Anda di halaman 1dari 202

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

Skripsi, Tesis, Dan Artikel Hasil Penelitian

Tim Penyusun Edisi Kedelapan :


Ketua : Dr. Hj. Nuraini Asriati, M.Si
Anggota : Dr. Antonius Totok Priadi, M.Pd
Dr. Ikhsanuddin. M.Pd
Dr.Suhardi Marli, M.Pd
Dr. Edy Tandililing,M.Pd
Dr. Touvan Juni Samodra,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNTAN


PONTIANAK

i
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:
Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah & Laporan Penelitian
Edisi Kedelapan (revisi) ini diterbitkan oleh FKIP Untan Pontianak

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas


Tanjungpura
Jl. Jend. Ahmad Yani/Jl. Tut Wuri Handayani Telp./Fax. (0561)740144
Email: ………

Website: www.untan.ac.id

Cetakan I Edisi Kedelapan (revisi) : Januari 2017


ISBN: ………………………………

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKIP Untan edisi kedelapan ini


merupakan revisi dari edisi sebelumnya

ii
KATA PENGANTAR

Revisi Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan
yang dirasakan oleh civitas academika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tanjungpura seiring dengan perubahan dinamika penulisan karya ilmiah. Pedoman ini terdiri
atas Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah dan Laporan Penelitian. Pedoman
ini terutama dimaksudkan bagi penulisan skripsi dan tesis yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Sarjana dan Pascasarjana yang ada di lingkungan FKIP Untan.
Pada edisi kedelapan ini terdapat beberapa penambahan (tidak terjadi perubahan
mendasar dibandingkan dengan edisi sebelumnya), yakni, tentang jenis jenis penelitian
seperti penelitian kuantitatif, kualitatif, pengembangan, dan penelitian tindakan kelas, ruang
lingkup dan kode etik penulisan karya ilmiah, artikel penelitian, yang disertai dengan contoh-
contoh pada lampiran serta penulisan artikel penelitian baik untuk mahasiswa maupun untuk
dosen yang bersumber dari Simlitabmas Dikti.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyelesaian penyusunan
pedoman ini, dengan harapan dapat bermanfaat bagi keseragaman penulisan karya ilmiah di
FKIP Untan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk perbaikan pedoman penulisan karya ilmiah ini,
namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh
karena itu, saran dan masukan sangat dibutuhkan untuk perbaikan pedoman ini pada edisi
berikutnya.
Akhirnya, semoga pedoman ini dapat bermanfaat terutama bagi civitas academika di
lingkungan FKIP Untan.

Pontianak, Januari 2017


Dekan

Dr. H. Martono, M.Pd.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. vii

BAB I RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH................. 1


A. Jenis-jenis Karya Ilmiah ............................................................................................. 1

B. Tata Tulis .................................................................................................................... 2

BAB II KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH .............................................. 3

BAB III KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS ....................................................................... 7


A. Umum ...................................................................................................................... 7

B. Sistematika .............................................................................................................. 9

C. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 9

BAB IV PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL, DAN GAMBAR .............. 34


A. Kutipan .................................................................................................................... 34

B. Daftar Rujukan ........................................................................................................ 37

C. Penyajian Tabel ....................................................................................................... 45

D. Penyajian Gambar ................................................................................................... 47

BAB V PENELITIAN KUANTITATIF ...................................................................... 49


A. Sistematika .............................................................................................................. 49

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 50

BAB VI PENELITIAN KUALITATIF......................................................................... 63


A. Sistematika .............................................................................................................. 63

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 65

BAB VII PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) .............................................. 70

iv
A. Sistematika .............................................................................................................. 71

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir .................................................... 72

BAB VIII PENELITIAN DESAIN DAN PENGEMBANGAN .................................. 79


A. Sistematika .............................................................................................................. 79

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir ..................................................... 81

BAB IX PENULISAN ARTIKEL HASIL PENELITIAN .......................................... 92


A. Sistimatika Penulisan Artikel Hasil Penelitian ........................................................ 92

B. Aturan Umum ......................................................................................................... 92

C. Tata Cara Pengutipan ............................................................................................. 97

D. Aturan Tambahan .................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 101

v
DAFTAR TABEL

Halaman
TABEL 3.1: Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis ................................................ 7
TABEL 4.1: Guideline for unbised language ........................................................... 46
TABEL 8.1: Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)..................................................... 83
TABEL 9.1: Daftar Kesalahan yang Sering Muncul dalam Penulisan Artikel......... 98

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
GAMBAR 5.3: Perbandingan Silabus Lama dan Baru ................................................. 48

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran1 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiasi di Perguruan Tinggi .................................... 101
Lampiran2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 ......................................................................... 110

viii
BAB I
RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH

A. Jenis-Jenis Karya Ilmiah


Sesuai dengan cirinya karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam bentuk
makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan, skripsi, tesis, yang
pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Adapun
jenis Karya Ilmiah yang dijelaskan dalam buku ini antara laian ;

1) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil
penelitian lapangan, didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung; observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka
penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
Perbedaan mendasar antara skripsi dengan tesis adalah kedalaman dan
keluasan analisis, baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas,
misalnya pada penelitian kuantitatif, jumlah variabel yang diteliti dalam tesis
haruslah lebih luas dan/atau lebih banyak dibandingkan dengan skripsi, sementara
pada penelitian kualitatif ditinjau dari kedalaman kajian, tesis harus lebih
komprehensif dibandingkan dengan skripsi. Secara kualitas perbedaan antara
skripsi dengan tesis adalah pada tataran konseptual yang dikaji dalam penelitian,
walaupun secara operasional sulit dilakukan pembedaan tersebut.
2) Tesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi
pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim
penguji guna memperoleh gelar Magister.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada METODE; METODE
penelitian dan METODE penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi,

1
terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan
(masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan
menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Luasan kajian tesis, khususnya pada penelitian kuantitatif adalah jumlah
variabel pada skripsi dianjurkan minimal dua (dikecualikan pada penelitian
analisis faktor, boleh satu variabel, tetapi dengan subvariabel yang relatif banyak),
sementara pada tesis minimal tiga variabel.
3) Artikel, Makalah dan Laporan Penelitian
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dimaksudkan untuk dimuat
dalam jurnal atau buku kumpulan artikel. Artikel ilmiah dapat berupa hasil
penelitian, hasil pemikiran dan studi pustaka, dapat dibuat oleh mahasiswa, dosen,
pustakawan, dan civitas akademika lainnya.
Makalah adalah karya ilmiah yang memuat hasil pemikiran tentang sebuah
topik/tema yang ditulis secara sistematis dan terdapat analisis secara objektif.
Bagi mahasiswa, makalah dapat berupa tugas terstruktur yang diberikan oleh
dosen untuk memenuhi syarat memperoleh nilai mata kuliah. Sementara dosen
adakalanya membuat makalah demi kepentingan presentasi dalam seminar dan
kegiatan ilmiah lainnya. Laporan penelitian lebih dimaksudkan kepada laporan
penelitian yang memuat tentang proses dan hasil penelitian yang dapat dilakukan
oleh dosen dan mahasiswa.

B. Tata Tulis
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah
tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya,
kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat
mendasar.
Tata tulis yang berlaku di dalam semua karya tulis ilmiah di FKIP Untan
menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Kecuali hal-hal yang berlaku khusus
pada bidang ilmu tertentu, semua tata cara penulisan menggunakan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sesuai Surat Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015. Secara lengkap,
peraturan tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.

2
BAB II
KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH

Proses penulisan karya ilmiah mempunyai kode etik atau etika yang harus
digunakan oleh seorang penulis ketika menulis sebuah karya atau artikel
ilmiah. Kode etik penulisan karya ilmiah secara garis besar adalah pengakuan
bahwa karya itu adalah murni hasil karya pribadi, kalau pun harus mengutip
tulisan ide atau pokok fikiran dari orang lain maka kita harus mencantumkan
sumber ide pokok fikiran tersebut sehingga tulisan tersebut tidak termasuk
katagori Plagiasi.
Penulisan karya ilmiah harus memenuhi kategori terhindar dari
kecurangan-kecurangan, dan tindakan yang dapat merugikan pihak lain, sehingga
diperlukan kode etik yang merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati.
Kode etik dapat berupa norma sosial dan norma hukum. Norma ini berkaitan
dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan
penyebutan sumber data atau informasi.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan
rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian
bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan
rujukan dapat diidentikan dengan pencurian.
Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan
atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang
lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena
itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam
skripsi, atau tesis bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pemikiran orang lain.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip
merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan,
karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu.

3
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan,
gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat
dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah
bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau
dikembangkan.

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam


penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan,
perizinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau
informasi.

Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan


rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian
bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan
rujukan dapat diidentikan dengan pencurian.

Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan


yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa
pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan
atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil
pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat
dan mencantumkan pernyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa
karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip


merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan,
karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu.

Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan,


gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat
dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah

4
bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau
dikembangkan.

Kode etik penulisan karya ilmiah di perguruan tinggi merupakan norma


hukum, karena telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi (lihat lampiran 1).
Pertimbangan pertimbangan etika yang perlu dipenuhi antara lain :
1. Kejujuran akademik yang tercermin dari :
a. Skripsi/tesis yang disusun benar benar karya sendiri bukan hasil jiplakan
b. Konsep dan kajian teori tidak dikutip secara langsung kecuali untuk
kepentingan kajian sebagai penelitian yang relevan
c. Cara membuat kutipan dari berbagai sumberreferensi sesuai dengan
aturan yang lazim digunakan dalam karya ilmiah
d. Semua referensi yang digunakan sebagai bahan kajian harus
dicantumkan dalam daftar pustaka atau sebaliknya semua referensi yang
terdapat di daftar pustaka hanya referensi yang dikutip
2. Keterbukaan, yaitu kesediaan untuk menerima kritik atau saran demi
peningkatan kualitas hasil tulisan.
3. Menjaga kerahasiaan dan keamanan subyek penelitian.
Tindakan kecurangan dalam penulisan karya ilmiah dapat berupa plagiasi,
yakni tindakan mengakui hasil tulisan atau pemikiran orang lain sebagai hasil
karya sendiri. Selain secara sengaja melakukan penjiplakan/plagiasi, kesalahan
yang tergolong plagiasi tersebut acapkali terkait dengan rujukan dan pengutipan
hasil karya atau pemikiran orang/sumber lain. Hal tersebut perlu menjadi
perhatian civitas akademika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura, dan dapat dilihat pada bagian lampiran pedoman ini.
Tindakan yang dapat merugikan pihak lain di antaranya adalah menuliskan
berita negatif/tidak menyenangkan/tidak diinginkan oleh sumber atau informan,
misalnya hasil belajar siswa/mahasiswa yang relatif rendah/tidak tuntas. Tindakan
tersebut dapat dihindari dengan menggunakan kode, inisial atau nama samaran,
sehingga penulis sendiri yang mengetahui nama sumber atau informan tersebut.

5
Sebenarnya dalam dunia tulis menulis, kegiatan pengutipan atau
rujukan pada karya tulis hasil dari tulisan orang lain merupakan hal yang wajar
dan tidak dapat dihindarkan bahkan sangat dianjurkan karena justru hal tersebut
bisa membuat sebuah karya tulisan ilmiah semakin berkembang dan kaya akan
informasi hanya saja, seperti yang sudah dijelaskan di atasi, kita harus
memperhatikan kode etik penulisan karya ilmiah tersebut.

6
BAB III
KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS

1. Umum

TABEL 3.1: Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis


No Ragam Aturan Format
1 Ukuran kertas HVS A4 80 gsm
2 Jenis huruf Times New Roman size 12
3 Cetak tebal/Bold Judul, sub judul, semua judul (judul tabel,
diagram, gambar dll)
4 Spasi Double
5 Margin 4 cm kiri, 3 cm kanan, 4 cm atas, dan 3 cm
bawah

Penulisan Sub Bab


Ada dua macam cara (boleh pilih salah satu):
1. Gabungan Angka dan Huruf
a. Bab: I, II, III, IV,dst.
b. Sub bab tingkat 1: A, B, C, D,dst.
c. Sub bab tingkat 2: 1, 2, 3, 4,dst.
d. Sub bab tingkat 3: a, b, c, d,dst.
e. Sub bab tingkat 4: 1), 2), 3), 4) dst
f. Sub bab tingkat 5: a), b), c), d) dst
g. Sub bab tingkat 6: (1), (2), (3), (4),dst.
h. Sub bab tingkat 7: (a), (b), (c), (d),dst.

7
Contoh:

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektifitas
1. Pengertian Efektifitas
2. Tolak ukur efektifitas pembelajaran
a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik
1) Materi
2) Metode
3) Media
b. Komunikasi secara efektif
3. Pengertian pembelajaran

B. Hasil Belajar
… dst.

Nomor dan judul bab diketik dengan huruf kapital cetak tebal seluruhnya.
Nomor bab (BAB I, BAB II, BAB III, dst) diketik pada jarak 3 cm dari tepi atas
di tengah tengah (simetris kiri kanan). Dibawahnya diketik judul bab. Jika judul
bab lebih dari satu baris diketik dengan pola piramida terbalik.

2. Angka Semua

a. Bab: I, II, III, IV, dst.


b. Sub bab tingkat 1: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, dst.
c. Sub bab tingkat 2: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.4, dst.
d. Sub bab tingkat 3: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dst.
Contoh :

BAB II
KAJIAN TEORI
1. Efektifitas
1.1 Pengertian Efektifitas
1.2. Tolak ukur efektifitas pembelajaran
1.2.1 Materi
1.2.2 Metode
1.2.3 Media. dst
2. Pengertian pembelajaran
3. Pembelajaran komperatif
… dst.

8
Sistematika
Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir
1. Bagian Awal
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya

2. Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian)

3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup

Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir


1. Isi Bagian Awal
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian awal
yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-
masing unsur tersebut.

9
a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul secara lengkap (fon 14), kata Skripsi/Tesis (fon 14),
sedangkan yang lainya fon 12 seperti nama dan nomor induk mahasiswa (NIM),
lambang Universitas Tanjungpura dengan diameter 3 cm, dan diikuti dengan prodi,
jurusan, fakultas, nama lengkap universitas (tidak boleh disingkat), dan tahun lulus
ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak
masing-masing bagian diatur secara simetris, rapat, dan serasi dan warna sampul
sama dengan warna FKIP, yaitu orange.
Tulisan yang dicetak pada halaman sampul:
a. Judul skripsi
b. Kata “SKRIPSI”
c. Kata “OLEH”
d. Nama lengkap penulis
e. NIM
f. Logo Untan Berwarna
g. Nama Program Studi
h. Nama Jurusan
i. Kata “FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”
j. Kata “UNIVERSITAS TANJUNGPURA”
k. Kata “PONTIANAK”
l. Tahun ujian skripsi/Tesis
.

10
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Sampul Skripsi

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP


PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
Font 14
KELAS XI MIA SMA NEGERI 10
PONTIANAK

5 Spasi

SKRIPSI Font 12

5 Spasi

OLEH
HARISANDI Font 12
F0111162

6 Spasi

3 cm

6 Spasi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK Font 12
2015

11 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Sampul Tesis

INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI


SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Font 14
DI KOTA PONTIANAK

5 Spasi

TESIS Font 12

5 Spasi

OLEH
ZAIDAN Font 12
NIM F10211001

6 Spasi

3 cm

6 Spasi

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Font 12
PONTIANAK
2012

12 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Sampul Artikel

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI


TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA
Font 14
KELAS XI MIA SMA NEGERI 10
PONTIANAK

5 Spasi

ARTIKEL Font 12

5 Spasi

OLEH
HARISANDI Font 12
F0111162

6 Spasi

3 cm

6 Spasi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA Font 12
PONTIANAK
2015

13 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Sampul Makalah

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI


TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Font 14
KELAS XI MIA SMA NEGERI 10
PONTIANAK

4 Spasi

MAKALAH Font 12
1 Spasi

3 Spasi

4 Spasi

OLEH
WINDA EKA KARLINA DEWI Font 12
NIM F01107093

5 Spasi

3 cm

5 Spasi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA Font 12
PONTIANAK
2015

14 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Sampul Laporan Penelitian

PEMBELAJARAN KEWIRAUSAAN DI LINGKUNGAN


KELUARGA PENGUSAHA MIKRO, KECIL Font 14
DAN MENENGAH

4 Spasi

LAPORAN PENELITIAN Font 12


1 Spasi

3 Spasi

4 Spasi

OLEH
DRS. H. PARIJO, M.SI. Font 12
NIP. …………………………….

5 Spasi

3 cm

5 Spasi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA Font 12
PONTIANAK
2015

15 3 cm
b. Lembar Logo
Lembar logo hanya berisi lambang UNTAN dengan ukuran diameter 3 cm.

3 cm

3 cm

c. Halaman Judul
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya
sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat (1)
judul skripsi yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada
Universitas Tanjungpura untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana/Pascasarjana (3) nama dan nomor induk
mahasiswa, diketik dengan huruf kapital, dan NIM, (4) logo untan dengan
diameter 3 cm. nama lengkap universitas (fakultas, dan jurusan) diketik dengan
huruf kapital, (5) dan tahun lulus ujian.

16
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Judul Skripsi (Lembar Kedua)

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI


TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Font 14
KELAS XI MIA SMA NEGERI 10
PONTIANAK

4 Spasi

SKRIPSI Font 12
1 Spasi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Font 12
pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

4 Spasi

OLEH
HARISANDI Font 12
NIM F01111062

5 Spasi

3 cm

5 Spasi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA Font 12
PONTIANAK
2015

17 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Halaman Judul Tesis (Lembar Kedua)

INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Font 14
DI KOTA PONTIANAK

4 Spasi

TESIS Font 12
1 Spasi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Font 12
pada Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi

4 Spasi

OLEH
ZAIDAN Font 12
NIM F10211001

5 Spasi

3 cm

5 Spasi

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA 3 cm
PONTIANAK
2012

18 3 cm
d. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan Skripsi/Tesis berisi pengesahan oleh para penguji, ketua
program studi, dan dekan. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan
pembimbing adalah: (1) teks Skripsi/Tesis oleh ini telah disetujui untuk diuji, (2)
nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan Pembimbing
II. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh
mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para
penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji
dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama
lengkap dan NIP dari masing-masing dewan penguji dan dekan/ketua program
studi.

19
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP


PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Font 14
KELAS XI MIA SMA NEGERI 10
PONTIANAK

5 Spasi

HARISANDI Font 12
NIM F01111062

5 Spasi

Disetujui Font 12

Pembimbing I Pembimbing II

Font 12

Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si Drs. Agus Sastrawan, M. Si.


NIP. ………………………… NIP. …………………………

Disahkan
Dekan,

Font 12

Dr. Martono, M.Pd


NIP. …………………………

6 Spasi

Font 12
Lulus tanggal: ……………………..

20 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Tesis

INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Font 14
DI KOTA PONTIANAK

5 Spasi

ZAIDAN Font 12
NIM F10211001

5 Spasi

Disetujui Font 12

Pembimbing I Pembimbing II

Font 12

Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si Drs. H. Parijo, M.Si.


NIP. ………………………… NIP. …………………………

Disahkan
Dekan,

Font 12

Dr. Martono, M.Pd


NIP. …………………………

6 Spasi

Lulus tanggal: …………………….. Font 12

21 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan Skripsi

PENGARUH PEMBELAJARAN LINTAS MINAT EKONOMI TERHADAP


PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Font 14
KELAS XI MIA SMA NEGERI 10
PONTIANAK

5 Spasi

HARISANDI Font 12
NIM F01111062

5 Spasi

Disetujui Font 12

Pembimbing I Pembimbing II

Font 12

Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si Drs. Agus Sastrawan, M. Si.


NIP. ………………………… NIP. …………………………

Penguji I Penguji II

Font 12

Prof. Dr. Junaidi H. Matsum, M.Pd Drs. Rum Rosyid, M.M


NIP. ………………………… NIP. …………………………

Mengetahui
Ketua Program Studi,

Font 12

Dr.Okianna, M.Si.
NIP. …………………………

22 3 cm
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tesis

INTERNALISASI MORALITAS EKONOMI SISWA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Font 14
DI KOTA PONTIANAK

5 Spasi

ZAIDAN
NIM F10211001 Font 12

5 Spasi

Disetujui Font 12

Pembimbing I Pembimbing II

Font 12

Prof. Dr. H. Mashudi, M.Pd. Dr. Hj. Nur‟aini Asriati, M.Si.


NIP. ………………………… NIP. …………………………

Penguji I Penguji II

Font 12

Prof. Dr. Junaidi H. Matsum, M.Pd. Dr. Endang P., M.Si.


NIP. ………………………… NIP. …………………………

Mengetahui
Ketua Program Studi,
Font 12

Prof. Dr. H. Mashudi, M.Pd.


NIP. …………………………

23 3 cm
e. Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan keaslian tulisan berisi pernyataan penulis bahwa isi skripsi yang
ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang
diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain
untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut
plagiasi. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini.

24
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : M. Fadli Ramdani

NIM : F01111057

Jurusan/ Prodi : P. IPS / Pendidikan Ekonomi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan

tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Pontianak, Juni 2015

Yang Membuat Pernyataan

Matrai
Ttd
6000

M. Fadli Ramdani
NIM. F011111057

25 3 cm
f. Abstrak
Abstrak merupakan paragraf yang paling penting. Sesaat setelah abstrak
terbit di dalam suatu publikasi ilmiah berarti awal dari suatu perjalanan panjang
dari tulisan yang bersangkutan dimulai karena abstrak akan masuk dalam berbagai
indeks karya tulis ilmiah. Abstrak merupakan ringkasan singkat yang
komprehensif dari suatu tulisan. Abstrak yang baik adalah yang akurat, padat,
spesifik, nonevaluatif, koheren dan mudah dibaca. Panjang abstrak skripsi hasil
penelitian maksimal satu halaman, spasi satu.
Isi abstrak:
1) Masalah yang diteliti (satu kalimat jika mungkin)
2) Bentuk penelitian yang digunakan
3) Subjek/sampel (sebutkan karakteristiknya yang utama, misal: jumlah, tipe,
umur, jenis kelamin, dan cara menentukan sampel)
4) Metode (alat, bahan, instrumen, prosedur pengumpulan data dan analisisnya)
5) Temuan utama (bila kuantitatif lengkap dengan statistiknya)
6) Kesimpulan dan implikasi atau aplikasinya.

26
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Abstrak

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan mencatat jurnal


penyesuaian perusahaan pada siswa kelas X Akuntansi IV SMKN 3 Pontianak.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian
kualitatif. Sumber data penelitian ini kelas X Akuntansi IV dan datanya adalah
lembar jawaban siswa ulangan materi jurnal penyesuaian serta hasil wawancara
dengan guru akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi IV. Hasil penelitian
menunjukkan keterampilan membuat jurnal penyesuaian pemakaian persediaan
sebesar 83% masuk kategori sangat baik, penyesuaian akun biaya dibayar dimuka
sebesar 20% masuk kategori gagal, penyesuaian akun biaya yang terutang atau
masih harus dibayar sebesar 86% masuk kategori sangat baik, penyusutan aktiva
tetap sebesar 54% masuk kategori kurang, penyesuaian akun pendapatan diterima
dimuka sebesar 3% masuk kategori gagal, dan penyesuaian akun pendapatan
yang masih harus diterima sebesar 60% masuk katergori cukup。

Kata Kunci: Keterampilan Penyelesaian Materi, Jurnal Penyesuaian, dan


Perusahaan Jasa

27
3 cm
g. Kata Pengantar
Kata Pengantar berisikan beberapa hal yaitu (1) Ucapan syukur; (2) Judul
Penelitian; (3) Maksud/Tujuan; (4) Ucapan terima kasih, dan (5) Harapan akan kegunaan.

Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas
bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda
(dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari satu halaman kertas ukuran A4. Pada bagian
akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama
terang.

28
4 cm
4 cm

3 cm
Contoh Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Penyelesaian Materi

Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Pada Siswa Kelas X Akuntansi SMKN 3

Pontianak”.

Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam penyusunan dan

penyelesaian penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Endang Purwaningsih, M.M selaku dosen pembimbing

pertama.

2. ......................... (Dan seterusnya)

Penulis telah berusaha secara maksimal dalam menulis skripsi ini. Namun

skripsi ini kemungkinan masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan,

materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun untuk memperbaiki skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Pontianak, Juni 2015

Penulis

29
3 cm
h. Daftar lsi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak
subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks.
Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul subbab dan anak
subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi
hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi.

30
4 cm 4 cm

3 cm
Contoh Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

ABSTRAK..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Masalah Penelitian ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 16

A. Keterampilan Penyelesaian Materi Jurnal Penyesuaian .................... 16

B. Akuntansi Perusahaan Jasa ................................................................ 19

C. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa.................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29

A. Metode Penelitian ............................................................................. 29

B. Bentuk Penelitian ............................................................................... 30

C. Data dan Sumber Data ....................................................................... 31

31
3 cm
i. Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman
tempat pernuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus sama dengan judul
tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris
diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi
jarak dua spasi.

j. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan
nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan
lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu
dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.

k. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat
lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik
dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak
dua spasi.

l. Daftar Lainnya

Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai
makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam
matematika, ilmu eksakta, teknik, dan bahasa), maka perlu ada daftar khusus
mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda tersebut.

32
2. Isi Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian)

3. Isi Bagian Akhir


a. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka memuat buku-buku literatur, jurnal, dll yang digunakan
dalam pembuatan skripsi dan tesis.

b. Lampiran-Lampiran

Lampiran hendaknya hanya berisi dokumen penting yang secara langsung


perlu disertakan dalam suatu skripsi dan tesis, misalnya ringkasan analisis data penelitian
dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen lain yang berupa data mentah,
misalnya, tidak perlu disertakan daiam lampiran skripsi/tesis.
Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor
urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Pencantuman nomor lampiran
dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis, harus sesuai dengan urutan penyajian dalam teks.
Satu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor urut lampiran dalam tubuh
tulisan sebelumnya.

c. Riwayat Hidup

Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal-
hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan
tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang
prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu
duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat
mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi
tunggal (satu spasi).

33
BAB IV
PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL, DAN GAMBAR

A. Kutipan
1. Kutipan Langsung
a. Kutipan Langsung yang Kurang dari Lima Baris

Tulisan yang dikutip langsung dari publikasi lain jika kurang dari lima baris
harus ditulis kata demi kata dan diletakkan di dalam teks dengan diberi tanda
kutip ganda (“…”).

Contoh:

Leo Sutrisno (1998: 27) menyatakan, “Reformasi pendidikan di Indonesia harus


diarahkan pada pengubahan dari kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi
kerangka berpikir alternatif.” tetapi perubahan semacam ini memerlukan waktu
yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi.

b. Kutipan Langsung yang terdiri dari Lima Baris atau Lebih

Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih tidak ditempatkan di dalam
teks tetapi di dalam blok yang di tandai dengan inden kanan dan inden kiri tanpa
meggunakan tanda kutip.

Contoh:

Leo Sutrisno menyatakan bahwa,


Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada
pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi kerangka
berpikir alternatif. Seseorang yang menggunakan kerangka berpikir
Masuk 6 benar-salah hanya menggunakan satu pemikiran saja yang olehnya
Masuk 6
Ketukan dianggap benar. Sedangkan pemikiran-pemikiran lain dianggap Ketukan
salah. Pada umumnya, yang bersangkutan menjadi sangat fanatik
dalam mempertahankan pemikirannya karena baginya pemikiran
tersebut hanya satu-satunya yang benar. Ia menjadi sangat tertutup
terhadap pemikiran lain. (Leo Sutrisno, 1998: 27)
Tetapi, perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan
mungkin perlu beberapa generasi.

34
c. Aturan Membuat Kutipan Langsung

1. Kutipan langsung harus akurat. Kutipan langsung harus mengikuti kata-


kata, ejaan, serta tanda-tanda baca pada tulisan yang asli.

2. Tanda kutip ganda dipakai untuk kutipan di dalam teks. Tanda kutip tunggal
digunakan di dalam teks yang telah menggunakan tanda kutip ganda.

Contoh:

Leo Sutrisno (1998: 27) menyatakan, “Reformasi pendidikan di Indonesia harus


diarahkan pada pengubahan dari kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi
kerangka berpikir alternatif” tetapi perubahan semacam ini memerlukan waktu
yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi.

3. Suatu kutipan dapat diubah tanpa penjelasan bila:

a. Huruf pertama dari suatu kutipan mungkin diubah menjadi huruf besar atau
huruf kecil
b. Tanda baca pada akhir suatu kalimat yang dikutip mungkin juga dapat
diubah untuk disesuaikan dengan kalimat utama.

2. Kutipan Tak Langsung (Parafrase)


Kutipan tak langsung adalah suatu cara yang dilakukan penulis untuk
mengutip pendapat orang lain dengan tidak menyalin seluruh kalimat atau bagian
kalimat yang dikutip, tetapi hanya mengambil inti atau sari dari pendapat yang
dikutip yang kemudian dikemukakan kembali dengan menggunakan kalimat-
kalimat penulis itu sendiri. Dengan kata lain yang dikutip hanyalah gagasan atau
ide dari suatu uraian yang kemudian dipaparkan dengan menggunakan kalimat-
kalimat penulis sendiri.
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam membuat kutipan tak
langsung:
a. Kutipan tersebut diintegrasikan dengan tulisan(teks),
b. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip, dan

35
c. Jarak antarbaris ditulis mengikuti teks

3. Penghargaan kepada penulis yang dikutip

Semua bentuk tulisan yang dipinjam dari penulis lain atau tulisan sendiri
baik yang disajikan dengan kata-kata sendiri (parafrasa) maupun kutipan langsung
harus disertai penghargaan kepada penulisnya.
a. Pada kutipan langsung

Penghargaan dinyatakan dengan cara mencantumkan nama penulis dan


tahun penerbitan dan halaman di dalam tanda kurung yang diletakkan langsung di
belakang kutipan yang bersangkutan.
Contoh:
Ia menyatakan, “Reformasi pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada
pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟ (cetak miring ditambahkan penulis)
menjadi kerangka berpikir alternatif” (Sutrisno 1998, hal. 27). Tetapi, perubahan
semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa
generasi .
b. Pada kutipan yang berbentuk parafrasa

Penghargaan dinyatakan dengan cara mencantumkan nama penulis dan


tahun penerbitan di dalam tanda kurung yang diletakkan langsung di belakang
paraprasa atau kutipan yang bersangkutan.
Contoh:
Disebutkan bahwa fokus reformasi pendidikan di Indonesia adalah pengubahan
kerangka berpikir „benar-salah‟ menjadi kerangka berpikir alternatif” (Sutrisno,
1998). Tetapi, perubahan semacam ini memerlukan waktu yang lama, bahkan
mungkin perlu beberapa generasi.

c. Jika mengutip dari kutipan penulis lain jangan menghapus apapun


yang ada di dalam kutipan asli.

Kutipan semacam ini tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar rujukan,


kecuali banyak kutipan diambil dari sumber yang sama.

36
Contoh:
Disebutkan bahwa fokus reformasi pendidikan di Indonesia menurut Leo Sutrisno
(dalam Akiong, 2001) adalah pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟
menjadi kerangka berpikir alternatif. Tetapi, perubahan semacam ini
memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi

B. Daftar Rujukan

Gaya penulisan daftar pustaka menurut APA (American Psychological


Association) adalah gaya yang mengikuti format Harvard. Beberapa ciri
penulisan daftar pustaka dengan APA style adalah:
1. Tanggal publikasi dituliskan setelah nama(-nama) pengarang.
2. Referensi di dalam isi tulisan mengacu pada item di dalam daftar pustaka
dengan cara menuliskan nama belakang (surname) pengarang diikuti
tanggal penerbitan yang dituliskan di antara kurung.
3. Urutan daftar pustaka adalah berdasarkan nama belakang pengarang.
Jika suatu referensi tidak memilik nama pengarang maka judul referensi
digunakan untuk mengurutkan referensi tersebut di antara referensi lain
yang tetap diurutkan berdasarkan nama belakang pengarang.
4. Daftar pustaka tidak dibagi-bagi menjadi bagian-bagian berdasarkan jenis
pustaka, misalnya buku, jurnal dan sebagainya.
5. Judul referensi dituliskan secara italic. Jika daftar pustaka ditulis tangan
maka judul digaris bawahi.
Berdasarkan jenis referensi, berikut ini adalah panduan dan contoh
penulisan daftar pustaka berdasarkan APA style:
Daftar rujukan (referensi) yang berada di bagian belakang dari suatu tulisan
ilmiah berfungsi memberi informasi untuk mengidentifikasi dan mencari kembali
masing-masing sumber bacaan. Rujukan yang dikutip di dalam teks harus muncul
pada daftar rujukan, sebaliknya, setiap entry pada daftar rujukan harus dikutip di
dalam teks. Daftar rujukan yang dipersiapkan dengan akurat akan menunjukkan
kredibilitas penulisnya.
Daftar rujukan berbeda dengan daftar bacaan (bibliografi) yang merupakan

37
bacaan untuk bacaan latar belakang atau bacaan lanjut. Rujukan yang dikutip
dalam teks harus sama dengan yang berada di dalam daftar rujukan baik ejaan
maupun tahunnya.
Agar akurat dan lengkap dalam menyusun daftar rujukan, sebaiknya rujukan
diperiksa kembali berdasarkan sumber aslinya. Perhatikan nama penulis, tahun
terbit, judul dan informasi penerbitan. Cermati ejaan, terutama jika bahasa asing.
Jangan lupa, perhatikan penulisan nama.
Entry dalam daftar rujukan diatur secara alpabetis, huruf demi huruf nama
keluarga (surname) penulis utama. Penulis utama adalah penulis yang tercantum
pada urutan pertama pada sumber bacaan yang diacu. Jika seorang diri ia adalah
penulis utama.
Rujukan yang terdiri atas beberapa tulisan satu orang penulis diurutkan
menurut angka tahun penerbitan.
Rujukan yang terdiri atas beberapa tulisan dari seorang penulis dalam satu
tahun yang sama, diurutkan sesuai dengan urutan kemunculannya di dalam teks
dengan menambahkan abjad di belakang tahun penerbitan (1998a, 1998b, 1998c).

a. Penulisan nama penulis


1. Bila informasinya memungkinkan, bagian ini dimulai dengan nama
keluarga (jika ada) diikuti inisial nama “depan” dan / atau inisial
nama “tengah” atau yang lain(initial).
Contoh:
Comell, D. P., Siregar, R. O., Mawengkang, J. T., Alchadrie, Sy. I.,
2. Preposisi seperti de, la, du, van, von dll jangan disatukan dengan
penulisan nama keluarga. Sedangkan Mc, Mac, dan M‟ dapat
disatukan dengan namakeluarga.
Contoh:
Aert, J. H. Van, Magnis, S. O. Von, McArthur, P. W., Mac Donald, R.
H., M‟Dowd, L.V.,
3. Bila tidak mungkin tulislah secara utuh sesuai dengan urutan yang
tercantum dalam sumber bacaan yang ditulisnya.
Contoh:

38
Dedi Supriadi, Urai Husna Asmara, Masrikah Djawari. Sri Buwono,
Yoseph Thomas, Sesilia Seli, Bambang Wijaya, Sri Mulyani, M.J.
Margiati
4. Bila penulisnya kurang dari enam orang semua nama ditulis dengan
aturan yang sama seperti satu orang, dipisahkan dengan tanda koma,
”,” dan di depan penulis terakhir diberi”&”.
Contoh:
August, D.L., Flavell, J.H. & Clift, R., Sugiatno, Edy Yusmin, Halini,
& Zubaidah
5. Bila penulisnya enam orang atau lebih, hanya dituliskan penulis
pertama diikuti ”,” dan ”et al” atau”dkk”.
6. Bila penulisnya kelompok, tulis lengkap nama kelmpok itu.
Contoh:
Himpunan Matematika Indonesia.Departemen Pendidikan Nasional.
7. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”

b. Penulisan tahun penerbitan


1. Tuliskan tahun sumber referensi itu dikerjakan atau dipublikasikan
tanpa tandakurung.
2. Bila pertemuan, kongres, seminar, lokakarya, dan sejenisnya tuliskan
”Bulan” pelaksanaannya langsung dibelakang tahun yang dipisahkan
dengan tanda koma”,”
3. Bila surat kabar, majalah dan sejenisnya, cantumkan juga ”Tanggal
dan Bulan” terbitnya langsung di belakangtahun.
4. Bila telah diterima untuk diterbitkan tetapi belum terbit, di belakang
tahun di tambah ”in press” dalam tanda‟kurung‟
5. Bila tahun penerbitan tidak ada, tuliskan ”(tanpa tahun)” langsung di
belakang namapenulis.
6. Bila tidak diterbitkan, tambahkan di belakang tahun kata ”tidak
diterbitkan” dalam tandakurung.
7. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”

39
c. Penulisan judul
1. Hanya huruf pertama dari judul dan huruf pertama dari sub judul yang
dituliskan dengan hurufbesar.
2. Sertakan informasi yang tidak ‟rutin‟ misalnya: Surat pembaca,
monograf, Abstrak, CD-ROM, atau Web-Site di dalam tanda kurung
besar ”[......]” langsung di belakangjudul.
3. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”

d. Penulisan berkala
1. Tuliskan lengkap ”nama berkala/jurnal” yang bersangkutan / tidak
disingkat.
2. Tuliskan nomor tahun atau volume berkala yang bersangkutan tanpa
tandakurung.
3. Jika setiap nomor dimulai dengan halaman 1 (satu), cantumkan nomor
terbitannya di dalam tanda kurung ”(.....)” langsung di belakang
bagianjudul.
4. Sertakanhalamannya.
5. Pisahkan semua elemen-elemen ini dengan koma”,”
6. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”

e. Penulisan informasi penerbit


1. Bila berupa buku, cantumkan Kota penerbit dan nama penerbitnya
yang dipisahkan dengan tanda ”:”. Akhiri dengan tanda titik“.”
2. Bila berupa terbitan berkala, ikuti 2.1.4. Akhiri bagian ini dengan
tanda titik“.”

1. Penulisan Rujukan dalam Daftar Secara Lengkap

a. Artikel berkala (jurnal atau majalah)

Urutan penulisan:
Penulis.Tahun.Judul artikel. Nama Berkala. Volume (nomor):
Halaman. Nama berkala dan volumenya dicetak tebal.

40
Contoh:
Bekerian, D. A. (1993).In search of typical eyewitness.American Psychologist.
48: 574-576
August, D. L., Flavell, J.H. & Clift, R., (1985).Comparison of comprehensions
monitoring of skilled and less skilled readers.Reading Research
Quarterty. 20 (1): 39-53
Stock, W.A. et al. (1982) Rigor in data sythesis: a case study of reliability in
meta-analysis. Educational Researcher.11 (15):10-14.
Edy Tandililing. (1998). Remediasi Hasil Belajar Fisika SMU Kelas 1. Suara
Almamater. Vol :1-10.

b. Makalah disajikan dalamseminar/lokakarya

Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul
makalah. Nama seminar/lokakarya; Kota tempat seminar/lokakarya. Judul
makalah dicetak tebal.
Contoh:
Leo Sutrisno. (2000, 24-25 September).Gender dalam Pendidikan Fisika di
Indonesia. Makalah untuk seminar Projek HEDS-JICA
Unsri.Palembang.

c. Makalah yang tidak diterbitkan

Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul
makalah.Kota dan instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
Contoh:
Leo Sutrisno. (1996). (Tidak diterbitkan).Reformasi Pendidikan. Makalah
sumbang saran bagi Mendikbud. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Leo Sutrisno. (2000). Uji-uji Statistik untuk Dua Variabel yang Saling
Berhubungan.Makalah untuk kuliah program M.Si ilmu-ilmu sosial.

41
Pontianak.
Leo Sutrisno. (2002). Penelitian Kuantitatif Vs Kualitatif: Debat yang Tak
Kunjung Henti. Makalah untuk kuliah program M.Si ilmu-ilmu sosial.
Pontianak.
d. Surat Kabar

Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul artikel.
Nama Surat Kabar.
Contoh:
Mahrus Irsyam. (2002, 16 Januari, hal:4-5). Terapi Membenahi ke-
“Amburadul”-an Birokrasi. Kompas.
e. Buku

Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun). Judul buku. Kota penerbit: Nama penerbit.
(1) Judul buku ditulis dengan huruf tebal
Contoh:
Fery Ansi. (1988a). Pengantar Ekonomi. Jakarta: Aksara.
Fery Ansi. (1988b). Pengantar Bisnis. Jakarta: Aksara.

(2) Nomor cetakan atau nomor edisi ditulis di dalam tanda kurung di belakang
judulbuku.
Contoh:
JB.Adimassana.(1986). Ki Ageng Suryametaram tentang Citra
Manusia.(Cetakan ke-1). Yogyakarta: Kanisius.
Gorys Keraf. (1983). Komposisi.(Cetakan ke-5). Endeh: Arnoldus.

(3) Bila penulis sebagai penyunting atau editor maka kata ”Editor/penyunting”
ditulis di dalam kurung langsung dan diletakkan di belakang nama penulis
yangbersangkutan.

42
Contoh:
Sindhunata.(Editor). (2001). Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman.
Yogyakarta: Kanisius.

(4) Bila penulisnya berbentuk kelompok dalam suatu instansi tertentu, nama
instansi yang menerbitkan menggantikan posisi namapenulis.
Contoh:
Program Pascasarjana Universitas Gajahmada. (1998). Petunjuk Penulisan
Usulan Penelitian dan Tesis.Yogyakarta.

f. Bagian/bab dari suatu buku


Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun). Judul.Dalam Nama Penyunting; (Editor); Judul
Buku. Kota penerbit: Nama penerbit, halaman.
Contoh:
Wuri Sudjatmiko. (2000). Pendidikan Tinggi dan Demokrasi. Dalam
Sindhunata (Editor). Menggagas Paradigma Baru Pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius, hal: 35-48.

g. Buku terjemahan

Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun). Judul buku dalam edisi Indonesia; (Nama
penterjemah); Kota penerbit: Nama penerbit.
Contoh:
Niels Mulder. (2001). Individu, Masyarakat, dan Sejarah. (Penterjemah: A
Widyamartaya). Yogyakarta: Kanisius.

h. Rujukan dari artikel dalam jurnal dari CD-ROM

Urutan penulisannya sama dengan penulisan rujukan dari artikel dalam


jurnal cetak ditambah dengan penyebutan CD-ROMnya dalam kurung.

43
Contoh:
Krashen, S. & Long, M. (1979).Age.Rate and Eventual Attaiment in Second
Language Acquistion.TESOL Quarterly, 13:573- 82 (CD-ROM:
TESOL Quarterly-Digital, 1977).
Okey, J.R. (1973). The Effect of a mastery teaching strategy on teacher
attitudes and pupils achievements. Makalah disajikan pertemuan
tahunan The National Centre for Research in Science Teaching. Detroit.
Maret tanpa tanggal.ERIC No. ED080311.

i. Rujukan dari internet berupa karyaindividual

Urutan penulisannya sama dengan penulisan rujukan dari artikel dalam


jurnal cetak, diikuti kata dalam kurung (Online), (alamat sumber rujukan dan
tanggal dikunjungi)
Contoh:
Hitchcock, S., Crr, L. & Hall, W. (1996).A Survey of STM Online Journals,
1990-95: The Calm before the Storm. (Online). (http//journal ecs
sotonac.uk/survey/survey. html, dikunjungi 12 Juni 1996).

j. Rujukan dari internet berupa artikel dari jurnal

Urutan penulisannya sama dengan penulisan rujukan dari artikel dalam


jurnal cetak, diikuti kata dalam kurung (Online), (alamat sumber rujukan dan
tanggal dikunjungi)
Contoh:
Kumaidi.(1998). Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan
Tesnya.Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online). (http://www.malang.ac.id,
Januari 2007).

k. Rujukan dari internet berupa bahan diskusi

Urutan penulisan sama seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tanggal bulan tahun. Topik bahan diskusi.Nama bahan diskusi
(ditebalkan) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), diakhiri dengan

44
alamat sumber e-mail rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
dikunjungi, diantara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Chating Internet Sites NETTRAIN
discussion List. (Online). (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses
22 November 1995).

l. Rujukan dari internet berupa E-mail pribadi


Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-
mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal bulan tahun.Topik isi
bahan (ditebalkan).Nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat
e-mail yang dikirim).
Contoh:
Dali S. Naga. (ikip-jkt@indo,net.id). 1 Oktober 1997.Artikel untuk JIP. E-mail
kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywen.or.id)

C. Penyajian Tabel

Tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel,
pembaca akan memahami dan menafsirkan data secara cepat. Tabel yang lebih
dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) yang
ditempatkan di atas tubuh tabel. Jika lebih dari satu halaman, maka bagian kepala
tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel
pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horisontal.Pada halaman
berikutnya, tuliskan “Lanjutan Tabel...” pada tepi kiri atas. Nomor Tabel
menggunakan angka Arab-Hindu terdiri dari dua bagian, nomor yang merujuk bab
dimana tabel berada dan nomor urut tabel yang bersangkutan di dalam bab
yangmencakupinya.

45
Contoh :
Nomor Tabel 4.1 merujuk bahwa tabel terletak pada bab IV nomor urut
yang pertama.
Pengacuan tabel menggunakan angka dalam teks bukan dengan
menggunakan kata “tabel di atas” atau “tabel di bawah”. Garis yang paling atas
dari tabel diletakkan tiga spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalan
(heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus dicantumkan. Istilah-
istilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk
singkatan/lambang: No, %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan
menggunakan spasi tunggal.
Tabel yang dikutif dari sumber lain wajib perlu diperhatikan mengenai nama
penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli dan dituliskan di bawah
tubuh dengan jarak satu setengah spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari
tepi kiri.
Contoh:
TABEL 4.1: Guideline for unbised language
Problematic Preferred
Guideline I: use an appropriate level of specificty
behavior was typicaly female The client’s behavior was (specify)
Guideline 2: Be sensitive to labels
Participants were 300 Orientals There 300 Asians participants
Comment : Orientals is considered pejoratice; use Asian, or be more specific
The eldery Older people
Comment: use adjectives as adjectives instead of than as noun
Tabel Bersambung

46
TABEL 4.1, sambungan
Problematic Preferred
Our study included 60 subjects Sixty people participated in our study
Man, mankind People, humanity, human being, humankind,
Man a project Staff a projecy, hire personel, amploy staff
Manpower Workforce, personel, worker

Penyajian Gambar

Istilah gambar mengacu pada foto, grafik chart, peta, sket, diagram, bagan,
dan gambar lainnya.Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual
yang dapat dengan mudah dipahami.Gambar tidak harus dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu
yang signifikan.Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan dta statistik
berbentukgrafik.
Aturan:
1. Judul gambar ditempatkan di bawahgambar.
2. Cara dinomori dengan menggunakan angka Arab-Hindu seperti pada
penomorantabel.
3. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahuluigambar.
4. Gambar diacu dengan menggunakan angk, bukan dengan menggunakan kata
gambar di atas atau gambar dibawah.

47
Contoh :

Keterampilan mengajar

Menyusun materi siap saji Pedagogi /pengajaran


Lama: Lama:alih pengetahuan
- Dariatas Baru: konstruksi pengetahuan
- Paraahli
- Kaku baru
- Dari kebutuhansiswa
- Parapenjagar
- Lentur
Evaluasi
Lama:Reproduksi
pengetahuan
Baru : Demonstrasi
pengetahuan

GAMBAR 4.1: Perbandingan Silabus Lama dan Baru

48
BAB V
PENELITIAN KUANTITATIF

Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya


bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat substantif
dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis. Karena
kompleksnya materi yang disajikan, laporan penelitian kuantitatif perlu diatur
sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah menemukan setiap
bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk skripsi terutama ditujukan
untuk kepentingan masyarakat akademik. Laporan untuk masyarakat akademik
cenderung bersifat teknis substantif, berisi apa yang diteliti secara lengkap, mengapa hal
itu diteliti, cara melakukan penelitian, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan
penelitian. Isinya disajikan secara lugas dan objektif. Format laporan cenderung baku,
mengikuti ketentuan dari perguruan tinggi atau suatu kelompok masyarakati akademik.

A. Sistematika

Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif


dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir
1. Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32)
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya

49
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian)
B. Penelitian yang Relevan
C. Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian
E. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
B. Hasil Analisis Data
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir


1. Isi Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32)

50
2. Isi Bagian Inti

Skripsi dibatasi jumlah halamannya. Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75
halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti pendukung kinerja penulisan
skripsi tidak perlu disertakan sebagai bagian dari skripsi akan tetapi cukup dibawa ke
forum ujian skripsi.

Bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil
Analisis, Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan
pada bahasan berikut.

BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca
untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa
penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat
(1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan
penelitian (5) asumsi penelitian, (6) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (7)
definisi istilah/operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan


kenyataan, baik kesenjangan teoretis ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi
masalah yang diteliti. Di dalam latarbelakang masalah ini dipaparkan Grand Theory,
hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun
pengalarnan/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti.
Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak
yang lebih kokoh.
Hasil kajian pustaka dan/atau kerangka teori yang biasanya dipaparkan pada
bab tersendiri ditulis secara terpadu dalam bagian latar belakang masalah untuk
mendukung argumentasi penulis sesuai dengan relevansinya.

51
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan rriasalah
merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya
data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata
pelajaran Matematika?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan
masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah
penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan
penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP
dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika.

D. Manfaat Penelitian

Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain,
uraian dalam subbab Kegunaan Penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang
diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian
terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

52
E. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian tidak harus ada. Asumsi dapat ditulis jika memang benar-
benar diperlukan.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya,
peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan
skala sikap. Dalam hal ini dia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang
diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang
diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau METODEs. Asumsi substantif
berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi METODEs berkenaan
dengan METODE penelitian.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian


Pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi
atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga
dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-
indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi dan tesis.
Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi
temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian
menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian.
Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan
ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural,
teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian
berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang
tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.

G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional


Definisi istilah atau definisi operasionai diperlukan apabila diperkirakan akan
timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penjelasan istilah
tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang
berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi atau tesis.

53
Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut
terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah
disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah
lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.
Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan
menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu kepada bagaimana
mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasionai dari variabel "prestasi
aritmatika" adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau
konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu,
penyusunan definisi operasionai memungkinkan orang lain melakukan hal yang
serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh
orang lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian dalam Bentuk beberapa


Subjudul)

Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu


masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh
jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib
mengkaji teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang
diteliti yang dipaparkan dalam Bab II (Kajian Pustaka). Dalam tesis teori yang dikaji
tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan
kerangka berpikir peneliti.
Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi teoretis tentang objek
(variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa

54
argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat
memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya
kajian teori yang memadai. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih, sebagai landasan
penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan.Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam
satu subbab t e rs e n di r i.
Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya dalam Bab ini didasarkan pada
tiga kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80 persen pustaka yang dirujuk
terbit sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran (minimal 80% pustaka yang
dirujuk berasai dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal, skripsi, tesis, disertasi,
dan laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi (hanya pustaka yang relevan dengan
masalah yang diteliti saja yang dirujuk). Jumlah halaman Bab II yang berisi hasil kajian
pustaka ini maksimal 10 persen dari seluruh. isi bagian inti skripsi dan tesis.

B. Penelitian Yang Relevan


Penelitian yang relevan adalah penelitian yang berhubungan dengan variabel
penelitian yang sedang dikerjakan. Ditulis dalam bentuk paragraf tidak dalam bentuk
point-point. Cukup mengutif secara singkat hasil dari penelitian tersebut. Penelitian
yang relevan akan dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada bagian
pembahasan di Bab IV, dimana letak persamaan dan perbedaan hasil penelitian yang
telah dilakukan kedua-dua nya dibahas. Kenapa sama dan kenapa berbeda hasilnya.

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan/atau tinjauan pustaka yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian hipotesis dapat
ditempatkan setelah paparan kajian pustaka.
Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin

55
dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun, secara teknis, hipotesis penelitian
dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang
diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, di dalam
latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan
dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam
rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar
variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswaSMP dengan prestasi
belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk
perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi
belajar yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Matematika dibandingkan dengan yang
tingkat kecerdasannya sedang.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan
secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.

BAB III METODE PENELITIAN


Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab Metode Penelitian paling tidak
mencakup (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen penelitian,
(4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.

A. Prosedur Penelitian

Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu


diberikan untuk setiap jenis penelitian. Dalam penelitian eksperimen, rancangan
penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh
data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam
penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling
memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam
penelitian eksperimental selalu mengacu kepada hipotesis yang akan diuji.

56
Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab Rancangan Penelitian
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survey, atau
penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini
dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan
antara variabel-variabel tersebut.

B. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan
mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya
adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek
penelitian, terutama-dalam penelitian ekperimental. Dalam survey, sumber data
lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek,
tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan
agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya
adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat
mericerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel
merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud
menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan
sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.

Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah; (a)
identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur
dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.

C. Teknik Pengumpulan Data


Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang
terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan
pengumpulan data.

57
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data,
perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk
menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang
berwenang, dan hai lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat
dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.

D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen
pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan
cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang
diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Suatu instrumen yang baik juga harus
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Dalam tesis, harus ada bagian yang
menjelaskan proses validasi instrumen.
Instrumen penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah baku, atau
instrumen yang sudah baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang dikembangkan
sendiri oleh peneliti. Jika instrumen penelitian diambil dari instrumen yang sudah baku,
maka jabaran variabelnya tidak perlu dipaparkan lagi. Namun, apabila peneliti
mengadaptasi instrumen baku atau mengembangkan instrumen sendiri, peneliti perlu
memaparkan proses dan hasil validasi instrumen.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara
pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk
alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang
digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam ilmu eksakta, istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang
tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh
karena itu, subbab Instrumen Penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.

E. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari
metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat digunakan secara bertahap, yaitu statistik

58
deskriptif dan dilanjutkan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat
statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan statistik parametrik atau
non perametrik harus memperhatikan karakteristik dan distribusi data yg diperoleh.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang
dikumpulkan dengan tetap berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai atau
hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam
analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan,
perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih
sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar.
Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang
populer), uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam
analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for
Windows.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian yang menguji hipotesis, laporan mengenai hasil-hasil yang


diperoleh sebaiknya dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian pertama berisi uraian
tentang karakteristik masing-masing variabel. Bagian kedua memuat uraian tentang
hasil pengujian hipotesis.

A. Deskripsi Data
Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini
diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-
masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik
deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa
histogram, nilai rerata, simpangan baku,atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan
dalam subbab tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan
penelitian.
Materi yang disajikan dalam Bab III dari skripsi dan tesis adalah temuan-
temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara

59
singkat tetapi bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk
menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan).
Temuan penelitian yang telah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik,
tabel, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang
hal tersebut masih diperlukan. Namuh, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-
hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
B. Hasil Analisis Data
Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam
pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena
penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan
yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data,
perencanaan baru, tindakan dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan
seterusnya.
C. Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda
dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis
penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan
masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu
secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada
interpretasi atas angka statistic yang diperoleh dari perhitungan statistik dengan
merujuk ke hipotesis statistik.

D. Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan memiliki arti
penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah: (1)
menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai;
(2) menafsirkan temuan-temuan penelitian; (3) mengintegrasikan temuan penelitian
ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan; (4) memodifikasi teori yang ada
atau menyusun teori baru; dan (5) rnenjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil
penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran

60
terhadap temuan penelitian dilakukan,dengan menggunakan logika dan teori-teori
yang ada.
Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah
ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks
khazanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-
temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan.
Oleh karena itu, hasil kajian pustaka, khususnya yang berisi hasil-hasil penelitian
sebelumnya, yang biasanya disajikan dalam bab tersendiri juga ditulis secara terpadu
dalam Bab IV dan digunakan untuk membandingkannya dengan hasi| analisis penetiti.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain
yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap
hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya apabila
didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil
penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini.
Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dalamhya dicantumkan
juga hasil/temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti
mampu memberikan penjelasan teoretis ataupun METODEs bahwa temuannya
memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis
penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan suatu
hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonMETODEs, seperti adanya intervensi
variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis
yang diajukan. Kedua, karena kesalahan rnetodologis, misalnya instrumen yang
digunakan tidak sahih atau kurang reliabel.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal
modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang
dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian,
hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.

61
BAB V PENUTUP
Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi atau Tesis dimuat dua hal pokok,
yaitu kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan
penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang rnengacu
kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik
dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya
temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil analisis yang telah diuraikan
secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang
ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan
masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap
terpelihara.

B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya benar benar
merujuk ke batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran dapat meliputi
implementasi hasil penelitian dan/atau saran untuk penelitian selanjutnya.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional.
Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, dia tidak mengalami
kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang
diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi,
lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

3. Isi Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)

62
BAB VI
PENELITIAN KUALITATIF

Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk menggali dan


mengungkapkan kebenaran realita yang mampu direkam oleh panca indra
bersamaan dengan itu direfleksikan oleh peneliti dengan diinterpretasikan.
Penelitian kualitatif ada beberapa jenis antara lain etnografi, hermeneutika,
fenomenologi, groundedtheory dan studi kasus. Dalam penyelesaian penelitian
harus secara spesifik mengacu pada paradigma mana yang akan dipergunakan.
Dalam penelitian kualitatif analisis yang digunakan dengan metode induktif.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, memaknai kancah penelitian dengan
dibantu oleh instrument pengumpulan data wawancara, panduan observasi dengan
alat rekam yang lain serta berbagai instrument yang diperlukan. Pemaknaan data
dari kancah penelitian dilaksanakan bersamaan dengan proses berjalannya
penelitian melalui langkah langkah analisis data mulai dari proses reduksi data
menjadi konsep dan selanjutnya melalui tahap teorisasi konsep-konsep
dikelompokkan, diintegrasikan dan dikomparasikan.
Hasil penelitian kualitatif diselaraskan dengan paradigma penelitian
kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen yang memiliki
pengetahuan, keahlian dan kedalaman keilmuan dalam bidang yang diteliti
sehingga hal ini menjadi sudut pandang bagi peneliti untuk melihat, menelaah,
memaknai, menyimpulkan dan akhirnya melaporkan serta menganalisis data dari
kancah penelitian.

A. Sistematika

Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kualitatif dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir
1. Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32)

Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan

63
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya

2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Deskripsi teori
B. Penelitian Yang relevean
C. Hipotesis (jika ada)

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Kehadiran Peneliti
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber dan Data Penelitian
E. Prosedur Pengumpulan Data
F. Analisis Data
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

BAB IV PAPARAN DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi, Saran, Implikasi, Penelitian Berikutnya

3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)

64
B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir
1. Isi Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32)

2. Isi Bagian Inti


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
Latar belakang dalam penelitian kualitatif merupakan penggambaran
fenomena yang terjadi. Hal ini dapat berupa hal yang unik, sebuah permasalahan,
komunitas, kajian budaya, permasalahan khusus, interaksi sosial, interaksi proses
dalam pembelajaran yang unik, cara belajar, yang merupakan fenomena yang
terjadi yang dalam justifikasi peneliti akan sulit dipecahkan permasalahan jika
dilakukan pendekatan penelitian dengan menggunakan kuantitatif. Paparkan
pentingnya penelitian dilakukan dengan menggambarkan secara naratif atau
argumentatif pentingnya fenomena yang akan diteliti, sertakan penelitian yang
relevan yang pernah dilakukan sebagai pijakan awal serta sebagai pembuka
khazanah permasalahan yang akan diteliti.
Berdasarkan paradigma penelitian kualitatif harus jelas metode yang akan
digunakan dalam penelitian yakni antara metode etnografi, hermenetika,
fenomenologi, grounded theory atau studi kasus. Etnografi, ketika peneliti akan
meneliti latar budaya. Hermenitika, ketika peneliti akan menggali makna yang
dimaksud oleh penulis/pengujar dalam suatu teks. Fenomemologi, ketika peneliti
akan meneliti permasahalan yang berkaitan dengan latar fenomena yang sedang
terjadi. Grounded theory, ketika peneliti akan membangun suatu teori. Studi
kasus, ketika peneliti berfokus pada fenomena sosial yang khas/unik.
Latar belakang ditulis dalam uraian yang argumentatif, berusaha
meyakinkan bahwa permasalahan yang akan diteliti adalah hal yang penting dan
menarik untuk diteliti. Permasalahan diambil dari fenomena yang terjadi di
masyarakat. Deskripsikan dengan jelas permasalahan yang ada dalam setting
yang akan diteliti dengan melihat beberapa pertimbangan berikut ini.
1. Uraikan alasan yang masuk akal pentingnya permasalahan untuk diteliti
didukung oleh referensi, fakta dan temuan yang relevan.

65
2. Tunjukkan kesenjangan yang terjadi diantara penelitian-penelitian
sebelumnya.
3. Paparkan kejelasan permasalahan yang akan diteliti berupa penegasan dalam
uraian singkat (thesis statement) “bukan menuliskan judul penelitian”.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan ringkasan dari latar belakang masalah dalam
kalimat yang lebih ringkas. Penulisan fokus penelitian berisi uraian pokok
permasalahan dalam suatu konteks tertentu dalam masyarakat.
Penulisan fokus penelitian dilakukan dengan cara menyusun kalimat dalam
bentuk logika yang membawa pembaca mengerti bahwa fokus yang dituliskan
adalah sebuah permasalahan yang harus diteliti. Peneliti harus berargumentasi
dengan logika yang runtut untuk menunjukkan maksud permasalahan yang akan
diteliti.

C. Manfaat Hasil Penelitian


Kegunaan hasil penelitian merupakan manfaat yang dapat dihasilkan dari
penelitian yang dilakukan.Kegunaan penelitian dapat ditujukan secara praktis dan
teoritis.Tuliskan pihak mana dan siapa saja yang kemungkinan memiliki
kepentingan dengan penelitian yang diteliti.

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Deskripsi Teori
Teori dalam penelitian kualitatif dipergunakan untuk membantu
menjelaskan data yang diperoleh di lapangan ketika peneliti masuk dalam kancah
penelitian. Pilih teori yang relevan dengan tema penelitian. Teori juga berfungsi
sebagai bahan pembahas hasil penelitian.

B. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian terdahulu dan tidak
selalu sama dengan penelitian yang diajukan. Tujuan mengemukakan penelitian
yang relevan adalah untuk menganalisa sejauh mana hasil-hasil penelitian yang
telah ada ragamnya dalam bidang yang akan diteliti ataupun penggunaannya

66
dalam bidang lain.

C. Hipotesis
Penelitian kualitatif tidak wajib mengajukan hipotesis. Hipotesis dalam
penelitian kualitatf merupakan hipotesis berjalan dan diuji berdasarkan fakta di
lapangan, hipotesis ini dapat berubah sesuai dengan hasil penelitian lapangan.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Tuliskan dengan jelas penelitian yang akan dilakukan apakah menggunakan
metode studi kasus, fenemenologi, hermeneutika, etnografi atau berdasarkan pada
grounded theory. Tuliskan alasan singkat penggunaan metode penelitian yang
dipilih.

B. Kehadiran peneliti
Jelaskan bagaimana peneliti masuk ke kancah penelitian. Peneliti
menjelaskan kehadiran peneliti apakah sebagai partisipan, observer partisipan
yang diketahui, atau tidak diketahui statusnya sebagai peneliti.

C. Lokasi Penelitian
Deskripsikan lokasi kancah penelitian sesuai dengan setting, spesifik sesuai
dengan tema, serta langsung mengarah pada interaksi sosial dimana tema yang
akan diteliti itu muncul.

D. Sumber dan Data Penelitian


Terangkan bagaimana caranya data diperoleh, data apa yang diperlukan.
Dalam penelitian kualitatif semua jenis data dapat dipergunakan untuk menjamin
tingkat kejenuhan dan keterpercayaan data.

E. Prosedur Pengumpulan Data


Berdasarkan kehadiran peneliti menentukan bagaimana teknik pengumpulan
data. Ketika peneliti sebagai instrumen dalam pengumpulan data maka peneliti
mengumpulkan data berdasarkan panca indra dan persepsinya bila diperlukan

67
gunakan alat rekam serta membuat catatan lapangan. Alat bantu seperti angket,
perekam, cek list, pengukuran, wawancara dapat dipergunakan dengan
mempertimbangkan status kehadiran peneliti.

F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama dan sesudah di
lapangan. Setiap memperoleh data dari catatan lapangan selalu dianailis selama
proses di kancah penelitian. Jelaskan cara melakukan tipologi (Analisis domain,
taxonomis, komponensial, tema), pemrosesan satuan (penamaan berdasarkan latar
bukan persepsi peneliti), kategorisasi (pengelompokan atas dasar sifat kesamaan
data yang menjadi bangunan konstruksi data), penafsiran data (dilakukan mulai
sejak di lapangan sehingga sudah ada penghalusan data, penyusunan kategori,
yang berarti sudah menjadi bagian dari toeri yang nantinya diformulasikan secara
deskriptif atupun proporsional).

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Kualitatif validitas dan reliabilitas dalam penelitian mengikuti kaidah-kaidah
dalam penelitian kualitatif yang meliputi trianggulasi, perpanjangan partisipan,
kredibilitas (derajat kepercayaan internal melalui perpanjangan pengamatan,
ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman sejawat, memberchecking),
tranversibility (hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain atau
tidak).

BAB IV PAPARAN DATA, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN


Bab ini memuat temuan penelitian berupa data yang diperoleh dengan
menggunakan deskripsi data yang mudah dipahami.Pemaparan data disajikan
sesuai dengan fokus penelitian.Tunjukkan bahwa data telah valid dengan
menunjukkan tingkat kejenuhan data berdasarkan verifikasi data yang digunakan.
Uraikan hasil analisis data sesuai dengan tipologi, pemrosesan satuan,
kategorisasi dan penafsiran data dalam bentuk tabel, grafik, diagram, taksonomi
yang mudah dipahami oleh pembaca untuk dilakukan proses analisis data.
Pembahasan merupakan salah satu bagian yang menunjukkan ketajaman

68
peneliti dalam mensikapi hasil penelitian. Pembahasan dilakukan dengan cara
menelaah secara kritis hasil temuan berdasarkan data yang telah valid untuk
menjelaskan fenomena kajian penelitian. Pembahasan dilakukan dengan
membandingkan hasil penelitian dengan teori.Selain itu juga membandingkan
dengan penelitian terdahulu.

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuliskan intisari dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dan dibahas
dalam bab sebelumnya.
B. Rekomendasi, Saran, Implikasi, Penelitian Berikutnya
Pada bagian ini peneliti dapat memilih apakah akan menyarankan dalam
bentuk implikasi penelitian kepada pihak-pihak tertentu berdasarkan tujuan
penelitian atau merekomendasikan untuk diadakan penelitian kaitannya dengan
proses ataupun hasil penelitian. Jika dirasa perlu tuliskan kelemahan dalam proses
penelitian agar peneliti selanjutnya tidak melakukan kesalahan yang sama yang
berakibat hasil penelitian kurang baik atau tidak sesuai harapan.

3. Isi Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)

69
BAB VII
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Skripsi dan tesis berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


berisi upaya penelitian dalam mengatasi permasalahan pembelajaran. Penelitian
diawali dengan upaya mengungkapkan penyebab dari permasalahan pembelajaran
yang dihadapi, seperti kekurangaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar,
kesulitan peserta didik dalam mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu dan
kesalahan-kesalahan konsep yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran
yang sebelumnya. Pengungkapan masalah ini kemudian dilanjutkan dengan upaya
pemecahan masalah berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan,
meningkatkan kenerja guru serta kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.
Skripsi dan tesis berdasarkan PTK harus dilakukan secara kolaboratif.
Kualitas kolaboratif sebagai pengamat untuk skripsi dan tesis memerlukan tingkat
kecermatan pengamatan proses yang terjadi dalam kelas.
Skripsi yang ditulis berdasarkan PTK menjelaskan bagaimana upaya
mengatasi permasalahan yang terjadi disuatu kelas. Demikian juga tesis yang
ditulis berdasarkan PTK tetapi dalam tesis harus juga diuraikan lebih rinci
bagaimana ketercapaian keberhasilan tindakannya. Beda antara skripsi dan tesis
yang ditulis berdasarkan PTK dapat diupayakan salah satunya dalam bentuk
jumlah tindakan yang diberikan sebagai upaya mengatasi masalah. Sebagai
contoh, untuk skripsi cukup satu tindakan, misalnya penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share; sementara untuk tesis dapat digabungkan dua
strategi pembelajaran untuk mengatasi masalah, misalnya melalui penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dengan penugasan
menulis jurnal belajar. Beda antara skripsi dan tesis yang ditulis berdasarkan PTK
juga dapat diupayakan dalam hal kedalaman argumentasi penetapan volume
pelaksanaan PTK. Misalnya untuk skripsi penetapan berdasarkan satu argumentasi
dan tesis minimal berdasarkan dua argumentasi.

70
A. Sistematika Penelian Tindakan Kelas terdiri dari:

1. Bagian Awal (Lihat dihalaman 9-32)


Hal-hal yang termasuk bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak :
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
2. Bagian Inti
Bagian inti meliputi bab-bab berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
B. Penelitian yang Relevan
C. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
B. Subyek dan Lokasi Penelitian
C. Kolaborator Penelitian
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
F. Indikator Keberhasilan

71
G. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

3. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat:
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti Dan Bagian Akhir


Isi Bagian Awal
Unsur-unsur yang harus ada pada bagian awal skripsi dan tesis pada
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sama dengan penelitian yang lain. Susunan dan
unsur-unsur tersebut dan uraiannya juga sama.
Isi Bagian Inti
Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75 halaman, bagian inti tesis tidak
boleh lebih dari 100 halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti
pendukung kinerja penulisan skripsi dan tesis tidak perlu disertakan sebagai
bagian dari skripsi dan tesis.
a. Judul
Judul ditulis singkat, spesifik, menggambarkan masalah yang akan diteliti,
serta mencerminkan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah.
Contoh Judul:

PENINGKATAN DISIPLIN MENGERJAKAN PEKERJAAN RUMAH


MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI KEGIATAN
PEMBERIAN UMPAN BALIK PADA SISWA KELAS V
SDN 21 PONTIANAK TAHUN 2016
b. Kata Pengantar
Kata pengantar memuat beberapa hal yaitu (1) Ucapan syukur, (2) Judul
penelitian, (3) Maksud Tujuan, (4) Ucapan Terima kasih, (5) Harapan akan
Kegunaan.

72
c. Abstrak
Berisi umum dan lengkap yang disajikan secara singkat (tidak lebih dari 1
halaman) ditulis dengan spasi tunggal.

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah


Pada bagian latar belakang masalah: (1) Kemukakan dengan jelas, faktual
(laporan keadaan lapangan) masalah yang dihadapi (lebih baik dengan
data:keterangan guru, siswa, kepala sekolah, data berupa angka persentase, rata-
rata dst), (2) Jelaskan diagnosis (pedeteksian) masalah, biasanya dalam bentuk
data prasurvei, (3) Jelasakan bahwa masalah yang akan dipecahkan adalah
masalah yang penting dan mendesak untuk dipecahkan dan dapat dilakukan
berdasarkan pertimbangan kemampuan peneliti,biaya,waktu dan dukungan
lainnya, (4) Identifikasi dan uraikan secara cermat akar permasalahan tersebut dan
jelaskan prosedur identifikasi masalahnya, (5) Uraikan secara umum perlakuan
yang selama ini dilakukan dan perlakuan atau metode pembelajaran seperti apa
yang ditawarkan akan diterapkan untuk memecahkan masalah atau mengadakan
perbaikan.

b. Rumusan Masalah
Judul subbab ini biasanya hanya “Perumusan Masalah”. Dengan demikian
cukup dirumuskan satu kalimat tanya dari masalah umum dan beberapa
pernyataan dari submasalahnya.

Contoh rumusan masalah

73
“Apakah melalui kegiatan pemberian umpan balik disiplin mengerjakan
pekerjaan rumah mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 21
Pontianak Tahun 2016 dapat ditingkatkan?”

Rumusan masalah tersebut dirinci dalam submasalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah strategi perencanaan kegiatan pemberian umpan balik pada


mata SDN 21 Pontianak Tahun 2016 ?
2. Bagaimanakah strategi pelaksanaan kegiatan pemberian umpan balik pada
mata pelajaran Matematika yang dapat meningkatkan disiplin siswa kelas
V SDN 21 Pontianak Tahun 2016 ?
3. Apakah kegiatan pemberian umpan balik mata pelajaran Matematika dapat
meningkatkan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah pada siswa kelas V

c. Tujuan Penelitian
Bagian tujuan penelitian berhubungan dengan masalah, hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian.
Contoh rumusan tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi perencanaan kegiatan


pemberian umpan balik pada mata pelajaran matematika untuk dapat
meningkatkan disiplin siswa kelas V SDN 21 Pontianak Tahun 2016.

d. Manfaat Penelitian
Berguna bagi siswa, guru, sekolah atau komponen terkait, lebih baik
kemukakan hal yang berupa inovasi. Uraian manfaat ini berisi kelayakan masalah
yang diteliti, terutama terkait dengan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan tindakan yang
dipilih.
e. Defenisi Operasional
Definisi operasional memuat: (1) variabel secara operasional yang
dipergunakan dalam judul atau masalah penelitian, (2) data yang diperlukan untuk

74
mengkaji istilah yang dipakai, (3) cara atau yang menyangkut instrumen yang
dipakai untuk mendapatkan data tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, yakni yang berkaitan dengan
kondisi pembelajaran, masalah yang dipecahkan ,strategi yang akan digunakan
dan prestasi belajar siswa yang idial. Kajian teori tersebut paling tidak
mengungkapkan tentang: What (apa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa,
way (mengapa) mengapa teori itu ada., How (bagaimana) teori itu digunakan atau
hasil penelitian terdahulu (yang dilakukan oleh orang lain).

Kajian Pustaka dapat meliputi:

a. Kerangka Teori
Sebelum menulis kajian pustaka buatlah kisi-kisi teori yang akan dibahas.
Contoh:
Judul: Peningkatan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran
Matematika pada siswa kelas V SDN XX Pontianak Tahun 2016 melalui kegiatan
pemberian umpan balik.
Pokok pikiran (Grand-theory) dari judul tersebut meliputi; (1) Kegiatan
pembelajaran; (2) Kegiatan belajar.
Kerangkan teori pertama adalah pembelajaran. Kegiatan pembelajaran memiliki
unsurdi dalamnya, yakni tujuan, materi, pemilihan metode pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, media dan evaluasi sebagaimana selalu dicantumkan dan
menjadi unsur utama dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Kerangka teori kedua adalah kegiatan belajar. Kegiatan belajar mempunyai
faktor pendukung yang biasanya dikatagorikan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain intelegensi, motivasi, sikap,
disiplin dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal antara lain media,lingkungan,
guru, materi ajar dan lain-lain.penjelasan tentang kegiatan belajar yang utama
dalam penelitian ini tentu saja masalah disiplin belajar. Dalam kasus ini disiplin
mengerjakan pekerjaan rumah.

75
b. Penelitian yang Relevan
Peneliti mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dan relevan dengan tujuan penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan posisi
penelitiannya dengan cara mendeskripsikan persamaan dan perbedaan penelitian
yang dilakukannya dengan penelitian yang relevan yang disajikan.

BAB III METODE PENELITIAN

a. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian berisi tahapan setiap siklus yang terdiri atas:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan
Refleksi (reflecting). Tiap tiap tahapan dalam siklus diuraikan secara jelas dan
operasional.

b. Subyek dan Lokasi Penelitian


Subyek dan lokasi penelitian berisikan tentang lokasi sekolah, kelas berapa,
jumlah siswa komposisi siswa situasi lingkungan peserta didik dan berapa lama
penelitian dilakukan (sebutkan antara waktu).

c. Kolaborator Penelitian
Berisi nama guru kelas/ guru mata pelajaran yang dijadikan teman/pasangan
dalam penelitian.

d. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Menjelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang akan digunakan sesuai
dengan kekhasan data dan sumber data. Contoh; Teknik pengumpulan data
menggunakan:

76
1. Observasi dengan instrumen pedoman observasi
2. Wawancara dengan instrumen pedoman wawancara
3. Dokumenter dengan instrumen pencatatan dokumen
4. Angket dengan instumen perangkat kuesioner.

e. Teknik Analisis Data


Data kuantitatif dianalisis sesuai dengan kaidah analisis kuantitatif, data
kualitatif dianalisis melalui proses interpretasi.
f. Indikator Keberhasilan
Memuat indikator yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap tindakan,
berupa gradasi seperti : indikator keberhasilan dapat secara kualitatif dan/atau
kuantitatif.
g. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan
Berisikan berapa lama penelitian akan dilakukan kapan mulai dan kapan
berakhirnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


a. Deskripsi hasil penelitian
Deskripsikan hasil penelitian dari siklus pertama sampai terakhir secara
berurut. Nyatakan perbedaan hasil tindakan antar siklus dengan merujuk
pertanyaan penelitian.
b. Pembahasan
Bab ini juga memuat gagasan peneliti yang terkait dengan apa yang telah
dilakukan dan apa yang diamati, dipaparkan pada bab terdahulu. Uraian mengenai
gagasan ini dikaitkan dengan hasil kajian teori dan hasil penelitian yang relevan.
Untuk tesis, pembahasan ini dilengkapi dengan implikasi dari temuan penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memuat temuan pokok atau kesimpulan berdasarkan pembahasan.
Adapun saran atau rekomendasi jelas ditujukan kepada suatu pihak terkait, beserta
isinya. Semua hal yang disarankan haruslah terkait dengan bagian pembahasan.
Untuk sekripsi bagian ini memuat jawaban pertanyaan penelitian.

77
3. Isi Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka memuat buku-buku literatur, jurnal, dll yang digunakan
dalam pembuatan skripsi dan tesis.

b. Lampiran-Lampiran

Lampiran hendaknya hanya berisi dokumen penting yang secara langsung


perlu disertakan dalam suatu skripsi dan tesis, misalnya ringkasan analisis data penelitian
dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen lain yang berupa data mentah,
misalnya, tidak perlu disertakan daiam lampiran skripsi/tesis.
Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor
urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Pencantuman nomor lampiran
dalam tubuh tulisan skripsi dan tesis, harus sesuai dengan urutan penyajian dalam teks.
Satu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor urut lampiran dalam tubuh
tulisan sebelumnya.

c. Riwayat Hidup

Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal-
hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan
tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang
prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu
duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat
mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi
tunggal (satu spasi).

78
BAB VIII
PENELITIAN PENGEMBANGAN

Penelitian desain dan pengembangan (design and development research –


DDR) merupakan pengembangan dari pendekatan penelitian dan pengembangan
(research and development – R&D). Penelitian desain dan pengembangan di
dunia pendidikan dijalankan atas dasar motif yang kuat untuk meningkatkan
relevansi penelitian dengan pengambilan kebijakan dan praktik pendidikan.
Penelitian ini terdiri atas dua gugus, yaitu penelitian produk dan
alat/instrumen dan penelitian model. Gugus penelitian produk dan alat terdiri atas
empat cakupan, yaitu: (a) penelitian pengembangan produk; (b) penelitian
pengembangan alat/instrumen; (c) penelitian penggunaan produk; dan (d)
penelitian penelitian penggunaan instrumen.
Gugus penelitian model terdiri atas: (a) penelitian pengembangan model; (b)
penelitian validasi model; dan (c) penelitian penggunaan model. Sementara itu,
dari cakupannya, penelitian pengembangan dapat meliputi penelitian
pengembangan komprehensif dan penelitian pengengembangan tahap tertentu.
Sebaiknya, penelitian desain dan pengembangan dalam rangka skripsi mahasiswa
S1 hanya meliputi gugus penelitian pengembangan produk atau instrumen
sedangkan tesis (S2) dapat meliputi keduanya.

A. Sistematika

Sistematika skripsi dan tesis sebagai laporan hasil penelitian DDR dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal (blurp) laporan skripsi/tesis dalam penelitian dengan
pendekatan ini sama dengan isi bagian-bagian awal pada skripsi/tesis yang
dihasilkan melalui penelitian dengan pendekatan-pendekatan lain. Komponen-
komponen yang ada pada bagian ini adalah: halaman sampul, lembar logo,
halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, pernyataan keaslian
tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, dan daftar lainnya. Keterangan pada tiap-tiap komponen tersebut dapat

79
didapat pada halaman 7-30.
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi/tesis yang dihasilkan dari penelitian dengan
pendekatan ini terdiri atas lima bab, yang diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Permasalahan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hasil yang Diharapkan
E. Keterbatasan Penelitian
F. Terminologi (Peristilahan)
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Terdahulu
B. Definisi Operasional
C. Kerangka Kerja Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode
B. Desain dan Langkah-langkah Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data (Desain Awal Produk)
B. Analisis Data (Hasil Pengujian)
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

80
3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)
Bagian akhir skripsi/tesis hasil penelitian dengan pendekatan ini terdiri atas
daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup menulis. Keterangan pada
tiap-tiap komponen itu dapat diLihat pada Halaman 33.

B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir


Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur bagian inti,
berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-masing unsur tersebut.

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Jelaskan secara ringkas perihal pentingnya penelitian ini dilaksanakan.
Penjelasan dapat berpangkal fakta-fakta pada keadaan masyarakat, perkembangan
penelitian, dan/atau pekerjaan-pekerjaan aktual di dunia pendidikan dan
pengajaran. Dapat juga diuraikan perkembangan-perkembangan atau inovasi-
inovasi teknologi pendidikan (termasuk teknologi dalam pendidikan) secara
khusus yang terkait dengan topik yang akan diajukan. Hal-hal yang sudah biasa
(common senses) dan teori-teori besar (grand theories) seperti teori-teori
pendidikan, teori bahasa, dan teori psikologi perlu juga diungkapkan, terutama
yang mendorong perlunya penelitian dengan topik yang akan diajukan.

B. Permasalahan dan Rumusan Masalah


Lakukan analisis, sintesis, dan evaluasi terhadap fakta-fakta yang telah
diungkapkan pada latar belakang penelitian sehingga terlihat jelas adanya
rumpang teknologi, inovasi, atau penelitian (das sein dan das solen) yang
membutuhkan jawaban atau inovasi dan dapat ditindaklanjuti secara terukur.
Rumpang antara das sein dan das solen dapat berukuran sempit dan cukup diisi
satu penelitian tetapi ada juga rumpang yang lebar dan perlu diisi banyak
penelitian. Jika rumpang tersebut lebar, nyatakan bahwa penelitian ini hanya
dilakukan untuk cakupan tertentu. Selanjutnya, jika dianggap perlu, nyatakan
kebutuhan tersebut dalam kalimat yang sederhana dan lugas menjadi rumusan
masalah. Rumusan masalah dapat berupa kalimat tanya (pertanyaan) atau kalimat

81
berita (pernyataan) sepanjang rumusan tersebut menunjukkan adanya rumpang
(gap) antara das sein dan das solen yang memerlukan penelitian dimaksud.
C. Tujuan Penelitian
Uraikan tujuan penelitian secara jelas. Tujuan hendaknya merupakan
solusi atau tindak lanjut konstruktif dari rumpang inovasi yang telah dirumuskan.
Uraian tujuan hendaknya bersifat operasional (dapat dilaksanakan). Produk atau
alat yang akan dihasilkan, dievaluasi, atau diteliti hendaknya disebutkan secara
jelas.
D. Hasil yang Diharapkan
Bagian ini berisi deskripsi mutu hasil penelitian atau hasil akhir yang
dijanjikan. Deskripsi mutu produk atau istrumen diuraikan secara lugas,
operasional, dan dapat dievaluasi secara ilmiah. Deskripsi tersebut merupakan
ciri-ciri khas produk/alat yang akan dihasilkan dan menunjukkan perbedaan dari
produk/instrumen yang telah ada. Agar dapat dipahami oleh pelbagai pihak,
gunakan standar-standar yang telah diterima secara umum. Dalam hal ini
disarankan penelitian pengembangan produk atau instrumen menggunakan tingkat
kesiapan teknologi (TKT). TKT atau TRL (Technological Readiness Level) mula-
mula dikembangkan pada rentang waktu 1970-1980 oleh The Aeronautics and
Space Administration (NASA). Setelah dikembangkan oleh pelbagai pihak dengan
beberapa versi, kini TKT yang digunakan memiliki sembilan tingkat dan telah
diterima secara luas di dunia industri dan pemerintah di pelbagai negara, termasuk
di Indonesia. Penggunaan TKT di Indonesia didorong oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan rentang level 1 hingga 9. Pada
pedoman ini ditetapkan bahwa standar untuk skripsi adalah TKT 2 hingga 3 dan
standar untuk tesis adalah TKT 4 hingga 6. Informasi lengkap mengenai arti
tingkat kesiapan teknologi dapat dibaca pada tabel sebagai berikut.

82
TABEL 8.1: Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
TKT Definisi Deskripsi Kesiapan
1 Prinsip dasar dari a) Telah ditentukan asumsi dan hukum dasar yang
suatu teknologi akan digunakan pada teknologi yang akan
telah diteliti dikembangkan.
b) Telah dilakukan studi literature, baik teori atau
empiris dari penelitian terdahulu, tentang prinsip
dasar teknologi yang akan dikembangkan.
c) Jika ada, hipotesis penelitian telah
diformulasikan.
2 Konsep teknologi a) Telah teridentifikasi peralatan dan sistem yang
dan aplikasi telah akan digunakan.
di formulasikan b) Telah teridentifikasi dari studi literatur
(teoritis/empiris) bahwa teknologi yang akan
dikembangkan memungkinkan untuk diterapkan.
c) Telah teridentifikasi desain secara teoritis dan
empiris.
d) Telah diketahui elemen-elemen dasar dari
teknologi yang akan dikembangkan.
e) Telah dikuasai dan dipahami karakterisasi
komponen teknologi yang akan dikembangkan.
f) Telah diprediksi kinerja dari masing-masing
elemen penyusun teknologi yang akan
dikembangkan.
g) Telah dilakukan analisis awal menunjukkan
bahwa fungsi utama yang dibutuhkan dapat
bekerja dengan baik.
h) Telah dibuat model dan dilakukan simulasi
untuk menguji kebenaran prinsip dasar.
i) Telah dilakukan penelitian analitik untuk
menguji kebenaran prinsip dasarnya.
j) Telah dilakukan pengujian bahwa komponen-
komponen teknologi yang akan dikembangkan,
secara terpisah dapat bekerja dengan baik.
k) Telah dilakukan pengujian bahwa peralatan yang
digunakan sudah valid dan reliabel.
l) Telah diketahui tahapan eksperimen yang akan
dilakukan.
3 Konsep dan a) Telah dilakukan studi analitik mendukung
karakteristik prediksi kinerja elemen-elemen Teknologi.
penting dari suatu b) Telah diidentifikasi dan diprediksi karakteri/sifat
teknologi telah dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar.
dibuktikan secara c) Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk
analitis dan menguji kelayakan penerapan teknologi tersebut.
eksperimental d) Telah dilakukan pemodelan dan simulasi
mendukung prediksi kemampuan elemen-

83
elemen Teknologi.
e) Telah dilakukan pengembangan teknologi
tersebut dengan langkah awal menggunakan
model matematik sangat dimungkinkan dan
dapat
f) disimulasikan.
g) Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk
memprediksi kinerja tiap elemen Teknologi.
h) Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah
diketahui komponen2 sistem teknologi tsb dpt
bekerja dgn baik.
i) Telah dilakukan penelitian di laboratorium
dengan menggunakan data dummy.
j) Telah diperoleh hasil bahwa teknologi layak
secara ilmiah (studi analitik, model / simulasi,
eksperimen).
4 Komponen a) Telah dilakukan test laboratorium komponen-
teknologi telah komponen secara terpisah.
divalidasi dalam b) Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut
lingkungan pengguna telah diketahui (keinginan adopter).
laboratorium c) Hasil percobaan laboratorium terhadap setiap
komponen menunjukkan bahwa setiap
komponen dapat beroperasi.
d) Telah dilakukan percobaan fungsi utama
teknologi dalam lingkungan yang relevan.
e) Purwarupa teknologi skala laboratorium telah
dibuat
f) Penelitian integrasi komponen telah dimulai.
g) Proses „kunci‟ untuk manufakturnya telah
diidentifikasi dan dikaji di laboratorium.
h) Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun
skala laboratorium telah selesai (low fidelity).
5 Komponen a) Persiapan produksi perangkat keras telah
teknologi telah dilakukan.
divalidasi dalam b) Telah dilakukan penelitian pasar (marketing
lingkungan yang research) dan penelitian laboratorium utk
relevan memilih proses fabrikasi.
c) Purwarupa telah dibuat.
d) Peralatan dan mesin pendukung telah diujicoba
dalam laboratorium.
e) Integrasi sistem telah selesai dengan tingkat
akurasi tinggi (high fidelity), siap diuji pada
lingkungan nyata/simulasi.
f) Telah dilakukan peningkatan akurasi (fidelity)
sistem purwarupa.
g) Telah dilakukan modifikasi kondisi laboratorium

84
sehingga mirip dengan lingkungan yang
sesungguhnya.
h) Proses produksi telah dinilai (review) oleh
bagian manufaktur.
6 Model atau a) Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah
Purwarupa telah diketahui.
diuji dalam b) Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses
lingkungan yang pabrikasi telah teridentifikasi.
relevan c) Machinary and System (M & S) untuk kinerja
sistem teknologi pada lingkungan operasi.
d) Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan
menerima hasil pengujian laboratorium.
e) Purwarupa telah teruji dengan akurasi/ fidelitas
laboratorium yg tinggi pd simulasi lingkungan
operasional (lingkungan sebenarnya).
f) Hasil Uji membuktikan layak secara teknis
g) (engineering feasibility).
7 Purwarupa telah a) Peralatan, proses, metode dan desain teknik
diuji dalam telah diidentifikasi.
lingkungan b) Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai
sebenarnya diujicobakan.
c) Perlengkapan proses dan peralatan test/inspeksi
diujicobakan di dalam lingkungan produksi.
d) Draf gambar desain telah lengkap.
e) Peralatan, proses, metode dan desain teknik
telah dikembangkan dan mulai diujicobakan.
f) Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi
(design to cost).
g) Proses fabrikasi secara umum telah dipahami
dengan baik.
h) Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam
lingkungan/kondisi operasi.
i) Purwarupa lengkap telah didemonstrasikan pada
simulasi lingkungan operasional.
j) Purwarupa sistem telah teruji pada ujicoba
lapangan.
k) Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial
Production- LRIP).
8 Sistem Teknologi a) Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen
telah lengkap dan kompatibel dengan sistem operasi.
memenuhi syarat b) Mesin dan peralatan telah diuji dalam
(qualified) lingkungan produksi.
c) Diagram akhir selesai dibuat.
d) Proses fabrikasi diujicobakan pada skala
percontohan (pilot-line atau LRIP).
e) Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan

85
tingkat produktifitas yang dapat diterima.
f) Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi
lingkungan operasi.
g) Semua bahan/ material dan peralatan tersedia
untuk digunakan dalam produksi.
h) 8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan
evaluasi.
9 Teknologi benar- a) Konsep operasional telah benar-benar dapat
benar teruji/ diterapkan.
terbukti melalui b) Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat.
keberhasilan c) Tidak ada perubahan desain yang signifikan.
pengoperasian d) Teknologi telah teruji pada kondisi sebenarnya.
e) Produktivitas telah stabil.
f) Semua dokumentasi telah lengkap.
g) Telah dilakukan estimasi harga produksi
dibandingkan competitor.
h) Teknologi kompetitor telah diketahui.

Peneliti boleh juga merujuk TKT yang disusun oleh NASA seperti terdapat
pada tautan internet sebagai berikut. https://esto.nasa.gov/technologists_trl.html

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan solusi bagi kehidupan sosial yang
kontekstual. Uraikan manfaat penelitian produk/instrumen yang akan dihasilkan
baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi pelaksanaan tugas-tugas
keseharian manusia (praxis) sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, maupun
makhluk religius maupun untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan (teoritis). Manfaat penelitian dapat merupakan manfaat antara untuk
ditindaklanjuti dengan penelitian pengembangan berikutnya maupun manfaat
akhir bagi masyarakat.

F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti harus mengakui keterbatasn (kelemahan) penelitian yang
dijalankannya atau hasil yang diperolehnya selain mengungkapkan hasil yang
diharapkan dan manfaat penelitian yang merupakan gambaran keunggulan
penelitian pengembangan. Peneliti harus menyatakan kelemahan-kelemahan
produk atau instrument yang akan dihasilkan secara jelas sebagai rambu-rambu

86
bagi calon pengguna hasil penelitian dan sebagai petunjuk untuk penyempurnaan
pada penelitian-penelitian selanjutnya.

G. Terminologi (Peristilahan)
Guna menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami karya tulis
yang dihasilkan, peneliti hendaknya menjelaskan istilah-istilah khusus. Bagian ini
membatasi penafsiran pembaca pada konteks penelitian ini dengan penjelasan
makna khusus atau dengan rujukan kontekstual. Jika diperlukan, pengusul dapat
membentuk istilah baru untuk menyingkat frase yang panjang dan
menjelaskannya pada bagian ini. Bagian ini tidak berisi uraian mengenai konsep
maupun teori. Apabila pada bagian karya tulis yang tidak memerlukan keterangan
khusus, bagian ini dapat ditiadakan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Terdahulu
Ungkapkan peta kajian, temuan, produk, dan gagasan terkait topik
penelitian dari masa ke masa dan dari tempat satu ke tepat lain. Hasil kajian
terdahulu pada bagian ini hendaknya dapat menunjukkan hasil-hasil kajian
terdahulu yang sekaligus menunjukkan rumpang-rumpang penelitian (research
gaps) yang dapat atau perlu ditindaklanjuti dengan penelitian. Kajian terdahulu
hendaknya menyebut nama peneliti, tempat penelitian, tahun penelitian, metode
penelitian, dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemutakhiran dan keluasan
referensi yang digunakan amat diperlukan untuk menunjukkan kelayakan peneliti
melakukan penelitian dengan topik yang diusulkan. Peneliti yang telah bergaul
dengan banyak jurnal bermutu, beragam, dan mutakhir akan dianggap layak dan
mampu menjalankan penelitian yang topiknya akan atau sedang diusulkan. Topik
penelitian yang jelas merupakan bagian rumpang dari rangkaian hasil penelitian
adalah hal yang perlu. Penilian dalam sub bagian ini adalah keperluan suatu topik
diteliti dan kelayakan si peneliti untuk menjalankan penelitian dengan topik yang
ajukan.

87
B. Definisi Operasional
Bagian ini berisi kajian mendalam atas hal-hal yang dikaji dalam penelitian
yang diusulkan. Kajian mendalam tersebut dilakukan pada tiap-tiap sub topik
varibel terkait karakteristik hasil penelitian yang diharapkan. Hasil dari kajian
tersebut adalah definisi-definisi operasional beserta uraiannya yang nantinya akan
digunakan untuk mengevaluasi hasil penelitian pengembangan.

C. Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah pijakan-pijakan
yang digunakan untuk menentukan karakteristik hasil penelitian, menentukan cara
kerja penelitian, dan menentukan mengukur ketercapaian tujuan. Kerangka kerja
konseptual hendaknya didasarkan pada teori-teori yang sudah diterima secara luas
atau paling tidak diterima oleh suatu kalangan pakar. Dalam hal-hal tertentu,
kerangka kerja konseptual juga dapat disusun oleh pengusul dengan menjajikan
fakta-fakta, konsep-konsep, dan proposisi-proposisi dari beberapa sudut pandang
dengan memerhatikan kejelasan, koherensi, dan konsistensi masing-masing dan
satu sama lain. Kerangka kerja konseptual hendaknya disusun secara lugas. Jika
diperlukan, kerangka kerja ini dapat ditampilkan dalam bentuk bagan sehingga
memudahkan pemahaman pembaca.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode


Sebutkan dan deskripsikan secara ringkas pendekatan dan metode penelitian
pada bagian ini. Di dalam penelitian pengembangan terdapat beberapa alternatif
pendekatan, misalnya R&D atau DDR, dan di dalamnya ada sejumlah metode
yang dapat dipilih. Gunakan pendekatan dan metode secara logis.

B. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian


Tentukan desain penelitian berdasarkan pendekatan dan metode yang telah
dipilih. Gambarkan secara ringkas dan sebutkan langkah-langkah yang akan
ditempuh secara jelas. Amat baik jika pengusul dapat membuat bagan langkah-
langkah penelitian yang akan ditempuh dengan keterangan yang jelas. Pada

88
prinsipnya, ada tiga langkah generik dalam pengembangan yaitu analisis
kebutuhan, pengembangan, dan evaluasi. Analisis kebutuhan hendaknya
dilakukan secara benar dengan prosedur-prosedur ilmiah dan dengan dukungan
data yang dapat dipercaya. Pada proses pengembangan terdapat langka-langkah
bersiklus yang terdiri atas pengembangan, evaluasi formatif, dan revisi. Tahap
evaluasi dapat meliputi evaluasi pakar dan eksperimen. Evaluasi teknil lain juga
dimungkinkan sepanjang sejalan dengan tujuan evaluasinya. Evaluasi dengan cara
Delphi dapat menjadi pilihan hanya jika benar-benar diperlukan. Evaluasi dalam
penelitian tingkat S1 hendaknya mencerminakan bahwa komponen teknologi telah
terkonsep dengan baik dan dapat mencapai tahap validasi. Pada tingkat S2 telah
dilakukan pengujian terbatas atau dalam skala laboratorium sedikit lebih tinggi
sampai validasi dalam lingkungan yang relevan.

C. Data dan Sumber Data


Sebutkan jenis-jenis dan spesifikasi data yang akan dikumpulkan beserta
sumber-sumbernya (termasuk tahap-tahapnya). Sebutkan dan berikan keterangan
seperlunya pada tiap-tiap jenis data yang akan diambil. Jelaskan secara memadai
sumber-sumber datanya, seperti: partisipan atau populasi dan sampel, asal
dokumen, dan nara sumber. Data yang baik hendaknya benar, akurat dan lengkap.
Pada pendekatan penelitian tertentu pengusul perlu menerangkan cara menjamin
kebenaran, kelengkapan, dan keakuratan data yang akan diambil. Pada pendekatan
lain, hal tersebut dapat diuraikan pada saat membicarakan cara dan alat
pengumpunan data, terutama dalam hal validitas, reliabilitas, dan sejenisnya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti perlu menyebutkan dan terangkan secara ringkas teknik
pengumpulan tiap-tiap jenis data secara spesifik. Harus tergambar secara jelas
pasangan antara jenis data yang akan diambil dan teknik pengumpulan data yang
akan dilaksanakan. Untuk data-data yang bersifat kualitatif, nyatakan proses
triangulasi dan kalibrasi secara jelas.

89
E. Instrumen Pengumpulan Data
Sebutkan dan terangkan secara ringkas instrumen pengumpulan tiap-tiap
jenis data secara spesifik. Untuk data yang bersifat kuantitatif, instrumen
hendaknya divalidasi secara benar dengan merujuk ke definisi-definisi
operasional. Reliabilitas dan sejenisnya perlu direncanakan dengan menyebutkan
proses uji-coba instrumen secara spesifik.

F. Analisis Data
Pada bagian analisis data ini rencana analisis data disebutkan secara lugas
dan diterangkan secara ringkas. Tiap-tiap jenis data yang telah dikumpulkan
diorganisasikan dan diringkas secara sistematis. Pada jenis data yang bersifat
kuantitatif pengusul menyebutkan cara inferensi statistika yang tepat dengan
menyebutkan persyaratan dan karakteristik datanya. Pada jenis data yang bersifat
kualitatif, pengusul menyebutkan teknik atau metode pengorganisasian dan
analisis hingga penafsirannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data
Paparkan data secara rapih tahap demi tahap sesuai jenis kegiatannya.
Pisahkan data terutama sesuai langkah-langkah kegiatan. Data kuantitatif harus
diperlakukan sebagai layaknya data penelitian kuntitatif, seperti: tabulasi dan
deskripsi. Penyajian data juga dapat didukung dengan paparan dalam bentuk
diagram. Data kualitatif diperlakukan seperti dalam penelitian kualitatif, misalnya
melalui pengodean (initial coding, focused coding, theoretical coding, dsb.).
Pemaparan hendaknya jelas dan mudah dipahami.

B. Analisis Data
Seperti dalam penyajian data, analisis harus dijalankan sesuai sifat data.
Analisis dilakukan tahap demi tahap dan kelompok demi kelompok dengan
merujuk ke tujuan penelitian. Di samping menganalisis kebutuhan dan
kelanjutannya, analisis data juga harus menyajikan analisis terhadap produk yang
dihasilkan. Analisis dapat dinyatakan selesai jika sudah sampai ujung tiap-tiap

90
tujuan penelitian yang telah disebutkan, apa pun hasilnya.

C. Produk (Hasil Pengembangan)


Produk purwarupa (prototype) yang merupakan hasil pengembangan
merupakan bagian yang integral (tak terpisahkan) dari suatu skripsi/tesis.
Lampirkan produk tahap akhir yang telah dicapai secara benar. Lampiran tersebut
sebaiknya dijilid menjadi satu dengan tesis secara menyeluruh. Jika terpaksa,
penjilidan dapat terpisah sepanjang terdapat penulisan lampiran yang jelas dan
dapat dirujuk dengan mudah. Purwaruapa dalam cakram pada (CD) dapat
masukkan kantong yang tersemat pada skripsi/tesis. Purwarupa dalam laman
internet hendaknya dicetak dan disatukan dalam skripsi/tesis. Purwarupa berupa
buku yang berukuran lebih kecil dari ukuran skripsi/tesis dapat dimasukan dalam
kemasan yang dapat dijilid bersama skripsi/tesis. Produk-produk lain yang
berukuran lebih besar dapat dikemas secara terpisah dari skripsi/tesis namun harus
ada keterangan jelas yang menunjukkan tempat penyimpanan purwarupa tersebut
dan cara memerolehnya.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Uraikan kesimpulan secara sederhana dan lugas dengan mensintesiskan
hasil analisis data dan tujuan penelitian.

B. Saran
Saran hendaknya jelas ditujukan kepada pihak-pihak tertentu yang berpotensi
menggunakan hasil penelitian. Saran disusun dengan mensintesiskan bagian-bagian
tertentu pada latar belakang penelitian, manfaat penelitian, dan hasil penelitian (jika
dipandang perlu termasuk juga hasil analisis data). Saran-saran dapat meliputi saran untuk
penggunaan dalam kehidupan sosial (praxis) maupun saran untuk penelitian selanjutnya
(teoritis).

4. Isi Bagian Akhir (lihat Pada Halaman 33)

91
BAB IX
ARTIKEL HASIL PENELITIAN

Artikel penelitian adalah sebuah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil
penelitian dan ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah. Artikel penelitian
merupakan tulisan non fiksi yang memuat data dan fakta dengan analisa opini atau
pendapat dari penulis tulisan tersebut. Artikel penelitian ditulis secara lugas,
tuntas, logis, objektif, cermat, jelas, padat, konsisten dan sistematis.
A. ATURAN UMUM

1. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman 11 dan dicetak
tebal (bold).
2. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar
alinea tidak diberi spasi.
3. Kata asing ditulis dengan huruf miring.
4. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan
bilangan bulat yang kurang dari sepuluh harus dieja.
5. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor
urut.
6. Menggunakan program Microsoft Word
7. Menggunakan Font 12 Times New Roman dengan spasi tunggal
8. Naskah dicetak pada kertas A4 dengan jumlah halaman minimal 10 dan
maksimal 18 halaman

B. Sistimatika Penulisan Artikel Hasil Penelitian

1. Judul
2. Nama Penulis dan Perguruan Tinggi
3. Abstrak dan kata kunci
4. Pendahuluan
5. Metode
6. Hasil dan Pembahasan

92
7. Kesimpulan dan Saran (jika perlu)
8. Daftar Rujukan

1. Judul Artikel
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek serta memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang
mengambarkan masalah yang diteliti. Judul artikel ditulis dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris 5 sampai 15 kata. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital,
dicetak tebal (bold) dengan jenis huruf Times New Roman 12, spasi tunggal
dengan jumlah kata maksimum 15. berada ditengah-tengah

2. Nama Penulis
Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik ataupun gelar
lainnya, menyertakan lembaga asal, dan ditempatkan di bawah judul artikel. Nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan
huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis
pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi
dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama penulis dengan
huruf Times New Roman ukuran 10.

3. Abstrak & Kata Kunci

Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris).
Jumlah kata abstrak 150-250 kata dan diketik 1 spasi dengan Times Roman 11.
Abstrak minimal berisi judul, masalah/tujuan, metode dan hasil penelitian serta
kesimpulan. Kata abstract dicetak tebal (bold). Abstrak disajikan dengan rata kiri
dan rata kanan, dalam satu paragraf, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada
awal kalimat. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata.
Kata Keywords dicetak tebal (bold). Kata kunci menggambarkan pokok pokok
penting penelitian sehingga memudahkan pencarian dalam sistem komputerisasi
informasi ilmiah.
Contoh :

93
ANALISIS KETERAMPILAN PENYELESAIAN MATERI
JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA PADA
SISWA KELAS X AKUNTANSI

M. Fadli Ramdani, Endang Purwaningsih, Achmadi


Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan, Pontianak
Email : muh23fadli@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan


mencatat jurnal penyesuaian perusahaan pada siswa kelas X Akuntansi
IV SMKN 3 Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Sumber data penelitian
ini adalah siswa kelas X Akuntansi IV dan datanya adalah lembar
jawaban siswa ulangan materi jurnal penyesuaian serta hasil
wawancara dengan guru akuntansi dan siswa kelas X Akuntansi IV.
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan membuat jurnal
penyesuaian untuk pencatatan pemakaian persediaan sebesar 83%
masuk kategori sangat baik, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun
biaya dibayar dimuka sebesar 20% masuk kategori gagal, jurnal
penyesuaian untuk mencatat akun biaya yang terutang atau masih
harus dibayar sebesar 86% masuk kategori sangat baik, jurnal
penyesuaian untuk mencatat penyusutan aktiva tetap sebesar 54%
masuk kategori kurang, jurnal penyesuaian untuk mencatat akun
pendapatan diterima dimuka sebesar 3% masuk kategori gagal, dan
jurnal penyesuaian umtuk mencatat akun pendapatan yang masih
harus diterima sebesar 60% masuk katergori cukup.

Kata Kunci: Keterampilan, Jurnal Penyesuaian, Perusahaan Jasa

Abstract: This study aims to determine the skills record company


adjusting entries in class X SMK 3 Pontianak Accounting IV. The
method used is descriptive qualitative research form. The data source
of this research is class X Accounting IV and the data is the answer
sheets of students repeat material adjusting entries and interviews
with teachers and students of class X accounting Accounting IV. The
results showed the skill adjustment journal for recording the use of
inventories by 83% in the category very well, adjusting entries to
record the account of prepaid expenses by 20% in the category failed,
adjusting entries to record the cost accounts payable or accrued by
86% sign excellent category, adjusting entries to record depreciation
of fixed assets by 54% in the category of less, adjusting entries to
record the accounts unearned income by 3% in the category failed,
and adjusting journal umtuk record revenue accounts receivable by
60% entered the category enough ,

94
Keywords: Skills, Adjusting Entries, Corporate Services

4. Pendahuluan
Bagian pendahuluan tidak diberi judul, ditulis setelah abstrak. Pendahuluan
berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka dan tujuan
penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam
bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel.
Pendahuluan diambil dari bab 1 dan bab 2 dalam laporan penelitian. (Font Times
Roman ukuran 11)

5. Metode
Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tanpa subbagian yang
berisi tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan
analisi data yang secara nyata. Untuk penelitian yang menggunakan alat dan
bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan bahannya. Untuk penelitian kualitatif perlu
ditambah deskripsi mengenai kehadiran peneliti, subyek peneliti, lokasi dan
lamanya penelitian, cara menggali data serta keabsahan data. Metode diambil dari
bab 3 laporan penelitian dengan panjang 10% -15% dari total panjang artikel.
(Font Times Roman ukuran 11)
6. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi
pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan hasil penelitian sejenis.
Hasil dan Pembahasan diambil dari bab 4 laporan penelitian dengan panjang 40 %
-60% dari panjang artikel. (Font Times Roman ukuran 11)

7. Kesimpulan dan Saran


Bagian kesimpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas
pertanyaan penelitian atau berupa inti sari hasil pembahasan yang disajikan pada
bagian sebelumnya. Kesimpulan disajikan dalam bentuk paragraf. Kemudian

95
saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, bisa mengacu kepada
tindakan praktis atau pengembangan teoritis dan penelitian lanjutan. Kesimpulan
dan saran diambil dari bab V laporan penelitian sesuai dengan banyaknya rumusan
masalah. (Font Times Roman ukuran 11)

8. Daftar Rujukan
Daftar Rujukan hanya memuat sumber sumber yang dirujuk dan semua
sumber rujukan harus tercantum dalam daftar rujukan. Daftar rujukan minimal
80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang digunakan adalah
sumber sumber primer berupa artikel penelitian dalam jurnal maupun dalam
laporan penelitian skripsi, tesis, maupun disertasi. Diwajibkan Jurnal Internasional
yang otoritatif sesuai variabel penelitian. Penulisan pustaka menggunakan sistem
Harvard Referencing Standard. Semua yang tertera dalam daftar pustaka harus
dirujuk di dalam naskah. Kemutakhiran referensi sangat diutamakan. (Font Times
Roman ukuran 11)

a. Buku
[1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul Buku cetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Contoh:
O‟Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information
Systems. Edisi 10. McGraw-Hill. New York-USA.

b. Artikel Jurnal
[2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya, (Nama belakang,nama depan
disingkat). Tahun publikasi. Judul artikel.Nama JurnalCetak Miring. Vol.
Nomor. Rentang Halaman.
Contoh:
Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult
learning. The Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111.

c. Prosiding Seminar/Konferensi
[3] Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul artikel.Nama Konferensi. Tanggal, Bulan danTahun,
Kota, Negara. Halaman.
Contoh:

96
Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise
architecture management.Proceeding on Tenth International Conference
on Wirtschafts Informatik. 16-18 February 2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786.

d. Tesis atau Disertasi


[4] Penulis (Namabelakang, namadepandisingkat). Tahunpublikasi. Judul.
Skripsi, Tesis, Atau Disertasi. Universitas.
Contoh:
Soegandhi. 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di
Jawa Timur. Tesis. Fakultas Ekonomi UniversitasJoyonegoro, Surabaya.

e. Sumber Rujukan dari Website


[5]Penulis. Tahun. Judul.Alamat Uniform Resources Locator (URL). Tanggal
Diakses.
Contoh:
Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital flows to emerging market economies: A
brave new world?
.http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf. Diakses
tanggal 18 Juni 2013.

C. Tata Cara Pengutipan

Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel, dan gambar mengikuti Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (FKIP Untan) atau mencontoh langsung tata cara yang
digunakan dalam artikel yang telah dimuat. Artikel berbahasa Indonesia
menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sesuai Surat
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2015.

D. ATURAN TAMBAHAN
1. Penulisan Tabel
Tabel diberi nomor sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas
kanan atau kiri. Judul tabel ditulis di bagian atas tabel dengan posisi rata tengah
(center justified) dan tabel tidak diberi garis vertical.

2. Penulisan Rumus
Rumus matematika ditulis secara jelas dengan Microsoft Equation atau

97
aplikasi lain yang Sejenis dan diberi nomor seperti contoh berikut.

3. Gambar
Gambar diberi nomor sesuai urutan penyajian (gambar . 1, dst). Judul
gambar diletakkan dibawah gambar dengan posisi tengah (center justified) seperti
contoh berikut:

70% 60%
60%
50%
40% 31%
Terampi (T)
30% Kurang Terampil (KT)
20% 9% Tidak Terampil (TT)
10%
0%
Terampi (T) Kurang Tidak
Terampil Terampil
(KT) (TT)

Gambar. 1 Grafik keterampilan membuat jurnal penyesuaian akun pendapatan


yang masih harus di terima

4. Kesalahan yang sering muncul dalam penulisan artikel

TABEL 9.2: Daftar Kesalahan yang Sering Muncul dalam Penulisan Artikel
No. Letak Kesalahan Salah Benar
judul, tujuan, metode, Tujuan, metode, hasil &
1 Aspek dalam abstrak
pembahasan & kesimpulan pembahasan
Penulisan awal
2 menjorok kedalam rata kiri dan drop cap 2 baris
pendahuluan

98
Penomoran dalam dalam paragraf ada penomoran penomoran letakkan dalam
3
pendahuluan berurut kebawah satu paragraf yang utuh
terbentuk oleh garis vertikal dan terbentuk oleh garis
4 Tabel
horizontal horizontal saja
tidak ada paragraf yang
ada paragraf yang terdiri dari terdiri dari satu baris,
5 Paragraf
hanya satu baris seharusnya lebih dari satu
baris
kurang dari 10 halaman atau lebih minimal 10 halaman dan
6 Banyak total halaman
dari 18 halaman maksimal 18 halaman
total halaman hasil & pembahasan total halaman hasil &
Banyak halaman
7 kurang dari pendahuluan/yang pembahasan lebih banyak
perkomponen
lain dari komponen yang lain
Wujud artikel yang
8 sudah dijilid sebelum dijilid
dikonsultasikan
penamaan tabel diatas,
penamanaan tabel, grafik, dan
9 Nama tabel/grafik/gambar gambar dan grafik namanya
gambar semua diatas
dibawah

Deskripsi ada tabel/grafik/gambar tidak setiap tabel/grafik/gambar


10
tabel/grafik/gambar dideskripsikan dideskripsikan

100
DAFTAR PUSTAKA

Aloysius Mering, 2015, Langkah langkah Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(Bimtek PTk Guru Agama Khatolik) Pontianak.

Creswell, John w, 2008, Educational Research: Planningn Conducting and Evaluating


Quantitative and Qualitative Research. Upper Sadle river, New Jersey: Pearson
Edusation.Inc

Richey, Rita C dan Klein, James D,2007, Design and Development Research : Methods,
Strategies and issues, London: Lawrence Erlbaum Associates

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Cetakan Ke-11. Alfabeta. Bandung

Suharsimi Arikunto, 2009, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Tim, 2007, Penelitin Tindakan Kelas, Direktorat Profesi Pendidikan.JAKARTA.

Tim. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang. Edisi Kelima.
Unm Press. Malang

Tim. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura. Edisi Ketujuh. Edukasi Press FKIP Untan. Pontianak.

100
Lampiran 1

Permen No 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiasi di Perguruan

101
102
103
104
105
106
107
108
109
LAMPIRAN 2
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
PERMEN 50 TAHUN 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 50 TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan,


teknologi, dan seni, penggunaan bahasa Indonesia dalam
beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun
tulisan semakin luas;
b. bahwa untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara, perlu menyempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di-
maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

110
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Ben-


dera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5035);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa
dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5554);
4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 tentang Peng-
gunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden
dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya;
5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Or-
ganisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Re-
publik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Ke-
menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15);
7. Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 tentang Kabinet
Kerja periode tahun 2014—2019 sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun
2015 tentang Penggantian Beberapa Menteri Negara
Kabinet Kerja Periode Tahun 2014—2019;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBU-


DAYAAN TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA
INDONESIA.

v
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Pasal 1
(1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi peme-
rintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.

(2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 November 2015

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

ANIES BASWEDAN

vi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 November 2015

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1788


Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Aris Soviyani
NIP 196112071986031001

vii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

PRAKATA

Penyempurnaan terhadap ejaan bahasa Indonesia telah dilakukan


oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Penyempurnaan tersebut menghasil-
kan naskah yang pada tahun 2015 telah ditetapkan menjadi Pera-
turan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun
2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Ditinjau dari sejarah penyusunannya, sejak peraturan ejaan
bahasa Melayu dengan huruf Latin ditetapkan pada tahun 1901 ber-
dasarkan rancangan Ch. A. van Ophuijsen dengan bantuan Engku
Nawawi gelar Soetan Ma'moer dan Moehammad Taib Soetan Ibra-
him, telah dilakukan penyempurnaan ejaan dalam berbagai nama
dan bentuk.
Pada tahun 1938, pada Kongres Bahasa Indonesia yang pertama
di Solo, disarankan agar ejaan Indonesia lebih banyak
diinternasionalkan. Pada tahun 1947 Soewandi, Menteri Pengajaran,
Pendidikan, dan Kebudayaan pada masa itu, menetapkan dalam surat
keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264/Bhg.A bahwa
perubahan ejaan bahasa Indonesia dengan maksud membuat ejaan
yang berlaku menjadi lebih sederhana. Ejaan baru itu oleh masyarakat
diberi julukan Ejaan Republik.
Kongres Bahasa Indonesia Kedua, yang diprakarsai Menteri
Moehammad Yamin, diselenggarakan di Medan pada tahun 1954.
Kongres itu mengambil keputusan supaya ada badan yang me-
nyusun peraturan ejaan yang praktis bagi bahasa Indonesia. Panitia
yang dimaksud yang dibentuk oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 19 Juli 1956,
No. 44876/S, berhasil merumuskan patokan-patokan baru pada ta-
hun 1957.
Sesuai dengan laju pembangunan nasional, Lembaga Bahasa
dan Kesusastraan yang pada tahun 1968 menjadi Lembaga Baha-
sa Nasional, kemudian pada tahun 1975 menjadi Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, menyusun program pembakuan baha-
sa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam hubungan ini, Panitia
Ejaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
yang disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Sarino

viii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Mangunpranoto, sejak tahun 1966 dalam surat keputusannya tanggal


19 September 1967, No. 062/1967, menyusun konsep yang ditanggapi
dan dikaji oleh kalangan luas di seluruh tanah air selama beberapa
tahun.
Setelah rancangan itu akhirnya dilengkapi di dalam Seminar
Bahasa Indonesia di Puncak pada tahun 1972 dan diperkenalkan
secara luas oleh sebuah panitia yang ditetapkan dengan surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei 1972,
No. 03/A.I/72, pada hari Proklamasi Kemerdekaan tahun itu juga
diresmikanlah aturan ejaan yang baru itu berdasarkan keputusan
Presiden, No. 57, tahun 1972, dengan nama Ejaan yang
Disempurnakan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat
keputusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 menyu-
sun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang
lebih luas.
Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan
(PUEYD) edisi kedua diterbitkan berdasarkan Keputusan Menteri Pen-
didikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987
pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga diterbitkan
pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasio-
nal Nomor 46. Pada tahun 2016 berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Anis Baswedan, Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD) diganti de-
ngan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang penyem-
purnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Pelin-
dungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

ix
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Penyusunan pedoman ini tidak terlepas dari kerja keras dan


kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penghargaan dan ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada segenap pakar dan ahli bahasa,
pengambil kebijakan di tingkat kementerian, serta kalangan masyarakat
yang telah bekerja sama mewujudkan tersusunnya Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia.

Jakarta, Maret 2016

Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

x
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN ... ........................................ iii


PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ... .... ... iv
PRAKATA... ............................................................................... . viii
DAFTAR ISI.................................................................................. xi

I. PEMAKAIAN HURUF ............................................................ .. 1


A. Huruf Abjad ... ........................................................ . 1
B. Huruf Vokal ... ........................................................ . 2
C. Huruf Konsonan ... ............................................... ... 3
D. Huruf Diftong ......................................................... ... 4
E. Gabungan Huruf Konsonan ... ................................. .. 4
F. Huruf Kapital ... ...................................................... ... 5
G. Huruf Miring ... ...................................................... .. 13
H. Huruf Tebal............................................................. . 14

II. PENULISAN KATA ... ........................................................... . 16


A. Kata Dasar ............................................................ . 16
B. Kata Berimbuhan... ................................................ . 16
C. Bentuk Ulang ...................................................... ... 18
D. Gabungan Kata ................................................... ... 19
E. Pemenggalan Kata ... ............................................ .. 20
F. Kata Depan ... ...................................................... ... 24
G. Partikel ... ............................................................... . 25
H. Singkatan dan Akronim ... ................................... .. 26
I. Angka dan Bilangan ... ......................................... .. 29
J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya ................. ... 34
K. Kata Sandang si dan sang ... ................................ .. 34

xi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

III. PEMAKAIAN TANDA BACA ... ............................................. ... 36


A. Tanda Titik (.) ....................................................... ... 36
B. Tanda Koma (,) ...................................................... . 39
C. Tanda Titik Koma (;) ............................................. .. 44
D. Tanda Titik Dua (:) ... ............................................ . 45
E. Tanda Hubung (-) ................................................... . 47
F. Tanda Pisah (—) .................................................. .. 49
G. Tanda Tanya (?) ... ................................................ ... 50
H. Tanda Seru (!) ... ................................................... ... 51
I. Tanda Elipsis (...) ... ................................................ . 51
J. Tanda Petik (“...”) ... ................................................ . 52
K. Tanda Petik Tunggal („...‟) ... ................................ ... 53
L. Tanda Kurung ((...)) ... ......................................... ... 54
M. Tanda Kurung Siku ([...]) ....................................... . 55
N. Tanda Garis Miring (/) ... ...................................... . 55
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („) ... .................... .. 56

IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN ... ......................................... 58

V. INDEKS ... ............................................................................ 76

xii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

I. PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad

Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26


huruf berikut.

Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès

1
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt

B. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdi-


ri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf
Vokal Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
a api padi lusa
e* enak petak sore
ember pendek - tipe
emas kena murni
i itu simpan radio
o oleh kota ibu
u ulang bumi

Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik
berikut ini dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat
menimbulkan keraguan.

a. Diakritik (é) dilafalkan [e].


Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).

2
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].


Misalnya:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.

c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].


Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank
Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

C. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia


terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,
v, w, x, y, dan z.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf
Konsonan Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca - abad
d dua ada maaf
f fakir kafan gudeg
g guna tiga tuah
h hari saham mikraj
j jalan manja politik
k kami paksa akal
l lekas alas diam
m maka kami daun
n nama tanah

3
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

p pasang apa siap


q* qariah iqra - putar
r raih bara tangkas
s sampai asli rapat
t tali mata molotov
v variasi lava takraw
w wanita hawa -
x* xenon - -
y yakin payung juz
z zeni lazim

Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keper-
luan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].

D. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang di-


lambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai aileron balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi

E. Gabungan Huruf Konsonan

Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing


melambangkan satu bunyi konsonan.

4
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Contoh Pemakaian dalam Kata


Gabungan
Huruf Konsonan Posisi Awal Posisi Posisi Akhir
Tengah
kh khusus akhir bangun tarikh
ng ngarai banyak senang
ny nyata musyawarah -
sy syarat arasy

F. Huruf Kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.


Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,


termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman

Jenderal Kancil
Dewa Pedang

Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel

5
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perta-
ma nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt

(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf


pertama kata yang bermakna „anak dari‟, seperti bin,
binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan


langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata


nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti untuk Tuhan.

6
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.

5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik
yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta
nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sa-
paan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
Selamat pagi, Dokter.

7
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Silakan duduk, Prof.


Mohon izin, Jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama


jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara Proklamator
Republik Indonesia (Soekarno-Hatta) Sekretaris
Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Gubernur Papua Barat

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,


suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali

Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

8
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama ta-


hun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur na-


ma peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem

9
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Sungai Musi Pegunungan Himalaya


Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun

Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri ti-
dak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai


nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan


nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan
dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula
jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula
anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai
fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik
Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

10
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Selain film Hongkong, juga akan diputar film India,


film Korea, dan film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian
Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian
Sulawesi Selatan.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata


(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam
nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen,
kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pida-
to Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lain-
nya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata


(termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum
Perdata”.

11
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singka-


tan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penun-


juk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik,
dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai da-
lam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
“Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
“Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”

Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-
nyapaan atau pengacuan.

12
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.


Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

G. Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama


majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan,
termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel
Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat
kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhu-


suskan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam
kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas
tangan.

13
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungka-


pan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian
wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna „pandangan dunia‟.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan
negara Indonesia.

Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-
nisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah ti-
dak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan-
dai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbaha-
sa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.

H. Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang


sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti „dan‟.

2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-


bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.

14
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh
bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa dae-
rah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuh-
kan penanganan yang tepat dalam perencanaan baha-
sa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan
diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan
berikut.

1.1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan
munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan
bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga
terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap ba-
hasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa In-
donesia.

1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa
masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada
di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan
sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang
diambil.

1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur
sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang
tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia.

15
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

II. PENULISAN KATA

A. Kata Dasar

Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.


Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.

B. Kata Berimbuhan

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan


dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan

Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme,
-man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi

2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengi-


kutinya.

16
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:

adibusana infrastruktur proaktif


aerodinamika inkonvensional purnawirawan
antarkota kontraindikasi saptakrida
antibiotik kosponsor semiprofesional
awahama mancanegara subbagian
bikarbonat multilateral swadaya
biokimia narapidana telewicara
dekameter nonkolaborasi transmigrasi
demoralisasi paripurna tunakarya
dwiwarna pascasarjana tritunggal
ekabahasa pramusaji tansuara
ekstrakurikuler prasejarah ultramodern

Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf
awal kapital atau singkatan yang berupa huruf ka-
pital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI

(2) Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng-


acu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah
dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengam-
pun.

17
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

(3) Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu


kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, di-
tulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup
kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa
melindungi kita.

C. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di


antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak biri-biri buku-
buku cumi-cumi
hati-hati kupu-kupu
kuda-kuda kura-kura
lauk-pauk berjalan-jalan
mondar-mandir mencari-cari
ramah-tamah terus-menerus
sayur-mayur porak-poranda
serba-serbi tunggang-langgang

Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku → rak-rak buku
kereta api cepat → kereta-kereta api cepat

18
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

D. Gabungan Kata

1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,


termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
simpang empat meja tulis
mata acara cendera mata

2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian


ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru

3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis


terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan

4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran seka-


ligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan

19
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

penghancurleburan
pertanggungjawaban

5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.


Misalnya:
acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
bagaimana kilometer saripati
barangkali manasuka sediakala
beasiswa matahari segitiga
belasungkawa olahraga sukacita
bilamana padahal sukarela
bumiputra peribahasa syahbandar
darmabakti perilaku wiraswasta
dukacita puspawarna

E. Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai


berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal
itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at

b. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.


Misalnya:
pan-dai
au-la
sau-da-ra

20
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

sur-vei
am-boi

c. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (terma-


suk gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.

Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan


yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara
kedua huruf konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan


atau lebih yang masing-masing melambangkan satu
bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf kon-
sonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
ul-tra in-
fra ben-
trok
in-stru-men

21
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di


antara bentuk dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
ter-bawa mempertanggungjawab-kan
per-buat me-rasakan
makan-an merasa-kan
letak-kan per-buatan
pergi-lah perbuat-an
apa-kah ke-kuatan
kekuat-an

Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-
nya mengalami perubahan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai

22
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but

(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada


kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk

(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya


satu huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.

3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan
salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi
fotokopi foto-kopi fo-to-ko-pi
introspeksi intro-speksi in-tro-spek-si

23
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

introjeksi intro-jeksi in-tro-jek-si


kilogram kilo-gram ki-lo-gram
kilometer kilo-meter ki-lo-me-ter
pascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen

4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada
akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.

5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf
atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng.
Rangga Warsita.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.

F. Kata Depan

Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.

24
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.

G. Partikel

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata


yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.


Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat
mengatasinya dengan bijaksana.
Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan
masih tersedia.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah
berkunjung ke rumahku.

Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung
ditulis serangkai.

25
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu de-
pan.

3. Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟, atau „mulai‟ ditulis


terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

H. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang-


kat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan
itu.
Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid
Suman Hs. Suman Hasibuan
W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman
M.B.A. master of business administration
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains S.E.
sarjana ekonomi
S.Sos. sarjana sosial
S.Kom. sarjana komunikasi
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Sdr. saudara
Kol. Darmawati Kolonel Darmawati

26
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama


lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pen-
didikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang


bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tan-
da titik.
Misalnya:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
SIM surat izin mengemudi
NIP nomor induk pegawai

3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti


dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
sda. sama dengan di atas
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat
ttd. tertanda
dkk. dan kawan-kawan

27
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

4. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai


dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda
titik.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan

5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, tim-


bangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp rupiah

6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau


gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis
dengan huruf awal kapital.

28
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasi-
onal
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Kalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indo-
nesia-Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura

8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf


awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu pemilihan umum
puskesmas pusat kesehatan masyarakat
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran

I. Angka dan Bilangan

Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang


bilangan atau nomor.

Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
_ _
C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M
(1.000.000)

29
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu


atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara
berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15
orang tidak setuju, dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri
atas 50 bus, 100 minibus, dan 250 sedan.

2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.


Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari
pemerintah daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari
pemerintah daerah.
3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.

b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinya-


takan dengan satu atau dua kata, susunan kalimatnya
diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.

30
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.

3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis se-


bagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar
rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan
biaya 10 triliun rupiah.

4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, be-


rat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari 1
jam 20 menit

Rp5.000,00
US$3,50
£5,10
¥100

5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, ru-


mah, apartemen, atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau

31
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Jalan Tanah Abang I/15


Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201

6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat


kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16

7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai beri-


kut.

a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)

b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (½)
seperenam belas (⅟16)
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕ ₁₀)
tiga dua-pertiga (3⅔)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)

8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara


berikut.

32
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh

Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua

9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan


dengan cara berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ra-
tus lima puluhan)
uang 5.000-an (uang lima ribuan)

10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus


dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan
kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedar-
kan rupiah tiruan, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Telah diterima uang sebanyak Rp2.950.000,00 (dua juta
sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk pembayaran
satu unit televisi.

11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan


diikuti huruf dilakukan seperti berikut.

33
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta
rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan
pertanggungjawaban.

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi


ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Kelapadua
Kotonanampek
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa

J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.

K. Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.


Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.

34
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.


Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Dalam cerita itu si Buta berhasil menolong kekasihnya.

Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang
merupakan unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang
Hyang Widhi Wasa.

35
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

III. PEMAKAIAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.


Misalnya:
Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam


suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
a. I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
2. Fungsi
B. Bahasa Daerah
1. Kedudukan
2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus

36
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ….
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digi-
tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang-
ka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari
satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa
Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat

2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,


dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik
atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

37
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)


00.00.30 jam (30 detik)

3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama


penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta:
Gramedia.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan


atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.

Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi-
langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menun-
jukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah
0015645678.

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me-
rupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.

38
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan
Pendidikan

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat


penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330

Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan


Bahasa
Jalan Daksinapati Barat IV
Rawamangun
Jakarta Timur

Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur

21 April 2013

Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu


pemerincian atau pembilangan.

39
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang
asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber
kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti


tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk
(setara).
Misalnya:
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum
cukup.
Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis
panorama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang


mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau diundang, saya akan datang.
Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.
Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak
membaca buku.

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului
anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

40
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan


yang luas.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng-


hubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia
memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar
kalau dia menjadi bintang pelajar
Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian,
anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,


seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, jalannya licin!
Nak, kapan selesai kuliahmu?
Siapa namamu, Dik?
Dia baik sekali, Bu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung


dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya,
“karena manusia adalah makhluk sosial.”

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan

41
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah,


atau kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya:
“Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
“Masuk ke dalam kelas sekarang!” perintahnya.
“Wow, indahnya pantai ini!” seru wisatawan itu.

7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) ba-
gian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan
Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang


dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Ja-
karta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid
1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata
Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mu-
tiara Beta.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan


kaki atau catatan akhir.

42
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa In-
donesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm.
25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat
Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Ka-
rang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm.
4.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan


gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya
dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bambang Irawan, M.Hum.
Siti Aminah, S.H., M.H.

Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti
Khadijah Mas Agung).

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara


rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
27,3 kg
Rp500,50
Rp750,00

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan


atau keterangan aposisi.

43
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang
yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus
mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri
Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu
paling lama tujuh hari.

Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya


tidak diapit tanda koma!
Siswa yang lulus dengan nilai tinggi akan diterima di
perguruan tinggi itu tanpa melalui tes.

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang ter-


dapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/
salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan
bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan
bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata peng-


hubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.

44
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah;
Adik membaca cerita pendek.

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa


klausa.
Misalnya:
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Ke-
satuan Republik Indonesia.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-ba-


gian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan
tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan
kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tang-
ga, dan program kerja; dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organi-
sasi.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan leng-


kap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.

45
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:
hidup atau mati.

2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan


itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.

3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryani
Bendahara : Aulia Arimbi

c. Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi


Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.

4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata


yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”
Amir : “Baik, Bu.”
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

46
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 2—5
Matius 2: 1—3
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba-
hasa.

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang


terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga cara
baru ….
Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rumput
laut.
Kini ada cara yang baru untuk
mengukur panas.
Parut jenis ini memudahkan kita
mengukur kelapa.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata


ulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
kemerah-merahan
mengorek-ngorek

47
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan,


dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung
huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Misalnya:
11-11-2013
p-a-n-i-t-i-a

4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan


bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
meng-ukur
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000)
²³∕ ₂₅ (dua-puluh-tiga perdua-puluh-lima)
mesin hitung-tangan
Bandingkan dengan
be-revolusi
me-ngukur
dua-puluh lima-ribuan (20 x 5.000)
(dua-puluh tiga perdua-puluh-lima)
20 ³∕₂₅
mesin-hitung tangan

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai


a. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan -an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah-
mat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan

48
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru-
pa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika
angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia)
LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi
Indonesia)
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indo-


nesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
di-sowan-i (bahasa Jawa, „didatangi‟)
ber-pariban (bahasa Batak, „bersaudara sepupu‟)
di-back up
me-recall
pen-tackle-an

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat


yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.
Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi
pembetonan.

F. Tanda Pisah (—)

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan


kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat.

49
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita
mau berusaha keras.

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya


keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
Misalnya:
Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan
RI—diabadikan menjadi nama bandar udara internasional.
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan
pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat
Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau


tempat yang berarti „sampai dengan‟ atau „sampai ke‟.
Misalnya:
Tahun 2010—2013
Tanggal 5—10 April 2013
Jakarta—Bandung

G. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.


Misalnya:
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menya-


takan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.

50
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?). Di
Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

H. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan


yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!
Bayarlah pajak tepat pada waktunya!
Masa! Dia bersikap seperti itu?
Merdeka!

I. Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam


suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa
bahasa negara ialah ….

..., lain lubuk lain ikannya.

Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).

2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sele-


sai dalam dialog.

51
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).

J. Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang


berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok
akan dibahas dalam rapat.”
Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,


sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku
itu.
Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!
Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang
diangkat dari sebuah novel.

52
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap


Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju
Masyarakat Madani.
Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik
perhatian peserta seminar.
Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang ku-


rang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

K. Tanda Petik Tunggal („…‟)

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang


terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, “Kaudengar bunyi „kring-kring‟ tadi?”
“Kudengar teriak anakku, „Ibu, Bapak pulang!‟, dan rasa
letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
“Kita bangga karena lagu „Indonesia Raya‟ berkumandang
di arena olimpiade itu,” kata Ketua KONI.

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, ter-


jemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat „yang digugat‟
retina „dinding mata sebelah dalam‟
noken „tas khas Papua‟
tadulako „panglima‟
marsiadap ari „saling bantu‟
tuah sakato „sepakat demi manfaat bersama‟

53
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

policy „kebijakan‟
wisdom „kebijaksanaan‟
money politics „politik uang‟

L. Tanda Kurung ((…))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterang-


an atau penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda
penduduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau


penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru pasar dalam negeri.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata


yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan atau
dihilangkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus)
Transjakarta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka


yang digunakan sebagai penanda pemerincian.

54
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya
produksi, dan (c) tenaga kerja.

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan


melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.

M. Tanda Kurung Siku ([…])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata,


atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas
kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai
[dengan] kaidah bahasa Indonesia.
Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik
Indonesia dirayakan secara khidmat.

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan da-


lam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di
dalam Bab II [lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di
sini.

N. Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada


alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi da-
lam dua tahun takwim.

55
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,


atau, serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi „mahasiswa dan mahasiswi‟
dikirimkan lewat darat/laut „dikirimkan lewat darat
atau lewat laut‟
buku dan/atau majalah „buku dan majalah atau
buku atau majalah‟
harganya Rp1.500,00/lembar „harganya Rp1.500,00
setiap lembar‟

3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata,


atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak
beberapa kali.
Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat
budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof („)

Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan


bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

56
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Misalnya:
Dia „kan kusurati. („kan = akan)
Mereka sudah datang, „kan? („kan = bukan)
Malam „lah tiba. („lah = telah)
5-2-„13 (‟13 = 2013)

57
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

IV. PENULISAN UNSUR SERAPAN

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari


berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa,
Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, seperti bahasa San-
skerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan
taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang be-
lum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force
majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme.
Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi
cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusa-
hakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indone-
sianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai
berikut.

a (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi a (bukan o)


mażhab (‫)ب هذﻡ‬ mazhab
qadr (‫)ﺭﺩﻗ‬ kadar
ṣaḥābat (‫)ةب ﺺﺣا‬ sahabat

haqīqat (‫ﺡﻗٍﻗة‬ hakikat


‘umrah ) umrah
(‫)ةﺭﻤﻋ‬
gā’ib (‫)ﻏﺌبا‬ gaib
iqāmah (‫)ﻗاﺇﻤة‬ ikamah
khātib (‫)ﺨبﻁا‬ khatib
riḍā’ (‫)ﻀﺭﺀا‬ rida
ẓālim (‫)اﻅﻡﻠ‬ zalim

58
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

‘ain (‫ ﻉ‬Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, u


‘ajā’ib (‫)ﺠﻋباﺌ‬ ajaib
sa‘ādah (‫)ﺴﻌاةﺩ‬ saadah
‘ilm (‫)ﻡﻠﻋ‬ ilmu
qā‘idah (‫)اﻗةﺩﻋ‬ kaidah
‘uzr (‫)ﺭﻋذ‬ uzur
ma‘ūnah (‫)ةﻨﻭﻤﻌ‬ maunah

‘ain (‫ ﻉ‬Arab) di akhir suku kata menjadi k


’i‘ tiqād (‫)ﻗﺘﻋاﺇﺩ‬ iktikad
mu‘jizat (‫)ةﺠﺯﻤﻌ‬ mukjizat
ni‘mat (‫)ﻤﻨﻌة‬ nikmat
rukū‘ (‫)ﻉﻭﻜﺭ‬ rukuk
simā‘ (‫)ﻤﺴﻉا‬ simak
ta‘rīf (‫)ﻌﺘﻑٍﺭ‬ takrif

aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e aerobe


aerob
aerodinamics aerodinamika

ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e


haemoglobin hemoglobin
haematite hematit

ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison

au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrof
tautomer tautomer

59
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

hydraulic hidraulik
caustic kaustik

c di depan a, u, o, dan konsonan menjadi k


calomel kalomel
construction konstruksi
cubic kubik
coup kup
classification klasifikasi
crystal kristal

c di depan e, i, oe, dan y menjadi s


central sentral cent
sen
circulation sirkulasi
coelom selom
cybernetics sibernetika
cylinder silinder

cc di depan o, u, dan konsonan menjadi k


accomodation akomodasi
acculturation akulturasi
acclimatization aklimatisasi
accumulation akumulasi
acclamation aklamasi

cc di depan e dan i menjadi ks


accent aksen
accessory aksesori
vaccine vaksin

cch dan ch di depan a, o, dan konsonan menjadi k


saccharin sakarin
charisma karisma
cholera kolera
chromosome kromosom
technique teknik

60
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ch yang lafalnya s atau sy menjadi s echelon


eselon
machine mesin

ch yang lafalnya c menjadi c


charter carter
chip cip

ck menjadi k
check cek
ticket tiket

ç (Sanskerta) menjadi s
çabda sabda
çastra sastra

ḍad (‫ ﺽ‬Arab) menjadi d


’afḍal (‫)ﻞﻀﻓﺃ‬ afdal
ḍa’īf (‫)ﺽٍﻌﻑ‬ daif
farḍ (‫)ﺭﺽﻓ‬ fardu
hāḍir (‫)اﺭﺡﻀ‬ hadir

e tetap e
effect efek
description deskripsi
synthesis sintesis

ea tetap ea
idealist idealis
habeas habeas

ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem

ei tetap ei
eicosane eikosan

61
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

eidetic eidetik
einsteinium einsteinium

eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
zeolite zeolit
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium

fa (‫ ﻑ‬Arab) menjadi f
ʼafḍal (‫)ﻝﻀﻓﺃ‬ afdal
‘ārif (‫)ﻋﻑاﺭ‬ arif
faqīr (‫)ﺭٍﻓﻗ‬ fakir
faṣīh (‫)ﺡﺼﻓ‬ fasih
mafhūm (‫)ﻭﻡهﻓﻤ‬ mafhum

f tetap f
fanatic fanatik
factor faktor
fossil fosil

gh menjadi g
ghanta genta
sorghum sorgum

gain (‫ ﻍ‬Arab) menjadi g


gā’ib (‫)ﻏب ﺌا‬ gaib
magfirah (‫)ﻓﺭ ﻍﻢة‬ magfirah
magrib (‫)ﺭﻏﻢب‬ magrib

gue menjadi ge
igue ige
gigue gige

62
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ḥa (‫ ﺡ‬Arab) menjadi h
ḥākim (‫)اﺡﻡﻜ‬ hakim
iṣlāḥ (‫)ﺡﻼﺇﺼ‬ islah
siḥr (‫)ﺴﺡﺭ‬ sihir

hamzah (‫ ﺀ‬Arab) yang diikuti oleh vokal menjadi a, i, u


’amr (‫)ﺭﻤﺃ‬ amar
mas’alah (‫)ﻟﺴﺄﻤة‬ masalah
’iṣlāḥ (‫)ﺡﻼﺇﺼ‬ islah

qā’idah (‫)اﻗةﻋﺩ‬ kaidah


’ufuq (‫)ﻕﻓﺃ‬ ufuk

hamzah (‫ ﺀ‬Arab) di akhir suku kata, kecuali di akhir kata, menjadi k


ta’wīl (‫)ﻝٍﺄﻭﺘ‬ takwil
ma’mūm (‫)ﻡﻭﻤﺄﻤ‬ makmum
mu’mīn (‫)ﻦﻤﺆﻤ‬ mukmin

hamzah (‫ ﺀ‬Arab) di akhir kata dihilangkan


imlā’ (‫)ﺀﻼﻤﺇ‬ imla
istinjā’ (‫)ﺘﻨﺠﺴﺀاﺇ‬ istinja/tinja
munsyi’ (‫)ﺀﺸيﻨﻤ‬ munsyi
wuḍū’ (‫)ﻭﺀﻀﻭ‬ wudu

i (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi i


ʼi‘tiqād (‫)ﺘﻗﻋاﺇﺩ‬ iktikad
muslim (‫)ﻡﻡﻟﺳ‬ muslim
naṣīḥah (‫)ﻨﺼةﺡ‬ nasihat
ṣaḥīḥ (ٍ‫)ﺼﺢﺡ‬ sahih

i pada awal suku kata di depan vokal tetap i


iambus iambus
ion ion
iota iota

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i


politiek politik
riem rim

63
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ie tetap ie jika lafalnya bukan i


variety varietas
patient pasien
hierarchy hierarki

jim (‫ ﺝ‬Arab) menjadi j


jāriyah (‫)ﺠاٍﺭة‬ jariah
janāzah (‫)ﻨﺠاةﺯ‬ jenazah
ʼijāzah (‫)ﺠﺇاةﺯ‬ ijazah

kha (‫ ﺥ‬Arab) menjadi kh


khuṣūṣ (‫)ﺹﻭﺼﺨ‬ khusus
makhlūq (‫)ﻕﻭﻠﺨﻤ‬ makhluk
tārīkh (‫)ﺘاﺦٍﺭ‬ tarikh

ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics linguistik

oe (oi Yunani) menjadi e


foetus fetus
oestrogen estrogen
oenology enologi

oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provoost provos

oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul

oo (vokal ganda) tetap oo


zoology zoologi
coordination koordinasi

64
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ou menjadi u jika lafalnya u


gouverneur gubernur
coupon kupon
contour kontur

ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectograph spektograf

ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychic psikis
psychosomatic psikosomatik

pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin

q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator

qaf (‫ ﻕ‬Arab) menjadi k


‘aqīqah (‫)ﻗٍﻗﻋة‬ akikah
maqām (‫)ﻗﻤﻡا‬ makam
muṭlaq (‫)ﻕﻠﻁﻤ‬ mutlak

rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika

65
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

sin (‫ ﺱ‬Arab) menjadi s


asās (‫)ﺴﺃاﺱ‬ asas
salām (‫)ﻢﺴﻼ‬ salam
silsilah (‫)ﺴﻠﺳة‬ silsilah

śa (‫ ﺙ‬Arab) menjadi s
aśiri (‫)ﺭٍﺜﺃى‬ asiri
ḥadiś (‫)ﺩﺡٍﺙ‬ hadis
śulāśā (‫)ا ﻞﻟﺜ ءاﺙ‬ selasa
wāriś (‫)ﻭاﺭﺙ‬ waris

ṣad (‫ ﺹ‬Arab) menjadi s


‘aṣr (‫)ﺼﺭﻋ‬ asar
muṣībah (‫)ﺒٍﺼﻤة‬ musibah
khuṣūṣ (‫)ﺹﻭﺼﺨ‬ khusus
ṣaḥḥ (‫)ﺢﺼ‬ sah

syin (‫ ﺵ‬Arab) menjadi sy


‘āsyiq (‫)ﻋﻕاﺸ‬ asyik
‘arsy (‫)ﺵﺭﻋ‬ arasy
syarṭ (‫)ﻁﺸﺭ‬ syarat

sc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi sk


scandium skandium
scotopia skotopia
scutella skutela
sclerosis sklerosis

sc di depan e, i, dan y menjadi s


scenography senografi
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma

sch di depan vokal menjadi sk


schema skema
schizophrenia skizofrenia
scholastic skolastik

66
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

t di depan i menjadi s jika lafalnya s


actie aksi
ratio rasio
patient pasien

ṭa (‫ ﻁ‬Arab) menjadi t
khaṭṭ (‫)ﻁﺦ‬ khat
muṭlaq (‫)ﻕﻠﻁﻤ‬ mutlak
ṭabīb (‫)ٍﺒﻁب‬ tabib

th menjadi t
theocracy teokrasi
orthography ortografi
thrombosis trombosis
methode (Belanda) metode

u tetap u
unit unit
nucleolus nukleolus
structure struktur
institute institut

u (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi u


rukū’ (‫)ﺭﻉﻭﻛ‬ rukuk
syubḥāt (‫)هﺒﺸا ﺖ‬ syubhat
sujūd (‫)ﺟﻭﺩﺴ‬ sujud
’ufuq (‫)ﻓﻕﺃ‬ ufuk

ua tetap ua
aquarium akuarium
dualisme dualisme
squadron skuadron

ue tetap ue
consequent konsekuen
duet duet
suede sued

67
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ui tetap ui
conduite konduite
equinox ekuinoks
equivalent ekuivalen

uo tetap uo
fluorescein fl uoresein
quorum kuorum
quota kuota

uu menjadi u
lectuur lektur
prematuur prematur
vacuum vakum

v tetap v
evacuation evakuasi
television televisi
vitamin vitamin

wau (‫ ﻭ‬Arab) tetap w


jadwal (‫)ﻝﻭﺩﺠ‬ jadwal
taqwā (‫)ﻭﻗﺘى‬ takwa
wujūd (‫)ﻭﺠﻭﺩ‬ wujud

wau (‫ ﻭ‬Arab, baik satu maupun dua konsonan) yang didahului u


dihilangkan
nahwu (‫)ﺣﻭﻦ‬ nahu
nubuwwah (‫)ﻭﻨﺒﹼة‬ nubuat
quwwah (‫)ﻭﻗﹼة‬ kuat

aw (diftong Arab) menjadi au, termasuk yang diikuti konsonan


awrāt (‫)ﻭﻋةﺭ‬ aurat
hawl (‫)ﻭهﻝ‬ haul
mawlid (‫)ﺩﻠﻭﻤ‬ maulid
walaw (‫)ﻭﻠﻭ‬ walau

68
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

x pada awal kata tetap x


xanthate xantat
xenon xenon
xylophone xilofon

x pada posisi lain menjadi ks


executive eksekutif
express ekspres
latex lateks
taxi taksi

xc di depan e dan i menjadi ks


exception eksepsi
excess ekses
excision eksisi
excitation eksitasi

xc di depan a, o, u, dan konsonan menjadi ksk


excavation ekskavasi
excommunication ekskomunikasi
excursive ekskursif
exclusive eksklusif

y tetap y jika lafalnya y


yakitori yakitori
yangonin yangonin
yen yen
yuan yuan

y menjadi i jika lafalnya ai atau i


dynamo dinamo
propyl propil
psychology psikologi
yttrium itrium

ya (ٍ Arab) di awal suku kata menjadi y


‘ināyah (‫)ﻨﻋاٍة‬ inayah
yaqīn (ٍ‫)ﻥٍﻗ‬ yakin

69
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

ya‘nī (ٍ‫)ﻨٌﻌ‬ yakni

ya (ٍ Arab) di depan i dihilangkan


khiyānah (‫)ٍﺨاﻨة‬ khianat
qiyās (‫)ٍﻗاﺱ‬ kias
ziyārah (‫)ٍﺯاةﺭ‬ ziarah

z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot

zai (‫ ﺯ‬Arab) tetap z


ijāzah (‫)ﺠﺇاةﺯ‬ ijazah
khazānah (‫)ﺨﺯاﻨة‬ khazanah
ziyārah (‫)ٍﺯاةﺭ‬ ziarah
zaman (‫)ﻥﻤﺯ‬ zaman

żal (‫ ذ‬Arab) menjadi z


ażān (‫)ذاﺃﻥ‬ azan
iżn (‫)ﻥذﺇ‬ izin
ustāż (‫)ﺘﺴﺃذا‬ ustaz
żāt (‫)ذﺕا‬ zat

ẓa (‫ ﻅ‬Arab) menjadi z
ḥāfiẓ (‫)ﻓ اﻅﺡ‬ hafiz
ta‘ẓīm (‫)ﻡٍﻅﻌﺘ‬ takzim
ẓālim (‫)ﻅاﻡﻠ‬ zalim

Konsonan ganda diserap menjadi konsonan tunggal, kecuali kalau


dapat membingungkan.
Misalnya:
accu aki
„allāmah alamah
commission komisi

70
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

effect efek
ferrum ferum
gabbro gabro
kaffah kafah
salfeggio salfegio
tafakkur tafakur
tammat tamat
ʼummat umat

Perhatikan penyerapan berikut!


ʼAllah Allah
mass massa
massal massal

Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya:
bengkel nalar Rabu
dongkrak napas Selasa
faedah paham Senin
kabar perlu sirsak
khotbah pikir soal
koperasi populer telepon
lahir

Selain kaidah penulisan unsur serapan di atas, berikut ini


disertakan daftar istilah asing yang mengandung akhiran serta
penyesuaiannya secara utuh dalam bahasa Indonesia.

-aat (Belanda) menjadi -at


advocaat advokat

-age menjadi -ase


percentage persentase
etalage etalase

71
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-ah (Arab) menjadi -ah atau -at


„aqīdah (‫ةﺩٍﻗﻋ‬ akidah
ʼijāzah ) ijazah
‘umrah (‫)ﺠﺇاةﺯ‬ umrah
(‫)ةﺭﻋﻤ‬
ʼākhirah (‫)ﺭةﺨﺁ‬ akhirat
ʼāyah (‫)ٍةﺃ‬ ayat
ma‘siyyah (‫ٍﺼﻤﻌة‬ maksiat
)
ʼamānah (‫)ﻤاﺃﻨة‬ amanah, amanat
hikmah (‫)ﺡﻤﻜة‬ hikmah, hikmat
‘ibādah (‫)ﻋﺩابة‬ ibadah, ibadat
sunnah (‫)ﺳةﻥ‬ sunah, sunat
sūrah (‫)ةﻭﺭﺴ‬ surah, surat

-al (Inggris), -eel dan -aal (Belanda) menjadi -al


structural, structureel struktural
formal, formeel formal
normal, normaal normal

-ant menjadi -an


accountant akuntan
consultant konsultan
informant informan

-archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi arki


anarchy, anarchie anarki
monarchy, monarchie monarki
oligarchy, oligarchie oligarki

-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi -er


complementary,
complementair komplementer
primary, primair primer
secondary, secundair sekunder

72
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si


action, actie aksi
publication, publicatie publikasi

-eel (Belanda) menjadi -el


materieel materiel
moreel morel

-ein tetap -ein


casein kasein
protein protein

-i, -iyyah (akhiran Arab) menjadi -i atau -iah


‘ālamī ٌ
(‫)ﻋاٍﻤﻠ‬ alami
ʼinsānī ٌ
(‫)ﺴﻨﺇاٍﻨ‬ insani
‘āliyyah (‫)ﻋاٍةﻠ‬ aliah
‘amaliyyah (‫)ٍﻠﻋﻤة‬ amaliah

-ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ika
dialectics, dialektica dialektika
logic, logica logika
physics, physica fisika
linguistics, linguistiek linguistik
phonetics, phonetiek fonetik
technique, techniek teknik

-ic (Inggris), -isch (adjektiva Belanda) menjadi -ik


electronic, elektronisch elektronik
mechanic, mechanisch mekanik
ballistic, ballistisch balistik

-ical (Inggris), -isch (Belanda) menjadi -is


economical, economisch ekonomis
practical, practisch praktis
logical, logisch logis

73
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-ile (Inggris), -iel (Belanda) menjadi -il


mobile, mobiel mobil
percentile, percentiel persentil
projectile, projectiel proyektil

-ism (Inggris), -isme (Belanda) menjadi -isme


capitalism, capitalisme kapitalisme
communism, communisme komunisme
modernism, modernisme modernisme

-ist menjadi -is


egoist egois
hedonist hedonis
publicist publisis

-ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi -if


communicative,
communicatief komunikatif
demonstrative, demonstratief demonstratif
descriptive, descriptief deskriptif

-logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log


analogue, analoog analog
epilogue, epiloog epilog
prologue, proloog prolog

-logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi


technology, technologie teknologi
physiology, physiologie fisiologi
analogy, analogie analogi

-oid (Inggris), oide (Belanda) menjadi -oid


anthropoid, anthropoide antropoid
hominoid, hominoide hominoid

-oir(e) menjadi -oar


trotoir trotoar
repertoire repertoar

74
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi -ur, -ir director,


directeur direktur
inspector, inspecteur inspektur
amateur amatir
formateur formatur

-or tetap -or


dictator diktator
corrector korektor
distributor distributor

-ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas


university, universiteit universitas
quality, kwaliteit kualitas
quantity, kwantiteit kuantitas

-ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -ur


culture, cultuur kultur
premature, prematuur prematur
structure, struktuur struktur

-wi, -wiyyah (Arab) menjadi -wi, -wiah


dunyāwī (‫)ﻥﺩاىﻭ‬ duniawi
kimiyāwī (‫)ٍﮐٍﻤﻭاي‬ kimiawi
lugawiyyah (‫)ﻟةى ﻭﻍ‬ lugawiah

75

Anda mungkin juga menyukai