Anda di halaman 1dari 17

SURAT PERJANJIAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGURUGAN


(KONTRAK)

Antara

PT. SUMBER GUNUNG JATI

DENGAN

PT. JAYA PERDANA KONSTRUKSI

TENTANG
PROJECT PENGURUGAN LAHAN KOTA KALIJAGA CIREBON
JAWA BARAT

Page 1
SURAT PERJANJIAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGURUGAN
(KONTRAK)

ANTARA

PT. SUMBER GUNUNG JATI

DENGAN

PT. JAYA PERDANA KONSTRUKSI

Pada hari ini ……. tanggal ……… bulan ……….. tahun Dua Ribu Sembilan Belas Delapan Belas (….-
…..-2019), yang bertandatangan di bawah ini :

I. Nama : ………………..
Jabatan : Direktur Utama
Alamat : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………….

Dalam hal ini secara sah bertindak untuk dan atas nama PT. ……………….. untuk
selanjutnya dalam PERJANJIAN ini disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.

II. Nama : Ir. RENKY YUDIARMAN


Jabatan : Direktur Utama
Alamat : KO. Arengka Lestari L4 Pekanbaru - Riau

Dalam hal ini secara sah bertindak untuk dan atas nama PT. JAYA PERDANA
KONSTRUKSI, untuk selanjutnya dalam PERJANJIAN ini disebut sebagai “PIHAK
KEDUA”.

Dalam PERJANJIAN ini, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama untuk
selanjutnya disebut “PARA PIHAK”.

Berdasarkan itikad baik dan kemauan bebas PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:
 Bahwa PIHAK PERTAMA adalah pemilik Project dan lahan Project Pembangunan Kota Kalijaga
Cirebon yang tahap Awal akan dilakukan Pengurugan, Pembersihan dan Cut & Fill yang terletak di
Page 2
Jl. Kalijaga No1. Cirebon, Jawa Barat, dan untuk selanjutnya dalam PERJANJIAN ini disebut
“PROYEK”.

 Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan Kontraktor yang akan mengerjakan Project tersebut;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka PARA PIHAK dengan ini setuju dan sepakat secara hukum
untuk saling mengikatkan hak dan kewajiban masing-masing yang akan dituangkan dalam “Perjanjian
Kerjasama Pemborongan Paket Pekerjaan Pengurugan, Pembersihan dan Cut & Fill, dengan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat di bawah ini :

PASAL 1
-DEFINISI, ISTILAH DAN PENGERTIAN-

Bahwa seluruh defisini, istilah dan pengertian dalam PERJANJIAN ini diartikan secara luas untuk
mempermudah PARA PIHAK untuk memahami seluruh Persyaratan Administrasi, kecuali ditentukan
lain. Sehingga kesemuanya harus diartikan sebagai berikut :
1. Proyek adalah Pekerjaan Pengurugan, Pembersihan dan Cut & Fill yang dikehendaki oleh PIHAK
PERTAMA untuk dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atau wakilnya yang ditunjuk.
2. Wakil adalah seseorang yang diangkat untuk melaksanakan tugas sesuai bidang dan lingkup
tanggung jawabnya, yang semuanya bertujuan agar seluruh pelaksanaan dapat berjalan lancar,
dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan spesifikasi dan biaya yang telah ditetapkan.
4. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pelaksanaan/RKS adalah Dokumen yang menjelaskan
mengenai Ketentuan dan Syarat-Syarat Administrasi Pelaksanaan, Syarat-Syarat Perjanjian PIHAK
KEDUA, Syarat-Syarat Teknis Pelaksanaan dan Bill of Quantities.
5. Perjanjian adalah persetujuan dan kesepakatan di antara PARA PIHAK untuk secara hukum saling
mengikatkan hak dan kewajiban masing-masing yang dituangkan dalam pasal-pasal dalam
PERJANJIAN ini yang termasuk dan tidak terkecuali segala Dokumen Lampiran, Addendum
dan/atau Amandmen serta termasuk segala sesuatu kelengkapannya.
6. Harga Kontrak adalah Jumlah Harga Borongan keseluruhan dari Pekerjaan yang disebut dalam
Surat Penawaran dan telah disetujui serta ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dalam Surat Perintah
Kerja (SPK) yang disahkan dalam PERJANJIAN.
7. Pekerjaan Tambah Kurang adalah :
a. Pekerjaan Tambah :
1. Apabila tidak termuat dalam Gambar kerja dan Bills of Quantities/BQ ;
2. Dengan ketentuan Pekerjaan Tambah sebagaimana dimaksud dalam poin 1 harus
dan/atau wajib diinstruksikan oleh PIHAK PERTAMA/Konsultan Manajemen
Konstruksi (MK) dalam bentuk Site Instruction (SI) :
b. Pekerjaan Kurang :
1. Terdapatnya perubahan PEKERJAAN dari Gambar Perencanaan yang sifatnya
mengurangi dari sisi dimensi maupun volume ;
2. Terdapatnya perubahan PEKERJAAN dari Gambar Perencanaan yang mengurangi
dan/atau menghilangkan item-item PEKERJAAN ;

Page 3
8. Gambar-Gambar:
a) Gambar-Gambar yang menjadi bagian dari Dokumen PERJANJIAN, yaitu Gambar Kerja
yang disepakati bersama oleh PARA PIHAK, yang tertuang dalam RAB yang akan dikerjakan
dimana menjadi satu kesatuan dengan PERJANJIAN ini.
b) Gambar Pelaksanaan adalah Gambar-Gambar yang diterima PIHAK KEDUA dari PIHAK
PERTAMA/Manajemen Konstruksi (MK) yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA
mengenai perubahan atau penambahan atau pengurangan Pekerjaan (bila ada).
c) Shop Drawing (Gambar Kerja) adalah Gambar yang dibuat PIHAK KEDUA lengkap dengan
perinciannya berdasarkan Gambar Pelaksanaan yang diminta oleh Manajemen Konstruksi (MK)
untuk memudahkan pelaksanaan Pekerjaan.
12. Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan
Pemborongan Paket Pekerjaan Pengurugan, Pembersihan dan Cut & Fill Pengurugan,
Pembersihan dan Cut & Fill.
13. Areal Pekerjaan adalah wilayah-wilayah dimana proyek Pembangunan Kota Kalijaga Cirebon,
Provinsi Jawa Barat, sebagaimana ditunjuk oleh Manajemen Konstruksi (MK) untuk maksud-
maksud sesuai dengan PERJANJIAN ini.
14. Persetujuan, Disetujui, Penolakan, Ditolak, Perintah, dan sebagainya adalah segala
persetujuan, penolakan atau perintah yang diberikan secara tertulis oleh PIHAK
PERTAMA/Manajemen Konstruksi (MK) kepada PIHAK KEDUA selama waktu pelaksanaan
Pekerjaan sebagaimana diatur dalam PERJANJIAN ini.
15. Hari adalah seluruh hari dalam kalender, tanpa mengurangi hari minggu, hari-hari besar, ataupun
hari-hari libur lainnya.
16. Hari Libur adalah hari Minggu dan hari libur lainnya yang ditetapkan dan diumumkan secara
resmi oleh Pemerintah Republik Indonesia.
17. Jam Kerja:
a) Jam Kerja Normal adalah setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
22.00 WIB.
b) Dalam hal terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan, baik sebagian maupun seluruhnya
sebagai akibat dari pembatasan jam kerja tersebut, maka PIHAK PERTAMA berhak
mengajukan tuntutan (klaim) atau denda kepada PIHAK KEDUA.
18. Metodelogi Kerja adalah petunjuk teknis dalam suatu pekerjaan berupa gambar dan cara kerja
agar pekerjaan tersebut efisien dan memenuhi standard kerja sesuai Peraturan yang berlaku di
Republik Indonesia.

PASAL 2
-LINGKUP PEKERJAAN-

Lingkup Pekerjaan meliputi 3 kompenen, adalah :

1. Pembersihan Lokasi : yakni pekerjaan untuk membersihkan lokasi dari material – material yang
tidak dibutuhkan dalam prosesn pelaksanaan pekerjaan;
2. Pekerjaan Cut & Fiell : adalah Pekerjaan untuk meratakan permukaan Lahan Project dengan
menggunakan alat berat yang diperuntukan untuk pekerjaan tersebut;

Page 4
3. Pekerjaan Pengurugan adalah: pekerjaan memasukan tanah ke dalam lokasi project kemudian
meratakan dan memadatkan tanah tersebut dengan menggunakan dazer;

PASAL 3
HARGA SATUAN, VOLUME DAN TOTAL PEKERJAAN DAN PAJAK

1. Harga Pekerjaan Pembersihan Lahan adalah sebesar Rp 28.000,-/M2 dengan Total Volume Pekerjaan
sebesar 250.000 M2,
2. Harga Pekerjaan Cut & Fill sebesar Rp 85.000,-/M3 dengan Total Volume Pekerjaan sebanyak
250.000,- M3,
3. Harga Pekerjaan Pengurugan dan Pemadatan Lahan dengan adalah sebesar Rp.150.000,-/M3 dengan
Total Volume sebesar 1.000.000,- (satu Juta Meter Kubik) atau Total sebesar Rp.150.000.000.000,-
(Seratus Lima Puluh Milyar Rupiah),
4. Sehingga Total Nilai Pekerjaan dari Pekerjaan ayat 1, 2 dan 3 pasal ini adalah sebesar Rp
178.500.000.000,- (Seratus Tujuh Puluh Delapan Milyar Lima Ratus Juta Rupiah),

PASAL 4
PAJAK PEKERJAAN
1. Dari Nilai Pekerjaan pada Pasal 3.4 PPn dibayar oleh Pihak Pertama dan PPh dibayar oleh Pihak
Kedua melalui Pihak Pertama;
2. Pihak Pertama memberikan Faktur Pemotongan Pajak PPh kepada Pihak Kedua.

PASAL 5
JAMINAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Untuk menjamin keseriusan Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaan Project yang diperjanjikan
maka Pihak Kedua Wajib menerbitkan Sertifikat Deposito Berjangka (SDB) atas nama Pihak Kedua
sendiri di Bank Pihak Kedua, sebesar 2,5 (dua koma lima persen) dari Total Nilai Kontrak yang yang
diperjanjikan;
2. Jaminan Pelaksanaan berupa Sertifikat Deposito Berjangka (SDB) atas nama Pihak Kedua akan
diterbitkan oleh Pihak Kedua paling lambat 5 hari kerja setelah ditanda tangani kontrak ini;

PASAL 6
-HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA-
1. PIHAK PERTAMA wajib menciptakan rasa aman kepada PIHAK KEDUA alam menjalankan
pekerjaannya;
2. PIHAK PERTAMA wajib mencairkan dana projek dan membayarkan kepada PIHAK KEDUA
sesuai dengan Tata Cara Pembayaran pada Pasal 10 ; casflow yang sudah disepaki bersama dalam
system pembayaran;.
3. PIHAK PERTAMA berhak untuk memberikan perintah dan/atau instruksi, serta Teguran dan/atau
sanksi kepada PIHAK KEDUA apabila Pihak Kedua lalai dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya dalam melaksanakan perjanjian ini;
4. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa semua perijinan yang berhubungan dengan Project ini adalah
Clear and Clean serta tidak akan ada gangguan dari Pihak manapun baik dari Lembaga Pemerintah
maupun Lembada Swasta ataupun Perorangan;

Page 5
PASAL 7
-HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA-

1. PIHAK KEDUA wajib dengan kesungguhan dan keahliannya untuk melaksanakan dan
menyelesaikan sesuai ketentuan yang tertuang dalam PERJANJIAN ini.
2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan pelaksana, tenaga kerja, material, perlengkapan dan/atau
peralatan pendukung Pekerjaan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan dan penyelesaian sesuai
ketentuan yang tertuang dalam PERJANJIAN ini;
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap :
a. Ketepatan cara pelaksanaan dan/atau metode pelaksanaan Pekerjaan harus sesuai dengan Rencana
Kerja dan syarat-syarat serta spesifikasi teknis ;
b. Stabilitas cara pelaksanaan dan/atau metode pelaksanaan Pekerjaan ;
c. Keselamatan cara pelaksanaan dan/atau metode pelaksanaan Pekerjaan ;
4. PIHAK KEDUA wajib menjamin keamanan dan ketertiban lokasi proyek sampai dengan batas pagar
proyek serta Keamanan kendaraan serta pengemudinya dalam menjalankan pengangkutan material
baik di lokasi Quary dalam perjalanan menju dan sebaliknya dari Quary ke Lokasi Project;
5. PIHAK KEDUA Wajib mengurus semua persuratan yang berhubungan dengan Quary dengan
bekerja sama dengan Pihak Pemilik Quary
6. Pihak Kedua berkewajiban untuk melakukan Koordinasi dengan Pihak terkait sehubungan dengan
pembuangan dan pemakaian tempat pembuangan sampah yang dikeluarkan dari Lokasi Project;
7. PIHAK KEDUA berhak atas pencairan dana projek dan menerima pembayaran dari PIHAK
PERTAMA sesuai dengan Tata Cara Pembayaran pada Pasal 10; sesuai casflow yang disepakati
PARA PIHAK sebagaimana tercantum dalam Pasal 9.
8. PIHAK KEDUA wajib membayar administrasi Bank pada saat Pencairan Pembayaran dari Pihak
Pertama;

PASAL 8
-MANAJEMEN PROJECT-

1. Manajemen Project (MP) adalah perorangan atau beberapa orang yang ditunjuk PIHAK PERTAMA
termasuk didalamnya seorang Manajer Project beserta staf yang ditunjuk oleh Pihak Pertama untuk
bertugas di lapangan selaku Wakil PIHAK PERTAMA.
2. PARA PIHAK wajib mengikuti tata cara pengelolaan proyek yang telah ditetapkan bersama antara
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan Manajemen Project (MP).
3. Manajemen Project berhak mengeluarkan instruksi atau teguran tertulis kepada Pihak Kedua, harus
mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
4. Instruksi dari Manajemen Project (MP) wajib dibuat secara tertulis.
5. Manajemen Project (MP) dengan persetujuan PIHAK PERTAMA dapat mengeluarkan instruksi
pemberhentian Pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, yaitu dalam hal (apabila) :
a) Pemberhentian yang diatur oleh PERJANJIAN ini ;
b) Pemberhentian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu mutu kerja yang baik seperti
disyaratkan dalam spesifikasi dokumen teknis PIHAK PERTAMA;
c) Pemberhentian yang disebabkan oleh perubahan Peraturan Pemerintah yang berdampak kepada
Pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh;
6. Manajemen Project (MP) dapat menolak material yang tidak sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan
dan penolakan tersebut harus dibuatkan berita acara dan disertai dengan alasan-alasannya serta dan

Page 6
Bukti yang kuat;.

PASAL 9
-SYARAT–SYARAT PELAKSANAAN-
1. PARA PIHAK telah sepakat dan menyetujui bahwa pelaksanaan Pekerjaan tersebut tidak dapat boleh
menyimpang dari ketentuan-ketentuan PERJANJIAN ini.
2. Seluruh Dokumen yang ada di dalam PERJANJIAN adalah merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan bisa dipisahkan dan apabila di dalam Dokumen tersebut terdapat ketidaksesuaian
ketidak-cocokan, perbedaan dan atau ketidak-jelasan, maka yang berlaku adalah sesuai dengan
ketentuan Pasal 10 PERJANJIAN ini.
3. Perubahan dari Pekerjaan, baik berupa penambahan maupun pengurangan harus berdasarkan
Instruksi Kerja Tambah/Kurang yang dikeluarkan oleh Konsultan dan telah terlebih dahulu disetujui
oleh PARA PIHAK.
4. Apabila terjadi Force Majeure, sehingga memerlukan tambahan waktu untuk penyelesaian
PEKERJAAN, maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan permohonan perpanjangan waktu kerja dan
pengajuannya wajib disampaikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender dengan memberikan penjelasan tentang sebab-
sebab dari perpanjangan waktu yang diajukan dimohon oleh PIHAK KEDUA.
5. PIHAK PERTAMA berhak menghentikan pelaksanakan Pekerjaan dengan cara memberikan
peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan jarak waktu antara setiap Surat
Peringatan minimal selama 5 (lima) hari kalender;
6. Apabila pelaksanaan Pekerjaan dihentikan, maka pembayaran dilakukan berdasarkan progress
Pekerjaan terakhir dan mengacu pada material yang ada di lapangan (material on site), serta material
yang telah dipesan untuk keperluan proyek pada bulan penghentian tersebut berdasarkan kesepakatan
PARA PIHAK.

PASAL 10
-TATA CARA PEMBAYARAN-

Bahwa PARA PIHAK dengan ini sepakat dan setuju untuk Tata Cara Pembayaran harga pekerjaan
sebagaimana dimaksud Pasal 3 Perjanjian ini akan dilakukan dengan mekanisme pembayaran uang muka
dan MC (Monthly Certificate), yang dihutung setiap Akhir Bulan dengan jaminan pembayaran berupa
SKBDN yang diterbitkan oleh Bank PIHAK PERTAMA sebagai berikut :.

1. Pembayaran DP (Down Payment) sebesar 20% dari Total nilai Project dibayarkan dengan SKBDN
MT 752 (ussance Accepted)??? selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari Kerja setelah Pihak Kedua
menerbitkan SDB Jaminan Pelaksanaan;

2. Pembayaran Termijn Pertama dibayarkan dengan SKBDN MT 700 (Conditional) setelah Pekerjaan
Pihak Kedua telah mencapai progress 50% pekerjaan atau senilai 50% dikurangi total jumlah Down
Payment, sebesar Bobot Progres x Uang Muka,

Page 7
PASAL 11
-URUTAN KEBERLAKUAN DOKUMEN-

Seluruh Dokumen yang ada dalam Dokumen PERJANJIAN ini bersifat saling melengkapi dan apabila di
dalamnya terdapat ketidak-cocokan, perbedaan atau ketidak-jelasan, maka pemberlakukan Dokumen
sesuai Urutan Prioritas (Order of Priority) sebagai berikut :
1. PERJANJIAN;
2. Addendum PERJANJIAN (jika ada);
3. Surat Perintah Kerja (SPK);
4. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi;
5. Risalah-Risalah Rapat Aanwijzing;
6. Spesifikasi/Syarat-syarat Teknis;
7. Gambar Pelaksanaan yang telah disepakati ;
8. Daftar Uraian Pekerjaan, Volume dan Harga Satuan (Bills Of Quantities/BQ).

PASAL 12
-JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN-

Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Proyek ini adalah selama 300 (tiga ratus) hari kalender. Jangka
waktu telah memperhitungkan waktu yang diperlukan untuk persiapan, mobilisasi dan demobilisasi,
proses pembuatan di pabrik, pengiriman sampai di lokasi proyek, semua test dan hari-hari libur
resmi/libur nasional dan efek dari libur pekerja pada hari–hari raya.

PASAL 13
-PENGADAAN MATERIAL DAN PERALATAN-

Pengadaan Material oleh PIHAK KEDUA, antara lain:


a) Pengadaan material di lapangan harus sesuai dengan kebutuhan Project
b) Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) berhak menolak material yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi Teknis.

PASAL 14
-RENCANA KERJA-

Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah ditandatanganinya PERJANJIAN ini, maka PIHAK KEDUA
harus menyerahkan Rencana Kerja secara terperinci diantaranya :
a) Time Schedule (Kurva S);
b) Schedule Pengadaaan Material;
c) Schedule Pengadaaan Peralatan; dan
d) Schedule Penempatan Personil dan Struktur Organisasi.

PASAL 15
-PELAKSANA DARI PIHAK KEDUA-

Page 8
1. PIHAK KEDUA harus menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM), baik dari Pimpinan Proyek
sampai dengan Pelaksana di lapangan yang berpengalaman dan mempunyai kompetensi dalam
melaksanakan Pekerjaan, serta dapat berkomunikasi secara baik dengan Manajemen Project (MP)
dari Pihak Pertama;
2. PIHAK KEDUA wajib untuk melakukan evaluasi terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang
disediakan apabila ada permintaan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis disertai dengan alasan atas
permintaan yang diajukan.

PASAL 16
-TANGGUNG JAWAB LAPANGAN-

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas keadaan lapangan sesuai ruang lingkup Pekerjaan
sejak dikeluarkannya Berita Acara Penyerahan Lapangan sampai dengan diterbitkannya Berita Acara
Serah Terima Pertama.
2. Apabila terjadi kerusakan atau kecelakaan dalam masa pelaksanaan Pekerjaan, maka seluruh biaya
yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 17
-KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE)-

1. Peristiwa yang dapat diterima sebagai Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah bencana alam, gempa
bumi, banjir luar biasa, perang, huru-hara, revolusi, pemogokan, unjuk rasa (demonstrasi), perubahan
kebijakan pemerintah yang bukan disebabkan oleh kesalahan PIHAK PERTAMA maupun PIHAK
KEDUA yang kejadiannya langsung mempengaruhi jalannya Pekerjaan Proyek ini.

2. Oleh karenanya, PARA PIHAK harus menginformasikan adanya Keadaan Kahar (Force Majeure)
secara tertulis paling lambat terhitung 7 (tujuh) hari kalender setelah peristiwa dan membuktikan
kondisi tersebut. Kondisi Keadaan Kahar (Force Majeure) yang akan mengakibatkan tidak adanya
kewajiban untuk melakukan ganti rugi dari dan untuk PARA PIHAK dan seolah-olah PERJANJIAN
tidak pernah dilakukan.

3. Ruang lingkup dan kriteria Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah kondisi-kondisi yang tidak
terlindungi oleh Asuransi.

PASAL 18
-RESIKO-

1. Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA tidak berfungsi dengan baik dan/atau tidak sesuai dengan
Perencanaan atau jika ada kerusakan yang bersifat permanen dan/atau sementara yang diakibatkan
oleh kesalahan spesifikasi dalam pelaksanaan Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab
sepenuhnya selama masih dalam Masa Pemeliharaan dan tanggung jawab tersebut berakhir apabila
sudah ada Berita Serah Terima Pekerjaan Tahap Akhir dari PIHAK KEDUA dan disetujui oleh
PIHAK PERTAMA, atau masa pemeliharaan selama 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Berita
Serah Terima Pekerjaan Kedua telah lewat.
2. Jika pada waktu pelaksanaan Pekerjaan terjadi keterlambatan yang diakibatkan tidak tersedianya
bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat
keterlambatan Pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Page 9
3. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub-Kontraktor (jika ada) yang dilibatkan oleh
PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Pekerjaan ini sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
PIHAK KEDUA. Sehingga membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan para tenaga
kerja/Sub-Kontraktor (jika ada) baik di dalam maupun di luar pengadilan.

4. Ketentuan pada ayat (3) di atas tidak berlaku apabila tuntutan timbul dari Sub-Kontraktor dan pihak-
pihak lain yang berhubungan langsung dengan PIHAK PERTAMA dan tidak terikat hubungan
hukum dengan PIHAK KEDUA.

PASAL 19
-ASURANSI-

PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA secara masing – masing wajib mengikut sertakan seluruh
SDM ke dalam Program Asuransi Tenaga Kerja/Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK)/Kecelakaan atau kerugian yang menimpa para Pekerja/Workman Compensation, sesuai
dengan ketentuan Perundang Undangan yang berlaku;

PASAL 20
-GANGGUAN LALU LINTAS DAN LINGKUNGAN-

1. Semua perijinan yang berhubungan dengan Pelaksanaan Project termasuk lingkungan menjadi
tanggung jawab PIHAK PERTAMA
2. Ijin lalu lintas kendaraan dan segala resiko di Luar Lokasi Project adalah merupakan tagging jawab
Pihak Kedua;

PASAL 21
-PENGAMANAN TERHADAP TEMPAT KERJA, LINGKUNGAN, FASILITAS UMUM-
DAN KEWAJIBAN TERHADAP KEBERSIHAN LAPANGAN

1. PIHAK KEDUA harus selalu mengamankan Pekerjaannya terhadap kerusakan atau kehilangan
selama pelaksanaan Pekerjaan dan akan memperbaiki kerusakan atau mengganti kehilangan tersebut
yang merupakan lingkup Pekerjaan PIHAK KEDUA atas beban biaya PIHAK KEDUA sendiri.

2. PIHAK KEDUA wajib mencegah dan bertanggung jawab atas terjadinya segala sesuatu kerusakan
terhadap fasilitas umum dan lingkungan yang terdapat di sekitar dan di tempat pelaksanaan
Pekerjaan yang disebabkan kesalahan PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA wajib melengkapi Pekerjaannya dengan peralatan keamanan dan pemadam
kebakaran demi keselamatan dan peraturan dalam membangun yang sewajarnya berlaku di
lingkungan Pekerjaan guna mencegah terjadinya kecelakaan atau mengakibatkan cedera terhadap
orang yang terlibat dengan Pekerjaan atau yang berada di tempat dan di sekitar lingkungan pekerjaan
dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya K3 (Keamanan,
Keselamatan, Ketertiban).
4. PIHAK KEDUA dengan seksama harus menjaga agar bangunan dan bahan-bahan material
diamankan terhadap cuaca, pencurian, kerusakan, tindakan-tindakan yang merugikan dan
pengerusakan, selama dan sampai pada saat Pekerjaan dinyatakan selesai dan diserah terimakan.
5. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap biaya-biaya yang timbul/klaim dari pihak lain yang
diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA sendiri dalam pelaksanaan Pekerjaan.

Page 10
6. PIHAK KEDUA harus menjaga keadaan lapangan agar selalu bersih dengan membuat rencana
pembersihan secara berkala, membuang keluar semua sampah dan sisa material yang tidak terpakai
secara berkala dan membawa keluar semua peralatan yang sudah tidak diperlukan lagi dari lokasi
Project
7. Pada saat Serah Terima Pertama, PIHAK KEDUA harus mengadakan pembersihan sesuai lingkup
pekerjaan PIHAK KEDUA, membuang semua sampah dan sisa material dan membawa keluar semua
peralatan sampai dapat diterima oleh Pihak Kedua

PASAL 22
-PEMERIKSAAN PADA SAAT PELAKSANAAN-

Manajemen Project (MP) setiap saat berhak untuk mengadakan pemeriksaaan ke lapangan dan ke lokasi
lain dimana suatu material/bagian Pekerjaan sedang difabrikasi.

PASAL 23
-PEMBERHENTIAN PEKERJAAN-

1. Manajemen Project (MP) dengan persetujuan PIHAK PERTAMA dapat mengeluarkan Instruksi
Pemberhentian Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA, yaitu dalam hal :
a) Pemberhentian yang diatur oleh PERJANJIAN ini.
b) Pemberhentian yang dianggap perlu karena ada bagian Pekerjaan PIHAK KEDUA yang tidak
memenuhi syarat tersebut dalam Dokumen yang diatur dalam PERJANJIAN ini.
c) Pemberhentian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu mutu kerja yang baik seperti
disyaratkan dalam spesifikasi.
d) Pemberhentian yang dikarenakan perubahan Peraturan Pemerintah dimana bukan kesalahan dari
PIHAK PERTAMA.
2. Untuk pemberhentian seperti yang dijelaskan dalam ayat (1) tersebut di atas dilaksanakan, maka
PIHAK KEDUA berhak mengajukan Tambahan Biaya atau Perubahan Jadwal/Schedule pelaksanaan
Pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berhak untuk tidak melakukan Pekerjaan
lanjutan setelahnya apabila belum ada kesepakatan PARA PIHAK mengenai klaim perubahan biaya
maupun perubahan Jadwal/Schedule Pekerjaan.

PASAL 24
-KEMAJUAN PEKERJAAN DAN EVALUASI-

1. Apabila ternyata kemajuan Pekerjaan tidak mencapai target kemajuan sesuai dengan Kurva S yang
telah disetujui dan disepakati oleh PARA PIHAK yang disebebkan oleh Instruksi Pemberhentian
Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA/Manajemen Project (MP) dikarenakan keamanan lingkungan
sekitar proyek, perijinan, desain, kondisi lapangan maupun keterlambatan pembayaran yang
disebabkan oleh kesalahan PIHAK PERTAMA sendiri, maka Revisi Schedule berhak diajukan oleh
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA;.
2. Penyampaian Revisi Schedule seperti tersebut dalam ayat (1) Pasal ini tidak mengurangi tanggung
jawab PIHAK KEDUA mengenai batas waktu pelaksanaan yang tercantum dalam PERANJIAN.
3. Dalam jangka waktu maksimum 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya Surat Pemberitahuan
Kemajuan Pekerjaan dari PIHAK KEDUA. Maka selanjutnya PARA PIHAK akan melaksanakan
pengecekan bersama atas penyelesaian Pekerjaan.
4. Hasil pengecekan kemajuan Pekerjaan akan dituangkan dalam Berita Acara Kemajuan Pekerjaan
yang dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.

PASAL 25

Page 11
-SANKSI DAN DENDA KETERLAMBATAN-

Page 12
1. Apabila PIHAK KEDUA gagal menyerahkan Pekerjaan secara keseluruhan (100%) kepada PIHAK
PERTAMA pada saat yang telah disepakati bersama, karena kesalahan atau kelalaian PIHAK
KEDUA maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda keterlambatan :
- 1% (satu persen) atas kekurangan PEKERJAAN di bawah 10% ;
- 5% (lima persen) atas kekurangan PEKERJAAN diatas 10% ;
Denda tersebut akan dipotong oleh PIHAK PERTAMA dari Nilai PEKERJAAN dalam
PERJANJIAN ini dan akan dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama (BAST I).
2. Bahwa yang dimaksud keterlambatan adalah keterlambatan Serah Terima Pekerjaan dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, sebagai bentuk yang dapat dikategorikan sebagai wanprestasi.
3. Dasar perhitungan keterlambatan dihubungkan dengan Masa Pekerjaan dalam PERJANJIAN
4. Bilamana dapat dinyatakan dan dibuktikan oleh Manajemen Project (MP) telah melampaui Masa
Target Waktu yang telah disepakati. Pengertian “terlambat” tersebut harus disampaikan dalam
penjelasan pada waktu awal pelaksanaan “Kick of Meeting” oleh Manajemen Project (MP), sehingga
PARA PIHAK memiliki pemahaman yang sama atas mekanisme dan prosedur yang ditempuh dan
dilalui.
5. PIHAK KEDUA diberikan waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari untuk menyelesaikan
PEKERJAAN secara keseluruhan (100%) dari kekurangan PEKERJAAN sebelum Berita Acara
Serah Terima Pertama (BAST I) di keluarkan oleh PIHAK PERTAMA, seluruh biaya yang timbul
akibat penyelesaian PEKERJAAN tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
6. Apabila waktu penyelesaian PEKERJAAN sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dan PIHAK
KEDUA masih belum dapat menyerah terimakan PEKERJAAN, maka PIHAK PERTAMA berhak
secara sepihak menunjuk Pihak Ketiga untuk menyelesaikan Pekerjaan tersebut dengan ketentuan
seluruh biaya yang timbul akibat pengalihan Pekerjaan tersebut menjadi tetap menjadi tanggungan
PIHAK KEDUA.
7. Denda yang disebutkan dalam ayat (1) Pasal ini akan dipotong langsung dari pembayaran berikutnya,
potongan tersebut tidak menyebabkan berkurang tanggung jawab PIHAK KEDUA untuk
menyelesaikan Pekerjaan sesuai PERJANJIAN.

PASAL 26
-SERAH TERIMA PEKERJAAN-

1. PARA PIHAK akan melakukan pemeriksaan bersama terhadap seluruh Pekerjaan.


2. Apabila terjadi kekurangan dan/atau ketidak sempurnaan pada PEKERJAAN maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab memperbaiki kekurangan maupun ketidak-sempurnaan PEKERJAAN yang ada
sebelum diserah terimakan kepada PIHAK PERTAMA, sehingga pada saat serah terima Pekerjaan
tidak terjadi kekurangan atau ketidak-sempurnaan hasil Pekerjaan.
3. Segala bentuk serah terima Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dianggap
sah dan tidak dapat diganggu gugat apabila telah dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima yang
telah disetujui PARA PIHAK sesuai ketentuan PERJANJIAN ini.
4. Apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan Pekerjaan serta telah memperbaiki seluruh Pekerjaan
sesuai dengan check list yang dibuat oleh Manajemen Project (MP), maka Manajemen Project (MP)
akan membuat Berita Acara Serah Terima Pertama yang akan ditandatangani PARA PIHAK.
5. Berita Acara Serah Terima Kedua atau tahap akhir wajib dilaksanakan PARA PIHAK yaitu paling
lambat 20 (duapuluh) hari setelah Berita Acara Serah Terima Pertama.
6. Pemeriksaan pekerjaan sesuai PERJANJIAN ini meliputi :

a) Pemeriksaan fisik dan/atau visual terhadap Material yang terpasang dan berfungsi dengan baik
sesuai perencanaan PEKERJAAN PIHAK KEDUA
b) Pemeriksaan teknis Pekerjaan sesuai Persyaratan Teknis yang harus dilaksanakan PIHAK
KEDUA.

Page 13
PASAL 27
-PEMBATALAN PERJANJIAN-

1. PIHAK PERTAMA berhak membatalkan PERJANJIAN secara sepihak dengan terlebih dahulu
memberikan pemberitahuan secara tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya kepada PIHAK KEDUA
dan didahului dengan Surat Peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut dalam rentang waktu 7 (tujuh) hari
kalender untuk setiap peringatan dengan tembusan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MK),
apabila :
a) PIHAK KEDUA berhenti bekerja lebih dari 14 (empat belas) hari kalender tanpa alasan yang
dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA dan/atau Manajemen Konstruksi dan/atau Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK).
b) PIHAK KEDUA telah dinyatakan bangkrut (likuidasi) berdasarkan Putusan Pengadilan
sehingga tidak mungkin untuk melaksanakan tanggung jawab Pekerjaan dari PIHAK
PERTAMA sebagaimana diatur dalam PERJANJIAN ini.
c) PIHAK KEDUA memberikan data atau keterangan yang tidak benar sehubungan dengan
pelaksanaan Pekerjaan, sehingga menyebabkan kerugian bagi PIHAK PERTAMA.
d) PIHAK KEDUA melanggar ketentuan Pasal 6 mengenai Syarat-Syarat Pelaksanaan.
e) PIHAK KEDUA telah mengalihkan sebagian atau keseluruhan Pekerjaan kepada Pihak Ketiga
tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA.
f) Keterlambatan PIHAK KEDUA dalam mencapai target kemajuan Pekerjaan walaupun telah
diupayakan langkah-langkah untuk mengejar ketertinggalan sehingga sampai dengan
diterbitkan Surat Peringatan Ketiga.
2. Jika terjadi pembatalan PERJANJIAN secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksudkan dalam ayat (1) Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menunjuk Pihak
Ketiga untuk mengalihkan Pekerjaan dari PIHAK KEDUA kepada Pihak Ketiga tersebut untuk
melanjutkan Pekerjaan PIHAK KEDUA. Sehingga PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada
PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar, perhitungan-perhitungan dan keterangan-
keterangan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN dalam PERJANJIAN ini.
3. Dengan adanya pembatalan sepihak dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA wajib
untuk menyelesaikan Pekerjaan perbaikan terhadap item Pekerjaan Fisik yang diberhentikan dan
dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.
4. PIHAK KEDUA berhak untuk membatalkan PERJANJIAN secara sepihak setelah mengirimkan
pemberitahuan secara tertulis 30 (tiga puluh) hari kalender sebelumnya kepada PIHAK PERTAMA
dan tembusannya kepada Konsultan Manajemen (MK), apabila :
a) PIHAK PERTAMA tidak memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran setelah
melampaui 60 (enam puluh) hari kalender setelah jatuh tempo.
b) PIHAK PERTAMA telah dinyatakan bangkrut (likuidasi) berdasarkan Putusan Pengadilan.
c) PIHAK PERTAMA secara tertulis memberitahukan kepada PIHAK KEDUA atas ketidak
mampuannya melaksanakan Syarat-Syarat PERJANJIAN karena mengalami kesulitan
keuangan.
d) Pekerjaan diberhentikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dengan persetujuan
PIHAK PERTAMA lebih dari 60 (enam puluh) hari kalender tanpa alasan yang dapat diterima.
5. Dengan adanya pembatalan PERJANJIAN secara sepihak dalam ayat (4) Pasal ini, maka PIHAK
PERTAMA harus membayar kepada PIHAK KEDUA sebesar Nilai Prestasi yang telah diselesaikan
PIHAK KEDUA dan diakui oleh Manajemen Kontruksi (MK).
6. PARA PIHAK sepakat dan setuju dalam hal terjadi pembatalan PERJANJIAN, maka akan
mengabaikan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
7. Pembatalan PERJANJIAN secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA tidak menghapuskan kewajiban
PIHAK PERTAMA yang belum terselesaikan kepada PIHAK KEDUA termasuk di dalamnya
kewajiban pembayaran progress dan perhitungan Material Onsite.

Page 14
PASAL 28
-PENGALIHKAN PEKERJAAN-

1. PIHAK KEDUA tidak boleh mengalihkan Pekerjaan secara menyeluruh (Take Over) kepada Pihak
Ketiga;
2. Apabila suatu bagian Pekerjaan diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada Pihak Ketiga, maka
penyerahan Pekerjaan tersebut dengan segala resikonya akan tetap menjadi tanggung jawab penuh
PIHAK KEDUA.

PASAL 29
-PEKERJAAN TAMBAH KURANG-

1. PEKERJAAN TAMBAH :
1. Apabila tidak termuat dalam Gambar kerja dan Bills of Quantities/BQ ;
2. Dengan ketentuan Pekerjaan Tambah sebagaimana dimaksud dalam poin 1 harus dan/atau wajib
diinstruksikan oleh PIHAK PERTAMA/Manajemen Project (MP) dalam bentuk Site Instruction
(SI):
3. PIHAK PERTAMA dalam memberikan Site Instruction (SI) kepada PIHAK KEDUA sebelumnya
PIHAK KEDUA diwajibkan untuk segera memberitahukan biaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan Pekerjaan Tambah yang diperintahkan kepadanya. Apabila PIHAK KEDUA tidak
mengajukan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PIHAK PERTAMA berhak
menugaskan Pihak Ketiga.
4. Apabila dalam negosiasi Harga Satuan untuk Pekerjaan Tambah (khusus untuk item baru) tidak
menghasilkan suatu kompromi, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk mencari penawaran dari
Pihak Ketiga untuk mengerjakan item Pekerjaan tersebut.
2. PEKERJAAN KURANG :
1. Terdapatnya perubahan PEKERJAAN dari Gambar Perencanaan atau Gambar Kerja
yang sifatnya mengurangi dari sisi dimensi maupun volume ;
2. Terdapatnya perubahan PEKERJAAN dari Gambar Perencanaan yang mengurangi
dan/atau menghilangkan item-item PEKERJAAN ;
3. Apabila ayat 2.1. dan ayat 2.2 Pasal ini terjadi maka PIHAK KEDUA wajib melakukan
Pekerjaan tersebut berdasarkan :
- Shop Drawing milik PIHAK KEDUA yang telah di Approval oleh
PIHAK PERTAMA/Manajemen Project;
- PIHAK PERTAMA mengeluarkan Hasil Pemeriksaan Lapangan yang
dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP);
3. Dimana proses administrasi pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini adalah telah disusun lengkap untuk
dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. Dalam hal ini proses pengakuan akan biaya tambah
kurang akan diselesaikan dalam waktu minimum 7 (tujuh) hari dan maksimum 14 (empat belas) hari
sejak diterimanya Berita Acara Perubahan Pekerjaan tersebut oleh PIHAK PERTAMA.
4. Konsultan Manajemen Project (MP) dengan persetujuan PIHAK PERTAMA berhak untuk
mengeluarkan instruksi untuk mengadakan perubahan atas jenis dan volume Pekerjaan serta
menambah atau mengurangi atas suatu Pekerjaan tertentu.
5. Pelaksanaan Pekerjaan Tambah Kurang baru dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA setelah
diberikan ijin tertulis dari Konsultan Manajemen Project (MP) dan PIHAK PERTAMA.

Page 15
6. Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang didasarkan atas dasar Harga Satuan, Daftar Upah dan
Material sesuai dengan Bill of Quantity (BQ).
7. Tidak ada perhitungan kembali atas jumlah satuan yang dihitung PIHAK KEDUA selama Gambar
yang disepakati tidak berubah, dengan demikian perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang hanya
bagian Pekerjaan yang lain dari Rencana Kerja dan Syarat-Syarat, serta Gambar-Gambar.

PASAL 30
-KEKUATAN HUKUM LAMPIRAN-LAMPIRAN YANG ADA-

Seluruh lampiran-lampiran yang merupakan bagian dari PERJANJIAN ini, adalah satu kesatuan dan tidak
dapat dipisahkan dari PERJANJIAN ini. Adapun Lampiran-lampiran yang dimaksud terdiri dari:
a) Daftar Uraian Pekerjaan, Volume dan Harga Satuan (Bills of Quantities/BQ);
b) Spesifikasi/Syarat-Syarat Teknis;
c) Time Schedule (Kurva S); dan
d) Struktur Organisasi Proyek PIHAK KEDUA.

PASAL 31
-PENYELESAIAN PERSELISIHAN-

1. Segala masalah yang timbul dikemudian hari berkaitan dengan pelaksanaan dan penafsiran isi
PERJANJIAN ini, maka PARA PIHAK sepakat dan setuju akan menyelesaikan dengan itikad baik
melalui jalan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Namun apabila musyawarah antara PARA PIHAK untuk menyelesaikan masalah tidak mencapai kata
mufakat, maka dengan segala akibatnya PARA PIHAK memilih domisili hukum tetap di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cirebon.

PASAL 31
-PENUTUP-

1. PERJANJIAN ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua) asli dan
bermaterai cukup, ditandatangani oleh PARA PIHAK dan masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
2. Segala sesuatu yang belum diatur di dalam PERJANJIAN ini akan diatur kemudian di dalam
PERJANJIAN Addendum tersendiri yang disepakati oleh PARA PIHAK.

Demikian PERJANJIAN ini dibuat, disetujui dan disepakati guna menjadi acuan, pedoman serta dipatuhi
sepenuhnya dalam pelaksanaan Pekerjaan tersebut di atas dengan itikad serta jiwa kerjasama sebaik-
baiknya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Direktur Utama Direktur Utama

SAKSI – SAKSI

Page 16
……………………… ………………… …………………. ……………………………..

Page 17

Anda mungkin juga menyukai