Anda di halaman 1dari 12

SURAT PERJANJIAN

PEKERJAAN PEMBORONGAN

Nama Proyek :
RUMAH SAKIT DR. SUYOTO – KEMENHAN

NOMOR : 086/KSO TNS-BG/BR/ARS/VII/2023


PEKERJAAN : PEKERJAAN ARSITEKTUR FINISHING
P ERIODE : 27 JULI S/D 26 SEPTEMBER 2023
SUB-KONT : PT. KARISMA BINTANG MAKMUR

MATERI :
Pasal-Pasal dalam Surat Perjanjian : Halaman :
1 : U M U M.................................................................................................................1
2 : K H U S U S.............................................................................................................1
3 : NAMA DAN LINGKUP PEKERJAAN..........................................................................2
4 : TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN................................................................2
5 : KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3LH)..........................3
6 : JANGKA WAKTU PELAKSANAAN............................................................................4
7 : MASA PEMELIHARAAN...........................................................................................5
8 : HARGA BORONGAN...............................................................................................5
9 : TATA CARA PEMBAYARAN......................................................................................6
10 : PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN )...................................................................7
11 : PENYELENGGARAAN PEKERJAAN..........................................................................8
12 : PENANGANAN BAHAN/BARANG DAN PERALATAN...............................................8
13 : MUTU DAN K3L BAHAN/BARANG..........................................................................9
14 : JAMINAN HUKUM ATAS BARANG..........................................................................9
15 : TATA USAHA........................................................................................................10
16 : PEKERJAAN TAMBAH-KURANG............................................................................10
17 : SANKSI DAN DENDA............................................................................................10
18 : FORCE MAJEURE.................................................................................................111
19 : P E R S E L I S I H A N........................................................................................111
20 : PEMUTUSAN PERJANJIAN..................................................................................122
21 : TEMPAT KEDUDUKAN........................................................................................122
22 : P E M B E R I T A H U A N..................................................................................133
23 : P E N U T U P......................................................................................................133
24 : PENANDA-TANGANAN.......................................................................................144
Pada hari ini, Kamis, tanggal Tiga Puluh Satu, Bulan Agustus, tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (31-08-2023), yang
bertanda tangan dibawah ini :

1. AZIS ANDRIAN : Selaku Pemilik/Pemberi Tugas Pembangunan rumah tinggal, berkedudukan di


Perumahan Bukit Citra Asri, Blok A …………………………………………..
, Selanjutnya disebut Sebagai PIHAK KE-SATU

2. RACHMAT JANUARDI, ST : Selaku Direktur Utama dari dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas
nama PT. Karisma Bintang Makmur, Badan Hukum Indonesia, berkedudukan
di Bukit Cimanggu City Blok X4 No. 8 Kota Bogor,
selanjutnya di sebut PIHAK KE-DUA.

PIHAK KE-SATU dan PIHAK KE-DUA untuk selanjutnya secara sendiri - sendiri disebut sebagai “PIHAK” dan
secara bersama - sama disebut sebagai “PARA PIHAK” masing-masing digunakan sesuai konteksnya.
Menerangkan bahwa PARA PIHAK telah bersepakat dan menyetujui pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan
Rumah Tinggal di Cicurug (“Pekerjaan”) dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diuraikan dalam pasal- pasal
dibawah ini:

PASAL :
1 : UMUM

1. Surat Perjanjian ini adalah merupakan pedoman dalam menjalankan kesepakatan antara PIHAK KE-SATU
dan PIHAK KEDUA dimana para pihak sepakat dan berkomiten untuk saling menjalankan klausul – klausul
yang dituangkan dalam perjanjian ini. Yaitu Pekerjaan Pembangunan Rumah Tinggal di Lokasi Cicurug
Sukabumi.

2. PIHAK KE-SATU adalah pemilik / owner rumah tinggal, yang di serahkan proses Pembangunan nya sesuai
dengan gambar / luasan / persetujuan desain. Sesuai dengan Segala ketentuan meliputi persyaratan umum,
persyaratan teknis dan persyaratan administratif dalam Perjanjian ini, Induk Proyek Pembangunan Gedung

PASAL :
2 : NAMA DAN LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK KE-SATU memberikan Kepada PIHAK KE-DUA dan PIHAK KE-DUA menerima serta melaksanakan
dengan baik dari PIHAK KE-SATU tugas Pekerjaan tersebut di bawah ini :
1. Nama Pekerjaan : Pekerjaan Pembangunan Rumah Tinggal dengan Desain terlampir
2. S p e s i f i k a s i : Terlampir sesuai Spesifikasi Teknis dan administratif
3. Tempat Pekerjaan : Cicurug . Cluster ………………………………
4. Lingkup Pekerjaan : meliputi pekerjaan-pekerjaan antara lain :
a) Pekerjaan struktur bangunan ( tidak termasuk pengurukan )
b) Pekerjaan Arsitektur dan Finishing.
c) Pekerjaan Elektrikal dan Plumbing ( tidak termasuk penyambungan PLN)
d) Test dan Commissioning sesuai lingkup pekerjaan arsitektur finishing Elektrikal dan
Plumbing.
Yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Surat Perjanjian ini, termasuk pekerjaan-pekerjaan
sebagai berikut :
a) Koordinasi dengan subkon terkait.
b) Sanggup mengikuti schedule pelaksanaan dilapangan yang disesuaikan dengan
pembiayaan dari PIHAK Ke SATU
c) Membuat master schedule sesuai scope pekerjaan.
d) Penyediaan peralatan K-3 pekerjaan (Alat Pelindung Diri)
e) Menjaga keamanan, memproteksi pekerjaan dan peralatan kerja.
f) Menjaga kebersihan lingkungan kerja.

PASAL :
3 : JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari
kalender dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Saat dimulainya pekerjaan sejak tanggal 17 September 2023 dan berakhir sampai dengan tanggal 17 April
2024 (mengukuti milestone schedule proyek).

2. Perpanjangan/penambahan jangka waktu kontrak, hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari
para pihak.

3. Pada akhir jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KE-DUA diwajibkan menyerahkan untuk yang
pertama kali semua jenis pekerjaan kepada PIHAK KESATU dalam keadaan selesai seluruhnya serta
dibuatkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama yang ditanda-tangani para pihak

PASAL :
4 : MASA PEMELIHARAAN

1. Dalam jangka waktu 90 (Sembilan Puluh) hari kalender terhitung sejak diserahkan untuk pertama kalinya,
pemeliharaannya tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KE-DUA, karena itu PIHAK KE-DUA wajib atas
perintah PIHAK KE-SATU dengan segera mengadakan perbaikan/pembetulan segala kekurangan-
kekurangan atau cacat-cacat, sehingga sampai dengan penyelesaian akhir dapat memuaskan PIHAK KESATU
dan pihak pemberi tugas.

2. Apabila PIHAK KE-DUA tidak mengindahkan perintah dari PIHAK KE-SATU atas perbaikan pekerjaan tersebut,
maka PIHAK KE-TIGA akan melaksanakan pekerjaan tersebut atas perintah PIHAK KE-SATU dengan seluruh
biaya akibat perbaikan di maksud akan di bebankan kepada PIHAK KE-DUA.

3. Pada waktu masa pemeliharaan berakhir, PIHAK KE-DUA wajib menyerahkan hasil-hasil pekerjaan untuk yang
kedua kalinya kepada PIHAK KE-SATU yang menyatakan bahwa Pekerjaan telah selesai 100% dengan
dibuatkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Ke-Dua yang ditanda-tangani PIHAK KE-DUA, PIHAK KE-
SATU dan pihak pemberi tugas.
PASAL :
5 : HARGA BORONGAN
1. Jenis Perjanjian Pekerjaan Pemborongan ini adalah kontrak harga satuan (Fixed Unit Price Contract) yaitu
pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga
satuan yang pasti untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu.

2. Pembayarannya didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran bersama atas volume/kuantitas pekerjaan


(barang/jasa) yang telah dilaksanakan atau diserah terimakan oleh PIHAK KE-DUA.

3. Harga kontrak Pelaksanaan untuk Delapan (8) Lantai sudah termasuk pekerjaan persiapan ditetapkan sebesar
Rp. 9.795.685.000,00 (Sembilan Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus Delapan Puluh
Lima Ribu Rupiah).

4. Harga kontrak tersebut sudah terhitung sampai pekerjaan selesai 100 %, harga sudah termasuk transportasi,
handling material dari truk ke gudang, gudang ke lokasi pemasangan, Prelim, overhead, setting material yang
pengadaannya dilakukan oleh PIHAK KE-SATU, alat kerja, resiko, biaya listrik kerja, kewajiban pajak, asuransi
tenaga kerja, PPN 11%, PPH 23, testing commissioning dan jaminan masa pemeliharaan untuk Total
Pelaksanaan delapan (8) Lantai.

5. Adapun PPN 11% pada kontrak ini akan di perhitungkan di akhir pekerjaan setelah selesai serah terima dan
opname Bersama – sama dan di kurangi retensi 5% sesuai dengan kontrak induk Proyek Pembangunan
Gedung Rehabilitasi Rumah Sakit Dr. Suyoto.

6. Harga seperti tersebut pada ayat 3 dan 4 pasal ini, adalah merupakan harga yang sudah pasti dan tidak akan
terjadi klaim yang diakibatkan kenaikan harga.

7. Bila terjadi perubahan design, pengurangan ataupun penambahan jumlah lantai sesuai dengan item yang di
sepakati, maka perubahan volume remeasure terhadap kontrak awal harus diterbitkan Addendum Kontrak atau
Surat perintah pelaksanaan (SPP) dari PT. Tuah Naga Sakti – PT. Banua Gemilang KSO.
PASAL :
9 : TATA CARA PEMBAYARAN
1. Harga kontrak akan dibayar secara berangsur oleh PIHAK KE-SATU kepada PIHAK KE-DUA sesuai dengan
prestasi kemajuan pekerjaan Adapun rekening penerima pembayaran atas nama PT. KARISMA BINTANG
MAKMUR , BANK BRI KCP GADING SERPONG No. Rekening : 1145.01001106- 307, dengan Syarat
ketentuan sebagai berikut :
a. Uang Muka :
20% x Kontrak Net / Sesuai dengan nilai atau jumlah lantai yang disepakati
Uang muka ini akan dibayarkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah Surat Perjanjian ini
ditanda tangani PARA PIHAK dan setelah PIHAK KE-DUA
Uang muka ini akan dikurangkan berangsur-angsur secara sebanding/proporsional pada setiap tahap
pembayaran dengan kententuan bahwa selambat-lambatnya uang muka tersebut harus lunas pada saat
penyelesaian pekerjaan mencapai 80% (delapan puluh persen).
b. Pembayaran :
Dilaksanakan 14 (Empat belas) hari sejak tagihan dari PIHAK KE-DUA diterima (lengkap) oleh PIHAK KE-
SATU dan setelah PIHAK KE-SATU menerima pembayaran dari PEMILIK PROYEK terhadap prestasi /
progress (terpasang) pekerjaan PIHAK KEDUA. Besar pembayaran sesuai bobot prestasi pekerjaan PIHAK
KE-DUA yang sudah disetujui PIHAK KE-SATU dan PENGAWAS LAPANGAN, dikurangi jaminan
pemeliharaan (retensi) sebesar 5% (lima persen) prestasi sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan, serta dikurangi nilai PPH Final pasal 23 nilai netto bobot prestasi pekerjaan (setelah
dipotong retensi).
c. Pembayaran terakhir :
Sebesar 5 %(lima persen) dikurangi PPH 23, dibayarkan 120 (Seratus Dua Puluh) hari sejak Berita Acara
Serah-Terima Pekerjaan Ke-dua ditanda-tangani yang menyatakan bahwa pekerjaan telah diserahkan
untuk kedua kalinya BAST-2 serta diterima baik oleh PIHAK KE-SATU dan PEMILIK PROYEK.
2. Untuk mendapatkan penerimaan dari masing-masing tahap pembayaran, PIHAK KE-DUA harus mengajukan
Permintaan Pembayaran kepada PIHAK KE-SATU dengan menyerahkan berkas tagihan lengkap (di Kantor
Proyek PT. Tuah Naga Sakti – PT. Banua Gemilang KSO Setiap hari Kamis) sebagai berikut :
a) Berkas Tagihan Progres Pekerjaan :
1. Kwitansi (asli & copy),
2. Invoice/Faktur Tagihan (asli & copy),
3. SPK & Opname (asli & copy),
4. Copy Kontrak / Surat Perjanjian ini,
5. Dokumen prestasi progress pekerjaan yang sudah disetujuhi oleh Site manager dan project manager PT.
TNS-BG (Copy 2 set)
6. Berita Acara Pekerjaan/Pembayaran,
7. Retensi (pengakuan),
8. Berita Acara Serah Terima Pek I (progress 100%).
c) Berkas Tagihan Retensi :
1. Kwitansi (asli & copy)
2. Invoice/Faktur Tagihan (asli & copy)
3. Faktur Pajak (asli & copy) Setelah Nilai Pembayaran sudah disetujuhi oleh Site manager dan project
manager PT. TNS-BG (Copy 2 set)
4. SPK & Opname (asli & copy)
5. Retensi (pengakuan)
6. Berita Acara Serah Terima Pek II BAST-2
7. SPM-PPN.
3. Jika formulir Retensi (asli) atau Tanda Terima Kwitansi/TTK (asli) yang diterima PIHAK KE-DUA saat berkas
tagihan opname diserahkan itu hilang, maka harus ada laporan kehilangan dari kepolisian untuk dapat
mencairkan tagihan.

PASAL :
10. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN )
1. Pembayaran PPN 11% , akan di tinjau dan di setujui setelah pekerjaan selesai 100% diserah terimakan /
dilampirkan BAST 1, yang di tandatangani para pihak.
2. Surat Pemberitahuan Masa (SPM)-PPN atas realisasi faktur PPN tagihan yang bersangkutan, disampaikan
terlampir pada setiap berkas tagihan PIHAK KE-DUA kepada PIHAK KE-SATU sesuai ketentuan pembayaran
dalam Surat Perjanjian ini.
3. Bila batas waktu Surat Perjanjian ini sudah berakhir namun PIHAK KE-DUA masih terkait permasalahan PPN
yang belum diselesaikan, maka dengan konsekuensi apapun PIHAK KE-DUA masih bertanggung jawab atas
penyelesaian masalah PPN yang timbul berkenaan dengan Surat Perjanjian ini hingga selesai tuntas.

PASAL :

11. PENYELENGGARAAN PEKERJAAN


1. Sebagaimana ketentuan pada pasal 5 diatas, selama pekerjaan berlangsung, PIHAK KEDUA wajib dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas K3LH, keselamatan bahan dan peralatan lain dimana berada di tempat
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
2. PIHAK KE-DUA bertanggung jawab sepenuhnya atas kualitas dan waktu pekerjaannya.
3. PIHAK KE-DUA wajib membuat Bobot Prestasi mingguan dan diserahkan kepada PIHAK KE-SATU.
4. Selama jangka waktu pemeliharaan, PIHAK KE-DUA wajib memelihara, memperbaiki, dan menyempurnakan
pekerjaan yang telah diserahkan kepada PIHAK KE-SATU (Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama)
dan disetujuhi pemilik proyek.
5. PIHAK KE-DUA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kerusakan material dan pekerjaan instalasi yang
sudah terpasang sebelum pekerjaan tersebut diserah terimakan kepada PIHAK KE-SATU dan disetujuhi
PEMILIK PROYEK.
6. PIHAK KE-DUA tidak dibenarkan atau tidak boleh melimpahkan sebagian maupun keseluruhan pekerjaan
kepada PIHAK KE-TIGA, kecuali telah diketahui dan disetujui secara tertulis oleh PIHAK KE-SATU.
7. Segala masalah yang timbul apabila terjadi antara PIHAK KE-DUA dan PIHAK KE-TIGA, adalah merupakan
tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KE-DUA.
8. Sebagaimana diatur dalam surat perjanjian ini, PIHAK KE-DUA melaksanakan semua pekerjaan dibawah
koordinasi PIHAK KE-SATU dan PIHAK KE-DUA disiplin untuk mengikuti rapat koordinasi secara rutin setiap
minggu.
9. PIHAK KE-DUA berkewajiban untuk membuat, memberikan rencana kerja dan prosedur sehubungan dengan
pekerjaan dimaksud dalam surat perjanjian ini, termasuk test commisioning untuk mendapatkan pengesahan
dari PIHAK KE-SATU, pengawas lapangan dan pemilik proyek.
10. PIHAK KE-DUA bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehingga system dapat berjalan sesuai fungsi dan
kapasitasnya.
11. Mengenai penyelenggaraan & pembiayaan asuransi sehubungan dengan pekerjaan dalam surat perjanjian
ini, adalah menjadi kewajiban dan beban tanggung jawab PIHAK KE-DUA.

PASAL :
12. PENANGANAN BAHAN/BARANG DAN PERALATAN
1. Pemasukan semua bahan-bahan/barang-barang dan peralatan PIHAK KE-DUA ke tempat pekerjaan harus
mengikuti persyaratan SMK3, dan diketahui serta seijin terlebih dahulu dengan PIHAK KE-SATU dan
pengawas lapangan.
2. Untuk penempatan bahan-bahan/barang-barang dan peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan PIHAK
KE-DUA, disediakan lokasi gudang oleh PIHAK KE-SATU dan biaya pembangunannya dibebankan PIHAK
KE-DUA.
3. Semua barang/material dan peralatan PIHAK KE-DUA yang ada dilokasi proyek, jika terjadi kerusakan atau
kehilangan maka sepenuhnya tanggung jawab PIHAK KE-DUA, termasuk material PIHAK KE-SATU yang
diserah terimakan ke PIHAK KE-DUA yang pemasangannya dilaksanakan oleh PIHAK KE-DUA.
4. Untuk pengadaan sarana kerja (listrik, telepon dan Air) adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KE-DUA,
terkecuali untuk start up dan run unit atau test commissioning.
5. PIHAK KE-DUA memiliki kebebasan dalam menggunakan bahan-bahan/barang-barang dan peralatan tersebut
untuk kepentingan Pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 3.
6. PIHAK KE-DUA tidak dibenarkan membawa keluar bahan-bahan/barang - barang dan peralatan tersebut tanpa
sepengetahuan dan seijin PIHAK KE-SATU.
7. Sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perjanjian ini, jika pekerjaan dinyatakan telah selesai, sisa
bahan-bahan/barang-barang tersebut yang sudah tidak terpakai, adalah milik PIHAK KE-DUA dan harus
segera dikeluarkan dari lokasi proyek.

PASAL :
13. MUTU DAN K3 BAHAN/BARANG
1. Jika bahan yang digunakan masuk dalam katagori Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), PIHAK KE-DUA
bertanggung-jawab sepenuhnya atas keamanan kemasan, pengiriman, penyimpanan dan penggunaan bahan-
bahan tersebut.
2. PIHAK KE-SATU berhak memeriksa material PIHAK KE-DUA guna memastikan mutu & K3LH barang sesuai
spesifikasi yang disyaratkan dalam Surat Perjanjian ini.
3. Bila dalam Pekerjaan (Pemborongan/Pengadaan) ini memerlukan ketentuan bahan / Barang yang tidak ada
ketentuan dalam RKS, maka PIHAK KE-DUA dengan mengajukan contoh bahan/barang dimaksud untuk
disetujui dan disimpan PIHAK KE-SATU serta disetujui oleh PENGAWAS LAPANGAN.
4. PIHAK KE-DUA menjamin atas mutu barang-barang yang digunakan/disupply kepada PIHAK KE-SATU adalah
100% baru dan sesuai standar mutu spesifikasi barang yang ditentukan dalam Surat Perjanjian ini.
5. PIHAK KE-DUA bertanggung jawab mengganti bahan / barang yang ternyata tidak memenuhi spesifikasi
standar mutu yang disyaratkan PIHAK KE-SATU atau ternyata dari hasil pemeriksaan / test penyelidikan/
laboratorium oleh PIHAK KE-SATU, tidak memenuhi standar mutu yang disyaratkan PIHAK KE-SATU.
6. PIHAK KE-DUA menjamin dan bertanggung jawab penuh atas penggunaan bahan-bahan/barang-barang
dalam pekerjaan pemborongan ini.
7. PIHAK KE-DUA bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kerugian terhadap kerusakan barang/bahan milik
PIHAK KE-SATU sebagai akibat langsung atau tidak langsung karena kesalahan/kelalaian yang dilakukan
PIHAK KE-DUA atau pekerja-pekerja dibawah tanggung jawab PIHAK KE-DUA.
8. PIHAK KE-DUA bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kerugian terhadap kerusakan barang/bahan hasil
penyerahan dari PIHAK KE-DUA kepada PIHAK KE-SATU sebagai akibat langsung atau tidak langsung karena
kesalahan/kelalaian yang dilakukan PIHAK KE-DUA atau pekerja-pekerja dibawah tanggung jawab PIHAK
KE-DUA.

PASAL :
14. JAMINAN HUKUM ATAS BARANG
1. PIHAK KE-DUA menjamin barang-barang yang diserahkan kepada PIHAK KE-SATU dalam Perjanjanjian ini,
tidak diperoleh dari hal-hal yang bertentangan dengan hukum dan tidak melanggar hak patent atau hak lain
yang dimiliki PIHAK KE-TIGA.
2. Jika terjadi klaim atau tuntutan sehubungan dengan hal tersebut pada ayat (1) pasal ini, PIHAK KE-DUA
membebaskan PIHAK KE-SATU dari segala tuntutan apapun dan dimanapun yang mungkin timbul serta
PIHAK KE-DUA dengan ini menyatakan akan mengambil segala tindakan hukum yang perlu termasuk mewakili
ke depan Pengadilan.
3. Apabila klaim atau tuntutan PIHAK KE-TIGA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini dikabulkan
oleh Pengadilan atau Badan apapun, maka PIHAK KE-DUA tetap menjamin barang tersebut dapat
dipergunakan dan menjadi milik PIHAK KE-SATU.

PASAL :
15. TATA USAHA
PIHAK KE-DUA wajib menyelenggarakan Administrasi lapangan secara baik dan teratur menyangkut segala
sesuatu yang bertalian dengan kegiatan pekerjaan pemborongan ini, dan bila dipandang perlu PIHAK KE-SATU
dapat mengadakan pemeriksaan penyelenggaraan Administrasi lapangan tersebut dengan terlebih dahulu
memberitahukan kepada PIHAK KE-DUA.

PASAL :
16. PEKERJAAN TAMBAH-KURANG
1. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam Surat Perjanjian ini memerlukan pekerjaan tambah atau kurang,
maka penyelesaiannya akan diatur dalam perjanjian tambahan yang merupakan bagian yang tidak dapat di
pisah-pisahkan dari surat perjanjian ini.
2. Pekerjaan tambah/kurang hanya dapat di laksanakan oleh PIHAK KE-DUA setelah mendapat persetujuan
tertulis dari PIHAK KE-SATU.
3. Tidak diperkenankan/dibenarkan PIHAK KE-DUA menjalankan pekerjaan tambah / kurang selama belum ada
Persetujuan tertulis dari PIHAK KE-SATU. Bila pelaksanaan pekerjaan tetap dijalankan oleh PIHAK KE-DUA,
maka segala akibat dari pelaksanaan pekerjaan tambah/kurang tersebut menjadi tanggungan PIHAK KE-DUA
dan PIHAK KE-DUA tidak berhak untuk meminta pembayaran apapun dari PIHAK KE-SATU.
4. Perhitungan kerja tambah kurang ditentukan dengan dasar harga satuan yang tercantum dalam surat
penawaran PIHAK KE-DUA kepada PIHAK KE-SATU dalam Surat Perjanjian ini.
5. Bagi Pekerjaan tambah yang tidak dapat digolongkan pada jenis kegiatan dalam Surat Perjanjian ini, maka
harga satuan ditentukan pada saat perintah diberikan dan disetujui oleh PIHAK KE-SATU.
6. PIHAK KE-DUA wajib menjalankan kerja tambah / kurang selambat-lambatnya 3 (Tiga) hari sejak menerima
instruksi tertulis mengenai kerja tambah/kurang dari PIHAK KE-SATU tanpa pengajuan biaya terlebih dahulu.
7. Pekerjaan tambah/kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu penyelesaian pekerjaan,
kecuali apabila ada persetujuan dari PIHAK KE-SATU secara tertulis.

PASAL :
17. SANKSI DAN DENDA
1. Bila PIHAK KE-DUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam
Surat Perjanjian ini, atau terjadi keterlambatan, maka PIHAK KE-DUA wajib membayar ganti rugi kepada
PIHAK KE-SATU sebesar 0,1 % (Nol Koma Satu persen) dari harga kontrak yang disepakati / dilaksanakan
sesuai dengan Surat Perintah Pelaksanaan (SPP) per-hari keterlambatan, atau dengan jumlah denda setinggi-
tingginya sebesar 5% (lima persen).
2. Untuk setiap kelalaian PIHAK KE-DUA menjalankan peraturan dalam BESTEK, dan tidak segera menjalankan
perintah atau petunjuk tertulis dari PIHAK KE-SATU yang merupakan Surat Teguran sebanyak 3 ( tiga ) kali
berturut-turut, PIHAK KE-DUA dikenakan denda sebesar Rp 2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)
untuk setiap kali kelalaian, batas waktu Surat Teguran tersebut sejak sampai ditangan PIHAK KE-DUA hingga
harus dilaksanakan, yaitu selama 3 (Tiga) hari kalender.
3. Apabila PIHAK KE-DUA lalai tidak melaksanakan pekerjaan - pekerjaan tersebut dalam perjanjian ini dan telah
mendapat peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali oleh PIHAK KE-SATU serta PIHAK KE-DUA belum
juga memperbaiki kelalaian pekerjaannya, maka PIHAK KE-SATU dapat menunjuk pelaksana lain untuk
mengerjakan pekerjaan yang dimaksud dengan seluruh biaya pelaksanaannya menjadi beban PIHAK KE-DUA.
4. PIHAK KE-DUA tidak dikenakan Denda atas keterlambatan pekerjaan seperti disebutkan dalam ayat 3 pasal
ini, apabila keterlambatan itu disebabkan hal-hal diluar kemampuan PIHAK KE-DUA (Force Majeure), dan
disebutkan dalam Surat Perjanjian ini bahwa PARA PIHAK akan bersepakat untuk menyelesaikan
keterlambatan tersebut dengan cara yang sebaik-baiknya.
5. PIHAK KE-DUA wajib mengganti rugi terhadap setiap kerugian yang diderita oleh PIHAK KE-SATU dari semua
denda dan tuntutan, tindakan hukum, tuntutan kerugian, biaya-biaya lain yang diderita oleh PIHAK KE-SATU
akibat kelalaian atau kesalahan PIHAK KE-DUA.
6. Jumlah denda sebagaimana tersebut pada ayat-ayat diatas dalam pasal ini, akan dipotongkan langsung atas
tagihan PIHAK KE-DUA untuk penerimaan pembayaran tahap berikutnya yang masih belum dibayarkan oleh
PIHAK KE-SATU.
PASAL :
18. FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam Surat Perjanjian ini adalah : Bencana Alam, Kebakaran,
Perang/Pemberontakan, Pemogokan Buruh, Tinggi Muka Air yang luar biasa, dan keadaan-keadaan lain dalam
mana PIHAK KE-DUA tidak dapat mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk pengendalian.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa (Force Majeure) dimaksud ayat 1 pasal ini, PIHAK KE-DUA bersama-sama
PIHAK KE-SATU menyampaikan secara tertulis kepada Pemilik Proyek selambat-lambatnya 2 (Dua) x 24 jam
setelah terjadinya Force Majeure itu disertai bukti-bukti tindakan yang diambil PIHAK KE-DUA untuk berusaha
mengatasi keadaan tersebut, kemungkinan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan pernyataan tertulis dari
penguasa setempat, sehingga terhadap Pihak Pemilik laporan ini dijadikan dasar pertimbangan untuk
dikeluarkannya keputusan yang bersifat mengikat.
3. Kelalaian atau keterlambatan PIHAK KE-DUA dalam kewajiban memberitahukan dimaksud ayat 2 pasal ini,
mengakhibatkan tidak diakuinya peristiwa tersebut sebagai Force Majeure.

PASAL :
19. P E R S E L I S I H A N
1. Perselisihan pendapat antara PIHAK KE-SATU dan PIHAK KE-DUA dalam Pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian ini, pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat diantara PARA PIHAK.
2. Jika tidak terdapat penyelesaian yang layak dan memuaskan terhadap PARA PIHAK, atas kehendak PARA
PIHAK perselisihan akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase National Indonesia (BANI) dimana anggotanya
terdiri dari :
a) Seorang wakil dari PIHAK KE-SATU
b) Seoreng wakil dari PIHAK KE-DUA
c) Seorang wakil yang dipilih oleh wakil-wkil dari PARA PIHAK.
3. Keputusan dari Badan Arbitrace sebagaimana tersebut dalam ayat 2 pasal ini, adalah bersifat mengikat antara
PARA PIHAK dan semua pembiayaan untuk Badan Arbitrase ini ditanggung oleh PIHAK KE-DUA.

PASAL :
21. PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. Apabila terjadi pemutusan perjanjian atas Surat Perjanjian ini, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Pemutusan
Perjanjian atas kehendak PARA PIHAK.
2. PIHAK KE-SATU berhak secara sepihak memutuskan/membatalkan Surat Perrjanjian ini apabila PIHAK
KE-DUA :
a) Dalam waktu 7 (Tujuh) hari terhitung tanggal berlakunya Surat Perjanjian ini, tidak atau belum memulai
pekerjaannya secara pisik di lapangan.
b) Dalam waktu 3 (Tiga) hari berturut - turut tanpa ada alasan-alasan tidak melanjutkan pekerjaan yang
sudah dimulai sehingga menimbulkan kemacetan.
c) Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat pekerjaan dengan tidak
menempatkan tenaga ahli yang cukup cakap menurut pertimbangan PIHAK KE-SATU, yang mampu
bertindak dan memutuskan sendiri atas nama PIHAK KE-DUA, dan mampu atau dapat memenuhi segala
perintah dan petunjuk yang diberikan PIHAK KE-SATU untuk dilaksanakan.
d) Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau diperkirakan merugikan PIHAK KE-SATU
sehubungan dengan Pekerjaan Borongan ini.
e) Memberikan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada PIHAK KE-TIGA tidak dengan persetujuan PIHAK
KE-SATU.
f) Melakukan kesalahan/kelalaian yang menyebabkan pekerjaan tertunda atau terlambat, sehingga
mengakibatkan keterlambatan tersebut melebihi 5% ( lima persen) dari harga Kontrak.
g) Pekerjaan tertunda karena terjadinya kejadian-kejadian FORCE MAJEURE dimaksud pasal 18 (delapan
belas) ayat 2(dua) Surat Perjanjian ini yang telah berlangsung lebih dari 1 (Satu) Minggu / Bulan.
h) Berdasarkan evaluasi atau penilaian PIHAK KE-SATU, tidak mengikuti instruksi dari pegawai lapangan
PIHAK KE-SATU yang telah diberikan peringatan-peringatan sebelumnya, tidak melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan spesifikasi standar yang telah disyaratkan dan nyata-nyata menunjukkan ketidak mampuan
untuk melanjutkan pekerjaannya.
3. Semua biaya dan kerugian PIHAK KE-SATU akibat adanya pemutusan/pembatalan perjanjian tersebut,
termasuk biaya pelimpahan pekerjaan (diteruskan/digantikan) oleh pihak KE-TIGA atas perintah PIHAK
KE-SATU, adalah menjadi beban PIHAK KE-DUA.
4. PIHAK KE-DUA dengan ini menyatakan membebaskan PIHAK KE-SATU dari segala tuntutan hukum termasuk
dari PIHAK KE-TIGA karena batalnya Perjanjian ini, oleh karena itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab
PIHAK KE-DUA.

PASAL :
21. TEMPAT KEDUDUKAN
1. PARA PIHAK didalam membuat Surat Perjanjian ini, memilih tempat kedudukan masing-masing dikantor
Badan Arbitrase Nasional Indonesia.
2. Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, bersifat umum dan tetap yang tidak dapat
diubah lagi.

PASAL :
22. P E M B E R I T A H U A N
1. Semua pemberitahuan antara ke dua belah pihak untuk kepentingan pelaksanaan Surat perjanjian ini,
disampaikan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan dengan dibuatnya
bukti tanda terima tertulis.
2. Semua pemberitahuan tertulis yang telah diterima dan disetujui ke dua belah pihak, sesuai disebutkan dalam
ayat 1 pasal ini, adalah merupakan bagian yang mengikat dan tidak dapat dipisah-pisahkan dari Surat
Perjanjian ini.
3. Pemberitahuan kepada PIHAK KE-SATU dialamatkan ke Project Manager PIHAK KE-SATU, Proyek
Pembangunan Gedung Rehabilitasi Rumah Sakit Dr. Suyoto , dengan tembusan ke PT. Tuah Naga Sakti – PT.
Banua Gemilang KSO yang beralamatkan di Jln. RC. Veteran No. 178 Bintaro , Kec. Rempoa Jakarta Selatan,
atau Jln. Gajah Mada Kompleks Gusher Ruko A-15 RT.03 Kel. Karang Rejo Kec. Tarakan Barat, Kalimantan Utara,
77112
4. Pemberitahuan kepada PIHAK KE-DUA dialamatkan ke Project Manager PIHAK KE-DUA di Proyek, dengan
tembusan ke PT. Karisma Bintang Makmur, beralamatkan di Jln. Kemang Timur No. 16 RT.05/RW.04 Kel.
Bangka Kec. Mampang Prapatan , Jakarta Selatan
PASAL :
23. P E N U T U P
1. Segala perubahan meliputi sebagian atau keseluruhan pasal-pasal dalam Surat Perjanjian ini beserta
lampiran-lampirannya, perubahan baik menambah dan atau mengurangi, dianggap sah apabila terdapat
persetujuan dari ke dua belah pihak dan dibuat secara tertulis.
2. Pada Surat Perjanjian ini, disertakan lampiran-lampiran seperti berikut :
a) Kesanggupan subkontraktor dalam mengadakan dan menyelenggarakan Alat Pelindung Diri,
b) Surat pernyataan sanksi/denda pelanggaran program/ketentuan “Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH)” terhadap : Sub-Kontraktor,
c) Surat penawaran harga no : 86/SK-KBM/SPH/VI/2023, Tanggal, 14 Juni 2023,
d) Surat penunjukan subkontraktor no : 086/KSO.TNS-BG/BR/ARS/VII/2023, tanggal 26 Juli 2023,
e) Surat perintah kerja no : 086, tanggal 27 Juli 2023,
f) Berita acara klarifikasi dan negosiasi,
g) Schedule pelaksanaan dan S – Curve,
h) Struktur organisasi,
i) Spesifikasi teknis,
j) Gambar dasar/tender,
k) Matrik scope pekerjaan,
l) CV personal inti,
m) Man power schedule,
n) List peralatan kerja dan spesifikasi teknis dilengkapi brosure.
3. Semua dokumen sebagai suatu lampiran yang mendasari surat perjanjian ini, adalah merupakan bagian yang
mengikat dan tidak dapat dipisah-pisahkan dari surat perjanjian ini.
4. Surat Perjanjian ini dinyatakan mulai berlaku sejak hari, tanggal dan tahun ditanda tangani oleh ke dua belah
pihak.
PASAL :
24. PENANDA-TANGANAN
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) yang sama kekuatan hukumnya, ditanda tangani oleh ke dua
belah pihak di Jakarta, yang dibuat diatas kertas dengan dibubuhi cap dan meterai secukupnya sesuai dengan
peraturan/hukum yang berlaku.

PIHAK KE-DUA PIHAK KE-SATU


PT. KARISMA BINTANG MAKMUR PT. TUAH NAGA SAKTI – PT. BANUA
GEMILANG KSO

RACHMAT JANUARDI, ST MICHAEL LEIMANTO LIM


DIREKTUR UTAMA DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai