Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS PERBEDAAN SISTEM ORGANISASI LEMBAGA PEMERINTAH DAN


NON PEMERINTAH
PSAA Alyatama Jambi & LKSA William Booth
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi & Manajemen Organisasi Pelayanan
Sosial
Dosen Mata Kuliah:
Admiral Nelson Aritonang, Ph.D
Sinta Yulianti Suyono, S.Sos, MPS.Sp

Disusun Oleh
Nur Rahmi Fajri Yanti 18.04.150

KELAS 2C PEKERJAAN SOSIAL

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PEKERJAAN SOSIAL


POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak  nikmat
yang telah di dapatkan dari-Nya. Selain itu, saya juga merasa sangat bersyukur karena telah
mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula saya dapat menyelesaikan penulisan tugas mata
kuliah Administrasi & Manajemen Organisasi Pelayanan Sosial dengan topik inti PSAA
Alyatama Jambi & LKSA William Booth. Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Admiral Nelson Aritonang, Ph.D & Ibu Sinta Yulianti Suyono, S.Sos, MPS.Sp
selaku Dosen mata kuliah Administrasi & Manajemen Organisasi Pelayanan Sosial serta semua
pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik isinya
maupun struktur penulisannya, oleh karena itu saya sangat mengharap kritik dan saran positif
untuk perbaikan di kemudian hari.

Demikian  semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi saya. Aamiin.

Bandung, 03 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Lembaga Pemerintah PSAA Alyatama Jambi 3

B. Lembaga non Pemerintah LKSA William Booth 6

C. Perbedaan Lembaga Pemerintah PSAA Alyatama Jambi dengan Lembaga No

Pemerintah LKSA William Booth 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena yang perlu mendapat perhatian saat ini adalah maraknya anak-anak terlantar.
Meningkatnya angka penduduk miskin telah mendorong meningkatnya angka anak putus
sekolah dan meningkatnya anak-anak terlantar.
Menurut Data Susenas Badan Pusat Statistik, mengatakan bahwa pada tahun 2009 dan
2011 jumlah anak terlantar di Indonesia diperkirakan terdapat 3.176.462 anak pada tahun
2009 dan 3.115.777 anak pada tahun 2011 yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.
Pada umumnya anak-anak terlantar mengalami masalah ganda seperti kesulitan ekonomi,
menderita gizi buruk, kurang perhatian dan kasih sayang orang tua, tidak bisa mendapat
layanan pendidikan secara maksimal, dan lain sebagainya.
Panti Sosial Asuhan Anak adalah lembaga pelayanan kesejahteraan sosial professional
yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan pengganti fungsi orang tua
kepada anak terlantar dalam pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan sosial sehingga anak
dapat tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan secara optimal.
Menurut Depsos RI (2004: 4) Panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak
(LKSA), yaitu suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial anak yang mempunyai tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan
melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan
pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada
anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi
pengembangan kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi
penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang
pembangunan.
Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem Pelayanan Kesejahteraan Sosial khususnya
dibidang anak terlantar, telah berupaya untuk meminimalisir banyaknya kasus tersebut
dengan cara membangun Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak melalui Dinas Sosial. Tetapi
tidak dipungkiri juga bahwasanya banyak lembaga Kesejahteraan Sosial yang didasarkan
atas asas kemanusiaan berdiri sendiri, seperti LKSA William Booth.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil dan Manajemen Organisasi didalam Lembaga Pemerintahan Panti
Sosial Asuhan Anak Alyatama Jambi?
2. Bagaimana Profil dan Manajemen Organsisasi didalam Lembaga non Pemerintahan
LKSA William Booth?
3. Bagaimana perbedaan antara lembaga yang berada dibawah Pemerintah PSAA Alyatama
Jambi dengan Lembaga non Pemerintah LKSA William Booth?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui Profil dan Manajemen Organisasi didalam Lembaga Pemerintah PSAA
Alyatama Jambi.
2. Mengetahui Profil dan Manajemen Organisasi didalam Lembaga non Pemerintahan
LKSA William Booth
3. Mampu Mendeskripsikan perbedaan yang terapat didalam lembaga Pemerintahan PSAA
Alyatama denngan LKSA William Booth.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lembaga Pemerintah Panti Sosial Asuhan Anak Alyatama Jambi


1. Sejarah
PSAA Alyatama Jambi semula bernama Sasana Penyantunan Anak (SPA) yang
didirikan pada Tahun Anggaran 1980/1981, mulai beroperasi pada Tahun Anggatan
1984/1985 dengan sasaran anak putus sekolah melalui bimbingan keterampilan
pertukangan kayu dan menjahit dengan waktu pembinaan selama 6 (enam) bulan.
Berdasarkan Kep Mensos RI No. 14/HU/19994 tanggal 21 Juli 1994, dan terhitung
mulai tanggal tersebut maka Sasana Penyantuna Anak berubah menjadi Panti Sosial
Asuhan Anak Alyatama Jambi. Kemudian berdasarkan kepmensos RI No.
06/HUK/2001 tangga 26 Oktober 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Depsos RI,
dan Kepmensos RI No 59/HUK/2003 tanggal 23 Juli 2003 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial, maka PSAA Alyatama Jambi
menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Depsos RI untuk Penanganan anak terlantar di
wilayah Regional Sumatera.
2. Visi&Misi
Visi : Terwujudnya Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak Berbasis Lembaga dan
Keluarga/ Masyarakat Secara Prima Tahun 2019
Misi :
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan program pelayanan kesejahteraan sosial
anak secara profesional, segera dan tepat sasaran.
2. Meningkatkan kompetensi, motivasi dan pendekatan Sumber Daya Manusia
penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara berkelanjutan.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial anak berbasis keluarga dan masyarakat.
4. Menjadi lembaga yang mandiri dan bertata kelola dengan baik.
3. Fungsi&Tujuan
Fungsi:
a. Sebagai lembaga pelayanan kesejahteraan sosial anak.
b. Sebagai sumber data, Informasi dan konsultasi kesejahteraan anak
c. Sebagai lembaga rujukan.
d. Sebagai lahan pengabdian masyarakat.
e. Sebagai pusat pengkajian program kesejahteraan sosial anak.
Tujuan:
a. Terpenuhinya hak dan kebutuhan dasar anak.
b. Karakter anak yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, percaya diri, terlatih dan
mandiri.
c. Terlaksananya pelayanan yang selaras dengan kebutuhan bantuan masyarakat dan
layanan.

3
d. SDM Tersedianya panti yang profesional dan berkualitas.
e. Terselenggaranya administrasi dan manajemen yang terkelola, terkoordinasi,
terdokumentasi, dan terkelola.
f. Meningkatnya kwalitas dan kwantitas partisipasi masyarakat.
g. Terwujudnya jaringan kerja. sama dengan pemerintahan dunia.
4. Sasaran Pemerlu
- Sasaran Primer: Anak terlantar tertutup yatim terlantar, piatu terlantar dan yatim
piatu terlantar usia 6 s / d 18 tahun yang belum menikah. Lama yang layak dalam
waktu relatif lama tidak bisa dilaksanakan dengan wajar. Anak yang mengalami
pemulihan perpecahan, mengidap penyakit kronis, korbanbencana, dil.
- Sasaran Sekunder: Yaitu semua anak dilingkungan masyarakat yang menerima
persyaratan untuk mendapat layanan dilingkungan panti.
- c. Sasaran Tersier. Yaitu semua pihak yang memiliki kemampuan sebagai sumber
sistem.
5. Mekanisme Pelayanan
Setiap anak terlantar yang mendapatkan rekomendasi dari dinas sosial/ kepolisian/
Tokoh masyarakat akan diregistrasi yang disebut sebagai calon Penerima Manfaat dan
akan dilakukan seleksi. Tim Seleksi akan melakukan penjangkauan dan asessment awal
ke rumah calon penerima manfaat. Setelah dinyatakan lulus seleksi dan laik
mendapatkan pelayanan sosial dalam panti di PSAA Alyatama Jambi. selanjutnya calon
Penerima Manfaat disebut Penerima Manfaat akan diasramakan. Kemudian Pekerja
Sosial akan melakukan asesement lanjutan dan rencana pengasuhan terhadap Penerima
Manfaat. Selanjutnya penerima manfaat akan mengikuti tahapan rehabilitasi sosial
hingga dilakukan reunifikasi ke keluarga ataupun keluarga pengganti.
Dalam melaksanakan pelayanannya, berdasarkan tahapan beikut:
a. Tahap Pendekatan awal/Pelayanan awal
- Identifikasi dan Penjangkauan, dilaksanakan pada awal tahun melalui
penyuluhan dan sosialisasi tentang keberadaan PSAA dan pelayanan yang
diberikan PSAA, kepada masyarakat.
- Seleksi dan Registrasi, sebagai proses pemilihan klien yang memenuhi
persyaratan pelayanan dalam panti, dilaksanakan oleh Tim Seleksi yang
dibentuk berdasarkan SK Kepala panti.
- Kontrak, untuk membuat kesepakatan pelayanan secara tertulis antara pihak
panti dengan calon klien (keluarga/pihak yang menyerahkan).
- Orientasi, ditujukan kepada calon klien yang lolos seleksi, dilaksanakan oleh
Seksi Rehabilitasi Sosial dibantu pengurus organisasi IPPA (Ikatan Putra-Putri
Alyatama) Jambi.
- Pengasramaan, menempatkan klien pada satu rumah masing-masing menempati
8 s/d 10 orang dengan satu orang pengasuh
b. Tahap Bimbingan

4
- Bimbingan fisik dan kesehatan (Bimbingan fisik: meliputi kegiatan olahraga
wajib dan permainan & Bimbingan kesehatan, meliputi pemeriksaan kesehatan,
dilaksnaakan rutin, bergiliran oleh Perawat Poliklinik PSAA Alyatama Jambi.
Panti juga menyediakan fasilitas rawat inap dan rawat jalan bagi klien yang
memerlukan perawatan kesehatan di Klinik Panti. kegiatan lainnya berupa
pengarahan tentang kesehatan dan kebersihan lingkungan termasuk penyediaan
sarana kebersihan diri berupa sabun cuci, sabun mandi, sikat gigi dan pasta gigi,
handuk pada setiap bulannya.
- Bimbingan Mental Keagamaan
- Bimbingan Sosial dan Pendidikan
- Bimbingan Keterampilan
- Bimbingan Belajar
c. Tahap Reintegrasi (Bimbingan Hidup Bermasyarakat dan Integrasi Sosial)
bertujuan untuk mempersiapkan klien dalam memasuki lingkungan sosial baru.
Bentuk pertemuan dengan orang tua klien, berupa ceramah dan diskusi dari
petugas dari panti
d. Tahap Terminasi dan Penyaluran
tahap akhir pembinaan berupa persiapan pemutusan hubungan pelayanan
profesional antara PSAA Alyatama Jambi dengan klien yang telah menyelesaikan
pendidikan formal setingkat SLTA. Bentuk kegiatan berupa Magang kerja yang
dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, pada bulan Mei s.d Juli. Lokasi magang di
perusahaan maupun instansi pemerintah yang tersebar di Kota Jambi, antara lain
di 1) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jambi 2) BPMPP Provinsi
Jambi, 3) Harian Jambi Independent, 4) Radio BOSS FM Jambi, 5) Icha Sablon
dan Digital Printing, 6) Eko Sablon dan Digital Printing. Tempat tersebut dipilih
atas dasar hasil assessment terhadap minat, bakat dan kemampuan klien, serta
berdasarkan daya tampung dan kemampuan lembaga/badan usaha yang akan
dijadikan lokasi magang kerja.
6. Sumber Dana
- APBN & APBD
- Santunan Masyarakat
7. Struktur Organisasi

5
8. Tenaga Profesional & Penunjang
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya PSAA Alyatama memiliki petugas sebanyak
45 orang, yang terdiri dari pejabat struktural sebanyak 4 orang, pengasuh 11 orang,
instruktur dan fungsional pekerja sosial 3 orang, Psikolog 1 orang, staf panti 24 orang,
dan petugas pendukung lainnya seperti satpam, cleaning service, tukang masak, tukang
kebun, supir, 8 orang. Status pegawai PNS sebanyak 35 orang dan tenaga honor
sebanyak 10 orang
9. Sarana Prasarana
Sarana yang dimiliki PSAA Alyatama cukup memadai, meliputi Ruang kantor, yang
berada di bagian depan, dilengkapi dengan ruang-ruang umum untuk kegiatan sehari-
hari, sementara asrama anak/cottage berada di bagian belakang yang berjumlah 23
kamar, serta ruang pelatihan keterampilan, klinik serta Perpustakaan, Prasarana yang
dimiliki panti cukup memadai, selain peralatan kantor,dan komunikasi dalam kondisi
baik, juga memiliki alat transportasi mobil sebanyak 5 unit dan sepeda motor 6 unit.

B. Lembaga Non Pemerintah LKSA William Booth


1. Sejarah
Panti Asuhan Puteri William Booth terdapat di Jalan Jawa No.18, Babakan Ciamis,
Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. LKSA ini berada dalam
naungan pelayanan Bala Keselamatan Indonesia (Bala-Tentara Keselamatan) dari
organisasi Salvation Army di London yang didirikan oleh seorang pendeta
berkebangsaan Inggris bernama William Booth. Panti asuhan ini didirikan pada 24
September 1917 dan sudah beroperasi sekitar 125 tahun di Bandung. Bala keselamatan
Salvation Army memiliki beberapa panti dan yayasan lain yang bergerak di bidang sosial
di seluruh Indonesia. Kini pelayanan mereka mencakup kurang lebih 17 panti di
Indonesia. Saat ini balai keselamatan sudah beregulasi dengan dinas sosial dan
pemerintah sehingga berganti menjadi LKSA William Booth. Daya tampung dalam panti
asuhan puteri ini dapat memuat sebanyak 60-70 anak. Saat ini terdaftar sekitar 30 anak
perempuan dalam panti asuhan William Booth yang kisaran umurnya antara 7-19 tahun.
2. Visi Misi

6
Visi: Menjadi Rumah dan Keluarga Yang Nyaman Untuk Anak Bertumbuh.
Misi:
1. Anak-anak dapat bertumbuh dalam Tuhan Yesus Kristus dan mendapatkan hak
yang sama.
2. Baik dalam pemenuhan jasmani, psikis, spiritual, pendidikan, dan sosial agar
memampukan anak-anak untuk dapat mandiri dan berguna bagi sesama.
3. Asas, Tujuan, dan Fungsi
Pada LKSA Puteri William Booth terdapat asas dan tujuan yang ingin dicapai seperti
instansi atau sumber pelayanan sosial yang lain. LKSA Puteri William Booth berasaskan
Spiritual, Sosial, Jasmani, Psikis, dan Pendidikan.
Tujuan dari LKSA Puteri William Booth adalah untuk menjamin bahwa setiap anak
yang ada diasuh dapat merasakan kenyamanan rumah dan keluarga untuk meningkatkan
kualitas tumbuh anak meski mereka tidak memiliki orangtua. Selain itu asas spiritual
yang jadi utama dalam lembaga akan membantu mereka menuju pribadi yang dapat
berkembang baik dan dapat membantu sesama umat manusia.
LKSA ini memiliki Fungsi sebagai Fungsi Pencegahan, Rehabilitasi, Pengembangan,
dan Fungsi Perlindungan
4. Sasaran atau Pemerlu
Sasaran dari LKSA Puteri William Booth adalah anak perempuan terlantar, anak
perempuan hasil dari kehamilan diluar pernikahan, dan anak perempuan yatim, piatu,
serta yatim-piatu. LKSA Puteri William Booth menangani anak-anak yang tidak
mengetahui siapa ayah dan ibunya atau insiden hamil di lur nikah. Dalam LKSA
tersebut terdaftar rentang usia anak 7-19 tahun yang mengalami masalah sosial seperti
yang disebutkan.
5. Mekanisme Pelayanan
Mekanisme pelayanan LKSA Puteri William Booth yang sudah terakreditasi
memiliki beberapa tahapan dan persyaratan sesuai ketentuan yang diberikan oleh Dinas
Sosial. Untuk penerimaan anak terlantar terdapat beberapa ketentuan yang harus
dipenuhi seperti, surat keterangan cerai atau surat keterangan kematianorangtua dan
surat keterangan lainnya yang dapat meyakinkan panti dapat menerima anak tersebut.
Adapun kegiatan pelayanan yang akan dilaksanakan terdiri dari beberapa tahap yaitu:
a. Syarat-syarat penerimaan

7
 Anak perempuan terlantar, anak perempuan yatim/piatu, dan anak perempuan
yatim piatu
 Berusia 7-18 tahun
 Hasil rujukan Matahari Terbit/didaftarkan keluarga
 Memenuhi segala persyaratan
b. Tahap penerimaan dan motivasi
 Pendaftaran ulang klien
Dalam tahap ini, klien dan kerabat yang bersangkutan diminta untuk mengisi
blanko yang terdapat di LKSA Puteri William Booth. Data ini diperuntukan agar
nantinya anak tersebut terdaftar di lembaga dan Dinas Sosial.
 Motivasi
Klien akan diberikan motivasi berupa pendekatan dari seorang tenaga profesional
psikologis yang ada di panti. Dalam tahap ini klien akan diberikan motivasi
untuk membangun kondisi psikisnya.
 Penetapan calon klien
Dalam tahap ini, lembaga menetapkan klien yang dibantu atau didampingi oleh
pihak Dinas Sosial. Kelayakan dalam persyaratan menjadi modal utama bagi
lembaga LKSA Puteri William Booth dalam menangani anak-anak terlantar yang
bukan berasal dari rujukan panti Matahari Terbit di Surabaya.
c. Tahap pelaksanaan pelayanan
Tahap pelaksanaan pelayanan dalam hal ini melalui berbagai program. Klien
akan diorientasi oleh lembaga dan kegiatan yang berupa bimbingan-bimbingan,
seperti bimbingan jasmani, bimbingan mental dan keagamaan, bimbingan sosial dan
psikososial, dan bimbingan keterampilan dan kognitif.
d. Pembinaan Lanjut
Tahap pembinaan lanjut bagi anak-anak yang sudah mencapai batau umur yang
ditentukan akan diberikan monitoring perkembangan dari lembaga. Anak diberikan
pilihan untuk tetap menatap dalam panti atau keluar dari panti.selain itu lembaga
juga memberikan klien sebuah bimbingan yang dinamakan penciptaan komunikasi
dan relasi agar klien dapat berbaur dengan masyarakat dan berfungsi secara
sosialnya.

8
e. Terminasi
Terminasi dilakukan ketika klien atau anak sudah memilih akan keluar dari panti
dan mencoba hidup mandiri. Namun pihak LKSA Puteri William Booth tentu saja
masih melakukan monitoring terhadap anak tersebut meski klien sudah keluar dari
lingkungan panti.
6. Dana atau Anggaran atau Sumber Pembiayaan
Dana atau sumber pembiayaan LKSA Puteri William Booth berasal dari Yayasan
Bala Keselamatan, dana dari donatur-donatur, serta dana Dinas Sosial yang
memberikan bantuan finansial dengan jangka waktu setiap satu bulan. Dinas Sosial
juga membantu anak-anak yang sudah berumur 17 tahun dalam mengurus KTP dan
jaminan BPJS sebagai tunjangan hidup.
7. Organisasi Pelaksana atau Tim Kerja Pelaksana

Struktur LKSA Puteri William Booth Bandung terdiri atas struktur organisasi.
Struktur tertinggi diduduki oleh Kantor Pusat Teritorial yang sejajar dengan
Departemen Sosial Republik Indonesia, kemudian di bawah Kantor Pusat Teritorial
terdapat Kantor Pusat Divisi, di bawahnya Pimpinan Panti Sosial yang dikomandoi
Dinas Sosial Provinsi, Dinas Sosial dibantu dengan Dinas Sosial Kodya dan di
bawahnya merupakan Forum Komunikasi Panti Sosial yang ikut memantau LKSA
Puteri William Booth.
Pimpinan Panti dibantu langsung oleh Bendahara dan Sekertaris. Di bawahnya
terdapat jajaran bagian bagian seperti, bagian pembukuan, bagian

9
kesehatan/kebersihan panti, bagian dapur, bagian keterampilan, bagian kamar
jahit/linen, dan terakhir bagian pengasuh anak. Bagian paling bawa terisi oleh Anak
Binaan Panti Sosial yang terpantau langsung melalui Pimpinan panti, Kantor pusat
divisi, dan pusat territorial.
8. Tenaga Profesional dan Penunjang
1. Tenaga Profesional
Tenaga Kegiatan Rehabilitasi Sosial :
a. Pekerja Sosial (tidak menetap) : 1 orang
b. Dokter (kerjasama dengan Rumah sakit) : 1 orang
c. Psikolog ( kerjasama dengan Pihak Luar ) : 1 orang
d. Pembimbing Rohani/Keagamaan : 5 orang
e. Guru Bimbel (kerjasama dengan luar) : 6 orang
2. Tenaga Administrasi dan Penunjang:
Tenaga Administrasi :
a. Kepala Panti : 1 orang
b. Bendahara : 3 orang
c. Sekertaris : 2 orang
d. Opsir-opsir (pengasuh anak) : 4 orang
Tenaga Penunjang :
a. Penjaga Kebersihan : 5 orang
b. Petugas Keamanan : 2 orang
9. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasana di dalam LKSA Puteri William Booth dipenuhi oleh adanya
kamar yang diisi oleh dua orang anak sekolah dasar dan satu yang dewasa sebagai
pendamping mereka.
Anak-anak binaan akan mendapatkan makanan pokok serta pakaian layak pakai,
uang saku setiap harinya untuk bersekolah, fasilitas dan akomodasi sekolah, ruang
computer dan internet untuk membantu mereka menyelesaikan tugas sekolah,
bimbingan belajar dan kursus musik.
Adapun diluar kebutuhan sekunder seperti Gadget yang penggunaannya dibatasi
dan dipantau oleh pengasuh.

10
C. Perbedaan Lembaga Pemerintah PSAA Alyatama Jambi & Non-Pemerintah William Booth
Bandung
1. Latar Belakang
Lembaga Pemerintah memiliki latar belakang berdasarkan fakta sosial di lapangan.
PSAA Alyatama ini berawal pada fokus anak putus sekolah melalui bimbingan
keterampilan pertukangan kayu dan menjahit dengan waktu pembinaan selama 6 (enam)
bulan dan juga dasar hukum Negara yang jelas.
Sedangkan Lembaga non-Pemerintahan ini memiki dasar keagamaan, karena berada
dalam naungan Bala Keselamatan Indonesia, Salvation Army London walaupun
sekarang sudah bekerja sama dengan pemerintah, tetapi untuk regulasinya tetap
menggunakan regulasi sendiri dan dibawah pengawasan Dinas Sosial.
2. Visi & Misi
Lembaga pemerintah memiliki visi dan misi yang ditujukan untuk masyarakat,
melayani masyarakat, dan berbasis masyarakat. Sedangkan lembaga non pemerintah
memiliki visi misi yang ditujukan untuk anak tumbuh dalam nilai – nilai keagamaan.
3. Tujuan dan Fungsi
Secara umum, tujuan dan fungsi dari kedua lembaga ini sama, untuk meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak, tetapi dalam lembaga non pemerintah disini memiliki
asas spiritual yang jadi utama dan berfokus menanamkan nilai – nilai keagamaan dalam
tumbuh kembang anak.
Sedangkan lembaga pemerintah, yang menjadi utama adalah menanamkan nilai –
nilai sosial masyarakat kepada sang anak.
4. Sasaran Pemerlu
Sasaran pemerlu yang saya analisis disini, baik dari lembaga pemerintah maupun
non pemerintah, sama – sama berfokus kepaa anak terlantar. Disini yang menjadi
pembeda adalah, PSAA Alyatama berisikan anak laki – laki dan perempuan, sedangkan
LKSA William Booth hanya diisi oleh anak perempuan saja.
5. Mekanisme Pelayanan
Untuk mekanisme pelayanan dalam lembaga pemerintah dan non pemerintah tidak
memiliki perbedaan. Karena lembaga pemerintah LKSA William Booth sudah mengikuti
aturan dan mekanisme yang ada di Dinas Sosial.
6. Sumber Dana
Dana pembiayaan yang tersedia didalam lembaga pemerintah PSAA Alyatama
berasal dari APBN dan sedikit tambahan dari santunan Lembaga swadaya
Masyarakat/para donator.
Sedangkan dana pembiayaan yang tersedia didalam lembaga non pemerintah LKSA
William Booth ini berasal dari yayasan bala keselamatan, dan juga para donator.

11
7. Organisasi & Tata Kerja
Lembaga pemerintah PSAA Alyatama dinaungi langsunng oleh Kementerian sosial
dan diketuai oleh Kepala Panti serta dibantu langsung oleh sub bag tata usaha.
Sedangkan LKSA William Booth dinaungi oleh Bala Keselamatan Salvation army,
pimpinan panti dibantu langsung oleh Bendahara dan sekretaris.
8. Tenaga Profesional dan Penunjang
Lembaga Pemerintah PSAA Alyatama diisi oleh 35 pegawai negeri sipil serta 10
pegawai honorer, sedangkan lembaga non pemerintah LKSA William Booth memiliki
pegawai yang berasal dari Gereja yang berada disebelahnya, pegawai bertugas hanya
berdasarkan pengabdian untuk keagamaan saja.
9. Sarana Prasarana
Untuk sarana prasarana di lembaga pemerintah PSAA Alyatama lebih lengkap dan
memadai untuk anak – anaknya, karena segala sistem sumber berasal dari pemerintah,
sedangkan lembaga non pemerintah LKSA William Booth memiliki sarana prasana
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak – anak dalam panti, karena pendanaan
yang masuk setiap tahun berbeda – beda, tidak seperti lembaga non – pemerintah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Panti Sosial Asuhan Anak atau PSAA merupakan lembaga yang melinduni hak-hak
anak sebagai pengganti keluarga untuk memberikan layanan baik secara fisik maupun
mental sosial. Baik lembaga pemerintahan maupun non-pemerintahan memiliki tujuan
yang sama, yaitu melindungi hak – hak anak terlantar agar tetap berkembang dengan baik
dalam Biopsikososial serta spritualnya.
Walaupun demikian, untuk sistematis/manajemen organisasi yang terdapat didalam
kedua lembaga tersebut sangatlah berbeda. Lembaga pemerintah PSAA Alyatama berdiri
untuk masyarakat umum dan berlandaskan nilai kemanusiaan, sedangkan lembaga non
pemerintah LKSA William Booth berdiri untuk menanamkan nilai – nilai spiritual kepada
anak yang menjadi sasaran pemerlu dan semua aspek berlandaskan nilai keagamaan.
B. Saran
Baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah dalam kegiatan pelayanan sebaiknya
diberikan fasilitas dan tingkatan yang sama, agar semua anak terlantar yang ada di
Indonesia mendapatkan haknya secara sama. Sehingga sasaran bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik sesuai dengan usianya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Widodo Nurdin, dkk. 2012. Evaluasi Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial Pada Panti Sosial:
PEMBINAAN LANJUT (After Care Services) PASCA REHABILITASI SOSIAL 2012. Jakarta
Timur: P3KS Press (Anggota IKAPI).
PSAA Alyatama Jambi. Kementerian Sosial RI, 2009.
https://alyatama.kemsos.go.id/ [Diakses pada 28 Februari 2020]
Wikipedia. 2019. William Booth
https://en.wikipedia.org/wiki/William_Booth [Diakses pada 5 November 2019]

Rahmat K. Ramsen. 2013. Definisi anak terlantar

https://kurniawan-ramsen.blogspot.com/2013/06/definisi-anak-terlantar.html [Diakses pada


6 November 2019]

14

Anda mungkin juga menyukai