com/2010/01/22/prinsip-prinsip-produksi
BAB 8
PRINSIP-PRINSIP PRODUKSI
PENDAHULUAN
Kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan
produksilah yang menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para
konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, demikian pula
sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak
faktor produksi. Pada umumnya faktor produksi ini terdiri atas alam, tenaga kerja, modal
dan kewirausahaan. Keempat faktor produksi ini bekerjasama satu dengan lainnya untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dalam produksi permasalahan yang muncul tidak hanya
berkenaan dengan apa tujuan dan prinsip dasar dalam produksi, tetapi juga bagaimana
pengorganisasian faktor produksi serta penentuan harga input maupun output yang
sesuai dengan tujuan dari produksi.
Bab ini akan membahas prinsip-prinsip produksi dalam pandangan Islam. Bagian
awal akan mendiskusikan prinsip dasar produksi, misalnya definisi dan tujuan dari
produksi, sifat dan cakupannya, serta prinsip-prinsip dasar yang membedakannya
dengan prinsip produksi dalam ekonomi konvensional. Kompilasi pendapat dari
beberapa ekonom muslim disajikan dalam bagian awal ini. Selanjutnya prinsip-prinsip
dasar ini akan dielaborasi lebih lanjut, misalnya tentang ditolaknya Pareto Optimum dan
Given demand Hypothesis sebagai prinsip dasar produksi yang Islami serta pentingnya
orientasi terhadap kebajikan dan keadilan. Pada bagian akhir ditunjukkan beberapa
aturan syari’at Islam yang ternyata memberikan dorongan kuat bagi produksi. Bab ini
Boks 8.1
Al Qur’an telah memuat larangan secara tegas dan jelas terhadap beberapa perilaku
dan komoditas. Untuk larangan terhadap khmar dan judi, misalnya:
“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang judi dan khmar, maka katakanlah,
‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi
dosa keduanya lebih besar dari pada manfaatnya’. Dan mereka bertanya kepadamu
tentang apa yang mereka nafkahkan, maka katakanlah, ‘yang lebih dari keperluan’.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu seupaya kamu berfikir” (QS
Al Baqarah : 219).
1
Lihat misalnya pada Al Quran , surat Ibrahim : 32 –34, yaitu: “ Allah-lah yang telah menciptakan langit dan
bumi dan“ menurunkan
Hai orang-orang
air hujan dariyang
langit,beriman,
kemudian Diasesungguhnya (meminum)
mengeluarkan (dengan air itu) khamr, berjudi,
berbagai buah-buahan
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan
yang menjadi rezeki bagimu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu dapat berlayar di
keji, termasuk
lautan dengan perbuatan
kehendakNya, dan Dia syetan. Maka jauhilah
telah menundukkan (pula)perbuatan-perbuatan
sungai-sungai bagimu (32).itu agar kamu
Dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu hendak menimbulkan permusuhan (dalam orbitnya), dan telah
menundukkan bagimu siang dan malam (33). Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa
dan mohonkan
yang kamu kebencian di antara
kepadaNya. Dankamu lantaran
jika kamu (meminum)
menghitung nikmat khmar dan berjudi
Allah, niscaya tidaklah itu,
dapatdan
kamu
menghalangi
menghinggakannya. kamu dari
Sesungguhnya mengingat
manusia itu sangatAllah
dzalim dan sembahyang,
dan sangat mengingkarimaka berhentilah
(nikmat Allah)” (34).kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu) ”. (QS Al Maaidah : 90-91)
Lihat pula QS Al Maaidah: 3 dan 60, Al An’aam: 145, An Nahl: 115, dan lain-lain.
160 Pengantar Ekonomika Mikro Islami - MBHA
PENOLAKAN TERHADAP PARETO OPTIMALITY DAN
GIVEN DEMAND HYPOTHESIS
Pareto Optimality
Pareto Optimality merupakan kriteria efisiensi (efisiensi alokatif) yang
dicetuskan oleh seorang sosiolog dan ekonom Italy yang bernama V. Pareto. Kriteria
Pareto ini menyatakan bahwa efisiensi alokatif akan terjadi bila tidak mungkin lagi
dilakukan re-organisasi produksi sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak (yang
terlibat dalam kegiatan ekonomi: produsen –konsumen) merasa lebih sejahtera (better
Gambar 8.1
Pareto Optimum Mengabaikan Distribusi Kekayaan
U1
Efisiensi Alokatif Vs Keadilan Alokatif
Hasil perekonomian disebut efisien jika
Batas tidak ada orang yang bisa lebih sejahtera
Kemungkinan tanpa merugikan orang lain. Hal ini biasa
Utilitas digambarkan dengan garis kemungkinan
utilitas. Titik-titik pada garis kemungkinan
A utilitas di samping menggambarkan
kemungkinan efisiensi tertinggi yang
dapat dicapai, sementara titik B bukan
posisi efisiensi yang tertinggi. Bergerak
B dari titik A ke C akan mempengaruhi
kenaikan kepuasan orang kedua (U2),
C tetapi mengurangi kepuasan orang pertama
(U1). Apakah pergeseran ini dapat
diterima dengan baik oleh kedua
konsumen dan dipandang sebagai alokasi
U2 yang adil ?
3
Untuk menunjukkan good brand image bagi masyarakat maka banyak perusahaan melakukan berbagai
kegiatan sosial (charity), memberikan perhatian terhadap isu-isu lingkungan hidup (bahkan muncul konsep green
management), dan tentu saja memberikan kepuasaan yang maksimum (customer satisfaction) terhadap konsumennya.
Namun demikian hal-hal tersebut dilakukan tetap dalam kerangka untuk mencari keuntungan maksimum.
TUJUAN PRODUKSI
4
“Hai orang-orang yang beriman maukah kamu Aku tunjukkan kepada perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari adzab (siksa) yang pedih ? yaitu (kamu) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjiha
di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu apabila kamu mengetahui” (Qur’an, Ash
Shaaf: 10-12)
RANGKUMAN
Kegiatan produksi, sebagai mata rantai dari konsumsi dan distribusi, terikat
sepenuhnya dengan syari’at Islam. Kahf (1992) mendefinisikan kegiatan
produksi dalam perspektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak
KONSEP PENTING
7
Lebih detail lihat Metwally (1992, p. 131-137)
Y = f (F, G) (1)
Dimana
Y : tujuan perusahaan
F : tingkat keuntungan
G : pengeluaran untuk shadaqah atau amal shaleh
Jika M menunjukkan tingkat keuntungan aktual, maka dapat dibuat formulasi :
M=R–C–G (2)
Di mana
M : tingkat keuntungan aktual
R : penerimaan perusahaan keseluruhan (total revenue)
C : Biaya-biaya (variabel maupun tetap) total (total cost)
G : pengeluaran shadaqah
Jika p menunjukkan tingkat harga dan q menunjukkan kuantitas barang, maka:
R = p q, dan C = C (q) (3)
Kurva permintaan dalam model ini diasumsikan berlereng negatif, tetapi adanya
shadaqah akan dapat membantu meningkatkan permintaan terhadap produk perusahaan
(karena masyarakat penerima shadaqah akan menambah jumlah konsumen). Karenanya,
kita memperoleh:
dp/dq < 0 dan dp/dG < 0 (4)
D`
D
P
D`
D
MR MR`
q q` q
Al Qur’an menyebutkan pemanfaatan kuningan ketika menceritakan kisah Nabi Sulaiman a.s :
“… Dan kami alirkan cairan tembaga baginya”. (Saba’ : 12)
“Ketika besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata, ‘Berilah aku
tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu “ (Kahfi : 96)
INDUSTRI PERKAPALAN
Al Qur’an telah menceritakan bagaimana Nabi Nuh a.s dan uamtnya membangun sebuah
bahtera yang besar untuk menampung orang-orang yang beriman dari banjir besar. Kisah Nabi
Nuh ini misalnya :
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, … Dan
mulailah Nuh membuat bahtera… Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam
gelombang laksana gunung …” (Huud : 37,38,42)
“Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang
berlayar dengan pemeliharaan kami,…”(Al Qamar : 13-14)