PEDOMAN
PENULISAN
SKRIPSI
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2020
ii
KATA PENGANTAR
iii
iv
v
vi
vii
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN……...………………………………... 1
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah……………………....………… 1
B. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah…………………...……..……… 1
1. Term Paper atau Makalah…………………..….…………… 1
2. Laporan Buku.......................................................................... 2
3. Timbangan Buku..................................................................... 2
4. Skripsi..................................................................................... 3
5. Tesis........................................................................................ 3
6. Disertasi.................................................................................. 3
C. Jenis-jenis Penelitian………………………..…………..……... 4
D. LangkahJangkah Penelitian……………………………..……... 6
1. Perencanaan………..……………………………………….. 6
2. Pelaksanaan…………………………………………………. 8
3. Penulisan Laporan…………………………………………... 9
ix
BAB VII: PEMBIMBINGAN, PENGUJIAN, DAN
PENILAIAN………………………………………………………. 67
A. Pembimbingan.............................................................................. 67
B. Pengujian....................................................................................... 69
C. Penilaian………………………………………………………… 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………….. 74
Lampiran 1 Contoh Sampul/Cover Proposal……………………… 75
x
BAB I
PENDAHULAN
1
Makalah merupakan sebuah hasil pemikiran mengenai
suatu topik tertentu yang memerlukan pengkajian lebih
mendalam. Karena itu sebaiknya makalah ditulis secara
argumentatif berdasarkan hasil suatu bacaan dan pengamatan
terhadap suatu topik.
Tidak ada ketentuan yang pasti mengenai ketebalan
makalah. Jumlah halamannya sangat bergantung pada kebutuhan,
tetapi biasanya antara 8 sampai 15 halaman termasuk tabel,
gambar, chart, daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
Sedangkan buku yang dijadikan rujukan dalam pembuatan
makalah paling tidak sebanyak 5 buah judul buku.
2. Book Report
Book report adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang
dibuat dalam bentuk laporan yang bersifat rangkuman atau
ikhtisar dari satu buku atau lebih yang memiliki topik yang sama.
Ia bisa mengungkapkan apa saja yang berkaitan dengan buku
tersebut secara obyektif mulai dari judul, pengarang, jenis
ukuran, penerbitan, huruf dan cetakan hingga masalah inti yang
dibahas dalam buku tersebut atau untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen dalam suatu perkuliahan. Sama dengan
makalah, ketebalan book report tidak ditentukan secara pasti,
tetapi biasanya panjang tulisannya antara 5 sampai 10 halaman.
3. Book Review
Book review biasa juga disebut resensi buku atau
timbangan buku. Pada dasarnya book review merupakan bentuk
karya ilmiah yang menyatakan suatu pendapat atau komentar
tentang sebuah karya atau lebih, artikel atau buku, yang memiliki
kesamaan tema. Karena kemungkinan pembaca book review
tersebut belum membaca buku yang dibahasnya, maka informasi
tentang isi buku tersebut boleh disinggung. Tetapi harus selalu
diingat bahwa tujuan utama dari book review adalah menyajikan
pandangan dan buah pikiran penulis yang meresensi buku, bukan
2
pengarang buku. Mengenai ketebalan, book review bisa berkisar
antara 4 sampai 6 halaman.
4. Skripsi
Skripsi adalah jenis karya tulis ilmiah yang ditulis untuk
memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan program
pendidikan strata satu (S1). Pendapat penulis yang tertuang di
dalam skripsi itu harus didukung oleh data obyektif, baik
berdasarkan penelitian lapangan maupun kepustakaan. Jumlah
halaman skripsi yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar berkisar antara 60 (minimal) sampai dengan 75
halaman (maksimal). Sedangkan yang menggunakan bahasa
asing (Inggris atau Arab), jumlah halaman berkisar antara 45
sampai dengan 60.
Masalah yang dibahas dalam skripsi dapat diangkat dari
pengalaman empirik ataupun teoritik, namun sifatnya tidak
begitu analitis dan mendalam, tetapi cukup bersifat deskriptif dan
interpretatif. Skripsi bisa ditulis dengan menggunakan data
kualitatif atau data kuantitatif. Jumlah referensi yang digunakan
dalam penulisan skripsi minimal sebanyak 15 buah judul buku.
5. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang disusun dalam rangka
penyelesain studi pada pada program strata dua (S2). Uraian
masalah yang disajikan dalam tesis hendaknya bersifat analitis
kritis terhadap suatu fenomena sosial atau suatu teori tertentu.
Dengan kata lain, tulisan ini merupakan upaya pendalaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaiatan dengan bidang
keilmuan mahasiswa yang bersangkutan. Jumlah halaman tesis
yang mempergunakan bahasa Indoensia antara 100 sampai
dengan 150 halaman. Sedangkan tesis yang mempergunakan
bahasa asing (Arab dan Inggris) antara 70 sampai 100 halaman.
Jumlah referensi yang digunakan dalam penulisan tesis minimal
sebanyak 30 buah judul buku.
3
6. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis yang disusun dalam rangka
menyelesaikan studi pada program stara tiga (S3). Disertasi
merupakan tulisan yang berusaha melakukan pembahasan
terhadap suatu persoalan secara filosofis dalam suatu bidang
keilmuan yang akan dikembangkan menjadi keahlian. Masalah
yang dibahas dalam disertasi bisa diangkat dari pengalaman
empirik atau pemikiran teoritik. Pembahasan atau penguraian
suatu masalah sifatnya lebih analisis-kritis dan mendalam,
sehingga bisa diharapkan mampu memberikan sumbangan
teoritik dalam bidang keilmuan yang ditekuninya. Jumlah
halaman disertasi antara 200 sampai 300 halaman. Jumlah
referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi minimal
sebanyak 60 buah judul buku.
C. Jenis-Jenis Penelitian
Pada prinsipnya, semua penelitian memiliki tujuan utama
yang sama, yakni mendapatkan pengetahuan. Namun, karena
bentuk dan coraknya bermacam-macam, penelitian dapat
diklasifikasikan berdasarkan tinjauan yang berbeda. Berdasarkan
fungsinya, penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga: dasar,
terapan dan evaluasi. Sedangkan berdasarkan tujuannya,
penelitian dibagi menjadi tiga: eksploratif, deskriptif dan
eksplanatif. Adapun berdasarkan pendekatannya, penelitian
diklasifikasikan menjadi dua: kuantitatif dan kualitatif.
Perbedaan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif yang paling nyata adalah dalam penyajian data dan
hasil analisisnya. Data hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam
bentuk angka-angka statistik, sedangkan hasil penelitian
kualitatif disajikan dalam bentuk naratif.
Perbedaan keduanya bisa juga dilihat dari tujuan dan
prosedur yang harus dilalui. Penelitian kuantitatif bertujuan
untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan
antar kenyataan sosial, lebih tegasnya antar variabel. Pengujian
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang
4
dipergunakan didukung oleh kenyataan/bukti-bukti empiris atau
tidak. Bila bukti-bukti yang dikumpulkan mendukung teori,
maka teori tersebut bisa diterima. Sebaliknya, bila bukti tersebut
tidak mendukung teori, maka teori yang diajukan tersebut ditolak
sehingga perlu diuji kembali atau direvisi. Dengan demikian,
proses penelitiannya bersifat deduktif, yakni diawali dengan
penentuan konsep yang abstrak berupa teori yang masih umum
sifatnya kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan bukti-bukti
atau kenyataan-kenyataan khusus untuk suatu proses pengujian.
Berdasarkan pengujian tersebut, kemudian diambil suatu
kesimpulan.
Sedangkan penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman (verstehen/understanding) yang
sifatnya umum terhadap suatu kenyataan sosial. Pemahaman
tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapatkan
setelah dilakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang
menjadi fokus dari penelitian. Berdasarkan hasil analisis tersebut
kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang
abstrak sifatnya tentang kenyataan-kenyataan sosial yang ada.
Dengan demikian, proses penelitian kualitatif bersifat induktif,
yakni berangkat dari kenyataan-kenyataan khusus kemudian
diabstraksikan dalam bentuk kesimpulan yang umum.
Dalam penelitian kuantitatif, prosedur atau langkah-
langkah penelitian yang berupa teknik pengambilan sampel,
instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data telah
ditetapkan terlebih dahulu secara detail oleh peneliti sebelum
pelaksanaan di lapangan. Dengan demikian, dalam tahap
pelaksanaan peneliti hanya mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan tersebut secara konsisten. Posisi peneliti dalam
penelitian jenis ini harus menjaga jarak untuk menghindari
terjadinya bias. Validitas dan reliabilitas data dikumpulkan
sangat tergantung pada instrumen yang dipergunakan, bukan
pada siapa yang mengumpulkan.
Adapun penelitian kualitatif memiliki prosedur dan
langkah-langkah yang bersifat fleksibel, yakni diputuskan pada
5
saat penelitian sesuai dengan langkah-langkah yang telah dilalui
serta situasi yang dihadapi pada setiap tahapan. Namun ini,
bukan berarti bahwa penelitian kualitatif tidak diawali dengan
rencana tentang langkah-langkah yang akan dilalui oleh peneliti.
Sebagaimana dalam kuantitatif, prosedur dan langkah-langkah
dalam penelitian kualitatif pun harus direncanakan terlebih
dahulu, hanya sifatnya masih umum, tidak detail dan tidak
bersifat kaku sehingga langkah-langkah praktisnya baru
diputuskan oleh peneliti pada saat pelaksanaan dengan
mempertimbangkan apa yang telah dilalui dan kebutuhan yang
dihadapi. Peneliti dapat mengubah dan menyesuaikan
rencananya apabila kondisi dan situasi menghendaki demikian.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti terlibat langsung dalam
situasi dan fenomena yang diteliti, sehingga data yang
dikumpulkan sangat tergantung pada keterampilan peneliti.
Pembedaan terhadap kedua pendekatan tersebut tidaklah
mutlak dalam pelaksanaan dan pemahaman terhadap hasil-
hasilnya. Dalam banyak penelitian, peneliti yang telah
berpengalaman sering mengkombinasikan kedua pendekatan ini
dalam menyelidiki suatu masalah tertentu.
D. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian adalah suatu proses, yakni berupa rangkaian
langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis
sehingga mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Langkah-langkah
yang dilakukan itu harus serasi dan saling mendukung satu
dengan yang lain, agar penelitian yang dilakukan mendapatkan
hasil yang maksimal. Adapun langkah-langkah penelitian yang
biasanya dilakukan secara garis besar adalah:
1. Perencanaan
Mampu menyusun suatu rencana penelitian yang baik
merupakan separuh dari keseluruhan pekerjaan penelitian. Maka
untuk membuatnya diperlukan pengetahuan dan keterampilan
6
yang memadai. Rencana penelitian yang tidak dipersiapkan
dengan baik dan benar akan menyulitkan lengkah selanjutnya.
Sehingga sering dijumpai mahasiswa yang tidak kunjung selesai
studinya karena kesalahan dalam memilih topik yang kemudian
dituangkannya dalam rencana penelitian. Membuat perencanaan
penelitian yang baik memang tidak mudah.
Untuk mendapatkan rencana penelitian yang baik
diperlukaan ketekunan dan kecermatan dalam melakukan
pengamatan terhadap fenomena, kenyataan-kenyataan atau isu-
isu sosial yang akan diangkat sebagai masalah dalam penelitian
dan memiliki pengetahuan yang terkait dengan masalah yang
dibahas. Dalam penyusunan suatu rencana penelitian, penelaahan
terhadap sumber-sumber pengetahuan terutama dari: buku-buku
bacaan, hasil penelitian; seminar, diskusi dan pertemuan-
pertemuan ilmiah; pernyataan pemegang otoritas (pejabat negara
atau ilmuan); pengamatan; pengalaman pribadi; dan perasaan
intuitif mutlak diperlukan.
Suatu rencana penelitian yang baik harus:
a. Memiliki permasalahan atau topik penelitian yang layak
dilakukan penelitian (researchable), yakni:
1) mempunyai arti penting, baik bagi pengembangan
ilmu pengetahuan maupun untuk keperluan
kehidupan sehari-hari.
2) mempunyai daya tarik, baik bagi peneliti sendiri
maupun bagi masyarakat luas.
3) rencara operasional topik itu bisa dan mungkin
dilaksanakan.
b. Rencana penelitian tersusun dengan sistematis,
konsisten dan operasional. Sistematik dalam arti unsur-
unsur yang harus ada dalam rencana penelitian tersebut
disusun secara logis. Konsisten dalam arti terdapat
kesesuaian atau keterjalinan antara unsur-unsur yang
ada, seperti antara judul dengan tujuan, antara tujuan
dengan metode yang digunakan dan sebagainya.
Sedangkan operasional dalam arti telah menjelaskan
7
bagaimana penelitian itu dilaksanakan, seperti telah
jelas alat pengumpul datanya, teknik analisisnya, dan
sebagainya.
Unsur-unsur yang lazim dalam rencana penelitian adalah
sebagai berikut:
1. latar belakang masalah
2. perumusan masalah
3. tujuan dan manfaat penelitian
4. kerangka teori
5. metodologi
6. sistematika pembahasan
2. Pelaksanaan
Setelah rancangan atau desain penelitian selesai dibuat,
maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan di lapangan. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan ini
adalah:
a. Mengumpulkan data
Data sebagai bahan baku informasi harus dikumpulkan
berdasarkan pada kaidah-kaidah yang sesuai. Jika data yang ada
diperoleh dengan cara yang salah, akibatnya adalah kesimpulan
yang dihasilkan pun akan salah. Untuk menghindari kesalahan
tersebut, data yang dikumpulkan harus diambil dengan alat
pengumpul data yang kredibel. Dalam penelitian kuantitatif alat
atau instrumen pengumpul data yang utama adalah tes dan
kuesioner. Tes dan kuesioner yang digunakan harus memiliki
tingkat realibilitas dan validitas yang tinggi. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif alat pengumpul datanya adalah peneliti itu
sendiri, maka yang diperlukan adalah peneliti yang memiliki
kemampuan memadai dalam melakukan pengamatan dan
wawancara sehingga hasil yang diperoleh pun bisa otentik.
8
Setelah data terkumpul, selanjutnya data diolah dengan
benar sehingga informasi yang disajikan menjadi lebih mudah
untuk ditafsirkan dan dianalisis lebih lanjut. Misalnya dengan
melakukan klasifikasi, pengelompokan, dan pembuatan tabel
atau grafik.
Mengolah data merupakan tahapan yang kritis dalam
penelitian, sehingga peneliti harus memastikan teknik apa yang
akan digunakan. Misalnya analisis statistik ataukah non-statistik.
Analisis statistik digunakan untuk data kuantitatif, sedangkan
analisis non-statistik untuk data kualitatif.
d. Membuat Kesimpulan
Langkah selanjutnya adalah membuat atau menarik
kesimpulan. Kesimpulan merupakan hasil atau temuan akhir dari
suatu proses penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Penarikan kesimpulan ini harus memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan atau hipotesa-hipotesa yang diajukan
pada tahap perencanaan. Saran-saran bisa dikemukakan karena
penelitian yang dibuat memiliki beberapa hal yang harus
ditindaklanjuti.
3. Penulisan Laporan
9
Seluruh hasil kerja di atas pada akhirnya harus disajikan
dalam laporan tertulis yang teknis penulisannya sudah ditentukan
oleh lembaga perguruan tinggi masing-masing. Selanjutnya, hasil
penelitian tersebut akan dikaji bersama-sama, misalnya dalam
forum ilmiah semisal ujian skripsi atau munaqasyah untuk
selanjutnya diputuskan apakah hasil karya itu perlu diperbaiki,
diterima atau ditolak sebagai sebuah karya ilmiah yang benar.
01
BAB II
TEKNIK PENULISAN
A. Penggunaan Bahasa
Penelitian ilmiah sebagai operasionalisasi metode ilmiah
dalam kegiatan keilmuan lazimnya berujung pada pelaporan
tertulis berupa karya ilmiah. Laporan tersebut bisa berupa
laporan penelitian khusus, ataupun dalam bentuk artikel, skripsi,
tesis, dan disertasi. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah
di lingkungan UIN tersebut, kecuali Jurusan Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris yang memang wajib menggunakannya sesuai
dengan jurusan, boleh bahasa Indonesia, bahasa Arab atau
bahasa Inggris. Bahasa-bahasa tersebut menawarkan kepada
penggunanya struktur, jenis kata, diksi, kosa kata, dan kombinasi
dari kesemuanya untuk menyatakan fikiran dan perasaan
penggunanya.
Selain itu, aturan bahasa tulis seperti ejaan, tanda baca,
kapitalisasi, pembentukan paragraf, sub-bab hingga bab harus
pula mengikuti standar yang berlaku dalam masing-masing
bahasa, Indonesia, Arab dan Inggris. Kemunculan kesemuanya
itu yang teratur dalam pelaporan penelitian tertulis akan
membentuk ragam dan gaya bahasa tersendiri. Oleh sebab itu,
yang perlu dicatat adalah bahwa ragam dan gaya bahasa yang
digunakan haruslah bahasa yang khas pada karya ilmiah, yakni
bahasanya harus formal, baku, jelas, lugas, dan ringkas. Karena
tujuan utama penulisan karya ilmiah adalah untuk
mengkomunikasikan temuan-temuan ilmiah yang baru,
penggunaan metafora, jargon, serta bahasa yang bertele-tele
harus dihindarkan.
Karya ilmiah yang menggunakan bahasa Indonesia,
struktur bahasa dan kosa kata yang digunakan harus sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang standar formal,
menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan,
menggunakan istilah sesuai dengan aturan yang ditentukan dalam
11
kaidah pembentukan istilah yang berlaku, sebagaimana terdapat
dalam buku-buku berikut : Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia,
Ejaan Bahasa In1donesia Yang Disempurnakan; dan Pedoman
Pembentukan Istilah yang kesemuanya diterbitkan oleh Pusat
Bahasa.
B. Teknik Pengutipan
Pengetahuan ilmiah merupakan akumulasi dari
pengetahuan-pengetahuan yang dihasilkan sebagai rangkaian
dialektika hasil penelitian yang dilakukan orang dalam berbagai
bidang. Suatu proses yang akan terus bergulir selama ilmuwan
masih berusaha memenuhi rasa penasaran dan keingintahuannya
terhadap berbagai fenomena misteri alam dan kehidupan.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan ketika seseorang
hendak meneliti suatu masalah ia akan menengok khazanah
pengetahuan ke belakang, untuk mengetahui apa yang sudah
untuk dijadikan rujukan dan penguat argumen dan apa yang
belum diteliti orang sebagai pijakan pengembangan ilmu
pengetahuan ke depan. Aturan kegiatan "tengok-menengok"
karya orang lain ini umumnya disebut dengan teknik pengutipan.
Dalam bagian teknik pengutipan ini akan dibahas pengertian
kutipan, jenis kutipan dan cara pengutipannya.
1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah setiap istilah, ungkapan, kalimat,
pernyataan, gagasan dan wacana yang diambil baik secara
langsung maupun tidak langsung dari karya orang lain.
2. Jenis Kutipan
Setiap karya ilmiah yang ditulis berdasarkan gagasan atau
pernyataan orang lain melalui pengutipan haruslah diakui
penulisnya/pengutipnya secara tegas dengan cara menyebutkan
sumber rujukan dari mana kutipan diambil. Kegagalan dalam
melakukan ini bisa mengarah pada plagiarisme yaitu tindakan
plagiat atau penjiplakan yang melanggar hak cipta, suatu
02
tindakan yang sangat tercela dalam dunia keilmuan/akademis
dengan sanksi mulai dari teguran keras, pengguguran atau
pembatalan karya ilmiah hingga pemecatan sebagai mahasiswa
dari lembaga pendidikan tinggi bersangkutan.
Pengutipan ini bisa dilakukan dengan cara: kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
a. Kutipan langsung
Suatu kutipan disebut kutipan langsung apabila gagasan
atau pernyataan dalam karya orang lain dikutip secara langsung
dan sama persis seperti aslinya tanpa membuat perubahan
apapun baik dalam isi, susunan kata, ejaan, kapitalisasi, dan
tanda bacanya. Setidaknya ada sembilan model cara penulisan
kutipan langsung.
1) Prosa
Kutipan prosa yang panjangnya kurang dari empat baris
atau kutipan pendek harus dimasukkan ke dalam badan tulisan
(body of the text) dan diapit oleh dua tanda petik. Berikut adalah
dua contoh kutipan pendek prosa:
1
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah , Vol. 5 (Jakarta: Lintera Hati,
2011), Cetakan IV, h.146.
13
2 cm/0,787 inchi dari margin kiri. Sedangkan inden penanda
paragraf dalam kutipan panjang tersebut jaraknya 3 cm/1,382
inchi dari margin kiri. Perhatikan contoh kutipan panjang
berikut:
3) Epigraf
Epigraf adalah sajak atau pernyataan pendek yang
mengungkapkan suatu gagasan dengan cara yang indah dan
menarik. Apabila diletakkan di bawah judul bab posisinya tepat
di tengah ditulis satu spasi tanpa tanda petik. Nama penulis sajak
atau ungkapan tersebut beserta sumbernya langsung ditulis di
bawah epigraf tersebut. Epigraf ini sifatnya opsional, artinya
boleh ada boleh tidak ada.
Contoh :
BAB II
IJTIHAD DALAM HUKUM ISLAM
15
dilengkapi pula dengan sanad dan rawinya, sesuai dengan kitab
Hadis yang dikutipnya. Sedangkan, kutipan terjemahan al-
Qur‟an dan Hadis berlaku sebagaimana kutipan prosa.
Terjemahan al-Qur‟an dalam bahasa Indonesia dianjurkan
menggunakan versi terjemahan yang dikeluarkan oleh
Departemen Agama Republik Indonesia.
Contoh:
)34 :(البقرة
”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'.” (QS. Al-Baqarah: 43)8
8
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an Departemen Agama
RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: Diponegoro: 2012) h. 8.
17
a) Pelesapan di dalam sebuah kalimat ditandai dengan tiga
titik, contohnya:
Dengan demikian jelas bahwa, ”dengan ijtihad...
mampu melakukan therapi setiap penyakit baru dengan
obat yang diambil dari ‟apotik Islam‟ sendiri dan tidak usah
mencarinya dari Barat atau dari Timur”.9
9
Yusuf al-Qardhawi, Ijtihad dalam Syari‟at Islam Beberapa
Pandangan Analatis tentang Ijtihad Kontemporer, Penterjemah:
Achmad Syathori (Jakarta: Bulan Bintang, 1987) h. vii.
10
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an Departemen
Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: Diponegoro:
2012) h. 57.
06
11
Ma‟ruf Amin, Prospek Cerah Perbankan Islam, editor:
Abdul Raouf (Jakarta: LeKAS, 2007), h. 3
(d) Pelesapan pada awal dan akhir kalimat:
10
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an Departemen
Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: Diponegoro:
2012), h. 116.
6) Interpolasi
Kutipan harus disalin sama persis seperti aslinya, tetapi
kadang-kadang diperlukan suatu kata atau pernyataan yang bisa
disisipkan untuk memperbaiki kesalahan atau memperjelas
gagasan. Untuk memastikan pembaca bahwa kesalahan ejaan,
ketidak sesuaian kata, dan kesalahan lainnya memang berasal
dari sumber asli yang dikutipnya, maka kata Latin sic (yang
berarti „demikian adanya‟) setelah kata yang salah tersebut.
Interpolasi ini diletakan dalam kurung kotak. Contoh :
19
13
Joan Rubin and Irene Thomson, How to a More Successful
Language Learner, (Boston: Heine and Heine Inc., 1982), h.35.
Untuk tujuan memberi penjelasan atau membetulkan
kesalahan, interpolasi juga bisa digunakan dengan cara
menyelipkan informasi yang diletakkan dalam tanda kurung
kotak sebagaimana dicontohkan dalam kutipan berikut :
14
Arbiyah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad
Abduh; Suatu Studi Perbandingan (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.
138.
3
Muhammad Sayyid Qutub, Koreksi atas Pemahaman La ilaha
Ilallah, Penterjemah: M.Anwar (Yogyakarta: Al-Kautsar, 1989), h.21.
4
As-Sayyid Sābiq, Fiqh as-Sunnah, Jilid ke- 2 (Beirut: Dār al-
Fikr, 1992) h. 9-11.
C. Catatan Kaki
Sebagaimana disebutkan terdahulu bahwa karya ilmiah
yang menggunakan rujukan pada karya orang lain harus
mengakuinya secara tegas dengan cara menuliskan semua
21
sumber yang dirujuknya dalam catatan. Catatan yang diletakkan
di bagian bawah halaman badan teks karya tulis disebut catatan
kaki yang dalam bahasa Inggris disebut foot note dan bahasa
Arabnya disebut dengan hasyiyah. Sedangkan catatan yang
dituliskan pada bagian akhir teks biasanya disebut catatan akhir
atau endnote atau hamisy. Namun demikian, yang dipergunakan
dalam buku pedoman ini adalah model catatan kaki atau
footnote.
Ada dua jenis catatan kaki: referensi dan isi. Catatan kaki
referensi juga mempunyai dua tujuan : (a) untuk mengutip
otoritas pernyataan yang dikutipnya dalam teks tulisan, dan (b)
untuk memberi referensi silang pada bagian lain dalam karya
ilmiah yang ditulis. Sebagaimana catatan kaki referensi, catatan
kaki ini juga mempunyai tiga tujuan : (a) untuk menyediakan
tempat menuliskan hal-hal relevan yang dipandang penting untuk
diketahui tetapi dikhawatirkan mengganggu kelancaran alur
pemikiran apabila disebutkan dalam badan tulisan, (b) untuk
mengakui sumber rujukan, dan (c) untuk memberikan informasi
pembaca yang ingin mengetahui lebih lebih lanjut gagasan yang
dikutipnya sebagai rujukan.
Catatan kaki diletakkan di bawah garis, dengan
menggunakan komputer garis ini akan terbentuk secara otomatis
(dengan meng-klik Reference-insert footnote). Baris pertama
catatan kaki jaraknya 1,5 cm/0,591 dari margin kiri, sedangkan
baris-baris berikutnya merapat lurus pada margin kiri seperti
badan teks. Catatan kaki ditulis dengan menggunakan Font
ukuran 10 Times New Roman.
Sumber-sumber rujukan yang pada umumnya dikutip
dalam karya ilmiah meliputi buku, al-Qur‟an, Hadis, artikel
dalam surat kabar, majalah dan jurnal, artikel dalam antologi dan
ensiklopedia, sumber yang tidak diterbitkan, wawancara, cakram
padat (CD/DVD), dan internet.
21
1. Buku
Catatan kaki yang bersumber dari buku dituliskan secara
berurutan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Nama lengkap pengarang, ditulis sesuai dengan nama yang
tercantum dalam buku karangannya tanpa embel-embel
pangkat dan gelar akademis apapun, diikuti koma;
b. Judul buku ditulis dalam cetak miring (italic), diikuti
koma;
c. Penterjemah, apabila buku hasil dari terjemahan;
d. Tempat penerbitan diawali kurung buka dan diikuti titik
dua;
e. Nama penerbit diikuti koma;
f. Tahun penerbitan diikuti kurang tutup;
g. Jika tidak disebutkan tempat dan tahun penerbitannya,
maka ditulis Ttp (tanpa tempat penerbit), dan tt (tanpa
tahun);
h. Edisi cetakan disebutkan apabila dicetak lebih dari satu
kali, bila disebutkan cetakan pertama, maka tidak perlu
ditulis;
i. h (singkatan dari halaman) diawali koma dan diikuti
titik;Nomor halaman dan diikuti titik.
22
3
Wahbah az-Zuḥaili, Zakat: Kajian Berbagai Madzhab,
Penterjemah Agus Effendi dan Bahruddin Fananny (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2000), cetakan kelima, h. 98
4
Basam Tibi, Islam and The Cultural Accommodation of Social
Change, translated by Clare Krojzl, ( Boulder : Westview Press, 1991),
h. 23.
23
8
Suparman Usman, Hukum Islam, ……, h. 34
24
16
Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar
Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001), h. 23. Untuk selanjutnya ditulis Usman.
17
As-Suyūthi, al-Asybāh…, h. 5.
18
Zahrah, Ushūl al-Fiqh…, h. 50.
19
Usman, Hukum Islam,…, h. 55
26
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan)
langit, (QS. Al-Baqarah: 25)9
9
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an Departemen
Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Semarang: Diponegoro:
2012) h. 8.
Hadis Nabi:
َعلََي َو: َو َع َن أَََب َىَريَ َرَة َر َض َي ا َللهَ َعَنوَ قَا َل
َ
َصلهى ا َلله
َ قَا َل َر َسو َل ا َلله
َو َسله َم ََل يَ َغتَ َس َل أَ َح َد َك َم ََف الَ َما َء ال
) (رواه َم َسلَم.هدائََم َوَى َو َجنَب
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Janganlah seseorang di antara kamu mandi
dalam air yang tergenang (tidak mengalir) ketika dalam
keadaan junub.”(HR. Muslim)10
10
Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, Penterjemah: Muh.
Sjarief Sukandy (Bandung: PT. Al-Ma‟arif, 1996), Cetakan
Keduapuluh, h. 10.
27
d. judul antologi atau ensiklopedia dicetak miring dan diikuti
koma;
e. tempat penerbitan yang didahului kurung buka dan diikuti
titik dua;
28
f. nama penerbit diikuti koma;
g. tahun penerbitan diikuti kurung tutup dan koma;
h. h diikuti titik; dan
i. nomor halaman diikuti titik.
Rangkaian contoh catatan kaki berikut mengilustrasi
penulisan catatan kaki dari antologi dan ensiklopedia yang benar:
11
M. Din Syamsuddin, “Peran Politik Generasi Muda Muslim,”
dalam Amir Luthfi dan Elviriadi, (ed.), Kebangkitan Generasi Baru
Asia Tenggara, (Pekanbaru: Suska Press, 2005), h. 103.
12
Abdul Aziz Dahlan, dkk (ed.) Ensiklopedi Hukum Islam Vol.
3, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeven, 2001), h.158.
29
19
Sohari, “Peran Ijtihad dalam Pengembangan Hukum Islam di
Indonesia”, Jurnal Al-Ahkam Vol 9 No. 1 (Januari-Juni, 2013)
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN SMH Banten, h. 59.
30
23
M.A. Tihami, “Pemikiran Fiqh Syeikh Nawawi Tanara”
(Disertasi Doktor Program Pascasarjana, UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta, 1998), h. 45.
24
Ilzamudin Ma‟mur, “Some Potential Problems in Translating
Islamic Studies Texts from Indonesian into English,” (Makalah yang
disajikan dalam International Conference on Trsnalation di Novotel
Hotel, Solo, pada 14-17 September, 2005), h. 11.
25
Neneng Anawati, “Akad Jual Beli Sistem Dropshipping
Menurut Hukum Islam (Studi di Online Risvha El Aez Shop),” (Skripsi
Fakultas Syariah UIN SMH Banten, 2017), h. 27
8. Wawancara
Rujukan pada wawancara harus menyebutkan (a) nama
orang yang diwawancarai, (b) judul wawancara, jika ada,
dituliskan dalam tanda petik; (c) kata-kata diwawancarai oleh
diikuti nama pewawancara; nama medium munculnya
wawancara, baik buku, jurnal, harian, radio, atau rekaman sendiri
dituliskan dengan cetak miring, diikuti informasi tentang
penerbitan atau informasi lain yang menyangkut materi cetak dan
non cetak. Rangkaian contoh catatan kaki dari hasil wawancara
berikut bisa dijadikan pegangan:
34
Syaikh Fahad Salim Bahammam, “Menyajikan Fikih dalam
Kemasan Modern,” wawancara oleh Nurkholis Ridwan, Suara
Hidayatullah, edisi 6/XXVI Oktober 2013, h. 38.
35
Ahmad Efendi, Kepala Desa Mekar Jaya Kecamatan Baros
Kab. Serang, wawancara dengan penulis di kantornya, tanggal 5
Januari 2014.
36
George McTurnan Kahin, wawancara oleh Ilzamudin Ma‟mur,
Tape Recording, Itacha, New York, 12 April 1994.
31
Cara penulisan catatan kaki dari sumber elektronik (CD-
ROM dan Internet) hampir sama dengan cara pengutipan dalam
bentuk cetaknya yang relevan seperti surat kabar, majalah, jurnal,
antologi, dan ensiklopedia, Bedanya adalah untuk sumber tulisan
dari internet, dengan menyebutkan alamat website-nya disertai
dengan tanggal unduhnya (download). Sedangkan untuk sumber
dari CD/DVD atau program dari suatu tulisan ditulis sesuai
dengan nama programnya, tanpa menyebutkan tanggal men-
download/copy-nya . Berikut ini adalah contoh penulisan catatan
kaki dari berbagai sumber elektronik tersebut.
37
”Kualitas Selebritis Pas-pasan” http://www.republika.co.id/, diakses
pada 14 Feb. 2014, pukul 11.00 WIB.
38
Ulfa Jamilatul Farida, „Telaah Kritis Pemikiran Ekonomi Islam
terhadap Mekanisme Pasar dalam Konteks Ekonomi Islam Kekinian‟ dalam
Jurnal La Riba (Jurnal Ekonomi Islam) Vol. 6, No. 2 (2012),
http://journal.uii.ac.id/index.php.JEI, diunduh pada 12 Januari 2014.
39
Oxford English Dictionary, 2nd ed. CD-ROM, version 2.0, Oxford
University Press.
40
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, 1991-1997. CD-ROM Holy Qur‟an,
version 6.31.
41
Wahabah az-Zuḥaili, Ushul al-Fiqh al-Islami dalam al-Maktabah
asy-Syamilah al-Ishdar ats-Tsani.
01
Apabila mengutip pendapat pengarang/penulis bukan dari
bukunya langsung melainkan dari kutipan seseorang, maka
caranya adalah dengan menjelaskan penulis dan buku yang
mengutip pendapat atau ungkapan tersebut dalam kalimat/tulisan
atau dalam footnote, dengan kalimat: …sebagaimana dikutip
oleh…contohnya seperti berikut ini:
31
D. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Pada bagian Daftar Pustaka, Bibliography atau Maraji‟,
yang penulisannya ditempatkan pada bagian akhir teks, memuat
semua sumber yang dijadikan rujukan dalam karya ilmiah baik
secara langsung maupun tidak. Dalam menyusun daftar pustaka
yang bersumber dari bahasa Indonesia, Arab dan Inggris hal-hal
berikut perlu diperhatikan secara cermat :
1. Daftar pustaka dituliskan dengan satu spasi tanpa
menuliskan nomor urut di awal maupun diakhir;
2. Baris pertama daftar pustaka diletakkan lurus dengan margin
teks, baris kedua dan seterusnya ditulis masuk ke dalam
dengan jarak 1,5 cm/0,591 inci, dari margin kiri teks. Bila
menggunakan komputer, pengaturan ini bisa dilakukan
secara otomatis;
3. Jarak antar daftar pustaka yang satu dengan yang lainnya
adalah dua spasi, atau dengan menekan enter pada keyboard
komputer setiap selesai menulis satu rujukan/referensi.
4. Daftar pustaka dituliskan secara alfabetis berdasarkan nama
akhir penulis atau penyunting atau editor pertama tanpa
penyebutan gelar; nama kedua tidak perlu dibalik
dipertahankan sebagaimana adanya;
5. Semuan nama yang mengandung minimal dua kata,
penulisannya dibalik, baik nama yang memiliki nama
keluarga, nama akhir, nama marga ataupun yang tidak;
6. Untuk buku yang ditulis oleh lebih dari satu orang, hanya
nama orang pertama saja yang dibalik; nama selebihnya
tidak perlu di balik;
7. Untuk seorang penulis dengan beberapa judul bukunya yang
berbeda, maka untuk buku kedua dan seterusnya tidak perlu
ditulis penulisnya lagi, cukup dengan menuliskan garis
datar/strip sepanjang 1,5 cm/ atau 11 strip.
8. Berbeda dengan penulisan catatan kaki, tempat penebit,
nama penerbit hingga tahun penerbitan tidak perlu ditulis
dalam kurung;
02
Berikut adalah contoh penulisan Daftar Pustaka:
DAFTAR PUSTAKA
33
Antonio, M. Syafi‟i, Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi
Keuangan, Jakarta: Bank Indonesia dan Tazkia Institute,
1999.
04
Constituent Assembly debates in Indonesia,” (Ph.D.
Dissertation, University of Chicago, Chicago, 1983).
35
E. Transliterasi
Transliterasi yang dipakai dalam penulisan skripsi di
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN SMH Banten
mengikuti pedoman yang dibuat berdasarkan SKB Menteri
Agama Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan
Nomor 0543 b/U/1987 tentang Transliterasi Huruf Arab ke
dalam Huruf Latin adalah sebagai berikut :
1. Konsonan
Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan
Arab dilambangkan dengan huruf dalam transliterasi ini
dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan
tanda dan sebagian lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda
sekaligus.
Di bawah ini daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan
huruf latin:
1. Konsonan
Huruf-huruf bahasa Arab ditransliterasi ke dalam huruf
Latin sebagai berikut:
Huruf
Nama Huruf Latin Cara Penulisan
Arab
ا Tidak
Alif Tidak dilambangkan
dilambangkan
ب Ba B/b Be
ت Ta T/t Te
ث Sa Ṡ/ṡ Es (titik di atas)
ج Jim J/j Je
ح Ha Ḥ/ḥ Ha (titik di bawah)
خ Kha Kh/kh Ka dan Ha
د Dal D/d De
06
ذ Za Ż/ż Zet (titik di atas)
ر Ra R/r Er
ز Za Z/z Zet
س Sin S/s Es
ش Syin Sy/sy Es dan Ye
ص Shad Ṣ/ṣ Es (titik di bawah)
ض Dad Ḍ/ḍ De (titik di bawah)
ط Ta Ṭ/ṭ Te (titik di bawah)
ظ Za Ẓ/ẓ Zet (titik di bawah)
ع „ain „ Apostrof terbalik
غ Gain G/g Ge
ف Fa F/f Ef
ق Qaf Q/q Qi
ك Kaf K/k Ka
ل Lam L/l El
م Mim M/m Em
ن Nun N/n En
و Wau W/w We
هـ Ha H/h Ha
ء Hamzah ‟ Apostrof
ى Ya Y/y Ye
2. Vocal
Vocal bahasa Arab, seperti vocal bahasa Indonesia terdiri
dari vocal tunggal atau monoftom dan vocal rangkap atau diftom
a. Vocal tunggal/pendek
vocal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda
atau harkat, translitrasinya sebagai berikut :
37
Latin
ـــ fathah A a
ـــ kasrah I i
ـــ dammah U u
Contohnya:
Kataba = َك
ب
َ َت
Su‟ila = َس
َئ
َل
Yażhabu = يَ َذ َه
ب
َ
b. Vocal rangkap
Vocal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa
gabungan antara harkat dan huruf transliterasinya gabungan
huruf, yaitu :
Tanda dan Gabungan
Nama Penulisan
Huruf Huruf
ـــ ي Fatḥah dan ya a dan i ai
ـــ ـ و Fatḥah dan wau a dan u au
Contohnya:
Kaifa =ف
َ َك َي
Walau = َولَ َو
Syai‟un = ش َيء
َ
3. Vokal Panjang/Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa
harkat dan huruf tranliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :
08
Harkat dan Huruf dan
Nama Nama
Huruf Tanda
ــ ا Fatḥah dan alif ā a dan garis di
atau ya atas
39
ــي kasrah dan ya ī i dan garis di
atas
ـ ــ و dammah wau ū u dan garis di
atas
Contoh :
Qāla = قَا َل
Qīla =ل
َ قَ َي
Yaqūlu = يَ َق َو َل
4. Ta’ Marbuthah ( ) ة
Trasliterasi untuk ta‟ marbuthah ada dua:
a. Ta marbuthah hidup
Ta‟ marbuthah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah,
kasrah, dan dammah transliterasinya adalah /t/.
Contoh : minal jinnati wannās = والناس من اجلنة
5. Syaddah (tasydid)
08
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda ( ) ـ ــ, tanda syaddah atau
tanda tasydid, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan huruf,
yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah
itu.
Contoh: as-sunnah an-nabawiyyah = َس نََةَ النََ بَ َويََة
ََ ال
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan huruf al ()ال. Namun dalam transliterasinya kata sandang
itu dibedakan antara kata sandang yang diikuti oleh huruf
syamsiyyah dengan kata sandang yang diikuti oleh huruf
qomariyyah.
7. Hamzah
41
Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa
hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun hanya terletak
di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata,
ia tidak di lambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif.
8. Penulisan Kata
Pada dasarnya setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf,
ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya
dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata
lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam
transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan
dua cara. Bisa dipisah perkata dan bisa pula dirangkaikan.
Contoh: بسمميحرال نمحرال هلال
Maka ditulis: Bismillāhirrahmānirrāhīm,
atau: Bism allāh ar-rahmān ar-rahīm
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak
dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakkan juga.
Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD,
diantaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf
awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu
didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf
kapital tetap huruf awal nama diri tersebut bukan huruf awal kata
sandang. Misalnya pada awal kalimat: Al-Qur‟an adalah…
Sedangkan bila di tengah kalimat: …memandang al-Qur‟an
sebagai sumber….
Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku
bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau
penulisan itu disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau
harkat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.
Misalnya: Allah SWT…., bila disatukan maka penulisannya
subahanallāh, masyā‟allāh.
41
BAB III
PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI
A. Pengertian
Proposal dari bahasa Inggris to propose adalah usulan atau
ajuan. Proposal berarti suatu bentuk pengajuan atau permohonan,
penawaran, baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun
rencana kerja kepada pihak lain, untuk mendapat dukungan, ijin,
persetujuan, dan lain sebagainya.
Dengan demikian proposal skripsi adalah usulan atau ajuan
sebagai tahap awal dari penulisan karya ilmiah dalam bentuk
skripsi pada program S1 yang menyatakan tentang rancangan
penelitian yang benar-benar akan dilaksanakan. Sebagai bentuk
pengajuan, proposal skripsi bernilai sangat penting dan strategis
karena merupakan awal yang menentukan keberhasilan suatu
rencana program penelitian dalam bentuk skripsi.
Proposal penulisan skripsi atau penelitian lain sekurang-
kurangnya berisi hal-hal berikut:
B. Unsur-unsur Proposal
1. Judul
Judul skripsi hendaknya singkat dan spesifik, tetapi cukup
jelas memberi gambaran mengenai penelitian yang diusulkan.
Harus dipertimbangkan juga agar judul bisa dijangkau, baik
dalam segi substansi, penelitian, dana, dan waktu.
42
2. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berarti faktor-faktor penyebab
yang memungkinkan lahirnya dan adanya permasalahan. Hal-hal
yang perlu disajikan dalam latar belakang masalah antara lain:
1) Menyajikan referensi yang relevan berdasarkan studi
pendahuluan untuk memperkuat alasan pemilihan judul dan
pokok permasalahan sehingga latar belakang masalah
merupakan kegelisahan akademik penulis.
2) Ungkapan mengenai kesenjangan yang terjadi antara
realitas dan pemikiran teoritis (antara das sein dan das
solen);
3) Latar Belakang Masalah sebaiknya juga mengangkat
argumen, hipotesis, teori penulis tentang subyek yang
dibahas, yang bisa menjadi kerangka kerjanya.
4) Pada alinea akhir di Latar Belakang Masalah perlu ada
penegasan dari penulis bahwa penelitian yang akan
dilakukan memang layak berdasarkan beberapa alasan
yang telah dikemukakan.
5) Menyatakan alasan yang menjelaskan bahwa masalah yang
dirasakan memang menarik dan perlu diteliti;
6) Pernyataan tersebut bisa diungkapkan secara deduktif, dari
hal yang bersifat umum menuju hal khusus;
3. Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang
ada pada obyek yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik
yang akan diteliti maupun yang tidak akan diteliti sedapat
mungkin dikemukakan.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka
peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang
diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai
sumber, sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui
tersebut, selanjutnya dikemukakan hubungan suatu masalah
43
dengan masalah dengan masalah lain. Masalah yang akan diteliti
itu kedudukannya di mana di antara masalah yang akan diteliti.
Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif
terhadap amsalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut
dapat dinyatakan dalam bentuk variabel.
Permasalahan dapat juga ditemukan antara lain apabila:
a. suatu teori berlawanan/tidak sesuai dengan teori lainnya,
b. suatu kenyataan berlawanan/tidak sesuai dengan teori
atau sebaliknya,
c. suatu kenyataan berlawanan/tidak sesuai dengan suatu
kebijakan atau sebaliknya,
d. suatu kebijakan berlawanan/tidak sesuai dengan
kebijakan lain,
e. empirik berlawanan/tidak sesuai dengan normatif atau
sebaliknya.
4. Pembatasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-
teori, dan supaya penelitian dilakukan secara mendalam, maka
tidak semua masalah yang telah diidentifikasi akan diteliti. Untuk
itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan
penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana
hubungan variabel satu dengan variabel lain. Berdasarkan
batasan masalah ini, maka selanjutya dapat dirumuskan masalah
penelitian.
Untuk jenis penelitian kualitatif, Identifaksi Masalah dan
Batasan Masalah cukup diganti dengan Fokus Penelitian.
5. Fokus Penelitian
Kalau dalam penelitian kuantitatif, fokus penelitian ini
merupakan batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik
tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih
terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian terhadap
keseluruhan yanga ada pada obyek atau situasi sosial tertentu.
Tetapi perlumenentukan fokus. Pada penelitian kualitatif,
44
penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan,
pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau
orang yang dipandang ahli. Fokus dalam penelitian ini juga
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
di lapangan.
6. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian
tersebut (pada penelitian kualitatif), atau setelah masalah yang
akan diteliti itu ditentukan (pada penelitian kuantitatif, variabel
apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel
satu dengan variabel lain) dan supaya masalah dapat terjawab
dengan akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu
dirumuskan secara spesifik. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a) Rumusan masalah merupakan panduan awal bagi peneliti
untuk penjelajahan pada obyek yang diteliti. Bila rumusan
masalah ini tidak sesuai dengan kondisi obyek penelitian,
maka peneliti perlu mengganti rumusan masalah
penelitiannya.
b) Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak
berkenaan dengan variabel penelitian, yang bersifat
spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan
kemungkinan apa yang terjadi apda obyek/situasi sosial
penelitian tersebut.
c) Perumusan masalah merupakan pernyataan yang jelas dan
tegas dari permasalahan yang diungkapkan dalam latar
belakang masalah;
d) Dalam penelitian kuantitatif, rumusan masalah berisi
pertanyaan-pertanyaan mengenai aspek-aspek yang diteliti
atau variabel-variabel penelitian;
e) Dinyatakan dalam kalimat pertanyaan yang bisa diawali
dengan kata-kata seperti: apakah, bagaimanakah, mengapa,
adakah, dan sejenisnya.
45
7. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang
ada pada sampul skripsi, yang merupakan tujuan formal
(misalnya untuk memenuhi syarat untuk mendapat gelar Sarjana
Ekonomi Syariah), tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan
peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkait
erat atau jawaban dari rumusan masalah yang dituliskan.
Biasanya menggunakan kalimat seperti: untuk mengetahui, untuk
menjelaskan, untuk mengungkap, untuk menggambarkan, untuk
membandingkan, untuk memahami, untuk mencari
hubungan/perbedaan, untuk membuktikan, dan lain sebagainya.
8. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Penyusun proposal dapat menjelaskan manfaat dan
signifikansi yang akan diteliti dari segi teoritis maupun
praktisnya. Manfaat atau signifikansi terkait erat dengan produk
atau hasil penelitian yang akan dicapai dan atau pihak-pihak
yang akan memanfaatkannya (pemerintah, pimpinan suatu
lembaga, peneliti dan pembaca). Kata-kata operasional yang
dapat digunakan untuk merumuskan manfaat/signifikansi
penelitian adalah: “memberikan, menambah khazanah ilmiah,
menyumbangkan, memudahkan, mengembangkan,
meningkatkan, mengaplikasikan, menjadi sumber inspirasi,
menjadi bahan kajian/pemikiran lebih lanjut, mengambil
kebijakan” dan sebagainya.
46
Penelitian Terdahulu yang Relevan menguraikan teori,
temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan,
yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang
diusulkan sehingga jelas distingsi studi yang akan dilakukan.
Menjelaskan penelitian terdahulu juga sebagai upaya untuk tidak
menjiplak/plagiat hasil penelitian terdahulu, atau meneliti dengan
tema dan kajian yang sama. Uraian dalam Penelitian Terdahulu
yang Relevan diarahkan untuk menyusun kerangka atau konsep
yang akan digunakan dalam penelitian.
47
a) Pendekatan dan jenis penelitian, yaitu rancangan dan
model penelitian yang digunakan, apakah dengan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif, kualitatif atau
menggabungkan keduanya.
b) Penentuan wilayah penelitian (misalnya pada studi
kasus), dalam penelitian kualitatif dalam bentuk lokasi
penelitian, sedangkan dalam penelitian kuantitatif dalam
bentuk penentuan populasi dan sampel.Penentuan data
dan sumber data, data yang dikumpulkan harus dipilih
dan dipilah yang benar-benar dapat menjawab rumusan
permasalahan atau membuktikan hipotesis yang
ditetapkan.
c) Teknik pengumpulan data, dalam penelitian kualitatif
biasanya menekankan pada observasi partisipatif,
wawancara mendalam dan dokumentasi, sedangkan pada
penelitian kuantitatif lebih menekankan metode angket,
eksprimen dan pengukuran.
d) Teknik analisis data, tujuannya adalah menyederhanakan
seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam suatu
susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan
menafsirkan/memaknai. Analisis data dikategorikan pada
data statistik untuk penelitian kuantitatif, dan data
nonstatistik pada penelitian kualitatif misalnya: analisis
komparasi, analisis isi (content analys) atau kritis.
e) Pedoman penulisan, menyebutkan buku
panduan/pedoman penulisan skripsi, al-Qur‟an dan
terjemahannya yang dikutip dan sumber pengutipan hadis
Nabi dari buku primer atau skunder.
49
J. Metode Penelitian
K. Sistematika Pembahasan
BAB IV
ORGANISASI PENULISAN SKRIPSI
A. Bagian Muka
Bagian muka skripsi ini mencakup halaman sampul dan
judul, abstrak, persetujuan pembimbing, pengesahan penguji,
pernyataan keaslian karya tulis, riwayat hidup, persembahan,
motto, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.
2. Halaman Abstrak
01
Ikhtisar yang mencerminkan seluruh isi karya tulis ilmiah.
Abstrak ditulis dalam satu halaman dengan ukuran 1 (satu)
spasi. Dalam abstrak harus terdapat:
a. Nama dan nomor induk penulis serta judul karya tulis
ilmiah;
b. Uraian singkat mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, metode yang
digunakan, temuan serta kesimpulan penelitian.
4. Halaman Pengesahan
Pernyataan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) itu telah
dipertanggung jawabkan dalam sidang munaqasyah. Dengan cara
sebagai berikut :
a. Ditulis kata pengesahan dan di dalamnya meliputi, judul
skripsi, tanggal sidang ujian munaqasah, nama jurusan dan
fakultas;
b. Nama Ketua Sidang, sekretaris sidang, dan anggota sidang
di tulis dengan lengkap dan gelar akademik serta NIP-nya.
51
c. Materai Rp.6000;
d. Nama dan nomor induk penulis;
e. Tanda tangan penulis sebagai tanda keaslian.
7. Halaman Persembahan
Ungkapan atau tanda penghormatan khusus kepada orang
yang paling dicintai yaitu kedua orang tua.
9. Kata Pengantar
Ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai
pihak yang dianggap berjasa dalam penyelesaian karya tulis
ilmiah. Setelah mengungkapkan rasa syukur, ucapan terimakasih
disampaikan kepada :
a. Rektor, Dekan, dan ketua Jurusan;
b. pembimbing dan lembaga serta para dosen;
c. pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan pada
penulis.
02
Gambaran menyeluruh tentang isi karya tulis ilmiah untuk
memudahkan pembaca mengetahui bagian-bagian dan isi dari
karya tulis.
B. Bagian Inti
Bagian inti berisi uraian mengenai fakta-fakta, teori-teori,
analisis, temuan dan argumentasi yang berkaitan dengan
permasalahan yang diteliti. Sebagai bagian yang paling penting
dari sebuah karya tulis ilmiah, bagian ini terdiri atas lima bab,
yaitu bab I pendahuluan, bab II dan bab III berisi sesuai dengan
jenis penelitian, bab IV pembahasan hasil penelitian, dan bab V
kesimpulan dan saran. Bagian inti skripsi ini terdiri atas dua
model yaitu model kuantitatif dan model kualitatif.
1. Model Kuantitatif
a. BAB I Pendahuluan
Bab I dalam skripsi merupakan hasil dari proposal yang
sudah diuji dan layak untuk dilanjutkan dalam penelitian dan
sudah diperbaiki. Susunan Bab I sebagai berikut:
1) Latar Belakang Masalah
53
2) Identifikasi Masalah
3) Batasan Masalah
4) Perumusan Masalah
5) Tujuan Penelitian
6) Manfaat/Signifikansi Penelitian
7) Penelitian Terdahulu yang Relevan
8) Kerangka Pemikiran
9) Hipotesis
10) Metode Penelitian
11) Sistematika Pembahasan
04
b) Kerangka penalaran logis mengenai analisis terhadap
permasalahan yang dibahas;
c) Bila mungkin, hubungan antar variabel digambarkan
secara skematis dalam bentuk diagram atau bagan.
3) Hipotesa
1) Merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang harus diuji kebenarannya melalui
penelitian yang akan dilaksanakan;
2) Dirumuskan dalam kalimat pernyataan, bukan
kalimat tanya.
55
penelitian eksperimental, penelitian tindakan kelas, dan
sebagainya;
b) Penjelasan alasan mengapa jenis metode tersebut yang
dipilih.
2. Model Kualitatif
Sistematika penulisan skripsi yang menggunakan model
kualitatif pada dasarnya sama dengan model kuantitatif.
Keduanya berisi lima bab yang diawali dengan Bab I
pendahuluan dan diakhiri dengan Bab V Kesimpulan.
Berikut ini adalah sistematika penulisan skripsi model
kualitatif :
a. Bab I Pendahuluan
Bab I merupakan hasil dari proposal yang sudah diuji dan
layak untuk dilanjutkan dalam penelitian dan sudah diperbaiki.
Susunan Bab I sebagai berikut:
1) Latar Belakang Masalah
2) Fokus Penelitian
3) Perumusan Masalah
4) Tujuan Penelitian
5) Manfaat/Signifikansi Penelitian
6) Penelitian Terdahulu yang Relevan
7) Kerangka Pemikiran
8) Metode Penelitian
9) Sistematika Pembahasan
57
pada bab IV membahas tentang analisis hasil pemikiran
tokoh;
2) Pada bidang sosial, bab II membahas tentang kondisi
obyektif, bab III membahas tentang fokus penelitian, dan
pada bab IV membahas tentang analisis hasil penelitian.
3) Bab V berupa kesimpulan dan saran yang isinya sama
dengan yang disajikan dalam model kuantitatif.
C. Bagian Belakang
Bagian belakang skripsi mencakup daftar pustaka,
lampiran-lampiran, ataupun indek jika dipandang perlu.
1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar bacaan yang dijadikan rujukan
dalam penulisan karya tulis ilmiah. Bahan yang dijadikan
rujukan tersebut dapat berasal dari buku-buku, kitab,
ensiklopedia, kamus, majalah, artikel, surat kabar, CD, ataupun
internet. Daftar pustaka diletakan pada bagian akhir karya tulis.
2. Lampiran-Lampiran
Lampiran berisi data yang tidak berkaitan secara langsung
dengan masalah yang diteliti namun perlu disertakan mengingat
informasi yang dikandungnya menunjang terhadap kelengkapan
pembahasan. Isi lampiran antara lain angket, pedoman dan hasil
wawancara, bukti penelitian, tabel statistik, SK penulisan skripsi,
dan lain-lain.
Lampiran harus disusun sesuai dengan urutan masalah
yang dibahas. Lampiran yang berhubungan dengan bab I lebih
didahulukan daripada lampiran yang berhubungan dengan bab II,
dan begitu seterusnya.
3. Indeks
08
Indeks merupakan daftar kata-kata kunci, nama-nama
penting dan istilah yang tercantum di dalam karya ilmiah. Indeks
disusun berdasarkan urutan abjad, diawali dengan huruf kapital,
sesudah kata diberi tanda, dan dicantumkan nomor halamannya.
BAB V
FORMAT PENULISAN
59
B. Pengetikan
1. Untuk diajukan ke sidang munaqasyah:
a. Lay out
Lay out kertas adalah sebagai berikut:
1) margin tepi atas selebar 4 cm;
2) margin tepi bawah selebar 3 cm;
3) margin tepi kiri selebar 4 cm;
4) margin tepi kanan selebar 3 cm.
b. Pengetikan
1) Pengetikan mempergunakan komputer;
2) Pengetikan hanya pada satu muka kertas, tidak bolak-
balik.
c. Spasi
1) Jarak antara satu baris dengan baris berikutnya adalah
2 (dua) spasi kecuali pada penulisan kutipan langsung
yang jumlahnya lebih dari empat baris dan pada karya
tulis berbahasa Arab. Pada keduanya ditulis dalam
jarak satu spasi;
2) Jarak antara judul bab dengan teks pertama atau
dengan sub judul bab pertama adalah empat spasi;
3) Jarak antara sub judul bab dengan teks pertama ditulis
dua spasi;
4) Pada setiap alinea baru, ketikan dimulai dengan jarak
1,5 cm/0,591 inchi, dari margin kiri.
61
3) Nama Penulis 12
4) Tulisan “Skripsi” 12
5) Keterangan Skripsi 12
6) Nama lembaga 16
4) Ukuran huruf dan jenis untuk pengutipan ayat al-Qur‟an
atau Hadis Nabi adalah ukuran 18 dan jenis huruf
Traditional Arabic. Bila menyalin ayat al-Qur‟an dari
Qur‟an in Word Versi 1.3 (oleh Mohamad Taufik) maka
ukuran hurufnya adalah 12. Perlu diperhatikan salinan ayat
al-Qur‟an dari Qur‟an in Word Versi 1.3 ini adalah hasil
taṣḥīḥ ulama Timur Tengah, sehingga akan berbeda dengan al-
Qur‟an yang di- taṣḥīḥ oleh Kementerian Agama RIyang
dicetak di Indonesia, terutama dalam pemberian tanda baca
(syakal). Ayat al-Qur‟an dan hadis ini semuanya ditulis
dalam 1 spasi.
2. Pencetakan setelah Perbaikan
Apabila skripsi sudah diperbaiki dan sudah disetujui oleh
para penguji, maka dicetak sebagai sebagai berikut:
a. Ukuran kertas yang dipakai adalah B5 (18,2 x 25,7 cm)
dengan ketebalan 80 gsm.
b. Dari Bab I sampai dengan Bab V dan daftar pustaka
dicetak secara bolak-balik, dengan spasi 1,5. Untuk
mencetak dari mesin printer cukup satu muka saja, yang
membuat pencetakan bolak-balik ketika digandakan di
mesin fotocopy.
c. Halaman lampiran depan dicetak 1 (satu) muka saja,
kecuali kata pengantar dan daftar isi dicetak secara bolak-
balik, dengan 1 (satu) spasi.
d. Halaman lampiran belakang dicetak disesuaikan dengan
naskah.
e. Sampul luar skripsi yang sudah disidangkan dan
diperbaiki, dijilid dengan soft cover dengan jenis kertas art
carton ukuran 260 gsm dengan laminating glossy.
f. Warna cover/jilid disesuaikan dengan warna Jurusan:
61
1) Jurusan HK warna hijau, dengan warna tulisan kuning
emas.
2) Jurusan HTN warna kuning dengan tulisan warna hitam
3) Jurusan HES warna merah dengan tulisan kuning emas.
(untuk lebih jelasnya dapat ditanyakan langsung ke
Jurusan masing-masing).
C. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan cara sebagai berikut:
1. Penomoran Halaman
a. Halaman bagian muka
1) Halaman sampul dan judul dalam tidak diberi nomor urut
halaman, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii;
(tidak ditampilkan)
2) Halaman Abstrak, persetujuan pembimbing, pengesahan,
pernyataan keaslian karya tulis, riwayat hidup,
persembahan, motto, kata pengantar, daftar isi dan daftar
tabel diberi nomor urut halaman dan diperhitungkan
setelah halaman judul dalam mempergunakan angka
romawi kecil (i, ii, iii, iv, v, vi,…)
3) Halaman bagian inti
a) Penulisan nomor halaman pada bagian inti dimulai
dari BAB I Pendahuluan sampai dengan halaman
BAB V Kesimpulan dan Saran;
b) Halaman pada setiap awal bab ditulis pada bagian
bawah tengah dengan tiga spasi dari margin bawah;
c) Halaman selain awal bab ditulis pada bagian atas
kanan berjarak 3 spasi dari margin atas;
d) Sistem penomoran mempergunakan angka Arab
(1,2,3, …).
4) Halaman bagian belakang
a) Penulisan nomor halaman pada bagian belakang
dimulai dari daftar putaka, lampiran-lampiran dan
daftar indeks;
62
b) Nomor urut halaman diperhitungkan melanjutkan
dari bagian inti, dengan mempergunkan sistem
penomoran angka arab;
c) Halaman awal pada daftar pustaka, lampiran, dan
daftar indeks di tulis pada bagian bawah tengah
dengan jarak spasi 3 dari margin bawah.
5) Penomoran out line
a. Penomoran out line mempergunakan sistem
penomoran Sequence System
Contoh:
A. Kalimat
1. Kalimat
a. Kalimat
1). Kalimat
a). Kalimat
(1). Kalimat
(a). Kalimat
b. Bab diberi nomor dengan angka Romawi besar seperti:
BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, dan seterusnya
ditengah-tengah di atas judul bab, tidak diberi tanda
titik atau koma;
c. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing
bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan pada
bab berikutnya dimulai dari nomor awal kembali,
penomoran mempergunakan angka arab (1,2,3, …).
63
BAB VI
PROSEDUR PENULISAN SKRIPSI
A. Pengajuan
Langkah-langkah yang perlu ditempuh mahasiswa dalam
mengajukan usulan penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Mendiskusikan judul-judul penelitian yang akan dibahas
bersama pembimbing akademik. Judul-judul yang
didiskusikan tersebut minimal sebanyak tiga (3) buah;
2. Mengajukan minimal 3 (tiga) buah judul skripsi yang telah
didiskusikan bersama pembimbing akademik kepada
Jurusan/Program Studi untuk mendapatkan penetapan satu
buah judul yang akan dibuatkan proposal atau usulan
penelitiannya;
3. Menyerahkan Proposal/usulan penelitian sebanyak 4 (empat)
eksemplar kepada Jurusan/Program Studi;
4. Melaksanakan seminar proposal/usulan penelitian di hadapan
2 (dua) orang penguji secara bersamaan dan dapat dihadiri
oleh beberapa orang mahasiswa. Waktu pelaksanaan seminar
ditentukan oleh Jurusan/Program Studi;
5. Sebelum melaksanakan seminar, mahasiswa diharuskan telah
mengikuti seminar mahasiswa lainnya sebagai peserta
minimal sebanyak 3 (tiga) kali.
6. Jika mahasiswa tidak melaksanakan ujian proposal selama 1
(satu) bulan sejak tanggal dibuat jadwal uijian proposal, maka
mahasiswa harus mendaftar ulang ujian proposal skripsi.
7. Apabila sudah melaksanakan ujian proposal, maka mahasiswa
segera meminta tanda tangan para penguji di lembar
pengesahan kemudian menyerahkan ke Bagian Umum untuk
disposisi pembuatan Surat Keputusan (SK) Dekan tentang
Pembimbing I dan II Skripsi.
8. Apabila ada penelitian memerlukan data di lapangan/lembaga,
maka mahasiswa harus mengajukan permohonan untuk
64
dibuatkan surat pengantar penelitian yang ditandatangani oleh
Dekan.
65
D. Bimbingan
1. Setelah dinyatakan lulus dalam seminar proposal skripsi,
mahasiswa mulai mengikuti bimbingan penulisan skripsi
bersama 2 (dua) orang pembimbing yang telah ditentukan;
2. Proses bimbingan dari kedua pembimbing dilakukan setahap
demi setahap dengan memperhatikan jumlah bab dalam
skripsi;
3. Konsultasi dan bimbingan dari masing-masing pembimbing
paling tidak dilakukan sebanyak 6 kali bimbingan selama satu
semester;
4. Bimbingan, masukan, dan saran dari pembimbing dicatat
dalam buku bimbingan penulisan skripsi;
5. Buku bimbingan tersebut dibawa oleh mahasiswa pada setiap
kali mengikuti bimbingan untuk ditandangani oleh dosen
pembimbing.
6. Apabila pembimbing skripsi tidak dapat melaksanakan
tugasnya selama 1 (satu) bulan, terhitung sejak dikeluarkan
Surat Keputusan Dekan tentang Pembimbing Skripsi, maka
mahasiswa diperkenankan untuk mengajukan permohonan
pergantian pembimbing skripsi.
7. Apabila mahasiswa tidak melaksanakan bimbingan selama 1
(satu) bulan, terhitung sejak dikeluarkan Surat Keputusan
Dekan tentang Pembimbing Skripsi, maka jurusan berhak
membatalkan Surat Keputusan Dekan tersebut dan menjadwal
ulang ujian proposal Skripsi.
E. Ujian
1. Ujian skripsi atau munaqasyah dilaksanakan setelah proses
bimbingan selesai dan mendapatkan persetujuan pembimbing
untuk diujikan;
2. Mahasiswa mengajukan 6 (enam) eksemplar skripsi yang
telah disetujui pembimbing untuk siap diujikan;
3. Ujian dilaksanakan dihadapan 6 (enam) orang anggota sidang
penguji, terdiri atas ketua sidang, sekretaris, dua orang
pembimbing dan dua orang penguji.
66
4. Aspek-aspek yang diujikan dalam munaqasyah meliputi:
a. penguasaan materi;
b. penguasaan metodologi;
c. penguasaan bahasa; dan
d. kemampuan berargumentasi.
F. Perbaikan
1. Setelah selesai mengikuti ujian munaqasyah, mahasiswa
diberi kesempatan untuk melakukan perbaikan;
2. Skripsi yang sudah diperbaiki menjadi syarat untuk mengikuti
wisuda;
3. Waktu untuk memperbaiki skripsi paling lama 3 bulan setelah
pelaksanaan ujian;
4. Perbaikan dilakukan dengan memperhatikan koreksi, masukan
dan saran dari dosen penguji ketika ujian munaqasyah
berlangsung.
67
BAB VII
PEMBIMBINGAN,
PENGUJIAN DAN PENILAIAN
A. Pembimbingan
1. Persyaratan
a. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat mengajukan judul skripsi kepada
dosen pembimbing akademik setelah mendapat
persetujuan dari Ketua Jurusan;
2) Mahasiswa dalam membuat proposal skripsi harus
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam buku
pedoman penulisan karya ilmiah;
3) Proposal skripsi mahasiswa harus diuji oleh dosen
pembimbing skripsi.
b. Bagi pembimbing
1) Dosen yang berhak membimbing adalah dosen Fakultas
Syariah dengan berpangkat paling rendah Lektor;
2) Dosen pembimbing terdiri atas dua orang, pembimbing
I dan pembimbing II. Pembimbing I selaku pembimbing
utama dan penanggung jawab, sedangkan pembimbing
II sebagai pembimbing pendamping;
3) Pembimbing I dan pembimbing II ditunjuk oleh Ketua
Jurusan dan disahkan dengan surat keputusan Dekan.
2. Kewenangan
a. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat mengajukan keberatan untuk
mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing yang
ditunjuk oleh Fakultas dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
2) Mahasiswa dapat mempertahankan materi skripsi di
hadapan pembimbing dan dapat mempertanggung-
jawabkannya dalam ujian skripsi.
68
b. Bagi Pembimbing
1) Dosen pembimbing berwenang memberikan pengarahan
mengenai metodologi dan materi skripsi mahasiswa;
2) Dosen pembimbing I dapat memberikan pembagian
tugas pembimbingan kepada dosen pembimbing II;
3) Dosen pembimbing II dapat mengkomunikasikan hasil
bimbingannya kepada pembimbing I;
4) Dosen pembimbing I dan II dapat melakukan perubahan
terhadap judul, metodologi dan materi skripsi
mahasiswa;
5) Dosen pembimbing dapat menolak dan mengundurkan
diri menjadi pembimbing apabila ada indikasi
mahasiswa yang dibimbing tidak memenuhi syarat atau
ada indikasi plagiat.
6) Skripsi hanya bisa disidangkan setelah ditandatangani
oleh Dosen pembimbing I dan pembimbing II.
3. Tanggungjawab
a. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa bertanggungjawab untuk mempertahankan
konsep, ide, dan pemikirannya yang dituangkan dalam
skripsi saat proses pembimbingan di hadapan
pembimbing I dan pembimbing II;
2) Mahasiswa bertanggungjawab secara moril, material,
dan yuridis dalam menyelesaikan skripsinya;
3) Mahasiswa bertanggungjawab untuk melakukan
perubahan dan perbaikan dari skripsi yang disusunnya
setelah terjadi proses pembimbingan.
b. Bagi Pembimbing
1) Dosen pembimbing bertanggungjawab untuk
memberikan motifasi kepada mahasiswa yang
dibimbingnya, bila terjadi keterlambatan dalam
penyelesaian skripsinya bahkan pada saat terjadi
ketidak mampuan menyelesaikan;
69
2) Dosen pembimbing bertanggungjawab untuk
melakukan pembimbingan skripsi agar menghasilkan
karya ilmiah yang berkualitas;
3) Dosen pembimbing bertanggungjawab memberikan
bantuan argumentasi pada saat mahasiswa
mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan
skripsinya di depan sidang penguji;
B. Pengujian
1. Persyaratan
a. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat melaksanakan ujian munaqasah
setelah terpenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan akademik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
2) Skripsi mahasiswa sudah dapat diuji oleh dewan penguji
setelah mendapatkan persetujuan dari dosen
pembimbing dan pengesahan dari Dekan Fakultas;
3) Mahasiswa dapat melaksanakan ujian munaqasah
setelah memperoleh surat panggilan ujian dari Dekan
Fakultas.
b. Bagi Penguji
1) Dosen penguji adalah dosen tetap UIN Sultan Maulana
Hasanuddin Banten dan Dosen Luar biasa;
2) Dosen penguji terdiri dari dua orang yang terdiri atas
penguji I dan Penguji II ;
3) Penguji I dan penguji II ditunjuk oleh Ketua Jurusan
dan disahkan dengan surat keputusan Dekan Fakutas;
4) Syarat untuk menjadi penguji I dan Penguji II adalah:
a) Dosen dengan kualifikasi S3 minimal memiliki
jabatan akademik Asisten Ahli;
b) Dosen dengan kualifikasi S2 minimal memiliki
jabatan akademik Lektor;
c) Telah memiliki Sertifikat sebagai Dosen
Profesional (lulus sertifikasi dosen);
01
d) Memiliki kompetensi/keahlian tertentu pada
bidang keilmuan yang diujikan;
2. Kewenangan
a. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa dapat menjawab, menyangkal dan
mempertahankan skripsi dalam sidang munaqasah;
2) Mahasiswa berwenang untuk mempublikasikan karya
tulisnya dengan mendapat persetujuan dari lembaga;
3) Mahasiswa berwenang untuk merevisi dan memperbaiki
skripsi setelah dilakukan ujian munaqasah selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah masa ujian.
b. Bagi Penguji
1) Penguji I dan penguji II berwenang untuk memberikan
pertanyaan kepada mahasiswa yang diuji untuk meminta
pertanggungjawaban dari skripsi yang disusunnya;
2) Penguji I dan penguji II berwenang untuk mengarahkan
dan meluruskan kekeliruan dan kesalahan skripsi
mahasiswa;
3) Penguji I dan penguji II berwenang untuk merubah
judul dan materi skripsi yang diujikan apabila terdapat
kekeliruan dan kesalahan;
4) Penguji I dan penguji II berwenang untuk meminta
penundaan ujian skripsi, apabila terdapat persyaratan
yang belum/tidak dipenuhi;
5) Penguji I dan penguji II berwenang untuk membatalkan
atau menyatakan tidak lulus dalam ujian skripsi, apabila
ada indikasi mahasiswa sebagai plagiat atau skripsi
tidak murni produk dari mahasiswa yang diuji atau ada
indikasi lainnya yang tidak layak untuk diluluskan;
6) Setelah skripsi diperbaiki sesuai dengan waktu yang
ditetapkan maka dosen penguji menandatangani skripsi
tersebut.
71
3. Tanggungjawab
a. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa bertanggungjawab untuk mempertahankan
konsep, ide, dan pemikirannya pada saat berlangsung-
nya proses ujian munaqasah;
2) Mahasiswa bertanggungjawab secara moral, material,
dan yuridis terhadap skripsi yang disusunnya;
3) Mahasiswa bertanggungjawab untuk menyelesaikan
perbaikan skripsi sampai batas waktu yang telah
ditentukan oleh dewan penguji.
b. Bagi Penguji
1) Dosen penguji bertanggungjawab untuk memberikan
arahan dan masukan bagi proses perbaikan skripsi
setelah dilakukan ujian munaqasah;
2) Dosen penguji bertanggungjawab untuk mengarahkan
mahasiswa agar hasil perbaikan skripsi menunjukan
karya ilmiah yang berkualitas.
C. Penilaian
Penilaian terhadap skripsi mahasiswa oleh dewan penguji
dalam bentuk ujian sidang. Sedangkan yang mempunyai hak
untuk memberikan penilaian adalah pembimbing I, pembimbing
II, penguji I, dan penguji II.
Aspek-aspek yang dinilai dalam skripsi mahasiswa tersebut
adalah meliputi aspek naskah skripsi dan ujian sidang.
Bobot nilai skripsi untuk aspek naskah skripsi adalah 60,
dengan pembagiannya sebagai berikut:
02
Sedangkan Bobot nilai aspek ujian sidang adalah 40,
dengan pembagiannya sebagai berikut:
73
Formulir
PENILAIAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa :
Nomor Pokok Mahasiswa :
Fakultas/Jurusan :
Hari/tanggal ujian :
Hasil Penilaian
Nilai
No. Aspek yang dinilai Bobot Nilai
Huruf
1. Naskah Skripsi
1. Bahasa 10
2. Metodologi Penelitian 30
3. Temuan/Analisis Data 20
2. Ujian Sidang
1. Penguasaan Materi 20
2. Penguasaan Metodologi 10
3. Kemampuan 10
Berargumentasi
100
04
LAMPIRAN-LAMPIRAN
75
LAMPIRAN 1
Contoh Halaman Sampul/Cover Proposal Skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
NENENG ANAWATI
NIM: 131300578
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M / 1439 H
06
LAMPIRAN 2
77
Contoh Halaman Sampul/Cover Skripsi
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
pada Jurusan Hukum Keluarga
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Oleh :
PIPIT DEVIANTI
NIM: .................
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M / 1439 H
08
Contoh Halaman Judul Skripsi
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
pada Jurusan Hukum Keluarga
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Oleh:
PIPIT DEVIANTI
NIM: .................
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M / 1439 H
79
Contoh Pernyataan Keaslian Skripsi
Serang, …………………….
Materai 6000
PIPIT DEVIANTI
NIM: .................
81
Contoh Abstrak
ABSTRAK
81
Contoh Surat Persetujuan Pembimbing bahwa Skripsi telah Layak
Dimunaqasyahkan
Serang, ………………
Pembimbing I Pembimbing II
………………………….. …………………………..
NIP. …………..…….. NIP. …………..……..
82
Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing dan Diketahui Oleh Dekan
dan Ketua Jurusan
Oleh :
PIPIT DEVIANTI
NIM. .................
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
………………………….. …………………………..
NIP. …………..…….. NIP. …………..……..
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Syariah Jurusan Hukum Keluarga
………………………….. …………………………..
NIP. …………..…….. NIP. …………..……..
83
Contoh Halaman Pengesahan Sidang Munaqasyah Skripsi
PENGESAHAN
Serang, ……………….
Sidang Munaqasyah,
Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota
………………………….. …………………………..
NIP. …………..…….. NIP. …………..……..
Anggota-anggota,
Penguji I Penguji II
………………………….. …………………………..
NIP. …………..…….. NIP. …………..……..
Pembimbing I Pembimbing II
………………………….. …………………………..
NIP. …………..…….. NIP. …………..……..
84
Contoh Halaman Persembahan
PERSEMBAHAN
Jazakumullah!
85
Contoh Halaman Motto
MOTTO
Dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak,
Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui.
(QS. al-Baqarah: 227)
86
Contoh Halaman Riwayat Hidup Penulis
87
Contoh Kata Pengantar Penulis
KATA PENGANTAR
88
5. Ibu ………. Pembimbing II yang telah memberikan nasehat,
pengarahan, dan meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf akademik dan karyawan UIN, yang
telah memberikan bekal pengetahuan yang begitu berharga selama
penulis kuliah di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan, kelemahan, dan masih jauh dari kesempurnaan,
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan penulis, oleh
sebab itu penulis mengharapkan pendapat, saran dan kritik yang
bersifat membangun guna mencapai kesempurnaan pada masa yang
akan datang.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah memohon agar
seluruh kebaikan dari semua pihak yang membantu skripsi ini, semoga
diberikan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap kiranya karya
tulis ini turut mewarnai khazanah ilmu pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Serang, ………………..
Pipit Devianti
89
Contoh Daftar Isi Skripsi
DAFTAR ISI
DAFTARPUSTAKA .................................................................................... 73
91
LAMPIRAN 3
02
Contoh Halaman Sampul/Cover Skripsi
Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M / 1439 H
93
Contoh Halaman Judul Skripsi
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
pada Jurusan Hukum Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Oleh :
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M / 1439 H
04
Contoh Pernyataan Keaslian Skripsi
Serang, ………………..
Materai 6000
95
Contoh Abstrak
ABSTRAK
06
Contoh Surat Persetujuan Pembimbing bahwa Skripsi telah Layak
Dimunaqasyahkan
Serang, ………………….
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
97
Contoh Halaman Persetujuan Pembimbing dan Diketahui Oleh Dekan
dan Ketua Jurusan
Oleh:
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Syariah Jurusan Hukum Tata Negara
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
08
Contoh Halaman Pengesahan Sidang Munaqasyah Skripsi
PENGESAHAN
Serang, …………………
Sidang Munaqasyah,
Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota
………………………… …………………………
NIP. ………………….. NIP. ……………………
Anggota-anggota,
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
Penguji I Pengiji II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
99
Contoh Halaman Persembahan
PERSEMBAHAN
011
Contoh Halaman Motto
MOTTO
Barangsiapa yang tidak
memutuskan menurut apa yang diturunkan
Allah,
Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
(QS. al-Mā‟idah: 44)
101
Contoh Halaman Riwayat Hidup Penulis
012
Contoh Kata Pengantar Skripsi
KATA PENGANTAR
103
5. Ibu ……………………., Pembimbing II yang telah memberikan
nasehat, pengarahan, dan meluangkan waktunya dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf akademik dan karyawan UIN, yang
telah memberikan bekal pengetahuan yang begitu berharga selama
penulis kuliah di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan, kelemahan, dan masih jauh dari kesempurnaan,
keterbatasan pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan penulis, oleh
sebab itu penulis mengharapkan pendapat, saran dan kritik yang
bersifat membangun guna mencapai kesempurnaan pada masa yang
akan datang.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah memohon agar
seluruh kebaikan dari semua pihak yang membantu skripsi ini, semoga
diberikan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap kiranya karya
tulis ini turut mewarnai khazanah ilmu pengetahuan dan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Serang, ………………………
014
Contoh Daftar Isi Skripsi
DAFTAR ISI
105
B. Pro dan Kontra Pendapat Cendikiawan Banten tentang
Pemberlakuan Syari‟at Islam di Provinsi Banten .............. 72
C. Analisis Pendapat Cendikiawan Banten tentang:
1. Kendala-kendala Pemberlakuan syari‟at Islam
di Provinsi Banten ........................................................ 80
2. Prospek dan Peluang Pemberlakuan Syari‟at Islam
di Provinsi Banten… ......................................................... 87
016
LAMPIRAN 4
SISTEMATIKA BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES)
107
Contoh Halaman Sampul/Cover luar Skripsi
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Mendapat Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Oleh :
YOANITA TAUFIQOH
NIM : ..................
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M/1438 H
018
Contoh Halaman Sampul/Cover dalam Skripsi
PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PERDAGANGAN HEWAN
YANG DILINDUNGI MENURUT HUKUM POSITIF
DAN HUKUM ISLAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Mendapat Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
pada Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Oleh :
YOANITA TAUFIQOH
NIM : ..................
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2017 M/1438 H
109
Contoh Pernyataan Keaslian Skripsi
Serang, ……………………
Yoanita Taufiqoh
NIM. ..................
001
Contoh Abstrak
ABSTRAK
111
Contoh Surat Persetujuan Pembimbing bahwa Skripsi telah Layak
Dimunaqasyahkan
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Serang, ……………..
Pembimbing I Pembimbing II
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
002
Contoh Surat Persetujuan Pembimbing bahwa Skripsi telah Layak
Dimunaqasyahkan
PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP PERDAGANGAN HEWAN YANG DILINDUNGI
MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
Oleh:
Yoanita Taufiqoh
NIM. ..................
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
Mengetahui,
Dekan Ketua
Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
113
Contoh Halaman Pengesahan Sidang Munaqasyah Skripsi
PENGESAHAN
Serang, ,………………..
Sidang Munaqasyah
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
Anggota:
Penguji I Penguji II
………………………… …………………………
NIP. …………………… NIP. ……………………
Pembimbing I Pembimbing II
………………………… …………………………
004
NIP. …………………… NIP. ……………………
Contoh Halaman Persembahan
PERSEMBAHAN
115
Contoh Halaman Motto
Motto
قَ َل ا ََلَ هق َولَ َو َكا َن َمََرا
Quill haq walau kana murron
“Katakanlah kebenaran walau terasa pahit”
006
Contoh Halaman Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
117
Contoh Halaman Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
008
4. Ibu ……………….., sebagai pembimbing I yang telah
memberikan nasehat, pengarahan dan meluangkan waktunya
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak …………………., sebagai pembimbing II yang juga
telah memberikan nasehat, pengarahan dan meluangkan
waktunya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta staf akademik dan karyawan UIN
SMH Banten yang telah memberikan bekal pengetahuan yang
begitu berharga selama penulis kuliah di UIN SMH Banten.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan, kelemahan dan masih jauh dari kesempurnaan,
keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulis. Oleh
karena sebab itu penulis mengaharapkan pendapat, saran dan kritik
yang bersifat membangun guna mencapai kesempurnaan pada masa
yang akan datang.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah memohon agar
seluruh kebaikan dari semua pihak yang membantu skripsi ini, semoga
diberikan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap kiranya karya
tulis ini turut mewarnai khazanah ilmu pngetahuan dan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Penulis harapkan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat
bagi penulis dan civitas akademika pada umumnya.
Serang, …...……………
Yoanita Taufiqoh
119
Contoh Halaman Daftar Isi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah, ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian… .................................................................... 10
E. Kerangka Pemikiran… .................................................................. 11
F. Metode Penelitian.......................................................................... 13
G. Sistematika Pembahasan ............................................................... 14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………… 63
B. Saran-saran…………………………………………………. 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 69
Catatan:
121