DISUSUN OLEH :
1. Latar Belakang
Konservasi terhadap lingkungan alam memiliki arti yaitu melestarikan lingkungan
alam. Perilaku manusia terhadap lingkungan dipengaruhi oleh kepedulian mereka terhadap
kelestarian alam sekitar. Banyaknya perilaku manusia yang dapat merusak alam dapat
diperbaiki dengan penanaman nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan (Setyawan dan
Laelasari, 2015). Konservasi adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak
menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam akibat eksploitasi (Qodriyatun, 2010).
Secara umum, konservasi mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan atau mengawetkan
daya dukung, mutu, fungsi, dan kemampuan lingkungan secara seimbang. Konservasi lahir
akibat adanya kebutuhan untuk melestarikan sumber daya alam yang diketahui mengalami
degradasi mutu. Konservasi merupakan upaya mengelola perubahan menuju pelestarian
nilai dan warisan budaya yang lebih baik dan berkesinambungan. Dengan kata lain bahwa
dalam konsep konservasi terdapat alur memperbaharui kembali (renew), memanfaatkan
kembali (reuse), mengurangi (reduce), mendaur ulang kembali (recycle), dan menguangkan
kembali (refund) (Setyawan dan Laelasari, 2015).
Terdapat dua bentuk konservasi alam yaitu konservasi in- situ dan konservasi ek-situ.
Konservasi In-situ (di dalam kawasan) adalah konservasi flora fauna dan ekosistem yang
dilakukan di dalam habitat aslinya agar tetap utuh dan segala proses kehidupan yang terjadi
berjalan secara alami. Kegiatan ini meliputi perlindungan contoh-contoh perwakilan
ekosistem darat dan laut beserta flora fauna di dalamnya. Konservasi in-situ dilakukan
dalam bentuk kawasan suaka alam (cagar alam, suaka marga satwa), zona inti taman
nasional dan lautan lindung (Kuspriyanto, 2015). Kawasan konservasi in-situ secara
nasional dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Kawasan Suaka Alam (KSA) dan
Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KSA yang merupakan kawasan konservasi dengan
tujuan melindungi sistem penyangga kehidupan dan pengawetan keanekaragaman hayati
serta ekosistemnya. Kawasan KSA terdiri Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Sedangkan
KPA merupakan kawasan konservasi yang tujuanya sama dengan KSA hanya saja dalam
KPA ada unsur pemanfaat secara berkelanjutan seperti pendidikan. Kawasan KPA terdiri
dari Taman Nasional, Taman Hutan Raya (Tahura), Taman Wisata Alam dan Taman Buru
(Abidin et al., 2020). Sedangkan Konservasi ex-situ (di luar kawasan) adalah upaya
konservasi yang dilakukan dengan menjaga dan mengembangbiakkan jenis tumbuhan dan
satwa di luar habitat alaminya dengan cara pengumpulan jenis, pemeliharaan dan budidaya
(penangkaran). Konservasi ex-situ dilakukan pada tempat-tempat seperti kebun binatang,
kebun botani, taman hutan raya, kebun raya, arboretum, penangkaran satwa, taman safari,
taman kota dan taman burung. Cara ex-situ merupakan suatu cara pemanipulasian obyek
yang dilestarikan untuk dimanfaatkan dalam upaya pengkayaan jenis, terutama yang hampir
mengalami kepunahan dan bersifat unik. Cara konservasi ex-situ dianggap sulit
dilaksanakan dengan keberhasilan tinggi disebabkan jenis yang diominan terhadap
kehidupan alaminya sulit beradaptasi dengan lingkungan buatan (Kuspriyanto, 2015).
Pemaparan di atas menjelaskan tentang definisi konservasi dan konsepnya, dari
pernyataan berbeagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa konservasi merupakan
upaya dan strategi keberlanjutan untuk kesejahteraan manusia. Dengan adanya konservasi,
maka kita telah berinvestasi untuk masa depan, seperti keseimbangan kehidupan mendatang.
Berdasarkan hal tersebut, penyusun tertarik untuk membuat makalah dengan judul
“Konservasi : Upaya dan Strategi Keberlanjutan untuk Kesejahteraan Manusia”.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah konservasi dapat mensejahterakan manusia secara keberlanjutan?
b. Bagaimanakah upaya dan strategi keberlanjutan untuk mensejahterakan manusia?
3. Tujuan dan Manfaat
a. Untuk mengetahui konservasi dapat mensejahterakan manusia secara keberlanjutan.
b. Untuk memahami upaya dan strategi keberlanjutan untuk mensejahterakan manusia.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan konservasi antara lain
mewujudkan kelestarian sumber daya alam hayati serta keserasian dan keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan kualitas
hidup manusia, serta melestarikan daya tampung dan pemanfaatan sumber daya alam hayati
beserta isinya.
Serta upaya dan strategi keberlanjutan untuk kesejahteraan manusia yaitu dengan :
meningkatkan peranan kawasan konservasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati, peranan
kawasan konservasi dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, sistem kawasan
konservasi dalam kaitan dengan kondisi bentang alam daratan dan perairan laut disekitarnya,
serta Perbaikan kualitas, efektivitas, dan pelaporan pengelolaan kawasan konservasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z.., Purnomo., dan Candra Pradhana. 2020. Keanekaragaman Hayati Sebagai
Komoditas Berbasis Autentitas Kawasan. Jombang : Fakultas Pertanian Universitas
KH.A. Wahab Hasbullah.
Antariksa. 2004. Pendekatan Sejarah dan Konservasi Perkotaan sebagai Dasar Penataan Kota.
Jurnal Plan NIT. 2(2):98-112.
Kuspriyanto. 2015. Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati di kawasan Lindung di
Indonesia. Jurnal Metafora, 1(2):135-142.
MIPL. 2010. Konservasi. Purwokerto: STMIK AMIKOM.
Qodriyatun, S. N. 2010. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Dalam
Kerangka Desentralisasi. Kajian, 15(3):551-577.
Setyawan, F. A., dan Asmida U. L. 2015. Internalisasi Karakter Konservasi Lingkungan
melalui Media Game Deservasi. Scientific Journal of Informatics, 2(1):83-89.