Anda di halaman 1dari 45

PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT ISLAM (STFI) SADRA


PERIODE 2012-2017

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT ISLAM (STFI)


SADRA
2012
2

Daftar Isi

Daftar Isi........... ……………………………………………………………………….. 1


Kata Pengantar…………………………………………………………………………… 2
BAB I. LANDASA PEMIKIRAN ……………………………………………………… 3
BAB II. URGENSI PENULISAN DAN PERBEDAAN SKRIPSI, TESIS, DAN
DISERTASI …………………………………………………………….. 4
A. Skri
psi ……………………………………………………………………… 5
B. Tesi
s ………………………………………………………………………... 6
C. Dise
rtasi ……………………………………………………………………. 7
BAB III. KETENTUAN TEMA ATAU JUDUL ………………………………... 9
A. Lingkup Tema/Judul ………………………………………………….... 9
B. Lima Kategori Tema/Judul ……………………………………………... 9

BAB IV. Dewan Skrips/Tesis/Disertasi .......................……………………………11


A. Anggota Dewan ..................................…………………………………. 11
B. Tugas-tugas Dewan ………..........………………………………... 11
BAB V. PEMBIMBING (SUPERVISOR) ……………………………………………… 12
A. Syarat-syarat dan Tugas Pembimbing ………………………………. 12
B. Daftar Pembimbing ……………………………………………………...... 13
BAB VI. PERSIAPAN DAN FORMAT PROPOSAL ……………………………... 14
A. Pengajuan Seminar Proposal ................................................................
14
B. Format Proposal ……………………………………………………... 15
C. Aturan-aturan Teknis Penulisan ……………………………………………. 18
BAB VII. PRESENTASI PROPOSAL ………………………………………………… 28
Empat Kategori Penilaian Seminar Proposal ………………………………….. 28
BAB VIII. PROSES PENULISAN .................................................................................. 29
Format Susunan ……………………………………………………………... 29
BAB IX. VERIFIKASI KELAYAKAN (FEASIBILITY) …………………………… 30
BAB X. PRESENTASI DAN SIDANG ……………………………………………… 31
BAB XI. LIMA KATEGORI PENILAIAN SIDANG ……………………………….. 33
3

BAB XII. DENAH PROSEDUR PENULISAN SKRIPSI, TESIS DAN


DISERTASI …………………………………………………………... 34
Lampiran-Lampiran……………………………………………………………... 36
Lampiran 1: Contoh judul halaman...……………………………………………. 36
Lampiran 2: Contoh ……………………………... 37
Lampiran 3: Contoh Daftar Isi ………………………………………………...... 38
Lampiran 4: Contoh list tabel …………………………………………... 39
Lampiran 5: Transliterasi ………………………………………….. 40
Lampiran 6: Contoh Persutujuan Penguji dan Pembimbing …………………... 41
4

KATA PENGANTAR
5

BAB I
LANDASAN PEMIKIRAN

Penulisan Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi adalah aktivitas akademis yang
sangat penting dalam proses pendidikan yang dilakukan di Perguruan Tinggi. Tidak
terkecuali STFI Sadra, sebagai sebuah institusi pendidikan di tingkat perguruan tinggi,
menjadikan penulisan Makalah, Skripsi, dan Thesis sebagai bagian penting dari proses
belajar-mengajar yang dijalankan.
Makalah, Skripsi dan Tesis merupakan salah satu alat ukur kompetensi ilmiah
mahasiswa dalam bidang studi yang menjadi konsentrasinya. Oleh sebab itu, setiap
mahasiswa diharuskan membuat makalah pada setiap mata kuliah yang diikutinya dan
menyusun skripsi bagi program BA (S1) dan Tesis bagi Program Magister (S2) dalam
penyelesaian studinya.
Mengingat bahwa tesis mencerminkan kualitas program pengawasan terhadap
mahasiswa dan pemberian gelar akademik, STFI Sadra menganggap penting untuk
memberikan suatu panduan penulisan kepada mahasiswa dan dewan dosen yang
membimbing menyangkut persiapan, proses, tema-tema, syarat dan standar penulisan
karya ilmiah ini. Panduan penulisan ini menjelaskan sejumlah prosedur yang berkaitan dan
ketentuan-ketentuan yang akan membantu mahasiswa dalam penulisan dan sidang skripsi,
tesis, dan disertasi. Panduan tersebut juga menggambarkan garis besar harapan-harapan
STFI Sadra, serta tanggung jawab mahasiswa, pembimbing, dan dewan tesis.
6

BAB II
URGENSI PENULISAN DAN PERBEDAAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

Skripsi, Tesis, dan Disertasi merupkan tugas mandiri yang menunjukkan tingkat
kemahiran dan pemahaman mahasiswa, serta memperlihatkan prestasi dan penguasaan
mahasiswa terhadap bidang studi konsentrasinya.
Penulisan Skripsi, Tesis atau Disertasi dapat mendorong mahasiswa untuk belajar
metode-metode penelitian yang tepat, keterampilan berfikir kritis dan ahli di bidang studi
konsentrasinya. Berkaitan dengan hal ini, maka tujuan penulisan adalah untuk membuat
suatu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dapat diakses oleh orang lain. Selain
itu, penulisan skripsi, tesis atau disertasi juga merupakan karya ilmiah sebagai syarat
kelulusan mahasiswa dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
selama kuliah.
Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif, perlu kiranya pembedaan
ruang lingkup antara skripsi, tesis dan disertasi. Secara umum, perbedaan antara skripsi,
tesis, dan disertasi dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.
Dari aspek kuantitatif, secara literal dapat dikatakan bahwa disertasi lebih berat bobot
akademisnya daripada tesis dan tesis lebih berat bobot akademisnya daripada skripsi.
Ketentuan ini hanya dapat diberlakukan untuk jenis karya ilmiah yang sama (sama-sama
hasil penelitian kuantitatif atau sama-sama hasil penelitian kualitatif; dan dalam bidang
studi yang sama pula (misalnya sama-sama tentang bahasa atau sama-sama tentang
ekonomi). Artinya, disertasi mencakup bahasan yang lebih luas daripada tesis, dan tesis
mencakup bahasan yang lebih luas atau lebih dalam daripada skripsi. Namun ukuran
7

kuantitas ini tidak dapat diberlakukan jika skripsi, tesis, dan disertasi dibanding-
bandingkan antarbidang studi atau antarjenis penelitian. Oleh karena itu, perbedaan
skripsi, tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif, tetapi lebih
banyak dilihat dari aspek kualitatif.
Pada dasarnya, aspek-aspek kualitatif yang membedakan skripsi, tesis, dan
disertasi dapat dikemukakan secara konseptual, namun sulit untuk dikemukakan secara
operasional. Berikut dikemukakan aspek-aspek yang dapat membedakan skripsi, tesis, dan
disertasi, terutama yang merupakan hasil penelitian kuantitatif.

A. Skripsi
 Sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh penulis skripsi hanya
sebatas memberikan pendalaman pemahaman khususnya bagi penulis. Disini tidak
dituntut untuk memunculkan temuan atau teori baru. Penekanannya hanya pada
bagaimana mahasiswa dapat menunjukkan pemahaman secara komprehensif atas
topik yang dibahas dengan pemaparan yang bersifat deskriptif.

 Identifikasi masalah untuk skripsi dapat didasarkan atas informasi dari


koran, majalah, buku, jurnal, laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan.

 Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis skripsi hanya


diharapkan untuk menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian-penelitian lain dengan topik yang sama. Pustaka yang dijadikan sumber
acuan dalam kajian pustaka pada skripsi seyogyanya menggunakan sumber primer
dan dapat juga menggunakan sumber sekunder.

 Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung


oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Pengajuan saran pada
bagian akhir skripsi tidak harus dilengkapi dengan argumentasi yang didukung
oleh hasil penelitian.

 Pada aspek kemandirian, untuk skripsi persentase karya asli mahasiswa


bisa lebih kecil daripada tesis dan disertasi. Secara kuantitatif dapat diilustrasikan
8

sebagai berikut; untuk Skripsi kira-kira 25% dari naskah tersebut adalah karya asli
mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (75%) merupakan cerminan dari
bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing.

 Tebal skripsi terdiri atas 75 sampai 100 halaman.

B. Tesis
 Penulis tesis diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan;
 Identifikasi masalah untuk tesis perlu didasarkan atas teori-teori yang
berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji. Tidak seperti masalah yang dikaji
dalam skripsi yang cenderung pada masalah-masalah yang bersifat penerapan ilmu,
sedangkan dalam tesis –terlebih disertasi– harus cenderung ke arah pengembangan
ilmu;
 Dalam mengemukakan hasil kajian pustaka, penulis tesis tidak hanya
diharapkan mengemukakan keterkaitannya saja, tetapi juga harus menyebutkan
secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain
yang sejenis.
 Pustaka yang dijadikan sumber acuan dalam kajian pustaka pada tesis
diharapkan berasal dari sumber-sumber primer (hasil-hasil penelitian dalam
laporan penelitian, seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian);
 Pada aspek kemandirian, untuk Tesis persentase karya asli mahasiswa bisa
lebih kecil daripada disertasi dab lebih besar dari skripsi. Secara kuantitatif dapat
diilustrasikan sebagai berikut; untuk Tesis kira-kira 75% dari naskah tersebut
adalah karya asli mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (25%) merupakan
cerminan dari bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing.
 Tebal halaman thesis adalah 125-150 halaman dengan minimal 50% dari
total halaman adalah uraian utama objek pembahasan yang menjadi fokus
penelitian.

C. Disertasi
9

 Penulis disertasi dituntut untuk mengarahkan permasalahan yang dibahas


dalam disertasinya agar temuannya dapat memberikan sumbangan "asli" bagi ilmu
pengetahuan;
 Identifikasi masalah untuk disertasi harus didasarkan atas teori-teori yang
berasal dari sejumlah hipotesis yang telah teruji (lebih dalam dari tesis). Masalah
yang dikaji dalam disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
 Penulis disertasi diharapkan dapat (a) mengidentifikasi posisi dan peranan
penelitian yang sedang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas, (b)
mengemukakan pendapat pribadinya setiap kali membahas hasil-hasil penelitian
lain yang dikajinya, (c) menggunakan kepustakaan dari disiplin ilmu lain yang
dapat memberikan implikasi terhadap penelitian yang dilakukan, dan (d)
memaparkan hasil pustakanya dalam kerangka berpikir yang konseptual dengan
cara yang sistematis;
 Pustaka yang dijadikan sumber acuan utama dalam kajian pustaka pada
disertasi harus menggunakan sumber primer.

 Dalam disertasi, hasil penelitian yang dikemukakan, selain didukung oleh


data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan
dengan hasil penelitian lain yang sejenis. Oleh karena itu dalam disertasi perlu ada
bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian. Bab yang berisi
pembahasan hasil penelitian diletakkan sesudah bab yang berisi sajian hasil
analisis data, sebelum bab yang berisi kesimpulan dan saran.
 Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan
disertasi lebih mandiri daripada tesis. Secara kuantitatif dapat diilustrasikan
sebagai berikut; untuk disertasi kira-kira 90% dari naskah tersebut adalah karya
asli mahasiswa penulisnya, sedangkan sisanya (10%) merupakan cerminan dari
bantuan, bimbingan, serta arahan para dosen pembimbing.
 Tebal disertasi terdiri atas 250 sampai 350 halaman.

Secara ringkas perbedaan skripsi, tesis dan disertasi dapat dijelaskan dalam bentuk tabel
sebagaimana di bawah ini:

Skripsi Tesis Disertasi


Laporan Pemahaman Penjelasan Terhadap Dapat Memberikan
Target
10

Kontribusi Baru Terhadap


Suatu Masalah Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Pendekatan Deskriptif (Pemaparan) Analitik Analitik-Sintetik

Tabel 1. Perbedaan Lingkup Skripsi, Tesis dan Disertasi

BAB III
KETENTUAN TEMA ATAU JUDUL
A. Lingkup Tema/Judul
Tema atau judul skripsi, tesis atau disertasi yang akan dijadikan objek penelitian
haruslah mengacu kepada konsentrasi studi masing-masing. Untuk program BA,
konsentrasi Filsafat Islam diorientasikan kepada Filsafat Islam, Ilmu Kalam (Teologi
Islam), dan Tasawuf (‘Irfan). Adapun program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir berkaitan
dengan studi al-Qur’an dengan semua aspeknya.
Karena salah satu tujuan dari penulisan skripsi, tesis, dan disertasi adalah
mensintesiskan pemahaman mahasiswa dalam bidang tertentu, maka tema atau judul yang
diangkat harus memuat tinjauan terhadap kajian-kajian yang menjadi konsentrasi.
Mahasiswa harus mencari hubungan-hubungan antara subjek-subjek yang telah dipelajari
yang mana dapat dikombinasikan untuk dituangkan ke dalam skripsi, tesis, atau disertasi.

B. Lima Kategori Judul/Tema


11

Lima kategori berikut ini memaparkan kemungkinan-kemungkinan Judul/Tema


skripsi, tesis dan disertasi yang dapat diangkat oleh mahasiswa:

1. Meneliti pemikiran para tokoh Muslim, seperti Ulama/Pemikir Muslim,


filosof Muslim terkemuka seperti Ibn Sina, Suhrawardi, Mulla Shadra, atau para
Sufi seperti Ibn ‘Arabi dan lain-lain. Misalnya: “Suhrawardi’s View on Light and
Being”, “Existential Metaphysics of Mulla Sadra”, “Sadra’s Doctrine of Trans-
Substantial Motion”, “Problem of Essence and Existence according to Ibn Sina,
Suhrawardi, and Mulla Sadra”, “Ibn Sina’s Argument for God’s Existence”, “The
Concept of Substance in the Peripatetic Philosophy and Transcendent Wisdom; A
Comparative Study, Resurrection of Bodies and Spirits from Mulla Sadra's
Perspective”, etc.

2. Menganalisa dan menjelaskan persoalan-persoalan penting dalam Filsafat


Islam, Ilmu Kalam, dan Tasawuf yang masih aktual sampai saat ini yang mana
dapat memperjelas pemikiran-pemikiran yang sudah ada. Misalnya: The Source of
Knowledge (Overcoming the dispute between rationalism and empiricism),
“Relationship between Being and Knowledge” (the knower and the known),
“Predicative Existence being rejected by Kant”, “Mind-Body Relation Problem”,
“Secondary Philosophical and Logical Intelligibles”, “Evolution vs. Origination
of the World (Creationism”), and “Causality and Freedom”, “Determinism and
Free Will” dan lain-lain yang mana merupakan isu-isu yang dapat dibahas dan
dicarikan solusinya.
3. Mengadakan perbandingan ide-ide satu tokoh dengan tokoh yang lain,
seperti filosof Muslim dengan filosof Barat, mengungkap persamaan-persamaan
dan perbedaan-perbedaan diantara ide-ide mereka. Misalnya: “A Comparative
Study on Ontological Argument between Ibn Sina and Anselmus in Proving
Existence of God”, “A Comparison between Mulla Sadra and Heidegger on
Concept of Existence”, “Essence-Existence Distinction in Mulla Sadra and
Modern Western Existentialism”, “A Comparison between Sadra’s Ontology and
Whitehead’s Philosophy of Process”, “Causation according to David Hume and
Murtadha Muthahhari”, “Perception of Time in Sadra’s Thought and Modern
Physics”, “Phenomenology in Edmond Hussrel's View and its Portion to
Suhrawardi's Hikmat al-Ishraq”, “The Faith from Perspectives of Soren
Kierkegaard and Allama Tabatabaee; A Comparative Study”, dan seterusnya.
12

4. Mengelaborasi isu-isu kontemporer yang berkaitan dengan Filsafat Islam,


Teologi, Tasawuf, dan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, yang berkaitan dengan materi-
materi yang telah dipelajari selama kuliah. Misalnya: “New Consciousness in
Science, Philosophy and Religion (A Holistic-Integral Paradigm)”, “Existentialist
View on Freedom and Responsibility”, “Cultural Issues in Philosophy”,
“Theosophy and Phenomenology”, “Humanism and God”, “The Philosophical
Foundation of Dialogue Among Civilization”, “The Question of Equivalence of
Spirit and Body”, “An Investigation of Roots of Realism and Positivism in the
Contemporary Philosophy of Science”, dan lain-lain.
5. Meneliti dan menjelaskan masalah-masalah kontemporer yang menuntut
penyelesaian dan klarifikasi melalui pemikiran-pemikiran filosofis. Misalnya:
“Science and Value: A Research into the Relation between Empirical Sciences and
Human Values”,” Good and Evil in the Philosophy of Ethics of G.E. Moore and
Khawaja Nasir al-Din al-Tusi”, “Ecological Crisis in Philosophical Perspective”,
dan lain sebagainya.

BAB IV
Dewan Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra membentuk suatu tim yang dinamakan
dengan Dewan Skripsi, Tesis, dan Disertasi –selanjutnya disebut Dewan Tesis-
beranggotakan para ahli atau ilmuan (Profesor dan Doktor) yang bertugas sebagai
fasilitator dan konsultant bagi mahasiswa dalam proses penyelesaian penulisan skripsi,
tesis, atau disertasi. Selain itu juga, dewan tesis mempunyai wewenang untuk menetapkan
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan skripsi, tesis dan disertasi sesuai dengan
ekspektasi kampus.

A. Aggota Dewan Tesis


Anggota Dewan terdiri dari:
1. Ketua STFI Sadra
2. Pembantu Ketua
3. Ketua Prodi
13

4. Dosen Tetap dan ilmuan yang telah ditunjuk oleh kampus

B. Tugas-tugas Dewan
Tugas-tugas Dewan Tesis antara lain:
1. Memantau secara umum perkembangan mahasiswa dalam proses penulisan
skripsi, tesis dan disertasi;
2. Menentukan schedule pelaksanaan seminar proposal dan sidang;
3. Mengoreksi dan memberikan pernyataan kelayakan bagi proposal dan tesis
untuk diajukan ke seminar atau sidang;
4. Mengatur dan melaksanakan seminar proposal dan sidang;
5. Menunjuk para penguji untuk seminar proposal dan sidang;
6. Memutuskan hasil seminar proposal dan sidang bersama dengan penguji
dan pembimbing;
7. Menandatangani form nilai, pernyataan pengesahan dan berita acara
seminar proposal dan sidang;
8. Menunjuk pembimbing bagi proposal yang telah dinyatakan layak untuk
diteruskan.

BAB V
PEMBIMBING (SUPERVISOR)

A. Syarat-syarat dan Tugas Pembimbing


Pembimbing skripsi, tesis, dan disertasi baik pertama maupun kedua, harus
memenuhi syarat-syarat dan mempunyai tugas-tugas sebagaimana telah ditetapkan dalam
Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani oleh ketua STFI Sadra. Syarat-syarat dan tugas
pembimbing tersebut sebagai berikut:
1. Pembimbing Pertama
a. Diajukan oleh ketua prodi dan disetujui oleh Ketua
b. Pembimbing skripsi (program BA) harus minimal bergelar Master;
c. Pembimbing tesis (program MA) harus minimal bergelar Doktor;
d. Pebimbing atau Promotor disertasi harus Profesor.
e. Tugas dan tanggung jawab pembimbing pertama antara lain sebagai
berikut:
14

 Memberikan arahan-arahan dan bimbingan dalam penulisan


termasuk saran-saran untuk mengakses sumber-sumber dan referensi,
menentukan langkah-langkah penting dalam penulisan.
 Memberikan saran-saran yang berkaitan tentang objek penelitian,
metodologi, analisa dan hal-hal penting lainnya.
 Menandatangani kartu bimbingan di setiap pertemuan dengan
mahasiswa;
 Memantau konsistensi mahasiswa dalam penulisan skripsi, tesis
atau dissertasi, dan mendorong untuk menyelesaikan dalam jangka waktu
yang ditetapkan (minimal 6 sessi konsultasi);
 Mengumumkan dan menetapkan (bersama-sama dengan dewan
tesis) hasil sidang skripsi, tesis, dan dissertasi.
 Menandatangani berita acara persidangan.

2. Pembimbing Kedua
a. Hanya dapat diajukan apabila dianggap sangat perlu berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akademis
b. Diajukan oleh ketua prodi dan mendapat persetujuan dari ketua;
c. Harus mendapat persetujuan dari Pembimbing Pertama berdasarkan pada
tingkat keahlian dan kapasitas pendidikan.
d. Menyesuaikan kepada tugas dan tanggung jawab Pembimbing Pertama.

B. Daftar Pembimbing
Pembimbing skripsi, tesis, atau disertasi di STFI Sadra dapat diambil dari para
dosen dan akademisi yang memenuhi syarat-syarat di atas baik dari dalam STFI Sadra
maupun dari luar. Pembimbing yang diambil dari STFI Sadra dicukupkan satu orang saja,
sedangkan apabila dari luar STFI Sadra diharuskan untuk mengambil pembimbing kedua
yang diambil dari dalam STFI Sadra.

Dosen-dosen STFI Sadra yang dapat menjadi pembimbing:

Dosen Tetap
1. Dr. Haidar Bagir
2. Dr. Umar Shahab, MA
15

3. Dr. Muhsin Labib


4. Dr. Humaidi
5. Ikhlas Budiman, M.Psi
6. Basrir Hamdani, MA
7. Hadi Kharisman, M.Ud
8. Andri Syawaludin, M.Pd
9. Benny Susilo, M.Ud
10. Babul Ulum, M.Ag
11.Endang Sri Rahayu, M.Ud
12. Nano Warno, M.Ud
13. Indah Suwarni, MM
14. Husein Alkaff, M.Ag
15. Otong Sulaeman, M.Hum
16. Istiqomah, M.Hum
17. Merza Wijaya, M.Pd
18. Musa al-Kadzim, M.Si
19. Srie Muldrianto, M.Pd

Dosen Tamu
1. Prof. Dr. Seyyed Mofid Hoseini Kouhsari
2. Prof. Dr. Quraish Shihab
3. Dr. Kholid Al Walid
4. Prof. Dr. Amin Abdullah
5. Prof. Dr. KH. Umar Shihab
6. Prof. Dr.Azyumardi Azra
7. Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara
8. Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer
9. Prof. Dr. Abdul Hadi WM
10. Prof. Dr.Yunarsil Ali
11.Dr. Nursamad Kamba
12. Dr. Sri Mulyati
13. Dr. Umar Ibrahim
16

14. Dr. Abdelaziz Abbacy


15. Dr. Ammar Fauzi

BAB VI
PERSIAPAN DAN FORMAT PROPOSAL
Proposal merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses penulisan.
Proposal juga mencerminkan kesiapan dan tingkat qualified mahasiswa untuk tahap
penulisan selanjutnya. Tahap penulisan proposal menjadi sangat penting untuk mengetahui
ide dasar yang ingin dielaborasi lebih lanjut dalam penelitian. Oleh sebab itu, penting
kiranya dalam penulisan proposal untuk meminta masukan dan saran-saran khususnya dari
Dewan Tesis, (Thesis Committee) atau umumnya para dosen yang dianggap berkompeten
berkaitan dengan tema yang diangkat.
Proposal dapat diteruskan ke penulisan lebih lanjut setelah diseminarkan dan
mendapat pengesahan dari dewan seminar. Namun sebelum diajukan untuk diseminarkan,
proposal harus mendapat pernyataan kelayakan (statement of feasibility) dari salah satu
Dewan Tesis (Thesis Committee). Proposal yang telah diseminarkan dan mendapat
17

pengesahan akan diberikan pembimbing (supervisor) guna mendapat masukan dan arahan-
arahan.

A. Pengajuan Seminar Proposal


1. Pra Seminar
a. Mengisi formulir pra-seminar proposal;
b. Mahasiswa menyerahkan hard copy proposal skripsi, tesis, dan disertasi ke
bagian manajemen tesis sebanyak 2 exmplar;
c. Manajemen tesis akan melakukan verifikasi proposal dan sekaligus
penentuan pembimbing;
d. Mahasiswa melakukan bimbingan dengan pembimbing yang telah ditunjuk
sesuai dengan SK Ketua STFI Sadra;
e. Apabila sudah melakukan bimbingan dan dianggap layak yang dibuktikan
dengan lembar pengesahan pembimbing untuk diajukan ke seminar proposal.
2. Seminar Proposal
Syarat-syarat pengajuan seminar proposal sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengisi formulir seminr proposal
b. Jumlah halaman proposal minimal 15 halaman dan maksimal 25 halaman;
c. Fotokopu transkrip nilai terakhir dengan ketentuan minimum IPK 3.35 dan
telah menempuh beban studi, minimal 26 sks untuk Doktor, 36 sks untuk MA,
dan 124 sks untuk BA;
d. Telah lulus mata kuliah metodologi penelitian 1 dan 2;
e. Fotokopi Kartu Rencana Studi (KRS);
f. Menyerahkan hard copy proposal sebanyak 4 eksmplar;

B. Format Proposal
Proposal skripsi, tesis atau disertasi terdiri dari 2 bagian, yaitu depan dan badan
(isi), sebagaimana berikut:
1. Bagian Depan

Bagian depan proposal sekurang-kurangnya terdiri dari:


a. Cover Judul
Judul skripsi, tesis atau disertasi hendaknya singkat, spesifik, dan jelas, yaitu
dapat memberikan gambaran mengenai penelitian yang diusulkan. Harus
18

dipertimbangkan juga agar judul bisa dijangkau, baik dalam segi substansi, penelitaian,
waktu dan biaya.
Pada halaman judul tertera beberapa hal yang ditulis secara berurutan dari atas ke
bawah, yaitu: Logo STFI Sadra, Judul, Nama Mahasiswa, Nomor Induk Mahasiswa
(NIM), Program Studi, Nama Lembaga, dan Bulan serta Tahun disusun. (lihat
Lampiran 1: contoh kover judul).

b. Abstrak
Abstrak proposal berisikan gambaran sekilas tentang tema yang diangkat dan
hipotesa yang ingin dibuktikan dengan menyebut literatur-literatur yang mendukung
dan perbedaannya dengan literatur-literatur sebelumnya. Abstrak hanya terdiri dari 150
– 200 kata, 1 (satu) halaman dan diketik 1 (satu) spasi.

c. Outline
Outline berisikan garis besar sub tema-sub tema yang akan menjadi focus
kajian dalam penelitian selanjutnya (Lihat lampiran: Outline).

2. Bagian Badan (Isi) Proposal


a. Rationale/Background
Background (Latar Belakang Masalah) menjelaskan tentang pentingnya
(urgency) tema yang diangkat atau diteliti. Dalam hal ini penulis dituntut untuk
menyajikan referensi yang relevan berdasarkana studi pendahuluan untuk
memperkuat alasan pemilihan tema dan pokok permasalahan. Dengan mengungkap
alasan-alasan tersebut diharapkan nantinya dapat menjawab permasalahan yang
menjadi kegelisahan akademik (pertanyaan akademis) penulis. Pada alinea terakhir
Background, penulis dituntut untuk memberi penegasan bahwa penelitian yang
akan dilakukan memang penting berdasarkan beberapa alasan yang telah
dikemukakan.
Singkatnya, dalam Background penulis berusaha untuk memberi penjelasan
tentang argumen pentingnya tema, hipotesis, dan pandangan penulis tentang subjek
yang dibahas, yang mana dapat menjadi fokus atau kerangka kerjanya.

b. Permasalahan
19

Dalam rumusan masalah, hal-hal yang perlu dijelaskan adalah sebagai


berikut:
1. Identifikasi Masalah
Dalam hal ini penting dijelaskan berbagai kemungkinan permasalahan
yang muncul dari judul/tema yang diangkat, sehingga diktehui bahwa
judul/tema tersebut mengandung permasalahan yang bisa muncul dari
berbagai tinjauan.
Permasalahan dapat juga ditemukan antara lain apabila: a). Suatu teori
berlawanan/tidak sesuai degan teori lainya, b). Suatu kenyataan
berlawanan/tidak sesuai dengan teori atau sebaliknya, c). Suatu kenyataan
berlawanan/tidak sesuai dengan suatu kebijakan atau sebaliknya, d). Suatu
kebijakan berlawanan/tidak sesuai dengan kebijakan lain, e). Data empirik
berlawanan/tidak sesuai dengan normatif atau sebaliknya.

2. Pembatasan Masalah
Masalah yang hendak diangkat di dalam penelitian tidak semua
masalah yang kemungkinan dapat muncul atau yang teridentifikasi, akan
tetapi masalah yang sudah dipertimbangkan dari segi urgensi atau kelayakan
dan masih aktual. Agar tidak meluas dan fokus masalah harus dibatasi
berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain; pertimbangan waktu
(periodisasi), ruang (lokasi geografis), objek, tema atau lainnya. Mungkin
saja suatu masalah sudah diteliti, tetapi berdasarkan suatu alasan, peneliti
perlu menguji kembali kebenaran atau memperkuat, membantah,
meruntuhkan hasil penelitian yang telah ada. Pemilihan terhadap masalah ini
perlu diberikan alasan yang cukup, rasional, dan lengkap dengan
menyajikan data-data pendukung.

3. Perumusan Masalah
Setelah permasalahan dibatasi, peneliti harus merumuskan lebih
kongkret permasalahan yang hendak dijawab pada kesimpulan penelitian.
Dengan kata lain, rumusan masalah merupakan operasionalisasi dari
pembatasan masalah. Rumusan kongkret permasalahan yang akan dijawab
ini dicantumkan dalam perumusan masalah. Masalah dapat dirumuskan
dengan kalimat Tanya atau pernyataan.
20

c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum merupakan tujuan yang disusun berdasarkan permasalahan
dan tema penelitian yang bersifat umum. Sedangkan tujuan khusus adalah rumusan
tujuan yang dibreak down dari tujuan umum menjadi lebih spesifik. Kata-kata
kunci (keys word) dalam merumuskan tujuan penelitian antara lain; mengetahui,
menjelaskan, mengelaborasi, mengungkap, membuktikan, mencari hubungan
antara, membangun atau merumuskan konsep, menilai, dan lain sebagainya.

d. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Manfaat atau signifikansi penelitian berkaitan erat dengan hasil penelitian
yang ingin dicapai dalam rangka memberi kontribusi untuk pengembangan ilmu
pengetahuan ke depan sehingga dapat dimanfaatkan oleh peneliti sendiri, suatu
lembaga terkait, atau pembaca secara umum. Kata-kata kunci yang dapat
digunakan dalam perumusan manfaat atau signifikansi penelitian adalah
memberikan, menambah khazanah ilmiah, menyumbangkan, memudahkan,
mengembangkan, meningkatkan, mengaplikasikan, menjadi sumber inspirasi,
menjadi bahan kajian atau pemikiran lebih lanjut, mengambil kebijakan, dan lain
sebagainya.

e. Kajian Pustaka
Kajian pustaka atau sering juga disebut dengan ‘Tinjauan Pustaka’,
merupakan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Disini peneliti atau penulis dituntut untuk
menguraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari penelitian yang akan dilakukan. Peneliti juga diharapkan dapat
mengungkapkan teori, temuan dan bahan penelitian lain terdahulu yang menjadi
landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan, sekaligus mengungkap
perbedaannya dengan fokus yang akan dikaji.

f. Metode Penelitian
21

Metode penelitian merupakan suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu


tindakan atau penelitian. Disini dijelaskan secara rinci langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan yang
ditetapkan, sejak dari penentuan jenis penelitian, sumber data yang dijadikan
pokok penelitian (primer atau sekunder), jenis penelitian, pendekatan yang
digunakan, teknik pengumpulan data, analisis data (kualitatif atau kuantitatif),
sampai pada penyajian hasil penelitian dan keterlibatan penelitian.

g. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan dijelaskan secara ringkas pembahasan-
pembahasan setiap bab yang akan menjadi fokus kajian penelitian.

h. Bibliography
Dalam bibliography dicantumkan bahan-bahan bacaan utama yang
dijadikan referensi dalam penulisan proposal dan dapat ditambahkan dengan
bacaan lain yang diperkirakan relevan dengan tema penelitian yang akan
dilakukan.

C. Aturan-aturan Teknis Penulisan


Teknik penulisan makalah, proposal, skripsi, tesis dan disertasi – sebagai sebuah
karya ilmiah- secara umum tidak berbeda. Di perguruan tinggi dan juga di STFI Sadra,
penulisan karya ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses belajar-mengajar.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah, antara lain, adalah
bahasa, jenis dan ukuran kertas, margin pengetikan; pemenggalan kata, cara membuat
penomoran, cara mengutip dan teknik penulisan kutipan, cara penulisan catatan kaki, dan
penulisan daftar pustaka, dan lain sebagainya. Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci
aturan-aturan teknis tersebut, sebagai berikut:

1. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam penulisan proposal, skripsi, tesis, dan disertasi
di STFI Sadra adalah bahasa Indonesia dan diutamakan dalam bahasa asing
(Inggris dan Arab).

2. Jenis dan Ukuran Kertas


22

Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah baik makalah,
proposal, skripsi, tesis dan disertasi adalah kertas HVS 80 gram ukuran B5.

3. Margin Pengetikan
a. Pengetikan pada setiap lembar bolak-bolak (dua sisi/halaman).
b. Makalah, Proposal, Skripsi, Tesis dan Disertasi diketik 1.15 Spasi. Batas
pinggir kertas (margin) yang harus dikosongkan adalah 3 cm pada tepi kiri,
kanan, atas, dan bawah.
c. Pada setiap alinea (paragraph) baru, ketikan dimulai menjorok (tabbing)
dari garis margin.

4. Penulisan dan Pemenggalan Kata


a. Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan Bahasa Inggris.
b. Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata, baik di awal maupun di
akhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf.Contoh: mempunya-i, menyadar-i,
i-munisasi, a-pabila.
c. Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00, tidak boleh dipenggal.
Sementara apabila nama itu ditulis sesudah nama bilangan dan bukan singkatan,
pemenggalan boleh dilakukan, seperti 10 kilometer, 15.000 rupiah, dan
sebagainya.
d. Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keseluruhan (lengkap),
seperti: R. A. [dipisah dari] Kartini, H. A. [dipisah dari] Salim.
e. Dalam tulisan Arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk
kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
f. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata ditulis
penuh dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan angka. Contoh:
“Rata-rata penduduk Indonesia makan tiga kali sehari,” “Jarak Jakarta-Cirebon
sejauh 300 kilometer dapat ditempuh dalam waktu lima jam.”
g. Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon, pecahan
decimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan harus ditulis dengan
angka. Contoh: 10%, 26 Desember 2007, Rp. 10.000, jalan jeruk nomor 5,
telepon 7401925, 0,08, 7 km.
23

h. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu, susunan
kalimat harus diubah. Kalau terpaksa kalimat itu tidak dapat diubah susunannya,
maka angka itu ditulis penuh dengan huruf.
i. Judul buku, nama majalah, koran, jurnal dan kata asing – termausk kata
yang berasal dari daerah- yang bukan merupakan kata baku dalam Bahasa
Inggris, diketik miring (italics). Sementara nama-nama asing, seperti nama
lembaga, tidak diketik miring. Contoh: World Health Organization, the Islamic
College.
j. Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama
orang berbahsa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihsarakan.
Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Mājid. Fazlur Rahman, bukan
Fadl al-Rahman.

5. Sistem Penomoran
a. Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan huruf
latin, berupa angka Romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv, dan seterusnya, dimulai dari
halaman Kata Pengantar dan diletakkan di tengah bagian bawah (bottom center)
halaman tersebut.
b. Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab Pendahuluan dan
seterusnya, nomor halamannya ditulis pada sudut kanan atas kecuali pada
halaman awal BAB dan DAFTAR PUSTAKA. Nomor pada halaman-halaman
yang disebut terakhir ditempatkan di tengah bagian bawah (bottom center)
halaman sebagaimana nomor halaman pada Bagian Awal. Di belakang nomor
halaman tidak diberi tanda titik.
c. Nomor pada Bab ditulis dengan angka Romawi besar seperti BAB I, BAB
II, BAB III dan seterusnya, diletakkan di tengah (center) di atas judul bab.
d. Nomor sub-judul dimulai dengan huruf capital A, B, C, dan seterusnya.
Untuk anak judul atau klasifikasi yang harus diberikan nomor maka digunakan
angka 1,2,3 dan seterusnya. Jika dibawah anak judul masih terdapat klasifikasi
lagi maka digunakan huruf kecil a, b, c dan seterusnya.
e. Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab baru. Karena
itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan lengkap.
f. Penulisan catatan kaki dan transliterasi menggunakan sistem turabiyyan
style.
24

6. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel


Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel adalah
pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang
digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni kalimat
interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan kalimat maupun
tanda baca) dan kalimat elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting
saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, jika kurang dari 5 baris maka
penulisan kutipan tersebut tidak dipisahkan dari paragraf sebelumnya namun
dipisahkan dengan tanda kutip di awal dan di akhir kutipan. Contoh:
Sebagian besar filosof sebelum Mulla Sadra telah mencurahkan
kajian yang serius dan mendalam dalam persoalan ini, terutama para
filosof muslim, karena prinsip penciptaan ini sangat berkaitan dengan
doktrin tauhid. Mir Damad menyatakan: “Induk dari prinsip pemikiran
adalah bahwa Yang satu sebagaimana dia Satu dalam spesifikasinya
maka tidak akan keluar darinya kecuali sesuatu yang satu.”¹

Sedangkan pengutipan kalimat interpolasi, yang lebih dari 5 baris cara


penulisan yang digunakan adalah ditulis menjorok (tabbing) satu tab dari tab text
sebelumnya, satu spasi tanpa mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan
akhir kutipan, dan disertai catatan kaki (footnote). Contoh pengutipan kalimat
interpolasi seperti dibawah ini:

The first of two words, fana’, literally means “extinction” or something


being annihilated, somewhat like the Buddist concept of nirvana. In the
particular context in which we are interested now, it means the total
annihilation of man’s ego-consciousness resulting from an intense
concentration of the mind in deep meditation. In this experience the
seemingly hard crust of the empirical consciousness of man is dissolved
and the ego-substance becomes totally absorbed into the underlying unity
of “existence”.¹

Sedangkan dalam pengutipan kalimat elips, cara penulisannya adalah


dikutip mengikuti paragraph teks sebelumnya dengan spasi 1,5 dan memberikan
tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan tiga buah titik sebelum atau
sesudah pengutipan kalimat ellips tadi sesuai dengan keperluan. Contohnya adalah
sebagai berikut:
25

Avicenna argues that “existence” is something different from “quiddity” in


the external world for the reason that we are able to forma the mental image
of “quiddity” and yet doubt its real “existence”. “…The truth, according to
Suhrawardi is that “existence” is i’tibārī, something “mentally posited”, and
that the distinction between “existence” and “quiddity” and “quiddity”
occurs only in the realm of conceptual analysis.”¹

7. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel


Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya
mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan atau paraphrase. Pada akhir
kutipan kalimat tidak langsung ini dicantumkan catatan kaki yang menjelaskan
sumber ide, kesimpulan atau paraphrase itu berasal. Contoh dari kutipan tidak
langsung adalah:
Di dunia modern menurut Mulyadhi Kartanegara jiwa masih berada hanya
pada tataran neurologist. Bahkan Mulyadhi memberikan kritik dengan menyebut
psikologi modern sebagai “brain based psychology” yang menurutnya jika jiwa
tidak lebih sebagai bagian neurologist dan suatu saat otak manusia tersebut
mengalami kehancuran maka tidak akan ada bagian yang survive dari kehidupan
manusia tersebut.1

¹Mulyadhi Kartanegara, Psikologi Islam (Jakarta: CIPSI, 2008), 2.

8. Kutipan Langsung Ayat Qur’an dan Hadis atau Kitab Suci Lain
Dalam pengutipan secara utuh ayat al-Qur’an, Hadis atau ayat-ayat Kitab
suci lain, maka yang ditulis adalah terjemahannya, dengan tanda kutip ganda (“)
pada awal dan akhir kutipan serta ditulis menjorok (tabbing) dalam 1 (satu) spasi.
Teks asli ayat atau hadis dapat ditampilkan di body text jika ayat atau hadis
tersebut merupakan objek pembahasan. Contoh :
Dalam al-Qur’an kata Hikmah seringkali di terjemahkan sebagai
‘Bijaksana’. Hal tersebut dapat kita lihat pada:
“Serulah mereka kejalan tuhanmu dengan bijaksana, nasehat yang baik
dan debatlah mereka dengan cara yang baik (QS. 2:3)”

9. Kutipan Tidak Langsung Ayat Qur’an dan Hadis atau Kitab Suci Lain

1
26

Dalam pengutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat al-qur’an,


Hadis atau ayat-ayat dari kitab suci lain yang menjadi bagian dari naskah tulisan,
maka contoh penulisannya adalah :
Gagasan Mulla Sadra ini dapat menjadi solusi gambaran al-Qur’an ketika
menceritakan peristiwa setelah kiamat bahwa segala sesuatu menjadi hidup,
gunung-gunung berjalan (QS. 18:47), hewan-hewan buas dibangkitkan
kembali QS. 81:5), kaki-kaki menjadi saksi (QS.24:24).

10. Pengutipan dari teks Arab


Teks-teks Arab yang dikutip maka yang menjadi bagian tulisan hendaklah
teks yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Bahasa Indonesia sedangkan teks
asli Arabnya diletakkan pada footnote kecuali jika teks tersebut merupakan topik
bahasan yang hendak diuraikan dari konteks kebahasaan.

11. Penulisan Catatan Kaki


Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraph yang
dikutip baik langsung maupun tidak langsung dan ditandai dengan nomor yang
tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari huruf atau angka yang
digunakan dalam naskah (superscript) dalam satu spasi. Sumber tulisan yang
digunakan pertama kali memuat secara utuh nama penulis, judul buku atau tulisan
(ditulis miring/italic), buka kurung tempat penerbitan, penerbit, tahun, tutup
kurung, jilid atau volume dan halaman yang dirujuk dan diakhiri dengan titik. Dan
pada bagian setelah halaman disebutkan; Untuk selanjutnya disebut singkatan
nama dan bagian judul buku yang umum dikenal (judul awal buku) serta halaman.
Contoh:

¹Sadr al-Muta‘allihin, al-H}ikmah al-Muta‘a>liyyah f> al-Asfa>r


al-‘Aqliyyah al-Arba‘ah (Beirut: Da>r al-Turath al-‘Arabiyya, 1996) Jil. 3, 24.
Selanjutnya disebut: Mulla Sadra, al-Asfar, 25.

Jika buku yang sama dikutip kembali maka cukup menyebutkan nama
pengarang, judul umum, jilid dan halaman yang dikutip. Contoh :

¹ Sadr al-Muta‘alihin, al-H}ikmah al-Muta‘a>liyyah f> al-Asfa>r


al-‘Aqliyyah al-Arba‘ah (Beirut: Da>r al-Turath al-‘Arabiyya, 1996) Jil.3, 24.
²Mulla Sadra, al-Asfar, Jil. 3, 24.
27

Buku yang ditulis oleh dua orang maka kedua nama penulis disebutkan
sedangkan buku yang ditulis oleh tiga orang penulis atau lebih cukup disebut nama
penulis pertama dan setelahnya ditulis dan kawan-kawan yang disingkat dkk.
Contoh:

¹Taufik Adanan Amal dan Samsu Rizal Pangabean, Tafsir Kontekstual al-Qur’an :
Sebuah Kerangka Konseptual (Bandung: Mizan, 1989), hal. 18.
¹Taufik Abdullah, dkk., Sejarah Lokal di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1985), 109-115.

Buku tanpa penulis yang jelas maka yang ditulis hanya judulnya saja dan
tidak dicetak miring. Contoh:

³New Life Options: The Working Women’s Respurce Book (New York: McGraw-
Hill, 1976), 42.

Institusi dan asosiasi (atau yang sejenis) sebagai ‘penulis’. Maka yang
ditulis adalah nama lembaga tersebut. Contoh:

²Islamic Colege for Advanced Studies (ICAS), Profile ICAS 2008 (Jakarta: ICAS,
2008), 24.

Kumpulan tulisan dari banyak orang yang dikumpulkan oleh seorang


editor, maka yang disebutkan adalah nama editor dengan menyebutkan kata editor
dalam singkatan (ed.) setelah nama. Contoh:

²Charles Kurzaman (ed.), Wacana Islam Liberal, Pemikiran Islam Kontemporer


tentang Isu-isu Global (Jakarta: Paramadina, 2003), 64.

Mengutip tulisan yang dikutip oleh seorang penulis maka yang disebutkan
pertama adalah pengarang buku yang dikutip kemudian judul buku yang dikutip,
disebutkan kata dalam, penulis buku yang mengutip dan judul buku serta halaman.
Contoh:

²Fazlur Rahman, “Essence and Existence in Avicenna, Mediaeval and Renaissance


Studies,” Vol. IV in Toshihiko Izutsu, The Concept and Reality of Existence (Tokyo: The
Keio Institute of Cultural and Linguistic Studies, 1971), 70.
28

Makalah seminar disebutkan nama penulis, judul makalah, judul seminar,


tahun dan halaman. Contoh:

¹Qasim Kaka’i, The Theory of The Unity of Being and its Demonstrability in Mulla
Sadra and Ibn 'Arabi (Tehran: The World Congress on Mulla Sadra,1997), 12.

Tulisan yang dikutip dari internet disebutkan nama penulis, judul, alamat
website dan tanggal pengaksesan. Contoh:

¹James Winston Morris, Eschatology of Mulla Sadra, http://www.Siprin.com, di


akses tanggal 20 Maret 2008.

Hasil wawancara dengan tokoh tertentu disebutkan nama tokoh yang


diwawancarai, kota tempat dilangsungkannya wawancara, tanggal, bulan dan tahun
wawancara. Contoh:

¹Wawancara Pribadi dengan Kabir Helminski, Jakarta, 16 September 2003.

Artikel yang dimuat di dalam koran/majalah disebutkan nama penulis


artikel, judul artikel, nama koran / majalah, tanggal, bulan dan tahun
dipublikasikan. Contoh:

¹Ahmad Syafi’I Ma’arif, Seruan Syekh al-Oudah Kepada Bin Ladin, Republika, 21
Juli 2008

Artikel yang dimuat di dalam jurnal ilmiah disebutkan nama penulisnya


judul tulisan, disebutkan ; dalam, nama jurnal (ditulis miring), Kota tempat terbit,
Lembaga yang menerbitkan, Volume, tahun terbit dan halaman yang dikutip.
Contoh:

²Sayyid ‘Abd al-Majid Tabataba’i, “The Promised Reformer from the View Point of
Religions,” dalam al-Rashad, (Qom-Iran: The International Organization of Seminaries
and Islamic Schools, Vol.I No. 7, 2006), 31.

Skripsi, Thesis atau Disertasi yang dikutip, disebutkan nama penulis, judul,
Skripsi/Thesis/Disertasi, Fakultas dan Universitas tempat Skripsi/Thesis/disertasi
tersebut ditulis, Kota, Tahun dan Halaman yang dikutip. Contoh:
29

³Haidar Bagir, Mystical Experience in the Epistemology of Mulla Shadra and its
Comparison with Heidegger’s Idea about Thinking (Denken) (Pasca Sarjana, Universitas
Indonesia, 2006), 40.

Buku terjemahan disebut nama penulis buku, judul buku, diterjemahkan


oleh, nama penerjemah, Kota terbit, Nama penerbit, Tahun terbit, Halaman.
Contoh:

¹Sachiko Murata, The Tao of Islam, diterjemahkan oleh Rahmani Astuti (Bandung:
Mizan, 1996), 65.

12. Penulisan Daftar Pustaka


Dalam Daftar Pustaka, sumber-sumber tulisan yang digunakan baik
sebagai kutipan maupun referensi yang membantu dalam penulisan karya
akademik itu. Sumber disusun secara alphabetis dengan mendahulukan nama
keluarga penulis, sedangkan kata sambung yang ada pada bagian nama tersebut
tidak dijadikan sebagai bagian alphabet yang disusun dan informasi lengkap karya
yang dihasilkan. Selanjutnya penulisan Daftar Pustaka sebagaimana penulisan
kutipan kecuali tahun terbit berada setelah tutup kurung dan tanpa halaman. Jika
nama penulis yang sama terulang maka tidak perlu disebutkan kembali nama
tersebut, cukup dengan mengganti nama penulis tersebut dengan Dash tujuh kali
dan diakhiri dengan tanda koma (-------,). Berikut ini adalah contoh penulisan
Daftar Pustaka:

Amuli, Haydar, JamI‘ al-Asra>r wa Mabda’ al-Anwa>r, Tehran: Syerkate


Intisrote Ilmi va Farhangge, 1346 HM
Badawi, Abdurrahman, Maus‘a>t al-Falsafiyyah, Beirut: Muasasah al-
Arabiyyah li al-Dirasah wa al-Nasr, 1983 M
al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad. al-Durrah al-Fa>khirah
f> Kasyf ‘Ulu>m al-Akhi>rah, di edit oleh Muhammad ‘Abd al-
Qadir Ahmad ‘Ata, Beirut: Muasasah al-kutub al-Saqafiyyah, 1992 M
al-Kasyani, Abd al-Razzaq, Lat}a>’if al-A‘la>m f al-Is}a>ra>t Ah}l al-
Ilha>m, Teharn : Markaz Nasyr Mirats al-Maktub, 1421 H
-------, S}arh Fus}u>s al-H}ikam, Qom: Markaz Intisyorote Farokhoni, 1360
HM
30

al-Razi, Fakhr, Maba>hith al-Masri>qiyyah f> ‘Ilmi al-Ila>hiyyah wa


al-T}abi>’iyyah, Qom: Intisyorote Bidor, 1411 H
Suhrawardi, Syihab al-Din, Maqa>mat al-S}u>fyyah, Beirut: Dar al-
Mashriq, 1993 M
Thabathaba’i, Muhammad Hussayn, Bida>yah al-H}ikmah, Qom :
Muaseseye Nasyr Islomi, 1415 HM
-------, Al-Mi>za>n Fi> al-Tafsir al-Qur’a>n, Beirut: Muasasah al-A’lami li
al-Matbu’at, 1403 HM
Ziai, Hossein, Suhrawardi dan Filsafat Illuminasi, diterjemahkan oleh Afiff
Muhammad dan Munir, Bandung: Penerbit Zaman, 198

13. Transliteration
Transliterasi kata-kata dalam Bahasa Arab mengikuti aturan sebagaimana
tercantum dalam Appendix 5.

BAB VII
PRESENTASI PROPOSAL
Presentasi proposal mahasiswa diadakan dalam sebuah seminar terbuka yang
dihadiri oleh dewan seminar proposal (proposal seminar committees), mahasiswa dan
civitas akademika. Dalam presentasi proposal mahasiswa bersangkutan dituntut untuk
memaparkan rencana penelitian berupa hipotesa dari suatu persoalan berkaitan dengan
31

tema yang diangkat, urgensi penelitian, tujuan, signifikansi (manfaat) dan seterusnya.
Selain untuk mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi penelitian,
seminar bertujuan untuk memberikan masukan-masukan penting, penajaman analisa dan
pengayaan ide untuk diteruskan pada proses berikutnya kepada mahasiswa oleh para
dewan seminar atau penguji.
Prosesi seminar yang dipimpin oleh ketua dewan seminar dimulai dengan
memperkenalkan mahasiswa dan para anggota dewan seminar. Seminar dibagi menjadi
dua sesi, yaitu pertama presentasi proposal oleh mahasiswa selama 10 (sepuluh) menit,
kedua tanya jawab, komentar, dan saran-saran dari dewan seminar untuk perbaikan
proposal sehingga dapat diteruskan dalam penelitian lebih lanjut. Di akhir seminar ketua
dewan akan mengumumkan keputusan atau hasil dari seminar proposal dan
menyampaikan rekomendasi-rekomendasi berkaitan dengan perbaikan-perbaikan
proposal.
Ada empat kategori keputusan seminar proposal, yaitu:
A. Disetujui untuk dilanjutkan ke proses bimbingan tanpa perubahan;
B. Disetujui untuk diteruskan dengan sedikit perbaikan bersama pembimbing
di waktu yang akan datang;
C. Disetujui untuk diteruskan dengan perbaikan dan perubahan yang
signifikan dan harus menyerahkan hasil revisi kepada para dewan seminar sebelum
dilanjutkan ke proses bimbingan;
D. Gagal dan harus mengulang pengajuan proposal dengan tema yang
berbeda.
Jika proposal telah disetujui secara keseluruhannya atau dengan sedikit perbaikan
(kategori a dan b), semua anggota dewan seminar akan menandatangani Form Pengesahan
Proposal. Sedangkan, apabila hasil proposal adalah kategori c, maka anggota dewan
seminar akan menandatangani form tersebut setelah revisi proposal diserahkan oleh
mahasiswa dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

BAB VIII
PROSES PENULISAN
Setelah proposal diseminarkan dan disetujui, dewan tesis (Thesis Committee) akan
menunjuk pembimbing yang dapat mengarahkan dan tempat mahasiswa melakukan
konsultasi tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan penulisan. Dalam proses
32

penulisan, mahasiswa harus memberikan laporan-laporan progress penulisan kepada


pembimbing dan berhak meminta saran atau masukan darinya.

Format Susunan
Format susunan Skripsi, Tesis, atau Disertasi terdiri dari beberapa komponen,
sebagaimana berikut ini:
1. Halaman Judul
2. Persembahan (optional)
3. Kata Pengantar
4. Pernyataan Bebas Plagiasi
5. Lembar Pengesahan Penguji dan Pembimbing (see Appendix 6)
6. Abstrak
7. Pedoman Transliterasi
8. Daftar Isi
9. Daftar Tabel (Jika ada)
10. Preface
11. Isi Proposal (Bab per-Bab, Sub Bab, Kesimpulan)
12. Daftar Pustaka
13. Lampiran-lampiran
14. Curriculum Vitae (of the student).

BAB IX
VERIFIKASI KELAYAKAN (Feasibility)
Feasibility Skripsi, Tesis, dan Disertasi merupakan pengujian kelayakan sebelum
diajukan pada sidang dengan tujuan menghindari kegagalan. Feasibility tersebut meliputi:
33

Bahasa, Tekhnik Penulisan, dan Akurasi Metode yang digunakan. Pengajuan sidang hanya
dapat dilakukan jika telah mendapatkan persetujuan pembimbing.
Skripsi, Tesis dan Disertasi yang telah di verifikasi dan disetujui pembimbing,
dapat langsung diajukan untuk diujikan dengan mendaftarkannya pada bidang Akademik.
Skripsi, Tesis atau Disertasi yang belum disetujui team verifikator akan dikembalikan
kepada mahasiswa yang bersangkutan untuk diperbaiki.

BAB X
PRESENTASI DAN SIDANG
Skripsi, tesis dan disertasi yang telah mendapatkan persetujuan pengajuan sidang dari
pembimbing dan mendapat pernyataan kelayakan sidang dari dewan tesis, mahasiswa
berhak mengajukan dan mendaftarkan skripsi, tesis atau disertasinya kepada bagian
manajemen tesis untuk disidangkan atau diujikan.
34

Skripsi, Tesis, atau Disertasi harus memenuhi beberapa hal untuk dapat diajukan ke
sidang, yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa telah menempuh semua beban study, 50 sks untuk program
Doktor, 42 sks untuk Program Magister dan 145 sks untuk Program BA dengan
masing-masing minimum IPK 2.75;
2. Telah dinyatakan lulus Ujian Komprehensif;
3. Menyerahkan copy transkrip nilai terakhir;
4. Menyerahkan copy KRS terakhir;
5. Menyerahkan form pernyataan pengesahan dari pembimbing;
6. Menyerahkan form konsultasi bimbingan yang telah ditandatangani;
7. Menyerahkan hard copy sebanyak 3 eksmplar untuk skripsi, 5 eksemplar
untuk tesis, dan sebanyak 7 eksemplar untuk disertasi;
8. Menyerahkan form keterangan pernah menjadi participant dalam seminar
atau sidang lain;
9. Menyerahkan form keterangan pembayaran kuliah;
10. Membuat resume yang berisikan;
a. Halaman Judul
b. Daftar Isi
c. Latar Belakang
d. Resume Isi
e. Referensi
f. Curriculum Vitae Mahasiswa
g. Dikopi sebanyak 25 eksemplar.
11. Mepresentasikan skripsi, tesis, atau disertasi selama 10 menit dengan
membuat Power Point yang berisikan:
a. Judul, Nama Mahasiswa, NIM, dan Nama Pembimbing;
b. Latar Belakang
c. Hipotesa
d. Jawaban terhadap rumusan masalah yang diajukan dan hasil penelitian;
e. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya;
f. Metode Penelitian
12. Jadwal sidang atau seminar akan diumumkan paling lambat 2 minggu
setelah syarat-syarat di atas diserahkan.
35

BAB XI
LIMA KATEGORI PENILAIAN
Setelah mahasiswa mempresentasikan proposal dan mempertahankan hasil
penelitiannya, tanya jawab dan komentar dari para penguji, pimpinan sidang
mempersialhkan para penguji untuk member penilaian. Di bawah ini lima kategori
penilaian dalam sidang, yaitu:
36

A. Diterima
Tulisan yang diuji akan dinyatakan diterima tanpa harus melakukan perbaikan-
perbaikan.
B. Diterima Dengan Modifikasi
Diterima dengan sedikit perbaikan dan klarifikasi. Mahasiswa tidak dituntut untuk
memperdalam kembali analisis data, kecuali memperdalam elaborasi dan klarifikasi
terhadap persoalan-persoalan yang belum begitu jelas. Para penguji akan membuat
catatan-catatan dan rekomendasi-rekomendasi untuk penyempurnaan karya untuk
dimasukkan dalam revisi oleh mahasiswa dalam batas waktu yang ditentukan. Revisi
tersebut harus diserahkan kepada semua penguji untuk mendapatkan pengesahan dan
ditandatangani sebagai bukti persetujuan.
C. Diterima Dengan Syarat-Syarat (Lulus Bersyarat)
Skripsi, Tesis atau Disertasi dinyatakan diterima atau lulus dengan syarat (lulus
bersyarat), yaitu karya diterima dengan perbaikan atau perubahan yang cukup
substantif baik pada analisa data maupun hal-hal lain. Mahasiswa harus mempelajari
kembali hal-hal yang dianggap oleh para penguji yang belum ditemukan dalam karya.
Mahasiswa dituntut untuk merevisi karyanya dalam waktu yang ditentukan untuk
diserahkan kemudian kepada para penguji. Para penguji akan memberikan persetujuan
dan pengesahan setelah mahasiswa menyempurnakan perbaikan-perbaikan yang
menjadi rekomendasi para penguji.
D. Decision Deferred
Skripsi, Tesis, atau Disertasi dituntut perubahan-perubahan pada hal-hal yang bersifat
sangat substansial, seperti penambahan data dan analisa. Pada kategori ini, keputusan
atau penilaian (diterima atau tidak) ditangguhkan sampai mahasiswa memenuhi
rekomendasi-rekomendasi para penguji dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan
selanjutnya dilakukan ujian atau sidang ulang. Penagguhan keputusan hanya berlaku
sekali dalam proses sidang. Apabila pada penangguhan karya tetap dianggap tidak
memenuhi syarat kelulusan, maka akan jatuh pada kategori E.

E. Gagal/Ditolak
Karya atau penelitian akan dinyatakan gagal atau ditolak, apabila setelah diuji dalam
sidang karya tersebut tidak memenuhi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan
kelulusan berdasarkan kesepakatan seluruh penguji. Mahasiswa bersangkutan harus
37

melakukan penelitian kembali dengan tema yang lain sesuai dengan prosedur
sebelumnya.

BAB XII
PROSEDUR PENGAJUAN
SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
38

TES MASUK

PRELIMINARY S1, S2, S3 MATRIKULASI BAHASA


SEMESTER

PERKULIAHAN;
Semester I – II (Dr)
Semester I – IV (MA)
Semester I – VII (BA)

SEMINAR TELAH MENYELESAIKAN


PROPOSAL SEMUA MATERI PERKULIAHAN

LULUS GAGAL
MENGAJUKAN PROPOSAL

PRPOSES PENULISAN
DAN BIMBINGAN KONSULTASI DENGAN DEWAN
TESIS UNTUK MEMPEROLEH
PERNYATAAN KELAYAKAN
PROPOSAL
FAIL
UJIAN
KOMPRE

LULUS

UJIAN/SIDANG
SKRIPSI, TESIS & W I S U D A
DISERTASI

Lampiran 1: Contoh Halaman Judul Proposal Skripsi, Tesis, dan Disertasi


39

(Judul Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

by

(Nama Lengkap)
NIM

Proposal Skripsi/Tesis/Disertasi diajukan kepada STFI Sadra untuk memenuhi syarat


untuk memperoleh gelar sarjana/master/doktor

PROGRAM STUDI FILSAFAT AGAMA atau


PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI FILSAFAT ISLAM (STFI) SADRA
JAKARTA
2012

(JUDUL SKRIPSI, TESIS, ATAU DISERTASI)


40

Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa
NIM

Pembimbing:

TESIS
Diajukan kepada STFI Sadra
sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana/Master/Doktor

PROGRAM STUDI AGAMA atau


PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
SEKOLAH TINGGI FILSAFAT ISLAM (STFI) SADRA
JAKARTA
2012

Lampiran 2: Contoh Pernyataan Bebas Plagiasi

(Judul Tesis)

Disusun Oleh:
41

Nama Mahasiswa
NIM

Pembimbing:

TESIS
Diajukan kepada STFI Sadra
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana/Master/Doktor

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Skripsi/Tesis/Disertasi ini merupakan karya asli penulis, tidak ada karya orang lain
yang dimuat dalam tesis ini tanpa mencantumkan pengakuan dan keterangan. Apabila
di kemudian hari karya ini terbukti plagiat, menjiplak atau pernah dipublikasikan
sebagai tesis di tempat lain, maka penulis siap menerima sangsi akademik berupa
pembatalan gelar yang diperoleh.

Jakarta,

Ttd dan Materai

(Nama Penulis)

Lampiran 3: Contoh Outline (Daftar Isi)

Daftar Isi
Kata Pengantar..………………………………………………………………….. ii
Pernyataan Bebas Plagiasi..……………………………………………................. v
Persetujuan Pembimbing dan Penguji..………………………………………….. ii
42

abstrak....………………………………………………………………................. v
Pedoman Transliterasi…………………………………………………................. v
Daftar Isi ………………………………………………………………................ v
Daftar Tabel ………………………………………………………………….…. vi
Bab I Pendahuluan……………………………......……………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah.................. ………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah...... ……………………………………………. 7
C. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………....... 8
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 9
E. Manfaat dan Tujuan Penelitian.....………………………………….. 10
F. Kajian Pustaka ………….………………………………………....... 11
G. Metode Penelitian...…....…………………………………………… 13
H. Sistematika Penulisan ………………………………………………. 15
Bibliografi……………………………………........…………………… 17
BAB II Ide Utama dan Fondasi Filosofis Ibn Sina .................………….....…… 11
A. Biografi Ibn Sina.....……………………………………………….. 11
B. Komentar Khawaja Nasir al-Din al-Thusi terhadap Ibn Sina……... 15
C. Metafisika Ibn Sina.....…………………………………………….. 20
D. Kosmologi ...............……………………………………………… 24
BAB III

[ Konten di atas hanya contoh! ]

Lampiran 4: Contoh Daftar Tabels


Daftar Table

Tabel 2.1 Materi dan bentuk menurut Ibn Sina dan Aristotle..........................… 28
43

Tabel 2.2 Perbandingan antara Ibn Sina dan Descartes tentang Jiwa........……… 32
Tabel 3.1 Kosmologi Ibn Sina.................................................................... ……... 45
Tabel 4.1 Wujud dalam pandangan Ibn Sina dan Suhrawardi...………………… 71
Tabel 5.1 Karakteristik Epistemologi Ibn Sina.................. ……………………... 89

Appendix 5: Contoh Transliterasi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini adalah


Turabiyan dengan beberapa pengecualian.

A. Konsonan
44

b = ‫ب‬ z = ‫ز‬ f = ‫ف‬


t = ‫ت‬ s = ‫س‬ q = ‫ق‬
th = ‫ث‬ sh = ‫ش‬ k = ‫ك‬
j = ‫ج‬ s{ = ‫ص‬ l = ‫ل‬
h{ = ‫ح‬ d{ = ‫ض‬ m = ‫م‬
kh = ‫خ‬ t{ = ‫ط‬ n = ‫ن‬
d = ‫د‬ z{ = ‫ظ‬ h = ‫ه‬
dh = ‫ذ‬ ‘ = ‫ع‬ w = ‫و‬
r = ‫ر‬ gh = ‫غ‬ y = ‫ي‬

B. Vokal
Pendek : a = َ; i =ِ; u= ُ
Panjang : a> = ‫ا‬ ; i> = ‫; ي‬ u> = ‫و‬
Diftong : ay =‫;اي‬ aw = ‫او‬

C. Ta’ Marbutah ((‫ة‬


Ta’ marbutah yang diidafkan (disambung dengan kata lain) ditulis “t”, seperti lafal
‫ في معرفة ا‬ditulis f ma‘rifat Alla>h. Ta’ marbutah yang bersambung dengan kata lain
tapi tidak dalam posisi mudaf, maka ditulis “h”, seperti lafal ‫ المدينة الفاضلة‬ditulis al-
madi>nah al-fa>d}ilah.

D. Syaddah
Syaddah atau tasydid ditransliterasi dengan huruf, yaitu menggandakan dua huruf,
seperti lafal ‫ عقليية‬ditulis ‘aqliyyah, ‫ فعليية‬ditulis f‘liyyah, dan ّ‫ قيوة‬ditulis quwwah,
sedangkan tasydid yang berada di akhir kata seperti ‫ عديو‬ditulis ‘aduw

E. Kata sandang
Kata sandang “al” dilambangkan berdasarkan pada huruf yang mengikutinya. Jika
huruf setelahnya adalah huruf shamsiyyah maka ditulis sesuai dengan huruf yang
bersangkutan, demikian juga dengan huruf al-qamariyyah.

F. Pengecualian transliterasi
Pengecualian transliterasi adalah kata bahasa arab yang telah lazim digunakan di
dalam bahasa Indonesia dengan menjadi bagian dalam bahasa Indonesia seperti lafal ‫سنة ا‬
maka akan ditulis sunnatulla>h, dan juga asma al-husna seperti ‫ عبد الرحمن‬maka akan
ditulis ‘Abdurrah}ma>n dan ‫ جلل الدين‬maka akan ditulis Jala>luddi>n.

Lampiran 6: Contoh Form Pengesahan Sidang Tesis

Lembar Pengesahan Sidang Skripsi


Program Studi Filsafat Agama/Ilmu Al-Quran dan Tafsir
45

Skripsi ini disusun oleh,


(Nama Mahasiswa)
(NIM)
Judul Tesis: ______________________________________________________
__________________________________________________________________

Telah disahkan oleh dewan sidang tesis:

Dr. Kholid Al Walid Date_____________ (……………………..)


(Ketua Sidang Skripsi)

Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara Date_____________ (……………………..)


(Penguji I)

Dr. Haidar Bagir Date_____________ (……………………..)


(Penguji II)

Dr. Muhsin Labib Date_____________ (……………………..)


(Pembimbing)

Andri Syawaludin, M.Pd Tgl______________(,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,)


(Sekretaris Sidang)

Anda mungkin juga menyukai