PENULISAN SKRIPSI
Puji syukur kepada Allah SWT buku pedoman penulisan skripsi ini dapat
disusun dan diterbitkan. Pedoman penelitian skripsi ini dibuat dalam rangka
memberikan tuntunan kepada mahasiswa STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang dan
bagi dosen dalam memberikan pembimbingan, agar tercipta keseragaman dalam
prosuder penelitian, bentuk, teknis dan membimbing kepada pola pikir yang
runtun dan sistematis bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di STIH
S.M Tsjafioeddin Singkawang. Dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat
mempermudah mahasiswa memahami prosedur administratif dan aspek teknis
dalam penulisan skripsi.
Dalam prosedur penelitian dan teknis penulisan skripsi ini
menggambarkan tentang metode penelitian yang digunakan mahasiswa STIH S.M
Tsjafioeddin Singkawang dalam menyusun skripsi. Metode penelitian hukum
merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan bahan hukum dengan
tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan.
Kegiatan penelitian secara umum dilakukan dengan tujuan tertentu, dan pada
umumnya tujuan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga hal utama yaitu untuk
menemukan, membuktikan dan mengembangkan pengetahuan tertentu. Dengan
ketiga hal tersebut, maka implikasi dari hasil penelitian akan dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Terima kasih kepada Tim Penyusun yang bekerja dengan dedikasi tinggi
untuk merampungkan Pedoman ini. Namun tak ada curahan karya sempurna
seperti Sang Maha Karya. Untuk itu STIH SM Tsjafioeddin Singkawang dengan
senang hati dan terbuka menerima kritik konstruktif untuk penyempurnaannya
pedoman penulisan skripsi ini.
1
2. Melampirkan surat pernyataan keaslian penelitian yang menyatakan bahwa Desain Skripsi
yang ditulis adalah tulisan asli (original) bukan plagiat atau dibuatkan oleh orang lain dan siap
menerima sanksi akademis apabila dapat dibuktikan sebaliknya.
3. Desain Skripsi tersebut diajukan kepada Ketua c.q. Wakil Ketua I, dimasukkan melalui Bagian
Akademik dan siap untuk diseminarkan.
D. Prosedur Seminar Desain Skripsi
a. Mahasiswa diminta untuk mempresentasikan desain skripsi, dengan melakukan presentasi
terhadap materinya sehingga akan terlihat arah atau maksud topik yang ditulis untuk
memudahkan dalam proses bimbingan;
b. Mahasiswa diminta memperlihatkan literatur yang digunakan dalam penulisan desain
skripsi tersebut dengan minimal 12 (Dua Belas) buah buku.
c. Desain Skripsi yang dinyatakan diterima dan dapat dilanjutkan menjadi Skripsi. Untuk
memastikan apakah diperlukan revisi atau tidak. Jika tidak diperlukan maka Tim Seminar
yang terdiri dari 2 (Dua) Dosen Penilai dan 1 (Satu) Dosen Pembahas membubuhkan tanda
tangannya pada lembar pengesahan Desain Skripsi kemudian dilanjutkan dengan proses
bimbingan.
E. Pembimbingan
1. Syarat Untuk Menjadi Dosen Pembimbing dan Penguji
Syarat untuk menjadi dosen pembimbing adalah:
a. Dosen tetap dan telah mendapat Jabatan Fungsional;
b. Dosen luar biasa dapat menjadi pembimbing berdasarkan pertimbangan kompetensi;
c. Pembimbing ditunjuk sebanyak 1 (satu) orang dan Penguji sebanyak 2 (dua) orang :
1) Pembimbing : minimal Lektor dengan jenjang pendidikan Magister;
2) Penguji: dengan jenjang pendidikan Magister.
d. Tugas dan tanggung jawab Pembimbing:
1) Tugas: mengarahkan dan membimbing mahasiswa dalam Penulisan Skripsi;
2) Tanggung jawab:
a) Membimbing mahasiswa dari aspek materi/subtansi Penulisan Skripsi;
b) Membimbing mahasiswa dari aspek metode dan cara/teknis penulisan.
e. Proses Bimbingan
1) Bimbingan dimulai sejak tanggal penunjukan dosen pembimbing, yang dimulai dengan
bimbingan setelah Desain Skripsi diterima dan disetujui oleh Tim Penilai.
2) Bimbingan dilakukan dengan menggunakan formulir bimbingan.
2
3) Setelah desain skripsi disetujui oleh pembimbing mahasiswa wajib menyerahkan ke
bagian sebanyak satu eksemplar untuk menjadi dan dikeluarkannya Surat Pengantar
Penelitian.
4) Batas waktu penyelesaian Penulisan Skripsi paling lama 3 (Tiga) semester sejak
desain disetujui, kecuali adanya alasan-alasan yang sah dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila belum selesai, maka rencana Penulisan Skripsi dinyatakan gugur, setelah
diberikan peringatan oleh STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang, dan mahasiswa yang
bersangkutan harus mengajukan Desain Skripsi yang baru.
5) Cara dan teknik penulisan sebagaimana terlampir (mengikuti pedoman penulisan skripsi
ini)
2. Tanggung Jawab Pembimbing
a. Mengingat dalam melakukan bimbingan memerlukan penyediaan waktu, tenaga dan
perhatian yang cukup kepada mahasiswa, maka beban bagi seorang dosen pembimbing
ditetapkan paling banyak 30 (Tiga Puluh) mahasiswa tiap semester, kecuali berdasarkan
pertimbangan kompetensi;
b. Mengatur waktu bimbingan dengan mempertimbangkan kesempatan masing-masing
sehingga waktu penulisan skripsi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien.
c. Pembimbing tetap bertanggung jawab terhadap pembimbingan sampai dengan
mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus atau selesai memperbaiki.
3. Penggantian Dosen Pembimbing
Pembimbing tidak dapat melanjutkan tugas pembimbingan dimungkinkan oleh beberapa
sebab, antara lain :
a. Meninggal dunia;
b. Berhalangan Sementara;
c. Tugas STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang di luar daerah melampaui batas waktu 3 bulan.
3
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
BAB II
KERANGKA USULAN SKRIPSI DAN PENULISAN SKRIPSI
5
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
2) Untuk mengembangkan klasifikasi fakta, membina struktur konsep- konsep serta
memperkembangkan definisi-definisi;
3) Merupakan suatu ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya;
4) Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang;
5) Teori memberi petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan peneliti.
e. Kerangka Konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-
konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti (definisi dalam penelitian), yang terdiri dari:
1) Kerangka konsepsional dari peraturan perundang-undangan; dan
2) Metode-metode untuk merumuskan pengertian (rechtsbegrip) adalah definisi-definisi
operasional diluar perundang-undangan.
5. Metode Penelitian
Penyusunan metode atau cara penelitian amat penting bagi setiap penelitian. Dengan metode
penelitian akan terlihat jelas bagaimana suatu penelitian itu dilakukan.
6. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan berisi keseluruhan proses perencanaan dan pelaksanaan dari penelitian
skripsi. Dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
6
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
7
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
Bagian Isi, meliputi:
PENELITIAN HUKUM NORMATIF / KUALITATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatannya
B. Lokasi Penelitian
C. Jenis dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah;
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesa
F. Metode Penelitian
BAB II SESUAI JUDUL SKRIPSI
BAB III PENGOLAHAN DATA
A. Analisa Data
B. Pembuktian Hipotesa
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
9
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
14
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
11) Penutup
Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban peneliti terhadap
permasalahan hukum yang tergambar dalam permasalahan. Kesimpulan harus
menunjukkan benang merah antara permasalahan dan analisis pembahasan. Saran
merupakan uraian yang dikemukakan peneliti terhadap berbagai persoalan yang tidak
dapat dijawab oleh simpulan, saran dapat merupakan usulan atau tanggapan
(komentar) terhadap persoalan untuk dicarikan jalan keluarnya. Oleh karena itu saran
bersifat lebih prediktif (mengarah kepada perbaikan dimasa akan datang).
12) Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka dicantumkan secara lengkap semua kepustakaan yang
dipergunakan, baik yang terdiri dari “bahan hukum primer” (seperti Peraturan
perundang-undangan dan putusan pengadilan) atau bahan hukum sekunder (hasil-
hasil penelitian, jurnal ilmiah, buku-buku ilmiah termasuk buku Metode Penelitian
Hukum) juga dapat dari bahan hukum tersier (seperti kamus, biblografi dan indeks).
Susunan sumber yang digunakan harus dilakukan secara sistematis sebagaimana dalam
tatacara penulisan footnote.
15
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
BAB III
TEKNIS PENULISAN DAN PENGETIKAN
16
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
C. Pembagian Bab dan Sub Bab
1. Setiap Penulisan Hukum Skripsi terbagi dalam beberapa Bab. Untuk tulisan bab yang ditulis
sebagai awal bab, ditempatkan ditengah pada bagian atas kertas, dengan menggunakan huruf
kapital, ditulis BAB I, BAB II, BAB III, dan seterusnya;
2. Bab yang besar dapat diperinci lebih lanjut dalam kesatuan-kesatuan bertingkat lebih kecil
yang disebut anak Bab atau Sub Bab;
3. Untuk membedakan Bab, sub Bab, sub-sub dan seterusnya, maka cara penulisan bagian
tersebut dilakukan dengan penomoran berbentuk angka, huruf secara berturut-turut sebagai
berikut :
a. Angka Romawi besar untuk Bab tingkat 1;
b. Huruf besar untuk Sub Bab (Bab tingkat 2);
c. Angka Arab untuk Sub-sub Bab (Bab tingkat 3);
d. Huruf kecil untuk Bab tingkat 4;
e. Angka Arab dengan satu tanda kurung dibelakang untuk Bab tingkat 5;
f. Huruf kecil dengan satu tanda kurung dibelakang untuk Bab tingkat 6;
g. Angka Arab diantara dua tanda kurung untuk Bab tingkat 7;
h. Huruf kecil diantara dua tanda kurung untuk Bab tingkat 8;
4. Sub Judul/Anak Bab diketik mulai dari batas tepi kiri pada setiap tingkatan.
Setiap kata dimulai dengan huruf kapital (kecuali kata penghubung dan kata depan), tanpa
tanda baca titik, tanpa garis bawah dan diketik tebal.
5. Sub-sub Judul/Bagian anak Bab diketik dengan menggunakan huruf kapital untuk huruf
pertama pada kalimat saja dan tidak diakhiri dengan titik, serta diketik mulai dari tepi kiri pada
tingkatannya dan diketik tebal.
D. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar (Grafik, Gambar, Lampiran) dan Daftar Pustaka
1. Daftar Isi
a. Daftar Isi Penulisan Hukum Skripsi memuat Bab-bab Skripsi dimulai dengan Ucapan Terima
Kasih dan diakhiri dengan Lampiran-lampiran sesuai dengan kerangka Penulisan Hukum
Skripsi.
b. Daftar Isi dicantumkan sesudah Ucapan Terima Kasih.
c. Daftar Isi memuat Bab dan Sub-sub Bab.
d. Daftar Isi disusun sebagai berikut :
1) Istilah “Daftar Isi” ditulis pada garis paling atas di tengah-tengah halaman simetris kiri-
kanan, seluruhnya huruf besar, tanpa tanda titik, tanpa garis bawah.
2) Abstrak, Ringkasan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Isi, Daftar Tabel (kalau ada)
merupakan bagian awal Penulisan Skripsi dituliskan dari garis margin sebelah kiri.
17
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
3) Semua nomor halaman yang menunjuk masing-masing item ditulis pada garis margin
sebelah kanan item yang bersangkutan dengan masing-masing nomor halaman
dihubungkan dengan tanda titik yang rapi (……………).
4) Perkataan “Bab” ditulis sebelah kiri pada garis margin. Selanjutnya sejajar
nomor-nomor bab dan judul-judul bab.
5) Antara bab dengan sub bab, dan antara sub bab dengan sub bab, diberi jarak 1 spasi.
Sedangkan antara bab diberi jarak 2 spasi.
2. Daftar Tabel
1) Daftar Tabel memuat seluruh judul/kepala tabel.
2) Daftar Tabel dicantumkan setelah daftar isi
3) Daftar Tabel disusun sebagai berikut :
1) Pada garis paling atas, ditengah-tengah halaman,ditulis istilah “Daftar Tabel”
(seluruhnya huruf besar, tanpa tanda baca titik, tanpa garis bawah dan sebagainya);
2) Istilah “nomor” dituliskan pada garis margin sebelah kiri dan istilah “halaman”
(ditulis sejajar dengan nomor) dituliskan pada garis margin sebelah kanan (tanpa tanda
baca apapun);
3) Nomor-nomor tabel ditulis secara berurutan di bawah perkataan nomor tersebut, tanpa
menyebutkan perkataan nomor lagi;
4) Antara judul tabel dan nomor halaman sebelah kanan dihubungkan dengan tanda titik-
titik;
5) Antara judul tabel dengan judul tabel yang lain diberi jarak 1½ (satu setengah) spasi.
3. Daftar Grafik, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran
Daftar grafik, daftar Gambar dan Daftar lampiran pada dasarnya disusun dengan mengikuti
cara penyusunan daftar tabel.
4. Daftar Pustaka
A. Isi
Daftar pustaka berisi sumber-sumber yang benar-benar dipergunakan untuk membuat
Penulisan Hukum Skripsi. selain buku dapat juga dimasukan jurnal atau majalah ilmiah
atau akses disitus internet sumber tertulis lainnya.
B. Susunan
1) Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama penulis. Urutan secara abjad ini
berlaku tidak hanya pada huruf pertama saja tetapi juga pada huruf kedua dan seterusnya;
2) Apabila ada satu atau lebih dari seorang penulis, maka nama penulis tidak
dicantumkan 2 (dua) kali, tetapi cukup dibuat garis mendatar sepanjang 8 (delapan)
karakter dari margin sebelah kiri yang berfungsi sebagai nama pengganti penulis tersebut;
18
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
3) Pencantuman masing-masing pustaka tidak didahului dengan pencantuman nomor urut;
4) Jarak masing-masing baris dalam setiap kepustakaan adalah 1 (satu) spasi, dan
jarak antara masing-masing kepustakaan adalah 2 (dua) spasi;
5) Huruf pertama dari masing-masing kepustakaan diketik tepat pada garis tepi kiri
(tanpa edensi) dan untuk-untuk garis-garis berikutnya masuk ke dalam dan mulai
pada ketukan/karakter ketujuh (1,1 cm).
C. Bentuk
1) Nama pengarang yang terdiri dari dua unsur atau lebih, nama akhir (nama belakang)
dicantumkan lebih dahulu (terbalik);
2) Apabila nama pengarang lebih dari satu, maka semua nama pengarang ditulis.
Hanya nama pengarang pertama dibalik;
3) Gelar, pangkat, dan sebagainya tidak dicantumkan;
4) Susunan nama daftar pustaka secara berurutan memuat nama penulis titik, tahun
terbit titik, judul buku (kata perkata ditulis huruf miring) titik, edisi atau volume atau
cetakan buku titik, kota penerbit titik dua, nama penerbit titik;
5) Apabila sumber kepustakaan adalah sumber atau majalah ilmiah, maka susunan
pengetikan secara berurutan memuat nama penulis artikel atau tulisan titik, judul artikel
atau tulisan (kata perkata ditulis
huruf miring) titik, tahun penerbitan titik, nama jurnal atau majalah ilmiah (diantara
tanda petik) titik, nomor atau isi atau periode penerbitan dan tahun penerbitan titik;
6) Apabila sumber kepustakaan adalah merupakan terjemahan, maka susunan
pengetikan secara berurutan memuat nama penterjemah titik, kata “trans” dalam
tanda kurung titik, nama pengarang buku asli sebelum diterjemahkan titik, tahun
publikasi buku titik, judul buku terjemahan (kata perkata ditulis huruf miring) titik,
edisi atau volume buku titik, kota penerbit titik dua, nama penerbit titik.
E. Kutipan Dan Footnote
1. Kutipan
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung atau tidak langung.
Kutipan Langsung adalah kutipan yang sesuai dengan yang aslinya, karangan/tulisan yang
dikutip, yaitu yang mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari teks
asli (baik kutipan bahasan Indonesia maupun bahasa asing). Sedangkan Kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, yaitu berupa intisari atau ikhtisar
dari karangan/tulisan yang dikutip.
19
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
a. Cara Penulisan Kutipan Langsung
1. Harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya,
maupun tanda-tanda bacanya.
2. Jika panjangnya kurang dari lima baris, pengetikannya diintegrasikan dalam teks/naskah
dengan dua spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan.
Contoh :
Actio Pauliana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1341 KUHPerdata diatur pula dalam
Undang-Undang Kepailitan : ”actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan yang
lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman ketentuan ini, yang
dikenal pula dengan nama ’claw back provision’ ,didalam Undang-Undang
Kepailitan sangat perlu.”
3. Jika panjangnya lima baris atau lebih menggunakan spasi satu tanpa tanda kutip pada
awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 1,5 cm dari batas tepi kiri. Jarak antara kutipan
yang panjangnya lima baris atau lebih dan teks adalah dua spasi.
Contoh :
Berdasarkan ajaran perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) jika ternyata
terbukti Direksi tidak menjalan kewajibannya secara pantas (kennelijk onbehoorlijk
taakvervulling) dan akibat dari kelalaiannya itu menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
maka pihak yang dirugikan berhak menuntut anggota Direksi secara pribadi sebagai
pihak yang telah melakukan perbuatan melawan hukum, yang menurut hukum
Indonesia berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata (di Negara Belanda Pasal 1639
N.B.W.)17
b. Cara Penulisan Kutipan Tidak Langsung
1. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, yaitu berupa
intisari/ikhtisar dari karangan/tulisan yang dikutip. Dengan kata lain, kalimatnya disusun
sendiri oleh penulis skripsi, tapi isinya merupakan kutipan dari suatu karangan/tulisan.
2. Kutipan tidak langsung panjang maupun kutipan tidak langsung pendek cukup dijalin
langsung ke dalam teks dengan tidak usah memberi tanda petik dan diketik 2 (dua) spasi.
3. Setiap kutipan harus diberi tanda kutipan dengan urutan “angka latin”, yang ditulis
secara berurutan yang diletakkan agak ke atas sedikit dari baris biasa.
4. Kutipan dari Kutipan
Apabila ingin mengutip suatu kutipan yang telah dikutip oleh orang lain, maka dalam
teks disebut penulis awal/penulis asal.
5. Kutipan terhadap bunyi pasal/ayat dari suatu peraturan perundang- undangan.
20
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
a. Cara penulisan kutipan dari bunyi pasal/ayat dari suatu peraturan perundang-
undangan pada dasarnya sama dengan kutipan langsung. Bedanya adalah pada
bunyi kutipan pasal/ayat dari suatu peraturan perundang-undangan ini tidak perlu
diberi nomor kutipan, sehingga tidak perlu diberi footnote, tetapi nomor
peraturan perundang- undangan yang dikutip harus disebut dengan jelas.
b. Cara penulisan penjelasan umum atau pasal demi pasal dari suatu peraturan
perundang-undangan pada dasarnya sama dengan penulisan kutipan bunyi pasal/ayat
dari suatu peraturan perundang-undangan.
2. Footnote
Sistem pengutipan yang digunakan adalah sistem footnotes, tidak menggunakan sistem
runingnotes. Footnotes, adalah catatan kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan,
buah fikiran fakta-fakta atau ihktisar. Footnote juga dapat berupa komentar atas suatu teks yang
dikemukakan oleh Penulis. Footnote atau catatan kaki, berisi keterangan tambahan tentang
sumber kutipan, yaitu nama penulis, tahun terbit, judul buku/tulisan, tempat/kota penerbit,
nama penerbit, dan halaman yang dikutip.
1) Nama penulis ditulis menurut urutan namanya (tidak dibalik), gelar dan pangkat tidak perlu
dicantumkan dalam footnote maupun dalam teks.
2) Pengarang 2 atau 3 orang harus dicantumkan semuanya, kalau lebih dari 3 maka yang
dicantumkan hanya nama pengarang pertama dan dibelakangnya ditulis (“et al”) diantara
tanda petik dan tanda kurung.
3) Bila tidak ada nama pengarang, maka sebagai pengarang disebutkan badan, lembaga,
perkumpulan, organisasi, dan sebagainya.
4) Tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit harus ditulis dengan jelas.
5) Judul buku/tulisan, harus dicetak miring kata per kata.
6) Halaman yang dikutip sesuai dengan halaman buku/tulisan yang dikutip.
7) Nomor footnote disusun sesuai dengan nomor kutipan.
8) Apabila kutipan diambil dari dua atau lebih dari halaman buku/tulisan, maka nomor-nomor
halaman yang dikutip itu dicantumkan semuanya.
9) Susunan pengetikan footnote sama dengan susunan pengetikan Daftar Pustaka (lihat bagian
pengetikan Daftar Pustaka) kecuali tentang nama Penulis dan pencantuman halaman.
Meskipun pada umunya footnote berisi keterangan tambahan tentang sumber kutipan, namun
footnote juga berisi penjelasan tambahan untuk memberi tekanan atau kelanjutan
uraian. Hal ini dicantumkan dalam footnote biasanya karena pertimbangan, apabila
dimasukan ke dalam alinea karangan, maka alinea karangan menjadi rusak susunannya.
21
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
10) Nomor footnote disusun sesuai dengan nomor kutipan, diletakkan agak ke atas sedikit
dari baris biasanya.
11) Penomoran footnote dimulai dengan nomor 1 dari Bab I, secara berlanjut. Untuk Bab
berikutnya, setiap awal Bab diberi nomor footnote dari nomor 1 lagi.
12) Jarak antara baris akhir teks dengan garis footnote sekitar 2 (dua) cm, yang diberi garis
batas gari 15 (lima belas) ketukan dari tepi kiri margin (untuk komputer ada program
otomatis membuat footnote, ketik insert pilih footnote).
13) Jarak antara baris footnote 1 (satu) spasi, jarak antar footnote yang satu dengan footnote
yang lain/berikutnya adalah 2 (dua) spasi.
Bentuk footnotes adalah sebagai berikut:
a. Buku :
1. Nomor footnotes untuk yang menggunakan komputer sistem ini akan berlangsung
otomatis. Nomor footnotes jauhnya 7 pukulan titik (1,1 cm) dari garis margin teks
sebelah kiri. Kalau footnotes lebih dari dua baris, baris kedua dan seterusnya
dimulai pada margin teks;
2. Pangkat atau gelar tidak dicantumkan, pemuatan nama dimulai dari nama (depan) kecil
kemudian nama akhir;
3. Judul buku dicetak miring;
4. Penulisan footnotes dengan urutan-urutan sebagai berikut: nama pengarang titik, tahun
terbit titik, judul buku dicetak miring titik, nomor cetakan titik, kota penerbit titik dua,
nama penerbit koma, dan nomor halaman titik;
5. Pengarang lebih dari satu (misalnya dua atau tiga), maka nama pengarang harus
dicantumkan seluruhnya;
6. Untuk pengarang lebih dari tiga orang, dicantumkan pengarang pertama dan
dibelakangnya ditulis dalam kurung (“et. al”) singkatan dari et alii artinya “dengan
orang lain”.
7. Kumpulan karangan, yang dicantumkan cukup nama editornya saja, dibelakangnya
(ed);
8. Untuk buku yang tidak terdapat nama pengarangnya, cukup disebut (ditulis) nama
badan, lembaga, perkumpulan, perusahaan, dan seterusnya;
9. Bila buku tersebut terjemahan, pengarang asli harus dicamtumkan kemudian
dibelakangnya nama penterjemah.
Contoh :
1 Anthon F. Susanto. 1998. Mengenal Hukum Adat Jawa.
Bandung: Alumni, hlm. 2
22
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
b. Jurnal
Untuk sumber kutipan berupa jurnal, urutan unsur-unsur dalam penulisan footnotes adalah:
nama pengarang titik, judul artikel dicetak miring titik, tahun terbit titik, nama
majalah/jurnal diberi tanda petik rangkap titik, nomor jurnal titik, volume jurnal titik, bulan
koma, dan nomor halaman titik.
Contoh:
---------------
c. Majalah
Untuk sumber kutipan berupa majalah, urutan unsur-unsur dalam penulisan footnotes
adalah: nama pengarang titik (kalau tidak ada nama pengarang, tulis Anonim), judul artikel
dicetak miring titik, nama majalah diberi tanda petik rangkap titik, Edisi Majalah
titik, tanggal, bulan, tahun terbitan titik, dan nomor halaman titik.
Contoh:
---------------
1 Restu Wijaya Ariyanto dan Dedi Setiawan. Konsep CSR Dalam UUPT.
Majalah “Trust”. No. 40 Tahun V. 30 Juli – 5 Agustus 2007, hlm. 10 -12.
d. Surat Kabar
Untuk sumber kutipan berupa berita dari surat kabar, urutan unsur-unsur dalam
penulisan catatan kaki adalah: nama penulis titik, judul tulisan atau rubrik dicetak miring
23
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
titik, nama surat kabar diberi tanda petik rangkap titik, tanggal, bulan, dan tahun terbit
titik, tempat terbit koma, dan nomor halaman titik.
Contoh:
---------------
5 A.Setiadi. Corporate Social Responsibility Dalam RUU Perseroan Terbatas.
Surat Kabar “Bisnis Indonesia”. 15 April 2007, hlm. 6.
f. Wawancara
Untuk sumber kutipan dari wawancara, urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki
adalah: nama yang diwawancarai titik, identitas jabatan titik, bentuk wawancara titik,
tanggal, bulan dan tahun wawancara titik.
Contoh:
---------------
g. Ensiklopedi
Untuk sumber kutipan dari ensiklopedi, urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki
adalah: nama editor diikuti dengan singkatan ed. Didalam kurung titik, nama entri
dituliskan diantara dua tanda petik rangkap (“……”) titik, tahun terbit titik, nama
24
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
ensiklopedi dicetak miring titik, jilid titik, kota penerbit titik dua, nama penerbit koma,
nomor halaman titik.
Contoh:
---------------
i. Buku Terjemahan
Untuk sumber kutipan dari buku terjemahan, urutan unsur- unsur dalam penulisan
catatan kaki adalah nama penerjemah diikuti dengan singkatan Trans didalam kurung
titik, nama penulis asli titik, tahun terbit titik , judul buku dicetak miring titik, kota
penerbit titik dua, nama penerbit koma, nomor halaman yang difootnote titik.
Contoh :
---------------
12 Sri Purwandari. (Trans). Assafa Endeshaw. 2007. Hukum E- Commerce dan
Internet: Dengan Fokus di Asia Pasifik. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 3.
j. Compact Disk (CD)
Untuk sumber kutipan dari compact disk (CD), urutan unsur- unsur dalam penulisan
catatan kaki adalah: nama program CD titik, judul program ditulis diantara dua tanda
petik rangkap (“……”) titik, tahun pemrograman (jika ada) titik, nama buku yang
ditunjuk dicetak miring titik, informasi pelengkaplainnya (jika ada).
Contoh :
25
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
13 CD Law. “An Overview of Consumer Reporting Service”. 2008. National Law
Publishing Corporation. Artikel Nomor 9.
Untuk sumber kutipan dari Compact disk (CD) dalam bentuk Electronic Book, maka
urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki sama dengan ketentuan untuk sumber
kutipan dari buku, dengan ditambahkan bahwa informasi tersebut diperoleh dari
Compact disk (CD) Electronic Book.
Contoh:
---------------
14 Rosa Agustina. 2003. Perbuatan Melawan Hukum. Dikutip dari “CD”. Jakarta :
Pasacasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 98.
k. International Network (Internet)
Untuk sumber kutipan berupa informasi yang diperoleh dari Internet, urutan unsur-unsur
dalam penulisan catatan kaki adalah: nama penulis/informan (kalau tidak ada namanya
cukup dicantumkan kata Anonim) titik, judul karangan dicetak miring titik, situs web
diberi garis bawah koma, halaman web (jika ada) titik, diakses pada tanggal, bulan, dan
tahun titik.
Contoh:
---------------
15Schultz, T. Online Arbitration: Binding
orNonBinding.2002.www.ombuds.org/center/adr2002-11-schultz.html, hlm 34.
Diakses pada tanggal 23/3/2007
26
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
Contoh
----------------
1 Erman Rajagukguk. 2000. Arbitrase Dalam Putusan Pengadilan. Jakarta :
Chandra Pratama, hlm 62.
2 Ibid, hlm. 67.
3 Ibid.
G. Pengetikan
1. Bahasa yang Digunakan
a. Bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Setiap kata atau istilah yang bukan berasal dari bahasa Indonesia (Bahasa Asing
termasuk kata atau istilah yang berasal dari Bahasa Daerah) harus dicetak miring atau Italic.
c. Kata ganti orang pertama (seperti kami, saya, aku dan sebagainya) untuk menerangkan diri
penulis diganti dengan kata ganti “Peneliti” atau “Penulis”.
d. Ucapan Terima Kasih mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah secara berlebihan
supaya tidak timbul kesan pada pembaca bahwa skripsi anda ”tidak ada apa-apanya”.
e. Hindari sejauh mungkin penggunaan:
1) Kalimat-kalimat yang panjang.
2) Kata-kata”...yang mana...””sejauh mana....”...oleh karena mana...”,dan kata-
kata lain semacam itu.
f. Penggunaan kata penghubung, kata depan, awalan,akhiran dan tanda baca secara tepat,
antara lain:
1) Tidak membutuhkan koma untuk kata ”bahwa”,”karena”,”sebab”,”supaya”.
2) Membutuhkan koma sebelum kata ”akan tetapi”,”tetapi”,”melainkan”,”maka”.
3) Membutuhkan koma sebelum dan setelah kata ”misalnya”,”contohnya”,”yaitu”,”ialah”
27
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
g. Singkatan atau akronim tidak boleh digunakan pada awal kalimat.
2. Jarak Tepi Kertas
a. 4 (empat) cm atau ukuran 1,5 inchi dari tepi tepi atas kertas pada page set up komputer.
b. 4 (empat) cm atau ukuran 1,5 inchi dari tepi kiri kertas pada page set up komputer.
c. 3 (tiga) cm atau ukuran 1 inchi dari tepi kanan kertas pada page set up computer
d. 3 (tiga) cm atau ukuran 1 inchi dari tepi bawah kertas pada page set up komputer.
3. Tipe Huruf
Naskah harus diketik menggunakan komputer dengan tipe huruf yang dipakai tipe “Times
New Romawi” ukuran 12 (dua belas).
4. Mengatur Jarak Baris
a. Ukuran spasi yang digunakan dalam tulisan skripsi pada umumnya digunakan 2 spasi.
b. Jarak 1 (satu) spasi digunakan untuk mengetik kutipan langsung panjang (lebih dari
lima baris), untuk mengetik footnote. Dan untuk Abstrak dan Ringkasan digunakan 1 (satu)
spasi juga.
c. Jarak 1 1/2 (satu setengah) spasi digunakan untuk Ucapan Terima Kasih.
d. Jarak 2 (dua) spasi digunakan antara footnote yang satu dengan footnote yang
berikutnya.
e. Jarak 3 (tiga) spasi digunakan antara Sub Judul dengan baris berikutnya.
f. Jarak 4 (empat) spasi digunakan antara nomor Bab dengan judul Bab, antara judul Bab
dengan baris pertama dari Bab itu dengan Sub judul.
5. Awal Paragraf
a. Awal paragraf dimulai pada ketukan ke 7 (tujuh) pada garis margin kiri atau 1,1 cm dari
rulerbar.
b. 7 (tujuh) ketukan atau 1,1 cm dari rulerbar pada garis margin kiri berlaku juga untuk awal
paragraf dalam kutipan langsung panjang dalam footnote.
c. 5 (lima) ketukan atau 1,01 cm dari rulerbar pada garis margin kiri digunakan pada baris
kedua dan seterusnya dari kutipan langsung panjang dan ditampilkan 1 (satu) spasi.
H. Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Skripsi
1. Nama undang-undang tertulis lengkap sesuai dengan judulnya
2. Penulisan pasal : contoh Pasal 5 ayat (1), P besar serta angka ayat di antara tanda kurung.
Mengingat Pasal 1 umumnya merupakan pasal berisikan pengertian, maka pasal tersebut
tidak mempunyai “ayat” akan tetapi “butir”.
3. Peraturan perundangan, seharusnya peraturan perundang-undangan
4. Penulisan “di” digabung apabila merupakan awalan kata kerja seperti “diatasi”. “Di
atas” dilepas karena bukan awalan kata kerja.
28
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
5. Penulisan kata majemuk “aneka ragam” dilepas, akan tetapi
“keanekaragaman” digabung. Karena ada awalan “ke” dan akhiran “an”.
6. Kata “analisa” seharusnya “analisis”, karena yang diambil dalam transformasi ke
dalam bahasa Indonesia adalah pengucapannya dalam bahasa Inggris : analysis, bukan
bahasa Belanda : analyse. Demikian pula “sistem” (bahasa Inggris : system), bukan “sistim”
(bahasa Belanda : systeem)
7. Kata “praktek” seharusnya “praktik”, karena diambil dalam transformasi ke dalam bahasa
Indonesia adalah pengucapannya dalam bahasa Inggris : practice.
8. Penulisan “..ir seperti “diinventarisir” dari kata Belanda “inventariseren” harus diganti
menjadi menjadi “diinventarisasi” dari kata Inggris “inventarization”. Demikian juga
dengan introdusir menjadi introduksi, eksploitir menjadi eksploitasi dan sebagainya.
9. Penulisan “kwalitas” menjadi “kualitas”, karena tidak boleh ada dua huruf mati berurutan,
dengan beberapa pengecualian,diantaranta kata “sanksi” tidak boleh sangsi, yang
mempunyai pengertian lain.
10. Penulisan “resiko” menjadi “risiko”, “tehnik”, menjadi “teknik”, ”azas” menjadi “asas”.
11. Penulisan “efektip, produktip, negatip” huruf “p” nya diganti dengan “f” menjadi “efektif,
produktif, negatif” karena bangsa Indonesia mengenal dan dapat mengucapkan huruf “f”.
12. Kata “f” memakai “f”, akan tetapi apabila berubah menjadi “aktivitas” huruf “f”
berubah menjadi “v”
13. Kata “peruntukan” ditulis dengan satu “k” , yaitu awalan pe dan akhiran an, akan tetapi
“diperuntukkan” ditulis dengan dua “k” karena disini dengan awalan di dan akhiran kan.
14. Kata “data-data” adalah keliru, karena “data” adalah jamak dari kata “datum” yang
tunggal.
15. Kata “yang mana, di mana” perlu diganti.
16. Perlu diperhatikan bentuk kalimat aktif dengan menggunakan kata kerja dengan awalan
“me” serta kalimat pasif dengan menggunakan awalan “di”, seperti “Dalam Pasal 5
dinyatakan….” Dan “Pasal 8 menyatakan…”, jadi bukan “Dalam Pasal 5 menyatakan…”.
17. Penulisan “nonhayati” digabung karena kata “non” tidak berdiri sendiri.
18. Dalam karya ilmiah dihindari kata seperti “tidak karuan, seenaknya” yang digunakan
sebagai ungkapan sehari-hari.
19. Penggunaan “adalah merupakan” perlu dipilih satu, karena kedua-duanya adalah predikat.
20. Penulisan referensi dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem catatan kaki (footnote).
21. Hindari kata seperti “sangat perlu sekali” yang bersifat berlebihan.
22. Kata “konsepsional” adalah dari kata Balenda “conceptioneel”, sebagaimana juga
kata “konsepsi” dari kata Belanda “conceptie”. Adalah lebih tepat mengunakan kata
29
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
“konseptual” dari kata Inggris “conceptual”, sebagaimana juga kata “konsep” dari kata
Inggris “concept”.
23. Penggunaan bentuk jamak “saran-saran” tidak perlu, karena ”saran” mengandung
makna tunggal maupun jamak.
24. Penggunaan tanda baca – hanya untuk pemenggalan kata. Dengan demikian tidak
digunakan untuk Meluruskan garis kanan dari atas ke bawah {“kosmetik”), juga tidak
digunakan untuk penomoran.
25. Mengingat program komputer pada umumnya adalah program bahasa Inggris, perlu
diperhatikan pemenggalan kata bahasa Indonesia yang tidak dikenal oleh program
komputer. Caranya adalah dengan menggeser kata kedua, kata ketiga dan seterusnya dari
baris yang mengandung kesalahan pemenggalan sampai diperoleh pemenggalan yang benar
menurut bahasa Indonesia.
26. Kata “sedangkan, sehingga, dan” tidak dapat digunakan sebagai awal kalimat, karena
merupakan kata penghubung.
27. Sub-judul tidak boleh ditulis dibagian bawah halaman, akan tetapi harus dipindahkan ke
halaman berikutnya.
28. Kata “daripada” hanya digunakan apabila ada tandingannya, tidak boleh untuk menyatakan
kepunyaan.
29. Tidak perlu memulai kalimat dengan kata “bahwa” yang hanya dipakai sebagai permulaan
konsideran.
30. Antara sumber kutipan dalam naskah dan daftar pustaka, harus ada hubungan timbal
balik; yang ada dalam daftar pustaka ditemukan sebagai sumber dalam naskah dan yang
dikutip dalam naskah terdapat sumbernya dalam daftar pustaka.
31. Guna menggunakan kalimat lengkap, perlu senantiasa diadakan “analisis kalimat” yang
berarti bahwa perlu dalam benak pikiran diadakan penyederhanaan kalimat, agar terlihat
dengan jelas apa yang menjadi predikat dan apa yang menjadi subjek. Yang dapat menjadi
predikat adalah selalu kata kerja yang berjumlah satu. Yang dapat menjadi subjek adalah
selalu kata benda yang berjumlah satu.
32. Perlu dihindari pembuatan kalimat yang panjang-panjang, sehingga menjadi tidak
jelas makna kalimat karena mengandung berbagai pikiran menjadi satu. Seyogyanya satu
pokok pikiran dituangkan dalam satu kalimat.
33. Penempatan tanda baca selalu “menempel” pada huruf atau angka, tidak berdiri sendiri,
seperti (“ekolabel”), tidak boleh ditulis dengan spasi seperti “(ekolabel)”, atau “tahun
1996”.Tidak boleh ditulis dengan spasi “1996”. Dengan demikian dihindarkan adanya
tanda baca yang pindah ke baris berikutnya, terlepas dari kata atau angka
30
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
sebelumnya. Sebaliknya, penggunaan tanda baca, selalu diikuti dengan spasi, seperti
setelah titik, koma, kurung tutup dan sebagainya. Penggunaan tanda baca, selalu diikuti
dengan spasi, seperti setelah titik, koma, kurung tutup dan sebagainya.
I. Hal-hal lain
32
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
BAB IV
PENGUJIAN SKRIPSI
B. Penguji
1. Untuk pelaksanaan ujian skripsi, dibentuk panitia penguji yang terdiri atas Ketua, Sekretaris
dan Anggota oleh Wakil Ketua I.
2. Ujian dapat dilaksanakan jika dihadiri minimal 2 (dua) orang (penguji dan pembimbing).
3. Tugas dan kewajiban ketua dan sekretaris panitia penguji Penulisan Skripsi :
a. Ketua panitia penguji bertugas mengatur jalannya ujian skripsi;
b. Ketua panitia menguji berkewajiban membuka acara ujian, mengumumkan hasil ujian dan
menutup acara ujian;
c. Sekretaris panitia ujian mengumpulkan dan menghitung hasil penilaian masing-
masing penguji sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ujian.
4. Penetapan penguji oleh Wakil Ketua 1 didasarkan pada :
a. Bidang keahlian yang sesuai dengan skripsi
b. Pemerataan kesempatan menguji.
33
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
C. Pelaksanaan Ujian Skripsi
Setelah memenuhi prosedur administrasi tersebut di bagian A, maka pelaksanaan untuk ujian
penulisan skripsi (hukum) adalah sebagai berikut :
1. Ujian Skripsi dilaksanakan paling cepat 2 (dua) bulan sejak proposal penulisan skripsi disetujui
oleh Pembimbing.
2. Tanggal ujian dan Tim Penguji Skripsi ditetapkan oleh Wakil Ketua 1. Hari dan tanggal ujian
Skripsi dibertahukan kepada Tim Penguji dan Mahasiswa melalui surat pemberitahuan penetapan
ujian Skripsi. Batas akhir ujian Skripsi adalah (satu) minggu sebelum Yudisium.
3. Ujian penulisan skripsi (hukum) dilaksanakan secara terbuka untuk menilai penulisan skripsi
(kualitas penulisan skripsi dan penguasaan penulisan) dan penyajian penulisan skripsi
(kemampuan menyajikan dan kemampuan berdiskusi)
4. Ujian dilaksanakan antara 1 sampai dengan 2 jam (60 sampai dengan 120 menit) dengan
pembagian sebagai berikut :
a. Pembukaan oleh ketua panitia : 5 menit
b. Presentasi skripsi oleh mahasiswa : 20 menit
c. Tanya jawab oleh panitia penguji : 75 menit
d. Rapat penilaian : 10 menit
e. Kesimpulan akhir dan penutup : 10 menit
5. Ujian bersifat open book atau close book, dengan proses ujian Skripsi sebagai berikut :
a. Pembukaan
1) Ketua Panitia penguji mempersilahkan mahasiswa memasuki ruangan;
2) Ketua panitia penguji membuka sidang;
3) Ketua panitia penguji dibantu oleh sekretaris memeriksa kelengkapan
administrasi.
Catatan :
Ketua/Sekretaris panitia penguji membagikan formulir lembar penilaian sebelum
ujian skripsi dimulai kepada anggota panitia penguji.
b. Paparan Mahasiswa
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan mahasiswa memaparkan penulisan skripsi;
2) Mahasiswa mempresentasikan ringkasan skripsi
c. Tanya Jawab dengan Panitia Penguji
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan masing-masing anggota bertanya kepada
mahasiswa;
2) Mahasiswa dapat langsung menjawab pertanyaan panitia penguji.
34
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
d. Penilaian Hasil Ujian
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan mahasiswa meninggalkan ruangan;
2) Sekretaris panitia penguji mengumpulkan dan menghitung hasil ujian masing-
masing penguji.
e. Kesimpulan akhir dan penutup
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan mahasiswa masuk kembali ke ruangan;
2) Ketua panitia mengumumkan hasil ujian, apabila mahasiswa dinyatakan tidak
lulus, akan diadakan ujian ulangan;
3) Hasil ujian dibuat dalam berita acara;
4) Ketua panitia penguji menutup acara ujian Skripsi.
5) Mahasiswa mempunyai hak untuk menempuh ujian skripsi selambat-lambatnya
selama 2 (dua) semester terhitung mulai tanggal penyelesaian penulisan skripsi
selama masa studinya masih memungkinkan. Apabila masa studinya kurang dari
waktu tersebut, maka sisa masa studinya menjadi batas waktu dalam menggunakan hak
untuk menempuh ujian.
6) Kecurangan dalam ujian skripsi pada hakekatnya kecurangan dalam penulisan
skripsi itu sendiri, yang bentuknya antara lain:
a. Dinyatakan merupakan kutipan dari sumber tertentu tetapi tidak benar
b. Plagiat sebagian atau seluruhnya.
Jika kecurangan tersebut ditemukan selama ujian berlangsung, maka ujian
dibatalkan dan mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus serta
diwajibkan menempuh ujian ulangan. Kecurangan tersebut dicantumkan dalam
berita acara ujian. Namun, jika kecurangan tersebut diketahui oleh siapapun setelah
mahasiswa dinyatakan lulus, maka sanksinya ditetapkan oleh Ketua.
D. Penilaian
1. Dasar penilaian :
a) Aspek A, meliputi:
1) Kualitas penulisan hukum (materi, teknik penulisan, dan metode penelitian) diberi
bobot 50%;
2) Penguasaan presentasi diberi bobot 15%;
3) Penguasaan materi (Tanya jawab dan argumentasi) diberi bobot 35%; Sehingga
jumlahnya 100%.
b) Aspek B, yakni sikap pada saat sidang : baik/cukup/kurang.
c) Aspek C, yakni pertimbangan Pembimbing : baik/cukup/kurang.
35
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
2. Kualifikasi Penilaian
No Skor Nilai Bobot
Huruf
1 80 - 100 A 4
2 70 - 79 B 3
3 60 - 69 C 2
4 50 - 59 D 1
5 0 - 49 E 0
36
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
F. Sanksi Akademis
1. Apabila Proposal Penulisan Skripsi terindikasi Plagiat, atau dibuatkan oleh pihak lain maka akan
diberikan sanksi mengganti judul baru dan membuat pernyataan tidak mengulangi lagi
perbuatannya.
2. Apabila diketahui adanya pelanggaran tersebut pada saat Ujian Skripsi, maka mahasiswa yang
bersangkutan diberikan sanksi sebagai berikut:
a. Dinyatakan tidak lulus ujian;
b. Harus mengulang dengan skripsi yang baru, dan nilai kelulusan maksimal C, selama
masa studinya masih ada.
3. Apabila diketahui pelanggaran tersebut setelah dinyatakan lulus, maka gelar kesarjanaannya
akan dicabut sesuai dengan aturan yang berlaku.
37
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Singkawang,
Kepada Yth.
Ketua STIH S.M
Tsjafioeddin Singkawang
Di Singkawang
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : …………………………….
NIM : …………………………….
Program Studi : Ilmu Hukum
Dengan ini mengajukan Desain Skripsi dengan judul :
……………………………………………………………………………………………………………………………….
Sebagai bahan pertimbangan maka bersama saya lampirkan Proposal dan Transkrip Nilai Sementara.
Demikian surat permohonan saya sampaikan dengan harapan semoga K e t u a dapat menyetujuinya. Atas perhatian dan
perkenannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Pemohon
(NAMA)
NIM.
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
DESAIN SKRIPSI*)
.....................................................................(Judul Desain
Skripsi)**
DESAIN SKRIPSI
……………………………………(NAMA)***
NPM. ………………………
Singkawang,
Yang membuat pernyataan,
Materai
Rp. 6.000,-
Nama Terang
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 4 : Contoh Surat Permohonan Ujian Skripsi
Singkawang,………………..
Kepada Yth.
Ketua STIH S.M Tsjafioeddin c.q. Bagian Akademik
Di Singkawang
Nama : ............................................................................
NIM : ............................................................................
Judul Skripsi : ............................................................................
Maka dengan ini saya serahkan 5 (lima) eksemplar penelitian Skripsi yang telah disetujui Pembimbing, dan
mohon dijadwalkan untuk diuji.
Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Pembimbing Ketua, Pemohon,
Lampiran
Lampiran 5: Contoh Surat Undangan Ujian Skripsi Penulisan Hukum Skripsi
Singkawang,………...............
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Undangan Ujian Skripsi
Kepada Yth.
Bapak/Ibu ………………
Di Singkawang
…………...........(NAMA)
NIDN. …………………..
Lampiran
Lampiran 6 : Halaman Sampul Depan Penulisan Penulisan Hukum Skripsi
Skripsi
SKRIPSI*)
………………………..(NAMA)***
NPM……………………
Keterangan :
*) Ukuran Huruf 15 Cetak Tebal
**) Ukuran Huruf 18 Cetak Tebal
***) Ukuran Huruf 14 Cetak Tebal
****) Ukuran Huruf 16 Cetak tebal
Logo STIH ukuran 3 cm.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum bagi para distributor Multi Level
Marketing dalam menjalankan kegiatan usahanya dan juga untuk mengetahui sarana yang dapat ditempuh sebagai
solusi terbaik dalam menyelesaikan sengketa antara distributor dirugikan karena adanya perusahaan yang berkedok
Multi Level Marketing. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan menginventarisir peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai MLM, identifikasi masalah dan menganalisa secara kualitatif.
Menurut hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa : Pertama, mengenai perlindungan hukum terhadap
distributor MLM yang terlibat dalam persengketaan money game dan skema piramida, dalam pengaturannya masih
dirasakan belum jelas. Pengaturan MLM biasanya diatur dalam perjanjian MLM yang dibuat, sepihak dan baku oleh
suatu perusahaan MLM, bukan merupakan kesepakatan bersama antara distributor dengan perusahaan MLM,
sehingga menimbulkan ketidakadilan mutlak dan jaminan kepastian hukum. Kedua, sarana dalam menyelesaikan
persengketaan distributor MLM masih belum diatur secara jelas dalam peraturan khusus mengenai MLM, sehingga
upaya penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui cara litigasi dan nonlitigasi. Di kenal juga Lembaga Code
Administrator yang menjembatani konflik antara distributor dengan perusahaan yang berkedok MLM tersebut,
dengan pertimbangan tidak boleh berat sebelah dalam memutuskan perkaranya. Pada penyelesaian sengketa MLM
terdapat juga organisasi BANI yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
RINGKASAN
Dalam rangka upaya mengawasi dan mengatasi penyimpangan yang terjadi di dalam kegiatan usaha Multi Level
Marketing (disingkat, MLM), pemerintah mengeluarkan ketentuan sementara sebagai perlindungan hukum bagi
distributornya melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dengan Nomor
73/MPP/Kep/3/2000, yang telah ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha
Penjualan Berjenjang. Akan tetapi pada kenyataannya Surat Keputusan Menteri Perindag dalam tujuannya untuk
memberikan perlindungan hukum bagi distributor, masih dirasakan kurang maksimal dalam penerapannya
secara langsung karena tidak ada pengaturan yang jelas mengenai perlindungan hukum bagi para distributor MLM dan
dalam menyelesaikan sengketa antara perusahaan yang berkedok MLM dengan distributor yang terkena sengketa
penipuan.
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum bagi para distributor Multi Level
Marketing dalam menjalankan kegiatan usahanya dan juga untuk mengetahui sarana yang dapat ditempuh sebagai
solusi terbaik dalam menyelesaikan sengketa antara distributor yang dirugikan karena adanya perusahaan yang berkedok
Multi Level Marketing.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini dilakukan Peneliti dengan studi kepustakaan,
untuk menjawab permasalahan yang ada dengan mengumpulkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Kemudian bahan- bahan hukum yang diperoleh diolah dan dianalisa deduktif dan induktif.
DAFTAR ISI
Hlm
ABSTRAK ............................................................................................................. i
RINGKASAN ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR............……………………………………………………... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Permasalahan..........………………………………………………..... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………….. 6
D. Tinjauan Pustaka*)………………………………………………..… 8
E. Metode Penelitian**)…………..…………………………… 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 17
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 40
BAB IV PENUTUP……...……………………………………………………… 50
A. Kesimpulan…......……………………………………………… 51
B. Saran…………...………………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA
*} Catatan
**} Bila jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hokum empiris/sosiologis, maka metode
penelitian diletakan pada BAB tersendiri setelah BAB II.
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 10 : Contoh Halaman Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Nomor Hlm
1. Keadaan Penduduk Kalimantan Barat ............................................... 1
2. Karakteristik Narapidana Lembaga Permasyarakatan Singkawang ...... 2
3. Jenis dan Jumlah Tindak Pidana di Kalimantan Barat Tahun 2017 ......... 4
4. Jenis dan Jumlah Perkara di Pengadilan Negeri Singkawang ................. 6
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
DAFTAR GAMBAR/SKEMA/DIAGRAM
Nomor Hlm
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Hlm
DAFTAR PUSTAKA
--------. 2003. Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional. Bandung: Binacipta.
Rasjidi, Lili dan I.B. Wyasa Putra. 1993. Hukum Sebagai Suatu Sistem. Cet. I.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sidharta, Arief. (Trans). J.J.H Bruggink. 1996. Refleksi Tentang Hukum. Edisi I.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
Zahra. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan. 2004. http//:www.hukumonline.com, hlm. 2. Diakses 26 Maret 2006.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per.04/Men/1994 tentang Tunjangan Hari Raya
Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan (THR).
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 14 : Contoh Kutipan
Sehingga sabda Nabi yang menyatakan,”tidak ada sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah selain daripada
talak”1 telah dilupakan. Dan sabda Nabi mengingatkan, ”perempuan yang meminta kepada suaminya supaya dijatuhkan
talak atasnya tanpa sebab, maka haram baginya bau surga”2 , tidak sama sekali direnungkan. Padahal hadits Nabi
Di Indonesia kita pernah terperangah dengan praktik internal acquisition yang pada hakikatnya merupakan cara
masuk bursa melalui pintu belakang (backdoor listing) yang terhindar dari berbagai audit professional
dan keterikatan pada prinsip keterbuaan (disclosure). Belakangan setelah rasa cemas itu membesar, beberapa
peraturan itu dibuat, agaknya hal ini sukar dihindarkan karena dalam tarik menarik antara bisnis dengan
peraturan,sering bisnis lebih jeli, dan ini mungkin takdir yang menimpa semua pasar modal di dunia. Disini kita
harus mengakui bahwa dinamika bisnis begitu luar biasa.3
1
Mahmud Yunus. 1960. Hukum Perkawinan Dalam Islam. Cet.II. Jakarta: Pustaka
Mahmudiah,hlm.113
2
Ibid.
3
T.Mulya Lubis. “UUPT,RUU Pasar Modal dan Hostile Take Over”.
Kompas. 7 Juni 1995, hlm.2
Hazairin dalam bukunya yang berjudul Tinjauan Mengenai UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 sebagai
”suatu unifikasi yang unit untuk menghormati secara penuh adanya variasi berdasarkan agama dan kepercayaan ber-
Meskipun banyak kecaman-kecaman yang ditujukan terhadap KUH Pidana yang dikatakan sebagai hukum
peninggalan kolonial Hindia Belanda yang sudah usang, namun tidak berarti semua asas dan kaidah yang
terkandung didalamnya tidak bisa dipakai untuk pembinaan hukum pidana nasional yang akan datang. Pasal
1 ayat (1) KUH Pidana itu umpamanya, yang berbunyi, ”Tidak ada perbuatan yang boleh dihukum, selain atas
kekuatan aturan pidana dalam undang-undang, yang diadakan pada waktu sebelumnya perbuatan itu
terjadi”,mengandung asas yang penting dalam menegakkan kepastian hukum dalam masyarakat.
karyawan perseroan yang diambil alih, maka untuk upaya perlindungan karyawan agar hak-haknya tetap terjaga
diperlukan landasan
4
Wantjik Saleh, 1976. Hukum Perkawinan Indonesia. Cet.IV. Jakarta : Ghalia Indonesia, hlm.3
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
yuridis yang mengatur tentang itu. Di dalam KUH Perdata secara eksplisit mengatur eksistensi karyawan pada PT yang
mengambil alih pada Pasal 1603 k yang diperluas pengertiannya. Pasal 1603 k KUH Pidana berbunyi sebagai berikut:
(1) Hubungan kerja tidak berakhir dengan meninggalnya majikan, kecuali jika perjanjian menghendaki
sebaliknya.
(2) Akan tetapi baik para ahli waris majikan maupun buruh berwenang mengakhiri hubungan kerja yang
diadakan untuk waktu tertentu, dengan pernyataan pengakhiran sesuai dengan ketentuan pada pasal
1603 h dan 1603 i, seolah-olah hubungan kerja tersebut diadakan untuk waktu tak tertentu (ps.1575, 1603 j,
KUHD ps.433,450, Ontslagrecht ps.12,Kepailitan ps.39,237)
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi