i
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:
Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah & Laporan Penelitian
Edisi Kedelapan (revisi) ini diterbitkan oleh FKIP Untan Pontianak
Website: www.untan.ac.id
ii
KATA PENGANTAR
Revisi Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan
yang dirasakan oleh civitas academika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tanjungpura seiring dengan perubahan dinamika penulisan karya ilmiah. Pedoman ini terdiri
atas Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah dan Laporan Penelitian. Pedoman
ini terutama dimaksudkan bagi penulisan skripsi dan tesis yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Sarjana dan Pascasarjana yang ada di lingkungan FKIP Untan.
Pada edisi kedelapan ini terdapat beberapa penambahan (tidak terjadi perubahan
mendasar dibandingkan dengan edisi sebelumnya), yakni, tentang jenis jenis penelitian
seperti penelitian kuantitatif, kualitatif, pengembangan, dan penelitian tindakan kelas, ruang
lingkup dan kode etik penulisan karya ilmiah, artikel penelitian, yang disertai dengan contoh-
contoh pada lampiran serta penulisan artikel penelitian baik untuk mahasiswa maupun untuk
dosen yang bersumber dari Simlitabmas Dikti.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyelesaian penyusunan
pedoman ini, dengan harapan dapat bermanfaat bagi keseragaman penulisan karya ilmiah di
FKIP Untan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk perbaikan pedoman penulisan karya ilmiah ini,
namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh
karena itu, saran dan masukan sangat dibutuhkan untuk perbaikan pedoman ini pada edisi
berikutnya.
Akhirnya, semoga pedoman ini dapat bermanfaat terutama bagi civitas academika di
lingkungan FKIP Untan.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
B. Sistematika .............................................................................................................. 9
iv
A. Sistematika .............................................................................................................. 71
v
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 3.1: Aturan Umum Penulisan Skripsi/Tesis ................................................ 7
TABEL 4.1: Guideline for unbised language ........................................................... 46
TABEL 8.1: Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)..................................................... 83
TABEL 9.1: Daftar Kesalahan yang Sering Muncul dalam Penulisan Artikel......... 98
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 5.3: Perbandingan Silabus Lama dan Baru ................................................. 48
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran1 Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiasi di Perguruan Tinggi .................................... 101
Lampiran2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 ......................................................................... 110
viii
BAB I
RUANG LINGKUP PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH
1) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasar pendapat orang lain dimana karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil
penelitian lapangan, didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan
penelitian langsung; observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam rangka
penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
Perbedaan mendasar antara skripsi dengan tesis adalah kedalaman dan
keluasan analisis, baik secara kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas,
misalnya pada penelitian kuantitatif, jumlah variabel yang diteliti dalam tesis
haruslah lebih luas dan/atau lebih banyak dibandingkan dengan skripsi, sementara
pada penelitian kualitatif ditinjau dari kedalaman kajian, tesis harus lebih
komprehensif dibandingkan dengan skripsi. Secara kualitas perbedaan antara
skripsi dengan tesis adalah pada tataran konseptual yang dikaji dalam penelitian,
walaupun secara operasional sulit dilakukan pembedaan tersebut.
2) Tesis
Tesis, adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi
pada tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim
penguji guna memperoleh gelar Magister.
Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada METODE; METODE
penelitian dan METODE penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi,
1
terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan
(masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan
menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
Luasan kajian tesis, khususnya pada penelitian kuantitatif adalah jumlah
variabel pada skripsi dianjurkan minimal dua (dikecualikan pada penelitian
analisis faktor, boleh satu variabel, tetapi dengan subvariabel yang relatif banyak),
sementara pada tesis minimal tiga variabel.
3) Artikel, Makalah dan Laporan Penelitian
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dimaksudkan untuk dimuat
dalam jurnal atau buku kumpulan artikel. Artikel ilmiah dapat berupa hasil
penelitian, hasil pemikiran dan studi pustaka, dapat dibuat oleh mahasiswa, dosen,
pustakawan, dan civitas akademika lainnya.
Makalah adalah karya ilmiah yang memuat hasil pemikiran tentang sebuah
topik/tema yang ditulis secara sistematis dan terdapat analisis secara objektif.
Bagi mahasiswa, makalah dapat berupa tugas terstruktur yang diberikan oleh
dosen untuk memenuhi syarat memperoleh nilai mata kuliah. Sementara dosen
adakalanya membuat makalah demi kepentingan presentasi dalam seminar dan
kegiatan ilmiah lainnya. Laporan penelitian lebih dimaksudkan kepada laporan
penelitian yang memuat tentang proses dan hasil penelitian yang dapat dilakukan
oleh dosen dan mahasiswa.
B. Tata Tulis
Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah
tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya,
kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing menjadi hal sangat
mendasar.
Tata tulis yang berlaku di dalam semua karya tulis ilmiah di FKIP Untan
menggunakan bahasa Indonesia ragam baku. Kecuali hal-hal yang berlaku khusus
pada bidang ilmu tertentu, semua tata cara penulisan menggunakan Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sesuai Surat Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015. Secara lengkap,
peraturan tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.
2
BAB II
KODE ETIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Proses penulisan karya ilmiah mempunyai kode etik atau etika yang harus
digunakan oleh seorang penulis ketika menulis sebuah karya atau artikel
ilmiah. Kode etik penulisan karya ilmiah secara garis besar adalah pengakuan
bahwa karya itu adalah murni hasil karya pribadi, kalau pun harus mengutip
tulisan ide atau pokok fikiran dari orang lain maka kita harus mencantumkan
sumber ide pokok fikiran tersebut sehingga tulisan tersebut tidak termasuk
katagori Plagiasi.
Penulisan karya ilmiah harus memenuhi kategori terhindar dari
kecurangan-kecurangan, dan tindakan yang dapat merugikan pihak lain, sehingga
diperlukan kode etik yang merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati.
Kode etik dapat berupa norma sosial dan norma hukum. Norma ini berkaitan
dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan dan
penyebutan sumber data atau informasi.
Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan
rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian
bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan
rujukan dapat diidentikan dengan pencurian.
Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan
atau pemikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikiran orang
lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena
itu, penulis skripsi dan tesis wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam
skripsi, atau tesis bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pemikiran orang lain.
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip
merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan,
karena perujukan dan pengutipan akan membantu pengembangan ilmu.
3
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan,
gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat
dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah
bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau
dikembangkan.
4
bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, domodifikasi atau
dikembangkan.
5
Sebenarnya dalam dunia tulis menulis, kegiatan pengutipan atau
rujukan pada karya tulis hasil dari tulisan orang lain merupakan hal yang wajar
dan tidak dapat dihindarkan bahkan sangat dianjurkan karena justru hal tersebut
bisa membuat sebuah karya tulisan ilmiah semakin berkembang dan kaya akan
informasi hanya saja, seperti yang sudah dijelaskan di atasi, kita harus
memperhatikan kode etik penulisan karya ilmiah tersebut.
6
BAB III
KOMPOSISI SKRIPSI/TESIS
1. Umum
7
Contoh:
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektifitas
1. Pengertian Efektifitas
2. Tolak ukur efektifitas pembelajaran
a. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik
1) Materi
2) Metode
3) Media
b. Komunikasi secara efektif
3. Pengertian pembelajaran
B. Hasil Belajar
… dst.
Nomor dan judul bab diketik dengan huruf kapital cetak tebal seluruhnya.
Nomor bab (BAB I, BAB II, BAB III, dst) diketik pada jarak 3 cm dari tepi atas
di tengah tengah (simetris kiri kanan). Dibawahnya diketik judul bab. Jika judul
bab lebih dari satu baris diketik dengan pola piramida terbalik.
2. Angka Semua
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Efektifitas
1.1 Pengertian Efektifitas
1.2. Tolak ukur efektifitas pembelajaran
1.2.1 Materi
1.2.2 Metode
1.2.3 Media. dst
2. Pengertian pembelajaran
3. Pembelajaran komperatif
… dst.
8
Sistematika
Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kuantitatif
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir
1. Bagian Awal
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
3. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
Riwayat Hidup
9
a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul secara lengkap (fon 14), kata Skripsi/Tesis (fon 14),
sedangkan yang lainya fon 12 seperti nama dan nomor induk mahasiswa (NIM),
lambang Universitas Tanjungpura dengan diameter 3 cm, dan diikuti dengan prodi,
jurusan, fakultas, nama lengkap universitas (tidak boleh disingkat), dan tahun lulus
ujian. Semua huruf dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak
masing-masing bagian diatur secara simetris, rapat, dan serasi dan warna sampul
sama dengan warna FKIP, yaitu orange.
Tulisan yang dicetak pada halaman sampul:
a. Judul skripsi
b. Kata “SKRIPSI”
c. Kata “OLEH”
d. Nama lengkap penulis
e. NIM
f. Logo Untan Berwarna
g. Nama Program Studi
h. Nama Jurusan
i. Kata “FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”
j. Kata “UNIVERSITAS TANJUNGPURA”
k. Kata “PONTIANAK”
l. Tahun ujian skripsi/Tesis
.
10
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Sampul Skripsi
5 Spasi
SKRIPSI Font 12
5 Spasi
OLEH
HARISANDI Font 12
F0111162
6 Spasi
3 cm
6 Spasi
11 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Sampul Tesis
5 Spasi
TESIS Font 12
5 Spasi
OLEH
ZAIDAN Font 12
NIM F10211001
6 Spasi
3 cm
6 Spasi
12 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Sampul Artikel
5 Spasi
ARTIKEL Font 12
5 Spasi
OLEH
HARISANDI Font 12
F0111162
6 Spasi
3 cm
6 Spasi
13 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Sampul Makalah
4 Spasi
MAKALAH Font 12
1 Spasi
3 Spasi
4 Spasi
OLEH
WINDA EKA KARLINA DEWI Font 12
NIM F01107093
5 Spasi
3 cm
5 Spasi
14 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Sampul Laporan Penelitian
4 Spasi
3 Spasi
4 Spasi
OLEH
DRS. H. PARIJO, M.SI. Font 12
NIP. …………………………….
5 Spasi
3 cm
5 Spasi
15 3 cm
b. Lembar Logo
Lembar logo hanya berisi lambang UNTAN dengan ukuran diameter 3 cm.
3 cm
3 cm
c. Halaman Judul
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya
sama dengan halaman sampul. Halaman judul lembar yang kedua memuat (1)
judul skripsi yang diketik dengan huruf kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada
Universitas Tanjungpura untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana/Pascasarjana (3) nama dan nomor induk
mahasiswa, diketik dengan huruf kapital, dan NIM, (4) logo untan dengan
diameter 3 cm. nama lengkap universitas (fakultas, dan jurusan) diketik dengan
huruf kapital, (5) dan tahun lulus ujian.
16
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Judul Skripsi (Lembar Kedua)
4 Spasi
SKRIPSI Font 12
1 Spasi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Font 12
pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
4 Spasi
OLEH
HARISANDI Font 12
NIM F01111062
5 Spasi
3 cm
5 Spasi
17 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Halaman Judul Tesis (Lembar Kedua)
4 Spasi
TESIS Font 12
1 Spasi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Font 12
pada Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi
4 Spasi
OLEH
ZAIDAN Font 12
NIM F10211001
5 Spasi
3 cm
5 Spasi
18 3 cm
d. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan Skripsi/Tesis berisi pengesahan oleh para penguji, ketua
program studi, dan dekan. Hal-hal yang dicantumkan dalam lembar persetujuan
pembimbing adalah: (1) teks Skripsi/Tesis oleh ini telah disetujui untuk diuji, (2)
nama lengkap dan nomor induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan Pembimbing
II. Pengesahan ini baru diberikan setelah diadakan penyempurnaan oleh
mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para
penguji pada saat berlangsungnya ujian. Dalam lembar persetujuan dosen penguji
dicantumkan tanggal-bulan-tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama
lengkap dan NIP dari masing-masing dewan penguji dan dekan/ketua program
studi.
19
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Skripsi
5 Spasi
HARISANDI Font 12
NIM F01111062
5 Spasi
Disetujui Font 12
Pembimbing I Pembimbing II
Font 12
Disahkan
Dekan,
Font 12
6 Spasi
Font 12
Lulus tanggal: ……………………..
20 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Lembar Persetujuan Pembimbing Tesis
5 Spasi
ZAIDAN Font 12
NIM F10211001
5 Spasi
Disetujui Font 12
Pembimbing I Pembimbing II
Font 12
Disahkan
Dekan,
Font 12
6 Spasi
21 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan Skripsi
5 Spasi
HARISANDI Font 12
NIM F01111062
5 Spasi
Disetujui Font 12
Pembimbing I Pembimbing II
Font 12
Penguji I Penguji II
Font 12
Mengetahui
Ketua Program Studi,
Font 12
Dr.Okianna, M.Si.
NIP. …………………………
22 3 cm
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tesis
5 Spasi
ZAIDAN
NIM F10211001 Font 12
5 Spasi
Disetujui Font 12
Pembimbing I Pembimbing II
Font 12
Penguji I Penguji II
Font 12
Mengetahui
Ketua Program Studi,
Font 12
23 3 cm
e. Pernyataan Keaslian Tulisan
Pernyataan keaslian tulisan berisi pernyataan penulis bahwa isi skripsi yang
ditulisnya bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang
diaku sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri. Pengambilalihan karya orang lain
untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan tindak kecurangan yang lazim disebut
plagiasi. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan ini.
24
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan
NIM : F01111057
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
Matrai
Ttd
6000
M. Fadli Ramdani
NIM. F011111057
25 3 cm
f. Abstrak
Abstrak merupakan paragraf yang paling penting. Sesaat setelah abstrak
terbit di dalam suatu publikasi ilmiah berarti awal dari suatu perjalanan panjang
dari tulisan yang bersangkutan dimulai karena abstrak akan masuk dalam berbagai
indeks karya tulis ilmiah. Abstrak merupakan ringkasan singkat yang
komprehensif dari suatu tulisan. Abstrak yang baik adalah yang akurat, padat,
spesifik, nonevaluatif, koheren dan mudah dibaca. Panjang abstrak skripsi hasil
penelitian maksimal satu halaman, spasi satu.
Isi abstrak:
1) Masalah yang diteliti (satu kalimat jika mungkin)
2) Bentuk penelitian yang digunakan
3) Subjek/sampel (sebutkan karakteristiknya yang utama, misal: jumlah, tipe,
umur, jenis kelamin, dan cara menentukan sampel)
4) Metode (alat, bahan, instrumen, prosedur pengumpulan data dan analisisnya)
5) Temuan utama (bila kuantitatif lengkap dengan statistiknya)
6) Kesimpulan dan implikasi atau aplikasinya.
26
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Abstrak
ABSTRAK
27
3 cm
g. Kata Pengantar
Kata Pengantar berisikan beberapa hal yaitu (1) Ucapan syukur; (2) Judul
Penelitian; (3) Maksud/Tujuan; (4) Ucapan terima kasih, dan (5) Harapan akan kegunaan.
Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas
bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda
(dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari satu halaman kertas ukuran A4. Pada bagian
akhir teks (di pojok kanan-bawah) dicantumkan kata Penulis tanpa menyebut nama
terang.
28
4 cm
4 cm
3 cm
Contoh Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Pontianak”.
penyelesaian penulisan skripsi ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
pertama.
Penulis telah berusaha secara maksimal dalam menulis skripsi ini. Namun
skripsi ini kemungkinan masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan,
materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
29
3 cm
h. Daftar lsi
Di dalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak
subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks.
Semua judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul subbab dan anak
subbab hanya huruf awalnya saja yang diketik dengan huruf kapital. Daftar isi
hendaknya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi.
30
4 cm 4 cm
3 cm
Contoh Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................................... xv
31
3 cm
i. Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor halaman
tempat pernuatan setiap tabel. Judul tabel dalam daftar tabel harus sama dengan judul
tabel yang terdapat di dalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris
diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu dengan yang lainnya diberi
jarak dua spasi.
j. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan
nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan
lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang satu
dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi.
k. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, serta halaman tempat
lampiran itu berada. Judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris diketik
dengan spasi tunggal. Antara judul lampiran yang satu dengan yang lainnya diberi jarak
dua spasi.
l. Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai
makna esensial (misalnya singkatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam
matematika, ilmu eksakta, teknik, dan bahasa), maka perlu ada daftar khusus
mengenai lambang-lambang atau tanda-tanda tersebut.
32
2. Isi Bagian Inti (Lihat Pedoman pada setiap Jenis Penelitian)
b. Lampiran-Lampiran
c. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal-
hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan
tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang
prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu
duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat
mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi
tunggal (satu spasi).
33
BAB IV
PENULISAN KUTIPAN, RUJUKAN, TABEL, DAN GAMBAR
A. Kutipan
1. Kutipan Langsung
a. Kutipan Langsung yang Kurang dari Lima Baris
Tulisan yang dikutip langsung dari publikasi lain jika kurang dari lima baris
harus ditulis kata demi kata dan diletakkan di dalam teks dengan diberi tanda
kutip ganda (“…”).
Contoh:
Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih tidak ditempatkan di dalam
teks tetapi di dalam blok yang di tandai dengan inden kanan dan inden kiri tanpa
meggunakan tanda kutip.
Contoh:
34
c. Aturan Membuat Kutipan Langsung
2. Tanda kutip ganda dipakai untuk kutipan di dalam teks. Tanda kutip tunggal
digunakan di dalam teks yang telah menggunakan tanda kutip ganda.
Contoh:
a. Huruf pertama dari suatu kutipan mungkin diubah menjadi huruf besar atau
huruf kecil
b. Tanda baca pada akhir suatu kalimat yang dikutip mungkin juga dapat
diubah untuk disesuaikan dengan kalimat utama.
35
c. Jarak antarbaris ditulis mengikuti teks
Semua bentuk tulisan yang dipinjam dari penulis lain atau tulisan sendiri
baik yang disajikan dengan kata-kata sendiri (parafrasa) maupun kutipan langsung
harus disertai penghargaan kepada penulisnya.
a. Pada kutipan langsung
36
Contoh:
Disebutkan bahwa fokus reformasi pendidikan di Indonesia menurut Leo Sutrisno
(dalam Akiong, 2001) adalah pengubahan kerangka berpikir „benar-salah‟
menjadi kerangka berpikir alternatif. Tetapi, perubahan semacam ini
memerlukan waktu yang lama, bahkan mungkin perlu beberapa generasi
B. Daftar Rujukan
37
bacaan untuk bacaan latar belakang atau bacaan lanjut. Rujukan yang dikutip
dalam teks harus sama dengan yang berada di dalam daftar rujukan baik ejaan
maupun tahunnya.
Agar akurat dan lengkap dalam menyusun daftar rujukan, sebaiknya rujukan
diperiksa kembali berdasarkan sumber aslinya. Perhatikan nama penulis, tahun
terbit, judul dan informasi penerbitan. Cermati ejaan, terutama jika bahasa asing.
Jangan lupa, perhatikan penulisan nama.
Entry dalam daftar rujukan diatur secara alpabetis, huruf demi huruf nama
keluarga (surname) penulis utama. Penulis utama adalah penulis yang tercantum
pada urutan pertama pada sumber bacaan yang diacu. Jika seorang diri ia adalah
penulis utama.
Rujukan yang terdiri atas beberapa tulisan satu orang penulis diurutkan
menurut angka tahun penerbitan.
Rujukan yang terdiri atas beberapa tulisan dari seorang penulis dalam satu
tahun yang sama, diurutkan sesuai dengan urutan kemunculannya di dalam teks
dengan menambahkan abjad di belakang tahun penerbitan (1998a, 1998b, 1998c).
38
Dedi Supriadi, Urai Husna Asmara, Masrikah Djawari. Sri Buwono,
Yoseph Thomas, Sesilia Seli, Bambang Wijaya, Sri Mulyani, M.J.
Margiati
4. Bila penulisnya kurang dari enam orang semua nama ditulis dengan
aturan yang sama seperti satu orang, dipisahkan dengan tanda koma,
”,” dan di depan penulis terakhir diberi”&”.
Contoh:
August, D.L., Flavell, J.H. & Clift, R., Sugiatno, Edy Yusmin, Halini,
& Zubaidah
5. Bila penulisnya enam orang atau lebih, hanya dituliskan penulis
pertama diikuti ”,” dan ”et al” atau”dkk”.
6. Bila penulisnya kelompok, tulis lengkap nama kelmpok itu.
Contoh:
Himpunan Matematika Indonesia.Departemen Pendidikan Nasional.
7. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”
39
c. Penulisan judul
1. Hanya huruf pertama dari judul dan huruf pertama dari sub judul yang
dituliskan dengan hurufbesar.
2. Sertakan informasi yang tidak ‟rutin‟ misalnya: Surat pembaca,
monograf, Abstrak, CD-ROM, atau Web-Site di dalam tanda kurung
besar ”[......]” langsung di belakangjudul.
3. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”
d. Penulisan berkala
1. Tuliskan lengkap ”nama berkala/jurnal” yang bersangkutan / tidak
disingkat.
2. Tuliskan nomor tahun atau volume berkala yang bersangkutan tanpa
tandakurung.
3. Jika setiap nomor dimulai dengan halaman 1 (satu), cantumkan nomor
terbitannya di dalam tanda kurung ”(.....)” langsung di belakang
bagianjudul.
4. Sertakanhalamannya.
5. Pisahkan semua elemen-elemen ini dengan koma”,”
6. Akhiri bagian ini dengan tanda titik“.”
Urutan penulisan:
Penulis.Tahun.Judul artikel. Nama Berkala. Volume (nomor):
Halaman. Nama berkala dan volumenya dicetak tebal.
40
Contoh:
Bekerian, D. A. (1993).In search of typical eyewitness.American Psychologist.
48: 574-576
August, D. L., Flavell, J.H. & Clift, R., (1985).Comparison of comprehensions
monitoring of skilled and less skilled readers.Reading Research
Quarterty. 20 (1): 39-53
Stock, W.A. et al. (1982) Rigor in data sythesis: a case study of reliability in
meta-analysis. Educational Researcher.11 (15):10-14.
Edy Tandililing. (1998). Remediasi Hasil Belajar Fisika SMU Kelas 1. Suara
Almamater. Vol :1-10.
Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul
makalah. Nama seminar/lokakarya; Kota tempat seminar/lokakarya. Judul
makalah dicetak tebal.
Contoh:
Leo Sutrisno. (2000, 24-25 September).Gender dalam Pendidikan Fisika di
Indonesia. Makalah untuk seminar Projek HEDS-JICA
Unsri.Palembang.
Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul
makalah.Kota dan instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
Contoh:
Leo Sutrisno. (1996). (Tidak diterbitkan).Reformasi Pendidikan. Makalah
sumbang saran bagi Mendikbud. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Leo Sutrisno. (2000). Uji-uji Statistik untuk Dua Variabel yang Saling
Berhubungan.Makalah untuk kuliah program M.Si ilmu-ilmu sosial.
41
Pontianak.
Leo Sutrisno. (2002). Penelitian Kuantitatif Vs Kualitatif: Debat yang Tak
Kunjung Henti. Makalah untuk kuliah program M.Si ilmu-ilmu sosial.
Pontianak.
d. Surat Kabar
Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun, tanggal dan bulan dilaksanakan). Judul artikel.
Nama Surat Kabar.
Contoh:
Mahrus Irsyam. (2002, 16 Januari, hal:4-5). Terapi Membenahi ke-
“Amburadul”-an Birokrasi. Kompas.
e. Buku
Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun). Judul buku. Kota penerbit: Nama penerbit.
(1) Judul buku ditulis dengan huruf tebal
Contoh:
Fery Ansi. (1988a). Pengantar Ekonomi. Jakarta: Aksara.
Fery Ansi. (1988b). Pengantar Bisnis. Jakarta: Aksara.
(2) Nomor cetakan atau nomor edisi ditulis di dalam tanda kurung di belakang
judulbuku.
Contoh:
JB.Adimassana.(1986). Ki Ageng Suryametaram tentang Citra
Manusia.(Cetakan ke-1). Yogyakarta: Kanisius.
Gorys Keraf. (1983). Komposisi.(Cetakan ke-5). Endeh: Arnoldus.
(3) Bila penulis sebagai penyunting atau editor maka kata ”Editor/penyunting”
ditulis di dalam kurung langsung dan diletakkan di belakang nama penulis
yangbersangkutan.
42
Contoh:
Sindhunata.(Editor). (2001). Pendidikan: Kegelisahan Sepanjang Zaman.
Yogyakarta: Kanisius.
(4) Bila penulisnya berbentuk kelompok dalam suatu instansi tertentu, nama
instansi yang menerbitkan menggantikan posisi namapenulis.
Contoh:
Program Pascasarjana Universitas Gajahmada. (1998). Petunjuk Penulisan
Usulan Penelitian dan Tesis.Yogyakarta.
g. Buku terjemahan
Urutan penulisan:
Nama penulis. (tahun). Judul buku dalam edisi Indonesia; (Nama
penterjemah); Kota penerbit: Nama penerbit.
Contoh:
Niels Mulder. (2001). Individu, Masyarakat, dan Sejarah. (Penterjemah: A
Widyamartaya). Yogyakarta: Kanisius.
43
Contoh:
Krashen, S. & Long, M. (1979).Age.Rate and Eventual Attaiment in Second
Language Acquistion.TESOL Quarterly, 13:573- 82 (CD-ROM:
TESOL Quarterly-Digital, 1977).
Okey, J.R. (1973). The Effect of a mastery teaching strategy on teacher
attitudes and pupils achievements. Makalah disajikan pertemuan
tahunan The National Centre for Research in Science Teaching. Detroit.
Maret tanpa tanggal.ERIC No. ED080311.
Urutan penulisan sama seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut oleh tanggal bulan tahun. Topik bahan diskusi.Nama bahan diskusi
(ditebalkan) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), diakhiri dengan
44
alamat sumber e-mail rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
dikunjungi, diantara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Chating Internet Sites NETTRAIN
discussion List. (Online). (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses
22 November 1995).
C. Penyajian Tabel
Tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel,
pembaca akan memahami dan menafsirkan data secara cepat. Tabel yang lebih
dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri.
Tabel harus diberi identitas (berupa nomor dan nama tabel) yang
ditempatkan di atas tubuh tabel. Jika lebih dari satu halaman, maka bagian kepala
tabel (termasuk teksnya) harus diulang pada halaman selanjutnya. Akhir tabel
pada halaman pertama tidak perlu diberi garis horisontal.Pada halaman
berikutnya, tuliskan “Lanjutan Tabel...” pada tepi kiri atas. Nomor Tabel
menggunakan angka Arab-Hindu terdiri dari dua bagian, nomor yang merujuk bab
dimana tabel berada dan nomor urut tabel yang bersangkutan di dalam bab
yangmencakupinya.
45
Contoh :
Nomor Tabel 4.1 merujuk bahwa tabel terletak pada bab IV nomor urut
yang pertama.
Pengacuan tabel menggunakan angka dalam teks bukan dengan
menggunakan kata “tabel di atas” atau “tabel di bawah”. Garis yang paling atas
dari tabel diletakkan tiga spasi di bawah nama tabel. Kolom pengepalan
(heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus dicantumkan. Istilah-
istilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam bentuk
singkatan/lambang: No, %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan
menggunakan spasi tunggal.
Tabel yang dikutif dari sumber lain wajib perlu diperhatikan mengenai nama
penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli dan dituliskan di bawah
tubuh dengan jarak satu setengah spasi dari garis horisontal terbawah, mulai dari
tepi kiri.
Contoh:
TABEL 4.1: Guideline for unbised language
Problematic Preferred
Guideline I: use an appropriate level of specificty
behavior was typicaly female The client’s behavior was (specify)
Guideline 2: Be sensitive to labels
Participants were 300 Orientals There 300 Asians participants
Comment : Orientals is considered pejoratice; use Asian, or be more specific
The eldery Older people
Comment: use adjectives as adjectives instead of than as noun
Tabel Bersambung
46
TABEL 4.1, sambungan
Problematic Preferred
Our study included 60 subjects Sixty people participated in our study
Man, mankind People, humanity, human being, humankind,
Man a project Staff a projecy, hire personel, amploy staff
Manpower Workforce, personel, worker
Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik chart, peta, sket, diagram, bagan,
dan gambar lainnya.Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual
yang dapat dengan mudah dipahami.Gambar tidak harus dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu
yang signifikan.Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan dta statistik
berbentukgrafik.
Aturan:
1. Judul gambar ditempatkan di bawahgambar.
2. Cara dinomori dengan menggunakan angka Arab-Hindu seperti pada
penomorantabel.
3. Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahuluigambar.
4. Gambar diacu dengan menggunakan angk, bukan dengan menggunakan kata
gambar di atas atau gambar dibawah.
47
Contoh :
Keterampilan mengajar
48
BAB V
PENELITIAN KUANTITATIF
A. Sistematika
49
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
G. Definisi Istilah atau Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori (Berisi Kajian Variabel Penelitian)
B. Penelitian yang Relevan
C. Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
BAB III METODE PENELITIAN
A. Prosedur Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Instrumen (Alat Pengumpul Data) Penelitian
E. Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
B. Hasil Analisis Data
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)
50
2. Isi Bagian Inti
Skripsi dibatasi jumlah halamannya. Bagian inti skripsi tidak boleh lebih dari 75
halaman. Bagian-bagian yang diperlukan sebagai bukti pendukung kinerja penulisan
skripsi tidak perlu disertakan sebagai bagian dari skripsi akan tetapi cukup dibawa ke
forum ujian skripsi.
Bagian inti terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil
Analisis, Pembahasan, dan Penutup. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan
pada bahasan berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca
untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa
penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu, bab pendahuluan ini pada dasarnya memuat
(1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) kegunaan
penelitian (5) asumsi penelitian, (6) ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, dan (7)
definisi istilah/operasional.
51
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan rriasalah
merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah.
Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya
data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat hubungan
antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata
pelajaran Matematika?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang hendak dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu kepada isi dan rumusan
masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah
penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan
penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP
dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika.
D. Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain,
uraian dalam subbab Kegunaan Penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang
diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian
terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.
52
E. Asumsi Penelitian
Asumsi penelitian tidak harus ada. Asumsi dapat ditulis jika memang benar-
benar diperlukan.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya,
peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan
skala sikap. Dalam hal ini dia tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang
diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang
diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau METODEs. Asumsi substantif
berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi METODEs berkenaan
dengan METODE penelitian.
53
Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut
terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah
disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi istilah
lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.
Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan
menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu kepada bagaimana
mengukur suatu variabel. Contoh definisi operasionai dari variabel "prestasi
aritmatika" adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal.
Penyusunan definisi operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau
konstruk yang diselidiki akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu,
penyusunan definisi operasionai memungkinkan orang lain melakukan hal yang
serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh
orang lain.
54
argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan dalam Bab I. Untuk dapat
memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan adanya
kajian teori yang memadai. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih, sebagai landasan
penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan.Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam
satu subbab t e rs e n di r i.
Bahan pustaka yang dikaji dan dipaparkan hasilnya dalam Bab ini didasarkan pada
tiga kriteria, yaitu (1) prinsip kemutakhiran (minimal 80 persen pustaka yang dirujuk
terbit sepuluh tahun terakhir), (2) prinsip keprimeran (minimal 80% pustaka yang
dirujuk berasai dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal, skripsi, tesis, disertasi,
dan laporan penelitian), dan (3) prinsip relevansi (hanya pustaka yang relevan dengan
masalah yang diteliti saja yang dirujuk). Jumlah halaman Bab II yang berisi hasil kajian
pustaka ini maksimal 10 persen dari seluruh. isi bagian inti skripsi dan tesis.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis diturunkan atau bersumber dari teori dan/atau tinjauan pustaka yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Dengan demikian hipotesis dapat
ditempatkan setelah paparan kajian pustaka.
Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling mungkin
55
dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun, secara teknis, hipotesis penelitian
dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang
diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, di dalam
latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang relevan
dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam
rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antar
variabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswaSMP dengan prestasi
belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika. Jika dirumuskan dalam bentuk
perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi
belajar yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Matematika dibandingkan dengan yang
tingkat kecerdasannya sedang.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan
secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
A. Prosedur Penelitian
56
Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab Rancangan Penelitian
berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survey, atau
penelitian historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini
dijelaskan pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan
antara variabel-variabel tersebut.
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan
mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya
adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek
penelitian, terutama-dalam penelitian ekperimental. Dalam survey, sumber data
lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek,
tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan
agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya
adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat
mericerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel
merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud
menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan
sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya, maka semakin besarlah
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.
Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian Populasi dan Sampel adalah; (a)
identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur
dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
57
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data,
perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk
menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang
berwenang, dan hai lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat
dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen
pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Dengan
cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel yang
diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Suatu instrumen yang baik juga harus
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Dalam tesis, harus ada bagian yang
menjelaskan proses validasi instrumen.
Instrumen penelitian dapat diambil dari instrumen yang sudah baku, atau
instrumen yang sudah baku tetapi diadaptasi, atau instrumen yang dikembangkan
sendiri oleh peneliti. Jika instrumen penelitian diambil dari instrumen yang sudah baku,
maka jabaran variabelnya tidak perlu dipaparkan lagi. Namun, apabila peneliti
mengadaptasi instrumen baku atau mengembangkan instrumen sendiri, peneliti perlu
memaparkan proses dan hasil validasi instrumen.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara
pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan. Untuk
alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari alat yang
digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam ilmu eksakta, istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang
tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh
karena itu, subbab Instrumen Penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
E. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari
metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat digunakan secara bertahap, yaitu statistik
58
deskriptif dan dilanjutkan statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat
statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Pemilihan statistik parametrik atau
non perametrik harus memperhatikan karakteristik dan distribusi data yg diperoleh.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang
dikumpulkan dengan tetap berorientasi kepada tujuan yang hendak dicapai atau
hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan dalam
analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan,
perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih
sudah cukup dikenal, pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar.
Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang
populer), uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam
analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for
Windows.
A. Deskripsi Data
Kata "deskripsi data" bukan merupakan judul subbab karena pada bagian ini
diuraikan masing-masing variabel yang telah diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-
masing variabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistik
deskriptif, seperti distribusi frekuensi yang disertai dengan grafik yang berupa
histogram, nilai rerata, simpangan baku,atau yang lain. Setiap variabel dilaporkan
dalam subbab tersendiri dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tujuan
penelitian.
Materi yang disajikan dalam Bab III dari skripsi dan tesis adalah temuan-
temuan yang penting dari variabel yang diteliti dan hendaknya dituangkan secara
59
singkat tetapi bermakna. Rumus-rumus dan perhitungan yang digunakan untuk
menghasilkan temuan-temuan tersebut diletakkan dalam lampiran (apabila diperlukan).
Temuan penelitian yang telah disajikan dalam bentuk angka-angka statistik,
tabel, ataupun grafik tidak dengan sendirinya bersifat komunikatif. Penjelasan tentang
hal tersebut masih diperlukan. Namuh, bahasan pada tahap ini perlu dibatasi pada hal-
hal yang bersifat faktual, tidak mencakup pendapat pribadi (interpretasi) peneliti.
B. Hasil Analisis Data
Analisis data dan intrepretasi data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam
pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian.Karena
penelitian tindakan adalah penelitian yang bersifat dialektik, yaitu: perencanaan, tindakan
yang diserta dengan pengumpulan data, dilanjutkan dengan analisis dan interpretasi data,
perencanaan baru, tindakan dan pengumpulan data, analisis dan interpretasi data lagi dan
seterusnya.
C. Pengujian Hipotesis
Pemaparan tentang hasil pengujian hipotesis pada dasarnya tidak berbeda
dengan penyajian temuan penelitian untuk masing-masing variabel. Hipotesis
penelitian dapat dikemukakan sekali lagi dalam bab ini, termasuk hipotesis nolnya, dan
masing-masing diikuti dengan hasil pengujiannya serta penjelasan atas hasil pengujian itu
secara ringkas dan padat. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis ini terbatas pada
interpretasi atas angka statistic yang diperoleh dari perhitungan statistik dengan
merujuk ke hipotesis statistik.
D. Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan memiliki arti
penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian. Tujuan pembahasan adalah: (1)
menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai;
(2) menafsirkan temuan-temuan penelitian; (3) mengintegrasikan temuan penelitian
ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan; (4) memodifikasi teori yang ada
atau menyusun teori baru; dan (5) rnenjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil
penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran
60
terhadap temuan penelitian dilakukan,dengan menggunakan logika dan teori-teori
yang ada.
Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah
ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks
khazanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan temuan-
temuan penelitian yang diperoleh dengan teori dan temuan empiris lain yang relevan.
Oleh karena itu, hasil kajian pustaka, khususnya yang berisi hasil-hasil penelitian
sebelumnya, yang biasanya disajikan dalam bab tersendiri juga ditulis secara terpadu
dalam Bab IV dan digunakan untuk membandingkannya dengan hasi| analisis penetiti.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian lain
yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi terhadap
hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya apabila
didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil
penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini.
Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dalamhya dicantumkan
juga hasil/temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti
mampu memberikan penjelasan teoretis ataupun METODEs bahwa temuannya
memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis
penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan suatu
hipotesis ditolak. Pertama, faktor nonMETODEs, seperti adanya intervensi
variabel lain sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis
yang diajukan. Kedua, karena kesalahan rnetodologis, misalnya instrumen yang
digunakan tidak sahih atau kurang reliabel.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal
modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang
dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian,
hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh
teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
61
BAB V PENUTUP
Pada Bab V atau bab terakhir dari skripsi atau Tesis dimuat dua hal pokok,
yaitu kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan
penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang rnengacu
kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik
dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya
temuan penelitian yang diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil analisis yang telah diuraikan
secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang
ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan
masalah, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap
terpelihara.
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya benar benar
merujuk ke batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran dapat meliputi
implementasi hasil penelitian dan/atau saran untuk penelitian selanjutnya.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional.
Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, dia tidak mengalami
kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran yang
diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan tinggi,
lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
62
BAB VI
PENELITIAN KUALITATIF
A. Sistematika
Sistematika Skripsi dan Tesis sebagai laporan hasil penelitian kualitatif dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir
1. Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32)
Halaman Sampul
Lembar Logo
Halaman Judul
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
63
Pernyataan Keaslian Tulisan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
2. Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah/Konteks Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Manfaat Hasil Penelitian
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Deskripsi teori
B. Penelitian Yang relevean
C. Hipotesis (jika ada)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi, Saran, Implikasi, Penelitian Berikutnya
64
B. Isi Bagian Awal, Bagian Inti, dan Bagian Akhir
1. Isi Bagian Awal (Lihat pada Halaman 9-32)
65
2. Tunjukkan kesenjangan yang terjadi diantara penelitian-penelitian
sebelumnya.
3. Paparkan kejelasan permasalahan yang akan diteliti berupa penegasan dalam
uraian singkat (thesis statement) “bukan menuliskan judul penelitian”.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan ringkasan dari latar belakang masalah dalam
kalimat yang lebih ringkas. Penulisan fokus penelitian berisi uraian pokok
permasalahan dalam suatu konteks tertentu dalam masyarakat.
Penulisan fokus penelitian dilakukan dengan cara menyusun kalimat dalam
bentuk logika yang membawa pembaca mengerti bahwa fokus yang dituliskan
adalah sebuah permasalahan yang harus diteliti. Peneliti harus berargumentasi
dengan logika yang runtut untuk menunjukkan maksud permasalahan yang akan
diteliti.
A. Deskripsi Teori
Teori dalam penelitian kualitatif dipergunakan untuk membantu
menjelaskan data yang diperoleh di lapangan ketika peneliti masuk dalam kancah
penelitian. Pilih teori yang relevan dengan tema penelitian. Teori juga berfungsi
sebagai bahan pembahas hasil penelitian.
66
dalam bidang lain.
C. Hipotesis
Penelitian kualitatif tidak wajib mengajukan hipotesis. Hipotesis dalam
penelitian kualitatf merupakan hipotesis berjalan dan diuji berdasarkan fakta di
lapangan, hipotesis ini dapat berubah sesuai dengan hasil penelitian lapangan.
A. Jenis Penelitian
Tuliskan dengan jelas penelitian yang akan dilakukan apakah menggunakan
metode studi kasus, fenemenologi, hermeneutika, etnografi atau berdasarkan pada
grounded theory. Tuliskan alasan singkat penggunaan metode penelitian yang
dipilih.
B. Kehadiran peneliti
Jelaskan bagaimana peneliti masuk ke kancah penelitian. Peneliti
menjelaskan kehadiran peneliti apakah sebagai partisipan, observer partisipan
yang diketahui, atau tidak diketahui statusnya sebagai peneliti.
C. Lokasi Penelitian
Deskripsikan lokasi kancah penelitian sesuai dengan setting, spesifik sesuai
dengan tema, serta langsung mengarah pada interaksi sosial dimana tema yang
akan diteliti itu muncul.
67
gunakan alat rekam serta membuat catatan lapangan. Alat bantu seperti angket,
perekam, cek list, pengukuran, wawancara dapat dipergunakan dengan
mempertimbangkan status kehadiran peneliti.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama dan sesudah di
lapangan. Setiap memperoleh data dari catatan lapangan selalu dianailis selama
proses di kancah penelitian. Jelaskan cara melakukan tipologi (Analisis domain,
taxonomis, komponensial, tema), pemrosesan satuan (penamaan berdasarkan latar
bukan persepsi peneliti), kategorisasi (pengelompokan atas dasar sifat kesamaan
data yang menjadi bangunan konstruksi data), penafsiran data (dilakukan mulai
sejak di lapangan sehingga sudah ada penghalusan data, penyusunan kategori,
yang berarti sudah menjadi bagian dari toeri yang nantinya diformulasikan secara
deskriptif atupun proporsional).
68
peneliti dalam mensikapi hasil penelitian. Pembahasan dilakukan dengan cara
menelaah secara kritis hasil temuan berdasarkan data yang telah valid untuk
menjelaskan fenomena kajian penelitian. Pembahasan dilakukan dengan
membandingkan hasil penelitian dengan teori.Selain itu juga membandingkan
dengan penelitian terdahulu.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuliskan intisari dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dan dibahas
dalam bab sebelumnya.
B. Rekomendasi, Saran, Implikasi, Penelitian Berikutnya
Pada bagian ini peneliti dapat memilih apakah akan menyarankan dalam
bentuk implikasi penelitian kepada pihak-pihak tertentu berdasarkan tujuan
penelitian atau merekomendasikan untuk diadakan penelitian kaitannya dengan
proses ataupun hasil penelitian. Jika dirasa perlu tuliskan kelemahan dalam proses
penelitian agar peneliti selanjutnya tidak melakukan kesalahan yang sama yang
berakibat hasil penelitian kurang baik atau tidak sesuai harapan.
69
BAB VII
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
70
A. Sistematika Penelian Tindakan Kelas terdiri dari:
71
G. Waktu dan Jadwal Pelaksanaan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
3. Bagian Akhir
Bagian akhir memuat:
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup
72
c. Abstrak
Berisi umum dan lengkap yang disajikan secara singkat (tidak lebih dari 1
halaman) ditulis dengan spasi tunggal.
BAB I PENDAHULUAN
b. Rumusan Masalah
Judul subbab ini biasanya hanya “Perumusan Masalah”. Dengan demikian
cukup dirumuskan satu kalimat tanya dari masalah umum dan beberapa
pernyataan dari submasalahnya.
73
“Apakah melalui kegiatan pemberian umpan balik disiplin mengerjakan
pekerjaan rumah mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 21
Pontianak Tahun 2016 dapat ditingkatkan?”
c. Tujuan Penelitian
Bagian tujuan penelitian berhubungan dengan masalah, hasil penelitian,
pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian.
Contoh rumusan tujuan penelitian
d. Manfaat Penelitian
Berguna bagi siswa, guru, sekolah atau komponen terkait, lebih baik
kemukakan hal yang berupa inovasi. Uraian manfaat ini berisi kelayakan masalah
yang diteliti, terutama terkait dengan manfaatnya dalam meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan tindakan yang
dipilih.
e. Defenisi Operasional
Definisi operasional memuat: (1) variabel secara operasional yang
dipergunakan dalam judul atau masalah penelitian, (2) data yang diperlukan untuk
74
mengkaji istilah yang dipakai, (3) cara atau yang menyangkut instrumen yang
dipakai untuk mendapatkan data tersebut.
Berisi tentang teori yang mendasari penelitian, yakni yang berkaitan dengan
kondisi pembelajaran, masalah yang dipecahkan ,strategi yang akan digunakan
dan prestasi belajar siswa yang idial. Kajian teori tersebut paling tidak
mengungkapkan tentang: What (apa) berupa siapa penemu atau pendapat siapa,
way (mengapa) mengapa teori itu ada., How (bagaimana) teori itu digunakan atau
hasil penelitian terdahulu (yang dilakukan oleh orang lain).
a. Kerangka Teori
Sebelum menulis kajian pustaka buatlah kisi-kisi teori yang akan dibahas.
Contoh:
Judul: Peningkatan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran
Matematika pada siswa kelas V SDN XX Pontianak Tahun 2016 melalui kegiatan
pemberian umpan balik.
Pokok pikiran (Grand-theory) dari judul tersebut meliputi; (1) Kegiatan
pembelajaran; (2) Kegiatan belajar.
Kerangkan teori pertama adalah pembelajaran. Kegiatan pembelajaran memiliki
unsurdi dalamnya, yakni tujuan, materi, pemilihan metode pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, media dan evaluasi sebagaimana selalu dicantumkan dan
menjadi unsur utama dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Kerangka teori kedua adalah kegiatan belajar. Kegiatan belajar mempunyai
faktor pendukung yang biasanya dikatagorikan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Yang termasuk faktor internal antara lain intelegensi, motivasi, sikap,
disiplin dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal antara lain media,lingkungan,
guru, materi ajar dan lain-lain.penjelasan tentang kegiatan belajar yang utama
dalam penelitian ini tentu saja masalah disiplin belajar. Dalam kasus ini disiplin
mengerjakan pekerjaan rumah.
75
b. Penelitian yang Relevan
Peneliti mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
dan relevan dengan tujuan penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan posisi
penelitiannya dengan cara mendeskripsikan persamaan dan perbedaan penelitian
yang dilakukannya dengan penelitian yang relevan yang disajikan.
a. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian berisi tahapan setiap siklus yang terdiri atas:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan
Refleksi (reflecting). Tiap tiap tahapan dalam siklus diuraikan secara jelas dan
operasional.
c. Kolaborator Penelitian
Berisi nama guru kelas/ guru mata pelajaran yang dijadikan teman/pasangan
dalam penelitian.
76
1. Observasi dengan instrumen pedoman observasi
2. Wawancara dengan instrumen pedoman wawancara
3. Dokumenter dengan instrumen pencatatan dokumen
4. Angket dengan instumen perangkat kuesioner.
77
3. Isi Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka memuat buku-buku literatur, jurnal, dll yang digunakan
dalam pembuatan skripsi dan tesis.
b. Lampiran-Lampiran
c. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi dan tesis hendaknya disajikan secara naratif. Hal-
hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan
tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi, dan informasi tentang
prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu
duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat
mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi
tunggal (satu spasi).
78
BAB VIII
PENELITIAN PENGEMBANGAN
A. Sistematika
Sistematika skripsi dan tesis sebagai laporan hasil penelitian DDR dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal (blurp) laporan skripsi/tesis dalam penelitian dengan
pendekatan ini sama dengan isi bagian-bagian awal pada skripsi/tesis yang
dihasilkan melalui penelitian dengan pendekatan-pendekatan lain. Komponen-
komponen yang ada pada bagian ini adalah: halaman sampul, lembar logo,
halaman judul, lembar persetujuan, lembar pengesahan, pernyataan keaslian
tulisan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran, dan daftar lainnya. Keterangan pada tiap-tiap komponen tersebut dapat
79
didapat pada halaman 7-30.
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi/tesis yang dihasilkan dari penelitian dengan
pendekatan ini terdiri atas lima bab, yang diuraikan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Permasalahan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hasil yang Diharapkan
E. Keterbatasan Penelitian
F. Terminologi (Peristilahan)
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Terdahulu
B. Definisi Operasional
C. Kerangka Kerja Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode
B. Desain dan Langkah-langkah Penelitian
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Instrumen Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penyajian Data (Desain Awal Produk)
B. Analisis Data (Hasil Pengujian)
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
80
3. Bagian Akhir (Lihat pada Halaman 33)
Bagian akhir skripsi/tesis hasil penelitian dengan pendekatan ini terdiri atas
daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup menulis. Keterangan pada
tiap-tiap komponen itu dapat diLihat pada Halaman 33.
BAB I. PENDAHULUAN
81
berita (pernyataan) sepanjang rumusan tersebut menunjukkan adanya rumpang
(gap) antara das sein dan das solen yang memerlukan penelitian dimaksud.
C. Tujuan Penelitian
Uraikan tujuan penelitian secara jelas. Tujuan hendaknya merupakan
solusi atau tindak lanjut konstruktif dari rumpang inovasi yang telah dirumuskan.
Uraian tujuan hendaknya bersifat operasional (dapat dilaksanakan). Produk atau
alat yang akan dihasilkan, dievaluasi, atau diteliti hendaknya disebutkan secara
jelas.
D. Hasil yang Diharapkan
Bagian ini berisi deskripsi mutu hasil penelitian atau hasil akhir yang
dijanjikan. Deskripsi mutu produk atau istrumen diuraikan secara lugas,
operasional, dan dapat dievaluasi secara ilmiah. Deskripsi tersebut merupakan
ciri-ciri khas produk/alat yang akan dihasilkan dan menunjukkan perbedaan dari
produk/instrumen yang telah ada. Agar dapat dipahami oleh pelbagai pihak,
gunakan standar-standar yang telah diterima secara umum. Dalam hal ini
disarankan penelitian pengembangan produk atau instrumen menggunakan tingkat
kesiapan teknologi (TKT). TKT atau TRL (Technological Readiness Level) mula-
mula dikembangkan pada rentang waktu 1970-1980 oleh The Aeronautics and
Space Administration (NASA). Setelah dikembangkan oleh pelbagai pihak dengan
beberapa versi, kini TKT yang digunakan memiliki sembilan tingkat dan telah
diterima secara luas di dunia industri dan pemerintah di pelbagai negara, termasuk
di Indonesia. Penggunaan TKT di Indonesia didorong oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan rentang level 1 hingga 9. Pada
pedoman ini ditetapkan bahwa standar untuk skripsi adalah TKT 2 hingga 3 dan
standar untuk tesis adalah TKT 4 hingga 6. Informasi lengkap mengenai arti
tingkat kesiapan teknologi dapat dibaca pada tabel sebagai berikut.
82
TABEL 8.1: Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
TKT Definisi Deskripsi Kesiapan
1 Prinsip dasar dari a) Telah ditentukan asumsi dan hukum dasar yang
suatu teknologi akan digunakan pada teknologi yang akan
telah diteliti dikembangkan.
b) Telah dilakukan studi literature, baik teori atau
empiris dari penelitian terdahulu, tentang prinsip
dasar teknologi yang akan dikembangkan.
c) Jika ada, hipotesis penelitian telah
diformulasikan.
2 Konsep teknologi a) Telah teridentifikasi peralatan dan sistem yang
dan aplikasi telah akan digunakan.
di formulasikan b) Telah teridentifikasi dari studi literatur
(teoritis/empiris) bahwa teknologi yang akan
dikembangkan memungkinkan untuk diterapkan.
c) Telah teridentifikasi desain secara teoritis dan
empiris.
d) Telah diketahui elemen-elemen dasar dari
teknologi yang akan dikembangkan.
e) Telah dikuasai dan dipahami karakterisasi
komponen teknologi yang akan dikembangkan.
f) Telah diprediksi kinerja dari masing-masing
elemen penyusun teknologi yang akan
dikembangkan.
g) Telah dilakukan analisis awal menunjukkan
bahwa fungsi utama yang dibutuhkan dapat
bekerja dengan baik.
h) Telah dibuat model dan dilakukan simulasi
untuk menguji kebenaran prinsip dasar.
i) Telah dilakukan penelitian analitik untuk
menguji kebenaran prinsip dasarnya.
j) Telah dilakukan pengujian bahwa komponen-
komponen teknologi yang akan dikembangkan,
secara terpisah dapat bekerja dengan baik.
k) Telah dilakukan pengujian bahwa peralatan yang
digunakan sudah valid dan reliabel.
l) Telah diketahui tahapan eksperimen yang akan
dilakukan.
3 Konsep dan a) Telah dilakukan studi analitik mendukung
karakteristik prediksi kinerja elemen-elemen Teknologi.
penting dari suatu b) Telah diidentifikasi dan diprediksi karakteri/sifat
teknologi telah dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar.
dibuktikan secara c) Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk
analitis dan menguji kelayakan penerapan teknologi tersebut.
eksperimental d) Telah dilakukan pemodelan dan simulasi
mendukung prediksi kemampuan elemen-
83
elemen Teknologi.
e) Telah dilakukan pengembangan teknologi
tersebut dengan langkah awal menggunakan
model matematik sangat dimungkinkan dan
dapat
f) disimulasikan.
g) Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk
memprediksi kinerja tiap elemen Teknologi.
h) Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah
diketahui komponen2 sistem teknologi tsb dpt
bekerja dgn baik.
i) Telah dilakukan penelitian di laboratorium
dengan menggunakan data dummy.
j) Telah diperoleh hasil bahwa teknologi layak
secara ilmiah (studi analitik, model / simulasi,
eksperimen).
4 Komponen a) Telah dilakukan test laboratorium komponen-
teknologi telah komponen secara terpisah.
divalidasi dalam b) Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut
lingkungan pengguna telah diketahui (keinginan adopter).
laboratorium c) Hasil percobaan laboratorium terhadap setiap
komponen menunjukkan bahwa setiap
komponen dapat beroperasi.
d) Telah dilakukan percobaan fungsi utama
teknologi dalam lingkungan yang relevan.
e) Purwarupa teknologi skala laboratorium telah
dibuat
f) Penelitian integrasi komponen telah dimulai.
g) Proses „kunci‟ untuk manufakturnya telah
diidentifikasi dan dikaji di laboratorium.
h) Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun
skala laboratorium telah selesai (low fidelity).
5 Komponen a) Persiapan produksi perangkat keras telah
teknologi telah dilakukan.
divalidasi dalam b) Telah dilakukan penelitian pasar (marketing
lingkungan yang research) dan penelitian laboratorium utk
relevan memilih proses fabrikasi.
c) Purwarupa telah dibuat.
d) Peralatan dan mesin pendukung telah diujicoba
dalam laboratorium.
e) Integrasi sistem telah selesai dengan tingkat
akurasi tinggi (high fidelity), siap diuji pada
lingkungan nyata/simulasi.
f) Telah dilakukan peningkatan akurasi (fidelity)
sistem purwarupa.
g) Telah dilakukan modifikasi kondisi laboratorium
84
sehingga mirip dengan lingkungan yang
sesungguhnya.
h) Proses produksi telah dinilai (review) oleh
bagian manufaktur.
6 Model atau a) Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah
Purwarupa telah diketahui.
diuji dalam b) Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses
lingkungan yang pabrikasi telah teridentifikasi.
relevan c) Machinary and System (M & S) untuk kinerja
sistem teknologi pada lingkungan operasi.
d) Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan
menerima hasil pengujian laboratorium.
e) Purwarupa telah teruji dengan akurasi/ fidelitas
laboratorium yg tinggi pd simulasi lingkungan
operasional (lingkungan sebenarnya).
f) Hasil Uji membuktikan layak secara teknis
g) (engineering feasibility).
7 Purwarupa telah a) Peralatan, proses, metode dan desain teknik
diuji dalam telah diidentifikasi.
lingkungan b) Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai
sebenarnya diujicobakan.
c) Perlengkapan proses dan peralatan test/inspeksi
diujicobakan di dalam lingkungan produksi.
d) Draf gambar desain telah lengkap.
e) Peralatan, proses, metode dan desain teknik
telah dikembangkan dan mulai diujicobakan.
f) Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi
(design to cost).
g) Proses fabrikasi secara umum telah dipahami
dengan baik.
h) Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam
lingkungan/kondisi operasi.
i) Purwarupa lengkap telah didemonstrasikan pada
simulasi lingkungan operasional.
j) Purwarupa sistem telah teruji pada ujicoba
lapangan.
k) Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial
Production- LRIP).
8 Sistem Teknologi a) Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen
telah lengkap dan kompatibel dengan sistem operasi.
memenuhi syarat b) Mesin dan peralatan telah diuji dalam
(qualified) lingkungan produksi.
c) Diagram akhir selesai dibuat.
d) Proses fabrikasi diujicobakan pada skala
percontohan (pilot-line atau LRIP).
e) Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan
85
tingkat produktifitas yang dapat diterima.
f) Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi
lingkungan operasi.
g) Semua bahan/ material dan peralatan tersedia
untuk digunakan dalam produksi.
h) 8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan
evaluasi.
9 Teknologi benar- a) Konsep operasional telah benar-benar dapat
benar teruji/ diterapkan.
terbukti melalui b) Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat.
keberhasilan c) Tidak ada perubahan desain yang signifikan.
pengoperasian d) Teknologi telah teruji pada kondisi sebenarnya.
e) Produktivitas telah stabil.
f) Semua dokumentasi telah lengkap.
g) Telah dilakukan estimasi harga produksi
dibandingkan competitor.
h) Teknologi kompetitor telah diketahui.
Peneliti boleh juga merujuk TKT yang disusun oleh NASA seperti terdapat
pada tautan internet sebagai berikut. https://esto.nasa.gov/technologists_trl.html
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan solusi bagi kehidupan sosial yang
kontekstual. Uraikan manfaat penelitian produk/instrumen yang akan dihasilkan
baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi pelaksanaan tugas-tugas
keseharian manusia (praxis) sebagai makhluk sosial, makhluk berbudaya, maupun
makhluk religius maupun untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan (teoritis). Manfaat penelitian dapat merupakan manfaat antara untuk
ditindaklanjuti dengan penelitian pengembangan berikutnya maupun manfaat
akhir bagi masyarakat.
F. Keterbatasan Penelitian
Peneliti harus mengakui keterbatasn (kelemahan) penelitian yang
dijalankannya atau hasil yang diperolehnya selain mengungkapkan hasil yang
diharapkan dan manfaat penelitian yang merupakan gambaran keunggulan
penelitian pengembangan. Peneliti harus menyatakan kelemahan-kelemahan
produk atau instrument yang akan dihasilkan secara jelas sebagai rambu-rambu
86
bagi calon pengguna hasil penelitian dan sebagai petunjuk untuk penyempurnaan
pada penelitian-penelitian selanjutnya.
G. Terminologi (Peristilahan)
Guna menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami karya tulis
yang dihasilkan, peneliti hendaknya menjelaskan istilah-istilah khusus. Bagian ini
membatasi penafsiran pembaca pada konteks penelitian ini dengan penjelasan
makna khusus atau dengan rujukan kontekstual. Jika diperlukan, pengusul dapat
membentuk istilah baru untuk menyingkat frase yang panjang dan
menjelaskannya pada bagian ini. Bagian ini tidak berisi uraian mengenai konsep
maupun teori. Apabila pada bagian karya tulis yang tidak memerlukan keterangan
khusus, bagian ini dapat ditiadakan.
A. Kajian Terdahulu
Ungkapkan peta kajian, temuan, produk, dan gagasan terkait topik
penelitian dari masa ke masa dan dari tempat satu ke tepat lain. Hasil kajian
terdahulu pada bagian ini hendaknya dapat menunjukkan hasil-hasil kajian
terdahulu yang sekaligus menunjukkan rumpang-rumpang penelitian (research
gaps) yang dapat atau perlu ditindaklanjuti dengan penelitian. Kajian terdahulu
hendaknya menyebut nama peneliti, tempat penelitian, tahun penelitian, metode
penelitian, dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemutakhiran dan keluasan
referensi yang digunakan amat diperlukan untuk menunjukkan kelayakan peneliti
melakukan penelitian dengan topik yang diusulkan. Peneliti yang telah bergaul
dengan banyak jurnal bermutu, beragam, dan mutakhir akan dianggap layak dan
mampu menjalankan penelitian yang topiknya akan atau sedang diusulkan. Topik
penelitian yang jelas merupakan bagian rumpang dari rangkaian hasil penelitian
adalah hal yang perlu. Penilian dalam sub bagian ini adalah keperluan suatu topik
diteliti dan kelayakan si peneliti untuk menjalankan penelitian dengan topik yang
ajukan.
87
B. Definisi Operasional
Bagian ini berisi kajian mendalam atas hal-hal yang dikaji dalam penelitian
yang diusulkan. Kajian mendalam tersebut dilakukan pada tiap-tiap sub topik
varibel terkait karakteristik hasil penelitian yang diharapkan. Hasil dari kajian
tersebut adalah definisi-definisi operasional beserta uraiannya yang nantinya akan
digunakan untuk mengevaluasi hasil penelitian pengembangan.
88
prinsipnya, ada tiga langkah generik dalam pengembangan yaitu analisis
kebutuhan, pengembangan, dan evaluasi. Analisis kebutuhan hendaknya
dilakukan secara benar dengan prosedur-prosedur ilmiah dan dengan dukungan
data yang dapat dipercaya. Pada proses pengembangan terdapat langka-langkah
bersiklus yang terdiri atas pengembangan, evaluasi formatif, dan revisi. Tahap
evaluasi dapat meliputi evaluasi pakar dan eksperimen. Evaluasi teknil lain juga
dimungkinkan sepanjang sejalan dengan tujuan evaluasinya. Evaluasi dengan cara
Delphi dapat menjadi pilihan hanya jika benar-benar diperlukan. Evaluasi dalam
penelitian tingkat S1 hendaknya mencerminakan bahwa komponen teknologi telah
terkonsep dengan baik dan dapat mencapai tahap validasi. Pada tingkat S2 telah
dilakukan pengujian terbatas atau dalam skala laboratorium sedikit lebih tinggi
sampai validasi dalam lingkungan yang relevan.
89
E. Instrumen Pengumpulan Data
Sebutkan dan terangkan secara ringkas instrumen pengumpulan tiap-tiap
jenis data secara spesifik. Untuk data yang bersifat kuantitatif, instrumen
hendaknya divalidasi secara benar dengan merujuk ke definisi-definisi
operasional. Reliabilitas dan sejenisnya perlu direncanakan dengan menyebutkan
proses uji-coba instrumen secara spesifik.
F. Analisis Data
Pada bagian analisis data ini rencana analisis data disebutkan secara lugas
dan diterangkan secara ringkas. Tiap-tiap jenis data yang telah dikumpulkan
diorganisasikan dan diringkas secara sistematis. Pada jenis data yang bersifat
kuantitatif pengusul menyebutkan cara inferensi statistika yang tepat dengan
menyebutkan persyaratan dan karakteristik datanya. Pada jenis data yang bersifat
kualitatif, pengusul menyebutkan teknik atau metode pengorganisasian dan
analisis hingga penafsirannya.
A. Penyajian Data
Paparkan data secara rapih tahap demi tahap sesuai jenis kegiatannya.
Pisahkan data terutama sesuai langkah-langkah kegiatan. Data kuantitatif harus
diperlakukan sebagai layaknya data penelitian kuntitatif, seperti: tabulasi dan
deskripsi. Penyajian data juga dapat didukung dengan paparan dalam bentuk
diagram. Data kualitatif diperlakukan seperti dalam penelitian kualitatif, misalnya
melalui pengodean (initial coding, focused coding, theoretical coding, dsb.).
Pemaparan hendaknya jelas dan mudah dipahami.
B. Analisis Data
Seperti dalam penyajian data, analisis harus dijalankan sesuai sifat data.
Analisis dilakukan tahap demi tahap dan kelompok demi kelompok dengan
merujuk ke tujuan penelitian. Di samping menganalisis kebutuhan dan
kelanjutannya, analisis data juga harus menyajikan analisis terhadap produk yang
dihasilkan. Analisis dapat dinyatakan selesai jika sudah sampai ujung tiap-tiap
90
tujuan penelitian yang telah disebutkan, apa pun hasilnya.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Uraikan kesimpulan secara sederhana dan lugas dengan mensintesiskan
hasil analisis data dan tujuan penelitian.
B. Saran
Saran hendaknya jelas ditujukan kepada pihak-pihak tertentu yang berpotensi
menggunakan hasil penelitian. Saran disusun dengan mensintesiskan bagian-bagian
tertentu pada latar belakang penelitian, manfaat penelitian, dan hasil penelitian (jika
dipandang perlu termasuk juga hasil analisis data). Saran-saran dapat meliputi saran untuk
penggunaan dalam kehidupan sosial (praxis) maupun saran untuk penelitian selanjutnya
(teoritis).
91
BAB IX
ARTIKEL HASIL PENELITIAN
Artikel penelitian adalah sebuah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil
penelitian dan ditulis dengan mengikuti kaidah ilmiah. Artikel penelitian
merupakan tulisan non fiksi yang memuat data dan fakta dengan analisa opini atau
pendapat dari penulis tulisan tersebut. Artikel penelitian ditulis secara lugas,
tuntas, logis, objektif, cermat, jelas, padat, konsisten dan sistematis.
A. ATURAN UMUM
1. Setiap sub judul ditulis dengan huruf Times New Roman 11 dan dicetak
tebal (bold).
2. Alinea baru ditulis menjorok dengan indent-first line 0,75 cm, antar
alinea tidak diberi spasi.
3. Kata asing ditulis dengan huruf miring.
4. Semua bilangan ditulis dengan angka, kecuali pada awal kalimat dan
bilangan bulat yang kurang dari sepuluh harus dieja.
5. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor
urut.
6. Menggunakan program Microsoft Word
7. Menggunakan Font 12 Times New Roman dengan spasi tunggal
8. Naskah dicetak pada kertas A4 dengan jumlah halaman minimal 10 dan
maksimal 18 halaman
1. Judul
2. Nama Penulis dan Perguruan Tinggi
3. Abstrak dan kata kunci
4. Pendahuluan
5. Metode
6. Hasil dan Pembahasan
92
7. Kesimpulan dan Saran (jika perlu)
8. Daftar Rujukan
1. Judul Artikel
Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek serta memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang
mengambarkan masalah yang diteliti. Judul artikel ditulis dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris 5 sampai 15 kata. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital,
dicetak tebal (bold) dengan jenis huruf Times New Roman 12, spasi tunggal
dengan jumlah kata maksimum 15. berada ditengah-tengah
2. Nama Penulis
Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik ataupun gelar
lainnya, menyertakan lembaga asal, dan ditempatkan di bawah judul artikel. Nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan
huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis
pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi
dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di bawah nama penulis dengan
huruf Times New Roman ukuran 10.
Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris).
Jumlah kata abstrak 150-250 kata dan diketik 1 spasi dengan Times Roman 11.
Abstrak minimal berisi judul, masalah/tujuan, metode dan hasil penelitian serta
kesimpulan. Kata abstract dicetak tebal (bold). Abstrak disajikan dengan rata kiri
dan rata kanan, dalam satu paragraf, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada
awal kalimat. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata.
Kata Keywords dicetak tebal (bold). Kata kunci menggambarkan pokok pokok
penting penelitian sehingga memudahkan pencarian dalam sistem komputerisasi
informasi ilmiah.
Contoh :
93
ANALISIS KETERAMPILAN PENYELESAIAN MATERI
JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA PADA
SISWA KELAS X AKUNTANSI
94
Keywords: Skills, Adjusting Entries, Corporate Services
4. Pendahuluan
Bagian pendahuluan tidak diberi judul, ditulis setelah abstrak. Pendahuluan
berisi latar belakang, konteks penelitian, hasil kajian pustaka dan tujuan
penelitian. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam
bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel.
Pendahuluan diambil dari bab 1 dan bab 2 dalam laporan penelitian. (Font Times
Roman ukuran 11)
5. Metode
Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tanpa subbagian yang
berisi tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan
analisi data yang secara nyata. Untuk penelitian yang menggunakan alat dan
bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan bahannya. Untuk penelitian kualitatif perlu
ditambah deskripsi mengenai kehadiran peneliti, subyek peneliti, lokasi dan
lamanya penelitian, cara menggali data serta keabsahan data. Metode diambil dari
bab 3 laporan penelitian dengan panjang 10% -15% dari total panjang artikel.
(Font Times Roman ukuran 11)
6. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan
pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi
pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan hasil penelitian sejenis.
Hasil dan Pembahasan diambil dari bab 4 laporan penelitian dengan panjang 40 %
-60% dari panjang artikel. (Font Times Roman ukuran 11)
95
saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, bisa mengacu kepada
tindakan praktis atau pengembangan teoritis dan penelitian lanjutan. Kesimpulan
dan saran diambil dari bab V laporan penelitian sesuai dengan banyaknya rumusan
masalah. (Font Times Roman ukuran 11)
8. Daftar Rujukan
Daftar Rujukan hanya memuat sumber sumber yang dirujuk dan semua
sumber rujukan harus tercantum dalam daftar rujukan. Daftar rujukan minimal
80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang digunakan adalah
sumber sumber primer berupa artikel penelitian dalam jurnal maupun dalam
laporan penelitian skripsi, tesis, maupun disertasi. Diwajibkan Jurnal Internasional
yang otoritatif sesuai variabel penelitian. Penulisan pustaka menggunakan sistem
Harvard Referencing Standard. Semua yang tertera dalam daftar pustaka harus
dirujuk di dalam naskah. Kemutakhiran referensi sangat diutamakan. (Font Times
Roman ukuran 11)
a. Buku
[1] Penulis 1, Penulis 2 dst. (Nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul Buku cetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Contoh:
O‟Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information
Systems. Edisi 10. McGraw-Hill. New York-USA.
b. Artikel Jurnal
[2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya, (Nama belakang,nama depan
disingkat). Tahun publikasi. Judul artikel.Nama JurnalCetak Miring. Vol.
Nomor. Rentang Halaman.
Contoh:
Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult
learning. The Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111.
c. Prosiding Seminar/Konferensi
[3] Penulis 1, Penulis 2 dst, (Nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul artikel.Nama Konferensi. Tanggal, Bulan danTahun,
Kota, Negara. Halaman.
Contoh:
96
Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise
architecture management.Proceeding on Tenth International Conference
on Wirtschafts Informatik. 16-18 February 2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786.
Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel, dan gambar mengikuti Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (FKIP Untan) atau mencontoh langsung tata cara yang
digunakan dalam artikel yang telah dimuat. Artikel berbahasa Indonesia
menggunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) sesuai Surat
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2015.
D. ATURAN TAMBAHAN
1. Penulisan Tabel
Tabel diberi nomor sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas
kanan atau kiri. Judul tabel ditulis di bagian atas tabel dengan posisi rata tengah
(center justified) dan tabel tidak diberi garis vertical.
2. Penulisan Rumus
Rumus matematika ditulis secara jelas dengan Microsoft Equation atau
97
aplikasi lain yang Sejenis dan diberi nomor seperti contoh berikut.
3. Gambar
Gambar diberi nomor sesuai urutan penyajian (gambar . 1, dst). Judul
gambar diletakkan dibawah gambar dengan posisi tengah (center justified) seperti
contoh berikut:
70% 60%
60%
50%
40% 31%
Terampi (T)
30% Kurang Terampil (KT)
20% 9% Tidak Terampil (TT)
10%
0%
Terampi (T) Kurang Tidak
Terampil Terampil
(KT) (TT)
TABEL 9.2: Daftar Kesalahan yang Sering Muncul dalam Penulisan Artikel
No. Letak Kesalahan Salah Benar
judul, tujuan, metode, Tujuan, metode, hasil &
1 Aspek dalam abstrak
pembahasan & kesimpulan pembahasan
Penulisan awal
2 menjorok kedalam rata kiri dan drop cap 2 baris
pendahuluan
98
Penomoran dalam dalam paragraf ada penomoran penomoran letakkan dalam
3
pendahuluan berurut kebawah satu paragraf yang utuh
terbentuk oleh garis vertikal dan terbentuk oleh garis
4 Tabel
horizontal horizontal saja
tidak ada paragraf yang
ada paragraf yang terdiri dari terdiri dari satu baris,
5 Paragraf
hanya satu baris seharusnya lebih dari satu
baris
kurang dari 10 halaman atau lebih minimal 10 halaman dan
6 Banyak total halaman
dari 18 halaman maksimal 18 halaman
total halaman hasil & pembahasan total halaman hasil &
Banyak halaman
7 kurang dari pendahuluan/yang pembahasan lebih banyak
perkomponen
lain dari komponen yang lain
Wujud artikel yang
8 sudah dijilid sebelum dijilid
dikonsultasikan
penamaan tabel diatas,
penamanaan tabel, grafik, dan
9 Nama tabel/grafik/gambar gambar dan grafik namanya
gambar semua diatas
dibawah
100
DAFTAR PUSTAKA
Aloysius Mering, 2015, Langkah langkah Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
(Bimtek PTk Guru Agama Khatolik) Pontianak.
Richey, Rita C dan Klein, James D,2007, Design and Development Research : Methods,
Strategies and issues, London: Lawrence Erlbaum Associates
Tim. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang. Edisi Kelima.
Unm Press. Malang
Tim. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura. Edisi Ketujuh. Edukasi Press FKIP Untan. Pontianak.
100
Lampiran 1
101
102
103
104
105
106
107
108
109
LAMPIRAN 2
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
PERMEN 50 TAHUN 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
110
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
MEMUTUSKAN :
v
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Pasal 1
(1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi peme-
rintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia secara
baik dan benar.
(2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 November 2015
TTD.
ANIES BASWEDAN
vi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 November 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
Aris Soviyani
NIP 196112071986031001
vii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
PRAKATA
viii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ix
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
x
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
DAFTAR ISI
xi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
xii
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
I. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Nonkapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
1
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt
B. Huruf Vokal
Keterangan:
* Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik
berikut ini dapat digunakan jika ejaan kata itu dapat
menimbulkan keraguan.
2
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
C. Huruf Konsonan
3
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keper-
luan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s].
D. Huruf Diftong
4
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
F. Huruf Kapital
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
5
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf perta-
ma nama orang yang merupakan nama jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
6
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.
7
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan
huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
8
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai
sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.
9
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri ti-
dak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
10
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
11
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan pe-
nyapaan atau pengacuan.
12
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
G. Huruf Miring
13
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau orga-
nisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah ti-
dak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditan-
dai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbaha-
sa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
H. Huruf Tebal
14
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh
bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa dae-
rah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuh-
kan penanganan yang tepat dalam perencanaan baha-
sa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan
diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan
berikut.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa
masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada
di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan
sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang
diambil.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur
sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang
tinggal di kota besar terhadap bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia.
15
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
A. Kata Dasar
B. Kata Berimbuhan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme,
-man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
16
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Catatan:
(1) Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf
awal kapital atau singkatan yang berupa huruf ka-
pital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI
17
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
C. Bentuk Ulang
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur
pertama.
Misalnya:
surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku → rak-rak buku
kereta api cepat → kereta-kereta api cepat
18
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
D. Gabungan Kata
19
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
penghancurleburan
pertanggungjawaban
E. Pemenggalan Kata
20
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
sur-vei
am-boi
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah
21
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-
nya mengalami perubahan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
22
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan
salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur itu.
Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
Misalnya:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi
fotokopi foto-kopi fo-to-ko-pi
introspeksi intro-speksi in-tro-spek-si
23
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada
akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir
Alisjahbana.
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf
atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng.
Rangga Warsita.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.
F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
24
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
G. Partikel
Catatan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung
ditulis serangkai.
25
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu de-
pan.
26
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
27
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
BIG Badan Informasi Geospasial
BIN Badan Intelijen Negara
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
28
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasi-
onal
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Kalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indo-
nesia-Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
_ _
C (100), D (500), M (1.000), V (5.000), M
(1.000.000)
29
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari
pemerintah daerah.
3 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
30
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
Rp5.000,00
US$3,50
£5,10
¥100
31
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (½)
seperenam belas (⅟16)
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕ ₁₀)
tiga dua-pertiga (3⅔)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)
32
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua
33
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp900.500,50
(sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta
rupiah) ke atas harus dilampirkan pada laporan
pertanggungjawaban.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.
34
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huruf kapital jika sang
merupakan unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta.
Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang
Hyang Widhi Wasa.
35
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
36
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang
sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional, dan
c) alat pemersatu bangsa;
2) bahasa negara ….
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digi-
tal yang lebih dari satu angka (seperti pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau ang-
ka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari
satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
Bagan 2 Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Bagian Umum
Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa
Indonesia
Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia
Gambar 1 Gedung Cakrawala
Gambar 1.1 Ruang Rapat
37
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bi-
langan ribuan atau kelipatannya yang tidak menun-
jukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah
0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang me-
rupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
38
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan
Pendidikan
Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur
21 April 2013
39
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang
asing lagi.
Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber
kepustakaan.
Satu, dua, ... tiga!
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului
anak kalimat.
Misalnya:
Saya akan datang kalau diundang.
Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.
40
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
41
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) ba-
gian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama
tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan
Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
42
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa In-
donesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm.
25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat
Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Ka-
rang-mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm.
4.
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti
Khadijah Mas Agung).
43
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang
yang belum diolah.
Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus
mengikuti latihan paduan suara.
Soekarno, Presiden I RI, merupakan salah seorang pendiri
Gerakan Nonblok.
Pejabat yang bertanggung jawab, sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), wajib menindaklanjuti laporan dalam waktu
paling lama tujuh hari.
44
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah;
Adik membaca cerita pendek.
45
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan:
hidup atau mati.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.
46
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 2—5
Matius 2: 1—3
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Ba-
hasa.
47
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
48
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru-
pa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).
Catatan:
Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika
angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia)
LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi
Indonesia)
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
49
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita
mau berusaha keras.
50
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?). Di
Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda
titik (jumlah titik empat buah).
51
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”
“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”
Catatan:
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik
(jumlah titik empat buah).
52
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
53
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
policy „kebijakan‟
wisdom „kebijaksanaan‟
money politics „politik uang‟
54
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya
produksi, dan (c) tenaga kerja.
55
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Jalan Kramat III/10
tahun ajaran 2012/2013
56
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
Misalnya:
Dia „kan kusurati. („kan = akan)
Mereka sudah datang, „kan? („kan = bukan)
Malam „lah tiba. („lah = telah)
5-2-„13 (‟13 = 2013)
57
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
58
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrof
tautomer tautomer
59
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
hydraulic hidraulik
caustic kaustik
60
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ck menjadi k
check cek
ticket tiket
ç (Sanskerta) menjadi s
çabda sabda
çastra sastra
e tetap e
effect efek
description deskripsi
synthesis sintesis
ea tetap ea
idealist idealis
habeas habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem
ei tetap ei
eicosane eikosan
61
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
eidetic eidetik
einsteinium einsteinium
eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
zeolite zeolit
eu tetap eu
neutron neutron
eugenol eugenol
europium europium
fa ( ﻑArab) menjadi f
ʼafḍal ()ﻝﻀﻓﺃ afdal
‘ārif ()ﻋﻑاﺭ arif
faqīr ()ﺭٍﻓﻗ fakir
faṣīh ()ﺡﺼﻓ fasih
mafhūm ()ﻭﻡهﻓﻤ mafhum
f tetap f
fanatic fanatik
factor faktor
fossil fosil
gh menjadi g
ghanta genta
sorghum sorgum
gue menjadi ge
igue ige
gigue gige
62
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ḥa ( ﺡArab) menjadi h
ḥākim ()اﺡﻡﻜ hakim
iṣlāḥ ()ﺡﻼﺇﺼ islah
siḥr ()ﺴﺡﺭ sihir
63
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics linguistik
oo (Belanda) menjadi o
komfoor kompor
provoost provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
64
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ph menjadi f
phase fase
physiology fisiologi
spectograph spektograf
ps tetap ps
pseudo pseudo
psychiatry psikiatri
psychic psikis
psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt
pterosaur pterosaur
pteridology pteridologi
ptyalin ptialin
q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
equator ekuator
rh menjadi r
rhapsody rapsodi
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
65
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
śa ( ﺙArab) menjadi s
aśiri ()ﺭٍﺜﺃى asiri
ḥadiś ()ﺩﺡٍﺙ hadis
śulāśā ()ا ﻞﻟﺜ ءاﺙ selasa
wāriś ()ﻭاﺭﺙ waris
66
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ṭa ( ﻁArab) menjadi t
khaṭṭ ()ﻁﺦ khat
muṭlaq ()ﻕﻠﻁﻤ mutlak
ṭabīb ()ٍﺒﻁب tabib
th menjadi t
theocracy teokrasi
orthography ortografi
thrombosis trombosis
methode (Belanda) metode
u tetap u
unit unit
nucleolus nukleolus
structure struktur
institute institut
ua tetap ua
aquarium akuarium
dualisme dualisme
squadron skuadron
ue tetap ue
consequent konsekuen
duet duet
suede sued
67
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
ui tetap ui
conduite konduite
equinox ekuinoks
equivalent ekuivalen
uo tetap uo
fluorescein fl uoresein
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
lectuur lektur
prematuur prematur
vacuum vakum
v tetap v
evacuation evakuasi
television televisi
vitamin vitamin
68
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
69
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot
ẓa ( ﻅArab) menjadi z
ḥāfiẓ ()ﻓ اﻅﺡ hafiz
ta‘ẓīm ()ﻡٍﻅﻌﺘ takzim
ẓālim ()ﻅاﻡﻠ zalim
70
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
effect efek
ferrum ferum
gabbro gabro
kaffah kafah
salfeggio salfegio
tafakkur tafakur
tammat tamat
ʼummat umat
Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya:
bengkel nalar Rabu
dongkrak napas Selasa
faedah paham Senin
kabar perlu sirsak
khotbah pikir soal
koperasi populer telepon
lahir
71
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
72
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
-ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ika
dialectics, dialektica dialektika
logic, logica logika
physics, physica fisika
linguistics, linguistiek linguistik
phonetics, phonetiek fonetik
technique, techniek teknik
73
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
74
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
75