Anda di halaman 1dari 85

PUTUSAN

Nomor: 10/G/2022/PTUN.BL

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDAR LAMPUNG

memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara pada

tingkat pertama dengan acara biasa secara elektronik, telah menjatuhkan

putusan sebagaimana tersebut di bawah ini dalam sengketa antara:

Nama : SUDADI

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat Tinggal : Jalan P. Singkep Gang Pala 1 No. 67 LK. II RT.

013 RW. 000 Kelurahan Sukarame Baru

Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung

Pekerjaan : Wiraswasta

Dalam hal ini diwakili oleh:

1. Indra Firsada, S.H., M.H.;

2. Benny Novriansyah, S.H.;

3. Galih Rama Kristian, S.H.;

Seluruhnya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat pada kantor

Firsada & Co, berkedudukan di Jalan Onta No. 22/17 Kelurahan

Sidodadi, Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung, berdasarkan

Surat Kuasa Khusus No. 015/SKK-FCo/III/2022 tertanggal 1 Maret 2022,

domisili elektronik indra_law_firsada@yahoo.com;

Selanjutnya disebut sebagai Penggugat;

Lawan

1. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KOTA BANDAR LAMPUNG, tempat

kedudukan Jalan Drs. Warsito No. 5 Kelurahan Sumur Putri Kecamatan

Teluk Betung Kota Bandar Lampung;

Halaman 1 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Dalam hal ini diwakili oleh:

1. Rio Ambito, S.E., M.H.;

2. Suhani Wulandari, S.H., M.H.;

3. Mochammad Wisnu Nugroho, S.H., M.H.;

4. Arya Rizky Hutama, S.H.,M.H.;

5. Hasbi Al Farisi, A.Md.;

6. Alba Zamakhsyari, S.ST;

7. Lara Alyssa, S.Tr.;

8. Eva Yunita;

9. Wahyu Lesmi Bora, A. Md.;

10. Putri Febriany;

Kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan nomor urut 1

sampai dengan 8 adalah Aparatur Sipil Negara, sedangkan nomor urut 9

dan 10 adalah Pegawai Kontrak pada Kantor Pertanahan Kota Bandar

Lampung, dan memilih domisili hukum di Kantor Pertanahan Kota

Bandar Lampung Jalan Drs. Warsito No. 5, Kelurahan Sumur Putri,

Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung, berdasarkan Surat

Kuasa Khusus Nomor 114/SKu-18.71.MP.02.02/III/2022 tanggal 21

Maret 2022, domisili elektronik ppsbalam@gmail.com;

Selanjutnya disebut sebagai Tergugat;

2. Hipni, S.E., kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di Gang Bumi

Jaya Terbaya RT. 005 RW. 004 Kelurahan Terbaya Kecamatan Kota

Agung Kabupaten Tanggamus;

Dalam hal ini diwakili oleh:

1. Dedi Wijaya, S.H., M.H.;

Halaman 2 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


2. Mahdi Yusuf, S.H.;

3. Wahda Muinuddin Syifa, S.H.;

Kesemuanya kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Advokat dan

Konsultan Hukum pada Kantor Advokat Dedi Wijaya & Partners yang

beralamat di Jalan Negara RT. 003 Kelurahan Gunung Sugih Raya

Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah Provinsi

Lampung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 80/DWP/PTUN/2022

tertanggal 25 Maret 2022, domisili elektronik wdedi2961@gmail.com;

Selanjutnya disebut sebagai Tergugat II Intervensi;

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung tersebut telah membaca:

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung

Nomor 10/PEN-DIS/2022/PTUN.BL tanggal 8 Maret 2022 tentang

Penetapan Lolos Dismissal;

2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung

Nomor 10/PEN-MH/2022/PTUN.BL tanggal 08 Maret 2022 tentang

Penunjukan Majelis Hakim;

3. Penetapan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung

Nomor 10/PEN-PPJS/2022/PTUN.BL tanggal 08 Maret 2022 tentang

Penunjukan Panitera dan Juru Sita Pengganti;

4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 10/PEN-PP/2022/PTUN.BL

tanggal 08 Maret 2022 tentang Penetapan Pemeriksaan Persiapan;

5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor: 10/PEN-HS/2022/PTUN.BL

tanggal 29 Maret 2022 tentang Penetapan Hari Sidang;

6. Putusan Sela Perkara Nomor: 10/G/2022/PTUN.BL tanggal 5 April 2022;

Halaman 3 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


7. Berkas perkara dan mendengar keterangan para pihak yang berperkara;

DUDUK PERKARA

Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 2 Maret 2022 yang

diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara

Bandar Lampung tanggal 7 Maret 2022 dengan Register Perkara Nomor:

10/G/2022/PTUN.BL, yang telah diperbaiki secara formal pada tanggal

29 Maret 2022 yang isi lengkapnya adalah sebagai berikut:

I. Obyek Sengketa

Sertipikat Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8

Desember 1994, Surat Ukur No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994

luas 3120 m2 atas nama Hipni, S.E. yang terletak di Kelurahan

Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung,

Provinsi Lampung;

II. Penerbitan Obyek Sengketa Merupakan Kewenangan PTUN Bandar

Lampung untuk Memeriksa dan Mengadili

1. Bahwa penerbitan Obyek Sengketa oleh Tergugat sebagaimana

telah Penggugat sebutkan diatas, ditinjau dari pasal 1 angka 9 UU

No. 51 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua UU No. 5 tahun 1986

tentang Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan Keputusan

Tata Usaha Negara dan menjadi wewenang PTUN Bandar

Lampung untuk memeriksa dan mengadilinya, yang meliputi unsur-

unsur sebagai berikut :

a. Penetapan Tertulis;

Halaman 4 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Obyek Sengketa merupakan penetapan tertulis yang dilakukan

oleh Tergugat;

b. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara;

Obyek Sengketa secara nyata telah dikeluarkan oleh Tergugat

dan merupakan salah satu Pelaksanaan Tugas atau Urusan

Pemerintahan dalam hal Pemberian Hak Atas Tanah

berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 tahun

1973 tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara

Pemberian Hak Atas Tanah, Peraturan Pemerintah No. 10

tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah dan Peraturan

Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah

serta merupakan salah satu bentuk Keputusan Tata Usaha

Negara yang diterbitkan oleh Pejabat atau Badan Tata Usaha

Negara sebagai satu-satunya instansi yang memiliki tugas dan

wewenang pemerintah di bidang pertanahan;

c. Berisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara Berdasarkan

Peraturan perundang-undangan Yang Berlaku;

Tindakan hukum berupa penerbitan Obyek Sengketa,

didasarkan pada Peraturan Perundang-Undangan dibidang

pertanahan, yaitu UU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), Peraturan Pemerintah

No. 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran tanah, Peraturan

Menteri Dalam Negeri No. 5 tahun 1973 tentang Ketentuan-

Ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah,

Halaman 5 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran

Tanah dan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah;

d. Bersifat Konkrit, Individual dan Final;

• Sifat Konkrit dalam Keputusan Tata Usaha Negara a quo

terlihat pada terbitnya Obyek Sengketa;

• Sifat Individual dapat terlihat dari penerbitan Obyek

Sengketa dengan kronologis sebagai berikut :

- Pada mulanya, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Lampung telah menerbitkan Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 yang

memberikan hak atas tanah Negara kepada Karto;

- Setelah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977, lalu

oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung

Selatan diterbitkan Sertipikat Hak Milik No. 849/KD;

- Bahwa Tergugat menerbitkan Sertipikat Pengganti

atas Sertipikat Hak Milik No. 849/KD dan oleh

Tergugat Sertipikat Hak Milik No. 849/KD kemudian

diganti dengan Sertipikat Hak Milik No. 11579/SI

tertanggal 18 Desember 1994, Surat Ukur No.

4989/1994 tertanggal 30 November 1994 seluas 3120

Halaman 6 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


m2 (tiga ribu seratus dua puluh meter persegi) atas

nama Burmawi;

- Bahwa pada tanggal 10 Desember 2021 telah

dilakukan pemeliharaan data pendaftaran tanah (balik

nama) dari Burmawi menjadi atas nama Hipni, S.E;

• Sifat Final Obyek Sengketa merupakan Keputusan Tata

Usaha Negara (KTUN) yang definitif dan tidak

memerlukan persetujuan instansi atasan atau instansi lain;

e. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan

Hukum Perdata;

Penerbitan Obyek Sengketa, telah menimbulkan akibat hukum

bagi seseorang yaitu diperolehnya hak atas tanah oleh

pemegang hak atas nama pemegang terakhir Hipni, S.E.,

sedangkan akibat hukum bagi Penggugat berupa hilangnya

kesempatan untuk memperoleh tanah sebagaimana dimaksud

dalam Obyek Sengketa;

f. Bahwa atas penerbitan Obyek Sengketa, Penggugat telah

melakukan Upaya Administrasi kepada Tergugat pada tanggal

17 Januari 2022 sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang No. 30 tahun tentang Administrasi Pemerintahan dan

Peraturan Mahkamah Agung No. 6 tahun 2018 tentang

Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan

Setelah Menempuh Upaya Adminisitratif;

Halaman 7 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa PTUN Bandar Lampung berwenang untuk memeriksa dan

mengadili gugatan tata usaha Negara terkait dengan penerbitan Obyek

Sengketa;

III. Kepentingan Penggugat yang Dirugikan

1. Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang ada pada Penggugat, sudah

seharusnya Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan

tidak menerbitkan Sertipikat Hak Milik No. 849/KD dan Tergugat juga

tidak melakukan penerbitan Sertipikat Pengganti Sertipikat Hak Milik

No. 849/KD menjadi Obyek Sengketa serta Tergugat seharusnya

tidak melakukan pemeliharaan data pendaftaran tanah (balik nama)

dari atas nama Burmawi menjadi nama Hipni, S.E., dan juga

seharusnya Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan

dan Tergugat memberikan prioritas kepada Penggugat dan pihak lain

yang telah mendirikan rumah dan bertempat tinggal di atas Obyek

Sengketa untuk mendapatkan hak atas tanah diatas Obyek

Sengketa. Adapaun hal tersebut didasarkan hal-hal sebagai berikut :

a. Bahwa sejak sebelum tahun 1977, bidang tanah yang telah

diterbitkan Obyek Sengketa merupakan tanah garapan yang

telah diusahakan dan digarap secara aktif oleh Astari Bin M.

Sera;

b. Bahwa meskipun telah diusahakan dan digarap secara aktif oleh

ASTARI Bin M. SERA, pada kenyataannya Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Lampung telah meterbitkan Surat Keputusan

Halaman 8 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


No. DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 yang

memberikan hak atas tanah Negara yang salah satunya adalah

kepada Karto;

c. Bahwa setelah ASTARI Bin M. SERA meninggal dunia, maka

oleh Ahli Waris ASTARI Bin M. SERA bidang tanah yang telah

digarap sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa tersebut

dihibahkan kepada salah satu ahli waris yang bernama

Asnawati;

d. Bahwa pada tanggal 4 Agustus 2008, ASNAWATI telah

mengalihkan tanah garapan tersebut kepada H. Sa’ud S;

e. Bahwa pada tanggal 12 Juli 2011, bidang tanah tersebut telah

dialihkan oleh Hi. Sa’ud S kepada Sriyadi seluas 200 m2 (dua

ratus meter persegi);

f. Bahwa pada tanggal 25 Januari 2013 bidang tanah seluas 200

m2 (dua ratus meter persegi) tersebut dialihkan kepada

Penggugat;

g. Bahwa selain kepada Penggugat, bidang tanah sebagaimana

dimaksud dalam Obyek Sengketa tersebut telah dialihkan

kepada beberapa orang yang luasnya bervariatif serta telah

dikelola dan didirikan rumah hingga saat ini;

h. Bahwa dengan tidak didapatkannya hak prioritas kepada Astari

Bin M. Sera, maka dapat dipastikan kepentingan Penggugat

sangat dirugikan termasuk juga beberapa orang yang telah

mengelaola dan mendirikan rumah diatas akibat dengan adanya

Halaman 9 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


penerbitan Obyek Sengketa oleh Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Lampung Selatan atas nama Karto dan dilakukannya

penerbitan Sertipikat Pengganti (Obyek Sengketa) oleh Tergugat

serta dilakukannya pemeliharaan data pendaftaran tanah (balik

nama) oleh Tergugat dengan pemegang hak terakhir atas nama

Hipni, S.E., sehingga Penggugat adalah pihak yang sangat

berkepentingan dalam mengajukan gugatan aquo sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) UU No. 9 tahun 2004 tentang

Perubahan UU No. 5 tahun 1986 tentang Pengadilan Tata

Usaha Negara ;

IV. Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan

Bahwa Gugatan ini diajukan setelah dilakukannya hal-hal sebagai

berikut :

a. Bahwa pada tanggal 28 Desember 2021 Penggugat mendapatkan

Somasi dari Hipni, S.E. yang berisi pengakuan Hipni, S.E. sebagai

pemilik hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Obyek

Sengketa;

b. Bahwa pada tanggal 17 Januari 2022 Penggugat telah menempuh

Upaya Administrasi keberatan atas penerbitan Obyek Sengketa

kepada Tergugat, akan tetapi sampai dengan diajukannya Gugatan

tidak ada balasan dari Tergugat;

c. Bahwa pada tanggal 7 Maret 2022 Panggugat mendaftarkan

Gugatan ini di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung;

Halaman 10 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Bahwa berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dipastikan dan

disimpulkan Gugatan ini masih dalam jangka waktu yang

diperkenankan oleh Pasal 55 UU No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara yaitu belum mencapai tenggang waktu 90

(Sembilan puluh) hari sejak Keputusan Tata Usaha Negara tersebut

diketahui oleh Penggugat Jo. Pasal 77 dan Pasal 78 Undang-Undang

No. 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Jo. Peraturan

Mahkamah Agung No. 6 tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian

Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya

Adminisitratif;

V. Dasar dan Alasan Diajukannya Gugatan

Bahwa Gugatan ini Penggugat ajukan berdasarkan dasar dan alasan

sebagai berikut

1. Bahwa Penggugat memperoleh sebidang tanah seluas sekira 200

m2 (dua ratus meter persegi) berikut dengan bangunan yang berdiri

diatasnya dari Sriyadi pada tanggal 25 Januari 2013;

2. Bahwa berdasarkan fakta, asal-usul bidang tanah tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Bahwa sejak sebelum tahun 1977, bidang tanah yang telah

diterbitkan Obyek Sengketa merupakan tanah garapan yang

telah diusahakan dan digarap secara aktif oleh Astari Bin M.

Sera;

Halaman 11 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


b. Bahwa meskipun telah diusahakan dan digarap secara aktif

oleh Astari Bin M. Sera, pada kenyataannya Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I ;

Lampung telah menerbitkan Surat Keputusan No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 yang

memberikan hak atas tanah Negara yang salah satunya adalah

kepada Karto;

c. Bahwa setelah dilakukan penerbitan Surat Keputusan No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 oleh Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Lampung, maka Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan menerbitkan

Sertipikat Hak Milik No. 849/KD, Surat Ukur No. 5094/1977

tertanggal 7 Februari 1977 atas nama Karto dan untuk

selanjutnya dilakukannya penerbitan Sertipikat Pengganti

(Obyek Sengketa) oleh Tergugat serta dilakukannya

pemeliharaan data pendaftaran tanah (balik nama) oleh

Tergugat dengan pemegang hak terakhir atas nama Hipni, S.E.

d. Bahwa setelah Astari Bin M. Sera meninggal dunia, maka oleh

Ahli Waris Astari Bin M. Sera bidang tanah yang telah digarap

sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa tersebut

dihibahkan kepada salah satu ahli waris yang bernama

Asnawati;

e. Bahwa pada tanggal 4 Agustus 2008, Asnawati telah

mengalihkan tanah garapan tersebut kepada H. Sa’ud S;

Halaman 12 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


f. Bahwa pada tanggal 12 Juli 2011, bidang tanah tersebut telah

dialihkan oleh Hi. Sa’ud S kepada Sriyadi seluas 200 m2 (dua

ratus meter persegi);

g. Bahwa pada tanggal 25 Januari 2013 bidang tanah seluas 200

m2 (dua ratus meter persegi) tersebut dialihkan kepada

Penggugat;

h. Bahwa selain kepada Penggugat, bidang tanah sebagaimana

dimaksud dalam Obyek Sengketa tersebut telah dialihkan

kepada beberapa orang yang luasnya bervariatif serta telah

dikelola dan didirikan rumah hingga saat ini;

3. Bahwa sejak tanggal 25 Januari 2013 atau di waktu-waktu lain, bidang

tanah sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa telah dikelola

dan ditempati oleh Penggugat, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Penggugat menguasai bidang tanah tersebut dengan itikad baik dan

terbuka serta tidak ada pihak lain yang mengajukan keberatan atas

penguasaan dan pengelolaan bidang tanah sebagaimana dimakud

dalam Obyek Sengketa;

4. Bahwa selain dikuasai oleh Penggugat, bidang tanah sebagaimana

dimaksud dalam Obyek Sengketa juga telah dikuasai dan didirikan

rumah oleh beberapa orang yang seluruhnya memperoleh dari

peralihan yang sah dan penguasaanya dilakukan dengan itikad baik,

secara terbuka dan tidak ada keberatan dari pihak lain;

5. Bahwa tindakan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung

Selatan yang telah menerbitkan Sertipikat Hak Milik No. 849/KD, Surat

Halaman 13 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Ukur No. 5094/1977 tertanggal 7 Februari 1977 atas nama Karto dan

dilakukannya penerbitan Sertipikat Pengganti (Obyek Sengketa) oleh

Tergugat serta dilakukannya pemeliharaan data pendaftaran tanah

(balik nama) oleh Tergugat dengan pemegang hak terakhir atas nama

Hipni, S.E., merupakan keputusan yang nyata-nyata bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta

bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik

sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan

b Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha

Negara, dengan perincian sebagai berikut :

A. Bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan :

1. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA);

- Bahwa didalam Pasal 10 UUPA secara tegas disebutkan

bahwa “setiap orang dan badan hukum yang mempunyai

sesuatu hak atas tanah pertanian pada asasnya diwajibkan

mengerjakan atau mengusahakannya sendiri secara aktif,

dengan mencegah cara-cara pemerasan”;

- Bahwa kepastian mengenai tanah yang telah diterbitkan

Obyek Sengketa merupakan tanah pertanian dapat dilihat

dari kewenangan

pemberian hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 1972

Halaman 14 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Hak Atas

Tanah “Gubernur Kepala Daerah memberi keputusan

mengenai : a. permohonan pemberian hak milik atas tanah

Negara dan menerima pelepasan hak milik yang luasnya :

a.1. untuk tanah pertanian tidak lebih dari 20.000 M 2 (dua

puluh ribu meter persegi), a.2. untuk tanah

bangunan/perumahan tidak lebih dari 2.000 M2 (dua ribu

meter persegi)”.

- Bahwa dikarenakan hak atas tanah yang diberikan dengan

hak milik sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa

tidak lebih dari 20.000 m2 (dua puluh ribu meter persegi)

dan pemberian hak tersebut diberikan oleh Gubernur maka

dapat disimpulkan bahwa bidang tanah yang telah

diterbitkan Obyek Sengketa merupakan tanah pertanian;

- Bahwa sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bidang

tanah milik Penggugat telah diusahakan secara aktif oleh

Penggugat atau para penggarap sebelumnya (Astari Bin M.

Sera, Asnawati, H. Sa’ud S. dan Sriyadi) maka dapat

disimpulkan bahwa pemegang hak atas tanah

sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa bukanlah

pihak yang mengerjakan atau mengusahakan sendiri

secara aktif bidang tanah sebagaimana dimaksud dalam

Obyek Sengketa;

Halaman 15 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


- Bahwa keharusan/kewajiban untuk mengerjakan atau

mengusahakan sendiri secara aktif bidang tanah

sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa juga

dipertegas didalam Amar Kedua angka 1 Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 dan apabila

ketentuan tersebut tidak dipenuhi maka berakibat dapat

dijadikan alasan untuk mencabut hak milik tersebut

sebagaimana dimaksud dalam Amar Ketiga angka 1 Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung

No. DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977;

2. Pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah No. 10 tahun

1961 tentang Pendaftaran Tanah

- Bahwa di dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 10

tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah disebutkan (Kami

kutip) :

2) Sebelum bidang tanah diukur, terlebih dulu diadakan

a. penyelidikan riwayat bidang tanah itu dan b.

penetapan batas-batasnya;

3) Pekerjaan yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini

dijalankan oleh suatu panitia yang dibentuk oleh

Menteri Agraria atau penjabat yang ditunjuk olehnya

dan yang terdiri atas seorang pegawai Jawatan

Pendaftaran Tanah sebagai ketua dan dua orang

Halaman 16 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


anggota Pemerintah Desa atau lebih sebagai

anggota (selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah

ini disebut Panitia. Jika Menteri Agraria

memandangnya perlu, maka keanggotaan Panitia

dapat ditambah dengan seorang penjabat dari

Jawatan Agraria, Pamong Praja dan Kepolisian

Negara. Didalam menjalankan pekerjaan itu Panitia

memperhatikan keterangan-keterangan yang

diberikan oleh yang berkepentingan;

- Bahwa sebagaimana telah Penggugat uraikan diatas, ada

kewajiban bagi Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten

Lampung Selatan untuk melakukan penyelidikan riwayat

bidang tanah dan penetapan batas-batas bidang tanah

yang akan didaftar;

- Bahwa Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung

Selatan dalam menerbitkan Sertipikat Hak Milik No.

849/KD, Surat Ukur No. 5094/1977 tertanggal 7 Februari

1977 atas nama Karto telah mengabaikan penyelidikan

riwayat bidang tanah dan penetapan batas-batas bidang

tanah yang telah diterbitkan Obyek Sengketa. Hal ini dapat

terlihat dari kronologis penguasaan bidang tanah

sebagaimana telah Penggugat uraikan diatas karena jauh

sebelum terbitnya Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Lampung No. DA.79/SK/HM/77 tertanggal

Halaman 17 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


14 Februari 1977, bidang tanah yang telah diterbitkan

Obyek Sengketa tersebut telah dikuasai dan digarap secara

terbuka dan dengan itikad baik setiap hari serta tidak

pernah ada keberatan dari pihak lain;

- Bahwa selain itu, selama bidang tanah tersebut dikuasai

oleh Astari Bin M. Sera atau pihak lain yang menerima hak

dari Astari Bin M. Sera tidak pernah ada/tidak pernah

dilakukan penetapan batas-batas bidang tanah

sebagaimana dimakud dalam Obyek Sengketa dan tidak

pernah ada penetapan batas-batas bidang tanah yang

dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh Menteri Agraria

atau penjabat yang ditunjuk olehnya;

- Bahwa penerbitan Sertipikat Pengganti (Obyek Sengketa)

dan dilakukannya pemeliharaan data pendaftaran tanah

(balik nama) oleh Tergugat dengan pemegang hak terakhir

atas nama Hipni, S.E., dilakukan berdasarkan produk Tata

Usaha Negara yang cacat hukum/ bertentangan dengan

Peraturan Perundang-Undangan sehingga Obyek Sengketa

tersebut adalah tidak sah dan harus dibatalkan;

B. Bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik

(algemene beginselen van behoorlijk bestuur), yaitu :

a. Asas Kepastian Hukum (principle of legal security);

Halaman 18 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Asas ini menghendaki dihormatinya hak yang telah diperoleh

seseorang berdasarkan keputusan Badan atau Pejabat Tata

Usaha Negara;

Bahwa sebagaimana telah diuraikan diatas, Penggugat

ataupun Astari Bin M. Sera merupakan penggarap atas tanah

Negara yang telah diterbitkan Obyek Sengketa, sehingga

berdasarkan hal tersebut maka sudah sepatutnya Kepala

Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan dan Tergugat

menghormati hak Penggugat dengan cara tidak menerbitkan

Obyek Sengketa dan memberikan prioritas kepada Penggugat

untuk memperoleh hak atas tanah Negara tersebut;

b. Asas Kecermatan (Principles of Carefuleness);

Asas ini menghendaki pemerintah bertindak cermat dalam

melakukan aktivitas penyelenggaraan tugas pemerintahan

sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi warga Negara;

Bahwa sesuai ketentuan hukum administrasi Negara, pada saat

akan menerbitkan suatu Surat Keputusan haruslah

mempertimbangkan semua kepentingan yang terkait;

Bahwa Surat Keputusan (Obyek Sengketa) dalam perkara aquo

diterbitkan tanpa mempertimbangkan kepentingan semua

pihak yang terkait dan sama sekali tidak mempertimbangkan

kepentingan Penggugat untuk memperoleh bidang tanah

sebagaimana dimaksud dalam Obyek Sengketa;

Halaman 19 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


6. Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipastikan dan

disimpulkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara berupa Obyek

Sengketa yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan ataupun

Tergugat bertentangan dengan hak yang dimiliki Penggugat secara sah,

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya Asas Kepastian

Hukum (principle of legal security) dan Asas Kecermatan sebagaimana

dimaksud dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) UU No. 9 tahun 2004

tentang Perubahan UU No. 5 tahun 1986 tentang Pengadilan Tata

Usaha Negara, sehingga sangat beralasan bagi Ketua Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandar Lampung untuk menyatakan batal atau tidak sah

Obyek Sengketa dan memerintahkan Tergugat untuk mencabut Obyek

Sengketa;

Berdasarkan hal yang telah disebut di atas, maka Penggugat mohon agar

Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung dapat memeriksa,

mengadili dan memutus dengan Putusan sebagai berikut :

Dalam Pokok Perkara :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan batal atau tidak sah Sertipikat Hak Milik No. 11579

Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur No.

4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2 atas nama Hipni,

S.E. yang terletak di Kelurahan Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame,

Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung;

Halaman 20 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Sertipikat Hak Milik No.

11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur

No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2 atas nama

Hipni, S.E. yang terletak di Kelurahan Sukarame Baru, Kecamatan

Sukarame, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dari

perkara ini;

Tergugat mengajukan Jawaban secara tertulis tertanggal 12 April

2022, pada pokoknya sebagai berikut:

I. Dalam Eksepsi

A. Bahwa yang menjadi objek perkara Tata Usaha Negara mengenai

Penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 11579 Penerbitan tanggal

8 Desember 1994 terletak di Kelurahan Sukarame Baru Kecamatan

Sukarame Kota Bandar Lampung dengan Surat Ukur Nomor

4989/1994 tanggal 30 November 1994 Luas 3120 M2 atas nama

Hipni, S.E.;

B. Bahwa sebelum menyampaikan Eksepsi dalam perkara a quo,

terlebih dahulu Tergugat membantah dan menolak semua dalil,

tuntutan, dan segala sesuatu yang dikemukakan oleh Penggugat

kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat, dan

Eksepsi ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

dengan Jawaban yang juga disampaikan pada Sidang hari ini,

Selasa, 5 April 2022.

1. Eksepsi Kompetensi Absolut

a. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi objek

gugatan yaitu Penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 11579

Halaman 21 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Penerbitan tanggal 8 Desember 1994 terletak di Kelurahan

Sukarame Baru Kecamatan Sukarame Kota Bandar

Lampung dengan Surat Ukur Nomor 4989/1994 tanggal 30

November 1994 Luas 3120 M2 atas nama Hipni, S.E.;

b. Bahwa Penggugat mendalilkan tanahnya diperoleh melalui

Sriyadi seluas 200 M2 yang pada mulanya dimiliki oleh

Astari Bin M.Sera yang kemudian dihibahkan kepada ahli

waris bernama Asnawati, kemudian oleh Asnawati dialihkan

melalui jual beli kepada Hi. Saud pada tanggal 4 Agustus

2008 dan selanjutnya dialihkan melalui jual beli kepada

Sriyadi pada tanggal 12 Juli 2011 dan pada tanggal 25

Januari 2013 tanah seluas 200 M2 tersebut dialihkan

kepada Penggugat;

c. Bahwa Sertipikat Hak Milik Nomor 11579 Penerbitan

tanggal 8 Desember 1994 terletak di Kelurahan Sukarame

Baru Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung dengan

Surat Ukur Nomor 4989/1994 tanggal 30 November 1994

Luas 3120 M2 atas nama Hipni, S.E., merupakan tanda

bukti hak yang terdaftar pada Kantor Pertanahan Kota

Bandar Lampung dan telah sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

Tanah;

d. Bahwa dalam gugatannya, Penggugat menjadikan dasar

alas hak kepemilikan sebagai dasar - dasar dan alasan -

Halaman 22 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


alasan gugatan, maka sudah seharusnya Penggugat

terlebih dahulu menjelaskan dan membuktikan mengenai

status asal kepemilikan hak atas tanahnya di pengadilan

negeri, sehingga sangatlah jelas dan terang bahwa perkara

a quo merupakan kompetensi absolut dari Pengadilan

Negeri dan bukan kompetensi absolut Pengadilan Tata

Usaha Negara untuk memeriksa, mengadili, dan

memutuskan perkara a quo, dan hal tersebut telah ada dan

sesuai dengan yurisprudensi, antara lain:

a. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar

Lampung Nomor 11/G/2008/PTUN-BL, tanggal 03

Desember 2009;

b. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar

Lampung Nomor 07/G/2010/PTUN-BL, tanggal 07

Oktober 2010;

c. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar

Lampung Nomor 24/G/2015/PTUN-BL, tanggal 11

Februari 2016;

Menetapkan bahwa Gugatan Penggugat Ditolak karena

Kompetensi Absolut Pengadilan Negeri.

d. Putusan Banding Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara Medan Nomor 80/B/2016/PT.TUN-MEDAN

tanggal 09 Juni 2016;

Halaman 23 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


e. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

93.K/TUN/1996 tanggal 24 Februari 1998;

f. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor

22.K/TUN/1998 tanggal 27 Juli 2001;

Menetapkan bahwa penentuan kepemilikan yang sah

terhadap suatu bidang tanah harus diputuskan terlebih

dahulu oleh Pengadilan Negeri, sehingga berakibat hukum

Gugatan Penggugat harus ditolak, atau setidak-tidaknya

tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard);

e. Bahwa Tergugat berpendapat bahwa, Majelis Hakim Yang

Mulia, karena jabatannya (ex officio) wajib menyatakan

bahwa “Pengadilan tidak berwenang mengadili perkara a

quo, sebelum atau tanpa memeriksa Pokok Perkara",

sebagaimana diatur Pasal 77 Undang-undang Nomor 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor

9 Tahun 2004 dan terakhir kali diubah dengan Undang-

undang Nomor 51 Tahun 2009, selanjutnya Tergugat

mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia, sebelum

persidangan ini dilanjutkan dalam pemeriksaan pokok

sengketa/pokok perkara, untuk dapat menerbitkan Putusan

Sela menetapkan bahwa perkara a quo adalah Kompetensi

Absolut Pengadilan Negeri dan bukan Kompetensi Absolut

Pengadilan Tata Usaha Negara untuk memeriksa,

Halaman 24 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


mengadili, dan memutus perkara a quo, yang mana hal

tersebut telah sesuai dengan Pasal 77 ayat (3) Undang-

undang Tata Usaha Peradilan Negara, yang menetapkan

bahwa "Eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan

Pengadilan hanya dapat diputus bersama dengan pokok

sengketa".

2. Eksepsi Gugatan Salah Alamat (error in persona/error in

subjectum)

a. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat kepada

kami selaku Tergugat adalah salah alamat (error in

persona/error in subjectum);

b. Bahwa gugatan salah alamat (error in persona/error in

subjectum) sebagaimana dimaksud di atas (vide-angka 1)

dapat kami buktikan sebagai berikut :

1) Bahwa objek perkara Tata Usaha Negara mengenai

Penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 11579

Penerbitan tanggal 8 Desember 1994 terletak di

Kelurahan Sukarame Baru Kecamatan Sukarame

Kota Bandar Lampung dengan Surat Ukur Nomor

4989/1994 tanggal 30 November 1994 Luas 3120

M2 atas nama Hipni, S.E., dengan ini kami Tergugat

mengakui secara tegas bahwa benar sertipikat

tersebut telah diterbitkan oleh Tergugat berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang

Halaman 25 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


berlaku tentang Pendaftaran Tanah serti tidak

melanggar asas – asas umum pemerintahan yang

baik. Namun, berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang pertanahan, maka

Tergugat tidak memiliki kewenangan untuk

membatalkan suatu Sertipikat Hak Atas Tanah yang

sudah diterbitkan oleh Tergugat;

2) Kewenangan untuk membatalkan Sertipikat Hak

Atas Tanah baik itu berdasarkan cacat hukum

administratif dalam penerbitan keputusan pemberian

dan/atau sertipikat hak atas tanahnya, atau untuk

melaksanakan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap adalah

merupakan Kewenangan Kepala Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional untuk membatalkannya

dan bukan kewenangan Tergugat, sebagaimana

diatur di dalam Pasal 30 ayat 2 Peraturan Menteri

Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan

Nasional Nomor : 21 Tahun 2020 Tentang

Penanganan dan Penyelesaian Kasus Pertanahan.

c. Bahwa berdasarkan uraian dan fakta hukum di atas maka

dalil Penggugat yang merasa dirugikan terhadap terbitnya

Keputusan Penerbitan Sertipkat Hak Milik dalam hal ini

Penggugat tidak memiliki hak untuk menggugat perkara

Halaman 26 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


yang disengketakan dan sebaiknya gugatan harus

dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke

verklaard).

3. Eksepsi Gugatan Telah Lewat Waktu

a. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat kepada

kami selaku Tergugat adalah Telah Lewat Waktu;

b. Bahwa dalil Penggugat mengetahui adanya objek perkara

setelah mendapatkan Somasi dari Hipni, S.E. tanggal 28

Desember 2021 yang berisi pengakuan Hipni, S.E. sebagai

pemilik hak atas tanah objek sengketa a quo;

c. Bahwa dalil Penggugat sejak sebelum tahun 1977, bidang

tanah yang telah diterbitkan objek sengketa a quo

merupakan tanah garapan yang telah diusahakan dan

digarap secara aktif oleh Astari bin M. Sera namun pada

kenyataannya Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung

telah menerbitkan Surat Keputusan No. DA.79/SK/HM/77

tertanggal 14 Februari 1977 kepada Karto, kemudian

Setelah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Lampung No. DA.79/SK/HM/77 tertanggal

14 Februari 1977, lalu oleh Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Lampung Selatan diterbitkan Sertipikat Hak

Milik No. 849/KD, kemudian Sertipikat Hak Milik No. 849/KD

diganti menjadi Sertipikat Hak Milik Nomor 11579/SI

tertanggal 18 Desember 1994 dengan Surat Ukur Nomor

Halaman 27 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


4989/1994 tertanggal 30 November 1994 seluas 3.120 M 2

atas nama Burmawi dan dialihkan melalui Akta Hibah

Nomor 186/2021 tanggal 26 November 2021 menjadi atas

nama Hipni, S.E. Dengan demikian gugatan Penggugat

dapat dinyatakan telah melebihi tenggang waktu (lewat

waktu) yang ditetapkan Undang – Undang sehingga

gugatan Penggugat telah daluarsa dan sebaiknya haris

dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke

verklaard);

d. Bahwa Dalam Pasal 55 Undang Undang No. 5 Tahun 1986

jo UU No. 9 Tahun 2004 disebutkan bahwa gugatan dapat

diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari

terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya

Keputusan Badan atau Pejabat tata usaha negara yang

digugat;

e. Bahwa pada Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang

Pendaftaran Tanah yang berbunyi :

"Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan

sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum

yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan

secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa

mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut

pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima)

Halaman 28 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu telah tidak

mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang

sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang

bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke

Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan

sertipikat tersebut."

f. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dengan demikian

gugatan Penggugat dapat dinyatakan telah melebihi

tenggang waktu (lewat waktu) yang ditetapkan undang-

undang sehingga gugatan Penggugat telah daluwarsa dan

sebaiknya harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet

onvantkelijke verklaard).

4. Gugatan Kabur (Obscuur Libel)

a. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat kepada

kami selaku Tergugat adalah Kabur (Obscuur Libel);

b. Bahwa Sertipikat Hak Milik 849/KD diterbitkan berdasarkan

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Lampung No. DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977

kepada Karto nomor urut 785 Lembar peta pendaftaran

nomor 5, kemudian Sertipikat Hak Milik No. 849/KD diganti

menjadi Sertipikat Hak Milik Nomor 11579/SI tertanggal 18

Desember 1994 dengan Surat Ukur Nomor 4989/1994

tertanggal 30 November 1994 seluas 3.120 M2 atas nama

Burmawi;

Halaman 29 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


c. Bahwa Sertipikat Hak Milik Nomor 11579/SI pada tanggal

10 Desember 2021 beralih atas nama Hipni, S.E.

berdasarkan Akta Hibah Nomor 186/2021 tanggal 26

November 2021;

d. Bahwa berdasarkan dalil Penggugat menyatakan bahwa

Astari telah menguasai secara aktif dari sebelum tahun

1977, maka dapat dipertanyakan mengapa saudara Karto

yang masuk dalam daftar penerima Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 kepada Karto

nomor urut 785 Lembar peta pendaftaran nomor 5 dan

mengapa pihak Astari tidak melakukan permohonan

pendaftaran tanah pada tahun 1960-an karena telah diatur

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961

tentang Pendaftaran Tanah, hal ini dapat diyakinkan bahwa

pihak terdahulu dari Penggugat tidak menguasai tanah

secara fisik di lapangan;

e. Bahwa dalam gugatan Penggugat menyatakan bahwa

bidang tanah tersebut merupakan tanah yang telah

diperjual belikan oleh pemiliknya berulang kali, hal itu dapat

menjadi indikasi bahwa bidang objek perkara a quo

bermasalah dan pemilik sebelumnya dimungkinkan telah

mengetahui hal tersebut;

Halaman 30 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


f. Berdasarkan hal tersebut diatas gugatan Penggugat dapat

dinyatakan kabur, dan harus dinyatakan tidak dapat

diterima (niet onvantkelijke verklaard).

II. Dalam Pokok Perkara

A. Bahwa Tergugat menolak seluruh pernyataan, dalil, tuntutan,

tuduhan pelanggaran terhadap peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku dan tuduhan pelanggaran terhadap asas-

asas umum pemerintahan yang baik dari Penggugat, kecuali

dalam hal-hal yang secara tegas diakui kebenarannya oleh

Tergugat;

B. Bahwa segala Eksepsi yang telah Tergugat kemukakan tersebut

diatas, mohon dianggap merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan atau menjadi bagian dalam pokok perkara dari

Jawaban yang juga disampaikan pada sidang hari ini Selasa

tanggal 12 April 2022;

C. Bahwa Penerbitan Sertipikat Hak Milik objek perkara a quo telah

diterbitkan oleh Tergugat berdasarkan peraturan perundang –

undangan yang berlaku tentang Pendaftaran Tanah serta tidak

melanggar asas – asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB);

a. Bahwa Tergugat telah melakukan tugas dan fungsi sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku atau peraturan

perundang undangan yang berlaku yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar-dasar Pokok Agraria;

Halaman 31 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5038);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang

Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38

Tahun 1963 Tentang Penunjukan Badan-Badan Hukum

Yang Dapat Mempunyai Hak Milik Atas Tanah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak

Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas

Tanah (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3643);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah;

7. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 128

Tahun 2015 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada

Halaman 32 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

Nasional.

D. Pembuktian Hak Atas Tanah dan pembukuan terhadap objek

sengketa a quo dijelaskan sebagai berikut :

1. Sertipikat Hak Milik 849/KD diterbitkan berdasarkan Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung No.

DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari 1977 kepada Karto

nomor urut …. Lembar peta pendaftaran nomor 5, kemudian

Sertipikat Hak Milik No. 849/KD diganti menjadi Sertipikat Hak

Milik Nomor 11579/SI tertanggal 18 Desember 1994 dengan

Surat Ukur Nomor 4989/1994 tertanggal 30 November 1994

seluas 3.120 M2 atas nama Burmawi;

2. Bahwa Sertipikat Hak Milik Nomor 11579/SI pada tanggal 10

Desember 2021 beralih atas nama Hipni, S.E. berdasarkan

Akta Hibah Nomor 186/2021 tanggal 26 November 2021,

berdasarkan persyaratan yang telah dilengkapi sebagai berikut:

a. Surat Permohonan atas nama Rendy Renaldy, S.H.,

M.Kn. selaku kuasa dari Hipni, S.E. tanggal 26 November

2021

b. Surat Kuasa dari Hipni, S.E. ke Rendy Renaldy, S.H.,

M.Kn. tanggal 26 November 2021

c. Surat Pernyataan BPHTB atas nama Hipni, S.E. tanggal

26 November 2021

Halaman 33 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


d. Surat Pernyataan “Absente” atas nama Hipni, S.E. tanggal

26 November 2021

e. Akta Hibah Nomor 186/2021 tanggal 26 November 2021

f. KTP Para Pihak (Rendy Renaldy, S.H., M.Kn., Hipni, S.E.,

Burmawi, Evi Linawati)

g. KK Nomor 1806010204086192

h. PBB, STTS tanggal 1 Agustus 2021

i. BPHTB tanggal 23 November 2021

3. Saat ini di Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung sedang

dilakukan permohonan pemecahan.

E. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, dapat Tergugat

sampaikan bahwa Sertipikat Hak Milik Nomor 849/KD merupakan

produk Pejabat Tata Usaha Negara yang terbit setelah memenuhi

syarat dan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

1997 dan Peraturan Pelaksana Peraturan Menteri Agraria dan

Tata Ruang Nomor 3 Tahun 1997

Berdasarkan uraian dasar dan fakta hukum pada Eksepsi dan Pokok

Perkara tersebut di atas, mohon kiranya kepada Ketua Pengadilan Tata

Usaha Negara Bandar Lampung cq. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Bandar Lampung yang memeriksa, mengadili dan memutuskan

perkara ini berkenan untuk memutuskan.

III. Dalam Eksepsi:

1. Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan gugatan Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya

menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke

verklaard), dengan pertimbangan:

Halaman 34 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


a. Perkara a quo adalah Kompetensi Absolut dari Pengadilan

Negeri untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a

quo;

b. Gugatan Salah Alamat (error in persona/error in subjectum);

c. Gugatan Telah Lewat Waktu;

IV. Dalam Pokok Perkara

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menerima Eksepsi dan Jawaban dalam pokok perkara Tergugat

untuk seluruhnya;

3. Menetapkan dan Menyatakan Sah Penerbitan Sertipikat Hak Milik

Nomor 11579 Penerbitan tanggal 8 Desember 1994 terletak di

Kelurahan Sukarame Baru Kecamatan Sukarame Kota Bandar

Lampung dengan Surat Ukur Nomor 4989/1994 tanggal 30

November 1994 Luas 3120 M2 atas nama Hipni, S.E.;

4. Menetapkan dan Menyatakan, bahwa Tergugat Tidak Melanggar

Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AUPB).

5. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini;

Tergugat II Intervensi mengajukan Jawaban secara tertulis tertanggal

12 April 2022, pada pokoknya sebagai berikut:

Dalam Eksepsi

1. Eksepsi Kompetensi Absolut

1) Bahwa objek sengketa dalam gugatan Aquo adalah Sertipikat Hak

Milik Nomor :11579/SI,Desa sukarame Baru,Kecamatan

Halaman 35 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Sukarame,Kota Bandar Lampung tertanggal 18 Desember Surat

Ukur nomor.4989/1994 tertanggal 30 November 1994;

2) Bahwa berdasarkan dalil pengugat pada halaman 6 angka 1

menyebutkan bahwa kepemilikan Penggugat tersebut didasarkan

atas Surat Garap yang didapatkan oleh Penggugat dari Sriyadi

sejak tanggal tanggal 25 Januari 2013

3) Berdasarkan dalil penggugat pada halaman 7 huruf d,e,f,g,h

menyebutkan tanah tersebut digarap oleh Astari Bin Sera dan

dihibahkan ke ahli warisnya yang bernama Asnawati,pada tanggal

04 Agustus 2008 Asnawati mengalihkan tanah garapan tersebut ke

H.Sa’ud dan pada tanggal 12 juli 2011 tanah tersebut dialihkan ke

Sriyadi, sampai dengan tahun 2013 tanah tersebut telah berpindah

tangan ke Penggugat dan tanah tersebut dikelola oleh Pengugat

dan tidak pernah dijaminkan hak tangungan;

4).Bahwa menimbang untuk memberikan kepastian hukum dan

perlindungan kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah dan

terselenggaranya tertib administrasi pertanahan maka dalam hal ini

negara mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997

tentang pendaftaran tanah,bahwa alas hak penggugat dalam

perkara Aquo adalah Surat Garap atas tanah yang dimiliki

Penggugat pada tanggal 25 Januari 2013 dan belum pernah diuji

keperdataannya dan didaftarkan melalui mekanisme yang benar

secara hukum setelah terbitnya peraturan Pemerintah pendaftaran

Halaman 36 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


tanah tersebut, bahkan setelah terbitnya peraturan

pemerintah tahun 1997 tentang

pendaftaran tanah negara menjalankan berdasarkan

asas sederhana, terjangkau, mutakhir,terbuka untuk siapa saja

pemegang hak atas suatu bidang tanah;

5).Bahwa maka dengan demikian ,sesungguhnya objek dalam

gugatan perkara Aquo bukan lah Sertipikat hak milik Nomor

:11579/SI melainkan sengketa hak kepemilikan atas tanah yang

terletak di Desa sukarame Baru,Kecamatan Sukarame,Kota Bandar

Lampung;

6).Bahwa dengan demikian terang adanya perkara Aquo adalah

kewenangan Aboslute peradilan umum dalam perkara keperdataan

,maka dengan segala kerendahan hati

Tergugat II intervensi memohon kepada yang mulia Majelis Hakim

dalam perkara Aquo pada Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar

Lampung untuk memutus perkara Aquo dengan amar putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang mengadili perkara

Aquo;

2. Eksepsi Gugatan Daluarsa

1).Bahwa Lewat tenggang waktu berdasarkan pasal 55 Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara Gugatan dapat diajukan hanya

dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak

Halaman 37 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


diterimanya atau diumumkannya keputusan Badan/Pejabat Tata

Usaha Negara .

2). Bahwa lewat waktu dari ketentuan pasal 32 ayat (1) dan (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran

tanah yang menentukan :

i.Sertipikat merupakan suatu tanda bukti hak yang berlaku sebagai

alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik yang termuat

didalamnya sepanjang datafisik dan data yuridis didalamnya

sesuai dengan data yang ada surat ukur dalam buku tanah yang

bersangkutan.

ii. Dalam hal suatu bidang tanah yang sudah diterbitkan Sertipikat

yang sah atas nama orang atau badan Hukum yang memperoleh

tanah tersebut dengan itikat baik dan secara nyata

menguasainya,maka pihak yang merasa mempunyai hak atas

tanah itu tidak dapat lagi menuntuk pelaksanaan hak tersebut

apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkanya Sertipikat

itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang

Sertipikat dan Kepala kantor Pertanahan yang bersangkutan

ataupun tidak mengajukan gugatan kepengadilan mengenai

penguasaan atas tanah atau penerbitan Sertipikat tersebut.

4).Bahwa setidak tidaknya penggugat telah mengetahui sejak tahun

1994 berdasarkan uraian Penggugat pada halaman 3 Penggugat

memiliki pengetahuan atas eksistensi atas objek sengketa namun

mengetahui kerugian atas terbitnya objek sengketa oleh sebab itu

Halaman 38 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


merupakan konsekuensi logis dari adanya pengetahuan bahwa

kepentingan Penggugat dirugikan atas terbitnya objek sengketa;

5).Bahwa dari rangkaian dalil bantahan tersebut,Tergugat II Intervensi

berkeyakinan bedasarkan Hukum,bahwa setidak –tidaknya pada

tanggal 30 November 1994 Pengugat sudah mengetahui

kepentingannya dirugikan atas terbitnya objek sengketa,selanjutnya

apabila dihitung pada tanggal 30 november 1994 dan dihubungkan

pada Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 serta

yurisprudensi mahkamah agung R.I Nomor 5 K/TUN/1992 tanggal

21 Januari 1993 jo Nomor 270/K/TUN/2001 tanggal 4 mei 2002

maka gugatan dalam perkara Aquo telah melewati tenggat waktu

pengajuan gugatan selama 27 tahun 3 bulan 7 hari;

6).Bahwa mengingat Sertipikat Hak Milik Nomor 11579/SI atas nama

Pemegang Hak Hipni, S.E yang sudah diterbitkan pada tanggal 30

November 1994 dan bila dihitung sampai saat gugatan dalam

perkara ini teregister di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar

Lampung yaitu pada tanggal 07 Maret 2022,maka merujuk pada

ketentuan pada pasal 32ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran atas tanah gugatan

yang ditujukan Penggugat sudah melewati waktu selama 27 tahun

3 bulan 7 hari;

7).Bahwa berdasarkan uraian dalil bantahan tersebut diatas maka

sangat beralasan menurut hukum jika yang mulia Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara Aquo untuk dapat memutus

Halaman 39 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ountvankelijke

Verklaard).

3 Eksepsi Error in Persona (Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum

yang sah melakukan gugatan a quo)

1). Bahwa untuk memenuhi syarat formil gugatan,sebagaimana

dipersyaratkan dalam pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9

Tahun 2004 tentang Peradilan tata Usaha Negara yang berbunyi

”Orang atau badan Hukum perdata yang merasa kepentingannya

yang dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha negara dapat

mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang

yang berisi agar keputusan Tata Usaha Negara yang

disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau

disertai ganti rugi dan atau direhabilitasi.

2). Bahwa berdasarkan doktrin ,sebagaimana dikemukakan oleh S.F

Marbun dalam bukunya peradilan administrasi negara dan upaya

administrasi diindonesia (1997;226) dikatakan “bahwa kepentingan

penggugat yang dirugikan harus bersifat langsung terkena artinya

kepentingan penggugat tidak terselubung dibalik kepentingan orang

lain (rechsreecks belang) sesuai dengan adagium yang

mengatakan point d’interes poin d’action.

3) Bahwa berdasarkan surat gugatan Penggugat pada halaman 7

huruf d,e,f,g,h yang berbunyi bahwa tanah tersebut mereka

dapatkan didasarkan atas Surat Garap yang dimiliki oleh Astari

Bin M.Sera yang kemudian dihibahkan ke Asnati pada tanggal 4

Halaman 40 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Agustus 2008 dan kemudian pada tanggal 4 Agustus 2008

dialihkan ke H.Sa’ud dan kemudian pada tanggal 12 juli 2011

dialihkan ke Sriyadi dan kemudian pada tanggal 25 Januari 2013

dialihkan ke Penggugat ;

4) Bahwa menimbang Tergugat II Intervensi telah memiliki hak atas

tanah tersebut sejak 30 November 1994 sampai dengan saat ini,

namun apabila dipahami lebih mendalam dari rangkaian peristiwa

tersebut(posita),Penggugat bukanlah pihak yang memiliki

kedudukan Hukum / legal standing untuk mengajukan gugatan

(pesona standi in judicio ) dikarenakan penggugat hanya berjumlah

1 orang sedangkan Penggugat mendalilkan bahwa tanah tersebut

didapatkan dari Astari Bin M.Sera dialihkan ke Asnawati dialihkan

ke H.Saud dialihkan ke Sriyadi dan terakhir ke Sudadi (Penggugat )

maka sangat janggal apabila saat ini hanya 1 orang saja yang

mengajukan gugatan dalam perkara Aquo dan patut diduga masih

ada pihak lain yang tidak ditarik dalam perkara ini;

5).Bahwa berdasarkan uraian dalil bantahan tersebut diatas maka

sangat beralasan menurut hukum jika yang mulia majelis hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara Aquo untuk dapat

memutus gugatan penggugat tidak dapat diterima (Niet

Ountvankelijke Verklaard);

4. Eksepsi Obscurr Libel (Terdapat kontradiksi antara posita dan Petitum)

1).Bahwa berdasarkan dalil gugatan penggugat pada halaman 7 huruf

d,e,f,g,h didasarkan atas Surat Garap yang dimiliki oleh Astari Bin

Halaman 41 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Sera dan dihibahkan ke ahli warisnya yang bernama Asnawati,pada

tanggal 04 Agustus 2008 Asnawati mengalihkan tanah garapan

tersebut ke H.Sa’ud dan pada tanggal 12 juli 2011 tanah tersebut

dialihkan ke Sriyadi, sampai dengan tahun 2013 tanah tersebut

telah berpindah tangan ke Penggugat;

2). Bahwa berdasarkan dalil gugatan penggugat pada halaman 7 huruf

d,e,f,g,h yang merupakan dasar mengajukan gugatan ke

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar lampung adalah surat

garap dan itupun hak kepemilikan belum pernah diuji hak

keperdataanya dan didaftarkan melalui mekanisme yang benar

secara hukum setelah terbitnya Peraturan Pemerintah tentang

pendaftaran tanah tahun 1997.

3). Bahwa dalam petitum penggugat agar yang mulia majelis hakim

yang memeriksa,memutus dan mengadili perkara Aquo untuk

menyatakan tidak sah dan batal demi hukum objek gugatan berupa

Sertipikat hak milik Nomor :11579/SI Desa sukarame

Baru,Kecamatan Sukarame,Kota Bandar Lampung tertanggal 18

Desember Surat ukur nomor.4989/1994 tertanggal 30 November

1994;

4). Bahwa antara posita dan petitum dalam dalil gugatan Penggugat

sangat kabur dan tidak jelas serta saling bertentangan karena

didalam posita penggugat membahas dasar mengajukan gugatan

hak kepemilikan sebidang tanah dengan luas 200 m yang belum

pernah diuji hak keperdataannya dan didaftarkan melalui

Halaman 42 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


mekanisme yang benar secara hukum setelah terbitnya Peraturan

pemerintah tahun 1997 akan tetapi didalam petitum penggugat

meminta agar Majelis Hakim yang memeriksa,memutus dan

mengadili perkara a quo menyatakan tidak sah dan batal demi

hukum Sertipikat Hak milik Nomor :11579/SI.

5) Bahwa berdasarkan uraian dalil bantahan tersebut diatas maka

sangat beralasan menurut hukum jika yang Mulia Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara a quo utuk dapat memutus

gugatan penggugat tidak dapat diterima (Niet Ountvankelijke

Verklaard)

B. Dalam Pokok Perkara

1.Bahwa pada pokoknya Tergugat II Intervensi menolak secara tegas

dan keras seluruh dalil penggugat kecuali yang benar-benar diakui

kebenarannya oleh Tergugat II intervensi;

2.Bahwa alasan Tergugat II Intervensi dalam pokok perkara ini,adalah

satu kesatuan utuh dari eksepsi Tergugat II intervensi tersebut

diatas;

3.Bahwa menimbang dalam dalil penggugat dalam perkara Aquo

mendalilkan pelanggaran terhadap peraturan perundang undangan

berdasarkan Undang-undang No.5 tahun 1960 tentang peraturan

dasar pokok-pokok agraria (UUPA);

4. Bahwa dengan adanya peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 18 tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan,Hak atas

tanah,satuan rumah susun dan pendaftaran atas tanah yang

Halaman 43 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


diundangkan pada tanggal 2 februari 2021 yang mengatur tentang

tatacara penngelolaan dan hak atas tanah maka ssudah seharusnya

dalil gugatan dalam perkara Aquo tidak berdasar dan penggugat

tidak memiliki legal standing terhadap apa yang didalilkan dalam

perkara a quo;

6. Bahwa dengan demikian maka sangat beralasan menurut hukum

apabila yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa,memutus dan

mengadili perkara a quo untuk dapat menolak seluruh dalil gugatan

penggugat penggugat tidak memiliki legal standing terhadap apa

yang didalilkan dalam perkara a quo;

7.Bahwa Tergugat II intervensi telah menguasai sebidang tanah luas

3120 m2 sebagai mana dimaksud Sertipikat Hak Milik Nomor :

11579/SI Desa Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar

Lampung tertanggal 18 Desember Surat ukur Nomor: 4989/1994

tertanggal 30 November 1994 atas nama Tergugat II Intervensi

dengan itikad baik dan membayar pajak hingga saat ini;

8.Bahwa Tergugat II Intervensi menolak dengan keras dan tegas alas

hak penggugat yaitu surat garapan yang dimiliki penggugat yang

penggugat dapatkan dari Sriyadi sejak tahun 2013 dikarenakan tidak

memiliki alas hak yang Sah dan Benar menurut hukum;

9.Bahwa Tergugat II Intervensi menolak dengan keras dan tegas dalil

penggugat pda bagian V. Dasar dan alasan diajukannnya gugatan

dengan penjelasan sebagai berikut :

Halaman 44 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


i. Bahwa berdasarkan paragraf 2 tentang tata cara pemberian hak

pada pasal 55 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata

Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2021

berbunyi :”dalam hal data yuridis dan data fisik telah

lengkap,pejabat berwenang atau pejabat yang ditunjuk melakukan

pemeriksaan tanah;

ii. Bahwa yang dimaksud data fisik berdasarkan ketentuan pasal 1

ayat 6 Peraturan menteri agraria dan tata ruang/Kepala badan

pertanahan Nasional Nomor 18 tahun 2021 tentang tatacara

penetapan hak pengelolaan dan hak atas tanah berbunyi :”Data

fisik adalah keterangan mengenai letak ,batas dan luas bidang

tanah dan satuan rumah susun yang didaftar,termasuk keterangan

mengenai adanya bangunan dan bagian bangunan diatasnya;

ii. Bahwa yang dimaksud data Yuridis adalah berdasarkan ketentuan

pasal 1 ayat 7 Peraturan menteri agraria dan tata ruang/Kepala

badan pertanahan Nasional Nomor 18 tahun 2021 tentang

tatacara penetapan hak pengelolaan dan hak atas tanah berbunyi:

Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang

tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya

dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya ;

iv. Bahwa penggugat menolak sepenuhnya dalil-dalil gugatan

Penggugat yang mengajukan surat garap sebagai alas Hak

kepemilikan dan ini merupakan tindakan ilegal yang tidak

dibenarkan menurut hukum dan cenderung melanggar hukum dan

Halaman 45 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


mengesampingkan alas hak yang sah menurut hukum yaitu

Sertipikat hak kepemilikan milik Tergugat II intervensi;

v. Bahwa dengan tidak terbuktinya dalil gugatan Penggugat maka

sangat beralasan menurut hukum terhadap gugatan Penggugat

harus ditolak untuk seluruhnya (Niet Ountvankelijke Verklaard);

10. Bahwa Tergugat II intervensi menolak dengan keras dan tegas

terhadap dalil gugatan Penggugat pada bagian A. Bertentangan

Dengan Peraturan Perundang-Undangan dengan penjelasan

sebagai berikut :

i.Bahwa berdasarkan pasal 3 ayat 1 Peraturan Menteri Agraria dan

Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 tahun

2021 tentang tatacara pengelolaan dan hak atas tanah berbunyi :

Sebelum mengajukan permohonan hak atas tanah ,pemohon harus

memperoleh dan menguasai tanahyang dimohon dengan

membuktikan data fisik dan data yuridis sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

11.Bahwa Tergugat II Intervensi menolak dengan keras dan tegas

terhadap dalil gugatan Penggugat pada halaman 11 huruf a

Bertentangan dengan Asas pemerintahan yang baik dengan

penjelasan sebagai berikut :

i).Bahwa terhadap Asas Kepastian Hukum para tergugat sama

sekali tidak melanggar atau mengabaikan Asas tersebut dengan

penjelasan sebagai berikut :

Halaman 46 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


1.Bahwa yang dimaksud Asas kepastian Hukum adalah Asas

dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan

perundang-undangan,kepatutan dan keadilan dalam setiap

kebijakan penyelenggara Negara.

2. Bahwa Para Tergugat sudah menjalankan tugas dan fungsinya

masing-masing berdasarkan peraturan perndang-undangan

yang berlaku.

3 Bahwa dengan terbitnya Sertipikat Hak milik Nomor :11579

atas nama Tergugat II intervensi itu membuktikan adanya

kepastian Hukum yang didapat tergugat II Intervensi dalam

bentuk Hak.

ii). Bahwa terhadap Asas Kecermatan Tergugat sama sekali tidak

melanggar atau mengabaikan mengabaikan Asas tersebut dengan

penjelasan sebagai berikut :

1. Bahwa yang dimaksud Asas kecermatan adalah Asas yang

mengandung arti bahwa suatu keputusan dan/ atau tindakan

harus didasarkan pada informasi dan dokumen yang lengkap

untuk mendukung legalitas penetapan dan /atau pelaksanaan

keptusan dan/atau tindakan sehingga keputusan dan/atau

tindakan yang bersangkutan dipersiapkan dengan cermat

sebelum keputusan dan/atau tersebut ditetapkan dan /atau

dilaksanakan.

2. Bahwa berdasarkan pasal 3 ayat 1 Peraturan Menteri Agraria

dan Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor

Halaman 47 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


18 tahun 2021 tentang tatacara pengelolaan dan hak atas

tanah berbunyi : Sebelum mengajukan permohonan hak atas

tanah ,pemohon harus memperoleh dan menguasai tanahyang

dimohon dengan membuktikan data fisik dan data yuridis

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

iii).Bahwa dengan tidak terbuktinya dalil gugatan Pengugat maka

sangat beralasan menurut hukum terhadap gugatan penggugat

harus ditolak untuk seluruhnya.

B. Petitum

Berdasarkan alasan dan dasar tersebut diatas ,Tergugat II intervensi

memohon kepada Ketua Pengadilan Tata usaha Negara Bandar Lampung

melalui majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk

memutus hal-hal sebagai berikut :

Dalam Eksepsi

- Menerima Eksepsi Tergugat II Intervensi

- Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ountvankelijke

Verklaard)

Dalam Pokok Perkara

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Membebankan biaya perkara Kepada Penggugat;

Atas Jawaban Tergugat dan Tergugat II Intervensi, Penggugat

mengajukan Replik secara tertulis tertanggal 19 April 2022, dan atas Replik

Penggugat tersebut Tergugat dan Tergugat II Intervensi mengajukan Duplik

secara tertulis masing-masing tertanggal 26 April 2022;

Halaman 48 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Penggugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat

yang telah diberi meterai cukup serta dicocokkan dengan pembandingnya,

masing-masing diberi tanda Bukti P - 1 sampai dengan Bukti P - 37 sebagai

berikut:

- Bukti P – 1 : Surat Pernyataan Hj. Halimah Astari tanggal 14 Juni 2006

yang dibuatkan oleh Camat Sukabumi dengan Nomor:

592.2.22.18.71.08.VI.06 dan diketahui oleh Lurah

Kalibalau Kencana (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti P – 2 : Surat Keterangan Kewarisan (tanpa tanggal) Mei 2006

yang dibuatkan oleh Camat Sukabumi dengan Nomor:

400.45.18.71.12.VI.2006 dan diketahui oleh Lurah

Kalibalau Kencana (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti P – 3 : Surat Pernyataan Ahli Waris (tanpa tanggal) Mei 2006

yang dibuatkan oleh Camat Sukabumi dengan Nomor:

400/45/18.71.12.VI.2006 dan diketahui oleh Lurah

Kalibalau Kencana (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti P – 4 : Surat Keterangan Hibah Garapan tanggal 14 Juni 2006

dari Hj. Halimah Astari kepada Asnawati yang diketahui

oleh Lurah Sukarame dengan Nomor: 592.2.22.18.71.

08.VI.06 tanggal 16 Juni 2006 (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti P – 5 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Asnawati yang

diketahui oleh Kepala Kelurahan Sukarame Kecamatan

Sukarame tanggal 16 Juni 2006 2006 (sesuai dengan

fotokopi);

- Bukti P – 6 : Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah

(Sporadik) atas nama Asnawati, yang diketahui oleh

Halaman 49 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Kepala Kelurahan Sukarame tanggal 16 Juni 2006

(sesuai dengan fotokopi);

- Bukti P – 7 : Surat Jual Beli Tanah tanggal 4 Agustus 2008 dari

Asnawati kepada HI. Sa’ud. S (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti P – 8 : Surat Pernyataan Hi. Sa’ud. S tanggal 11 Juli 2011

(sesuai dengan asli);

- Bukti P – 9 : Surat Keterangan Ganti Rugi Garapan tanggal 12 Juli

2011 yang diketahui oleh Lurah Sukarame tanggal

14 September 2011 dari Hi. Sa’ud. S kepada Sriyadi

(sesuai dengan asli);

- Bukti P – 10 : Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah

(Sporadik) atas nama Sriyadi tertanggal 14 Juli 2011

yang diketahui oleh Lurah Sukarame tanggal 14

September 2011 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 11 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Sriyadi tertanggal

14 Juli 2011 yang diketahui oleh Kepala Kelurahan

Sukarame Kecamatan Sukarame tanggal 14 September

2011 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 12 : Kuitansi tanggal 25 Januari 2013 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 13 : Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan

Bangunan tahun 2020 tanggal 2 Juni 2020 (sesuai

dengan fotokopi);

- Bukti P – 14 : Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Lampung Nomor DA.79/SK/HM/77 tanggal 14 Februari

1977 (sesuai dengan fotokopi);

Halaman 50 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


- Bukti P – 15 : Surat Keterangan Ganti Rugi Garapan tanggal 12 Juli

2011 dari Hj. Sa’ud S kepada Chotimah (sesuai dengan

asli);

- Bukti P – 16 : Surat Pernyataan atas nama H. Sa’ud tertanggal 12 Juli

2011 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 17 : Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah

(Sporadik) atas nama Chotimah tertanggal 14 Juli 2011

(sesuai dengan asli);

- Bukti P – 18 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Chotimah

tertanggal 14 Juli 2911 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 19 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Rosa tertanggal

02 Mei 2014 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 20 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Rosa tertanggal

02 Mei 2014 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 21 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Rosa tertanggal

02 Mei 2014 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 22 : Surat Keterangan Ganti Rugi Garapan dari H. Sa’ud

kepada Rosa tertanggal 02 Mei 2014 (sesuai dengan

asli);

- Bukti P – 23 : SPPT PBB tahun 2021 atas nama Andrianto (Rosa)

(sesuai dengan asli);

- Bukti P – 24 : Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah

(Sporadik) atas nama Ahmad Kurniawan tertanggal 28

Agustus 2014 (sesuai dengan asli);

Halaman 51 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


- Bukti P – 25 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Ahmad

Kurniawan tertanggal 28 Agustus 2014 (sesuai dengan

asli);

- Bukti P – 26 : Surat Pernyataan atas nama Ahmad Kurniawan

tertanggal 28 Agustus 2014 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 27 : Surat Perjanjian Jual Beli Tanah dari Ahmad Kurniawan

kepada Ade Wibowo tertanggal 16 Desember 2016

(sesuai dengan asli);

- Bukti P – 28 : Surat Pernyataan Kepemilikan atas nama Ade Wibowo

tertanggal 16 Desember 2016 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 29 : Surat Pernyataan atas nama Ade Wibowo tertanggal

16 Desember 2016 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 30 : Surat Pernyataan Jual Beli dari H. Sa’ud kepada Nining

tertanggal 17 Mei 2013 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 31 : Surat Pernyataan Jual Beli dari Nining kepada Eppy

Chandra tertanggal 31 Desember 2014 (sesuai dengan

asli);

- Bukti P – 32 : Surat Pernyataan atas nama H. Sa’ud tertanggal

28 September 2011 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 33 : Surat Keterangan Ganti Rugi Garapan dari H. Sa’ud

kepada Darfin Darfius tertanggal 28 September 2011

(sesuai dengan asli);

- Bukti P – 34 : Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah

(Sporadik) atas nama Darfin Darfius tertanggal 28

September 2011 (sesuai dengan asli);

Halaman 52 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


- Bukti P – 35 : Surat Pernyataan Pemilikan atas nama Darfin Darfius

tertanggal 28 September 2011 (sesuai dengan asli);

- Bukti P – 36 : SPPT PBB tahun 2015 atas nama Darfin Darfius (sesuai

dengan asli);

- Bukti P – 37 : SPPT PBB tahun 2022 atas nama Darfin Darfius (sesuai

dengan asli);

Tergugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat

yang telah diberi meterai cukup serta dicocokkan dengan pembandingnya,

masing-masing diberi tanda Bukti T-1 sampai dengan Bukti T-…, sebagai

berikut:

- Bukti T – 1 : Akta Jual Beli Nomor 172/JB/SKR/SKR/1994 tanggal

5 November 1994 dari Elyus Rafic kepada Burmawi yang

dibuat di hadapan HI. Mohd. Zen B.SC., Pejabat

Pembuat Akta Tanah untuk wilayah Kotamadya Bandar

Lampung (sesuai dengan asli);

- Bukti T – 2 : Surat Permohonan dari Burmawi kepada Kepala Kantor

Pertanahan Kota Madya Bandar Lampung tertanggal

28 November 1994 (sesuai dengan asli);

- Bukti T – 3 : Kartu Tanda Penduduk atas nama Elyus Rafic dan

Burmawi (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti T – 4 : Buku Tanah Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame

Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur No.

4989/1994 tanggal 30 Nopember 1994 luas 3.120 M2

atas nama Hipni, S.E. (sesuai dengan asli);

- Bukti T – 5 : Akta Hibah Nomor 186/2021 tanggal 26 November 2021

yang dibuat di hadapan Rendy Renaldy, S.H., M.Kn.,

Halaman 53 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Bandar Lampung

(sesuai dengan asli);

- Bukti T – 6 : Risalah Perkembangan Teknis Dalam Penerbitan Tapak

Kapling Nomor: 33/TP-I/2021 tanggal 25 Januari 2022

(sesuai dengan asli);

- Bukti T – 7 : Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Lampung Nomor DA.79/SK/HM/77 tanggal 14 Februari

1977 (sesuai dengan fotokopi);

- - Bukti T – 8 : Peta Dupda lembar 5 (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti T – 9 : Sertipikat Hak Milik 849/KD (sesuai dengan asli);

- Bukti T – 10 : Kwitansi Penggantian Blangko Lama atas nama Burmawi

(sesuai dengan asli);

- Bukti T – 11 : Penetapan Biaya Pendaftaran Hak atas nama Burmawi

(sesuai dengan asli);

- Bukti T – 12 : Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Nomor DA.79/SK/HM/77 (sesuai dengan asli);

- Bukti T – 13 : Daftar Sertipikat dan pemegang hak tahun 1976/1977

(sesuai dengan asli);

- Bukti T – 14 : Berita Acara Inventaris Buku Tanah Hak Milik No. 1 s/d

1.070 (sesuai dengan asli);

- Bukti T – 15 : Akta Jual Beli No. 1005/NOT/KD/1982 yang dibuat di

hadapan Imran Ma’aruf, S.H. Notaris di T. Karang-

T. Betung tanggal 24 Desember 1982 (sesuai dengan

asli);

- Bukti T – 16 : Surat Keterangan Pendaftaran Tanah No. 1708/1982

(sesuai dengan asli);

Halaman 54 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Tergugat II Intervensi telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi

surat-surat yang telah diberi meterai cukup serta dicocokkan dengan

pembandingnya, masing-masing diberi tanda Bukti T II Intv-1 sampai dengan

Bukti T II Intv-13, sebagai berikut:

- Bukti T II Intv – 1 : Kartu Tanda Penduduk NIK: 1806010612680003

atas nama Hipni, SE (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti T II Intv – 2 : Sertipikat Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame

Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur No.

4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3.120

M2 atas nama Hipni, S.E. (sesuai dengan asli);

- Bukti T II Intv – 3 : Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun

2017 NOP: 18.71.021.006.022-0165.0 tertanggal

18 November 2021 (sesuai dengan asli);

- Bukti T II Intv – 4 : Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun

2018 NOP: 18.71.021.006.022-0165.0 tertanggal

18 November 2021 (sesuai dengan asli);

- Bukti T II Intv – 5 : Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun

2019 NOP: 18.71.021.006.022-0165.0 tertanggal

18 November 2021 (sesuai dengan asli);

- Bukti T II Intv – 6 : Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun

2020 NOP: 18.71.021.006.022-0165.0 tertanggal

18 November 2021 (sesuai dengan asli);

- Bukti T II Intv – 7 : Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB tahun

2021 NOP: 18.71.021.006.022-0165.0 tertanggal

18 November 2021 (sesuai dengan asli);

Halaman 55 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


- Bukti T II Intv – 8 : Laporan Polisi terkait penyerobotan lahan (sesuai

dengan fotokopi);

- Bukti T II Intv – 9 : Dokumentasi somasi Sdr. Sudadi terkait

penyerobotan lahan (sesuai dengan hasil cetak);

- Bukti T II Intv – 10 : Dokumentasi somasi Sdr. Darpin terkait

penyerobotan lahan (sesuai dengan hasil cetak);

- Bukti T II Intv – 11 : Dokumentasi somasi Sdr. Yanto terkait

penyerobotan lahan (sesuai dengan hasil cetak);

- Bukti T II Intv – 12 : Surat perintah setor pemecahan Sertipikat, Nomor

Berkas Permohonan 4900/2022 tanggal 15 Februari

2022 (sesuai dengan fotokopi);

- Bukti T II Intv – 13 : Dokumentasi pertemuan dengan warga Sukarame

Baru (sesuai dengan hasil cetak);

Pengadilan telah melaksanakan Pemeriksaan Setempat di lokasi

sebagaimana dimaksud dalam objek sengketa pada hari Rabu tanggal

18 Mei 2022;

Penggugat mengajukan 2 (dua) orang saksi yang telah memberi

keterangan di bawah sumpah menurut agama dan kepercayaannya sebagai

berikut:

1. Dedi Andiyanto:

- Bahwa saksi tahu yang disengketakan dalam perkara ini adalah

mengenai pembelian tanah;

- Bahwa luas tanah yang saksi beli dari Haji Sa’ud adalah 180 M2;

- Bahwa setahu saksi Haji Saud beli dari Asnawati, sedangkan Asnawati

memperoleh dari bapaknya;

Halaman 56 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


- Bahwa yang melaksanakan pemecahan terhadap bidang-bidang tanah

milik Haji Saud adalah Haji Saud sendiri, sebelum meninggal;

- Bahwa saksi tidak pernah melihat alas hak Penggugat;

- Bahwa saksi mengetahui luas tanah yang dimiliki oleh Penggugat

adalah 200 M2;

- Bahwa sepengetahuan saksi, semua bidang yang dibeli dari Haji Sa’ud

belum memiliki Sertipikat;

- Bahwa sebelumnya tidak pernah ada yang mengklaim sebagai pemilik

tanah objek sengketa;

2. Suhaili:

- Bahwa saksi sejak kecil tinggal di di dekat bidang tanah yang menjadi

bagian dari objek sengketa;

- Bahwa saksi tahu tanah objek sengketa dimiliki oleh Astari, dan saksi

menggarap tanah yang berada di sebelahnya;

- Bahwa tidak pernah melihat ada pihak dari Kantor Pertanahan yang

melakukan pengukuran;

- Bahwa saksi tidak tahu tanah milik Astari telah dijual;

- Bahwa selama saksi menggarap tanah tersebut, tidak ada keberatan

atau dihalang-halangi oleh pihak lain;

- Bahwa saksi tidak pernah mendengar adanya penawaran pembuatan

sertipikat di sekitar daerah tersebut;

Tergugat tidak mengajukan saksi meskipun Pengadilan telah

memberi kesempatan yang patut untuk itu;

Tergugat II Intervensi mengajukan 2 (dua) orang saksi yang telah

memberi keterangan di bawah sumpah menurut agama dan kepercayaannya

sebagai berikut:

Halaman 57 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


1. Andrew Carlos Alamanzo;

- Bahwa luas tanah milik Bapak Hipni lebih kurang tiga ribuan meter

persegi yang diperoleh melalui hibah pada tahun 2021;

- Bahwa saksi pernah melihat Sertipikatnya ketika menjadi saksi mediasi

atau pertemuan antara Bapak Yanto, Bapak Bowo dan Bapak Hipni di

tahun 2020, selanjutnya pada saat pertemuan fotokopi Sertipikat

diserahkan kepada Bapak Yanto dan Bapak Bowo;

2. Jamalludin;

- Bahwa saksi mengetahui letak lokasi tanah objek sengketa, setelah

diberitahu oleh Bapak Hipni ketika sering ikut pengajian di sekitar

lokasi tanah objek sengketa;

- Bahwa luas bidang tanah tersebut adalah 3.120 M2 dan telah

bersertipikat;

- Bahwa saksi tahu pernah ada mediasi di antara Para Pihak karena

saksi juga ada pada saat mediasi;

- Bahwa hasil mediasi yang dilaksanakan adalah agar permasalahan

dapat diselesaikan secara kekeluargaan tanpa proses hukum;

Penggugat, Tergugat dan Tergugat II Intervensi mengajukan

kesimpulannya secara tertulis masing-masing tertanggal 6 Juni 2022;

Segala sesuatu dalam Berita Acara Persidangan telah termuat dan

merupakan satu kesatuan dalam putusan ini;

Pada akhirnya para pihak mohon putusan Pengadilan;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana terurai dalam duduk perkara putusan a quo;

Halaman 58 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dan dimohonkan

batal atau tidak sah dalam perkara a quo adalah Sertipikat Hak Milik No.

11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur No.

4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2 atas nama Hipni, S.E.

yang terletak di Kelurahan Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame, Kota

Bandar Lampung, Provinsi Lampung (vide Bukti T-4 = T II Intv-2);

Menimbang, bahwa lebih lanjut Pengadilan akan mempertimbangkan

eksepsi dan pokok perkara sebagai berikut:

Dalam Eksepsi:

A. Eksepsi Tergugat, yaitu:

1. Eksepsi Kompetensi Absolut;

2. Eksepsi Gugatan Salah Alamat (error in persona/error in subjectum);

3. Eksepsi Gugatan Telah Lewat Waktu

4. Eksepsi Gugatan Kabur (Obscuur Libel);

B. Eksepsi Tergugat II Intervensi, yaitu:

1. Eksepsi Kompetensi Absolut;

2. Eksepsi Gugatan Daluarsa;

3. Eksepsi Error in Persona (Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum

yang sah melakukan gugatan a quo);

4. Eksepsi Obscurr Libel (Terdapat kontradiksi antara posita dan Petitum);

Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap eksepsi-eksepsi yang

diajukan oleh Tergugat dan Tergugat II Intervensi, Pengadilan akan

mempertimbangkannya, dan untuk eksepsi yang Pengadilan simpulkan

sebagai eksepsi yang sama, maka akan dipertimbangkan secara bersama-

Halaman 59 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


sama demi efektifitas putusan ini, dengan pertimbangan hukum sebagai

berikut:

1. Eksepsi Kompetensi Absolut;

Menimbang, bahwa dalil eksepsi Tergugat mengenai kompetensi

absolut pada pokoknya karena Penggugat menjadikan dasar alas hak

kepemilikan sebagai dasar dan alasan gugatan, maka sudah seharusnya

Penggugat terlebih dahulu menjelaskan dan membuktikan mengenai

status asal kepemilikan hak atas tanahnya di Pengadilan Negeri, sehingga

sangatlah jelas dan terang bahwa perkara a quo merupakan kompetensi

absolut dari Pengadilan Negeri dan bukan kompetensi absolut Pengadilan

Tata Usaha Negara untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan

perkara a quo;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalil eksepsi Tergugat II Intervensi

mengenai Kompetensi Absolut pada pokoknya karena Surat Garap atas

tanah yang dimiliki Penggugat pada tanggal 25 Januari 2013 belum

pernah diuji keperdataannya dan didaftarkan melalui mekanisme yang

benar secara hukum setelah terbitnya Peraturan Pemerintah

pendaftaran tanah;

Menimbang, bahwa untuk menentukan kompetensi absolut atau

kewenangan mengadili, Pengadilan merujuk pada ketentuan Pasal 47

dan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan

Tata Usaha Negara juncto Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51

Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang pada pokoknya

Halaman 60 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


mengatur bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan sengketa yang timbul dalam bidang tata

usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan

atau pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun di daerah, sebagai

akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara termasuk sengketa

kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Menimbang, bahwa lebih lanjut yang dimaksud dengan Keputusan

Tata Usaha Negara termuat dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang

Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang

menyebutkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu

penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha

negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkrit,

individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau

badan hukum perdata;

Menimbang, bahwa untuk selanjutnya konstruksi ketentuan

mengenai pengertian Keputusan Tata Usaha Negara tersebut di atas,

diperluas dengan ketentuan Pasal 1 angka 7, Pasal 1 angka 8, dan Pasal

87 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

Pemerintahan, di mana suatu Keputusan dapat dikategorikan sebagai

Keputusan Tata Usaha Negara atau disebut juga dengan Keputusan

Administrasi Pemerintahan apabila memenuhi unsur-unsur sebagai

berikut:

Halaman 61 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


1. Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;

2. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di lingkungan

eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara negara lainnya;

3. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum

Pemerintahan yang Baik;

4. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum, dan/atau;

5. Keputusan yang berlaku bagi warga masyarakat;

Menimbang, bahwa dengan mencermati beberapa ketentuan

hukum seperti diuraikan di atas yang dihubungkan dengan Gugatan a

quo, Pengadilan berpendapat bahwa pokok permasalahan dalam perkara

ini adalah tuntutan dari Penggugat untuk menyatakan batal atau tidak

sahnya kedua objek sengketa, yang setelah Pengadilan cermati objek

sengketa tersebut telah memenuhi unsur-unsur Keputusan Tata Usaha

Negara atau Keputusan Administrasi Pemerintahan, karena merupakan

penetapan tertulis berupa Sertipikat yang dikeluarkan oleh Tergugat yaitu

Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung, yang berisi tindakan

hukum tata usaha negara berupa pemberian dan penetapan Hak Milik,

yang bersifat konkrit, individual untuk dan atas nama pemegang hak

terakhir yaitu Tergugat II Intervensi, serta bersifat final karena tidak lagi

memerlukan persetujuan, baik dari atasan maupun instansi lain, dan telah

menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat dan Tergugat II Intervensi,

kemudian yang menjadi dasar Gugatan, alat uji serta penilaian Pengadilan

adalah ketentuan perundang-undangan dan Asas-Asas Umum

Pemerintahan yang Baik dalam hal kewenangan, prosedur serta substansi

Halaman 62 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


penerbitan objek sengketa, sehingga Pengadilan berkesimpulan bahwa

sengketa ini termasuk dalam sengketa tata usaha negara;

Menimbang, bahwa selanjutnya sesuai dengan ketentuan Pasal 75

sampai dengan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang

Administrasi Pemerintahan serta Pasal 2 dan 3 Peraturan Mahkamah

Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman

Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh

Upaya Administratif, diatur pada pokoknya bahwa Pengadilan baru

berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa

administrasi pemerintahan setelah dilakukan upaya administratif yang

ditempuh berdasarkan peraturan dasar yang mengaturnya atau

berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang

Administrasi Pemerintahan;

Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan tidak menemukan

ketentuan khusus mengenai prosedur upaya administratif pada aturan-

aturan yang mendasari penerbitan objek sengketa, maka peraturan yang

digunakan dalam menempuh upaya adminsitratif adalah Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan;

Menimbang, bahwa dalam Gugatan bagian II. Penerbitan Obyek

Sengketa Merupakan Kewenangan PTUN Bandar Lampung untuk

Memeriksa dan Mengadili, disebutkan Penggugat telah melakukan upaya

keberatan administrasi yang disampaikan pada tanggal 17 Januari 2021,

namun selama pemeriksaan perkara a quo berlangsung, para pihak

khususnya Penggugat tidak mengajukan bukti surat maupun

Halaman 63 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


menghadirkan saksi yang menunjukkan mengenai telah ditempuhnya

upaya administratif;

Menimbang, bahwa lebih lanjut Pengadilan mencermati seluruh

berkas perkara khususnya berkas yang telah diunggah oleh Kuasa Hukum

Penggugat ketika mengajukan Gugatan secara elektronik, Pengadilan

menemukan adanya dokumen elektronik berupa Surat dari Kuasa Hukum

Penggugat Nomor: 03/FCo/SKI/2022 tertanggal 13 Januari 2022 Perihal:

Keberatan Atas Terbitnya SHM No. 11579/SI, sehingga berdasarkan alat

bukti berupa pengetahuan Hakim, Pengadilan berkesimpulan bahwa

Penggugat telah menempuh upaya administratif berupa keberatan kepada

Tergugat atas terbitnya objek sengketa, dan oleh karena itu pengajuan

upaya administratif seperti disyaratkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan dan

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018

Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan

Setelah Menempuh Upaya Administratif telah terpenuhi;

Menimbang, bahwa lebih lanjut oleh karena sengketa dalam

perkara ini telah Pengadilan nyatakan sebagai sengketa tata usaha

negara dan terhadap objek sengketa telah ditempuh upaya administratif

berupa keberatan, maka Peradilan Tata Usaha Negara in casu

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung berwenang untuk

memeriksa, memutus dan menyelesaikannya, sehingga eksepsi Tergugat

dan Tergugat II Intervensi tentang Kompetensi Absolut adalah tidak

beralasan hukum dan dinyatakan tidak diterima;

Halaman 64 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


2. Eksepsi Gugatan Salah Alamat (error in persona/error in subjectum) dan

Eksepsi Error in Persona (Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum

yang sah melakukan gugatan a quo);

Menimbang, bahwa dalil eksepsi Tergugat menyatakan Gugatan

Salah Alamat (error in persona/error in subjectum) pada pokoknya karena

kewenangan untuk membatalkan Sertipikat Hak Atas Tanah baik itu

berdasarkan cacat hukum administratif dalam penerbitan keputusan

pemberian dan/atau sertipikat hak atas tanahnya, atau untuk

melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap adalah merupakan kewenangan Kepala Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional dan bukan kewenangan Tergugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalil eksepsi Tergugat II Intervensi

menyatakan Gugatan Error in Persona (Penggugat tidak memiliki

kedudukan hukum yang sah melakukan gugatan a quo) pada pokoknya

karena Penggugat hanya berjumlah 1 orang sedangkan Penggugat

mendalilkan bahwa tanah tersebut didapatkan dari Astari Bin M. Sera

dialihkan ke Asnawati dialihkan ke H. Saud dialihkan ke Sriyadi dan

terakhir ke Sudadi (in casu Penggugat);

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12 Undang-

Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Tergugat adalah badan atau

pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan

Halaman 65 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang

digugat oleh orang atau badan hukum perdata;

Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan mencermati objek

sengketa dalam perkara ini Sertipikat Hak Milik No. 11579 Kelurahan

Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur No. 4989/1994

tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2 atas nama Hipni, S.E. yang

terletak di Kelurahan Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar

Lampung, Provinsi Lampung (vide Bukti T-4 = T II Intv-2), hal mana di

dalamnya jelas mencantumkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandar

Lampung sebagai pejabat yang menandatangani atau menerbitkan objek

sengketa, sehingga Pengadilan berkesimpulan gugatan Penggugat yang

mendudukkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung sebagai

Tergugat adalah telah sesuai dan tepat;

Menimbang, bahwa lebih lanjut untuk menentukan ada tidaknya

kepentingan menggugat di Pengadilan Tata Usaha Negara, Pengadilan

merujuk pada ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun

1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang menyatakan bahwa

orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan

oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan

tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisikan tuntutan agar

Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal

atau tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau

rehabilitasi;

Halaman 66 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Menimbang, bahwa dengan demikian dalam menilai suatu

kepentingan menggugat harus didasarkan pada prinsip poin de’interet

poin de’action atau no interest no action yang dimaknai pada pokoknya

hanya yang memiliki kepentingan saja dapat mengajukan Gugatan pada

Pengadilan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa dalam Gugatan bagian III. Kepentingan

Penggugat Yang Dirugikan, Penggugat mendalilkan penerbitan objek

sengketa telah merugikan kepentingan Penggugat karena Penggugat

telah membeli bidang tanah tersebut dan mendirikan bangunan di

atasnya, sehingga Penggugat seharusnya menjadi pihak yang

diprioritaskan untuk memiliki Sertipikat di atas bidang tanah tersebut dan

objek sengketa seharusnya juga tidak terbit berikut pemeliharaan datanya;

Menimbang, bahwa pada hari Rabu tanggal 18 Mei 2022,

Pengadilan telah melaksanakan Pemeriksaan Setempat di lokasi bidang

tanah yang menjadi bagian dari objek sengketa, hal mana kemudian

Pengadilan memperoleh fakta hukum bahwa baik Penggugat, Tergugat

maupun Tergugat II Intervensi menunjuk pada letak bidang tanah yang

sama, selain itu di atas bidang tanah tersebut telah berdiri bangunan

rumah atau tempat tinggal milik Penggugat (vide Berita Acara

Pemeriksaan Setempat tanggal 18 Mei 2022);

Menimbang, bahwa oleh karena itu Pengadilan berkesimpulan

dengan terbitnya objek sengketa di atas bidang tanah yang dikuasai oleh

Penggugat maka telah menimbulkan kerugian bagi Penggugat, sehingga

Penggugat memenuhi kapasitas dan memiliki kepentingan untuk

Halaman 67 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


mengajukan gugatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 53 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di

atas maka Eksepsi Tergugat tentang Gugatan Salah Alamat (error in

persona/error in subjectum) dan Eksepsi Tergugat II Intervensi tentang

Error in Persona (Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum

yang sah melakukan gugatan a quo) adalah tidak beralasan hukum dan

dinyatakan tidak diterima;

3. Eksepsi Gugatan Telah Lewat Waktu atau Gugatan Daluarsa;

Menimbang, bahwa dalil Tergugat dan Tergugat II Intervensi

menyatakan gugatan telah lewat waktu atau Gugatan Daluarsa pada

pokoknya karena didasarkan pada Pasal 32 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang

Pendaftaran Tanah;

Menimbang, bahwa ketentuan mengenai tenggang waktu

pengajuan Gugatan termuat dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan

bahwa Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan

puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya

Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara;

Menimbang, bahwa lebih lanjut bagi pihak ketiga yang tidak dituju

langsung oleh keputusan tata usaha negara yang menjadi objek sengketa,

sama halnya seperti Penggugat, maka penghitungan tenggang waktu

Halaman 68 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


pengajuan gugatan didasarkan pada Yurisprudensi Mahkamah Agung

Republik Indonesia melalui Putusan Nomor 5 K/TUN/1992 tanggal 21

Januari 1993, Putusan Nomor 41 K/TUN/1994 tanggal 10 Nopember 1994

dan Putusan Nomor 270 K/TUN/2001 tanggal 4 Maret 2002, yang pada

pokoknya penghitungan tenggang waktu pengajuan gugatan bagi pihak

yang tidak dituju langsung oleh keputusan tata usaha negara yang

menjadi objek sengketa adalah menggunakan teori pengetahuan

(vernemings theorie), atau secara kasuistis 90 (sembilan puluh) hari

dimulai sejak mengetahui dan merasa kepentingannya dirugikan oleh

keputusan tata usaha negara tersebut;

Menimbang, bahwa namun demikian dengan diberlakukannya

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018

Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan

Setelah Menempuh Upaya Administratif khususnya termuat dalam Pasal 5

ayat (1) dan (2), diatur lebih lanjut bahwa tolok ukur penghitungan

tenggang waktu pengajuan Gugatan ke Pengadilan adalah 90 (sembilan

puluh) hari sejak keputusan atas upaya administratif diterima oleh warga

masyarakat atau diumumkan oleh Badan dan/atau Pejabat Administrasi

Pemerintahan yang menangani penyelesaian upaya administratif, serta

bagi pihak ketiga yang tidak dituju oleh keputusan hasil tindak lanjut upaya

administratif, tenggang waktu pengajuan gugatan di pengadilan dihitung

sejak yang bersangkutan pertama kali mengetahui keputusan tata usaha

negara yang merugikan kepentingannya;

Halaman 69 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Menimbang, bahwa dalam Gugatan bagian IV. Tenggang Waktu

Mengajukan Gugatan disebutkan Penggugat baru mengetahui

keberadaan objek sengketa pada tanggal 28 Desember saat

mendapatkan somasi dari Tergugat II Intervensi, kemudian seperti telah

disebutkan di atas, hal mana meskipun tidak diajukan sebagai bukti surat,

Pengadilan menemukan adanya dokumen elektronik berupa Surat dari

Kuasa Hukum Penggugat Nomor: 03/FCo/SKI/2022 tertanggal 13 Januari

2022 Perihal: Keberatan Atas Terbitnya SHM No. 11579/SI, sehingga

berdasarkan alat bukti berupa pengetahuan Hakim, Pengadilan

berkesimpulan dengan diajukan atau didaftarkannya Gugatan ini pada

tanggal 7 Maret 2022, maka masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan

puluh) hari, sehingga terhadap ekspsi Tergugat tentang Gugatan telag

lewat waktu dan eksepsi Tergugat II Intervensi tentang Gugatan daluarsa

adalah tidak beralasan hukum dan dinyatakan tidak diterima;

4. Eksepsi Gugatan Kabur atau Obscurr Libel (Terdapat kontradiksi antara

posita dan Petitum);

Menimbang, bahwa dalil Tergugat menyatakan Gugatan kabur

pada pokoknya karena jika Astari telah menguasai secara aktif dari

sebelum tahun 1977, maka dapat dipertanyakan mengapa saudara Karto

yang masuk dalam daftar penerima Surat Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Lampung No. DA.79/SK/HM/77 tertanggal 14 Februari

1977 dan mengapa pihak Astari tidak melakukan permohonan

pendaftaran tanah pada tahun 1960-an karena telah diatur melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah,

Halaman 70 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


selain itu tanah tersebut telah diperjualbelikan oleh pemiliknya berulang

kali sehingga menjadi indikasi bahwa bidang objek perkara a quo

bermasalah dan pemilik sebelumnya dimungkinkan telah mengetahui hal

tersebut;

Menimbang, bahwa yang menjadi tolok ukur muatan gugatan di

Peradilan Tata Usaha Negara adalah seperti termuat dalam ketentuan

Pasal 56 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata

Usaha Negara yang pada pokoknya menyebutkan bahwa gugatan harus

memuat identitas Penggugat maupun kuasanya berupa nama,

kewarganegaraan, tempat tinggal dan pekerjaan, kemudian identitas

Tergugat berupa nama jabatan dan tempat kedudukan, serta memuat

dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputus oleh Pengadilan;

Menimbang, bahwa dengan mencermati gugatan yang diajukan

oleh Penggugat tertanggal 2 Maret 2022 dan didaftarkan di Pengadilan

tanggal 7 Maret 2022, selanjutnya Pengadilan berkesimpulan bahwa

Gugatan perkara ini telah memenuhi tolok ukur muatan gugatan di

Peradilan Tata Usaha Negara seperti ditentukan dalam Pasal 56 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

karena pada pokoknya telah memuat secara jelas mengenai identitas

Penggugat dan Kuasanya, identitas Tergugat, serta uraian dasar dan hal-

hal yang dimohon untuk diputus oleh Pengadilan, terlebih Gugatan

tersebut telah Pengadilan nyatakan sempurna secara formal dan layak

untuk diperiksa dalam persidangan yang terbuka untuk umum seperti

termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Persiapan tanggal 29 Maret

Halaman 71 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


2022, sehingga terhadap eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi

tentang Gugatan Kabur (Obscuur Libel) adalah tidak beralasan hukum

dan dinyatakan tidak diterima;

Menimbang, bahwa oleh karena seluruh eksepsi yang diajukan oleh

Tergugat dan Tergugat II Intervensi telah dipertimbangkan dan dinyatakan

tidak diterima, selanjutnya Pengadilan akan mempertimbangkan pokok

perkara sebagai berikut:

Dalam Pokok Perkara:

Menimbang, bahwa di dalam Gugatannya, Penggugat memohon

kepada Pengadilan untuk menyatakan batal atau tidak sah objek sengketa,

karena pada pokoknya menurut Penggugat penerbitan objek sengketa

bertentangan dengan:

b. Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

c. Pasal 3 ayat (2) dan (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah;

d. Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik khususnya asas kepastian

hukum (principle of legal security) dan asas kecermatan (principle of

carefulness);

Sedangkan menurut Tergugat dan Tergugat II Intervensi, penerbitan objek

sengketa telah sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan dan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik;

Menimbang, bahwa dari jawab menjawab dan alat bukti yang diajukan

para pihak, diperoleh fakta hukum yang diuraikan sebagai berikut:

Halaman 72 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


1. Bahwa dari Bukti T – 7 = T – 12 = P – 14 berupa Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung Nomor DA.79/SK/HM/77

tanggal 14 Februari 1977, Bukti T-8 berupa Peta Dupda lembar 5,

diketahui Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung telah memberi Hak

Milik kepada para pemohon hak di Kampung Sabah Balau dan Sukarame

Kecamatan Kedaton Kabupaten Lampung Selatan, hal mana pada nomor

urut 784 terdapat nama Karto yang memperoleh Hak Milik atas sebidang

tanah seluas 3.120 M2, selanjutnya terbit Sertipikat Hak Milik No. 849/KD

Desa Sukarame tanggal 9 Mei 1977 atas nama Karto (vide Bukti T-9);

2. Bahwa kemudian dari Bukti T-15 berupa Akta Jual Beli No.

1005/NOT/KD/1982 yang dibuat di hadapan Imran Ma’aruf, S.H. Notaris di

T. Karang-T. Betung tanggal 24 Desember 1982, bidang tanah seperti

tercantum dalam Sertipikat Hak Milik No. 849/KD Desa Sukarame tanggal

9 Mei 1977 dijual oleh Karto kepada Elyus Rafic dan peralihannya tercatat

pada tanggal 20 Januari 1983, selanjutnya dari Bukti T-1 berupa Akta Jual

Beli Nomor 172/JB/SKR/SKR/1994 tanggal 5 November 1994 dari Elyus

Rafic kepada Burmawi yang dibuat di hadapan HI. Mohd. Zen B.SC.,

Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk wilayah Kotamadya Bandar Lampung

bidang tanah tersebut dijual oleh Elyus Rafic kepada Burmawi;

3. Bahwa selanjutnya dari bukti T-2, T-10 dan T-11, diketahui pada tanggal

28 November 1994 Burmawi mengajukan permohonan Sertipikat

pengganti karena hilang hilang kepada Tergugat dan untuk itu Burmawi

telah membayar biayanya pada tanggal 29 November 1994, kemudian

terbit Sertipikat Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal

8 Desember 1994, Surat Ukur No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994

luas 3120 m2 atas nama Burmawi, sehingga Sertipikat Hak Milik No.

Halaman 73 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


849/KD Desa Sukarame tanggal 9 Mei 1977 dinyatakan tidak berlaku lagi

(vide Bukti T-9);

4. Bahwa kemudian dari bukti T-5 berupa Akta Hibah Nomor 186/2021

tanggal 26 November 2021 yang dibuat di hadapan Rendy Renaldy, S.H.,

M.Kn., Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Bandar Lampung, Burmawi

telah menghibahkan bidang tanah terbut kepada Hipni, S.E. dan

peralihannya tercatat pada tanggal 10 Desember 2021, sehingga Sertipikat

Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994,

Surat Ukur No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2,

tercatat terakhir atas nama Hipni, S.E. yang kemudian menjadi objek

sengketa dalam perkara a quo (vide Bukti T-4 = T II Intv-2);

5. Bahwa di sisi lain, dari bukti P-1, P-2, P-3, P-4, P-5 dan P-6 yang sesuai

dengan fotokopi, diketahui bahwa pada tanggal 14 Juni 2006, Hj. Halimah

Astari menyatakan memiliki sebidang tanah seluas 3.200 M2 yang terletak

di RT. 002 RW. 01 LK. I Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame Kota

Bandar Lampung, yang berasal dari peninggalan Astari bin M. Sera,

kemudian dihibahkan kepada anaknya bernama Asnawati, selanjutnya

Asnawati membuat Surat Pernyataan Pemilikan dan Surat Pernyataan

Penguasaan Fisik Bidang Tanah pada tanggal 16 Juni 2006;

6. Bahwa kemudian Asnawati menjual bidang tanah tersebut kepada

H. Sa’ud. S pada tanggal 4 Agustus 2008, selanjutnya pada tanggal 12 Juli

2011, H. Sa’ud. S menjual sebagian dari bidang tanah tersebut seluas

±180 M2 kepada Sriyadi (vide Bukti P-9) dan pada tanggal 25 Januari 2013

Sriyadi menjualnya kepada Penggugat namun dengan luas 20 M x 10 M

dan termuat dalam selembar kuitansi tertanggal 25 Januari 2013 (vide

Bukti P-12);

Halaman 74 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


7. Bahwa setelah membeli bidang tanah tersebut, Penggugat membangun

rumah atau tempat tinggal yang dihuni sampai dengan saat ini tanpa

hambatan dari pihak lain, hal tersebut juga diketahui oleh Pengadilan

ketika dilaksanakan Pemeriksaan Setempat pada hari Rabu tanggal

18 Mei 2022, di mana baik Penggugat, Tergugat maupun Tergugat II

Intervensi menunjuk bidang tanah yang sama;

8. Bahwa pernah dilakukan mediasi pada tanggal 4 Oktober 2021 yang tidak

dihadiri oleh Penggugat, hal mana hasilnya permasalahan ini akan

diselesaikan tanpa melalui proses hukum, namun oleh karena belum ada

penyelesaian maka Penggugat mengajukan Gugatan a quo (vide Bukti T II

Intv-13, dan keterangan saksi Dedi Andiyanto dan saksi Andrew Carlos

Alamanzo pada Berita Acara Sidang tanggal 17 Mei 2022);

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 80 jo. Pasal 107

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha, yang

membedakan karakteristik Peradilan Tata Usaha Negara dengan peradilan-

peradilan lain di Indonesia salah satunya terletak pada kewenangan Hakim

yang diberikan oleh Undang-Undang untuk bersifat aktif (dominus litis),

sehingga dalam memeriksa suatu sengketa, Hakim dapat menentukan apa

yang harus dibuktikan, beban pembuktian, serta penilaian atas pembuktian

tersebut, dan oleh karena itu untuk mengemukakan pertimbangan hukum,

tidak terbatas pada hal-hal yang didalilkan oleh para pihak yang

bersengketa;

Menimbang, bahwa lebih lanjut Pengadilan akan mempertimbangkan

mengenai pengujian penerbitan objek sengketa dalam perkara ini

berdasarkan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 9

Halaman 75 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

Tentang Peradilan Tata Usaha, yaitu berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku meliputi aspek kewenangan, prosedur, dan

substansi, serta berdasarkan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik,

dengan pertimbangan hukum sebagai berikut:

Menimbang, bahwa oleh karena sistem pengujian pada Peradilan

Tata Usaha Negara bersifat ex tunc, maka Pengadilan akan menguraikan

pertimbangan hukum mengenai penerbitan objek sengketa berdasarkan

peraturan perundang-undangan dan fakta hukum yang ada sebelum sampai

dengan terbitnya objek sengketa;

1. Aspek Kewenangan

Menimbang, bahwa dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

khususnya Pasal 19 ayat (1) menyebutkan “untuk menjamin kepastian

hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah

Republik Indonesia menurut ketentuan yang diatur dengan Peraturan

Pemerintah”;

Menimbang, bahwa lebih lanjut dalam ketentuan Pasal 10 ayat (3)

dan Pasal 14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1961 Tentang Pendaftaran Tanah menentukan bahwa semua surat

keputusan mengenai pemberian hak atas tanah yang dikuasai langsung

oleh negara (selanjutnya dalam peraturan pemerintah ini disebut tanah

negara) dikirim oleh Penjabat yang berwenang memberi hak itu kepada

Kepala Kantor Pendaftaran Tanah yang bersangkutan, untuk dibukukan

Halaman 76 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


dalam daftar buku tanah yang bersangkutan, tiap-tiap buku-tanah yang

telah dipergunakan untuk membukukan sesuatu hak dibubuhi tanda-

tangan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah dan cap Kantor Pendaftaran

Tanah yang bersangkutan. Pendaftaran Tanah dan cap Kantor

Pendaftaran Tanah yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dengan memperhatikan objek sengketa yaitu

Sertipikat Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal

8 Desember 1994, Surat Ukur No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994

luas 3120 m2, tercatat terakhir atas nama Hipni, S.E., hal mana tercantum

Pejabat Tata Usaha Negara yang menandatanganinya adalah Kepala

Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung, selanjutnya meskipun terdapat

perbedaan antara yang disebutkan dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah

yaitu Kepala Kantor Pendaftaran Tanah sedangkan pada objek sengketa

yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandar Lampung, namun hal

tersebut dapat dimaklumi sebagai perubahan nomenklatur yang lumrah

dan tidak merubah makna, sehingga dengan demikian Pengadilan

berpendapat terhadap tindakan Tergugat dalam menerbitkan objek

sengketa telah berdasarkan kewenangan yang diberikan atau ada

padanya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;

2. Aspek Prosedur dan Substansi

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (1) dan

(2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria disebutkan:

Halaman 77 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan

pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut

ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah;

(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 pasal ini meliputi:

a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;

b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;

c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat

pembuktian yang kuat;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah,

diatur bahwa untuk menyelenggarakan tata-usaha pendaftaran tanah oleh

Kantor Pendaftaran Tanah diadakan :

a. daftar tanah;

b. daftar nama;

c. daftar buku-tanah;

d. daftar surat-ukur

Menimbang, bahwa lebih lanjut dalam ketentuan 14 ayat (1) dan (2)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1961 Tentang

Pendaftaran Tanah menentukan bahwa untuk pembuatan sertipikatnya

(dalam konteks ini terhadap tanah negara), maka dari bidang tanah yang

bersangkutan dibuat surat ukur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,

kemudian dengan mencermati Pasal 11 itu sendiri menyatakan bahwa surat

ukur pada dasarnya merupakan kutipan dari peta pendaftaran sebagaimana

yang dimaksud dalam Pasal 4, di mana Surat ukur memuat gambar tanah

Halaman 78 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


yang melukiskan batas tanah, tanda-tanda batas, gedung-gedung, jalan-

jalan, saluran air dan lain-lain benda yang penting, Surat ukur juga harus

memuat:

a. nomor pendaftaran;

b. nomor dan tahun surat-ukur/buku tanah;

c. nomor pajak (jika mungkin);

d. uraian tentang letak tanah;

e. uraian tentang keadaan tanah;

f. luas tanah;

g. orang atau orang-orang yang menunjukkan batas-batasnya;

namun terlebih dahulu berdasarkan Pasal 3 ayat (2) disebutkan sebelum

sebidang tanah diukur, terlebih dulu diadakan:

a. penyelidikan riwayat bidang tanah itu; dan

b. penetapan batas-batasnya;

Menimbang, bahwa sebagaimana telah diuraikan pada bagian fakta

hukum di atas bahwa dari Bukti T – 7 = T – 12 = P – 14 Gubernur Kepala

Daerah Tingkat I Lampung melalui Keputusan Nomor DA.79/SK/HM/77

tanggal 14 Februari 1977, telah memberi Hak Milik kepada para pemohon hak

di Kampung Sabah Balau dan Sukarame Kecamatan Kedaton Kabupaten

Lampung Selatan secara kolektif, yang letaknya seperti dituangkan dalam

Bukti T-8 berupa Peta Dupda lembar 5, hal mana pada nomor urut 784

terdapat nama Karto yang memperoleh Hak Milik atas sebidang tanah seluas

3.120 M2, selanjutnya berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I

Halaman 79 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Lampung tersebut, terbit Sertipikat Hak Milik No. 849/KD Desa Sukarame

tanggal 9 Mei 1977 atas nama Karto (vide Bukti T-9);

Menimbang, bahwa kemudian dari Bukti T-15 berupa Akta Jual Beli No.

1005/NOT/KD/1982 yang dibuat di hadapan Imran Ma’aruf, S.H. Notaris di T.

Karang-T. Betung tanggal 24 Desember 1982, bidang tanah seperti tercantum

dalam Sertipikat Hak Milik No. 849/KD Desa Sukarame tanggal 9 Mei 1977

dijual oleh Karto kepada Elyus Rafic dan peralihannya tercatat pada tanggal

20 Januari 1983, selanjutnya dari Bukti T-1 berupa Akta Jual Beli Nomor

172/JB/SKR/SKR/1994 tanggal 5 November 1994 dari Elyus Rafic kepada

Burmawi yang dibuat di hadapan HI. Mohd. Zen B.SC., Pejabat Pembuat Akta

Tanah untuk wilayah Kotamadya Bandar Lampung bidang tanah tersebut

dijual oleh Elyus Rafic kepada Burmawi;

Menimbang, bahwa selanjutnya dari bukti T-2, T-10 dan T-11, diketahui

pada tanggal 28 November 1994 Burmawi mengajukan permohonan Sertipikat

pengganti karena hilang hilang kepada Tergugat dan untuk itu Burmawi telah

membayar biayanya pada tanggal 29 November 1994, kemudian terbit

Sertipikat Hak Milik No. 11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember

1994, Surat Ukur No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2

atas nama Burmawi, sehingga Sertipikat Hak Milik No. 849/KD Desa

Sukarame tanggal 9 Mei 1977 dinyatakan tidak berlaku lagi (vide Bukti T-9);

Menimbang, bahwa kemudian dari bukti T-5 berupa Akta Hibah Nomor

186/2021 tanggal 26 November 2021 yang dibuat di hadapan Rendy Renaldy,

S.H., M.Kn., Pejabat Pembuat Akta Tanah Kota Bandar Lampung, Burmawi

telah menghibahkan bidang tanah terbut kepada Hipni, S.E. dan peralihannya

Halaman 80 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


tercatat pada tanggal 10 Desember 2021, sehingga Sertipikat Hak Milik No.

11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur No.

4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2, tercatat terakhir atas

nama Hipni, S.E. yang kemudian menjadi objek sengketa dalam perkara a quo

(vide Bukti T-4 = T II Intv-2);

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum di atas,

baik mengenai terbitnya Sertipikat Hak Milik No. 849/KD Desa Sukarame

tanggal 9 Mei 1977 atas nama Karto (vide Bukti T-9) sebagai Sertipikat awal

berikut segala bentuk peralihannya, sampai dengan terbit Sertipikat Hak Milik

No. 11579 Kelurahan Sukarame Baru tanggal 8 Desember 1994, Surat Ukur

No. 4989/1994 tanggal 30 November 1994 luas 3120 m2, tercatat terakhir atas

nama Hipni, S.E. yang kemudian menjadi objek sengketa dalam perkara a quo

(vide Bukti T-4 = T II Intv-2), Pengadilan menilai seluruh proses atau

tahapannya telah bersesuaian dengan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

Menimbang, bahwa selain itu seluruh peristiwa hukum peralihan dan

penggantian Sertipikatnya tercatat dengan baik dan lengkap dalam buku

tanah disertai dengan dokumen dasar peralihan dan penerbitan Sertipikat

penggantinya, sehingga hal tersebut menunjukkan tidak ada keberatan dari

pihak manapun selama peristiwa hukum berlangsung, selanjutnya dengan

merujuk pada norma hukum yang mengatur mengenai aspek prosedur dan

substansi penerbitan objek sengketa, maka Pengadilan berkesimpulan

bahwa penerbitan objek sengketa telah sesuai dan tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Halaman 81 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Menimbang, bahwa selanjutnya dalam gugatannya Penggugat juga

mendalilkan penerbitan objek sengketa bertentangan dengan Asas-asas

Umum Pemerintahan yang Baik khususnya asas kepastian hukum dan asas

kecermatan, namun oleh karena dalil-dalil Penggugat mengenai asas-asas

tersebut telah dipertimbangkan oleh Pengadilan berdasarkan peraturan

perundang-undangan, sehingga secara mutatis mutandis juga dijadikan

dasar pertimbangan pengujian terhadap Asas-Asas Umum Pemerintahan

yang Baik, dan dengan demikian Pengadilan berkesimpulan penerbitan objek

sengketa juga telah sesuai dan tidak bertentangan dengan Asas-asas Umum

Pemerintahan Yang Baik;

Menimbang, bahwa selain itu Pengadilan mencermati alas hak atas

tanah yang menjadi dasar kepemilikan Penggugat berupa kuitansi pembelian

dari Sriyadi tertanggal 25 Januari 2013 (vide Bukti P-12) yang memuat luas

bidang tanah adalah 20 M x 10 M (200 M2), sementara riwayat Sriyadi

membeli sebagian dari bidang tanah yang disebut milik H. Sa’ud. S adalah

seluas 180 M2, hal mana Pengadilan menilai perbedaan luas tersebut

bukanlah hal yang dapat dimaklumi dalam sistem administrasi pertanahan,

sehingga harus dibuktikan lebih lanjut karena Pengadilan berkeyakinan bahwa

untuk mendalilkan kepemilikan terhadap suatu bidang tanah tidak hanya

mengenai penguasaan fisik secara utuh dan terus menerus, namun juga harus

dilengkapi dasar atau alas hak yang saling bersesuaian, diakui dan dapat dinilai

secara yuridis;

Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan telah menyatakan

penerbitan objek sengketa dari aspek kewenangan, prosedur dan substansi

Halaman 82 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


telah sesuai dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku serta Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, selanjutnya

Pengadilan berkesimpulan dalam pokok perkara terhadap tuntutan gugatan

Penggugat agar objek sengketa dalam perkara ini dinyatakan batal atau tidak

sah adalah tidak beralasan hukum dan harus dinyatakan ditolak untuk

seluruhnya;

Menimbang, bahwa selanjutnya dengan berpedoman pada Pasal

110 juncto Pasal 112 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara, maka kepada Penggugat selaku pihak yang

kalah dibebankan untuk membayar biaya perkara yang jumlahnya akan

disebutkan dalam amar Putusan ini;

Menimbang, bahwa Pengadilan telah mempertimbangkan seluruh

alat bukti yang disampaikan para pihak, namun untuk mengambil putusan

hanya menguraikan alat bukti yang relevan dengan perkara ini;

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-

Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi

Pemerintahanserta peraturan hukum lain yang berkaitan dengan sengketa ini;

MENGADILI

Dalam Eksepsi:

- Menyatakan eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi tidak diterima

untuk seluruhnya;

Halaman 83 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Dalam Pokok Perkara:

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp1.159.000,- (satu juta seratus lima puluh sembilan ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung dan diucapkan dalam

sidang yang terbuka untuk umum secara elektronik pada hari Senin tanggal

20 Juni 2022 oleh kami Dra. Marsinta Uli Saragih, S.H., M.H., sebagai Hakim

Ketua Majelis, Hj. Suaida Ibrahim S.H., M.H. dan Putri Pebrianti, S.H., M.H.

masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan dibantu oleh Musaddiq, S.H.

sebagai Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung, dan

dikirimkan secara elektronik kepada para pihak melalui sistem informasi

pengadilan;

Hakim Anggota Hakim Ketua Majelis

Ttd Ttd

Hj. Suaida Ibrahim, S.H., M.H. Dra. Marsinta Uli Saragih, S.H., M.H.

Ttd

Putri Pebrianti, S.H., M.H. Panitera

Ttd

Musaddiq, S.H.

Halaman 84 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL


Perincian Biaya Perkara:

Biaya Pendaftaran : Rp 30.000,-

Biaya Proses/ATK : Rp 125.000,-

Biaya Panggilan Penggugat/Tergugat : Rp 114.000,-

Biaya Materai : Rp 20.000,-

Biaya Redaksi : Rp 20.000,-

Biaya Leges : Rp 20.000,-

PNBP Panggilan Penggugat, Tergugat : Rp 30.000,-

dan Tergugat II Intervensi

Biaya Pemeriksaan Setempat : Rp 800.000,-

Jumlah : Rp 1.159.000,-

(satu juta seratus lima puluh sembilan ribu rupiah)

Halaman 85 Putusan Nomor 10/G/2022/PTUN.BL

Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung Jl. Medan Merdeka Utara No.9 - 13
Panitera Tingkat Pertama Telp.: (021) 3843348 | (021) 3810350 | (021) 3457661
Musaddiq S.H. - 196212081989031009 Email: info@mahkamahagung.go.id
Digital Signature www.mahkamahagung.go.id

Keterangan :
- Salinan sesuai dengan aslinya.
- Surat/dokumen ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (digital signature) dengan dilengkapi sertifikat elektronik.
- Dokumen ini telah ditandatangani secara digital menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai