Anda di halaman 1dari 3

Nama

NIM
Prodi

: Gadis Novianti S. S.
: 14050404031
: S1 Pend. Tata Busana 2014 (B)

HAK KONSUMEN
Hak
Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung
kepada kita sendiri. Contoh dari hak adalah:
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan;
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai;
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
nkri dari serangan musuh;dan
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
Hak-Hak Konsumen
Sebagai pemakai barang/jasa, konsumen memiliki sejumlah hak dan kewajiban.
Pengetahuan tentang hak-hak konsumen sangat penting agar orang bisa bertindak
sebagaikonsumen yang kritis dan mandiri. Tujuannya, jika ditengarai adanya tindakan yang
tidak adil terhadap dirinya, ia secara spontan menyadari akan hal itu. Konsumen kemudian
bisa bertindak lebih jauh untuk memperjuangkan hak-haknya. Dengan kata lain, ia tidak
hanya tinggal diam saja ketika menyadari bahwa hak-haknya telah dilanggar oleh pelaku
usaha.Berdasarkan UU Perlindungan konsumen pasal 4, hak-hak konsumen sebagai berikut :
a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang/jasa.
Tujuan utama konsumen dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa adalah
memperoleh manfaat dari barang/jasa yang dikonsumsinya tersebut. Perolehan manfaat
tersebut tidak boleh mengancam keselamatan jiwa dan harta benda konsumen, serta
harus menjamin kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.
b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi
serta jaminan yang dijanjikan .
Tentu saja konsumen tidak mau mengkonsumsi barang/jasa yang dapat mengancam
keselamatan jiwa dan hartanya. Untuk itu konsumen harus diberi kebebasan dalam
memilih barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Kebebasan memilih berarti tidak ada
unsur paksaan atau tipu daya dari pelaku usaha agar konsumen memilih barang/jasanya.
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang/jasa.
Sebelum memilih konsumen tentu harus memperoleh informasi yang benar
mengenai barang/jasa yang akan dikonsumsinya. Karena informasi inilah yang akan

menjadika landasan bagi konsumen dalam memilih. Untuk itu sangat diharapkan agar
pelaku usaha memberi informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai barang/jasanya.
d. Hak untuk didengar pendapat keluhannya atas barang/jasa yang digunakan.
Tidak jarang konsumen memperoleh kerugian dalam mengkonsumsi suatu
barang/jasa. Ini berati ada suatu kelemahan di barang dan jasa yang
diproduksi/disediakan oleh pelaku usaha. Sangat diharapkan agar pelaku usaha berlapang
dada dalam menerima setiap pendapat dan keluhan dari konsumen. Di sisi yang lain
pelaku usaha juga diuntungkan karena dengan adanya berbagai pendapat dan keluhan
pelaku usaha memperoleh masukan untuk meningkatkan daya saingnya.
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
Pelaku usaha tentu sangat memahami mengenai barang/jasanya. Sedangkan di sisi
lain konsumen sama sekali tidak memahami apa saja proses yang dilakukan oleh pelaku
usaha guna menyediakan barang/jasa yang dikonsumsinya. Sehingga posisi konsumen
lebih lemah dibanding pelaku usaha. Oleh karena itu diperlukan advokasi, perlindungan
dan upaya penyelesaian sengketa yang patut bagi konsumen. Patut berarti tidak memihak
kepada salah satu pihak dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa posisi konsumen lebih lemah dibanding posisi
pelaku usaha. Untuk itu pelaku usaha harus memberikan pembinaan dan pendidikan yang
baik dan benar kepada konsumen. Pembinaan dan pendidikan tersebut mengenai
bagaimana cara mengkonsumsi yang bermanfaat bagi konsumen, bukannya berupaya
untuk mengeksploitasi konsumen.
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskrimainatif.
Sudah merupakn hak asasi manusia untuk diperlakukan sama. Pelaku usaha harus
memberikan pelayanan yang sama kepada semua konsumennya, tanpa memandang
perbedaan idiologi, agama, suku, kekayaan, maupun status sosial. Lalu bagaimana
dengan perbedaan kelas bisnis dan kelas ekonomi pada maskapai penerbangan ? Atau
adanya nasabah prioritas pada bank ? Apakah ini merupakan bentuk diskriminasi karena
kekayaan ? Menurut saya hal ini bukan diskriminasi. Sebelumnya sudah ada perjanjian
antara konsumen dengan pelaku usaha. Kalau bayar sedikit, fasilitasnya seperti ini, kalau
menambah uang sekian, fasilitasnya akan bertambah.
h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau penggantian, jika barang/jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Inilah inti dari hukum perlindungan konsumen. Bagaimana konsumen yang rugi
karena mengkonsumsi barang/jasa memperoleh kompensasi ganti rugi atau penggantian.
Sebenarnya tujuan dari pemberian kompensasi, ganti rugi atau penggantian adalah untuk
mengembalikan keadaan konsumen ke keadaan semula, seolah-olah peristiwa yang
merugikan konsumen itu tidak terjadi.
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.
Hak konsumen sebenarnya sangat banyak dan bisa terus bertambah. Adanya
ketentuan ini membuka peluang bagi pemerintah untuk menjamin pemenuhan hak
konsumen yang tidak diatur pada ketentuan diatas.
Disamping hak-hak dalam pasal 4 juga terdapat hak-hak konsumen yang dirumuskan
dalam pasal 7, yang mengatur tentang kewajiban pelaku usaha. Kewajiban dan hak

merupakan antinomi dalam hukum, sehingga kewajiban pelaku usaha merupakan hak
konsumen. Selain hak-hak yang disebutkan tersebut ada juga hak untuk dilindungi dari
akibatnegatif persaingan curang. Hal ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa kegiatan
bisnisyang dilakukan oleh pengusaha sering dilakukan secara tidak jujur yang dalam hukum
dikenal dengan terminologi persaingan curang.
Di Indonesia persaingan curang ini diatur dalam UU No. 5 tahun 1999 tentang
larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, juga dalam pasal 382 bis
KUHP. Dengan demikian jelaslah bahwa konsumen dilindungi oleh hukum, hal ini terbukti
telah diaturnyahak-hak konsumenyang merupakan kewajiban pelaku usaha dalam UU No. 8
tahun 1999tentang perlindungan konsumen, termasuk didalamnya juga diatur tentang segala
sesuatuyang berkaitan apabila hak konsumen, misalnya siapa yang melindungi
konsumen, bagaimana konsumen memperjuangkan hak-haknya.

Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh dari kewajiban
adalah:
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh;
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya;
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia;dan
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Sebagaimana yang telah diatur oleh UUD 1945 maka kita harus melaksankan hak dan
kewajiban kita sebagai warga negara dengan tertib,yang meliputi:
1. Hak dan kewajiban dalam bidang politik;
2. Hak dan kewajiban dalam bidang sosial budaya;
3. Hak dan kewajiban dalam bidang hankam;dan
4. Hak dan kewajiban dalam bidang ekonomi.
Kewajiban Konsumen
Kewajiban Konsumen Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang Perlindungan
Konsumen,Kewajiban Konsumen adalah :
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

Anda mungkin juga menyukai