Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERANAN PERDAGANGAN DAN MASALAH HUBUNGAN INTERNASIONAL


BAGI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan

Oleh:
Kelompok 13
Uci Rahma Wati (06031181924002)
Rantika Putri Natalia Batubara (06031281924064)
Winda Sanosa (06031281924068)
Friska Damayanti Parhusip (06031381924036)
Lekat Asia (06031381924054)

Dosen Pengampu
Deskoni, S.Pd., M.Pd
M. Akbar Budiman, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
I.I Latar Belakanng .................................................................................................. 3
I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
I.3 Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................ 5
2.1 Peranan Perdagangan Dalam Pembangunan ..................................................... 5
2.2 Neraca Pembayaran dan Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri ................. 9
2.1.1 Neraca Pembayaran ............................................................................... 9
2.1.2 Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri ............................................. 13

BAB III ........................................................................................................................ 17


PENUTUP.................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan era globalisasi pada zaman ini, mengakibatkan beberapa perkembangan
dan kemajuan sistem di berbagai bidang, khususnya di bidang ekonomi. Dalam definisi
ekonomi yang menyatakan bahwa ekonomi sendiri merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang kebutuhan manusia yang tak terbatas, dengan sumber daya yang terbatas. Dengan
begitu dapat dimengerti bahwasannya dalam suatu sistem ekonomi harus ada usaha tertentu
dalam lingkup daerah atau suatu negara yang dituntut untuk menyediakan dan memenuhi
kebutuhan rakyatnya dalam bentuk apapun yang merupakan kebutuhan primer maupun
sekunder. Di era yang telah mengalami banyak perubahan dalam berbagai sistem ini
pemerintah ataupun aktor di bidang ekonomi memiliki berbagai cara untuk memenuhi
kebutuhan yang diinginkan oleh para konsumen, salah satunya adalah dengan menjalin
hubungan perdagangan lintas batas negara dalam kancah internasional. Hubungan yang terjalin
dalam bidang ekonomi ini, biasanya ada dan diadakan karena rasa butuh dan saling
membutuhkan antar negaranya dalam penyediaan barang. Semisal negara Eropa yang
membutuhkan berbagai bahan rempah sehingga terpaksa mengimpor bahan rempah yang
cukup lengkap dari negara Indonesia atau negara yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan
yang diinginkan oleh rakyat atas bangsanya tersebut.

Hubungan lintas batas negara inilah yang biasa disebut dengan perdagangan
internasional. Dalam hubungan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu kesinambungan
antar negara yang melibatkan sistem diplomasi. Dalam bidang ekonomi ini diplomasi
perdagangan ikut berperan penting dalam keberlangsungan dan kelancaran perekonomian antar
negara. Diplomasi ekonomi atau perdagangan berguna untuk mencapai kesejahteraan ekonomi
suatu negara. Maka keberlangsungan sistem perdagangan internasional di suatu negara
merupakan salah satu variabel penting dalam pertumbuhan ekonomi, dan tidak mengherankan
bahwa seluruh bangsa di dunia khususnya bangsa Indonesia berupaya keras untuk mendorong
kerja sama perdagangan dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam setiap proses perdagangan internasional, pastilah ada suatu kasus yang mana
merugikan dan menguntungkan di salah satu pihak dari negara yang saling bersepakat tersebut.
Meninjau perkembangan zaman yang mana keinginan konsumen untuk membeli produk luar
negeri atau keinginan mengimpor barang lebih besar daripada mengekspor barang, sehingga

3
sering kali hal tersebut berdampak pada pemasukan APBN dan PBD (Produk Domestik bruto)
negara yang mana APBD dan PDB sendiri merupakan indikator kesejahteraan perekonomian
di suatu negara, dan dapat menjadi rujukan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat
(income). Hal ini juga akan berdampak pada pembangunan ekonomi suatu negara.

Dengan pembahasan di atas, kita tahu bahwasannya pada zaman yang semakin
berkembang ini tidak dimungkinkan adanya suatu negara yang dapat memenuhi seluruh
kebutuhannya sendiri tanpa mendapatkan bantuan dari negara lain. Dengan begitu pengadaan
atas perdagangan internasional dapat dilakukan sebagai upaya pengembangan ekonomi di
dalam suatu negara demi kemajuan dan perkembangannya. Sebagaimana telah dikatakan,
tampaknya kita perlu membahas beberapa hal yang mendalam mengenai peranan perdagangan
dan masalah hubungan internasional bagi negara sedang berkembang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini berdasarkan latar
belakang sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan perdagangan dalam pembangunan?


2. Bagaimana neraca pembayaran dan kebijaksanaan perdagangan luar negeri?
3. Bagaimana interdependesi global dan tata ekonomi dunia baru?

1.3 TUJUAN MASALAH

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini berdasarkan latar belakang dan rumusan
masalah sebelumnya yaitu:

1. Untuk mampu memahami peranan perdagangan dalam pembangunan


2. Untuk mampu memahami neraca pembayaran dan kebijaksanaan perdagangan
luar negeri
3. Untuk dapat memahami interdependesi global dan tata ekonomi dunia baru

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERANAN PERDAGANGAN DALAM PEMBANGUNAN

Guna mengetahui gambaran tentang pentingnya perdagangan kita di luar negeri,


ukuran yang bisa dipakai adalah dengan memperhatikan berapa persen produk domistik
bruto, dijual keluar negeri / dieksport dan berapa persen yang berasal dari luar negeri / yang
diimport ( Gilarso,1992). Perdagangan antar negara bersifat lebih komplek, karena
hubungan perdagangan internasional melintasi batas-batas negeri dan berhubungan dengan
negara dan pemerintah negara lain. Padahal setiap negara memiliki politik ekonomi
sendiri, mata uang sendiri, sistem tataniaga yang berbeda, peraturan bea cukai dan standart
mutu yang berbeda. Peranan perdagangan internasional menurut John Stuart Mill yaitu
perdagangan secara proporsional menghasilkan “ Suatu penggunaan kekuatan-kekuatan
produktif dunia yang lebih efisien”, sehingga hal ini dapat disebut sebagai keuntungan
ekonomis langsung. Terutama dari perdagangan luar negeri dan juga bisa dilihat secara
tidak langsung yang merupakan suatu kecondongan dari setiap perluasan pasaran guna
perbaikan proses produksi. Pembukaan suatu perdagangan luar negeri memperkenalkan
mereka dengan obyek-obyek baru atau merubah mereka untuk lebih mudah untuk memperoleh
barang-barang yang sebelumnya tidak terpikir dan akan memunculkan revolusi industri(
Meier,1999).
Antara perkembangan sektor perdagangan dengan perkembangan sektor-sektor lain
tentu ada hubungan yang sangat erat. Seoran sarjana terkemuka, Alfred Marshall pernah
berkata bahwa : faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan ekonomi dianggap atau
dimasukkan kedalam bidang perdagangan internasional. Atau dengan kata lain bahwa
perkembangan perdagangan luar negeri sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan suatu negara. Itu dapat dibuktikan bahwa pada abad ke 19 sampai awal
abad 21, yang mana Inggris mengalami revolusi industri besar-besaran. Dan ini tampaknya
akan berakibat pada kenaikan perdagangan dengan negara lain.
Selanjutnya peran perdagangan khususnya di Indonesia selain membawa dampak positif juga
tidak terlepas dari dampak negatif. Antara lain pada masa lampau bahwa yang mengalami
perkembangan yang cukup pesat adalah yang terkait dengan pasar luar negeri. Dan ini
tidak disertai dengan pertumbuhan disektor lainya. Dari sini kita bisa lihat bahwa
perdagangan luar negeri tidak berhasil bertindak sebagai penggerak perkembangan ekonomi

5
bangsa. Peran perdagangan luar negeri dari sisi negatifnya terutama dimasa lampau kita
mengandalkan modal asing untuk berinvestasi guna mengolah sumber-sumber daya alam
yang ada. Dari hasil pengolahan sumber-sumber alam yang menggunakan modal asing
tersebut ditransfer kenegara asal modal asing. Guna mengetahui gambaran tentang
pentingnya perdagangan kita di luar negeri, ukuran yang bisa dipakai adalah dengan
memperhatikan berapa persen produk domistik bruto, dijual keluar negeri / dieksport dan
berapa persen yang berasal dari luar negeri / yang diimport ( Gilarso,1992). Perdagangan
antar negara bersifat lebih komplek, karena hubungan perdagangan internasional melintasi
batas-batas negeri dan berhubungan dengan negara dan pemerintah negara lain. Padahal
setiap negara memiliki politik ekonomi sendiri, mata uang sendiri, sistem tataniaga yang
berbeda, peraturan bea cukai dan standart mutu yang berbeda. Peranan perdagangan
internasional menurut John Stuart Mill yaitu perdagangan secara proporsional menghasilkan
“ Suatu penggunaan kekuatan-kekuatan produktif dunia yang lebih efisien”, sehingga hal
ini dapat disebut sebagai keuntungan ekonomis langsung. Terutama dari perdagangan luar
negeri dan juga bisa dilihat secara tidak langsung yang merupakan suatu kecondongan
dari setiap perluasan pasaran guna perbaikan proses produksi. Pembukaan suatu
perdagangan luar negeri memperkenalkan mereka dengan obyek-obyek baru atau merubah
mereka untuk lebih mudah untuk memperoleh barang-barang yang sebelumnya tidak terpikir
dan akan memunculkan revolusi industri( Meier,1999). Antara perkembangan sektor
perdagangan dengan perkembangan sektor-sektor lain tentu ada hubungan yang sangat
erat. Seoran sarjana terkemuka, Alfred Marshall pernah berkata bahwa : faktor-faktor
yang menyebabkan perkembangan ekonomi dianggap atau dimasukkan kedalam bidang
perdagangan internasional. Atau dengan kata lain bahwa perkembangan perdagangan luar
negeri sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan suatu negara. Itu dapat
dibuktikan bahwa pada abad ke 19 sampai awal abad 21, yang mana Inggris mengalami
revolusi industri besar-besaran. Dan ini tampaknya akan berakibat pada kenaikan
perdagangan dengan negara lain.
Selanjutnya peran perdagangan khususnya di Indonesia selain membawa dampak
positif juga tidak terlepas dari dampak negatif. Antara lain pada masa lampau bahwa
yang mengalami perkembangan yang cukup pesat adalah yang terkait dengan pasar luar
negeri. Dan ini tidak disertai dengan pertumbuhan disektor lainya. Dari sini kita bisa
lihat bahwa perdagangan luar negeri tidak berhasil bertindak sebagai penggerak
perkembangan ekonomi bangsa.

6
Peran perdagangan luar negeri dari sisi negatifnya terutama dimasa lampau kita
mengandalkan modal asing untuk berinvestasi guna mengolah sumber-sumber daya alam
yang ada. Dari hasil pengolahan sumber-sumber alam yang menggunakan modal asing
tersebut ditransfer kenegara asal modal asing.
Guna mengetahui gambaran tentang pentingnya perdagangan kita di luar negeri, ukuran
yang bisa dipakai adalah dengan memperhatikan berapa persen produk domistik bruto, dijual
keluar negeri/diekspor dan berapa persen yang berasal dari luar negeri yang diimport (Gilarso,
1999).

Perdagangan antar negara bersifat lebih komplek, karena hubungan perdagangan


internasional melintasi batas-batas negeri dan berhubungan dengan negara dan pemerintah
negara lain. Padahal setiap negara memiliki politik ekonomi sendiri, mata uang sendiri, sistem
tata niaga yang berbeda, peraturan bea cukai dan standart mutu yang berbeda. Peranan
perdagangan internasional menurut John Stuart Mill yaitu perdagangan secara proporsional
menghasilkan “Suatu penggunaan kekuatan-kekuatan produktif dunia yang lebih efisien”,
sehingga hal ini dapat disebut sebagai keuntungan ekonomis langsung. Terutama dari
perdagangan luar negeri dan juga bisa dilihat secara tidak langsung yang merupakan suatu
kecondongan dari setiap perluasan pasaran guna perbaikan proses produksi. Pembukaan suatu
perdagangan luar negeri memperkenalkan mereka dengan obyek-obyek baru atau merubah
mereka untuk lebih mudah untuk memperoleh barang-barang yang sebelumnya tidak terpikir
dan akan memunculkan revolusi industry (Meier, 1999)

Antara perkembangan sektor perdagangan dengan perkembangan sektor-sektor lain


tentu ada hubungan yang sangat erat. Seorang sarjana terkemuka, Alfred Marshall pernah
berkata bahwa : faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan ekonomi dianggap atau
dimasukkan kedalam bidang perdagangan internasional. Atau dengan kata lain bahwa
perkembangan perdagangan luar negeri sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan
suatu negara. Itu dapat dibuktikan bahwa pada abad ke 19 sampai awal abad 21, yang mana
Inggris mengalami revolusi industri besar-besaran. Dan ini tampaknya akan berakibat pada
kenaikan perdagangan dengan negara lain.

Selanjutnya peran perdagangan khususnya di Indonesia selain membawa dampak


positif juga tidak terlepas dari dampak negatif. Antara lain pada masa lampau bahwa yang
mengalami perkembangan yang cukup pesat adalah yang terkait dengan pasar luar negeri. Dan
ini tidak disertai dengan pertumbuhan disektor lainya. Dari sini kita bisa lihat bahwa

7
perdagangan luar negeri tidak berhasil bertindak sebagai penggerak perkembangan ekonomi
bangsa. Peran perdagangan luar negeri dari sisi negatifnya terutama dimasa lampau kita
mengandalkan modal asing untuk berinvestasi guna mengolah sumber-sumber daya alam yang
ada. Dari hasil pengolahan sumber-sumber alam yang menggunakan modal asing tersebut
ditransfer kenegara asal modal asing. Jadi keuntungan dan usaha tersebut tidak terjadi dinegara
pemilik sumber-sumber daya alam. Ini sebagai akibat dimana kita mengandalkan sektor yang
modern dalam hal ini perdagangan luar negeri, tetapi tidak disertai pertumbuhan pada sektor
yang lain.

Yang kedua, hubungan kita dengan luar negeri membuka pengaruh terhadap pasaran
luar negeri yang kita namakan sebagai “demonstration effect”. Demosntration efek berarti
bahwa dikalangan rakyat Indonesia timbul keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang
yang dikonsumsi oleh orang-orang diluar negeri / mengikuti pola konsumsi orang luar negeri.
Yang mana bahwa seharusnya pendapatan yang diperoleh untuk ditabung jadi berkurang dan
dipakai untuk penambahan konsumsi yang semakin meningkat.

Efek negatif yang ketiga, adalah Term Of Trade yang sangat tidak menguntungkan bagi
kita yang didapat pada umumnya di negara-negara penghasil bahan mentah atau negara-negara
sedang berkembang seperti Indonesia. Karena nilai tukar atau perbandingan nilai yang
merugikan bagi negara penghasil bahan mentah. Sehingga untuk mendapatkan suatu barang
hasil industri yang sama diperlukan lebih banyak sebagai barang-barang mentah.

Selain sisi negatif, juga terdapat banyak sisi positifnya dari perdagangan luar negeri,
yang mana dapat dilihat dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Pengaruh
langsung yang pertama, yaitu pengaruh pada pendapatan baik bagi eksportir maupun para
importir / produsen. Kalau eksport meningkat pendapatan pedagang akan meningkat begitu
pula para produsen. Yang mana orang-orang ini berhubungan langsung dengan bidang
perdagangan. Yang kedua kesempatan kerja, yang mana semakin besar produksi maka makin
besar kesempatan kerja tersedia dikomoditi tersebut.

Peranan penting justru terdapat pada pengaruh tidak langsung. Pengaruh tidak langsung
yang pertama, semakin besar eksport berarti devisa semakin meningkat. Seperti yang sudah
kita ketahui bersama bahwa kenaikan kemampuan mengeksport akan meningkatkan
kemampuan untuk mengimport. Untuk negara-negara berkembang, hasil dari eksport
dipergunakan untuk mengimport barang-barang modal dan bahan baku untuk pembangunan

8
bangsa. Semakin meningkat kemampuan untuk mengeksport maka semakin kecil
ketergantungan kepada pinjaman luar negeri.

Pengaruh posisit tidak langsung kedua, pengaruh terhadap arus modal atau tranfer
modal. Kenyataan menunjukkan bahwa lintas modal secara internasional kebanyakan
mengikuti arus barang. Arus barang secara internasional tidak terlepas dari perdagangan.
Makin maju perdaganganya makin mudah suatu negara mendapatkan modal di pasaran
internasional.

Dan tidak kalan pentingnya bahwa perdagangan internasional juga merupakan suatu
cara untuk transfer teknologi. Dengan adanya peningkatan perdagangan dengan luar negeri kita
sekaligus juga belajar teknologi dibidang perdagangan baik cara-cara untuk melakukan bisnis,
teknis-teknis marketing, maupun manajemen.

2.2 NERACA PEMBAYARAN DAN KEBIJAKSANAAN PERDAGANGAN LUAR


NEGERI

2.2.1 Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran meliputi semua nilai barang dan jasa, transfer-transfer (hadiah,
hibah, bantuan asing), transaksi modal (pinjaman dan utang) dan semua transfer keyataan resmi
serta tabungan internasional yang dilaksanakan selama kurun waktu tertentu. Jadi neraca
pembayaran adalah suatu catatan sistematis yang mampu memberikan informasi mengenai
transaksi-transaksi ekonomi internasional yang sudah dan sedang dilakukan oleh suatu negara
dengan negara lain, dinilai dengan mata uang pada setiap periodenya (biasanya setahun sekali).

Neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah negara dengan negara lain,
yang meliputi transaksi internasional sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Surplus atau defisitnya dapat dilihat melalui lalu lintas moneter atau cadangan devisa.
Surplus adalah saldo neto neraca pembayaran bertanda negatif-kenaikan cadangan devisa,
sedangkan defisit adalah saldo neto neraca pembayaran bertanda positif-penurunan cadangan
devisa.

Adapun tujuan dari neraca pembayaran yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil langkah-langkah di


bidang ekonomi. Bidang ekonomi disini termasuk ekspor dan impor, hubungan utang

9
piutang, hubungan penanaman modal, dan hubungan lainnya yang menyangkut neraca
pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijkan di bidang
moneter dan fiskal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh hubungan
ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan di bidang
politik perdagangan Internasional.

Neraca pembayaran internasional terdiri dari beberapa transaksi. Transaksi-transaksi


dalam neraca pembayaran intenasional tersebut perlu dibedakan satu sama lain, yaitu transaksi-
transaksi mana yang merupakan transaksi kredit dan transaksi mana yang merupakan transaksi
debet. Hal ini dilakukan karena tanpa adanya pembedaan ini suatu neraca pembayaran
intenasional tidak akan mempunyai arti sama sekali. Dalam menggolong-golongkan transaksi-
transaksi intenasional ke dalam transaksi kredit dan transaksi debet adapun prinsip-prinsip yang
perlu kita perhatikan adalah :

1. Suatu transaksi merupakan transaksi kredit, apabila transaksi tersebut timbulnya


atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang
mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut untuk menerima
pembayaran dari negara lain.
2. Suatu transaksi merupakan transaksi debit, apabila transaksi tersebut
mengakibatkan timbulnya atau bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara
yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran
kepada penduduk negara lain.

Transaksi internasional diartikan sebagi aktivitas pertukaran barang, jasa, atau asset
antara penduduk dari suatu negara dengan penduduk dari negara lain. Istilah penduduk di sini
tidak hanya menunjuk pada individu, namun juga perusahaan, unit-unit ekonomi pada
umumnya, dan bahkan pemerintah. Namun, hadiah dan beberapa bentuk transfer (yang tidak
disertai dengan pembayaran) juga dimasukkan dalam pencatatan neraca pembayaran dari suatu
negara.

Komponen Neraca Pembayaran Luar Negeri

Pada dasarnya neraca pembayaran terdiri dari 2 (dua) komponen. Komponen pertama
adalah neraca perdagangan (balance of trade), merupakan selisih nilai ekspor dan nilai impor

10
suatu barang. Neraca perdagangan yang mengalami surplus berarti bahwa ekspor barang lebih
besar daripada impor barang. Akan tetapi jika negatif berarti nilai impor barang lebih besar
daripada nilai ekspornya.

Sedangkan komponen kedua adalah neraca jasa yang merupakan selisih antara ekspor
jasa dan impor jasa. Neraca jasa positif menunjukkan bahwa ekspor jasa lebih besar daripada
impor jasa, dan jika bernilai negatif bila impor jasa lebih besar dari ekspornya.

Apabila kedua komponen tersebut, yaitu neraca perdagangan dan neraca jasa digabung,
maka akan diperoleh neraca transaksi berjalan atau current account.

Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)

Neraca transaksi berjalan merupakan gabungan dari neraca perdagangan dan neraca
jasa. Neraca transaksi berjalan (current account) di dalamnya mencatat segenap arus
perdagangan barang dan jasa serta transfer unilateral (satu arah).

Kategori utama dari transaksi atau perdagangan jasa adalah transaksi untuk jasa
perjalanan dan transportasi, penerimaan dan pengeluaran atas investasi asing, serta transaksi-
transaksi militer. Transfer unilateral umumnya mengacu pada kiriman atau pemberian dana
dari individu dan pemerintah domestik kepada pihak asing, serta berbagai kiriman dari pihak
asing (pemerintah maupun individu) kepada pihak domestik (pemerintah atau individu)
pendapatan dari ekspor barang dan jasa, serta penerimaan transfer unilateral masuk kedalam
neraca transaksi berjalan sebagai kredit (+) karena transaksi itu membawa penerimaan
pembayaran dari pihak luar negeri. Sebaliknya, pengeluaran untuk impor barang dan jasa serta
pengeluaran transfer unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan sebagai debet (-)
karena hal itu mengakibatkan kewajiban pembayaran pihak domestik kepada pihak luar negeri.

Transaksi ekspor meliputi ekspor barang dan ekspor jasa. Ekspor barang meliputi
barang-barang yang bisa dilihat secara fisik seperti minyak, kayu, tembakau, timah dan
sebagainya. Ekspor jasa misalnya penjualan jasa-jasa angkutan, tourisme, dan asuransi. Dalam
transaksi jasa ini termasuk juga pendapatan dari investasi capital di luar negeri. Impor barang
misalnya barang konsumsi, bahan mentah untuk industri. Sedangkan impor jasa meliputi
pembelian jasa-jasa dari penduduk negara lain. Termasuk dalam impor jasa adalah pembayaran
pendapatan (bunga, deviden, atau keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh
penduduk negara lain.

11
Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus transaksi berjalan
menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Ini berarti bahwa suatu Negara
mengalami akumulasi kekayaan valuta asing, sehingga mempunyai saldo (+) dalam investasi
luar negeri. Sebaliknya defisit transaksi beijalan berarti impor lebih besar daripada ekspor,
sehingga terjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi berjalan
sangat erat hubungannya dengan pendapatan nasional, karena ekspor dan impor merupakan
komponen penghasilan nasional.

Neraca Modal (Capital Account)

Pada dasarnya neraca modal merupakan bagian dari neraca pembayaran yang khusus
mencatat arus masuk dan arus keluar dari pinjaman dan investasi asing, serta segenap
pembayaran bunga dan cicilan hutang. Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta
kekayaan (asset) negara di luar negeri dan asset luar negeri di negara itu, di luar asset cadangan
pemerintah.

Kenaikan dalam aset negara di luar negeri dan pengeluaran dalam aset luar negeri di
negara itu (selain daripada aset pemerintah) merupakan arus keluar modal (capital outflow)
atau debet (-), karena hal itu menyebabkan pembayaran kepada pihak asing. Dilain pihak
penurunan dalam asset negara tersebut di luar negeri dan kenaikan asset luar negeri di negara
itu adalah arus masukan modal (capital) atau kredit karena hal itu menimbulkan penerimaan
dari orang asing. Transaksi modal dapat dibagi dua, yaitu :

a. Transaksi modal jangka pendek, meliputi :

➢ Kredit untuk perdagangan dari negara lain (transaksi kredit) atau kredit perdagangan
yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet).
➢ Deposito bank di luar negeri (transaksi debet) atau deposito bank didalam negeri milik
penduduk negara lain (transaksi kredit).
➢ Pembelian surat berharga luar negeri jangka pendek (transaksi debet) atau penjualan
surat berharga dalam negeri jangka pendek kepada penduduk negara lain (transaksi
kredit).

b. Transaksi modal jangka panjang, meliputi :

12
➢ Investasi langsung di luar negeri (transaksi debet) atau investasi asing di dalam negeri
(transaksi kredit).
➢ Pembelian surat-surat berharga jangka panjang milik penduduk negara lain (transaksi
debet) atau pembelian surat-surat berharga jangka panjang dalam negeri oleh penduduk
asing (transaksi kredit).
➢ Pinjaman jangka panjang yang diberikan kepada penduduk negara lain (transaksi debet)
atau pinjaman jangka panjang yang diterima dari penduduk negara lain (transaksi
kredit).

Jadi setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan maupun penurunan kekayaan
suatu negara di luar negeri merupakan aliran modal keluar (masuk) atau merupakan transaksi
debet (kredit). Demikian juga setiap transaksi modal yang menyebabkan kenaikan (penurunan)
kekayaan asing di dalam negeri merupakan aliran modal masuk (keluar) atau merupakan
transaksi debet (kredit).

Cadangan Devisa

Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh
bank sentral. Bank Sentral di Indonesia sampai saat ini diberi nama Bank Indonesia. Dana
cadangan devisa ini digunakan untuk membiayai impor dan kewajiban lain kepada pihak asing,
seperti pembayaran pinjaman luar negeri. Besar kecilnya cadangan devisa tergantung pada
neraca pembayaran. Cadangan devisa berasal dari dua sumber, yaitu pendapatan ekspor bersih
atau surplus neraca modal.

Selisih Perhitungan

Rekening ini merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak
persis sama dengan nilai transaksi-transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih perhitungan
ini maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari suatu neraca pembayaran internasional
akan selalu sama (balance).

2.2.2 Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri

Kebijaksanaan dalam bidang perdagangan luar negeri (ekspor) diarahkan pada


peningkatan daya saing serta perluasan pasar luar negeri. Pencapaiannya ditempuh melalui
upaya peningkatan efisiensi produksi, perbaikan mutu komoditas, jaminan kesinambungan dan
ketepatan waktu penyerahan serta penganekaragaman produk dan pasar. Untuk mendukung
kesemuanya itu, dilakukan penyempurnaan sarana dan prasarana perdagangan, termasuk

13
jaringan informasi pasar, peningkatan promosi dan peningkatan akses pasar melalui kerjasama
perdagangan internasional, serta pemantapan sarana dan prasarana penunjang ekspor (antara
lain perkreditan, perasuransian, lalu lintas keuangan dan perangkat hukum).

Sedang kebijakan di bidang impor ditujukan untuk memenuhi kebutuhan barang dan
jasa, memenuhi kebutuhan barang dan jasa, terutama barang modal, bahan baku dan bahan
penolong untuk industri di dalam negeri serta penghematan penggunaan devisa khususnya
yang digunakan untuk mengimpor barang-barang mewah. Pemerintah akan membatasi impor
barang dan jasa bagi kebutuhannya, kecuali untuk barang dan jasa yang memang sangat
dibutuhkan dan tidak dapat dihasilkan di dalam negeri. Pengadaan barang-barang kebutuhan
pemerintah senantiasa mengutamakan penggunaan hasil produksi dalam negeri.

Memasuki2009, hampir semua negara mengagendakan kelanjutan kebijakan fiskal. Siasat


pemerintah guna menyikapi pengaruh negatif rentetan krisis keuangan global. Pemerintah
Indonesia pun bereaksi cepat dgn menurunkan harga bahan bakar minyak. Namun penurunan
untuk ketiga kalinya itu ternyata belum efektif mendongkrak daya beli masyarakat. Di sisi lain,
kita juga dihadapkan pada ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja yang terus berlanjut
akibat melemahnya perekonomian dunia.

Jika dicermati, penanganan kebijakan ekonomi selama empat tahun terakhir ini lebih
didasarkan pada politik anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang sarat dengan
muatan politis dan birokratis. Akibatnya, pemerintah sering lamban dan kurang mampu
merespons peluang besar dalam bingkai sosial, politik, dan keamanan yang stabil. Padahal,
membukukan pertumbuhan double digit, seperti halnya Cina dan India, sangat berpeluang
dimiliki negeri ini. Syaratnya, politik APBN yang durasinya sangat pendek (single years) dan
berciri fire fighting approach harus segera ditinggalkan.
Sejak 1998, APBN kita terbelengu oleh tingginya beban utang akibat rekapitalisasi obligasi
perbankan. Belum lagi persoalan kemiskinan, pengangguran, dan tenaga kerja yang belum
terselesaikan. Kondisi ini diperparah dengan masalah nilai tukar yang ”pseudo”-stabil.
Sejatinya, persoalan nilai tukar ini tidaklah berkaitan dengan kebijakan yang dianut Pemerintah
Indonesia, baik sebelum maupun sesudah krisis 1998. Selama ini, pemerintah menganut prinsip
pengetatan likuiditas dengan menaikkan suku bunga, dengan harapan dapat mengurangi
spekulasi mata uang.

Solusi persoalan diatas kuncinya terletak pada optimalisasi manajemen utang pemerintah.
Restrukturisasi utang, termasuk perubahan UU untuk menjadikan pembayaran utang, misalnya,

14
tidak lebih 15% dari total APBN, setidaknya akan mampu mengurangi beban akut
perekonomian Indonesia.

Berdasarkan studi empiris berbagai negara pasca-krisis Asia 1998, terbukti bahwa tidak ada
satu pun sistem nilai tukar yang menjamin stabilitas nilai tukar. Cina dan India bisa menjadi
contoh ekstremnya. Langkah Cina dengan free float-nya dan fixed exchange rate yang
diterapkan India ternyata mampu menghasilkan stabilitas nilai tukar selama satu dasawarsa
terakhir. Dengan itulah mereka berhasil menyerap investasi asing langsung sehingga
memperkuat surplus neraca pembayarannya.

Analisis ekonom Iwan Jaya Azis, yang secara tegas menyatakan tidak ada hubungan antara
kenaikan suku bunga & nilai tukar. Hal penting yang harus dilakukan pd situasi krisis adalah
penguatan ekonomi domestik dengan menjaga konsumsi rumah tangga, peningkatan
produktivitas,& daya beli masyarakat.

Sesungguhnya penguatan itu sangat berpeluang didapatkan. Apalagi, tren pembentukan produk
domestik bruto Indonesia menunjukkan bahwa komponen konsumsi rumah tangga
memberikan kontribusi terbesar, yang disusul oleh investasi, belanja pemerintah, dan
perdagangan luar negeri (ekspor dan impor). Sedangkan komponen net ekspor yang merupakan
penghasil devisa justru mengalami penurunan sejak dua tahun terakhir. Bahkan, pada triwulan
ketiga 2008, kontribusinya mengalami kontraksi negatif sebesar 0,1%.

Kisah sukses Cina dalam mengakumulasi cadangan devisa hampir dua kali lipat dalam tempo
singkat mestinya menjadi pegangan bagi Indonesia ke depan. Bayangkan, hanya dalam kurun
waktu dua tahun, cadangan devisa “negeri tirai bambu” itu meningkat US$ 1 trilyun menjadi
US$ 1,975 trilyun pada akhir Desember lalu. Inilah konsekuensi logis dari besaran nilai net
ekspor dan modal langsung ke dalam negeri yang fantastis.

Tingginya kinerja pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari tingkat kepercayaan dunia usaha
yang terefleksi pada stabilitas nilai tukar dan posisi cadangan devisa pemerintah. Adapun
cadangan devisa merupakan konsekuensi surplusnya neraca pembayaran. Untuk menjaga
neraca itu tetap surplus, penguatan investasi langsung dan pinjaman pemerintah serta kinerja
ekspor setelah dikurangi impor harus diupayakan agar tetap positif.

Dalam situasi ekonomi yang carut-marut, Indonesia harus tegas memutuskan politik
ekonominya yang berbasis ”resourced based economy”. Kebijakan politik pertanian,
pertambangan, kehutanan, kelautan, pariwisata, dan pemberdayaan manusia menjadi jurus

15
ampuh dalam membangun daya saing. Dengan politik ekonomi yang jelas itulah, kita akan
mampu memperkuat daya saing ekspor, yang pada gilirannya memperbesar surplus neraca
pembayaran.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perkembangan era globalisasi pada zaman ini, mengakibatkan beberapa
perkembangan dan kemajuan sistem di berbagai bidang, khususnya di bidang
ekonomi. Dalam definisi ekonomi yang menyatakan bahwa ekonomi sendiri
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kebutuhan manusia yang tak
terbatas, dengan sumber daya yang terbatas. Dengan begitu dapat dimengerti
bahwasannya dalam suatu sistem ekonomi harus ada usaha tertentu dalam lingkup
daerah atau suatu negara yang dituntut untuk menyediakan dan memenuhi
kebutuhan rakyatnya dalam bentuk apapun yang merupakan kebutuhan primer
maupun sekunder.
Antara perkembangan sektor perdagangan dengan perkembangan sektor-sektor
lain tentu ada hubungan yang sangat erat. Seoran sarjana terkemuka, Alfred
Marshall pernah berkata bahwa : faktor-faktor yang menyebabkan
perkembangan ekonomi dianggap atau dimasukkan kedalam bidang perdagangan
internasional. Atau dengan kata lain bahwa perkembangan perdagangan luar
negeri sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan suatu negara. Itu
dapat dibuktikan bahwa pada abad ke 19 sampai awal abad 21, yang mana
Inggris mengalami revolusi industri besar-besaran. Dan ini tampaknya akan
berakibat pada kenaikan perdagangan dengan negara lain.

3.2 Saran
Pemerintah perlu menata ulang antara perkembangan sector perdagangan
dengan perkembangan sector-sektor lain serta ke dalam bidang perdagangan
luar internasional. Atau dengan kata lain bahwa perkembangan perdagangan
luar negeri sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan suatu
negara.

17
DAFTAR PUSTAKA

Case, Karl. E dan Ray. C. Fair 2007. Prinsip Prinsip Ekonomi, Edisi Kedelapan Jilid 1.

Jakarta: Erlangga Fitriani, Efi. "Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia." ISEI Economic Review 3.2 (2019): 60-65. https://www.bps.go.id.

https://statistik.kemendag.go.id/indonesia-trade balance Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori

Makroekonomi Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga Nasrullah. 2014.

Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

18

Anda mungkin juga menyukai