Anda di halaman 1dari 124

BUKU PANDUAN

PENULISAN KARYA ILMIAH

2022
BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH, - Cet. 1. Depok: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022. x, 114 hlm ; 21 cm x 29,7 cm

ISBN 978-979-8972-50-8

Cetakan Pertama, Oktober 2022

Semua hak cipta untuk penulis dilindungi.

Tidak ada bagian dari buku ini dapat direproduksi dalam bentuk stensil, fotokopi, mikro film
atau cara lain tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.H., LL.M.

Tim Penyusun
Prof. Dr. M.R. Andri Gunawan Wibisana, S.H., LL.M.
Prof. Dr. Agus Sardjono, S.H., M.H.
Prof. Dr. Rosa Agustina, S.H., M.H.
Sri Mamudji, S.H., M.Law Lib.
Kurnia Toha, S.H., LL.M., Ph.D.
Dr. Ratih Lestarini, S.H., M.H.
Dr. Dian Puji Simatupang, S.H., M.H.
Heru Susetyo, S.H., LL.M., M.Si., M.Ag., Ph.D.
Dr. Lidwina Inge Nurtjahyo, S.H., M.Si.
Dr. Yeni Salma Barlinti, S.H., S.Hum., M.H.
Dr. Yuli Indrawati, S.H., LL.M.
Dr. Febby Mutiara Nelson, S.H., M.H.
Tiurma M. Pitta Allagan, S.H., M.H., Ph.D.
Arie Afriansyah, S.H., MIL., Ph.D.
Dr. Brian Amy Prasetyo, S.H., LL.M.
Wahyu Andrianto, S.H., M.H.
Aristyo Rizka Darmawan, S.H., LL.M.
Djarot Dimas Achmad Andaru, S.H., M.H.

Diterbitkan oleh:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Jl. Prof. Mr. Djokosoetono, Kampus UI Depok 16424
Fakultas Hukum Gedung D Lantai 4 Ruang D.402
Telepon +61 21 727 0003, Ext. 173, Faksimile. +62 21 727 0052
E-mail: law.publisher@ui.ac.id

ii
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
SAMBUTAN DEKAN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan kasih sayang-Nya Tim Penyusun Buku Panduan Penulisan Ilmiah dapat
menyelesaikan proses penyusunan buku panduan dengan sangat baik.
Kaya Ilmiah hukum merupakan salah satu elemen penting dalam pendidikan tinggi
hukum di Indonesia. Menulis merupakan kemampuan esensial yang harus dimiliki oleh setiap
sarjana hukum. Kompetensi untuk dapat berpikir secara sistematis dituangkan dalam suatu
karya ilmiah hukum. Oleh karena itu, Fakultas Hukum Universitas Indonesia secara konsisten
terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah bagi para mahasiswa baik di
level sarjana, magister, maupun doktoral.
Buku Panduan ini diharapkan tidak hanya akan memberikan petunjuk teknis mengenai
sistematika penulisan tugas akhir di lingkungan FHUI. Namun lebih jauh lagi, buku ini
diharapkan juga dapat membantu mahasiswa untuk dapat merefleksikan proses penulisan,
tahapan-tahapan dari setiap proses penulisan karya ilmiah hukum yang baik dan benar.
Pimpinan Fakultas Hukum UI mengucapkan selamat serta apresiasi yang sangat
mendalam bagi Tim Penulis Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah, atas kerja keras serta
komitmennya selama beberapa tahun terakhir. Semoga buku ini dapat membantu para
mahasiswa dalam melaksanakan penulisan karya ilmiah di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dekan,

Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.Kom., S.H., LL.M.

iii
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kepada Allah swt kami panjatkan atas selesainya penulisan buku pedoman
karya tulis ilmiah, yang prosesnya telah dimulai cukup lama. Buku ini disusun untuk
memberikan pedoman bagi mahasiswa dalam membuat karya ilmiah, mulai dari proposal tugas
akhir sampai dengan artikel ilmiah, dari strata sarjana sampai dengan doktor.
Buku ini kami susun dengan semangat kebersamaan. Sedapat mungkin semua penyusun
menyepakati hasil tulisan. Suasana ketika tulisan dibuat sangat menyenangkan. Banyak
bercandanya, tertawa-tawa, dan tentu saja gossip—yang ternyata cukup sering juga lebih
“berbobot, mendalam, dan penuh semangat,” ketimbang pembahasan tulisan… Mungkin
karena itu pula, penyusunan buku ini menjadi agak lama. Yang pasti, akhirnya tulisan ini
selesai, dan ini sangat patut kami syukuri. Kami bersyukur atas keguyuban para penulis dalam
buku ini, atas semangat mereka untuk memberi pedoman yang baik dan jelas bagi para
mahasiswa.
Sepanjang proses penulisan, kami menyadari bahwa terdapat banyak kebiasaan dalam
penulisan karya ilmiah. Dalam beberapa kasus, tidak jarang kebiasaan itu menjadi persoalan
ketika mahasiswa menulis atau menghadapi ujian tugas akhir.
Untuk menghindarkan mahasiswa dari banyak kesulitan yang tidak perlu, buku
pedoman ini disusun dengan semangat inklusif. Hal ini misalnya tampak pada tidak dibatasinya
metode penelitian pada metode tertentu saja, sepanjang metode yang dipilih mampu menjawab
pertanyaan penelitian. Semangat inklusif juga tampak pada format penyusunan bagian-bagian
proposal, tugas akhir, dan artikel, yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang dipilih. Untuk bagian proposal dan tugas akhir, kami bahkan
menyepakati beberapa bentuk format yang kami bayangkan akan muncul dalam penyusunan
tugas akhir.
Hal lain yang mendapat sorotan adalah tentang panduan penulisan referensi. Terkait hal
ini kami tidak memberikan pilihan, karena kami menginginkan agar penulisan referensi hukum
di FHUI memiliki keseragaman yaitu menggunakan “Gaya FHUI”, bukan dengan gaya lainnya.
Lebih dari itu, buku ini kami harapkan dapat menjadi langkah awal bagi penyusunan pedoman
baku penulisan referensi hukum di Indonesia, termasuk penulisan untuk putusan-putusan
pengadilan, peraturan, keputusan, dan sumber-sumber dari media sosial.
Buku ini juga memuat pedoman etis dalam melakukan penelitian dan penulisan karya
ilmiah. Dengan pedoman seperti ini, kami mengharapkan penelitian dan penulisan karya ilmiah

iv
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
dapat terlepas dari persoalan pelanggaran hukum, termasuk dalam kaitannya dengan hak privasi
seseorang.
Semoga buku ini dapat benar-benar menjadi pedoman bagi penelitian dan penulisan
ilmiah, serta mampu menjawab banyak persoalan atau kebingungan di dalam penulisan tugas
akhir dan artikel ilmiah. Tentu saja masukan-masukan dari pembaca akan sangat berguna bagi
penyempurnaan buku pedoman ini.

Selamat meneliti dan menulis…

Depok, Oktober 2022


Tim Penyusun

v
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
DAFTAR ISI

SAMBUTAN DEKAN ……………………………………………………………….. iv


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...... vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. xi

BAB I
PANDUAN UMUM TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR ………….. 1
A. Topik, Judul, dan Abstrak ………………………………………………………… 1
1. Topik …………………………………………………………………………. 1
2. Judul ………………………………………………………………………….. 2
3. Abstrak ……………………………………………………………………….. 2
B. Pendahuluan ……………………………………………………………………… 2
1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 3
2. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 4
C. Kebaruan dan Tinjauan Pustaka ………………………………………………….. 5
1. Fokus …………………………………………………………………………. 9
2. Tujuan ……………………………………………………………………….. 11
3. Perspektif ……………………………………………………………………. 11
4. Cakupan ……………………………………………………………………… 12
5. Penyusunan Tinjauan Pustaka ……………………………………………….. 13
6. Target Pembaca ………………………………………………………………. 14
D. Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………………. 14
E. Metode Penelitian …………………………………………………………………. 15
F. Kerangka dan Landasan Teori …………………………………………………….. 19
G. Kerangka Konsep …………………………………………………………………. 20
H. Sistematika Penulisan …………………………………………………………….. 22
I. Pembahasan ………………………………………………………………………. 22
J. Penutup …………………………………………………………………………… 22

BAB II
ETIKA PENELITIAN DAN PENULISAN ………………………………………… 25
A. Etika Terkait Interaksi dengan Subyek Penelitian …………………………….. 25
B. Penggunaan Material Hasil Wawancara atau Observasi, Foto Gambar, dan
Grafik ………………..………………………………………………………… 26
C. Penyebutan Nama dalam Hasil Wawancara dan Dokumen Bukan
Putusan Pengadilan ……………………………………………………………. 27
D. Penggunaan Putusan …………………………………………………………… 28

BAB III
ATURAN PENULISAN TUGAS AKHIR ………………………………………….. 31
A. Format Pengetikan ……………………………………………………………....... 31
1. Bagian Awal ………………………………………………………………….. 31
a. Halaman Sampul …………………………………………………………. 31
b. Halaman Judul …………………………………………………………… 32
c. Halaman Pernyataan Orisinalitas ……………………………………….. 32

vi
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
d. Halaman Pengesahan ……………………………………………………. 32
e. Kata Pengantar ………………………………………………………….. 32
f. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk
Kepentingan Akademis ………………………………………………….. 32
g. Abstrak/Abstrack ………………………………………………………… 33
h. Daftar Isi …………………………………………………………………. 33
i. Daftar Tabel, Gambar, Singkatan, Lampiran, dan Lainnya …………….. 33
2. Bagian Isi …………………………………………………………………….. 33
3. Bagian Akhir …………………………………………………………………. 33
a. Daftar Rujukan ………………………………………………………....... 35
b. Daftar Wawancara ………………………………………………………. 35
c. Lampiran …………………………………………………………………. 35
B. Ketentuan Penulisan Tugas Akhir …………………………………………………. 35
1. Kertas …………………………………………………………………………. 35
2. Pengetikan ……………………………………………………………………. 35
3. Penomoran Halaman ………………………………………………………….. 36
4. Halaman Sampul ……………………………………………………………… 36
5. Ketentuan Halaman Sampul ………………………………………………….. 37
6. Halaman Judul ……………………………………………………………….. 37
7. Halaman Pernyataan Orisinalitas …………………………………………….. 38
8. Halaman Pengesahan …………………………………………………………. 38
9. Kata Pengantar/Ucapan Terima Kasih ……………………………………… 38
10. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk
Kepentingan Akademis ………………………………………………………. 38
11. Abstrak/Abstrack …………………………………………………………….. 38
12. Daftar Isi …………………………………………………………………….. 39
13. Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lain ………………………………. 39
14. Isi Tugas Akhir ………………………………………………………………. 39
15. Ketentuan Penulisan Bab, Subbab, dan Derajat Subbab …………………….. 40
16. Lampiran …………………………………………………………………….. 41

BAB IV
PARAFRASE DAN PENULISAN KUTIPAN ……………………………………… 43
A. Teknik Parafrase, Ringkasan, dan Kutipan Langsung ……………………………. 43
1. Parafrase ……………………………………………………………………… 45
2. Membuat Ringkasan …………………………………………………………. 48
3. Teknik Kutipan Langsung ……………………………………………………. 49
B. Penulisan Kutipan …………………………………………………………………. 42
C. Contoh Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Rujukan …………………………....... 53
1. Buku …………………………………………………………………………. 53
a. Satu Orang Pengarang …………………………………………………… 53
b. Dua Orang Pengarang …………………………………………………… 54
c. Tiga Orang Pengarang …………………………………………………… 54
d. Lebih dari Tiga Orang Pengarang ……………………………………….. 54
e. Bab dari Buku …………………………………………………………… 54
f. Terjemahan ……………………………………………………………… 55
g. Penyebutan Nama-nama Khusus ………………………………………… 55
2. Artikel ………………………………………………………………………… 59
a. Jurnal …………………………………………………………………….. 59
b. Surat Kabar ……………………………………………………………… 59

vii
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
c. Makalah …………………………………………………………………. 59
d. Lembaga dan Organisasi ………………………………………………… 60
3. Skripsi, Tesis, dan Disertasi …………………………………………………. 60
a. Skripsi …………………………………………………………………… 60
b. Tesis …………………………………………………………………….. 60
c. Disertasi …………………………………………………………………. 61
4. Putusan Pengadilan ………………………………………………………….. 61
a. Pengadilan Negeri ………………………………………………………. 62
1). Putusan Pidana ……………………………………………………… 62
2). Putusan Perdata …………………………………………………….. 64
b. Pengadilan Agama ………………………………………………………. 65
c. Pengadilan Tata Usaha Negara ………………………………………….. 65
d. Mahkamah Agung ………………………………………………………. 66
1). Hak Uji Materil …………………………………………………….. 66
2). Fatwa ……………………………………………………………….. 66
e. Mahkamah Konstitusi …………………………………………………… 66
5. Peraturan Perundang-undangan ……………………………………………… 66
a. Undang-Undang yang Tidak Mengalami Perubahan …………………… 67
b. Undang-Undang Terjemahan …………………………………………… 67
c. Undang-Undang yang Mengalami Perubahan …………………………... 68
1). Undang-Undang dengan Perubahan Model Omnibus Law …………. 68
2). Undang-Undang dengan Perubahan ………………………………… 69
d. Peraturan Pemerintah ……………………………………………………. 70
e. Dokumen Internasional …………………………………………………. 70
1). Perjanjian Internasional – Multilateral ……………………………… 70
2). Perjanjian Internasional – Bilateral …………………………………. 70
3). Perjanjian Internasional – Regional ………………………………… 71
4). Dokumen Organisasi Internasional …………………………………. 71
5). Putusan Pengadilan Internasional …………………………………… 71
6). Putusan Pengadilan Negara Nasional Lain …………………………. 71
f. Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri ……………………………… 72
6. Lain-lain dari Internet ……………………………………………………….. 73
a. Bahan Berita …………………………………………………………….. 73
b. You Tube (video) dan Spotify (audio) ………………………………….. 73
c. E-Mail ………………………………………………………………….. 74
d. Facebook ………………………………………………………………… 74

BAB V
SISTEMATIKA TUGAS AKHIR ………………………………………………….. 75
A. Skripsi …………………………………………………………………………….. 75
1. Sistematika Proposal Skripsi ………………………………………………… 75
2. Sistematika Skripsi …………………………………………………………… 75
B. Tesis Magister Ilmu Hukum ……………………………………………………… 77
1. Sistematika Proposal Tesis MIH …………………………………………….. 77
2. Sistematika Tesis MIH ……………………………………………………… 77
C. Tesis Magister Kenotariatan ……………………………………………………… 79
1. Sistematika Proposal Tesis MKn ……………………………………………. 80
2. Sistematika Tesis MKn ……………………………………………………… 80

viii
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
D. Disertasi ………………………………………………………………………...... 81
1. Sistematika Proposal Disertasi ……………………………………………… 81
2. Sistematika Disertasi ………………………………………………………… 82

BAB VI
FORMAT PENULISAN ARTIKEL ………………………………………………… 85
A. Pemilihan Topik ………………………………………………………………….. 85
B. Pendahuluan ……………………………………………………………………… 86
C. Format Bagian-bagian Artikel …………………………………………………… 87
D. Pertimbangan dalam Pemilihan Jurnal Hukum di Luar Negeri …………………… 89

DAFTAR RUJUKAN ………………………………………………………………… 93


LAMPIRAN …………………………………………………………………………… 95

ix
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Halaman Sampul …………………………………………………………. 95


Lampiran 2 Halaman Judul ……………………………………………………………. 96
Lampiran 3 Halaman Pernyataan Orisinalitas …………………………………………. 97
Lampiran 4 Halaman Pengesahan Skripsi ……………………………………..………. 98
Lampiran 5 Halaman Pengesahan Tesis ……………………………………………….. 99
Lampiran 6 Halaman Pengesahan Disertasi ……………………………………………. 100
Lampiran 7 Kata Pengantar ……………………………………………………………. 101
Lampiran 8 Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ………………… 102
Lampiran 9 Abstrak ……………………………………………………………………. 103
Lampiran 10 Daftar Isi …………………………………………………………………. 105
Lampiran 11 Daftar Gambar …………………………………………………………… 106
Lampiran 12 Formulir Persetujuan (Etika) ……………………………………………. 107
Lampiran 13 Formulir Pernyataan (Etika) …………………………………………… 108
Lampiran 14 Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Nomor 0423-I-BS.00.01-2022 Tentang Ejaan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan ....................................................................................................... 113

x
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
BAB I
Panduan Umum tentang Bagian-bagian Tugas Akhir

A. Topik, Judul, dan Abstrak


1. Topik
Topik merupakan pokok pembicaraan untuk menyampaikan maksud seorang penulis.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan topik. Pertama, topik menarik
perhatian penulis. Kedua, topik diketahui oleh penulis, dan yang ketiga, terdapat ketersediaan
data atau informasi terkait topik yang akan diteliti.
Penentuan topik tugas akhir perlu memperhatikan empat hal berikut. Pertama, topik
yang dipilih merupakan topik yang dapat diteliti (researchable). Menurut Sternberg, dapat atau
tidaknya sebuah topik diteliti tergantung pada ketersediaan data dan akses terhadap data.
Misalnya, untuk penelitian yang bersifat perbandingan, akses terhadap data termasuk juga
apakah penulis mampu memperoleh dan memahami data dari negara lain. Sedangkan untuk
topik yang memerlukan penelitian lapangan, perlu diperhatikan apakah penulis akan
memperoleh akses terhadap sampel yang diperlukan. Kedua, apakah topik akan memberikan
kontribusi pada perkembangan ilmu hukum. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan
sejauh mana kontribusi dari penelitian adalah waktu pelaksanaan penelitian. Karena
keterbatasan waktu, penelitian sebaiknya tidak diarahkan untuk menjadi sebuah mahakarya,
magnum opus; namun juga tidak diarahkan sekedar untuk menjawab pertanyaan yang terlalu
jelas jawabannya. Ketiga, topik penelitian orisinal. Dalam menentukan sejauh mana orisinalitas
topik yang dipilih, penulis perlu menjawab pertanyaan berikut: “berdasarkan kajian yang saya
lakukan terhadap literatur terkait yang tersedia, apakah saya dapat melihat adanya celah,
kekurangan, atau missing link, dan apakah topik yang saya pilih dapat menjembatani atau
menutupinya?” Jika jawabannya “ya,” dapat dikatakan bahwa topik yang dipilih adalah
orisinal. Jika “tidak” penulis perlu mempertimbangkan ulang pemilihan topik. Keempat, topik
yang membahayakan keselamatan penulis. Meskipun sebuah topik dapat diteliti dan orisinal,
namun dapat saja topik tersebut tidak dipilih atau sebaiknya dipertimbangkan ulang, apabila
topik tersebut mengarahkan penulis pada penelitian yang berisiko tinggi.1 Hal ini dapat terjadi
apabila penelitian terkait dengan hal yang kontroversial atau hal yang secara politik dan budaya
sensitif. Dalam konteks topik seperti ini, konsultasi dengan pembimbing menjadi hal yang

1
David Sternberg, How to Complete and Survive a Doctoral Dissertation (New York: St. Martin’s Press,
1981), hlm. 48-51.

1
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
sangat penting agar permasalahan dalam pelaksanaan penelitian dapat dihindari atau dikurangi
kemungkinannya.

2. Judul
Dalam merumuskan judul harus relevan dengan masalah yang dibahas. Penulisan judul
tidak terlalu panjang (maksimal dua puluh kata). Judul dapat memuat judul utama dan sub-
judul.
Pada penulisan yang menggambarkan hubungan sebab akibat, judul harus memuat
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Contoh dapat
dilihat pada judul berikut: Tingkat Kejahatan Dipengaruhi oleh Tingkat Pendidikan.
Independent variable dari contoh di atas adalah tingkat pendidikan, sedangkan dependent
variable adalah tingkat kejahatan.
Sebagai tambahan, judul dapat dibuat sedemikian rupa untuk menarik pembaca. contoh:
“Tangan Tuhan di Pengadilan: Dalih Bencana Alam dan Pertanggungjawaban Perdata dalam
Kasus Lingkungan.”

3. Abstrak
Abstrak merupakan sari karangan yang memuat permasalahan, tujuan, metode penelitian,
hasil, dan simpulan. Abstrak dibuat untuk memudahkan pembaca mengerti secara cepat isi
tugas akhir atau artikel, sehingga ia dapat memutuskan apakah perlu membaca lebih lanjut atau
tidak.
Abstrak memuat hal berikut:
1. Mencakup 250-300 kata, ditulis dengan jarak spasi satu antar baris dalam satu kesatuan
paragraf.
2. Urgensi pembahasan topik tugas akhir atau artikel;
3. Fokus permasalahan secara singkat dalam bentuk kalimat pernyataan (bukan pertanyaan);
4. Metode yang digunakan ditulis secara singkat (dalam dua - tiga kalimat);
5. Ulasan temuan secara singkat;
6. Kata kunci/keywords (perlu disebutkan sebanyak-banyaknya tiga kata kunci).

B. Pendahuluan
Struktur dan isi Pendahuluan memuat hal berikut:
1. Latar belakang masalah;
2. Rumusan masalah;

2
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
3. Tujuan penelitian;
4. Manfaat penelitian;
5. Landasan teori;
6. Kerangka konsep;
7. Metode penelitian;
8. Sistematika penulisan.2

Bagian pendahuluan pada sebuah tugas akhir berfungsi sebagai gambaran yang
menunjukkan atau menjelaskan topik yang dipilih dapat diteliti/dikerjakan. Pendahuluan
merupakan uraian yang lengkap dan sistematik dari topik yang dipilih. Bagian ini memuat
proses perumusan masalah, metode yang digunakan, pendekatan yang digunakan dan teori
sebagai landasan untuk menjawab permasalahan. Pendahuluan disarankan maksimal 10% dari
keseluruhan tulisan, tidak termasuk Daftar Isi, Daftar Rujukan, dan Lampiran.

1. Latar Belakang
Latar belakang berfungsi untuk memperkenalkan pembaca pada topik yang ingin dibahas.
Dengan membaca latar belakang, pembaca akan memperkirakan apa yang akan menjadi
permasalahan dalam penelitian.3 Isi dari latar belakang antara lain menerangkan: situasi yang
menyebabkan timbulnya masalah yang hendak diteliti, alasan mengapa penelitian dilakukan,
hal-hal yang dianggap penting oleh penulis, dan uraian bahwa topik penelitian penting untuk
dilakukan, baik sisi teoretis maupun praktis.4
Rudestam dan Newton menjelaskan bahwa latar belakang berisi tinjauan umum
(overview) terhadap permasalahan yang hendak dibahas. Latar belakang ini memberikan
gambaran mengapa penelitian perlu dilakukan. Latar belakang dimulai dengan pernyataan
umum, lalu mengerucut pada permasalahan. Berdasarkan pandangan ini dapat disimpulkan
bahwa sebuah latar belakang yang baik akan mengantarkan pembacanya pada permasalahan
yang hendak diteliti. 5 Dengan membaca latar belakang, pembaca sudah dapat menangkap
gambaran awal mengenai masalah apa yang hendak diteliti dan mengapa masalah tersebut
penting dan layak untuk diteliti.

2
Pilihan isi dari struktur ini perlu memperhatikan jenjang Pendidikan dan alternatif yang dipilih (lihat pada
bagian Sistematika Tugas Akhir, Bab 5).
3
James E. Mauch dan Jack W. Birch, Guide to the Successful Thesis and Dissertation: A Handbook for
Students and Faculty, ed. 3, (New York: Marcel Dekker, 1993), hlm. 96.
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. 3, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 99-107.
5
Kjell Erik Rudestam dan Rae R. Newton, Surviving Your Dissertation: A Comprehensive Guide to Content
and Process, (Los Angeles: Sage Publication, 2015), hlm. 82.

3
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Substansi terpenting dalam Latar Belakang adalah thesis statement, yaitu kalimat
singkat yang menggambarkan fokus, gagasan/argumen utama, atau klaim dari sebuah tulisan.
Dalam ungkapan Volokh, “[m]ost good works of original scholarship have a basic thesis—a
claim they are making about the world.” 6 Dengan demikian, Thesis Statement merupakan
sebuah “payung” yang mengarahkan penulis agar semua pembahasan di dalam tulisannya
berada di dalam naungan payung tersebut.
Bagian penting lain dalam Latar Belakang adalah alasan-alasan yang mendasari pokok
masalah yang akan diteliti. Isinya merupakan uraian tentang informasi awal yang menjelaskan
mengapa permasalahan yang diteliti tersebut muncul, dan mengapa perlu untuk diteliti.
Informasi awal ini tidak harus berupa hasil penelitian ilmiah, tetapi dapat berupa hasil
pengamatan terhadap fenomena atau gejala sosial di sekitar kita, hasil telaah singkat terhadap
putusan, atau bahkan berita media.
Pada prinsipnya, latar belakang memiliki struktur sebagai berikut:
1. Thesis statement yaitu gagasan asli penulis atas topik penelitian.
2. Gagasan pendukung (supporting ideas), terdiri dari beberapa paragraf yang berisi dukungan
data dari teori, putusan, atau fakta hukum lainnya. Setiap informasi harus mencantumkan
sumber rujukan.
3. Arah penelitian (research direction), menjelaskan arah penelitian yang akan dilakukan.
Bagian ini memuat judul penelitian yang dipilih.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah apa yang akan diungkap dan dibahas di dalam penulisan tugas
akhir. Rumusan masalah dapat disampaikan dalam bentuk kalimat tanya, tetapi akan lebih baik
jika dirumuskan dalam bentuk pernyataan.
Bagian Rumusan Masalah di dalam pendahuluan sedapat mungkin mengungkapkan
kesenjangan antara hal-hal yang bersifat normatif dengan kenyataannya di tengah masyarakat.
Rumusan Masalah mencerminkan situasi yang benar-benar merupakan problem hukum. Dari
rumusan masalah ini akan lahir pokok-pokok permasalahan yang ingin dijawab dalam
penelitian.
Beberapa kata tanya yang sering digunakan ketika merumuskan permasalahan adalah:
apa, bagaimana (bagaimanakah), dan mengapa. Permasalahan dengan kata tanya “apa” akan

6
Eugene Volokh, Academic Legal Writing: Law Review Articles, Student Notes, Seminar Papers, and
Getting on Law Review, ed. 3, (New York: Foundation Press, 2007), hlm. 9.

4
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
menghasilkan jawaban penelitian yang bersifat deskriptif-analitis, eksplanatoris, diagnostik,
dan eksploratoris. Pertanyaan dengan kata tanya “bagaimana” diharapkan menghasilkan
jawaban penelitian yang bersifat deskriptif-analitis, diagnostik, dan preskriptif. Sedangkan
pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” diharapkan menghasilkan jawaban yang bersifat
eksploratoris dan eksplanatoris.
Dalam beberapa penelitian, penulis langsung merumuskan tiga permasalahan yang
hendak dijawab. Sedangkan dalam penelitian lain penulis pertama-tama merumuskan
permasalahan utama, dan selanjutnya penulis menjabarkan permasalahan tersebut ke dalam
beberapa pertanyaan penelitian.

C. Kebaruan dan Tinjauan Pustaka


Kebaruan dari suatu penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan dapat
memberikan pembahasan baru terhadap suatu topik. Di dalam penelitian hukum, sangat
mungkin sebuah topik yang ditulis merupakan topik yang sebelumnya telah juga ditulis oleh
pihak lain. Dalam hal ini, penulis perlu menjelaskan hal baru apa yang akan dihasilkan dari
tulisannya. Singkatnya, bagian kebaruan penelitian memuat jawaban atas pertanyaan:
mengapa, dengan memperhatikan penelitian sebelumnya, penulis masih hendak meneliti topik
ini?
Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, seorang penulis sebaiknya
mengungkapkan informasi paling mutakhir mengenai literatur yang relevan dengan topik yang
dibahasnya. Meskipun ukuran sejauh mana literatur yang dikemukakan tersebut merupakan
literatur terbaru bersifat subjektif, namun penulis tetap diharapkan mengetahui literatur relevan
yang paling baru. Nilai sebuah proposal atau tugas akhir atau artikel akan berkurang ketika
penguji atau reviewer justru lebih mengetahui literatur terbaru yang relevan dengan tulisan.
Dengan demikian, bagian kebaruan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan penulis melakukan
tinjauan pustaka.
Sebagaimana dikutip oleh Murray (2006), beberapa pengarang mendefinisikan tinjauan
pustaka sebagai berikut:7
“An interpretation and synthesis of published research (Merriam, 1988: 6)
“A task that continues throughout the duration of the thesis ... shows how the problem
under investigation relates to previous research (Anderson et al. 1970: 17)
“[An opportunity to] look again at the literature … in … an area not necessarily identical
with, but collateral to, your own area of study. (Leedy 1989: 66)”

7
Rowena Murray, How to Write a Thesis, ed. 2, (Berkshire: Open University Press, 2006), hlm. 108.

5
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Dari kutipan di atas terlihat bahwa tinjauan pustaka merupakan sebuah interpretasi penulis
terhadap literatur yang dibacanya. Hal ini juga merupakan upaya penulis untuk menunjukkan
sejauh mana ia mengetahui literatur yang relevan dengan penelitian yang ia lakukan.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dalam Hutchinson, Walter mendefinisikan tinjauan
pustaka sebagai analisa kritis terhadap literatur terkait penelitian yang ada. Melalui tinjauan
pustaka ini penulis akan mendapatkan pengetahuan mengenai apa yang telah diketahui dan apa
yang belum diketahui dari penelitian terkait yang sebelumnya telah dilakukan. 8 Dengan
demikian, tujuan terpenting dari tinjauan pustaka adalah menunjukkan state of the art,
kekosongan yang ada dalam literatur terdahulu, dan kebaruan dari penelitian yang penulis
lakukan.
Murray mengemukakan bahwa tinjauan pustaka dapat didefinisikan baik sebagai proses
maupun sebagai produk. Sebagai proses, tinjauan pustaka merupakan suatu upaya dari penulis
untuk mengeksplorasi literatur yang ada, memformulasikan masalah dalam penelitian,
menjelaskan arah penelitian yang dilakukan, atau untuk membandingkan gagasan dari
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan.9 Terkait fungsi tinjauan pustaka sebagai
proses ini, dapat pula diperhatikan pandangan Mauch dan Birch yang menyatakan bahwa
tinjauan pustaka berguna untuk: a) membantu penulis dalam memperoleh pengetahuan awal
yang cukup tentang bidang yang diteliti, b) memperoleh pengetahuan tentang metodologi yang
biasa digunakan dalam penelitian di bidang terkait, serta gambaran bagaimana fungsi dari
metodologi tersebut sesuai dengan kajian yang dilakukan, c) membangun argumen untuk
menegaskan bahwa penelitian yang diteliti memang bermanfaat dan perlu dilakukan, d)
mempersempit permasalahan, e) menghasilkan hipotesis atau pertanyaan yang berguna bagi
penelitian yang dilakukan, dan f) memperlihatkan perkembangan literatur terkait topik sampai
dengan literatur terbaru, g) terutama ketika penelitian yang dilakukan berlangsung dalam waktu
yang lama.10
Melalui tinjauan pustaka, penulis menjelaskan kontribusi apa yang diberikan oleh
tulisan yang dibuatnya. Tinjauan pustaka adalah tempat di mana penulis mencoba
menempatkan diskusi yang diuraikan pada bab-bab berikutnya ke dalam perkembangan dan
perdebatan pemikiran yang ada. Dari titik tersebut, penulis menunjukkan bagaimana pemikiran
yang ia tawarkan berdialog dengan arus utama pemikiran terkait objek kajian yang sedang

8
Terry Hutchinson, Researching and Writing in Law, ed. 4, (Pyrmont, NSW: Thomson Reuters, 2018),
hlm. 52.
9
Murray, How to Write…, hlm. 108-109.
10
Mauch dan Birch, Guide to the Successful…, hlm. 107-110. Perlu diperhatikan bahwa penelitian hukum
seringkali tidak menggunakan hipotesis.

6
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
diteliti oleh penulis dan bagaimana pemikiran penulis membawa sumbangsih baru di dalam
perdebatan tersebut.11
Sebagai produk, tinjauan pustaka berisi sintesis dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Tinjauan pustaka yang baik menunjukkan keberhasilan penulis dalam melakukan
eksplorasinya. 12 Dalam hal ini, Sternberg menjelaskan bahwa tinjauan pustaka yang baik
memberikan kesan bahwa penulis memiliki kemampuan dan menguasai apa yang akan
ditelitinya.13 Dengan tinjauan pustaka, penulis bukan hanya menghasilkan daftar rujukan yang
baik, tetapi juga mendemonstrasikan kemampuannya dalam meneliti. Tinjauan pustaka,
terutama dalam proposal penelitian, berfungsi menunjukkan kemampuan penulis dalam
meyakinkan pembaca bahwa penulis adalah orang yang mumpuni untuk menyelesaikan
penelitiannya, mengerti apa yang ditulisnya, dan menentukan posisinya dalam khasanah
literatur yang ada.
Setidaknya terdapat empat langkah yang dapat dilakukan dalam menulis tinjauan
pustaka. Pertama, menguraikan hal-hal penting terkait topik yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam tulisannya. Kedua, memberikan pembenaran atas pemilihan literatur. Dalam langkah ini,
penulis menjelaskan mengapa literatur tertentu yang ditelaah dan bukan yang lain. Ketiga,
memberikan gambaran singkat mengenai outline (kerangka) dari tinjauan pustaka. Dengan cara
ini, penulis menjelaskan bahwa tinjauan pustaka bukan hanya merupakan rangkuman dari hasil
karya orang lain, tetapi juga membandingkan dan mengaitkan karya tersebut dengan tulisan
yang dibuatnya. Keempat, penulis mengaitkan penelitiannya dengan literatur yang ada,
memberikan analisis kritis atas literatur yang ada (jika diperlukan), dan yang paling penting
adalah menjelaskan “gap” dari literatur yang ada dan bagaimana penulis akan berkontribusi
pada teori atau pengetahuan yang ada.14 Dalam konteks ini, tinjauan pustaka juga sering kali

11
Menurut Mauch dan Birch, tinjauan pustaka harus memberikan informasi mengenai perkembangan dan
kondisi terbaru dari topik yang hendak diteliti. Dengan tinjauan pustaka, penulis menunjukkan bagaimana
penelitian yang akan dilakukan mampu berkontribusi pada pengetahuan yang telah ada. Untuk itu, maka di dalam
tinjauan pustaka, penulis juga harus mampu memperlihatkan dengan sangat jelas adanya beberapa hal yang masih
kosong/kurang dari penelitian yang telah dilakukan, apa saja yang menjadi kekurangan itu, dan bagaimana
penelitian yang akan dilakukan akan mengisi kekosongan/kekurangan tersebut. Mauch dan Birch, Guide to the
Successful…, hlm. 111.
12
Murray, How to Write…, hlm. 108-109.
13
Selain itu, Stenberg mengungkapkan beberapa manfaat lain dari kajian literatur. Kajian ini berguna untuk
memperlihatkan keterkaitan antara riset yang akan dilakukan dengan bidang ilmu yang menaunginya. Dengan ini,
kajian pustaka berguna untuk menempatkan topik penelitian yang akan dilakukan di dalam gambar besar tema
dan bidang ilmu. Kajian juga bermanfaat dalam memberikan petunjuk mengenai orisinalitas tulisan. Terakhir,
kajian juga berguna untuk melahirkan bibliografi, yang akan sangat berguna terutama dalam hal proposal
penelitian. Meskipun bibliografi yang panjang tetapi tidak relevan akan berbahaya bagi penilaian pembaca
terhadap penelitian, namun bibliografi yang terlalu singkat sudah pasti akan menimbulkan kesan bagi pembaca
bahwa proposal/penelitian tidak disusun secara serius dan baik. Sternberg, How to Complete…, hlm. 92-96.
14
Murray, How to Write…, hlm. 115.

7
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
disusun secara kronologis, terutama jika tinjauan pustaka dimaksudkan untuk menggambarkan
perkembangan teori atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Selain itu, tinjauan pustaka
juga sering kali ditulis dalam rumus: nama + kata kerja.15 Contoh penulisan ini sebagai berikut:

Jika literatur yang sedang ditulis adalah satu literatur:


“Murray menguraikan bahwa …”,1
Jika literatur yang sedang ditulis terdiri dari beberapa literatur:
“ Beberapa penulis berpendapat bahwa…”,2

_____________________

1
Murray, How to Write a Thesis, ed. 2, (Berkshire: Open University Press, 2006),
hlm. 108.
2
Murray (2006), How to Write… hlm 103; Mauch & Birch (1993), Guide to the
Successful…, hlm. 107-110; Soerjono Soekanto (1986), Pengantar Penelitian Hukum…

Gambar 1. Contoh Tinjauan Pustaka


Sumber Olahan Tim

Tinjauan pustaka tidak selamanya harus ditulis dalam satu subbab sendiri, atau bahkan
di dalam satu bab tersendiri. Bagaimana tinjauan pustaka itu ditulis sangat tergantung dari
bagaimana penulis mengarahkan tinjauan pustakanya. Dengan demikian, tinjauan pustaka
dapat saja terlihat di dalam beberapa bagian, subbagian, atau bahkan bab. Tulisan Cooper di
bawah ini menjelaskan jenis-jenis (taksonomi) tinjauan pustaka berdasarkan karakternya.
Menurut Cooper, taksonomi tinjauan pustaka dapat dibedakan berdasarkan fokus, tujuan,
perspektif, cakupan (coverage), penyusunan (organisasi) tinjauan pustaka, dan target pembaca
(audience).

15
Misalnya, “Murray menguraikan bahwa …”,

8
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Tabel 1. Taksonomi Tinjauan Pustaka
Sumber: Harris M. Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses: A Taxonomy of Literature
Reviews,“ Knowledge in Society, Vol. 1 (1988), hlm. 109.

1. Fokus
Fokus dalam tinjauan pustaka terkait dengan bahan yang menjadi perhatian utama dari
penulis. Cooper membagi fokus tinjauan pustaka ke dalam:
a. hasil penelitian;
b. metode penelitian;
c. teori; dan
d. praktik atau aplikasi.

9
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Dalam satu tinjauan pustaka, penulis dapat menggunakan lebih dari satu fokus di atas.
Bahkan pada kenyataannya jarang ditemukan tinjauan pustaka yang hanya memiliki satu
fokus.16
Tinjauan pustaka yang fokus pada hasil penelitian (research outcomes) mungkin
merupakan tinjauan pustaka yang paling lazim ditemukan. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis
merangkum substansi dan hasil dari tulisan/penelitian terdahulu. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi “a lack of information on a particular research outcome.”17 Dengan cara ini,
penulis dapat memberikan gambaran mengenai “gap” atau celah yang belum ditelaah oleh
tulisan terdahulu, sekaligus memberikan pembenaran mengapa kajiannya masih perlu untuk
dilakukan dan tulisannya masih relevan.
Di dalam tinjauan pustaka yang fokus pada metode penelitian, penulis memusatkan
perhatiannya pada metode penelitian dari tulisan terdahulu, dengan mengidentifikasi variabel
kunci, ukuran, dan metode analisis dari penelitian empiris sebelumnya, atau berbagai
pendekatan dari penelitian doktrinal sebelumnya. Tinjauan pustaka dengan fokus pada metode
ini berguna untuk melihat kelemahan metodologis dalam penelitian terdahulu, atau untuk
membandingkan praktik penelitian dengan kelompok atau waktu penelitian yang berbeda.
Tinjauan pustaka dengan fokus pada metode dapat dikombinasikan dengan tinjauan pustaka
dengan fokus pada hasil penelitian, untuk menghasilkan tinjauan pustaka yang dapat
mengidentifikasi bagaimana metode tertentu akan mencapai hasil penelitian tertentu.18
Tinjauan pustaka yang fokus pada teori, mengidentifikasi teori yang sudah ada dan
digunakan dalam penelitian lain, serta menjelaskan bagaimana keterkaitan teori tersebut
dengan tulisan yang sedang dilakukan. Tinjauan terhadap teori juga berguna untuk
menunjukkan bahwa teori yang ada tidak mencukupi sehingga perlu dikembangkan atau
digunakan teori baru untuk menjawab permasalahan hukum yang hendak ditulis.19 Sementara
itu, tinjauan pustaka dengan fokus pada praktik atau aplikasi bertujuan untuk memperlihatkan
adanya kebutuhan praktis yang belum terpenuhi oleh tulisan yang ada.20

16
Harris M. Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses: A Taxonomy of Literature Reviews,” Knowledge
in Society, Vol. 1, (1988), hlm. 108.
17
Justus Randolph, “A Guide to Writing the Dissertation Literature Review,” Practical Assessment,
Research, and Evaluation, Vol. 14, No. 13 (2009), hlm. 2.
18
Ibid., hlm. 2-3.
19
Ibid., hlm. 3.
20
Ibid.

10
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2. Tujuan
Cooper membagi tinjauan pustaka ditinjau dari tujuannya ke dalam tiga bentuk. Pertama,
sebagai sarana untuk mengintegrasikan atau membuat sintesis dari literatur yang ada. Tujuan
tinjauan pustaka yang bersifat integratif atau sintesis ini dilakukan dengan cara, antara lain:
a. merumuskan pernyataan umum dari beberapa contoh spesifik yang terdapat dalam
literatur, sehingga didapat generalisasi atau sintesis dari literatur yang telah ada;
b. menyelesaikan konflik antara gagasan yang saling bertentangan di dalam literatur,
sehingga diperoleh konsepsi baru; dan
c. menjembatani perbedaan di antara berbagai teori atau disiplin.21

Kedua, tinjauan pustaka yang bertujuan untuk memuat analisis kritis. Meskipun
sebagian besar tinjauan pustaka memuat integrasi, sintesis, atau generalisasi, tinjauan pustaka
dapat memiliki tujuan berupa analisis kritis atas literatur yang ada. Tinjauan pustaka yang berisi
kritik ini dilakukan untuk memperlihatkan kelemahan hasil penelitian terdahulu. 22 Dengan
analisis kritis terhadap literatur yang ada, tinjauan pustaka dapat memberikan pembenaran bagi
penelitian yang akan dilakukan dengan memperlihatkan bagaimana penulis dapat memperbaiki
kelemahan dari literatur yang telah ada.23
Ketiga, tinjauan pustaka dapat memiliki tujuan sebagai alat untuk identifikasi isu atau
argumen pokok dari suatu kajian. Isu atau argumen pokok dari suatu kajian ini dapat terkait
dengan pertanyaan yang telah mendominasi penelitian sebelumnya, pertanyaan yang mungkin
akan mendominasi penelitian di masa depan, atau persoalan metodologis yang menghambat
kemajuan suatu topik.
Sebuah tinjauan pustaka biasanya memuat setidaknya satu di antara tujuan-tujuan di
atas. Meski demikian, setidaknya tinjauan pustaka memuat tujuan yang bersifat integratif,
karena tanpa integrasi, sintesis, atau generalisasi dari penelitian sebelumnya, seorang penulis
akan kesulitan untuk menentukan konteks dan kerangka dari penelitian yang akan
dilakukannya.

3. Perspektif
Dilihat dari perspektif penulis, tinjauan pustaka dapat memilih salah satu dari dua tipe
perspektif berikut. Dalam perspektif pertama, penulis bersifat netral. Di sini, penulis

21
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 108
22
Ibid., hlm. 108-109.
23
Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. 3.

11
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
menyajikan berbagai pandangan atau interpretasi yang berbeda yang diperoleh dari literatur
yang telah ada. Pandangan atau interpretasi dari setiap kubu dijelaskan dengan cara yang sama,
di mana penulis harus memastikan bahwa setiap pandangan telah terwakili di dalam tinjauan
pustaka yang dibuatnya.24 Dengan demikian, tinjauan pustaka yang netral akan tampak bersifat
deskriptif, yang berisi pemetaan dari berbagai pandangan yang ada di dalam literatur terkait.
Dalam perspektif kedua, penulis bersikap aktif dan mengambil posisi tertentu. Dengan
demikian, penulis mengarahkan tinjauan pustaka sebagai seleksi atas literatur yang ada untuk
mengumpulkan bukti yang memperkuat pandangannya.25 Perspektif yang mengambil posisi ini
sering ditemukan dalam penelitian yang bersifat kualitatif. 26 Tentu saja konsekuensi dari
tinjauan pustaka seperti ini adalah munculnya kewajiban bagi penulis untuk memperkecil
adanya kesan bias dari tulisannya.

4. Cakupan
Cakupan dalam tinjauan pustaka menggambarkan bagaimana penulis menemukan,
memilih, dan memasukkan literatur yang relevan ke dalam tulisannya. Cooper membagi
cakupan tinjauan pustaka ke dalam empat tipe, yaitu tinjauan yang lengkap (exhaustive
coverage), tinjauan lengkap dengan rujukan selektif (exhaustive coverage with selective
citation), tinjauan yang representatif (representative), dan tinjauan atas literatur utama
27
(central). Pada tipe tinjauan yang lengkap, tinjauan pustaka berisi tinjauan yang
komprehensif dan mendalam atas literatur yang ada. Penulis melakukan tinjauan atas seluruh
atau sebagian besar literatur yang ada, dan bukan hanya sampel atau seleksi sebagian dari
literatur tersebut.
Meskipun sama seperti pada tinjauan lengkap, di mana penulis juga mengumpulkan
literatur selengkap mungkin, pada tinjauan lengkap dengan rujukan selektif penulis hanya
memaparkan rujukan tertentu saja dari literatur yang dikumpulkannya. Dengan demikian,
perbedaan kedua tipe tinjauan pustaka ini terletak pada kedalaman pembahasan. Pada tinjauan
lengkap penulis memberikan paparan yang cukup lengkap dan mendalam atas literatur yang
ada, bahkan jika perlu dengan mencantumkan halaman dari literatur yang dipaparkannya.
Sebaliknya, pada tinjauan lengkap dengan rujukan tertentu penulis hanya memberikan
gambaran umum dari literatur yang dipilihnya. Misalnya saja, di dalam tinjauan lengkap

24
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 110.
25
Ibid.
26
Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. 4.
27
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 110-111.

12
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
dengan rujukan selektif, penulis membuat pernyataan: “Penelitian Lev mengungkapkan…”,
atau “Dari Teori Keadilan Rawls dapat disimpulkan bahwa…” Bagi pembaca, tinjauan lengkap
memungkinkan pembaca untuk menguji apakah tinjauan yang dilakukan benar-benar lengkap,
dan apakah simpulan yang diambil oleh penulis tinjauan pustaka benar-benar didasarkan pada
literatur yang diulas. Sementara itu, tinjauan lengkap dengan rujukan yang selektif tidak
memungkinkan pembaca mengetahui kedua hal tersebut, karena tinjauan seperti ini hanya
memberikan gambaran secara umum dari literatur yang diulas.
Cakupan ketiga yang dapat dipilih oleh penulis adalah tinjauan pustaka representatif.
Pada tinjauan ini, penulis memilih sampel tulisan, yang dianggapnya mewakili kelompok
literatur yang lebih luas. Penulis bebas menentukan tulisan mana yang dianggapnya mewakili
populasi tulisan sejenis. Meskipun penulis memiliki kebebasan untuk memilih tulisan yang
akan diulasnya, pada akhirnya ia tetap memiliki beban untuk setidaknya menunjukkan bahwa
tulisan yang dipilihnya tersebut benar-benar mewakili populasi tulisan sejenis.28
Cakupan yang terakhir adalah cakupan yang memusatkan perhatian pada tinjauan atas
literatur utama, yaitu karya-karya terpenting yang telah menjadi pusat pembahasan dari topik
penelitian. Karya-karya utama ini dapat merupakan tulisan yang memulai adanya penelitian,
gagasan, atau aliran pemikiran tertentu, karya yang memperkenalkan metode baru, atau bahkan
tulisan yang telah menjadi pencetus perdebatan penting.
Pada praktiknya, penulis dapat memilih strategi cakupan yang memadukan antara
tinjauan lengkap dan tinjauan lengkap dengan rujukan yang selektif, atau antara tinjauan
representatif dan tinjauan atas literatur utama. Sangat mungkin pemilihan tipe cakupan ini akan
sangat tergantung pada kebutuhan untuk meyakinkan para pembaca (audience) dan juga
keterbatasan halaman. Proposal penelitian di tingkat doktoral tidak mensyaratkan batasan
maksimum halaman, sehingga membutuhkan tinjauan pustaka yang mengandung tinjauan yang
lengkap. Sementara itu, proposal pada hibah penelitian atau bahkan artikel ilmiah, yang
memiliki keterbatasan halaman, dapat disusun berdasarkan model tinjauan lengkap dengan
rujukan selektif, atau perpaduan antara tinjauan representatif dan tinjauan atas literatur utama.

5. Penyusunan Tinjauan Pustaka


Apabila cakupan berkaitan dengan strategi pemilihan literatur yang hendak diulas, maka
pengorganisasian berkaitan dengan strategi penulisan tinjauan pustaka. Cooper membagi
strategi penulisan tinjauan pustaka ke dalam tiga bentuk: a) penulisan secara historis yang

28
Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. 4.

13
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
mengulas literatur secara kronologis; b) penulisan secara konseptual yang mengelompokkan
tulisan berdasarkan kemiripan dan perbedaan gagasannya; dan c) penulisan secara
metodologis, yang mengelompokkan literatur berdasarkan kemiripan metode yang
digunakan. 29 Penulisan secara kronologis disusun ketika penulis hendak memperlihatkan
adanya perkembangan, baik terkait hasil penelitian, konsep, teori, praktik, maupun metodologi.
Sementara itu, penulisan secara konseptual disusun ketika penulis hendak melakukan tinjauan
pustaka yang bersifat teoretis. Sedangkan penulisan secara metodologis disusun ketika tinjauan
pustaka hendak memfokuskan pada perbandingan metode yang telah digunakan.30

6. Target Pembaca
Menurut Cooper, tinjauan pustaka dapat ditulis secara berbeda tergantung dari calon
pembaca (audience), yaitu kelompok ilmuwan dengan ilmu yang spesifik, kelompok ilmuwan
pada umumnya, praktisi, pengambil kebijakan, atau bahkan kalangan umum.31 Semakin umum
target pembaca ini, semakin umum bahasa yang digunakan, di mana istilah atau jargon spesifik
diusahakan agar seminimal mungkin dipergunakan.

D. Tujuan dan Manfaat


Tujuan penelitian mencerminkan hal-hal apa yang ingin dicapai dengan dilakukannya
penelitian. Tujuan penelitian merupakan panduan bagi penulis itu sendiri tentang arah yang
harus dituju dan ingin dicapai, sehingga penelitian dan pembahasannya tidak melebar atau
menjadi salah arah. Walaupun tujuan penelitian dapat saja berubah seiring dengan temuan-
temuan di lapangan yang mungkin lebih menarik atau lebih feasible untuk ditindaklanjuti
karena menyangkut problematika yang lebih nyata dan membutuhkan jawaban teoretis yang
lebih urgen.
Perlu diperhatikan juga, jenis penelitian itu dapat berupa penelitian doktrinal dan
penelitian non-doktrinal. Penelitian doktrinal memiliki tujuan yang berbeda dengan jenis
penelitian non-doktrinal. Penelitian doktrinal menghasilkan pandangan atau paradigma penulis
terhadap norma yang diteliti. 32 Penelitian non-doktrinal menghasilkan pandangan penulis

29
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 111-112.
30
Bandingkan: Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. hlm. 4.
31
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 112.
32
Jika mengikuti pandangan Van Hoecke maka penelitian hukum yang bersifat normatif bukan sekedar
penelitian yang menjelaskan atau mensistematisasi norma, tetapi lebih dari itu adalah penelitian yang menjelaskan
posisi normatif penulis atau pilihan penulis tentang nilai yang ada. Penelitian yang normatif dapat juga bertujuan
untuk menemukan hukum yang “lebih baik” (better law). Pada penelitian seperti ini penulis memerlukan informasi
di luar ilmu hukum, seperti filsafat, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan politik. Mark van Hoecke, “Legal Doctrine:

14
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
bagaimana hukum ada dalam konteks sosial. Dapat terjadi bahwa dalam suatu penelitian
ditemukan fakta hukum dan fakta sosial, yang kemudian dikaitkan dengan doktrin hukum
untuk menjelaskan fenomena sosial yang ditemukan itu dari perspektif hukum.
Intinya, penjelasan mengenai tujuan penelitian di dalam tulisan menjadi penting untuk
membatasi cakupan tulisan itu. Pembatasan ini penting supaya tidak terjadi perubahan tujuan
penelitian dalam tulisan.

E. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah penjelasan tentang bagaimana penelitian itu dijalankan untuk
memperoleh hasil yang diharapkan. Kekeliruan umum yang dilakukan oleh mahasiswa adalah
sekedar menulis salinan atas apa yang dipaparkan buku-buku pelajaran metodologi penelitian
hukum. Padahal apa yang diajarkan di dalam buku-buku metodologi itu untuk dijelaskan dan
dijalankan dalam penelitian, bukan sekedar menyalin ulang dalam bagian tentang metode
penelitian.
Contoh yang sangat klasik adalah menyalin ulang tentang apa itu bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier dalam naskah tugas akhir. Padahal apa yang
ingin disampaikan dalam buku-buku pelajaran metodologi itu hanya untuk menunjukkan
bahwa bahan hukum primer itu adalah bahan hukum yang mengikat, sehingga valid jika
digunakan untuk mendukung argumentasi dalam naskah tugas akhir. Jadi bukan untuk
diuraikan kembali dalam naskah tugas akhir.
Metode penelitian yang dituangkan dalam proposal dan naskah tugas akhir memiliki
kedudukan yang berbeda. Pada proposal, metode adalah penjelasan tentang langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh penulis dalam rangka mencari data dan menjawab masalah
penelitian yang menjadi payung penelitiannya. Sedangkan pada naskah tugas akhir, metode
berisi uraian tentang langkah-langkah yang telah dilakukan penulis dalam rangka
mengumpulkan data. Bagian metode juga berisi penjelasan tentang proses bagaimana penulis
mengolah data yang diperoleh dalam rangka mengambil simpulan. Dengan demikian, dalam
bagian metode pada Bab 1 (Pendahuluan) tugas akhir, penulis tidak boleh mencantumkan frasa
“akan dilakukan wawancara,” atau “akan dilakukan survei.” Hal ini dikarenakan pada Bab 1
tugas akhir merupakan bagian pertanggungjawaban akademik dari penelitian yang telah
dilakukan.

Which Method(s) for What Kind of Discipline?” dalam Mark van Hoecke, Methodologies of Legal Research:
Which Kind of Method for What Kind of Discipline? (Oxford: Hart Publishing, 2011), hlm. 10.

15
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Metode dalam penelitian doktrinal tentu berbeda dengan penelitian non-doktrinal. Di
dalam penelitian doktrinal tidak perlu diuraikan tentang bagaimana mengumpulkan data yang
menjadi objek utama penelitian, karena datanya tersedia dalam bentuk bahan hukum yang
tersebar di berbagai sumber bahan hukum. Contohnya, undang-undang hingga doktrin yang
diuraikan dalam berbagai literatur. Pada penelitian doktrinal terjadi pengolahan dan pengujian
substansi hukum dengan menggunakan doktrin-doktrin hukum dalam rangka menemukan,
mengkonstruksi, atau merekonstruksi aturan atau prinsip.33
Suatu hasil penelitian doktrinal dianggap dapat dipertanggungjawabkan apabila
sumber-sumber yang digunakan terbaca dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan serta
kredibilitas dari sumber atau referensi tersebut. Inilah arti penting dari bagian metodologi di
dalam suatu karya ilmiah, yaitu sebagai penjelasan tentang bagaimana proses penulis mencari
bahan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dalam rangka membangun
analisis kritis dan relevan dalam tugas akhirnya. Jadi bukan dengan sekedar menyalin isi buku
pelajaran metodologi ke dalam tugas akhir.
Berbeda halnya dengan penelitian doktrinal, penelitian non doktrinal berbasis pada
penggalian data empiris maupun penelitian dengan perspektif sosiolegal maka perlu hadir data
yang berasal dari konteks law in the society dan law in action. Dengan demikian penulis harus
menguraikan dengan jelas teknik pengumpulan data yang menjadi objek penelitian dan
bagaimana mengolah data itu sehingga dapat diambil simpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Itu sebabnya dalam penelitian non-doktrinal harus diuraikan tentang
pengumpulan dan pengolahan data itu dengan jelas agar hasil penelitian itu diakui sebagai
sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan. Di sinilah pembahasan tentang metode kualitatif
atau kuantitatif menjadi sangat penting. Misalnya, dalam penelitian tentang pengaruh
kekuasaan dalam penegakan hukum, harus diuraikan metode pengumpulan data dan
pengambilan simpulannya, apakah bersifat kualitatif atau kuantitatif. Jika dilakukan secara
kuantitatif, maka metode pengumpulan data empirisnya menjadi sangat menentukan tingkat
validitas hasil penelitian tersebut. Terkait pengambilan sampel atas responden yang diambil
datanya, penting untuk memperhatikan aturan mengenai ketentuan populasi dan tata cara
pengambilan sampel tersebut.34

33
Banakar dan Travers menerangkan bahwa penelitian doktrinal “use interpretive methods to examine case,
statutes, and other sources of law in an attempt to seek out, discover, construct or reconstruct rules and
principles.” Reza Banakar dan Max Travers, Theory and Research in Socio-Legal Research, (Portland: Hart
Publishing, 2005), hlm. 7.
34
Salah satu buku yang dapat dirujuk untuk menyusun metode penelitian survei menggunakan metode
pengambilan sampel yang baik secara purposive ataupun random adalah: John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (Thousand Oaks, CA: Sage Publications, 2003).

16
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Metode penelitian yang diuraikan dalam bagian tentang metodologi merupakan uraian
tentang bagaimana penelitian itu dijalankan. Dari uraian itu pembaca dapat menilai apakah
penelitian itu merupakan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya, atau
merupakan penelitian yang tidak jelas dan simpulannya tidak sesuai dengan pokok
permasalahan.
Sekadar contoh dapat dilihat dalam penelitian tentang hukum waris adat Baduy. Uraian
metodologinya dapat berupa uraian tentang di mana lokasi penelitian dilakukan, serta siapa
saja yang ditemui dan diwawancarai untuk memperoleh keterangan tentang norma hukumnya.
Apabila lokasi penelitian berada di luar wilayah hidup masyarakat adat Baduy, maka validitas
penelitian itu pun akan diragukan.35 Begitu pula jika yang diwawancarai adalah bukan tokoh-
tokoh adat dari masyarakat yang bersangkutan, maka hasil penelitiannya pun dapat
dipertanyakan.
Intinya, uraian tentang metode penelitian itulah yang akan menentukan apakah hasil
penelitian penulis itu merupakan hasil penelitian yang baik dan benar. Secara khusus, suatu
penelitian setingkat disertasi seyogyanya menguraikan juga tentang metode yang dapat
menunjukkan bahwa penelitian itu sudah dilakukan dengan benar, dengan bahan-bahan yang
benar, dan dilakukan pengolahan serta analisis yang benar juga. Tentu saja uraiannya harus
mengacu pada standar akademik yang diakui, agar masyarakat akademik juga mengakui hasil
penelitian itu sebagai suatu karya ilmiah, karenanya dapat dipertanggungjawabkan sebagai
penelitian yang baik dan komprehensif.
Pada bagian metode penelitian, baik dalam tugas akhir maupun artikel jurnal ilmiah,
penting untuk dijelaskan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, jenis bahan hukum yang
digunakan dalam tulisan. Tidak cukup hanya menyebut bahan hukum primer, sekunder, tersier
tetapi juga perlu disebutkan nomor, tahun, dan judul dari peraturan tersebut. Penulis perlu juga
menjelaskan bagaimana ia akan menganalisis bahan hukum tersebut dan menggunakannya
untuk menjawab pertanyaan yang mana.
Kedua, perlu dijelaskan bahan pustaka non-hukum, baik yang berbentuk dokumen
elektronik maupun cetak. Bahan pustaka non-hukum ini sangat penting ketika penulis
melakukan penelitian tentang hukum yang hidup dalam masyarakat, seperti dalam penelitian

35
Hal ini tergantung pada konteks permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut. Apabila yang
akan diteliti merupakan komunitas adat yang terikat dengan wilayah geografisnya memang penting untuk meneliti
masyarakat itu dengan tetap terikat pada wilayah tempat tinggal aslinya. Akan tetapi pada konteks permasalahan
dimana ingin melihat perbedaan tafsir terhadap aturan adat dari masyarakat tersebut ketika sudah berinteraksi
dengan orang luar, maka syarat geografis tidak lagi menjadi suatu keharusan. Untuk referensi dapat merujuk ke
Franz von Benda-Beckman dan Keebet von Benda-Beckman, Mobile People, Mobile Law: Expanding Legal
Relations in A Contracting World, ed. 2, (New York: Routledge, 2016).

17
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
tentang hukum waris adat Baduy di atas. Penulis perlu menyebutkan nama pengarang dan judul
dari buku atau artikel kepustakaan non-hukum tersebut. Kemudian perlu dijelaskan pula
relevansi penggunaan bahan pustaka non-hukum tersebut, misalnya apakah untuk
mempertajam analisis atau penggunaannya untuk memberikan data penunjang. Selain itu,
penulis perlu menjelaskan bagaimana ia memperoleh bahan non-hukum, misalnya melalui
wawancara atau cara lainnya.
Ketiga, penulis harus memastikan bahwa bahan hukum dan bahan non-hukum yang
diperoleh dan digunakannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (authoritative) dan
relevan dengan pembahasan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh baik secara luring (luar
jaringan/offline) maupun daring (dalam jaringan/online).
Keempat, terkait dengan penggunaan hasil wawancara dan survei terdapat beberapa
catatan berikut:
b. Apabila penulis melaksanakan survei sederhana, sebaiknya menggunakan format survei
yang telah baku dan melampirkan contoh kuesioner yang digunakannya di dalam tugas
akhir. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner perlu dikonsultasikan dengan pembimbing
dan pengajar yang memahami cara melakukan survei. Apabila penulis memilih
menggunakan data statistik dari pihak ketiga (bukan merupakan hasil survei yang
dilakukan oleh penulis sendiri) maka penulis perlu menjelaskan lembaga mana yang
mengeluarkan data tersebut dan menuliskannya dalam daftar rujukan.
c. Dalam melaksanakan wawancara, penulis perlu menjelaskan alasan pemilihan narasumber
atau informan yang diwawancarainya, termasuk kompetensi mereka. Dalam hal ini,
penulis perlu menjelaskan pihak mana yang ia wawancara, kapan wawancara dilakukan,
dan pertanyaan penelitian mana yang dijawab oleh wawancara tersebut. Kemudian juga,
penulis perlu juga memperhatikan etika dalam melakukan wawancara.36
d. Penulis penting menyertakan catatan reflektifnya terkait dengan kendala saat melakukan
penelitian dan strategi dalam menghadapi kendala tersebut.
e. Penulis perlu menjelaskan alokasi waktu yang digunakan saat melaksanakan penelitian
tersebut beserta tahapan kerjanya.

Sebagai catatan penting, perlu disampaikan bahwa penulis tidak diperkenankan untuk
mencantumkan istilah "statute approach” dan “case approach” sebagai pendekatan dalam

36
Untuk informasi mengenai etika penelitian, dapat dilihat pada bagian Etika Penelitian dan Penulisan, Bab
II

18
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
bagian metode penelitian yang disusunnya. Hal ini dikarenakan penelitian hukum memang
menggunakan analisis terhadap peraturan perundang-undangan serta putusan pengadilan
sebagai salah satu objek kajiannya, sehingga tidak perlu ada penamaan khusus untuk itu.

F. Kerangka dan Landasan Teori


Jika dibandingkan dengan ilmu sosial, kerangka teori di dalam ilmu hukum memiliki
fungsi yang berbeda. Ilmu sosial memberikan perhatian yang lebih tegas terhadap kerangka
teori. Di dalam ilmu sosial, kerangka teori menjabarkan hubungan antara penelitian yang
dilakukan dengan pendekatan atau teori yang ada. Dalam hal ini kerangka teori memberikan
konteks bagi penelitian. Teori dalam konteks ini mengacu pada pengetahuan yang sistematis
dan koheren berdasarkan penelitian empiris sebelumnya. Idealnya, kerangka teori
membenarkan pokok permasalahan yang diajukan, dengan menunjukkan bagaimana
permasalahan itu muncul dari celah penelitian yang ada (research gap). Dalam ilmu sosial,
kerangka teoritis memberikan dasar bagi permasalahan penelitian yang bersifat deskriptif atau
eksplanatoris, serta menjelaskan hal-hal yang perlu diteliti secara empiris.
Sementara itu, penelitian hukum doktrinal biasanya menggunakan metode interpretasi
di dalam penelitian yang bersifat deskriptif. Sedangkan di dalam penelitian yang bersifat
normatif, mengevaluasi keadaan hukum atau menawarkan solusi untuk masalah hukum.
Dengan jenis penelitian seperti ini, teori dalam penelitian doktrinal tidak hanya menunjukkan
keterkaitan dengan penelitian yang telah ada, tetapi juga memberikan dasar bagi evaluasi atau
solusi. Singkatnya, teori dalam penelitian doktrinal seperti ini digunakan sebagai “landasan
teori.”
Jika kerangka teoretis dianggap berguna dalam penelitian hukum, pertanyaan penting
yang perlu dijawab adalah apakah teori dalam penelitian hukum memiliki fungsi dan karakter
yang sama seperti dalam penelitian ilmu sosial. Teori dalam penelitian doktrinal lebih sempit
daripada kerangka teori dalam penelitian sosial. Teori di dalam penelitian sosial berfungsi
memberikan dukungan bagi pertanyaan penelitian, sedangkan teori dalam penelitian normatif
berfungsi memberikan standar atau landasan evaluasi. Istilah landasan teori ini, dengan
demikian, mirip dengan apa yang oleh Taekema disebut dengan kerangka normatif (normative
framework).37

37
Sanne Taekema, “Theoretical and Normative Frameworks For Legal Research : Putting Theory into
Practice,” Law and Method Journal, (2018), DOI: 10.5553/REM/.000031, hlm. 1-2.

19
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Dalam penelitian doktrinal, landasan teori yang digunakan dapat berasal dari sumber
“internal” hukum maupun “eksternal.” Sumber landasan teori secara “internal” adalah ukuran
yang berasal dari hukum itu sendiri, misalnya prinsip hukum, nilai, atau hierarki perundang-
undangan. Sementara secara eksternal, sumber landasan teori dapat berasal dari ilmu lain selain
ilmu hukum, misalnya filsafat, ekonomi, politik, sosiologi, psikologi, atau hubungan
internasional.38

G. Kerangka Konsep
Kerangka konsep diperlukan untuk memberikan pembatasan tentang hal-hal yang
dibicarakan dalam penelitian yang bersangkutan. Kerangka konsep berbeda dengan definisi
operasional. Kerangka konsep adalah kerangka tentang konsep-konsep yang digunakan dan
dibahas dalam penelitian yang bersangkutan. Sebagai contoh, perhatikan penelitian dengan
objek pelanggaran HAM berat berikut. Dalam penelitian ini perlu dijelaskan terlebih dahulu
tentang apa yang dimaksud dengan “pelanggaran HAM berat.” Terkait dengan hal ini penulis
perlu menjelaskan apakah peristiwa pembunuhan saja sudah dapat dikualifikasikan sebagai
pelanggaran HAM berat, atau apakah konsep ethnic cleansing itulah yang dimaksud sebagai
pelanggaran HAM berat.
Contoh lainnya dapat dilihat ketika penulis hendak mengkaji status hukum PT
perseorangan sebagai badan hukum. Dalam kajian ini terlebih dahulu harus ada kejelasan
tentang konsep badan hukum, sehingga tidak ada lagi keragu-raguan tentang konsep badan
hukum yang dibahas dalam tulisan. Penjelasan ini dapat diambil dari berbagai pendapat para
sarjana. Penulis kemudian memilih konsep mana yang akan digunakan dalam tulisan. Sejatinya
konsep yang dipakai dalam pembahasan ini tidak jauh berbeda dari judul tulisan.
Kerangka konsep dibutuhkan untuk mencegah terjadinya debat kusir karena perbedaan
konsep yang dianut atau dimiliki oleh penulis dan orang yang diberikan otoritas untuk mereviu
atau menguji hasil penelitian mahasiswa. Dengan kata lain, dalam tulisannya penulis sudah
menentukan batasan konsep yang digunakan. Misalnya tentang konsep hak kekayaan
intelektual. Beberapa pihak menganggap bahwa hak kekayaan intelektual ada setelah semua
prosedur atau persyaratan undang-undang untuk memperoleh hak terpenuhi. Pendapat ini
menegaskan bahwa perlindungan diberikan kepada pemegang hak. Tetapi ada juga yang
berpendapat bahwa tidak perlu lagi ada kata “hak” untuk mengidentifikasi kekayaan

38
Ibid., hlm. 7-8. Lihat pula Jan Smits, The Mind and Method of Legal Academic, (Cheltenham: Edward
Elgar, 2013), hlm. 44 et seq.

20
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
intelektual. Menurut pandangan ini, perlindungan diberikan kepada pemilik kekayaan
intelektual, bukan pada pemilik hak kekayaan intelektual. Situasi ini akan berpotensi
memunculkan perdebatan tentang apakah istilah yang digunakan adalah hak kekayaan
intelektual atau cukup dengan kekayaan intelektual. Untuk itu, penulis perlu menentukan
konsep yang dipergunakan dalam tulisannya.
Dalam menentukan konsep yang digunakannya penulis harus mendasarkan pada
referensi atau rujukan yang valid. Oleh karenanya, sumber dari konsep-konsep tersebut juga
harus dijelaskan di dalam pemaparan tentang kerangka konsep. Misalnya, penulis
menyimpulkan dari berbagai konsep yang ada tentang perjanjian, kemudian menggunakan
konsep perjanjian dimaksud di dalam penelitian. Untuk itu ia harus memberikan argumentasi
atas pilihan konsep yang digunakan sesuai dengan isu penelitiannya dan mampu
mempertahankan konsep tersebut di hadapan penguji atau pembaca.
Setelah pemilihan konsep dalam tulisan, maka penjabaran selanjutnya adalah mengenai
pemakaian konsep tersebut dalam permasalahan yang akan dibahas. Penulisan ini merupakan
suatu narasi singkat bagaimana konsep tersebut digunakan dalam permasalahan. Sebagai suatu
contoh, konsep hak kekayaan intelektual yang sudah dipilih kemudian diterapkan pada
permasalahan yang dibahas. Contoh lainnya adalah pada perjanjian yang telah dipilih untuk
diterapkan pada permasalahan yang dibahas.
Dalam praktiknya, terdapat penelitian yang tidak menggunakan kerangka konsep,
melainkan menggunakan definisi operasional. Penelitian dengan hanya menggunakan definisi
operasional diperbolehkan untuk tingkat sarjana.
Antara kerangka konsep dan definisi oprasional memiliki perbedaan yang cukup
signifikan. Jika di dalam kerangka konsep harus dijelaskan mengenai konsepnya itu sendiri
dengan menggunakan literatur yang terkait, maka di dalam definisi operasional, cukup
diuraikan tentang pengertian atau definisi yang digunakan dalam penelitian yang bersangkutan.
Misalnya terkait Hak Kekayaan Intelektual. Jika di dalam kerangka konsep, sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, pemilihan konsep hak kekayaan intelektual perlu dijelaskan secara
cukup mendalam, maka di dalam definisi operasional cukup dipaparkan pengertian dari istilah
tersebut.
Intinya, penggunaan kerangka konsep dalam tugas akhir adalah untuk membatasi
pembahasan dalam tulisan, serta menghindari adanya perdebatan tentang konsep yang berbeda
tergantung dari sudut pandang penulis. Dengan memaparkan kerangka konsep, maka pembaca
atau penguji sudah dibatasi untuk hanya menggunakan konsep yang sudah ditetapkan oleh
penulis.
21
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Untuk memudahkan penulisan kerangka konsep, konsep yang dipilih dapat berasal dari
kata kunci yang terdapat di dalam judul. Kata kunci tersebutlah yang kemudian dikembangkan
dan dibahas secara mendalam dalam kerangka konsep. Tentu saja konsep penting lain yang
tidak ada di dalam judul, masih dapat dibahas dalam kerangka konsep.

H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan adalah uraian tentang pengorganisasian paparan hasil pengolahan
dan pembahasan penelitian. Format sistematika dituliskan dalam bentuk narasi dan tidak dalam
bentuk simbol (bullets point). Pengorganisasian tulisan tergantung pada cara berpikir atau
logika dari penulisnya dalam memaparkan hasil penelitian dan membangun argumennya.
Format sistematika merupakan penjabaran keseluruhan tulisan yang dipaparkan dalam bab
demi bab.

I. Pembahasan
Isi tugas akhir disampaikan dalam sejumlah bab. Jumlah bab pendahuluan sampai dengan
kesimpulan ditentukan oleh fakultas atau bidang studi sesuai kebutuhan. Bagian tubuh/pokok
memuat uraian/penjabaran/analisa yang dilakukan oleh penulis. Penjabaran mencakup latar
belakang permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
konsep/definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bagian isi merupakan substansi dari penelitian tugas akhir. Penulis dapat memilih salah
satu dari beberapa alternatif penulisan tugas akhir, sebagaimana dijelaskan pada Bab 5
Sistematika Tugas Akhir.

J. Penutup
Bagian akhir dari tugas akhir berisi simpulan yang merupakan buah pikiran penulis sendiri.
Simpulan adalah jawaban dari pokok permasalahan yang diuraikan pada bagian pendahuluan
serta beberapa penjelasan penting yang diuraikan di dalam pembahasan. Perlu diperhatikan
bahwa simpulan bukanlah rangkuman dari keseluruhan tugas akhir.
Penulis perlu memastikan adanya konsistensi antara latar belakang, permasalahan, teori,
metode, dan simpulan. Ia juga perlu memastikan adanya koherensi (kesinambungan) dan
kohesi (keterpaduan) antara pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Hal ini merupakan suatu
keharusan.
Pada bagian akhir dari tugas akhir penulis dapat memberikan saran. Namun perlu
ditegaskan bahwa saran bukanlah sebuah keharusan pada semua tugas akhir. Jumlah saran juga

22
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
tidak harus sama dengan jumlah pokok permasalahan dan simpulan. Tidak semua
permasalahan harus diikuti oleh suatu saran. Jika penelitian tidak mengungkapkan solusi untuk
menyelesaikan masalah, misalnya karena penelitian tidak ditujukan untuk mengatasi
permasalahan hukum melainkan untuk menghasilkan teori baru, saran tidaklah relevan. Namun
jika dari penelitiannya penulis menemukan hal yang perlu diteliti lebih lanjut, penulis boleh
mengajukan saran bagi pihak lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.39
Saran kepada pembentuk hukum, seperti pemerintah, DPR, atau pengadilan, sebenarnya
kecil kemungkinannya untuk ditindaklanjuti. Karena itu, saran seperti ini biasanya mubazir,
sehingga lebih baik dihindari. Dalam dunia akademik, saran untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan penelitian lanjutan jauh lebih penting dan dibutuhkan dibandingkan dengan
saran kepada para pembentuk hukum.

39
Saran seperti ini disebut dengan “saran untuk penelitian selanjutnya” (suggestions for further research).

23
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
24
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
BAB II
Etika Penelitian dan Penulisan

Tugas akhir atau artikel ilmiah merupakan hasil sebuah penelitian. Pada bagian ini akan
dijelaskan beberapa hal terkait dengan etika yang harus diperhatikan penulis sebagai peneliti.
Terdapat empat hal terkait etika tersebut. Pertama, etika dalam hal berinteraksi dengan individu
atau komunitas yang menjadi subjek penelitian. Kedua, etika terkait penggunaan data gambar,
grafik, tabel milik pihak ketiga atau yang mengandung isu sensitif. Ketiga, etika dalam
pengungkapan identitas. Keempat, etika terkait penggunaan data putusan pengadilan.

A. Etika Terkait Interaksi dengan Subyek Penelitian


Dalam interaksi dengan subjek penelitiannya, penulis wajib mengajukan permohonan izin
kepada individu/komunitas yang akan diteliti, melindungi anonimitas dari individu/komunitas,
serta mengusahakan keterlibatan individu/komunitas subjek penelitian.
1. Izin dari narasumber
Sebelum melakukan penelitian, penulis perlu mempersiapkan formulir persetujuan
narasumber yang dapat berisi:
a. Persetujuan memberikan wawancara;
b. Persetujuan identitas ditulis/tidak ditulis;
c. Persetujuan direkam/tidak direkam;
d. Persetujuan diambil gambar;
e. Persetujuan dipublikasi/tidak dipublikasi.
Formulir persetujuan dapat dilihat pada Lampiran 12.

2. Perlindungan anonimitas
Pada penelitian terkait kasus kekerasan seksual, pengungkapan kasus lingkungan hidup
yang melibatkan kelompok masyarakat yang sedang mengalami intimidasi dari pihak
pemegang otoritas lokal, atau pada kasus lain di mana subyek penelitian dapat terancam
karena pengungkapan yang dilakukannya, penulis wajib untuk melindungi anonimitas
individu/komunitas yang menjadi sumber informasi penelitiannya. Bentuk anonimitas ini
diwujudkan dalam bentuk, antara lain, tidak menyebutkan nama dalam tugas akhir
dan/atau menyamarkan nama lokasi penelitian dengan tidak menampilkannya secara rinci.
Nama dari informan, narasumber, dan responden hanya dapat ditampilkan dengan
persetujuan pihak yang bersangkutan. Penjelasan lebih mendetail tentang penulisan
25
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
nama/identitas dapat dilihat dalam penjelasan pada bagian C pada Bab ini tentang
“penyebutan nama dalam hasil wawancara dan dokumen bukan putusan pengadilan.”

3. Keterlibatan individu/komunitas subjek penelitian


Observasi dalam penelitian dapat dibagi ke dalam dua bentuk. Pertama, observasi tanpa
keterlibatan penulis dengan komunitas. Kedua, observasi yang memerlukan keterlibatan
penulis dalam kegiatan komunitas. Dalam kedua bentuk observasi tersebut, penting bagi
penulis untuk mempelajari dan mengenal terlebih dahulu beberapa hal, di antaranya,
norma dan kebiasaan setempat, istilah dan simbol (misalnya emoji) yang digunakan dalam
individu/komunitas yang diteliti, bahasa daerah setempat, atau sopan santun
berkomunikasi dalam komunitas tersebut. Apabila memungkinkan, penting juga untuk
turut serta dalam kegiatan atau pertemuan yang dilaksanakan oleh individu/komunitas
yang diteliti.
Apabila penulis mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara (interview) atau
wawancara mendalam (in depth interview) dengan para anggota dari komunitas, penting
bagi penulis untuk melakukan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu. Wawancara ini
dibutuhkan bukan hanya dalam rangka menggali data awal, tetapi juga untuk memperoleh
penjelasan terkait konteks istilah, ucapan, atau tindakan yang diamati/ditangkap oleh
penulis.
Penulis perlu melibatkan individu/komunitas sebagai subjek penelitian, dan bukan hanya
sebagai objek dari penelitian. Hal ini penting dilakukan sebagai bagian dari cara penulis
menghormati individu/komunitas yang ditelitinya. Selain itu pelibatan individu/komunitas
pada tahap akhir penelitian, misalnya dalam bentuk diskusi, berguna sebagai upaya
konfirmasi dan refleksi hasil penelitian. Dengan demikian, selain terkait dengan isu etika,
pelibatan individu/komunitas juga dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya keberatan
pihak informan atau narasumber terhadap isi penelitian.

B. Penggunaan Material Hasil Wawancara atau Observasi, Foto Gambar, dan Grafik
Penelitian dan penulisan hasilnya dapat memuat data berupa gambar, grafik, maupun tabel.
Bentuk-bentuk data ini dapat dihasilkan oleh penulis sendiri sebagai intisari temuan lapangan
atau kajian kepustakaan. Penulis juga dapat meminjam gambar, grafik, dan tabel dari pihak
ketiga. Misalnya tabel dari laman Biro Pusat Statistik (BPS), infografis dari lembaga penyedia
layanan, grafik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Badan Nasional Anti-
Narkotika (BNN). Penulis perlu memberikan apresiasi kepada lembaga atau pihak yang

26
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
menjadi sumber informasi, dengan cara mencantumkan sumber tabel, gambar, dan grafik
tersebut. Penulis perlu juga melakukan konfirmasi atau memastikan bahwa gambar atau foto
40
yang hendak dicantumkan tidak keliru. Tindakan ini diperlukan untuk mendukung
keakuratan dan integritas data tulisan, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya gugatan
di kemudian hari.
Terhadap grafik atau tabel terkait data sensitif, misalnya jumlah pengguna NAPZA,
angka korupsi di daerah tertentu, atau angka kekerasan seksual di kampus, penting untuk
dimintakan konfirmasi dari lembaga yang mengeluarkan data tersebut. Konfirmasi ini dapat
berupa pengecekan kebenaran data atau permohonan izin menggunakan atau mempublikasikan
data. Proses konfirmasi ini dapat dilakukan dengan wawancara atau dengan menelusuri laporan
lengkap yang mendasari data tersebut.
Terhadap data, foto, gambar, grafik, atau tabel yang mengandung isu sensitif, misalnya
gambar yang memperlihatkan kasus kekerasan terhadap anak, atau gambar penangkapan pada
kasus prostitusi online, atau kasus perdagangan manusia, penulis dilarang untuk menampilkan
wajah korban dan pelaku secara jelas. Foto proses mediasi atau proses pemberian keterangan
saksi pada kasus sensitif, penulis juga perlu menyunting sedemikian rupa untuk melindungi
korban, penyintas, atau pendamping korban. Penyuntingan ini juga perlu dilakukan untuk foto
kecelakaan atau kekerasan, termasuk foto jenazah korban.
Pada semua bagian tugas akhir, penulis dilarang menampilkan transkrip wawancara,
foto, gambar, atau grafik yang mengandung unsur pornografi, terkait masalah kesusilaan,
mengandung isu sensitif bagi masyarakat atau daerah tertentu, atau memuat informasi pribadi.
Transkrip wawancara, foto, gambar, atau grafik tersebut hanya dapat ditunjukkan pada saat
ujian sidang dan hanya untuk keperluan sidang tersebut. Di dalam laporan tugas akhir, penulis
wajib membuat pernyataan bahwa hasil wawancara, foto, gambar, grafik berada dalam
dokumentasi penulis. Formulir pernyataan ini dapat dilihat pada Lampiran 13.

C. Penyebutan Nama dalam Hasil Wawancara dan Dokumen Bukan Putusan


Pengadilan
Nama informan, narasumber, dan responden hanya dapat dicantumkan apabila telah
disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Apabila tidak disetujui oleh pihak yang bersangkutan,

40
Misalnya, foto dari dua kakak beradik di Vietnam sering disebut sebagai foto korban gempa bumi yang
terjadi di Nepal.

27
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
maka nama tersebut ditulis dalam bentuk inisial atau nama fiktif. Hal ini juga berlaku untuk
penyebutan nama dari lembaga privat.
Nama-nama berikut hanya dapat dicantumkan inisialnya:
a. nama di dalam akta;
b. surat keterangan waris;
c. surat kematian;
d. nama para pihak dalam perjanjian;
e. nama para pihak dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan;
f. nama dalam dokumen yang bersifat konfidensial atau mengandung informasi pribadi
(termasuk biometrik dan rekam medis);
g. nama perusahaan atau organisasi yang datanya mengandung rahasia perusahaan atau
organisasi tersebut;
h. nama yang tercantum dalam berita acara pemeriksaan (BAP) pada proses penyelidikan dan
penyidikan (termasuk nama penyidik dan penyelidik).

Pada saat melakukan penelitian, penulis perlu terlebih dahulu menanyakan kesediaan
dari subjek yang diteliti terkait pencantuman identitas mereka di dalam tugas akhir. Apabila
pihak tersebut tidak berkeberatan maka penulis diperkenankan untuk mencantumkan identitas
subjek penelitian. Apabila subjek penelitian keberatan maka identitas mereka harus
disamarkan. Penyamaran atau anonimitas di atas dilakukan untuk menjamin pelindungan
keamanan diri pribadi, properti, dan privasi dari subjek penelitian.
Nama-nama asli dan informasi pribadi yang tidak boleh dicantumkan atau hanya dapat
dicantumkan dalam bentuk inisial pada tugas akhir hanya dapat ditunjukkan pada saat sidang
tugas akhir dan terbatas untuk kepentingan sidang tersebut. Dokumen yang mengandung nama-
nama tersebut dilarang dilampirkan pada tugas akhir.

D. Penggunaan Putusan
Nama pihak (tergugat, penggugat, terdakwa, dan korban) dari semua putusan yang
perkaranya disidangkan dengan proses tertutup hanya boleh dicantumkan dalam bentuk inisial.
Perkara-perkara tersebut, antara lain:
a. kasus asusila;
b. sengketa yang menyangkut ketertiban umum atau keselamatan negara pada perkara
PTUN;
c. perkara perceraian pada pengadilan;

28
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
d. perkara yang menyangkut rahasia militer dan/atau rahasia negara pada peradilan militer;
e. perkara anak (anak yang berhadapan dengan hukum);
f. perkara terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

29
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
30
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
BAB III
Aturan Penulisan Tugas Akhir

A. Format Pengetikan
Pedoman Penulisan Tugas Akhir mengikuti ketentuan dari Keputusan Rektor Universitas
Indonesia No.2143/SK/R/UI/2017 Tentang Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir
Mahasiswa Universitas Indonesia dengan penyesuaian berdasarkan kebutuhan Fakultas
Hukum. Format penulisan ini dibagi dalam tiga bagian : (a) awal; (b) isi; dan (c) akhir.

1. Bagian Awal
Bagian awal tugas akhir terdiri atas:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Halaman Pernyataan Orisinalitas
d. Halaman Pengesahan
e. Kata Pengantar (termasuk ucapan terima kasih, jika diperlukan)41
f. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan
Akademis
g. Abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris)
h. Daftar Isi
i. Daftar Tabel (jika diperlukan)
j. Daftar Gambar (jika diperlukan)
k. Daftar Singkatan (jika diperlukan)
l. Daftar Lain (jika ada)
m. Daftar Lampiran (jika ada)

a. Halaman Sampul
Sebagai halaman terdepan yang pertama terbaca dari suatu karya ilmiah, Halaman Sampul
harus dapat memberikan informasi singkat, jelas dan tidak bermakna ganda (ambigu) kepada
pembaca tentang tugas akhir tersebut yang berupa judul, jenis tugas akhir, identitas penulis,
institusi, dan tahun pengesahan.

41
Tidak ada ketentuan tentang urutan penyebutan dan seberapa panjang ucapan terimakasih tersebut.
Namun demikian, penyebutan nama dosen, pembimbing, pimpinan lembaga, narasumber, dan orang tua harus
disebutkan secara lengkap.

31
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b. Halaman Judul
Secara umum informasi yang diberikan pada Halaman Judul sama dengan Halaman
Sampul, tetapi pada Halaman Judul, dicantumkan informasi tambahan, yaitu untuk tujuan dan
dalam rangka apa tugas akhir tersebut disusun. Halaman judul juga mencantumkan Jakarta
sebagai kedudukan universitas, dan bulan serta tahun pengesahan tugas akhir (bukan bulan dan
tahun pelaksanaan ujian).

c. Halaman Pernyataan Orisinalitas


Halaman ini berisi pernyataan dari penulis bahwa tugas akhir yang disusun adalah hasil
karyanya sendiri dan ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah.

d. Halaman Pengesahan
Halaman Pengesahan memuat persetujuan pembimbing dan penguji terhadap naskah tugas
akhir yang telah diuji dan diperbaiki.

e. Kata Pengantar
Halaman Kata Pengantar memuat uraian singkat substansi tugas akhir. Di samping itu juga
diuraikan mengenai permasalahan atau isu yang diangkat. Di dalam kata pengantar dapat
memuat ucapan terima kasih atau penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penyusunan tugas akhir. Ucapan terima kasih atau penghargaan mencantumkan
kontribusi yang diberikan oleh para pihak terkait.

f. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan


Akademis
Halaman ini berisi pernyataan dari penulis tugas akhir yang memberikan atau tidak
memberikan wewenang kepada Universitas Indonesia untuk menyimpan, mengalih-
media/format-kan, merawat, dan memublikasikan tugas akhirnya untuk kepentingan akademis.
Apabila halaman ini berisi persetujuan bahwa Universitas Indonesia berwenang untuk
memublikasikan suatu tugas akhir hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan,
hak cipta tetap berada pada penulis.

32
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
g. Abstrak/Abstract
Abstrak adalah intisari dari tugas akhir yang memuat permasalahan, tujuan, metode
penelitian, hasil, dan simpulan. Abstrak dibuat untuk memudahkan pembaca mengerti secara
cepat isi tugas akhir, guna memutuskan apakah perlu membacanya lebih lanjut atau tidak.
Abstrak wajib disusun dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

h. Daftar Isi
Daftar Isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halaman masing-masing, yang
ditulis sama dengan isi yang bersangkutan. Agar daftar isi ringkas dan jelas, subbab derajat
keempat dan seterusnya boleh tidak ditulis.

i. Daftar Tabel, Gambar, Singkatan, Lampiran, dan Lainnya


Daftar tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya digunakan untuk memuat judul
tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya yang ada dalam tugas akhir. Penulisan judul
tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya menggunakan huruf kapital di awal kata.
Daftar tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya disusun apabila menampilkan lebih dari
satu tabel, gambar, singkatan, lampiran, atau lainnya. Nomor dan keterangan yang
dicantumkan dalam daftar tabel dan gambar harus sama dengan nomor dan keterangan yang
dicantumkan dalam naskah.

2. Bagian Isi
Isi tugas akhir disampaikan dalam sejumlah bab. Pembagian bab dari pendahuluan sampai
dengan penutup mengikuti alternatif sebagaimana dijelaskan pada Bab 5 Sistematika Tugas
Akhir.

3. Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari:
a. Daftar Rujukan;
b. Transkrip Wawancara (jika diperlukan);
c. Lampiran (jika diperlukan).

Transkrip wawancara dan lampiran wajib diserahkan kepada pembimbing dan penguji
untuk kepentingan sidang ujian tugas akhir. Namun transkrip wawancara dan lampiran tersebut

33
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
dapat tidak dimasukkan ke dalam tugas akhir yang akan mendapatkan pengesahan dan
diserahkan kepada perpustakaan UI.

a. Daftar Rujukan
Daftar Rujukan merupakan daftar bacaan yang menjadi sumber, atau referensi, atau acuan
dan dasar penulisan tugas akhir. Daftar Rujukan ini dapat berisi peraturan perundang-
undangan, putusan pengadilan, perjanjian, buku, artikel jurnal atau surat kabar, disertasi, tesis,
skripsi dan tulisan lainnya. Daftar Rujukan berupa buku diwajibkan menggunakan edisi
terbaru. Sumber yang diperoleh secara daring perlu mencantumkan tautan serta waktu
pengaksesannya. Daftar Rujukan yang bersumber pada peraturan perundang-undangan disusun
secara hierarkis kronologis, sedangkan yang berasal dari buku, tugas akhir, artikel, dan sumber
internet disusun berdasarkan abjad.
Daftar Rujukan disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Peraturan perundang-undangan, keputusan pejabat tata usaha negara, peraturan internal
kementerian/lembaga negara, dan kode etik organisasi profesi
Daftar ini disusun dengan urutan berikut:
a. Peraturan perundang-undangan sesuai dengan hierarkinya. Masing-masing jenis
peraturan disusun berdasarkan kronologis pengundangan;
b. Keputusan pejabat tata usaha negara;
c. Peraturan internal kementerian/lembaga negara;
d. Kode etik organisasi profesi.
2. Putusan pengadilan
Putusan pengadilan disusun dengan urutan sebagai berikut:
a. Mahkamah Konstitusi;
b. Putusan selain putusan Mahkamah Konstitusi disusun pertama-tama dari peradilan
tingkat pertama hingga Mahkamah Agung, dan pada masing-masing tingkatan disusun
berdasarkan kronologi tanggal pembacaan putusan dimulai dari putusan yang tertua.
3. Perjanjian internasional
4. Buku
5. Tugas akhir
6. Artikel ilmiah
7. Bahan lain-lain

34
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b. Daftar Wawancara
Daftar wawancara memuat daftar pertanyaan wawancara, antara lain terkait identitas, topik,
uraian alasan penyelenggaraan wawancara kepada narasumber, serta pertanyaan yang relevan
dengan penelitian. format penulisan daftar wawancara adalah sebagai berikut : Catatan
lapangan/Transkrip wawancara (wawancara (ke-x) kepada (nama narasumber, tanggal, di).

c. Lampiran
Lampiran merupakan data atau pelengkap atau hasil olahan yang menunjang penulisan
tugas akhir, tetapi tidak dicantumkan di dalam isi tugas akhir, karena akan mengganggu
kesinambungan pembacaan. Lampiran yang perlu disertakan dikelompokkan menurut
jenisnya, antara lain jadwal, tabel, daftar pertanyaan, gambar, foto, grafik, pernyataan
persetujuan (wawancara, penyebutan nama, foto, rekaman gambar dan suara, nama dalam
akta), peta, verbatim wawancara, dan lain sebagainya.

B. Ketentuan Penulisan Tugas Akhir


Penampilan merupakan faktor penting untuk mewujudkan tugas akhir yang rapi dan
seragam.

1. Kertas
Spesifikasi kertas yang digunakan:
a. Jenis kertas : HVS
b. Warna : Putih polos
c. Berat : 80 gram
d. Ukuran : A4 (21,5 cm x 29,7 cm)

2. Pengetikan
Ketentuan pengetikan adalah sebagai berikut:
a. Posisi penempatan teks pada tepi kertas:
1) Batas kiri : 3 cm dari tepi kertas
2) Batas kanan : 3 cm dari tepi kertas
3) Batas atas : 3 cm dari tepi kertas
4) Batas bawah : 3 cm dari tepi kertas

35
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b. Setiap halaman pada naskah Tugas Akhir, mulai Abstrak sampai Daftar Rujukan harus
diberi “auto text” pada footer dengan tulisan Universitas Indonesia (Arial 10 poin
cetak tebal), ditulis pada posisi bawah rata kanan (align right).42
c. Huruf menggunakan jenis huruf Times New Roman 12 poin (ukuran sebenarnya) dan
diketik rapi (rata kiri kanan – justify).
d. Pengetikan dilakukan dengan spasi 1,5 (Line spacing diatur 1.5 lines, dan spacing
untuk setelah dan sebelum paragraf diatur 0 pt).
e. Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam pekat dan tanpa watermark
apapun.

3. Penomoran Halaman
Penomoran halaman tidak diberi imbuhan apa pun. Jenis nomor halaman ada dua macam,
yaitu angka romawi kecil dan angka latin.

a. Angka Romawi Kecil


1) Digunakan untuk bagian awal Tugas Akhir (lihat butir 2.1), kecuali Halaman Sampul;
2) Letak: tengah 2,5 cm dari tepi bawah kertas;
3) Khusus untuk Halaman Judul, penomorannya tidak ditulis tetapi tetap dihitung.

b. Angka Arab
1) Digunakan untuk bagian isi dan bagian akhir dari Tugas Akhir;
2) Letak: sudut kanan atas; 1,5 cm dari tepi atas kertas dan 2,5 cm dari tepi kanan kertas
untuk halaman sebelah kanan;
3) Letak: sudut kiri atas; 1,5 cm dari tepi atas kertas dan 2,5 cm dari tepi kiri kertas untuk
halaman sebelah kiri;
4) Khusus untuk halaman pertama setiap bab, penomorannya diletakkan di tengah, 2 cm
dari tepi bawah kertas dan ditempatkan pada halaman sebelah kanan.

4. Halaman Sampul
Halaman Sampul Tugas Akhir, secara umum, mempunyai karakteristik sebagai berikut:

42
Hanya untuk kepentingan pengujian Turnitin, bentuk word dari naskah tugas akhir jangan memasukkan
footer “Universitas Indonesia.”

36
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
a. Halaman Sampul Tugas Akhir (skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain) terbuat dari karton
tebal dilapisi kertas linen cokelat (untuk Tugas Akhir program Magister dan Doktor),
putih (untuk program Sarjana).
b. Semua huruf dicetak dengan tinta kuning emas dengan spasi tunggal (line spacing
diatur 1) dan ukuran sesuai dengan contoh di Lampiran 1.

5. Ketentuan Halaman Sampul


a. Diketik simetris di tengah (center). Judul tidak diperkenankan menggunakan singkatan,
kecuali nama atau istilah (contoh: PT, UD, CV) dan tidak disusun dalam kalimat tanya
serta tidak perlu ditutup dengan tanda baca apa pun;
b. Logo UI : Logo Universitas Indonesia dengan diameter 2,5 cm dan dicetak dengan
warna emas;
c. Universitas Indonesia;
d. Judul;
e. Jenis atau jenjang tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi);
f. Nama;
g. NPM;
h. Fakultas;
i. Program Studi;
j. Tempat;
k. Tahun disahkannya Tugas Akhir dan dituliskan dalam angka dengan format 4 digit
(contoh: 2022);
l. Informasi yang dicantumkan pada punggung halaman sampul adalah: jenis tugas akhir,
dan judul tugas akhir. Informasi yang dicantumkan seluruhnya menggunakan huruf
besar, dengan jenis huruf Times New Roman 12 poin, dan ditulis di tengah punggung
halaman sampul (center alignment);
m. Halaman sampul muka tidak boleh diberi siku besi pada ujung-ujungnya.

6. Halaman Judul
Format Halaman Judul sama dengan Halaman Sampul, dengan penambahan keterangan
dalam hal:
a. tujuan disusunnya Tugas Akhir;
b. mencantumkan bulan dan tahun pengesahan tugas akhir (contoh: OKTOBER, 2022).

37
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Semua huruf ditulis dengan spasi tunggal (line spacing diatur 1) dan ukuran sesuai
dengan format pada Lampiran 2.

7. Halaman Pernyataan Orisinalitas


Halaman Pernyataan Orisinalitas ditulis dengan spasi ganda (line spacing diatur 2), tipe
huruf Times New Roman 12 poin dengan posisi di tengah-tengah halaman (center alignment)
sesuai dengan format pada Lampiran 3.

8. Halaman Pengesahan
Halaman Pengesahan Tugas Akhir ditulis dengan dengan spasi tunggal (line spacing diatur
1), tipe huruf Times New Roman 12 poin sesuai dengan format pada Lampiran 4 untuk skripsi,
Lampiran 5 untuk tesis, dan Lampiran 6 untuk disertasi.

9. Kata Pengantar/Ucapan Terima Kasih


Halaman Kata Pengantar, secara umum, adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin, spasi 1,5 (line
spacing diatur 1.5) dan ukuran sesuai dengan format pada Lampiran 7.
b. Judul Kata Pengantar ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin, dicetak tebal
dan huruf kapital;
c. Jarak antara judul dan isi Kata Pengantar adalah 2 x spasi 1,5.

10. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan


Akademis
Halaman Pernyataan, secara umum, adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin dengan spasi 1,5 (line
spacing diatur 1.5) dan ukuran sesuai dengan Lampiran 8.
b. Khusus untuk judul Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk
Kepentingan Akademis ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin, dicetak
tebal dan huruf kapital dengan spasi tunggal (line spacing diatur 1).

11. Abstrak/Abstract
Ketentuan penulisan Abstrak adalah sebagai berikut:
a. Abstrak adalah sari karangan Tugas Akhir yang menginformasikan kepada pembaca
tentang karya ilmiah yang dibuat oleh penulis.

38
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b. Maksimal 500 kata dalam satu paragraf, diketik dengan tipe huruf Times New Roman
12 poin, spasi tunggal (line spacing diatur 1);
c. Abstrak disusun dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Setiap
versi bahasa mengikuti ketentuan Lampiran 9.
d. Jika memungkinkan, pengetikan untuk abstrak bahasa Indonesia dan Inggris diletakkan
dalam satu halaman;
e. Nama Mahasiswa (tanpa NPM) dan Program Studi ditulis di atas abstrak dengan
tambahan informasi berupa Judul Tugas Akhir;
f. Di bagian bawah Abstrak dituliskan Kata Kunci. Untuk Abstrak dalam Bahasa
Indonesia, Kata Kunci diberikan dalam Bahasa Indonesia. Untuk Abstrak dalam Bahasa
Inggris, Kata Kunci diberikan dalam Bahasa Inggris (dicari padanan katanya);
g. Semua istilah asing, kecuali nama, dicetak miring (italic). Contoh Abstrak dapat dilihat
pada Lampiran 9.

12. Daftar Isi


Halaman Daftar Isi Tugas Akhir secara umum adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin dengan spasi tunggal
(line spacing diatur 1);
b. Khusus untuk judul tiap bab ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin,
dicetak tebal dan huruf kapital. Format Daftar Isi dapat dilihat pada Lampiran 10;
c. Jarak antara judul dengan isi Daftar Isi adalah 3 spasi.

13. Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lain


Ketentuan penulisan Daftar Gambar Tugas Akhir secara umum adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin dalam spasi tunggal
(line spacing diatur 1) sesuai dengan format pada Lampiran 11.
b. Khusus untuk judul Daftar Gambar ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12
poin, dicetak tebal dan huruf kapital.

14. Isi Tugas Akhir


Bagian tubuh/pokok memuat uraian/penjabaran/analisis yang dilakukan oleh penulis.
Penjabaran mencakup tinjauan pustaka, metode penelitian, dan hasil serta pembahasannya.

39
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
15. Ketentuan Penulisan Bab, Subbab, dan Derajat Subbab
a. Ketentuan Penulisan Bab
Pada setiap bab perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
1) Setiap bab dimulai pada halaman baru.
2) Judul bab seluruhnya diketik dengan huruf kapital, simetris di tengah (center), cetak
tebal (bold), tanpa garis bawah, tidak diakhiri tanda titik, dan satu spasi simetris tengah
(center), jika lebih dari satu baris.
3) Judul bab selalu diawali penulisan kata ‘BAB’ lalu angka Romawi yang menunjukkan
angka dari bab yang bersangkutan dan ditulis dengan huruf kapital, tipe Times New
Roman, 12 poin, dan cetak tebal (bold).

b. Ketentuan Penulisan Subbab dan Derajat Subbab


Subbab dan derajat subbab memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1) Subbab derajat pertama menggunakan alfabet kapital (contoh: A), ditulis dengan cetak
tebal (bold), dan dengan huruf kapital pada setiap kata awalan.
2) Subbab derajat kedua menggunakan angka arab (contoh: 1), ditulis dengan cetak tebal
(bold), dan dengan huruf kapital pada setiap kata awalan.
3) Subbab derajat ketiga menggunakan alfabet huruf normal (contoh: a), ditulis dengan
cetak tebal (bold), dan dengan huruf kapital pada setiap kata awalan.
4) Subbab derajat keempat menggunakan angka arab dengan tanda kurung tutup dan titik
(contoh: 1).), ditulis dengan cetak tebal (bold), dan dengan huruf kapital pada setiap
kata awalan.
5) Subbab derajat kelima menggunakan alfabet normal dengan tanda kurung tutup dan
titik (contoh: a).), ditulis dengan cetak tebal (bold), dan dengan huruf kapital pada setiap
kata awalan.
6) Subbab derajat keenam menggunakan angka romawi normal dengan tanda kurung tutup
dan titik (contoh: i).), ditulis dengan cetak tebal (bold), dan dengan huruf kapital pada
setiap kata awalan.
7) Baris pertama dari paragraf pertama dari tiap subbab ditulis dengan indensi yang sejajar
huruf pertama dari judul subbab; sedangkan untuk paragraf selanjutnya ditulis dengan
indensi normal.
Contoh dari penulisan indensi yang sejajar dapat dilihat dari gambar di bawah.

40
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Gambar 2. Contoh Indensi judul subbab

16. Lampiran
Ketentuan pembuatan lampiran adalah sebagai berikut.
a. Nomor dan judul lampiran ditulis di sudut kanan atas halaman (right-aligned) dengan
huruf tegak tipe huruf Times New Roman 12.
b. Judul lampiran ditik dalam satu baris menggunakan huruf kapital di awal kata (title
case).
c. Lampiran yang lebih dari satu halaman, pada halaman berikutnya diberi keterangan
“lanjutan” dalam tanda kurung pada sudut kanan atas halaman (right-aligned).
d. Isi dan urutan pengelompokan lampiran disesuaikan dengan kebijakan fakultas.

41
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
42
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
BAB IV
Parafrase dan Penulisan Kutipan

A. Teknik Parafrase, Ringkasan, dan Kutipan Langsung


Di dalam penulisan ilmiah, berlaku aturan penting yang harus diperhatikan, yaitu: setiap
informasi yang bukan berasal dari penulis sendiri, wajib diberikan sumber rujukan. Pemberian
sumber rujukan ini sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, secara jujur penulis
mengakui bahwa informasi berasal dari pihak lain dan bukan dari penulis sendiri. Kedua,
penulis memberikan penghargaan bagi pihak yang menjadi sumber informasi (sumber
rujukan). Ketiga, penulis menunjukkan bahwa sumber informasi adalah sumber yang otoritatif,
sumber yang dapat dipercaya. Keempat, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk
menelusuri dari mana informasi berasal.
Dalam membuat suatu tulisan, penulisan sumber rujukan adalah hal yang sangat
penting. Seringkali dalam membuat suatu tulisan, penulis ingin menyampaikan ide, pendapat,
argumentasi orang lain dari suatu rujukan yang mendukung isi tulisannya. Penyampaian
rujukan dapat dilakukan dengan kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
Pada saat menuliskan kutipan, nomor kutipan (nomor catatan kaki) diletakkan pada
akhir kutipan (bagian yang ingin diberikan rujukan) dan setelah tanda baca. Setiap rujukan
harus mencantumkan nomor halaman (atau paragraf jika sumber rujukan hanya menggunakan
nomor paragraf) yang dirujuk. Hanya bahan yang dibaca oleh penulis yang dijadikan sumber
rujukan, sehingga rujukan tidak langsung harus merujuk pada tulisan yang dibaca dan bukan
pada sumber asli.
Perhatikan dua contoh berikut ini ketika penulis hanya mengetahui pandangan Lord
Denning dari tulisannya Gobert. Contoh pengutipan yang keliru adalah:

43
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lord Denning dalam HL Bolton (Engineering) Co Ltd v TJ Graham & Sons Ltd
[1957] menyatakan:
“A company may in many ways be likened to a human body. It has a brain and a
nerve centre which controls what it does. It also has hands which hold the tools and
act in accordance with directions from the centre. Some of the people in the company
are mere servants and agents who are nothing more than hands to do the work and
cannot be said to represent the mind or will. Others are directors and managers who
represent the directing mind and will of the company and control what it does.”77

________________
77
HL Bolton (Engineering) Co Ltd v TJ Graham & Sons Ltd [1957] dalam
James Gobert, “Corporate Criminality: Four Models of Fault,” Legal Studies, Vol.
14, No. 3 (November 1994), hlm. 401.

Gambar 3. Contoh Pengutipan yang Salah

Contoh pengutipan yang benar untuk kondisi di atas adalah:

Lord Denning dalam HL Bolton (Engineering) Co Ltd v TJ Graham & Sons Ltd
[1957], sebagaimana dikutip oleh Gobert, berikut ini:
“A company may in many ways be likened to a human body. It has a brain and a nerve
centre which controls what it does. It also has hands which hold the tools and act in
accordance with directions from the centre. Some of the people in the company are
mere servants and agents who are nothing more than hands to do the work and cannot
be said to represent the mind or will. Others are directors and managers who
represent the directing mind and will of the company and control what it does.”77

________________
77
James Gobert, “Corporate Criminality: Four Models of Fault,” Legal
Studies, Vol. 14, No. 3 (November 1994), hlm. 401.

Gambar 4. Contoh Pengutipan yang Benar

Kemajuan teknologi informasi berdampak pada kemudahan memperoleh sumber


informasi atau rujukan. Sumber ini dapat memperkaya informasi yang diberikan oleh penulis.
Namun demikian, kemudahan akses informasi melalui perangkat digital, dapat disalahgunakan
dalam bentuk plagiarisme tulisan karya ilmiah. Tindak plagiarisme karya ilmiah tersebut
muncul melalui budaya salin-tempel (copy-paste) karya ilmiah.

44
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010, plagiat merupakan “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan
sumber secara tepat dan memadai.” Dari ketentuan di atas, terlihat bahwa tindakan plagiat
tidaklah harus selalu dilakukan secara sengaja, tetapi juga dapat dilakukan dengan tidak
sengaja. Faktor ketidaksengajaan ini seringkali terjadi karena penulis hanya menyalin ulang
kalimat dari teks yang dirujuknya tanpa perubahan yang cukup, karena menganggap dirinya
telah mencantumkan sumber rujukan untuk teks yang dikutipnya.
Penulisan sumber rujukan saja tidaklah cukup. Penulis masih harus menerapkan
beberapa teknik untuk menghindari plagiarisme. Teknik tersebut adalah: membuat parafrase
(paraphrasing), membuat ringkasan (summarizing), dan membuat kutipan langsung
(quotation).

1. Parafrase
Secara etimologi kata parafrase menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
“pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang
lain tanpa mengubah pengertian.” 43 Parafrase merupakan teknik penyajian kembali sebuah
karya tulis yang menjadi sumber informasi dengan kata atau kalimat dari penulis sendiri,
namun tanpa mengubah maupun menghilangkan makna sesungguhnya dari karya tulis yang
dirujuk.
Parafrase digunakan ketika penulis menggunakan kutipan tidak langsung. Teknik
parafrase ini adalah penyusunan kalimat yang dibuat oleh penulis sendiri untuk menjelaskan
ide atau pendapat orang lain dari suatu rujukan dengan menyebutkan sumbernya. Tujuan utama
dari parafrase ini adalah untuk menyampaikan inti dari ide, pendapat, atau argumen orang lain,
tetapi dengan tidak menuliskan setiap kata dari sumber tersebut. Beberapa tujuan lain dari
parafrase adalah sebagai alternatif dari kutipan langsung dan sebagai cara untuk mendukung
gagasan atau untuk memberikan bukti atas pendapat yang dikemukakan penulis.44
Langkah-langkah dalam menyusun parafrase adalah sebagai berikut:
1. Baca dan pahami kalimat dari sumber rujukan;

43
Kamus Besar Bahasa Indonesia, tersedia pada: https://kbbi.web.id/parafrasa, diakses pada 25 September
2022.
44
UNSW, "Paraphrasing, Summarising and Quoting," tersedia pada
https://www.student.unsw.edu.au/paraphrasing-summarising-and-quoting, diakses pada 25 September 2022.

45
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2. Tentukan ide, pendapat, argumen, atau kata kunci yang dikemukakan oleh sumber
rujukan;
3. Susun kalimat sendiri yang menyampaikan ide, pendapat, argumen, atau kata kunci
tersebut;
4. Penyusunan kalimat sendiri tidak hanya dilakukan dengan mengubah kalimat dari
kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya, tetapi juga perlu dilakukan perubahan
dengan cara berikut:
a. mengubah susunan informasi atau argumen, jika yang dirujuk adalah sebuah
paragraf;
b. mengubah urutan struktur kalimat, misalnya dari S-P-O-K pada sumber rujukan
menjadi S-K-O-P;
c. mengubah kata per kata dari sumber rujukan dengan kata-kata sendiri yang
merupakan sinonim dari kata-kata pada sumber rujukan.45
5. Perlu diperhatikan bahwa kalimat sendiri ini:
a. menggunakan kata yang berbeda dari sumber rujukan. Apabila terdapat kata yang
tidak tergantikan maka kata tersebut hanyalah sebanyak satu atau dua kata kunci
dari bagian yang dirujuk;
b. mengungkapkan ide, pendapat, atau argumen yang sama dengan yang dimaksud
oleh bagian yang dirujuk;
6. Tuliskan nomor catatan kaki pada bagian yang menjadi rujukan, setelah tanda baca.

Dalam uji kemiripan naskah melalui tools, seperti piranti lunak Turnitin atau
Ithenticate, kalimat yang mirip atau sama dengan kalimat pada rujukan, akan ditandai dengan
warna khusus. Pemberian warna ini dapat menjadi indikasi adanya plagiarism. Dalam hal ini,
penulis wajib melakukan perubahan terhadap teks yang ditandai dengan warna khusus tersebut.
Turnitin dan Ithenticate dapat mendeteksi kemiripan teks melalui cara mencocokan teks
tersebut dengan teks yang ada pada sumber database piranti tersebut.
Contoh pendeteksian plagiarisme oleh sistem turnitin dapat dilihat pada contoh gambar
hasil tangkapan turnitin yang mendeteksi kemiripan paragraf karya ilmiah dengan buku
berjudul Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis karangan Gatot
Supramono.

45
Francisca Jungslager dan Wilma Maljaars, Kritisch Denken & Schrijven: Van Onderzoeksvraag naar
Wetenschappelijke Tekst, (Bussum: Uitgeverij Coutinho, 2018), hlm. 76.

46
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Gambar 5. Contoh pemeriksaan turnitin

Beberapa orang mencoba mengelabui piranti lunak penguji kemiripan dengan berbagai
cara. Pengelabuan ini sangat dilarang dan merupakan pelanggaran akademik yang serius.
Pengulas (reviewer) pasti mengetahui kecurangan ini, dan pelaku kecurangan akan mendapat
sanksi yang berat.

Sakti, 1982), hal. 43.

Tabel 2. Contoh perbandingan kutipan tidak langsung (hasil parafrase) dan sumber asli

47
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2. Membuat Ringkasan
Ringkasan merupakan pandangan singkat atas sebuah teks rujukan. Tujuan dari meringkas
adalah untuk mempersingkat atau memadatkan teks rujukan ke dalam beberapa gagasan yang
paling penting dari teks tersebut. Membuat ringkasan memiliki persamaan dan perbedaan
dengan parafrase. Persamaannya adalah baik ringkasan dan parafrase menggunakan kata yang
berbeda dari kata yang digunakan dalam teks yang dirujuk. Perbedaannya adalah di dalam
ringkasan penulis menggunakan kalimat yang jauh lebih singkat dari teks rujukan, dan hanya
mengungkapkan gagasan penting dari teks tersebut. Dengan demikian, ringkasan akan lebih
singkat dibandingkan dengan parafrase atau kutipan langsung.
Ringkasan dilakukan ketika:
a. Penulis hendak menyingkat teks yang panjang, misalnya sebuah subbagian, paragraf yang
panjang, atau bahkan sebuah bab;
b. Penulis hendak mengungkapkan gagasan penting dari teks yang dirujuk dengan
menggunakan kalimat sendiri tanpa menggunakan contoh atau keterangan mendetail yang
ada di dalam teks tersebut;
c. Penulis hendak menunjukkan bukti atau dukungan bagi pendapatnya.46

Panjang atau singkatnya ringkasan berbeda-beda, tergantung dari panjangnya teks yang
dirujuk, seberapa informasi yang hendak diungkapkan dari teks tersebut, dan seberapa selektif
penulis dalam melakukan ringkasan. Ringkasan ini dimulai dengan membaca teks yang
dirujuk, dan mengidentifikasi gagasan utama dari teks tersebut. Penulis dapat mengabaikan
penjelasan detail atau contoh yang dijelaskan di dalam teks yang dirujuk. Selanjutnya, gagasan
utama tersebut ditulis ulang dengan menggunakan kalimatnya sendiri.47
Berikut adalah langkah untuk membuat ringkasan:
a. Dimulai dengan membaca teks yang akan diringkas dan menandai bagian-bagian penting
dari teks tersebut;
b. Membaca kembali teks dan membuat catatan bagian-bagian penting teks tersebut, dan
abaikan contoh atau bukti yang ada di dalam teks;

46
UNSW, "Paraphrasing, Summarising …."
47
Ibid.

48
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
c. Menulis ulang catatan dalam kata-kata sendiri dengan memulainya dari pernyataan
kembali gagasan utama dari teks dan dilanjutkan dengan butir-butir penting dari teks
tersebut.48

3. Teknik Kutipan Langsung


Sebuah kutipan langsung adalah teknik menulis ulang sumber rujukan tanpa ada perubahan
sedikit pun. Kutipan langsung digunakan jika:
a. penulis hendak menganalisis pernyataan asli dari sumber rujukan;
b. sumber rujukan yang ditulis memuat informasi unik atau khusus, sehingga tidak dapat
diubah;
c. penulis hendak menjaga jarak dengan sumber rujukan. Dalam hal ini, penulis seperti hendak
menyatakan bahwa pernyataan tertentu itu bukan dari dirinya, tetapi asli seperti sumber yang
dikutipnya.49

Kutipan langsung dilakukan dengan membubuhkan tanda kutip pada awal dan akhir
kalimat yang dikutip (“...”). Di dalam melakukan kutipan langsung, penulis pada dasarnya tidak
dibenarkan melakukan perubahan apapun pada tulisan yang dirujuk. Apabila perubahan tetap
dilakukan, maka penulis harus mengindikasikan perubahan tersebut. Jika penulis menganggap
terdapat kesalahan penulisan (saltik/typo) pada sumber asli, penulis wajib menambahkan tanda
[sic!] pada kata yang dianggap salah tersebut. Jika penulis menambahkan penekanan pada
sumber asli, penulis menggunakan kata yang ditulis dengan “huruf miring/tebal dari penulis”50
pada akhir kutipan. Jika penulis ingin mengabaikan catatan kaki yang ada di dalam sumber asli,
penulis menuliskan “catatan kaki diabaikan” pada akhir kutipan (elipsis). Apabila penulis
menuliskan kutipan langsung yang berasal dari bahasa asing selain Bahasa Inggris, setelah
kutipan tersebut maka penulis memberikan terjemahan dari kutipan tersebut.
Seperti dijelaskan di atas, kutipan langsung berguna untuk memberikan bukti yang kuat
(otoritatif) yang mendukung pandangan penulis. Oleh karena itu, kutipan langsung tidak dapat
berdiri sendiri, dan hanya dapat bermakna jika diletakkan dalam konteks tertentu. Kutipan
langsung tidak dapat menerangkan dengan sendirinya. Karena itu, sebelum atau setelah setiap

48
Ibid.
49
Jungslager dan Maljaars, Kritisch Denken…, hlm. 72.
50
Pilih cara penekanan dengan menulis miring (italic) atau tebal (bold).

49
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
kutipan langsung harus selalu disertakan penjelasan atau interpretasi penulis tentang apa yang
dikutipnya.51 Tidak ada kutipan langsung tanpa penjelasan penulis terhadap kutipan tersebut.
Satu kutipan langsung tidak boleh melebihi dua alinea sumber asli. Panjang penjelasan
atau interpretasi penulis terhadap kutipan tersebut minimal satu paragraf untuk setiap kutipan
langsung. Dengan cara seperti ini, akan terlihat bahwa kutipan langsung ini benar-benar dibuat
sesuai dengan tujuan dan fungsinya, dan bukan sebagai cara untuk mengakali piranti pendeteksi
kemiripan.
Kutipan langsung yang terlalu panjang, misalnya melebihi satu halaman dalam satu
kutipan, atau kutipan langsung yang terlalu banyak dalam satu karya tulis, akan menurunkan
kualitas karya tulis tersebut. Hal ini karena karya tulis tersebut hanya menjadi salinan dari karya
orang lain atau sumber lain.
Cara menuliskan kutipan langsung dibedakan menjadi dua, yaitu kutipan sepanjang tiga
baris atau kurang, dan kutipan yang lebih dari tiga baris. Untuk kutipan langsung yang terdiri
dari tiga baris atau kurang:
1). kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2). jarak antara baris dengan baris 1,5 spasi;
3). kutipan harus diapit dengan tanda kutip;
4). akhir kutipan diberi nomor urut catatan kaki.

Gambar 6. Contoh kutipan langsung tiga baris atau kurang

51
Jungslager dan Maljaars, Kritisch Denken…, hlm. 73.

50
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Untuk kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris:
1). kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 2 spasi;
2). jarak antara baris dengan baris dalam kutipan satu spasi;
3). kutipan harus diapit dengan tanda kutip;
4). akhir kutipan diberi nomor urut catatan kaki;
5). seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam dari kiri sejauh 1 tab (1 cm indensi).

Berikut adalah contoh kutipan langsung yang lebih dari tiga baris:

Gambar 7. Contoh kutipan langsung yang lebih dari tiga baris

Sementara bentuk kutipan langsung yang mengambil hanya sebagian dari teks asli
dapat dilihat dalam contoh berikut ini:

“The larger segment of the village, above the kaum, is called the suku and many have
regarded it as a major lineage and an exogamous unit (Tanner 1969; Ng 1987; Krier
1995).[...] There have been practices of men entering a new suku because they feel
more associated to it and newcomers of the village will have to choose which suku they
wish to enter, with the permission of the penghulu (Bachtiar 2007).[…] He has authority
to make decisions, represent the suku in relation to outside parties and has the right to
be kept informed about everything that goes on in his suku or involving his suku
members (Ng 1987; Bachtiar 2007).”1

__________________________

1Ratih Lestarini, M. Dianwidhi Pranoto, dan Tirtawening. “The Fault in Traditional and Formal Approaches

to Domestic Violence: A Call for Reform in West Sumatra,” Journal of International Women's Studies, Vol. 22(1),
(2021), hlm. 155.

Gambar 8. Contoh kutipan langsung dari sebagian teks asli

51
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
B. Penulisan Kutipan
Rujukan pada catatan kaki dan Daftar Rujukan mencakup secara lengkap sumber informasi
yang telah digunakan dalam tulisan. Dianjurkan 50% literatur yang digunakan merupakan
artikel pada jurnal ilmiah. Selanjutnya, minimal 50% dari artikel pada jurnal ilmiah tersebut
merupakan terbitan sepuluh tahun terakhir. Bahan pustaka berupa buku wajib menggunakan
edisi terakhir.
Jenis media yang makin berkembang memungkinkan penulis untuk mencari sumber
informasi dari berbagai media. Perkembangan itu diikuti oleh perkembangan berbagai format
penulisan kutipan dan Daftar Rujukan. Kecuali dijadikan objek penelitian, sumber-sumber
berikut tidak boleh dijadikan rujukan:
a. Wikipedia dan sejenisnya;
b. Blog individu dari penulis yang tidak otoritatif;
c. Media jurnalisme warga (citizen journalism media);
d. Media sosial.

Teknik penulisan catatan kaki dan daftar rujukan mengacu pada model The Chicago
Manual of Style edisi terakhir (Kate L. Turabian), dengan beberapa adaptasi dan perubahan
sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan di Indonesia. Dengan demikian, gaya sitasi dalam
panduan ini tidak dapat disebut dengan gaya Chicago Manual of Style/Turabian, tetapi lebih
tepat disebut adaptasi dari gaya tersebut, atau dapat disebut sebagai “gaya FHUI.”
Dalam penulisan sumber rujukan pada catatan kaki, penulis tidak lagi menggunakan op
cit dan loc cit, namun menggunakan kata terakhir nama pengarang atau nama keluarga dan
judul pendek satu sampai tiga kata yang diikuti dengan elipsis/tiga titik (“…”).52 Kata Ibid
tidak dapat digunakan untuk merujuk peraturan perundang-undangan, akta perjanjian, konvensi
internasional, peraturan perusahaan, keputusan, dan fatwa lembaga. Selain itu, penomoran
catatan kaki berurut dan berlanjut dari Bab 1 sampai dengan Bab terakhir.
Catatan kaki ditulis dengan jenis huruf Times New Roman 10 poin, rata kanan, dan diketik
dengan jarak satu spasi. Indensi baris pertama pada catatan kaki berjarak satu cm dari marjin
kiri. Catatan kaki untuk baris berikutnya ditulis dengan rata kiri dan kanan. Antar catatan kaki
tidak diberikan jarak.

52
Jika diperlukan dapat lebih dari tiga kata.

52
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Daftar Rujukan ditulis dengan jenis huruf Times New Roman 12 poin, diketik dengan
jarak satu spasi. Setiap sumber ditulis dengan model hanging indention, yaitu pada baris
pertama ditulis rata kiri dan kanan, dan pada baris selanjutnya ditulis rata kiri dan kanan
berjarak 1,5 cm dari marjin kiri. Antar sumber rujukan tidak diberikan jarak spasi.
Untuk penulisan rujukan dan Daftar Rujukan, perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Jika terdapat beberapa kota penerbit, yang ditulis adalah nama kota yang disebut pertama
di dalam buku;
b. Jika nama kota penerbit tidak diketahui, ditulis sine loco (s.l.), seperti pada contoh berikut:
“(s.l.: Gramedia, 2022)”;
c. Jika nama penerbit tidak diketahui, ditulis sine nomine (s.n.), seperti pada contoh berikut:
“(Jakarta: s.n., 2022)”;
d. Jika tahun penerbitan tidak diketahui, ditulis sine anno (s.a.), seperti pada contoh berikut:
“(Jakarta: Gramedia, s.a.)”.

Teknik penulisan catatan kaki dan Daftar Rujukan dapat dilihat pada penjabaran sebagai
berikut.

C. Contoh Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Rujukan


1. Buku
a. Satu Orang Pengarang
1). Untuk Catatan Kaki
1
Fitra Arsil, Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep dan Saling
Kontribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara, (Jakarta: Rajawali Press,
2017), hlm. 10.
2
Ibid., hlm. 11.
3
Ibid.
4
Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional Indonesia, Jilid II Bagian III
buku Ke-empat, (Bandung: Alumni, 1989), hlm. 274.
5
Arsil, Teori Sistem Pemerintahan…, hlm. 24.

2). Untuk Daftar Rujukan


Arsil, Fitra. Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep dan Saling Kontribusi
Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara. Jakarta: Rajawali Press,
2017.

53
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b. Dua Orang Pengarang
1). Untuk Catatan Kaki
1
Topo Santoso dan Choky Risda Ramadhan, Pra Penuntutan dan
Perkembangannya di Indonesia, ed. 1, cet. 1, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2019),
hlm. 27.
2
F. v. Benda-Beckmann dan K. v. Benda-Beckmann, Political and Legal
Transformations of an Indonesian Polity: The Nagari from Colonisation to
Decentralisation, (Cambridge: Cambridge University Press, 2013), hlm. 10.
3
Santoso dan Ramadhan, Pra Penuntutan dan Perkembangannya…, hlm. 28.

2). Untuk Daftar Rujukan


Santoso, Topo dan Choky Risda Ramadhan, Pra Penuntutan dan Perkembangannya di
Indonesia. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2019.

c. Tiga Orang Pengarang


1). Untuk Catatan Kaki
1
Gemala Dewi, Wirdyaningsih dan Yeni Salma Barlinti, Hukum Perikatan Islam
di Indonesia, ed. 1, cet. 5, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan Kencana Media, 2018), hlm. 65.

2). Untuk Daftar Rujukan


Dewi, Gemala, Wirdyaningsih dan Yeni Salma Barlinti. Hukum Perikatan Islam di
Indonesia. Ed. 1. Cet. 5. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan Kencana Media, 2018.

d. Lebih dari Tiga Orang Pengarang


1). Untuk Catatan Kaki
1
Yetty Komalasari Dewi, et al., Alternatif Mekanisme Pertahanan Perdagangan
Internasional Untuk Industri Dalam Negeri, ed. Revisi, (Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022), hlm. 111.

2). Untuk Daftar Rujukan


Dewi, Yetty Komalasari. Et al. Alternatif Mekanisme Pertanahan Perdagangan
Internasional Untuk Industri Dalam Negeri. Ed. Revisi. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022.

e. Bab dari Buku


1). Untuk Catatan Kaki
Dian Puji Nugraha Simatupang, “Anggaran dan Keuangan Publik,” dalam
1

Harsanto Nursadi, ed., Hukum Administrasi Negara Sektoral, ed. revisi, cet. 2, (Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019), hlm.168.

54
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2). Untuk Daftar Rujukan
Simatupang, Dian Puji Nugraha. “Anggaran dan Keuangan Publik.” Dalam Harsanto
Nursadi, ed. Hukum Administrasi Negara Sektoral. Ed. revisi. Cet. 2. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019. Hlm.147-177.

f. Terjemahan
1). Untuk Catatan Kaki
45
Hans Kelsen, Pure Theory of Law [Reine Rechtslehre], diterjemahkan oleh Max
Knight, (Clark, NJ: The Lawbook Exchange, Ltd., 2005), hlm. 320.

2). Untuk Daftar Rujukan


Kelsen, Hans. Pure Theory of Law [Reine Rechtslehre]. Diterjemahkan oleh Max
Knight. Clark, NJ: The Lawbook Exchange, Ltd., 2005.

g. Penyebutan Nama-nama Khusus


Beberapa nama belakang memiliki kekhususan karena terdapat sisipan yang mendahului
nama belakang penulis. Sisipan yang mendahului nama belakang seperti ini dapat ditemukan
pada nama, misalnya: al, el, bin, ben, ibn, binti, van, von, de, ten, van den, dll. Untuk nama-
nama tersebut, penulisan pada Daftar Rujukan dilakukan berdasarkan contoh-contoh di bawah
ini.

Contoh 1
Dalam catatan kaki:
3
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, Jilid 1, (Damaskus: Dar
al-Fikr al-Islamiy, 2006), hlm. 92.

Dalam Daftar Rujukan:


Z…
Al-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh. Jilid 1. Damaskus: Dar al-Fikr
al-Islamiy, 2006.

Gambar 9. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam daftar kaki dan catatan kaki

55
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Contoh 2
Dalam catatan kaki:
4
Ibrahim Musthafa Al-Najjar, et al., Al-Mu’jam Al-Wasith, Ed. Kelima (Kairo:
Maktabah al-Syuruq al-Dawliyah: 2011), hlm. 9.

Dalam Daftar Rujukan:


N…
Al-Najjar, Ibrahim Musthafa. Et al. Al-Mu’jam Al-Wasith. Ed. Kelima. Kairo:
Maktabah al-Syuruq al-Dawliyah: 2011.

Gambar 10. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan

Contoh 3:
Dalam Catatan Kaki:
5
Ahmad bin Idris Al-Qarafi, Al-Ihkam Fi Tamyiz Al-Fatawa ‘an Al-Ahkam,
(Suriah: Maktabah Al-Mathbu’at al-Islamiyah, 1967), hlm. 199.

Dalam Daftar Rujukan:


I…
bin Idris Al-Qarafi, Ahmad. Al-Ihkam Fi Tamyiz Al-Fatawa ‘an Al-Ahkam. Suriah:
Maktabah Al-Mathbu’at al-Islamiyah, 1967.

Gambar 11. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan

Contoh 4:
Dalam Catatan Kaki:
6
Christian von Bar, The Common European Law of Torts Volume Two:
Damage and Damages, Liability for and without Personal Misconduct, Causality,
and Defences, (Oxford: Clarendon Press, 2000), hlm. 462-463.

Dalam Daftar Rujukan:


B…
von Bar, Christian. The Common European Law of Torts Volume Two: Damage and
Damages, Liability for and without Personal Misconduct, Causality, and
Defences. Oxford: Clarendon Press, 2000.
Gambar 12. Contoh penulisan nama-nama khusus
dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan

56
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Contoh 5:
Dalam Catatan Kaki:
7
Elizabeth van Schilfgaarde, “Negligence under the Netherlands Civil Code:
An Economic Analysis,” California Western International Law Journal, Vol. 21
(1991), hlm. 272.

Dalam Daftar Rujukan:


S…
van Schilfgaarde, Elizabeth. “Negligence under the Netherlands Civil Code: An
Economic Analysis.” California Western International Law Journal. Vol.
21 (1991). Hlm. 265-302.

Gambar 13. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan

Contoh 6:
Dalam Catatan Kaki:
8
Moez Ben Abid, Mourad Ben Slimane, dan Ines Ben Omrane, “Mixed
Wavelet Leaders Multifractal Formalism for Baire Generic Functions in a Product
of Intersections of Hölder Spaces with Non-Continuous Besov Spaces,”
Mediterranean Journal of Mathematics 13 (2016), hlm. 5100.

Dalam Daftar Rujukan:


A…
ben Abid, Moez; Mourad Ben Slimane; dan Ines Ben Omrane. “Mixed Wavelet
Leaders Multifractal Formalism for Baire Generic Functions in a Product
of Intersections of Hölder Spaces with Non-Continuous Besov Spaces.”
Mediterranean Journal of Mathematics 13 (2016), hlm. 5093–5118.

Gambar 14. Contoh penulisan nama-nama khusus dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan

Contoh 7:
Dalam Catatan Kaki:
9
P.M. van den Brekel, E.M.J. Hardy, dan N.J.A.P.B. Niessen, Bestuursrecht
(Den Haag: Boom Juridische uitgevers, 2007), hlm. 118.

Dalam Daftar Rujukan:


B…
van den Brekel, P.M.; E.M.J. Hardy; dan N.J.A.P.B. Niessen. Bestuursrecht. Den
Haag: Boom Juridische uitgevers, 2007.

Gambar 15. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan Daftar Rujukan

57
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Beberapa kelompok masyarakat memiliki tradisi meletakkan nama keluarga mereka
pada kata pertama. Hal ini, misalnya, dapat dilihat pada nama China atau Korea. Sebagai
contoh, nama keluarga dari Gouw Giok Siong adalah Gouw. Untuk nama-nama seperti ini,
penulisannya mengikuti contoh berikut.

Dalam Catatan Kaki:


18
Gouw Giok Siong, Hukum Antar Golongan: Suatu Pengantar, (Jakarta:
Kinta, 1965), hlm. 77.

Dalam Daftar Rujukan:


G…
Gouw, Giok Siong. Hukum Antar Golongan: Suatu Pengantar. Jakarta: Kinta, 1965.

Gambar 16. Contoh penulisan nama keluarga pada kata pertama

Untuk pengarang Indonesia yang tidak memiliki nama keluarga, nama paling belakang
dianggap sebagai nama keluarga. Penulisan untuk nama ini dapat dilihat pada contoh berikut.

Dalam Catatan Kaki:


18
Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat:
Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
2012), hlm. 99.

Dalam Daftar Rujukan:


D…
Djubaedah, Neng. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat:
Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam. Jakarta: Sinar
Grafika, 2012.

Gambar 17. Contoh penulisan nama yang tidak memiliki nama keluarga

58
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2. Artikel
a. Jurnal
1). Untuk Catatan Kaki
Penulisan artikel jurnal pada catatan kaki disusun sebagai berikut: [Nama pengarang],
[“judul artikel”], [judul jurnal], [volume jurnal], [nomor/issue] [(tahun terbitan)], [halaman
yang dirujuk]. Contoh penulisan ini dapat dilihat di bawah ini.
Lidwina Inge Nurtjahyo, “Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
8

di Dewan Adat Terkait dengan Penyelesaian Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap


Perempuan Kisah dari Atambua, Sumba Timur, Rote dan Labuan Bajo,” Jurnal Hukum
dan Pembangunan, Vol. 50, No. 1 (2020), hlm. 114.

2). Untuk Daftar Rujukan


Penulisan artikel jurnal pada Daftar Rujukan disusun sebagai berikut: [Nama pengarang].
[“judul artikel”]. [judul jurnal]. [volume jurnal]. [nomor/issue] [(tahun terbitan)]. [keseluruhan
halaman dari artikel]. Contoh penulisan ini dapat dilihat di bawah ini.
Nurtjahyo, Lidwina Inge. “Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan di
Dewan Adat Terkait dengan Penyelesaian Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan Kisah dari Atambua, Sumba Timur, Rote dan Labuan Bajo.”
Jurnal Hukum dan Pembangunan. Vol. 50. No. 1 (2020). Hlm. 106-123.

b. Surat Kabar
1). Untuk Catatan Kaki
Aristyo Rizka Darmawan, “Maritime Security Considerations for New Capital
146

City Nusantara,” The Jakarta Post (18 Maret 2022), hlm. 10.

2). Untuk Daftar Rujukan


Darmawan, Aristyo Rizka. “Maritime Security Considerations for New Capital City
Nusantara.” The Jakarta Post. 18 Maret 2022.

c. Makalah
1). Untuk Catatan Kaki
Budi Sampurno, “Laporan Akhir Tim Penyusunan Kompedium Hukum
6

Kesehatan” makalah disajikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum
Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, 2011, hlm. 56.

2). Untuk Daftar Rujukan


Sampurno, Budi. “Laporan Akhir Tim Penyusunan Kompedium Hukum Kesehatan”
makalah disajikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum

59
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, 2011.

d. Lembaga dan Organisasi


1). Untuk Catatan Kaki
3
World Health Organization, WHO Editorial Style Manual (Geneva: World
Health Organization, 1993), hlm. 34.

2). Untuk Daftar Rujukan


World Health Organization. WHO Editorial Style Manual. Geneva: World Health
Organization, 1993.

3. Skripsi, Tesis, dan Disertasi


a. Skripsi
1). Untuk Catatan Kaki
Mochammad Rizky Zaenuddin, “Peranan Kapal Bantu Rumah Sakit TNI
1

Angkatan Laut dalam Operasi Militer Selain Perang Ditinjau dari Hukum
Perumahsakitan (Studi KRI SMR-594),” (Skripsi Sarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta, 2021), hlm. 228.

2). Untuk Daftar Rujukan


Zaenuddin, Mochammad Rizky. “Peranan Kapal Bantu Rumah Sakit TNI Angkatan
Laut dalam Operasi Militer Selain Perang Ditinjau dari Hukum
Perumahsakitan (Studi KRI SMR-594).” Skripsi Sarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2021.

b. Tesis
1). Untuk Catatan Kaki
Djarot Dimas Achmad Andaru, “Analisis Penerapan Prinsip Siracusa dan
2

Pelaksanaan Ketentuan International Health Regulations 2005 terhadap Kebijakan


Indonesia dalam Penanganan dan Pencegahan Pandemi Covid-19.” (Tesis Magister
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2021), hlm. 25.

2). Untuk Daftar Rujukan


Andaru, Djarot Dimas Ahmad. “Analisis Penerapan Prinsip Siracusa dan Pelaksanaan
Ketentuan International Health Regulations 2005 terhadap Kebijakan
Indonesia dalam Penanganan dan Pencegahan Pandemi Covid-19.” Tesis
Magister Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2021.

60
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
c. Disertasi
1). Untuk Catatan Kaki
Febby Mutiara Nelson, “Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan:
6

Menggagas Penanganan Tindak Pidana Korupsi Melalui Konsep Plea Bargaining dan
Deferred Prosecution Agreement,” (Disertasi Doktor Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta, 2019), hlm. 97.

2). Untuk Daftar Rujukan


Nelson, Febby Mutiara. “Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan: Menggagas
Penanganan Tindak Pidana Korupsi Melalui Konsep Plea Bargaining dan
Deferred Prosecution Agreement.” Disertasi Doktor Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2019.

4. Putusan Pengadilan
Penulisan rujukan untuk putusan pengadilan yang dijelaskan pada pedoman ini adalah
putusan dari pengadilan di Indonesia. Untuk putusan yang berasal dari negara lain, penulisan
rujukan mengikuti ketentuan dari negara asal putusan tersebut. Selain itu, penulisan putusan
yang menggunakan nama pihak secara jelas bukanlah putusan pada peradilan yang dinyatakan
tertutup.
Pada bagian teks tulisan, putusan pengadilan ditulis dengan format: [pihak melawan
pihak] [(nama pengadilan, jenis putusan, tahun dibacakannya putusan)]. Contohnya:

Dalam Republik Indonesia melawan PT Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce
Ness (PN Manado, 2005), penuntut umum membagi pertanggungjawaban ke dalam
pertanggungjawaban oleh badan hukum (PT Newmont Minahasa Raya) dan
pertanggungjawaban pribadi pemimpin/pengurus korporasi (Richard Bruce Ness).
Secara konsisten penuntut umum menentukan bahwa Terdakwa I adalah badan hukum
dan Terdakwa II adalah orang.

Gambar 18. Contoh rujukan putusan pengadilan di dalam teks tulisan

Pada bagian catatan kaki, putusan pengadilan pertama kali ditulis berdasarkan format:
[nama pengadilan], [jenis putusan] [nomor putusan], [pihak melawan pihak] [tahun
dibacakannya putusan], [halaman yang dirujuk]. Untuk selanjutnya putusan pengadilan ditulis
berdasarkan format: [pihak melawan pihak] [(nama pengadilan, tahun dibacakannya putusan)].

61
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
11
Pengadilan Negeri Manado, Putusan Nomor 284/Pid.B/2005/PN.Mdo., RI
melawan PT Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce Ness (2005), hlm. 1.
12
[tulisan lain]
13
RI melawan PT Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce Ness (PN Manado,
2005), hlm. 57.
Gambar 19. Contoh rujukan putusan pengadilan
di dalam catatan kaki

Pada bagian Daftar Rujukan, putusan ditulis [nama pengadilan], [Jenis putusan],
[nomor putusan].
Pengadilan Negeri Manado, Putusan Nomor 284/Pid.B/2005/PN.Mdo., RI melawan PT
Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce Ness (2005).

Gambar 20. Contoh rujukan putusan pengadilan


di dalam Daftar Rujukan

Penulisan putusan pengadilan pada catatan kaki dan daftar rujukan dilakukan dengan
merujuk pada contoh di bawah ini.
a. Pengadilan Negeri
1). Putusan Pidana
a). Putusan Praperadilan
i). Untuk Catatan Kaki
12
Pengadilan Negeri Sintang, Putusan Praperadilan
No.01/Pid.Prap/2015/PN.Stg., Halimah binti Andut melawan RI (2015), hlm. 3.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Sintang, Putusan Praperadilan No.01/Pid.Prap/2015/PN.Stg.,
Halimah binti Andut melawan RI (2015).

b). Putusan Sela


i). Untuk catatan kaki
10
Pengadilan Negeri Arga Makmur, Putusan Sela No.
255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM., Edi Hartono melawan RI (2013), hlm. 5

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Arga Makmur. Putusan Sela No. 255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM.
Edi Hartono melawan RI (2013).

62
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
c). Putusan Pengadilan Tingkat Pertama
i). Untuk Catatan Kaki
11
Pengadilan Negeri Depok, Putusan No. 84/Pid.B/2018/PN. Dpk., RI melawan
Siti Nuraida Hasibuan (2018), hlm. 7.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Depok. Putusan No. 84/Pid.B/2018/PN.Dpk. RI melawan Siti
Nuraida Hasibuan (2018).

d). Putusan Banding


i). Untuk Catatan Kaki
9
Pengadilan Tinggi Mataram, Putusan Banding No. 37/PID/2014/PT.Mtr., RI
melawan M. Ali Hanafiah (2014), hlm. 8.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Tinggi Mataram, Putusan Banding No. 37/PID/2014/PT.Mtr. RI melawan
M. Ali Hanafiah (2014).

e). Putusan Kasasi


i). Untuk Catatan Kaki
8
Mahkamah Agung, Putusan Kasasi No. 287 K/Pid.Sus/2010, RI melawan Pius
Paus Angwarmase (2010), hlm. 14.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Kasasi No. 287K/Pid.Sus/2010. RI melawan Pius Paus
Angwarmase (2010).

f). Putusan Peninjauan Kembali


i). Untuk Catatan Kaki
7
Mahkamah Agung, Putusan Peninjauan Kembali, No. 4PK/PID/2008, Djoni
Nawa melawan Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan dan Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan (2008), hlm. 17.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Peninjauan Kembali No. 4PK/PID/2008. Djoni Nawa
melawan Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan dan Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan (2008).

63
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2). Putusan Perdata
a). Putusan Sela
i). Untuk Catatan Kaki
5
Pengadilan Negeri Arga Makmur, Putusan Sela No.
255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM., Edi Hartono Bin Yazid melawan PT Riau Agrindo
Agung (2013), hlm. 23.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Arga Makmur. Putusan Sela No. 255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM.
Edi Hartono Bin Yazid melawan PT Riau Agrindo Agung (2013).

b). Putusan Pengadilan Tingkat Pertama


i). Untuk Catatan Kaki
5
Pengadilan Negeri Kayuagung, Putusan No. 3/Pdt.G/2022/PN.Kag, Hardi
Muliawan melawan Adiyanto (2022), hlm. 9.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Kayuagung. Putusan No. 3/Pdt.G/2022/PN. Hardi Muliawan
melawan Adiyanto (2022).

c). Putusan Banding


i). Untuk Catatan Kaki
3
Pengadilan Tinggi Semarang, Putusan Banding No. 109/Pdt/2022/PT SMG, Ny.
Cheng Wai Ming dkk melawan Ny. Tjahjaningsih (2022), hlm 7.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Tinggi Semarang. Putusan Banding No. 109/Pdt/2022/PT SMG. Ny. Cheng
Wai Ming dkk melawan Ny. Tjahjaningsih (2022).

d). Putusan Kasasi


i). Untuk Catatan Kaki
8
Mahkamah Agung, Putusan Kasasi, No. 851 K/PDT.SUS/2009, Ahmad Jaman
melawan PT Cipta Kemas Abadi (2009), hlm 10.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan No. 851 K/PDT.SUS/2009. Ahmad Jaman melawan PT
Cipta Kemas Abadi (2009).

64
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
e). Putusan Peninjauan Kembali
i). Untuk Catatan Kaki
7
Mahkamah Agung, Putusan Peninjauan Kembali, No. 609 B/PK/PJK/2022,
Direktur Jendral Pajak melawan PT Indo Bismar (2022), hlm 6.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Peninjauan Kembali No. 609 B/PK/PJK/2022. Direktur
Jendral Pajak melawan PT Indo Bismar (2022).

f). Penetapan
i). Untuk Catatan Kaki
4
Pengadilan Negeri Surabaya, Penetapan No.1021/Pdt.P/2022/PN Sby, Pemohon
Elisabeth Cornelia B, ST, termohon Pengadilan Negeri Surabaya (2022), hlm 10.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Surabaya. Penetapan No.1021/Pdt.P/2022/PN Sby. Pemohon
Elisabeth Cornelia B, ST, termohon Pengadilan Negeri Surabaya (2022).

b. Pengadilan Agama53
1). Untuk Catatan Kaki
9
Pengadilan Agama Bogor, Putusan Bogor No. 1462/Pdt.G/2021/PA.Bogor, X
melawan Y (2021), hlm. 6.

2). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Agama Bogor. Putusan No. 1462/Pdt.G/2021/PA.Bogor. X melawan Y
(2021).

c. Pengadilan Tata Usaha Negara


1). Untuk Catatan Kaki
3
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Putusan No. 51/G/TF/2022/PTUN.JKT,
PT Riyanta Jaya melawan Direktur Jenderal Administrasi dan Hukum Umum dan
Menteri Hukum dan HAM RI (2022), hlm. 7.

2). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Putusan No. 51/G/TF/2022/PTUN.JKT. PT
Riyanta Jaya melawan Direktur Jenderal Administrasi dan Hukum Umum dan
Menteri Hukum dan HAM RI (2022).

53
Perlu diperhatikan bahwa putusan dalam pengadilan agama seringkali merupakan putusan yang tidak
terbuka untuk umum, sehingga nama para pihak harus ditulis dalam inisial.

65
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
d. Mahkamah Agung
1). Hak Uji Materil
a). Untuk Catatan Kaki
14
Mahkamah Agung, Putusan Hak Uji Materil No.27P/HUM/2016, Aisya Aldila,
dkk. melawan Presiden RI54 (2016), hlm. 8.

b). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Hak Uji Materil No.27P/HUM/2016. Aisya Aldila, dkk.
melawan Presiden RI (2016).

2). Fatwa
a). Untuk Catatan Kaki
10
Mahkamah Agung, Fatwa No.30/Tuaka.Pid/IX/2015, Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Pemohon) (2015), hlm. 7.

b). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Fatwa, No.30/Tuaka.Pid/IX/2015. Badan Pengawas Pemilihan
Umum (Pemohon) (2015).

e. Mahkamah Konstitusi
1). Untuk Catatan Kaki
5
Mahkamah Konstitusi, Putusan No.82/PUU-XII/2015, Pengurus Besar Ikatan
Dokter Indonesia, dkk. (Pemohon)55 (2015), hlm. 3.

2). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Konstitusi. Putusan No.82/PUU-XII/2015. Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia, dkk. (Pemohon) (2015).

5. Peraturan Perundang-undangan
Penulisan rujukan untuk peraturan perundang-undangan yang dijelaskan pada pedoman ini
adalah peraturan perundang-undangan di Indonesia. Untuk peraturan yang berasal dari negara
lain, penulisan rujukan mengikuti ketentuan dari negara asal peraturan tersebut.

54
Yang diminta pengujian adalah Perpres Nomor 18 Tahun 2016.
55
Dalam uji materil UU Nomor 36 Tahun 2014.

66
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
a. Undang-Undang yang Tidak Mengalami Perubahan
Pada bagian teks tulisan, peraturan perundangan ditulis dengan format: [Pasal nomor
peraturan dan tahun], [nama singkat peraturan] Contohnya:

Pasal 109 ayat (5), UU No. 18 Tahun 2013 (UUP3H) menyatakan bahwa “Pidana
pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 103.”
Gambar 21. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan
di dalam teks tulisan

Pada bagian catatan kaki, peraturan perundang-undangan pertama kali ditulis


berdasarkan format: [nama peraturan], [nomor peraturan], [LN Tahun … No. … TLN No. …],
[Pasal …]. Untuk pengutipan ulang selanjutnya dari peraturan yang sama ditulis dengan
format: [nomor peraturan/singkatan peraturan], [Pasal …].

14
Undang-Undang Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan,
UU Nomor 18 Tahun 2013, LN Tahun 2013 No. 130 TLN No. 5432, selanjutnya disebut
UUP3H, Pasal 109 ayat (5).
15
UUP3H, Pasal 110.
Gambar 22. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan
di dalam catatan kaki

Sedangkan pada bagian Daftar Rujukan peraturan perundang-undangan ditulis


berdasarkan format : [nama peraturan], [nomor peraturan], [LN Tahun … No. … TLN No. …].

Undang-Undang Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, UU Nomor


18 Tahun 2013. LN Tahun 2013 No. 130 TLN No. 5432.

Gambar 23. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


dalam Daftar Rujukan

b. Undang-Undang Terjemahan
1). Untuk Catatan Kaki
6
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijke Wetboek], diterjemahkan
oleh R. Soebekti dan R. Tjitrosudibio, Pasal 1365.

67
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2). Untuk Daftar Rujukan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijke Wetboek], diterjemahkan oleh R.
Soebekti dan R. Tjitrosudibio.

c. Undang-Undang yang Mengalami Perubahan


1). Undang-Undang dengan Perubahan Model Omnibus Law
Pada bagian teks tulisan, peraturan perundangan yang telah diubah dapat dilihat dari contoh
berikut.

Oleh UU Ciptaker, Pasal 88 UUPPLH diubah sehingga berbunyi: “setiap orang yang
tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan
dan/atau mengelola limbah B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap
lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi dari usaha
dan/atau kegiatannya.”
Gambar 24. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan
di dalam teks tulisan

Untuk catatan kaki peraturan perundang-undangan yang telah diubah ditulis dengan
ketentuan berikut:
a. Kutipan pertama : [Nama peraturan yang diubah], [Nomor peraturan], [LN,TLN peraturan
yang diubah], [sebagaimana telah diubah oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja, [LN Tahun… No. … TLN No. …], [selanjutnya disebut (singkatan nama peraturan
yang diubah) sebagaimana diubah oleh UU CK, [Pasal].
b. Sedangkan untuk Kutipan selanjutnya : [singkatan UU yang diubah], [sebagaimana diubah
dengan UU CK], [Pasal…].

50
Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU
Nomor 32 Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 140 TLN No. 5059, sebagaimana diubah oleh
UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, LN Tahun 2020 No. 245, TLN No. 6573,
selanjutnya disebut UUPPLH sebagaimana diubah oleh UU CK, Pasal 88.
51
UUPPLH sebagaimana diubah oleh UU CK, Pasal 87.

Gambar 25. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


di dalam catatan kaki

Sedangkan pada bagian Daftar Rujukan peraturan perundang-undangan ditulis


berdasarkan format : [nama peraturan], [nomor peraturan], [LN Tahun … No. … TLN No. …],

68
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
[sebagaimana diubah oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja], [LN Tahun… No.
… TLN No. …].

Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU


Nomor 32 Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 140, TLN No. 5059, sebagaimana
diubah oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, LN Tahun 2020
No. 245, TLN No. 6573.

Gambar 26. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


yang telah diubah

2) Undang-Undang dengan Perubahan


Berikut adalah contoh penulisan peraturan yang diubah pada bagian teks dan catatan kaki.

Proses pengangkatan hakim Pengadilan Agama, sebagaimana diatur dalam Pasal 13A
UUPA, dilakukan melalui seleksi secara transparan, akuntabel, dan partisipatif yang
dilakukan oleh MA dan KY.1 Tugas hakim adalah memeriksa, mengadili, dan memutus
suatu perkara. Berkenaan dengan kewajiban hakim ini, Pasal 19 ayat (1) UUPA perubahan
tahun 2009 menyatakan bahwa hakim diberhentikan tidak dengan hormat apabila ia
melalaikan kewajiban melaksanakan tugasnya selama tiga bulan terus menerus.2 Pasal ini
mengubah Pasal 19 UUPA perubahan tahun 2006 yang tidak menentukan jangka waktu
kelalaian menjalankan kewajiban tersebut.3

_______________
1Undang-Undang tentang Peradilan Agama, UU Nomor 7 Tahun 1989, LN Tahun 1989 No. 49, TLN

No. 3400, sebagaimana diubah terakhir oleh UU Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun 1989, LN Tahun 2009 No. 159, TLN No. 5078, selanjutnya disebut
UUPA, Pasal 13A.
2Undang-Undang tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun

1989, UU Nomor 50 Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 159, TLN No. 5078, selanjutnya disebut UUPA
perubahan tahun 2009, Pasal 19.
3 Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun 1989,

UU Nomor 3 Tahun 2006, LN Tahun 2006 No. 22, TLN No. 4611, selanjutnya disebut UUPA perubahan tahun
2006, Pasal 19.

Gambar 27. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


di dalam teks tulisan

69
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Untuk daftar rujukan, dapat dilihat pada contoh berikut.
Undang-Undang tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Agama
Nomor 7 Tahun 1989. UU Nomor 50 Tahun 2009. LN Tahun 2009 No. 159, TLN
No. 5078.
Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7
Tahun 1989. UU Nomor 3 Tahun 2006. LN Tahun 2006 No. 22, TLN No. 4611.
Undang-Undang tentang Peradilan Agama. UU Nomor 7 Tahun 1989. LN Tahun 1989 No.
49, TLN No. 3400. Sebagaimana diubah terakhir oleh UU Nomor 50 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7
Tahun 1989. LN Tahun 2009 No. 159, TLN No. 5078.

Gambar 28. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


yang telah diubah

d. Peraturan Pemerintah
1). Untuk Catatan Kaki
6
Peraturan Pemerintah Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, PP Nomor 35
Tahun 2021, LN No. 45 Tahun 2021 TLN. No. 6647, Pasal 4.

2). Untuk Daftar Rujukan


Peraturan Pemerintah Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, PP Nomor 35
Tahun 2021, LN Tahun 2021 No. 45 TLN No. 6647.

e. Dokumen Internasional
1). Perjanjian Internasional – Multilateral
a). Untuk Catatan Kaki
7
International Covenant on Civil and Political Rights (diadopsi 16 Desember
1966, mulai berlaku 23 Maret 1976) 999 UNTS 171, Pasal 5.

b). Untuk Daftar Rujukan


International Covenant on Civil and Political Rights (diadopsi 16 Desember 1966,
mulai berlaku 23 Maret 1976) 999 UNTS 171.

2). Perjanjian Internasional – Bilateral


a). Untuk Catatan Kaki
8
Rehabilitation and Development Co-Operation Agreement (Australia–Nauru)
(ditandatangani 5 Mei 1994), Pasal 7.

70
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b). Untuk Daftar Rujukan
Rehabilitation and Development Co-Operation Agreement (Australia–Nauru)
(ditandatangani 5 Mei 1994).

3). Perjanjian Internasional - Regional


a). Untuk Catatan Kaki
9
African Charter on Human and Peoples’ Rights (diadopsi 27 Juni 1981, mulai
berlaku 21 Oktober 1986) 21 ILM 58, Pasal 12.

b). Untuk Daftar Rujukan


African Charter on Human and Peoples’ Rights (diadopsi 27 Juni 1981, mulai berlaku
21 Oktober 1986) 21 ILM 58.

4). Dokumen Organisasi Internasional


a). Untuk Catatan Kaki
10
United Nations, Department of Economic and Social Affairs, “Report of the
Special Rapporteur of the Human Rights Council on the Rights of Indigeneous
Peoples,” (New York: UN Headquarters, 2021), hlm. 1.

b). Untuk Daftar Rujukan


United Nations, Department of Economic and Social Affairs. “Report of the Special
Rapporteur of the Human Rights Council on the Rights of Indigeneous
Peoples.” New York: UN Headquarters, 2021.

5). Putusan Pengadilan Internasional


a). Untuk Catatan Kaki
14
Corfu Channel Case (UK v Albania) (Merits) [1949] ICJ Rep 4, para. 67.
15
International Centre for the Settlement of Investment Disputes, Marvin
Feldman v Mexico (2003) 42 ILM 625, para. 66.

b). Untuk Daftar Rujukan


Corfu Channel Case (UK v Albania) (Merits) [1949] ICJ Rep 4, para. 67.
International Centre for the Settlement of Investment Disputes, Marvin Feldman v
Mexico (2003) 42 ILM 625.

6). Putusan Pengadilan Negara Nasional Lain


a). Untuk Catatan Kaki
11
Citizens United v. Federal Election Comm'n, (Citizen v Federal Election)
(Decision) [2010] 5 US Supreme Court, para. 310.

71
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
b). Untuk Daftar Rujukan
Citizens United v. Federal Election Comm'n, (Citizen v Federal Election) (Decision)
[2010] 5 US Supreme Court.

f. Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri


1). Keputusan Menteri
a). Untuk Catatan Kaki
10
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Pedoman Penggunaan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan, Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017, Diktum kesatu.

b). Untuk Daftar Rujukan


Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Pedoman Penggunaan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan. Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017.

2). Peraturan Menteri


a). Untuk Catatan Kaki
6
Peraturan Menteri Keuangan Tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi
Dana Bagi Hasil Tembakau, PMK Nomor 206/PMK.07/2020, Pasal 2.

b). Untuk Daftar Rujukan


Peraturan Menteri Keuangan Tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana
Bagi Hasil Tembakau. PMK Nomor 206/PMK.07/2020.

3). Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah


a). Untuk Catatan Kaki
12
Peraturan Daerah DKI Jakarta Tentang Penanggulangan Corona Virus
Disease 2019, Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2020, LD DKI Jakarta Tahun 2020
No. 201 TLD No. 2008, Pasal 5.
13
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Penugasan Kepada :Perusahaan Daerah Air
Minum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Pembeli Air Curah Sistem
Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I, Pergub DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2022,
Berita Daerah DKI Jakarta Tahun 2022 No. 72004, Pasal 1.

b). Untuk Daftar Rujukan


Peraturan Daerah DKI Jakarta Tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019.
Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2020. LD DKI Jakarta Tahun 2020 No.
201 TLD No. 2008.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur
Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Penugasan Kepada :Perusahaan Daerah Air
Minum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Pembeli Air Curah

72
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I. Pergub DKI Jakarta
Nomor 6 Tahun 2022. Berita Daerah DKI Jakarta Tahun 2022 No. 72004.

6. Lain-Lain dari Internet


a. Bahan Berita
Dokumen daring dikutip dengan mencantumkan judul atau nama dokumen, halaman
dokumen tersebut berada, tanggal unggah dokumen dan tautan
1). Untuk Catatan Kaki
6
Humas FHUI, “Mahasiswa FHUI Raih Juara 1 Piala Mohammad Natsir 2022,”
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 27 Maret 2022, tersedia pada
https://law.ui.ac.id/v3/mahasiswa-fhui-raih-juara-1-piala-mohammad-natsir-2022/ ,
diakses pada tanggal 31 Maret 2022.
7
Alinda Hardiantoro, “Harga Pertamax Diperkirakan Naik, Ini Perbandingan
Harga BBM di Indonesia dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia,” Kompas.com, 31
Maret 2022, tersedia pada
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/31/195200665/harga-pertamax-
diperkirakan-naik-ini-perbandingan-harga-bbm-di-indonesia , diakses pada tanggal 31
Maret 2022.

2). Untuk Daftar Rujukan


Hardiantoro, Alinda. “Harga Pertamax Diperkirakan Naik, Ini Perbandingan Harga
BBM di Indonesia dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia,” Kompas.com,
31 Maret 2022. Tersedia pada
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/31/195200665/harga-pertamax-
diperkirakan-naik-ini-perbandingan-harga-bbm-di-indonesia , diakses pada
tanggal 31 Maret 2022.
Humas FHUI. “Mahasiswa FHUI Raih Juara 1 Piala Mohammad Natsir 2022.” Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 27 Maret 2022. Tersedia pada
https://law.ui.ac.id/v3/mahasiswa-fhui-raih-juara-1-piala-mohammad-natsir-
2022/ . Diakses pada tanggal 31 Maret 2022.

b. You Tube (video) dan Spotify (audio)


1). Untuk Catatan Kaki
7
Jimly Asshiddiqie, “Kuliah Umum Asas-Asas HTN- Prof. Dr. Jimly
Asshiddiqie, S.H.,” PSHTN, dipublikasikan tanggal 15 Juni 2021, video: 00.00.12-50,
tersedia pada https://www.youtube.com/watch?v=5-WbH1EZyK0, diakses pada
tanggal 31 Maret 2022.
8
D.D.A. Andaru, “Konflik Antar Negara, Juga Ada Aturannya Lohh,” Podcast
IMMH UI, dipublikasikan Juli 2021, audio 00.08.50-09.50, tersedia pada
https://open.spotify.com/episode/6FFfJ5zgQ5KuiW3nlwS0gT?si=b14666363a2346c6
, diakses pada tanggal 31 Maret 2022.

73
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2). Untuk Daftar Rujukan
Andaru, D.D.A. “Konflik Antar Negara, Juga Ada Aturannya Lohh.” Podcast IMMH
UI. Dipublikasikan Juli 2021. Durasi audio 01.14.58. Tersedia pada
https://open.spotify.com/episode/6FFfJ5zgQ5KuiW3nlwS0gT?si=b14666363
a2346c6. Diakses pada tanggal 31 Maret 2022.
Asshidiqie, Jimly. “Kuliah Umum Asas-Asas HTN- Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.”
PSHTN. Dipublikasikan tanggal 15 Juni 2021. Durasi video: 01.38.15.
Tersedia pada https://www.youtube.com/watch?v=5-WbH1EZyK0. Diakses
pada tanggal 31 Maret 2022.

c. E-Mail
1). Untuk Catatan Kaki
8
Michele Kirschenbaum, pesan elektronik kepada penulis, 18 Januari 2019.

2). Untuk Daftar Rujukan


Kirschenbaum, Michele. Pesan elektronik kepada penulis. 18 Januari 2019.

d. Facebook
1). Untuk Catatan Kaki
International Criminal Court-ICC, “Unite to #EndMassCrimes,” Facebook 27
9

April 2022,
https://www.facebook.com/photo/?fbid=361470412684827&set=a.149440740554463
, diakses pada 25 September 2022.

2). Untuk Daftar Rujukan


International Criminal Court-ICC. “Unite to #EndMassCrimes.” Facebook 27 April
2022.
https://www.facebook.com/photo/?fbid=361470412684827&set=a.14944074
0554463. Diakses pada 25 September 2022.

74
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
BAB V
Sistematika Tugas Akhir

A. Skripsi
Sistematika tulisan pada Skripsi untuk Sarjana Ilmu Hukum pada intinya harus terdiri dari
pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Skripsi ditulis sekurang-kurangnya 4 (empat) bab dan
minimal 18.000 kata tidak termasuk catatan kaki dan daftar rujukan.
Pada bagian Pendahuluan, sekurang-kurangnya terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional atau kerangka konsep, metode
penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bagian Pembahasan memuat hasil penelitian, dan
analisis data penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian. Bagian Penutup berisi
simpulan sebagai jawaban permasalahan penelitian dan saran. Susunan sistematika penulisan
proposal dan Skripsi ini dapat dilakukan dengan ketentuan berikut:
1. Sistematika Proposal Skripsi
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika ada)

2. Sistematika Skripsi
a. Alternatif Pertama:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Definisi Operasional/Kerangka Konsep

75
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab III Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab IV Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

b. Alternatif Kedua:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan
Bab II membahas permasalahan penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab III membahas permasalahan penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab IV membahas permasalahan penelitian ketiga (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)

76
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran (jika diperlukan)

B. Tesis Magister Ilmu Hukum


Sistematika tulisan pada tesis untuk Magister Ilmu Hukum (MIH) pada intinya harus terdiri
dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Tesis ditulis sekurang-kurangnya empat bab dan
minimal 24.000 kata tidak termasuk catatan kaki dan daftar rujukan.
Pada bagian Pendahuluan, sekurang-kurangnya terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan atau kerangka teori, definisi operasional atau
kerangka konsep, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bagian Pembahasan, isi
tesis menguraikan teori, hasil penelitian, dan analisis data penelitian untuk menjawab
permasalahan penelitian. Pembahasan dapat disusun dengan menjelaskan teori pada bab
tersendiri dan analisis pada bab tersendiri. Namun, Pembahasan dapat pula disusun dengan
menguraikan jawaban permasalahan penelitian pada masing-masing bab. Bagian Penutup
berisi simpulan sebagai jawaban permasalahan penelitian dan saran.
Susunan sistematika penulisan proposal dan tesis MIH ini dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Sistematika Proposal Tesis MIH
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika ada)

2. Sistematika Tesis MIH


a. Alternatif Pertama:

77
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab III Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab IV Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

b. Alternatif Kedua:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Bab II membahas permasalahan penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)

78
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Bab III membahas permasalahan penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab IV membahas permasalahan penelitian ketiga (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

C. Tesis Magister Kenotariatan


Sistematika tulisan pada tesis untuk Magister Kenotariatan (MKn) terdiri dari bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Tesis ditulis dengan sekurang-kurangnya empat bab dan minimal
18.000 kata tidak termasuk catatan kaki dan daftar rujukan. Pada bagian awal atau bab
pendahuluan sekurang-kurangnya terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bagian isi, yang merupakan bagian pembahasan, dibuat dalam dua bab. Terdapat dua
alternatif yang dapat dipilih penulis sesuai dengan dasar/topik yang digunakan untuk menulis
tesis.
Alternatif pertama diperuntukkan bagi tesis yang menggunakan putusan atau simulasi
kasus sebagai dasar penelitiannya. Bab II memuat dua bagian yaitu uraian yang memuat
landasan peraturan perundang-undangan atau teori, dan uraian tentang kasus dalam putusan
atau simulasi kasus. Baik itu kasus posisi atau putusan atau pertimbangan hakim atau uraian
simulasi harus disajikan secara deskriptif berdasarkan pemahaman penulis – bukan copy paste
dari putusan. Bab III memuat analisis dari masalah yang diangkat. Analisis harus menggunakan
peraturan atau teori yang dikemukakan pada Bab II sebagai pisau analisisnya.
Alternatif kedua diperuntukkan bagi tesis yang tidak menggunakan putusan atau simulasi
kasus sebagai dasar penelitiannya. Bab II membahas permasalahan penelitian pertama. Bab III
membahas permasalahan penelitian kedua. Demikian seterusnya bila ada permasalahan
penelitian ketiga.
Bagian Penutup memuat simpulan sebagai jawaban atas permasalahan penelitian. Pada
bagian ini juga dapat disampaikan saran bila ada.
79
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Adapun sistematika penulisan proposal dan tesis MKn adalah sebagai berikut:
1. Sistematika Proposal Tesis MKn
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori (harus dicantumkan untuk tesis yang tidak
menggunakan putusan atau simulasi kasus)
F. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika ada)

2. Sistematika Tesis MKn


a. Alternatif Pertama
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
Bab II menguraikan teori dan/atau peraturan, dan kasus posisi atau putusan atau simulasi
Bab III menguraikan analisis untuk menjawab permasalahan penelitian
Bab IV Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)

80
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran (jika diperlukan)

b. Alternatif Kedua:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Bab II membahas permasalahan penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab III membahas permasalahan penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

D. Disertasi
Sistematika tulisan pada disertasi untuk Doktor Ilmu Hukum pada intinya harus terdiri dari
pendahuluan, kebaruan penelitian, tinjauan pustaka atau landasan/kerangka teori, pembahasan,
dan penutup.

1. Sistematika Proposal Disertasi


a. Alternatif Pertama
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)

81
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika diperlukan)

b. Alternatif Kedua
A. Latar Belakang (memasukkan penelitian terdahulu/tinjauan Pustaka/kebaruan)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Landasan atau Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika diperlukan)

2. Sistematika Disertasi
Disertasi ditulis sekurang-kurangnya 5 (lima) bab dan minimal 80.000 kata tidak termasuk
catatan kaki dan daftar rujukan. Susunan sistematika penulisan disertasi ini dapat dilakukan
dengan 3 (tiga) alternatif berikut ini:
1. Alternatif Pertama:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang

82
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Bab II membahas permasalahan penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab III membahas permasalahan penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab IV membahas permasalahan penelitian ketiga (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

2. Alternatif Kedua:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang (memasukkan uraian tentang penelitian terdahulu)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Landasan atau Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
Bab II Tinjauan Pustaka (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab III Analisis untuk menjawab permasalahan penelitian (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab IV Analisis untuk menjawab permasalahan penelitian (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)

83
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

3. Alternatif Ketiga:
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Landasan atau Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
Bab II Analisis untuk menjawab permasalahan penelitian (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab III Analisis untuk menjawab permasalahan penelitian (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab IV Analisis untuk menjawab permasalahan penelitian (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

84
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
BAB VI
Format Penulisan Artikel

A. Pemilihan topik
Setelah melihat focus & scope dari jurnal, pemilihan topik artikel yang diajukan kepada
jurnal dapat terkait dengan:
1) Perbandingan beberapa negara;
2) Analisis kasus;
3) Permasalahan hukum dalam praktik;
4) Kajian teoritis;
5) Isu yang sedang menjadi perhatian nasional dan internasional.

Topik tentang Indonesia sangat menarik untuk diangkat, tetapi dalam penulisan perlu
dijelaskan relevansi atau kaitannya dengan teori atau perbandingan, khususnya dikaitkan
dengan pembahasan dalam literatur secara global. Dalam menulis artikel perlu dihindari
penulisan yang hanya bersifat deskriptif. Artikel yang hanya bersifat deskriptif, yaitu hanya
menjelaskan isi peraturan tanpa analisis mendalam, seringkali tidak menarik di mata editor dan
mitra bestari sehingga sangat mungkin untuk ditolak. Contoh di bawah ini menunjukan
komentar negatif dari mitra bestari atas tulisan yang bersifat deskriptif, sehingga editor
memutuskan untuk menolak artikel.

“Having carefully considered your submission, we have decided not


to publish it. We receive many submissions and are not able to offer
publication to all of them.
[...]
Secondly - although developments in data protection law in
Indonesia is an area of interest to some readers, the legal analysis
lacks focus and is largely descriptive. This is unfortunate as the
authors have clearly reviewed the draft legislation in some detail.

Thirdly – and most critically - there is little original legal analysis in


this paper. Overall, it is a comparison with related provisions of the
GDPR which adds little other than highlighting that the GDPR has
had some influence on the drafting of this proposed data protection
law.”

Gambar 29. Contoh jawaban reviewer

85
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Dalam rangka memperkuat naskah artikel, penulis harus memperhatikan lima aspek
dari suatu artikel. Pertama, adanya pernyataan (claim). Kedua, memiliki sifat kebaruan
(novelty). Ketiga, bukan merupakan hal yang selayaknya telah diketahui secara umum atau
telah jelas jawabannya (non-obvious). Keempat, memiliki kegunaan (useful). Kelima, dilihat
oleh pembaca sebagai artikel yang memenuhi sifat kedua s.d. kelima, menurut Volokh.56

B. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian kunci yang menjadi pertimbangan awal bagi editor (desk
review). Di dalam praktik penilaian artikel, editor maupun mitra bestari akan terlebih dahulu
membaca bagian abstrak dan pendahuluan (introduction).
Pendahuluan memuat latar belakang, thesis statement, pertanyaan penelitian yang
hendak dijawab, dan kerangka karangan (outline). Latar belakang berisi alasan atau penjelasan
mengapa tulisan dibuat, dan mengapa pertanyaan penelitian tertentu yang akan dibahas. Latar
belakang akan mengantar pada pertanyaan yang hendak dijawab (research question). Semakin
jauh dimulainya latar belakang dari pertanyaan penelitian, semakin panjang latar belakang
yang harus ditulis. Akibatnya pendahuluan pun akan semakin panjang. Artikel yang baik akan
dimulai dari hal yang dekat dengan permasalahan yang hendak dibahas.
Untuk latar belakang, perhatikan contoh latar belakang untuk judul tulisan “Litigasi
Perubahan Iklim di Indonesia.” Judul di atas memiliki setidaknya dua kemungkinan penulisan
latar belakang. Pertama, latar belakang dimulai dengan pembahasan mengenai apa itu
perubahan iklim. Kemudian disusul dengan pembahasan mengenai hukum perubahan iklim,
selanjutnya litigasi perubahan iklim, dan dilanjutkan dengan litigasi perubahan iklim di
Indonesia. Kedua, latar belakang langsung dimulai dengan pembahasan mengenai litigasi
perubahan iklim dan selanjutnya litigasi perubahan iklim di Indonesia. Kemungkinan yang
kedua akan menghasilkan latar belakang yang jauh lebih ringkas dan padat dibandingkan
dengan kemungkinan pertama. Mengingat artikel jurnal memiliki keterbatasan jumlah kata dan
halaman, kemungkinan kedua lebih baik untuk digunakan sebagai latar belakang sebuah
artikel.

56
Volokh, Academic Legal Writing, hlm. 9-38. Lihat juga: Andri Gunawan Wibisana, “Menulis di Jurnal
Hukum: Gagasan, Struktur, dan Gaya,” Jurnal Hukum & Pembangunan, Vol. 49, No. 2 (2019), hlm. 474-479.

86
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Bagian pendahuluan juga harus memuat thesis statement, yaitu suatu ide utama, klaim,
alasan, atau topik inti dalam suatu artikel.57 Dalam sebuah artikel, thesis statement dapat pula
berupa sebuah simpulan sementara yang hendak dibuktikan. Hal lain yang perlu ada dalam
bagian Pendahuluan adalah pertanyaan penelitian. Dengan pertanyaan penelitian ini, penulis
menjelaskan apa yang akan diungkap dan dibahas di dalam artikel ilmiah hukum. Walaupun
pertanyaan penelitian pada umumnya berbentuk kalimat tanya, tetapi dapat juga diungkapkan
dalam bentuk pernyataan. Pertanyaan penelitian di dalam artikel sebaiknya merupakan
pertanyaan yang tidak hanya membutuhkan jawaban deskriptif tetapi juga bersifat analitis,
kritis, argumentatif, atau evaluatif.
Di dalam beberapa artikel, pertanyaan penelitian ditulis terpisah dari bagian kerangka
karangan. Namun ada pula artikel yang menuliskan pertanyaan penelitian di dalam bagian
kerangka karangan.
Pada akhir pendahuluan, penulis harus menuliskan roadmap paragraph, yaitu sebuah
paragraf yang menguraikan kerangka karangan dan menarasikan struktur keseluruhan artikel.
Bagian ini serupa dengan sistematika penulisan di dalam tugas akhir, tetapi disusun dalam
format paragraf, bukan dalam bentuk daftar alfabet atau numerik.
Di dalam penulisan artikel terdapat beberapa model pendahuluan yang menjelaskan
relevansi tulisan dengan literatur/penelitian sebelumnya secara ringkas. Namun yang tetap
perlu diperhatikan sebagai acuan adalah panjang pendahuluan disarankan maksimal 10%
panjang keseluruhan tulisan.

C. Format Bagian-bagian Artikel


Jurnal hukum di Indonesia lazimnya memiliki pola sebagai berikut: Pendahuluan –
Metodologi – Data – Diskusi – Simpulan. Pola tersebut mengadaptasi dari struktur Introduction
– Method – Result and Discussion (IMRaD), yang dikenal dalam tulisan non-hukum seperti
ilmu sosial atau sains eksakta. Sementara jurnal hukum di luar negeri seringkali mengadopsi
struktur yang bersifat non-IMRaD. Adapun beberapa alternatif struktur penulisan non-IMRaD
antara lain adalah:58

57
Eugene Volokh, “Writing a Student Article,” Journal of Legal Education, Vol. 48, No. 2 (1998), hlm.
254.
58
Disarikan dari Wibisana, “Menulis di Jurnal Hukum…,” hlm. 471-496.

87
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Outline Standar (Lebovits) Substantive law article Drama Tiga Babak (Motro)
(Lebovits)

I. Pendahuluan I. Pendahuluan I. Introduction


II. Latar II. Perkembangan hukum II. The Status Quo and Its
belakang/overview tertentu Rationale (“The
III. Diskusi tentang UU III. Diskusi tentang hukum Villain’s Day in the
atau putusan berdasarkan bahan Sun”)
pengadilan hukum primer dan III. Argument (“Battle of the
IV. Analisis sekunder Titans”)
V. Diskusi tentang IV. Diskusi tentang IV. Proposal (“Hero
kebijakan konsekuensi praktis Dreams Big”)
VI. Simpulan dari hukum yang V. Conclusion
dipersoalkan
V. Simpulan

Tabel 3. Contoh alternatif penulisan non-IMRad

Judul dari kerangka tersebut (kecuali Introduction dan Conclusion) lazimnya


disesuaikan dengan pokok bahasan dalam bagian tersebut. Lalu pembahasan berjalan mengalir
sampai dengan bagian Simpulan/Conclusion. Bagian Simpulan ini harus menjawab pertanyaan
yang diajukan dalam bagian Pendahuluan.
Penulis perlu memperhatikan pola struktur penulisan ini. Artikel dengan pola non-
IMRaD seringkali mendapat masalah atau permintaan perubahan jika diajukan ke jurnal hukum
Indonesia. Sebaliknya, artikel dengan pola IMRaD akan mendapat masalah jika dikirim ke
jurnal hukum di luar negeri.
Sebagian besar, jika bukan semua, jurnal hukum di luar negeri tidak mensyaratkan ada
bagian khusus yang membahas mengenai metode penelitian. Dalam hal ini, artikel biasanya
diminta mengungkapkan kerangka teori atau perspektif yang akan digunakan dalam analisis.
Uraian mengenai jenis bahan hukum sama sekali tidak disarankan untuk dicantumkan.
Selain itu, perlu pula diperhatikan bahwa apabila target jurnal yang dituju adalah jurnal
hukum di luar negeri, beberapa istilah yang biasa digunakan dalam penulisan artikel di jurnal
hukum Indonesia sebaiknya tidak digunakan karena akan membingungkan pembaca. Istilah-
istilah tersebut, antara lain: Pertama, istilah “normative legal research” yang digunakan ketika
penulis ingin mengatakan bahwa artikelnya didasarkan pada kajian dokumen atau kepustakaan.
Dalam hal ini, istilah yang lebih baik digunakan adalah documentary study atau literature

88
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
study. Kedua, istilah “Statute approach.” Istilah statute approach lebih baik tidak digunakan
sama sekali, karena pendekatan semacam ini tidaklah dikenal di negara lain.

D. Pertimbangan dalam Pemilihan Jurnal Hukum di Luar Negeri


Secara umum jurnal hukum yang diterbitkan di negara lain dapat digolongkan ke dalam
empat tipe jurnal. Keempat tipe tersebut adalah: jurnal yang bersifat umum (general atau
university flagship journals), jurnal yang bersifat khusus (subject specific journals), jurnal
perbandingan hukum (comparative law journals), dan jurnal yang membahas hukum dalam
kawasan tertentu (regional law journals).
Jurnal yang bersifat umum (general atau university flagship journals) misalnya
Harvard Law Review. Ciri-ciri dari jurnal tersebut biasanya menampung terbitan dengan
tulisan dari berbagai topik dan bidang hukum, biasanya terkait dengan fokus pembahasan
hukum di Amerika Serikat (AS) saja (untuk jurnal yang bersifat umum terbitan AS), atau jika
tidak terlalu terkait dengan hukum di AS, bersifat pembahasan filosofis dan teoretis. Jurnal
yang bersifat umum cenderung sangat bergengsi dan memiliki proses seleksi yang sangat ketat.
Jurnal yang bersifat khusus (subject specific journals) membahas ruang lingkup bidang
ilmu hukum tertentu yang spesifik. Sebagai contoh, Harvard Environmental Law Review, Law
and Society Review, American Journal of International Law, Journal of Criminal Law and
Criminology, Law and Policy, Islamic Law and Society, Journal of Law and Economics,
Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Parliamentary Affairs, dan lain-lain. Jurnal
yang khusus ini memuat artikel dengan kajian hukum yang lebih spesifik, sehingga lebih sesuai
dengan kekhususan ilmu/topik dari tulisan yang diajukan penulis.
Jurnal yang bersifat perbandingan hukum (comparative law journals) misalnya
American Journal of Comparative Law. Jurnal ini mengakomodasi atau memfasilitasi tulisan
tentang perkembangan hukum di suatu negara tertentu dibandingkan dengan perkembangan
hukum di negara lain atau dalam tingkat internasional.
Jurnal yang bersifat regional (regional law journals) misalnya Asia Pacific Law
Review. Jurnal ini memfasilitasi topik-topik yang terjadi di kawasan tersebut, dan lebih
akomodatif terhadap topik-topik yang membahas isu hukum di suatu negara di kawasan
tersebut.
Seringkali kita dapat menemukan pula satu jurnal yang bersifat regional, komparatif,
dan sekaligus subject-specific. Misalnya Review of European, Comparative, and International
Environmental Law; Asian Journal of Law and Society; Asia Pacific Journal of Environmental
Law, dan lain-lain.
89
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Terdapat juga perbedaan tradisi antara jurnal yang diterbitkan di AS maupun di non-
AS. Di AS jurnal yang diterbitkan cenderung memiliki standar penerbitan artikel yang sangat
panjang (lebih dari 15.000 kata), sementara jurnal yang diterbitkan di non-AS seperti di Eropa
memiliki karakteristik lebih singkat (maksimal 10.000-14.000 kata). Jurnal hukum terbitan AS
hampir semuanya menggunakan model sitasi Blue Book. Sementara jurnal hukum non-AS
menggunakan model sitasi yang bervariasi tergantung model yang dipilih oleh masing-masing
jurnal. Misalnya Journal of Environmental Law yang diterbitkan oleh Oxford University
menggunakan model sitasi Oscola, sedangkan Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law,
yang diterbitkan oleh Taylor and Francis menggunakan model sitasi The Chicago Manual of
Style 16th edition.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah frekuensi terbitan jurnal beserta jumlah
artikel yang diterbitkan setiap terbitan. Frekuensi terbitan akan berpengaruh pada peluang
diterimanya naskah menuju penerbitan, tetapi juga harus diperhatikan bahwa jika setiap
terbitan terdapat ratusan artikel, maka hampir dapat dipastikan bahwa jurnal tersebut adalah
jurnal predator atau jurnal berpotensi discontinued.
Untuk mempermudah pemilihan target jurnal yang akan dituju, penulis dapat
memperhatikan diagram alur di bawah ini:

90
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
(US) flagship law
Apakah artikel tentang Ya
reviews/journals; e.g. Harvard
konsep hukum AS?
Law Review
Tidak

Apakah artikel berisi Ya (US) flagship law


pembahasan reviews/journals; e.g. Harvard
teoretis/filosofis? Law Review
Tidak

Membahas bidang hukum subject-specific law reviews; e.g.


Ya
tertentu Harvard Environmental Law
Review
Tidak

Membandingkan Indonesia Ya Comparative law reviews; e.g. Asian


dan negara lain? journal of comparative law

Tidak

Hanya membahas Ya law reviews fokus pada hukum di


Indonesia? kawasan tertentu (biasanya juga
subject-specific law reviews); e.g.
Asia-Pacific Journal on Human

Gambar 30. Alur Pemilihan Jurnal


Sumber: Olahan Tim Penyusun

91
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
92
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
DAFTAR RUJUKAN

A. Jurnal / Artikel
Cooper, Harris M. “Organizing Knowledge Syntheses: A Taxonomy of Literature
Reviews.” Knowledge in Society. Vol. 1 (1988). Hlm. 104-126.
Randolph, Justus. “A Guide to Writing the Dissertation Literature Review.” Practical
Assessment, Research, and Evaluation. Vol. 14. No. 13 (2009). Hlm. 1-13.
Taekema, Sanne. “Theoretical and Normative Frameworks For Legal Research :
Putting Theory into Practice.” Law and Method Journal. (2018), DOI:
10.5553/REM/.000031. Hlm. 1-17.
Volokh, Eugene. “Writing a Student Article.” Journal of Legal Education. Vol. 48.
No. 2 (1998). Hlm. 247-272.
Wibisana, Andri Gunawan. “Menulis di Jurnal Hukum: Gagasan, Struktur, dan Gaya.”
Jurnal Hukum & Pembangunan. Vol. 49. No. 2 (2019). Hlm. 471-496.

B. Buku
Banakar, Reza dan Max Travers. Theory and Research in Socio-Legal Research.
Portland: Hart Publishing, 2005.
von Benda-Beckman, Franz dan Keebet von Benda-Beckman. Mobile People, Mobile
Law: Expanding Legal Relations in A Contracting World, ed. 2, (New York:
Routledge, 2016).
Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications, 2003.
van Hoecke, Mark. Methodologies of Legal Research: Which Kind of Method for
What Kind of Discipline? (Oxford: Hart Publishing, 2011.
Hutchinson, Terry. Researching and Writing in Law. Ed. 4. Pyrmont, NSW: Thomson
Reuters, 2018.
Jungslager, Francisca dan Wilma Maljaars. Kritisch Denken & Schrijven: Van
Onderzoeksvraag naar Wetenschappelijke Tekst. Bussum: Uitgeverij Coutinho,
2018.
Mauch, James E. dan Jack W. Birch. Guide to the Successful Thesis and Dissertation:
A Handbook for Students and Faculty. Ed. 3. New York: Marcel Dekker, 1993.
Murray, Rowena. How to Write a Thesis. Ed. 2. Berkshire: Open University Press,
2006.
Rudestam, Kjell Erik dan Rae R. Newton. Surviving Your Dissertation: A
Comprehensive Guide to Content and Process. Los Angeles: Sage Publication,
2015.
Smits, Jan. The Mind and Method of Legal Academic. Cheltenham: Edward Elgar,
2013.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: UI Press, 1986.
Sternberg, David. How to Complete and Survive a Doctoral Dissertation. New York:
St. Martin’s Press, 1981.
Volokh, Eugene. Academic Legal Writing: Law Review Articles, Student Notes,
Seminar Papers, and Getting on Law Review. Ed. 3. New York: Foundation Press,
2007.

C. Lain-lain
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia pada: https://kbbi.web.id/parafrasa. Diakses
pada 25 September 2022.

93
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
UNSW. "Paraphrasing, Summarising and Quoting." Tersedia pada
https://www.student.unsw.edu.au/paraphrasing-summarising-and-quoting.
Diakses pada 25 September 2022.

94
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Catatan

93
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Catatan

94
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 1. Halaman Sampul

UNIVERSITAS INDONESIA
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

JUDUL
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

NAMA (huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)


NPM (ukuran 12, Times New Roman)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM …………………………..
JAKARTA
TAHUN
(huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)

95
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 2. Halaman Judul

UNIVERSITAS INDONESIA
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

JUDUL
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana/magister/doktor
(Sentence case, ukuran 12, Times New Roman)

NAMA (huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)


NPM (ukuran 12, Times New Roman)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM …………………………..
PEMINATAN …………(jika ada)………………………….
JAKARTA
BULAN, TAHUN
(huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)

96
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 3. Halaman Pernyataan Orisinalitas

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : ……………………………………….

NPM : ……………………………………….

Tanda Tangan : ……………………………………….

Tanggal : ……………………………………….

97
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 4. Halaman Pengesahan Skripsi

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul Skripsi : ………………………………………………………………....
………………………………………………………………....
………………………………………………………………....

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Ditetapkan di : ……………..
Tanggal : ……………..

98
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 5. Halaman Pengesahan Tesis

HALAMAN PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh :


Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul Tesis : ………………………………………………………………....
………………………………………………………………....
………………………………………………………………....

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magsiter ………. pada Program Studi
……….., Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Ditetapkan di : ……………..
Tanggal : ……………..

99
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 6. Halaman Pengesahan Disertasi

HALAMAN PENGESAHAN

Disertasi ini diajukan oleh :


Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul Disertasi : ………………………………………………………………....
………………………………………………………………....
………………………………………………………………....

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Promotor : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Kopromotor : ………………………………………. (……tanda tangan………)

: ………………………………………. (……tanda tangan………)

Tim Penguji : ………………………………………. (Ketua) (…tanda tangan…)

: ………………………………………. (Anggota) (…tanda tangan…)

: ………………………………………. (Anggota) (…tanda tangan…)

: ………………………………………. (Anggota) (…tanda tangan…)

Ditetapkan di : ……………..
Tanggal : ……………..

100
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 7. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

…………………………………………………………………………..………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………….…
…………………………………………………………………………..………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
………….…

Tempat, tanggal
Penulis

(……………………………)

101
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 8. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan
Akademis

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
__________________________________________________________________________________

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Fakultas : ……………………………………….
Jenis karya : Skripsi/Tesis/Disertasi/Karya ilmiah lainnya*……………..

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas


Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul: “……………………………………………………………………
……………………………………………………………………….” beserta perangkat yang
ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia
berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : …………………
Pada tanggal: ………………
Yang menyatakan

(………………………………….)

*Karya ilmiah: karya akhir, makalah non-seminar, laporan kerja praktek, laporan
magang, karya profesi dan karya spesialis

102
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 9. Abstrak

ABSTRAK

Nama : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul : ………………………………………………………………………...
………………………………………………………………...............
………………………………………………………………...............

Prinsip Siracusa merupakan suatu prinsip hukum internasional yang memuat mengenai
persyaratan serta norma standar bagi negara dalam melakukan pengecualian dan atau
pembatasan pelaksanaan hak asasi manusia dalam keadaan darurat. Prinsip Siracusa dirancang
untuk menjawab ketentuan hak negara dalam melakukan pengecualian dan pembatasan hak
asasi manusia yang tercantum di dalam artikel 4 International Covenant on Civil and Political
Rights atau ICCPR. Namun dalam praktiknya Prinsip Siracusa telah menjadi suatu prinsip
umum yang menjadi syarat pedoman hukum internasional secara luas. Dalam kondisi pandemi
International Health Regulation 2005 sebagai instrumen hukum internasional yang memuat
mengatur kerjasama dan upaya negara dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan
pandemi, secara implisit mengadopsi Prinsip Siracusa. Dalam praktiknya pengamalan Prinsip
Siracusa dalam upaya pencegahan dan penanggulangan pandemi global terbukti penting tidak
hanya untuk melindungi hak asasi manusia namun juga untuk menjamin keefektifan dan
kelancaran upaya pencegahan dan penanggulangan wabah. Hal tersebut diperoleh dari asas
keniscayaan, dan keperluan upaya yang terkandung di dalam Prinsip Siracusa. Dengan
menggunakan metode penelitian yuridis normatif, tulisan ini akan menganalisis mengenai
bagaimana Prinsip Siracusa diterapkan di dalam ketentuan International Health Regulation
2005, khususnya terhadap kebijakan Indonesia dalam Penanganan dan Pencegahan Pandemi
COVID-19.

Kata Kunci : hak asasi manusia, International Health Regulation 2005, pandemi global,
pengecualian dan pembatasan hak asasi manusia, prinsip siracusa

103
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
(lanjutan)
ABSTRACT

Name : ……………………………………….
Study Program : ……………………………………….
Title : ………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………....

The Siracusa principle is a principle of international law that contains requirements and standard
norms for states in making exceptions and or restrictions on the implementation of human rights
in an emergency. The Siracusa principle is designed to answer the provisions of the state's right
to make exceptions and limitations on human rights as stated in article 4 of the International
Covenant on Civil and Political Rights or ICCPR. However, in practice the Siracusa Principle
has become a general principle that is a requirement of broad international law guidelines. In
the context of a pandemic, the 2005 International Health Regulation as an international legal
instrument that regulates state cooperation and efforts in preventing and overcoming a
pandemic, implicitly adopts the Siracusa Principle. In practice, the implementation of the
Siracusa Principle in efforts to prevent and overcome global pandemics has proven important
not only to protect human rights but also to ensure the effectiveness and smoothness of epidemic
prevention and control efforts. This is obtained from the principle of necessity, and the need for
effort contained in the Siracusa Principle. By using normative juridical research methods, this
paper will analyze how the Siracusa Principle is applied in the provisions of the International
Health Regulation 2005, in particular to Indonesia's policies in handling and preventing the
COVID-19 pandemic.

Keywords : human rights, International Health Regulation 2005, global pandemic,


derogation and limitation of human rights, siracusa principles

104
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 10. Daftar Isi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI/TESIS/DISERTASI ……… v
ABSTRAK ………………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1


A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………………… 6
E. Kerangka Konsep ……………………………………………………………… 6
F. Metode Penelitian ……………………………………………………………… 8
G. Sistematika Penulisan …………………………………………………………… 10

BAB II ANALISIS FUNGSI PRINSIP SIRACUSA SEBAGAI DASAR


PENGECUALIAN DAN PEMBATASAN HAK ASASI MANUSIA ………… 11
A. Latar Belakang dan Sejarah Prinsip Siracusa …………………………………… 11
B. ICCPR dan Prinsip Siracusa …………………………………………………… 16
C. Tujuan dan Fungsi Prinsip Siracusa ……………………………………………. 22
D. Ruang Lingkup dan Muatan Prinsip Siracusa …………………………………… 30
1. Klausa Limitasi atau Pembatasan …………………………………………… 30
2. Pengecualian Hak Asasi dalam Kondisi Darurat Publik ……………………… 36
a. Kedaruratan Publik yang Mengancam Kehidupan Bangsa ……………… 37
b. Proklamasi, Notifikasi, dan Pengakhiran Kedaruratan Publik …………… 40

BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………… 47

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………… 63

BAB V PENUTUP ………………………………………………………………… 95


A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 95
B. Saran …………………………………………………………………………… 98

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………………… 100

105
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 11. Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Fakta Kegagalan Negara-negara Menangani Wabah Penyakit Menular .. 9


Gambar 2.1. Prinsip-prinsip Siracusa ………………………………………………. 28
Gambar 3.1. Ketentuan Penanggulangan Pandemi dalam IHR 2005 dan Prinsip
Siracusa ………………………………………………………………… 53
Gambar 4.1. Lini Masa Penyebaran Covid-19 dan Penanggulangannya di Dunia …… 77

106
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 12. Formulir Persetujuan (etika)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI


INFORMAN / NARASUMBER / RESPONDEN*

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : …………………………………………………………………….
Tempat & Tanggal Lahir : …………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….

telah membaca surat permohonan dan mengerti penjelasan yang diberikan oleh peneliti :
Nama : …………………………………………………………………….
Tempat & Tanggal Lahir : …………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
Program Studi : Sarjana / MIH / MKn / Doktor*
NPM : …………………………………………………………………….
yang sedang melakukan penelitian untuk keperluan skripsi/tesis/disertasi/hibah riset* dengan
judul : …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..

Saya bersedia berpartisipasi sebagai informan/narasumber/responden* dan memahami


keterlibatan saya dalam penelitian terkait dan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi
keperluan akademik peneliti dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Saya mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan memegang teguh hak-hak saya sebagai
informan/narasumber/responden* adalah sebagai berikut :

Setuju Tidak Setuju


a. Saya bersedia nama/identitas asli saya ditulis
b. Saya bersedia wawancara ini direkam
c. Saya bersedia untuk difoto
d. Saya bersedia Persetujuan dipublikasi

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur
paksaan/intervensi dari pihak manapun.

Kota/ Kabupaten : ………………………..


Tanggal : ………………………..

(……………………………)
Nama Informan/Narasumber/Responden

*coret yang tidak perlu

107
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran 13. Formulir Pernyataan (etika)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : …………………………………………………………………….
Tempat & Tanggal Lahir : …………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
Program Studi : Sarjana / MIH / MKn / Doktor*
NPM : …………………………………………………………………….
yang telah melakukan penelitian dalam rangka skripsi/tesis/disertasi/hibah riset* dengan judul:
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..

Menyatakan bahwa informasi, data, dan dokumen yang didapat hanya digunakan pada
penelitian ini saja dan apabila dipublikasikan akan tetap dijaga kerahasiaannya.

Menyatakan bahwa di dalam penulisan ini apabila ada transkrip wawancara, foto, gambar,
grafik, data, dan/atau dokumen yang mengandung unsur kesusilaan, mengandung isu sensitif
bagi masyarakat/daerah tertentu, atau memuat informasi pribadi hanyalah semata-mata untuk
keperluan ujian sidang/presentasi hasil riset secara terbatas.

Menyatakan bahwa seluruh informasi, hasil wawancara, foto, gambar, grafik, data, dokumen
berada dalam dokumentasi saya selaku peneliti.

Demikian pernyataan ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta/Depok, …………………..

(Nama Peneliti)
NPM…………….

*coret yang tidak perlu

108
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
(lanjutan)
FORM ETIK PENELITIAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

A. Judul Penelitian
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

1. Lokasi Penelitian (Sebutkan nama tempat. Apabila lokasi penelitian lebih dari satu sebutkan
seluruhnya. Apabila lokasi perlu dirahasikan maka sebutkan lokasi propinsi dan kabupaten
saja): ……………………………………………………………………….

2. Waktu Penelitian direncanakan (mulai – selesai): ……………………………………….


Ya Tidak
3. Apakah penelitian ini melibatkan pihak lain

4. Jika melibatkan pihak lain (institusi, peneliti) lain


apakah ada surat keterangan kerjasama atau kontrak?

B. Identifikasi
1. Peneliti (Mohon CV Peneliti Utama dilampirkan)
Peneliti Utama (PI) : ……………………………………………..
Institusi : ……………………………………………..
2. Anggota Peneliti 1 :
Anggota Peneliti : ……………………………………………..
Institusi : ……………………………………………..
3. Anggota Peneliti 2 :
Anggota Peneliti : ……………………………………………..
Institusi : ……………………………………………..
Dst
4. Sponsor/donor
Nama institusi : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..

Ringkasan usulan penelitian:


Ringkasan dalam 200-300 kata (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami)
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

C. Isu Etik yang perlu diklarifikasi peneliti kepada narasumber


Ya Tidak
1. Persetujuan pihak narasumber untuk diwawancara.
2. Persetujuan pihak narasumber/lembaga untuk dikunjungi.
3. Persetujuan pihak narasumber untuk direkam wawancaranya.
4. Persetujuan pihak narasumber untuk dicantumkan identitas aslinya.
5. Persetujuan pihak narasumber untuk dikutip keterangannya.

109
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
6. Pengungkapan nama para pihak dalam posisi kasus putusan
dan di dalam tulisan.
7. Penggunaan foto narasumber.
8. Penggambaran lokasi penelitian secara jelas/nama daerah disebutkan.
9. Penggunaan gambar peta, denah, foto lokasi seijin narasumber/lembaga.

D. Penghentian Penelitian dan Alasannya


Apakah penelitian dapat dilanjutkan (ya/tidak)? Mengapa?
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

E. Kejadian Yang Tidak Diharapkan


Adakah risiko risiko yang diketahui akan timbul dari penelitian Anda? Apa saja?
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

F. Penjagaan Kerahasiaan
1. Langkah-langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang,
termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia sensitif terkait isu keamanan
negara dan/atau urusan keluarga.
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..

2. Informasi tentang bagaimana kode (bila ada) untuk identitas subjek dibuat.
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..

G. Konflik Kepentingan
Pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi
keputusan para peneliti atau personil lainya; menginformasikan pada komite lembaga tentang
adanya conflict of interest. Pembimbing dan sekretariat program studi harus
mengkomunikasikannya ke komite etik dan kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti
tentang langkah langkah berikutnya yang harus dilakukan.
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

H. Komitmen Etik
1. Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman ini akan
dipatuhi.

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua syarat sebagaimana
tercantum dalam form etik ini telah dipenuhi dan tidak dilanggar. Apabila di kemudian
hari terjadi pelanggaran yang terungkap maka sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab
saya sebagai peneliti dan penulis.”

110
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
2. Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai policy
sponsor untuk mengambil langkah yang diperlukan.

“Apabila dikemudian hari ditemukan bukti adanya pemalsuan data, saya akan bersedia
menerima sanksi yang telah ditentukan.”

Jakarta/Depok, …………………..

(Nama Peneliti Utama)


NPM…………….

111
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah
112
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai