Anda di halaman 1dari 123

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah i

BUKU PANDUAN
PENULISAN KARYA ILMIAH

2023

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah ii


BUKU PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH, - Cet. 1. Depok: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023. xii, 114 hlm ; 21 cm x 29,7 cm

ISBN 978-979-8972-50-8

Cetakan Pertama, Oktober 2022


Edisi Revisi, 2023
Semua hak cipta untuk penulis dilindungi.

Tidak ada bagian dari buku ini dapat direproduksi dalam bentuk stensil, fotokopi, mikro film
atau cara lain tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

Penanggung Jawab
Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Dr. Parulian Paidi Aritonang, S.H., LL.M., MPP.

Tim Penyusun
Prof. Dr. Andri Gunawan Wibisana, S.H., LL.M.
Prof. Dr. Agus Sardjono, S.H., M.H.
Prof. Dr. Rosa Agustina, S.H., M.H.
Prof. Kurnia Toha, S.H., LL.M., Ph.D.
Sri Mamudji, S.H., M.Law Lib.
Dr. Ratih Lestarini, S.H., M.H.
Dr. Dian Puji Simatupang, S.H., M.H.
Heru Susetyo, S.H., LL.M., M.Si., M.Ag., Ph.D.
Dr. Lidwina Inge Nurtjahyo, S.H., M.Si.
Dr. Yeni Salma Barlinti, S.H., S.Hum., M.H.
Dr. Yuli Indrawati, S.H., LL.M.
Dr. Febby Mutiara Nelson, S.H., M.H.
Tiurma M. Pitta Allagan, S.H., M.H., Ph.D.
Arie Afriansyah, S.H., MIL., Ph.D.
Wahyu Andrianto, S.H., M.H.
Alif Nurfakhri Muhammad, S.H., LL.M.
Djarot Dimas Achmad Andaru, S.H., M.H.

Diterbitkan oleh:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Jl. Prof. Mr. Djokosoetono, Kampus UI Depok 16424
Fakultas Hukum Gedung D Lantai 4 Ruang D.402
Telepon +61 21 727 0003, Ext. 173, Faksimile. +62 21 727 0052
E-mail: law.publisher@ui.ac.id

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah iii


SAMBUTAN DEKAN

Assalamualaikum Wr. Wb,

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, Puji syukur kami panjatkan atas berkah dan rahmat Allah SWT,
penyusunan pembaharuan Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah telah selesai dilaksanakan.
Pimpinan Fakultas Hukum Universitas Indonesia mengucapkan selamat serta mengapresiasi
setinggi-tingginya kepada Tim Penyusun Buku ini, atas dedikasi, semangat, serta kerja
kerasnya dalam menyusun buku ini.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah ini merupakan versi pembaharuan dari yang sebelumnya
terbit pada tahun 2022. Pembaharuan ini diperlukan guna mengakomodir hal-hal teknis yang
perlu diatur secara lebih terperinci sehingga memberikan gambaran kepada civitas akademika
Fakultas Hukum Universitas Indonesia dalam proses penyusunan karya ilmiah. Mahasiswa
diharapkan selalu memerhatikan pedoman ini dalam penyusunan penulisan tugas akhir sehigga
menghasilkan karya yang berkualitas.

Akhir kata, semoga buku ini dapat membantu para mahasiswa dalam menyusun penulisan karya
ilmiah di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dekan,

Dr. Parulian Paidi Aritonang, S.H., LL.M., MPP.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah iv


KATA PENGANTAR

Rasa syukur kepada Allah swt kami panjatkan atas selesainya penulisan buku pedoman
karya tulis ilmiah, yang prosesnya telah dimulai cukup lama. Buku ini disusun untuk
memberikan pedoman bagi mahasiswa dalam membuat karya ilmiah, mulai dari proposal tugas
akhir sampai dengan artikel ilmiah, dari strata sarjana sampai dengan doktor.
Buku ini kami susun dengan semangat kebersamaan. Sedapat mungkin semua penyusun
menyepakati hasil tulisan. Suasana ketika tulisan dibuat sangat menyenangkan. Banyak
bercandanya, tertawa-tawa, dan tentu saja gossip—yang ternyata cukup sering juga lebih
“berbobot, mendalam, dan penuh semangat,” ketimbang pembahasan tulisan… Mungkin
karena itu pula, penyusunan pedoman ini menjadi agak lama. Yang pasti, akhirnya tulisan ini
selesai, dan ini sangat patut kami syukuri. Kami bersyukur atas keguyuban para penulis dalam
buku ini, atas semangat mereka untuk memberi pedoman yang baik dan jelas bagi para
mahasiswa.
Sepanjang proses penulisan, kami menyadari bahwa terdapat banyak kebiasaan dalam
penulisan karya ilmiah. Dalam beberapa kasus, tidak jarang kebiasaan itu menjadi persoalan
ketika mahasiswa menulis atau menghadapi ujian tugas akhir. Untuk menghindarkan
mahasiswa dari banyak kesulitan yang tidak perlu, buku pedoman ini disusun dengan semangat
inklusif. Hal ini misalnya tampak pada tidak dibatasinya metode penelitian pada metode
tertentu saja, sepanjang metode yang dipilih mampu menjawab pertanyaan penelitian.
Semangat inklusif juga tampak pada format penyusunan bagian-bagian proposal, tugas akhir,
dan artikel, yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang
dipilih. Untuk bagian proposal dan tugas akhir, kami bahkan menyepakati beberapa bentuk
format yang kami bayangkan akan muncul dalam penyusunan tugas akhir.
Hal lain yang mendapat sorotan adalah tentang panduan penulisan referensi. Terkait hal
ini kami tidak memberikan pilihan, karena kami menginginkan agar penulisan referensi hukum
di FHUI memiliki keseragaman yaitu menggunakan “Gaya FHUI”, bukan dengan gaya lainnya.
Lebih dari itu, buku ini kami harapkan dapat menjadi langkah awal bagi penyusunan pedoman
baku penulisan referensi hukum di Indonesia, termasuk penulisan untuk putusan-putusan
pengadilan, peraturan, keputusan, dan sumber-sumber dari media sosial.
Buku ini juga memuat pedoman etis dalam melakukan penelitian dan penulisan karya
ilmiah. Dengan pedoman seperti ini, kami mengharapkan penelitian dan penulisan karya ilmiah
dapat terlepas dari persoalan pelanggaran hukum, termasuk dalam kaitannya dengan hak privasi
seseorang.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah v


Selain merupakan pedoman untuk melakukan penelitian, buku ini juga menjawab
banyak persoalan atau kebingungan di dalam penulisan ilmiah, termasuk tugas akhir dan artikel
ilmiah. Tentu saja masukan-masukan dari pembaca akan sangat berguna bagi penyempurnaan
buku pedoman ini.

Selamat meneliti dan menulis…

Tim Penyusun

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah vi


DAFTAR ISI

SAMBUTAN DEKAN ……………………………………………………………….. iii


KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...... v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………….. ix

BAB 1 PANDUAN UMUM TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR ................ 2

1.1. Topik, Judul, dan Abstrak .................................................................................................. 2


1.1.1. Topik................................................................................................................................................................................ 2
1.1.2. Judul ................................................................................................................................................................................. 3
1.1.3. Abstrak ........................................................................................................................................................................... 3

1.2. Pendahuluan .......................................................................................................................... 5


1.2.1. Latar Belakang.......................................................................................................................................................... 5
1.2.2. Rumusan Masalah .................................................................................................................................................. 6

1.3. Kebaruan dan Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 7


1.3.1. Fokus ............................................................................................................................................................................ 11
1.3.2. Tujuan .......................................................................................................................................................................... 13
1.3.3. Perspektif ................................................................................................................................................................... 14
1.3.4. Cakupan ...................................................................................................................................................................... 14
1.3.5. Penyusunan Tinjauan Pustaka .................................................................................................................... 16
1.3.6. Target Pembaca ..................................................................................................................................................... 16

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................................... 16

1.5. Metode Penelitian .............................................................................................................. 17

1.6. Kerangka dan Landasan Teori ....................................................................................... 23

1.7. Kerangka Konsep .............................................................................................................. 24

1.8. Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 26

1.9. Pembahasan ........................................................................................................................ 26

1.10. Penutup ................................................................................................................................ 27

BAB 2 ETIKA PENELITIAN DAN PENULISAN ......................................................... 28

2.1. Etika Terkait Interaksi dengan Subyek Penelitian .................................................... 28

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah vii


2.2. Penggunaan Material Hasil Wawancara atau Pengamatan, Foto Gambar, dan
Grafik ............................................................................................................................................... 30

2.3. Penyebutan Nama dalam Hasil Wawancara dan Dokumen Bukan Putusan
Pengadilan ....................................................................................................................................... 31

2.4. Penggunaan Putusan ......................................................................................................... 32

BAB 3 ATURAN PENULISAN TUGAS AKHIR ........................................................... 33

3.1. Format Pengetikan ............................................................................................................ 33


3.1.1. Bagian Awal ............................................................................................................................................................ 33
3.1.2. Bagian Isi ................................................................................................................................................................... 38
3.1.3. Bagian Akhir ........................................................................................................................................................... 39

3.2. Ketentuan Penulisan Tugas Akhir ................................................................................. 41


3.2.1. Kertas ........................................................................................................................................................................... 41
3.2.2. Pengetikan................................................................................................................................................................. 41
3.2.3. Penomoran Halaman ......................................................................................................................................... 42

BAB 4 PARAFRASE DAN PENULISAN KUTIPAN .................................................... 43

4.1. Teknik Parafrase, Ringkasan, dan Kutipan Langsung ............................................. 43


4.1.1. Parafrase ..................................................................................................................................................................... 45
4.1.2. Membuat Ringkasan .......................................................................................................................................... 48
4.1.3. Teknik Kutipan Langsung ............................................................................................................................. 49

4.2. Penulisan Kutipan ............................................................................................................. 52

4.3. Contoh Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Rujukan .............................................. 54


4.3.1. Buku .............................................................................................................................................................................. 54
4.3.2. Artikel .......................................................................................................................................................................... 59
4.3.3. Skripsi, Tesis, dan Disertasi ......................................................................................................................... 61
4.3.4. Putusan Pengadilan............................................................................................................................................. 62
4.3.5. Peraturan Perundang-undangan ................................................................................................................. 67
4.3.6. Lain-Lain dari Internet ..................................................................................................................................... 73

BAB 5 SISTEMATIKA TUGAS AKHIR ....................................................................... 77

5.1. Skripsi................................................................................................................................... 77
5.1.1. Sistematika Proposal Skripsi ....................................................................................................................... 77
5.1.2. Sistematika Skripsi ............................................................................................................................................. 77

5.2. Tesis Magister Ilmu Hukum ............................................................................................ 79


5.2.1. Sistematika Proposal Tesis MIH............................................................................................................... 79
5.2.2. Sistematika Tesis MIH..................................................................................................................................... 80

5.3. Tesis Magister Kenotariatan ........................................................................................... 81

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah viii


5.3.1. Sistematika Proposal Tesis MKn .............................................................................................................. 82
5.3.2. Sistematika Tesis MKn.................................................................................................................................... 82

5.4. Disertasi ............................................................................................................................... 83


5.4.1. Sistematika Proposal Disertasi ................................................................................................................... 84
5.4.2. Sistematika Disertasi ......................................................................................................................................... 84

BAB 6 FORMAT PENULISAN ARTIKEL ............................................................................ 88

6.1. Pemilihan topik .................................................................................................................. 88

6.2. Pendahuluan ....................................................................................................................... 89

6.3. Format Bagian-bagian Artikel ........................................................................................ 90

6.4. Pertimbangan dalam Pemilihan Jurnal Hukum di Luar Negeri ............................ 92

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Halaman Sampul …………………………………………………………. 108


Lampiran 2 Halaman Judul ……………………………………………………………. 109
Lampiran 3 Halaman Pernyataan Orisinalitas …………………………………………. 110
Lampiran 4 Halaman Pengesahan Skripsi ……………………………………..………. 111
Lampiran 5 Halaman Pengesahan Tesis ……………………………………………….. 112
Lampiran 6 Halaman Pengesahan Disertasi ……………………………………………. 113
Lampiran 7 Kata Pengantar ……………………………………………………………. 114
Lampiran 8 Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ………………… 115
Lampiran 9 Abstrak ……………………………………………………………………. 116
Lampiran 10 Daftar Isi …………………………………………………………………. 118
Lampiran 11 Daftar Gambar …………………………………………………………… 119
Lampiran 12 Formulir Persetujuan (Etika) ……………………………………………. 120
Lampiran 13 Formulir Pernyataan (Etika) …………………………………………… 121

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah ix


Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 1
BAB 1
PANDUAN UMUM TENTANG BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR

1.1. Topik, Judul, dan Abstrak


1.1.1. Topik
Topik merupakan pokok pembicaraan untuk menyampaikan maksud seorang penulis.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan topik. Pertama, topik menarik
perhatian penulis. Kedua, topik diketahui oleh penulis, dan yang ketiga, terdapat ketersediaan
data atau informasi terkait topik yang akan diteliti.
Penentuan topik tugas akhir perlu memperhatikan empat hal berikut. Pertama, topik
yang dipilih merupakan topik yang dapat diteliti (researchable). Menurut Sternberg, dapat atau
tidaknya sebuah topik diteliti tergantung pada ketersediaan data dan akses terhadap data.
Misalnya, untuk penelitian yang bersifat perbandingan, akses terhadap data termasuk juga
apakah penulis mampu memperoleh dan memahami data dari negara lain. Sedangkan untuk
topik yang memerlukan penelitian lapangan, perlu diperhatikan apakah penulis akan
memperoleh akses terhadap sampel yang diperlukan. Kedua, apakah topik akan memberikan
kontribusi pada perkembangan ilmu hukum. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan
sejauh mana kontribusi dari penelitian adalah waktu pelaksanaan penelitian. Karena
keterbatasan waktu, penelitian sebaiknya tidak diarahkan untuk menjadi sebuah mahakarya,
magnum opus; namun juga tidak diarahkan sekedar untuk menjawab pertanyaan yang terlalu
jelas jawabannya. Ketiga, topik penelitian orisinal. Dalam menentukan sejauh mana orisinalitas
topik yang dipilih, penulis perlu menjawab pertanyaan berikut: “berdasarkan kajian yang saya
lakukan terhadap literatur terkait yang tersedia, apakah saya dapat melihat adanya celah,
kekurangan, atau missing link, dan apakah topik yang saya pilih dapat menjembatani atau
menutupinya?” Jika jawabannya “ya,” dapat dikatakan bahwa topik yang dipilih adalah
orisinal. Jika “tidak” penulis perlu mempertimbangkan ulang pemilihan topik. Keempat, topik
yang membahayakan keselamatan penulis. Meskipun sebuah topik dapat diteliti dan orisinal,
namun dapat saja topik tersebut tidak dipilih atau sebaiknya dipertimbangkan ulang, apabila
topik tersebut mengarahkan penulis pada penelitian yang berisiko tinggi.1 Hal ini dapat terjadi
apabila penelitian terkait dengan hal yang kontroversial atau hal yang secara politik dan budaya
sensitif. Dalam konteks topik seperti ini, konsultasi dengan pembimbing menjadi hal yang

1
David Sternberg, How to Complete and Survive a Doctoral Dissertation (New York: St. Martin’s Press,
1981), hlm. 48-51.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 2


sangat penting agar permasalahan dalam pelaksanaan penelitian dapat dihindari atau dikurangi
kemungkinannya.

1.1.2. Judul
Judul yang dirumuskan harus relevan dengan masalah yang dibahas. Penulisan judul
tidak terlalu panjang (maksimal dua puluh kata). Judul dapat memuat judul utama dan sub-
judul.
Pada penulisan yang menggambarkan hubungan sebab akibat, judul harus memuat
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Judul yang
memuat kedua variable ini dapat dilihat pada contoh berikut: “Tingkat Kejahatan Dipengaruhi
oleh Tingkat Pendidikan.” Independent variable dari contoh ini adalah tingkat pendidikan,
sedangkan dependent variable adalah tingkat kejahatan.
Sebagai tambahan, judul dapat dibuat sedemikian rupa untuk menarik perhatian
pembaca. Misalnya dapat dilihat dari judul berikut: “Tangan Tuhan di Pengadilan: Dalih
Bencana Alam dan Pertanggungjawaban Perdata dalam Kasus Lingkungan.”2

1.1.3. Abstrak
Abstrak dibuat untuk memudahkan pembaca mengerti secara cepat isi tugas akhir atau
artikel, sehingga ia dapat memutuskan apakah perlu membaca lebih lanjut atau tidak. Abstrak
adalah intisari dari tugas akhir yang setidaknya memuat pertanyaan penelitian, hasil penelitian,
dan simpulan. Abstrak terdiri dari satu alinea dan hanya menggunakan kalimat aktif.

2
Andri G. Wibisana, “Tangan Tuhan di Pengadilan: Dalih Bencana Alam dan Pertanggungjawaban
Perdata dalam Kasus Lingkungan,” Jurnal Hukum dan Pembangunan 41, No. 1 (2011), hlm. 101-149.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 3


Perhatikan contoh abstrak berikut:

Gambar 1. Contoh Penulisan Abstrak

Dari contoh di atas, frasa “menganalisis bagaimana Prinsip Siracusa…” merupakan


rumusan masalah penelitian. Kemudian frasa “menggunakan metode penelitian doktrinal”
merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan. Selanjutnya, frasa
“[d]alam praktiknya…penanggulangan wabah” merupakan hasil penelitian.
Pada bagian akhir abstrak dicantumkan kata kunci yang berupa kata atau frasa yang
menggambarkan cakupan dari isi tugas akhir. Penulisan kata kunci memuat kata atau frasa
yang bersifat umum dan khusus.3
Abstrak dan kata kunci wajib disusun dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Penulisan abstrak harus memperhatikan tata bahasa (grammar) yang baik dan
benar.

3
Misalnya judul tugas akhir adalah: “Kewajiban Pengawasan Equity Crowdfunding untuk Mendukung
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.” Untuk judul di atas, kata kunci yang
bersifat umum “pencucian uang” dan “tindak pidana terorisme”. Sedangkan kata kunci yang bersifat khusus
adalah “equity crowdfunding,” dan “pendanaan terorisme.”

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 4


1.2. Pendahuluan
Struktur dan isi Pendahuluan dari setiap program studi perlu memperhatikan bagian dari
tiap program studi (Bab 5 bagian Sistematika Tugas Akhir). Namun dapat dijelaskan di sini
bahwa secara umum pendahuluan biasanya memuat hal berikut:
1. Latar belakang;
2. Rumusan masalah;
3. Penelitian terdahulu/tinjauan pustaka;
4. Tujuan dan manfaat penelitian;
5. Landasan teori;
6. Kerangka konsep/definisi operasional;
7. Metode penelitian; dan
8. Sistematika penulisan.

Bagian pendahuluan pada sebuah tugas akhir berfungsi sebagai gambaran yang
menunjukkan atau menjelaskan topik yang dipilih dapat diteliti/dikerjakan. Pendahuluan
merupakan uraian yang lengkap dan sistematik dari topik yang dipilih. Bagian ini memuat
proses perumusan masalah, metode yang digunakan, pendekatan yang digunakan dan teori
sebagai landasan untuk menjawab rumusan masalah. Pendahuluan disarankan maksimal 10%
dari keseluruhan tulisan; tidak termasuk Daftar Isi, Daftar Rujukan, dan Lampiran.

1.2.1. Latar Belakang


Latar belakang berfungsi untuk memperkenalkan pembaca pada topik yang ingin
dibahas. Dengan membaca latar belakang, pembaca akan memperkirakan apa yang akan
menjadi rumusan masalah dalam penelitian.4 Isi dari latar belakang antara lain menerangkan:
situasi yang menyebabkan timbulnya masalah yang hendak diteliti, alasan mengapa penelitian
dilakukan, hal-hal yang dianggap penting oleh penulis, dan uraian bahwa topik penelitian
penting untuk dilakukan, baik sisi teoretis maupun praktis.5
Rudestam dan Newton menjelaskan bahwa latar belakang berisi tinjauan umum
terhadap rumusan masalah yang hendak dibahas. Latar belakang ini memberikan gambaran
mengapa penelitian perlu dilakukan. Latar belakang dimulai dengan pernyataan umum, lalu

4
James E. Mauch dan Jack W. Birch, Guide to the Successful Thesis and Dissertation: A Handbook for
Students and Faculty, ed. 3, (New York: Marcel Dekker, 1993), hlm. 96.
5
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet. 3, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 99-107.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 5


mengerucut pada rumusan masalah. Berdasarkan pandangan ini dapat disimpulkan bahwa
sebuah latar belakang yang baik akan mengantarkan pembacanya pada rumusan masalah yang
hendak diteliti.6 Dengan membaca latar belakang, pembaca sudah dapat menangkap gambaran
awal mengenai masalah apa yang hendak diteliti dan mengapa masalah tersebut penting dan
layak untuk diteliti.
Substansi terpenting dalam Latar Belakang adalah thesis statement, yaitu kalimat
singkat yang menggambarkan fokus, gagasan/argumen utama, atau klaim dari sebuah tulisan.
Dalam ungkapan Volokh, “[m]ost good works of original scholarship have a basic thesis—a
claim they are making about the world.” 7 Dengan demikian, Thesis statement merupakan
“payung” yang mengarahkan penulis agar semua pembahasan di dalam tulisannya berada di
dalam naungan payung tersebut.
Bagian penting lain dalam Latar Belakang adalah alasan-alasan yang mendasari pokok
masalah yang akan diteliti. Isinya merupakan uraian tentang informasi awal yang menjelaskan
mengapa rumusan masalah yang diteliti tersebut muncul, dan mengapa perlu untuk diteliti.
Informasi awal ini tidak harus berupa hasil penelitian ilmiah, tetapi dapat berupa hasil
pengamatan terhadap fenomena atau gejala sosial di sekitar kita, hasil telaah singkat terhadap
putusan, atau bahkan berita media.
Pada prinsipnya, latar belakang memiliki struktur sebagai berikut:
1. Thesis statement yaitu gagasan asli penulis atas topik penelitian.
2. Gagasan pendukung (supporting ideas), terdiri dari beberapa alinea yang berisi dukungan
data dari teori, putusan, atau fakta hukum lainnya. Setiap informasi harus mencantumkan
sumber rujukan.
3. Arah penelitian (research direction), menjelaskan arah penelitian yang akan dilakukan.
Bagian ini memuat judul penelitian yang dipilih.

1.2.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah apa yang akan diungkap dan dibahas di dalam penulisan tugas
akhir. Rumusan masalah dapat disampaikan dalam bentuk kalimat tanya, tetapi akan lebih baik
jika dirumuskan dalam bentuk pernyataan.

6
Kjell Erik Rudestam dan Rae R. Newton, Surviving Your Dissertation: A Comprehensive Guide to Content
and Process, (Los Angeles: Sage Publication, 2015), hlm. 82.
7
Eugene Volokh, Academic Legal Writing: Law Review Articles, Student Notes, Seminar Papers, and
Getting on Law Review, ed. 3, (New York: Foundation Press, 2007), hlm. 9.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 6


Bagian Rumusan Masalah di dalam pendahuluan sedapat mungkin mengungkapkan
kesenjangan antara hal-hal yang bersifat normatif dengan kenyataannya di tengah masyarakat.
Rumusan Masalah mencerminkan situasi yang benar-benar merupakan problem hukum. Dari
rumusan masalah ini akan lahir pokok-pokok pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian.
Beberapa kata tanya yang sering digunakan ketika merumuskan rumusan masalah
adalah: apa, bagaimana (bagaimanakah), dan mengapa. Rumusan masalah dengan kata tanya
“apa” akan menghasilkan jawaban penelitian yang bersifat deskriptif-analitis, eksplanatoris,
diagnostik, dan eksploratoris. Pertanyaan dengan kata tanya “bagaimana” diharapkan
menghasilkan jawaban penelitian yang bersifat deskriptif-analitis, diagnostik, dan preskriptif.
Sedangkan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” diharapkan menghasilkan jawaban yang
bersifat eksploratoris dan eksplanatoris.
Dalam beberapa penelitian, penulis langsung merumuskan beberapa rumusan masalah
yang hendak dijawab. Sedangkan dalam penelitian lain, penulis pertama-tama merumuskan
rumusan masalah utama, dan selanjutnya penulis menjabarkan rumusan masalah tersebut ke
dalam beberapa pertanyaan penelitian.

1.3. Kebaruan dan Tinjauan Pustaka


Kebaruan dari suatu penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan dapat
memberikan pembahasan baru terhadap suatu topik. Di dalam penelitian hukum, sangat
mungkin sebuah topik yang ditulis merupakan topik yang sebelumnya telah juga ditulis oleh
pihak lain. Dalam hal ini, penulis perlu menjelaskan hal baru apa yang akan dihasilkan dari
tulisannya. Singkatnya, bagian kebaruan penelitian memuat jawaban atas pertanyaan:
mengapa, dengan memperhatikan penelitian sebelumnya, penulis masih hendak meneliti topik
ini?
Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, seorang penulis sebaiknya
mengungkapkan informasi paling mutakhir mengenai literatur yang relevan dengan topik yang
dibahasnya. Meskipun ukuran sejauh mana literatur yang dikemukakan tersebut merupakan
literatur terbaru bersifat subjektif, namun penulis tetap diharapkan mengetahui literatur relevan
yang paling baru. Nilai sebuah proposal atau tugas akhir atau artikel akan berkurang ketika
penguji atau reviewer justru lebih mengetahui literatur terbaru yang relevan dengan tulisan.
Dengan demikian, bagian kebaruan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan penulis melakukan
tinjauan pustaka.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 7


Sebagaimana dikutip oleh Murray (2006), beberapa pengarang mendefinisikan tinjauan
pustaka sebagai berikut:8
“An interpretation and synthesis of published research (Merriam, 1988: 6)
“A task that continues throughout the duration of the thesis ... shows how the problem
under investigation relates to previous research (Anderson et al. 1970: 17)
“[An opportunity to] look again at the literature … in … an area not necessarily identical
with, but collateral to, your own area of study. (Leedy 1989: 66)”

Dari kutipan di atas terlihat bahwa tinjauan pustaka merupakan sebuah interpretasi penulis
terhadap literatur yang dibacanya. Hal ini juga merupakan upaya penulis untuk menunjukkan
sejauh mana ia mengetahui literatur yang relevan dengan penelitian yang ia lakukan.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dalam Hutchinson, Walter mendefinisikan tinjauan
pustaka sebagai analisa kritis terhadap literatur terkait penelitian yang ada. Melalui tinjauan
pustaka ini penulis akan mendapatkan pengetahuan mengenai apa yang telah diketahui dan apa
yang belum diketahui dari penelitian terkait yang sebelumnya telah dilakukan. 9 Dengan
demikian, tujuan terpenting dari tinjauan pustaka adalah menunjukkan state of the art,
kekosongan yang ada dalam literatur terdahulu, dan kebaruan dari penelitian yang penulis
lakukan.
Murray mengemukakan bahwa tinjauan pustaka dapat didefinisikan baik sebagai proses
maupun sebagai produk. Sebagai proses, tinjauan pustaka merupakan suatu upaya dari penulis
untuk mengeksplorasi literatur yang ada, memformulasikan masalah dalam penelitian,
menjelaskan arah penelitian yang dilakukan, atau untuk membandingkan gagasan dari
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan. 10 Terkait fungsi tinjauan pustaka
sebagai proses ini, dapat pula diperhatikan pandangan Mauch dan Birch yang menyatakan
bahwa tinjauan pustaka berguna untuk: a) membantu penulis dalam memperoleh pengetahuan
awal yang cukup tentang bidang yang diteliti, b) memperoleh pengetahuan tentang metodologi
yang biasa digunakan dalam penelitian di bidang terkait, serta gambaran bagaimana fungsi dari
metodologi tersebut sesuai dengan kajian yang dilakukan, c) membangun argumen untuk
menegaskan bahwa penelitian yang diteliti memang bermanfaat dan perlu dilakukan, d)
mempersempit rumusan masalah, e) menghasilkan hipotesis atau pertanyaan yang berguna bagi
penelitian yang dilakukan, dan f) memperlihatkan perkembangan literatur terkait topik sampai

8
Rowena Murray, How to Write a Thesis, ed. 2, (Berkshire: Open University Press, 2006), hlm. 108.
9
Terry Hutchinson, Researching and Writing in Law, ed. 4, (Pyrmont, NSW: Thomson Reuters, 2018),
hlm. 52.
10
Murray, How to Write…, hlm. 108-109.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 8


dengan literatur terbaru, g) terutama ketika penelitian yang dilakukan berlangsung dalam waktu
yang lama.11
Melalui tinjauan pustaka, penulis menjelaskan kontribusi apa yang diberikan oleh
tulisan yang dibuatnya. Tinjauan pustaka adalah tempat di mana penulis mencoba
menempatkan diskusi yang diuraikan pada bab-bab berikutnya ke dalam perkembangan dan
perdebatan pemikiran yang ada. Dari titik tersebut, penulis menunjukkan bagaimana pemikiran
yang ia tawarkan berdialog dengan arus utama pemikiran terkait objek kajian yang sedang
diteliti oleh penulis dan bagaimana pemikiran penulis membawa sumbangsih baru di dalam
perdebatan tersebut.12
Sebagai produk, tinjauan pustaka berisi sintesis dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Tinjauan pustaka yang baik menunjukkan keberhasilan penulis dalam melakukan
eksplorasinya. 13 Dalam hal ini, Sternberg menjelaskan bahwa tinjauan pustaka yang baik
memberikan kesan bahwa penulis memiliki kemampuan dan menguasai apa yang akan
ditelitinya.14 Dengan tinjauan pustaka, penulis bukan hanya menghasilkan daftar rujukan yang
baik, tetapi juga mendemonstrasikan kemampuannya dalam meneliti. Tinjauan pustaka,
terutama dalam proposal penelitian, berfungsi menunjukkan kemampuan penulis dalam
meyakinkan pembaca bahwa penulis adalah orang yang mumpuni untuk menyelesaikan
penelitiannya, mengerti apa yang ditulisnya, dan menentukan posisinya dalam khasanah
literatur yang ada.
Setidaknya terdapat empat langkah yang dapat dilakukan dalam menulis tinjauan
pustaka. Pertama, menguraikan hal-hal penting terkait topik yang akan dijelaskan lebih lanjut
dalam tulisannya. Kedua, memberikan pembenaran atas pemilihan literatur. Dalam langkah ini,

11
Mauch dan Birch, Guide to the Successful…, hlm. 107-110. Perlu diperhatikan bahwa penelitian hukum
seringkali tidak menggunakan hipotesis.
12
Menurut Mauch dan Birch, tinjauan pustaka harus memberikan informasi mengenai perkembangan dan
kondisi terbaru dari topik yang hendak diteliti. Dengan tinjauan pustaka, penulis menunjukkan bagaimana
penelitian yang akan dilakukan mampu berkontribusi pada pengetahuan yang telah ada. Untuk itu, maka di dalam
tinjauan pustaka, penulis juga harus mampu memperlihatkan dengan sangat jelas adanya beberapa hal yang masih
kosong/kurang dari penelitian yang telah dilakukan, apa saja yang menjadi kekurangan itu, dan bagaimana
penelitian yang akan dilakukan akan mengisi kekosongan/kekurangan tersebut. Mauch dan Birch, Guide to the
Successful…, hlm. 111.
13
Murray, How to Write…, hlm. 108-109.
14
Selain itu, Stenberg mengungkapkan beberapa manfaat lain dari kajian literatur. Kajian ini berguna untuk
memperlihatkan keterkaitan antara riset yang akan dilakukan dengan bidang ilmu yang menaunginya. Dengan ini,
kajian pustaka berguna untuk menempatkan topik penelitian yang akan dilakukan di dalam gambar besar tema
dan bidang ilmu. Kajian juga bermanfaat dalam memberikan petunjuk mengenai orisinalitas tulisan. Terakhir,
kajian juga berguna untuk melahirkan bibliografi, yang akan sangat berguna terutama dalam hal proposal
penelitian. Namun perlu disampaikan bahwa bibliografi yang terlalu banyak dapat menurunkan penilaian pembaca
terhadap penelitian, terutama jika memuat bibliografi yang tidak relevan dengan penelitian. Sedangkan di sisi lain,
bibliografi yang terlalu singkat juga bermasalah bagi peneliti karena akan menimbulkan kesan bagi pembaca
bahwa proposal/penelitian tidak disusun secara serius dan baik. Sternberg, How to Complete…, hlm. 92-96.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 9


penulis menjelaskan mengapa literatur tertentu yang ditelaah dan bukan yang lain. Ketiga,
memberikan gambaran singkat mengenai kerangka (outline) dari tinjauan pustaka. Dengan cara
ini, penulis menjelaskan bahwa tinjauan pustaka bukan hanya merupakan rangkuman dari hasil
karya orang lain, tetapi juga membandingkan dan mengaitkan karya tersebut dengan tulisan
yang dibuatnya. Keempat, penulis mengaitkan penelitiannya dengan literatur yang ada,
memberikan analisis kritis atas literatur yang ada (jika diperlukan), dan yang paling penting
adalah menjelaskan celah (gap) dari literatur yang ada dan bagaimana penulis akan
berkontribusi pada teori atau pengetahuan yang ada.15 Dalam konteks ini, tinjauan pustaka juga
sering kali disusun secara kronologis, terutama jika tinjauan pustaka dimaksudkan untuk
menggambarkan perkembangan teori atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Selain itu,
tinjauan pustaka juga sering kali ditulis dalam rumus: nama + kata kerja, 16 seperti contoh
berikut:

Jika literatur yang sedang ditulis adalah satu literatur:


“Murray menguraikan bahwa …”,1
Jika literatur yang sedang ditulis terdiri dari beberapa literatur:
“ Beberapa penulis berpendapat bahwa…”,2

_____________________

1
Murray, How to Write a Thesis, ed. 2, (Berkshire: Open University Press, 2006),
hlm. 108.
2
Murray (2006), How to Write… hlm 103; Mauch & Birch (1993), Guide to the
Successful…, hlm. 107-110; Soerjono Soekanto (1986), Pengantar Penelitian Hukum…

Gambar 2. Contoh Tinjauan Pustaka


Sumber Olahan Tim

Tinjauan pustaka tidak selamanya harus ditulis dalam satu subbab sendiri, atau bahkan
di dalam satu bab tersendiri. Cara penulisan tinjauan pustaka sangat tergantung dari bagaimana
penulis mengarahkan tinjauan pustakanya. Dengan demikian, tinjauan pustaka dapat saja
terlihat dalam beberapa bagian, subbagian, atau bahkan bab. Tulisan Cooper di bawah ini
menjelaskan jenis-jenis (taksonomi) tinjauan pustaka berdasarkan karakternya. Menurut
Cooper, taksonomi tinjauan pustaka dapat dibedakan berdasarkan fokus, tujuan, perspektif,
cakupan (coverage), penyusunan (organisasi) tinjauan pustaka, dan target pembaca (audience).

15
Murray, How to Write…, hlm. 115.
16
Misalnya, “Murray menguraikan bahwa …”,

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 10


Tabel 1. Taksonomi Tinjauan Pustaka
Sumber: Harris M. Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses: A Taxonomy of
Literature Reviews,“ Knowledge in Society 1, (1988), hlm. 109.

1.3.1. Fokus
Fokus dalam tinjauan pustaka terkait dengan bahan yang menjadi perhatian utama dari
penulis. Cooper membagi fokus tinjauan pustaka ke dalam:
a. hasil penelitian;
b. metode penelitian;
c. teori; dan
d. praktik atau aplikasi.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 11


Dalam suatu tinjauan pustaka, penulis dapat menggunakan lebih dari satu fokus di atas.
Bahkan pada kenyataannya jarang ditemukan tinjauan pustaka yang hanya memiliki satu
fokus.17
Tinjauan pustaka yang fokus pada hasil penelitian (research outcomes) merupakan
tinjauan pustaka yang paling lazim ditemukan. Dalam tinjauan pustaka ini, penulis merangkum
substansi dan hasil dari tulisan/penelitian terdahulu. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
“a lack of information on a particular research outcome.”18 Dengan cara ini, penulis dapat
memberikan gambaran mengenai celah (gap) yang belum ditelaah oleh tulisan terdahulu,
sekaligus memberikan pembenaran mengapa kajiannya masih perlu untuk dilakukan dan
tulisannya masih relevan.
Di dalam tinjauan pustaka yang fokus pada metode penelitian, penulis memusatkan
perhatiannya pada metode penelitian dari tulisan terdahulu, dengan mengidentifikasi variabel
kunci, ukuran, dan metode analisis dari penelitian empiris sebelumnya, atau berbagai
pendekatan dari penelitian doktrinal sebelumnya. Tinjauan pustaka dengan fokus pada metode
ini berguna untuk melihat kelemahan metodologis dalam penelitian terdahulu, atau untuk
membandingkan praktik penelitian dengan kelompok atau waktu penelitian yang berbeda.
Tinjauan pustaka yang fokus pada metode dapat dikombinasikan dengan tinjauan pustaka yang
fokus pada hasil penelitian. Kombinasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan tinjauan
pustaka yang dapat mengidentifikasi metode apa yang akan digunakan untuk mencapai hasil
penelitian tertentu.19
Tinjauan pustaka yang fokus pada teori bertujuan untuk mengidentifikasi teori yang
telah ada dan digunakan dalam penelitian lain, serta menjelaskan bagaimana keterkaitan teori
tersebut dengan penulisan/penelitian yang sedang dilakukan. Tinjauan terhadap teori juga
berguna untuk menunjukkan bahwa teori yang ada tidak mencukupi sehingga perlu
dikembangkan atau digunakan teori baru untuk menjawab permasalahan hukum yang hendak
ditulis.20 Sementara itu, tinjauan pustaka dengan fokus pada praktik atau aplikasi bertujuan
untuk memperlihatkan adanya kebutuhan praktis yang belum terpenuhi oleh tulisan yang sudah
ada.21

17
Harris M. Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses: A Taxonomy of Literature Reviews,” Knowledge
in Society 1 (1988), hlm. 108.
18
Justus Randolph, “A Guide to Writing the Dissertation Literature Review,” Practical Assessment,
Research, and Evaluation 14, No. 13 (2009), hlm. 2.
19
Ibid., hlm. 2-3.
20
Ibid., hlm. 3.
21
Ibid.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 12


1.3.2. Tujuan
Cooper membagi tinjauan pustaka ditinjau dari tujuannya ke dalam tiga bentuk.
Pertama, sebagai sarana untuk mengintegrasikan atau membuat sintesis dari literatur yang ada.
Tujuan tinjauan pustaka yang bersifat integratif atau sintesis ini dilakukan dengan cara, antara
lain:
a. merumuskan pernyataan umum dari beberapa contoh spesifik yang terdapat dalam
literatur, sehingga didapat generalisasi atau sintesis dari literatur yang telah ada;
b. menyelesaikan konflik antar gagasan yang saling bertentangan di dalam literatur,
sehingga diperoleh konsepsi baru; dan
c. menjembatani perbedaan di antara berbagai teori atau disiplin.22

Kedua, tinjauan pustaka yang bertujuan untuk memuat analisis kritis. Meskipun
sebagian besar tinjauan pustaka memuat integrasi, sintesis, atau generalisasi, tinjauan pustaka
dapat memiliki tujuan berupa analisis kritis atas literatur yang ada. Tinjauan pustaka yang berisi
kritik ini dilakukan untuk memperlihatkan kelemahan hasil penelitian terdahulu. 23 Dengan
analisis kritis terhadap literatur yang sudah ada, tinjauan pustaka dapat memberikan
pembenaran bagi penelitian yang akan dilakukan dengan memperlihatkan bagaimana penulis
dapat memperbaiki kelemahan dari literatur sebelumnya.24
Ketiga, tinjauan pustaka dapat memiliki tujuan sebagai alat untuk identifikasi isu atau
argumen pokok dari suatu kajian. Isu atau argumen pokok dari suatu kajian ini dapat terkait
dengan pertanyaan yang telah mendominasi penelitian sebelumnya, pertanyaan yang mungkin
akan mendominasi penelitian di masa depan, atau persoalan metodologis yang menghambat
kemajuan suatu topik.
Sebuah tinjauan pustaka biasanya memuat setidaknya satu di antara tujuan-tujuan di
atas. Meski demikian, setidaknya tinjauan pustaka memuat tujuan yang bersifat integratif,
karena tanpa integrasi, sintesis, atau generalisasi dari penelitian sebelumnya, seorang penulis
akan kesulitan untuk menentukan konteks dan kerangka dari penelitian yang akan
dilakukannya.

22
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 108
23
Ibid., hlm. 108-109.
24
Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. 3.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 13


1.3.3. Perspektif
Dilihat dari perspektif, penulis dapat memilih salah satu dari dua tipe perspektif berikut.
Perspektif pertama, penulis bersifat netral. Di sini, penulis menyajikan berbagai pandangan
atau interpretasi yang berbeda yang diperoleh dari literatur yang telah ada. Pandangan atau
interpretasi dari setiap kubu dijelaskan dengan cara yang sama, di mana penulis harus
memastikan bahwa setiap pandangan telah terwakili di dalam tinjauan pustaka yang
dibuatnya.25 Dengan demikian, tinjauan pustaka yang netral akan tampak bersifat deskriptif,
yang berisi pemetaan dari berbagai pandangan yang ada di dalam literatur terkait.
Perspektif kedua, penulis bersikap aktif dan mengambil posisi tertentu. Dengan
demikian, penulis mengarahkan tinjauan pustaka sebagai seleksi atas literatur yang ada untuk
mengumpulkan bukti yang memperkuat pandangannya.26 Perspektif yang mengambil posisi ini
sering ditemukan dalam penelitian yang bersifat kualitatif.27 Konsekuensi dari tinjauan pustaka
seperti ini adalah munculnya kewajiban bagi penulis untuk memperkecil adanya kesan bias
dari tulisannya.

1.3.4. Cakupan
Cakupan dalam tinjauan pustaka menggambarkan bagaimana penulis menemukan,
memilih, dan memasukkan literatur yang relevan ke dalam tulisannya. Cooper membagi
cakupan tinjauan pustaka ke dalam empat tipe, yaitu tinjauan yang lengkap (exhaustive
coverage), tinjauan lengkap dengan rujukan selektif (exhaustive coverage with selective
citation), tinjauan yang representatif (representative), dan tinjauan atas literatur utama
28
(central). Pada tipe tinjauan yang lengkap, tinjauan pustaka berisi tinjauan yang
komprehensif dan mendalam atas literatur yang ada. Penulis melakukan tinjauan atas seluruh
atau sebagian besar literatur yang ada, dan bukan hanya sampel atau seleksi sebagian dari
literatur tersebut.
Meskipun sama seperti pada tinjauan lengkap (exhaustive coverage), di mana penulis
mengumpulkan literatur selengkap mungkin, pada tinjauan lengkap dengan rujukan selektif
(exhaustive coverage with selective citation), penulis hanya memaparkan rujukan tertentu saja
dari literatur yang dikumpulkannya. Dengan demikian, perbedaan kedua tipe tinjauan pustaka
ini terletak pada kedalaman pembahasan. Pada tinjauan lengkap penulis memberikan paparan

25
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 110.
26
Ibid.
27
Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. 4.
28
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 110-111.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 14


yang cukup lengkap dan mendalam atas literatur yang ada, bahkan jika perlu dengan
mencantumkan halaman dari literatur yang dipaparkannya. Sebaliknya, pada tinjauan lengkap
dengan rujukan tertentu penulis hanya memberikan gambaran umum dari literatur yang
dipilihnya. Misalnya saja, di dalam tinjauan lengkap dengan rujukan selektif, penulis membuat
pernyataan: “Penelitian Lev mengungkapkan…”, atau “Dari Teori Keadilan Rawls dapat
disimpulkan bahwa…” Dalam penyataan tersebut, yang dimaksud penulis bukanlah
keseluruhan hasil penelitian Daniel Lev atau keseluruhan teori keadilan John Rawls, tetapi
hanya sebagian dari penelitian atau teori tersebut (bahkan hanya merujuk alinea atau kalimat
tertentu dari penelitian/teori tersebut).
Bagi pembaca, tinjauan lengkap memungkinkan pembaca untuk menguji apakah
tinjauan yang dilakukan benar-benar lengkap, dan apakah simpulan yang diambil oleh penulis
tinjauan pustaka benar-benar didasarkan pada literatur yang diulas. Sementara itu, tinjauan
lengkap dengan rujukan yang selektif tidak memungkinkan pembaca mengetahui kedua hal
tersebut, karena tinjauan seperti ini hanya memberikan gambaran secara umum dari literatur
yang diulas.
Cakupan ketiga yang dapat dipilih oleh penulis adalah tinjauan pustaka representatif
(representative). Pada tinjauan ini, penulis memilih sampel tulisan yang dianggapnya mewakili
kelompok literatur yang lebih luas. Penulis bebas menentukan tulisan mana yang dianggapnya
mewakili populasi tulisan sejenis. Meskipun penulis memiliki kebebasan untuk memilih tulisan
yang akan diulasnya, pada akhirnya ia tetap memiliki beban untuk setidaknya menunjukkan
bahwa tulisan yang dipilihnya tersebut benar-benar mewakili populasi tulisan sejenis.29
Cakupan yang terakhir adalah cakupan yang memusatkan perhatian pada tinjauan atas
literatur utama (central), yaitu karya-karya terpenting yang telah menjadi pusat pembahasan
dari topik penelitian. Karya-karya utama ini dapat merupakan tulisan yang memulai adanya
penelitian, gagasan, atau aliran pemikiran tertentu, karya yang memperkenalkan metode baru,
atau bahkan tulisan yang telah menjadi pencetus perdebatan penting.
Pada praktiknya, penulis dapat memilih strategi cakupan yang memadukan antara
tinjauan lengkap dan tinjauan lengkap dengan rujukan yang selektif, atau antara tinjauan
representatif dan tinjauan atas literatur utama. Sangat mungkin pemilihan tipe cakupan ini akan
sangat tergantung pada kebutuhan untuk meyakinkan para pembaca (audience) dan juga
keterbatasan halaman. Proposal penelitian di tingkat doktoral tidak mensyaratkan batasan
maksimum halaman, sehingga membutuhkan tinjauan pustaka yang mengandung tinjauan yang

29
Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. 4.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 15


lengkap. Sementara itu, proposal pada hibah penelitian atau bahkan artikel ilmiah, yang
memiliki keterbatasan halaman, dapat disusun berdasarkan model tinjauan lengkap dengan
rujukan selektif, atau perpaduan antara tinjauan representatif dan tinjauan atas literatur utama.

1.3.5. Penyusunan Tinjauan Pustaka


Apabila cakupan berkaitan dengan strategi pemilihan literatur yang hendak diulas,
maka pengorganisasian (penyusunan) berkaitan dengan strategi penyajian tinjauan pustaka.
Cooper membagi strategi penyajian tinjauan pustaka ke dalam tiga bentuk: a) penulisan secara
historis yang mengulas literatur secara kronologis; b) penulisan secara konseptual yang
mengelompokkan tulisan berdasarkan kemiripan dan perbedaan gagasannya; dan c) penulisan
secara metodologis, yang mengelompokkan literatur berdasarkan kemiripan metode yang
digunakan. 30 Penyajian secara kronologis disusun ketika penulis hendak memperlihatkan
adanya perkembangan, baik terkait hasil penelitian, konsep, teori, praktik, maupun metodologi.
Sementara itu, penyajian secara konseptual disusun ketika penulis hendak melakukan tinjauan
pustaka yang bersifat teoretis. Sedangkan penyajian secara metodologis disusun ketika tinjauan
pustaka hendak memfokuskan pada perbandingan metode yang telah digunakan.31

1.3.6. Target Pembaca


Menurut Cooper, tinjauan pustaka dapat ditulis secara berbeda tergantung dari calon
pembaca (audience), yaitu kelompok ilmuwan dengan ilmu yang spesifik, kelompok ilmuwan
pada umumnya, praktisi, pengambil kebijakan, atau bahkan kalangan umum.32 Semakin umum
target pembaca ini, semakin umum bahasa yang digunakan, di mana istilah spesifik diusahakan
agar seminimal mungkin dipergunakan.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan Penelitian mencerminkan hal-hal apa yang ingin dicapai dari penelitian yang
sedang atau akan dilakukan. Tujuan penelitian merupakan panduan bagi penulis itu sendiri
tentang arah yang harus dituju dan ingin dicapai, sehingga penelitian dan pembahasannya tidak
melebar atau menjadi salah arah. Walaupun tujuan penelitian dapat saja berubah seiring dengan
temuan-temuan di lapangan yang mungkin lebih menarik atau lebih layak untuk ditindaklanjuti

30
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 111-112.
31
Bandingkan: Randolph, “A Guide to Writing…,” hlm. hlm. 4.
32
Cooper, “Organizing Knowledge Syntheses…,” hlm. 112.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 16


karena menyangkut problematika yang lebih nyata dan membutuhkan jawaban teoretis yang
lebih urgen.
Perlu diperhatikan juga bahwa jenis penelitian tersebut dapat berupa penelitian
doktrinal dan penelitian non-doktrinal. Penelitian doktrinal memiliki tujuan yang berbeda
dengan jenis penelitian non-doktrinal. Penelitian doktrinal menghasilkan pandangan atau
paradigma penulis terhadap norma yang diteliti. 33 Penelitian non-doktrinal menghasilkan
pandangan penulis bagaimana hukum ada dalam konteks sosial. Dalam suatu penelitian dapat
ditemukan fakta hukum dan fakta sosial, yang kemudian dikaitkan dengan doktrin hukum
untuk menjelaskan fenomena sosial yang ditemukan itu dari perspektif hukum. Intinya,
penjelasan mengenai tujuan penelitian di dalam tulisan menjadi penting untuk membatasi
cakupan tulisan. Pembatasan ini penting supaya tidak terjadi perubahan tujuan penelitian dalam
tulisan.
Manfaat penelitian perlu dirumuskan secara konkrit, serta menghindari pernyataan
yang berlebihan dan tidak nyata. Sebagai contoh manfaat penelitian dapat dituliskan dengan
menggambarkan adanya temuan pertentangan antar norma dari berbagai peraturan yang ada.
Pada disertasi, manfaat penelitian dapat ditulis dengan menunjukkan kekurangan atau
kelemahan dari teori hukum yang dikaji dalam penelitian, mengkonfirmasi teori yang ada, atau
membuktikan dan melakukan pembenaran terhadap teori tersebut. Selain itu, manfaat
penelitian juga dapat diisi dengan uraian mengenai perubahan hukum yang perlu dilakukan
baik secara substantif maupun praktis (prosedural).

1.5. Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan penjelasan dan pertanggungjawaban peneliti tentang
bagaimana penelitian itu dilaksanakan dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan.
Kekeliruan umum yang dilakukan oleh mahasiswa adalah hanya menyalin apa yang dipaparkan
dalam buku-buku pelajaran metodologi penelitian hukum. Padahal apa yang diajarkan di dalam
buku-buku metodologi tersebut untuk dijelaskan dan dijalankan dalam penelitian, bukan
sekedar menyalin ulang dalam bagian tentang metode penelitian.

33
Jika mengikuti pandangan Van Hoecke maka penelitian hukum yang bersifat normatif bukan sekedar
penelitian yang menjelaskan atau mensistematisasi norma, tetapi lebih dari itu adalah penelitian yang menjelaskan
posisi normatif penulis atau pilihan penulis tentang nilai yang ada. Penelitian yang normatif dapat juga bertujuan
untuk menemukan hukum yang “lebih baik” (better law). Pada penelitian seperti ini penulis memerlukan informasi
di luar ilmu hukum, seperti filsafat, sejarah, sosiologi, ekonomi, dan politik. Mark van Hoecke, “Legal Doctrine:
Which Method(s) for What Kind of Discipline?” dalam Mark van Hoecke (ed.), Methodologies of Legal Research:
Which Kind of Method for What Kind of Discipline? (Oxford: Hart Publishing, 2011), hlm. 10.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 17


Contoh yang sangat klasik adalah menyalin ulang tentang apa itu bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier dalam naskah tugas akhir. Padahal apa yang
ingin disampaikan dalam buku-buku pelajaran metodologi tersebut hanya untuk menunjukkan
bahwa bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat, sehingga valid jika digunakan
untuk mendukung argumentasi. Jadi bukan untuk diuraikan kembali dalam naskah tugas akhir.
Metode penelitian yang dituangkan dalam proposal dan naskah tugas akhir memiliki
kedudukan yang berbeda. Pada proposal, metode adalah penjelasan tentang langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh penulis dalam rangka mencari data dan menjawab masalah penelitian
yang menjadi payung penelitiannya. Sedangkan pada naskah tugas akhir, metode berisi uraian
tentang langkah-langkah yang telah dilakukan penulis dalam rangka mengumpulkan data.
Bagian metode juga berisi penjelasan tentang proses bagaimana penulis mengolah data yang
diperoleh dalam rangka mengambil simpulan. Dengan demikian, dalam bagian metode pada
Bab 1 (Pendahuluan) tugas akhir, penulis tidak boleh mencantumkan frasa “akan dilakukan
wawancara,” atau “akan dilakukan survei.” Hal ini dikarenakan Bab 1 tugas akhir merupakan
bagian pertanggungjawaban akademik dari penelitian yang telah dilakukan.
Di dalam penelitian hukum, terdapat beberapa metode penelitian berdasarkan cara
pengumpulan data. Metode tersebut adalah metode penelitian doktrinal, non-doktrinal, dan
gabungan kedua metode tersebut. Metode penelitian doktrinal merupakan metode yang paling
banyak dipakai dalam penelitian hukum. Metode penelitian doktrinal memfokuskan peneliti
pada doktrin yang merupakan sintesa dari aturan, asas, norma, atau panduan penafsiran, dan
nilai-nilai. Penelitian ini dimulai dengan identifikasi sumber hukum yang akan diteliti,
kemudian dilanjutkan dengan penafsiran dan analisis terhadap sumber hukum tersebut. 34
Beberapa pendekatan yang lazim digunakan dalam penelitian doktrinal antara lain adalah
pendekatan analitis, historis, filosofis, dan komparatif.35
36
Penelitian non-doktrinal, atau yang disebut juga penelitian hukum empiris,
memandang hukum di dalam konteks sosial. Di dalam penelitian seperti ini, peneliti
menggunakan hasil pengamatan, pengalaman, refleksi, kajian sosial, dan data sosiologis untuk
menguji pernyataan (proposition) dan gagasan hukum tertentu. 37 Bhat juga menganggap
penelitian non-doktrinal sebagai kajian sosiolegal, karena penelitian ini menggambarkan

34
P. Ishwara Bhat, Idea and Methods of Legal Research, (Oxford: Oxford University Press, 2019), hlm.
28. Hutchinson juga mengatakan bahwa penelitian doktrinal terdiri dari dua proses, yaitu proses menemukan
sumber hukum, serta proses menafsirkan dan menganalisis sumber hukum tersebut. Lihat: Hutchinson,
Researching and Writing…, hlm. 51-52.
35
Bhat, Idea and Methods…, hlm. 29.
36
Yaqin menggunakan istilah penelitian sosial untuk merujuk pada penelitian hukum non-doktrinal.
37
Bhat, Idea and Methods…, hlm. 29.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 18


keterkaitan antara hukum dengan berbagai konteks di mana hukum tersebut berada, baik berupa
konteks sosiologis, historis, ekonomi, atau lainnya, sehingga merupakan sebuah kajian hukum
yang interdisipliner.38
Penelitian doktrinal dan non-doktrinal sebaiknya tidak diletakkan dalam isolasi dan
terkotak-kotak. Penggunaan kedua metode ini sangat tergantung pada rumusan masalah yang
hendak dijawab. Di dalam banyak penelitian, peneliti justru perlu menggabungkan penelitian
doktrinal dengan penelitian non-doktrinal. Hal ini misalnya dapat dilihat dari penelitian yang
ditujukan untuk pembaharuan hukum, yang biasanya menggabungkan antara data yang
diperoleh dari penelitian doktrinal dengan data empiris, dengan berbagai pendekatan termasuk
dari disiplin lain. Hukum dalam konteks ini hidup dan beroperasi dalam masyarakat, sehingga
kajian terhadapnya akan sangat kaya apabila penulis menggunakan berbagai disiplin selain
hukum, seperti sejarah, politik, ekonomi, psikologi, sosiologi, dan lain sebagainya.39
Di dalam penelitian doktrinal tidak perlu diuraikan tentang bagaimana mengumpulkan
data yang menjadi objek utama penelitian, karena datanya tersedia dalam bentuk bahan hukum
yang tersebar di berbagai sumber bahan hukum. Meskipun dalam penelitian doktrinal tidak
perlu dijelaskan tentang proses pengumpulan data, tetapi penulis harus menjelaskan bagaimana
bahan hukum tersebut dikategorisasi, diolah, dan dianalisis. 40 Contohnya, undang-undang
hingga doktrin yang diuraikan dalam berbagai literatur. Pada penelitian doktrinal terjadi
pengolahan dan pengujian substansi hukum dengan menggunakan doktrin-doktrin hukum
dalam rangka menemukan, mengkonstruksi, atau merekonstruksi aturan atau prinsip.41
Suatu hasil penelitian doktrinal dianggap dapat dipertanggungjawabkan apabila
sumber-sumber yang digunakan terbaca dalam catatan kaki dan daftar rujukan, serta
kredibilitas dari sumber atau referensi tersebut. Inilah arti penting dari bagian metodologi di
dalam suatu karya ilmiah, yaitu sebagai penjelasan tentang bagaimana proses penulis mencari
bahan hukum yang dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dalam rangka membangun
analisis kritis, serta relevan dalam karya ilmiahnya. Jadi bukan dengan sekedar menyalin isi
buku pelajaran metodologi ke dalam karya ilmiah.
Berbeda halnya dengan penelitian doktrinal, penelitian non-doktrinal berbasis pada
penggalian data empiris. Namun demikian dimungkinkan juga penelitian doktrinal yang

38
Ibid., hlm. 29-30.
39
Ibid., hlm. 30-31.
40
Hutchinson, Researching and Writing…, hlm. 51.
41
Banakar dan Travers menerangkan bahwa penelitian doktrinal “use interpretive methods to examine case,
statutes, and other sources of law in an attempt to seek out, discover, construct or reconstruct rules and
principles.” Reza Banakar dan Max Travers, Theory and Research in Socio-Legal Research, (Portland: Hart
Publishing, 2005), hlm. 7.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 19


diawali dengan menggunakan metode penelitian non-doktrinal atau penelitian sosial, semata-
mata untuk mengetahui fakta empiris di seputar norma yang diteliti. Penelitian model ini
disebut sebagai penelitian sosiolegal.
Data yang digunakan pada penelitian non-doktrinal merupakan data yang diambil dari
fakta sosial. Dalam beberapa peristiwa tidak jarang data yang diambil berasal dari konteks law
in the society dan law in action.42 Penulis harus menguraikan dengan jelas teknik pengumpulan
data yang menjadi objek penelitian dan bagaimana mengolah data itu sehingga dapat diambil
simpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, dalam penelitian non-
doktrinal uraian mendetail mengenai pengumpulan dan pengolahan data menjadi sangat
penting sebagai cara agar hasil penelitian diakui sebagai sesuatu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Di sinilah pembahasan tentang metode kualitatif atau kuantitatif
menjadi sangat penting. Misalnya, dalam penelitian tentang pengaruh kekuasaan dalam
penegakan hukum, harus diuraikan metode pengumpulan data dan pengambilan simpulannya,
apakah bersifat kualitatif atau kuantitatif. Jika dilakukan secara kuantitatif, metode
pengumpulan data empiris menjadi sangat menentukan tingkat validitas hasil penelitian
tersebut. Terkait pengambilan sampel atas responden yang diambil datanya, penting untuk
memperhatikan syarat mengenai ketentuan populasi dan tata cara pengambilan sampel
tersebut.43
Metode penelitian yang diuraikan dalam bagian tentang metodologi merupakan uraian
tentang bagaimana penelitian itu dijalankan. Dari uraian itu pembaca dapat menilai apakah

42
Contoh law in society adalah hukum adat dan law in action adalah efektivitas hukum.
43
Salah satu buku yang dapat dirujuk untuk menyusun metode penelitian survei menggunakan metode
pengambilan sampel yang baik secara purposive ataupun random adalah: John W. Creswell, Research Design:
Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (Thousand Oaks, CA: Sage Publications, 2003).
Hutchinson memberikan gambaran singkat mengenai ciri dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Menurutnya,
penelitian kuantitatif biasanya merupakan penelitian yang: (1) didasarkan pada prinsip positivisme yang
menganggap bahwa penelitian yang obyektif dan rasional sebagai sesuatu yang mungkin dilakukan; (2)
menggunakan sampel dari populasi tertentu; (3) menyelidiki “fakta” sosial; (4) secara ketat menggunakan desain
penelitian yang disusun sebelum penelitian dilakukan; (5) menggunakan hipotesa yang terus-menerus diuji
sebagai dasar penelitian; (6) menggunakan alat ukur kuantitatif seperti statistik; (7) menggunakan hasil penelitian
untuk memprediksi hasil di masa yang akan datang; dan (8) biasanya dituangkan dengan gaya bahasa seobyektif
mungkin.
Sementara penelitian kualitatif biasanya: (1) berangkat dari gagasan yang mengakui adanya subyektivitas
individu; (2) bertujuan mengeksplorasi hubungan sosial; (3) menggambarkan realitas yang dialami oleh para
responden sehingga memberikan gambaran internal (persepsi subyektif) terhadap sebuah keadaan sosial; (4) dapat
merupakan penelitian mendalam dari hasil data statistik yang telah diperoleh; (5) memungkinkan hipotesa
berkembang selama masa penelitian berlangsung; dan (6) hasil penelitian biasanya diungkapkan dalam gaya
naratif atau deskriptif yang menjadi sebuah kisah dari penelitian yang dilakukan. Penelitian kualitatif lebih
membuka diri terhadap kemungkinan adanya persepi yang bias dari subyek penelitian. Lihat: Hutchinson,
Research and Writing…, hlm. 135-136.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 20


penelitian itu merupakan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya, atau
merupakan penelitian yang tidak jelas dan simpulannya tidak sesuai dengan pokok rumusan
masalah.
Sebagai contoh, dapat dilihat dalam penelitian tentang hukum waris adat Baduy. Uraian
metodologinya dapat berupa uraian tentang di mana lokasi penelitian dilakukan, serta siapa
saja yang ditemui dan diwawancarai untuk memperoleh keterangan tentang norma hukumnya.
Apabila lokasi penelitian berada di luar wilayah hidup masyarakat adat Baduy, validitas
penelitian itu pun akan diragukan.44 Begitu pula jika yang diwawancarai adalah bukan tokoh-
tokoh adat dari masyarakat yang bersangkutan, maka hasil penelitiannya pun dapat
dipertanyakan.
Intinya, uraian tentang metode penelitian itulah yang akan menentukan apakah hasil
penelitian penulis itu merupakan hasil penelitian yang baik dan benar. Secara khusus, suatu
penelitian setingkat disertasi seyogyanya menguraikan juga tentang metode yang dapat
menunjukkan bahwa penelitian itu sudah dilakukan dengan benar, dengan bahan-bahan yang
secara akademik valid, dan dilakukan pengolahan serta analisis yang tepat. Tentu saja
uraiannya harus mengacu pada standar akademik yang diakui, agar masyarakat akademik juga
mengakui hasil penelitian itu sebagai suatu karya ilmiah, karenanya dapat
dipertanggungjawabkan sebagai penelitian yang baik dan komprehensif.
Pada bagian metode penelitian dalam tugas akhir, penting untuk dijelaskan beberapa
hal sebagai berikut. Pertama, jenis bahan hukum yang digunakan dalam tulisan. Tidak cukup
hanya menyebut bahan hukum primer, sekunder, tersier tetapi juga perlu disebutkan nomor,
tahun, dan judul dari peraturan tersebut. Penulis perlu juga menjelaskan bagaimana ia akan
menganalisis bahan hukum tersebut dan menggunakannya untuk menjawab pertanyaan yang
mana.
Kedua, perlu dijelaskan bahan pustaka non-hukum, baik yang berbentuk dokumen
elektronik maupun cetak. Bahan pustaka non-hukum ini sangat penting ketika penulis
melakukan penelitian tentang hukum yang hidup dalam masyarakat, seperti dalam penelitian
tentang hukum waris adat Baduy di atas. Penulis perlu menyebutkan nama pengarang dan judul
dari buku atau artikel kepustakaan non-hukum tersebut. Kemudian perlu dijelaskan pula

44
Hal ini tergantung pada konteks isu yang diangkat dalam penelitian tersebut. Apabila yang akan diteliti
merupakan komunitas adat yang terikat dengan wilayah geografisnya memang penting untuk meneliti masyarakat
itu dengan tetap terikat pada wilayah tempat tinggal aslinya. Akan tetapi pada konteks permasalahan yang hendak
melihat perbedaan tafsir terhadap aturan adat dari masyarakat tersebut ketika sudah berinteraksi dengan orang
luar, maka syarat geografis tidak lagi menjadi suatu keharusan. Untuk referensi dapat merujuk ke Franz von
Benda-Beckman dan Keebet von Benda-Beckman, Mobile People, Mobile Law: Expanding Legal Relations in A
Contracting World, ed. 2, (New York: Routledge, 2016).

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 21


relevansi penggunaan bahan pustaka non-hukum tersebut, misalnya apakah untuk
mempertajam analisis atau penggunaannya guna memberikan data penunjang. Selain itu,
penulis perlu menjelaskan bagaimana ia memperoleh bahan non-hukum, misalnya melalui
wawancara atau cara lainnya.
Ketiga, penulis harus memastikan bahwa bahan hukum dan bahan non-hukum yang
diperoleh dan digunakannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (authoritative) dan
relevan dengan pembahasan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh baik secara luring (luar
jaringan/offline) maupun daring (dalam jaringan/online).
Keempat, terkait dengan penggunaan hasil wawancara dan survei terdapat beberapa
catatan berikut:
a. Apabila penulis melaksanakan survei sederhana, sebaiknya menggunakan format survei
yang telah baku dan melampirkan contoh kuesioner yang digunakannya di dalam tugas
akhir. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner perlu dikonsultasikan dengan pembimbing
dan pengajar yang memahami cara melakukan survei. Apabila penulis memilih
menggunakan data statistik dari pihak ketiga (bukan merupakan hasil survei yang
dilakukan oleh penulis sendiri) maka penulis perlu menjelaskan lembaga mana yang
mengeluarkan data tersebut dan menuliskannya dalam daftar rujukan.
b. Dalam melaksanakan wawancara, penulis perlu menjelaskan alasan pemilihan narasumber
atau informan yang diwawancarainya, termasuk kompetensi mereka. Dalam hal ini,
penulis perlu menjelaskan pihak mana yang ia wawancara, kapan wawancara dilakukan,
dan pertanyaan penelitian mana yang dijawab dalam wawancara tersebut. Kemudian,
penulis perlu juga memperhatikan etika dalam melakukan wawancara.45
c. Penulis perlu menyertakan catatan reflektifnya terkait dengan kendala saat melakukan
penelitian dan strategi dalam menghadapi kendala tersebut.
d. Penulis perlu menjelaskan alokasi waktu yang digunakan saat melaksanakan penelitian
tersebut beserta tahapan kerjanya.
Sebagai catatan penting, perlu disampaikan bahwa penulis tidak diperkenankan untuk
mencantumkan istilah "statute approach” dan “case approach” sebagai pendekatan dalam
bagian metode penelitian yang disusunnya. Hal ini dikarenakan penelitian hukum memang
menggunakan analisis terhadap peraturan perundang-undangan serta putusan pengadilan
sebagai salah satu objek kajiannya, sehingga tidak perlu ada penamaan khusus untuk itu.

45
Untuk informasi mengenai etika penelitian, dapat dilihat pada bagian Etika Penelitian dan Penulisan, Bab
II

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 22


1.6. Kerangka dan Landasan Teori
Sebagaimana ditulis van Hoecke, teori adalah sebuah sistem pernyataan, pandangan, dan
konsep yang koheren dan tidak saling bertentangan mengenai kenyataan tertentu yang
dirumuskan sedemikian rupa, sehingga dari rumusan tersebut dapat dibuat hipotesis yang dapat
diuji. 46 Teori di dalam hukum merupakan suatu pernyataan, pandangan, dan konsep yang
koheren dan tidak saling bertentangan mengenai sistem hukum atau bagiannya, yang
dirumuskan sedemikian rupa, sehingga dapat dibuat hipotesis yang dapat diuji mengenai
validitas dan interpretasi dari konsep, aturan, dan prinsip hukum.47
Jika dibandingkan dengan ilmu sosial, kerangka teori di dalam ilmu hukum memiliki
fungsi yang berbeda. Ilmu sosial memberikan perhatian yang lebih tegas terhadap kerangka
teori. Di dalam ilmu sosial, kerangka teori menjabarkan hubungan antara penelitian yang
dilakukan dengan pendekatan atau teori yang ada. Dalam hal ini kerangka teori memberikan
konteks bagi penelitian. Teori dalam konteks ini mengacu pada pengetahuan yang sistematis
dan koheren berdasarkan penelitian empiris sebelumnya. Idealnya, kerangka teori
membenarkan pokok rumusan masalah yang diajukan, dengan menunjukkan bagaimana
rumusan masalah itu muncul dari celah penelitian yang ada (research gap). Dalam ilmu sosial,
kerangka teoritis memberikan dasar bagi rumusan masalah penelitian yang bersifat deskriptif
atau eksplanatoris, serta menjelaskan hal-hal yang perlu diteliti secara empiris.
Sementara itu, dalam penelitian doktrinal, terutama yang bersifat normatif, biasanya
ditujukan untuk mengevaluasi keadaan hukum atau menawarkan solusi untuk masalah hukum.
Dengan jenis penelitian seperti ini, teori dalam penelitian doktrinal tidak hanya menunjukkan
keterkaitan dengan penelitian yang telah ada, tetapi juga memberikan dasar bagi evaluasi atau
solusi. Singkatnya, teori dalam penelitian doktrinal seperti ini digunakan sebagai “landasan
teori.”
Jika kerangka teoretis dianggap berguna dalam penelitian hukum, pertanyaan penting
yang perlu dijawab adalah apakah teori dalam penelitian hukum memiliki fungsi dan karakter
yang sama seperti dalam penelitian ilmu sosial. Teori dalam penelitian doktrinal lebih sempit
daripada kerangka teori dalam penelitian sosial. Teori di dalam penelitian sosial berfungsi
memberikan dukungan bagi pertanyaan penelitian, sedangkan teori dalam penelitian normatif
berfungsi memberikan standar atau landasan evaluasi. Istilah landasan teori ini, dengan

46
Mark van Hoecke, “Legal Doctrine:…”, hlm. 14.
47
Ibid., hlm. 15.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 23


demikian, mirip dengan apa yang oleh Taekema disebut dengan kerangka normatif (normative
framework).48
Dalam penelitian doktrinal, landasan teori yang digunakan dapat berasal dari sumber
“internal” hukum maupun “eksternal.” Sumber “internal” adalah ukuran yang berasal dari
hukum itu sendiri, misalnya prinsip hukum, hierarki perundang-undangan, atau putusan
pengadilan. Sementara secara eksternal, sumber landasan teori dapat berasal dari ilmu lain
selain ilmu hukum, misalnya nilai, filsafat, ekonomi, politik, sosiologi, psikologi, atau
hubungan internasional.49
Sumber internal yang berasal dari hukum itu sendiri antara lain berupa norma yang
terdapat dalam undang-undang, hukum adat, hukum internasional dan sebagainya. Sumber
internal yang berupa prinsip hukum antara lain teori-teori tentang asas kebebasan berkontrak,
iktikad baik, asas Pacta Sunt Servanda, asas legalitas, dan sebagainya.
Teori dalam penelitian hukum dapat memiliki beberapa manfaat. Pertama, teori dapat
menunjukkan perkembangan pemikiran yang berguna dalam penyusunan tinjauan pustaka.
Kedua, teori menjelaskan hubungan penelitian dengan tradisi ilmiah tertentu. Dalam konteks
ini, teori berguna untuk menjelaskan letak penelitian di dalam tradisi ilmiah yang ada. Ketiga,
teori juga berguna untuk menjadi titik tolak pemilihan kerangka konsep dan metode
penelitian. 50 Dengan demikian, teori yang digunakan akan berimplikasi pada metode yang
dipilih. Selain itu, baik dalam penelitian doktrinal maupun non-doktrinal, teori yang digunakan
harus bermanfaat bagi peneliti dalam melakukan analisis dan menjawab rumusan masalah.
Oleh karena itu, setidaknya di lingkungan Fakultas Hukum UI, tidak disarankan digunakan
berbagai macam teori yang berlapis dan banyak, seperti grand theory-middle range theory-
applied theory.

1.7. Kerangka Konsep


Kerangka konsep diperlukan untuk memberikan pembatasan tentang hal-hal yang
dibicarakan dalam penelitian yang bersangkutan. Kerangka konsep berbeda dengan definisi
operasional. Kerangka konsep adalah kerangka tentang konsep-konsep yang digunakan dan
dibahas dalam penelitian yang bersangkutan. Sebagai contoh penelitian dengan objek
pelanggaran HAM berat. Dalam penelitian ini perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang apa yang

48
Sanne Taekema, “Theoretical and Normative Frameworks For Legal Research: Putting Theory into
Practice,” Law and Method Journal, (2018), DOI: 10.5553/REM/.000031, hlm. 1-2.
49
Ibid., hlm. 7-8. Lihat pula Jan Smits, The Mind and Method of Legal Academic, (Cheltenham: Edward
Elgar, 2013), hlm. 44 et seq.
50
Taekema, “Theoretical and Normative…,” hlm. 4-5.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 24


dimaksud dengan “pelanggaran HAM berat.” Terkait dengan hal ini penulis perlu menjelaskan
apakah peristiwa pembunuhan saja sudah dapat dikualifikasikan sebagai pelanggaran HAM
berat, atau apakah konsep ethnic cleansing itulah yang dimaksud sebagai pelanggaran HAM
berat.
Contoh lainnya dapat dilihat ketika penulis hendak mengkaji status hukum PT
perseorangan sebagai badan hukum. Dalam kajian ini terlebih dahulu harus ada kejelasan
tentang konsep badan hukum, sehingga tidak ada lagi keragu-raguan tentang konsep badan
hukum yang dibahas dalam tulisan. Penjelasan ini dapat diambil dari berbagai pendapat para
sarjana. Penulis kemudian memilih konsep mana yang akan digunakan dalam tulisan. Sejatinya
konsep yang dipakai dalam pembahasan ini tidak jauh berbeda dari judul tulisan.
Kerangka konsep dibutuhkan untuk mencegah terjadinya debat kusir karena perbedaan
konsep yang dianut atau dimiliki oleh penulis dan orang yang diberikan otoritas untuk
mengulas atau menguji hasil penelitian mahasiswa. Dengan kata lain, dalam tulisannya penulis
sudah menentukan batasan konsep yang digunakan. Misalnya tentang konsep hak kekayaan
intelektual. Beberapa pihak menganggap bahwa hak kekayaan intelektual ada setelah semua
prosedur atau persyaratan undang-undang untuk memperoleh hak terpenuhi. Pendapat ini
menegaskan bahwa perlindungan diberikan kepada pemegang hak. Tetapi ada juga yang
berpendapat bahwa tidak perlu lagi ada kata “hak” untuk mengidentifikasi kekayaan
intelektual. Menurut pandangan ini, perlindungan diberikan kepada pemilik kekayaan
intelektual, bukan pada pemilik hak kekayaan intelektual. Situasi ini akan berpotensi
memunculkan perdebatan tentang apakah istilah yang digunakan adalah hak kekayaan
intelektual atau cukup dengan kekayaan intelektual. Untuk itu, penulis perlu menentukan
konsep yang dipergunakan dalam tulisannya.
Dalam menentukan konsep yang digunakannya penulis harus mendasarkan pada
referensi atau rujukan yang valid. Oleh karenanya, sumber dari konsep-konsep tersebut juga
harus dijelaskan di dalam pemaparan tentang kerangka konsep. Misalnya, penulis
menyimpulkan dari berbagai konsep yang ada tentang perjanjian, kemudian menggunakan
konsep perjanjian yang dimaksud di dalam penelitian. Untuk itu peneliti harus memberikan
argumentasi atas pilihan konsep yang digunakan sesuai dengan isu penelitiannya dan mampu
mempertahankan konsep tersebut di hadapan penguji atau pembaca.
Setelah pemilihan konsep dalam tulisan, maka penjabaran selanjutnya adalah mengenai
pemakaian konsep tersebut dalam rumusan masalah yang akan dibahas. Penulisan ini
merupakan suatu narasi singkat bagaimana konsep tersebut digunakan dalam mengurai
rumusan masalah. Sebagai suatu contoh, konsep hak kekayaan intelektual yang sudah dipilih

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 25


kemudian diterapkan pada rumusan masalah yang dibahas. Contoh lainnya adalah pada
perjanjian yang telah dipilih untuk diterapkan pada rumusan masalah yang dibahas.
Dalam praktiknya, terdapat penelitian yang tidak menggunakan kerangka konsep,
melainkan menggunakan definisi operasional. Penelitian dengan hanya menggunakan definisi
operasional diperbolehkan untuk tingkat sarjana.
Antara kerangka konsep dan definisi oprasional memiliki perbedaan yang cukup
signifikan. Jika di dalam kerangka konsep harus dijelaskan mengenai konsepnya itu sendiri
dengan menggunakan literatur yang terkait, maka di dalam definisi operasional, cukup
diuraikan tentang pengertian atau definisi yang digunakan dalam penelitian yang bersangkutan.
Misalnya terkait Hak Kekayaan Intelektual. Jika di dalam kerangka konsep, sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, pemilihan konsep hak kekayaan intelektual perlu dijelaskan secara
cukup mendalam, maka di dalam definisi operasional cukup dipaparkan pengertian dari istilah
tersebut.
Intinya, penggunaan kerangka konsep dalam tugas akhir adalah untuk membatasi
pembahasan dalam tulisan, serta menghindari adanya perdebatan tentang konsep yang berbeda
tergantung dari sudut pandang penulis. Dengan memaparkan kerangka konsep, maka pembaca
atau penguji sudah dibatasi untuk hanya menggunakan konsep yang sudah ditetapkan oleh
penulis.
Untuk memudahkan penulisan kerangka konsep, konsep yang dipilih dapat berasal dari
kata kunci yang terdapat di dalam judul. Kata kunci tersebutlah yang kemudian dikembangkan
dan dibahas secara mendalam dalam kerangka konsep. Tentu saja konsep penting lain yang
tidak ada di dalam judul, masih dapat dibahas dalam kerangka konsep.

1.8. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan adalah uraian tentang pengorganisasian paparan hasil pengolahan
dan pembahasan penelitian. Format sistematika dituliskan dalam bentuk narasi dan tidak dalam
bentuk simbol. Contoh: bullets, point, dan simbol lainnya. Pengorganisasian tulisan tergantung
pada cara berpikir atau logika dari penulisnya dalam memaparkan hasil penelitian dan
membangun argumennya. Format sistematika merupakan penjabaran keseluruhan tulisan yang
dipaparkan dalam bab demi bab.

1.9. Pembahasan
Isi tugas akhir disampaikan dalam sejumlah bab. Jumlah bab pendahuluan sampai dengan
penutup ditentukan oleh pembimbing tugas akhir sesuai dengan alternatif yang dipilih. Bagian

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 26


tubuh atau pokok tulisan memuat uraian. atau penjabaran, dan analisis yang dilakukan oleh
penulis. Penjabaran mencakup penjelasan tentang temuan penelitian yang ditulis oleh peneliti.
Temuan penelitian mencakup data atau informasi doktrinal maupun non-doktrinal yang
diperoleh melalui studi dokumen ataupun pengambilan data lapangan. Analisis mencakup
penilaian penulis atas pertanyaan penelitian yang dihubungkan dengan temuan penelitian.
Bagian isi merupakan substansi dari penelitian tugas akhir. Penulis dapat memilih salah
satu dari beberapa alternatif penulisan tugas akhir, sebagaimana dijelaskan pada Bab 5 panduan
ini.

1.10. Penutup
Bagian akhir dari tugas akhir berisi simpulan yang merupakan buah pikiran penulis
sendiri. Simpulan adalah jawaban dari rumusan masalah yang diuraikan pada bagian
pendahuluan serta beberapa penjelasan penting yang diuraikan di dalam pembahasan. Perlu
diperhatikan bahwa simpulan bukanlah ringkasan dari keseluruhan tugas akhir.
Penulis perlu memastikan adanya konsistensi antara latar belakang, rumusan masalah,
teori, metode, dan simpulan. Ia juga perlu memastikan adanya koherensi (kesinambungan) dan
kohesi (keterpaduan) antara pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Hal ini merupakan suatu
keharusan.
Pada bagian akhir dari tugas akhir penulis dapat memberikan saran. Namun perlu
ditegaskan bahwa saran bukanlah sebuah keharusan pada semua tugas akhir. Jumlah saran juga
tidak harus sama dengan jumlah rumusan masalah dan simpulan. Tidak semua rumusan
masalah harus diikuti dengan saran. Jika penelitian tidak mengungkapkan solusi untuk
menyelesaikan masalah, misalnya karena penelitian tidak ditujukan untuk mengatasi
permasalahan hukum melainkan untuk menghasilkan teori baru, saran tidaklah relevan. Namun
jika dari penelitian, penulis menemukan hal yang perlu diteliti lebih lanjut, penulis boleh
mengajukan saran bagi pihak lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.51
Saran kepada pembentuk hukum, seperti pemerintah, DPR, atau pengadilan,
sebenarnya kecil kemungkinannya untuk ditindaklanjuti. Karena itu, saran seperti ini biasanya
mubazir, sehingga lebih baik dihindari. Dalam dunia akademik, saran untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan dan penelitian lanjutan jauh lebih penting dan dibutuhkan dibandingkan
dengan saran kepada para pembentuk hukum.

51
Saran seperti ini disebut dengan “saran untuk penelitian selanjutnya” (suggestions for further research).

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 27


BAB 2
ETIKA PENELITIAN DAN PENULISAN

Tugas akhir dan artikel ilmiah merupakan hasil sebuah penelitian. Akan tetapi
seringkali tugas seorang penulis tidak selesai pada saat tugas akhir dipresentasikan dan
diserahkan kepada lembaga ataupun artikel ilmiah diterbitkan. Bukan tidak mungkin karya
ilmiah tersebut dianggap tidak sahih karena mencederai prinsip-prinsip etis baik pada saat
penelitian dilakukan maupun saat penulisan dilaksanakan.
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa hal terkait dengan etika yang harus diperhatikan
penulis. Terdapat empat hal terkait etika tersebut. Pertama, etika dalam hal berinteraksi dengan
individu atau komunitas yang menjadi subjek penelitian. Kedua, etika terkait penggunaan data
gambar, grafik, tabel milik pihak ketiga atau yang mengandung isu sensitif. Ketiga, etika dalam
pengungkapan identitas. Keempat, etika terkait penggunaan data putusan pengadilan.

2.1. Etika Terkait Interaksi dengan Subyek Penelitian


Dalam interaksi dengan subjek penelitiannya, penulis wajib mengajukan permohonan izin
kepada individu/komunitas yang akan diteliti, dalam rangka melindungi anonimitas
individu/komunitas yang akan diteliti tersebut. Apabila topik penelitian dan tingkat kerahasiaan
data memungkinkan, penulis dapat mengusahakan keterlibatan individu/komunitas subjek
penelitian. Pada penelitian yang melibatkan isu sensitif atau pihak yang berlawanan, atau dapat
timbul konflik baru akibat adanya pengungkapan data, keterlibatan dari individu atau
komunitas tersebut tidak mutlak diperlukan.
1. Izin dari narasumber
Sebelum melakukan penelitian, penulis perlu mempersiapkan formulir persetujuan
narasumber yang dapat berisi:
a. Persetujuan narasumber melaksanakan wawancara;
b. Persetujuan identitas narasumber ditulis atau tidak;
c. Persetujuan wawancara direkam atau tidak;
d. Persetujuan narasumber untuk diambil gambar;
e. Persetujuan hasil wawancara dipublikasi atau tidak.
Formulir persetujuan dapat dilihat pada Lampiran 12 buku panduan ini.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 28


2. Perlindungan anonimitas
Pada penelitian terkait kasus kekerasan seksual, pengungkapan kasus lingkungan hidup
yang melibatkan kelompok masyarakat yang sedang mengalami intimidasi dari pihak
pemegang otoritas lokal, atau pada kasus lain di mana subjek penelitian dapat terancam
karena pengungkapan yang dilakukan oleh penulis, penulis wajib untuk melindungi
anonimitas individu/komunitas yang menjadi sumber informasi penelitiannya. Bentuk
anonimitas ini diwujudkan dalam bentuk, antara lain, tidak menyebutkan nama dalam
tugas akhir dan/atau menyamarkan nama lokasi penelitian dengan penelitian dengan tidak
menampilkannya secara rinci. Nama dari informan, narasumber, dan responden hanya
dapat ditampilkan dengan persetujuan pihak yang bersangkutan. Penjelasan lebih
mendetail tentang penulisan nama/identitas dapat dilihat dalam penjelasan pada bagian
bab/subbab 2.3 dalam bab ini tentang: “penyebutan nama dalam hasil wawancara dan
dokumen bukan putusan pengadilan.”

3. Keterlibatan individu/komunitas subjek penelitian


Observasi dalam penelitian dapat dibagi ke dalam dua bentuk. Pertama, observasi tanpa
keterlibatan penulis dengan komunitas. Kedua, observasi yang memerlukan keterlibatan
penulis dalam kegiatan komunitas. Dalam kedua bentuk observasi tersebut, penting bagi
penulis untuk mempelajari dan mengenal terlebih dahulu beberapa hal, di antaranya:
norma dan kebiasaan setempat, istilah dan simbol (misalnya emoji) yang digunakan oleh
individu/komunitas yang diteliti, bahasa daerah setempat, atau sopan santun
berkomunikasi dalam komunitas tersebut. Apabila memungkinkan, penting juga untuk
turut serta dalam kegiatan atau pertemuan yang dilaksanakan oleh individu/komunitas
yang diteliti. Keikutsertaan ini penting dalam rangka memperluas kemungkinan
memperoleh data yang belum tersampaikan pada saat wawancara, sekaligus sebagai cara
melakukan konfirmasi ulang terhadap data yang sudah diperoleh.
Apabila penulis mengumpulkan data dengan menggunakan wawancara (interview) atau
wawancara mendalam (in depth interview) dengan para anggota dari komunitas, penting
bagi penulis untuk melakukan perkenalan dan pendekatan terlebih dahulu. Wawancara ini
dibutuhkan bukan hanya dalam rangka menggali data awal, tetapi juga untuk memperoleh
penjelasan terkait konteks istilah, ucapan, atau tindakan yang diamati/ditangkap oleh
penulis.
Penulis perlu melibatkan individu/komunitas sebagai subjek penelitian, dan bukan hanya
objek dari penelitian. Hal ini penting dilakukan sebagai bagian dari cara penulis

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 29


menghormati individu/komunitas yang ditelitinya. Selain itu pelibatan individu/komunitas
pada tahap akhir penelitian, misalnya dalam bentuk diskusi, berguna sebagai upaya
konfirmasi dan refleksi hasil penelitian. Dengan demikian, selain terkait dengan isu etika,
pelibatan individu/komunitas juga dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya keberatan
pihak informan atau narasumber terhadap isi penelitian. Akan tetapi ketika data dalam
penelitian diperoleh dari beberapa pihak yang terlibat dalam konflik, dan data tersebut
bersifat sensitif serta rahasia, keterlibatan dari komunitas dapat dipertimbangkan kembali
oleh penulis untuk mencegah konflik baru atau berlanjutnya konflik yang sudah ada.

2.2. Penggunaan Material Hasil Wawancara atau Pengamatan, Foto Gambar, dan
Grafik
Penulisan hasil penelitian dapat memuat data berupa gambar, grafik, maupun tabel.
Bentuk-bentuk data ini dapat dihasilkan oleh penulis sendiri sebagai intisari temuan lapangan
atau kajian kepustakaan. Penulis juga dapat menggunakan gambar, grafik, dan tabel dari
sumber lain. Misalnya, tabel dari laman Biro Pusat Statistik (BPS), infografis dari lembaga
penyedia layanan, atau grafik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penulis perlu
memberikan apresiasi kepada lembaga atau pihak yang menjadi sumber informasi, dengan cara
mencantumkan sumber tabel, gambar, dan grafik tersebut. Penulis perlu juga melakukan
konfirmasi dan memastikan bahwa gambar atau foto yang hendak dicantumkan tidak keliru.52
Tindakan ini diperlukan untuk mendukung keakuratan dan integritas data tulisan, sekaligus
mengurangi kemungkinan terjadinya gugatan di kemudian hari.
Terhadap grafik atau tabel terkait data sensitif, misalnya jumlah pengguna NAPZA,
angka korupsi di daerah tertentu, atau angka kekerasan seksual di kampus, penting untuk
dimintakan konfirmasi dari lembaga yang mengeluarkan data tersebut. Konfirmasi ini dapat
berupa pengecekan kebenaran data atau permohonan izin menggunakan atau mempublikasikan
data. Proses konfirmasi ini dapat dilakukan dengan wawancara atau dengan menelusuri laporan
lengkap yang mendasari data tersebut.
Terhadap data, foto, gambar, grafik, atau tabel yang mengandung isu sensitif, misalnya
gambar yang memperlihatkan kasus kekerasan terhadap anak, atau gambar penangkapan pada
kasus prostitusi online, atau kasus perdagangan manusia, penulis dilarang menampilkan wajah
korban dan pelaku secara jelas. Foto proses mediasi atau proses pemberian keterangan saksi

52
Misalnya, foto dari dua kakak beradik di Vietnam sering disebut sebagai foto korban gempa bumi yang
terjadi di Nepal.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 30


pada kasus sensitif, penulis juga perlu menyunting sedemikian rupa untuk melindungi korban,
penyintas, atau pendamping korban. Penyuntingan ini juga perlu dilakukan untuk foto
kecelakaan, kekerasan, atau bencana alam, termasuk foto jenazah korban.
Penulis juga tidak diperkenankan mencantumkan tanggal lahir, nomor telepon, alamat
rumah, maupun alamat surat elektronik dari para pihak yang diwawancarainya. Hal tersebut
penting dilaksanakan dalam rangka menghormati data pribadi narasumber dan mencegah
penyalahgunaan data pribadi. Ketika penulis menggunakan putusan hakim ataupun dokumen
lainnya yang memuat informasi tentang tanggal lahir, nomor telepon, alamat rumah, maupun
alamat surat elektronik dari para pihak, penulis wajib menyunting agar informasi tersebut tidak
terbaca.
Pada semua bagian tugas akhir, penulis dilarang menampilkan transkrip wawancara,
foto, gambar, atau grafik yang mengandung unsur pornografi, terkait masalah kesusilaan,
mengandung isu sensitif bagi masyarakat atau daerah tertentu, atau memuat informasi pribadi.
Transkrip wawancara, foto, gambar, atau grafik tersebut hanya dapat ditunjukkan pada saat
ujian sidang dan hanya untuk keperluan sidang tersebut. Di dalam laporan tugas akhir, penulis
wajib membuat pernyataan bahwa hasil wawancara, foto, gambar, grafik berada dalam
dokumentasi penulis. Formulir pernyataan ini dapat dilihat pada Lampiran 13.

2.3. Penyebutan Nama dalam Hasil Wawancara dan Dokumen Bukan Putusan
Pengadilan
Nama informan, narasumber, dan responden hanya dapat dicantumkan apabila telah
disetujui oleh pihak yang bersangkutan. Apabila tidak disetujui oleh pihak yang bersangkutan,
nama tersebut ditulis dalam bentuk inisial atau nama fiktif. Hal ini juga berlaku untuk
penyebutan nama lembaga privat.
Nama-nama berikut hanya dapat dicantumkan inisialnya:
a. nama di dalam akta;
b. surat keterangan waris;
c. surat kematian;
d. nama para pihak dalam perjanjian;
e. nama para pihak dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan;
f. nama dalam dokumen yang bersifat rahasia atau mengandung informasi pribadi, termasuk
biometrik dan rekam medis;
g. nama perusahaan atau organisasi yang datanya mengandung rahasia perusahaan atau
organisasi tersebut;

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 31


h. nama yang tercantum dalam berita acara pemeriksaan (BAP) pada proses penyelidikan dan
penyidikan, termasuk nama penyidik dan penyelidik;
i. nama yang tercantum dalam berita acara pemeriksaan (BAP) pada proses persidangan
yang dibuat oleh panitera, termasuk nama panitera.

Pada saat melakukan penelitian, penulis perlu terlebih dahulu menanyakan kesediaan
dari subjek yang diteliti terkait pencantuman identitas mereka di dalam tugas akhir. Apabila
pihak tersebut tidak keberatan maka penulis diperkenankan untuk mencantumkan identitas
subjek penelitian. Pada saatApabila subjek penelitian menyatakan keberatan ditampilkan data
diri mereka yang sebenarnya, maka dengan demikian identitas mereka harus disamarkan.
Penyamaran atau anonimitas di atas dilakukan untuk menjamin pelindungan keamanan diri
pribadi, properti, dan privasi dari subjek penelitian.
Nama-nama asli dan informasi pribadi yang tidak boleh dicantumkan atau hanya dapat
dicantumkan dalam bentuk inisial pada tugas akhir hanya dapat ditunjukkan pada saat sidang
tugas akhir dan terbatas untuk kepentingan sidang tersebut. Dokumen yang mengandung nama-
nama tersebut dilarang dilampirkan pada tugas akhir.

2.4. Penggunaan Putusan


Nama pihak (tergugat, penggugat, terdakwa, dan korban) dari semua putusan yang
perkaranya disidangkan dengan proses tertutup hanya boleh dicantumkan dalam bentuk inisial.
Perkara-perkara tersebut, antara lain:
a. kasus kekerasan seksual;
b. sengketa yang menyangkut ketertiban umum atau keamanan dan keselamatan negara;
c. perkara perceraian pada pengadilan baik Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama;
d. perkara yang menyangkut rahasia militer dan/atau rahasia negara pada peradilan militer;
e. perkara anak (baik pada kasus anak yang berkonflik dengan hukum maupun yang
berhadapan dengan hukum); atau
f. perkara terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 32


BAB 3
ATURAN PENULISAN TUGAS AKHIR

3.1. Format Pengetikan


Pedoman Penulisan Tugas Akhir mengacu pada Keputusan Rektor Universitas Indonesia
No.2143/SK/R/UI/2017 Tentang Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa
Universitas Indonesia dengan penyesuaian berdasarkan kebutuhan Fakultas Hukum.
Mengingat kekhususan tugas akhir di Fakultas Hukum, dan dibukanya kemungkinan bagi
fakuktas untuk membuat format yang berbeda dari keputusan rector, maka tugas akhir di
Fakultas Hukum Universitas Indonesia dibuat berdasarkan format yang ada dalam buku
panduan ini. Format penulisan tersebut dibagi dalam tiga bagian : (a) awal; (b) isi; dan (c)
akhir. Keseluruhan bagian ini sudah harus ada pada naskah yang akan diuji.

3.1.1. Bagian Awal


Bagian awal tugas akhir terdiri atas:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Judul
c. Halaman Pernyataan Orisinalitas
d. Halaman Pengesahan
e. Kata Pengantar
f. Ucapan Terima Kasih (jika diperlukan)
g. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis
h. Abstrak dan Kata Kunci (dalam bahasa Indonesia dan Inggris)
i. Daftar Isi
j. Daftar Tabel (jika diperlukan)
k. Daftar Gambar (jika diperlukan)
l. Daftar Singkatan (jika diperlukan)
m. Daftar Lain (jika ada)
n. Daftar Lampiran (jika ada)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 33


3.1.1.1. Halaman Sampul
Sebagai halaman terdepan yang pertama terbaca dari suatu karya ilmiah, Halaman
Sampul harus dapat memberikan informasi singkat, jelas, dan tidak bermakna ganda (ambigu)
kepada pembaca. Halaman sampul berisi informasi tentang judul, jenis tugas akhir, identitas
penulis, institusi, dan tahun pengesahan.
Halaman Sampul Tugas Akhir, secara umum, mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Halaman Sampul Tugas Akhir (skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain) terbuat dari karton
tebal dilapisi kertas linen cokelat (untuk Tugas Akhir program Magister dan Doktor), putih
(untuk program Sarjana).
b. Semua huruf dicetak dengan tinta kuning emas dengan spasi tunggal (line spacing diatur
1) dan ukuran sesuai dengan contoh di Lampiran 1.
c. Diketik simetris di tengah (center). Judul tidak diperkenankan menggunakan singkatan,
kecuali nama atau istilah (contoh: PT, UD, CV) dan tidak disusun dalam kalimat tanya
serta tidak perlu ditutup dengan tanda baca apa pun;
d. Logo UI : Logo Universitas Indonesia dengan diameter 2,5 cm, diletakkan di bagian atas-
tengah halaman judul, dan dicetak dengan warna emas;
e. Universitas Indonesia;
f. Judul;
g. Jenis atau jenjang tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi);
h. Nama;
i. NPM;
j. Fakultas;
k. Program Studi;
l. Tempat; (Jakarta)
m. Tahun disahkannya Tugas Akhir dan dituliskan dalam angka dengan format 4 digit
(contoh: 2023);
n. Informasi yang dicantumkan pada halaman sampul adalah: jenis tugas akhir, dan judul
tugas akhir. Informasi yang dicantumkan seluruhnya menggunakan huruf besar, dengan
jenis huruf Times New Roman 12 poin, dan ditulis di tengah halaman sampul (center
alignment);
o. Halaman sampul tidak boleh diberi siku besi pada ujung-ujungnya.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 34


3.1.1.2. Halaman Judul
Secara umum informasi yang diberikan pada Halaman Judul sama dengan Halaman
Sampul, tetapi pada Halaman Judul dicantumkan informasi tambahan berupa tujuan dan dalam
rangka apa tugas akhir tersebut disusun. Halaman judul juga mencantumkan Jakarta sebagai
kedudukan universitas, dan bulan serta tahun pengesahan tugas akhir (bukan bulan dan tahun
pelaksanaan ujian).
Halaman judul ditulis dengan ketentuan berikut: Format halaman judul sama dengan
halaman sampul, dengan penambahan keterangan dalam hal:
a. tujuan disusunnya Tugas Akhir;
b. mencantumkan bulan dan tahun pengesahan tugas akhir (contoh: MEI, 2023).
Semua huruf ditulis dengan spasi tunggal (line spacing diatur 0) dan ukuran sesuai dengan
format pada Lampiran 2.

3.1.1.3. Halaman Pernyataan Orisinalitas


Halaman ini berisi pernyataan dari penulis bahwa tugas akhir yang disusun adalah
hasil karyanya sendiri dan ditulis dengan mengikuti kaidah penulisan ilmiah. Halaman
Pernyataan Orisinalitas ditulis dengan spasi ganda (line spacing diatur 2), tipe huruf Times New
Roman 12 poin dengan posisi di tengah-tengah halaman (center alignment) sesuai dengan
format pada Lampiran 3.

3.1.1.4. Halaman Pengesahan


Halaman Pengesahan memuat persetujuan dewan penguji dengan urutan dimulai dari
ketua penguji, pembimbing, dan penguji terhadap naskah tugas akhir yang telah diuji dan
diperbaiki. Halaman Pengesahan Tugas Akhir ditulis dengan dengan spasi tunggal (line
spacing diatur 1), tipe huruf Times New Roman 12 poin sesuai dengan format pada Lampiran
4 untuk skripsi, Lampiran 5 untuk tesis, dan Lampiran 6 untuk disertasi.

3.1.1.5. Kata Pengantar


Halaman Kata Pengantar memuat uraian singkat substansi tugas akhir. Di samping
itu juga diuraikan mengenai permasalahan atau isu yang diangkat. Di dalam kata pengantar
dapat memuat hal-hal yang ada di dalam tulisan tugas akhir. Format halaman kata pengantar
adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin, spasi 1,5 (line
spacing diatur 1.5) dan ukuran sesuai dengan format pada Lampiran 7.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 35


b. Judul Kata Pengantar ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin, dicetak tebal
dan huruf kapital;
c. Jarak antara judul dan isi Kata Pengantar adalah 2 x spasi 1,5.

3.1.1.6. Ucapan Terima Kasih


Bagian Ucapan Terima Kasih berisi penghargaan kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir. Ucapan Terima Kasih atau penghargaan
mencantumkan kontribusi yang diberikan oleh para pihak terkait. Ucapan terima kasih ditulis
menggunakan bahasa yang sopan dan dapat memuat hal-hal yang bersifat pribadi sehingga
tidak perlu diberikan komentar ketika ujian. Format ucapan terima kasih sama dengan format
kata pengantar.

3.1.1.7. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan


Akademis
Halaman ini berisi pernyataan dari penulis yang memberikan atau tidak memberikan
wewenang kepada Universitas Indonesia untuk menyimpan, mengalih-media/format-kan,
merawat, dan memublikasikan tugas akhirnya untuk kepentingan akademis. Apabila halaman
ini berisi persetujuan kepada Universitas Indonesia untuk memublikasikan suatu tugas akhir
maka persetujuan tersebut penggunaanya hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan, sedangkan hak cipta tetap berada pada penulis.
Halaman Pernyataan, secara umum, adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin dengan spasi 1,5 (line
spacing diatur 1.5) dan ukuran sesuai dengan Lampiran 8.
b. Khusus untuk judul Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk
Kepentingan Akademis ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin, dicetak
tebal dan huruf kapital dengan spasi tunggal (line spacing diatur 1).

3.1.1.8. Abstrak (Abstract) dan Kata Kunci (Key words)


Mengacu pada penjelasan pada bab 1 buku panduan ini, ketentuan penulisan Abstrak
adalah sebagai berikut:
a. Maksimal 300 kata dalam satu paragraph, diketik dengan tipe huruf Times New
Roman 12 poin, spasi tunggal (line spacing diatur 1);
b. Abstrak disusun dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Setiap versi bahasa mengikuti ketentuan Lampiran 9 pada buku panduan ini;

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 36


c. Jika memungkinkan, pengetikan untuk abstrak bahasa Indonesia dan Inggris
diletakkan dalam satu halaman;
d. Nama Mahasiswa (tanpa NPM) dan Program Studi ditulis di atas abstrak dengan
tambahan informasi berupa Judul Tugas Akhir;
e. Di bagian bawah Abstrak dituliskan Kata Kunci, Untuk Abstrak dalam Bahasa
Inggris, Kata Kunci diberikan dalam Bahasa Inggris (dicari padanan katanya);
f. Semua istilah asing, kecuali nama, dicetak miring (italic). Contoh Abstrak dapat
dilihat pada Lampiran 9 pada buku panduan ini.

3.1.1.9. Daftar Isi


Daftar Isi memuat semua bagian tulisan beserta nomor halaman masing-masing, yang
ditulis sama dengan isi yang bersangkutan. Agar daftar isi ringkas dan jelas, subbab derajat
keempat dan seterusnya boleh tidak ditulis.
Halaman Daftar Isi Tugas Akhir secara umum adalah sebagai berikut:
a. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin dengan spasi tunggal
(line spacing diatur 1);
b. Khusus untuk judul tiap bab ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin,
dicetak tebal dan huruf kapital. Format Daftar Isi dapat dilihat pada Lampiran 10;
c. Jarak antara judul dengan isi Daftar Isi adalah 3 spasi. Judul ditulis dengan huruf
kapital.

3.1.1.10. Daftar Tabel, Gambar, Singkatan, Lampiran, dan Lainnya


Daftar tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya digunakan untuk memuat judul
tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya yang ada dalam tugas akhir. Penulisan judul
tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya menggunakan huruf kapital di awal kata.
Daftar tabel, gambar, singkatan, lampiran, dan lainnya disusun apabila menampilkan lebih dari
satu tabel, gambar, singkatan, lampiran, atau lainnya. Nomor dan keterangan yang
dicantumkan dalam daftar tabel dan gambar harus sama dengan nomor dan keterangan yang
dicantumkan dalam naskah.
Ketentuan penulisan Daftar Gambar Tugas Akhir secara umum adalah sebagai berikut:
a. Daftar tabel, gambar, singkatan, dan lampiran masing-masing memuat minimal dua
tabel, gambar, singkatan, dan lampiran;
b. Judul daftar tabel, gambar, singkatan, dan lampiran ditulis dengan tipe huruf Times New
Roman 12 poin, dicetak tebal dan huruf kapital.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 37


c. Semua huruf ditulis dengan tipe huruf Times New Roman 12 poin dalam spasi tunggal
(line spacing diatur 1) sesuai dengan format pada Lampiran 11.

3.1.2. Bagian Isi


Isi tugas akhir disampaikan dalam sejumlah bab. Pembagian bab dari pendahuluan
sampai dengan penutup mengikuti alternatif sebagaimana dijelaskan pada Bab 5 buku panduan
ini. Adapun penulisan bab sesuai dengan ketentuan ini:

3.1.2.1. Ketentuan Penulisan Bab


Pada setiap bab perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
1) Setiap bab dimulai pada halaman baru.
2) Judul bab seluruhnya diketik dengan huruf kapital, simetris di tengah (center), cetak
tebal (bold), tanpa garis bawah, tidak diakhiri tanda titik, dan satu spasi simetris tengah
(center), jika lebih dari satu baris.
3) Judul bab selalu diawali penulisan kata ‘BAB’ lalu angka Arab yang menunjukkan
angka dari bab yang bersangkutan dan ditulis dengan huruf kapital, tipe Times New
Roman, 12 poin, dan cetak tebal (bold).

3.1.2.2. Ketentuan Penulisan Subbab dan Derajat Subbab


Subbab dan derajat subbab memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1) Subbab derajat pertama hingga seterusnya menggunakan angka Arab. contoh untuk Bab
1: Subbab derajat pertama 1.1.; subbab derajat kedua 1.1.1.; subbab derajat ketiga
1.1.1.1.; dan seterusnya.
2) Judul subbab derajat pertama sampai dengan seterusnya ditulis dengan huruf kapital
pada setiap awal kata dan dicetak tebal (bold).
3) Huruf pertama pada alinea pertama di setiap subbab ditulis sejajar dengan huruf
pertama judul subbab. Indensi untuk alinea selanjutnya kembali pada indensi normal.

Contoh penulisan indensi yang sejajar dapat dilihat dari gambar di bawah.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 38


Gambar 3. Contoh Indensi judul subbab

3.1.3. Bagian Akhir


Bagian ini terdiri dari:
a. Daftar Rujukan;
b. Transkrip Wawancara (jika diperlukan);
c. Lampiran (jika diperlukan).

Transkrip wawancara dan lampiran wajib diserahkan kepada pembimbing dan penguji
untuk kepentingan sidang ujian tugas akhir. Namun transkrip wawancara dan lampiran tersebut
tidak wajib dimasukkan ke dalam tugas akhir yang akan mendapatkan pengesahan dan
diserahkan kepada perpustakaan UI.

3.1.3.1. Daftar Rujukan


Daftar Rujukan merupakan daftar dari sumber, atau referensi, atau acuan dan dasar
penulisan tugas akhir. Daftar Rujukan ini dapat berisi peraturan perundang-undangan, putusan
pengadilan, perjanjian, buku, artikel jurnal atau surat kabar, disertasi, tesis, skripsi dan sumber
rujukan lainnya. Daftar Rujukan berupa buku diwajibkan menggunakan edisi terbaru. Sumber
yang diperoleh secara daring perlu mencantumkan tautan serta waktu pengaksesannya. Daftar
Rujukan yang bersumber pada peraturan perundang-undangan disusun secara hierarkis

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 39


kronologis, sedangkan yang berasal dari buku, tugas akhir, artikel, dan sumber internet disusun
berdasarkan abjad.
Daftar Rujukan disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Peraturan perundang-undangan, keputusan pejabat tata usaha negara, peraturan internal
kementerian/lembaga negara, dan kode etik organisasi profesi
Daftar ini disusun dengan urutan berikut:
a. Peraturan perundang-undangan sesuai dengan hierarkinya. Masing-masing jenis
peraturan disusun berdasarkan kronologis pengundangan;
b. Keputusan pejabat tata usaha negara;
c. Peraturan internal kementerian/lembaga negara;
d. Kode etik organisasi profesi.
2. Putusan pengadilan
Putusan pengadilan disusun dengan urutan sebagai berikut:
a. Mahkamah Konstitusi;
b. Putusan selain putusan Mahkamah Konstitusi disusun pertama-tama dari peradilan
tingkat pertama hingga Mahkamah Agung, dan pada masing-masing tingkatan disusun
berdasarkan kronologi tanggal pembacaan putusan dimulai dari putusan yang tertua.
3. Perjanjian internasional
4. Buku
5. Tugas akhir
6. Artikel ilmiah
7. Bahan lain-lain

3.1.3.2. Daftar Wawancara


Daftar wawancara memuat daftar pertanyaan wawancara, antara lain terkait
identitas, topik, uraian alasan penyelenggaraan wawancara kepada narasumber, serta
pertanyaan yang relevan dengan penelitian. format penulisan daftar wawancara adalah sebagai
berikut: catatan lapangan/transkrip wawancara (wawancara (ke…) kepada (nama narasumber,
tanggal, tempat).

3.1.3.3. Lampiran
Lampiran merupakan data atau pelengkap atau hasil olahan yang menunjang
penulisan tugas akhir, tetapi tidak dicantumkan di dalam isi tugas akhir, karena akan
mengganggu kesinambungan pembacaan. Lampiran yang perlu disertakan dikelompokkan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 40


menurut jenisnya, antara lain jadwal, tabel, daftar pertanyaan, gambar, foto, grafik, pernyataan
persetujuan (wawancara, penyebutan nama, foto, rekaman gambar dan suara, nama dalam
akta), peta, verbatim wawancara, dan lain sebagainya. Lampiran hendaknya hanya memuat
hal-hal yang bersifat khusus dan berhubungan dengan isu yang dibahas dalam tugas akhir.
Ketentuan pembuatan Lampiran adalah sebagai berikut:
a. nomor dan judul Lampiran ditulis di sudut kanan atas halaman (right-aligned) dengan
huruf tegak tipe huruf Times New Roman 12;
b. judul Lampiran diketik dalam satu baris menggunakan huruf kapital di awal kata (title
case);
c. lampiran yang lebih dari satu halaman, pada halaman berikutnya diberi keterangan
“lanjutan” dalam tanda kurung pada sudut kanan atas halaman (right-aligned); dan
d. isi dan urutan pengelompokan lampiran disesuaikan dengan kebijakan pembimbing
tugas akhir.

3.2. Ketentuan Penulisan Tugas Akhir


Tampilan dan tata letak merupakan faktor penting untuk mewujudkan tugas akhir yang
rapi dan seragam.

3.2.1. Kertas
Spesifikasi kertas yang digunakan:
a. Jenis kertas : HVS
b. Warna : Putih polos
c. Berat : 60 gram
d. Ukuran : A4 (21,5 cm x 29,7 cm)

3.2.2. Pengetikan
Ketentuan pengetikan adalah sebagai berikut:
a. Posisi penempatan teks pada tepi kertas:
1) Batas kiri : 3 cm dari tepi kertas
2) Batas kanan : 3 cm dari tepi kertas
3) Batas atas : 3 cm dari tepi kertas
4) Batas bawah : 3 cm dari tepi kertas

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 41


b. Setiap halaman pada naskah Tugas Akhir, mulai Abstrak sampai Daftar Rujukan harus
diberi “auto text” pada footer dengan tulisan Universitas Indonesia (Arial 10 poin
cetak tebal), ditulis pada posisi bawah rata kanan (align right).53
c. Huruf menggunakan jenis huruf Times New Roman 12 poin (ukuran sebenarnya) dan
diketik rapi (rata kiri kanan – justify).
d. Pengetikan dilakukan dengan spasi 1,5 (Line spacing diatur 1.5 lines, dan spacing
untuk setelah dan sebelum alinea diatur 0 pt).
e. Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam pekat dan tanpa watermark
apapun.

3.2.3. Penomoran Halaman


Penomoran halaman tidak diberi imbuhan apa pun. Jenis nomor halaman ada dua
macam, yaitu angka romawi kecil dan angka latin.

3.2.3.1. Angka Romawi Kecil


1) Digunakan untuk bagian awal Tugas Akhir (lihat butir 2.1), kecuali Halaman
Sampul;
2) Letak: tengah 2,5 cm dari tepi bawah kertas;
3) Khusus untuk Halaman Judul, penomorannya tidak ditulis tetapi tetap dihitung.

3.2.3.2. Angka Arab


1) Digunakan untuk bagian isi dan bagian akhir dari Tugas Akhir;
2) Letak: sudut kanan atas; 1,5 cm dari tepi atas kertas dan 2,5 cm dari tepi kanan
kertas untuk halaman sebelah kanan;
3) Letak: sudut kiri atas; 1,5 cm dari tepi atas kertas dan 2,5 cm dari tepi kiri kertas
untuk halaman sebelah kiri;
4) Khusus untuk halaman pertama setiap bab, penomorannya diletakkan di tengah, 2
cm dari tepi bawah kertas dan ditempatkan pada halaman sebelah kanan.

53
Hanya untuk kepentingan pengujian Turnitin, bentuk word dari naskah Tugas Akhir jangan memasukkan
footer “Universitas Indonesia.”

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 42


BAB 4
PARAFRASE DAN PENULISAN KUTIPAN

4.1. Teknik Parafrase, Ringkasan, dan Kutipan Langsung


Di dalam penulisan ilmiah, berlaku aturan penting yang harus diperhatikan, yaitu: setiap
informasi yang bukan berasal dari penulis sendiri, wajib diberikan sumber rujukan. Pemberian
sumber rujukan ini sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, secara jujur penulis
mengakui bahwa informasi berasal dari pihak lain dan bukan dari penulis sendiri. Kedua,
penulis memberikan penghargaan bagi pihak yang menjadi sumber informasi (sumber
rujukan). Ketiga, penulis menunjukkan bahwa sumber informasi adalah sumber yang otoritatif,
sumber yang dapat dipercaya. Keempat, memberikan kesempatan kepada pembaca untuk
menelusuri dari mana informasi berasal.
Dalam membuat suatu tulisan, penulisan sumber rujukan adalah hal yang sangat
penting. Seringkali dalam membuat suatu tulisan, penulis ingin menyampaikan ide, pendapat,
argumentasi orang lain dari suatu rujukan yang mendukung isi tulisannya. Penyampaian
rujukan dapat dilakukan dengan kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
Pada saat menuliskan kutipan, nomor kutipan (nomor catatan kaki) diletakkan pada
akhir kutipan (bagian yang ingin diberikan rujukan) dan setelah tanda baca. Setiap rujukan
harus mencantumkan nomor halaman (atau alinea jika sumber rujukan hanya menggunakan
nomor alinea) yang dirujuk. Hanya bahan yang dibaca oleh penulis yang dijadikan sumber
rujukan, sehingga rujukan tidak langsung harus merujuk pada tulisan yang dibaca dan bukan
pada sumber asli.
Perhatikan dua contoh berikut ini ketika penulis hanya mengetahui pandangan Lord
Denning dari tulisannya Gobert. Contoh pengutipan yang keliru adalah:

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 43


Lord Denning dalam HL Bolton (Engineering) Co Ltd v TJ Graham & Sons Ltd
[1957] menyatakan:
“A company may in many ways be likened to a human body. It has a brain and a
nerve centre which controls what it does. It also has hands which hold the tools and
act in accordance with directions from the centre. Some of the people in the company
are mere servants and agents who are nothing more than hands to do the work and
cannot be said to represent the mind or will. Others are directors and managers who
represent the directing mind and will of the company and control what it does.”77

________________
77
HL Bolton (Engineering) Co Ltd v TJ Graham & Sons Ltd [1957] dalam
James Gobert, “Corporate Criminality: Four Models of Fault,” Legal Studies 14, No.
3 (November 1994), hlm. 401.
Gambar 4. Contoh Pengutipan yang Salah

Contoh pengutipan yang benar untuk kondisi di atas adalah:

Lord Denning dalam HL Bolton (Engineering) Co Ltd v TJ Graham & Sons Ltd
[1957], sebagaimana dikutip oleh Gobert, berikut ini:
“A company may in many ways be likened to a human body. It has a brain and a nerve
centre which controls what it does. It also has hands which hold the tools and act in
accordance with directions from the centre. Some of the people in the company are
mere servants and agents who are nothing more than hands to do the work and cannot
be said to represent the mind or will. Others are directors and managers who
represent the directing mind and will of the company and control what it does.”77

________________
77
James Gobert, “Corporate Criminality: Four Models of Fault,” Legal Studies
14, No. 3 (November 1994), hlm. 401.
Gambar 5. Contoh Pengutipan yang Benar

Kemajuan teknologi informasi berdampak pada kemudahan memperoleh sumber


informasi atau rujukan. Sumber ini dapat memperkaya informasi yang diberikan oleh penulis.
Namun demikian, kemudahan akses informasi melalui perangkat digital, dapat disalahgunakan
dalam bentuk plagiarisme tulisan karya ilmiah. Tindak plagiarisme karya ilmiah tersebut
muncul melalui budaya salin-tempel (copy-paste) karya ilmiah.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 44


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2010, plagiat merupakan perbuatan:
a. “mengambil sebagian atau seluruh karya milik orang lain tanpa menyebut sumber secara
tepat;
b. menulis ulang tanpa menggunakan bahasa sendiri Sebagian atau seluruh karya milik orang
lain walaupun menyebut sumber; dan
c. mengambil sebagian atau seluruh karya atau gagasan milik sendiri yang telah diterbitkan
tanpa menyebut sumber secara tepat.” 54

Dari ketentuan di atas, terlihat bahwa tindakan plagiat tidaklah harus selalu dilakukan
secara sengaja, tetapi juga dapat dilakukan dengan tidak sengaja. Faktor ketidaksengajaan ini
seringkali terjadi karena penulis hanya menyalin ulang kalimat dari teks yang dirujuknya tanpa
perubahan yang cukup, karena menganggap dirinya telah mencantumkan sumber rujukan untuk
teks yang dikutipnya.
Penulisan sumber rujukan saja tidaklah cukup. Penulis masih harus menerapkan
beberapa teknik untuk menghindari plagiarisme. Teknik tersebut adalah: membuat parafrase
(paraphrasing), membuat ringkasan (summarizing), dan membuat kutipan langsung
(quotation).

4.1.1. Parafrase
Secara etimologi kata parafrase menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
“pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang
lain tanpa mengubah pengertian.” 55 Parafrase merupakan teknik penyajian kembali sebuah
karya tulis yang menjadi sumber informasi dengan kata atau kalimat dari penulis sendiri,
namun tanpa mengubah maupun menghilangkan makna sesungguhnya dari karya tulis yang
dirujuk.
Parafrase digunakan ketika penulis menggunakan kutipan tidak langsung. Teknik
parafrase ini adalah penyusunan kalimat yang dibuat oleh penulis sendiri untuk menjelaskan
ide atau pendapat orang lain dari suatu rujukan dengan menyebutkan sumbernya. Tujuan utama
dari parafrase ini adalah untuk menyampaikan inti dari ide, pendapat, atau argumen orang lain,

54
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
2021 tentang Integritas Akademik dalam Menghasilkan Karya Ilmiah, BN Tahun 2021 Nomor 1363, Ps. 10 ayat
3.
55
Kamus Besar Bahasa Indonesia, tersedia pada: https://kbbi.web.id/parafrasa, diakses pada 25 September
2022.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 45


tetapi dengan tidak menuliskan setiap kata dari sumber tersebut. Beberapa tujuan lain dari
parafrase adalah sebagai alternatif dari kutipan langsung dan sebagai cara untuk mendukung
gagasan atau untuk memberikan bukti atas pendapat yang dikemukakan penulis.56
Langkah-langkah dalam menyusun parafrase adalah sebagai berikut:
1. Baca dan pahami kalimat dari sumber rujukan;
2. Tentukan ide, pendapat, argumen, atau kata kunci yang dikemukakan oleh sumber
rujukan;
3. Susun kalimat sendiri yang menyampaikan ide, pendapat, argumen, atau kata kunci
tersebut;
4. Penyusunan kalimat sendiri tidak hanya dilakukan dengan mengubah kalimat dari
kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya, tetapi juga perlu dilakukan perubahan
dengan cara berikut:
a. mengubah susunan informasi atau argumen, jika yang dirujuk adalah sebuah alinea;
b. mengubah urutan struktur kalimat, misalnya dari S-P-O-K pada sumber rujukan
menjadi S-K-O-P;
c. mengubah kata per kata dari sumber rujukan dengan kata-kata sendiri yang
merupakan sinonim dari kata-kata pada sumber rujukan.57
5. Perlu diperhatikan bahwa kalimat sendiri ini:
a. menggunakan kata yang berbeda dari sumber rujukan. Apabila terdapat kata yang
tidak tergantikan maka kata tersebut hanyalah sebanyak satu atau dua kata kunci
dari bagian yang dirujuk;
b. mengungkapkan ide, pendapat, atau argumen yang sama dengan yang dimaksud
oleh bagian yang dirujuk;
6. Tuliskan nomor catatan kaki pada bagian yang menjadi rujukan, setelah tanda baca.

Dalam uji kemiripan naskah melalui tools, seperti piranti lunak Turnitin atau
Ithenticate, kalimat yang mirip atau sama dengan kalimat pada rujukan, akan ditandai dengan
warna khusus. Pemberian warna ini dapat menjadi indikasi adanya plagiarism. Dalam hal ini,
penulis wajib melakukan perubahan terhadap teks yang ditandai dengan warna khusus tersebut.

56
UNSW, "Paraphrasing, Summarising and Quoting," tersedia pada
https://www.student.unsw.edu.au/paraphrasing-summarising-and-quoting, diakses pada 25 September 2022.
57
Francisca Jungslager dan Wilma Maljaars, Kritisch Denken & Schrijven: Van Onderzoeksvraag naar
Wetenschappelijke Tekst, (Bussum: Uitgeverij Coutinho, 2018), hlm. 76.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 46


Turnitin dan Ithenticate dapat mendeteksi kemiripan teks melalui cara mencocokan teks
tersebut dengan teks yang ada pada sumber database piranti tersebut.
Contoh pendeteksian plagiarisme oleh sistem turnitin dapat dilihat pada contoh gambar
hasil tangkapan turnitin yang mendeteksi kemiripan alinea karya ilmiah dengan buku berjudul
Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis karangan Gatot Supramono.

Gambar 6. Contoh pemeriksaan turnitin

Beberapa orang mencoba mengelabui piranti lunak penguji kemiripan dengan berbagai
cara. Pengelabuan ini sangat dilarang dan merupakan pelanggaran akademik yang serius.
Pengulas (reviewer) pasti mengetahui kecurangan ini, dan pelaku kecurangan akan mendapat
sanksi yang berat.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 47


4.1.2. Membuat Ringkasan
Tabel 2. Contoh perbandingan kutipan tidak langsung (hasil parafrase) dan sumber asli

Ringkasan merupakan pandangan singkat atas sebuah teks rujukan. Tujuan dari
meringkas adalah untuk mempersingkat atau memadatkan teks rujukan ke dalam beberapa
gagasan yang paling penting dari teks tersebut. Membuat ringkasan memiliki persamaan dan
perbedaan dengan parafrase. Persamaannya adalah baik ringkasan dan parafrase menggunakan
kata yang berbeda dari kata yang digunakan dalam teks yang dirujuk. Perbedaannya adalah di
dalam ringkasan penulis menggunakan kalimat yang jauh lebih singkat dari teks rujukan, dan
hanya mengungkapkan gagasan penting dari teks tersebut. Dengan demikian, ringkasan akan
lebih singkat dibandingkan dengan parafrase atau kutipan langsung.
Ringkasan dilakukan ketika:
a. Penulis hendak menyingkat teks yang panjang, misalnya sebuah subbagian, alinea yang
panjang, atau bahkan sebuah bab;
b. Penulis hendak mengungkapkan gagasan penting dari teks yang dirujuk dengan
menggunakan kalimat sendiri tanpa menggunakan contoh atau keterangan mendetail yang
ada di dalam teks tersebut;
c. Penulis hendak menunjukkan bukti atau dukungan bagi pendapatnya.58

Panjang atau singkatnya ringkasan berbeda-beda, tergantung dari panjangnya teks yang
dirujuk, seberapa informasi yang hendak diungkapkan dari teks tersebut, dan seberapa selektif
penulis dalam melakukan ringkasan. Ringkasan ini dimulai dengan membaca teks yang

58
UNSW, "Paraphrasing, Summarising …."

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 48


dirujuk, dan mengidentifikasi gagasan utama dari teks tersebut. Penulis dapat mengabaikan
penjelasan detail atau contoh yang dijelaskan di dalam teks yang dirujuk. Selanjutnya, gagasan
utama tersebut ditulis ulang dengan menggunakan kalimatnya sendiri.59
Berikut adalah langkah untuk membuat ringkasan:
a. Dimulai dengan membaca teks yang akan diringkas dan menandai bagian-bagian penting
dari teks tersebut;
b. Membaca kembali teks dan membuat catatan bagian-bagian penting teks tersebut, dan
abaikan contoh atau bukti yang ada di dalam teks;
c. Menulis ulang catatan dalam kata-kata sendiri dengan memulainya dari pernyataan
kembali gagasan utama dari teks dan dilanjutkan dengan butir-butir penting dari teks
tersebut.60

4.1.3. Teknik Kutipan Langsung


Sebuah kutipan langsung adalah teknik menulis ulang sumber rujukan tanpa ada
perubahan sedikit pun. Kutipan langsung digunakan jika:
a. penulis hendak menganalisis pernyataan asli dari sumber rujukan;
b. sumber rujukan yang ditulis memuat informasi unik atau khusus, sehingga tidak dapat
diubah;
c. penulis hendak menjaga jarak dengan sumber rujukan. Dalam hal ini, penulis seperti hendak
menyatakan bahwa pernyataan tertentu itu bukan dari dirinya, tetapi asli seperti sumber yang
dikutipnya.61

Kutipan langsung dilakukan dengan membubuhkan tanda kutip pada awal dan akhir
kalimat yang dikutip (“...”). Di dalam melakukan kutipan langsung, penulis pada dasarnya tidak
dibenarkan melakukan perubahan apapun pada tulisan yang dirujuk. Apabila perubahan tetap
dilakukan, maka penulis harus mengindikasikan perubahan tersebut. Jika penulis menganggap
terdapat kesalahan penulisan (saltik/typo) pada sumber asli, penulis wajib menambahkan tanda
[sic!] pada kata yang dianggap salah tersebut. Jika penulis menambahkan penekanan pada
sumber asli, penulis menggunakan kata yang ditulis dengan “huruf miring/tebal dari penulis”62
pada akhir kutipan. Jika penulis ingin mengabaikan catatan kaki yang ada di dalam sumber asli,

59
Ibid.
60
Ibid.
61
Jungslager dan Maljaars, Kritisch Denken…, hlm. 72.
62
Pilih cara penekanan dengan menulis miring (italic) atau tebal (bold).

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 49


penulis menuliskan “catatan kaki diabaikan” pada akhir kutipan (elipsis). Apabila penulis
menuliskan kutipan langsung yang berasal dari bahasa asing selain Bahasa Inggris, setelah
kutipan tersebut maka penulis memberikan terjemahan dari kutipan tersebut.
Seperti dijelaskan di atas, kutipan langsung berguna untuk memberikan bukti yang kuat
(otoritatif) yang mendukung pandangan penulis. Oleh karena itu, kutipan langsung tidak dapat
berdiri sendiri, dan hanya dapat bermakna jika diletakkan dalam konteks tertentu. Kutipan
langsung tidak dapat menerangkan dengan sendirinya. Karena itu, sebelum atau setelah setiap
kutipan langsung harus selalu disertakan penjelasan atau interpretasi penulis tentang apa yang
dikutipnya.63 Tidak ada kutipan langsung tanpa penjelasan penulis terhadap kutipan tersebut
Goldfarb, sebagaimana dikutip Hutchinson, menegaskan bahwa kutipan langsung
hanya digunakan secara sedikit dan ringkas (incidentally and deftly). Meskipun tidak ada
aturan khusus mengenai maksimum persentase dari kutipan di dalam satu tulisan, penulis perlu
membatasi jumlah kutipan langsung di dalam tulisannya. Menurut Hutchinson, kutipan
langsung hanya digunakan apabila kutipan tersebut lebih jelas atau lebih baik dalam
mengungkapkan gagasan dibandingkan dengan kata atau kalimat hasil parafrase yang disusun
penulis.64 Hutchinson juga memberikan tips penulisan kutipan langsung sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa tulisan mengandung lebih banyak komentar atau gagasan dari penulis
dibandingkan dengan kutipan karya orang lain. Menurut Hutchinson, kutipan langsung
sebanyak 25% dari keseluruhan tulisan sudah terlalu banyak;
b. Tidak memulai alinea dengan kutipan langsung;
c. Selalu harus memberikan penjelasan pengantar tentang naskah yang dikutip secara
langsung, dan penjelasan pentingnya kutipan langsung tersebut bagi tulisan yang sedang
dibuat;
d. Jangan mengakhiri alinea dengan sebuah kutipan tanpa ada penjelasan sebelumnya
mengenai manfaat kutipan tersebut terhadap gagasan penulis.65

Satu kutipan langsung tidak boleh melebihi dua alinea sumber asli. Panjang penjelasan
atau interpretasi penulis terhadap kutipan tersebut minimal satu alinea untuk setiap kutipan
langsung. Dengan cara seperti ini, akan terlihat bahwa kutipan langsung ini benar-benar dibuat
sesuai dengan tujuan dan fungsinya, dan bukan sebagai cara untuk mengakali piranti pendeteksi
kemiripan.

63
Jungslager dan Maljaars, Kritisch Denken…, hlm. 73.
64
Hutchinson, Researching and Writing…, hlm. 264
65
Ibid.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 50


Kutipan langsung yang terlalu panjang, misalnya melebihi satu halaman dalam satu
kutipan, atau kutipan langsung yang terlalu banyak dalam satu karya tulis, akan menurunkan
kualitas karya tulis tersebut. Hal ini karena karya tulis tersebut hanya menjadi salinan dari karya
orang lain atau sumber lain.
Cara menuliskan kutipan langsung dibedakan menjadi dua, yaitu kutipan sepanjang tiga
baris atau kurang, dan kutipan yang lebih dari tiga baris. Untuk kutipan langsung yang terdiri
dari tiga baris atau kurang:
1). kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2). jarak antara baris dengan baris 1,5 spasi;
3). kutipan harus diapit dengan tanda kutip;
4). akhir kutipan diberi nomor urut catatan kaki.

Gambar 7. Contoh kutipan langsung tiga baris atau kurang

Untuk kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris:


1). kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 2 spasi;
2). jarak antara baris dengan baris dalam kutipan satu spasi;
3). kutipan harus diapit dengan tanda kutip;
4). akhir kutipan diberi nomor urut catatan kaki;
5). seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam dari kiri sejauh 1 tab (1 cm indensi).

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 51


Berikut adalah contoh kutipan langsung yang lebih dari tiga baris:

Gambar 8. Contoh kutipan langsung yang lebih dari tiga baris

Sementara bentuk kutipan langsung yang mengambil hanya sebagian dari teks asli
dapat dilihat dalam contoh berikut ini:

“The larger segment of the village, above the kaum, is called the suku and many have regarded it as a
major lineage and an exogamous unit (Tanner 1969; Ng 1987; Krier 1995).[...] There have been practices
of men entering a new suku because they feel more associated to it and newcomers of the village will
have to choose which suku they wish to enter, with the permission of the penghulu (Bachtiar 2007).[…]
He has authority to make decisions, represent the suku in relation to outside parties and has the right to
be kept informed about everything that goes on in his suku or involving his suku members (Ng 1987;
Bachtiar 2007).”1

__________________________

1Ratih Lestarini, M. Dianwidhi Pranoto, dan Tirtawening. “The Fault in Traditional and Formal Approaches to Domestic

Violence: A Call for Reform in West Sumatra,” Journal of International Women's Studies 22, No. 1 (2021), hlm. 155.

Gambar 9. Contoh kutipan langsung dari sebagian teks asli

4.2. Penulisan Kutipan


Rujukan pada catatan kaki dan Daftar Rujukan mencakup secara lengkap sumber informasi
yang telah digunakan dalam tulisan. Dianjurkan 50% literatur yang digunakan merupakan
artikel pada jurnal ilmiah. Selanjutnya, minimal 50% dari artikel pada jurnal ilmiah tersebut

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 52


merupakan terbitan sepuluh tahun terakhir. Bahan pustaka berupa buku wajib menggunakan
edisi terakhir.
Jenis media yang makin berkembang memungkinkan penulis untuk mencari sumber
informasi dari berbagai media. Perkembangan itu diikuti oleh perkembangan berbagai format
penulisan kutipan dan Daftar Rujukan. Kecuali dijadikan objek penelitian, sumber-sumber
berikut tidak boleh dijadikan rujukan:
a. Wikipedia dan sejenisnya;
b. Blog individu dari penulis yang tidak otoritatif;
c. Media jurnalisme warga (citizen journalism media);
d. Media sosial.

Teknik penulisan catatan kaki dan daftar rujukan mengacu pada model The Chicago
Manual of Style edisi terakhir (Kate L. Turabian), dengan beberapa adaptasi dan perubahan
sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan di Indonesia. Dengan demikian, gaya sitasi dalam
panduan ini tidak dapat disebut dengan gaya Chicago Manual of Style/Turabian, tetapi lebih
tepat disebut adaptasi dari gaya tersebut, atau dapat disebut sebagai “gaya FHUI.”
Dalam penulisan sumber rujukan pada catatan kaki, penulis tidak lagi menggunakan op
cit dan loc cit, namun menggunakan kata terakhir nama pengarang atau nama keluarga dan
judul pendek satu sampai tiga kata yang diikuti dengan elipsis/tiga titik (“…”).66 Kata Ibid
tidak dapat digunakan untuk merujuk peraturan perundang-undangan, akta perjanjian, konvensi
internasional, peraturan perusahaan, keputusan, dan fatwa lembaga. Selain itu, penomoran
catatan kaki berurut dan berlanjut dari Bab 1 sampai dengan Bab terakhir.
Catatan kaki ditulis dengan jenis huruf Times New Roman 10 poin, rata kanan, dan
diketik dengan jarak satu spasi. Indensi baris pertama pada catatan kaki berjarak satu cm dari
marjin kiri. Catatan kaki untuk baris berikutnya ditulis dengan rata kiri dan kanan. Antar catatan
kaki tidak diberikan jarak.
Daftar Rujukan ditulis dengan jenis huruf Times New Roman 12 poin, diketik dengan
jarak satu spasi. Setiap sumber ditulis dengan model hanging indention, yaitu pada baris
pertama ditulis rata kiri dan kanan, dan pada baris selanjutnya ditulis rata kiri dan kanan
berjarak 1,5 cm dari marjin kiri. Antar sumber rujukan tidak diberikan jarak spasi.
Untuk penulisan rujukan dan Daftar Rujukan, perlu memperhatikan beberapa hal
berikut:

66
Jika diperlukan dapat lebih dari tiga kata.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 53


a. Jika terdapat beberapa kota penerbit, yang ditulis adalah nama kota yang disebut pertama
di dalam buku;
b. Jika nama kota penerbit tidak diketahui, ditulis sine loco (s.l.), seperti pada contoh berikut:
“(s.l.: Gramedia, 2022)”;
c. Jika nama penerbit tidak diketahui, ditulis sine nomine (s.n.), seperti pada contoh berikut:
“(Jakarta: s.n., 2022)”;
d. Jika tahun penerbitan tidak diketahui, ditulis sine anno (s.a.), seperti pada contoh berikut:
“(Jakarta: Gramedia, s.a.)”.

Teknik penulisan catatan kaki dan Daftar Rujukan dapat dilihat pada penjabaran
sebagai berikut.

4.3. Contoh Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Rujukan


4.3.1. Buku
4.3.1.1. Satu Orang Pengarang
1). Untuk Catatan Kaki
1
Fitra Arsil, Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep dan Saling
Kontribusi Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara, (Jakarta: Rajawali Press,
2017), hlm. 10.
2
Ibid., hlm. 11.
3
Ibid.
4
Sudargo Gautama, Hukum Perdata Internasional Indonesia, Jilid II Bagian III
buku Ke-empat, (Bandung: Alumni, 1989), hlm. 274.
5
Arsil, Teori Sistem Pemerintahan…, hlm. 24.

2). Untuk Daftar Rujukan


Arsil, Fitra. Teori Sistem Pemerintahan: Pergeseran Konsep dan Saling Kontribusi
Antar Sistem Pemerintahan di Berbagai Negara. Jakarta: Rajawali Press,
2017.

4.3.1.2. Dua Orang Pengarang


1). Untuk Catatan Kaki
1
Topo Santoso dan Choky Risda Ramadhan, Pra Penuntutan dan
Perkembangannya di Indonesia, ed. 1, cet. 1, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2019),
hlm. 27.
2
F. v. Benda-Beckmann dan K. v. Benda-Beckmann, Political and Legal
Transformations of an Indonesian Polity: The Nagari from Colonisation to
Decentralisation, (Cambridge: Cambridge University Press, 2013), hlm. 10.
3
Santoso dan Ramadhan, Pra Penuntutan dan Perkembangannya…, hlm. 28.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 54


2). Untuk Daftar Rujukan
Santoso, Topo dan Choky Risda Ramadhan. Pra Penuntutan dan Perkembangannya di
Indonesia. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2019.

4.3.1.3. Tiga Orang Pengarang


1). Untuk Catatan Kaki
1
Gemala Dewi, Wirdyaningsih, dan Yeni Salma Barlinti, Hukum Perikatan Islam
di Indonesia, ed. 1, cet. 5, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan Kencana Media, 2018), hlm. 65.

2). Untuk Daftar Rujukan


Dewi, Gemala, Wirdyaningsih, dan Yeni Salma Barlinti. Hukum Perikatan Islam di
Indonesia. Ed. 1. Cet. 5. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia dan Kencana Media, 2018.

4.3.1.4. Lebih dari Tiga Orang Pengarang


1). Untuk Catatan Kaki
1
Yetty Komalasari Dewi, et al., Alternatif Mekanisme Pertahanan Perdagangan
Internasional Untuk Industri Dalam Negeri, ed. revisi, (Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022), hlm. 111.

2). Untuk Daftar Rujukan


Dewi, Yetty Komalasari. Et al. Alternatif Mekanisme Pertahanan Perdagangan
Internasional Untuk Industri Dalam Negeri. Ed. revisi. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022.

4.3.1.5. Bab dari Buku


1). Untuk Catatan Kaki
1
Dian Puji Nugraha Simatupang, “Anggaran dan Keuangan Publik,” dalam
Harsanto Nursadi, ed., Hukum Administrasi Negara Sektoral, ed. revisi, cet. 2, (Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019), hlm.168.

2). Untuk Daftar Rujukan


Simatupang, Dian Puji Nugraha. “Anggaran dan Keuangan Publik.” Dalam Harsanto
Nursadi, ed. Hukum Administrasi Negara Sektoral. Ed. revisi. Cet. 2. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019. Hlm.147-177.

4.3.1.6. Terjemahan
1). Untuk Catatan Kaki
45
Hans Kelsen, Pure Theory of Law [Reine Rechtslehre], diterjemahkan oleh Max
Knight, (Clark, NJ: The Lawbook Exchange, Ltd., 2005), hlm. 320.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 55


2). Untuk Daftar Rujukan
Kelsen, Hans. Pure Theory of Law [Reine Rechtslehre]. Diterjemahkan oleh Max
Knight. Clark, NJ: The Lawbook Exchange, Ltd., 2005.

4.3.1.7. Penyebutan Nama-nama Khusus


Beberapa nama belakang memiliki kekhususan karena terdapat sisipan yang
mendahului nama belakang penulis. Sisipan yang mendahului nama belakang seperti ini dapat
ditemukan pada nama, misalnya: al, el, bin, ben, ibn, binti, van, von, de, ten, van den, dll. Untuk
nama-nama tersebut, penulisan pada Daftar Rujukan dilakukan berdasarkan contoh-contoh di
bawah ini.

Contoh 1
Dalam catatan kaki:
3
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, jilid 1, (Damaskus:
Dar al-Fikr al-Islamiy, 2006), hlm. 92.

Dalam Daftar Rujukan:


Z…
Al-Zuhaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh. Jilid 1. Damaskus: Dar al-
Fikr al-Islamiy, 2006.

Gambar 10. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Contoh 2
Dalam catatan kaki:
4
Ibrahim Musthafa Al-Najjar, et al., Al-Mu’jam Al-Wasith, ed. kelima,
(Kairo: Maktabah al-Syuruq al-Dawliyah: 2011), hlm. 9.

Dalam Daftar Rujukan:


N…
Al-Najjar, Ibrahim Musthafa. Et al. Al-Mu’jam Al-Wasith. Ed. kelima. Kairo:
Maktabah al-Syuruq al-Dawliyah: 2011.

Gambar 11. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 56


Contoh 3:
Dalam Catatan Kaki:
5
Ahmad bin Idris Al-Qarafi, Al-Ihkam Fi Tamyiz Al-Fatawa ‘an Al-Ahkam,
(Suriah: Maktabah Al-Mathbu’at al-Islamiyah, 1967), hlm. 199.

Dalam Daftar Rujukan:


I…
bin Idris Al-Qarafi, Ahmad. Al-Ihkam Fi Tamyiz Al-Fatawa ‘an Al-Ahkam.
Suriah: Maktabah Al-Mathbu’at al-Islamiyah, 1967.

Gambar 12. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Contoh 4:
Dalam Catatan Kaki:
6
Christian von Bar, The Common European Law of Torts Volume Two:
Damage and Damages, Liability for and without Personal Misconduct, Causality,
and Defences, (Oxford: Clarendon Press, 2000), hlm. 462-463.

Dalam Daftar Rujukan:


B…
von Bar, Christian. The Common European Law of Torts Volume Two: Damage
and Damages, Liability for and without Personal Misconduct, Causality,
and Defences. Oxford: Clarendon Press, 2000.

Gambar 13. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Contoh 5:
Dalam Catatan Kaki:
7
Elizabeth van Schilfgaarde, “Negligence under the Netherlands Civil
Code: An Economic Analysis,” California Western International Law Journal
21 (1991), hlm. 272.

Dalam Daftar Rujukan:


S…
van Schilfgaarde, Elizabeth. “Negligence under the Netherlands Civil Code:
An Economic Analysis.” California Western International Law Journal
21 (1991). Hlm. 265-302.

Gambar 14. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 57


Contoh 6:
Dalam Catatan Kaki:
8
Moez Ben Abid, Mourad Ben Slimane, dan Ines Ben Omrane, “Mixed
Wavelet Leaders Multifractal Formalism for Baire Generic Functions in a
Product of Intersections of Hölder Spaces with Non-Continuous Besov
Spaces,” Mediterranean Journal of Mathematics13 (2016), hlm. 5100.

Dalam Daftar Rujukan:


A…
Ben Abid, Moez, Mourad Ben Slimane, dan Ines Ben Omrane. “Mixed Wavelet
Leaders Multifractal Formalism for Baire Generic Functions in a
Product of Intersections of Hölder Spaces with Non-Continuous Besov
Spaces.” Mediterranean Journal of Mathematics 13 (2016). Hlm. 5093–
5118.
Gambar 15. Contoh penulisan nama-nama khusus dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Contoh 7:
Dalam Catatan Kaki:
9
P.M. van den Brekel, E.M.J. Hardy, dan N.J.A.P.B. Niessen,
Bestuursrecht, (Den Haag: Boom Juridische uitgevers, 2007), hlm. 118.

Dalam Daftar Rujukan:


B…
van den Brekel, P.M., E.M.J. Hardy, dan N.J.A.P.B. Niessen. Bestuursrecht.
Den Haag: Boom Juridische uitgevers, 2007.

Gambar 16. Contoh penulisan nama-nama khusus


dalam catatan kaki dan daftar rujukan

Beberapa kelompok masyarakat memiliki tradisi meletakkan nama keluarga mereka


pada kata pertama. Hal ini, misalnya, dapat dilihat pada nama China atau Korea. Sebagai
contoh, nama keluarga dari Gouw Giok Siong adalah Gouw. Untuk nama-nama seperti ini,
penulisannya mengikuti contoh berikut.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 58


Dalam Catatan Kaki:
18
Gouw Giok Siong, Hukum Antar Golongan: Suatu Pengantar, (Jakarta:
Kinta, 1965), hlm. 77.

Dalam Daftar Rujukan:


G…
Gouw, Giok Siong. Hukum Antar Golongan: Suatu Pengantar. Jakarta: Kinta,
1965.

Gambar 17. Contoh penulisan nama keluarga pada kata pertama

Untuk pengarang Indonesia yang tidak memiliki nama keluarga, nama paling belakang
dianggap sebagai nama keluarga. Penulisan untuk nama ini dapat dilihat pada contoh berikut.

Dalam Catatan Kaki:


18
Neng Djubaedah, Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat:
Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
2012), hlm. 99.

Dalam Daftar Rujukan:


D…
Djubaedah, Neng. Pencatatan Perkawinan dan Perkawinan Tidak Dicatat:
Menurut Hukum Tertulis di Indonesia dan Hukum Islam. Jakarta: Sinar
Grafika, 2012.

Gambar 18. Contoh penulisan nama yang tidak memiliki nama keluarga

4.3.2. Artikel
4.3.2.1. Jurnal
1). Untuk Catatan Kaki
Penulisan artikel jurnal pada catatan kaki disusun sebagai berikut: [Nama pengarang],
[“judul artikel”], [judul jurnal] [volume jurnal], [nomor/issue] [(tahun terbitan)], [halaman
yang dirujuk]. Contoh penulisan ini dapat dilihat di bawah ini.
8
Lidwina Inge Nurtjahyo, “Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
di Dewan Adat Terkait dengan Penyelesaian Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 59


Perempuan Kisah dari Atambua, Sumba Timur, Rote dan Labuan Bajo,” Jurnal Hukum
dan Pembangunan 50, No. 1 (2020), hlm. 114.

2). Untuk Daftar Rujukan


Penulisan artikel jurnal pada Daftar Rujukan disusun sebagai berikut: [Nama pengarang].
[“judul artikel”]. [judul jurnal] [volume jurnal]. [nomor/issue] [(tahun terbitan)]. [keseluruhan
halaman dari artikel]. Contoh penulisan ini dapat dilihat di bawah ini.
Nurtjahyo, Lidwina Inge. “Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan di
Dewan Adat Terkait dengan Penyelesaian Kasus-Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan Kisah dari Atambua, Sumba Timur, Rote dan Labuan Bajo.”
Jurnal Hukum dan Pembangunan 50. No. 1 (2020). Hlm. 106-123.

4.3.2.2. Surat Kabar


1). Untuk Catatan Kaki
146
Aristyo Rizka Darmawan, “Maritime Security Considerations for New Capital
City Nusantara,” The Jakarta Post (18 Maret 2022), hlm. 10.

2). Untuk Daftar Rujukan


Darmawan, Aristyo Rizka. “Maritime Security Considerations for New Capital City
Nusantara.” The Jakarta Post. 18 Maret 2022.

4.3.2.3. Makalah pada Seminar, Pidato Ilmiah, dan Sebagainya


1). Untuk Catatan Kaki
Penulisan makalah pada catatan kaki disusun sebagai berikut: [Nama pengarang], [“judul
makalah”], [forum penyampaian makalah], [nama tempat], [waktu penyampaian], [halaman
yang dirujuk]. Contoh penulisan ini dapat dilihat di bawah ini:
6
Budi Sampurno, “Laporan Akhir Tim Penyusunan Kompedium Hukum
Kesehatan,” makalah disajikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem
Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, 2011, hlm. 56.

2). Untuk Daftar Rujukan


Penulisan makalah pada daftar rujukan disusun sebagai berikut: [Nama pengarang].
[“judul makalah”]. [forum penyampaian makalah]. [nama tempat]. [waktu penyampaian].
Contoh penulisan ini dapat dilihat di bawah ini:

Sampurno, Budi. “Laporan Akhir Tim Penyusunan Kompedium Hukum Kesehatan.”


Makalah disajikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum
Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementrian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia. 2011.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 60


4.3.2.4. Lembaga dan Organisasi
1). Untuk Catatan Kaki
3
World Health Organization, WHO Editorial Style Manual, (Geneva: World
Health Organization, 1993), hlm. 34.

2). Untuk Daftar Rujukan


World Health Organization. WHO Editorial Style Manual. Geneva: World Health
Organization, 1993.

4.3.3. Skripsi, Tesis, dan Disertasi


4.3.3.1. Skripsi
1). Untuk Catatan Kaki
1
Mochammad Rizky Zaenuddin, “Peranan Kapal Bantu Rumah Sakit TNI
Angkatan Laut dalam Operasi Militer Selain Perang Ditinjau dari Hukum
Perumahsakitan (Studi KRI SMR-594),” (Skripsi Sarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta, 2021), hlm. 228.

2). Untuk Daftar Rujukan


Zaenuddin, Mochammad Rizky. “Peranan Kapal Bantu Rumah Sakit TNI Angkatan
Laut dalam Operasi Militer Selain Perang Ditinjau dari Hukum
Perumahsakitan (Studi KRI SMR-594).” Skripsi Sarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2021.

4.3.3.2. Tesis
1). Untuk Catatan Kaki
2
Djarot Dimas Achmad Andaru, “Analisis Penerapan Prinsip Siracusa dan
Pelaksanaan Ketentuan International Health Regulations 2005 terhadap Kebijakan
Indonesia dalam Penanganan dan Pencegahan Pandemi Covid-19.” (Tesis Magister
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2021), hlm. 25.

2). Untuk Daftar Rujukan


Andaru, Djarot Dimas Ahmad. “Analisis Penerapan Prinsip Siracusa dan Pelaksanaan
Ketentuan International Health Regulations 2005 terhadap Kebijakan
Indonesia dalam Penanganan dan Pencegahan Pandemi Covid-19.” Tesis
Magister Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2021.

4.3.3.3. Disertasi
1). Untuk Catatan Kaki
6
Febby Mutiara Nelson, “Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan:
Menggagas Penanganan Tindak Pidana Korupsi Melalui Konsep Plea Bargaining dan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 61


Deferred Prosecution Agreement,” (Disertasi Doktor Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta, 2019), hlm. 97.

2). Untuk Daftar Rujukan


Nelson, Febby Mutiara. “Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan: Menggagas
Penanganan Tindak Pidana Korupsi Melalui Konsep Plea Bargaining dan
Deferred Prosecution Agreement.” Disertasi Doktor Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2019.

4.3.4. Putusan Pengadilan


Penulisan rujukan untuk putusan pengadilan yang dijelaskan pada pedoman ini adalah
putusan dari pengadilan di Indonesia. Untuk putusan yang berasal dari negara lain, penulisan
rujukan mengikuti ketentuan dari negara asal putusan tersebut. Selain itu, penulisan putusan
yang menggunakan nama pihak secara jelas bukanlah putusan pada peradilan yang dinyatakan
tertutup.
Pada bagian teks tulisan, putusan pengadilan ditulis dengan format: [pihak melawan
pihak] [(nama pengadilan, jenis putusan, tahun dibacakannya putusan)]. Contohnya:

Dalam Republik Indonesia melawan PT Newmont Minahasa Raya dan Richard


Bruce Ness (PN Manado, 2005), penuntut umum membagi pertanggungjawaban
ke dalam pertanggungjawaban oleh badan hukum (PT Newmont Minahasa
Raya) dan pertanggungjawaban pribadi pemimpin/pengurus korporasi (Richard
Bruce Ness). Secara konsisten penuntut umum menentukan bahwa Terdakwa I
adalah badan hukum dan Terdakwa II adalah orang.

Gambar 19. Contoh rujukan putusan pengadilan di dalam teks tulisan

Pada bagian catatan kaki, putusan pengadilan pertama kali ditulis berdasarkan format:
[nama pengadilan], [jenis putusan] [nomor putusan], [pihak melawan pihak] [(tahun
dibacakannya putusan)], [halaman yang dirujuk]. Untuk selanjutnya putusan pengadilan ditulis
berdasarkan format: [pihak melawan pihak] [(nama pengadilan, tahun dibacakannya putusan)].

11
Pengadilan Negeri Manado, Putusan Nomor 284/Pid.B/2005/PN.Mdo., RI
melawan PT Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce Ness (2005), hlm. 1.
12
[tulisan lain]
13
RI melawan PT Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce Ness (PN
Manado, 2005), hlm. 57.
Gambar 20. Contoh rujukan putusan pengadilan di dalam catatan kak

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 62


Pada bagian Daftar Rujukan, putusan ditulis [nama pengadilan]. [jenis putusan] [nomor
putusan]. [pihak melawan pihak] [(tahun dibacakannya putusan)].

Pengadilan Negeri Manado. Putusan Nomor 284/Pid.B/2005/PN.Mdo. RI melawan PT


Newmont Minahasa Raya dan Richard Bruce Ness (2005).

Gambar 21. Contoh rujukan putusan pengadilan


di dalam Daftar Rujukan

Penulisan putusan pengadilan pada catatan kaki dan daftar rujukan dilakukan dengan
merujuk pada contoh di bawah ini.
4.3.4.1. Pengadilan Negeri
1). Putusan Pidana
a). Putusan Praperadilan
i). Untuk Catatan Kaki
12
Pengadilan Negeri Sintang, Putusan Praperadilan
No.01/Pid.Prap/2015/PN.Stg., Halimah binti Andut melawan RI (2015), hlm. 3.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Sintang. Putusan Praperadilan No.01/Pid.Prap/2015/PN.Stg.
Halimah binti Andut melawan RI (2015).

b). Putusan Sela


i). Untuk catatan kaki
10
Pengadilan Negeri Arga Makmur, Putusan Sela No.
255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM., Edi Hartono melawan RI (2013), hlm. 5

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Arga Makmur. Putusan Sela No. 255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM.
Edi Hartono melawan RI (2013).

c). Putusan Pengadilan Tingkat Pertama


i). Untuk Catatan Kaki
11
Pengadilan Negeri Depok, Putusan No. 84/Pid.B/2018/PN. Dpk., RI melawan
Siti Nuraida Hasibuan (2018), hlm. 7.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 63


ii). Untuk Daftar Rujukan
Pengadilan Negeri Depok. Putusan No. 84/Pid.B/2018/PN.Dpk. RI melawan Siti
Nuraida Hasibuan (2018).

d). Putusan Banding


i). Untuk Catatan Kaki
9
Pengadilan Tinggi Mataram, Putusan Banding No. 37/PID/2014/PT.Mtr., RI
melawan M. Ali Hanafiah (2014), hlm. 8.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Tinggi Mataram. Putusan Banding No. 37/PID/2014/PT.Mtr. RI melawan
M. Ali Hanafiah (2014).

e). Putusan Kasasi


i). Untuk Catatan Kaki
8
Mahkamah Agung, Putusan Kasasi No. 287 K/Pid.Sus/2010, RI melawan Pius
Paus Angwarmase (2010), hlm. 14.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Kasasi No. 287K/Pid.Sus/2010. RI melawan Pius Paus
Angwarmase (2010).

f). Putusan Peninjauan Kembali


i). Untuk Catatan Kaki
7
Mahkamah Agung, Putusan Peninjauan Kembali No. 4PK/PID/2008, Djoni
Nawa melawan Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan dan Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan (2008), hlm. 17.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Peninjauan Kembali No. 4PK/PID/2008. Djoni Nawa
melawan Kepala Kepolisian Sulawesi Selatan dan Kepala Kejaksaan Tinggi
Sulawesi Selatan (2008).

2). Putusan Perdata


a). Putusan Sela
i). Untuk Catatan Kaki
5
Pengadilan Negeri Arga Makmur, Putusan Sela No.
255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM., Edi Hartono Bin Yazid melawan PT Riau Agrindo
Agung (2013), hlm. 23.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 64


ii). Untuk Daftar Rujukan
Pengadilan Negeri Arga Makmur. Putusan Sela No. 255/Pid.B./Pts.Sela/2013/PN.AM.
Edi Hartono Bin Yazid melawan PT Riau Agrindo Agung (2013).

b). Putusan Pengadilan Tingkat Pertama


i). Untuk Catatan Kaki
5
Pengadilan Negeri Kayuagung, Putusan No. 3/Pdt.G/2022/PN.Kag., Hardi
Muliawan melawan Adiyanto (2022), hlm. 9.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Kayuagung. Putusan No. 3/Pdt.G/2022/PN.Kag. Hardi Muliawan
melawan Adiyanto (2022).

c). Putusan Banding


i). Untuk Catatan Kaki
3
Pengadilan Tinggi Semarang, Putusan Banding No. 109/Pdt/2022/PT SMG, Ny.
Cheng Wai Ming dkk melawan Ny. Tjahjaningsih (2022), hlm. 7.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Tinggi Semarang. Putusan Banding No. 109/Pdt/2022/PT SMG. Ny. Cheng
Wai Ming dkk melawan Ny. Tjahjaningsih (2022).

d). Putusan Kasasi


i). Untuk Catatan Kaki
8
Mahkamah Agung, Putusan Kasasi No. 851 K/PDT.SUS/2009, Ahmad Jaman
melawan PT Cipta Kemas Abadi (2009), hlm. 10.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Kasasi No. 851 K/PDT.SUS/2009. Ahmad Jaman melawan
PT Cipta Kemas Abadi (2009).

e). Putusan Peninjauan Kembali


i). Untuk Catatan Kaki
7
Mahkamah Agung, Putusan Peninjauan Kembali No. 609 B/PK/PJK/2022,
Direktur Jendral Pajak melawan PT Indo Bismar (2022), hlm. 6.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Putusan Peninjauan Kembali No. 609 B/PK/PJK/2022. Direktur
Jendral Pajak melawan PT Indo Bismar (2022).

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 65


f). Penetapan
i). Untuk Catatan Kaki
4
Pengadilan Negeri Surabaya, Penetapan No.1021/Pdt.P/2022/PN Sby, Pemohon
Elisabeth Cornelia B, ST, termohon Pengadilan Negeri Surabaya (2022), hlm. 10.

ii). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Negeri Surabaya. Penetapan No.1021/Pdt.P/2022/PN Sby. Pemohon
Elisabeth Cornelia B, ST, termohon Pengadilan Negeri Surabaya (2022).

4.3.4.2. Pengadilan Agama67


1). Untuk Catatan Kaki
9
Pengadilan Agama Bogor, Putusan No. 1462/Pdt.G/2021/PA.Bogor, X melawan
Y (2021), hlm. 6.

2). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Agama Bogor. Putusan No. 1462/Pdt.G/2021/PA.Bogor. X melawan Y
(2021).

4.3.4.3. Pengadilan Tata Usaha Negara


1). Untuk Catatan Kaki
3
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Putusan No. 51/G/TF/2022/PTUN.JKT,
PT Riyanta Jaya melawan Direktur Jenderal Administrasi dan Hukum Umum dan
Menteri Hukum dan HAM RI (2022), hlm. 7.

2). Untuk Daftar Rujukan


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Putusan No. 51/G/TF/2022/PTUN.JKT. PT
Riyanta Jaya melawan Direktur Jenderal Administrasi dan Hukum Umum dan
Menteri Hukum dan HAM RI (2022).

4.3.4.4. Mahkamah Agung


1). Hak Uji Materil
a). Untuk Catatan Kaki
14
Mahkamah Agung, Putusan Hak Uji Materil No.27P/HUM/2016, Aisya Aldila,
dkk. melawan Presiden RI68 (2016), hlm. 8.

67
Perlu diperhatikan bahwa putusan dalam pengadilan agama seringkali merupakan putusan yang tidak
terbuka untuk umum, sehingga nama para pihak harus ditulis dalam inisial.
68
Yang diminta pengujian adalah Perpres Nomor 18 Tahun 2016.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 66


b). Untuk Daftar Rujukan
Mahkamah Agung. Putusan Hak Uji Materil No.27P/HUM/2016. Aisya Aldila, dkk.
melawan Presiden RI (2016).

2). Fatwa
a). Untuk Catatan Kaki
10
Mahkamah Agung, Fatwa No.30/Tuaka.Pid/IX/2015, Badan Pengawas
Pemilihan Umum (Pemohon) (2015), hlm. 7.

b). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Agung. Fatwa No.30/Tuaka.Pid/IX/2015. Badan Pengawas Pemilihan
Umum (Pemohon) (2015).

4.3.4.5. Mahkamah Konstitusi


1). Untuk Catatan Kaki
5
Mahkamah Konstitusi, Putusan No.82/PUU-XII/2015, Pengurus Besar Ikatan
Dokter Indonesia, dkk. (Pemohon)69 (2015), hlm. 3.

2). Untuk Daftar Rujukan


Mahkamah Konstitusi. Putusan No.82/PUU-XII/2015. Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia, dkk. (Pemohon) (2015).

4.3.5. Peraturan Perundang-undangan


Penulisan rujukan untuk peraturan perundang-undangan yang dijelaskan pada pedoman
ini adalah peraturan perundang-undangan di Indonesia. Untuk peraturan yang berasal dari
negara lain, penulisan rujukan mengikuti ketentuan dari negara asal peraturan tersebut.

4.3.5.1. Undang-Undang yang Tidak Mengalami Perubahan


Pada bagian teks tulisan, peraturan perundangan ditulis dengan format: [Pasal nomor
peraturan dan tahun] [nama singkat peraturan]. Contohnya:

Pasal 109 ayat (5) UU No. 18 Tahun 2013 (UUP3H) menyatakan bahwa “Pidana
pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 82 sampai dengan Pasal 103.”

Gambar 22. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


di dalam teks tulisan

69
Dalam uji materil UU Nomor 36 Tahun 2014.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 67


Pada bagian catatan kaki, peraturan perundang-undangan pertama kali ditulis
berdasarkan format: [Nama peraturan], [Nomor peraturan], [LN Tahun … No. … TLN No.
…], [Pasal …]. Untuk pengutipan ulang selanjutnya dari peraturan yang sama ditulis dengan
format: [nomor peraturan/singkatan peraturan], [Pasal …].

14
Undang-Undang Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan,
UU Nomor 18 Tahun 2013, LN Tahun 2013 No. 130 TLN No. 5432, selanjutnya disebut
UUP3H, Pasal 109 ayat (5).
15
UUP3H, Pasal 110.

Gambar 23. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


di dalam catatan kaki

Sedangkan pada bagian Daftar Rujukan peraturan perundang-undangan ditulis


berdasarkan format : [Nama peraturan]. [Nomor peraturan]. [LN Tahun … No. … TLN No.
…].

Undang-Undang Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. UU Nomor


18 Tahun 2013. LN Tahun 2013 No. 130 TLN No. 5432.

Gambar 24. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan


dalam Daftar Rujukan

4.3.5.2. Undang-Undang Terjemahan


1). Untuk Catatan Kaki
6
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijke Wetboek], diterjemahkan
oleh R. Soebekti dan R. Tjitrosudibio, Pasal 1365.

2). Untuk Daftar Rujukan


Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijke Wetboek]. Diterjemahkan oleh R.
Soebekti dan R. Tjitrosudibio.

4.3.5.3. Undang-Undang yang Mengalami Perubahan


1). Undang-Undang dengan Perubahan Model Omnibus Law
Pada bagian teks tulisan, peraturan perundangan yang telah diubah dapat dilihat dari
contoh berikut.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 68


Oleh UU Ciptaker, Pasal 88 UUPPLH diubah sehingga berbunyi: “setiap orang yang
tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya menggunakan B3, menghasilkan
dan/atau mengelola limbah B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap
lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi dari usaha
dan/atau kegiatannya.”

Gambar 25. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan di dalam teks tulisan

Untuk catatan kaki peraturan perundang-undangan yang telah diubah ditulis dengan
ketentuan berikut:
a. Kutipan pertama : [nama peraturan yang diubah], [nomor peraturan], [LN Tahun… No.
… TLN No. … peraturan yang diubah], [sebagaimana telah diubah oleh UU Nomor 11
Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, [LN Tahun… No. … TLN No. …], [selanjutnya disebut
(singkatan nama peraturan yang diubah) sebagaimana diubah oleh UUCK, [Pasal].
b. Sedangkan untuk Kutipan selanjutnya : [Singkatan UU yang diubah], [sebagaimana diubah
dengan UUCK], [Pasal…].

50
Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, UU
Nomor 32 Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 140 TLN No. 5059, sebagaimana diubah oleh
UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, LN Tahun 2020 No. 245, TLN No. 6573,
selanjutnya disebut UUPPLH sebagaimana diubah oleh UUCK, Pasal 88.
51
UUPPLH sebagaimana diubah oleh UUCK, Pasal 87.

Gambar 26. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan di dalam catatan kaki

Sedangkan pada bagian Daftar Rujukan peraturan perundang-undangan ditulis


berdasarkan format : [nama peraturan]. [nomor peraturan]. [LN Tahun … No. … TLN No.
…]. [sebagaimana diubah oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja]. [LN Tahun…
No. … TLN No. …].

Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU


Nomor 32 Tahun 2009. LN Tahun 2009 No. 140 TLN No. 5059. Sebagaimana
diubah oleh UU Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. LN Tahun 2020
No. 245 TLN No. 6573.

Gambar 27. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan yang telah diubah

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 69


2). Undang-Undang dengan Perubahan
Berikut adalah contoh penulisan peraturan yang diubah pada bagian teks dan catatan kaki.

Proses pengangkatan hakim Pengadilan Agama, sebagaimana diatur dalam Pasal 13A
UUPA, dilakukan melalui seleksi secara transparan, akuntabel, dan partisipatif yang
dilakukan oleh MA dan KY.1 Tugas hakim adalah memeriksa, mengadili, dan memutus
suatu perkara. Berkenaan dengan kewajiban hakim ini, Pasal 19 ayat (1) UUPA perubahan
tahun 2009 menyatakan bahwa hakim diberhentikan tidak dengan hormat apabila ia
melalaikan kewajiban melaksanakan tugasnya selama tiga bulan terus menerus.2 Pasal ini
mengubah Pasal 19 UUPA perubahan tahun 2006 yang tidak menentukan jangka waktu
kelalaian menjalankan kewajiban tersebut.3

_______________
1
Undang-Undang Tentang Peradilan Agama, UU Nomor 7 Tahun 1989, LN Tahun 1989 No. 49 TLN
No. 3400, sebagaimana diubah terakhir oleh UU Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun 1989, LN Tahun 2009 No. 159 TLN No. 5078, selanjutnya
disebut UUPA, Pasal 13A.
2
Undang-Undang Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7
Tahun 1989, UU Nomor 50 Tahun 2009, LN Tahun 2009 No. 159 TLN No. 5078, selanjutnya disebut UUPA
perubahan tahun 2009, Pasal 19.
3
Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7 Tahun 1989,
UU Nomor 3 Tahun 2006, LN Tahun 2006 No. 22 TLN No. 4611, selanjutnya disebut UUPA perubahan tahun
2006, Pasal 19.

Gambar 28. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan di dalam teks tulisan

Untuk daftar rujukan, dapat dilihat pada contoh berikut.


Undang-Undang Tentang Peradilan Agama. UU Nomor 7 Tahun 1989. LN Tahun 1989
No. 49 TLN No. 3400. Sebagaimana diubah terakhir oleh UU Nomor 50 Tahun
2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor
7 Tahun 1989. LN Tahun 2009 No. 159 TLN No. 5078.
Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Peradilan Agama Nomor 7
Tahun 1989. UU Nomor 3 Tahun 2006. LN Tahun 2006 No. 22 TLN No. 4611.
Undang-Undang Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Peradilan Agama
Nomor 7 Tahun 1989. UU Nomor 50 Tahun 2009. LN Tahun 2009 No. 159 TLN
No. 5078.

Gambar 29. Contoh rujukan peraturan perundang-undangan yang telah diubah

4.3.5.4. Peraturan Pemerintah


1). Untuk Catatan Kaki
6
Peraturan Pemerintah Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, PP Nomor 35
Tahun 2021, LN No. 45 Tahun 2021 TLN. No. 6647, Pasal 4.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 70


2). Untuk Daftar Rujukan
Peraturan Pemerintah Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja. PP Nomor 35
Tahun 2021. LN Tahun 2021 No. 45 TLN No. 6647.

4.3.5.5. Dokumen Internasional


1). Perjanjian Internasional – Multilateral
a). Untuk Catatan Kaki
7
International Covenant on Civil and Political Rights (diadopsi 16 Desember
1966, mulai berlaku 23 Maret 1976) 999 UNTS 171, Pasal 5.

b). Untuk Daftar Rujukan


International Covenant on Civil and Political Rights (diadopsi 16 Desember 1966,
mulai berlaku 23 Maret 1976) 999 UNTS 171.

2). Perjanjian Internasional – Bilateral


a). Untuk Catatan Kaki
8
Rehabilitation and Development Co-Operation Agreement (Australia–Nauru)
(ditandatangani 5 Mei 1994), Pasal 7.

b). Untuk Daftar Rujukan


Rehabilitation and Development Co-Operation Agreement (Australia–Nauru)
(ditandatangani 5 Mei 1994).

3). Perjanjian Internasional - Regional


a). Untuk Catatan Kaki
9
African Charter on Human and Peoples’ Rights (diadopsi 27 Juni 1981, mulai
berlaku 21 Oktober 1986) 21 ILM 58, Pasal 12.

b). Untuk Daftar Rujukan


African Charter on Human and Peoples’ Rights (diadopsi 27 Juni 1981, mulai berlaku
21 Oktober 1986) 21 ILM 58.

4). Dokumen Organisasi Internasional


a). Untuk Catatan Kaki
10
United Nations, Department of Economic and Social Affairs, “Report of the
Special Rapporteur of the Human Rights Council on the Rights of Indigeneous
Peoples,” (New York: UN Headquarters, 2021), hlm. 1.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 71


b). Untuk Daftar Rujukan
United Nations, Department of Economic and Social Affairs. “Report of the Special
Rapporteur of the Human Rights Council on the Rights of Indigeneous
Peoples.” New York: UN Headquarters, 2021.

5). Putusan Pengadilan Internasional


a). Untuk Catatan Kaki
14
Corfu Channel Case (UK v Albania) (Merits) [1949] ICJ Rep 4, para. 67.
15
International Centre for the Settlement of Investment Disputes, Marvin
Feldman v Mexico (2003) 42 ILM 625, para. 66.

b). Untuk Daftar Rujukan


Corfu Channel Case (UK v Albania) (Merits) [1949] ICJ Rep 4.
International Centre for the Settlement of Investment Disputes. Marvin Feldman v
Mexico (2003) 42 ILM 625.

6). Putusan Pengadilan Negara Nasional Lain


a). Untuk Catatan Kaki
11
Citizens United v. Federal Election Comm'n, (Citizen v Federal Election)
(Decision) [2010] 5 US Supreme Court, para. 310.

b). Untuk Daftar Rujukan


Citizens United v. Federal Election Comm'n, (Citizen v Federal Election) (Decision)
[2010] 5 US Supreme Court.

4.3.5.6. Keputusan Menteri dan Peraturan Menteri


1). Keputusan Menteri
a). Untuk Catatan Kaki
10
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Pedoman Penggunaan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan, Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017, Diktum kesatu.

b). Untuk Daftar Rujukan


Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Pedoman Penggunaan Indeks
Pembangunan Ketenagakerjaan. Kepmenaker Nomor 206 Tahun 2017.

2). Peraturan Menteri


a). Untuk Catatan Kaki
6
Peraturan Menteri Keuangan Tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi
Dana Bagi Hasil Tembakau, PMK Nomor 206/PMK.07/2020, Pasal 2.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 72


b). Untuk Daftar Rujukan
Peraturan Menteri Keuangan Tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana
Bagi Hasil Tembakau. PMK Nomor 206/PMK.07/2020.

3). Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah


a). Untuk Catatan Kaki
12
Peraturan Daerah DKI Jakarta Tentang Penanggulangan Corona Virus
Disease 2019, Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2020, LD DKI Jakarta Tahun 2020
No. 201 TLD No. 2008, Pasal 5.
13
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Tentang Perubahan Atas Peraturan
Gubernur Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Penugasan Kepada :Perusahaan Daerah Air
Minum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Pembeli Air Curah Sistem
Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I, Pergub DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2022,
Berita Daerah DKI Jakarta Tahun 2022 No. 72004, Pasal 1.

b). Untuk Daftar Rujukan


Peraturan Daerah DKI Jakarta Tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019.
Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2020. LD DKI Jakarta Tahun 2020 No.
201 TLD No. 2008.
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur
Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Penugasan Kepada :Perusahaan Daerah Air
Minum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Pembeli Air Curah
Sistem Penyediaan Air Minum Regional Jatiluhur I. Pergub DKI Jakarta
Nomor 6 Tahun 2022. Berita Daerah DKI Jakarta Tahun 2022 No. 72004.

4.3.6. Teks Agama


Dalam penulisan tentang hukum, seringkali membahas tentang hukum suatu agama,
seperti hukum Islam, sehingga memerlukan rujukan pada teks-teks agama seperti al-Qur’an,
terjemahan al-Qur’an, tafsir al-Qur’an, dan hadis. Berikut adalah penulisan catatan kaki dan
daftar rujukan untuk teks agama.
Kitab suci al-Qur’an, pada bagian teks tulisan, ditulis dengan format: [Q.S.] [nama
surat] [(nomor surat)]: [nomor ayat]. Contohnya:

Zakat yang merupakan salah satu kewajiban umat Islam hanya dapat diterima oleh
delapan golongan sebagaimana ditentukan dalam Q.S. at-Taubah (9): 60 yaitu fakir,
miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibnu sabil.

Gambar 30. Contoh rujukan al-Qur’an dalam teks tulisan

Tulisan yang mengutip atau merujuk langsung dari kitab suci al-Qur’an ditulis pada
catatan kaki dengan format: [nama kitab suci] [nomor surat]:[nomor ayat]. Pada daftar rujukan,
ditulis dengan format: [nama kitab suci]. Contohnya:

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 73


Dalam Catatan Kaki:
10
Al-Qur’an 9:60.
11
Al-Qur’an 2:43; 9:60 dan 103; 24:56; dan 21:73.

Dalam Daftar Rujukan:


Q…
Al-Qur’anul Karim.

Gambar 31. Contoh catatan kaki dan daftar rujukan al-Qur’an

Tulisan yang mengutip atau merujuk pada terjemahan kitab suci al Qur’an ditulis pada
catatan kaki dengan format: [nama kitab suci] [nomor surat]:[nomor ayat] dalam [judul],
[diterjemahkan oleh nama atau lembaga penerjemah], [(nama kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbitan)]. Pada daftar rujukan, ditulis dengan format: [judul]. [nama atau lembaga
penerjemah]. [nama kota penerbit]: [nama penerbit], [tahun terbitan]. Contohnya:

Dalam Catatan Kaki:


10
Al-Qur’an 2:275-279 dalam Al-Qur’anul Karim Terjemah Per-
Kata, (Bandung: Syaamil International, 2007).
11
Al-Qur’an 30:39, dalam ibid.

Dalam Daftar Rujukan:


Q…
Al-Qur’anul Karim Terjemah Per-Kata. Bandung: Syaamil International,
2007.
Gambar 32. Contoh catatan kaki dan daftar rujukan terjemahan al-Qur’an

Tulisan yang mengutip atau merujuk pada tafsir kitab suci al Qur’an ditulis pada catatan
kaki dengan format: [nama], [judul], [(nama kota penerbit: nama penerbit, tahun terbitan)],
[halaman]. Pada daftar rujukan, ditulis dengan format: [nama]. [judul]. [nama kota penerbit]:
[nama penerbit], [tahun terbitan]. Contohnya:

Dalam Catatan Kaki:


10
M. Quraish Shihab, Tafsîr Al-Mishbâh: Pesan, Kesan, dan
Keserasian Al-Quran, vol. 3, (Tangerang: Lentera Hati, 2021), hlm. 734-
739.

Dalam Daftar Rujukan:


Shihab, M. Quraish. Tafsîr Al-Mishbâh: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Quran. Vol. 3. Tangerang: Lentera Hati, 2021.
Gambar 33. Contoh catatan kaki dan daftar rujukan tafsir al-Qur’an

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 74


Tulisan yang mengutip atau merujuk langsung pada kitab hadis ditulis pada catatan kaki
dengan format: [nama], [nama kitab], [nomor hadis]. Pada daftar rujukan, ditulis dengan
format: [nama]. [judul]. [nama kota penerbit]: [nama penerbit], [tahun terbitan]. Contohnya:

Dalam Catatan Kaki:


10
Ahmad ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani, Kitab Al-Nikah, no. 5104.

Dalam Daftar Rujukan:


Ibn Ali ibn Hajar Al-Asqalani, Ahmad. Fatḥ al-Bãri bi Syarh Sahih al-
Bukhari. Kairo: Dar al-Hadis, 2004.

Gambar 34. Contoh catatan kaki dan daftar rujukan kitab hadis

Dalam daftar rujukan, kitab suci ditulis dalam kategori khusus yaitu kitab suci.
Sedangkan, terjemahan kitab suci, tafsir kitab suci, dan kitab hadis ditulis dalam kategori buku.

4.3.7. Lain-Lain dari Internet


4.3.7.1. Bahan Berita
Dokumen daring dikutip dengan mencantumkan judul atau nama dokumen, halaman
dokumen tersebut berada, tanggal unggah dokumen dan tautan.
1). Untuk Catatan Kaki
6
Humas FHUI, “Mahasiswa FHUI Raih Juara 1 Piala Mohammad Natsir 2022,”
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 27 Maret 2022, tersedia pada
https://law.ui.ac.id/v3/mahasiswa-fhui-raih-juara-1-piala-mohammad-natsir-2022/ ,
diakses pada tanggal 31 Maret 2022.
7
Alinda Hardiantoro, “Harga Pertamax Diperkirakan Naik, Ini Perbandingan
Harga BBM di Indonesia dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia,” Kompas.com, 31
Maret 2022, tersedia pada
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/31/195200665/harga-pertamax-
diperkirakan-naik-ini-perbandingan-harga-bbm-di-indonesia , diakses pada tanggal 31
Maret 2022.

2). Untuk Daftar Rujukan


Hardiantoro, Alinda. “Harga Pertamax Diperkirakan Naik, Ini Perbandingan Harga
BBM di Indonesia dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia.” Kompas.com.
31 Maret 2022. Tersedia pada
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/31/195200665/harga-pertamax-
diperkirakan-naik-ini-perbandingan-harga-bbm-di-indonesia. Diakses pada
tanggal 31 Maret 2022.
Humas FHUI. “Mahasiswa FHUI Raih Juara 1 Piala Mohammad Natsir 2022.” Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, 27 Maret 2022. Tersedia pada
https://law.ui.ac.id/v3/mahasiswa-fhui-raih-juara-1-piala-mohammad-natsir-
2022/ . Diakses pada tanggal 31 Maret 2022.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 75


4.3.7.2. You Tube (video) dan Spotify (audio)
1). Untuk Catatan Kaki
7
Jimly Asshiddiqie, “Kuliah Umum Asas-Asas HTN- Prof. Dr. Jimly
Asshiddiqie, S.H.,” PSHTN, dipublikasikan tanggal 15 Juni 2021, video: 00.00.12-50,
tersedia pada https://www.youtube.com/watch?v=5-WbH1EZyK0, diakses pada
tanggal 31 Maret 2022.
8
D.D.A. Andaru, “Konflik Antar Negara, Juga Ada Aturannya Lohh,” Podcast
IMMH UI, dipublikasikan Juli 2021, audio 00.08.50-09.50, tersedia pada
https://open.spotify.com/episode/6FFfJ5zgQ5KuiW3nlwS0gT?si=b14666363a2346c6
, diakses pada tanggal 31 Maret 2022.

2). Untuk Daftar Rujukan


Andaru, D.D.A. “Konflik Antar Negara, Juga Ada Aturannya Lohh.” Podcast IMMH
UI. Dipublikasikan Juli 2021. Durasi audio 01.14.58. Tersedia pada
https://open.spotify.com/episode/6FFfJ5zgQ5KuiW3nlwS0gT?si=b14666363
a2346c6. Diakses pada tanggal 31 Maret 2022.
Asshidiqie, Jimly. “Kuliah Umum Asas-Asas HTN- Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.”
PSHTN. Dipublikasikan tanggal 15 Juni 2021. Durasi video: 01.38.15.
Tersedia pada https://www.youtube.com/watch?v=5-WbH1EZyK0. Diakses
pada tanggal 31 Maret 2022.

4.3.7.3. E-Mail
1). Untuk Catatan Kaki
8
Michele Kirschenbaum, pesan elektronik kepada penulis, 18 Januari 2019.

2). Untuk Daftar Rujukan


Kirschenbaum, Michele. Pesan elektronik kepada penulis. 18 Januari 2019.

4.3.7.4. Facebook
1). Untuk Catatan Kaki
9
International Criminal Court-ICC, “Unite to #EndMassCrimes,” Facebook 27
April 2022,
https://www.facebook.com/photo/?fbid=361470412684827&set=a.149440740554463
, diakses pada 25 September 2022.

2). Untuk Daftar Rujukan


International Criminal Court-ICC. “Unite to #EndMassCrimes.” Facebook 27 April
2022.https://www.facebook.com/photo/?fbid=361470412684827&set=a.149
440740554463. Diakses pada 25 September 2022.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 76


BAB 5
SISTEMATIKA TUGAS AKHIR

5.1. Skripsi
Sistematika tulisan pada Skripsi untuk Sarjana Ilmu Hukum pada intinya harus terdiri dari
pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Skripsi ditulis sekurang-kurangnya 4 (empat) bab dan
minimal 18.000 kata tidak termasuk catatan kaki dan daftar rujukan.
Pada bagian Pendahuluan, sekurang-kurangnya terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional atau kerangka konsep, metode
penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bagian Pembahasan memuat hasil penelitian, dan
analisis data penelitian untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Bagian Penutup berisi
simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah penelitian dan saran. Susunan sistematika
penulisan proposal dan Skripsi ini dapat dilakukan dengan ketentuan berikut:

5.1.1. Sistematika Proposal Skripsi


1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.5. Metode Penelitian
1.6. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika ada)

5.1.2. Sistematika Skripsi


5.1.2.1. Alternatif Pertama:
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 77


1.4. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.5. Metode Penelitian
1.6. Sistematika Penulisan
Bab 2 Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab 3 Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab 4 Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.1.2.2. Alternatif Kedua:


Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.5. Metode Penelitian
1.6. Sistematika Penulisan
Bab 2 membahas rumusan masalah penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 3 membahas rumusan masalah penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 4 membahas rumusan masalah penelitian ketiga (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Daftar Rujukan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 78


Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.2. Tesis Magister Ilmu Hukum


Sistematika tulisan pada tesis untuk Magister Ilmu Hukum (MIH) pada intinya harus
terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Tesis ditulis sekurang-kurangnya empat
bab dan minimal 24.000 kata tidak termasuk catatan kaki dan daftar rujukan.
Pada bagian Pendahuluan, sekurang-kurangnya terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan atau kerangka teori, definisi operasional atau
kerangka konsep, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Pada bagian Pembahasan, isi
tesis menguraikan teori, hasil penelitian, dan analisis data penelitian untuk menjawab rumusan
masalah penelitian. Pembahasan dapat disusun dengan menjelaskan teori pada bab tersendiri
dan analisis pada bab tersendiri. Namun, Pembahasan dapat pula disusun dengan menguraikan
jawaban atas rumusan masalah penelitian pada masing-masing bab. Bagian Penutup berisi
simpulan sebagai jawaban rumusan masalah penelitian dan saran.
Susunan sistematika penulisan proposal dan tesis MIH ini dapat dilakukan sebagai
berikut:
5.2.1. Sistematika Proposal Tesis MIH
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori
1.6. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika ada)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 79


5.2.2. Sistematika Tesis MIH
5.2.2.1. Alternatif Pertama:
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori
1.6. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab 3 Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Bab 4 Pembahasan (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.2.2.2. Alternatif Kedua:


Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori
1.6. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 80


Bab 2 membahas rumusan masalah penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 3 membahas rumusan masalah penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 4 membahas rumusan masalah penelitian ketiga (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.3. Tesis Magister Kenotariatan


Sistematika tulisan pada tesis untuk Magister Kenotariatan (MKn) terdiri dari bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Tesis ditulis dengan sekurang-kurangnya empat bab dan minimal
18.000 kata tidak termasuk catatan kaki dan daftar rujukan. Pada bagian awal atau bab
pendahuluan sekurang-kurangnya terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bagian isi, yang merupakan bagian pembahasan, dibuat dalam dua bab. Terdapat dua
alternatif yang dapat dipilih penulis sesuai dengan dasar/topik yang digunakan untuk menulis
tesis.
Alternatif pertama diperuntukkan bagi tesis yang menggunakan putusan atau simulasi
kasus sebagai dasar penelitiannya. Bab II memuat dua bagian yaitu uraian yang memuat
landasan peraturan perundang-undangan atau teori, dan uraian tentang kasus dalam putusan
atau simulasi kasus. Baik itu kasus posisi atau putusan atau pertimbangan hakim atau uraian
simulasi harus disajikan secara deskriptif berdasarkan pemahaman penulis – bukan copy paste
dari putusan. Bab III memuat analisis dari masalah yang diangkat. Analisis harus menggunakan
peraturan atau teori yang dikemukakan pada Bab II sebagai pisau analisisnya.
Alternatif kedua diperuntukkan bagi tesis yang tidak menggunakan putusan atau
simulasi kasus sebagai dasar penelitiannya. Bab II membahas rumusan masalah penelitian
pertama. Bab III membahas rumusan masalah penelitian kedua. Demikian seterusnya bila ada
rumusan masalah penelitian ketiga.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 81


Bagian Penutup memuat simpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah penelitian.
Pada bagian ini juga dapat disampaikan saran bila ada.
Adapun sistematika penulisan proposal dan tesis MKn adalah sebagai berikut:
5.3.1. Sistematika Proposal Tesis MKn
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori (harus dicantumkan untuk tesis yang tidak
menggunakan putusan atau simulasi kasus) atau kerangka konsep
1.6. Definisi Operasional
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika ada)

5.3.2. Sistematika Tesis MKn


5.3.2.1. Alternatif Pertama
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
2.1 Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
3.1 Rumusan Masalah
4.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian
5.1 Landasan atau Kerangka Teori (harus dicantumkan untuk tesis yang tidak
menggunakan putusan atau simulasi kasus) atau kerangka konsep
6.1 Metode Penelitian
7.1 Sistematika Penulisan
Bab 2 menguraikan teori dan/atau peraturan, dan kasus posisi atau putusan atau
simulasi
Bab 3 menguraikan analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian
Bab 4 Penutup

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 82


5.1. Simpulan
5.2. Saran (jika ada)
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.3.2.2. Alternatif Kedua:


Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori
1.6. Definisi Operasional/Kerangka Konsep
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Bab 2 membahas rumusan masalah penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 3 membahas rumusan masalah penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran (jika ada)
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.4. Disertasi
Sistematika tulisan pada disertasi untuk Doktor Ilmu Hukum pada intinya harus terdiri dari
pendahuluan, kebaruan penelitian, tinjauan pustaka atau landasan/kerangka teori, pembahasan,
dan penutup.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 83


5.4.1. Sistematika Proposal Disertasi
5.3.2.3. Alternatif Pertama
1.1 Latar Belakang
1.2 Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka (kebaruan)
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5 Landasan atau Kerangka Teori
1.6 Kerangka Konsep
1.7 Metode Penelitian
1.8 Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika diperlukan)

5.3.2.4. Alternatif Kedua


1.1. Latar Belakang (memasukkan penelitian terdahulu/tinjauan Pustaka/kebaruan)
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4. Landasan atau Kerangka Teori
1.5. Kerangka Konsep
1.6. Metode Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan
Lini Waktu Penelitian
Daftar Rujukan
Daftar Rencana Wawancara (jika diperlukan)
Daftar Singkatan (jika diperlukan)
Daftar Tabel/Gambar/Bagan (jika diperlukan)

5.4.2. Sistematika Disertasi


Disertasi ditulis sekurang-kurangnya 5 (lima) bab dan minimal 80.000 kata tidak
termasuk catatan kaki dan daftar rujukan. Susunan sistematika penulisan disertasi ini dapat
dilakukan dengan 3 (tiga) alternatif berikut ini:

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 84


5.4.2.1. Alternatif Pertama:
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori
1.6. Kerangka Konsep
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Bab 2 membahas rumusan masalah penelitian pertama (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 3 membahas rumusan masalah penelitian kedua (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Bab 4 membahas rumusan masalah penelitian ketiga (Judul disesuaikan dengan isi
pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.4.2.2. Alternatif Kedua:


Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang (memasukkan uraian tentang penelitian terdahulu)
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4. Landasan atau Kerangka Teori
1.5. Kerangka Konsep
1.6. Metode Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka (Judul disesuaikan dengan isi pembahasan)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 85


Bab 3 Analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Judul disesuaikan
dengan isi pembahasan)
Bab 4 Analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Judul disesuaikan
dengan isi pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Daftar Rujukan
Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

5.4.2.3. Alternatif Ketiga:


Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Penelitian Terdahulu/Tinjauan Pustaka
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5. Landasan atau Kerangka Teori
1.6. Kerangka Konsep
1.7. Metode Penelitian
1.8. Sistematika Penulisan
Bab 2 Analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Judul disesuaikan
dengan isi pembahasan)
Bab 3 Analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Judul disesuaikan
dengan isi pembahasan)
Bab 4 Analisis untuk menjawab rumusan masalah penelitian (Judul disesuaikan
dengan isi pembahasan)
Dst
Bab … Penutup
5.1. Simpulan
5.2. Saran
Daftar Rujukan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 86


Transkrip Wawancara (jika diperlukan)
Lampiran (jika diperlukan)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 87


BAB 6
FORMAT PENULISAN ARTIKEL

6.1. Pemilihan topik


Setelah melihat focus & scope dari jurnal, pemilihan topik artikel yang diajukan kepada
jurnal dapat terkait dengan:
1) Perbandingan beberapa negara;
2) Analisis kasus;
3) Permasalahan hukum dalam praktik;
4) Kajian teoritis;
5) Isu yang sedang menjadi perhatian nasional dan internasional.

Topik tentang Indonesia sangat menarik untuk diangkat, tetapi dalam penulisan perlu
dijelaskan relevansi atau kaitannya dengan teori atau perbandingan, khususnya dikaitkan
dengan pembahasan dalam literatur secara global. Dalam menulis artikel perlu dihindari
penulisan yang hanya bersifat deskriptif. Artikel yang hanya bersifat deskriptif, yaitu hanya
menjelaskan isi peraturan tanpa analisis mendalam, seringkali tidak menarik di mata editor dan
mitra bestari sehingga sangat mungkin untuk ditolak. Contoh di bawah ini menunjukan
komentar negatif dari mitra bestari atas tulisan yang bersifat deskriptif, sehingga editor
memutuskan untuk menolak artikel.

“Having carefully considered your submission, we have decided not


to publish it. We receive many submissions and are not able to offer
publication to all of them.
[...]
Secondly - although developments in data protection law in
Indonesia is an area of interest to some readers, the legal analysis
lacks focus and is largely descriptive. This is unfortunate as the
authors have clearly reviewed the draft legislation in some detail.

Thirdly – and most critically - there is little original legal analysis in


this paper. Overall, it is a comparison with related provisions of the
GDPR which adds little other than highlighting that the GDPR has
had some influence on the drafting of this proposed data protection
law.”

Gambar 35. Contoh jawaban reviewer

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 88


Dalam rangka memperkuat naskah artikel, penulis harus memperhatikan lima aspek
dari suatu artikel. Pertama, adanya pernyataan (claim). Kedua, memiliki sifat kebaruan
(novelty). Ketiga, bukan merupakan hal yang selayaknya telah diketahui secara umum atau
telah jelas jawabannya (non-obvious). Keempat, memiliki kegunaan (useful). Kelima, dilihat
oleh pembaca sebagai artikel yang memenuhi sifat kedua s.d. kelima, menurut Volokh.70

6.2. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian kunci yang menjadi pertimbangan awal bagi editor (desk
review). Di dalam praktik penilaian artikel, editor maupun mitra bestari akan terlebih dahulu
membaca bagian abstrak dan pendahuluan (introduction).
Pendahuluan memuat latar belakang, thesis statement, pertanyaan penelitian yang
hendak dijawab, dan kerangka karangan (outline). Latar belakang berisi alasan atau penjelasan
mengapa tulisan dibuat, dan mengapa pertanyaan penelitian tertentu yang akan dibahas. Latar
belakang akan mengantar pada pertanyaan yang hendak dijawab (research question). Semakin
jauh dimulainya latar belakang dari pertanyaan penelitian, semakin panjang latar belakang
yang harus ditulis. Akibatnya pendahuluan pun akan semakin panjang. Artikel yang baik akan
dimulai dari hal yang dekat dengan rumusan masalah yang hendak dibahas.
Untuk latar belakang, perhatikan contoh latar belakang untuk judul tulisan “Litigasi
Perubahan Iklim di Indonesia.” Judul di atas memiliki setidaknya dua kemungkinan penulisan
latar belakang. Pertama, latar belakang dimulai dengan pembahasan mengenai apa itu
perubahan iklim. Kemudian disusul dengan pembahasan mengenai hukum perubahan iklim,
selanjutnya litigasi perubahan iklim, dan dilanjutkan dengan litigasi perubahan iklim di
Indonesia. Kedua, latar belakang langsung dimulai dengan pembahasan mengenai litigasi
perubahan iklim dan selanjutnya litigasi perubahan iklim di Indonesia. Kemungkinan yang
kedua akan menghasilkan latar belakang yang jauh lebih ringkas dan padat dibandingkan
dengan kemungkinan pertama. Mengingat artikel jurnal memiliki keterbatasan jumlah kata dan
halaman, kemungkinan kedua lebih baik untuk digunakan sebagai latar belakang sebuah
artikel.
Bagian pendahuluan juga harus memuat thesis statement, yaitu suatu ide utama, klaim,
alasan, atau topik inti dalam suatu artikel.71 Dalam sebuah artikel, thesis statement dapat pula

70
Volokh, Academic Legal Writing, hlm. 9-38. Lihat juga: Andri Gunawan Wibisana, “Menulis di Jurnal
Hukum: Gagasan, Struktur, dan Gaya,” Jurnal Hukum & Pembangunan 49, No. 2 (2019), hlm. 474-479.
71
Eugene Volokh, “Writing a Student Article,” Journal of Legal Education 48, No. 2 (1998), hlm. 254.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 89


berupa sebuah simpulan sementara yang hendak dibuktikan. Hal lain yang perlu ada dalam
bagian Pendahuluan adalah pertanyaan penelitian. Dengan pertanyaan penelitian ini, penulis
menjelaskan apa yang akan diungkap dan dibahas di dalam artikel ilmiah hukum. Walaupun
pertanyaan penelitian pada umumnya berbentuk kalimat tanya, tetapi dapat juga diungkapkan
dalam bentuk pernyataan. Pertanyaan penelitian di dalam artikel sebaiknya merupakan
pertanyaan yang tidak hanya membutuhkan jawaban deskriptif tetapi juga bersifat analitis,
kritis, argumentatif, atau evaluatif.
Di dalam beberapa artikel, pertanyaan penelitian ditulis terpisah dari bagian kerangka
karangan. Namun ada pula artikel yang menuliskan pertanyaan penelitian di dalam bagian
kerangka karangan.
Pada akhir pendahuluan, penulis harus menuliskan roadmap paragraph, yaitu sebuah
alinea yang menguraikan kerangka karangan dan menarasikan struktur keseluruhan artikel.
Bagian ini serupa dengan sistematika penulisan di dalam tugas akhir, tetapi disusun dalam
format alinea, bukan dalam bentuk daftar alfabet atau numerik.
Di dalam penulisan artikel terdapat beberapa model pendahuluan yang menjelaskan
relevansi tulisan dengan literatur/penelitian sebelumnya secara ringkas. Namun yang tetap
perlu diperhatikan sebagai acuan adalah panjang pendahuluan disarankan maksimal 10%
panjang keseluruhan tulisan.

6.3. Format Bagian-bagian Artikel


Jurnal hukum di Indonesia lazimnya memiliki pola sebagai berikut: Pendahuluan –
Metodologi – Data – Diskusi – Simpulan. Pola tersebut mengadaptasi dari struktur Introduction
– Method – Result and Discussion (IMRaD), yang dikenal dalam tulisan non-hukum seperti
ilmu sosial atau sains eksakta. Sementara jurnal hukum di luar negeri seringkali mengadopsi
struktur yang bersifat non-IMRaD. Adapun beberapa alternatif struktur penulisan non-IMRaD
antara lain adalah:72

72
Disarikan dari Wibisana, “Menulis di Jurnal Hukum…,” hlm. 471-496.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 90


Outline Standar Substantive law article Drama Tiga Babak
(Lebovits) (Lebovits) (Motro)

I. Pendahuluan I. Pendahuluan I. Introduction


II. Latar II. Perkembangan hukum II. The Status Quo and Its
belakang/overview tertentu Rationale (“The
III. Diskusi tentang UU III. Diskusi tentang hukum Villain’s Day in the
atau putusan berdasarkan bahan Sun”)
pengadilan hukum primer dan III. Argument (“Battle of the
IV. Analisis sekunder Titans”)
V. Diskusi tentang IV. Diskusi tentang IV. Proposal (“Hero
kebijakan konsekuensi praktis Dreams Big”)
VI. Simpulan dari hukum yang V. Conclusion
dipersoalkan
V. Simpulan

Tabel 3. Contoh alternatif penulisan non-IMRad

Judul dari kerangka tersebut (kecuali Introduction dan Conclusion) lazimnya


disesuaikan dengan pokok bahasan dalam bagian tersebut. Lalu pembahasan berjalan mengalir
sampai dengan bagian Simpulan/Conclusion. Bagian Simpulan ini harus menjawab pertanyaan
yang diajukan dalam bagian Pendahuluan.
Penulis perlu memperhatikan pola struktur penulisan ini. Artikel dengan pola non-
IMRaD seringkali mendapat masalah atau permintaan perubahan jika diajukan ke jurnal hukum
Indonesia. Sebaliknya, artikel dengan pola IMRaD akan mendapat masalah jika dikirim ke
jurnal hukum di luar negeri.
Sebagian besar, jika bukan semua, jurnal hukum di luar negeri tidak mensyaratkan ada
bagian khusus yang membahas mengenai metode penelitian. Dalam hal ini, artikel biasanya
diminta mengungkapkan kerangka teori atau perspektif yang akan digunakan dalam analisis.
Uraian mengenai jenis bahan hukum sama sekali tidak disarankan untuk dicantumkan.
Selain itu, perlu pula diperhatikan bahwa apabila target jurnal yang dituju adalah jurnal
hukum di luar negeri, beberapa istilah yang biasa digunakan dalam penulisan artikel di jurnal
hukum Indonesia sebaiknya tidak digunakan karena akan membingungkan pembaca. Istilah-
istilah tersebut, antara lain: Pertama, istilah “normative legal research” yang digunakan ketika
penulis ingin mengatakan bahwa artikelnya didasarkan pada kajian dokumen atau kepustakaan.
Dalam hal ini, istilah yang lebih baik digunakan adalah documentary study atau literature

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 91


study. Kedua, istilah “Statute approach.” Istilah statute approach lebih baik tidak digunakan
sama sekali, karena pendekatan semacam ini tidaklah dikenal di negara lain.

6.4. Pertimbangan dalam Pemilihan Jurnal Hukum di Luar Negeri


Secara umum jurnal hukum yang diterbitkan di negara lain dapat digolongkan ke dalam
empat tipe jurnal. Keempat tipe tersebut adalah: jurnal yang bersifat umum (general atau
university flagship journals), jurnal yang bersifat khusus (subject specific journals), jurnal
perbandingan hukum (comparative law journals), dan jurnal yang membahas hukum dalam
kawasan tertentu (regional law journals).
Jurnal yang bersifat umum (general atau university flagship journals) misalnya
Harvard Law Review. Ciri-ciri dari jurnal tersebut biasanya menampung terbitan dengan
tulisan dari berbagai topik dan bidang hukum, biasanya terkait dengan fokus pembahasan
hukum di Amerika Serikat (AS) saja (untuk jurnal yang bersifat umum terbitan AS), atau jika
tidak terlalu terkait dengan hukum di AS, bersifat pembahasan filosofis dan teoretis. Jurnal
yang bersifat umum cenderung sangat bergengsi dan memiliki proses seleksi yang sangat ketat.
Jurnal yang bersifat khusus (subject specific journals) membahas ruang lingkup bidang
ilmu hukum tertentu yang spesifik. Sebagai contoh, Harvard Environmental Law Review, Law
and Society Review, American Journal of International Law, Journal of Criminal Law and
Criminology, Law and Policy, Islamic Law and Society, Journal of Law and Economics,
Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law, Parliamentary Affairs, dan lain-lain. Jurnal
yang khusus ini memuat artikel dengan kajian hukum yang lebih spesifik, sehingga lebih sesuai
dengan kekhususan ilmu/topik dari tulisan yang diajukan penulis.
Jurnal yang bersifat perbandingan hukum (comparative law journals) misalnya
American Journal of Comparative Law. Jurnal ini mengakomodasi atau memfasilitasi tulisan
tentang perkembangan hukum di suatu negara tertentu dibandingkan dengan perkembangan
hukum di negara lain atau dalam tingkat internasional.
Jurnal yang bersifat regional (regional law journals) misalnya Asia Pacific Law
Review. Jurnal ini memfasilitasi topik-topik yang terjadi di kawasan tersebut, dan lebih
akomodatif terhadap topik-topik yang membahas isu hukum di suatu negara di kawasan
tersebut.
Seringkali kita dapat menemukan pula satu jurnal yang bersifat regional, komparatif,
dan sekaligus subject-specific. Misalnya Review of European, Comparative, and International
Environmental Law; Asian Journal of Law and Society; Asia Pacific Journal of Environmental
Law, dan lain-lain.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 92


Terdapat juga perbedaan tradisi antara jurnal yang diterbitkan di AS maupun di non-
AS. Di AS jurnal yang diterbitkan cenderung memiliki standar penerbitan artikel yang sangat
panjang (lebih dari 15.000 kata), sementara jurnal yang diterbitkan di non-AS seperti di Eropa
memiliki karakteristik lebih singkat (maksimal 10.000-14.000 kata). Jurnal hukum terbitan AS
hampir semuanya menggunakan model sitasi Blue Book. Sementara jurnal hukum non-AS
menggunakan model sitasi yang bervariasi tergantung model yang dipilih oleh masing-masing
jurnal. Misalnya Journal of Environmental Law yang diterbitkan oleh Oxford University
menggunakan model sitasi Oscola, sedangkan Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law,
yang diterbitkan oleh Taylor and Francis menggunakan model sitasi The Chicago Manual of
Style 16th edition.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah frekuensi terbitan jurnal beserta jumlah
artikel yang diterbitkan setiap terbitan. Frekuensi terbitan akan berpengaruh pada peluang
diterimanya naskah menuju penerbitan, tetapi juga harus diperhatikan bahwa jika setiap
terbitan terdapat ratusan artikel, maka hampir dapat dipastikan bahwa jurnal tersebut adalah
jurnal predator atau jurnal berpotensi discontinued.
Untuk mempermudah pemilihan target jurnal yang akan dituju, penulis dapat
memperhatikan diagram alur di bawah ini:

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 93


(US) flagship law
Apakah artikel tentang Ya
reviews/journals; e.g. Harvard
konsep hukum AS?
Law Review
Tidak

Apakah artikel berisi Ya (US) flagship law


pembahasan reviews/journals; e.g. Harvard
teoretis/filosofis? Law Review
Tidak

Membahas bidang hukum subject-specific law reviews; e.g.


Ya
tertentu Harvard Environmental Law
Review
Tidak

Membandingkan Indonesia Ya Comparative law reviews; e.g. Asian


dan negara lain? journal of comparative law

Tidak

Hanya membahas Ya law reviews fokus pada hukum di


Indonesia? kawasan tertentu (biasanya juga
subject-specific law reviews); e.g.
Asia-Pacific Journal on Human

Gambar 36. Alur Pemilihan Jurnal


Sumber: Olahan Tim Penyusun

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 94


DAFTAR RUJUKAN

A. Peraturan
Peraturan Menteri Kebudayaan, Pendidikan dan Riset Tentang Intergritas Akademik dalam
Menghasilkan Karya Ilmiah, Nomor 39 Tahun 2021. BN Tahun 2021 Nomor 1363.
Keputusan Rektor Universitas Indonesia Tentang Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir
Mahasiswa Universitas Indonesia, Nomor 2143/SK/R/UI/2017.

B. Buku
Banakar, Reza dan Max Travers. Theory and Research in Socio-Legal Research. Portland: Hart
Publishing, 2005.
Von Benda-Beckman, Franz dan Keebet von Benda-Beckman. Mobile People, Mobile Law:
Expanding Legal Relations in A Contracting World, ed. 2, (New York: Routledge,
2016).
Creswell, John W. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications, 2003.
Van Hoecke, Mark. Methodologies of Legal Research: Which Kind of Method for What Kind
of Discipline? (Oxford: Hart Publishing, 2011.
Hutchinson, Terry. Researching and Writing in Law. Ed. 4. Pyrmont, NSW: Thomson Reuters,
2018.
Jungslager, Francisca dan Wilma Maljaars. Kritisch Denken & Schrijven: Van
Onderzoeksvraag naar Wetenschappelijke Tekst. Bussum: Uitgeverij Coutinho, 2018.
Mauch, James E. Dan Jack W. Birch. Guide to the Successful Thesis and Dissertation: A
Handbook for Students and Faculty. Ed. 3. New York: Marcel Dekker, 1993.
Murray, Rowena. How to Write a Thesis. Ed. 2. Berkshire: Open University Press, 2006.
Rudestam, Kjell Erik dan Rae R. Newton. Surviving Your Dissertation: A Comprehensive
Guide to Content and Process. Los Angeles: Sage Publication, 2015.
Smits, Jan. The Mind and Method of Legal Academic. Cheltenham: Edward Elgar, 2013.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: UI Press, 1986.
Sternberg, David. How to Complete and Survive a Doctoral Dissertation. New York: St.
Martin’s Press, 1981.
Volokh, Eugene. Academic Legal Writing: Law Review Articles, Student Notes, Seminar
Papers, and Getting on Law Review. Ed. 3. New York: Foundation Press, 2007.

C. Jurnal / Artikel
Cooper, Harris M. “Organizing Knowledge Syntheses: A Taxonomy of Literature Reviews.”
Knowledge in Society 1. (1988). Hlm. 104-126.
Randolph, Justus. “A Guide to Writing the Dissertation Literature Review.” Practical
Assessment, Research, and Evaluation 14. No. 13 (2009). Hlm. 1-13.
Taekema, Sanne. “Theoretical and Normative Frameworks For Legal Research : Putting
Theory into Practice.” Law and Method Journal. (2018), DOI:
10.5553/REM/.000031. Hlm. 1-17.
Volokh, Eugene. “Writing a Student Article.” Journal of Legal Education 48. No. 2 (1998).
Hlm. 247-272.
Wibisana, Andri Gunawan. “Menulis di Jurnal Hukum: Gagasan, Struktur, dan Gaya.” Jurnal
Hukum & Pembangunan 49. No. 2 (2019). Hlm. 471-496.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 95


D. Lain-lain
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersedia pada: https://kbbi.web.id/parafrasa. Diakses pada 25
September 2022.“UNSW. "Paraphrasing, Summarising and Q”oting." Tersedia pada
https://www.student.unsw.edu.au/paraphrasing-summarising-and-quoting. Diakses
pada 25 September 2022.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 96


Catatan

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 97


Lampiran 1. Halaman Sampul

UNIVERSITAS INDONESIA
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

JUDUL
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

NAMA (huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)


NPM (ukuran 12, Times New Roman)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM …………………………..
JAKARTA
TAHUN
(huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 98


Lampiran 2. Halaman Judul

UNIVERSITAS INDONESIA
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

JUDUL
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

SKRIPSI/TESIS/DISERTASI
(huruf kapital, ukuran 14, Times New Roman)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana/magister/doktor


(Sentence case, ukuran 12, Times New Roman)

NAMA (huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)


NPM (ukuran 12, Times New Roman)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM …………………………..
PEMINATAN …………(jika ada)………………………….
JAKARTA
BULAN, TAHUN
(huruf kapital, ukuran 12, Times New Roman)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 99


Lampiran 3. Halaman Pernyataan Orisinalitas

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : ……………………………………….

NPM : ……………………………………….

Tanda Tangan : ……………………………………….

Tanggal (tanggal yudisium) : ……………………………………….

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 100


Lampiran 4. Halaman Pengesahan Skripsi

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul Skripsi : ...……………………………………………………………….
………………………………………………………………....
………………………………………………………………....

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Ditetapkan di : ……………..
Tanggal (tanggal yudisium) : ……………..

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 101


Lampiran 5. Halaman Pengesahan Tesis

HALAMAN PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh :


Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul Tesis : ………………………………………………………………....
………………………………………………………………....
………………………………………………………………....

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magsiter ………. pada Program Studi
……….., Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Pembimbing : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Penguji : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Ditetapkan di : ……………..
Tanggal (tanggal yudisium) : ……………..

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 102


Lampiran 6. Halaman Pengesahan Disertasi

HALAMAN PENGESAHAN

Disertasi ini diajukan oleh :


Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul Disertasi : ………………………………………………………………....
………………………………………………………………....
………………………………………………………………....

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Hukum,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Promotor : ………………………………………. (……tanda tangan………)

Kopromotor : ………………………………………. (……tanda tangan………)

: ………………………………………. (……tanda tangan………)

Tim Penguji : ………………………………………. (Ketua) (…tanda tangan…)

: ………………………………………. (Anggota) (…tanda tangan…)

: ………………………………………. (Anggota) (…tanda tangan…)

: ………………………………………. (Anggota) (…tanda tangan…)

Ditetapkan di : ……………..
Tanggal (tanggal yudisium) : ……………..

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 103


Lampiran 7. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

…………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………….…
…………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………….…

Tempat, tanggal
Penulis

(……………………………)

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 104


Lampiran 8. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan
Akademis

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
___________________________________________________________________________

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……………………………………….
NPM : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Fakultas : ……………………………………….
Jenis karya : Skripsi/Tesis/Disertasi/Karya ilmiah lainnya*……………..

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas


Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul: “……………………………………………………………………
……………………………………………………………………….” beserta perangkat yang
ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia
berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : …………………
Pada tanggal: ………………
Yang menyatakan

(………………………………….)

*Karya ilmiah: karya akhir, makalah non-seminar, laporan kerja praktek, laporan magang,
karya profesi dan karya spesialis

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 105


Lampiran 9. Abstrak

ABSTRAK

Nama : ……………………………………….
Program Studi : ……………………………………….
Judul : ………………………………………………………………………...
………………………………………………………………...............
………………………………………………………………...............

Tulisan ini menganalisis bagaimana Prinsip Siracusa diterapkan di dalam ketentuan


International Health Regulation 2005, khususnya terhadap kebijakan Indonesia dalam
Penanganan dan Pencegahan Pandemi COVID-19. Tulisan ini disusun dengan menggunakan
metode penelitian doktrinal. Prinsip Siracusa merupakan suatu prinsip hukum internasional
yang memuat mengenai persyaratan serta norma standar bagi negara dalam melakukan
pengecualian dan atau pembatasan pelaksanaan hak asasi manusia dalam keadaan darurat.
Prinsip Siracusa dirancang untuk menjawab ketentuan hak negara dalam melakukan
pengecualian dan pembatasan hak asasi manusia yang tercantum di dalam Pasal 4 International
Covenant on Civil and Political Rights atau ICCPR. Namun dalam praktiknya Prinsip Siracusa
telah menjadi suatu prinsip umum yang menjadi syarat pedoman hukum internasional secara
luas. Dalam kondisi pandemi, International Health Regulation 2005 sebagai instrumen hukum
internasional yang memuat mengatur kerjasama dan upaya negara dalam melakukan
pencegahan dan penanggulangan pandemi, secara implisit mengadopsi Prinsip Siracusa. Dalam
praktiknya pengamalan Prinsip Siracusa dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
pandemi global terbukti penting tidak hanya untuk melindungi hak asasi manusia namun juga
untuk menjamin keefektifan dan kelancaran upaya pencegahan dan penanggulangan wabah.
Hal tersebut diperoleh dari asas keniscayaan, dan keperluan upaya yang terkandung di dalam
Prinsip Siracusa.

Kata Kunci : hak asasi manusia, International Health Regulation 2005, pandemi global

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 106


(lanjutan)
ABSTRACT

Name : ……………………………………….
Study Program : ……………………………………….
Title : ………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………....

This paper analyzes how the Siracusa Principle is applied under the 2005 International
Health Regulation , in particular to Indonesia's policies in handling and preventing the COVID-
19 pandemic. This paper employs doctrinal legal research. The Siracusa principle is a principle
of international law that contains requirements and standard norms for states in making
exceptions and or restrictions on the implementation of human rights in an emergency. The
Siracusa principle is designed to answer the provisions of the state's right to make exceptions
and limitations on human rights as stated in Article 4 of the International Covenant on Civil
and Political Rights or ICCPR. However, in practice the Siracusa Principle has become a
general principle that is a requirement of broad international law guidelines. In the context of
a pandemic, the 2005 International Health Regulation as an international legal instrument that
regulates state cooperation and efforts in preventing and overcoming a pandemic, implicitly
adopts the Siracusa Principle. In practice, the implementation of the Siracusa Principle in
efforts to prevent and overcome global pandemics has proven important not only to protect
human rights but also to ensure the effectiveness and smoothness of epidemic prevention and
control efforts. This is obtained from the principle of necessity, and the need for effort contained
in the Siracusa Principle.

Key words : human rights, The 2005 International Health Regulation, global pandemic

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 107


Lampiran 10. Daftar Isi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI/TESIS/DISERTASI ……… v
ABSTRAK ………………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………… ix

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1


1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………… 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………………… 6
1.4. Kerangka Konsep ……………………………………………………………… 6
1.5. Metode Penelitian ……………………………………………………………… 8
1.6. Sistematika Penulisan ………………………………………………………… 10

BAB 2 ANALISIS FUNGSI PRINSIP SIRACUSA SEBAGAI DASAR PENGECUALIAN


DAN PEMBATASAN HAK ASASI MANUSIA ……………………………..…… 11
2.1. Latar Belakang dan Sejarah Prinsip Siracusa ……………………………… 11
2.2. ICCPR dan Prinsip Siracusa ………………………………………………… 15
2.3. Tujuan dan Fungsi Prinsip Siracusa ………………………………………. 22
2.4. Ruang Lingkup dan Muatan Prinsip Siracusa ……………………………… 23
2.4.1. Klausa Limitasi atau Pembatasan …………………………………… 30
2.4.2. Pengecualian Hak Asasi dalam Kondisi Darurat Publik …………… 36
2.4.2.1. Kedaruratan Publik yang Mengancam Kehidupan Bangsa ….. 37
2.4.2.2. Proklamasi, Notifikasi, dan Pengakhiran Kedaruratan Publik ……. 40

BAB 3 PEMBAHASAN (Judul disesuaikan) …………………………………… 47

BAB 4 PEMBAHASAN ………………………………………………………… 63

BAB 5 PENUTUP ………………………………………………………………… 95


5.1. Simpulan ………………………………………….…………………………… 95
5.2. Saran …………………………………………………………………………… 98

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………………… 100

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 108


Lampiran 11. Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Fakta Kegagalan Negara-negara Menangani Wabah Penyakit Menular .. 9


Gambar 2.1. Prinsip-prinsip Siracusa ………………………………………………. 28
Gambar 3.1. Ketentuan Penanggulangan Pandemi dalam IHR 2005 dan Prinsip
Siracusa ………………………………………………………………… 53
Gambar 4.1. Lini Masa Penyebaran Covid-19 dan Penanggulangannya di Dunia …… 77

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 109


Lampiran 12. Formulir Persetujuan (etika)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI


INFORMAN / NARASUMBER / RESPONDEN*

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : …………………………………………………………………….
Tempat & Tanggal Lahir : …………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….

telah membaca surat permohonan dan mengerti penjelasan yang diberikan oleh peneliti :
Nama : …………………………………………………………………….
Tempat & Tanggal Lahir : …………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
Program Studi : Sarjana / MIH / MKn / Doktor*
NPM : …………………………………………………………………….
yang sedang melakukan penelitian untuk keperluan skripsi/tesis/disertasi/hibah riset* dengan
judul : …………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………..

Saya bersedia berpartisipasi sebagai informan/narasumber/responden* dan memahami


keterlibatan saya dalam penelitian terkait dan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi
keperluan akademik peneliti dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Saya mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan memegang teguh hak-hak saya sebagai
informan/narasumber/responden* adalah sebagai berikut :

Setuju Tidak Setuju


a. Saya bersedia nama/identitas asli saya ditulis
b. Saya bersedia wawancara ini direkam
c. Saya bersedia untuk difoto
d. Saya bersedia Persetujuan dipublikasi

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur
paksaan/intervensi dari pihak manapun.

Kota/ Kabupaten : ………………………..


Tanggal : ………………………..

(……………………………)
Nama Informan/Narasumber/Responden

*coret yang tidak perlu

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 110


Lampiran 13. Formulir Pernyataan (etika)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : …………………………………………………………………….
Tempat & Tanggal Lahir : …………………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
Program Studi : Sarjana / MIH / MKn / Doktor*
NPM : …………………………………………………………………….
yang telah melakukan penelitian dalam rangka skripsi/tesis/disertasi/hibah riset* dengan judul:
…………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………..

Menyatakan bahwa informasi, data, dan dokumen yang didapat hanya digunakan pada
penelitian ini saja dan apabila dipublikasikan akan tetap dijaga kerahasiaannya.

Menyatakan bahwa di dalam penulisan ini apabila ada transkrip wawancara, foto, gambar,
grafik, data, dan/atau dokumen yang mengandung unsur kesusilaan, mengandung isu sensitif
bagi masyarakat/daerah tertentu, atau memuat informasi pribadi hanyalah semata-mata untuk
keperluan ujian sidang/presentasi hasil riset secara terbatas.

Menyatakan bahwa seluruh informasi, hasil wawancara, foto, gambar, grafik, data, dokumen
berada dalam dokumentasi saya selaku peneliti.

Demikian pernyataan ini saya sampaikan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta/Depok, …………………..

(Nama Peneliti)
NPM…………….

*coret yang tidak perlu

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 111


(lanjutan)
FORM ETIK PENELITIAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

A. Judul Penelitian
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

1. Lokasi Penelitian (Sebutkan nama tempat. Apabila lokasi penelitian lebih dari satu sebutkan
seluruhnya. Apabila lokasi perlu dirahasikan maka sebutkan lokasi propinsi dan kabupaten
saja): ……………………………………………………………………….

2. Waktu Penelitian direncanakan (mulai – selesai): ……………………………………….


Ya Tidak
3. Apakah penelitian ini melibatkan pihak lain

4. Jika melibatkan pihak lain (institusi, peneliti) lain


apakah ada surat keterangan kerjasama atau kontrak?

B. Identifikasi
1. Peneliti (Mohon CV Peneliti Utama dilampirkan)
Peneliti Utama (PI) : ……………………………………………..
Institusi : ……………………………………………..
2. Anggota Peneliti 1 :
Anggota Peneliti : ……………………………………………..
Institusi : ……………………………………………..
3. Anggota Peneliti 2 :
Anggota Peneliti : ……………………………………………..
Institusi : ……………………………………………..
Dst
4. Sponsor/donor
Nama institusi : ……………………………………………..
Alamat : ……………………………………………..

Ringkasan usulan penelitian:


Ringkasan dalam 200-300 kata (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami)
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

C. Isu Etik yang perlu diklarifikasi peneliti kepada narasumber


Ya Tidak
1. Persetujuan pihak narasumber untuk diwawancara.
2. Persetujuan pihak narasumber/lembaga untuk dikunjungi.
3. Persetujuan pihak narasumber untuk direkam wawancaranya.
4. Persetujuan pihak narasumber untuk dicantumkan identitas aslinya.
5. Persetujuan pihak narasumber untuk dikutip keterangannya.

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 112


6. Pengungkapan nama para pihak dalam posisi kasus putusan
dan di dalam tulisan.
7. Penggunaan foto narasumber.
8. Penggambaran lokasi penelitian secara jelas/nama daerah disebutkan.
9. Penggunaan gambar peta, denah, foto lokasi seijin narasumber/lembaga.

D. Penghentian Penelitian dan Alasannya


Apakah penelitian dapat dilanjutkan (ya/tidak)? Mengapa?
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

E. Kejadian Yang Tidak Diharapkan


Adakah risiko risiko yang diketahui akan timbul dari penelitian Anda? Apa saja?
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

F. Penjagaan Kerahasiaan
1. Langkah-langkah proteksi kerahasiaan data pribadi, dan penghormatan privasi orang,
termasuk kehati-hatian untuk mencegah bocornya rahasia sensitif terkait isu keamanan
negara dan/atau urusan keluarga.
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..

2. Informasi tentang bagaimana kode (bila ada) untuk identitas subjek dibuat.
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..

G. Konflik Kepentingan
Pengaturan untuk mengatasi konflik finansial atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi
keputusan para peneliti atau personil lainya; menginformasikan pada komite lembaga tentang
adanya conflict of interest. Pembimbing dan sekretariat program studi harus
mengkomunikasikannya ke komite etik dan kemudian mengkomunikasikan pada para peneliti
tentang langkah langkah berikutnya yang harus dilakukan.
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..

H. Komitmen Etik
1. Pernyataan peneliti utama bahwa prinsip-prinsip yang tertuang dalam pedoman ini akan
dipatuhi.

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua syarat sebagaimana
tercantum dalam form etik ini telah dipenuhi dan tidak dilanggar. Apabila di kemudian
hari terjadi pelanggaran yang terungkap maka sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab
saya sebagai peneliti dan penulis.”

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 113


2. Pernyataan bahwa bila terdapat bukti adanya pemalsuan data akan ditangani sesuai
kebijakan sponsor untuk mengambil langkah yang diperlukan.

“Apabila dikemudian hari ditemukan bukti adanya pemalsuan data, saya akan bersedia
menerima sanksi yang telah ditentukan.”

Jakarta/Depok, …………………..

(Nama Peneliti Utama)


NPM…………….

Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah 114

Anda mungkin juga menyukai