Anda di halaman 1dari 7

Nama

NIM
Prodi

: Gadis Novianti S. S.
: 14050404031
: S1 Pend. Tata Busana 2014 (B)

MARKETING MIX
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran
modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis
yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan dan dipadukan
oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar
sasaran (Kotler 2003: 78).
Bauran pemasaran adalah unsur atau elemen internal penting yang membentuk program
pemasaran sebuah organisasi. Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep universal yang
telah dikembangkan dalam pemasaran. (Ad. Payne, 1995:31).
Kotler dan Keller (2009: 24) juga menyatakan bahwa bauran pemasaran atau yang
sering disebut sebagai Empat P dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu, sudut pandang
penjual dan sudut pandang pembeli. Dari sudut pandang penjual, empat P merupakan
perangkat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Sedangkan, dari sudut
pandang pembeli empat P merupakan perangkat pemasaran yang dirancang untuk
memberikan manfaat bagi pelanggan. Komponen-komponen dari bauran pemasaran yang
sering disebut empat P tersebut antara lain: Produk (product), harga (price), tempat(place)
dan promosi (promotion).
Ada empat variabel dalam bauran pemasaran, yaitu:
a. Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar
sasaran.
b. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh
produk.
c. Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
pelanggan sasaran.
d. Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk
pelanggan membelinya.
Dari penjelasan diatas dapat digambarkan empat variabel bauran pemasaran dalam
Gambar berikut

1. Produk (Product)
a. Pengertian Produk
Menurut Kotler (2008 : 266) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan
kepada pasar untuk menarik perhatian, akusisi, penggunaan, atau konsumsi yang
dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Tjiptono (1997: 95) juga
menyatakan bahwa secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari
produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan
kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Situmorang (2011:170)
juga menyatakan bahwa produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi
keinginan ataupun kebutuhan.
Dalam mencari strategi pemasaran untuk tiap produk, pemasar mengembangkan
beberapa susunan klasifikasi produk yang didasarkan pada karakteristik produk.
Karakteristik produk tersebut adalah sebagai berikut:
1) Barang tahan lama, barang tidak tahan lama, dan jasa
Barang tahan lama adalah barang konsumsi yang digunakan selama kurun
waktu yang panjang dan yang biasanya tetap bertahan hingga banyak kali
penggunaan. Barang tidak tahan lama adalah barang konsumsi yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Dan jasa adalah
kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

2) Barang konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk
konsumsi pribadi. Yang termasuk barang konsumsi adalah barang konveniens,
barang toko, barang spesial, dan barang yang tidak dicari.
3) Barang industrial
Barang industrial adalah barang yang dibeli oleh individu dan organisasi
untuk diolah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan suatu bisnis.
Terdapat tiga kelompok barang industrial, yakni bahan dan suku cadang, barang
modal, serta suplais dan jasa.
b. Pengertian Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian di perusahaan,
karena kualitas produk berkaitan dengan kepuasan konsumen. Pengertian kualitas
produk menurut Kotler (2008 : 272) adalah karakteristik produk atau jasa yang
tergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang
dinyatakan atau diimplikasikan.
Laksana (2008:89) menyatakan bahwa kualitas terdiri dari dari sejumlah
keistimewaan produk, yang memenuhi keinginan pelanggan, dengan demikian
memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Produk dibuat atau dihasilkan untuk
memenuhi keinginan pelanggan sehingga suatu produk dapat dikatakan berkualitas
apabila sesuai dengan keinginan pelanggan. Garvin (Lovelock, 1987:367) dalam
Laksana (2008:89) menemukan 8 dimensi kualitas produk yang terdiri dari:
1) Performance (Performansi) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu
dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika
ingin membeli suatu produk, yaitu meliputi Faster (lebih cepat) berkaitan
dengan dimensi waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau
bagaimana untuk memperoleh produk ini, dan aspek Cheaper (lebih murah)
berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari
suatu produk yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
2) Feature (keistimewaan tambahan) merupakan aspek kedua dari performansi
yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan
pengembangannya.
3) Reliability (kehandalan) berkaitan dengan tingkat probabilitas atau
kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam
periode waktu tertentu, dengan demikian kehandalan merupakan karakteristik
yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam
penggunaan produk itu.
4) Conformance (konformansi) berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk
terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan, konformansi merefleksikan derajat dimana karakteristik desain
produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan, serta
sering didefenisikan sebagai konformansi terhadap kebutuhan (Conformance of
Requirements).
5) Durability (daya tahan) merupakan ukuran masa pakai suatu produk.
Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk itu.

6) Service Ability (kemampuan pelayanan) merupakan karakteristik yang berkaitan


dengan dengan kecepatan, keramahan / kesopanan, kompetensi, kemudahan
serta akurasi dalam perbaikan.
7) Aesthetics (estetika) merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari referensi atau pilihan
individual. Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan
dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu.
8) Perceived Quality (kualitas yang dirasakan) bersifat subyektif berkaitan dengan
perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk.
2. Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran (marketing mix) yang
penting dalam pemasaran produk. Menurut Tjiptono (1997:151) agar dapat sukses
dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya
secara tepat.
a. Pengertian Harga
Pengertian harga menurut Kotler (2008:62) harga adalah jumlah uang yang
harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk. Tjiptono (1997:151) juga
menyatakan bahwa harga merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur
lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya
(pengeluaran).
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya yang dikemukakan oleh Stanton dalam Angiopora (1999:174).
Dan menurut Carthy harga (price) adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu.
Tjiptono (1997:147) menyatakan bahwa Dari sudut pandang konsumen, harga
sering kali digunakan sebagi indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.
b. Peranan Harga
Menurut Tjiptono (1997:152) harga memiliki dua peranan utama dalam proses
pengamilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.
1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi dari harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi
yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga
dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya
belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga
dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang
dikehendaki.
2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa
harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

c. Tujuan Penetapan Harga


Tujuan penetapan harga menurut Situmorang (2011:163) , yaitu :
1) Tujuan berorientasi pada laba
Tujuan ini mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan
harga para pesaing. Pilihan ini cocok dalam tiga kondisi yaitu, tidak ada
pesaing, perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimum, harga bukanlah
merupakan atribut yang penting bagi pembeli.
2) Tujuan berorientasi pada volume
Tujuan ini dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengalahkan
pesaing. Pada tujuan ini perusahaan akan melihat harga yang dipatok oleh
kompetitor kemudian menetapkan harga diatas atau dibawahnya.
3) Tujuan berorientasi pada citra (Image)
Dalam tujuan ini, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan
jalan melakukan diferensiasi produk atau melayani pasar khusus. Biasanya
perusahaan memiliki value tinggi akan menerapkan premium pricing.
4) Tujuan stabilisasi harga
Tujuan ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga satu perusahaan dan harga
pemimpin industri.
5) Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau
menghindari campur tangan pemerintah.
d. Indikator Harga
Dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yang mencirikan harga yaitu
(Stanton, 1996) :
1) Keterjangkauan harga
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3) Kesesuaian harga dengan manfaat
e. Dasar Pricing
Ada empat dasar strategi penentuan harga (pricing), yang bisa dijelaskan secara
sederhana sebagai berikut:
1) Market-based pricing
Di sini penentuan harga ditentukan berdasarkan hukum penawaran dan
permintaan yang ada di pasar. Kalau permintaan meningkat sementara
penawarannya tetap atau malah menurun, sudah tentu harganya akan naik.
Begitu pula sebaliknya. Kalau pasokan barang berlimpah di pasar sementara
permintaan dari pelanggan tetap, harganya cenderung akan turun.
2) Cost-based pricing
Untuk menentukan harga jual, pertama-tama produsen menghitung
biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Kemudian
perusahaan menambahnya dengan besar margin kepada distributor dan besar
profit yang diinginkan kepada biaya tersebut, sehingga didapat hasil akhir
yang berupa harga jual.

3) Competitor-based pricing
Di sini perusahaan sudah punya data harga produk serupa dari pesaing
yang ada di pasar. Tinggal kemudian perusahaan menetapkan apakah akan
memasang harga di atas, di bawah atau pada tingkat harga rata-rata produk
serupa yang sudah ada di pasar.
4) Value-based pricing
Di sini perusahaan menetapkan harga berdasarkan nilai (value) produk
tersebut di mata pelanggan. Ini dilakukan jika produk tersebut merupakan
produk inovatif atau memang memiliki keunggulan daya saing yang kuat
dibanding produk lainnya.
3. Tempat (Place)
Saluran distribusi sering disebut saluran perdagangan atau saluran pemasaran.
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 : 285) saluran distribusi merupakan suatu
struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen,
dealer, pedagang besar, dan pengecer melalui nama sebuah komoditi produk atau jasa
dipasarkan. Perantara pemasaran merupakan lembaga atau individu individu yang
menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi, yaitu perantara pedagang dan perantara
agen.Alasan utama perusahaan menggunakan perantara adalah untuk membantu
meningkatkan efisiensi distribusi.
Menurut Kotler (2005 : 17) Tempat (Place) termaksud berbagai aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk membuta produk dapat di peroleh dan tersedia bagi
pelanggan sasaran. Lokasi sering pula disebut sebagai saluran distribusi yaitu suatu
perangkat organisasi yang saling tergantung dalam penyedia suatu produk atau jasa untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Sebelum produsen
mamasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan
dilakukan. Disini pengting sekali perantara memiliki saluran distribusinya. Pertanara
ialah sangat penting karena dalam segala hal, mereka lah yang berhubungan langsung
dengan konsumen.
4. Promosi (Promotion)
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 : 349) promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkanseseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukarandalam pemasaran. Tujuan utama promosi adalah
menginformasikan,mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan
sasarantentang pemasaran dan bauran pemasaran. Dengan memperhatikan haldiatas
maka dibutuhkan persiapan ataupun sarana promosi agar apa yangdiinginkan perusahaan
dapat memenuhi sasaran dan efisien.
Promosi ini secara garis besar memiliki tiga tujuan, yaitu untuk menginformasikan,
untuk membujuk, atau untuk mengingatkan pelanggan. Promosi bisa dipakai untuk
menginformasikan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya. Promosi juga bisa
dipakai untuk membujuk pelanggan untuk membeli sekarang juga atau supaya pelanggan
melakukan brand switching. Promosi sering juga digunakan untuk mempertahankan
brand awareness, mengingatkan pelanggan di mana harus membeli produk, dan
sebagainya.

Promosi menurut Kotler dan Amstrong (2001: 153) merupakan suatu program yang
memberi informasi kepada konsumen mengenai keunggulan produk.
a. Ragam alat promosi
Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 112) promosi mempunyai beragam
alat yang digunakan untuk meraih tujuan pemasarannya, antara lain:
1) Periklanan
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan
presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
2) Promosi penjualan
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
dari suatu produk atau jasa.
3) Hubungan masyarakat
Membangun hubungan yang baik dengan berbagai public perusahaan.
Hal ini dicapai dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan,
membangun citra korporasi, dan menangani atau mengatasi rumor, cerita
dan kegiatan-kegiatan yang tidak menguntungkan.
4) Penjualan personal
Salah satu (atau lebih) dari berbagai aktivitas berikut ini: memprospek,
berkomunikasi, melayani dan mengumpulkan informasi.
5) Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk
memperoleh tanggapan langsung dari konsumen.
Karena perkembangan zaman yang semakin maju, teori-teori mengenai
pemasaran/marketing juga mengalami perkembangan seperti marketing mix ini ada beberapa
orang yang berasumsi bahwa komponen penting dalam marketing mix bukan hanya 4
komponen diatas melainkan ada 7 komponen atau lebih dikenal dengan istilah 7P, yaitu :
a. Produk (Product)
b. Harga (Price)
c. Tempat/Saluran distribusi (Place)
d. Promosi (Promotion)
e. Proses (Proces)
f. Orang (People)
g. Fisik (Physical)
Sedangkan menurut Robert Lauterborn perkembangan zaman sudah merubah cara
berpikir konsumen dalam melakukan konsumsi, sehingga dia mengungkapkan bahwa
komponen marketing mix itu ada 4 komponen atau dapat disebut 4Cs yaitu :
a. Customer Value (not product)
b. Customer Costs (not price alone)
c. Convenience (not place)
d. Communication (not promotion)

Anda mungkin juga menyukai