Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Geografi Industri

“TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL”

Dosen Pengampu :

Yulia Novita S.Pd.I M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Fikri (12111312281)

Hannifah Permata Sukma (12111322393)

Ramadani Nurwanda (12111324424)

Septia Wulandari (12111320215)

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF QASIM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

ِ‫ٱلر ِح ِيم‬
َّ ‫ن‬ِِ ٰ‫ٱلرحْ م‬
َّ ِ‫ٱّلل‬
ِٰ ‫بِس ِِْم‬

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada kita semua. Shalawat beserta salam tetap tercurahkan
kepada baginda Muhammad SAW, yang mana ia telah mengantarkan manusia
dari kejahilan dan kebodohan kepada kebenaran dan yang membawa manusia
dari kebathilan menuju kebaikan.

Pertama, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait


dalam penyelesaian makalah ini.Begitu juga kepada pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pemikirannya. Selanjutnya, makalah yang berjudul Teori Perdagangan
Internasional Alhamdulillah dapat terselesaikan. Dalam menyusun makalah ini
kami yakin masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu
kami meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk supaya selanjutnya dapat di revisi kembali.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembacanya.

Pekanbaru, 4 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Fakto Produksi ................................................................................................................ 3


B. Keterkaitan Industri ........................................................................................................ 8
C. Teori Lokasi ................................................................................................................... 12
D. Dampak Pembangunan Industri .................................................................................... 14
E. Deindustrialisasi ............................................................................................................ 15
F. Teori-Teori Perdagangan Internasional ......................................................................... 15

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 18
B. Saran .............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perdagangan internasional mempunyai arti yang sangat penting


bagisuatu negara, tak terkecuali bagi Indonesia. Melalui perdagangan
internasional dapat diraih banyak manfaat, baik manfaat langsung maupuntidak
langsung. Manfaat langsung dari perdagangan internasional diantaranya adalah
dengan adanya spesialisasi, suatu negara dapat mengekspor produksi untuk
dipertukarkan dengan apa yang dihasilkan negara lain dengan biayayang lebih
rendah.Secara administratif, sebagian besar Kepulauan Nusa Tenggara termasuk
wilayah negara Indonesia, kecuali bagian timur Pulau Timor dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya yang termasuk wilayah negara Timor Leste.

Negara akan memperoleh keuntungan secara langsung melalui kenaikan


pendapatan nasional dan pada akhirnya akan menaikkan laju produksi dan
pertumbuhan ekonomi. Manfaat tidak langsung dari perdagangan
internasional diantaranya adalah

Perdagangan dapat mendorong penggunaan penuh sumber daya


dalam negeri yang setengah menganggur. Melalui perdagangan, negara
berkembang dapat bergerak dari titik produksi yang tidak efisien di dalam
produksinya, dengan sumber daya yang tidak digunakan akibat dari
permintaan dari dalam negeri yang tidak mencukupi, menuju titik pada batas
maksimal produksinya. Bagi negara yang melakukan perdagangan akan
menunjukkan lubang surflus (vent for surplus), atau saluran keluar
untuk potensi surplus komoditas pertanian dan bahan mentahnya. Hal ini
tentunya terjadi di berbagai negara berkembang terutama negara di Asia Tenggara
dan Afrika Barat.

Dengan memperluas pangsa pasar, perdagangan memungkinkan


pembagian kerja dan skala ekonomi. Perdagangan internasional merupakan

1
kendaraan bagi penyebaran ide baru, teknologi baru, beserta pengolahan baru
dan keahlian lainnya. Perdagangan juga mendorong dan memudahkan aliran
modal internasional dari negara maju ke negara berkembang. Di beberapa negara
berkembang yang besar, seperti Brazil dan India, impor produk manufaktur
mendorong permintaan dalam negeri hingga produksi barang tersebut di dalam
negeri menjadi efisien.

Perdagangan internasional merupakan senjata anti monopoli yang


tangguh karena mendorong efisiensi yang lebih besar dari produsen dalam negeri
untuk mengikuti persaingan. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan
rendahnya biaya dan harga produk setengah jadi yang digunakan sebagai masukan
produksi dalam negeri (Salvatore, 2007).

Dalam sebuah negara, pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah


capaian yang menjadi prioritas utama. Negara akan melakukan berbagai cara dan
strategi ekonomi yang dapat menunjang tercapainya tingkat pertumbuhan
ekonomi tersebut akan menjadi gambaran akan tingkat kesejahteraan
dan kemakmuran bagi setiap warga negara yang mendiami negara
tersebut. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari
kemajuan ekonomi suatu negara. Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi
adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya (Todaro,2000 dan Smith, 2003).

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi faktor produksi?


2. Bagaimana keterkaitan industri?
3. Apa saja teori lokasi?
4. Bagaimana dampak pembangunan industri?
5. Apa itu deindustrialisasi?
6. Apa saja teori-teori perdagangan internasional?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini ialah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan apa saja yang menjadi faktor produksi
2. Memahami bagaimana keterkaitan industri
3. Memahami apa saja teori lokasi
4. Memahami bagaimana dampak pembangunan industri
5. Memahami apa itu deindustrialisasi
6. Memahami apa saja teori-teori perdagangan internasional

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Produksi

Faktor produksi ialah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi


barang dan jasa. Faktor produksi terdiri atas alam (natural resources), tenaga
kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha
(entrepreneurship). Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor
produksi asli (utama). Sedangkan, modal dan keahlian adalah faktor produksi
turunan. Berikut ini adalah uraian dari masing-masing faktor produksi
tersebut.

1. Faktor Produksi Alam

Faktor produksi alam ialah semua kekayaan yang terdapat di alam


semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi ini
merupakan pemberian Tuhan yang sudah ada sejak beribu-ribu tahun lalu.
Oleh karenanya, faktor produksi alam sering pula disebut sebagai faktor
produksi asli. Apa saja jenis faktor produksi asli? Faktor produksi asli di
antaranya terdiri atas tanah, air, sinar matahari, udara, dan barang
tambang.

2. Faktor Produksi Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja (labor) merupakan faktor produksi yang


tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan faktor produksi lain. Tenaga
kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun
tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga
kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Walaupun mesin-
mesin telah banyak menggantikan manusia sebagai pelaksana proses
produksi, namun keberadaan manusia mutlak diperlukan.

4
Dalam faktor produksi tenaga kerja ini terkandung unsur fisik, pikiran,
serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga
kerja dapat dikelompokkan berdasarkan kualitas (kemampuan dan
keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

a. Tenaga kerja menurut kualitas tenaga kerja


a) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di
bidangnya. Contohnya adalah dokter, insinyur, akuntan,
danahli hukum.

b) Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang


memerlukankursus atau latihan bidang-bidang keterampilan
tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang
listrik, montir, tukang las, dan sopir.

c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga


kerja yang tidak melalui pendidikan dan latihan. Tenaga
kerja ini mungkin menjadi tukang sapu jalan, penjaga
sekolah, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang tidak
memerlukan pendidikan dan keterampilan.
b. Tenaga kerja menurut sifat kerja
a) Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang menggunakan
pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan,
dan pengacara.

b) Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga kerja yang


menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi.
Misalnya adalah tukang las, pengayuh becak, dan sopir

5
3. Faktor Produksi Modal

Di samping faktor produksi alam dan tenaga kerja, proses produksi pun
memerlukan faktor produksi lain berupa peralatan. Proses produksi juga
memerlukan mesin-mesin, alat pengangkutan, sarana pengangkutan, atau
bangunan. Berbagai hal ini tergolong ke dalam faktor produksi modal.
Modal (capital) umumnya meliputi benda-benda hasil produksi yang
digunakan untuk proses produksi barang-barang dan jasa-jasa lain.

Fungsi faktor produksi modal adalah sebagai penunjang dalam


mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Tanpa
bantuan mesin atau peralatan, dapat kita bayangkan bahwa kuantitas serta
kualitas produksi yang dihasilkan tidak akan maksimal. Atau bahkan tidak
akan ada produksi sama sekali. Coba bayangkan jika seorang tukang jahit
memiliki lima tenaga kerja, namun tidak memiliki mesin jahit. Jelas dia
tidak dapat menghasilkan pakaian hasil jahitannya.

Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya,


berdasarkan pemilikan, dan berdasarkan sifatnya.

a. Pembagian modal atas dasar sumber


a) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari dalam
perusahaan sendiri. Misalnya setoran modal dari pemilik.

b) Modal asing, yaitu modal yang bersumber dari luar


perusahaan. Misalnya pinjaman dari bank atau hasil
penjualan obligasi.

b. Pembagian modal atas dasar bentuk


a) Modal konkret, yaitu modal yang dapat dilihat secara nyata
dalam proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, mobil,
dan peralatan.

6
b) Modal abstrak, yaitu modal yang tidak memiliki bentuk
nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Contohnya
adalah hak paten, hak merek, dan goodwill.

c. Pembagian modal atas dasar pemilikan


a) Modal individu (perorangan), yaitu modal yang sumbernya
dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan
bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang
disewakan atau bunga tabungan di bank.
b) Modal masyarakat (modal umum), yaitu modal yang
dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan
umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah
sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau
pelabuhan.

d. Pembagian modal menurut sifat


a) Modal tetap, yaitu jenis modal yang dapat digunakan secara
berulang-ulang. Misalnya, mesin-mesin, dan bangunan
pabrik.

b) Modal lancar, yaitu modal yang habis digunakan dalam satu


kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.

4. Faktor Produksi Keahlian

Faktor produksi terakhir yang tidak kalah penting adalah keahlian


(skill) atau faktor produksi kewirausahaan (entrepreneur- ship). Sebanyak
dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik,
hasilnya tidak akan maksimal.

7
Dari uraian tersebut, jelas bahwa faktor produksi keahlian merupakan
faktor yang sangat penting dalam menentukan maksimal atau tidak hasil
suatu proses produksi. Faktor produksi keahlian berperan dalam
mengkoordinasikan atau mengarahkan faktor-faktor produksi agar
produktivitas dapat meningkat. Jadi, faktor produksi keahlian adalah
keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam
mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa.

B. Keterkaitan Industri
1. Keterkaitan Industri di Indonesia
Hasil kajian Soedomo (2015) tentang keterkaitan antar industri dan
sektor kunci di Indonesia menggunakan analisis I-O menunjukkan
bahwa kelompok sektor dengan keterkaitan ke belakang tinggi adalah :
a. sektor makanan dan minuman terbuat dari susu dengan indeks
keterkaitan ke belakang sebesar 1,402
b. daging olahan dan awetan dengan indeks keterkaitan
kebelakang sebesar 1,380
c. bubur kertas dengan indeks keterkaitan sebesar 1,373
d. makanan lainnya dengan nilai indeks sebesar 1,354.
e. Peringkat selanjutnya berturut-turut adalah minyak hewani dan
minyak nabati dengan indeks 1,314
Sektor dengan indeks keterkaitan ke belakang yang tinggi
menunjukkan bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang
memiliki derajat ketergantungan yang tinggi terhadap sektor-sektor
hulu. Artinya sektor susu dan daging olahan dan awetan sangat
tergantung oleh sektor lainnya. Atau dengan kata lain, untuk
menghasilkan susu dan daging olahan dan awetan dibutuhkan
input- input dari sektor-sektor lain, seperti susu, daging hewan,
mesin olahan pengawet, pakan hewan, industri pengolahan pakan,
jasa transportasi, dan lain sebagainya. Semakin panjang rangkaian

8
ke belakang dari proses terbentuknya sektor tersebut menandakan
sektor tersebut memiliki derajat ketergantungan yang tinggi atau
dengan kata lain memiliki indeks keterkaitan ke belakang yang
tinggi.

Salah satu sektor kunci adalah bidang jasa angkutan jalan.


Apabila terjadi gangguan pada industri ini, maka akan berdampak
pada terhambatnya distribusi hasil produksi dan dapat
mengakibatkan kekurangan barang manufaktur di daerah lain. Ini
pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan biaya barang dan jasa,
meningkatkan ketidakstabilitas ekonomi.

Listrik dan gas merupakan hasil produksi di bidang energi yang


sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh kegiatan industri, rumah
tangga dan produk jasa lainnya. Maka ketika ada gejolak kenaikan
harga maupun keterbatasan suplai atas listrik dan gas, akan terjadi
gejolak pada industri lainnya yang mengkonsumsi listrik dan gas.
Sangat banyak industri yang sangat tergantung dari sektor listrik
dan gas seperti industri jasa hiburan, rekreasi, hotel dan restoran di
samping rumah sakit sebagai jasa layanan umum. Sedemikian
pentingnya peranan sektor ini sehingga tidak mengherankan jika
sektor industri listrik dan gas ini pengelolaan dan pengawasannya
dilakukan langsung oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) karena merupakan produk yang menyangkut hajat
hidup orang banyak.

Mengingat Indonesia merupakan negara maritim dengan


banyak pulau yang terbentang dari Rote hingga Miangas, maka
industri jasa angkutan laut dengan nilai keterkaitan ke belakang
sebesar 1,004 dan indeks keterkaitan ke depan sebesar 1,251
termasuk dalam sektor kunci di Indonesia. Ketersediaan pilihan

9
transportasi laut berdampak signifikan terhadap pergerakan orang
dan barang antar pulau.

Distribusi komoditas manufaktur dan mobilitas manusia lintas


pulau akan terhambat oleh terbatasnya ketersediaan layanan
transportasi laut. Sementara produk langka yang dihasilkan di
pulau lain dan adanya hambatan mobilitas orang berdampak
negatif terhadap kedaulatan negara, di satu sisi barang akan
menumpuk di satu lokasi di pulau tertentu.

Kebijakan pemerintah perlu diperkuat untuk melindungi sektor-


sektor yang saling bergantung karena gangguan di satu wilayah
memiliki efek riak pada sektor lain pada saat yang bersamaan.
Sektor lain yang terhubung akan terpengaruh oleh gangguan di
sektor-sektor kunci. Akibatnya, interferensi ditransmisikan antar
sektor. Demikian pula, stimulus pada sektor penting akan
memberikan multiplier effect yang lebih besar pada sektor lainnya.

2. Keterkaitan Industri dan Aglomerasi


Keterkaitan industri merupakan indikator penting dari
aglomerasi. Konsep aglomerasi, yang mengacu pada konsentrasi
spasial orang dan kegiatan ekonomi, dapat ditelusuri kembali pada
warisan intelektual dari Alfred Marshall sejak tahun 1890, yang
menggarisbawahi kecenderungan perusahaan untuk
mengelompokkan dan menempatkan bersama secara geografis
karena terdapatnya kekuatan pengikat spasial dalam bentuk
keterkaitan antar industri.

Keterkaitan industri ini merupakan pendukung kuat dari


aglomerasi industri, dan dengan demikian memiliki dampak
mendasar pada pengambilan keputusan lokasi maupun relokasi

10
perusahaan. Interaksi antara mitra industry merupakan salah satu
cara pengganda operasi ekonomi melalui saling ketergantungan
dengan industri lain.

Konsentrasi geografis kegiatan ekonomi dapat memiliki efek


bola salju di mana pendatang baru cenderung menggumpal untuk
mendapatkan keuntungan dari keragaman yang lebih tinggi dan
spesialisasi dalam proses produksi. Pada abad sejak pandangan
Alfred Marshall dikemukakan, diskusi tentang kluster/pemusatan
industri telah menarik perhatian praktisi dan akademisi. Konsep
dari Alfred Marshal diperluas oleh gagasan François Perroux
tentang "pusat pertumbuhan" atau "kutub pertumbuhan" untuk
membangun, di wilayah geografis yang terbatas, perhubungan dari
proses ekonomi terkait dengan kenyamanan bersama dan
keuntungan ekonomi dari semua pihak. Albert Hirschman
kemudian lebih detail menguraikan cara-cara di mana difusi
pertumbuhan ekonomi akan didorong melalui keterkaitan ke depan
(forward) dan ke belakang (backward).

Keuntungan aglomerasi yang dipelajari oleh para sarjana klasik


umumnya melibatkan tiga hal: skala ekonomi eksternal, hubungan
industri, dan mekanisme yang memberikan keuntungan ekonomi
kepada perusahaan yang melakukan aglomerasi di lokasi tertentu
dengan perusahaan yang serupa. Oleh karena itu, ekonomi
eksternal berupa keterkaitan industri sering disebut-sebut sebagai
kemungkinan penyebab aglomerasi dan distribusi geografis
kegiatan ekonomi yang tidak merata.

11
C. Teori Lokasi Industri
1. Teori Lokasi Industri Oleh Weber
Alfred Weber, seorang ahli ekonomi Jerman mengemukakan
teorinya tentang lokasi industri berhubungan dengan least cost
location. Teori Weber pada intinya menyatakan bahwa lokasi-
lokasi industri dipilihkan di tempat-tempat yang memerlukan biaya
paling minimal. Guna memperoleh lokasi industri seperti tersebut,
Weber mengemukakan enam kondisi sebagai berikut :
a. Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim, dan
penduduknya. Khusus penduduk berhubungan dengan
keterampilan dan penguasaan keterampilan, serta
pemerintahan.
b. Sumber daya atau bahan mentah. Tidak semua jenis
sumber daya alam terdapat di setiap tempat. Sebagai
contoh, pasir dan air terdapat di setiap tempat, tetapi gas
dan minyak bumi hanya terdapat di tempat-tempat
tertentu saja.
c. Biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi
bergantung dari bobot bahan mentah yang diangkut atau
dipindahkan, serta jarak antara terdapatnya bahan mentah
dan lokasi pabrik.
d. Terdapatnya kompetisi antarindustri. Setiap industri
selalu melakukan persaingan terutama untuk memperoleh
pasar yang lebih besar.
e. Manusia selalu berpikir rasional. Manusia selalu
menggunakan akal dan pikirannya untuk bertindak,
termasuk dalam pengembangan industri.
f. Sebagai usaha untuk membuktikan adanya enam kondisi
tersebut di atas, Weber menyusun model berupa segitiga
lokasi (locational triangle) yang menjelaskan letak lokasi
industri dengan biaya rendah.

12
2. Teori Lokasi Industri Oleh Hoover
Teori Hoover (1948) muncul sebagai kritik dan sekaligus
sebagai perbaikan terhadap teori Weber tentang lokasi industri.
Teori Hoover ini khususnya menyangkut tekanan yang diberikan
Weber pada titik- titik biaya transport terendah yang berada
didalam segitiga lokasionalnya. Menurut Hoover lokasi pabrik atau
perusahaan dapat saja berada di titik pasar atau titik sumber bahan
mentah. Oleh karena itu, Hoover berpendapat bahwa lokasi industri
tidak hanya berada diantara lokasi lain seperti pendapat Weber.

3. Teori Lokasi Industri Oleh Losch


Pada tahun 1954 Losch menulis sebuah teori lokasi optimal
dalam bukunya yang berjudul Economics of Location. Teori lokasi
yang dikemukakan Losch didasarkan atas permintaan (demand).
Oleh karena itu, diasumsikan bahwa lokasi optimal dari sebuah
pabrik atau industri adalah jika industri yang bersangkutan dapat
menguasai wilayah pasar yang terluas sehingga dapat dihasilkan
pendapatan yang paling banyak.

4. Teori Lokasi Industri Oleh M. Greenhut dan W. Isard


Teori lokasi industri menurut M. Greenhut dalam bukunya
yang berjudul Plant Location in Theory and Practice (1936)
didasarkan pada pemaksimalan laba. Sementara itu, W. Isard dalam
bukunya yang berjudul Location and Space Economy (1956)
menghubungkan teori lokasi dengan cabang-cabang lain dari
ekonomi. Cabang-cabang tersebut khususnya yang berisi
substitution principle, yaitu gagasan bahwa industri berusaha
mengecilkan biayanya (cost) melalui cara dengan mencari
pengganti lokasi industri.

13
D. Dampak Pembangunan Industri
1. Dampak positif
a. Dampak Ekonomi Positif: Industri dapat menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan pendapatan per kapita, dan mendorong
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b. Inovasi Teknologi: Pembangunan industri seringkali
mendorong inovasi teknologi, yang dapat meningkatkan
efisiensi dan kemajuan dalam berbagai sektor.
c. Peningkatan Infrastruktur: Industri memerlukan infrastruktur
seperti jalan, pelabuhan, dan listrik, yang sering kali
ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan industri. Hal ini
juga bisa bermanfaat bagi masyarakat umum.
d. Peningkatan Standar Hidup: Seiring dengan pertumbuhan
ekonomi, standar hidup masyarakat bisa meningkat, termasuk
akses ke pendidikan, kesehatan, dan fasilitas publik.
2. Dampak negative
a. Polusi Lingkungan: Industri seringkali menciptakan polusi
udara, air, dan tanah, yang dapat merusak lingkungan dan
kesehatan manusia.
b. Kesenjangan Sosial: Kadang-kadang, pertumbuhan industri
tidak merata, dan bisa menciptakan kesenjangan ekonomi
antara berbagai kelompok masyarakat.
c. Ketergantungan Ekonomi: Terlalu tergantung pada industri
tertentu dapat membuat ekonomi rentan terhadap perubahan
pasar global.
d. Penggunaan Sumber Daya Alam: Industri dapat menguras
sumber daya alam secara berlebihan, menyebabkan degradasi
lingkungan dan perubahan iklim.

14
E. Deindustrialisasi
Deindustrialisasi adalah salah satu fenomena dimana terjadinya
penurunan produktivitas dalam bisnis manufaktur. Penurunan tingkat
produksi tersebut mengakibatkan menurunnya nilai tambah rill dalam
sektor manufaktur terhadap pendapatan nasional. International Monetary
Fund berpendapat bahwa deindustrialisasi berdampak pada penurunan
persentase jumlah pekerja di sektor manufaktur jika dibandingkan dengan
total pekerja nasional.

Perekonomian nasional mendapat permasalahan cukup serius


dikarenakan deindustrialisasi. Penurunan jumlah pekerja di sektor industri
sangat berpotensi lemahnya daya beli masyarakat. Jika dibiarkan, maka
kondisi ini akan memperparah kondisi Negara yang pemasukannya
berkurang dikarenakan produksi industry manufaktur yang rendah.
Deindustrialisasi ini bisa berdampak negatif bagi penurunan lapangan
kerja terutama di sektor manufaktur karena tingkat keterampilan tenaga
kerja yang turun atau malah sudah bisa digantikan oleh teknologi. Dan
bisa bisa berdampak positif karena ada peningkatan efisiensi dan
produktivitas. Hal ini juga akan memaksa setiap individu untuk bekerja
lebih cerdas agar mendapatkan kesempatan pekerjaan lebih baik dan gaji
lebih tinggi, sehingga kualitas hidup juga diharapkan bisa meningkat.

F. Teori-Teori Perdagangan Internasional


Teori keunggulan mutlak atau teori keunggulan absolut merupakan
teori yang dikemukakan oleh Adam Smith yang menjelaskan tentang
keunggulan suatu Negara terhadap negara lain secara mutlak dalam hal
produksi. Konsep mengenai teori keunggulan mutlak dikemukakan secara
lengkap oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam karyanya yang berjudul
An Inquiry Into the Nature and Causes on the Wealth of Nations. Dalam
teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan manfaat
perdagangan internasional melalui keunggulan dalam pembagian kerja.

15
Teori keunggulan absolut dikembangkan berdasarkan doktrin pembagian
kerja.
Dalam teori keunggulan mutlak, suatu negara akan mengungguli
negara lain secara mutlak dalam produksi barang jika mampu
menghasilkan barang dengan biaya produksi yang lebih murah.
Keunggulan mutlak juga dapat diperoleh oleh suatu negara jika mampu
menukar barang dari negara lain yang jika diproduksi di dalam negeri
hanya memberi laba yang sedikit dan memerlukan biaya yang lebih
mahal.Selain itu, suatu negara dapat disebut memiliki keunggulan mutlak
dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau jasa yang
tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Misalnya, Indonesia memproduksi
keris dan tidak memproduksi satelit pemancar. Sebaliknya, Jepang
memproduksi satelit pemancar dan tidak memproduksi keris. Dengan
demikian, perdagangan internasional akan terjadi di antara keduanya bila
Indonesia dan Jepang bersedia bertukar satelit pemancar dan keris.
Teori keunggulan mutlak didasarkan pada beberapa asumsi pokok
antara lain:
• Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
• Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
• Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
• Biaya transpor ditiadakan.
Teori keunggulan mutlak berkembang hingga ke pemikiran
ekonomi internsional. Aspek yang menerima teori keunggulan mutlak
adalah pembagian kerja, spesialisasi produk dan efisiensi produksi dalam
ekonomi internasional. Pembagian kerja berkaitan dengan jumlah waktu
bekerja dalam kegiatan produksi.
Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh seorang bernama David Ricardo. Teori ini
muncul untuk mengatasi kelemahan dalam teori keunggulan absolut
dimana negara yang tidak memiliki keunggulan absolut berbeda nasibnya
dibandingkan dengan negara yang memiliki keunggulan absolut.

16
Menurutnya, negara yang tidak memiliki keunggulan absolut tetap
dapat berkontribusi dalam perdagangan internasional dengan cara
melakukan spesialisasi pada produk-produk yang dihasilkan di negara
tersebut. Selain itu, keunggulan komparatif akan muncul ketika negara
dapat memproduksi barang atau jasa dengan mengeluarkan biaya tenaga
kerja yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perdagangan


internasional salah satu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari Negara
satu dengan Negara yang lain. Maka dari itu, keberadaanya sebagai
salahsatu upaya menciptakan hubungan kerjasama antar Negara.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak terdapat


kekurangan, kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami harapkan
kritik dan saran dari pembaca sekalian yang sifatnya membangun, demi
menuju kesempurnaan makalah-makalah kami yang akan datang, atas
keritikan dan sarannya kami ucapkan terimakasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alam S. “EKONOMI JILID 1”. Jakarta : Penerbit Esis

Chirul Amin, Muzakar Isa. “GEOGRAFI EKONOMI DAN


INDUSTRI”. Jawa Tengah: Penerbit Muhammadiyah
University Press.

Fahmi Radhi 2008. “KEBIJAKAN EKONOMI PRO RAKYAT”.


Jakarta Selatan: Penerbit Republika.

https://www.jojonomic.com/blog/deindustrialisasi/. Diakses pada


29 September 2023.

19

Anda mungkin juga menyukai