewujudkan pembangungan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Menjamin kesempatan bekerja dan berusaha Memperlakukan seluruh rakyat secara adil

E. Para Pelaku Ekonomi

a) Tiga Pelaku Ekonomi (Agen-agen pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi)

Dalam ilmu ekonomi mikro kita mengenal tiga pelaku ekonomi, yaitu: Pemilik faktor
produksi Konsumen Produsen

Maka jika dalam ilmu ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi : Sektor rumah
tangga Sektor swasta Sektor pemerintah Sektor luar negeri

Maka dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok (sering disebut
sebagai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi), yakni:

Sek. Swasta -> Koperasi -> Sek. Pemerintah Sek. Pemerintah -> Sek. Swasta -> Koperasi
Koperasi -> Sek. Pemerintah -> Sek. Swasta

E. PERANAN PEMERINTAH DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

Dalam sistem perekonomian Indonesia pemerintah memiliki peranan yang cukup besar yaitu
sebagai pelaku sekaligus sebagai pengatur kegiatan ekonomi.

Secara garis besar peranan pemerintah dalam perekonomian sebagai berikut:

1) Pemerintah berperan dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien. 2)


Pemerintah berperan dalam distribusi pendapatan dari golongan mampu ke golongan kurang
mampu. 3) Pemerintah berperan dalam menstabilkan perekonomian.

[Type text] Page 11

Anda mungkin juga menyukai