Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Sistem Kendali Mesin Listrik

NAMA : IZZATUL FITRI NADIA


NIM : 19130019

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021/2022
MOTOR AC & MOTOR DC

A. PENDAHULUAN

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energy listrik menjadi energy
mekanik ( gerak). Mesin listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila didalam
motor listrik tersebut terjadi proses konversi energy listrik menjadi energy mekanik.
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energy listrik
menjadi energy mekanik. Energy mekanik ini digunakan untuk misalnya memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor dan mengangkat bahan.
Motor listrik digunakan juga dirumah ( mixer, bor listrik, fan angin) dan di industry.

Penggunaan motor AC (Alternating Current) atau arus bolak-balik satu phasa saat
ini banyak digunakan diberbagai aplikasi. Salah satu penggunaan motor AC yang
sering ditemui yaitu terdapat diperabotan rumah tangga berupa mesin cuci dan
peralatan- peralatan yang serig dijumpai dalam rumah seperti kipas angin, AC, dan
yang lainnya.
Motor DC dapat digunakan untuk conveyor, elevator, extruders, peralatan bawah air,
material handling, kertas, plastik, karet dan peralatan tekstil.

B. MOTOR AC
Motor AC adalah sebuah motor listrik yang digerakkan oleh alternating current
atau arus bolak balik (AC). Umumnya, motor AC terdiri dari dua komponen utama
yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian yang diam dan letaknya berada di luar.
Stator mempunyai coil yang di aliri oleh arus listrik bolak balik dan nantinya akan
menghasilkan medan magnet yang berputar. Bagian yang kedua yaitu rotor. Rotor
adalah bagian yang berputar dan letaknya berada di dalam (di sebelah dalam stator).
rotor bisa bergerak karena adanya torsi yang bekerja pada poros di mana torsi tersebut
dihasilkan oleh medan magnet yang berputar. Motor listrik AC berfungsi untuk
merubah energi listrik dari arus listrik AC menjadi energi mekanis. Energi mekanis
yang terbangkitkan berupa energi putaran poros rotor motor listrik. 
C. KONSTRUKSI MOTOR AC

Gambar Konstruksi Motor AC

1. Konstruksi Stator

Stator adalah bagian yang diam atau statis dari motor. Stator tersusun
atas kumparan stator dan inti. Inti stator terbuat dari ratusan lempengan
laminasi tipis. Inti berfungsi sebagai dukungan mekanis sekaligus
kanalisasi fluks magnet yang akan dihasilkan. Stator berupa kumparan
yang dialiri dengan arus bolak-balik untuk menghasilkan medan magnet
yang berputar. Stator ini terbentuk atas lapisan plat-plat tipis dengan
sejumlah pole yang tersusun melingkar, seperti jari-jari pada roda. Seutas
kawat tembaga dililitkan sekian banyak lilitan/putaran di tiap-tiap pole.
Setiap lilitan yang mengitari inti besi akan menghasilkan fluks magnet
(elektromagnet). Elektromagnet inilah yang menjadi prinsip utama kerja
motor.

Gambar : Stator, Laminasi Stator, dan Lilitan Stator

2. Konstruksi Rotor Motor Listrik AC

Rotor adalah bagian berputar dari sirkuit elektromagnetik motor. Jenis


rotor yang paling umum digunakan pada motor induksi tiga fase
adalah rotor sangkar tupai (squirrel cage rotor). Disebut demikian dengan
rotor sangkar tupai karena konstruksinya mengingatkan pada roda latihan
berputar yang terdapat di beberapa kandang hewan peliharaan. Inti rotor
sangkar tupai dibuat dengan menumpukan laminasi baja tipis hingga
membentuk silinder. Daripada menggunakan gulungan kawat sebagai
konduktor, Conductor bar (batang konduktor) die cast ke dalam slot yang
ditempatkan secara merata di sekitar silinder. Kebanyakan rotor kandang
tupai dibuat dengan die casting aluminium untuk membentuk conductor
bar. Setelah die casting, Conductor bar rotor secara mekanis dan elektrik
dihubungkan dengan end ring. Rotor kemudian ditekan ke steel shaft
(poros baja) untuk membentuk rakitan rotor.

Gambar : Rotor, Laminasi Rotor, Penampang dalam Rotor

3. Rangka (Enclosure)

Enclosure terdiri dari sebuah frame dan dua End Bracket (bearing


housing). Stator dipasang di dalam frame. Rotor diletakkan di dalam
stator dengan sedikit celah udara yang memisahkannya dari stator. Tidak
ada hubungan fisik secara langsung antara rotor dan stator. Enclosure
melindungi bagian internal motor dari air dan elemen lingkungan
lainnya. Tingkat perlindungan tergantung pada jenis enclosure. Jenis
enclosure akan Kita bahas dimateri selanjutnya. Bearing, dipasang pada
poros (shaft), menopang rotor dan membiarkannya berputar. Beberapa
motor, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah, menggunakan
kipas yang juga dipasang pada poros rotor (rotor shaft), untuk
mendinginkan motor pada saat poros berputar.

Gambar Motor AC dan Penampang dalam Motor AC

D. MOTOR DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang mengubah energi listrik
arus searah (arus DC) menjadi energi mekanik. Motor DC memerlukan
suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut
stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor
(bagian yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar pada
medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah
arah pada setiap setengah putaran, yang merupakan tegangan bolak-
balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan
dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan
komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan
jangkar yang berputar dalam medan magnet.

E. KONSTRUKSI MOTOR DC

Motor DC terdiri dari beberapa komponen utama yang meliputi:

 Frame
 Shaft
 Bearing
 Field Winding (Stator)
 Armature (Rotor)
 Commutator
 Brush Assembly

1. Konstruksi Dasar Motor DC


Hubungan komponen listrik motor DC ditunjukkan
pada ilustrasi berikut. Field winding (stator) dipasang pada pole piece
(kutub) untuk membentuk elektromagnet. Pada motor DC kecil,
field/medan mungkin merupakan sebuah magnet permanen. Namun,
dalam field DC yang lebih besar, field/medan ini biasanya berupa
elektromagnet. Field winding dan pole piece dipasangkan ke frame.
Amature dimasukkan di antara field winding. Amature disupport oleh
bearing dan end bracket (tidak diperlihatkan). Carbon brushe menempel
pada commutator.

Gambar Anatomi Motor DC

1. Rangka (Frame)
Bagian motor DC yang satu ini merupakan pelindung (protektor) stator dan
rotor. Frame ini berfungsi melindungi semua komponen yang ada didalamnya.
Rangka juga berfungsi sebagai tempat mengalirkan fluks magnet yang timbul
dari kutub-kutub medan. Rangka dibuat dengan menggunakan bahan yang kuat
dan memiliki sifat feromagnetik, biasanya terbuat dari bahan cast steel atau baja
tuang atau baja lembaran yang berfungsi sebagai penopang mekanis dan juga
sebagai bagian dari rangkaian magnet.

Gambar Rangka Motor DC

2. Kumparan Medan (Stator)


Adalah susunan konduktor yang dibelitkan pada inti kutub. Partikel
penyusunnya terdiri atas beberapa komponen, diantaranya yaitu inti, belitan,
dan rangka stator. Pada bagian rangkanya dibuat menggunakan besi tuang.
Komponen ini merupakan bagian motor DC yang berupa lilitan kawat yang
akan menghasilkan medan magnet. Bagian ini merupakan bagian yang statis/
tidak bergerak.

3. Rotor Motor DC (Armature)

Armature atau rotor berputar di antara kutub field windings. Rotor terdiri dari
shaft, core, armature windings/gulungan rotor, dan commutator. Gulungan rotor
biasanya membentuk luka dan kemudian ditempatkan di slot inti atau core.
4. Komutator

Konstruksi dari komutator terdiri dari batangan tembaga yang dikeraskan


(drop forged) yang diisolasi dengan sejenis mika. Fungsi komutator ini adalah
mengumpulkan arus induksi dari konduktor jangkar dan mengkonversikan
menjadi arus searah melalui sikat. Secara mekanik motor DC merupakan alat
yang komplek dan cenderung banyak persoalan. Sebagai contoh, kotoran pada
komutator, dapat menghambat suplai listrik menuju jangkar. Beberapa jenis
perawatan dibutuhkan pada saat menggunakan motor DC, pada beberapa
pemakaian dengan lingkungan tertentu. Misalnya pada lingkungan asam, akan
memunculkan karat yang dapat merusak komutator. Akibatnya, gesekan antara
karbon dan komutator dapat menyebabkan arus jangkar yang dapat
membahayakan.
5. Sikat (Brushes) Motor DC

Carbon Brushe yang berada di sisi komutator berfungsi untuk memberikan


tegangan suplai ke motor. Motor DC secara mekanis kompleks yang mana dapat
menyebabkan masalah bagi mereka di lingkungan yang dapat merugikan hal
tertentu. Sejumlah perawatan diperlukan ketika menggunakan motor DC dalam
aplikasi industri tertentu. Korosi dapat merusak komutator. Selain itu, Gerakan
atau tindakan carbon brush terhadap komutator menyebabkan percikan api yang
mungkin bermasalah di lingkungan berbahaya.
F. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :


1. Motor AC adalah sebuah motor listrik yang digerakkan oleh alternating
current atau arus bolak balik (AC). Motor DC adalah jenis motor listrik yang
mengubah energi listrik arus searah (arus DC) menjadi energi mekanik.
2. Konstruksi motor AC terdiri dari : Stator, Rotor, dan Rangka (Enclosure)
3. Konstruksi motor DC terdiri dari :

 Rangka (Frame)
 As - Shaft
 Bearings
 Field Winding (Stator)
 Armature (Rotor)
 Commutator
 Brush Assembly (Sikat)
SAKLAR LISTRIK

A. PENDAHULUAN
Sakelar merupakan sebuah perangkat yang dibuat untuk mengendalikan aliran arus
listrik. Dengan kata lain, saklar dapat memutus atau menghubungkan arus listrik. Setiap
perangkat elektrik atau elektronik menggunakan setidaknya sebuah saklar untuk
menghidupkan atau mematikan perangkat tersebut.

Istilah yang disebut adalah ON atau OFF. Saat kontak saklar dalam keadaan ON, saklar
membuat rangkaian listrik menjadi tertutup atau terhubung dan arus listrik mengalir.

Saat kontak saklar dalam keadaan OFF, rangkaian listrik menjadi terbuka atau terputus dan
arus listrik tidak mengalir ke beban.

Terdapat banyak sekali pemakaian yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari seperti pada
rumah, industri, kendaraan, jalan raya, dan lain sebagainya. Pada beberapa penggunaan saklar
seperti pada instalasi gedung, terdapat dua atau lebih saklar yang saling terkoneksi untuk
mengendalikan beban listrik dari satu tempat atau lebih.

Berdasarkan cara kerjanya, saklar dibedakan menjadi 2 yaitu mekanik dan elektronik.

B. JENIS-JENIS SAKELAR

1. Saklar Mekanik, terdiri dari : 


 Single Pole Single Throw Switch (SPST)
 Single Pole Double Throw Switch (SPDT)
 Double Pole Single Throw Switch (DPST)
 Double Pole Double Throw Switch (DPDT)
 Push Button Switch
 Toggle Switch
 Limit Switch
 Float Switches
 Flow Switches
 Pressure Switches
 Temperature Switches
 Joystick Switch
 Rotary Switches

2. Saklar Elektronik terdiri dari


 Bipolar Transistors
 Power Diode
 MOSFET
 IGBT
 SCR
 TRIAC
 DIAC
 Gate Turn-Off Thyristor

a. Sakelar Mekanik

Sakelar mekanik merupakan saklar yang bekerja karena terjadi kontak fisik
terhadap saklar seperti sentuhan, tekanan, atau perpindahan. Saklar ini memiliki
beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan beberapa faktor seperti prinsip kerja, jumlah
kontak, jumlah sumber dan status koneksi, cara penggunaan dan konstruksinya, serta
yang lainnya.
Berdasarkan jumlah jalur masukan dan status koneksi, terdapat istilah pole dan throw.

• Pole menunjukkan jumlah jalur masukan (input) yang menjadi sumber listrik. Saklar
yang dibuat umumnya memiliki satu, dua, atau tiga pole.

• Throw menunjukkan jumlah status koneksi yang ditunjukkan oleh saklar. Umumnya


saklar yang dibuat memiliki single (1) atau double (2) throw. 

Pada saklar single throw, hanya terdapat satu status koneksi yaitu terhubung saja atau
terputus saja. Pada saklar double throw, terdapat dua status yaitu kontak 1 terputus dan
kontak 2 terhubung atau kontak 1 terhubung dan kontak 2 terputus. Beberapa jenis
diantaranya :

1. Single Pole Single Throw (SPST)

Saklar single pole single throw (SPST) merupakan saklar mekanik yang terdiri dari 2
terminal. Satu terminal input (pole) dan satu terminal output. Saklar ini adalah saklar yang
paling sederhana. Umumnya, saklar ini digunakan untuk rangkaian tunggal artinya hanya
digunakan untuk menghubungkan satu sumber dengan satu keluaran seperti saklar lampu.
Kontak SPST dapat berupa konfigurasi normally open atau normally closed.

2. Single Pole Double Throw (SPDT)

Saklar single pole double throw merupakan saklar mekanik yang terdiri dari 3 terminal yang
mana 1 terminal input dan 2 terminal output. Dengan menggunakan saklar ini, kita dapat
mengendalikan 2 rangkaian listrik agar bekerja bergantian. Sakelar ini digunakan sebagai
pergantian untuk menghubungkan input antara dua pilihan output. Kontak yang terhubung ke
input secara umum disebut kontak normally closed dan kontak yang akan terhubung selama
operasi ON adalah kontak normally open.
3. Double Pole Single Throw (DPST)

Saklar double pole single throw merupakan saklar mekanik yang terdiri dari 4 terminal yaitu
2 terminal input dan 2 terminal output. Saklar ini seperti 2 saklar SPST yang digabung. Dua
kontak pada saklar DPST saling terhubung secara mekanis. Ketika salah satu kontak
dioperasikan, maka kontak satunya juga akan aktif. Saklar ini cocok digunakan untuk
menghubungkan arus listrik pada dua jalur rangkaian berbeda secara bersamaan.

4. Double Pole Double Throw (DPDT)

Saklar double pole double throw merupakan saklar mekanik yang terdiri dari 6 terminal yaitu
2 terminal input dan 4 terminal output. Saklar ini seperti 2 saklar SPDT yang digabung.
Seperti pada saklar DPST, dua kontak pada saklar DPDT juga saling terhubung secara
mekanis. Saklar ini digunakan untuk menghubungkan arus listrik pada dua rangkaian berbeda
secara bersamaan dan sekaligus mengendalikan 2 pasang rangkaian agar bekerja bergantian.
Contohnya pada rangkaian motor DC (dinamo) 2 putaran. Kontak 1 dan 3 dapat digunakan
sebagai rangkaian putar kanan, sedangkan kontak 2 dan 4 digunakan sebagai rangkaian putar
kiri.
5. Two Poles Six Throw (2P6T)

Saklar 2P6T merupakan saklar mekanis yang terdiri dari 14 terminal yaitu 2 terminal input
dan 6 terminal output untuk masing-masing terminal input, sehingga totalnya 12 terminal
output. Umumnya saklar jenis ini digunakan sebagai saklar pada rangkaian dengan terminal
input biasa.

Berdasarkan cara pengoperasian dan konstruksinya, saklar dibedakan lagi menjadi


beberapa macam yaitu: 

1. Push Button (Tombol)

Secara bahasa, “push” berarti tekan dan “button” berarti tombol. Jadi push button berarti
tombol tekan. Push button merupakan saklar yang bekerja sesaat. Berbeda dengan saklar
sebelumnya, saklar ini akan kembali ke posisi normal ketika tidak ditekan atau dilepas.
Saklar ini bekerja selama ia ditekan dengan jari. Namun jika ia dilepas, ia akan kembali ke
posisi normal. Umumnya, push button memiliki sebuah pegas atau per yang berfungsi
mengembalikan push button ke kondisi normal. Saklar ini biasa digunakan pada rangkaian
pengunci yang dapat ditemui pada rangkaian motor AC. Push button memiliki 2 jenis yaitu
Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).

 Normally Open (NO)

Penamaan tombol ini didasarkan dari kondisi ketika ia tidak ditekan. Secara
bahasa, “normally” artinya secara normal dan “open” artinya terbuka. Jadi,
normally open merupakan tombol yang dalam keadaan normal atau tidak ditekan,
kontaknya dalam status terbuka atau tidak terhubung sehingga arus listrik tidak
dapat mengalir. Ketika ia ditekan, ia akan menghubungkan aliran arus listrik.
Tombol ini biasa digunakan untuk menghidupkan rangkaian.

 Normally Close (NC)

Kebalikan dari normally open, dalam keadaan normal, kontaknya dalam keadaan
terhubung sehingga arus listrik dapat mengalir. Ketika ditekan, ia akan memutus
aliran arus listrik. Biasanya tombol ini digunakan untuk mematikan rangkaian.

2. Toggle Switch

Toggle switch  terdiri dari sebuah tuas mekanik yang dapat diubah posisinya. Kita dapat
menekan tuas tersebut ke sudut sebaliknya untuk mengubah posisi. Saklar ini memiliki 2 atau
lebih posisi. Toggle switch dapat digunakan sebagai saklar pada lampu. Pada beberapa merk,
toggle switch ini dilengkapi pegas atau per untuk mengembalikan posisi tuasnya. Sehingga
tidak hanya sebagai saklar, tetapi juga bekerja sebagai tombol yaitu jika tuas dilepas, tuas
akan kembali ke posisi normal.

3. Limit Switch

Jika diartikan, limit switch berarti saklar pembatas. Sesuai namanya, saklar ini digunakan
untuk membatasi gerak suatu mesin berbasis listrik. Ketika mesin menekan tuas limit switch,
maka mesin tersebut akan berhenti. Dengan kata lain, saklar ini berguna untuk mencegah
terjadinya tabrakan. Contohnya pada lift, lift akan berhenti secara otomatis karena sistem
kontrolnya dimatikan oleh limit switch ini. Bayangkan jika tidak ada limit switch, lift tidak
akan berhenti bergerak sebelum membentur lantai dasar atau atap.

Limit switch terdiri dari sebuah tuas yang memiliki pegas di bawahnya. Pada ujung tuasnya
terdapat roller kecil. Roller ini berguna agar tidak terjadi gesekan antara tuas dengan benda
yang mengenainya. Limit switch juga ada yang berjenis NO dan NC.

4. Selector Switch

Selector switch merupakan saklar yang kontaknya dapat diputar. Dengan saklar ini, kita dapat
memilih 2 atau lebih posisi kontak. Contohnya pada saklar kipas angin. Kita dapat memilih
kecepatan kipas angin sesuai keinginan. Seperti toggle switch, pada beberapa merk terdapat
selector yang dilengkapi pegas.

5. Joystick Switch

Joystick swith terdiri dari sebuah tuas yang dapat diputar bebas ke segala arah. Jika dibanding
dengan selector switch, Saklar ini biasa digunakan pada alat yang membutuhkan pengendali
arah gerak seperti eskavator, remote control, dan lain-lain.

6. Pressure Switches
Sakelar ini biasanya digunakan dalam aplikasi industri untuk merasakan tekanan sistem
hidrolik dan perangkat pneumatik. Bergantung pada kisaran tekanan yang akan diukur,
sakelar tekanan ini diklasifikasikan menjadi pressure switch dengan diberoperasikan
diafragma, pressure switch tipe metal bellow, dan pressure switch tipe piston. Dalam semua
tipe pressure switch ini, elemen pendeteksi tekanan mengoperasikan serangkaian kontak
(yang bisa berupa kontak kutub ganda atau kutub tunggal).
Simbol sakelar ini terdiri atas setengah lingkaran yang terhubung ke garis di mana bagian
datar menunjukkan diafragma. Sakelar ini dapat berupa konfigurasi tipe normally open atau
normally closed.
7. Temperature Switches

Elemen penginderaan panas yang paling umum adalah bimetal strip yang beroperasi
berdasarkan prinsip ekspansi termal. Bimetalik strip dibuat dengan dua logam yang berbeda
(yang memiliki laju ekspansi termal yang berbeda) dan terikat satu sama lain, kontak saklar
dioperasikan ketika suhu menyebabkan strip menekuk atau membungkus.
Metode lain untuk mengoperasikan sakelar suhu adalah dengan menggunakan tabung gelas
merkuri, ketika bola lampu dipanaskan, merkuri dalam tabung akan mengembang dan
kemudian menghasilkan tekanan untuk mengoperasikan kontak.

b. Saklar Elektronik

Saklar elektronik merupakan saklar yang bekerja tanpa memerlukan kontak fisik.
Saklar ini menggunakan bahan semi konduktor. Bahan semi konduktor inilah yang
mempengaruhi kerja saklar elektronik.

Terdapat beberapa ragam saklar elektronik seperti transistor, triac, SCR dan sebagainya.
Berikut macam-macam saklar elektronik :

1. Transistor
Transistor memiliki 3 terminal yaitu base, collector, dan emitter. Arus listrik dari collector
dapat mengalir menuju ke emitter jika kaki base mendapat tegangan listrik. Jadi, ketika kaki
base transistor tidak mendapat tegangan, maka arus dari collector tidak dapat mengalir
menuju ke emitter. Prinsip kerja inilah yang membuat transistor dapat dijadikan sebagai
saklar. Transistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu NPN dan PNP.

2. MOSFET

MOSFET singkatan dari Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor yaitu saklar
unipolar yang dapat digunakan pada frekuensi tinggi. Saklar ini biasa digunakan pada
rangkaian daya pada perangkat elektronik. Saklar ini memiliki 3 terminal yaitu gate (input),
source (common), dan drain (output). Mosfet dikontrol oleh tegangan input yang masuk ke
kaki gate.

3. SCR

Silicon Controlled Rectifier (SCR) biasa digunakan untuk pengendali daya. Saklar ini
memiliki 3 terminal yaitu anoda (anode), katoda (cathode), dan gerbang (gate). SCR
dikendalikan melalui kaki input gate yang membuat arus listrik mengalir dari anoda ke
katoda.

4. TRIAC
TRIAC (TRIode AC) merupakan saklar yang mirip dengan SCR dimana 2 SCR digabung
saling terbalik dan hanya punya satu kaki gate. Saklar ini memiliki kemampuan yang tinggi
karena mampu mengendalikan daya listrik tegangan AC ber-amplitudo gelombang tinggi.
Seperti pada perangkat speed controllers, inverter, light dimmers, pressure control systems,
dan peralatan kontrol listrik AC lainnya.

C. KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Sakelar merupakan sebuah perangkat yang dibuat untuk mengendalikan aliran arus listrik
dan dapat memutus atau menghubungkan arus listrik.

2. Berdasarkan cara kerjanya, saklar dibedakan menjadi 2 yaitu mekanik dan elektronik.
Saklar Mekanik, terdiri dari : 
 Single Pole Single Throw Switch (SPST)
 Single Pole Double Throw Switch (SPDT)
 Double Pole Single Throw Switch (DPST)
 Double Pole Double Throw Switch (DPDT)
 Push Button Switch
 Toggle Switch
 Limit Switch
 Float Switches
 Flow Switches
 Pressure Switches
 Temperature Switches
 Joystick Switch
 Selector Switches
Saklar Elektronik terdiri dari :
 Bipolar Transistors
 Power Diode
 MOSFET
 IGBT
 SCR
 TRIAC
 DIAC
 Gate Turn-Off Thyristor

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai