Anda di halaman 1dari 56

2018

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN DAN METODE
PENERAPAN RK3K

PEMBANGUNAN
EMBUNG DIKAWASAN
PERDESAAN
KABUPATEN WAJO
METODE PELAKSANAAN
Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo

Setelah penandatangan Kontrak dilakukan, pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan


Pemilik Proyek harus mengadakan pertemuan Pree Constrution Meeting (PCM) tentang hal- hal
yang harus dipahami didalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang meliputi : - Membuat Request /
Ijin Kerja dan Shop Drawing - Membuat Laporan Harian - Membuat Laporan Mingguan -
Membuat Laporan Bulanan - Mengevaluasi kemajuan fisik lapangan sesuai dengan Jadwal
Pelaksanaan (Time Schedule) Laporan pekerjaan adalah peristiwa atapun kegiatan yang
dilaporkan selama melakukanpekerjaan di lokasi proyek yang berdasarkan pekerjaan yang telah
dilakukan pada lokasiproyek dan kemudian dituangkan dengan cara tertulis dan disertakan pula
foto- fotodokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung, laporan
pekerjaan di kerjakan oleh kontraktor atau konsultan pengawas kemudian diberikan kepada
pemilik proyek.
Berikut adalah Struktur hubungan kerja antara pemilik proyek dan kontraktor serta struktur
organisasi pelaksanaan pekerjaan.

Struktur Hubungan Kerja Antar Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Berikut adalah merupakan rangkaian Urutan pelaksanan kegiatan pekerjaan sesuai dengan daftar
kuantitas pada pekerjaan yang ada :

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik sebelum,
selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item pekerjaan yang
termasuk / dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini secara detail disajikan berikut ini :

1.1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi
peralatan yang akan dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan dan
mengembalikannya nanti bila pekerjaan
telah selesai ke tempat semula.
Cara Pelaksanaan :
Menyiapkan Peralatan dan Personil
1. Menyediakan peralatan dan
personil sesuai dengan kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk
menyelesaikan pekerjaan.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


2. Sebelum mobilisasi dilaksanakan, melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan
maupun personil
Program dan Pemberitahuan
1. Membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi dengan keterangan
akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan didatangkan.
2. Membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan maupun
pengangkutan kembali peralatan dan personil.
3. Meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan perubahan
personil.
4. Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat
dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Mobilisasi dan
Demobilisasi yang biasanya berupa Kecelakaaan Lalulintas dengan cara Pengendalian
Resiko seperti Menggunakan rambu peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan
training K3 untuk pekerja Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).
Daftar Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Operator Oh 2,0000

Pembantu Operator Oh 2,0000

Sopir Toronton Oh 1,0000

Pembantu Sopir Oh 1,0000

Excavator Unit 2,0000

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1.2. Pembuatan Jalan Kerja
Jalan kerja dibuat untuk kelancaran arus
masuk keluar semua proses pekerjaan di
lapangan. Dimana jalan kerja sangat berguna
untuk memperlancar mobilisasi alat, tenaga
dan bahan ke lokasi proyek. Untuk itu dalam
pekerjaan dan perbaikan jalan kerja diadakan
survei awal untuk menentukan tingkat
kerusakan jalan tersebut dan kemudian
membuat persiapan-persiapan untuk
memperbaikinya. Perbaikan jalan kerja
dilakukan dengan cara menghampar sirtu pada jalan kerja kemudian diratakan dan dipadatkan.
Sirtu di ambil pada lokasi quari yang telah ditentukan kemudian ditimbun pada lokasi jalan kerja
yang telah ditentukan. Selanjutnya dengan menggunakan bulldozer sirtu tersebut diratakan untuk
selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator roller. Pemadatan jalan kerja
dilakukan lapis per lapis dengan ketebalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ini
dimaksudkan agar pemadatan tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian
akan memperkecil kemungkinan terjadi penurunan yang akan berdampak pada mudah rusaknya
jalan kerja yang telah dilakukan.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pembuatan Jalan Kerja dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan rambu
peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja Meningkatkan
kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang memadai,
Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan nyaman).
Daftar Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Operator Oh 2,0000

Pembantu Operator Oh 2,0000

Excavator Unit 2,0000

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1.3. Pengukuran dan Mutual Check (MC 0 - MC 100)
Pengukuran adalah suatu pekerjaan
pengukuran dengan alat ukur, untuk
mendapatkan data topografi pada lokasi
pekerjaan yang telah ditentukan, yang mana
data ini merupakan data pendukung
perhitungan MC-0 dan MC-100. Sedangkan
Setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran
dengan makna meletakkan patok-patok profil
seluruh/bangunan sebelum pelaksanaan suatu
pekerjaan konstruksi.
Cara Pelaksanaan :
a) Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan tentang letak,
posisi, dimensi, dan lain-lain untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan
dimulai kepada Pengguna Jasa
b) Pelaksana Pekerjaan harus membuat titik-titik referensi/BM sementara untuk kepentingan
Pelaksana Pekerjaan sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik BM
sementara harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa. Setiap titik BM
sementara harus berpangkal pada BM yang ditetapkan pemilik di lapangan
c) Pelaksana Pekerjaan bekerja sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out dan
dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan
yang diperlukan dalam proses pembayaran. Dan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran SETTING OUT di lapangan
d) Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok,
serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk setting out/pengukuran. Pelaksana
Pekerjaan harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi
untuk setting out dan mengontrol pekerjaan.

Penetapan tata letak bangunan dilaksanakan dengan cara memasang patok-patok kayu
dengan jarak antara masing-masing (interval) 50 meter yang dipasang sepanjang as
pekerjaan.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pengukuran yang biasanya berupa Terjatuh, Tertusuk Kayu, Tersengat Binatang Liar

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan rambu peringatan disekitar
lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja Meningkatkan kedisiplinan pekerja
terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).
Daftar Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Juru Ukur Oh 2,0000
Pembantu Juru Ukur Oh 2,0000
Theodolite / Waterpass Unit 1,0000

Berikut adalah tambahan kegiatan pada pekerjaan persiapan :


a. Sistem Manajemen K3
CV. DIRJA KENCANA UTAMA akan menerapkan system manajemen K3 guna
meminimalisir tingkat kecelakaan kerjan dengan memberikan pelatihan dang pengaranan
mengenai prosedur k3 dengan bekerja sama dengan pihak terkait dalam hal ini jamsostek dan
pihak lain yang terkait.
b. Pembangunan Kantor dan base camp kontraktor
a. Pembuatan Kantor Lapangan
Kantor lapangan dibuat
disekitar lokasi pekerjaan dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan sehingga
kegiatan dapat dipantau dengan jelas,
kantor lapangan dibuat dengan ukuran
sesuai kebutuhan di lapangan atau
dengan cara menyewa rumah yang
terdekat dengan lokasi pekerjaan,
kantor lapangan dilengkapi minimal
sesuai yang dipersyaratkan dalam
spesifikasi teknis yaitu meja tulis, kursi, papan tempel untuk menempelkan gambar
pelaksanaan, grafik-grafik pelaksanaan pekerjaan dan data-data lainya, serta buku direksi,
buku tamu dan buku monitoring cuaca, material dan tenaga kerja.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


b. Barak Kerja
Barak kerja dibuat disekitar lokasi pekerjaan dengan persetujuan Direksi Pekerjaan
sehingga kegiatan pekerjaan yang akan dipersiapkan sebagaimana gambar pelaksanaan bisa
dikerjakan dengan baik dan aman, barak kerja dibuat dengan ukuran sesuai kebutuhan di
lapangan dilengkapi minimal sesuai yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis .

c. Gudang
Gudang dibuat setiap lokasi
pekerjaan dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan sehingga bahan matrial akan efektip
untuk masing-masing lokasi pekerjaan,
gudang dibuat dengan ukuran sesuai
kebutuhan di lapangan dilengkapi system
pengaman/jaga malam sehingga bisa
mengantisipasi kehilangan dan kerusakan.

d. Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dibuat sesuai dimensi serta format sebagaimana yang dipersyaratkan
dan dipasang pada lokasi pekerjaan/sesuai petunjuk Direksi.

B. PEKERJAAN TANAH
1.1. Galian Tanah
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan
garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai
dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh
Direksi.
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan yang dibutuhkan sesuai Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin melakukan pekerjaan Galian Tanah Termasuk Perapihan Hasil
Galian

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


• Menyerahkan Jadwal, rencana metode yang akan digunakan dalam proses Galian Tanah
Termasuk Perapihan Hasil Galian
Cara Pelaksanaan :
a. Semua penggalian akan dikerjakan sesuai dengan gambar bestek atau jika ada
perubahan akan ditentukan oleh Direksi.
b. Pelaksanaan pekerjaan galian ini menggunakan excavator.
c. Setelah dibersihkan, maka akan memasang patok patok sebagai dasar pekerjaan galian
sesuai dengan rencana gambar dan pemasangan patok-patok ini akan disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi atau Pengawas Lapangan.
d. Pekerjaan galian tanah pada bangunan akan memenuhi luas galian minimum menurut
ketentuan yang ditentukan pada gambar bestek, yang ditandai pada patok-patok dengan
kedalaman yang telah sesuai dengan elevasi galian rencana sesuai instruksi
Direksi/Pengawas Lapangan.
e. Pekerjaan galian tanah akan memperhatikan ketentuan dimensi yang tercantum dalam
gambar bestek yang meliputi elevasi dasar galian, kemiringan rencana dan lebar dasar.
f. Tanah hasil galian jika menurut direksi dipandang tidak memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai bahan timbunan, akan ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh
Direksi atau dibuang pada tempat yang sudah disetujui oleh direksi.
g. Lokasi pembuangan bahan hasil galian akan mendapat petunjuk dan persetujuan dari
direksi pekerjaan.
h. Pekerjaan galian akan memperhatikan terhadap keselamatan pekerja, keselamatan
bangunan yang berdekatan, atau yang dapat membahayakan
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Galian
Tanah Termasuk Perapihan Hasil Galian dengan cara Pengendalian Resiko seperti
Menggunakan rambu peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk
pekerja Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 1.422,9600
Mandor Oh 143,0800
Excavator Unit 2.0000

C. PEKERJAAN STRUKTUR
1.1. Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan yang dibutuhkan sesuai Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin melakukan pekerjaan Pasangan Batu Kali
• Menyerahkan Jadwal, rencana metode yang akan digunakan dalam proses Pasangan Batu
Kali
Langkah kerja :
- Membersihkan lokasi pekerjaan pasangan dari segala kotoran yang mengganggu.
- Memasang profil pasangan sesuai dengan bentuk bangunan yang akan dikerjakan.
- Membuat adukan dengan perbandingan campuran yang disyaratkan, diaduk
menggunakan molen.
- Memasang batu mengikuti profil bangunan yang telah terpasang, jarak antar batu / nat
kurang lebih 2 cm.
- Merapikan dan membersihkan pasangan batu yang telah terpasang.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Batu dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan rambu
peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja Meningkatkan
kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 5,2200
Tukang Oh 2,6100
Kepala Tukang Oh -
Mandor Oh 0,5220
Batu Belah / Gunung / Kali m3 3,4800
Pasir Pasang m3 1,4065
Portland Cement Kg 585,8000
Molen / Mixer Concrete Hari 0,2204

1.2. Pekerjaan Paving Block


Pekerjaan paving block ini dilakukan
sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk
Pengguna Jasa. Paving blok yang digunakan
ketebalan 8 cm atau menurut persetujuan
Direksi.
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan yang
dibutuhkan sesuai Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin melakukan
Pekerjaan pemasangan pemasangan
paving block
• Menyerahkan Jadwal, rencana metode
yang akan digunakan dalam proses
Pekerjaan pemasangan paving block.
Langkah kerja :
1. Paving Block yang akan dipasang terlebih dahulu disiapkan.
2. Pemasangan Paving Block dilakukan dan disesuaikan dengan gambar kerja yang ada atau
sesuai petunjuk direksi pekerjaan.
3. Pasir urug sebagai landasan paving dipasang terlebih dahulu.
4. Paving Block dipasang setelah cansteen dipasang terlebih dahulu.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


5. Setelah seluruh paving block disusun dan dipasang maka selanjutnya setiap pinggiran
paving diberi campuran beton sebagai pengunci antara sudut-sudut paving dan cansteen.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
pemasangan pipa suling dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan rambu
peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja Meningkatkan
kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).
Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 600,0000
Tukang Oh 600,0000
Kepala Tukang Oh 60,0000
Mandor Oh 1,5600
Pasir Pasangan m3 84,0000
Paving Block t = 8 cm K. 300 M2 1.212,0000
Alat Bantu % 120,0000

1.3. Pekerjaan Kansteen Beton Mutu Fc' = 19,3 Mpa (K 225)


Pekerjaan ini mencakup mencampur, mengaduk, mengangkut, menempatkan,
memadatkan, merawat, atau sesuai dengan gambar rencana dan petunjuk Pengguna Jasa.
Pengecoran beton dilakukan sesudah bekisting/perancah, lantai kerja dibersihkan,
pengikatan besi, untuk tulangan sudah selesai
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan
yang dibutuhkan sesuai Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin
melakukan Pengecoran kansteen
Beton Mutu Fc' = 19,3 Mpa (K 225)

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


• Menyerahkan Jadwal, rencana metode yang akan digunakan dalam proses pekerjaan
Pengecoran Kansteen Beton Mutu Fc' = 19,3 Mpa (K 225)
Langkah kerja :
1. Setelah Lokasi tempat pemasangan Kansteen Beton Fc' = 19,3 Mpa (K 225) siap dan telah
di inspeksi kembali oleh pengawas atau direksi pekerjaan, maka sekelompok pekerja akan
mulai mengatur bahan dan peralatan kerja.
2. Bahan atau material campuran beton dibuat sesuai dengan komposisi yang telah
ditetapkan.
3. Bahan – Bahan
a. Semen
Semen yang dipergunakan Type 1 Portland Cement, hanya diizinkan menggunakan
semen produksi dalam negeri dengan standart kualitas Semen Nasional. Semen harus
berbentuk semen halus, baru, tidak mengandung gumpalan – gumpalan
keras/menggumpal, dan masih didalam bungkus asli dari pabrik. Pada umumnya
semen disimpan dalam gudang yang tertutup, semen harus ditumpuk dengan rapi, dan
tiap tumpukan maksimum terdiri dari 15 zak semen.
b. Pasir Halus dan Batuan Kasar
Agregat yang akan dipergunakan harus memenuhi ketentuan - ketentuan mengenai
agregat beton, yang akan dipergunakan harus bentuk yang baik, keras dan padat, tidak
muda lapuk, bersih dan harus bebas dari bekas - bekas pelapukan kayu dan sampah.
Ukuran maksimum agregat yang akan dipergunakan untuk setiap konstruksi beton
adalah ukuran terbesar dari ukuran yang telah ditentukan, penggunaan ukuran
tersebut akan memudahkan waktu pengecoran dan pemadatan dari betonnya sendiri.
Batuan/kerikil yang dipergunakan yang berukuran ± 4 cm (1-1/2 inch) sedangkan
untuk beton tebal ukuran dari 30 cm, agregat yang dipergunakan ± 2 cm (3/4 inch).
Pasir yang dipergunakan adalah pasir yang diameter 5 mm dengan kadar air yang
sama untuk seluruh jumlah pasir, bahan - bahan pasir maupun kerikil harus disimpan/
ditimbun sedemikian rupa sehingga bisa tetap bersih waktu dipergunakan.
c. Air
Air yang dipergunakan untuk adukan beton harus bersih, segar dan bebas dari
kotoran-kotoran atau lumpur, bahan - bahan organik, unsur - unsur kimia, garam -
garam dan kotoran - kotoran lain, dimana air yang digunakan secara priodik harus
diperiksa dandisetujui oleh Direksi Pekerjan.
d. Waktu Pengadukan

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Tidak diperkenankan pengadukan yang berlebihan karena untuk mendapatkan
konsistensi yang ditentukan waktu yang diperlukan oleh Mixer dengan kapasitas yang
disyaratkan adalah 1,5 menit sesudah air dimasukan ke dalam campuran semen, pasir
dan kerikil.
4. Pengangkutan
Adukan beton harus diangkut dari tempat pencampuran ke tempat pengecoran secepat
dan praktis sehingga dapat mencegah terjadinya pemisahan (segregation) antara bahan –
bahan beton atau hilangnya sebagian dari bahan tersebut akan berkurangnya nilai slump.
5. Pengecoran
- Pegecoran dilakukan dengan menuangkan campuran beton kedalam bekisting yang telah
dibuat dengan perlahan dan hati-hati.
- Pada waktu saat pengecoran harus menusuk - nusuk dengan bambu atau batang kayu
atau besi atau menggunakan vibrator penggetar beton untuk mengisi permukaan bidang
yang tidak terisi campuran beton sehingga padat, dan kemudian diratakan.
- Setelah seluruh permukaan bekisting telah terisi penuh dengan campuran beton, maka
sekelompok pekerja akan meratakan dan merapikan permukaan beton tersebut dan
memeriksa kondisi bekisting atau perancah untuk memastikan bahwa keadaan bekisting
dan perancah tidak mengalami perubahan dan pergerakan.
- Adapun kriteria yang perlu diperhatikan pada saat akan melakukan pengecoran antara
lain :
a. Pada saat akan dilaksanakan pengecoran, permukaan bidang yang akan dicor harus
bebas dari kotoran- kotoran dan bebas dari genangan air, lumpur, dan bahan - bahan
lepas lainnya maka pengecoran baru dilakukan.
b. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan turun dengan cukup deras, atau
setelah hujan, tetapi airnya masih mampu melarutkan lapisan semen mortal yang
menempel pada batu - batu adukan beton yang dicorkan. Semen mortal pada waktu
hujan juga tidak boleh dilapiskan pada tempat - tempat penyambungan.
c. Di dalam melaksanakan pengecoran hendaknya dilaksanakan secara langsung dan
serendah mungkin dan apabila pengecoran dilakukan dengan cara disalurkan,
penyaluran harus diatur supaya tidak menyebabkan terjadinya pemisahan dari material
lainnya.
d. Adukan beton yang sudah mengeras, yang sudah tidak bisa dicorkan harus dibuang
dan tidak bisa dapat dipakai kembali sebagai bahan cor.
6. Perawatan

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Setelah pengecoran selesai dilaksanakan akan dirawat dengan air tawar dan bersih supaya
tetap basah, paling sedikit selama 21 hari, dan belum bisa dibebani untuk mendapatkan
mutu beton sesuai dengan ketentuan yang diinginkan.
Program Pelaksanaan RK3K :
- Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Beton dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan rambu peringatan
disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja Meningkatkan
kedisiplinan pekerja terhadap K3.
- Menempatkan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang memadai,
Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan nyaman.

Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 65,5679
Tukang Oh 9,3668
Kepala Tukang Oh 0,9367
Mandor Oh 6,5568
Semen Kg 18.386,7600
Pasir Beton Kg 34.592,8800
Kerikil Kg 51.889,3200
Air Liter 10.655,4000
Molen / Mixer Concrete Hari 12,3900

D. PEKERJAAN PEMASANGAN GEOMEBRAN


1.1. Pengadaan dan Pemasangan Geomembran
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan yang d
ibutuhkan sesuai Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin melakukan
pekerjaan Pemasangan Geomembran
• Menyerahkan Jadwal, rencana metode

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


yang akan digunakan dalam proses pemasangan geomembran
Cara Pelaksanaan :
a. Untuk pelaksanaan pemasangan lembaran-lembaran
geomembrane sub grade (tanah dasar) mesti harus telah
dimampatkan / dipadatkan sesuai dengan rancangan
projek. Permukaan yg lunak ataupun yg memiliki sifat
kemampatana yg besar serta tak bisa di padatkan dgn
baik mesti diubah/ diganti dgn tanah timbunan yang
lumayan baik. Semua permukaannya mesti rata, tak
ada/bebas dari benda-benda organic, objek-objek tajam

serta segala hal puing-puing. Sub grade (tanah dasar)


kokoh, pondasi yang tak melengkung (melendut) serta
tak terdapat perubahan yg tajam ataupun gradasi yg
patah. Tak boleh ada genangan air & air tanah yg tingg
b. Kontraktor atau pelaksana utama dari proyek jika merasa
harus mengerjakan sterilisasi subgrade (tanah dasar)
memakai material pen-steril tanah dgn bahan-bahan
khusus untuk pertumbuhan pada daerah yang digelari
geomembrane. Bahan pen-steril yang dipakai tak
merusak liner serta dipakai dgn sesuai panduan pabrik pem-buatnya.
c. Bagian angkur di keruk/digali di jalur, letak serta lebar yg cocok dgn ukuran yg
ditentukan di illustrasi spesifikasi. Bagian sudut di buat melekuk untuk mencegah
lekukkan yg tajam di lembaran geomembrane.
d. Lembaran geomembrane digelar di permukaan yang di lapisi geomembrane dgn
memakai balok peng-hampar yang diinstal diexcavator atau memakaialai lain yang
disepakati oleh Pengawas atau direksi pekerjaan.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian saat pemasangan sebagai berikut :

 Perlengkapan yang dipakai tak mengakibatkan kerusakan pada geomembrane semasa


pengangkatan, pengangkutan serta penggelaran.

 Pekerja instalasi yg bekerja di bagian atas geomembrane tak diperbolehkan untuk


merokok serta mengenakan alas kaki yg bisa merusak lembaran geomembrane.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


 Cara yang dipakai untuk menghamparkan lembaran-lembaran geomembrane tak
mengakibatkan goresan ataupun lipatan-lipatan pada lembaran geomembrane serta tak
mengakibatkan kerusakan pada tanah pen-dukungnya.

 Bahan pemberat (misalnya kantong berisi pasir atau yang lainnya yang tak merusak
geomembrane) ditempatkan pada atas lembaran geomembrane untuk menghindari
lembarannya ter-angkat oleh angin (pada perkara yang mana ke-kuatan angin amat besar,
bahan pemberatnya direkomendasikan ditempatkan disepanjang bagian tepi panel
lembaran geomembrane utk menurunkan risiko angin ber-tiup dibawah panel).

 Untuk penggelaran geomembrane menggunakan metode manual yang memanfaatkan


tenaga manusia maka dibutuhkan persiapan lahan utk penghamparan pada yg
berdempetan/berdekatan dgn kolam. Subgrade (tanah dasar) utk penggelaran serta
pemangkasan material geomembrane per-mukaannya mesti rata serta bersih dari benda-
benda yang tajam & segala macam bentuk puing – puing yg bisa mengakibatkan
kerusakan lembaran geomembrane.

Sistem penyambungan.
Operasi penyambungan yg diizinkan ialah memakai sistim hot shoe serta sistim extrusion
welding.

 Metode extrusion yakni langkah penyambungan dgn memakai batangan HDPE serta alat
pemanas contohnya metode las (pemanasan).

 Metode fusion yakni langkah penyambungan dgn alat hot shoe yg memanaskan 2 lembar
geomembrane/ overlapping yang dengan demikian menyatu.

 Harus diperhatikan dalam peletakkan arah sambungannya pada pe-nyambungan dibagian


lereng yakni dari atas kebawah & bukan arah me-lintang lereng. Pada bagian sudut serta
pada geometris yg tak teratur penyambungan mesti se-sedikit mungkin.

 Sambungan T jaraknya tak diperbolehkan lebih dekat dari 5 kaki dari pada ujung bagian
kaki lereng. Jika ada kerutan serta fish mouth (mulut ikan) maka diharuskan untuk
dipangkas serta di tutup dgn lembaran geomembrane (cap-stripped).
Overlap

 Panel geomembrane memakai overlap minimum 4 inchi dipenyambungan sgn langkah hot
shoe serta 3 inchi dipenyambungan dgn metode extrusion.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


 Cairan pem-bersih tak diperkenankan untuk dipakai ketika membersihkan pada bagian
overlap pada proses pe-nyambungan.
Perlengkapan yang dipakai dipenyambungan geomembrane serta accecorisnya.

 Alat penyambung yg diizinkan ialah alat penyambung hot shoe serta alat extrusion.
Program Pelaksanaan RK3K :
- Meminimalisir Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pemasangan Geomembran dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan
rambu peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja
Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap K3.
- Menempatkan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang memadai,
Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan nyaman.

Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 1.472,6000
Geosynthetic Tecnicion Oh 194,6200
Kepala Tukang Oh -
Mandor Oh 194,6200
Geomembran M2 8.140,0000
Geomembran Welder Jam 614,2000
Alat Bantu Ls 7.400,0000

E. PEKERJAAN PAGAR
1.1. Pemasangan Pagar BRC BRC - HD 190, Uk. 120 x 240 cm
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan
yang dibutuhkan sesuai
Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin
melakukan pekerjaan

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Pemasangan Pagar BRC BRC - HD 190, Uk. 120 x 240 cm
• Menyerahkan Jadwal, rencana metode yang akan digunakan dalam proses Pemasangan
Pagar BRC BRC - HD 190, Uk. 120 x 240 cm
Cara Pelaksanaan :
a. Semua Pemasangan pagar akan dikerjakan sesuai dengan gambar bestek atau jika ada
perubahan akan ditentukan oleh Direksi.
b. Setelah material dan bahan siap dilokasi maka sekelompok pekerja akan ulai
melakukan pemasangan profil, selanjutnya melakukan penggalian untuk tiang pagar.
c. Setelah seluruh tiang pagar selesai dipasang dan diukur sesuai dengan jarak, maka
selanjutnya pagar BRC dipasang diantara kedua tiang pipa yang telah dipasang dengan
diberi angkur dan pengait pada Pagar tersebut agar tidak mudah terlepas.
d. Selanjutnya seluruh pengunci dan kait pada pagar di kencangkan.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Galian Tanah Termasuk Perapihan Hasil Galian dengan cara Pengendalian Resiko
seperti Menggunakan rambu peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training
K3 untuk pekerja Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).

Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 7,3080
Tukang Oh 0,6960
Kepala Tukang Oh 0,3480
Mandor Oh 7,3080
Pagar BRC - HD 190, Uk. 120 x 240
M 174,0000
cm

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1.2. Pole / Tiang Pipa Galvanis dia - 3"
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan
yang dibutuhkan sesuai
Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin
melakukan pekerjaan
Pemasangan Tiang Pagar
• Menyerahkan Jadwal, rencana metode yang akan digunakan dalam proses Pemasangan
tiang Pipa.
Cara Pelaksanaan :
a. Semua pemasangan pipa pagar akan dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang ada
dan telah ditetapkan oleh Direksi.
b. Sekelompok pekerja akan melakukan penggalian di titik letak berdirinya tiang pipa
dipasang.
c. Selanjutnya memasang pipa pada posisi yang telah digali, kemudian dicor menggunakan
campuran beton agar tidak bergerak.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
pemasangan tiang pipa pagar dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan
rambu peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja
Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 23,49000
Tukang Oh 39,15000
Kepala Tukang Oh 3,91500
Mandor Oh 1,21800
Pipa Galvanis Ø 3" M 208,80000
Perlengkapan (Assesories) % 6090,00000
Campuran Beton K 225 M3 4,35000

E. PEKERJAAN PASANGAN BATU (PINTU AIR)


1.1. Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu
dilaksanakan setelah pekerjaan galian
tanah
Persiapan :
• Menyiapkan tenaga dan personil
dilapangan
• Menyiapakan peralatan / bahan yang
dibutuhkan sesuai Kebutuhan
• Mengajukan Request / Ijin melakuka n pekerjaan Pasangan Batu Kali
• Menyerahkan Jadwal, rencana metode yang akan digunakan dalam proses Pasangan Batu
Kali
Langkah kerja :
- Membersihkan lokasi pekerjaan pasangan dari segala kotoran yang mengganggu.
- Memasang profil pasangan sesuai dengan bentuk bangunan yang akan dikerjakan.
- Membuat adukan dengan perbandingan campuran yang disyaratkan, diaduk
menggunakan molen.
- Memasang batu mengikuti profil bangunan yang telah terpasang, jarak antar batu / nat
kurang lebih 2 cm.
- Merapikan dan membersihkan pasangan batu yang telah terpasang.
Program Pelaksanaan RK3K :

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan Batu dengan cara Pengendalian Resiko seperti Menggunakan rambu
peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk pekerja Meningkatkan
kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).

Daftar Koefisien Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Pekerja Oh 165,8160
Tukang Oh 82,9080
Kepala Tukang Oh -
Mandor Oh 16,5816
Batu Belah / Gunung / Kali m3 110,5440
Pasir Pasang m3 44,6782
Portland Cement Kg 18.608,2400
Molen / Mixer Concrete Hari 7,0011

F. PEKERJAAN AKHIR
1.1. DEMOBILISASI ALAT
demobilisasi adalah semua kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi
peralatan yang telah dipergunakan dalam
melaksanakan paket pekerjaan guna
mengembalikannya nanti bila pekerjaan
telah selesai ke tempat semula.
Cara Pelaksanaan :
Menyiapkan Peralatan dan Personil
1. Menyediakan peralatan dan personil
yang telah selesai digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Sebelum demobilisasi dilaksanakan, melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan waktu untuk
menunda pengembalian peralatan maupun personil.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Program dan Pemberitahuan
1. Membuat schedule demobilisasi peralatan dan personil yang dilengkapi dengan
keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan dipulangkan.
2. Membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal pengembalian maupun
pengangkutan kembali peralatan dan personil.
3. Meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan perubahan
personil.
Program Pelaksanaan RK3K :
1. Mengurangi Tingkat Kecelakaan Kerja Akibat dari Kegiatan Pelaksanaan Demobilisasi yang
biasanya berupa Kecelakaaan Lalulintas dengan cara Pengendalian Resiko seperti
Menggunakan rambu peringatan disekitar lokasi Pekerjaan, Melakukan training K3 untuk
pekerja Meningkatkan kedisiplinan pekerja terhadap K3
2. Menempatkan Ahli K3 dan tenaga kerja yang terampil, Melengkapi peralatan yang
memadai, Melengkapi tenaga kerja dengan safety (pakaian kerja yang lengkap dan
nyaman).
Daftar Tenaga, Bahan dan Peralatan Yang Digunakan :

Volume
Nama Bahan/Upah/Alat Satuan
Kebutuhan
Operator Oh 2,0000
Pembantu Operator Oh 2,0000
Sopir Toronton Oh 1,0000
Pembantu Sopir Oh 1,0000
Excavator Unit 2,0000

1.2. Dokumentasi, Asbuild Drawing dan Administrasi


Sebelum penyerahan Pertama Pekerjaan, Kami Harus meneliti semua Bagian Pekerjaan, dan
dapat menyelesaikan Bagian Pekerjaan Yang dinilai Belum Sempurna. Pada Waktu Penyerahan
Pekerjaan, maka lokasi pekerjaan harus benar-benar dibersihkan. Setelah penyerahan semua
pekerjaan maka barang dan peralatan milik kami harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan
Menyiapkan gambar Shop Drawing dan As Build Drawing sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan,
Semua berkas perijinan yang di peroleh pada saat pelaksanaan pekerjaan fisik. Laporan Harian,
mingguan dan bulanan, yang dibuat selama pelaksanaan pekerjaan fisik, laporan akhir
management pelaksanaan pekerjaan pengawasan dan laporan akhir pengawasan berkala. Serta
Foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


METODE PELAPORAN PEKERJAAN
Penyiapan Dokumentasi Dan Laporan Pekerjaan
Pembuatan laporan pekerjaan proyek dilakukan per hari sesuai dengan pelaksanaan proses
pekerjaan yang dikerjakan sampai proses pelaksanaan pekerjaan proyek selesaikemudian
dirangkum menjadi rekap laporan pekerjaan, dengan adanya laporanpekerjaan ini maka
proses pelaksanaan pekerjaan proyek dapat di arsipkan sebagai buktiprogress pelaksanaan suatu
pekerjaan yang telah selesai dibuat. Laporan pelaksanaan pekerjaan berisi data antara lain :

 Tanggal dan waktu


 Nama kontraktor dan nama konsultan
 Judul laporan
 Nama proyek yang dibuat
 Jumlah tenaga kerja
 Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi pekerjaan, nama
pekerjaan dan

 Besarnya volume progress


 Bahan atau material yang telah digunakan
 Alat kerja yang dipakai
 Laporan curah hujan atau cuaca apabila pada saat melakukan proses pekerjaan terjadinya
hujan Sehingga menjadi keterlambatan proses pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek

 Form persetujuan konsultan pengawas atau management konstruksi - Form pengajuan


kontraktor Atau yang membuat laporan harian proyek
 Lampiran-lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan

 Serta data-data lain menyesuaikan kebutuhan dan permintaan pemilik proyek.

Berikut adalah contoh form data pelaporan proyek yang digunakan pada setiap pekerjaan
proyek. Dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek. Kontraktor/ Pelaksana perlu membuat suatu
laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awalhingga akhir pelaksanaan pekerjaan.Laporan
ini berguna untuk mengetahui kemajuanpekerjaan proyek tersebut.Pembuatan laporan kemajuan
pada proyek pembangunandibuat untuk mengetahui seberapa baikkah proyek ini
berjalan.Laporan ini dibuat dalam bentuk laporan harian,mingguan dan bulanan, setelah itu
dapat diketahui proyekitu berjalan sesuai dengan jadwal rencana atau tidak.
Laporan kemajuan pekerjaan proyek (Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan) berisi data antara lain :

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1. Laporan Harian
Dalam laporan harian ini berisikan semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan pada
hari tersebut, diantaranya :
a. Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya yang bekerja pada hari itu serta jumlah jam
kerjanya,
b. Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada hari tersebut,
c. Jenis dan jumlah bahan bangunan yang datang pada hari tersebut ,
d. Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan yang digunakan,
e. Hal – hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain –lain -
Catatan hal – hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

Contoh Form Laporan Harian


2. Laporan Mingguan
Laporan Mingguan berisikan rekapan penggunaan material yang telah terealisasi dalam
seminggu pekerjaan. Di dalam laporanmingguan tercantum :
a. Nama paket pekerjaan dan indentitas laporan untuk setiap minggunya,
b. Uraian pekerjaan dalam satu minggu,
c. Bobot pekerjaan

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Contoh Form Laporan Mingguan

3. Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan dibuat evaluasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
laporanmingguan.Laporan bulanan ini berisikan hal-hal yang dapat menghambat atau kendala
pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan karenagangguan cuaca atau masalah-masalah lainnya dan
tindakan yang diambil sebagai solusi penanganan masalah tersebut.

Contoh Form Laporan Bulanan

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Contoh Form Laporan Cuaca dan Form Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan

Laporan bulanan ini dibuat sebagai pertanggung jawaban darikonsultan supervisi


pekerjaan. Pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut proses-proses yang
mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang dilaporkan dalam laporan
bulanan, digunakan sebagai acuan untuk penagihan bulanan. Laporan bulanan biasanya
dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai dokumentasi proyek. Untuk pembuatan
laporan kemajuan pekerjaan harus lengkap dan harus sesuai dengan pelakasanaan pekerjaan yang
dilakukan di lokasi proyek, tidak boleh memasukkan data atau laporan pekerjaan yang palsu guna
untuk terciptanya sebuah laporan kegiatan pekerjaan.
Setelah seluruh pekerjaan fisik selesai, dilakukan perbaikan jalan akses ke lokasi pekerjaan
yang rusak akibat kendaraan alat berat yang melewati jalan tersebut, kemudian dilanjutkan
dengan pembongkaran Direksi Keet, dan pembuangan sisa pekerjaan agar lokasi pekerjaan bersih
dari kotoran. Kemudian dilakukan Demobilisasi alat-alat, tenaga kerja serta bahan – bahan dan alat
– alat berat yang ada dilokasi pekerjaan. Mengadakan pengukuran akhir dalam rangka pembuatan
as-built drawing dan MC 100% dan Adendum Kontrak. Dalam rangka Serah Terima Pertama,
diperlukan kelengkapan :

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1. Foto visual 0 % s/d 100 % 6. MC 100 %
2. Kontrak Awal dan Addendum Kontrak 7. Construction Drawing
3. Rencana Mutu Kontrak 8. As Built Drawing
4. Laporan harian, mingguan dan bulanan 9. Dan lain-lain yang berhubungan dengan
5. Berita Acara pembayaran fisik pelaksanaan pekerjaan
Setelah diadakan penyerahan Pertama dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas maka
bersama sama Direksi Lapangan pekerjaan membuat jadwal periodik untuk masa pemeliharaan.

PENANGANAN SELAMA MASA PEMELIHARAAN


Penyerahan I (PHO)
Setelah semua pekerjaan fisik selesai dan jangka waktu pelaksanaan telah habis maka
dilakukan penyerahan pekerjaan pertama (PHO).
Pemeliharaan dilaksanakan selama 180 hari kalender. Selama masa pemeliharaan kami
selaku penyedia jasa akan selalu memantau lokasi pekerjaan dan menjaga serta memperbaiki
apabila terjadi kerusakan di sekitar lokasi pekerjaan.
Masa pemeliharaan adalah suatu masa (jangka waktu) tertentu setelah suatu proyek selesai
dilaksanakan dan diserah-terimakan ke user (pengguna) untuk dioperasikan/digunakan. Dalam
masa pemeliharaan, tanggung jawab pemeliharaan sebagian besar masih berada di pihak
Kontraktor, termasuk penyediaan spare parts. Tujuan diadakannya masa pemeliharaan ini adalah:
1) Sebagai masa pembelajaran bagi user untuk mengoperasikan, memelihara dan menjaga
agar peralatan/sistem yang dipasang dalam proyek tersebut tetap bekerja sesuai dengan
yang diinginkan; Ini penting, terutama untuk peralatan/sistem yang baru dimana user belum
memiliki pengalaman sebelumnya.
2) Masa untuk menyiapkan sumber daya yang akan digunakan untuk mengoperasikan dan
memelihara peralatan/sistem yang terpasang melalui proyek (diantaranya: anggaran
operasi/pemeliharaan, SDM yang melaksanakan pemeliharaan, spare part, consumable
material, dsbnya).
3) Masa untuk menyiapkan sistem pengoperasian dan pemeliharaan terhadap
peralatan/system yang dipasang melalui proyek (termasuk menyipakan Sistem tata kerja
pengoperasian maupun pemeliharaan).
Walaupun tanggung jawab pemeliharaan selama masa pemeliharaan ini masih berada di
pihak Kontraktor, namun demikian keterlibatan secara langsung dari user juga sangat diperlukan,
karena proses pembelajaran yang paling efektif adalah dengan cara melakukannya secara
langsung.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Lingkup Masa Pemeliharaan.
Melimpahkan semua kewajiban/kegiatan pemeliharaan kepada Kontraktor selama masa
pemeliharaan, menurut pendapat saya kurang bijaksana. Karena, selain biaya yang mahal, juga
proses pembelajaran yang merupakan salah satu tujuan diadakannya masa pemeliharaan tidak
akan berjalan dengan baik. Tidak ada rumusan yang baku dalam menentukan lingkup kerja masa
pemeliharaan proyek, karena sangat bergantung dari jenis pekerjaan/peralatan yang disupply,
kompleksitas serta tingkat kesulitannya. Untuk proyek dengan teknologi yang baru dengan tingkat
kesulitan yang tinggi, mungkin sebaiknya porsi kontraktor lebih besar, Sebaliknya, jika teknologi
yang disupply sudah pernah digunakan user, maka porsi kontraktor bisa dikurangi, misalnya hanya
menyediakan tenaga supervisor atau hanya melakukan kunjungan rutin, sedangkan eksekutor
hariannya dilakukan oleh user sendiri. Satu hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
penentuan lingkup masa pemeliharaan adalah jangan sampai terjadi duplikasi dengan lingkup
garansi. Garansi suatu peralatan merupakan tanggung jawab pabrikan/vendor sedangkan masa
pemeliharaan adalah tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu, sebelum membuat lingkup kerja masa
pemeliharaan, perlu diidentifikasi/diuraikan terlebih item-item pekerjaan yang masuk dalam
garansi, sehingga tidak terjadi duplikasi, yang pada akhirnya akan merugikan kita/user sendiri.
Apapun lingkup kerjanya, yang paling penting adalah lingkup tersebut harus diuraikan
secara jelas dalam Scope of Work sehingga tidak terjadi pertentangan (gray area) pada saat
pelaksanaan. Dan jika sudah jelas lingkup kerja-nya, maka selanjutnya agar masing-masing pihak,
baik itu Kontraktor, Pengelola Proyek maupun User agar komit terhadap kewajibannya, sehingga
sistem/peralatan yang dipasang dapat digunakan secara optimal.
Penyerahan II (FHO)
Setelah masa pemeliharaan selesai dilakukan Penyerahan II (FHO).
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat sebagai kelengakapan dokumen
penawaran semoga pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan tepat mutu.

Makassar, 03 Mei 2018


CV. DIRJA KENCANA UTAMA

Suwahyo Dirja Prayitno. T


Direktur

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


2018

METODE PENERAPAN
RENCANA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA K3
Pembangunan Embung Dikawasan
Perdesaan Kabupaten Wajo

[Type text] Page 0


METODE PENERAPAN RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA K3

A. KIAT PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI KESELAMATAN KERJA.


Di dalam pelaksanaan pembangunan Embung, Metode Keselamatan Kerja
merupakan suatu hal terpenting yang sejak awal perlu direncanakan,
diperhitungkan dan dapat dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
tercapai sesuai dengan sasaran yang direncanakan.
Penerapan metode keselamatan kerja merupakan langkah penting untuk
mengurangi resiko yang mungkin akan terjadi baik yang disebabkan oleh
human error, maupun oleh kondisi alam sehingga kerugian yang berupa
kegagalan pelaksanaan maupun korban jiwa dapat diprediksi untuk dapat
dihindari sedini mungkin.

KOMITMEN &
KEBIJAKAN

PENGUKURAN DAN
PERENCANAAN
EVALUASI

PENGENDALIAN PENGORGANISASIAN

PENERAPAN

Bagan Alir Proses Pelaksanaan K3

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


CV. Dirja Kencana Utama dalam hal Metode Keselamatan Kerja menggunakan
standar metode Manajemen Resiko (Risk Management), yaitu dengan
memandang bahwa keselamatn kerja merupakan suatu permasalahan yang
mencakup segi kemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum,
pertanggung jawaban serta citra organisasi, mengingat kegiatan pembangunan
konstruksi yang dilaksanakan mengandung unsur bahaya yang cukup besar dan
lokasi proyek mengandung resiko yang cukup besar. Tim Manajemen sebagai
pihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan berlangsung akan
mendukung dan mengupayakan program- program yang dapat menjamin agar
tidak terjadi / meminimalkan kecelakaan kerja atau tindakan-tindakan
pencegahannya.

B. STRUKTUR ORGANISASI DAN FUNGSI KESELAMATAN KERJA


Hubungan antarpihak yang berkewajiban memperhatikan masalah keselamatan
kerja adalah kontraktor utama dengan sub kontraktor. Struktur organisasi K3
yang diusulkan adalah terdiri dari ;
- Penanggung Jawab K3
- Bagian Emergency / Kedaruratan
- Bagian P3K
- Bagian Kebakaran

Bagan Organisasi K3

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


C. METODE PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN KERJA PERALATAN STANDAR
K3 DI PROYEK
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi
seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam
proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam
suatu lingkungan kontruksi. Namun, tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya
peralatan-peralatan ini untuk digunakan.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya,
semua perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan
peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipmen (PPE)
untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :

• Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja ialah
melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa
melukai badan. Mengingat karakter lokasi
proyek konstruksi yang pada umumnya
mencerminkan kondisi yang keras maka
selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga
tidak sama dengan pakaian yang dikenakan
oleh karyawan yang bekerja di kantor.
Perusahaan pada umumnya menyediakan sebanyak tiga pasang dalam setiap
tahunnya.

 Sepatu Kerja
Sepatu Kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan
terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu
memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa
bebas berjalan di mana-mana tanpa terluka oleh
benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran
dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup
keras (atau dilapisi dengan pelat besi) supaya kaki
tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
Umumnya, sepatu kerja disediakan dua pasang
dalam satu tahun.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


• Kacamata Kerja
Kaca mata pengaman digunakan untuk
melindungi mata dari debu kayu, batu atau
serpih besi yang berterbangan ditiup angin.
Mengingat partikel-partikel debu berukuran
sangat kecil yang terkadang tidak
terlihat/kasat oleh mata. Oleh karenanya,
maka perlu diberikan perlindungan. Tidak
semua jenis pekerjaan membutuhkan kaca
mata kerja. Namun, pekerjaan yang mutlak membutuhkan perlindungan mata adalah
mengelas.

Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-
bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume
suara yang cukup keras dan bising. Namun demikian, bukan
berarti seorang pekerja tidak dapat bekerja bila tidak
menggunakan alat ini. Kemungkinan akan terjadi gangguan
pada telinga tidak dirasakan saat itu, melainkan pada waktu
yang akan datang.

• Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis kegiatan.
Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan
dari benda - benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatan.
Namun, tidak semua jenis kegiatan memerlukan sarung tangan. Salah
satu kegiatan yang memerlukan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan
yang bersifat mengulang seperti mendorong gerobak cor secara terus - menerus
dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.

• Helm
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai
pelindung kepala dan sudah merupakan keharusan bagi
setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya
dengan benar sesuai peraturan pemakaian yang
dikeluarkan dari pabrik pembuatnya. Keharusan
menggunakan helm lebih dipentingkan bagi
keselamatan si pekerja sendiri mengingat kita semua

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


tidak pernah tahu kapan dan dimana bahaya yang akan terjadi. Helm ini digunakan
untuk melindungi kepala dari bahaya berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik
peralatan atau material dari konstruksi yang jatuh dari atas kemudian kotoran (debu)
yang berterbangan di udara dan panas matahari. Namun, sering kita lihat bahwa
kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat
membahayakan diri sendir. Kecelakaan saat bekerja dapat merugikan pekerja itu
sendiri maupun kontraktor yang lebih disebabkan oleh kemungkinan terhambat dan
terlambatnya pekerjaan

• Masker
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk
pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu
sendiri. Berbagai material konstruksi berukuran besar
sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu
kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan
memotong, mengamplas, menyerut kayu. Tentu saja
seorang pekrja yang terus menerus menghisapnya dapat
mengalami gangguan pada pernapasan, yang akibatnya
tidak langsung dirasakan saat itu. Berbagai jenis macam
masker tersedia dipasaran pemilihnya disesuaikan dengan kebuttuhan.

• Jas Hujan
Pelindung terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja pada
saat bekerja adalah dengan menggunakan jas hujan. Pada tahap
konstruksi, terutama diawal pekerjaan umumnya masih berupa
lahan terbuka dan tidak terlindungi oleh pengaruh cuaca,
misalnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan
kegiatan di proyek selalu bersinggungan langsung dengan
panas matahari ataupun hujan karena dilaksanakan diruang
terbuka. Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak lain untuk
kesehatan para pekerja.

• Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang


melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada
posisi yang membahayakan waji mengenakan tali pengaman
atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga
seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja,
misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tinggi, atau
kegiatan lain yang harus dikerjakan di lokasi.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


• Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum
digunakan. Pada mulanya tangga hanya terdiri dari
dua buah balok bamboo kemudian diberikan batang
melintang pada jarak tertentu. Namun, saat ini
pengembangan bentuk tangga sangat bervariasi
dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi.
Pemilihan dan penempatan alat ini unutk mencapai
ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi
pertimbangan utama.

• P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang
bersifat ringan ataupun yang bersifat berat pada
pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan
pertolongan pertama di proyek. Untuk itu,
pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-
obatan yang digunakan untuk pertolongan
pertama. Adapun jenis dan jumlah obat- obatan
disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Selain peralatan tersebut di atas, ada hal lainyang perlu diperhatikan oleh semua
unsure konstruksi terutama dalam pekerjaan konstruksi, yaitu lokasi pekerjaan dan
merokok saat bekerja.

1) Lokasi Pekerjaan Merokok, kebersihan tempat bekerja di kantor maupun di lokasi


pekerjaan ikut menentukan hasil kerja para pekerja konstruksi. Secara rasional,
seseorang bekerja di ligkungan yang bersih tentu akan mendapatkan kualitas hasil
kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan tempat kerja yang kotor dan acak-
acakan. Selain tempat bekerja, kebersihan alat-alat juga memberikan kontribusi
yang cukup pada kualitas hasil kerja.

Sampah sisa hasil kegiatan ataupun bungkus makanan, plastic dan sedotan
bungkus minuman para pekerja yang berceceran di lantai bias mengakibatkan
kecelakaan dan mengganggu pekerja dalam bekerja. Demikian juga segala macam
jenis debu yang ditimbulkan oleh sisa berbagai jenis kegiatan dapat mengganggu
kesehatan parapekerja terutama yang berhubungan dengan pernafasan. Mengingat
sifat mudah terbakar pada material kayu, sekumpulan sisa kayu ini dapat memicu

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


terjadinya kebakaran di lokasi proyek. Selain mengganggu kesehatan, debu dapat
mengganggu kerja mesin.

Mesin, peralatan dan perlengkapan pengaman sebaiknya dipelihara secara teratur


untuk meyakinkan bahwa semua bekerja pada saat diperlukan dengan harapan
factor ini tidak mengganggu jalannya proses konstruksi.

2) Merokok, untuk menghindari bahaya kebakaran,


sebaiknya semua pekerja konstruksi tidak merokok
selama bekerja terutama di lokasi-lokasi yang mudah
terbakar, misalnya di bengkel yang menggunakan bahan
bakar bensin atau sejenisnya atau pada saat melakukan
pekerjaan yang mengguanakan material yang mudah
terbakar, misalnya kayu.
Di samping bahaya pada gedung dan bangunan, merokok juga merugikan
kesehatan, terutama paru-paru, pernafasan, dan mengakibatkan kanker. Bahaya
juga akan timbul jika seseorang merokok pada waktu mengoperasikan alat,
misalnya excavator, bulldozer, atau lainnya.

TANDA DALAM PROYEK KONSTRUKSI

Memberikan informasi berupa tanda-tanda


pada area yang mengandung resiko tinggi
merupakan kewajiban bagi pengelola
proyek. Tujuan utamanya adalah
menghindari kemungkina terjadinya
kecelakaan pada pekerja. Beberapa symbol
yang digunakan adalah :

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo
D. KONSEP/SOLUSI PELAKSANAAN KESELAMATAN SETIAP ITEM PEKERJAAN
Kewajiban kontraktor dan subkontraktor secara bersama-sama
mengasuransikan pekerja selama masa pembangunan berlangsung.
Pada rentang waktu pelaksanaan pembangunan, kontraktor utama maupun
subkontraktor tidak akan mengijinkan pekerja untuk beraktifitas bila terjadi hal-
hal berikut ;
(1) tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja
(2) tidak menggunakan peralatan peindung diri selama bekerja
(3) pekerja menggunakan peralatan yang tidak aman
Klausul tentang K3 didalam kontrak kerja akan ditambahkan dalam setiap
kontrak kerja yang akan dibuat.

Dilihat dari keterlibatan pihak-pihak dalam pelaksanaan, dimana satu sama lain
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang, sering
timbul pertanyaan siapakan
yag bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan kerja yang menimbulkan
kerugia bagi pekerja?
==^ Solusinya adalah untuk menetapkan siapa yang paling bertanggung jawab,
sebaiknya ditinjau dari kasus per kasus. Pada saat konstruksi, tentunya
kontraktor lebih bertanggung jawab, sedangkan pada saat operasional
bangunan, tentunya pihak pemiliklah yang lebih bertanggung jawab, lalu
apakah tanggung jawab seorang engineer/arsitek? Salah satu tanggung jawab
engineer/arsitek apakah hasil rancangannya menyediakan fasilitas untuk
menyelamatkan diri pada saat bangunan mengalami kebakaran misalnya, dan
lain sebagainya yang tentunya lebih ditekankan dalam wujud karya
rancangannya.
Elemen-elemen yang patut dipertimbangkan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan program K3 adalah sebagai berikut;
> Komitmen pimpinan perusahaan untuk mengembangkan program yang
mudah dilaksanakan.
> Kebijakan pimpinan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
> Ketentuan-ketentuan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya
kesehatan dan keselamatan dalam bekerja.
> Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung.
> Pendelegasian wewenang yag cukup selama proyek berlangsung.
> Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan.
> Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
> Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja.
> Mengukur kinerja program keselamatan dan kesehatan kerja.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


> Pendokumentasian yang memadai dan pencatatan kecelakaan kerja
secara kontinu.

KECELAKAAN KERJA
Dalam UU No. 1 Tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat
tenaga bekerja untuk keperluan suatu usaha dan terdapat sumber-sumber
bahaya. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa
tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja (index nakertrans, 2004)
Ada banyak kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja dalam proyek
konstruksi, salah satunya adalah karakter dari proyek itu sendiri.
Proses Konstruksi merupakan padat karya, dimana jumlah pekerja yang
dilibatkan dalam pelaksanaan dapat mencapai puluhan dan akan berkembang
sesuai dengan jadwal pelaksanaannya yang diawali dengan jumlah pekerja yang
sedikit kemudian berangsur-angsur bertambah sampai pada suatu saat jumlah
pekerja mencapai pada titik tertinggi. Pada saat inilah konsentrasi pekerja
terjadi di proyek area yang terbatas sehingga besar kemungkinan terjadi
kecelakaan kerjaMetode dan solusi perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja.
Secara umum faktor penyebab kecelakaan kerja dibedakan menjadi 4 faktor ;
(1) faktor pekerja itu sendiri;
(2) faktor metoda konstruksi;
(3) peralatan;
(4) manajemen;

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Tabel Konsep/Solusi pelaksanaan keselamatan setiap item pekerjaan;

Faktor Penyebab Kecelakaan


Item Pekerjaan Keterangan
SDA Metoda Peralatan Manajemen

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembuatan dan Pemasangan Papan Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Proyek Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pembersihan Lokasi Pekerjaan / Jalan Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Kerja Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Survey Identifikasi Awal
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pengukuran dan Pemasangan Titik Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Tetap Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Direksi Keet, Gudang Kerja dan Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Bangsal Kerja Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Air Kerja
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Mobilisasi dan Demobilisasi
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Dokumentasi, Pelaporan, Shop Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Drawing dan As Built Drawing Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
B. PEKERJAAN PEKERJAAN TANAH
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pekerjaan Galian Tanah
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
C. PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pekerjaan Pasangan Batu
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pekerjaan Paving Block
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pekerjaan Kansteen Pengunci
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
D. PEKERJAAN GEOMEMBRAN
Pekerjaan Pemasangan Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Geomembran Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
E. PEKERJAAN PAGAR
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pekerjaan Pemasangan Pagar BRC
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Pekerjaan Pemasangan Tiang Pagar Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pipa Galvanis dia 3” Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


F. PEKERJAAN PASANGAN BATU (PINTU AIR)
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Pekerjaan Pasangan Batu
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
G. PEKERJAAN AKHIR
Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Demobilisasi Alat
Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur
Dokumentasi, Asbuild Drawing dan Pekerja Sesuai Sesuai Standar Sesuai
Administrasi Khusus spesifikasi spesifikasi mutu prosedur

Usaha-usaha pencegahan timbulnya kecelakaan kerja perlu dilakukan sedini


mungkin. Adapun tindakan yang dilaksanakan adalah ;
(1) Mengidentifikasi setiap jenis pekerjaan yang beresiko dan mengelompokkannya
sesuai tingkat resikonya.
(2) Adanya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai dengan keahlianya.
(3) Melakukan pengawasan secara lebih itensif terhadap pelaksanaan pekerjaan.
(4) Menyediakan alat perlindungan kerja selama durasi proyek.
(5) Melaksanakan pengaturan di lokasi proyek konstruksi.

E. METODE PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA PENGAWASAN PROGRAM K3


Kesuksesan program keselamatan kerja konstruksi tidak lepas dari peran
berbagai pihak yang saling terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah
seharusnya menjadi pertibangan utama dalam pelaksanaan pembangunan
proyek konstruksi, yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh menajemen dari
berbagai pihak yang terkait di dalamnya. Masing-masing pihak mempnyai
tanggung jawab bersama yag saling mendukung untuk keberhasilan
pelaksanaan proyek konstruksi yag ditandai dengan evaluasi positif dari
pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam pengawasan
penerapan program keselamatan kerja diperlukan pendekatan- pendekatan
agar lebih mudah dijalankan, terutama dalam proses pelaksanaanya. Bentuk-
bentuk pendekatan dalam menjalankan program ini adalah pendekatan perilaku
dan pendekatan fisik.
Pendekatan perilaku mengarah pada peranan masing-masing peserta
program keselamatan kerja dalam menciptakan sekaligus menerapkan kondisi
aman. Ada empat komponen yang saling terpisah, tetapi harus tetap saling
berhubungan dan bekerja sama, yaitu komponen manajer puncak, pengawas,
dan manajer proyek, mandor dan pekerja.
Pendekatan fisik dalam program keselamatan kerja konstruksi dapat dilakukan
diantaranya dengan cara pendidikan dan latihan mengenai metoda dan

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


prosedur yang benar, perhatian atas perawatan/pemanfaatan peralatan yang
dapat membahayakan keselamatan kerja,
pemakaian pelindung yang telah ditetapkan. Inspeksi rutin dan teliti
dilaksanakan di lokasi proyek oleh pihak yang bertanggung jawab.

F. METODE PELAPORAN KESELAMATAN KERJA


Metoda pelaporan keselamatan kerja yang akan dilaksanakan adalah
dilakukan secara berkala dan secara itensif melakukan pencatatan setiap
kejadian yang timbul secara periodek setiap bulan selama masa proyek.
Mnitoring K3 meliputi, lingkup pekerjaan yang dilaksanakan, metode kerja,
SDM, peralatan yang digunakan, peralatan keselamatan yang diperlukan dan
situasi lapangan proyek.

CHECKLIST KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Berikut adalah daftar pertanyan untuk melakukan pemeriksaan yang
mendukung terciptanya
keselamatan dan kesehatan kerja.
Keamanan Tempat Bekerja dalam Proyek
1. Apakah setiap pekerja dalam proyek dapat mencapai tempat mereka kerja
dengan aman, misalnya jalan, gang/jalan sempit, ke jalan lintasan, lift
penumpang , tangga scaffolding dalam kondisi baik dan aman?
2. Apakah telah terpasang pagar pengaman pada ruang terbuka, scaffolding, alat
penggerak untuk mencapai elevasi tertentu, bangunan, jalan sempit, galian dan
lain sebagaimnya unutk mencegah terjatuhnya pekerja?
3. Apakah semua lubang galian telah dberikan pagar pengaman atau sejenisnya,
tanda- tand yang jelas untuk mencegah terperosoknya pekerja?
4. Apakah struktur sementara dalam keadaan stabil, batan-batang penguat dalam
jumlah yang cukup dan tidak menahan beban yang berlebih?
5. Apakah tempat kerja bebas dari barang-barang berbahaya, tumpukan material
dan barang-barang buaangan?
6. Apakah tempat kerja teratur dan rapi, material telah tersimpan dengan aman?
7. Apakah pengumpulan dan pemindahan material telah tersimpanb dengan
matang?
8. Apakah tempatr kerja mendapat cukup penerangan? Apakah penerangan
tambahan telah disiapkan dalam jumlah yang ukup apabila harus bekerja pada
malam hari?

Scaffolding
1. Apakah scaffolding dpasang dan dibongkar oleh tenaga yang berpengalaman?

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


2. Apakah tangga atau sejenisnya telah tersedia untuk mencapai tempat kerja
pada scaffolding?
3. Apakah alas (kayu) pada peletakan scaffolding telah telah tersedia untuk
mencegah terjadinya penurunan?
4. Apakah scaffolding memberikan keamanan/kekuatan yang cukup bagi
banguan? Atau, cukup kuatkah strukturnya untuk mencegah terjadinya
kegagalan bangunan?
5. Apakah telah tersedia pengamanan di area kerja pada scaffolding untuk
mencegah terjatuhnya pekerja?

Mesin Pengangkat
1. Apakah peralatan telah dipasang oleh tenaga yang berpengalaman?
2. Apakah peralatan telah terpasang erat pada struktur?
3. Apakah area kerja telah telah diberikan pengaman untuk mencegah terjadinya
pekerja, material atau peralatan yang diangkut?
4. Apakah tindakan pencegahan telah diberikan untuk mencegah terjatuhnya
pekerja, material atau peralatan saat mesin bergerak naik dan turun?
5. Apakah oporator telah diberikan pelatihan sehingga cukup ahli untuk
mengoperasikan peralatan dengan cukup baik?
6. Apakah generator cukup kuat untuk bekerja sampai akhir jam kerja?

Tangga
1. Apakah tersedia ala untuk memanjat hingga mencapai elevasi tertentu?
2. Apakah peralatan untuk memanjat yang tersedia cukup baik kondisinya?
3. Apakah peralatan untuk memanjat cukup aman, baik akibat tergelincir atau
penurunan?
4. Apakah pada ujung tas peralatan untuk memanjat tersedia tempat untuk
menapakkan kaki dengan aman? Jika tidak, apakah tersedia tempat pegangan
yang cukup kuat dan aman?
5. Apakah posisi peralatan untuk memenjat cukup rata? Apakah pekerja mengalami
hambatan dalam memanjat?
6. Apakah material untuk memanjat cukup baik aatau tidak mudah rusak?

Galian
1. Material pendukung apa yang akan digunakan untuk membentuk struktur
sementara sebelum penggalian dimulai?
2. Apakah material cukup kuat menahan sisi galian?

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


3. Apakah metode yang digunakan sesuai atau aman dengan menambahkan
struktur sementara atau bahkan pekerja dapat bekerja dengan aman tanpa
struktur tambahan?
4. Apakah persyaratan kelandaian memenuhi persyaratan keamanan untuk
mencegah terjadinya kelongsoran?
5. Apakah telah tersedia fasilitas untuk menuju lokasi galian dengan aman?
6. Apakah telah tersedia pagar pengaman untuk mencegah pekerja atau orang lain
terjatuh ke dalam galian?
7. Apakah galian mempengaruhi stabilitas bangunan di dekatnya?
8. Apakah terdapat timbunan material di sekitar galian yang dapat mempengruhi
stabilitas galian?
9. Apakah galian telah dikontrol oleh tenaga yang berpengalaman pada saat terjadi
pergantian pekerja, pada saat setelah terjadinya kelonsoran, atau terjadi
kestabilan galian?

Manual Handling
1. Apakah terdapat resiko saat memindahkan alat atau material?
2. Apakah tersedia peralatan untuk memindahkan atau mengngkat barang-barang
yang cukup berat?
3. Apakah berta material misalnya semen yang digunakan melebihi 25 Kg?
4. Mungkinkan tim pekerja menghindari handling barang-barang yang cukup
berat?

Hoist
1. Apakah hoist dilengkapi dengan pagar untuk melindungi seseorang dari
kemungkinan terjadinya kerusakan atau hoist?
2. Apakah hoist dimungkinkan untuk berhenti di setiap lantai, termasuk lantai
dasar?
3. Apakah semua pintu keluar dari hoist akan terkunci saat bergerak, kecuali pada
saat berhenti?
4. Apakah pengendali diatur sehingg hoist hanya dioperasikan pada satu kondisi
tertentu saja?
5. Apakah operator hoist telah berpengalaman dan cukup kompeten di bidangnya?
6. Apakah hoist hanya digunakan untuk material saja? Apabila terjadi hal-hal
yang membahayakan, apakah diberikan tanda-tanda untuk mencegah
seseorang menaikinya?
7. Apakah hoist diperiksa secara rutin, misalnya setiap minggu, atau setiap
periode tertentu (misalnya 6 bulan) di uji oleh orang yang berkompeten?
8. Apaka semua berkas pemeriksaan disimpan dengan baik?

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Tower Crane dan Alat pengangkat Lainnya
1. Apakah jenis tower crane yang digunakan bergerak atau tetap?
2. Apkah terdapat informasi beban maksimum dan diketahui oleh pengguna
sebelum tower crane mulai bekerja?
3. Apakah operator tower crane cukup berpengalaman dan cukup kompeten di
bidangnya?
4. Apakah petugas yang memasang sling pada beban cukup berpengalaman dan
telah dilatih untuk memberikan tanda tanda dengan benar?
5. Apakah tower crane diperiksa secara rutin, misalnya setiap minggu, dan diuji
oleh orang yang berpengalaman setiap periode waktu tertentu (misalnya 12
bulan)?
6. Apakah tower crane mempunyai sertifikat pengujian?

Peralatan dan Mesin


1. Apakah pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan?
2. Apakah semua bagian dari peralatan yang berbahaya telah terlindungi?
3. Apakah semua mesin telah dirawat dengan baik danb dalam keadaan aman bila
dioperasikan?
4. Apakah semua operator cukup berpengalaman dan kompeten?

Jalur Kendaraan
1. Apakah jalur pejalan kaki terpisah dengan jalur sepeda?
2. Apakah jalur searah dan tempat untuk berbalik telah disiapkan untuk
menghindari jalur dua arah?
3. Apakah tempat untuk berbalik kendaraan pengangkut di pandu oleh peetugas
yang cukup berpengalaman?
4. Apakah semua kendaraan pengngkut cukup aman untuk dimuati?
5. Apakah penumpang dilarang untuk naik apabila kendaraan dalam posisi yang
berbahaya?

Umum
1. Apakah prosedur untuk keadaan bahaya telah disiapkan, misalnya untuk
evakuasi dari lokasi proyek?
2. Apakah emua pekerja menaruh perhatian untuk itu?
3. Apakah telah terpasang alarm pemberi tanda bahaya dan telah dipastikan akan
bekerja?
4. Apakah terdapat jalur-jalur penyelamatan yang cukup?

Kebakaran
1. Apakah jumlah material yang mudah terbakar dibatasi?

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


2. Apakah telah disiapkan tempat atau area penyimpanan yang cukup untuk
barang yamg mudah terbakar berupa gas, cairan, atau yang lainnya?
3. Apakah semua tempat/wadah bekas barang yang mudah terbakar dikembalikan
ke area penyimpanan?
4. Jika barang yang mudah terbakar berupa cairan akan dipindahkan dalam wadah
lain, apakah wadah tersebut cukup aman?
5. Apakah ada larangan merokok pada area penyimpanan?
6. Apakah wadah penyimpanan dan perlengkapannya dalam keadaan baik?
7. Kapan wadah tersebut tidak dimanfaatkan lagi?
8. Apakah disediakan wadah untuk menyimpan sisa-sisanya?
9. Apakah sisa-sisa barang yang mudah terbakar dipindahkan secara kontinu?
10. Apakah telah disediakan alat jenis pemadam kebakaran yang tepat serta
jumlahnya mencukupi?

Barang-barang berbahaya
1. Apakah barang-barang yang berbahaya telah mendapatkan tanda-tanda yang
cukup?
2. Apakah pekerja mengetahui resiko yang mungkin terjadi akibat barang-barang
ini?

Suara
1. Apakah terdapat fasilitas peredam suara di lokasi proyek?.
2. Apakah tersedia alat pelindung telinga?

Keselamatan dan Kesehatan


1. Apakah tersedia kamar mandi dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
baik?
2. Apakah tersedia pakaian kerja yang dapat melindungi saat hujan atau kondisi
lainnya?
3. Apakah tersedia ruang untuk berganti pakaian?
4. Apakah tersedia air minum yang cukup?
5. Apakah tersedia obat-obatan untuk pertolongan pertama apabila terjadi
kecelakaan?

Pakaian/Peralatan Kerja
1. Apakah tersedia pakaian kerja, helm, sepatu boots, sarung tangan, masker?
2. Apakah semua peralatan terseburt dalam kondisi yang baik?

Listrik

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


1. Apakah voltage sesuai untuk peralatan yang akan digunakan?
2. Apakah kabel di bawah tanah telah dilindungi dan ditandai?
3. Apakah semua sambungan telah dipastikan aman?
4. Apakah semua kabel telah dilindungi dengan baik?

Perlindungan Terhadap Publik


1. Apakah lokasi proyek telah terpasang?
2. Apakah pintu masuk dan keluar proyek dalm kondisi baik?
3. Apakah telah diberikan penerangan yang cukup di sekitar lokasi proyek?

G. METODE PEMBERIAN JAMINAN KEPADA SETIAP TENAGA KERJA

Setiap Tenaga kerja akan diberika jaminan oleh perusahaan dengan


mendaftarkan semua tenaga kerja yang ada dengan mengikutkan pada program
jamsostek atau mendaftarkan pada asuransi tenaga kerja.
Serta dibuktikan dengan adanya surat pernyataan akan mengasuransikan semua
tenaga kerja.

H. PENGENDALIAN
Setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai
bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan
secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang
administrasi K3 yang terintegrasi.

H. EVALUASI
Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran
efektivitas program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum. Secara praktis
biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi mengenai
penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.

Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam


melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut:
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras
selama mengoperasikan.

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin
atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada
lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau
mengencangkan baut dan sebagainya.
6. Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang
berhubungan dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya
pemadatan tanah dengan stamper dan sebagainya.
7. Dan pada awal pekerjaan, kita akan segera membuat Asuransi Tenaga Kerja ada
JAMSOSTEK.
Makassar, 03 Mei 2018
CV. DIRJA KENCANA UTAMA

Suwahyo Dirja Prayitno. T


Direktur

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


KESELAMATAN KERJA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PER ITEM PEKERJAAN

PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pembuatan dan Pemasangan Papan - Terjatuh Ketika Saat


1 Sedang Sedang Helm Rendah 4 Pasang 4
Proyek bekerja
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 4 Pasang 4
Alat Kerja
Sarung
- Terbentur Benda Keras 4 Pasang 4
tangan
Obat-obatan 1 Set 1
Pembersihan Lokasi Pekerjaan / - Terjatuh Ketika Saat
2 Sedang Sedang Helm Rendah 7 Pasang 7
JalanProyek bekerja
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 7 Pasang 7
Alat Kerja
Sarung
- Terbentur Benda Keras 7 Pasang 7
tangan
Obat-obatan 1 Set 1
- Terjatuh Ketika Saat
3 Survey Identifikasi Awal Sedang Rendah Helm Tinggi 7 Pasang 7
bekerja
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 7 Pasang 7
Alat Kerja
Sarung
- Terbentur Benda Keras 7 Pasang 7
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

Pengukuran dan Pemasangan Titik - Terjatuh Ketika Saat


6 Sedang Sedang Helm Rendah 6 Pasang 6
Tetap bekerja
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 6 Pasang 6
Alat Kerja
Sarung
- Terbentur Benda Keras 6 Pasang 6
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

Direksi Keet, Gudang Kerja dan - Terjatuh Ketika Saat


7 Sedang Sedang Helm Tinggi 16 Pasang 16
Bangsal Kerja bekerja
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 16 Pasang 16
Alat Kerja
Sarung
- Terbentur Benda Keras 16 Pasang 16
tangan
Obat-obatan 2 Set 2

- Kecelakaan menggunakan
8 Air Kerja Tinggi Tinggi Helm Rendah 3 Pasang 3
alat kerja
- Tersengat sinar matahari Sepatu boot 3 Pasang 3
Sarung
3 Pasang 3
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

9 Mobilisasi - Kecelakaan lalu lintas Tinggi Tinggi Helm Tinggi 4 Pasang 4


- Kecelakaan Menggunakan
Sepatu boot 4 Pasang 4
alat berat
Sarung
- Tersengat sinar matahari 4 Pasang 4
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Dokumentasi, Pelaporan, Shop - Lecet akibat Pemakaian
10 Rendah Rendah Helm Rendah 2 Pasang 2
Drawing dan As Built Drawing Alat Kerja
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 2 Pasang 2
benda keras
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 2 Pasang 2
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

B. PEKERJAAN TANAH
1 Pekerjaan Galian Tanah - Tertimpa Tanah Timbunan Tinggi Tinggi Helm Rendah 8 Pasang 8
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 8 Pasang 8
Alat Kerja
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 8 Pasang 8
tangan
- Kecelakaan Menggunakan
Obat-obatan 2 Set 2
alat berat

PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

C. PEKERJAAN STRUKTUR
1 Pas. Batu kali - Tertimpa Material Batu Sedang Sedang Helm Rendah 20 Pasang 20
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 20 Pasang 20
benda keras
- Terjatuh ketika bekerja Sarung 20 Pasang 20

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


tangan

2 Pemasangan Paving Block - Tertimpa Material Batu Sedang Sedang Helm Rendah 20 Pasang 20
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 20 Pasang 20
benda keras
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 20 Pasang 20
tangan
3 Pemasangan Cansteen Beton - Tertimpa Material beton Sedang Sedang Helm Rendah 20 Pasang 20
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 20 Pasang 20
benda keras
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 20 Pasang 20
tangan
- Kecelakaan Menggunakan
Obat-obatan 2 Set 2
alat berat

PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

D. PEKERJAAN GEOMEBRAN
- Tertimpa Material
1 Pemasangan Geomembran Sedang Sedang Helm Rendah 8 Pasang 8
material
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 8 Pasang 8
benda keras
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 8 Pasang 8
tangan
- Kecelakaan Menggunakan
Obat-obatan 2 Set 2
alat sambung

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

E. PEKERJAAN PAGAR
- Luka akibat benturan
1 Pekerjaan Pemasangan Pagar BRC Sedang Rendah Helm Rendah 16 Pasang 16
benda keras
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 16 Pasang 16
Alat Kerja
Sarung
- Terjepit 16 Pasang 16
tangan
Obat-obatan 2 Set 2

Pekerjaan Pemasangan tiang Pipa - Luka akibat benturan


2 Rendah Rendah Helm Rendah 16 Pasang 16
Pagar 3” benda keras
- Lecet akibat Pemakaian
Sepatu boot 16 Pasang 16
Alat Kerja
Sarung
- Terjepit 16 Pasang 16
tangan
Obat-obatan 2 Set 2

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

PEKERJAAN PASANGAN BATU


F.
(PINTU AIR)
1 Pas. Batu kali - Tertimpa Material Batu Sedang Sedang Helm Rendah 20 Pasang 20
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 20 Pasang 20
benda keras
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 20 Pasang 20
tangan
- Kecelakaan Menggunakan
Obat-obatan 2 Set 2
alat berat

PENANGGULANGAN RESIKO
IDENTIFIKASI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO
KEBUTUHAN ALAT

TINGKAT TINGKAT ALAT YG KATEGORI


NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI RESIKO PER ITEM SATUAN TOTAL
KEPARAHAN KEMUNGKINAN DIGUNAKAN RESIKO

1 Demobilisasi - Kecelakaan lalu lintas Tinggi Tinggi Helm Tinggi 4 Pasang 4


- Kecelakaan Menggunakan
Sepatu boot 4 Pasang 4
alat berat
Sarung
- Tersengat sinar matahari 4 Pasang 4
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo


Dokumentasi, Pelaporan, Shop - Lecet akibat Pemakaian
2 Rendah Rendah Helm Rendah 2 Pasang 2
Drawing dan As Built Drawing Alat Kerja
- Luka akibat benturan
Sepatu boot 2 Pasang 2
benda keras
Sarung
- Terjatuh ketika bekerja 2 Pasang 2
tangan
Obat-obatan 1 Set 1

Makassar, 03 Mei 2018


CV. DIRJA KENCANA UTAMA

Suwahyo Dirja Prayitno. T


Direktur

Pembangunan Embung Dikawasan Perdesaan Kabupaten Wajo

Anda mungkin juga menyukai