Anda di halaman 1dari 5

Hal : Replik Gugatan Perkara Perdata Perbuatan Melawan Hukum

Kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Perdata No. 83/Pdt. G/2022/PN.SKT
Di Pengadilan Negeri Surakarta,
Jalan Slamet Riyadi No. 290, Kelurahan Sriwedari,
Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.

Dengan hormat,
Untuk dan atas nama WILLIAM sebagai PENGGUGAT berdasarkan Surat Kuasa
Khusus No. 12/PDT/III/2022 tertanggal 12 Juni 2022, saya:
BUDIYONO, S.H., M.H. advokat pada kantor advokat dan konsultan hukum
“Zulfikar Basri & Partners” yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi No. 20, Kelurahan
Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, dengan ini hendak
menyampaikan Replik atas Jawaban Tergugat sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI
1. Bahwa Penggugat pada prinsipnya tetap berpegang teguh pada dalil-dalil Gugatan
Penggugat tertanggal 14 Juni 2022 dan menolak seluruh dalil-dalil Tergugat dalam
eksepsi/jawaban, kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Penggugat;
2. Bahwa Tergugat tidak cermat dalam memahami gugatan. Suatu gugatan bisa
dikatakan kabur (obscuur libel), menurut M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya
Hukum Acara Perdata (hal 449-451) setidaknya memenuhi unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Tidak jelasnya dasar;
b. Petitum tidak jelas.
3. Bahwa Penggugat menolak pernyataan Eksepsi Tergugat pada poin ke 2 yang
menyatakan bahwa Penggugat tidak mencantumkan Surat Ukur dalam mendalilkan
kepemilikan objek gugatan pada perkara ini, Tergugat mendalilkan bahwa Surat Ukur
merupakan salah satu bagian penting dalam sertifikat dalam membuktikan
kepemilikan hak atas tanah dan bangunan di atasnya;
4. Bahwa berdasarkan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan: “Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak
yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis
yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai
dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan”,
kemudian pasal tersebut diperkuat juga dengan Pasal 29 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan:
“Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meupakan bukti bahwa hak yang bersangkutan beserta
pemegang haknya dan bidang tanahnya yang diuraikan dalam surat ukur secara
hukum telah di daftar menurut Peraturan Pemerintah ini.”
5. Bahwa kedua pasal pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah di atas tidak dapat dipisahkan dan telah menerangkan secara jelas
bahwa Sertifikat merupakan alat bukti yang kuat dalam membuktikan data fisik dan
data yuridis terhadap data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang
bersangkutan, dengan demikian Penggugat sudah membuktikan hak kepemilikan atas
tanah dan bangunan dalam obyek gugatan ini dengan Sertipikat Hak Milik (SHM)
atas nama Penggugat sendiri sehingga Penggugat tidak perlu menyertakan atau
mencantumkan Surat Ukur sebagai bukti kepemilikan Objek Gugatan dalam perkara
ini;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Tergugat dalam
membuat Jawaban Gugatan ini tidak berlaku cermat, sehingga mengakibatkan gugatan kabur
atau tidak jelas. Dengan demikian, sudah sepantasnya Penggugat memohon kepada Majelis
Hakim untuk tidak menerima atau menyatakan Jawaban Tergugat tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard / NO).

DALAM KONVENSI
1. Bahwa hal-hal yang telah terurai dalam bagian Eksepsi, mohon dianggap sebagai satu
bagian yang tak terpisahkan dengan Jawaban Penggugat dalam Pokok Perkara ini;
2. Bahwa Penggugat menolak dengan keras seluruh dalil dan argumentasi Tergugat,
kecuali yang diakui secara tegas;
3. Bahwa berdasarkan angka 3 huruf a dalam Konvensi Jawaban Tergugat, Penggugat
menolak alasan dan argumen Tergugat mengenai kepatutuan dan keharusan
Penggugat untuk mendahulukan penjualan Objek Perkara kepada Tergugat terlebih
dahulu dengan dasar alasan Tergugat sudah menyewa Objek Gugatan tersebut lebih
dari 20 tahun, oleh sebab itu untuk mematahkan argumen dan alasan tersebut
Penggugat berpegang teguh pada asas acquisitive verjaring, yaitu prinsip yang diatur
dalam KUH Perdata tentang daluarsa sebagai salah satu cara memperoleh hak milik
atas kebendaan (termasuk hak milik atas tanah), tetapi demikian cara perolehan tanah
seperti ini tidak dikenal dalam UUPA;
4. Bahwa dalam Pasal 610 Jo. Pasal 1946 KUH Perdata diatur bahwa seseorang dapat
memegang hak milik atas suatu kebendaan karena daluwarsa apabila seseorang
tersebut telah memegang kedudukan berkuasa atasnya selama waktu yang ditentukan
undang-undang dan menurut syarat-syarat yang ditetapkan dalam KUH Perdata”,
kemudian pada Pasal 963 KUH Perdata ditentukan bahwa “siapa yang dengan itikad
baik dengan berdasar alas hak yang sah, memperoleh suatu benda tidak bergerak …
memperoleh hak milik atasnya, dengan jalan daluwarsa, dengan suatu penguasaan
selama dua puluh tahun”, dalam ayat selanjutnya ditentukan “siapa yang dengan
itikad baik menguasainya selama tiga puluh tahun, memperoleh hak milik, dengan
tidak dapat dipaksa untuk menunjukkan alas haknya”.
5. Bahwa berdasarkan penjelasan asas acquisitive verjaring di atas, maka Tergugat
sesungguhnya tidak dapat meminta secara paksa kepada Penggugat untuk menawari
penjualan atas Objek Gugatan ini kepada dirinya dikarenakan Tergugat tidak memiliki
itikad yang baik untuk berkeinginan memiliki dan membeli Objek Gugatan pada
perkara ini karena sudah memaksa Penggugat;
6. Bahwa Penggugat turut menolak keras argumen dan dalil Jawaban Tergugat dalam
Konvensi angka 3 huruf b yang mendalilkan Penggugat telah melakukan pembatalan
perjanjian secara sepihak;
7. Bahwa Pasal 1266 KUH Perdata tidak dapat dijadikan dasar alasan Tergugat untuk
mendalilkan Penggugat melakukan pembatalan perjanjian secara sepihak, karena
berdasarkan Pasal 1571 KUH Perdata menyatakan “Jika sewa tidak dibuat dengan
tulisan, maka sewa itu tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan setelah
salah satu pihak memberitahukan kepada pihak yang lain bahwa ia hendak
menghentikan sewanya dengan mengindahkan tenggang waktu yang diharuskan
menurut kebiasaan setempat”, berdasarkan pasal tersebut, sewa menyewa yang
dilakukan dengan lisan dan tanpa batas waktu tertentu dapat diakhiri sepanjang pihak
yang satu memberitahukan kepada pihak lain tentang pengakhiran tersebut dengan
mengindahkan tenggang waktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempat, dalam
hal ini Penggugat sebelumnya telah memberitahu dan menginformasikan kepada
Tergugat bahwa Penggugat akan menjual Objek Gugatan perkara ini dalam waktu
dekat sehingga alasan dan argumen Tergugat mengenai dasar argumennya pada Pasal
1266 KUH Perdata tidak dapat dibenarkan dan tidak membuktikan Penggugat
melakukan pembatalan perjanjian secara sepihak;

DALAM REKONVENSI
1. Bahwa berdasarkan dalil pada angka 4 dalam Rekonvensi Jawaban Tergugat tidak
dapat dibenarkan dan seharusnya tidak dapat diterima karena Tergugat mengajukan
gugatan Wanprestasi dalam proses gugatan Perbuatan Melawan Hukum pada
peradilan perdata terhadap perkara ini;
2. Bahwa berdasarkan teori dalam hukum acara perdata telah menegaskan bahwa
penggabungan gugatan wanprestasi dan perbuatan melawan hukum (PMH) tidak
dapat dibenarkan, bahkan Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan MA Nomor
1875 K/Pdt/1984 tertanggal 24 April 1986 yang menyatakan “Penggabungan
gugatan perbuatan melawan hukum dengan perbuatan ingkar janji tidak dapat
dibenarkan dalam tertib beracara dan harus diselesaikan secara tersendiri pula”,
sehingga jelas bahwa Jawaban Tergugat dalam Rekonvensi seharusnya tidak dapat
diterima karena gugatan perbuatan melawan hukum dan wanprestasi memiliki
perbedaan secara prinsip karena gugatan wanprestasi harus didasarkan pada prestasi
yang tidak dilakukan dalam perjanjian, sedangkan gugatan perbuatan melawan hukum
didasarkan pada perbuatan yang tidak timbul dari perjanjian, oleh sebab itu keduanya
harus diselesaikan masing-masing secara terpisah.
3. Bahwa berdasarkan dalil Tergugat dalam Rekonvensi pada angka 6 poin 6.1 dan poin
6.2, Penggugat memohon kerugian materiil dan imateriil Tergugat tidak dapat
diterima karena kerugian materiil yang dialami Tergugat dilakukan sendiri oleh
Tergugat karena tidak berkoordinasi kepada Penggugat, dimana sesungguhnya
Penggugat sebelumnya telah memperingatkan dan memberitahu kepada Penggugat
bahwa Objek Gugatan dalam perkara ini akan dijual dalam waktu dekat, tetapi
Tergugat justru tidak mengidahkan Penggugat dan melakukan perbuatan tidak baik
yaitu tidak mau pindah dari Objek Gugatan.
4. Bahwa oleh sebab uraian alasan Penggugat di atas, maka Penggugat akan
mengembalikan secara penuh uang sewa rumah tahun 2022 tersebut kepada Tergugat
secara tunai;
5. Bahwa Penggugat menolak mengganti kerugian materiil pada Angka 6.1 huruf b
karena tidak jelas rinciannya dan hal tersebut dilakukan atas kehendak Tergugat
sendiri;
6. Bahwa Penggugat menolak mengganti kerugian imateriil Tergugat karena
sesungguhnya besar kecil kerugian imaterill tidak dapat diukur begitu saja, bahwa
kerugian immaterial terbatas pada aspek kematian, luka berat, dan penghinaan.
DALAM PETITUM
Berdasarkan segala alasan yang dikemukakan di atas, Penggugat memohon kepada Majelis
Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini agar berkenan memutuskan sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
1. Menerima Eksepsi Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan bahwa Jawaban Tergugat kabur atau tidak jelas gugatannya (obscuur
libel);
3. Menyatakan bahwa Jawaban Tergugat tidak dapat diterima.

DALAM KONVENSI
1. Menolak gugatan Tergugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan
gugatan Tergugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard / NO);
2. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini.

DALAM REKONVENSI
1. Mengabulkan gugatan Penggugat dalam rekonvensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan tidak dapat diterima gugatan Tergugat (niet ontvankelijke verklaard /
NO);
3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini.

Atau jika Majelis Hakim dalam perkara ini berpendapat lain, kami mohon Putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Surakarta, 18 Oktober 2022


Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat

BUDIYONO, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai