Anda di halaman 1dari 57

PEDOMAN

PENULISAN SKRIPSI

STIH S.M.TSJAFIOEDDIN SINGKAWANG


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT buku pedoman penulisan skripsi ini dapat
disusun dan diterbitkan. Pedoman penelitian skripsi ini dibuat dalam rangka
memberikan tuntunan kepada mahasiswa STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang dan
bagi dosen dalam memberikan pembimbingan, agar tercipta keseragaman dalam
prosuder penelitian, bentuk, teknis dan membimbing kepada pola pikir yang
runtun dan sistematis bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di STIH
S.M Tsjafioeddin Singkawang. Dengan terbitnya pedoman ini diharapkan dapat
mempermudah mahasiswa memahami prosedur administratif dan aspek teknis
dalam penulisan skripsi.
Dalam prosedur penelitian dan teknis penulisan skripsi ini
menggambarkan tentang metode penelitian yang digunakan mahasiswa STIH S.M
Tsjafioeddin Singkawang dalam menyusun skripsi. Metode penelitian hukum
merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan bahan hukum dengan
tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan.
Kegiatan penelitian secara umum dilakukan dengan tujuan tertentu, dan pada
umumnya tujuan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga hal utama yaitu untuk
menemukan, membuktikan dan mengembangkan pengetahuan tertentu. Dengan
ketiga hal tersebut, maka implikasi dari hasil penelitian akan dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Terima kasih kepada Tim Penyusun yang bekerja dengan dedikasi tinggi
untuk merampungkan Pedoman ini. Namun tak ada curahan karya sempurna
seperti Sang Maha Karya. Untuk itu STIH SM Tsjafioeddin Singkawang dengan
senang hati dan terbuka menerima kritik konstruktif untuk penyempurnaannya
pedoman penulisan skripsi ini.

Singkawang, September 2023


Wakil Ketua I Bid. Akademik
Singkawang

Muchlis Kurnianto, S.H,. M.H.


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...... iii

BAB I : KETENTUAN UMUM TENTANG USULAN


PENELITIAN DAN PENULISAN SKRIPSI……………... 1
A. Pengertian dan Tujuan Penulisan Skripsi ………………. 1
B. Persyaratan Mengajukan Usulan Skripsi………………... 1
C. Prosedur Pengajuan Usulan Desain Skripsi…………........ 1
D. Prosedur Seminar Desain Skripsi……………………… 1
E. Pembimbingan…………………………………………… 2
1. Syarat Untuk Menjadi Dosen Pembimbing………….. 2
2. Tanggung Jawab Pembimbing……………………….. 2
3. Penggantian Dosen Pembimbing…………………….. 2
BAB II : KERANGKA USULAN SKRIPSI DAN PENULISAN
SKRIPSI…………………………………………………….. 3
A. Kerangka Usulan Penulisan Skripsi/Proposal.................. 3
B. Langkah-Langkah Pembuatan Desain Skripsi................. 3
C. Kerangka Penulisan Skripsi……………………………. 5
D. Penjelasan Tentang Penulisan Skripsi………… 7
BAB III : TEKNIS PENULISAN DAN PENGETIKAN…………… 12
A. Kertas dan Sampul……………………………………….. 12
B. Penomoran……………………………………………….. 12
C. Pembagian Bab dan Sub Bab……………………………. 12
D. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar (Grafik, Gambaran
Lampiran) dan Daftar Pustaka…………………………… 13
E. Kutipan dan Footnote……………………………………. 14
1. Kutipan…………………………………………… 14
2. Footnote…………………………………………... 15
F. Mempercepat Pengutipan Dengan Footnote………… 19
G. Pengetikan…………………………………………… 20
H. Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Skripsi….. 21
I. Hal Lain-Lain………………………………………… 23
BAB IV : PENGUJIAN SKRIPSI 25
A. Prosedur Administrasi Ujian Skripsi………………… 25
B. Penguji……………………………………………….. 25
C. Pelaksanaan Ujian Skripsi……………………………. 25
D. Penilaian………………………………………………. 27
E. Penyerahan Tulisan Skripsi Setelah Ujian…………… 27
F. Sanksi Akademis…………………………………….. 28
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Contoh Surat Permohonan Desain Skripsi .......................

2. Lampiran 2 : Halaman Sampul Depan Desain Skripsi ...........................


3. Lampiran 3 : Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ................. ………..
4. Lampiran 4 : Contoh Surat Permohonan Ujian Skripsi ............................
5. Lampiran 5 : Contoh Surat Undangan Ujian Skripsi ................................
6. Lampiran 6 : Halaman Sampul Depan Penulisan Skripsi ...........................
7. Lampiran 7 : Contoh Abstrak
.......................................................................
8. Lampiran 8 : Contoh Ringkasan
...................................................................
9. Lampiran 9 : Contoh Halaman Daftar Isi
.....................................................
10. Lampiran 10 : Contoh Halaman Daftar Tabel
................................................
11. Lampiran 11 : Contoh Halaman Daftar Gambar/Skema/Diagram
.................
12. Lampiran 12 : Daftar Lampiran
.....................................................................
13. Lampiran 13 : Contoh Daftar Pustaka
...........................................................
14. Lampiran 14 : Contoh Kutipan
......................................................................
BAB I
KETENTUAN UMUM PENULISAN SKRIPSI

A. Pengertian dan Tujuan Penulisan Skripsi


Skripsi hukum adalah suatu karya tulis ilmiah, yang disusun mahasiswa berdasarkan hasil
penelitian hukum yang membahas suatu masalah dalam bidang ilmu hukum, dengan
menggunakan pengertian hukum dan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Hukum. Unsur utama skripsi hukum adalah hasil penelitian hukum.
Tujuan penulisan skripsi hukum ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
mahasiswa STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang dalam membuat karya ilmiah mandiri sesuai
dengan karakteristik umum penulisan.
B. Persyaratan Mengajukan Usulan Skripsi
1. Terdaftar sebagai mahasiswa dalam tahun akademik yang bersangkutan.
2. Telah menempuh minimal 110 SKS dari 146 SKS dan telah menempuh lulus mata kuliah
Metode Penelitian dan Penulisan Hukum serta telah mengikuti Kuliah Kerja dan Bakti Sosial
Mahasiswa (KKBSM)
3. Usulan Skripsi yang ditulis harus dibuat dalam bentuk Out Line Skripsi dan apabila judul dan
masalah yang dirumuskan meragukan diminta mahasiswa membuatnya dalam bentuk jurnal.
4. Dapat memberikan sumbangan kepada khasanah ilmu pengetahuan berupa pemecahan
masalah, atau setidaknya dapat menyajikan deskripsi ilmiah dari suatu objek penelitian,
dan bukan merupakan duplikasi/pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah
dilakukan.
5. Melengkapi persyaratan akademik, yaitu:
a. Fotocopy Bukti Pembayaran Seminar
b. Fotocopy KHS dari awal kuliah sampai KHS terakhir
c. Materai 1 buah;
d. Transkrip Sementara Nilai keseluruhan yang telah diambil;
e. Kartu Rencana Studi semester akhir
C. Prosedur Pengajuan Desain Skripsi
1. Setelah Mahasiswa mengajukan surat permohonan Usulan/Outline Skripsi diperiksa
kebenarannya dan diterima oleh Bagian Akademik dan disetujui oleh Wakil Ketua I Bidang
Akademik, maka Out Line tersebut dapat dilanjutkan menjadi Desain Skripsi (Contoh
Lampiran 1)

1
2. Melampirkan surat pernyataan keaslian penelitian yang menyatakan bahwa Desain Skripsi
yang ditulis adalah tulisan asli (original) bukan plagiat atau dibuatkan oleh orang lain dan siap
menerima sanksi akademis apabila dapat dibuktikan sebaliknya.
3. Desain Skripsi tersebut diajukan kepada Ketua c.q. Wakil Ketua I, dimasukkan melalui Bagian
Akademik dan siap untuk diseminarkan.
D. Prosedur Seminar Desain Skripsi
a. Mahasiswa diminta untuk mempresentasikan desain skripsi, dengan melakukan presentasi
terhadap materinya sehingga akan terlihat arah atau maksud topik yang ditulis untuk
memudahkan dalam proses bimbingan;
b. Mahasiswa diminta memperlihatkan literatur yang digunakan dalam penulisan desain
skripsi tersebut dengan minimal 12 (Dua Belas) buah buku.
c. Desain Skripsi yang dinyatakan diterima dan dapat dilanjutkan menjadi Skripsi. Untuk
memastikan apakah diperlukan revisi atau tidak. Jika tidak diperlukan maka Tim Seminar
yang terdiri dari 2 (Dua) Dosen Penilai dan 1 (Satu) Dosen Pembahas membubuhkan tanda
tangannya pada lembar pengesahan Desain Skripsi kemudian dilanjutkan dengan proses
bimbingan.
E. Pembimbingan
1. Syarat Untuk Menjadi Dosen Pembimbing dan Penguji
Syarat untuk menjadi dosen pembimbing adalah:
a. Dosen tetap dan telah mendapat Jabatan Fungsional;
b. Dosen luar biasa dapat menjadi pembimbing berdasarkan pertimbangan kompetensi;
c. Pembimbing ditunjuk sebanyak 1 (satu) orang dan Penguji sebanyak 2 (dua) orang :
1) Pembimbing : minimal Lektor dengan jenjang pendidikan Magister;
2) Penguji: dengan jenjang pendidikan Magister.
d. Tugas dan tanggung jawab Pembimbing:
1) Tugas: mengarahkan dan membimbing mahasiswa dalam Penulisan Skripsi;
2) Tanggung jawab:
a) Membimbing mahasiswa dari aspek materi/subtansi Penulisan Skripsi;
b) Membimbing mahasiswa dari aspek metode dan cara/teknis penulisan.
e. Proses Bimbingan
1) Bimbingan dimulai sejak tanggal penunjukan dosen pembimbing, yang dimulai dengan
bimbingan setelah Desain Skripsi diterima dan disetujui oleh Tim Penilai.
2) Bimbingan dilakukan dengan menggunakan formulir bimbingan.

2
3) Setelah desain skripsi disetujui oleh pembimbing mahasiswa wajib menyerahkan ke
bagian sebanyak satu eksemplar untuk menjadi dan dikeluarkannya Surat Pengantar
Penelitian.
4) Batas waktu penyelesaian Penulisan Skripsi paling lama 3 (Tiga) semester sejak
desain disetujui, kecuali adanya alasan-alasan yang sah dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila belum selesai, maka rencana Penulisan Skripsi dinyatakan gugur, setelah
diberikan peringatan oleh STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang, dan mahasiswa yang
bersangkutan harus mengajukan Desain Skripsi yang baru.
5) Cara dan teknik penulisan sebagaimana terlampir (mengikuti pedoman penulisan skripsi
ini)
2. Tanggung Jawab Pembimbing
a. Mengingat dalam melakukan bimbingan memerlukan penyediaan waktu, tenaga dan
perhatian yang cukup kepada mahasiswa, maka beban bagi seorang dosen pembimbing
ditetapkan paling banyak 30 (Tiga Puluh) mahasiswa tiap semester, kecuali berdasarkan
pertimbangan kompetensi;
b. Mengatur waktu bimbingan dengan mempertimbangkan kesempatan masing-masing
sehingga waktu penulisan skripsi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien.
c. Pembimbing tetap bertanggung jawab terhadap pembimbingan sampai dengan
mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus atau selesai memperbaiki.
3. Penggantian Dosen Pembimbing
Pembimbing tidak dapat melanjutkan tugas pembimbingan dimungkinkan oleh beberapa
sebab, antara lain :
a. Meninggal dunia;
b. Berhalangan Sementara;
c. Tugas STIH S.M Tsjafioeddin Singkawang di luar daerah melampaui batas waktu 3 bulan.

3
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

BAB II
KERANGKA USULAN SKRIPSI DAN PENULISAN SKRIPSI

A. Kerangka Usulan Penulisan Skripsi/Proposal


Usulan Penulisan Skripsi, terdiri dari:
Bagian Awal, yang meliputi:
1. Halaman Judul;
2. Halaman Daftar Isi;
3. Halaman Daftar Tabel (jika ada);
4. Halaman Daftar Grafik, Daftar Diagram, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran (jika
ada).
Bagian Isi, yang meliputi:
1. Latar Belakang Masalah;
2. Permasalahan;
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian;
4. Tinjauan Pustaka atau Kerangka Pemikiran;
5. Metode Penelitian;
6. Sistematika Penulisan.
Bagian Akhir, yang meliputi:
1. Daftar Pustaka;
2. Daftar Istilah (jika ada);
3. Lampiran (jika ada).

B. Langkah-langkah Pembuatan Desain Penelitian


1. Judul Penelitian
a. Menentukan Bidang yang diteliti, menemukan masalah yang akan diteliti, membuat
Judul Penelitian/Skripsi.
b. Dalam pemilihan bidang yang dijadikan objek penelitian, perlu diperhatikan:
1) Relevansi dan urgensi dari masalah atau bidang yang diteliti dengan keadaan
masyarakat;
2) Waktu, tenaga dan dana yang tersedia.
c. Perumusan Judul Penelitian
1) Menggambarkan/merefleksikan masalah yang ingin diteliti;
2) Perumusan judul penelitian senantiasa harus dikaitkan dengan tujuan dari penelitian
hukum yang ingin dilakukan;
3) Judul dapat dihubungkan dengan tipe/macam penelitian.
d. Syarat Judul:
4
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
1) Judul dirumuskan secara singkat, sederhana dan jelas;
2) Judul menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak menggunakan kiasan-
kiasan/istilah yang muluk-muluk.
2. Penyusunan Latar Belakang Masalah
Sebelum merumuskan masalah dalam penelitian hukum, terlebih dahulu harus disusun
latar belakang masalahnya. Maksudnya adalah untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang
Latar Belakang dari permasalahan yang akan diteliti. Dengan memperoleh bahan-bahan yang
relatif lengkap tentang latar belakang masalah, maka akan dapat diperoleh suatu pegangan yang
mantap, untuk dapat merumuskan persoalan yang akan diteliti.
Isi Latar Belakang Masalah
a. Alasan yang mendasari sehingga dilakukannya penelitian;
b. Segala sesuatu yang telah diketahui berkaitan dengan masalah yang diteliti;
c. Permasalahan-permasalahan apa yang ada dalam penelitian ini;
d. Pentingnya penelitian ini dilakukan.
3. Perumusan Masalah Penelitian
a. Perumusan masalah harus tegas, agar dapat dihindari pengumpulan data yang tidak diperlukan,
sehingga menghemat biaya dan penelitian akan lebih terarah pada tujuan yang ingin dicapai.
b. Sederhana tetapi cukup jelas, sehingga mudah dimengerti dan tidak bertele-tele/berlebihan.
c. Perumusan masalah disusun dalam kalimat tanya atau pernyataan.
d. Hendaknya perumusan masalah dibuat sekhusus mungkin, dengan syarat masih tetap
mencerminkan adanya hubungan antara berbagai variabel.
e. Perumusan masalah yang baik dan jelas akan didapat kesimpulan hasil penelitian yang baik dan
tidak mengambang.
4. Tinjauan Pustaka atau Kerangka Pemikiran
a. Tujuan Tinjauan Pustaka adalah untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan mempertajam
konsep penelitian.
b. Tinjauan Pustaka terdiri dari:
1) Kerangka Teoritis
2) Kerangka Konsepsional
3) Tinjauan Yuridis
c. Fungsi Tinjauan Pustaka yang baik dan mendalam, nanti akan diperoleh bukan saja suatu usulan
penelitian skripsi yang baik, tetapi juga hasil penelitian yang valid pula.
d. Penyusunan Kerangka Teoritis di dalam Penelitian, mempunyai kegunaan:
1) Untuk lebih mempertajam/mengkhususkan fakta yang hendak diuji/diteliti kebenaran;

5
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
2) Untuk mengembangkan klasifikasi fakta, membina struktur konsep- konsep serta
memperkembangkan definisi-definisi;
3) Merupakan suatu ikhtisar daripada hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya;
4) Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang;
5) Teori memberi petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan peneliti.
e. Kerangka Konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-
konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti (definisi dalam penelitian), yang terdiri dari:
1) Kerangka konsepsional dari peraturan perundang-undangan; dan
2) Metode-metode untuk merumuskan pengertian (rechtsbegrip) adalah definisi-definisi
operasional diluar perundang-undangan.
5. Metode Penelitian
Penyusunan metode atau cara penelitian amat penting bagi setiap penelitian. Dengan metode
penelitian akan terlihat jelas bagaimana suatu penelitian itu dilakukan.
6. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan berisi keseluruhan proses perencanaan dan pelaksanaan dari penelitian
skripsi. Dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

6
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

C. Kerangka Penulisan Skripsi


Kerangka Penulisan Skripsi, terdiri dari:
Bagian Pendahuluan
Bagian Pendahuluan terdiri dari :
a. Abstrak
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, yang berisi tujuan penelitian, metode penelitian dan
hasil penelitian, disertai dengan kata kunci dari judul skripsi. Terdiri dari 2 – 3 paragraf dan
paling banyak 250 kata. (Lihat contoh lampiran 16)
b. Ringkasan
Ringkasan merupakan ulasan singkat yang berisi latar belakang masalah/alasan memilih judul,
tujuan penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian yang telah diperoleh. Pada umumnya
terdiri dari 4 alinea yang ditulis dengan spasi tunggal dengan jumlah kata antara 750 – 1000 kata.
(Lihat contoh lampiran 17).
Bagian awal, meliputi:
1. Halaman Sampul Depan;
2. Punggung Sampul Depan;
3. Halaman Judul;
4. Halaman Prasyarat Gelar;
5. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi;
6. Halaman Persetujuan;
7. Halaman Pengesahan;
8. Halaman Ucapan Terima Kasih;
9. Halaman Abstrak;
10. Halaman Ringkasan;
11. Halaman Daftar Isi;
12. Halaman Daftar Tabel (jika ada);
13. Halaman Daftar Grafik, Daftar Diagram, Daftar Gambar, Daftar Lampiran (jika ada).

7
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
Bagian Isi, meliputi:
PENELITIAN HUKUM NORMATIF / KUALITATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatannya
B. Lokasi Penelitian
C. Jenis dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

PENELITIAN HUKUM EMPIRIS / KUANTITATIF

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah;
B. Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Kerangka Pemikiran
E. Hipotesa
F. Metode Penelitian
BAB II SESUAI JUDUL SKRIPSI
BAB III PENGOLAHAN DATA
A. Analisa Data
B. Pembuktian Hipotesa
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

8
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

PENELITIAN PUTUSAN PENGADILAN


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Putusan Pengadilan
B. Masalah Hukum
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D. Metode Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II PUTUSAN PENGADILAN
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Keterangan :
Untuk Penelitian Studi Kasus Putusan Pengadilan sistematika pada Bab II Kasus
Posisi, yaitu :
a. Putusan Pengadilan Perkara Pidana berisi :
1. Dakwaan
2. Fakta hukum (termasuk pertimbangan hukum yang ada didalamnya)
3. Amar putusan
b. Putusan Pengadilan Perkara Perdata berisi :
1. Posita (dalil gugatan)
2. Duduk perkara
3. Pertimbangan hukum
4. Amar Putusan
c. Putusan Pengadilan Perkara Tata Usaha Negara berisi :
1. Para pihak dan objek sengketa
2. Pertimbangan hukum
3. Amar putusan
Bagian Akhir, meliputi :
1. Daftar Pustaka
2. Daftar Istilah (jika ada);
3. Lampiran (jika ada);

9
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

D. Penjelasan Tentang Bagian Skripsi


1. Judul
Judul penelitian dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah
yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.
Contoh Penelitian Hukum Normatif : “Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Yang
Dinyatakan Pailit Tanpa Mempertimbangkan Kemampuan Debitur”
Contoh Penelitian Hukum Empiris : “Efektifitas Perda Nomor 3 Tahun 2011 dan Peranan
Pemerintah tentang Retribusi Jasa Umum”.
2. Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat ide yang mendasari penulisan skripsi secara keseluruhan, diuraikan
tentang apa yang menjadi masalah penelitian, alasan mengapa masalah tersebut penting dan
perlu diteliti.
3. Permasalahan
Permasalahan memuat rumusan secara konkrit masalah dalam bentuk pertanyaan atau
pernyataan yang akan diteliti (ditulis dengan kalimat tanya).
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Bagian ini memuat tujuan penelitian yang dilakukan sesuai dengan tema/masalah penelitian.
Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Setelah tujuan penelitian, selanjutnya dikemukakan pula
kegunaan yang diharapkan atas hasil penelitian yang telah dilakukan, baik kegunaan yang
bersifat teoritis maupun praktis.
5. Tinjauan Pustaka
Memuat landasan teoritik yang akan dijadikan kerangka berfikir ilmiah dan kerangka
operasional penelitian. Kerangka pemikiran ini memuat teori yang dijadikan pijakan
peneliti. Pada tahap ini peneliti dituntut untuk terampil, mengiventarisir, memilih (memilah)
teori mana yang dapat dijadikan kerangka teoritik.
6. Metode Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tentang perspektif pendekatan penelitian hukum yang dilakukan.
Dalam metode penelitian ini sangat tergantung pada data yang diperoleh, apakah diperoleh
langsung dari masyarakat atau diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Data yang diperoleh
langsung dari masyarakat dinamakan data primer (atau data dasar), sedangkan yang diperoleh
dari bahan-bahan pustaka umumnya dinamakan data sekunder. Dan penelitian hukum yang
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder disebut dengan penelitian
hukum normatif. Penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti data primer
(masyarakat) dinamakan penelitian hukum sosiologis atau empiris.
10
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

a. Penelitian Hukum Normatif


Di sini dijelaskan perspektif pendekatan penelitian hukum normatif, kemudian
dijelaskan jenis bahan hukum dan menyebutkan bahan hukumnya, prosedur atau
teknik pengumpulan bahan hukum, bagaimana mengolah dan menganalisis bahan bahan
hukum tersebut. Penelitian hukum normatif ini mencakup:
1) Penelitian terhadap asas-asas hokum
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan asas atau doktrin hukum positif yang
berlaku. Dan penelitian tipe ini biasa disebut sebagai “studi dogmatik” atau “doctrinal
research”.
2) Penelitian terhadap sistematika hokum
Penelitian ini bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap pengertian-pengertian
pokok/dasar dalam hukum, yakni masyarakat hukum, subyek hukum, hak dan
kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum, dan objek hukum.
3) Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hokum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketentuan hukum positif tertulis yang ada itu
serasi satu sama lainnya. Penelitian terhadap sinkronisasi hukum ini bisa bersifat vertikal
dan horizontal.
4) Penelitian terhadap sejarah hukum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi terhadap tahap- tahap perkembangan
hukum, yang dapat dipersempit ruang lingkupnya menjadi sejarah peraturan perundang-
undangan. Juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan lembaga-lembaga hukum, seperti masalah perkawinan,
waris, dan seterusnya.
5) Penelitian terhadap perbandingan hukum
Titik tolak perbandingan dalam penelitian ini umumnya mencakup tiga unsur pokok,
yaitu :
a) Struktur hukum, yang mencakup lembaga-lembaga hukum;
b) Substansi hukum, yang mencakup perangkat kaidah atau perilaku teratur;
c) Budaya hukum, yang mencakup perangkat nilai-nilai yang dianut.
b. Penelitian Hukum Sosiologis/Empiris
Di sini dijelaskan perspektif pendekatan penelitian hukum sosiologis kemudian
dijelaskan lokasi penelitian; populasi dan sampel; variabel penelitian/fenomena yang
diamati; jenis dan sumber data; teknik pengumpulan data; pengolahan data dan teknik
analisis data.
11
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
Pada bagian metode penelitian dari Penulisan Skripsi, unsur- unsur yang harus termuat
dalam bagian ini adalah:
1) Jenis Penelitian
Jenis penelitian meliputi jenis penelitian Hukum Empiris atau penelitian Hukum
Normatif.
2) Sifat Penelitian
Sifat penelitian terbagi dalam 3 sifat penelitian, yakni penelitian eksploratoris,
penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatoris. Penelitian eksploratoris dilakukan
apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau
bahkan tidak ada. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan data yang seteliti
mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Sedangkan penelitian
eksplanatoris dilakukan untuk menguji hipotesa-hipotesa tertentu, terutama setelah
mendapat informasi atau data dari penelitian deskriptif.
3) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data umumnya terdiri dari tiga jenis alat mengumpulkan data,
yakni studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara
atau interview. Dan penggunaan ketiga jenis alat pengumpulan data tersebut sangat
bergantung pada jenis penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian hukum normatif,
teknik pengumpulan data umumnya dilakukan melalui studi dokumen atau bahan
pustaka. Sedangkan jenis penelitian hukum empiris, teknik pengumpulan data
umumnya dilakukan melalui pengamatan (observasi), dan atau wawancara (interview).
4) Populasi/Objek Penelitian
Untuk penelitian hukum empiris, populasi penelitian meliputi objek atau pihak yang
akan diteliti serta tempat penelitian dilakukan. Sedangkan untuk penelitian hukum
normatif, istilah “populasi” diganti dengan istilah “objek” penelitian. Dalam penelitian
hukum normatif, objek penelitian ditujukan kepada materi atau hal yang akan diteliti,
seperti inventarisasi hukum perundang-undangan yang berlaku, inventarisasi hukum
adat, asas-asas hukum positif, dan lain-lain.
5) Sampel (untuk penelitian hukum empiris)
Sampel digunakan apabila populasi yang diteliti terlalu besar, sedangkan ketersediaan
waktu dan dana sangat terbatas serta kendala-kendala lainnya yang tidak
memungkinkan dilakukan pengambilan data terhadap seluruh populasi (universe).
Proses penarikan sampel, biasanya disebut sampling (tata cara) atau sampling
procedure, umumnya terbagi dalam dua macam tata cara sampling, yakni probability
sampling design dan non probability sampling design. Inti probability sampling design
12
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
adalah bahwa setiap orang atau unit dalam populasi mendapat kesempatan yang
sama untuk terpilih sebagai unsure dalam sample. Sedangkan non probability sampling
design tidak mengikuti dasar-dasar probabilita, yakni sample yang diambil sudah
dipilih.
6) Analisis Data
Analisa data dalam penelitian hukum umumnya sangat terkait dengan data yang didapat,
apakah diperoleh dari penelitian hukum normatif atau penelitian hukum empiris.
Umumnya data yang diperoleh dari penelitian hukum normatif bersifat kualitatif,
sedangkan data yang diperoleh dari penelitian hukum empiris umumnya bersifat
kuantitatif. dan dalam penelitian hukum, umumnya pengolahan serta penganalisisan
data-data tersebut dianalisis secara kualitatif. Oleh karenanya data-data kuantitatif yang
diperoleh tersebut dipindahkan ke data kualitatif, yang umumnya menggunakan teknik
tabulasi.
7) Sistematika Penulisan
Pencantuman sistematika ini dimaksudkan agar pembaca dapat mengetahui
urutan pembahasan di dalam Penulisan Skripsi. Cara mengemukakan sistematika
tersebut adalah : semua Bab yang dimulai dari pendahuluan sampai Kesimpulan dan
Saran dikemukakan nomor Bab dan judulnya, dengan disertai urutan singkat mengenai
isi Bab yang bersangkutan. Penulisan sistematika itu harus sedemikian rupa, sehingga
rangkaian (sequense) pembahasan itu terlihat jelas dan mudah dipahami.
8) Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka memuat uraian sistematik secara teoritis, hasil penelitian
sebelumnya yang berasal dari pustaka mutakhir yang memuat yang memuat teori,
proposisi, konsep, atau pendekatan terbaru yang ada hubungannya dengan penelitian.
Dalam Tinjauan Pustaka objek bahasan harus di introdusir kedalam judul bab. Bagian
ini memuat teori-teori atau doktrin, konsep-konsep yang relevan dengan tema skripsi
dan permasalahan hukum yang akan diteliti. Teori ini memiliki keterkaitan dengan
kerangka pemikiran, namun bukan kerangka pemikiran. Teori-teori harus bersumber
dari buku teks, jurnal, atau seri penerbitan sains lainnya, termasuk kedalamnya hasil-
hasil penelitian. Uraian teori-teori harus memiliki keterkaitan dengan masalah yang
diteliti.
9) Hasil Penelitian
Memuat data yang diperoleh dari penelitian, dapat berupa data sekunder maupun data
non hukum. Data sekunder (data kepustakaan) diperoleh apabila penelitian yang
dilakukan adalah Penelitian hukum normatif, sedangkan data non hukum, diperoleh
13
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
apabila mahasiswa menggunakan penelitian hukum empiris. Mahasiswa dapat pula
menggunakan keduanya (data sekunder dan data non hukum), dengan klasifikasi bahwa
salah satu data tersebut merupakan data penunjang.
10) Pembahasan dan Analisis
Bagian ini merupakan inti skripsi, memuat seluruh permasalahan (hukum) yang telah
diidentifikasi, kemudian dianalisis satu persatu secara tuntas dan sistematis, dan
memiliki keterkaitan dengan tinjauan pustaka. Oleh karena itu sebaiknya uraian ini
terbagi dalam beberapa sub-bab sesuai dengan identifikasi masalah pada bab I (satu).
Pada bagian analisis juga harus konsisten dengan kerangka pemikiran yang dijadikan
landasan berpijak serta konsisten dengan metode penelitian yang digunakan

14
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

11) Penutup
Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban peneliti terhadap
permasalahan hukum yang tergambar dalam permasalahan. Kesimpulan harus
menunjukkan benang merah antara permasalahan dan analisis pembahasan. Saran
merupakan uraian yang dikemukakan peneliti terhadap berbagai persoalan yang tidak
dapat dijawab oleh simpulan, saran dapat merupakan usulan atau tanggapan
(komentar) terhadap persoalan untuk dicarikan jalan keluarnya. Oleh karena itu saran
bersifat lebih prediktif (mengarah kepada perbaikan dimasa akan datang).
12) Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka dicantumkan secara lengkap semua kepustakaan yang
dipergunakan, baik yang terdiri dari “bahan hukum primer” (seperti Peraturan
perundang-undangan dan putusan pengadilan) atau bahan hukum sekunder (hasil-
hasil penelitian, jurnal ilmiah, buku-buku ilmiah termasuk buku Metode Penelitian
Hukum) juga dapat dari bahan hukum tersier (seperti kamus, biblografi dan indeks).
Susunan sumber yang digunakan harus dilakukan secara sistematis sebagaimana dalam
tatacara penulisan footnote.

15
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

BAB III
TEKNIS PENULISAN DAN PENGETIKAN

A. Kertas dan Sampul


1. Jenis kertas yang digunakan untuk menyusun penelitian Penulisan Hukum
Skripsi adalah kertas 80 Gram, ukuran 21,5x 29,7 cm, warna putih dan ukuran
kwarto (A4S).
2. Sampul
a. Warna kertas sampul proposal penulisan Skripsi adalah warna kuning;
b. Jenis kertas sampul penelitian Penulisan Hukum Skripsi adalah Buffalo atau Linnen dengan
warna kuning;
c. Penulisan Hukum Skripsi disampul dengan sampul kertas (hard cover) dan setiap bab
dibatasi kertas HVS berwarna kuning, dijilid langsung (tidak dengan plester atau lakban).
d. Format sampul
e. Tulisan yang dicetak pada sampul sama dengan yang terdapat pada halaman judul.
f. Tulisan pada sampul dicetak dengan menggunakan tinta warna hitam.
3. Punggung sampul
Berisi lambang STIH, tulisan Skripsi, tahun pembuatan, judul Skripsi, Nama dan NIM
Penulis.
4. Warna pita pembatas skripsi warna kuning
B. Penomoran
1. Halaman bagian awal skripsi (sebelum Bab Pendahuluan) diberi nomor urut menggunakan
huruf Romawi kecil (contoh : i, ii, iii dan seterusnya), ditulis pada bagian bawah tengah
halaman, 4 (empat) spasi dibawah teks.
2. Halaman bagian isi diberi nomor urut dengan angka latin (contoh : 1, 2, 3 dan seterusnya),
ditulis pada sudut kanan atas, 2 (dua) spasi dari baris pertama dibawahnya dan 3 (tiga) cm dari
garis tepi kertas.
3. Halaman pertama setiap Bab nomor halamannya ditempatkan pada bagian bawah tengah
halaman, simetris kiri-kanan. Untuk halaman selanjutnya nomor diletakan pada bagian kanan
atas.
4. Setiap Bab harus bernomor urut dengan angka Romawi besar (seperti : I, II, III dan seterusnya).
5. Daftar Pustaka, daftar istilah dan daftar riwayat hidup tidak diberi nomor halaman.
6. Setiap macam lampiran diberi nomor urut dengan angka Romawi.

16
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
C. Pembagian Bab dan Sub Bab
1. Setiap Penulisan Hukum Skripsi terbagi dalam beberapa Bab. Untuk tulisan bab yang ditulis
sebagai awal bab, ditempatkan ditengah pada bagian atas kertas, dengan menggunakan huruf
kapital, ditulis BAB I, BAB II, BAB III, dan seterusnya;
2. Bab yang besar dapat diperinci lebih lanjut dalam kesatuan-kesatuan bertingkat lebih kecil
yang disebut anak Bab atau Sub Bab;
3. Untuk membedakan Bab, sub Bab, sub-sub dan seterusnya, maka cara penulisan bagian
tersebut dilakukan dengan penomoran berbentuk angka, huruf secara berturut-turut sebagai
berikut :
a. Angka Romawi besar untuk Bab tingkat 1;
b. Huruf besar untuk Sub Bab (Bab tingkat 2);
c. Angka Arab untuk Sub-sub Bab (Bab tingkat 3);
d. Huruf kecil untuk Bab tingkat 4;
e. Angka Arab dengan satu tanda kurung dibelakang untuk Bab tingkat 5;
f. Huruf kecil dengan satu tanda kurung dibelakang untuk Bab tingkat 6;
g. Angka Arab diantara dua tanda kurung untuk Bab tingkat 7;
h. Huruf kecil diantara dua tanda kurung untuk Bab tingkat 8;
4. Sub Judul/Anak Bab diketik mulai dari batas tepi kiri pada setiap tingkatan.
Setiap kata dimulai dengan huruf kapital (kecuali kata penghubung dan kata depan), tanpa
tanda baca titik, tanpa garis bawah dan diketik tebal.
5. Sub-sub Judul/Bagian anak Bab diketik dengan menggunakan huruf kapital untuk huruf
pertama pada kalimat saja dan tidak diakhiri dengan titik, serta diketik mulai dari tepi kiri pada
tingkatannya dan diketik tebal.
D. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar (Grafik, Gambar, Lampiran) dan Daftar Pustaka
1. Daftar Isi
a. Daftar Isi Penulisan Hukum Skripsi memuat Bab-bab Skripsi dimulai dengan Ucapan Terima
Kasih dan diakhiri dengan Lampiran-lampiran sesuai dengan kerangka Penulisan Hukum
Skripsi.
b. Daftar Isi dicantumkan sesudah Ucapan Terima Kasih.
c. Daftar Isi memuat Bab dan Sub-sub Bab.
d. Daftar Isi disusun sebagai berikut :
1) Istilah “Daftar Isi” ditulis pada garis paling atas di tengah-tengah halaman simetris kiri-
kanan, seluruhnya huruf besar, tanpa tanda titik, tanpa garis bawah.
2) Abstrak, Ringkasan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Isi, Daftar Tabel (kalau ada)
merupakan bagian awal Penulisan Skripsi dituliskan dari garis margin sebelah kiri.
17
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
3) Semua nomor halaman yang menunjuk masing-masing item ditulis pada garis margin
sebelah kanan item yang bersangkutan dengan masing-masing nomor halaman
dihubungkan dengan tanda titik yang rapi (……………).
4) Perkataan “Bab” ditulis sebelah kiri pada garis margin. Selanjutnya sejajar
nomor-nomor bab dan judul-judul bab.
5) Antara bab dengan sub bab, dan antara sub bab dengan sub bab, diberi jarak 1 spasi.
Sedangkan antara bab diberi jarak 2 spasi.
2. Daftar Tabel
1) Daftar Tabel memuat seluruh judul/kepala tabel.
2) Daftar Tabel dicantumkan setelah daftar isi
3) Daftar Tabel disusun sebagai berikut :
1) Pada garis paling atas, ditengah-tengah halaman,ditulis istilah “Daftar Tabel”
(seluruhnya huruf besar, tanpa tanda baca titik, tanpa garis bawah dan sebagainya);
2) Istilah “nomor” dituliskan pada garis margin sebelah kiri dan istilah “halaman”
(ditulis sejajar dengan nomor) dituliskan pada garis margin sebelah kanan (tanpa tanda
baca apapun);
3) Nomor-nomor tabel ditulis secara berurutan di bawah perkataan nomor tersebut, tanpa
menyebutkan perkataan nomor lagi;
4) Antara judul tabel dan nomor halaman sebelah kanan dihubungkan dengan tanda titik-
titik;
5) Antara judul tabel dengan judul tabel yang lain diberi jarak 1½ (satu setengah) spasi.
3. Daftar Grafik, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran
Daftar grafik, daftar Gambar dan Daftar lampiran pada dasarnya disusun dengan mengikuti
cara penyusunan daftar tabel.
4. Daftar Pustaka
A. Isi
Daftar pustaka berisi sumber-sumber yang benar-benar dipergunakan untuk membuat
Penulisan Hukum Skripsi. selain buku dapat juga dimasukan jurnal atau majalah ilmiah
atau akses disitus internet sumber tertulis lainnya.
B. Susunan
1) Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad nama penulis. Urutan secara abjad ini
berlaku tidak hanya pada huruf pertama saja tetapi juga pada huruf kedua dan seterusnya;
2) Apabila ada satu atau lebih dari seorang penulis, maka nama penulis tidak
dicantumkan 2 (dua) kali, tetapi cukup dibuat garis mendatar sepanjang 8 (delapan)
karakter dari margin sebelah kiri yang berfungsi sebagai nama pengganti penulis tersebut;
18
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
3) Pencantuman masing-masing pustaka tidak didahului dengan pencantuman nomor urut;
4) Jarak masing-masing baris dalam setiap kepustakaan adalah 1 (satu) spasi, dan
jarak antara masing-masing kepustakaan adalah 2 (dua) spasi;
5) Huruf pertama dari masing-masing kepustakaan diketik tepat pada garis tepi kiri
(tanpa edensi) dan untuk-untuk garis-garis berikutnya masuk ke dalam dan mulai
pada ketukan/karakter ketujuh (1,1 cm).
C. Bentuk
1) Nama pengarang yang terdiri dari dua unsur atau lebih, nama akhir (nama belakang)
dicantumkan lebih dahulu (terbalik);
2) Apabila nama pengarang lebih dari satu, maka semua nama pengarang ditulis.
Hanya nama pengarang pertama dibalik;
3) Gelar, pangkat, dan sebagainya tidak dicantumkan;
4) Susunan nama daftar pustaka secara berurutan memuat nama penulis titik, tahun
terbit titik, judul buku (kata perkata ditulis huruf miring) titik, edisi atau volume atau
cetakan buku titik, kota penerbit titik dua, nama penerbit titik;
5) Apabila sumber kepustakaan adalah sumber atau majalah ilmiah, maka susunan
pengetikan secara berurutan memuat nama penulis artikel atau tulisan titik, judul artikel
atau tulisan (kata perkata ditulis
huruf miring) titik, tahun penerbitan titik, nama jurnal atau majalah ilmiah (diantara
tanda petik) titik, nomor atau isi atau periode penerbitan dan tahun penerbitan titik;
6) Apabila sumber kepustakaan adalah merupakan terjemahan, maka susunan
pengetikan secara berurutan memuat nama penterjemah titik, kata “trans” dalam
tanda kurung titik, nama pengarang buku asli sebelum diterjemahkan titik, tahun
publikasi buku titik, judul buku terjemahan (kata perkata ditulis huruf miring) titik,
edisi atau volume buku titik, kota penerbit titik dua, nama penerbit titik.
E. Kutipan Dan Footnote
1. Kutipan
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung atau tidak langung.
Kutipan Langsung adalah kutipan yang sesuai dengan yang aslinya, karangan/tulisan yang
dikutip, yaitu yang mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari teks
asli (baik kutipan bahasan Indonesia maupun bahasa asing). Sedangkan Kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, yaitu berupa intisari atau ikhtisar
dari karangan/tulisan yang dikutip.

19
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
a. Cara Penulisan Kutipan Langsung
1. Harus sama dengan aslinya baik mengenai susunan kata-katanya, ejaannya,
maupun tanda-tanda bacanya.
2. Jika panjangnya kurang dari lima baris, pengetikannya diintegrasikan dalam teks/naskah
dengan dua spasi dan diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan.
Contoh :
Actio Pauliana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1341 KUHPerdata diatur pula dalam
Undang-Undang Kepailitan : ”actio pauliana di dalam UUK merupakan ketentuan yang
lazim ada pada bankruptcy law dari banyak negara. Pencantuman ketentuan ini, yang
dikenal pula dengan nama ’claw back provision’ ,didalam Undang-Undang
Kepailitan sangat perlu.”
3. Jika panjangnya lima baris atau lebih menggunakan spasi satu tanpa tanda kutip pada
awal dan akhir kutipan, dimulai setelah 1,5 cm dari batas tepi kiri. Jarak antara kutipan
yang panjangnya lima baris atau lebih dan teks adalah dua spasi.
Contoh :
Berdasarkan ajaran perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) jika ternyata
terbukti Direksi tidak menjalan kewajibannya secara pantas (kennelijk onbehoorlijk
taakvervulling) dan akibat dari kelalaiannya itu menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
maka pihak yang dirugikan berhak menuntut anggota Direksi secara pribadi sebagai
pihak yang telah melakukan perbuatan melawan hukum, yang menurut hukum
Indonesia berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata (di Negara Belanda Pasal 1639
N.B.W.)17
b. Cara Penulisan Kutipan Tidak Langsung
1. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, yaitu berupa
intisari/ikhtisar dari karangan/tulisan yang dikutip. Dengan kata lain, kalimatnya disusun
sendiri oleh penulis skripsi, tapi isinya merupakan kutipan dari suatu karangan/tulisan.
2. Kutipan tidak langsung panjang maupun kutipan tidak langsung pendek cukup dijalin
langsung ke dalam teks dengan tidak usah memberi tanda petik dan diketik 2 (dua) spasi.
3. Setiap kutipan harus diberi tanda kutipan dengan urutan “angka latin”, yang ditulis
secara berurutan yang diletakkan agak ke atas sedikit dari baris biasa.
4. Kutipan dari Kutipan
Apabila ingin mengutip suatu kutipan yang telah dikutip oleh orang lain, maka dalam
teks disebut penulis awal/penulis asal.
5. Kutipan terhadap bunyi pasal/ayat dari suatu peraturan perundang- undangan.

20
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
a. Cara penulisan kutipan dari bunyi pasal/ayat dari suatu peraturan perundang-
undangan pada dasarnya sama dengan kutipan langsung. Bedanya adalah pada
bunyi kutipan pasal/ayat dari suatu peraturan perundang-undangan ini tidak perlu
diberi nomor kutipan, sehingga tidak perlu diberi footnote, tetapi nomor
peraturan perundang- undangan yang dikutip harus disebut dengan jelas.
b. Cara penulisan penjelasan umum atau pasal demi pasal dari suatu peraturan
perundang-undangan pada dasarnya sama dengan penulisan kutipan bunyi pasal/ayat
dari suatu peraturan perundang-undangan.
2. Footnote
Sistem pengutipan yang digunakan adalah sistem footnotes, tidak menggunakan sistem
runingnotes. Footnotes, adalah catatan kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan,
buah fikiran fakta-fakta atau ihktisar. Footnote juga dapat berupa komentar atas suatu teks yang
dikemukakan oleh Penulis. Footnote atau catatan kaki, berisi keterangan tambahan tentang
sumber kutipan, yaitu nama penulis, tahun terbit, judul buku/tulisan, tempat/kota penerbit,
nama penerbit, dan halaman yang dikutip.
1) Nama penulis ditulis menurut urutan namanya (tidak dibalik), gelar dan pangkat tidak perlu
dicantumkan dalam footnote maupun dalam teks.
2) Pengarang 2 atau 3 orang harus dicantumkan semuanya, kalau lebih dari 3 maka yang
dicantumkan hanya nama pengarang pertama dan dibelakangnya ditulis (“et al”) diantara
tanda petik dan tanda kurung.
3) Bila tidak ada nama pengarang, maka sebagai pengarang disebutkan badan, lembaga,
perkumpulan, organisasi, dan sebagainya.
4) Tahun terbit, tempat terbit, nama penerbit harus ditulis dengan jelas.
5) Judul buku/tulisan, harus dicetak miring kata per kata.
6) Halaman yang dikutip sesuai dengan halaman buku/tulisan yang dikutip.
7) Nomor footnote disusun sesuai dengan nomor kutipan.
8) Apabila kutipan diambil dari dua atau lebih dari halaman buku/tulisan, maka nomor-nomor
halaman yang dikutip itu dicantumkan semuanya.
9) Susunan pengetikan footnote sama dengan susunan pengetikan Daftar Pustaka (lihat bagian
pengetikan Daftar Pustaka) kecuali tentang nama Penulis dan pencantuman halaman.
Meskipun pada umunya footnote berisi keterangan tambahan tentang sumber kutipan, namun
footnote juga berisi penjelasan tambahan untuk memberi tekanan atau kelanjutan
uraian. Hal ini dicantumkan dalam footnote biasanya karena pertimbangan, apabila
dimasukan ke dalam alinea karangan, maka alinea karangan menjadi rusak susunannya.

21
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
10) Nomor footnote disusun sesuai dengan nomor kutipan, diletakkan agak ke atas sedikit
dari baris biasanya.
11) Penomoran footnote dimulai dengan nomor 1 dari Bab I, secara berlanjut. Untuk Bab
berikutnya, setiap awal Bab diberi nomor footnote dari nomor 1 lagi.
12) Jarak antara baris akhir teks dengan garis footnote sekitar 2 (dua) cm, yang diberi garis
batas gari 15 (lima belas) ketukan dari tepi kiri margin (untuk komputer ada program
otomatis membuat footnote, ketik insert pilih footnote).
13) Jarak antara baris footnote 1 (satu) spasi, jarak antar footnote yang satu dengan footnote
yang lain/berikutnya adalah 2 (dua) spasi.
Bentuk footnotes adalah sebagai berikut:
a. Buku :
1. Nomor footnotes untuk yang menggunakan komputer sistem ini akan berlangsung
otomatis. Nomor footnotes jauhnya 7 pukulan titik (1,1 cm) dari garis margin teks
sebelah kiri. Kalau footnotes lebih dari dua baris, baris kedua dan seterusnya
dimulai pada margin teks;
2. Pangkat atau gelar tidak dicantumkan, pemuatan nama dimulai dari nama (depan) kecil
kemudian nama akhir;
3. Judul buku dicetak miring;
4. Penulisan footnotes dengan urutan-urutan sebagai berikut: nama pengarang titik, tahun
terbit titik, judul buku dicetak miring titik, nomor cetakan titik, kota penerbit titik dua,
nama penerbit koma, dan nomor halaman titik;
5. Pengarang lebih dari satu (misalnya dua atau tiga), maka nama pengarang harus
dicantumkan seluruhnya;
6. Untuk pengarang lebih dari tiga orang, dicantumkan pengarang pertama dan
dibelakangnya ditulis dalam kurung (“et. al”) singkatan dari et alii artinya “dengan
orang lain”.
7. Kumpulan karangan, yang dicantumkan cukup nama editornya saja, dibelakangnya
(ed);
8. Untuk buku yang tidak terdapat nama pengarangnya, cukup disebut (ditulis) nama
badan, lembaga, perkumpulan, perusahaan, dan seterusnya;
9. Bila buku tersebut terjemahan, pengarang asli harus dicamtumkan kemudian
dibelakangnya nama penterjemah.
Contoh :
1 Anthon F. Susanto. 1998. Mengenal Hukum Adat Jawa.
Bandung: Alumni, hlm. 2
22
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

2 Robert W. Hamilton. 1991. The Law of Corporations. Third


Edition. Nutshell Series. West Publising Company, hlm. 17-18.

3 Philipus M. Hadjon (“et. al”). 1991. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia.


Cet. I. Yogyakarta Gajah Mada University Press, hlm. 7.

4 Assafa Endeshaw. 2001. Internet and E-Commerce Law: With


A Focus on Asia-Pacific. Singapura: Prentice Hall, hlm. 3.

5 Fakultas Hukum Unlam. 2005. Buku Pedoman Penulisan


Skripsi. Banjarmasin : Pustaka Banua, hlm. 5.

b. Jurnal
Untuk sumber kutipan berupa jurnal, urutan unsur-unsur dalam penulisan footnotes adalah:
nama pengarang titik, judul artikel dicetak miring titik, tahun terbit titik, nama
majalah/jurnal diberi tanda petik rangkap titik, nomor jurnal titik, volume jurnal titik, bulan
koma, dan nomor halaman titik.
Contoh:
---------------

1 Atip Latifulhayat. Perlindungan Data Pribadi dalam Perdagangan Secara


Elektronik (e-Commerce). 2002. Artikel dalam “Jurnal Hukum Bisnis”. No. 1. Vol. 18.
Maret, hlm. 24.

2 Erman Rajagukguk. Peranan Hukum Dalam Pembangunan Pada Era


Globalisasi. 1999. Artikel dalam “Jurnal Hukum”. No. 11. Vol. 6, hlm. 15.

c. Majalah
Untuk sumber kutipan berupa majalah, urutan unsur-unsur dalam penulisan footnotes
adalah: nama pengarang titik (kalau tidak ada nama pengarang, tulis Anonim), judul artikel
dicetak miring titik, nama majalah diberi tanda petik rangkap titik, Edisi Majalah
titik, tanggal, bulan, tahun terbitan titik, dan nomor halaman titik.
Contoh:
---------------
1 Restu Wijaya Ariyanto dan Dedi Setiawan. Konsep CSR Dalam UUPT.
Majalah “Trust”. No. 40 Tahun V. 30 Juli – 5 Agustus 2007, hlm. 10 -12.

d. Surat Kabar
Untuk sumber kutipan berupa berita dari surat kabar, urutan unsur-unsur dalam
penulisan catatan kaki adalah: nama penulis titik, judul tulisan atau rubrik dicetak miring

23
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
titik, nama surat kabar diberi tanda petik rangkap titik, tanggal, bulan, dan tahun terbit
titik, tempat terbit koma, dan nomor halaman titik.
Contoh:
---------------
5 A.Setiadi. Corporate Social Responsibility Dalam RUU Perseroan Terbatas.
Surat Kabar “Bisnis Indonesia”. 15 April 2007, hlm. 6.

e. Hasil Penelitian (Disertasi, Tesis dan Skripsi) yang tidak dipublikasi


Untuk sumber kutipan berupa karangan yang tidak diterbitkan, baik berupa skripsi, tesis
atau disertasi, urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki adalah: nama penulis titik,
judul karangan yang
ditulis diantara dua tanda petik rangkap (“………”) titik, tahun penulisan titik,
hasil penelitian berupa disertasi, tesis dan skripsi titik, kota dibuat hasil penelitian
titik dua, nama universitas tempat menyimpan dokumentasi koma , nomor halaman
titik, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat t.d.
Contoh:
---------------
7Ainaya Kiftia. “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi E-
Commerce Lintas Negara”. 2007. Skripsi. Banjarmasin : Perpustakaan Fakultas Hukum
Unlam, hlm. 30. t.d.

8Syahrida. “Perlindungan Hukum Terhadap Stakeholder Apabila Terjadi


Penyalahgunaan Status Badan Hukum Perseroan Terbatas”. 2003. Tesis. Surabaya :
Universitas Airlangga, hlm. 20. t.d.

f. Wawancara
Untuk sumber kutipan dari wawancara, urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki
adalah: nama yang diwawancarai titik, identitas jabatan titik, bentuk wawancara titik,
tanggal, bulan dan tahun wawancara titik.
Contoh:
---------------

9Brigjen. Pol. Anton Bachrul Alam. Kapolda Kalimantan Selatan. Wawancara


Pribadi. Banjarmasin, 27 Mei 2008.

g. Ensiklopedi
Untuk sumber kutipan dari ensiklopedi, urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki
adalah: nama editor diikuti dengan singkatan ed. Didalam kurung titik, nama entri
dituliskan diantara dua tanda petik rangkap (“……”) titik, tahun terbit titik, nama
24
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
ensiklopedi dicetak miring titik, jilid titik, kota penerbit titik dua, nama penerbit koma,
nomor halaman titik.
Contoh:

---------------

10H. A. R. Gibb dan J. H. Kramers (ed.). “Khamr”. 1998. Shorter


Encyclopedia of Civil Law. Jilid 3. Leiden: E. J. Brill, hlm. 123.

h. Artikel Sebuah Buku yang Merupakan Bunga Rampai


Untuk sumber kutipan dari Artikel sebuah Buku yang merupakan bunga rampai, urutan
unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki adalah: nama penulis titik, judul artikel yang
ditulis diantara dua tanda petik rangkap (“……”) koma, nama editor diikuti dengan
singkatan ed. didalam kurung titik, tahun terbit titik, nama buku dicetak miring titik,
cetakan dan jilid (jika ada) titik, nama tempat penerbit titik dua, nama penerbit koma,
nomor halaman titik.
Contoh :
11Ifrani. “Kejahatan di Dunia Maya”, dalam Mirza (ed.). 2008. Bunga Rampai
Tindak Pidana Ekonomi. Cet. I. Bandung: Nusamedia, hlm. 231.

i. Buku Terjemahan
Untuk sumber kutipan dari buku terjemahan, urutan unsur- unsur dalam penulisan
catatan kaki adalah nama penerjemah diikuti dengan singkatan Trans didalam kurung
titik, nama penulis asli titik, tahun terbit titik , judul buku dicetak miring titik, kota
penerbit titik dua, nama penerbit koma, nomor halaman yang difootnote titik.
Contoh :

---------------
12 Sri Purwandari. (Trans). Assafa Endeshaw. 2007. Hukum E- Commerce dan
Internet: Dengan Fokus di Asia Pasifik. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hlm. 3.
j. Compact Disk (CD)
Untuk sumber kutipan dari compact disk (CD), urutan unsur- unsur dalam penulisan
catatan kaki adalah: nama program CD titik, judul program ditulis diantara dua tanda
petik rangkap (“……”) titik, tahun pemrograman (jika ada) titik, nama buku yang
ditunjuk dicetak miring titik, informasi pelengkaplainnya (jika ada).
Contoh :

25
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
13 CD Law. “An Overview of Consumer Reporting Service”. 2008. National Law
Publishing Corporation. Artikel Nomor 9.

Untuk sumber kutipan dari Compact disk (CD) dalam bentuk Electronic Book, maka
urutan unsur-unsur dalam penulisan catatan kaki sama dengan ketentuan untuk sumber
kutipan dari buku, dengan ditambahkan bahwa informasi tersebut diperoleh dari
Compact disk (CD) Electronic Book.
Contoh:
---------------
14 Rosa Agustina. 2003. Perbuatan Melawan Hukum. Dikutip dari “CD”. Jakarta :
Pasacasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, hlm. 98.
k. International Network (Internet)
Untuk sumber kutipan berupa informasi yang diperoleh dari Internet, urutan unsur-unsur
dalam penulisan catatan kaki adalah: nama penulis/informan (kalau tidak ada namanya
cukup dicantumkan kata Anonim) titik, judul karangan dicetak miring titik, situs web
diberi garis bawah koma, halaman web (jika ada) titik, diakses pada tanggal, bulan, dan
tahun titik.
Contoh:
---------------
15Schultz, T. Online Arbitration: Binding
orNonBinding.2002.www.ombuds.org/center/adr2002-11-schultz.html, hlm 34.
Diakses pada tanggal 23/3/2007

F. Mempercepat Pengutipan dengan Footnote


1) Pemakaian Ibid
Ibid kependekan dari ibidem yang artinya pada tempat yang sama, dipakai apabila suatu
kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahuluinya dengan tidak
disela dengan sumber lainnya.
2. Pemakaian Op.cit
Op.cit singkatan dari opere citato artinya “dalam karangan yang telah disebut”’ dipakai untuk
menunjuk kepada suatu buku yang telah disebut sebelumnya lengkap pada halaman lain dan
telah diselingi oleh sumber lain.
3. Pemakaian Loc.cit
Loc.cit singkatan dari loco citato artinya “pada tempat yang telah disebut”. Digunakan untuk
menunjuk kepada halaman yang sama atau persoalan yang sama dari suatu sumber yang
telah disebut dan telah diselingi oleh sumber lain.

26
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
Contoh
----------------
1 Erman Rajagukguk. 2000. Arbitrase Dalam Putusan Pengadilan. Jakarta :
Chandra Pratama, hlm 62.
2 Ibid, hlm. 67.

3 Ibid.

4 E. Katsh dan J. Rifkin. 2001. Online Dispute Resolution, Resolving Conflicts in

Cyberspace. San Francisco: Jossey-Bass, hlm. 129.


5 Gabrielle Kaufmann-Kohler dan Thomas Schultz. 2004. Online Dispute
Resolution: Challenges For Contemporary Justice. The Netherlands : Kluwer Law
Internasional, hlm. 11.
6 Erman Rajagukguk. Op.cit., hlm 43

7 Paustinus Siburian. 2004. Arbitrase Online: Alternatif Penyelesaian Sengketa

Secara Elektronik. Jakarta: Djambatan, hlm 110.


8E rman Rajagukguk. Loc.cit.

G. Pengetikan
1. Bahasa yang Digunakan
a. Bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Setiap kata atau istilah yang bukan berasal dari bahasa Indonesia (Bahasa Asing
termasuk kata atau istilah yang berasal dari Bahasa Daerah) harus dicetak miring atau Italic.
c. Kata ganti orang pertama (seperti kami, saya, aku dan sebagainya) untuk menerangkan diri
penulis diganti dengan kata ganti “Peneliti” atau “Penulis”.
d. Ucapan Terima Kasih mengenai substansi skripsi tidak perlu merendah secara berlebihan
supaya tidak timbul kesan pada pembaca bahwa skripsi anda ”tidak ada apa-apanya”.
e. Hindari sejauh mungkin penggunaan:
1) Kalimat-kalimat yang panjang.
2) Kata-kata”...yang mana...””sejauh mana....”...oleh karena mana...”,dan kata-
kata lain semacam itu.
f. Penggunaan kata penghubung, kata depan, awalan,akhiran dan tanda baca secara tepat,
antara lain:
1) Tidak membutuhkan koma untuk kata ”bahwa”,”karena”,”sebab”,”supaya”.
2) Membutuhkan koma sebelum kata ”akan tetapi”,”tetapi”,”melainkan”,”maka”.
3) Membutuhkan koma sebelum dan setelah kata ”misalnya”,”contohnya”,”yaitu”,”ialah”

27
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
g. Singkatan atau akronim tidak boleh digunakan pada awal kalimat.
2. Jarak Tepi Kertas
a. 4 (empat) cm atau ukuran 1,5 inchi dari tepi tepi atas kertas pada page set up komputer.
b. 4 (empat) cm atau ukuran 1,5 inchi dari tepi kiri kertas pada page set up komputer.
c. 3 (tiga) cm atau ukuran 1 inchi dari tepi kanan kertas pada page set up computer
d. 3 (tiga) cm atau ukuran 1 inchi dari tepi bawah kertas pada page set up komputer.
3. Tipe Huruf
Naskah harus diketik menggunakan komputer dengan tipe huruf yang dipakai tipe “Times
New Romawi” ukuran 12 (dua belas).
4. Mengatur Jarak Baris
a. Ukuran spasi yang digunakan dalam tulisan skripsi pada umumnya digunakan 2 spasi.
b. Jarak 1 (satu) spasi digunakan untuk mengetik kutipan langsung panjang (lebih dari
lima baris), untuk mengetik footnote. Dan untuk Abstrak dan Ringkasan digunakan 1 (satu)
spasi juga.
c. Jarak 1 1/2 (satu setengah) spasi digunakan untuk Ucapan Terima Kasih.
d. Jarak 2 (dua) spasi digunakan antara footnote yang satu dengan footnote yang
berikutnya.
e. Jarak 3 (tiga) spasi digunakan antara Sub Judul dengan baris berikutnya.
f. Jarak 4 (empat) spasi digunakan antara nomor Bab dengan judul Bab, antara judul Bab
dengan baris pertama dari Bab itu dengan Sub judul.
5. Awal Paragraf
a. Awal paragraf dimulai pada ketukan ke 7 (tujuh) pada garis margin kiri atau 1,1 cm dari
rulerbar.
b. 7 (tujuh) ketukan atau 1,1 cm dari rulerbar pada garis margin kiri berlaku juga untuk awal
paragraf dalam kutipan langsung panjang dalam footnote.
c. 5 (lima) ketukan atau 1,01 cm dari rulerbar pada garis margin kiri digunakan pada baris
kedua dan seterusnya dari kutipan langsung panjang dan ditampilkan 1 (satu) spasi.
H. Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penulisan Skripsi
1. Nama undang-undang tertulis lengkap sesuai dengan judulnya
2. Penulisan pasal : contoh Pasal 5 ayat (1), P besar serta angka ayat di antara tanda kurung.
Mengingat Pasal 1 umumnya merupakan pasal berisikan pengertian, maka pasal tersebut
tidak mempunyai “ayat” akan tetapi “butir”.
3. Peraturan perundangan, seharusnya peraturan perundang-undangan
4. Penulisan “di” digabung apabila merupakan awalan kata kerja seperti “diatasi”. “Di
atas” dilepas karena bukan awalan kata kerja.
28
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
5. Penulisan kata majemuk “aneka ragam” dilepas, akan tetapi
“keanekaragaman” digabung. Karena ada awalan “ke” dan akhiran “an”.
6. Kata “analisa” seharusnya “analisis”, karena yang diambil dalam transformasi ke
dalam bahasa Indonesia adalah pengucapannya dalam bahasa Inggris : analysis, bukan
bahasa Belanda : analyse. Demikian pula “sistem” (bahasa Inggris : system), bukan “sistim”
(bahasa Belanda : systeem)
7. Kata “praktek” seharusnya “praktik”, karena diambil dalam transformasi ke dalam bahasa
Indonesia adalah pengucapannya dalam bahasa Inggris : practice.
8. Penulisan “..ir seperti “diinventarisir” dari kata Belanda “inventariseren” harus diganti
menjadi menjadi “diinventarisasi” dari kata Inggris “inventarization”. Demikian juga
dengan introdusir menjadi introduksi, eksploitir menjadi eksploitasi dan sebagainya.
9. Penulisan “kwalitas” menjadi “kualitas”, karena tidak boleh ada dua huruf mati berurutan,
dengan beberapa pengecualian,diantaranta kata “sanksi” tidak boleh sangsi, yang
mempunyai pengertian lain.
10. Penulisan “resiko” menjadi “risiko”, “tehnik”, menjadi “teknik”, ”azas” menjadi “asas”.
11. Penulisan “efektip, produktip, negatip” huruf “p” nya diganti dengan “f” menjadi “efektif,
produktif, negatif” karena bangsa Indonesia mengenal dan dapat mengucapkan huruf “f”.
12. Kata “f” memakai “f”, akan tetapi apabila berubah menjadi “aktivitas” huruf “f”
berubah menjadi “v”
13. Kata “peruntukan” ditulis dengan satu “k” , yaitu awalan pe dan akhiran an, akan tetapi
“diperuntukkan” ditulis dengan dua “k” karena disini dengan awalan di dan akhiran kan.
14. Kata “data-data” adalah keliru, karena “data” adalah jamak dari kata “datum” yang
tunggal.
15. Kata “yang mana, di mana” perlu diganti.
16. Perlu diperhatikan bentuk kalimat aktif dengan menggunakan kata kerja dengan awalan
“me” serta kalimat pasif dengan menggunakan awalan “di”, seperti “Dalam Pasal 5
dinyatakan….” Dan “Pasal 8 menyatakan…”, jadi bukan “Dalam Pasal 5 menyatakan…”.
17. Penulisan “nonhayati” digabung karena kata “non” tidak berdiri sendiri.
18. Dalam karya ilmiah dihindari kata seperti “tidak karuan, seenaknya” yang digunakan
sebagai ungkapan sehari-hari.
19. Penggunaan “adalah merupakan” perlu dipilih satu, karena kedua-duanya adalah predikat.
20. Penulisan referensi dapat dilaksanakan dengan menggunakan sistem catatan kaki (footnote).
21. Hindari kata seperti “sangat perlu sekali” yang bersifat berlebihan.
22. Kata “konsepsional” adalah dari kata Balenda “conceptioneel”, sebagaimana juga
kata “konsepsi” dari kata Belanda “conceptie”. Adalah lebih tepat mengunakan kata
29
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
“konseptual” dari kata Inggris “conceptual”, sebagaimana juga kata “konsep” dari kata
Inggris “concept”.
23. Penggunaan bentuk jamak “saran-saran” tidak perlu, karena ”saran” mengandung
makna tunggal maupun jamak.
24. Penggunaan tanda baca – hanya untuk pemenggalan kata. Dengan demikian tidak
digunakan untuk Meluruskan garis kanan dari atas ke bawah {“kosmetik”), juga tidak
digunakan untuk penomoran.
25. Mengingat program komputer pada umumnya adalah program bahasa Inggris, perlu
diperhatikan pemenggalan kata bahasa Indonesia yang tidak dikenal oleh program
komputer. Caranya adalah dengan menggeser kata kedua, kata ketiga dan seterusnya dari
baris yang mengandung kesalahan pemenggalan sampai diperoleh pemenggalan yang benar
menurut bahasa Indonesia.
26. Kata “sedangkan, sehingga, dan” tidak dapat digunakan sebagai awal kalimat, karena
merupakan kata penghubung.
27. Sub-judul tidak boleh ditulis dibagian bawah halaman, akan tetapi harus dipindahkan ke
halaman berikutnya.
28. Kata “daripada” hanya digunakan apabila ada tandingannya, tidak boleh untuk menyatakan
kepunyaan.
29. Tidak perlu memulai kalimat dengan kata “bahwa” yang hanya dipakai sebagai permulaan
konsideran.
30. Antara sumber kutipan dalam naskah dan daftar pustaka, harus ada hubungan timbal
balik; yang ada dalam daftar pustaka ditemukan sebagai sumber dalam naskah dan yang
dikutip dalam naskah terdapat sumbernya dalam daftar pustaka.
31. Guna menggunakan kalimat lengkap, perlu senantiasa diadakan “analisis kalimat” yang
berarti bahwa perlu dalam benak pikiran diadakan penyederhanaan kalimat, agar terlihat
dengan jelas apa yang menjadi predikat dan apa yang menjadi subjek. Yang dapat menjadi
predikat adalah selalu kata kerja yang berjumlah satu. Yang dapat menjadi subjek adalah
selalu kata benda yang berjumlah satu.
32. Perlu dihindari pembuatan kalimat yang panjang-panjang, sehingga menjadi tidak
jelas makna kalimat karena mengandung berbagai pikiran menjadi satu. Seyogyanya satu
pokok pikiran dituangkan dalam satu kalimat.
33. Penempatan tanda baca selalu “menempel” pada huruf atau angka, tidak berdiri sendiri,
seperti (“ekolabel”), tidak boleh ditulis dengan spasi seperti “(ekolabel)”, atau “tahun
1996”.Tidak boleh ditulis dengan spasi “1996”. Dengan demikian dihindarkan adanya
tanda baca yang pindah ke baris berikutnya, terlepas dari kata atau angka
30
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
sebelumnya. Sebaliknya, penggunaan tanda baca, selalu diikuti dengan spasi, seperti
setelah titik, koma, kurung tutup dan sebagainya. Penggunaan tanda baca, selalu diikuti
dengan spasi, seperti setelah titik, koma, kurung tutup dan sebagainya.
I. Hal-hal lain

1. Halaman Skripsi minimal 40 (empat puluh) halaman.


2. Gelar, pangkat dan sebagainya seperti Prof. Mr., S.H., Dr., dan atribut-atribut lain semacam
itu terutama dalam footnote dan Daftar Pustaka tidak usah dicantumkan. Perkecualian hanya
dalam lembar Ucapan Terima Kasih yang berisi pernyataan terimakasih (unknowledgements),
dan dengan alasan-alasan tertentu, dalam teks.
3. Dengan pengetikan menggunakan komputer, garis pemisah antara naskah dengan footnote
tidak memanjang memenuhi lebar naskah, melainkan sesuai dengan format komputer.
4. Hal-hal yang tidak diuraikan dalam pedoman ini (seperti penyusunan kartu biografi, daftar
tabel, dan lain-lain) harap dipelajari dari buku berikut ini: Winarno Surakhmad. 1978. Paper,
Skripsi, Thesis, Disertasi (Buku Pegangan Cara Merencanakan, Cara Menulis, Cara
Menilai). Cet.I. Bandung : Tarsito (atau cetakan yang baru). Gorys Keraf. Komposisi
(Sebuah Pengantar Kepada Kemahiran Bahasa). Ende : Nusa Indah.
Apabila dalam pedoman ini terdapat uraian yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan isi kedua buku tersebut, maka yang digunakan adalah pedoman ini.
5. Daftar Singkatan
Dalam daftar singkatan berikut ini dimasukkan juga singatan-singkatan yang belum biasa
digunakan oleh para penulis Indonesia, tetapi yang perlu diketahui untuk memahami tulisan-
tulisan dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris
anon anoniem, tanpa nama (t.n);no name (n.n)
ante di atas, di muka, supra
a.o among others, antara lain (a.l);inter alia (i.a)
a quo dalam hal ini (dhi.)
art (s) article (s); ayat (-ayat)
c.atau ca circa, kira-kira, sekitar (ttg.tahun)
cf. confer, bandingkan (bdk)
chap (s) chapter(s), bab (-bab)
col (s) colum (s), kolom (-kolom); lajur (-lajur)
cont. continued, bersambung
c.q casu qua, dalam perkara/kejadian ybs
c.s cum suis, dan kawan-kawan (dkk);et alii (et al)
def definition, definisi, batasan
diss dissertation, disertasi
ed(s) editor (s), penyunting,editor
31
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
e.g. exempli gratia, umpama (ump), missal (mis.)
et al. et alli, dan kawan-kawan (dkk); cum suis (c.s)
ets etcetera, dan lain-lain (dll.)
et seq. et sequentia, dan selanjutnya dan seterusnya (dst); lihat
f. atau ff. following (page, halaman berikutnya; following (pages),
fig (s) figure (s), gambar (-gambar)
hlm halaman
i.a inter alia, antara lain (a.l); among others (a.o)
ibid ibidem, pada tempat yang sama
id idem, sama (tentang orang)
i.e id est, yaitu, yakni, ialah; that is, namely, viz infra
jis juncties,berhubungan dengan (jamak)
jo juncto, berhubungan dengan (tunggal)
loc.cit loco citato, pada tempat yang telah disebut/dikuti
N.B nota bene, harap diperhatikan; let well; post scriptum (P.S.umunya dalam surat)
n.d no date, tanpa tanggal (t.t) atau tahun penerbit
n.n nomennisco, tanpa nama (t.n)
no (s) numero (s), nomor (-nomor), no.
op.cit. opera citato, dalam karya yang telah disebut/dikutip
p. (pp.) page(s), halaman(h.), halaman-halaman passim tersebar dalam suatu karya-
post dibawah; infra
P.S post.Scriptum, catatan akhir
q.q qualitate qua, dalam kedudukan (kualitas) sebagai wakil qua
non pada hal tidak
resp. respectively, berturut-turut
sec (s) section(s), pasal (-pasal)
ser. series, jilid, volume (s), vol (s)
sic memang begitu dalam naskah asli
supra di atas, ante
t.n tanpa nama
t.p tanpa penulis
t.t. tanpa tanggal/tahun
trans translation, terjemahan
v. (vs) versus,lawan
vide lihat
vol (s) volume (sj.jilid, series (ser))

32
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
BAB IV
PENGUJIAN SKRIPSI

A. Prosedur Administrasi Ujian Skripsi


1. Mengajukan surat permohonan ujian Skripsi kepada Ketua c.q. Wakil Ketua I.
2. Telah lulus semua mata kuliah dan telah memenuhi persyaratan administratif. Syarat
administrasi tersebut adalah:
a. Melampirkan transkrip akademis, KHS awal dan akhir, serta KRS yang memuat
Rencana Skripsi;
b. Membuat Daftar Riwayat Hidup 3 rangkap;
c. Fotocopy Ijazah SMA 3 lembar;
d. Menyerahkan Pas Photo ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar dan 3x4 sebanyak 2 lembar;
e. Membayar Administrasi keuangan ke Bagian Keuangan;
f. Menyerahkan Kartu Konsultasi/Bimbingan;
g. Menyerahkan Kartu Mahasiswa yang asli;
h. Menyerahkan 4 eksemplar skripsi yang akan diuji (belum dijilid) dan telah disetujui oleh
Pembimbing dan disahkan oleh Ketua. Naskah tulisan hukum dimasukkan dalam map
jepit plastik warna kuning, yang dilengkapi lembar pernyataan keaslian skripsi yang
ditandatangani di atas materai Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah).

B. Penguji
1. Untuk pelaksanaan ujian skripsi, dibentuk panitia penguji yang terdiri atas Ketua, Sekretaris
dan Anggota oleh Wakil Ketua I.
2. Ujian dapat dilaksanakan jika dihadiri minimal 2 (dua) orang (penguji dan pembimbing).
3. Tugas dan kewajiban ketua dan sekretaris panitia penguji Penulisan Skripsi :
a. Ketua panitia penguji bertugas mengatur jalannya ujian skripsi;
b. Ketua panitia menguji berkewajiban membuka acara ujian, mengumumkan hasil ujian dan
menutup acara ujian;
c. Sekretaris panitia ujian mengumpulkan dan menghitung hasil penilaian masing-
masing penguji sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ujian.
4. Penetapan penguji oleh Wakil Ketua 1 didasarkan pada :
a. Bidang keahlian yang sesuai dengan skripsi
b. Pemerataan kesempatan menguji.

33
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
C. Pelaksanaan Ujian Skripsi
Setelah memenuhi prosedur administrasi tersebut di bagian A, maka pelaksanaan untuk ujian
penulisan skripsi (hukum) adalah sebagai berikut :
1. Ujian Skripsi dilaksanakan paling cepat 2 (dua) bulan sejak proposal penulisan skripsi disetujui
oleh Pembimbing.
2. Tanggal ujian dan Tim Penguji Skripsi ditetapkan oleh Wakil Ketua 1. Hari dan tanggal ujian
Skripsi dibertahukan kepada Tim Penguji dan Mahasiswa melalui surat pemberitahuan penetapan
ujian Skripsi. Batas akhir ujian Skripsi adalah (satu) minggu sebelum Yudisium.
3. Ujian penulisan skripsi (hukum) dilaksanakan secara terbuka untuk menilai penulisan skripsi
(kualitas penulisan skripsi dan penguasaan penulisan) dan penyajian penulisan skripsi
(kemampuan menyajikan dan kemampuan berdiskusi)
4. Ujian dilaksanakan antara 1 sampai dengan 2 jam (60 sampai dengan 120 menit) dengan
pembagian sebagai berikut :
a. Pembukaan oleh ketua panitia : 5 menit
b. Presentasi skripsi oleh mahasiswa : 20 menit
c. Tanya jawab oleh panitia penguji : 75 menit
d. Rapat penilaian : 10 menit
e. Kesimpulan akhir dan penutup : 10 menit
5. Ujian bersifat open book atau close book, dengan proses ujian Skripsi sebagai berikut :
a. Pembukaan
1) Ketua Panitia penguji mempersilahkan mahasiswa memasuki ruangan;
2) Ketua panitia penguji membuka sidang;
3) Ketua panitia penguji dibantu oleh sekretaris memeriksa kelengkapan
administrasi.
Catatan :
Ketua/Sekretaris panitia penguji membagikan formulir lembar penilaian sebelum
ujian skripsi dimulai kepada anggota panitia penguji.
b. Paparan Mahasiswa
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan mahasiswa memaparkan penulisan skripsi;
2) Mahasiswa mempresentasikan ringkasan skripsi
c. Tanya Jawab dengan Panitia Penguji
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan masing-masing anggota bertanya kepada
mahasiswa;
2) Mahasiswa dapat langsung menjawab pertanyaan panitia penguji.

34
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi
d. Penilaian Hasil Ujian
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan mahasiswa meninggalkan ruangan;
2) Sekretaris panitia penguji mengumpulkan dan menghitung hasil ujian masing-
masing penguji.
e. Kesimpulan akhir dan penutup
1) Ketua panitia penguji mempersilahkan mahasiswa masuk kembali ke ruangan;
2) Ketua panitia mengumumkan hasil ujian, apabila mahasiswa dinyatakan tidak
lulus, akan diadakan ujian ulangan;
3) Hasil ujian dibuat dalam berita acara;
4) Ketua panitia penguji menutup acara ujian Skripsi.
5) Mahasiswa mempunyai hak untuk menempuh ujian skripsi selambat-lambatnya
selama 2 (dua) semester terhitung mulai tanggal penyelesaian penulisan skripsi
selama masa studinya masih memungkinkan. Apabila masa studinya kurang dari
waktu tersebut, maka sisa masa studinya menjadi batas waktu dalam menggunakan hak
untuk menempuh ujian.
6) Kecurangan dalam ujian skripsi pada hakekatnya kecurangan dalam penulisan
skripsi itu sendiri, yang bentuknya antara lain:
a. Dinyatakan merupakan kutipan dari sumber tertentu tetapi tidak benar
b. Plagiat sebagian atau seluruhnya.
Jika kecurangan tersebut ditemukan selama ujian berlangsung, maka ujian
dibatalkan dan mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus serta
diwajibkan menempuh ujian ulangan. Kecurangan tersebut dicantumkan dalam
berita acara ujian. Namun, jika kecurangan tersebut diketahui oleh siapapun setelah
mahasiswa dinyatakan lulus, maka sanksinya ditetapkan oleh Ketua.
D. Penilaian
1. Dasar penilaian :
a) Aspek A, meliputi:
1) Kualitas penulisan hukum (materi, teknik penulisan, dan metode penelitian) diberi
bobot 50%;
2) Penguasaan presentasi diberi bobot 15%;
3) Penguasaan materi (Tanya jawab dan argumentasi) diberi bobot 35%; Sehingga
jumlahnya 100%.
b) Aspek B, yakni sikap pada saat sidang : baik/cukup/kurang.
c) Aspek C, yakni pertimbangan Pembimbing : baik/cukup/kurang.

35
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

2. Kualifikasi Penilaian
No Skor Nilai Bobot
Huruf
1 80 - 100 A 4
2 70 - 79 B 3
3 60 - 69 C 2
4 50 - 59 D 1
5 0 - 49 E 0

3. Mahasiswa dinyatakan lulus, apabila mencapai nilai mininmal 2.


4. Pengumuman hasil ujian dilakukan pada saat berlangsungnya ujian dalam sidang terbuka.
5. Apabila mahasiswa pada ujian Skripsi dinyatakan tidak lulus maka dilaksanakan ujian
ulang, yang jadualnya ditetapkan oleh Fakultas dalam waktu paling lambat 1 bulan sejak
Pelaksanaan Ujian pertama.
6. Pakaian
a) Mahasiswa:
1. Laki-laki : Kemeja putih, celana hitam, jas dan berdasi.
2. Perempuan : Kemeja putih, rok hitam dan jas dan berdasi.
b) Pembimbing/ Penguji : Pakaian Pantas dan Sopan
E. Penyerahan Tulisan Skripsi Setelah Ujian
1. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus tanpa perbaikan, menyerahkan skripsi sebanyak 4
eksemplar sesuai dengan format yang ditentukan dalam pedoman penulisan skripsi ini ke Bagian
Akademik. 1 (satu ) eksemplar untuk Perpustakaan dan 3 (tiga) eksemplar untuk Pembimbing dan
Penguji.
2. Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dengan perbaikan, wajib memperbaiki sesuai
dengan petunjuk penguji. Setelah diperbaiki, diserahkan sebanyak 4 eksemplar.
3. Perbaikan skripsi harus selesai dan diserahkan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum yudisium
sarjana pada semester tersebut.
4. Mahasiswa juga wajib menyerahkan tulisan hukum Skripsi dalam bentuk CD dengan format yang
ditentukan ke Bagian Akademik.
5. Surat bebas pinjam buku perpustakaan.

36
Ketentuan Umum Penulisan Skripsi

F. Sanksi Akademis
1. Apabila Proposal Penulisan Skripsi terindikasi Plagiat, atau dibuatkan oleh pihak lain maka akan
diberikan sanksi mengganti judul baru dan membuat pernyataan tidak mengulangi lagi
perbuatannya.
2. Apabila diketahui adanya pelanggaran tersebut pada saat Ujian Skripsi, maka mahasiswa yang
bersangkutan diberikan sanksi sebagai berikut:
a. Dinyatakan tidak lulus ujian;
b. Harus mengulang dengan skripsi yang baru, dan nilai kelulusan maksimal C, selama
masa studinya masih ada.
3. Apabila diketahui pelanggaran tersebut setelah dinyatakan lulus, maka gelar kesarjanaannya
akan dicabut sesuai dengan aturan yang berlaku.

37
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 1 : Contoh Surat Permohonan Desain Skripsi

Singkawang,
Kepada Yth.
Ketua STIH S.M
Tsjafioeddin Singkawang
Di Singkawang

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : …………………………….
NIM : …………………………….
Program Studi : Ilmu Hukum
Dengan ini mengajukan Desain Skripsi dengan judul :
……………………………………………………………………………………………………………………………….
Sebagai bahan pertimbangan maka bersama saya lampirkan Proposal dan Transkrip Nilai Sementara.
Demikian surat permohonan saya sampaikan dengan harapan semoga K e t u a dapat menyetujuinya. Atas perhatian dan
perkenannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,
Pemohon

(NAMA)
NIM.
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 2: Halaman Sampul Depan Desain Skripsi

DESAIN SKRIPSI*)

.....................................................................(Judul Desain
Skripsi)**

DESAIN SKRIPSI

……………………………………(NAMA)***
NPM. ………………………

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM SOELTHAN.M TSJAFIOEDDIN SINGKAWANG


2018
Keterangan :
*) Ukuran Huruf 15 Cetak Tebal
**) Ukuran Huruf 18 Cetak Tebal
***) Ukuran Huruf 14 Cetak Tebal
****) Ukuran Huruf 16 Cetak tebal
Logo STIH ukuran 3 cm.
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 3 : Pernyataan Keaslian Skripsi


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : ...........................................................................
NPM : ...........................................................................
Tempat/Tgl.Lahir : ...........................................................................
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi saya yang berjudul:
“……………………………………………………………….………………….......” Merupakan hasil penelitian saya sendiri,
kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini bukan hasil
penelitian saya (dibuatkan atau plagiat), maka saya bersedia gelar kesarjanaan saya dicabut sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya.

Singkawang,
Yang membuat pernyataan,

Materai
Rp. 6.000,-
Nama Terang
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 4 : Contoh Surat Permohonan Ujian Skripsi

Perihal : Permohonan Ujian Skripsi

Singkawang,………………..

Kepada Yth.
Ketua STIH S.M Tsjafioeddin c.q. Bagian Akademik
Di Singkawang

Sehubungan dengan telah selesainya penelitian Skripsi saya,

Nama : ............................................................................
NIM : ............................................................................
Judul Skripsi : ............................................................................

Maka dengan ini saya serahkan 5 (lima) eksemplar penelitian Skripsi yang telah disetujui Pembimbing, dan
mohon dijadwalkan untuk diuji.
Demikian permohonan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Mengetahui,
Pembimbing Ketua, Pemohon,
Lampiran
Lampiran 5: Contoh Surat Undangan Ujian Skripsi Penulisan Hukum Skripsi

Singkawang,………...............

Nomor :
Lampiran :
Perihal : Undangan Ujian Skripsi

Kepada Yth.
Bapak/Ibu ………………
Di Singkawang

Dengan ini diberitahukan bahwa seminar hasil penelitian Skripsi a. n. Saudara :


Nama : ……………………
NIM : ……………………
Judul Skripsi : ……………………
Dijadwalkan pada
Hari/tanggal : ……………………
Pukul : ……………………
Tempat : ……………………
Dengan susunan Penguji sebagai berikut :
Ketua : ……………………
Sekretaris : ……………………
Anggota : …………………
Demikian pemberitahuan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Ketua STIH S.M Tsjafioeddin,

…………...........(NAMA)
NIDN. …………………..
Lampiran
Lampiran 6 : Halaman Sampul Depan Penulisan Penulisan Hukum Skripsi
Skripsi

SKRIPSI*)

................................................................ (Judul Skripsi)**


SKRIPSI

………………………..(NAMA)***
NPM……………………

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM SOELTHAN M. TSJAFIOEDDIN


SINGKAWANG
2018

Keterangan :
*) Ukuran Huruf 15 Cetak Tebal
**) Ukuran Huruf 18 Cetak Tebal
***) Ukuran Huruf 14 Cetak Tebal
****) Ukuran Huruf 16 Cetak tebal
Logo STIH ukuran 3 cm.

Lambang Skripsi J U D U L SKRIPSI ……………(Nama)


STIH ……..(Tahun) ...................................................................... NIM……………...
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 7 : Contoh Abstrak

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DISTRIBUTOR MULTI LEVEL MARKETING


(MLM)

Kornelius PSP. Nadeak

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum bagi para distributor Multi Level
Marketing dalam menjalankan kegiatan usahanya dan juga untuk mengetahui sarana yang dapat ditempuh sebagai
solusi terbaik dalam menyelesaikan sengketa antara distributor dirugikan karena adanya perusahaan yang berkedok
Multi Level Marketing. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, dengan menginventarisir peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai MLM, identifikasi masalah dan menganalisa secara kualitatif.

Menurut hasil dari penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa : Pertama, mengenai perlindungan hukum terhadap
distributor MLM yang terlibat dalam persengketaan money game dan skema piramida, dalam pengaturannya masih
dirasakan belum jelas. Pengaturan MLM biasanya diatur dalam perjanjian MLM yang dibuat, sepihak dan baku oleh
suatu perusahaan MLM, bukan merupakan kesepakatan bersama antara distributor dengan perusahaan MLM,
sehingga menimbulkan ketidakadilan mutlak dan jaminan kepastian hukum. Kedua, sarana dalam menyelesaikan
persengketaan distributor MLM masih belum diatur secara jelas dalam peraturan khusus mengenai MLM, sehingga
upaya penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui cara litigasi dan nonlitigasi. Di kenal juga Lembaga Code
Administrator yang menjembatani konflik antara distributor dengan perusahaan yang berkedok MLM tersebut,
dengan pertimbangan tidak boleh berat sebelah dalam memutuskan perkaranya. Pada penyelesaian sengketa MLM
terdapat juga organisasi BANI yang mempunyai peranan penting dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Distributor, Multi Level Marketing.


Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 8 : Contoh Ringkasan

RINGKASAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DISTRIBUTOR MULTI LEVEL MARKETING


(MLM)

(Kornelius PSP. Nadeak : 2006, 79 hlm)

Dalam rangka upaya mengawasi dan mengatasi penyimpangan yang terjadi di dalam kegiatan usaha Multi Level
Marketing (disingkat, MLM), pemerintah mengeluarkan ketentuan sementara sebagai perlindungan hukum bagi
distributornya melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dengan Nomor
73/MPP/Kep/3/2000, yang telah ditetapkan pada tanggal 20 Maret 2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha
Penjualan Berjenjang. Akan tetapi pada kenyataannya Surat Keputusan Menteri Perindag dalam tujuannya untuk
memberikan perlindungan hukum bagi distributor, masih dirasakan kurang maksimal dalam penerapannya
secara langsung karena tidak ada pengaturan yang jelas mengenai perlindungan hukum bagi para distributor MLM dan
dalam menyelesaikan sengketa antara perusahaan yang berkedok MLM dengan distributor yang terkena sengketa
penipuan.

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum bagi para distributor Multi Level
Marketing dalam menjalankan kegiatan usahanya dan juga untuk mengetahui sarana yang dapat ditempuh sebagai
solusi terbaik dalam menyelesaikan sengketa antara distributor yang dirugikan karena adanya perusahaan yang berkedok
Multi Level Marketing.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian ini dilakukan Peneliti dengan studi kepustakaan,
untuk menjawab permasalahan yang ada dengan mengumpulkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
Kemudian bahan- bahan hukum yang diperoleh diolah dan dianalisa deduktif dan induktif.

Hasil Penelitian menunjukkan, bahwa :


1. Perlindungan hukum terhadap distributor Multi Level Marketing yang mengalami persengketaan money
game dan skema piramida dalam ketentuan MLM masih dirasakan belum terlaksana sepenuhnya karena
ketidakjelasan perumusan ketentuan peraturan tentang perlindungan hukum bagi distributor MLM secara adil
dan nyata. Oleh karena itu hak distributornya belum mendapatkan keadilan mutlak serta jaminan kepastian
hukum. Dalam pembentukan Rancangan Undang-undang terhadap persengketaan perusahaan yang berkedok MLM
atau dapat disebut Randangan UU Anti Piramida, dalam pemberlakuannya dapat menindaklanjuti persengketaan
MLM agar berdampak positif bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi paham dan sadar dalam memberikan
batasan jelas mengenai praktik penipuan MLM itu. Dalam hal perlindungan ini yang sangat terlibat adalah peranan
dari Depperindag. Maka sebelum pembentukan perumusan peraturan perundang-undangan yang mengatur usaha
yang berkedok MLM tersebut, Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan Surat Keputusan
Menteri Nomor 73/MPP/Kep/3/2000 tentang Ketentuan Kegiatan Usaha di bidang Penjualan Langsung
Berjenjang, sebagai pengaturan sementara dalam menjalankan usaha MLM.
2. Sarana dalam penyelesaian persengketaan distributor Multi Level Marketing masih belum diatur secara
jelas dalam ketentuan MLM, sehingga upaya penyelesaian persengketaannya dapat diselesaikan melalui cara
proses litigasi dan nonlitigasi. Adapun beberapa cara yang dapat ditempuh oleh para pihak yang bersengketa adalah
melalui upaya di luar pengadilan (ADR), seperti Konsiliasi, Mediasi, Arbitrase, dan melalui jalur pengadilan. Di
kenal juga Lembaga Code Administrator yang menjembatani konflik antara distributor dengan perusahaan yang
berkedok MLM tersebut, dengan pertimbangan tidak boleh berat sebelah dalam memutuskan perkaranya. Pada
penyelesaian sengketa MLM terdapat juga organisasi BANI yang mempunyai peranan penting dalam
penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 9 : Contoh Halaman Daftar Isi

DAFTAR ISI

Hlm
ABSTRAK ............................................................................................................. i
RINGKASAN ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR............……………………………………………………... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Permasalahan..........………………………………………………..... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………….. 6
D. Tinjauan Pustaka*)………………………………………………..… 8
E. Metode Penelitian**)…………..…………………………… 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 17
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 40
BAB IV PENUTUP……...……………………………………………………… 50
A. Kesimpulan…......……………………………………………… 51
B. Saran…………...………………………………………………… 53

DAFTAR PUSTAKA

*} Catatan
**} Bila jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hokum empiris/sosiologis, maka metode
penelitian diletakan pada BAB tersendiri setelah BAB II.
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 10 : Contoh Halaman Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Nomor Hlm
1. Keadaan Penduduk Kalimantan Barat ............................................... 1
2. Karakteristik Narapidana Lembaga Permasyarakatan Singkawang ...... 2
3. Jenis dan Jumlah Tindak Pidana di Kalimantan Barat Tahun 2017 ......... 4
4. Jenis dan Jumlah Perkara di Pengadilan Negeri Singkawang ................. 6
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 11 : Contoh Halaman Daftar Gambar/Skema/Diagram

DAFTAR GAMBAR/SKEMA/DIAGRAM

Nomor Hlm

1. Keterkaitan antar Komponen Sistem Hukum……………………. 1 1


2. Model-model Teori Sistem Hukum……………………………… 3 3
3. Bagan Struktur ilmu Hukum……………………………………… 7 7
4. Diagram…………………..………………………………..……… 9 9
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 12 : Contoh Halaman Daftar Lampiran

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hlm

1. Data Hasil penelitian……………………………………. 1


2. Undang-undang………………………………………… 5
3. Peraturan Pemerintah…………………………………… 9
4. Daftar Riwayat Hidup………………………………….. 15
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Lampiran 13 : Contoh Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Kusumaatmadja, Mochtar. 1999. Pengantar Hukum Internasional. Bandung : Binacipta.

--------. 2003. Hukum, Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional. Bandung: Binacipta.

Rahardjo, Satjipto. 1998. Ilmu Hukum. Bandung: Alumni.

Rajagukguk, Erman. Peran Hukum Dalam Pembangunan Pada Era Globalisasi.


1999. Artikel Dalam ”Jurnal Hukum”. No.11. Vol. 6.

Rasjidi, Lili dan I.B. Wyasa Putra. 1993. Hukum Sebagai Suatu Sistem. Cet. I.
Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sidharta, Arief. (Trans). J.J.H Bruggink. 1996. Refleksi Tentang Hukum. Edisi I.
Bandung: Citra Aditya Bakti.

Zahra. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan. 2004. http//:www.hukumonline.com, hlm. 2. Diakses 26 Maret 2006.

Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per.04/Men/1994 tentang Tunjangan Hari Raya
Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan (THR).
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
Lampiran 14 : Contoh Kutipan

a. Contoh Kutipan Langsung Pendek


Mentang-mentang talak itu sah dijatuhkan tanpa alasan maka banyak laki- laki yang menjatuhkannya.

Sehingga sabda Nabi yang menyatakan,”tidak ada sesuatu yang halal yang amat dibenci Allah selain daripada

talak”1 telah dilupakan. Dan sabda Nabi mengingatkan, ”perempuan yang meminta kepada suaminya supaya dijatuhkan

talak atasnya tanpa sebab, maka haram baginya bau surga”2 , tidak sama sekali direnungkan. Padahal hadits Nabi

tersebut tidak lain dari pada larangan bercerai.

b. Contoh Kutipan Langsung Panjang


Dalam praktik pengambilalihan (akuisisi) Perseroan Terbatas merupakan fenomena kompleks seperti yang

diungkapkan oleh T.Mulya Lubis sebagai berikut:

Di Indonesia kita pernah terperangah dengan praktik internal acquisition yang pada hakikatnya merupakan cara
masuk bursa melalui pintu belakang (backdoor listing) yang terhindar dari berbagai audit professional
dan keterikatan pada prinsip keterbuaan (disclosure). Belakangan setelah rasa cemas itu membesar, beberapa
peraturan itu dibuat, agaknya hal ini sukar dihindarkan karena dalam tarik menarik antara bisnis dengan
peraturan,sering bisnis lebih jeli, dan ini mungkin takdir yang menimpa semua pasar modal di dunia. Disini kita
harus mengakui bahwa dinamika bisnis begitu luar biasa.3
1
Mahmud Yunus. 1960. Hukum Perkawinan Dalam Islam. Cet.II. Jakarta: Pustaka
Mahmudiah,hlm.113
2
Ibid.
3
T.Mulya Lubis. “UUPT,RUU Pasar Modal dan Hostile Take Over”.
Kompas. 7 Juni 1995, hlm.2

c. Contoh Kutipan dari Kutipan

Hazairin dalam bukunya yang berjudul Tinjauan Mengenai UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 sebagai

”suatu unifikasi yang unit untuk menghormati secara penuh adanya variasi berdasarkan agama dan kepercayaan ber-

Ketuhanan Yang Maha Esa”4

d. Contoh Kutipan bunyi pasal/ayat yang pendek

Meskipun banyak kecaman-kecaman yang ditujukan terhadap KUH Pidana yang dikatakan sebagai hukum

peninggalan kolonial Hindia Belanda yang sudah usang, namun tidak berarti semua asas dan kaidah yang

terkandung didalamnya tidak bisa dipakai untuk pembinaan hukum pidana nasional yang akan datang. Pasal

1 ayat (1) KUH Pidana itu umpamanya, yang berbunyi, ”Tidak ada perbuatan yang boleh dihukum, selain atas

kekuatan aturan pidana dalam undang-undang, yang diadakan pada waktu sebelumnya perbuatan itu

terjadi”,mengandung asas yang penting dalam menegakkan kepastian hukum dalam masyarakat.

e. Contoh Kutipan bunyi pasal/ayat panjang

Adanya kegiatan pengambilalihan perseroan menyebabkan suatu kondisi kemungkinan pengurangan

karyawan perseroan yang diambil alih, maka untuk upaya perlindungan karyawan agar hak-haknya tetap terjaga

diperlukan landasan

4
Wantjik Saleh, 1976. Hukum Perkawinan Indonesia. Cet.IV. Jakarta : Ghalia Indonesia, hlm.3
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi
yuridis yang mengatur tentang itu. Di dalam KUH Perdata secara eksplisit mengatur eksistensi karyawan pada PT yang

mengambil alih pada Pasal 1603 k yang diperluas pengertiannya. Pasal 1603 k KUH Pidana berbunyi sebagai berikut:

(1) Hubungan kerja tidak berakhir dengan meninggalnya majikan, kecuali jika perjanjian menghendaki
sebaliknya.
(2) Akan tetapi baik para ahli waris majikan maupun buruh berwenang mengakhiri hubungan kerja yang
diadakan untuk waktu tertentu, dengan pernyataan pengakhiran sesuai dengan ketentuan pada pasal
1603 h dan 1603 i, seolah-olah hubungan kerja tersebut diadakan untuk waktu tak tertentu (ps.1575, 1603 j,
KUHD ps.433,450, Ontslagrecht ps.12,Kepailitan ps.39,237)
Lampiran Penulisan Hukum Skripsi

Anda mungkin juga menyukai