Dosen Pengampu :
Kelas E
Disusun Oleh :
Kelompok K
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang sangat penting untuk membantu
berbagai masalah yang dihadapi manusia saat hidup di dunia, salah satunya keinginan
manusia yang selalu ingin menguasai segala hal yang bersifat materiel yang mengakibatkan
pada distribusi kekayaan yang kurang merata dalam suatu lingkup region sampai pada
lingkup negara. Maka dari itu pula, Fungsi Konsumsi dalam ilmu ekonomi Islam berusaha
untuk mengurangi kebutuhan material yang luar biasa. Pembatasan tersebut adalah salah satu
indikator perbedaan fungsi konsumsi pada ilmu ekonomi konvensional.
Secara pengertian konsumsi adalah menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia seperti makanan, pakaian, perumahan, barang-barang
kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, kebutuhan pribadi, dan sebagainya. Namun,
dalam kenyataannya masih banyak dijumpai sifat serakah manusia yang tak pernah merasa
puas mengingat hal itu, amat perlulah orang berhati-hati dalam mengonsumsi kekayaan. Oleh
karena itu, Islam mengajarkan kesederhanaan, kontrol diri dan kehati-hatian dalam
membelanjakan kekayaan.
Ada beberapa prinsip dasar konsumsi dalam ekonomi makro menurut Islam. Prinsip
ini juga merupakan salah satu pembeda dari konsep konsumsi dalam ekonomi makro
konvensional yang lebih mengarah pada untuk mencapai tingkat utilitas atau kepuasan
maksimal dengan pengorbanan tertentu, sementara dalam konsep konsumsi ekonomi islam
lebih mengarah pada pertengahan dalam mengkonsumsi dan juga membagi sumber daya
yang dimiliki untuk masyarakat yang lebih membutuhkan. Maka dari itu, dalam ekonomi
islam terdapat kewajiban untuk zakat dan Infak, Hal tersebut di karena kan untuk
memperkecil gap antara kaum miskin dan kaum kaya. Hal tersebut di dasar kan pada kedua
ayat Al – Qur’an berikut ini:
Allah SWT Tak Suka Orang yang Berlebih-lebihan. "Wahai anak cucu Adam! Pakailah
pakaianmu yang bagus di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan
berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (Al-A'raf
Ayat 31).
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan
berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (At – Taubah Ayat 103).
Dalam ayat tersebut semakin diperjelas bahwa konsep konsumsi dalam ekonomi islam
tidak lagi menekankan kepada utilitas/kepuasan maksimum dalam konsumsi tetapi
menekankan pada bagaimana kegiatan konsumsi bisa memberikan manfaat bagi dirinya
ataupun orang lain atau dalam kata lain tujuan konsumsi tersebut adalah untuk
memaksimalkan maslahat (Kebaikan).
Y=C+S
Sedangkan dalam konsep konsumsi ekonomi makro Islam dijelaskan oleh salah satu Hadits
Rasulullah saw yang maknanya adalah “Yang kamu miliki adalah apa yang telah kamu
makan dan apa yang kamu infakkan.”
C = a + bYd C = zY + fY
Yd = Y – Z – F atau Yd = Y – zY – fY
(Z dan F satu-satunya sumber)
z = hasrat zakat rata-rata (= Z/Y) Z = zakat
Dampak zakat dan infak terhadap ekonomi konvensional maupun ekonomi islam
Dalam prinsipnya, zakat memiliki peran untuk meningkatkan dan memeratakan
ekonomi masyarakat di suatu negara. Sebab, zakat diperoleh dari orang-orang yang
berpenghasilan diatas rata-rata untuk disalurkan dan diberikan kepada masyarakat yang
berpenghasilan kurang sehingga terciptanya pemerataan ekonomi. Sama dengan zakat,
infaq juga dapat mempengaruhi pemerataan ekonomi di suatu negara. Tetapi, pemerataan
tersebut tidak terlalu signifikan karena infak tidak bersifat wajib dan seluruh masyarakat
memiliki hak yang sama untuk menginfakkan hartanya atau tidak. Infak juga tidak
tersalurkan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan karena kebanyakan infak
yang dilakukan masyarakat ditujukan kepada masjid, panti asuhan, pondok pesantren dan
lainnya. Sedangkan dalam konsepnya, zakat mempengaruhi banyak aspek contohnya :
1. Menyebabkan fungsi konsumsi menjadi lebih landai akibat efek distributif.
2. Meningkatkan daya beli mustahiq yang akan meningkatkan konsumsi otonom
sehingga menggeser fungsi konsumsi keatas.
3. GAP atau kesenjangan antara orang miskin dan orang kaya semakin kecil.
4. Meningkatkan konsumsi agregat.