Anda di halaman 1dari 129

i

ii
iii
Panduan Karya Tulis Ilmiah
2019

Tim Penyusun:

Penanggung Jawab:
Ketua STAI Persis Garut
K.H. Aceng Zakaria

Tim Pengarah:
Wakil Ketua I Bidang Akadamik
Dr. Maman Sumpena, M.SI.
Wakil Ketua II Bidang Keuangan dan Sarana
Gungun Abdul Basith, M.Ag.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan
Heri Mohamad Thohari, M.Pd.

Tim Penyusun:
Dr. Daris Tamin, M.Pd.
Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum.
Dr. Usep, M.Pd.
Dr. Enang Supriadi, M.Ag.
Dr. Ajat Supriatna, M.Pd.
Pepen Irpan Fauzan, M.Hum.

Penerbit
STAIPI GARUT PRESS
Jl. Arujikartawinata, Depan Lapang Ciateul Haurpanggung Tarogong Garut 44151

iv
v
vi
KATA PENGANTAR
KETUA STAI PERSIS GARUT


Menulis karya ilmiah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan akademik. Ragam bentuk karya ilmiah dan aturan yang
terikat dengannya adalah hal yang harus dipahami oleh seluruh
warga akademik. Karya tulis adalah refleksi pemahaman dari setiap
bidang ilmu yang dipelajari.
Panduan ini menyajikan rumbai atau rambu-rambu umum
yang memuat hal-hal pokok penulisan karya ilmiah. Sebagai
representasi dari disiplin ilmu, setiap program studi tentu memiliki
corak masing-masing dalam penulisan karya ilmiah. Selama tidak
bertentangan dengan rambu-rambu umum ini, sangat
memungkinkan bagi setiap program studi untuk mengembangkan
panduan penulisan karya ilmiah yang lebih khusus dan sesuai dengan
kekhasan kajian ilmu masing-masing.
Terima kasih, Jazākumullāh khairan katsīran disampaikan
kepada tim penyusun Panduan Karya Tulis Ilmiah yang telah bekerja
keras dalam menyelesaikan panduan ini. Semoga panduan ini
memberi manfaat bagi seluruh sivitas akademika STAI Persis Garut,
terutama bagi para mahasiswa.

Garut, 26 November 2019


Ketua STAI Persis Garut,

K.H. Aceng Zakaria.


NIAT: 01.08.8021.257

vii
viii
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN


Panduan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) merupakan acuan bagi seluruh
warga akademika di lingkungan STAI Persis Garut untuk penulisan
karya ilmiah. PKTI ini berisi tata aturan penulisan ragam tugas mata
kuliah dan tugas akhir atau skripsi.
PKTI ini disusun sebagai rujukan untuk menulis karya ilmiah
seperti esai, review buku, anotasi bibliografi, artikel ilmiah, dan
skripsi. Kehadiran pedoman ini diharapkan dapat mendorong
keseragaman tata cara penulisan karya ilmiah yang sesuai dengan
kaidah-kaidah penulisan yang berlaku dan diakui dalam dunia
akademik.
PKTI ini merupakan pengembangan dari PKTI yang
sebelumnya. Dinamika iptek, terutama perkembangan bahasa telah
mendorong revisi PKTI agar harmoni dengan perubahan yang
terjadi. Dinamika perbahasaan telah mendorong munculnya gejala
umum yang disebut gaya selingkung (style guide). PKTI STAI Persis
ini pun tak luput memuat gaya selingkung sendiri.
Pemuatan gaya selingkung tidak lepas dua hal, yaitu (1)
penerjemahan yang belum ditemukan padanan kata yang tepat dan
(2) penyerapan yang belum diatur atau masih samar-samar. Semua
aspek penulisan, seperti ejaan, diksi, dan teknik penyerapan
memungkinkan untuk menjadi bagian dari gaya selingkung.
Terima kasih, Jazākumullāh khairan katsīran disampaikan
kepada para Kaprodi: Dr. Ridwan, M.Pd.I., Husen Zaenal Muttaqin,
Lc., M.Pd.I., Yusuf Tajri., M.Pd., dan Lutfi Lukman Hakim, Lc.,
M.H.I., atas diskusinya pada saat sosialisasi draft PKTI. Semoga
panduan ini memberi manfaat bagi seluruh warga akademika STAI
Persis Garut.

Garut, November 2019


Tim Penyusun

ix
x
DAFTAR ISI

PERATURAN KETUA STAI PERSIS GARUT TENTANG


PANDUAN KARYA TULIS ILMIAH ………………………… v
KATA PENGANTAR KETUA STAI PERSIS GARUT ………. vii
KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN ……………………… ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ……………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN ……………………………….. 1


A. Peran dan Kedudukan ……………………….... 1
B. Tujuan Penyusunan ………………………….... 1
C. Ruang Lingkup ……………………………….. 1
BAB II RAGAM KARYA TULIS ILMIAH UNTUK
TUGAS MAHASISWA …………………………. 3

A. Makalah Tugas Perkuliahan ...………………... 3


1. Esai ……………………………………….. 4
2. Anotasi Bibliografi ……………………….. 5
3. Resume Buku ……………………………... 6
4. Book Review, Article Review, dan Chapter
Report …………………………………….. 6
5. Artikel Ilmiah …………………………….. 7
6. Laporan Studi Lapangan …………………. 8
7. Proposal Skripsi ………………………….. 9
B. Skripsi
1. Pengertian ………………………………… 9
2. Tujuan Penulisan …………………………. 10
3. Pendekatan Disiplin Akademik …………... 10
4. Sistematika Penulisan Skripsi …………….. 12
BAB III FORMAT KARYA TULIS ILMIAH ………….. 17
A. Kertas ……………………………………….... 17
B. Huruf, Kata, dan Halaman ..………………….. 17
C. Margin dan Spasi …………………………….. 18
D. Paragraf/Alinea ………………………………. 19
E. Jumlah Referensi ……………………………... 19
F. Jumlah Penggandaan …………………………. 19

xi
BAB IV TEKNIK PENULISAN …………………………. 21
A. Bahasa ………………………………………… 21
B. Ejaan ………………………………………….. 21
1. Ringkasan PUEBI ………………………… 22
2. Gaya Selingkung ………………………….. 28
a. Penulisan Kata Serapan Arab-Indonesia 28
b. Singkatan dan Akronim ...……………... 32
c. Angka dan Bilangan …..………………. 34
d. Tanda Baca ……………………………. 35
e. Transliterasi Arab-Latin ..……………… 35
3. Penulisan Kutipan ………………………… 41
4. Penulisan Catatan Kaki …………………… 48
5. Penulisan Daftar Pustaka ………………….. 56
BAB V PROSEDUR DAN TATA ADMINISTRASI
PEMBUATAN SKRIPSI ……………………….. 63
A. Persyaratan Akademis Pengajuan Sidang
Proposal Skripsi ……………………………… 63
B. Persyaratan Akademis Pengajuan Sidang
Skripsi ………………………………………… 63
C. Persyaratan Administrasi ……………………... 63
D. Bagan Alur Pengajuan ………………………... 63
BAB VI ISU ORISINALITAS DAN PLAGIARISME …. 65
A. Urgensi Orisinalitas …………………………... 65
B. Pengertian Plagiarisme ……………………….. 65
C. Bentuk-bentuk Tindak Plagiarisme …………... 66
D. Sanksi Tindakan Plagiat ……………………… 67
E. Teknis Pengecekan Plagiarisme ……………… 67
BAB VII UJIAN SIDANG SKRIPSI ……………………... 69
A. Tujuan Ujian Sidang ………………………… 69
B. Penguji Ujian Sidang ………………………… 69
C. Tata Tertib Ujian Sidang …………………….. 69
D. Prosesi Ujian Sidang ………………………… 70
E. Hasil Ujian Sidang …………………………... 70
F. Aspek dan Bobot Penilaian ………………….. 71
G. Kriteria Kelulusan Ujian Sidang …………….. 71
BAB VIII PENUTUP ……………………………………….. 73
DAFTAR PUSTAKA …………………………… 75
xii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Tabel 4.1 Transliterasi Konsonan ……………… ……..... 29


Tabel 4.2 Transliterasi Vokal Tunggal ………………….. 32
Tabel 4.3 Transliterasi Vokal Rangkap………………….. 32
Tabel 4.4 Transliterasi Vokal Panjang ………………….. 33
Bagan 5.1 Alur Pengajuan Skripsi ..…………………….. 56
Tabel 7.1 Aspek dan Bobot Nilai ……………………….. 63
Tabel 7.2 Kriteria Kelulusan Ujian Sidang ……………… 63

xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Halaman Judul Tugas Individul ……… 71


Lampiran 2 Contoh Halaman Judul Tugas Kelompok …….. 72
Contoh Halaman Judul Tugas Laporan Studi
Lampiran 3
Lapangan ……………………………………… 73
Lampiran 4 Contoh Halaman Judul Proposal Skripsi ……... 74
Lampiran 5 Contoh Halaman Judul Skripsi ……………….. 75
Lampiran 6 Contoh Halaman Pengesahan Proposal Skripsi.. 76
Lampiran 7 Contoh Halaman Pengesahan Skripsi ………… 77
Contoh Halaman Pernyataan tentang Keaslian
Lampiran 8
Bebas Plagiarisme …………………………….. 78
Lampiran 9 Contoh Abstrak Bahasa Indonesia ……………. 79
Lampiran 10 Contoh Abstrak Bahasa Inggris ………………. 80
Lampiran 11 Contoh Abstrak Bahasa Arab ………………… 81
Lampiran 12 Contoh Esai …………………………………… 82
Lampiran 13 Contoh Anotasi Bibliografi …………………… 84
Lampiran 14 Contoh Format Proposal Skripsi ……………… 85
Lampiran 15 Contoh Struktur Penulisan Skripsi Kuantitatif .. 88
Lampiran 16 Contoh Struktur Penulisan Skripsi Kualitatif … 90
Lampiran 17 Contoh Struktur Penulisan Skripsi PTK ……… 92
Lampiran 18 Contoh Struktur Penulisan Bab Alternatif …… 94
Contoh Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Lampiran 19
Korelasional …………………………………... 95
Contoh Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Lampiran 20 Kualitatif (Adaptif untuk Studi Kasus,
Naturalistik, Etnohgrafi, Fenomenologi, dll.) … 96
Lampiran 21 Contoh Bagan Kerangka Pikir PTK ………….. 97
Lampiran 22 Contoh Bagan Kerangka Pikir Analisis Konten 98
Lampiran 23 Contoh Skema Sanad …………………………. 99
Lampiran 24 Contoh Tabel …………………………………. 100
Lampiran 25. Contoh Grafik ………………………………… 101
Contoh Display Data Hasil Wawancara,
Lampiran 26 Observasi, Analisis Dokumen/Artefak,
Crosscheck Data ……………………………… 102

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Peran dan Kedudukan


Peran dan kedudukan karya tulis ilmiah sangat penting
karena terkait dengan tuntutan formal akademik. Pada setiap
perguruan tinggi, termasuk di STAI Persis Garut, penulisan karya
ilmiah dapat berupa bagian dari tugas perkuliahan, baik di awal,
tengah, maupun akhir semester, atau dapat juga dijadikan salah
satu syarat penyelesaian studi untuk memperoleh gelar sarjana
dalam bentuk skripsi.

B. Tujuan Penyusunan
Panduan ini disusun untuk memberikan panduan umum
kepada sivitas akademika STAI Persis Garut terutama para
mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Materi di dalamnya
berupa rambu-rambu umum yang memandu mahasiswa untuk
melaksanakan tugas menulis karya ilmiah. Selain itu, panduan ini
disusun untuk menyamakan persepsi para mahasiswa lintas
program studi yang ada di lingkungan STAI Persis Garut dalam
menulis karya ilmiah, terutama dari segi karakteristik dan
sistematika penulisannya.

C. Ruang Lingkup
Panduan ini memuat hal-hal pokok terkait sifat, sistematika,
dan kaidah yang umumnya berlaku dalam penulisan akademik
yang disesuaikan dengan kebutuhan STAI Persis Garut. Panduan
ini terdiri atas delapan bab. Bab pertama mengemukakan
gambaran umum kedudukan karya ilmiah di STAI Persis Garut,
tujuan penyusunan pedoman penulisan karya ilmiah, dan hal-hal
yang diatur di dalamnya.
Bab kedua memuat ragam karya tulis ilmiah untuk tugas
mahasiswa yang secara umum dibagi dua bagian, yaitu makalah
tugas perkuliahan dan skripsi untuk tugas makalah akhir atau
tugas akhir sebagai prasyarat menjadi sarjana. Pada Bab kedua
ini juga dibahas mengenai ragam tugas kuliah yang disebut

1
makalah. Tujuan pemuatan ragam ini agar menghindari stagnasi
karena tugas yang monoton. Selain itu, peragaman ini akan
menumbuhkan dinamika serta menambah motivasi dalam
melaksanakan tugas menulis karya ilmiah.
Bentuk-bentuk tugas karya tulis ilmiah yang dimuat
meliputi: esai, anotasi bibliografi, review buku, review bab buku,
review artikel, laporan bab (chapter report), artikel ilmiah,
laporan kegiatan lapangan, dan proposal skripsi.
Bab ketiga berisi format karya tulis ilmiah yang di dalamnya
membahas hal-hal yang berkaitan dengan bentuk dan ukuran
karya tulis ilmiah. Hal-hal tersebut berkaitan dengan penggunaan
kertas, jenis dan ukuran kertas, jenis dan ukuran huruf, margin
dan spasi, juga jumlah penggandaan, baik untuk makalah maupun
skripsi.
Bab keempat memaparkan teknik penulisan yang berkaitan
dengan penggunaan bahasa, tata aturan penulisan, dan gaya
selingkung. Secara umum penggunaan bahasa merujuk pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, Pedoman
Pembentukan Istilah, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pada
Bab keempat ini juga dijelaskan mengenai penulisan dan
pengorganisasian kutipan dari materi sumber atau referensi.
Bab kelima memaparkan prosedur dan tata administrasi
pembuatan skripsi. Bab keenam berkaitan dengan isu orisinalitas
dan plagiarisme. Bab ketujuh menjelaskan tentang tahapan
bimbingan dan ujian sidang skripsi. Sedangkan Bab kedelapan
merupakan penutup. Buku panduan ini juga dilengkapi dengan
contoh-contoh yang dimuat pada halaman lampiran.

2
BAB II
RAGAM KARYA TULIS ILMIAH
UNTUK TUGAS MAHASISWA

A. Makalah Tugas Perkuliahan


Tugas mahasiswa identik dengan makalah. Makalah
merupakan kata serapan dari bahasa Arab “‫”مقالة‬. Dalam bahasa
Inggris, makalah disebut “paper”. Makalah adalah salah satu
bentuk dari karya tulis ilmiah. Secara umum, karya tulis ilmiah
merupakan laporan tertulis yang menjelaskan hasil pikiran,
telaah, dan/atau penelitian mahasiswa dengan memenuhi etika
keilmuan dan kaidah penulisan. Lazimnya, dosen memberikan
tugas membuat makalah dalam rentang masa perkuliahan, baik
sejak awal, di tengah, maupun akhir semester.
Menulis makalah/karya ilmiah untuk tugas kuliah acap kali
menjadi beban sekaligus tantangan bagi para mahasiswa. Secara
filosofis, tugas dalam bentuk tulisan akan mengembangkan
kemampuan mahasiswa untuk: (1) mengkomposisi argumen,
sistematika informasi dan teks, gaya dan tata bahasa, teknis
penulisan, dan penyajiannya; (2) merekonstruksi pikiran; (3)
mengorganisasikan ide; dan (4) memberikan pemahaman kepada
pembaca secara cermat.
Makalah dapat disusun berupa kajian literatur yang sudah
ada atau laporan hasil pelaksanaan tugas dari dosen. Intinya,
makalah menyajikan satu pokok bahasan yang disusun untuk
dipresentasikan dalam sebuah diskusi kelas, seminar, workshop,
atau forum kajian yang lain.
Demi kepentingan ilmiah, makalah harus bersifat
argumentatif, logis, merujuk pada sumber acuan, menggunakan
catatan kaki, dan mengacu pada pedoman transliterasi Arab-
Indonesia. Sebagai salah satu tugas perkuliahan, makalah dapat
disusun dalam salah satu dari beberapa bentuk karya tulis tulis
ilmiah, antara lain:

3
1. Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu
masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi
penulisnya. Esai adalah kata serapan dari bahasa Inggris,
essay. Sederhananya, esai dapat dimaknai sebagai bentuk
tulisan lepas yang lebih luas dari paragraf. Esai diarahkan
untuk mengembangkan ide mengenai sebuah topik. Esai
merupakan salah satu bentuk tulisan yang dapat ditugaskan
dosen kepada mahasiswanya.
Menulis makalah dalam bentuk esai bermanfaat agar
mahasiswa dapat mengembangkan diri mengungkapkan apa
yang dipikirkan disertai alasannya. Selain itu, dengan menulis
esai, mahasiswa dapat mengembangkan kualitas personal,
kemauan, ide serta kualitas pemikiran. Mahasiswa dituntut
untuk cermat dalam membaca, kritis dalam analisis, efektif
dalam membandingkan, padat dan jelas dalam menulis, dan
seksama dalam memaparkan.
Sistematika penulisan tugas makalah dalam bentuk esai
terdiri dari tiga bagian: Pendahuluan, Bagian Inti, dan
Kesimpulan. Bagian pendahuluan berisikan identifikasi topik
yang akan diangkat dengan memberikan latar belakang berupa
penggambaran situasi atau kondisi terkini terkait topik
tersebut. Penggambaran latar belakang ini beranjak dari
penjelasan secara umum ke arah yang lebih sempit.
Pendahuluan cukup dengan satu paragraf.
Bagian inti berisikan bagian pengembangan ide yang
dimuat dalam kalimat-kalimat yang berisi topik, klaim, dan
alasan. Isi utama tulisan dikupas dan dikembangkan sesuai
dengan jenis esai yang ditulis. Intinya, pengembangan ide ini
dilakukan dengan cara menyampaikan pikiran utama yang
kemudian dikemas dan diperkuat melalui satu atau lebih
kalimat pendukung. Adapun bagian ketiga esai adalah
penarikan kesimpulan, yaitu tempat untuk melakukan
penguatan terhadap topik yang telah dinyatakan bagian inti
esai.
Esai memiliki ragam dan bentuk. Mahasiswa dapat
memilih salah satu dari ragam esai sesuai dengan kebutuhan

4
penulisan. Beberapa bentuk esai, antara lain: (a) esai
eksposisi, yang memuat argumen atau pendapat penulis
tentang sesuatu, (b) esai diskusi, yang menampilkan cara
membahas suatu isu berdasarkan berbagai perspektif, minimal
dua perspektif, misalnya konvergen (persamaan) dan divergen
(perbedaan), dan (c) esai eksplanasi, yang menerangkan
bagaimana sesuatu terjadi dan apa konsekuensi dari kejadian
tersebut. Contoh tugas kuliah menggunakan esai dapat dilihat
pada halaman lampiran.

2. Anotasi Bibliografi
Makalah berupa anotasi bibliografi adalah penjelasan
ringkas dari beberapa sumber bacaan. Mahasiswa yang
membahas satu topik dengan mengambil secara ringkas dari
beberapa buku atau literasi lainnya, pada dasarnya makalah
yang dibuat mahasiswa tersebut adalah anotasi bibliografi.
Secara etimologis, anotasi bibliografi berasal dari bahasa
Inggris yang terdiri atas kata annotation dan bibliographic.
Anotasi berarti penjelasan ringkas. Bibliografi berarti daftar
sumber bacaan yang digunakan untuk mengkaji sebuah topik.
Dengan kata lain, anotasi bibilografi merupakan bentuk
tulisan yang memaparkan kajian dari beberapa buku, kitab,
artikel yang saling berkaitan. Selain itu, uraiannya
menggambarkan pemahaman penulis terhadap buku, kitab,
atau artikel yang dibahas karena berisi catatan berupa
komentar atau kritik.
Struktur penulisan anotasi bibliografi dibagi dua bagian.
Pertama, bagian deskriptif yang berisi sumber kutipan,
pernyataan singkat mengenai fokus utama, dan ringkasan
temuan dalam referensi tersebut. Kedua, bagian evaluatif
yang berisi pertimbangan tentang kelebihan dan kekurangan,
baik terkait kredibilitas penulis maupun argumen yang
disampaikan serta komentar evaluatif terhadap hasil kajian
dari sumber bacaan tersebut. Contoh tugas makalah dengan
mengunakan anotasi bibliografi dapat dilihat pada halaman
lampiran.

5
3. Resume Buku
Resume artinya ikhtisar (‫ (االختصار‬atau ringkasan.
Resume merupakan istilah yang paling tepat untuk meringkas
buku. Resume berasal dari kata bahasa Inggris “re”, yang
berarti kembali dan “summary” yang berarti meringkas.
Sederhana-nya, resume adalah meringkas kembali isi buku
atau kitab yang telah dibaca oleh mahasiswa. Resume
dilakukan dengan mencatat kembali poin-poin penting dari
buku tanpa menam-bahkan interpretasi pribadi peresume
terhadap buku tersebut.
Makalah berupa resume bertujuan untuk meringkas
bacaan yang panjang menjadi lebih singkat dan padat. Fokus
resume buku adalah ide atau gagasan inti di setiap bab dalam
buku dan membuang bagian yang bukan inti gagasan serta
perinciannya.
Struktur tugas makalah berupa resume buku terdiri dari
tiga bagian: Pertama, pendahuluan yang berisi identitas
buku; penulis, penerbit, tahun terbit, edisi, dan informasi lain
yang dianggap penting. Kedua, isi resume berisi poin-poin
penting dalam buku. Ketiga, simpulan. Contoh tugas resume
buku dapat dilihat pada halaman lampiran.

4. Book Review, Article Review, dan Chapter Report


Setiap mata kuliah tentu memiliki buku rujukan, baik
utama maupun pendukung. Membaca buku rujukan utama
yang direkomendasikan biasanya wajib. Ada kalanya dosen
memberikan tugas kepada mahasiswa berupa penulisan ulasan
buku, bab buku atau laporan bab buku (chapter report), atau
artikel, terutama artikel jurnal ilmiah.
Me-review buku berarti mengkaji dan mengulas buku
dengan pemahaman yang luas dan mendalam. Secara bahasa
review diambil dari kata bahasa Inggris re dan view yang
berarti meninjau ulang. Melalui tugas review buku atau bab
buku dan artikel, mahasiswa tidak hanya meringkas isi buku
atau artikel melainkan juga mengolah referensi,
membandingkan dan menyimpulkan isi buku atau artikel
berdasarkan pendapat pribadi. Tujuan dari melakukan book

6
review, article review, dan chapter report adalah memberikan
pandangan mengenai isi buku atau sebagian buku/bab atau
artikel yang telah dibaca. Contoh tugas book review, article
review, dan chapter report dapat dilihat pada halaman
lampiran.
Struktur tugas makalah berupa book review, article
review, dan chapter report terdiri dari empat bagian: Pertama,
pendahuluan yang berisi identitas buku; penulis, penerbit,
tahun terbit, edisi, dan informasi lain yang dianggap penting.
Kedua, bagian ringkasan isi. Ketiga, inti review yang berisi
analisis kritis terhadap isi buku dengan menyampaikan bukti
pembanding dari sumber lain. Keempat, simpulan.

5. Artikel Ilmiah
Artikel adalah tulisan yang terkategori esai tetapi ditulis
lebih panjang dan sistematika yang lebih lengkap. Tugas
makalah berupa artikel pada dasarnya dapat dibagi ke dalam
dua kategori, yakni:

a. Artikel Ilmiah yang Berbasis Sumber Pustaka


Artikel Ilmiah jenis ini memuat hasil penelitian
penulis yang sumber informasi utamanya berupa
dokumen-dokumen tertulis, baik berupa buku, manuskrip,
dan sebagainya. Sistematika penulisan untuk artikel ilmiah
berbasis kajian pustaka terdiri dari: Abstrak,
Pendahuluan, Konsep A, Konsep B, Konsep C, dst.,
Kesimpulan, Rekomendasi, dan Implikasi. Contoh tugas
dengan meng-gunakan jenis artikel berbasis kajian pustaka
dapat dilihat pada halaman lampiran.

b. Artikel Ilmiah Berbasis Survei


Artikel ilmiah berbasis survei adalah bentuk tulisan
yang memaparkan hasil penelitian survei yang telah
dilakukan oleh mahasiswa. Artikel ilmiah berbasis survei
merupakan bentuk ringkasan laporan penelitian yang
dikemas dalam sistematika yang lebih ramping.
Sistematika penulisan untuk artikel ilmiah berbasis survei

7
terdiri dari: Abstrak, Pendahuluan, Metode Penelitian,
Temuan Penelitian, Pembahasan, Kesimpulan,
Rekomendasi, dan Implikasi. Contoh tugas makalah
dengan mengunakan jenis artikel berbasis survei dapat
dilihat pada halaman lampiran.

6. Laporan Studi Lapangan


Laporan studi lapangan adalah tugas pada mata kuliah
tertentu yang ditulis setelah mahasiswa turun ke lapangan
untuk melakukan suatu kunjungan ilmiah, kunjungan
muhibah, studi banding, observasi, wawancara, dan lain
sebagainya. Laporan studi lapangan ini lazimnya dilakukan
untuk tugas akhir semester. Sederhananya, tugas laporan studi
lapangan ini adalah latihan awal bagi mahasiswa untuk
menulis tugas akhir atau skripsi. Dengan kata lain, tugas ini
dapat disebut sebagai skripsi mini.
Sistematika penulisan tugas laporan penelitian lapangan
terdiri dari lima bab, antara lain: Bab I berupa pendahuluan
yang paling tidak berisi: latar belakang penelitian, tujuan dan
manfaat, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, serta
sistematika penulisan. Bab II berupa kajian teoritis atau
konseptualisasi dari literatur yang sudah ada. Bab III berupa
penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan dan
prosedurnya. Bab IV berupa pemaparan hasil temuan
penelitian dan pembahasannya. Terakhir, Bab V berupa
simpulan dan rekomendasi.
Sebagai tugas pada mata kuliah di lingkup semester,
laporan studi lapangan tidak serumit penelitian untuk tugas
akhir seperti skripsi. Laporan studi lapangan pada mata kuliah
dilakukan dan dilaporkan dengan lebih sederhana. Tujuannya
agar mahasiswa terbiasa dan memiliki pengalaman ketika
pada saatnya harus menulis skripsi.

8
7. Proposal Skripsi
Proposal skripsi adalah suatu rencana, rancangan atau
desain penelitian yang disusun dan diusulkan oleh mahasiswa
untuk pembuatan tugas akhir atau skripsi. Kandungan
proposal skripsi masih dalam bentuk rancangan, belum
dijabarkan secara panjang dan lebar. Sederhananya, proposal
skripsi adalah garis-garis besar materi permasalahan dan
metode penelitian yang akan diuraikan dalam skripsi.
Proposal skripsi lazimnya menjadi tugas akhir pada mata
kuliah yang terkait dengan persiapan penulisan skripsi, seperti
MK Seminar Skripsi dan/atau istilah lainnya. Sebagai tugas
pada mata kuliah dan sekaligus prasyarat untuk penulisan
tugas akhir atau skripsi, proposal skripsi memiliki
kompleksitas yang lebih daripada tugas mata kuliah biasa.
Sistematika penulisan, proposal skripsi terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari: halaman sampul, halaman
pengesahan, dan daftar isi. Bagian utama terdiri dari: latar
belakang penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan
penelitian, tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka atau kerangka
teori, dan metode penelitian. Pada bagian ini, proposal skripsi
yang bersifat ideografis, seperti untuk penelitian konsep
sejarah dan pemikiran, maka metode penelitian disesuaikan
dengan arahan dari pembimbing atau biro yang ditunjuk.
Sedangkan bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka dan
jadwal/agenda penelitian.

B. Skripsi
1. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah makalah akhir atau tugas akhir berupa
karya tulis ilmiah yang dibuat sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi yang ditempuh oleh mahasiswa pada
jenjang Strata Satu (S1). Kualitas penulisan makalah akhir/
tugas akhir/skripsi menjadi gambaran kuat terhadap kemam-
puan akademik mahasiswa dalam merancang, melaksanakan,
dan melaporkan hasil penelitian.

9
Penulisan makalah akhir/tugas akhir/skripsi merupakan
salah satu tugas akademik akhir yang dipandang paling sulit
yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam penyelesaian
studinya. Berbeda dengan karya ilmiah lain dalam lingkup
tugas mata kuliah yang telah dipaparkan di bagian
sebelumnya, makalah akhir/tugas akhir/skripsi dibuat melalui
arahan dosen pembimbing karena kompleksitas lebih tinggi
dan kajian yang lebih mendalam.
Pembimbingan skripsi dilakukan sedapat mungkin oleh
dosen yang memiliki bidang keahlian atau kepakaran yang
sesuai dengan bidang yang diteliti oleh mahasiswa penulis
skripsi. Hal ini sangat penting untuk menjamin kualitas dari
karya mahasiswa tersebut.

2. Tujuan Penulisan Skripsi


Tujuan penugasan akhir dengan skripsi, antara lain agar
mahasiswa mampu:
a. melakukan penelaahan kepustakaan yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti secara mandiri;
b. memiliki integritas akademik, jujur, disiplin, cermat, dan
objektif.
c. menerapkan kemampuan bernalar, logis, sistematis, dalam
merumuskan permasalahan dan mencari pemecahan
masalah;
d. menyusun dan menulis sesuai dengan bidang ilmunya;
e. mengomunikasikan hasil penelitian, baik secara tertulis
maupun secara lisan terutama pada ujian skripsi;
f. mengembangkan keilmuan yang dimilikinya dengan
menggunakan metode ilmiah.
g. mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical
thinking skill) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high
order thinking skills).

3. Pendekatan Disiplin Akademik


Skripsi sebagai karya tulis ilmiah tidak bisa dipisahkan
dari disiplin ilmu atau disiplin akademik. Ujung tombak suatu
disiplin akademik adalah program studi pada perguruan

10
tinggi. Sebuah program studi adalah turunan dari rumpun ilmu
dan subrumpun ilmu.
Sebuah penelitian dapat dilakukan melalui empat strategi
disiplin akademik, yaitu:
a. Monodisiplin, yaitu cara pandang dan strategi penelitian
yang fokus pada satu disiplin akademik untuk
menyelesaikan suatu masalah.
b. Multidisiplin, yaitu cara pandang dan strategi penelitian
yang bersifat aditif atau penambahan, yaitu dengan
melibatkan minimal dua disiplin akademik untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama-
sama.
c. Interdisiplin, yaitu cara pandang dan strategi penelitian
yang bersifat interaktif melibatkan transfer suatu disiplin
akademik ke dalam disiplin akademik lainnya secara
harmonis untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu
sehingga mampu memunculkan metode baru atau disiplin
akademik yang baru.
d. Transdisiplin, yaitu cara pandang dan strategi penelitian
yang bersifat holistik dengan melibatkan pemangku
kepentingan lain dari luar akademisi, seperti praktisi
professional, pemerintah, politisi, pengusaha agar hasil
penelitian dapat memiliki probabilitas yang lebih tinggi
untuk diaplikasikan oleh masyarakat.

Pembahasan mengenai disiplin akademik ini menjadi


penting karena interaksi antar-disiplin ilmu dapat
memengaruhi perkembangan sebuah perguruan tinggi, baik
dalam aspek pendidikan, arah kegiatan penelitian, struktur
organisasi, dan hal-hal yang terkait masa depan.
Mahasiswa dari satu program diarahkan untuk
menggunakan pendekatan monodisiplin dalam penelitiannya.
Misalnya, mahasiswa dari Prodi PAI akan menerapkan cara
pandang dan strategi penelitian pendidikan karena PAI
termasuk dalam rumpun ilmu pendidikan. Namun, boleh jadi
ada mahasiswa yang melakukan multi atau interdisiplin dalam
penelitiannya. Berkaitan dengan kemungkinan ini, maka

11
segala hal teknis diserahkan kepada pimpinan program studi
masing-masing. Sebagai contoh, boleh jadi mahasiswa
tersebut diberi dua orang dosen pembimbing; satu dari
program studinya dan satu lagi dari program studi lain yang
relevan dengan risetnya.

4. Sistematika Penulisan Skripsi


Sistematika atau struktur penulisan skripsi disesuaikan
dengan disiplin bidang ilmu dan program pendidikan yang ada
di STAI Persis Garut. Namun demikian, sistematika skripsi
secara umum terdiri atas beberapa bagian yang dipaparkan
secara lebih khusus pada subbagian yang diurutkan
sebagaimana berikut ini.
a. Halaman Judul
b. Halaman Pengesahan
c. Halaman Pernyataan Keaslian dan Bebas Plagiarisme
d. Halaman Ucapan Terima Kasih
e. Abstrak Berbahasa Indonesia
f. Abstrak Berbahasa Inggris
g. Abstrak Berbahasa Arab
h. Daftar Isi
i. Daftar Tabel (Jika memuat tabel)
j. Daftar Gambar/Grafik (Jika memuat gambar/grafik)
k. Daftar Lampiran
l. Pedoman Transliterasi
m. Bab I Pendahuluan
1) Latar Belakang Penelitian
2) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
3) Tujuan dan Manfaat Penelitian
4) Alur dan Kerangka Pikir
5) Sistematika Penulisan Skripsi
Pada bagian pendahuluan ini, peneliti dapat
mengurangi atau menambahkan subbab lain sesuai dengan
pendekatan penelitian dan rumpun keilmuan masing-
masing. Misalnya, variabel penelitian dan hipotesis
penelitian untuk pendekatan kuantitatif; atau asumsi
penelitian dan fokus telaah untuk pendekatan kualitatif.
12
Adapun untuk penelitian tindakan kelas, peneliti dapat
menambahkan hipotesis tindakan. Sistematika Bab I
Pendahuluan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan dengan penambahan pada pendekatan


kuantitatif:
1) Latar Belakang Penelitian
2) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
3) Tujuan dan Manfaat Penelitian
4) Alur dan Kerangka Pikir
5) Variabel dan Hipotesis Penelitian
6) Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I Pendahuluan dengan penambahan pada pendekatan


kualitatif:
1) Latar Belakang Penelitian
2) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
3) Tujuan dan Manfaat Penelitian
4) Alur dan Kerangka Pikir
5) Fokus Telaah dan Asumsi Penelitian
6) Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I Pendahuluan dengan penambahan metode


penelitian:
1) Latar Belakang Penelitian
2) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
3) Tujuan dan Manfaat Penelitian
4) Alur dan Kerangka Pikir
5) Metode Penelitian
6) Sistematika Penulisan Skripsi
Catatan:
Sistematika yang menempatkan metode penelitian pada
Bab I, maka metode dan/atau prosedur penelitian tidak
dijelaskan lagi di Bab III.

13
Bab I Pendahuluan dengan pengurangan:
1) Latar Belakang Penelitian
2) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
3) Tujuan dan Manfaat Penelitian
4) Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I Pendahuluan dengan penambahan pada PTK:


1) Latar Belakang Penelitian
2) Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
3) Tujuan dan Manfaat Penelitian
4) Alur dan Kerangka Pikir
5) Hipotesis Tindakan
6) Sistematika Penulisan Skripsi

n. Bab II Kajian Pustaka


Pada bagian kajian pustaka, selain menjelaskan
tentang konsep-konsep, dalil-dalil, hukum-hukum, atau
model-model yang menjadi landasan teoritik, peneliti
diharuskan memasukkan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang relevan, lalu memposisikan penelitiannya di antara
penelitian-penelitian terdahulu tersebut.
o. Bab III Metode Penelitian
Bagi Metode dengan Pendekatan Kuantitatif
(terutama survei dan eksperimen), terdiri dari:
1) Desain Penelitian
2) Partisipan
3) Populasi dan Sampel
4) Instrumen Penelitian
5) Prosedur Penelitian
6) Analisis Data
Bagi Metode dengan Pendekatan Kualitatif, terdiri dari:
1) Desain Penelitian
2) Partisipan dan Lokasi Penelitian
3) Pengumpulan Data
4) Analisis Data
5) Isu Etik dan Keterandalan Penelitian

14
Bagi penelitian dengan menempatkan metode
penelitian di Bab I, maka isi Bab III disesuaikan dengan
arahan dari pembimbing. Dengan kata lain, Bab III tentang
Metode Penelitian ini boleh jadi diganti dengan istilah lain
yang sesuai dengan corak penelitian yang dilakukan.

p. Bab IV Temuan dan Pembahasan


Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1)
temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan
analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya
sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian,
dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
Pemaparan temuan penelitian beserta pembahasannya
dapat memilih satu dari dua pola umum, yaitu pola
nontematik dan tematik. Pola nontematik adalah cara
pemaparan temuan dan pembahasan yang dipisahkan,
sementara cara tematik adalah cara pemaparan temuan dan
pembahasan yang digabungkan. Dalam hal ini, dia lebih
menyarankan pola yang tematik, yakni setiap temuan
kemudian dibahas secara langsung sebelum maju
ketemuan berikutnya.
q. Bab V Simpulan, Rekomendasi, dan Implikasi
r. Daftar Pustaka
s. Lampiran
t. Profil Singkat Penulis/Peneliti

15
16
BAB III
FORMAT KARYA TULIS ILMIAH

A. Kertas
1. Makalah tugas mata kuliah dan skripsi menggunakan kertas
HVS warna putih 70 gram berukuran A4 (21 x 29,7 cm).
2. Pembatas antarbab menggunakan kertas HPL berlogo STAI
Persis Garut grayscale berdiameter 9 cm yang terletak di
tengah-tengah kertas.
3. Warna kertas pembatas; biru muda untuk Prodi ILHA & IAT,
hijau muda untuk PAI & PGMI, dan kuning untuk Prodi
Ekonomi Syariah.
4. Makalah dijilid plastik berwarna: biru muda untuk Prodi
ILHA & IAT, hijau muda untuk PAI & PGMI, dan kuning
untuk Prodi Ekonomi Syariah.
5. Proposal skripsi dijilid plastik berwana: biru muda untuk
Prodi ILHA & IAT, hijau muda untuk PAI & PGMI, dan
kuning untuk Prodi Ekonomi Syariah.
6. Skripsi dijilid hardcover menggunakan kertas Linen atau
Buffalo berwarna: biru muda untuk Prodi ILHA & IAT, hijau
muda untuk PAI & PGMI, dan kuning untuk Prodi Ekonomi
Syariah.

B. Huruf, Kata, dan Halaman


1. Jenis huruf untuk isi/text matter makalah dan skripsi adalah
font Times New Roman 12 poin menggunakan Sentence
case.
2. Jenis huruf untuk kutipan ayat dan hadis adalah font
Tradisional Arabic 18 poin atau 16 poin jika mengunakan font
dari software Mushaf Madinah.
3. Jenis huruf untuk judul makalah dan skripsi adalah font Times
New Roman dengan UPPERCASE di-bold: 12 poin untuk
judul yang tersusun tiga baris; 14 poin untuk judul yang
tersusun 2 baris.
4. Jenis huruf untuk judul kecil makalah dan skripsi adalah font
Times New Roman ukuran 12 poin menggunakan Capitalize
each word.

17
5. Jenis huruf untuk nama mahasiswa adalah font Times New
Roman 12 poin menggunakan UPPERCASE di-bold.
6. Jenis huruf untuk identitas perguruan tinggi dan tahun
adalah font Times New Roman 14 poin menggunakan
UPPERCASE di-bold.
7. Jenis huruf untuk judul bab adalah font Times New Roman
ukuran 12 poin menggunakan UPPERCASE di-bold.
8. Jenis huruf untuk Abstrak bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris adalah font Times New Roman 11 poin
menggunakan Sentence case. Sedangkan untuk Abstrak
bahasa Arab menggunakan jenis font Tradisional Arabic
16 poin dengan pilihan Sentence case.
9. Jenis huruf untuk catatan kaki berbahasa Indonesia dan
Inggris adalah font Times New Roman 10 poin. Adapun
untuk catatan kaki berbahasa Arab menggunakan font
Tradisional Arab 12 poin.
10. Makalah dibuat minimal delapan halaman.
11. Makalah wajib diserahkan kepada dosen pengampu mata
kuliah sebanyak satu eksemplar.
12. Proposal skripsi dibuat minimal 15 halaman, maksimal 20
halaman.
13. Abstrak dibuat antara 100-150 kata atau maksimal satu
halaman.
14. Kata kunci (keyword) untuk abstrak dibuat dalam tiga
sampai lima kata.
15. Skripsi dibuat minimal 60 halaman terhitung dari
pendahuluan sampai kesimpulan.

C. Margin dan Spasi


1. Margin kiri: 4 cm, margin kanan: 3 cm, margin atas: 3 cm, dan
margin bawah: 3 cm.
2. Jarak penulisan 1,5 spasi untuk text matter. Adapun untuk
judul besar, judul kecil, nama mahasiswa, identitas lembaga,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, judul bab,
kutipan yang lebih dari 4 baris, keterangan tabel, keterangan
gambar, catatan kaki, daftar pustaka, semuanya 1 spasi.

18
3. Tidak ada penambahan spasi antarparagraf, antaralinea, dan
sebelum dan sesudah tabel atau gambar, kecuali di antara
judul bab dengan subbab pertama.
4. Memisahkan antara catatan kaki dengan garis sepanjang 14
karakter dan margin kiri dengan spasi 4 dari text matter.
5. Catatan kaki menggunakan satu spasi.
6. Memberi spasi yang sama antara catatan kaki yang pertama
dengan catatan kaki yang kedua dan catatan kaki selanjutnya.

D. Paragraf/Alinea
1. Kalimat pertama pada paragraf pertama dan selanjutnya
ditulis menjorok ke dalam dengan jarak tujuh sampai sembilan
ketukan.
2. Satu paragraf/alinea tidak kurang dari empat baris.
3. Abstrak terdiri dari satu paragraf, General>Justified atau rata
kanan dan kiri tanpa penjorokkan.

E. Jumlah Referensi
1. Referensi primer yang dikutip skripsi minimal tujuh
buku/kitab.
2. Referensi sekunder tidak dibatasi, namun harus terkait dengan
tema penelitian atau judul skripsi.
3. Referensi jurnal minimal tiga jurnal ilmiah.

F. Jumlah Penggandaan
1. Makalah wajib digandakan dua eksemplar.
2. Proposal skripsi yang akan diujikan wajib digandakan
sebanyak tiga eksemplar.
3. Skripsi yang akan diujikan wajib digandakan sebanyak tiga
eksemplar.
4. Skripsi yang sudah diujikan, direvisi, dijilid, dan
ditandatangani penguji, pembimbing, dan ketua program studi
wajib digandakan tiga eksemplar; satu untuk perpustakaan
program studi, satu untuk perpustakaan STAI Persis Garut,
dan satu untuk yang bersangkutan.
5. Perpustakaan STAI Persis Garut berhak mendapatkan satu
keping CD berisi softcopy skripsi dalam format PDF.

19
20
BAB IV
TEKNIK PENULISAN
A. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah, baik
makalah untuk tugas perkuliahan maupun skripsi adalah bahasa
Indonesia, kecuali abstrak dalam skripsi. Selain memuat abstrak
berbahasa Indonesia, skripsi wajib memuat abstrak dalam bahasa
Arab dan Inggris.
Format penggunaan Bahasa Indonesia untuk skripsi tidak
mutlak menutup kesempatan bagi mahasiswa untuk menulis
skripsi dalam bahasa Arab atau bahasa Inggris secara
keseluruhan. Mahasiswa diperbolehkan menggunakan salah satu
dari keduanya dengan syarat memiliki kapasitas yang mumpuni.

B. Ejaan
Ejaan yang digunakan tentu mengacu pada Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Edisi terakhir PUEBI
adalah edisi keempat yang diluncurkan pada 2016. Selain PUEBI,
ejaan juga merujuk pada KBBI Edisi Kelima Tahun 2008.
Namun, seiring perkembangan bahasa Indonesia yang cukup
dinamis dengan munculnya kata-kata serapan baru atau koreksi
atas ejaan lama, maka memungkinkan terjadi perubahan pula
pada ejaan di buku panduan ini.
Dinamika lain, penggunaan ejaan berdasarkan PUEBI
ternyata belum sepenuhnya selaras dengan KBBI. Selain itu,
penggunaan PUEBI dalam dokumen-dokumen resmi pemerintah
juga belum sepenuhnya diadopsi, terutama kata-kata serapan dari
bahasa Arab. Misalnya, penulisan nama-nama surat dalam
Alquran, antara PUEBI, KBBI, dan LPMQ (Lembaga Pentashih
Mushaf Al-Qur’an) Kementerian Agama, sampai saat ini masih
berbeda. Bahkan, penulisan kata serapan ‫ القرآن‬juga berbeda-beda.
Menyikapi kondisi perbahasaan tersebut telah mendorong
munculnya gejala umum yang disebut gaya selingkung (style
guide). Gaya selingkung adalah pedoman tata cara penulisan
yang dipakai oleh lembaga penerbitan umum atau khusus di
perguruan tinggi tertentu. Setiap lembaga memiliki pendekatan
yang berbeda-beda terhadap PUEBI dan KBBI dalam
21
menetapkan gaya selingkung. Ada yang sepenuhnya merujuk ke
PUEBI dan KBBI, ada juga yang tidak sepenuhnya.
Gejala umum gaya selingkung ini tidak lepas dua hal, yaitu
(1) penerjemahan yang belum ditemukan padanan kata yang tepat
dan (2) penyerapan yang belum diatur atau masih samar-samar.
Semua aspek penulisan, seperti ejaan, diksi, dan teknik
penyerapan memungkinkan untuk menjadi bagian dari gaya
selingkung. Beberapa ejaan yang belum diatur dalam PUEBI atau
belum dimuat dalam KBBI, diatur secara teknis berdasarkan gaya
selingkung yang disepakati di lingkungan STAI Persis Garut.

1. Ringkasan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


a. Huruf kapital digunakan pada
1) huruf pertama awal kalimat;
2) huruf pertama unsur nama orang;
3) awal kalimat dalam petikan langsung;
4) huruf pertama setiap nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan kata ganti Tuhan;
5) huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti
nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti
nama orang;
6) huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan;
7) huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat;
8) huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa;
9) huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar
atau hari raya;
10) huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah;
11) huruf pertama nama geografi;
12) huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen;

22
13) huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar;
14) huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan; dan
15) huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
b. Huruf miring digunakan pada
1) judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang
dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka;
2) penegasan atau pengkhususan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat;
3) penulisan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
c. Huruf tebal digunakan untuk
1) penegasan bagian tulisan yang sudah ditulis miring;
2) penegasan bagian-bagian karangan, seperti judul buku,
bab, atau subbab.
d. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
e. Kata berimbuhan ditulis serangkaian dengan bentuk
dasarnya.
f. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung
(-) di antara unsur-unsurnya.
g. Kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
h. Gabungan kata, jika
1) dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya;
2) mendapat awalan atau akhiran tetapi penulisannya
terpisah, tetap ditulis terpisah;
3) mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai;
4) sudah padu ditulis serangkai.
i. Pemenggalan kata, jika
1) di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal
itu;
2) berupa huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal;
3) di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan di antara
dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum
huruf konsonan itu;

23
4) di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua
huruf konsonan itu;
5) di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau
lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi,
pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan
yang pertama dan huruf konsonan yang kedua;
6) berupa kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di
antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya;
7) sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah
satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata
dasar;
8) berupa nama orang yang terdiri atas dua unsur atau
lebih pada akhir baris dipenggal di antara unsur-
unsurnya;
9) berupa singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas
dua huruf atau lebih tidak dipenggal;
j. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
k. Tentang partikel
1) Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
3) Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung
ditulis serangkai.
4) Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
l. Singkatan, jika:
1) berupa nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur
singkatan itu;
2) berupa singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap
kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik;
3) berupa singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti dengan tanda titik;

24
4) berupa singkatan yang terdiri atas dua huruf yang
lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing
diikuti oleh tanda titik;
5) berupa lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik.
m. Akronim, jika:
1) berupa nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap
kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik;
2) berupa nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
dengan huruf awal kapital;
3) bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan
suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan
huruf kecil.
n. Angka dan bilangan, jika
1) berupa bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali
jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian;
2) pada awal kalimat ditulis dengan huruf;
3) pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata, susunan kalimatnya diubah;
4) berupa angka yang menunjukkan bilangan besar dapat
ditulis sebagian dengan huruf supaya lebih mudah
dibaca;
5) untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi,
waktu, dan nilai uang, ditulis angka;
6) untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar, ditulis angka;
7) untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci,
ditulis angka;
8) digunakan sebagai unsur nama geografi, bilangan
ditulis dengan huruf.
o. Tanda titik (.) dipakai
1) pada akhir kalimat pernyataan;
2) dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru), dan tempat terbit;
3) bukan pada pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian;

25
4) bukan pada akhir penomoran digital yang lebih dari
satu angka;
5) bukan pada angka atau angka terakhir dalam
penomoran deret digital yang lebih dari satu angka
dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar;
6) bukan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah;
7) bukan pada akhir judul yang me- rupakan kepala
karangan, ilustrasi, atau tabel;
p. Tanda koma (,) dipakai
1) di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan;
2) sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan,
dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara);
3) untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului
induk kalimatnya;
4) dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun
demikian;
5) untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat;
6) untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka;
7) di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir;
8) di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
q. Tanda titik koma (;) dipakai
1) pada akhir perincian yang berupa klausa; dan
2) untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam
kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
r. Tanda titik dua (:) dipakai
1) pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan;
2) dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak
judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit
dalam daftar pustaka.
26
s. Tanda hubung (-) dipakai
1) untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing;
2) untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.
t. Tanda pisah (—) dipakai
1) untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat;
2) menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain;
3) di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
u. Tanda tanya (?) dipakai
1) pada akhir kalimat tanya;
2) di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
v. Tanda seru (!) dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
w. Tanda Elipsis (...) dipakai untuk menunjukkan bahwa
dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang
dihilangkan. Tanda elipsis didahului dan diikuti dengan
spasi. Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik jadi empat buah).
x. Tanda petik (“…”) dipakai
1) untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain;
2) mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat;
3) untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.

y. Tanda Petik Tunggal (‘…’) dpakai


1) untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain;
2) mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan.

27
z. Tanda kurung ((…)) dipakai
1) untuk mengapit tambahan keterang- an atau
penjelasan;
2) untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian utama kalimat;
3) untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan;
4) untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian.
aa. Tanda kurung siku ([…]) dipakai
1) mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan atas kesalahan atau
kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang
lain;
2) mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
terdapat dalam tanda kurung.
bb. Tanda garis miring (/) dipakai
1) dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim;
2) sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap;
3) untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau
kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
cc. Tanda penyingkat atau Apostrof (‘) dipakai untuk
menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun dalam konteks tertentu.

2. Gaya Selingkung
a. Penulisan Kata Serapan Arab-Indonesia
1) Lafal Allah
Lafal ‫ الله‬diserap menjadi kata dan ditulis Allah
bukan Alloh. Dalam transliterasi ditulis Allāh bukan
Allaah. Huruf pertama pada kata Allah selalu kapital,
baik pada kalimat biasa maupun transliterasi. Huruf
kapital juga dipakai pada huruf pertama setiap kata
nama Allah dan kata gantinya. Misalnya:

Allah Maha Pengampun, Dia mengampuni dosa


hamba-Nya walaupun sebesar gunung.

28
Ya Allah, Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu,
teguhkanlah langkahku dalam menghamba
kepada-Mu.

Pada setiap nama-nama dan sifat-sifat


Allah,hamzah waṣal yang dibaca “a” dan huruf setelah
lām ‘ta’rīf-nya juga ditulis dengan kapital. Misalnya:
Al-Awwal Al-Akhīr Aẓ-Ẓāhir Ar-Raqīb
Żūl-Jalāli wal-Ikrām
Badī’us-samāwāti wal-arḍ
Jāmi’un-nāsi liyaumin lā raiba fīh

2) Lafal Alquran
Lafal ‫ القرأن‬telah diserap menjadi kata dan ditulis
Alquran, bukan Al-Quran, bukan Al-Qur’an, bukan
juga Al-Qur-an. Namun, dalam transliterasi ditulis Al-
Qurān.

3) Nama-nama Surat dalam Alquran


Penulisan nama-nama surat dalam Alquran
mengikuti penulisan yang digunakan oleh LPMQ
Kementerian Agama. Namun, penulisan vokal ganda
atau dalam Ilmu Tajwid disebut mad thabī’i, diganti
dengan simbol ā, ī, dan ū. Selain itu, digunakan tanda
(-) antara lām-ta’rīf dan huruf pertama pada nama surat
tersebut. Misalnya:
Al-Fātihah Hūd Adz-Dzāriyāt
Al-Baqarah Asy-Syu’arā’ Adh-Dhuhā
Āli ‘Imrān Yāsīn An-Nās

4) Kata Serapan Populer


(‫)جبريل‬ Jibril (‫)ميكائيل‬ Mikail
(‫)إسرافيل‬ Israfil (‫)عزرائيل‬ Izrail
(‫)منكر‬ Munkar (‫)نكير‬ Nakir
(‫)رقيب‬ Rakib (‫)عتيد‬ Atid
)‫(رضوان‬ Ridwan )‫(مالك‬ Malik

29
(‫)آدم‬ Adam (‫)إدريس‬ Idris
(‫)نوح‬ Nuh (‫)هود‬ Hud
(‫)صالح‬ Saleh (‫)إبراهيم‬ Ibrahim
(‫)إسماعيل‬ Ismail (‫)يوسف‬ Yusuf
(‫)يعقوب‬ Yakub (‫)شعيب‬ Syuaib
(‫)أيوب‬ Ayyub (‫)هارون‬ Harun
(‫ )موسى‬Musa (‫ )سليمان‬Sulaiman
(‫)ذو الكفل‬ Zulkifli ‫إلياس‬ Ilyas
(‫)داود‬ Daud (‫)يونس‬ Yunus
(‫)اليسع‬ Ilyasa (‫)يحيى‬ Yahya
(‫)زكريا‬ Zakaria )‫(عيسى‬ Isa
‫(رسول‬
)‫ (محمد‬Muhammad Rasulullah
)‫الله‬
)‫ (كعبة‬Kabah )‫(م ّكة‬ Mekah
)‫ (مدينة‬Madinah/
Medinah )‫ (مكيّة‬makiyah
)‫مدنيّة‬/‫(مدني‬ madani/
madaniyah (‫ )بيت الله‬Baitullah
)‫(مسجد الحرام‬ Masjidilharam )‫(فردوس‬ firdaus
)‫(سدرة المنتهى‬ Sidratulmuntaha )‫(جهنم‬ jahanam
(‫)مذهب‬ mazhab (‫)قدر‬ kadar
(‫)صحابة‬ sahabat (‫)عمرة‬ umrah
(‫)حقيقة‬ hakikat (‫)غائب‬ gaib
(‫)إقامة‬ ikamah (‫)خاطب‬ khatib
(‫)رضاء‬ rida (‫)ظالم‬ zalim
(‫)عجائب‬ ajaib (‫)سعادة‬ saadah
(‫)علم‬ ilmu (‫)قاعدة‬ kaidah
(‫)عذر‬ uzur (‫)معونة‬ maunah
30
(‫)إعتقاد‬ iktikad (‫)معجزة‬ mukjizat
(‫)نعمة‬ nikmat (‫)ركوع‬ rukuk
(‫)تعريف‬ takrif (‫)أفضل‬ afdal
(‫)ضعيف‬ daif (‫)فرض‬ fardu
(‫)حاضر‬ hadir (‫)عارف‬ arif
(‫)فقير‬ fakir (‫)فصيح‬ fasih
(‫)مفهوم‬ mafhum (‫)غائب‬ gaib
(‫)مغفرة‬ magfirah (‫)مغرب‬ Magrib
(‫)حاكم‬ hakim (‫)إصالح‬ islah
(‫)سحر‬ sihir (‫)أمر‬ amar
(‫)مسألة‬ masalah (‫)أفق‬ ufuk
(‫)تأويل‬ takwil (‫)مأموم‬ makmum
(‫)مؤمن‬ mukmin (‫)إمالء‬ imla
(‫)إستنجاء‬ istinja (‫)منشىء‬ munsyi
(‫)وضوء‬ wudu (‫)إعتقاد‬ iktikad
(‫)مسلم‬ muslim (‫)نصيحة‬ nasihat
(‫)صحيح‬ sahih (‫)جارية‬ jariah
(‫)جنازة‬ jenazah (‫)إجازة‬ ijazah
(‫)خصوص‬ khusus (‫)مخلوق‬ makhluk
(‫)تاريخ‬ tarikh (‫)عقيقة‬ akikah
(‫)مقام‬ makam (‫)مطلق‬ mutlak
(‫)أساس‬ asas (‫)سالم‬ salam
(‫)سلسلة‬ silsilah (‫)أثيرى‬ asiri
(‫)حديث‬ hadis (‫)الثالثاء‬ selasa
(‫)وارث‬ waris (‫)عصر‬ asar
(‫)مصيبة‬ musibah (‫)صح‬ sah
(‫)عاشق‬ asyik (‫)عرش‬ arasy
(‫)شرط‬ syarat (‫)خط‬ khat
(‫)مطلق‬ mutlak (‫)طبيب‬ tabib
(‫)ركوع‬ rukuk (‫)شبهات‬ syubhat

31
(‫)سجود‬ sujud (‫)جدول‬ jadwal
(‫)تقوى‬ takwa (‫)وجود‬ wujud
(‫)نحو‬ nahu (‫)نبوة‬
ّ nubuat
(‫)قوة‬
ّ kuat (‫)عورة‬ aurat
(‫)حول‬ haul (‫)مولد‬ maulid
(‫)ولو‬ walau (‫)عناية‬ inayah
(‫)يقين‬ yakin (‫)يعني‬ yakni
(‫)خيانة‬ khianat (‫)قياس‬ kias
(‫)زيارة‬ ziarah (‫)خزانة‬ khazanah
(‫)أذان‬ azan (‫)زمن‬ zaman
(‫)أستاذ‬ ustaz (‫)إذن‬ izin
(‫)حافظ‬ hafiz (‫)ذات‬ zat
(‫)آخرة‬ akhirat (‫)تعظيم‬ takzim
(‫)معصية‬ maksiat (‫)آية‬ ayat
(‫)حكمة‬ hikmah, hikmat (‫)أمانة‬ amanah,
amanat
(‫)سنّة‬ sunah, sunat (‫)عبادة‬ ibadah,
ibadat
(‫)عالمي‬ alami (‫)سورة‬ surah,
surat
(‫)عاليّة‬ aliah (‫)إنساني‬ insani
(‫)دنياوي‬ duniawi (‫)عمليّة‬ amaliah
(‫)لغوي‬
ّ lugawiah (‫)كيمياوى‬ kimiawi

b. Singkatan dan Akronim


Singkatan dan akronim yang menjadi gaya
selingkung di lingkungan STAI Persis Garut meliputi
1) Subhānahu wa Ta’ālā disingkat Swt. Huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
titik. Misalnya:
Allah Swt. (dibaca: Allah Subhānahu wa Ta’ālā).
Catatan:
Penulisan Subhānahu wa Ta’ālā pada teks hadis atau
bahasa Arab bisa diganti simbol melalui fasilitas
Insert> Symbols>Font>AGA Arabesque. Bisa juga
32
dengan simbol  pada font KFGQPC Arabic
Symbols 01. Lebih lanjut, dari kedua font tersebut dapat
di-insert simbol , , , dan .
Contoh dalam kalimat:
‫ وأن يجعل‬- - ‫لغير الله‬ ٍ ‫وال يدخل فى دعائه شرك أو‬
‫دعاء‬
‫ بل يتوجه إلى‬،‫ لقبول دعائه وقضاء حوائجه‬،‫بينه وبين الله واسطة‬
.﴾ ‫ب لَ ُك ْم‬ ِ ‫ال ربُّ ُكم ادعونِي أ‬
ْ ‫َستَج‬
ْ ُ ْ ُ َ َ َ‫﴿وق‬:‫بكم‬
َ ‫ قال ر‬،‫الله مباشرة‬
2) Sallallāhu ‘alaihi wa sallam disingkat saw. Huruf
pertama tidak kapital dan diakhiri titik. Misalnya:
Nabi Muhammad saw. (dibaca: Nabi
Muhammad sallallāhu ‘alaihi wa sallam).

Contoh dalam kalimat:


Allah Swt. mengutus Nabi Muhammad saw.
dengan membawa risalah Alquran.

Catatan:
Penulisan sallallāhu ‘alaihi wa sallam pada teks hadis
atau bahasa Arab bisa diganti simbol melalui
fasilitas Insert>Symbols>AGA Arabesque. Bisa juga
melalui simbol  pada font KFGQPC
Arabic Symbols 01. Lebih lanjut, dari kedua font
tersebut dapat di-insert simbol-simbol, antara lain: ,
, , , , , dll.

Contoh dalam kalimat:


: ‫ فيما يرويه عن ربه‬ ‫ عن رسول الله‬ ‫كحديث أبي هريرة‬
.‫( رواه البخاري‬... ‫)يد الله مألى ال يغيضها نفقة سحاء الليل والنهار‬

،‫ معروق الوجه‬، ‫ خفيف العارضين‬، ‫ أبيض نحيفا‬ ‫كان أبو بكر‬


‫ وكان رجال اسيفا أي‬.‫ وكان يخضب بالحناء وال َكتَم‬، ‫ناتئ الجبهة‬
.‫رقيق القلب رحيما‬
33
3) Radiyallāhu ‘anhu disingkat r.a. Huruf pertama tidak
kapital dan diselingi dan diakhiri titik. Singkatan yang
sama berlaku untuk radiyallāhu ‘anhu/’anhā/’anhumā/
’anhum. Misalnya:
Abu Bakar r.a. (dibaca: Abu Bakar).
Contoh dalam kalimat:
Sebagian ulama berpendapat bahwa alasan Abu
Bakar r.a. dijuluki ‘atiq karena beliau tampan.
Sebagian mengatakan karena beliau berwajah cerah.
4) Alquran Surat disingkat QS. Misalnya:
QS. Al-Baqarah QS. Maryam QS. Tāhā
QS. At-Takwīr QS. Quraisy QS. Al-Falaq

b. Angka dan Bilangan


Angka dan bilangan yang dimaksud adalah angka
Arab Barat, angka Romawi, dan angka Arab Timur yang
lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.

Angka Arab Barat:


0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi:
I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
C (100), D (500), M (1.000), V(5.000),
M (1.000.000)
Angka Arab Timur:
٠, ١, ٢, ٣, ٤, ٥, ٦, ٧, ٨, ٩
Angka Arab Barat digunakan dalam penulisan nomor surat
dan nomor ayat. Misalnya:
QS. Al-Baqarah [2]: 183.
QS. An-Nās [114]: 2

Angka Arab Timur digunakan dalam penulisan nomor


dalam teks berbahasa Arab. Misalnya:

34
ِ
‫ص بْ ُن عُ َمَر قَ َال َحدَّثَنَا‬ ُ ‫ َحدَّثَنَا َح ْف‬- 347 ‫ول بَ ْع َد التَّ ْكبي ِر‬ ُ ‫بَاب َما يَ ُق‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوأَبَا بَ ْك ٍر َوعُ َمَر‬
َ ‫َن النَّبِ َّي‬ ٍ َ‫ُش ْعبَةُ َع ْن قَتَ َاد َة َع ْن أَن‬
َّ ‫س أ‬
‫ب الْ َعالَ ِمي َن‬ِ ِِ ِ ِ
ّ ‫الص َالةَ بالْ َح ْم ُد للَّه َر‬ َّ ‫حو َن‬ ُ ‫َرض َي اللَّهُ َعْن ُه َما َكانُوا يَ ْفتَت‬
)141/1(

c. Tanda Baca
Semua tanda baca mengikuti aturan PUEBI, kecuali
pada:

1) Tanda kurung siku [] yang secara khusus digunakan


untuk mengapit nomor surat Alquran. Misalnya:
QS. Al-Falaq [113]: 1

2) Tanda hubung (-) digunakan untuk memisahkan lām


ta’rīf pada transliterasi nama dan sifat Allah serta
serapan nama-nama surat Alquran dan iḍafah
Misalnya:
Ar-Razzāq Żūl-Jalāli wal-Ikrām
QS. Al-Anfāl QS. Az-Zumar
Tahfīẓul-Qurān Litahfīẓil-Qurān
Innā tahfīẓal-Qurān Rabbil-‘Ālamīn

3) Tanda petik “« »” (quotation marks-French) digunakan


untuk mengapit teks hadis. Misalnya:

َّ ‫س فِ ِيه ع ْلما‬
‫سهل اللَّه لَه‬ ِ َ َ‫«… َوَم ْن َسل‬
ُ ‫ك طَريقا يَْلتَم‬
ِ ‫طَريقا إِلَى‬
».... ‫الجنة‬
d. Transliterasi Arab-Latin
Transliterasi adalah pengalihaksaraan dari abjad
yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin yang
dimaksud adalah pengalihaksaraan huruf-huruf Arab ke
huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.

35
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan sebagian
besar berpedoman pada hasil keputusan bersama (SKB)
Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
1) Konsonan
Transliterasi fonem konsonan bahasa Arab
dilambang-kan dengan huruf dan simbol. Ada pula yang
merupakan gabungan antara huruf dan simbol.

Tabel 4.1
Transliterasi Konsonan

Huruf Nama Alih Aksara Nama


Arab

‫ا‬ Alif
Tidak Tidak
dilambangkan
dilambangkan
‫ب‬ Ba B/b Be
‫ت‬ Ta T/t Te
‫ث‬ Ṡa Ṡ/ṡ
Es (dengan titik di
atas)
‫ج‬ Jim J/j Je
‫ح‬ Ḥa Ḥ/ḥ
Ha (dengan titik
di bawah)
‫خ‬ Kha Kh/kh Ka dan ha
‫د‬ Dal D/d De
‫ذ‬ Żal Ż/ż
Zet (dengan titik
di atas)
‫ر‬ Ra R/r Er
‫ز‬ Zai Z/z Zet
‫س‬ Sin S/s Es
‫ش‬ Syin Sy/sy Es dan ye

36
Huruf Nama Alih Aksara Nama
Arab

‫ص‬ Ṣad Ṣ/ṣ


Es (dengan titik di
bawah)
‫ض‬ Ḍad Ḍ/ḍ
De (dengan titik
di bawah)
‫ط‬ Ṭa Ṭ/ṭ
Te (dengan titik di
bawah)
‫ظ‬ Ẓaa Ẓ/ẓ Zet (dengan titik
di bawah)
‫ع‬ ‘Ain ‘__ Apostrof terbalik
‫غ‬ Gain G/g Ge
‫ف‬ Fa F/f Ef
‫ق‬ Qaf Q/q Ki
‫ك‬ Kaf K/k Ka
‫ل‬ Lam L/l El
‫م‬ Min M/m Em
‫ن‬ Nun N/n En
‫و‬ Waw W/w We
‫ه‬ Ha H/h Ha
‫ء‬ Hamza
h __’ Apostrof
‫ي‬ Ya Y/y Ye

Catatan:
Hamzah ( ‫ ) ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya
tanpa diberi tanda apa pun. Jika terletak di tengah atau di
akhir, ia ditulis dengan tanda apostrof (’). Adapun untuk
konsonan ganda/rangkap adalah perulangan huruf yang
dalam bahasa Arab ditandai dengan tasydid/syaddah (ّ).
Misalnya:

37
‫َربَّنَا‬ rabbanā ‫الح ُّج‬
َ
al- ḥajj

‫نَ َّجْي نَا‬ najjainā ‫َع ُدو‬ ‘aduww

‫الح ُّق‬
َ
al- ḥaqq ‫البُِّر‬ al-birr

Transliterasi untuk huruf ‫ ي‬ber-tasydid di akhir sebuah


kata yang didahului oleh huruf kasrah ( ‫) ِ ّي‬, dialihaksarakan
menjadi huruf “ y “.

‫َعلِي‬ ‘Aly

‫َعَربِي‬ ‘Araby

Khusus pada bagian ini, di lingkungan STAI Persis Garut,


pengalihaksaraannya dibuat berbeda dengan ketentuan
yang mengalihaksarakannya pada maddah kasrah “ ī ”.
2) Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa
Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong
dan vokal rangkap atau diftong. Alih aksara vokal
tunggal bahasa Arab yang berupa tanda diakritik atau
harakat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Transliterasi Vokal Tunggal
Vokal Nama Alih Aksara Nama
ََ Fatḥah A/a A

َِ Kasrah I/i I

َُ Ḍammah U/u U

Adapun alih aksara vokal rangkap berupa gabungan


antara harakat dan huruf adalah gabungan huruf, yaitu:

38
Tabel 4.3
Transliterasi Vokal Rangkap
Vokal Nama Alih Aksara Nama
‫َي‬ Fatḥah dan ya Ai/ai A dan I

‫َو‬ Fatḥah dan


wau
Au/au A dan U

Contoh:

‫ف‬
َ ‫َكْي‬
kaifa ‫َح ْو َل‬ haula

Adapun vokal panjang atau maddah yang berupa


harakat dan huruf yang diberi tanda adalah huruf dan
tanda, yaitu:
Tabel 4.4
Transliterasi Vokal Panjang
Alih Nama
Vokal Nama
Aksara
‫ََا‬ Fatḥah dan alif
a dan garis di
Fatḥah dan alif ā
‫ََى‬ maqṣūrah
atas

‫َِي‬ Kasrah dan ya ī


i dan garis di
atas
Ḍammah dan
‫َُو‬ wau
ū
u dan garis di
atas
Misalnya:
‫ات‬
َ ‫ َم‬māta ‫َرَمى‬ ramā
ِ ‫وت‬
‫يل‬
َ ‫ق‬ qīla ُ ‫يَ ُم‬ yamūtu

3) Partikel al-
Partikel al- dikategorikan kata sandang yang
dalam bahasa Arab dilambangkan dengan ‫ ال‬dan
menjadi penciri ismul-ma‘rifah (kata benda tertentu).
Pengalihaksaraan partikel al- mengikuti bunyi hamzah
39
washal “a” dan bunyi lām secara jelas pada kaidah lām
qamariyyah dan bunyi lām yang digabungkan dengan
huruf di depannya pada kaidah lām syamsiyyah. Kata
sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
dan dihubungkan dengan tanda hubung berupa garis
mendatar (-). Contoh:

‫ال َق َمُر‬ al-qamar ُ‫الجنَّة‬


َ al-jannah

‫س‬
ُ ‫َّم‬
ْ ‫الش‬ asy-syamsu ‫النَّار‬ an-nār
Catatan:
Transliterasi partikel al- sebagai penciri ism (kata
benda) tentunya berpengaruh pada transliterasi kalimat
nominatif tunggal (al-jumlatul-ismiyyah) dan kalimat
verbal (al-jumlatul-fi’liyyah). Misalnya:

‫ين‬ ِ ‫لله ر ِب‬ ِ


َ ‫العالَم‬ َ ّ َ ‫الح ْم ُد‬ َ al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn
ِ
‫اد في البَ ِّر‬ ُ ‫ظَ َهَر ال َف َس‬
ẓaharal-fasādu fil-barri wal-baḥri
‫َوالبَ ْح ِر‬
‫المسلِ ُم ال َق ِو ُّي‬ al-muslimul-qawiyyu
‫الصْب ُر ِضيَاء‬ َّ aṣ-ṣabru ḍiyāun
‫الس َالِم‬
َّ ‫َد ُار‬ dārus-salām
‫اإلسالمي‬ َ ‫تحاد‬ ِ ‫معه ُد ا‬ ma’had ittiḥādil-islāmy
ََْ
ِ
‫الج َو ِام ُع ال َكل ِم‬َ al-jawāmi’ul-kalim

4) Ta Marbūṭah
Alih aksara untuk ta marbūṭah ( ‫ ة‬atau ‫ )ـة‬ada dua,
yaitu: ta marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat
fatḥah, kasrah, dan ḍammah dengan t sedangkan ta
marbūṭah yang mati atau mendapat harkat sukun
dengan h. Kalau pada kata yang berakhir dengan ta
marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata

40
sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, ta
marbūṭah itu dialihaksarakan dengan h. Misalnya:

‫ضةُ األَطْ َف ِال‬ َ ‫َرْو‬


rauḍatul-aṭfāl
ِ‫اضلَة‬ ِ ‫ِمن‬
ِ ‫المدينَ ِة ال َف‬ minal-madīnatil-fāḍilah
َ
‫ْم ُة‬‫ك‬ ِ
‫الح‬ al-ḥikmah
َ
5) Hamzah
Aturan alih aksara huruf hamzah menjadi apostrof
(’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah
dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal
kata, ia tidak dilambangkan karena ia berupa alif dalam
tulisan Arab. Misalnya:

‫تَأْ ُمُرو َن‬ ta’murūna


ُ‫النَّ ْوء‬
al-nau’
‫َش ْيء‬ ‫ت‬ ِ
ُ ‫أُم ْر‬
syai’un umirtu

3. Penulisan Kutipan
Kutipan adalah kalimat atau paragraf yang
tidak bersumber dari gagasan atau pikiran penulis sendiri.
Kutipan adalah nukilan pendapat, ide, analisa, argumen, atau
hasil penelitian penulis lain yang dipetik oleh penulis. Kutipan
dibagi dua bagian. Pertama, kutipan langsung. Kedua, kutipan
tidak langsung.
Tujuan pengutipan adalah untuk mendukung argumen
atau analisa penulis. Kutipan dapat diambil dari berbagai
sumber, baik berupa teks tercetak maupun elektronik. Dapat
juga berupa nonteks, baik audio maupun visual. Sumber-
sumber tersebut, dapat yang sudah dipublikasikan maupun
yang belum atau tidak dipublikasikan. Semua jenis sumber
tersebut adalah dokumen yang bisa digunakan sebagai kutipan
dan menjadi bagian dalam karya ilmiah untuk mendukung isi
karya tulis ilmiah.
Sumber kutipan harus dicantumkan dalam bentuk
footnote, bukan endnote. Selain itu, sumber kutipan juga tidak
41
dicantumkan dalam “catatan dalam kurung” atau disebut In-
text Citation (Parenthetical Reference). Selanjutnya, sumber
kutipan ditulis juga dalam daftar pustaka secara rinci.

e. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah nukilan yang dilakukan dengan
cara menuliskan kembali pikiran atau pendapat atau ide
atau gagasan orang lain persis sama dengan aslinya.
Dengan kata lain, penukilan secara langsung melalui
teknik copy kemudian di-paste tanpa adanya pengubahan
dari kalimat aslinya. Ketentuan yang berkaitan dengan
kutipan langsung adalah sebagai berikut:
1) Kutipan langsung ayat Alquran secara utuh ditik
dengan font “Tradisional Arabic” ukuran 18 point, spasi
1,5, paragraf “general>alighment>justified” dengan
pilihan direction>Right-to-left. Untuk menghindari
kesalahan, disarankan melalui copy-paste dari software
mushaf Alquran di alamat: https://nashr.qurancomplex.
gov.sa/site/daownload.htm, dengan ukuran huruf 16,5
point, paragraf “general>alighment>justified”.
Misalnya:

Allah Swt. menciptakan manusia dengan


beberapa tahapan bentuk sebagaimana firman-
Nya,

‫ﲔ ﲕ ﲖ ﲗ ﲘﲙ ﲚ ﲛ ﲜ ﲝ‬

‫ﲞﲟﲠﲡ ﲢﲣﲤﲥﲦﲧﲨ‬

‫ﲩ ﲪ ﲫ ﲬ ﲭ ﲮﲯ ﲰ ﲱ ﲲ‬

‫ﲳ ﲴﲵ ﲶ ﲷ ﲸ ﲹ ﲺ‬

‫ﲻ ﲼ ﲽ ﲾ ﲿ ﳀ ﳁ ﳂﳃ ﳄ ﳅ ﳆ‬

‫ﳇﳈﳉ‬
42
Artinya:
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah (7). Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air
yang hina (8). Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur (9). Dan mereka berkata: "Apakah
bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah,
kami benar-benar akan berada dalam ciptaan
yang baru?" Bahkan mereka ingkar akan
menemui Tuhannya (10).”1

2) Kutipan ayat Alquran yang tidak penuh, ditulis dengan


menambahkan tanda elipsis. Misalnya:

.... ‫ﲯ‬
‫ﲬﲮ ﲰ‬
‫ﲭ‬ ‫ﲩ ﲪ ﲫ‬...
“…berlaku adillah karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan, bertakwalah kepada
Allah….” 2

Catatan:
(a) Tanda petik pada kutipan ayat Alquran, baik utuh
maupun tidak, ditempakan untuk mengapit arti ayat
saja. Sedangkan ayatnya tidak diapit tanda petik.
(b) Arti ayat ditulis berparagraf general> alighment>
justified dengan pilihan direction> Left-to-right.
(c) Kutipan ayat Alquran yang tidak utuh harus
memperhatikan kaidah waqaf dan ibtida’ untuk
menjamin kesempurnaan pemahaman arti.

3) Kutipan hadis secara utuh ditik dengan font


“Tradisional Arabic” ukuran 18 point, spasi multiple

43
0,9, paragraf general>alighment>justified dengan
pilihan direction> Right-to-left. Untuk menghindari
kesalahan pengetikan, disarankan melalui copy-paste
dari instalasi software “Al-maktabah al-syamilah”.
Instalatur Al-maktabah al-syamilah dapat diunduh di
alamat: http://shamela.ws/ index.php/page/download-
shamela, atau di alamat: https://www.
maktabahsyamilah.com/download/. Kutipan hadis
secara copy-paste bisa juga didapatkan dari alamat:
https://dorar.net/. Contoh kutipan hadis secara utuh.

‫َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِه رضي الله عنهما َع ِن النَّبِ ِّي صلى‬
»‫ص َدقَة‬ ٍ
َ ‫ « ُك ُّل َم ْع ُروف‬:‫ال‬
َ َ‫الله عليه وسلم ق‬
“Setiap perbuatan baik adalah sedekah.” (HR.
Al-Bukhari).3

Kutipan hadis tidak utuh, ditulis dengan menambahkan


tanda elipsis. Misalnya:
Salah satu keutamaan mencari ilmu adalah
dimudahkannya jalan menuju Surga. Rasulullah
saw. bersabda,

َّ ‫س فِ ِيه ع ْلما‬
‫سهل اللَّه لَه‬ ِ َ َ‫«… َوَم ْن َسل‬
ُ ‫ك طَريقا يَْلتَم‬
ِ ‫طَريقا إِلَى‬
».... ‫الجنة‬
“…Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari
ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga….” (HR. Muslim).4

Catatan:
(a) Tanda petik pada kutipan hadis, baik secara utuh
maupun tidak utuh ditempakan untuk mengapit arti
hadis saja. Sedangkan matan hadis diapit oleh tanda
“« »” atau quotation marks (French) melalui
insert>symbol.
44
(b) Arti hadis ditulis berparagraf general>alighment>
justified dengan pilihan direction> Left-to-right.
(c) Perawi hadis tidak dicantumkan pada bagian akhir
matan, tetapi hanya di bagian akhir arti hadis.
4) Kutipan langsung dari ide, gagasan, pikiran, pendapat,
atau pernyataan dari pihak lain dinukil dalam susunan
kalimat aslinya tanpa sedikit pun mengalami
perubahan. Aturan pengutipan langsung dari ide,
pikiran, pendapat atau pernyataan dapat dirinci sebagai
berikut:
(a) Apabila yang dikutip berupa block quote atau
kutipan panjang yang melebihi empat baris, maka
kutipan: dipisahkan dari alinea dengan spasi lebih
dari teks; diberi jarak garis spasi 0,9; dicetak miring;
dan tanpa diapit tanda kutip. Misalnya:
Dinamika sikap politik Persis tergambar dari
pernyataan Tiar & Pepen, bahwa:
Keterlibatan Persis di MIAI, sedikit-banyak
menunjukkan adanya perubahan sikap dan
artikulasi politiknya. Tampaknya, Persis mulai
meninggalkan sikap non-kompromistisnya,
walaupun sifatnya hanya sementara. Persis
terlihat menyadari peta politik yang sedang
berlangsung. Oleh karena itu, makna penting
persatuan dan ukhuwwah Islamiyyah, dapat
diterima dan disikapi positif oleh Persis.5
Catatan:
Kutipan panjang berbahasa Arab ditik dengan font
Tradisional Arabic ukuran 18 point, spasi multiple
0,9, paragraf general>alighment>justified dengan
pilihan direction> Right-to-left. Misalnya:
Terkait hukum menghadiri ritual tahlilan,
mewakili pendapat kalangan Syāfi’iyyah, Imam
An-Nawawi menjelaskan:

45
‫واما الجلوس للتعزية فنص الشافعى والمصنف (أى‬
‫الشيرازى) وسائر االصحاب على كراهته قالوا يعنى‬
‫بالجلوس لها أن يجتمع أهل الميت فى يبت‬
‫فيقصدهم من أراد التعزية قالوا بل ينبغى ان ينصرفوا‬
‫فى حوائجهم فمن صادفهم عزاهم والفرق بين الرجال‬
6
.‫والنساء فى كراهة الجلوس لها‬

(b) Apabila yang dikutip berupa kutipan pendek yang


kurang dari empat baris, maka kutipan: dicetak
miring (italic); terintegrasi langsung dengan alinea;
berjarak antar baris yang sama dengan teks alinea;
dan diapit dengan tanda kutip. Contoh:
Merujuk pada ragam pandangan mengenai
urgensi kemampuan berpikir kritis, Brookfield
menjelaskan, “Critical thinking is a capacity
recognized as important not just by
educator,…but by most adults themselves.”7

f. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah nukilan yang
dilakukan dengan cara mengambil pikiran, ide, gagasan,
atau pendapat orang lain, yang ditulis dengan cara lain dan
bahasa penulis sendiri tanpa mengubah makna. Dengan
kata lain, kutipan tidak langsung adalah mengambil
initisari dengan susunan kalimat yang tidak sama persis
dengan aslinya. Kutipan tidak langsung dapat disusun
melalui tiga cara:

1) Parafrasa, yaitu pengungkapan kembali suatu tuturan


dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang
lain tanpa mengubah pengertian. Tujuan parafrasa
adalah untuk mengungkap maksud atau menjelaskan
makna yang tersembunyi. Misalnya:

46
Teks asli dari buku A. Zakaria:
Hadits ini menggugah kita agar di saat pergantian tugas
malaikat siang dan malam, kita berada dalam keadaan
sedang mengabdi kepada Allah, yaitu sedang shalat
‘ashar atau shubuh agar laporan malaikat kepada Allah
menyampaikan laporan yang baik, yaitu di saat
malaikat datang kita sedang shalat ‘ashar dan di saat
ditinggalkan malaikat kita sedang shalat shubuh.

Parafrasa:
Menurut A. Zakaria, pada saat pergantian malaikat
siang dan malam, hendaknya seorang hamba sedang
beribadah salat agar amalnya tercatat oleh dua
malaikat.7

2) Rangkuman adalah ikhtisar, yaitu ringkasan dari


sebuah uraian yang panjang menjadi lebih pendek.
Misalnya:

Rangkuman:
Hadis tersebut menggugah agar pada saat pergantian
malaikat siang dan malam, seseorang sedang salat, baik
Asar maupun Subuh agar laporan yang baik sampai
kepada Allah dari kedua malaikat tersebut.8

3) Simpulan adalah sari pati dari suatu pendapat atau


pokok isi dan bagian terpenting dari sebuah uraian.
Misalnya:

Simpulan:
Berdasarkan uraian A. Zakaria tersebut dapat
disimpulkan bahwa jika ingin mendapatkan laporan
ibadah yang baik dari malaikat siang dan malam kepada
Allah, maka hendaklah seseorang sedang beribadah
pada waktu Asar dan Subuh.9

47
Catatan:
Perbedaan antara parafrasa, rangkuman, dan
simpulan memang sangat tipis. Latihan yang terus menerus
dan jam terbang menulis akan menajamkan kemampuan
penulis untuk membedakan ketiganya. Para penulis juga
harus hati-hati karena terkadang kutipan tidak langsung,
secara tidak disadari sering terkategori plagiarisme.
Kutipan tidak langsung menjadi bagian dari
paragraf dan tidak ditandai dengan tanda petik. Kutipan
tidak langsung harus dilengkapi dengan rujukan yang
diletakkan pada bagian catatan kaki.

4. Penulisan Catatan Kaki


Catatan kaki, yang dalam bahasa Inggris disebut
footnote dan dalam bahasa Arab disebut ‫ حاشية‬adalah
keterangan tambahan dari konten tulisan ilmiah yang
diletakkan di margin bawah. Keterangan tambahan tersebut
dapat berupa sumber pustaka, penjelasan atau syarh atas
istilah atau konsep, komentar atau ta’līq dari penulis, takhrīj,
dan keterangan lainnya.
Catatan kaki ditulis secara berurutan mengikuti
penomoran otomatis menggunakan fasilitas Tab
REFERENCES>Insert> Footnote. Catatan kaki hendaknya
tidak melebihi sepertiga halaman. Jika terpaksa harus ditulis
panjang, maka sebagian catatan kaki diletakkan di halaman
berikutnya. Catatan kaki terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
a. Catatan Kaki Lengkap
Cara penulisannya dibedakan berdasarkan sumber
rujukan.
1) Sumber Alquran
(a) Ayat tanpa terjemah, ditulis QS (Quran Surat), titik
(.), nama surat menggunakan aturan transliterasi,
[nomor surat], titik dua (:), lalu nomor ayat. Contoh:
1QS. Yāsīn [83]: 29.
(b) Ayat disertai terjemah dan penafsiran, ditulis
mengikuti aturan catatan kaki dari sumber buku.
48
2) Sumber Hadis
(a) Riwayat Bukhari dan Muslim, ditulis HR (Hadis
Riwayat), titik (.), nama Al-Bukhari atau Muslim,
(nama kitab ditulis miring/juz/judul bab ditulis
miring), nomor hadis, singkatan “hlm”. nomor
halaman. Contoh:
2HR. Al-Bukhari, Ṣahīh Al-Bukhāri/I/Bāb Bunyānil-masjid,

no. 446, hlm. 226.


3HR. Muslim, Ṣahīh Muslim/I/Bāb Tahrīmil-namīmah, no.
2606, hlm. 533.

(b) Riwayat selain Bukhari dan Muslim, ditulis


mengikuti aturan catatan kaki untuk takhrīj hadis.

3) Sumber Buku
(a) Nama penulis tidak perlu dibalik, ditulis sesuai
nama aslinya. Gelar akademik atau gelar lainnya
tidak dituliskan.
(b) Jika penulis terdiri dua atau tiga orang, semua
nama ditulis dengan dibatasi tanda koma (,).
(c) Jika lebih dari tiga orang, nama penulis pertama
ditulis ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-
kawan) atau et al.
(d) Jika ada nama editor, ditambahkan singkatan
(Ed.).
(e) Nama dari penulis buku berbahasa Arab ditulis
menggunakan transliterasi Arab-Indonesia.
(f) Setelah nama, berikutnya judul buku yang dicetak
miring (Italic). Judul buku asli berbahasa Arab
ditulis menggunakan transliterasi Arab-Indonesia.
(g) Jika buku terjemahan, cantumkan singkatan [Terj.]
dalam kurung siku.
(h) Berikutnya, kota penerbitan dan nama penerbit
yang dibatasi dengan tanda titik dua (:) lalu
ditambahi tahun yang dibatasi tanda koma (,) dan
diletakkan di dalam kurung ( ).
(i) Jika ada, cantumkan urutan jilid dan cetakan.
49
(j) Terakhir adalah halaman, tempat kutipan berada
dengan menuliskan singkatan “hlm”, lalu
cantumkan nomor halamannya.
Contoh:
4A. Zakaria, Al-Fatawa: Masalah-masalah Seputar Thaharah

dan Shalat, (Garut: Ibnazka Press, 2014), Jilid I, Cet. Pertama, hlm.
122.
5Tiar Anwar Bachtiar, Pepen Irpan Fauzan, Sejarah Pemikiran

dan Gerakan Politik Persis, (Bandung: PERSIS PERS, 2019), Cet.


Pertama. hlm. 100.
6Heri Mohamad Tohari, dkk., Masagi: Model Pembelajaran

Literasi Berbasis Budaya Lokal, (Garut: STAIPI Garut Press, 2019),


Cet. Pertama, hlm. 50.
7Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Taman Orang-orang Jatuh Cinta

dan Memendam Rindu [Terj.], (Jakarta: Darul Falah, 1423 H), Cet.
Kesebelas, hlm. 99-101.
8A. Zakaria (Ed.), Risalah Shalat Dewan Hisbah PP.Persis,

(Bandung: Pustaka Umat, 2002), Cet. Pertama, hlm. 115-117.


9Robert W. Hepner (Ed.), Making Modern Muslims: The
Politics of Islamic Education in Southeast Asia, (Honolulu:
University of Hawai’i Press, 2009), Cet. Pertama, hlm. 91.
10Wahbah Az-Zuhaili, Al-tafsīru al-munīr, (Damaskus: Dārul-

Fikr, 1430), Jilid Ketiga belas, Cet. Kesepuluh, hlm. 485.


11Salīm ibn ‘Īd Al-Hilālī, Bahjatu al-nāẓirin Syarhu Riyāḍi al-
ṣālihīn, (Jeddah: Dār Ibnul-Jauzī, 1422), Jilid Pertama Cet.
Pertama, hlm. 45.
12Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Quran, Al

Quran dan Terjemahnya, (Madinah: Mujamma’ Al-Malik Fahd li


Thiba’atil Muṣhafisy-Syarīf, 1419), Cet. Pertama, hlm. 485.

4) Sumber Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan


Penelitian
13Kinkin Syamsudin, Kritik Terhadap Pemikiran Jalaluddin

Rakhmat dalam Buku Al-Mushthafa tentang Hadis Mudhtharib


pada Shahih Al-Bukhari, Skripsi STAI Persis Garut, (Garut:
Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Persis Garut, 2013),
hlm. 50, Tidak Diterbitkan.

50
14Daris Tamin, Program Bimbingan dan Konseling untuk

Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Sekolah Dasar, Tesis


Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, (Bandung: Perpustakaan
Universitas Pendidikan Indonesia, 2009), hlm. 85, Tidak
Diterbitkan.
15Maman Sumpena, Studi Pemikiran A Hassan dan Praksisnya
dalam Pendidikan di Pesantren Persis Bangil, Disertasi Program
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, (Bandung:
Perpustakaan Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,
2016), hlm. 19, Tidak Diterbitkan.
14Syamsu Yusuf dan Tim, Model Bimbingan dan Konseling
untuk Mengembangkan Character Strenght pada Jalur Pendidikan
Formal, Laporan Penelitian Akhir Hibah Penelitian Pascasarjana,
(Bandung: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas
Pendidikan Indonesia, Sekolah Pascasarjana, Program Studi
Bimbingan dan Konseling, 2012), hlm. 5, Tidak Diterbitkan.
5) Sumber Jurnal
16Pepen Irpan Fauzan dan Ahmad Khairul Anam, Serat

Cabolek, Sufism Book or Ideology Documents of Javanese Priyayi?,


Jurnal el Harakah Vol. 20 No. 1 Tahun 2018], hlm. 80. DOI:
http://dx.doi.org/ 10.18860/el.v20i1.4674.
6) Sumber Proceeding dan Makalah Seminar
17Ahmad Zaini, Perilaku Agresif Anak Usia Dini dan
Penanganannya, Proceeding of 4th International Counseling
Seminar 2016: Expanding of Counseling Services; World Views,
Violence and Sexual Abuse Victims, (Padang: 19-20 November
2016), hlm. 187.
18Daris Tamin, Transformasi Spiritualitas Karier dalam

Keluarga, Makalah yang Dipresentasikan pada Seminar Konseling


Karier di SMKN 1 Baleendah Kab. Bandung pada 9 Mei 2013, hlm.
7.

7) Sumber Koran dan Majalah


19Sunaryo Kartadinata, Pendidikan Generasi Milenial, Pikiran
Rakyat, 28 Oktober 2019, hlm. 11.
20Syarif Hidayat, Tauhid Tugas Pertama yang Wajib

Dilaksanakan, Majalah Risalah, No. 10. TH. 55, Januari 2018, hlm.
47.

51
8) Sumber Publikasi Pemerintah
21Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011

tentang Pengelolaan Zakat, pasal 7.


22Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, pasal 17.
23Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/13/Pbi/2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/Pbi/2009


tentang Bank Umum Syariah, pasal 8.

9) Sumber Dokumen Lembaga


24Dokumen Kurikulum 2013 SMPN 1 Garut, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hlm. 67.
25Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persatuan Islam, Penjelasan

Qanun Asasi Qanun Dakhili, Pedoman Kerja, Rencana Jihad 2015-


2020, Bandung: PP Persatuan Islam, 2015, hlm. 70.

10) Sumber Internet, Komunitas, dan Surat Elektronik


26Muhammad Abduh Tausikal, Hukum Asuransi,
https://muslim.or.id/9053-hukum-asuransi.html, (diakses pada 7
November 2019).
27Muh Asrul Taufiq, Pro dan Kontra BPJS,
https://web.facebook.com/groups/forum.diskusi.hadits/?_rdc=1
&_rd, (diakses pada 7 November 2019).
28The_Truth, 5 things to do on Laylatul Qadr,
http://www.ahlalhdeeth.com/vbe/forum/ramadan-1434-ah-2013-
ad/10415-5-things-to-do-on-laylatul-qadr, (diakses pada 7
November 2019).
29Ilfiandra,
Ringkasan Disertasi Terakhir, Surat yang dikirim
kepada saya [online]. https://mail.google.com/mail/u/0/
?pli=1#search/ilfiandra_upi%40yahoo.com, (diakses pada 7
November 2019).

11) Sumber Wawancara


30Wan Mohd Nor Wan Daud, wawancara, 7 November 2019,
[Jejak Rekaman : 05 25].
31Muhammad Naquib Al-Attas, wawancara via telepon, 7 Mei
2017, [Jejak Rekaman: 07 59 - 08 10].

52
12) Sumber Audio dan Video
32Adi Hidayat, Memahami Fiqh Ikhtilaf dari 4 Imam

Madzhab, MP3: 01:44:50, [Jejak Rekaman: 10 56],


https://archive.org/details/CeramahUstadiHidayat/Memahami+Fi
qh+Ikhtilaf+dari+4+Imam+Madzhab++Ustadz+Adi+Hidayat+L
c+MA.mp3, (diakses pada 7 November 2019).
33Abdus Somad, Bantahan Logika Ade Armando, Video:
30:34, [Jejak Rekaman: 3 13],
https://www.youtube.com/watch?v=-R3-FTpg624, (diakses pada
7 November 2019).

13) Sumber Film


34Anthony Quinn, (Produser), Ar-Risalah, [Jejak Rekaman:

36 17-36 25], Produksi: Mousstapha Akkad, 1976.

Reza (Sutradara), Laskar Pelangi, [Jejak Rekaman: 36


35Riri

17-37 00], Produksi: Miles Film, 2008.

14) Sumber CD-ROM


36Luminar Software, Celestia 3D Space Simulator, CD-ROM,

2019.
37Person Education, Longman Dictionary of Contemporary

English, 6th Edition For Advanced Learner, CD-ROM, 2015.

b. Catatan Kaki Singkat


Catatan kaki adalah catatan ringkas melalui
singkatan untuk mempermudah pembaca menemukan
sumber kutipan. Catatan kaki singkat terdiri dari tiga
bentuk, antara lain:
1) Ibid adalah singkatan dari Ibidem, artinya sama dengan
di atas. Maksudnya, digunakan untuk catatan kaki yang
sumbernya sama dan terdapat di halamannya yang
sama. Misalnya:
4A.Zakaria, Al-Fatawa: Masalah-masalah Seputar Thaharah
dan Shalat, (Garut: Ibnazka Press, 2014), Jilid I, Cet. Pertama, hlm.
122.
5Ibid.

6Ibid., hlm. 124.

53
2) Op.cit adalah singkatan dari Opere Citato, artinya karya
yang telah disebut tetapi telah disisipi catatan kaki lain
dari sumber lain. Selain itu, catatan kaki tersebut
diambil dari halaman yang berbeda dengan kutipan
sebelumnya tersebut. Contoh:
4Rihab Muhammad Mufid, Hilyah-al-tilāwah fī Tajwīd al-
qurān, (Jedah: Maktabah Rawai’ul-Mamlakah, Cet. Ketiga, hlm.
251.
5Abu Ya’la Kurnaedi, Tajwid Lengkap Asy-Syafi, (Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cet. Keenam, hlm. 391.
6Mufid, Op.Cit., hlm. 300.

3) Loc.Cit adalah singkatan dari Loco Citato, artinya


tempat yang telah dikutip. Karya yang telah disebut
tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain.
Selain itu, catatan kaki tersebut diambil dari halaman
yang sama dengan kutipan sebelumnya tersebut.
Contoh:
14Erwandi Tarmizi, Harta Haram Muamalat Kontemporer,
(Bogor: Berkat Mulia Insani, 2014), Cet. Ketujuh, hlm. 353.
15A. Zakaria, et.al, Istifta: Tanya Jawab Hukum Islam

Kontemporer, (Bandung: Persis Press, 2019), Cet. Pertama, hlm.


287.
16Tarmizi, Loc.Cit.

c. Catatan Kaki Berupa Takhrīj Hadis


Takhrīj yaitu usaha untuk mengeluarkan dan
memisahkan antara hadis yang sahih, hasan, lemah
(dha’īf), dan palsu atau mungkar dalam suatu kitab
kumpulan hadis oleh seorang ahli hadis. Takhrīj tidak
dilakukan untuk hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim karena sudah disebut Ṣahīh Al-
Bukhāri dan Ṣahīh Muslim sejak semula. Contoh:
Taubat akan diterima sebelum nyawa sampai di
kerongkongan. Nabi saw. bersabda,

54
‫العب ِد َمالَم يُ ْغرغ ِر‬
ْ ‫وج َّل يَ ْقبَ ُل ْتوبة‬ َّ ‫إِ َّن الله‬
َ ‫عز‬
“Sesunggunya Allah ‘Azza wa Jalla menerima
taubat seorang hamba sebelum nyawanya sampai di
kerongkongan” (HR. At-Tirmiżi dengan derajat
hasan).17
17Hadis ini sahih dengan beberapa syahīd (riwayat
penguat)-nya. Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmiżi (no. 3537),
Ibnu Mājah (no. 4252), Ahmad (no. 6160, 6408), Al-Baghāwi
dalam Syarhus-Sunnah (no. 1306), Ibnu Hibbān (no. 2449), dan
Imam Al-Hakim (IV/257). Diriwayatkan pula melalui jalur
Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban dari ayahnya, dari mak-
hul, dari Jubair bin Nufair, dari Abdullah bin Umar RA.
Sedangkan dalam riwayat Imam Ibnu Majah tercantum nama
Abdullah bin Amr, bukan Abdullah bin Umar bin Khattab.
Tetapi hal ini merupakan wahm (kesalahan).

Catatan:
Takhrīj hadis tidak perlu dituliskan melalui catatan kaki
jika suatu penelitian, terutama dalam bidang hadis, takhrīj
merupakan bagian dari prosedur penelitian sehingga
membutuhkan ruang yang lebih banyak untuk menjelaskan
hasil penelusuran berupa; skema sanad, biografi perawi,
komentar terhadap ulama rijālul-hadīs tentang
kepribadian-nya, dan analisis ketersambungan sanad.

d. Catatan Kaki Berupa Penjelasan atas Istilah/Konsep.


Contoh:
Perlakukan petinggi Quraisy terhadap Rasulullah
saw. tersebut merupakan bentuk character
assassination atau pembunuhan karakter.17
17Kata assassination diambil dari kata assassin. Oxford

Advanced Learner’s Dictionary, 2010, hlm. 70 mendefinisikan


kata assassin, “a person who murders important or famous, for
money or for political reasons.” Seseorang yang membunuh
orang penting atau orang terkenal demi uang atau alasan politik.
Kata assassin merupakan serapan kata dari bahasa Arab
hashshashin, yang artinya pemakai hashih atau opium. Kata
hashih kemudian berubah menjadi Hashashin, yaitu kelompok

55
pembunuh pada abad ke-8 sampai ke-14. Konon, kelompok ini
menggunakan madat untuk menguatkan pikiran sebelum
membantai lawan ideologi atau agama mereka.

e. Catatan Kaki Berupa Komentar Penulis


Perlakukan petinggi Quraisy terhadap Rasulullah
saw. tersebut merupakan bentuk character
assassination atau pembunuhan karakter.50
50Character assassination bukan pembunuhan biasa, tetapi

tindakan membunuh reputasi, nama baik, moral dan integritas


seseorang. Cara yang dilakukan bisa dengan menyebarkan
rumor, fitnah, innuendo (berita-berita miring) dari seseorang.
Bahkan, dengan kecanggihan teknologi, seseorang bisa terjebak
dalam situasi ’seolah-olah benar’. Biasanya, tokoh yang akan
‘dihabisi’ bukan orang biasa, musuh besar yang membahayakan
si pelaku pembunuhan karakter. Ungkapan “fitnah lebih kejam
daripada pembunuhan” memang benar adanya.

5. Penulisan Daftar Pustaka


Aturan penulisan daftar pustaka hakikatnya diambil
dari catatan kaki lengkap yang diubah. Urutannya adalah,
nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan nama
penerbit. Semua urutan dibatasi tanda titik (.) Ketentuan yang
lebih rinci sebagai berikut.
a. Nama penulis dibalik, ditulis nama belakanngnya terlebih
dahulu sesuai nama aslinya. Gelar akademik atau gelar
lainnya tidak dituliskan.
b. Jika penulis terdiri dua atau tiga orang, semua nama
penulis ditulis dengan dibatasi tanda koma (,). Nama
penulis kedua dan ketiga tidak dibalik, hanya penulis
pertama yang dibalik.
c. Jika lebih dari tiga orang, nama penulis pertama yang
ditulis ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan)
atau et al.
d. Jika ada nama editor, ditambahkan singkatan (Ed.).
e. Nama dari penulis buku berbahasa Arab ditulis
menggunakan transliterasi Arab-Indonesia.

56
f. Setelah nama, berikutnya tahun terbit. Judul buku dicetak
miring (Italic). Judul buku asli berbahasa Arab ditulis
menggunakan transliterasi Arab-Indonesia.
g. Jika buku terjemahan, cantumkan penerjemah dan nama
penerjemah dalam [] dalam kurung siku.
h. Berikutnya, kota penerbitan dan nama penerbit yang
dibatasi dengan tanda titik dua (:).
i. Daftar pustaka diurutkan dari alfhabet A-Z.

Contoh-contoh:
1) Sumber Buku
Al-Bukhāri, Muhammad bin Ismāīl, [Muhaqqiq: Musṭafa Al-
Żahabi]. 2004. Ṣahīh Al-Bukhāri. Kairo: Dārul- ḥadīs
Al-Jauziyyah, Ibnu Qoyyim. 1423. [Penerjemah: Kathur
Suhardi]. Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan
Memendam Rindu. Jakarta: Darul Falah.
Al-Hilālī, Salīm ibn ‘Īd. 1422. Bahjatun-Naẓirin Syarhu
Riyāḍiṣ-Ṣālihīn. Jeddah: Dār Ibnul-Jauzī.
Bachtiar, Tiar Anwar, Pepen Irpan Fauzan. 2019. Sejarah
Pemikiran dan Gerakan Politik Persis. Bandung: Persis
Pers.
Muslim, Abul-Husain. Tt. Ṣahīh Muslīm. Beirut: Dār Al-Fikr.
Hepner, Robert W. (Ed.). 2009. Making Modern Muslims: The
Politics of Islamic Education in Southeast Asia.
Honolulu: University of Hawai’i Press.
Tohari, Heri Mohamad, dkk. 2019. Masagi: Model
Pembelajaran Literasi Berbasis Budaya Lokal. Garut:
STAIPI Garut Press.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Quran.
1419. Al Quran dan Terjemahnya. Madinah:
Mujamma’ Al-Malik Fahd li Thiba’atil Muṣhafisy-
Syarīf.

57
Zakaria, A. 2014. Al-Fatawa: Masalah-masalah Seputar
Thaharah dan Shalat. Garut: Ibnazka Press.

2) Sumber Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan


Penelitian
Ridwan. 2019. Pendidikan Nilai Karakter Ihsan dan
Penerapannya di Pesantren Persatuan Islam 98 Garut.
[Disertasi Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung
Djati Bandung]. Bandung: Perpustakaan Universitas
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Tidak
Diterbitkan.
Supriadi, Enang. 2016. Pendidikan Islam dalam Keluarga
Melalui Pendekatan Homeschooling (Penelitian
Homeschooling Taman Sekar Bandung). [Disertasi
Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati
Bandung]. Bandung: Perpustakaan Universitas Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung. Tidak Diterbitkan.
Syamsudin, Kinkin. 2013. Kritik Terhadap Pemikiran
Jalaluddin Rakhmat dalam Buku Al-Mushthafa tentang
Hadis Mudhtharib pada Shahih Al-Bukhari, [Skripsi
STAI Persis Garut]. Bandung: Perpustakaan Sekolah
Tinggi Agama Islam Persis Garut. Tidak Diterbitkan.
Tamin, Daris. 2009. Program Bimbingan dan Konseling untuk
Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak Sekolah
Dasar. [Tesis Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
(Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan
Indonesia). Tidak Diterbitkan.
Yusuf, Syamsu, et.al. 2012. Model Bimbingan dan
Konseling untuk Mengembangkan Character Strenght
pada Jalur Pendidikan Formal. [Laporan Penelitian
Akhir Hibah Penelitian Pascasarjana]. Bandung:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas
Pendidikan Indonesia, Sekolah Pascasarjana, Program
Studi Bimbingan dan Konseling. Tidak Diterbitkan.

58
3) Sumber Jurnal
Fauzan, Pepen Irpan, Ahmad Khairul Anam. 2018. Serat
Cabolek, Sufism Book or Ideology Documents of
Javanese Priyayi? Jurnal el Harakah Vol. 20 No. 1
Tahun 2018]. DOI: http://dx.doi.org/
10.18860/el.v20i1.4674.
4) Artikel yang Diedit dalam Satu Buku
Bachtiar, Tiar Anwar. Pendidikan Persis Mau Kemana dalam
Pepen Irpan Fauzan (Ed.). 2004. Pergulatan Pemikiran
Kaum Muda Persis. Bandung: Granada.

5) Sumber Proceeding dan Makalah Seminar


Zaini, Ahmad. 2016. Perilaku Agresif Anak Usia Dini dan
Penanganannya. Proceeding of 4th International
Counseling Seminar 2016: Expanding of Counseling
Services; World Views, Violence and Sexual Abuse
Victims. Padang: 19-20 November 2016.
Tamin, Daris. 2013. Transformasi Spiritualitas Karier dalam
Keluarga. Makalah yang Dipresentasikan pada
Seminar Konseling Karier di SMKN 1 Baleendah Kab.
Bandung pada 9 Mei 2013.

6) Sumber Koran dan Majalah


Kartadinata, Sunaryo. 2019. Pendidikan Generasi Milenial.
Pikiran Rakyat, 28 Oktober 2019.
Hidayat, Syarif. 2018. Tauhid Tugas Pertama yang Wajib
Dilaksanakan. Majalah Risalah, No. 10. TH. 55,
Januari 2018.

7) Sumber Publikasi Pemerintah


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011
tentang Pengelolaan Zakat.

59
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/13/Pbi/2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/3/Pbi/2009 tentang Bank Umum Syariah.

8) Sumber Dokumen Lembaga


Dokumen Kurikulum 2013 SMPN 1 Garut. 2013.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persatuan Islam, Penjelasan
Qanun Asasi Qanun Dakhili, Pedoman Kerja, Rencana
Jihad 2015-2020. 2015. Bandung: Pimpinan Pusat
Persatuan Islam.

9) Sumber Internet, Komunitas, dan Surat Elektronik


Tausikal, Muhammad Abduh. 2019. Hukum Asuransi.
[online].https://muslim.or.id/9053-hukum-
asuransi.html. Diakses pada 7 November 2019.
Taufiq, Muh Asrul. 2019. Pro dan Kontra BPJS. [online].
https://web.facebook.com/groups/forum.diskusi.hadits/
?_rdc=1&_rd. Diakses pada 7 November 2019.
The_Truth. 2019. 5 Things to Do on Laylatul Qadr. [online].
http://www.ahlalhdeeth.com/vbe/forum/ramadan-
1434-ah-2013-ad/10415-5-things-to-do-on-laylatul-
qadr. Diakses pada 7 November 2019.
Ilfiandra. 2019. Surat yang dikirim kepada saya tentang
koreksi ringkasan disertasi terakhir [online].
https://mail.google.com/mail/u/0/?pli=1#search/ilfiand
ra_upi%40yahoo.com. Diakses pada 7 November 2019.

10) Sumber Audio dan Video


Hidayat, Adi. 2019. Memahami Fiqh Ikhtilaf dari 4 Imam
Madzhab. MP3.

60
Somad, Abdus. 2019. Bantahan Logika Ade Armando. Video
MP4.

11) Sumber Film


Quinn, Anthony. (Produser). 1976. Ar-Risalah. Produksi:
Kairo: Mousstapha Akkad.
Reza, Riri. (Sutradara). 2008. Laskar Pelangi. Produksi:
Miles Film.

12) CD-ROM
Luminar Software. 2019. CD-ROM. Celestia 3D Space
Simulator.
Person Education. 2015. CD-ROM. Longman Dictionary of
Contemporary English, 6th Edition For Advanced
Learner.

61
62
BAB V
PROSEDUR DAN TATA ADMINISTRASI
PEMBUATAN SKRIPSI

A. Persyaratan Akademis Pengajuan Sidang Proposal Skripsi


1. Telah mengikuti Ma’ruf dan Matrikulasi
2. Telah menyelesaikan 75% dari keseluruhan beban SKS pada
setiap prodi.

B. Persyaratan Akademis Pengajuan Sidang Skripsi


1. Telah dinyatakan Lulus Sidang Komprehensif (disesuaikan
dengan kebijakan prodi yang menyelenggarakan)
2. Telah menyelesaikan 100% beban mata kuliah di luar skripsi
3. Telah dinyatakan Lulus Sertifikasi Tahsin
4. Telah dinyatakan Lulus Sertifikasi Tahfizh

C. Persyaratan Administrasi
1. Lembar persetujuan sidang yang ditandatangani oleh
pembimbing
2. Kartu bimbingan skripsi
3. Bukti lunas administrasi (SPP s.d semester berjalan)
4. Daftar riwayat hidup (sesuai format penulisan)
5. Abstrak Skripsi
6. Pas Foto Berwarna Ukuran 4x6 (10 Lembar) dan 3x4 (10
Lembar)
7. Fotokopi ijazah terakhir sebanyak 2 lembar yang telah
dilegalisir terbaru.
8. Surat pernyataan keaslian skripsi yang telah ditandatangani di
atas materai Rp6000.
9. Fotokopi surat tugas penunjukkan pembimbing skripsi yang
telah ditandatangi pembimbing dan ketua Prodi.

D. Bagan Alur Pengajuan


1. Mahasiswa mengontrak Mata Kuliah Penulisan Skripsi.
2. Mahasiswa mengajukan proposal skripsi.

63
3. Mahasiswa mengikuti ujian proposal; Jika lulus, dilanjutkan
dengan proses pembimbingan; Jika tidak lulus, mengulang
pengajuan proposal.
4. Mahasiswa mengikuti ujian skripsi.
5. Proses revisi dilakukan bersama penguji
6. Skripsi yang sudah direvisi dan disetujui penguji dan
pembimbing digandakan sebanyak tiga eksemplar.

Pengajuan digambarkan dalam bagan alur 5.1 berikut ini.

Bagan 5.1
Alur Pengajuan Skripsi

MULAI KONTRAK MK PENGAJUAN


PENULISAN SKRIPSI PROPOSAL SKRIPSI

UJIAN PROPOSAL

TIDAK LULUS
PEMBIMBINGAN PROPOSAL

TIDAK LULUS
PROPOSAL
PENGUJI UJIAN SKRIPSI

REVISI

SELESAI PENGGANDAAN
N

64
BAB VI
ISU ORISINALITAS DAN PLAGIARISME

A. Urgensi Orisinalitas
Orisinalitas adalah keaslian atau ketulenan. Maksudnya,
bahwa karya seseorang belum pernah dibuat sebelumnya oleh
orang lain secara tertulis. Isu orisinalitas penting untuk
mendorong kesadaran tentang pentingnya melindungi orisinalitas
pemikiran atau tulisan seseorang secara hukum.
Orisinalitas adalah kunci yang menjadi kriteria utama
sebuah hasil karya akademik. Sebagai karya ilmiah, skripsi
semaksimal mungkin harus asli. Sebuah skripsi dapat dikatakan
orisinal apabila memenuhi beberapa kriteria seperti:
1. penulis meneliti topik yang belum diteliti oleh orang lain
dalam bidang ilmunya;
2. penulis memberi eksposisi terhadap gagasan orang lain;
3. penulis melanjutkan hasil penelitian orang yang orisinal;
4. penulis membuat interpretasi baru dari gagasan atau hasil
penelitian orang lain;
5. penulis melakukan penelitian dalam displin ilmu dengan
menggunakan metode yang benar;
6. penulis melakukan aktivitas empiris yang belum dilakukan
sebelumnya;
7. penulis menyintesis hal yang belum disintesis sebelumnya;
8. penulis mengambil teknik yang ada untuk
mengaplikasikannya dalam bidang atau area yang baru;
9. penulis menguji pengetahuan yang ada dengan cara orisinal;
10. penulis menambah pengetahuan dengan cara yang belum
dilakukan sebelumnya;

B. Pengertian Plagiarisme
Plagiarisme adalah tindak penjiplakan. Asal-usul katanya
adalah “plagiarius” yang berarti penculikan. Istilah ini kemudian
digunakan untuk menggambarkan apa yang kadang-kadang
disebut sebagai pencurian karya orang lain.
Pemerintah Indonesia melalui Permendiknas No. 17 tahun
2010 mendefinisikan plagiat sebagai perbuatan secara sengaja

65
atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang
diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai.
Isu plagiarisme telah menjadi perhatian yang serius. Istilah
ini telah dianggap identik dengan kecurangan akademik,
kebohongan, pencurian, ketidakjujuran, dan penipuan.
Mengimitasi atau mengambil ide hasil pemikiran orang lain dan
menuliskannya kembali dalam tulisan baru tanpa mencantumkan
penulis aslinya dianggap sebagai bentuk plagiarisme.
Pengetahuan dan pemikiran memang harus dibagikan oleh semua
orang. Namun, tata cara pengambilannya harus diatur agar tidak
menjadi masalah serius bagi pelakunya.

C. Bentuk-bentuk Tindakan Plagiat


Tindakan yang dikategorikan jenis plagiat meliputi hal-hal,
sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber sebagai berikut.
1. Clone atau penjiplakan penuh dari seluruh isi karya tulis
ilmiah.
2. Copy & paste, yaitu tindakan pengambilan sebagian teks
dengan dua double keystrokes (CTRL+ C dan CTRL+V).
Teks yang yang disalin kemudian diambil dan disisipkan ke
dalam tulisan yang dibuat.
3. Find-Replace, yaitu mengganti kata kunci dan kalimat, tetapi
secara keseluruhan masih sama.
4. Remix atau menggunakan ringkasan beberapa sumber, lalu
digabungkan.
5. Recycle atau mengambil sebagian besar karya penulis lain
tanpa rujukan.
6. Hybrid, yaitu menggabungkan kutipan inti dengan sumber-
sumber lain tanpa rujukan.
7. Mashup, yaitu menggabungkan materi-materi kutipan dari
berbagai sumber.
8. 404 Error, yaitu mengutip dengan memasukkan sumber yang
tidak akurat atau sebenarnya tidak ada.

66
9. Agregator, yaitu rujukan kutipan tepat, tetapi isinya bukan
merupakan karya asli.
10. Re-tweet, yaitu merujuk kutipan tepat, tetapi penulisannya
terlalu mirip dengan karya asli.
11. Penerjemahan yang dilakukan secara kasar dan rancu melalui
perangkat lunak penerjemah lalu di masukkan draft.

D. Sanksi bagi Tindakan Plagiat


Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Dalam aturan
tersebut, pada Pasal 12 Ayat 1 dan 2 dinyatakan secara eksplisit
mengenai sanksi tindakan plagiat baik untuk mahasiswa, dosen,
peneliti, maupun tenaga kependidikan.
Menurut Pasal 12 Ayat 1 disebutkan bahwa mahasiswa
yang terbukti melakukan tindakan plagiat dapat diberikan sanksi
berupa:
1. teguran;
2. peringatan tertulis;
3. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;
4. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang
diperoleh mahasiswa;
5. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa;
6. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai
mahasiswa;
7. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu
program.

E. Teknis Pengecekan Orisinalitas


Pengecekan orisinalitas umumnya dilakukan dengan
memanfaatkan peranti lunak pengecek plagiarisme atau sering
disebut plagiarism checker. Kemunculan plagiarism checker
tidak terlepas dari kemajuan teknologi informasi melalui internet.
Memang harus diakui, seiring mudahnya akses informasi dari
internet, maka tindakan plagiarisme juga semakin marak.
Saat ini sudah bertebaran peranti lunak pengecek
plagiarisme, baik yang berbayar maupun gratis. Tanpa menyebut
namanya satu per satu, pimpinan prodi dapat menggunakan

67
peranti-peranti tersebut untuk menemukan bagian yang tidak
orisinal dan plagiarisme dari skripsi mahasiswa. Skor kemiripan
30% ditetapkan sebagai angka aman bebas plagiarisme.
Terlepas bahwa peranti plagiarism checker juga banyak
yang mudah dikelabuhi, maka para pembimbing didorong untuk
membantu mahasiswa agar terampil dalam teknik pengutipan
secara benar, terutama mampu membedakan antara paraprasa,
ringkasan, dan kesimpulan.

68
BAB VII
UJIAN SIDANG SKRIPSI

A. Tujuan Ujian Sidang


Ujian Sidang Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. melakukan penelitian ilmiah;
2. menulis laporan hasil penelitian;
3. mempresentasikan hasil penelitian;
4. mempertahankan argumen tentang prosedur dan hasil
penelitian;
5. mengembangkan sikap mental ilmiah;
6. memenuhi syarat untuk menyelesaikan studi pada program
sarjana;

B. Penguji Ujian Sidang


Penguji sidang skripsi terdiri dari dua orang penguji dari
dosen di prodi masing-masing atau lintas program studi sesuai
dengan kebutuhan pengujian. Satu orang penguji bertindak
sebagai penguji utama yang selanjutnya disebut Penguji I.
Seorang lagi bertindak sebagai penguji pendamping yang
selanjutnya disebut Penguji II.

C. Tata Tertib Ujian Sidang


1. Pendaftaran dan penyerahan naskah kepada prodi paling
lambat 7 hari sebelum ujian dilaksanakan.
2. Naskah yang akan diujikan dijilid dengan “jilid langsung
tanpa laminasi”, bukan “soft cover” atau “hard cover”.
3. Peserta ujian skripsi wajib hadir 15 menit sebelum
berlangsungnya ujian;
4. Wajib menggunakan pakaian formal dengan dilengkapi jaket
almamater dan berdasi bagi pria.
5. Peserta Ujian wajib mempersiapkan materi presentasi dalam
bentuk PPT dan/atau yang lainnya yang sudah di-copy-kan ke
laptop di ruang ujian.
6. Peserta Ujian akan dipanggil sesuai dengan urutan.
7. Peserta ujian skripsi yang terlambat dan/atau tidak hadir pada
saat pelaksanaan ujian dinyatakan batal.
69
8. Ujian sidang skripsi dilaksanakan dalam bentuk majelis
munāqasyah.
9. Perbaikan skripsi selambat-lambatnya empat pekan setelah
ujian berlangsung.
10. Keterlambatan perbaikan skripsi dikenakan kewajiban
membayar her-registrasi ujian sidang.
11. Perbaikan skripsi tidak mempengaruhi hasil ujian sidang.

D. Prosesi Ujian Sidang


Proses ujian sidang skripsi dilaksanakan dalam bentuk
majelis munāqasyah (debate), yaitu berdiskusi untuk mengadu
argumentasi antara dosen penguji dan mahasiswa yang diuji
untuk mempertahankan hasil penelitiannya. Durasi pengujian
berlangsung selama 1 jam yang dibagi dalam empat sesi, yaitu:
1. Presentasi peserta ujian selama ±10 menit.
2. Diskusi dengan penguji utama selama ± 25 menit.
3. Diskusi dengan penguji pendamping selama ± 20 menit
4. Pengisian catatan/revisi dan berita acara ± 5 menit.

E. Hasil Ujian
Hasil ujian sidang skripsi merupakan nilai akumulatif dari
pembimbing skripsi, penguji utama, dan penguji pendamping.
Hasil ujian ini akan diambil untuk menentukan Nilai Akhir Ujian
Sidang Skripsi, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), Penelitian
Terbaik, dan Predikat Kelulusan.
Hasil ujian sidang skripsi akan diumumkan satu jam setelah
seluruh peserta ujian menyelesaikan semua tahapan pengujian.
Pengumunan hasil ujian akan dilaksanakan oleh pimpinan
Program Studi. Selain diumumkan, hasil ujian sidang juga akan
dipublikasikan di papan pengumuman akademik.

70
F. Aspek dan Bobot Penilaian
Aspek-aspek sistem penilaian ujian sidang skripsi tertera
dalam Tabel 7.1 berikut ini.

Tabel 7.1
Aspek dan Bobot Nilai Ujian

Bobot
No. Aspek
(%)
Naskah
1. Judul 2,5
2. Perumusan Masalah 7,5
3. Kerangka Pemikiran/Teoritis 5
4. Metode/Prosedur Penelitian 10
5. Temuan dan Pembahasan 20
6. Tata Tulis 10

Presentasi
1. Penguasaan Materi 15
2. Penguasaan Metodologi 15
3. Kemampuan Argumentasi 15
Total 100

G. Kriteria Kelulusan Ujian Sidang

Tabel 7.2
Kriteria Kelulusan Ujian Sidang

Acuan Predikat
90 – 100 Lulus dengan Sangat Baik
80 – 89 Lulus dengan Hampir Sangat Baik
70 – 79 Lulus dengan Baik
60 – 69 Lulus dengan Cukup
50 – 59 Lulus Bersyarat
< 49 Tidak Lulus

71
72
BAB VIII
PENUTUP

Terwujudnya panduan penulisan karya tulis ilmiah di


lingkungan STAI Persis Garut adalah tuntutan formal akademik.
Kehadiran buku panduan ini diharapkan dapat memandu seluruh
civitas akademika STAI Persis Garut dalam berkarya tulis ilmiah.
Penyelesaian tugas karya ilmiah yang berkualitas tentunya akan
mendorong kualitas lulusan. Selain menjadi bagian dari penjaga
integritas ilmu dan akademik, kualitas karya tulis ilmiah lulusan
juga akan mampu menguatkan daya tawar STAI Persis Garut di
masyarakat.
Semoga kehadiran buku panduan ini menjadi pelecut
semangat menulis dan meneliti bagi seluruh civitas akademika
STAI Persis Garut. Tidak ada gading yang tak retak. Buku
panduan ini tentu tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Segala hal yang ditemukan keliru apalagi salah, maka akan
dilakukan perbaikan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Semoga Allah Swt. memberkahi semua ikhtiar ini.

73
74
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. 2019. Pedoman


Pembelajaran dan Penilaian pada Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKI). Jakarta: Kementerian Agama
Republik Indonesia.

Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam. 2018. Panduan


Pengembangan Kurikulum PTKI Mengacu pada KKNI dan
SN-Dikti. Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia.
Mount Royal University’s Student Learning Services and Library for
2018-2019. 2019. MLA Style for Academic Work (2018-2019)
.
[Online].https://www.mtroyal.ca/library/files/citation/mla_re
search.pdf. Diakses 19 November 2019.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi.
The Ucol Student Success Team. 2017. A Guide to APA Referncing
Style. [Online]. file:///C:/Users/Acer/AppData/Local/Temp/
APA_Guide_2017.pdf. Diakses 19 November 2019.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta:
Badan Pengembang dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

75
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN

77
78
Lampiran 1. Contoh Halaman Judul Tugas Individul

BERBAGAI PENDEKATAN
DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

TUGAS MATA KULIAH


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individual
pada Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Islam

DOSEN PENGAMPU
Dr. Ridwan, M.Pd.I

Oleh:
FARHAN HAMID
NIM: 18.2.010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1438 H/2017 M

79
Lampiran 2. Contoh Halaman Judul Tugas Kelompok

RAGAM DATA STATISTIK


DAN TEKNIK PENGOLAHANNYA

TUGAS MATA KULIAH


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Statistika Pendidikan

DOSEN PENGAMPU
Abdul Mughni, M.Pd

Oleh:
ASFAHANY MAULIDA SYAKRIA [NIM: 17.2.010]
YANI YULIAWATI [NIM: 17.2.011]
RAHMAH RAMDIANI [NIM: 17.2.012]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1438 H/2017 M

80
Lampiran 3. Contoh Halaman Judul Tugas Laporan Studi
Lapangan

ORGANISASI BANK SYARIAH

LAPORAN STUDI LAPANGAN


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Laporan Studi Lapangan
pada Program Studi Ekonomi Syariah

DOSEN PENGAMPU
Irfan Kasyaf Noerfiqhy, Lc., M.Ag.

Oleh:
WANDI MUSTOFA KAMIL [NIM: 18.4.049]
JIMY KURNIAWAN [NIM: 18.4.020]
HABIB IHYA ULUMUDDIN [NIM: 18.4.016]

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1434 H/2013 M

81
Lampiran 4. Contoh Halaman Judul Proposal Skripsi

METODE DAN CORAK TAFSIR BAHASA SUNDA


NURUL BAYAN KARYA N. SASTRAMIDJAJA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Penulisan Skripsi
pada Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir

Oleh:
DEDE AJAT
NIM: 16.1.010

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1434 H/2013 M

82
Lampiran 5. Contoh Halaman Judul Skripsi

KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN JALALUDDIN RAKHMAT


DALAM BUKU AL-MUSHTHAFA TENTANG HADIS MUDHTHARIB
PADA SHAHIH AL-BUKHARI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Agama pada Program Studi Ilmu Hadis

Oleh:
KINKIN SYAMSUDIN
NIM: 08.1.010

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSIS GARUT
1434 H/2013 M

83
Lampiran 6. Contoh Halaman Pengesahan Proposal Skripsi

DEDE AJAT

METODE DAN CORAK TAFSIR BAHASA SUNDA


NURUL BAYAN KARYA N. SASTRAMIDJAJA

Disetujui dan Disahkan oleh Panitia Ujian Proposal Skripsi

Penguji Utama Penguji Pendamping

Irwan Noviansyah, S.Th.I., M.Ud Hasan Anshori, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 2104067601 NIDN. 2104067601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Hadis

Lutfi Lukman Hakim, Lc., M.H.I.


NIDN. 2104067601

84
Lampiran 7. Contoh Halaman Pengesahan Skripsi

KINKIN SYAMSUDIN

KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN JALALUDDIN RAKHMAT


DALAM BUKU AL-MUSHTHAFA TENTANG HADIS MUDHTHARIB
PADA SHAHIH AL-BUKHARI

Disetujui dan Disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Pembimbing

Husen Zainal Muttaqin, Lc., M.Pd.I.


NIDN. 2104067601

Penguji Utama Penguji Pendamping

Dr. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum Azis Asmana, Lc., M.Ag


NIDN. 2104067601 NIDN. 2104067601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Hadis

Husen Zainal Muttaqin, Lc., M.Pd.I.


NIDN. 2104067601

85
Lampiran 8. Contoh Halaman Pernyataan tentang Keaslian Bebas
Plagiarisme

PERNYATAAN

Bismillāhirrahmānirrahīm. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan


judul: “Kritik Terhadap Pemikiran Jalaluddin Rakhmat dalam Buku Al-
Mushthafa tentang Hadis Mudhtharib pada Shahih Al-Bukhari” ini beserta
seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan
atau pun pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Garut, Juli 2013


Yang membuat pernyataan

Kinkin Syamsudin

86
Lampiran 9. Contoh Abstrak Bahasa Indonesia

ABSTRAK

Rina Rahmi. 2018. Analisis Isi Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti: Edisi Revisi 2017 untuk Kelas IV SD Berdasarkan Perspektif
Psikologi Perkembangan. Skripsi. Dibimbing oleh: Dr. Daris Tamin, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Persis Garut

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesesuaian antara isi buku PAI dan Budi
Pekerti Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2017 untuk Kelas IV SD dengan teori
perkembangan peserta didik. Metode penelitan yang bisa memfasilitasi untuk
melakukan analisis isi adalah metode Content Analysis dengan pendekatan
kualitatif. Prosedur penelitian, antara lain melalui tahapan: Unitizing; Sampling;
Recording/Coding; Reducing; Inferring; dan Narrating. Setelah semua tahapan
tersebut dilakukan, peneliti mengembangkan hasil temuan dengan menambahkan
yang kurang (suplementer), melengkapi yang tidak ada (komplementer), dan
mengganti yang tidak sesuai (substitusi) terhadap isi/materi dari buku tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ditemukan kompetensi inti yang tidak
sesuai dengan kompetensi dasar; (2) ditemukan indikator kompetensi yang kurang
sesuai dengan materi buku; (3) ditemukan materi buku yang kurang mengikuti
perkembangan peserta didik kontemporer/masa kini; (4) ditemukan materi yang
kurang sesuai dengan kebutuhan psikologis peserta didik kontemporer/masa kini;
dan (5) ditemukan celah untuk pengembangan materi buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
kontemporer/masa kini. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi pemegang
kebijakan pengembangan kurikulum PAI untuk SD agar melakukan peninjauan
ulang terhadap konten buku PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 untuk SD Kelas
IV. Rekomendasi juga disampaikan bagi peneliti selanjutnya untuk dilakukan
penelitian dengan pendekatan yang lebih komprehensif.

87
Lampiran 10. Contoh Abstrak Bahasa Inggris

Rina Rahmi. 2018. Contents Analysis of “2013 Curriculum of Islamic Education


and Character: 2017 Revised Edition for Fourth Grade of Elementary School” Based
on the Development Psychology Perspective. Scription. Supervised by: Dr. Daris
Tamin, M.Pd. Islam Religion Education Program, STAI Persis Garut (Islamic
College of Persis Garut).

ABSTRACT

This study aims to find a match between the contents of the book “Kurikulum 2013
untuk Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti: Edisi Revisi 2017 untuk Kelas IV
SD” with the theory of childrens development. The research method that can
facilitate content analysis is the Content Analysis method with a qualitative
approach. Research procedures, including through stages: Unitizing; Sampling;
Recording/Coding; Reducing; Inferring; and Narrating. After all the stages are
carried out, the researcher develops the findings by adding the missing
(supplementary), complementing the non-existent (complementary), and replacing
the inappropriate (substitution) of the contents of the book. The results showed that:
(1) found core competencies that were not in accordance with basic competencies;
(2) found competency indicators that are not in accordance with the book material;
(3) found book material that does not follow the development of contemporary /
contemporary students; (4) found material that is not appropriate to the
psychological needs of contemporary/present students; and (5) found a aperture for
the development material of “PAI dan Budi Pekerti” book that are in line with the
contemporary student development s. This study provides recommendations for
policy holders for the development of the PAI curriculum for elementary schools to
conduct a review of the content of the “PAI dan Budi Pekerti” for fourth grade
elementary school. Recommendations are also submitted for further researchers to
conduct research with a more comprehensive approach.

88
‫‪Lampiran 11. Contoh Abstrak Bahasa Arab‬‬

‫رينا رحمي‪ .8102 .‬تحليل كتاب ‪”Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti‬‬
‫”‪ Kurikulum 2013: Edisi Revisi 2017‬للصف الرابع الابتدائي مؤسسا على نظرية علم‬
‫النفس التطويري‪ .‬بحث بكالوريوس‪ .‬تحت إشراف الدكتور دارس تأمين‪ .‬قسم تالتربية الإسلايمة‬
‫بجامعة الاتحاد الإسلامي بمدينة غاروت‪.‬‬

‫ملخص البحث‬
‫الهدف من هذا البحث هو كشف الانسجام بين كتاب ‪”Buku Pendidikan Agama Islam‬‬
‫”‪ dan Budi Pekerti Kurikulum 2013: Edisi Revisi 2017‬بنظرية النمو لدى الدارس‪.‬‬
‫نهج هذا البحث منهج تحليل المحتوى بمدخل الكيفي‪ .‬وخطوات إجراء هذا البحث هي؛‪ ...‬بعد مرور‬
‫على هذه الخطوات‪ ،‬طور الباحث نتيجة البحث بإضافة ما نقص من البحث‪ ،‬وتكميل ما اختل‪،‬‬
‫وتبديل ما يحتاج إلى التبديل من محتوى الكتاب‪ .‬ونتيجة هذا البحث تبين لنا خمسة أشياء‪ ،‬وهي؛‬

‫وجدت مؤشرات‬ ‫(‪ ) 1‬وجدت الكفاءات األساسية التي ال تتفق مع الكفاءات األساسية ؛ (‪)2‬‬
‫الكفاءة التي لا تتفق مع المواد الكتاب ؛ (‪ )3‬العثور على مواد كتابية لا تتبع تطور الطلاب المعاصرين‬
‫‪ /‬المعاصرين ؛ (‪ )4‬العثور على مواد غير مناسبة للاحتياجات النفسية للطلاب المعاصرين ‪ /‬الحاليين‬
‫؛ و (‪ )5‬عثروا على فتحة لمواد تطوير كتاب التربية الإسلامية والأدب التي تتوافق مع تطور الطلاب‬
‫المعاصر‪ .‬أحال هذا البحث مشريف منهج التربية الإسلامية في المرحلة الابتدائية إلى النظر في‬
‫محتوى كتاب ‪”Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Perkerti Kurikulum‬‬
‫”‪ 2013: Edisi Revisi 2017‬كما أحال البحث الباحث اللاحق إجراء البحث بالنظرية أكثر عمقا‬
‫من هذا البحث‪.‬‬

‫‪89‬‬
Lampiran 12. Contoh Esai

Titik Temu Fullday School dan Sekolah Islam Terpadu

Oleh:
Daris Tamin

Wacana peluncuran program full day school mulai menuai respon yang
beragam. KPAI merespon wacana Mendikbud tersebut sebagai kebijakan
parsial. Full day school dianggap dapat mengganggu intensitas interaksi sosial
anak-anak dengan orang tuanya dan teman sebayanya. Intinya, full day school
diduga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Mendikbud sendiri
memiliki alasan ilmiah dalam mewacanakan full day school. Tujuannya
adalah untuk menekan angka kekerasan terhadap anak di luar sekolah.
Sekolah full day sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 1990-an.
Walaupun masyarakat dengan beragam latar belakang mendirikan sekolah full
day, namun saat itu mayoritas pendirinya adalah para sarjana yang pernah
aktif di pergerakan Islam di kampus-kampus. Semangat aktivitas keislaman
di awal tahun 80-an sampai 90-an yang diwarnai dengan maraknya kajian-
kajian keislaman telah membawa perubahan besar pada jiwa aktivis dakwah
kampus.
Istilah full day sebenarnya hanya benchmarking durasi belajar untuk
kepentingan pembeda dari durasi belajar yang secara nasional berlaku sampai
tengah hari. Daya tawar yang menggambarkan idealitas para pendiri sekolah
full day sebenarnya terletak pada identitas IT (Islam Terpadu) yang melekat
pada pada nama TKIT, SDIT, SMP IT, dan SMA IT. Identitas sekolah
dengan ”embel-embel” IT tersebut muncul di tengah sistem pendidikan
nasional yang hanya melegitimasi secara formal Madrasah Ibtidaiyah (MI)
sebagai representasi pendidikan Islam.
Menjamurnya model sekolah dengan label ”Islam Terpadu” pada semua
jenjang pendidikan awalnya didorong oleh semakin meningkatnya kesadaran
berislam. Cita-cita terwujudnya kejayaan generasi kaum muslimin di masa
yang akan datang menjadi movitasi utama. Diyakini bahwa kejayaan suatu
generasi sangat ditentukan oleh seberapa tinggi iman dan ilmunya. Jika iman
dan ilmu terpisahkan, maka generasi kaum muslimin akan terpinggirkan
dalam keadaan bodoh dan lumpuh. Kebodohan adalah cermin
ketidakberimanan, karena iman sesungguhnya memancarkan semangat
keilmuan.
Para penyelenggara pendidikan Islam Terpadu yang menganut full day
school meyakini bahwa sistem sekolah yang diselenggarakan pemerintah
belum mampu untuk membangun karakter yang ideal. Sistem pendidikan
yang berlaku dianggap masih parsial dan tidak menyeluruh dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Selain itu, sistem pendidikan nasional
90
saat ini masih berbau sekuler dan kurang memberikan ruang bagi
pengembangan potensi iman dan taqwa, baik melalui mata pelajaran agama
apalagi mata pelajaran umum.
Demi membangun jaringan, para penyelenggara sekolah IT dengan
sistem full day mendirikan JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu). Fungsi
JSIT adalah menciptakan jaringan kerjasama dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan Sekolah Islam Terpadu di Indonesia. Demi menjaga kualitas,
sekolah-sekolah IT juga bergabung dengan KPI (Konsorsium Pendidikan
Islam).
Tidak semua sekolah IT dengan sistem full day bergabung dengan JSIT
dan KPI. Dalam perkembangannya, sekolah-sekolah tersebut diselenggarakan
juga oleh ormas-ormas Islam dan yayasan-yayasan Islam dari kalangan
masyarakat umum. Bahkan, kecenderungan saat ini, sebagian sekolah-sekolah
IT dengan sistem full day diduga sudah mulai bergeser dari orientasi idealis
ke orientasi bisnis pendidikan. Dugaan ini patut ditindaklanjuti melalui
evaluasi dan riset.
Urgensi full day schoolbukan terletak pada durasi belajar tetapi pada
keterpaduan sistem pendidikan. Durasi belajar hanya berkaitan dengan
lamanya waktu, rentang waktu, atau urutan waktu yang sifatnya sequential.
Ruh dari full day school terletak pada keterpaduan proses pendidikan.
Keterpaduan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan beberapa
aspek, antara lain: Pertama, integritas guru sebagai pendidik dalam semua
kompetensi, baik pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Dalam
aplikasinya, seorang guru yang integral, harus mampu memainkan peran
sebagai transformer ilmu dan pengetahuan dan model dalam kepribadian, baik
sebagai pengganti orang tua di sekolah, sahabat bagi siswa, dan sebagai
pendisiplin. Multiperan ini menuntut kejeliaan dan sensitivitas guru untuk
menempatkan-nya secara tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
perkembangan siswa.
Keterpaduan dalam kurikulum, baik dalam pengertian umum maupun
khusus. Dalam arti umum, keterpaduan kurikulum berarti terpadunya
keseluruhan sistem pembelajaran dan lingkungan belajar dengan kebutuhan
peserta didik. Dalam arti khusus, keterpaduan kurikulum berkaitan kesesuaian
isi (scope) dan urutan (sequence) suatu materi mata pelajaran dengan
karakteristik perkembangan peserta didik. Keterpaduan kurikulum juga
berarti terintegrasinya keseluruhan domain perilaku; kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang berakar pada potensi spiritual keagamaan, yaitu iman dan
taqwa.
Keterpaduan hubungan antara sekolah, rumah, dan lingkungan
masyarakat. Bangunan karakter dan kepribadian peserta didik tidak pernah
jadi ketika sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat tidak terjadi hubungan
komunikasi yang terjalin baik dan terpadu. Sikap saling mengandalkan tugas
secara parsial akan menyebabkan rusaknya kualitas masa depan generasi
harapan bangsa.

91
Lampiran 13. Contoh Anotasi Bibliografi

CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Syamsu Yusuf L.N, dan Nani N Sugandi. (2018). Perkembangan Peserta Didik.
Depok: PT Raja Grapindo Persada.

Buku ini memuat delapan bab. Pembahasan tentang karakteristik perkembangan


anak usia dini terdapat pada bab empat. Disebutkan bahwa usia dini merupakan
masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan
masa selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa
pendidikan anak sejak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan
produktivitas kerja masa dewasanya.
Secara umum karakteristik dan sifat-sifat perkembangan usia dini yaitu unik,
egosentris, aktif dan energik, rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak
hal, eksploratif, dan berjiwa petualang, spontan, senang dan kaya dengan fantas,
masih mudah prustasi, masih kurang dalam melakukan sesuatu, ……

Elizabeth Hulock (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Gelora Aksara


Pratama.

Buku ini memuat empat belas bab. Pembahasan masa bayi terdapat dalam bab tiga
dan bab empat disebutkan bahwa masa bayi adalah masa pembentukana pola-pola
psikolog fundamental untuk makan, tidur, dan buang air, melakukan pembentukan
kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai dengan pada akhir masa bayi. Karena pola
perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi yang berbeda mencapai hal-hal
yang penting pada pola ini dalam usia yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar
dari harapan-harapan sosial dalam bentuk tugas-tugas perkebangan, misalnya
semua bayi diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit
mengandalkan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fisiologis yang baik
(terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar berbicara, dan
berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara-saudara kandung……

Carol Seefeldt. (2015). Pendidikan Anak Usia Dini. Tempat: PT

Buku ini memuat lima belas bab. Pembahasan tentang perkembangan anak usia dini
terdapat di abab tiga. Bahwa ada keragam besar dalam pertumbumbuhan dan
perkembangan anak usia tiga, empat lima tahun. Umur anak tidak mutlak meramal
kompetensi anak itu. Bagaimanapun di bab ini, dipaparkan kesamaan dan perbedaan
khas perkembangan fisik, emosi, kognitif, dan sosial.
Anak-anak usia 3-5 tahun penuh dengan energi dan terus bergerak. Anak-anak
usia tiga tahun memulai sedikit minat dalam bermain dengan anak-anak lain dan
mulai mengembangkan persahabatan……

92
Lampiran 14. Contoh Format Proposal Skripsi

PROPOSAL SKRIPSI
PERSEPSI SANTRI TERHADAP TATA TERTIB ASRAMA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SANTRI
(Penelitian di Asrama Putri Pesantren Persatuan Islam 1001 Garut)
Oleh:
Hilma Yayu Rahmawati
NIM 14.2.847
Program Studi Pendidikan Agama Islam

A. Latar Belakang Penelitian


Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Manfred
Ziemek menyatakan bahwa pesantren berasal dari lembaga pendidikan pra-Islam
karena pesantren memiliki kesamaan dengan Budha dalam bentuk asrama. Hal ini
dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa Islam telah masuk ke wilayah kepulauan
Asia Tenggara sekitar pertengahan abad kesembilan1.
Pesantren merupakan hasil dari proses dan usaha masyarakat Islam untuk
mencari sistem pendidikan yang tepat, oleh sebab itu dimungkinkan terjadinya
penyerapan elemen-elemen dari tradisi pendidikan pra-Islam. Pesantren adalah
bagian dari produk budaya bangsa Indonesia ditandai dengan perubahan keyakinan
masyarakat Indonesia dari penganut Hindu-Budha menjadi masyarakat yang
menganut Islam seiring dengan masuknya Islam ke Indonesia dan perubahan
pemahaman mereka terhadap Agama.
………
Kota Garut adalah kota dengan jumlah pesantren berasrama cukup banyak.
Salah satu pesantren dengan jumlah santri yang cukup banyak tinggal di asrama
adalah pesantren Persatuan Islam 1001 Garut. Sebagai pesantren moderen,
Pesantren Persatuan Islam 1001 Garut memiliki daya tarik bagi masyarakat. Setiap
tahun, daya tampung maksium seribu santri putra dan putri selalu terisi. Asrama
dengan jumlah santri yang demikian banyak tentu dikelola berdasarkan tata aturan
yang menjamin mencapai tujuan pendidikan pesantren dalam membentuk karakter
patuh terhadap aturan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka menarik untuk dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang tata tertib asrama terhadap
ketaatan santri. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul “Persepsi Santri tentang
Tata Tertib Asrama dan Pengaruhnya terhadap Ketaatan Santri”. Penelitian
dilakukan di Asrama Putri Pesantren Persatuan Islam 1001 Garut.

1
Hanun Asrohah, Pesantren di Jawa, Asal-usul, Perkembangan dan Pelembagaan. (Jakarta: INCIS,
2002), hlm. 21.
93
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran persepsi santri terhadap tata tertib asrama di Pesantren
Persis Garut?
2. Bagaimana gambaran ketaatan santri di Pesantren Persis Garut?
3. Bagaimana hubungan persepsi santri terhadap aturan asrama terhadap ketaatan
santri di Pesantren Persis Garut?

C. Tujuan dan Manfaat


Penelitian ini bertujuan untuk
1. mengetahui gambaran persepsi santri terhadap tata tertib di Asrama Putri
Pesantren Persis Garut;
2. mengetahui gambaran ketaatan santri di Asrama Putri Pesantren Persis Garut;
3. mengetahui hubungan persepsi santri terhadap aturan asrama terhadap ketaatan
santri di Pesantren Persis Garut.
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk
1. menambah pengetahuan dan khazanah untuk pengelolaan lembaga pendidikan
Islam berasrama;
2. memberikan sumbangsih dalam perbaikan pengelolaan asrama.

D. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Persepsi
Persepsi dalam bahasa Indonesia ialah tanggapan (penerimaan) langsung
dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya2.
Menurut Winaryo, persepsi merupakan kesadaran dan pemahaman yang terbentuk
melalui pengindraan diri maupun pengalaman diri3. Hal ini senada dengan apa yang
disebutkan oleh Woodworth dan Marquis, bahwa persepsi merupakan proses yang
didahului oleh pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indera atau disebut juga proses sensoris. Setelah proses stimulus barulah
diteruskan pada proses selanjutnya yang merupakan proses persepsi4.

2. Pengertian Asrama
KBBI mendefinisikan asrama dengan arti bangunan tempat tinggal bagi
kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri dari sejumlah kamar, dan dipimpin
oleh seorang kepala asrama5. Dari pengertiaan kebahasaan tersebut asrama
disebutkan sebagai sebuah bangunan dengan kamar-kamar yang ditinggali banyak

2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2012), Edisi IV, Cet. Ke-3, hlm. 1061.
3
R. Winaryo SM, Self Empowerment: Persepsi, Paradigm, dan Motivasi Salesman, (Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm.10.
4
Bimo Walgito, Pengantar Psikologo Umum, (Yogyakarta: ANDI, 2004), hlm. 87-88.
5
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 99.

94
orang dan dipimipin oleh seseorang sebagai ketua. Dalam bahasa Inggris, asrama
disebut barracks6.
Sebuah pesantren adalah asrama pendidikan Islam tradisional yang menjadi
tempat tinggal siswanya atau yang lebih akrab disebut santri. Seperti yang
disebutkan oleh Zamakhsyari Dhofier bahwa pesantren adalah asrama karena
didalamnya terjadi proses pendidikan mengenai agama Islam. Asrama menjadi
tempat tinggal bersama bagi siswa-siswanya disana mereka belajar bersama-sama
pula di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang dikenal dengan “kyai” 7.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asrama sekolah adalah suatu
tempat di mana para siswa bertempat tinggal ……..

E. Metode Penelitian
Merujuk pada tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini dianggap tepat
degan mengunakan metode penelitian korelasional. Nana Syaodih menyebutkan
bahwa metode korelasi ialah suatu metode untuk mencari hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain, dinyatakan dengan besarnya koefesien korelasi
(bivariate) dan keberartian (signifikan) secara statistik8. Masih menurut Nana
Syahodih adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya
pengaruh atau adanya hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya9.
……

F. Daftar Pustaka
Asrohah, Hanun. 2002. Pesantren di Jawa, Asal-usul, Perkembangan dan
Pelembagaan. Jakarta: INCIS.
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologo Umum. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
…….
G. Agenda Penelitian
No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Tahap Proposal
a. Ujian Proposal
b. Revisi Proposal
2 Tahap Pembimbingan
dst.
3 Tahap Ujian

6
Hendrawan Adi Wijaya, Kamus Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris. (Surakarta: Pustaka Mandiri),
hlm. 417.
7
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai
Masa Depan Indonesia. (Jakarta: LP3ES, 2015). Cet. ke-9, hlm.79.
8
Asep Saepudin Hamdi dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hlm. 7
9
Ibid.
95
Lampiran 15. Contoh Struktur Penulisan Skripsi Kuantitatif

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Alur dan Kerangka Pikir
E. Variabel dan Hipotesis Penelitian
F. Sistematika Penulisan

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Konsep/teori 1
B. Konsep/teori 2
C. Konsep/teori 3
D. Dst.

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode/Desain Penelitian
B. Partisipan
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Prosedur Penelitian
F. Analisis Data

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
(cara nontematik)
A. Temuan
1. Temuan A
2. Temuan B
3. Temuan C
B. Pembahasan
1. Pembahasan A
2. Pembahasan B
3. Pembahasan C

96
(cara tematik)
A. Temuan
Pembahasan
B. Temuan
Pembahasan
C. Temuan
Pembahasan
D. Dst.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

97
Lampiran 16. Contoh Struktur Penulisan Skripsi Kualitatif

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Alur dan Kerangka Pikir
E. Fokus Telaah dan Asumsi Penelitian
F. Sistematika Penulisan

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Konsep/teori 1
B. Konsep/teori 2
C. Konsep/teori 3
D. Dst.

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode/Desain Penelitian
B. Partisipan dan Lokasi Penelitian
C. Pengumpulan Data
D. Analisis Data
E. Isu Etik dan Keterandalan Penelitian

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
(cara nontematik)
A. Temuan
1. Temuan A
2. Temuan B
3. Temuan C
B. Pembahasan
1. Pembahasan A
2. Pembahasan B
3. Pembahasan C

98
(cara tematik)
A. Temuan
Pembahasan
B. Temuan
Pembahasan
C. Temuan
Pembahasan
D. Dst.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

99
Lampiran 17. Contoh Struktur Penulisan Skripsi PTK

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Alur dan Kerangka Pikir
E. Hipotesis Tindakan
F. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Konsep/teori 1
B. Konsep/teori 2
C. Konsep/teori 3
D. Dst.

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode/Desain Penelitian
B. Partisipan dan Lokasi Penelitian
C. Pengumpulan Data
D. Analisis Data
E. Indikator Keberhasilan

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I
1. Perencanaan
2. Pelaksanaa
3. Evaluasi
4. Refleksi

B. Siklus II
1. Perencanaan
2. Pelaksanaa
3. Evaluasi
4. Refleksi
100
C. Siklus III
1. Perencanaan
2. Pelaksanaa
3. Evaluasi
4. Refleksi

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

101
Lampiran 18. Contoh Struktur Penulisan Bab Alternatif

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Alur dan Kerangka Pikir
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penulisan

BAB II
KERANGKA TEORI
A. Konsep/teori 1
B. Konsep/teori 2
C. Konsep/teori 3
D. Dst.
BAB III
TEMUAN
A. Temuan A
B. Temuan B
C. Temuan C
D. Dst.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan A
B. Pembahasan B
C. Pembahasan C
D. Dst.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

102
Lampiran 19. Contoh Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Korelasional

Bagan 1
Kerangka Pikir Penelitian

103
Lampiran 20. Contoh Bagan Kerangka Pikir Penelitian Kualitatif
(Adaptif untuk Studi Kasus, Naturalistik, Etnohgrafi,
Fenomenologi, dll.)
Kerangka Pikir Penelitian
Bagan 1

104
Lampiran 21. Contoh Bagan Kerangka Pikir PTK

Bagan 1
Kerangka Pikir Penelitian

105
Lampiran 22. Contoh Bagan Kerangka Pikir Analisis Konten

Bagan 1
Kerangka Pikir Penelitian

106
Lampiran 23. Contoh Skema Sanad

Bagan 1
Skema Sanad An-Nasā’ī Kitab Iman Nomor Hadis 1

107
Lampiran 24. Contoh Tabel

Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan

108
Lampiran 25. Contoh Grafik

Grafik 4.2
Julah Responden Berdasarkan Suku

Grafik 4.3
Perbandingan Motivasi Siswa
PPI 1001 Angkatan 2019 Berdasarkan Jenis Kelamin

35,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
Sangat Sangat
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi Rendah
LAKI-LAKI 10,08 19,61 0,28 7,00 0,00
PEREMPUAN 20,45 31,09 0,84 10,36 0,28

109
Lampiran 26. Contoh Display Data Hasil Wawancara

Contoh Display Data Hasil Observasi

110
Contoh Display Data Hasil Analisis Dokumen/Artefak

Contoh Cross Check Data

111
112
113
114

Anda mungkin juga menyukai