Anda di halaman 1dari 2

1.

Prosedur / Tahapan

Langkah-Iangkah dalam proses melaksanakan penelitian survei mengikuti proses penelitian secara
umum. Akan tetapi, langkah-langkah survei, terutama menyangkut prosedur untuk mengumpulkan data,
menganalisis data, dan menulis laporan akhir.
Langkah 1. Memutuskan Apakah Survei Adalah Rancangan Terbaik untuk Digunakan
Perlu memutuskan apakah penelitian survei adalah rancangan terbaik untuk digunakan dalam
penelitian. Survei membantu mendeskripsikan tren dalam populasi atau mendeskripsikan hubungan di
antara variabel atau membandingkan kelompok. Contoh dimana survei paling cocok adalah untuk
mengases tren atau ciri-ciri khusus populasi; mempelajari tentang sikap, pendapat, keyakinan, dan
praktik individual; mengevaluasi keberhasilan atau efektivitas program; atau mengidentifikasi kebutuhan
suatu masyarakat.
Ada beberapa keuntungan untuk menggunakan survei. Seseorang dapat mengadininistrasikannya
dalam waktu singkat, sebagai sarana pengumpulan data survei itu ekonoinis, dan survei itu dapat
menjangkau populasi yang tersebar secara geografis. Di samping itu, Seseorang dapat meminta
tanggapan partisipan secara anonim tanpa membiaskan respons mereka. Akan tetapi, data suvei terdiri
atas informasi yang dilaporkan sendiri, yang hanya melaporkan apa yang banyak orang pikirkan, bukan
apa yang mereka lakukan. Kadang-kadang tingkat responsnya rendah, dan peneliti tidak dapat membuat
klaim representativitas hasilnya untuk populasi.
Langkah 2. Mengidentifikasi Pertanyaan atau Hipotesis Penelitian
Seseorang dapat menjawab pertanyaan maupun hipotesis penelitian dalam rancangan survei. Survei
ini cocok untuk menguji hipotesis karena akan meneliti sampel untuk menarik kesimpulan tentang
populasi. Bentuk pertanyaan atau hipotesisnya adalah yang:
1) Mendeskripsikan ciri khusus atau tren populasi orang, misalnya frekuensi pemakaian tembakau di
kalangan siswa SMA laki-laki.
2) Membandingkan kelompok dalain kaitannya dengan atribut tertentu, seperti perbandingan guru
dan adininistrator tentang sikap terhadap masa "in-service learning".
3) Membandingkan dua variabel atau lebih, seperti survei guru urituk menghubungkan "kejenuhan"
dengan jumläh tahun mengajar.
Langkah 3. Mengidentifikasi Populasi, Sampling Frame, dan Sampel
Proses penelitian survei dimulai dengan mengidentifikasi populasi. Langkah ini membutuhkan
pendefinisian populasi, penentuan jumlah orang yang ada di dalamnya, dan pengasesan daftar nama
(sampling frame) yang bisa didapatkan untuk sampelnya. Di samping itu, populasinya mungkin perlu
distratifikasi sebelum proses sampling dan dengan demikian ciri-ciri khusus terpilih populasinya
(misalnya, laki-laki dan perempuan) terwakili dalam sampel. Setelah mengidentifikasi populasi target
dan mengompilasi daftar anggotanya, seseorang dapat meimilih sampel, lebih baik dengan menggunakan
prosedur sampling random. Seseorang akan perlu mengidentifikasi ukuran sampel yang adekuat, dengan
menggunakan rumus kesalahan sampling.
Langkah 4. Menentukan Rancangan Survei dan Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti juga harus menentukan apakah penelitian surveinya cross-sectional atau longitudinal.
Keputusan untuk menggunakan rancangan longitudinal atau cross-sectional berkaitan dengan sifat
masalah yang diteliti, akses ke partisipan, dan waktu yang tersedia bagi peneliti untuk mengumpulkan
data. Contohnya, mempelajari tentang perkembangan longitudinal keterampilan sosial remaja di sekolah
mengharuskan untuk mengikuti remaja dari waktu ke waktu dan menggunakan waktu yang ekstensif
untuk mengumpulkan data. Sebaliknya, memeriksa sikap orangtua terhadap kedisiplinan di sekolah
membutuhkan penelitian cross-sectional di satu titik waktu saja untuk mengases sikap seketika dan
dengan cepat. Pertimbangkan juga apakah pengumpulan datanya akan didasarkan pada kuesioner
(dikirimkan melalui pos atau elektronik) atau wawancara (individual, kelompok terfokus, atau telepon)
dan menimbang untung-rugi masing-masing.
Langkah 5. Mengembangkan atau Menemukan Instrumen
Membutuhkan instrumen untuk mengumpulkan atau mengukur variabel dalam penelitian. Lebih
mudah untuk menemukan instrumen daripada mengembangkannya. Standar reliabilitas dan validitas
konstrak perlu diterapkan pada skor-skor dari instrumen yang sudah ada sebelum dipilih untuk
digunakan. Pemeriksaan reliabilitas dan validitas skor-skor dari instrumen tersebut selarna analisis data
sangat penting.
Langkah 6. Mengadininistrasikan Instrumen
Langkah ini mungkin merupakan fase yang paling makan waktu dalam penelitian survei. Hal ini
melibatkan mencari dan mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian dan menggunakan prosedur
untuk mengumpulkan data, seperti melatih pewawancara atau menyiapkan kuesioner untuk diposkan.
Hal ini mernbutuhkan tindak-lanjut terus-menerus untuk mencapai tingkat respons yang tinggi,
memeriksa bias respons jika menggunakan kuesioner, dan menyiapkan data untuk analisis dengan
mengode inforniasi dan instrumen ke dalam fail komputer.
Langkah 7. Menganalisis Data untuk Menjawab Pertanyaan atau Hipotesis
Penelitian Prosedur analisis data akan merefleksikan tipe pertanyaan atau hipotesis penelitian yang
direncanakan untuk dijawab oleh peneliti dalam penelitiannya. Analisis terdiri atas mencatat tingkat
respons, memeriksa bias respons, melaksanakan analisis deskriptif terhadap seluruh item-nya, dan setelah
itu menjawab pertanyaan deskriptif. Hal ini mungkin juga melibatkan penguji hipotesis atau pertanyaan
penelitian dengan menggunakan statistik inferensial.
Langkah 8. Menulis Laporan
Dalam menulis penelitian survei dengan menggunakan struktur kuantitatif standar yang terdiri atas
pengantar, tinjauan kepustakaan, metode, hasil, dan diskusi. Sebutkan di bagian "Metode" penelitian,
informasi terperinci tentang prosedur survei. Masukkan di bagian “Diskusi", komentar tentang daya

generalisasi hasil ke populasi.

Anda mungkin juga menyukai