Anda di halaman 1dari 6

Nama : Budiyono

NIM : 8111420311

Mata Kuliah : Pendidikan Konservasi

Dosen Pengampu : Dr. Nur Kusuma Dewi, M.Si.

Resume Materi Pendidikan Konservasi Terkait Penugasan Akhir untuk Penilaian UAS

• Kelompok 1 (Konsep Konservasi)


Konservasi adalah pelestarian/perlindungan, secara harfiah berasal dari bahasa Inggris
“conservation” artinya pelestarian/perlindungan.
Menurut ilmu biologi, konservasi adalah efisiensi penggunaan energi, pelestarian pengelolaan
lingkungan, dan perlindungan jangka panjang dengan mempertahankan lingkungan alaminya
secara bijaksana.
Berdasarkan UU No. 05 Tahun 1990 Pasal 1 angka 2, konservasi SDA hayati adalah pengelolaan
sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya.
Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman
nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Bentuk konservasi dibedakan atas dua golongan, yaitu In Situ (konservasi flora/fauna di dalam
habitat aslinya) dan Ek Situ (konservasi flora/fauna di luar habitat aslinya).
Konservasi In Situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar Alam, suaka Marga Satwa) dan kawasan
pelestarian alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Hutan Wisata Alam).
Lembaga konservasi Ex Situ contohnya adalah kebun raya, arboretum, kebun binatang, taman
safari, dan tempat penyimpanan benih atau sperma satwa.
Tujuan Konservasi adalah memelihara dan melindungi tempat/ benda yang dianggap berharga agar
tidak hancur/rusak, serta untuk membersihkan, memelihara, dan memperbaikinya.
Cara penanggulangan masalah pelaksanaan konservasi adalah menerapkan penggunaan teknologi
ramah lingkungan, melakukan penegakan hukum secara adil, membudayakan masyarakat, dan
menggunakan indikator lingkungan secara efektif.
Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik sebagai obyek
maupun subyek pembangunan.
• Kelompok 2 (Paradigma dan Etika Lingkungan)
Paradigma lingkungan adalah pandangan dasar yang dianut, diakui, dan didukung oleh para
ahli/komunitas, serta berpengaruh terhadap pekembangan ilmu, kehidupan, dan lingkungan.
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” artinya adat istiadat atau kebiasaan.
Etika adalah pedoman bagaimana manusia hidup dan bertindak secara baik sebagai petunjuk,
orientasi, dan arah agar manusia hidup dengan baik.
Etika lingkungan hidup adalah mengenai perilaku manusia terhadap alam dan relasi semua
kehidupan alam semesta.
Etika Ekologi Dangkal adalah bahwa lingkungan adalah sarana kepentingan manusia untuk
pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Etika Ekologi Dalam adalah bahwa lingkungan penting secara keseluruhan karena semua unsur
mempunyai arti dan makna yang sama.
Antroposentrisme adalah prinsip etis mengenai lingkungan hidup ditentukan oleh manusia.
Ekosentrisme adalah prinsip etis mengenai lingkungan hidup ditentukan oleh kepentingan seluruh
organisme dan lingkungan tak hidup yang menunjangnya.
Biosentrisme adalah prinsip etis mengenai lingkungan hidup ditentukan oleh kepentingan seluruh
organisme saja.
Teori Thomas Robert Malthus “Laju pertumbuhan penduduk itu seperti deret ukur dan laju
pertumbuhan pangan seperti deret hitung.”

• Kelompok 3 (Nilai Karakter Konservasi)


Nilai menurut Horton&Hunt adalah suatu gagasan yang berarti atau tidak.
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan atau akhlak yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Religius adalah percaya terhadap keesaan Tuhan dan memiliki jiwa amanah (tulus, ikhlas, dapat
dipercaya) dalam menjalankan tugas.
Jujur yaitu berani mengatakan benar, menepati janji, berperilaku sesuai norma dalam
berkehidupan.
Cerdas yaitu mampu menemukan solusi yang logis dan berpikir secara iptek, kreatif, dan inovatif.
Adil yaitu mampu berperilaku seimbang, objektif, tidak sewenang-wenang, dan tidak
membedakan hak orang lain.
Peduli yaitu memiliki kepekaan akan lingkungan sekitar terhadap pola-pola kehidupan sosial.
Toleran yaitu mengakui adanya perbedaan ras, sosial, dan budaya demi kepentingan umum dan
menjaga perasaan orang lain.
Tanggung Jawab yaitu mampu bekerja mengemban kepercayaan orang lain dan berani mengakui
kesalahan.
Demokratis yaitu menjaga keseimbangan hak dan kewajiban, patuh aturan, serta musyawarah
mufakat.
Patriot yaitu cinta tanah air, cinta budaya nasional, dan berani membela bangsa dan negara.
Tangguh yaitu pantang menyerah, tahan banting, dan mampu menghadapi kesulitan.
Santun yaitu rendah hati, berbahasa berprilaku baik, dan respek sesama.

• Kelompok 4 (Anti Korupsi dan Kesadaran Anti Korupsi)


Korupsi berasal dari bahasa latin “corrupt” yaitu rusak/busuk dan “corruptio” yaitu
membusuk/pembusukan.
Korupsi menurut Syed Husein Alatas adalah penyalahgunaan kepercayaan demi kepentingan
pribadi.
Secara sederhana korupsi yaitu penyalahgunaan sumber daya publik untuk pribadi/kelompok.
Perilaku korupsi yaitu segala sikap/tindakan yang menciderai kejujuran dan prinsip integritas.
2 ciri utama tindakan korupsi yaitu penyalahgunaan kekuasaan demi kepentingan pribadi dan
tindakan suap menyuap untuk mempengaruhi keputusan tertentu.
Undang-Undang No. 24 Tahun 1960 tentang pengusutan, penuntutan, dan pemeriksaan tindak
pidana korupsi.
Undang-Undang RI No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Hukuman untuk para koruptor diatur dalam Undang-Undang RI No.31 Tahun 1999.
Penindakan dilakukan dengan Represif, sedangkan Pencegahan dilakukan dengan Preventif.
Penindakan dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum (APH), sedangkan pencegahan dapat
dilakukan oleh siapapun.

• Kelompok 5 (Kebencanaan)
Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 mengatur/membahas tentang penanggulangan bencana.
Bencana adalah peristiwa yang mengancam/mengganggu kehidupan masyarakat disebabkan oleh
faktor alam/non-alam atau ulah manusia.
Bencana Alam antara lain gempa, tsunami, banjir, kekeringan, gunung meletus, topan, dan longsor.
Bencana Non-alam antara lain gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit.
Bencana Sosial diakibatkan oleh perbuatan manusia seperti konflik sosial atau teror sosial.
Pencegahan Bencana yaitu serangkaian kegiatan untuk mengurangi/menghilangkan risiko
bencana.
Disaster Management Continum Model, terdiri dari emergency, relief, rehabilitation,
reconstruction, mitigation, preparedness, dan early warning.
Pre-during-post Disaster Model, dilakukan berbagai tahap kegiatan di sekitar bencana seperti
sebelum, selama, dan setelah bencana.
Contract-expand Model, seluruh tahap yang ada pada pengelolaan bencana tetap dilakukan pada
daerah rawan bencana.
The Crush and Release Model, upaya mengurangi kerentanan untuk mengatasi bencana.
Disaster Risk Reduction Framework, upaya mengidentifikasi risiko bencana dan mengembangkan
kapasitas untuk menguranginya.

• Kelompok 6 (Hakikat dan Kebudayaan)


Budaya/kebudayaan dari bahasa sansekerta yaitu “Buddhayah”, jamaknya “Buddhi” (budi/akal)
artinya hal-hal yang berkaitan dengan budi/akal manusia.
Secara harfiah, Budaya dari bahasa Latin yaitu “Colere” artinya mengerjakan tanah, mengolah,
memelihara ladang, sedangkan dalam bahasa Inggris, “Culture”.
Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan meliputi sistem ide/gagasan yang terdapat pada pikiran
manusia sehingga bersifat abstrak.
Kebudayaan (Koentjaraningrat) yaitu keseluruhan gagasan, tindakan karya manusia dalam
kehidupan masyarakat dengan belajar.
Unsur-unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat = bahasa, pengetahuan, organisasi
masyarakat, teknologi, ekonomi, kesenian, dan religi/upacara.
3 pilar dalam Olympism yaitu excellence, friendship, dan respect.
Konservasi seni yaitu suatu usaha untuk memperlambat/mencegah kematian seni.
Wujud kebudayaan yaitu wujud idiil/tata kelakuan, sisten sosial, kebudayaan fisik (kebendaan).
4 Jenis karya seni yang UNNES fokuskan: tari tradisional, pertunjukan tradisional, musik
tradisional, dan kriya tradisional.
Pranata (Institution) dalam kebudayaan dikelompokkan berikut: kinship/domestic, economic,
educational, scientific, aesthetic recreational, religious, dan somatic.

• Kelompok 7 (SDA Hayati, Non-Hayati, dan Keanekaragaman Hayati)


SDA adalah segala sesuatu yang muncul alami dan dapat digunakan untuk kebutuhan manusia.
SDA berdasarkan sifat: sustainable, renewable, dan non-renewable.
SDA berdasrkan jenis: SDA Non-hayati (Abiotik) dan SDA Hayati (Biotik).
Konservasi SDA Hayati yaitu pengelolaan SDA yang pemanfaatanya dilakukan bijaksana dan
menjamin kesinambungan tetap terpelihara agar meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilai.
Keanekaragaman hayati yaitu keanekaragaman organisme yang menunjukkan variasi gen, spesies,
dan ekosisten suatu daerah.
Usaha pelestarian keanekaragaman hayati: In Situ (di habitat asli) dan Ex Situ (di luar habitat asli).
In Situ: Taman Nasional dan Cagar alam, sedangkan
Ex Situ: Kebun Raya, Kebun Binatang, Kebun Plasma Nutfah, Kebun Koleksi.
Fauna Indonesia terdiri atas: Asiatis, Peralihan, dan Australis.
Flora Hutan Indonesia terbagi atas: Hutan Hujan Tropis, Hutan Musim, dan Hutan Savana.

• Kelompok 8 & 9 (Konservasi Terkait Arsitektur Hijau, Bangunan Hijau, Energi


Bersih, dan Transportasi Internal)
Arsitektur Hijau adalah konsep arsitektur yang meminimalkan pengaruh buruk terhadap
lingkungan alam/manusia dilakukan dengan cara memanfaatkan SDA yang efisien dan optimal.
Bangunan Hijau adalah penerapan dari prinsip arsitektur hijau menggunakan desain bangunan
hemat energi dan tidak merusak lingkungan.
Energi Bersih adalah teknologi yang meminimalkan efek gas rumah kaca yang dihasilkan terhadap
lingkungan dan masyarakat.
Transportasi Hijau/Internal adalah perangkat transportasi yang dibuat untuk dikendarai dan ramah
lingkungan.
Kriteria arsitektur hijau: hemat energi, working with climate, respect for site, respect for user,
meminimalkan sumber daya baru, dan holistic.
4 aspek Green Building: material, energi, air, dan kesehatan
Shading & Reflector berguna mengurangi panas gedung dan mamsukkan cahaya secara efisien.
Water Recycling System berfungsi mengolah air kotor/air bekas agar digunakan kembali untuk
keperluan flushing toilet/penyiraman tanaman.
Implementasi konservasi pilar tersebut adalah bijak mengelola ruang, bijak menggunakan air, bijak
berkendara di kampus, bijak berjalan kaki, dan bijak menggunakan fasilitas.
Tujuan Implementasi adalah membentuk budaya ramah lingkungan &
mengembangkan/mengelola bangunan dan lingkungan, serta mewujudkan sistem transportasi
internal yang efektif, efesien, dan ramah lingkungan.

• Kelompok 10 (Pengelolaan Limbah Padat)


Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri/aktivitas domestik yang berbentuk padat.
Contoh limbah padat, yaitu kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll.
Limbah padat non-B3 (bahan bahaya beracun) seperti lumpur, boiler ash, spare part alat berat,
sarung tangan, sampah kantor/rumah tangga.
Limbah padat B3 (bahan bahaya beracun) seperti radioaktif, bahan kimia, minyak, toner catridge.
Karakteristik sampah padat: Garbage, Rubbish, Ashes(abu), Street Sweeping, bangkai, sampah
pemukiman, bangkai kendaraan, sampah indsutri, sampah penghancuran gedung, sampah
pembangunan, Sewage solid, sampah khusus.
Sumber sampah padat: pemukiman penduduk, tempat umum/perdagangan, sarana layanan
masyarakat, industri berat/ringan, dan pertanian.
Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah: jumlah penduduk, sistem pembuangan, pemilihan
sampah, geografis, waktu, sosial ekonomi, kebiasaan, teknologi, dan jenis sampah.
Pengelolahan limbah padat dengan: Pemisahan, Penyusutan Ukuran, Pengomposan, dan
Pembuangan Limbah.
3 sistem pemisahan sampah: Balistik (menyeragamkan ukuran, berat, volume), Gravitasi
(berdasarkan gaya berat sampah), Magnetis (berdasarkan sifat magnet sampah).
Pembuangan di darat (Landfill) dibedakan jadi 3: Landfill Lembah, Landfill Galian, Landfill
Tanah Datar.

Anda mungkin juga menyukai