Anda di halaman 1dari 7

NAMA : TRI BUANA DEWI

NIM : C100180335
KELAS : A
TUGAS PERTEMUAN 10 (REPLIK)

REPLIK
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR : 13/G/2011/PTUN.BDG

Bandung, 18 Desember 2011

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
Di-
Jalan. Diponegoro No. 34 Bandung, 40115

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini untuk kepentingan dan atas nama :
1.
Nama : Simon Siboro
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Borobudur Raya Blok C, RT. 02, RW. 12, No. 7, Perumnas
II, Cibodas Baru, Tangerang,
Pekerjaan : karyawan swasta

2.
Nama : Wiston Manihuruk
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Permata Hijau II A/12, RT. 011, RW. 012, Grogol Selatan,
Kabayoran Lama, Jakarta Selatan,
Pekerjaan : karyawan swasta
3.
Nama : Nelson Jekonya Purba
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Jalan Bakti, RT. 03, RW. 05, Kelurahan Karang Timur,
Kecamatan Karang Tengah, Tangerang,
Pekerjaan : karyawan swasta

Dalam sengketa ini memberikan kuasa kepada :


1. Anggiat Simamora, SH. Sp.N.,
2. Sahat Siburian, SH.,
3. Ferdinand Purba, SH
Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Konsultan Hukum dan Advokat
pada Kantor Asia Law Office, berkantor di Tangerang Selatan. Jalan Sulawesi, Blok D-2,
No.15, Nusaloka BSD City, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 Desember 2011.
Selanjutnya disebut sebagai PARA PENGGUGAT.
Dengan ini hendak menyampaikan replik sehubungan dengan jawaban gugatan
sebagaimana yang telah disampaikan oleh TERGUGAT tertanggal 8 Desember 2011 sebagai
berikut :

I. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa Para Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat yang tidak memiliki
dasar sama sekali;
2. Bahwa benar gugatan yang diajukan oleh para penggugat adalah kurang pihak (error in
persona), yaitu dengan tidak melibatkan PT. ROYAL OSTRINDO sebagai Tergugat;
3. Bahwa tidaklah benar bahwa pengajuan gugatan yang dilakukan oleh Para Penggugat
telah melampaui batas waktu sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 55 Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara “Gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak diterimanya
atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara” dalam hal ini
Para Penggugat mengetahui adanya keputusan Tergugat pada tanggal 15 Agustus 2011
melalui Putusan Pengadilan Negeri Cibinong dalam Perkara Perdata Nomor
131/Pdt.G/2010/PN. CBN, sehingga oleh karena itu Gugatan Para Penggugat diajukan
masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara ;
4. Bahwa Para Penggugat menolak dengan tegas sebagian eksepsi Tergugat.

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa Para Penggugat dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat yang diajukan dalam
Jawaban tertulis tertanggal 8 Desember 2011 Nomor 13/G/2011/PTUN.BDG, kecuali
terhadap hal-hal yang diakui secara tegas oleh Para Penggugat;
2. Bahwa Para Penggugat tetap pada gugatannya, yang mana terhadap dalil jawaban
Tergugat untuk menolak mengintervensi Surat Keputusan Bupati Nomor
591.1/001/0041/BPT/ 2010, tertanggal 30 Juni 2010, Tentang Pemberian Izin Lokasi
kepada PT. ROYAL OSTRINDO Untuk Memperoleh Tanah Seluas + 330.000 M2, yang
diperlukan dalam Rangka Pembangunan Perumahan di Desa Pengasinan, Kecamatan
Gunung Sindur dikeluarkan oleh Tergugat menimbulkan kerugian bagi Para Penggugat,
karena tanah yang dikuasai dan dikelola oleh Para Penggugat merupakan tanah eks
Sertifikat Hak Guna Usaha atas nama PTP yang telah berakhir haknya pada tahun 2001
sehingga tanah eks sertifikat Hak Guna Usaha tersebut beralih menjadi tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara sejak tahun 2001 ;
- Bahwa Tergugat mempunyai hak atas tanah yang dikuasai dan dikelola Para
Pemohon Kasasi semula Para Pembanding/Para Penggugat akan tetapi tidak dapat
membuktikan dalilnya tersebut karena selain Tergugat tidak mempunyai bukti
apapun atas dalilnya tersebut, juga dalil Tergugat tersebut, bertentangan dengan
ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf g Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi yang berbunyi (kami
kutip):
“(2) izin lokasi tidak diperlukan dan dianggap sudah dipunyai oleh perusahaan yang
bersangkutan dalam hal :
g. tanah yang akan dipergunakan untuk melaksanakan rencana penanaman modal
adalah tanah yang sudah dipunyai oleh perusahaan yang bersangkutan, dengan
ketentuan bahwa tanah-tanah tersebut terletak di lokasi yang menurut Rencana Tata
Ruang Wilayah yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan
rencana penanaman modal yang bersangkutan” ;
Sehingga Tergugat seharusnya tidak perlu lagi mengajukan permohonan untuk
mendapatkan izin lokasi, apabila tanah tersebut telah dipunyai oleh Tergugat
- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi,
Berbunyi (kami kutip) : “Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan
untuk memperoleh tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang
berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut
guna keperluan usaha penanaman modalnya”;
gugatan yang telah dimohonkan oleh Para Penggugat tersebut tentunya sangatlah
mendasar dan sudah dijelaskan secara rinci apa-apa saja yang dijadikan alasan oleh Para
Penggugat untuk melakukan permohonan gugatan kepada Pengadilan, jadi gugatan yang
dilakukan oleh Para Penggugat jelas adanya dan tidak mengada-ada;
3. Bahwa Para Penggugat menolak dalil ke-3 jawaban pokok perkara yang diajukan oleh
Tergugat, karena terbukti bahwa Termohon Kasasi semula Terbanding/ Tergugat tidak
melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat 2, 4 dan 5 Peraturan Menteri Negara Agraria /
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi yaitu:
i. Sebelum menandatangani Keputusan, Termohon Kasasi semula Terbanding/
Tergugat tidak melakukan rapat koordinasi yang disertai dengan konsultasi dengan
masyarakat pemegang hak atas tanah dalam lokasi yang dimohonkan oleh Tergugat ;
ii. Tidak melakukan penyebarluasan informasi mengenai rencana penanaman modal
yang akan dilaksanakan, ruang lingkup dampaknya dan rencana perolehan tanah
serta penyelesaian masalah yang berkenaan dengan perolehan tanah dimaksud ;
iii. Tidak mencari alternatif pemecahan masalah yang ditemui sehubungan dengan hak
dan kepentingan Para Penggugat atas tanah dalam lokasi yang dimohon oleh
Tergugat ;
iv. Tidak memberikan kesempatan kepada Para Pemohon Kasasi semula Pembanding/
Penggugat selaku pihak yang berkepentingan atas tanah yang masuk dalam lokasi
yang dimohon tersebut untuk memberikan usulan tentang alternatif bentuk dan
besarnya ganti kerugian dalam perolehan tanah dalam pelaksanaan izin lokasi ;
Bahwa dengan demikian berdasarkan fakta-fakta dan ketentuan hukum tersebut di atas,
terbukti Keputusan Tergugat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sehingga oleh karena itu, Keputusan Tergugat patut dinyatakan batal atau tidak
sah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a jo Pasal 53 ayat (1)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan
mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusannya tersebut ;
4. Bahwa Para Penggugat menolak dalil ke 5 dalam pokok perkara yang diajukan oleh
Tergugat, karena Keputusan Tergugat bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik khususnya Asas Akuntabilitas dengan alasan-alasan sebagai
berikut:
a. Bahwa berdasarkan Asas akuntabilitas, setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana diatur dalam
Pasal 8 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi yang berbunyi
(kami kutip):
Pasal 8 :
(1) Pemegang izin lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah dalam areal izin
lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan
pemegang hak atau pihak yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara
jual beli, pemberian ganti kerugian, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai
ketentuan yang berlaku ;
(2) Sebelum tanah yang bersangkutan dibebaskan oleh pemegang izin lokasi
sesuai ketentuan pada ayat (1) di atas, maka semua hak atau kepentingan
pihak lain yang sudah ada atas tanah yang bersangkutan tidak berkurang dan
tetap diakui, termasuk kewenangan yang menurut hukum dipunyai oleh
pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda bukti hak (sertifikat), dan
kewenangan untuk menggunakan dan memanfaatkan tanahnya bagi keperluan
pribadi atau usahanya sesuai rencana tata ruang yang berlaku, serta
kewenangan untuk mengalihkannya kepada pihak lain ;
(3) Terhadap bidang tanah yang tidak berhasil dibebaskan, agar tetap
menghormati hak keperdataan pemilik tanah dan pihak-pihak lain atas tanah
serta tidak menutup aksesibilitas yang dimiliki masyarakat disekitar lokasi dan
menjaga serta melindungi kepentingan umum ;
5. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan ketentuan-ketentuan hukum tersebut di atas
terbukti bahwa Para Penggugat mempunyai kualitas untuk mengajukan gugatan a quo
dan Keputusan Tergugat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik khususnya Asas
Akuntabilitas sehingga oleh karena itu, Keputusan Termohon Kasasi semula
Terbanding/Tergugat patut dinyatakan batal atau tidak sah, sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b jo Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

III. PENUNDAAN/PENANGGUHAN
Menyatakan agar pelaksanaan Keputusan Surat Keputusan Nomor
591.1/001/0041/BPT/2010, tertanggal 30 Juni 2010, Tentang Pemberian Izin Lokasi
kepada PT. ROYAL OSTRINDO Untuk Memperoleh Tanah Seluas + 330.000 M2,
yang diperlukan dalam Rangka Pembangunan Perumahan di Desa Pengasinan,
Kecamatan Gunung Sindur terhadap diri Para Penggugat ditunda/ditangguhkan selama
pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan sampai ada putusan
pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

DALAM EKSEPSI
1. Menerima eksepsi Penggugat;
2. Menyatakan gugatan Tergugat tidak dapat diterima Sebagian;

DALAM POKOK PERKARA


1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya ;
2. Menyatakan Keputusan Bupati Bogor Nomor 591.1/001/0041/ BPT/2010, tanggal 30
Juni 2010, Tentang Pemberian Izin Lokasi kepada PT. Royal Ostrindo Untuk
Memperoleh Tanah Seluas + 330.000 M2, yang diperlukan Dalam Rangka
Pembangunan Perumahan di Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur yang
dikeluarkan oleh Tergugat adalah batal atau tidak sah ;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya Perkara.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono).

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat,

1. ( Anggiat Simamora, SH. Sp.N., )


2. ( Sahat Siburian, SH., )
3. (Ferdinand Purba, SH )

Anda mungkin juga menyukai