DI
Susun
Oleh
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam definisi Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 adalah “usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara”.
Menyimak pada definisi tersebut, maka kegiatan pelatihan secara teoretis termasuk dalam
lingkup pendidikan. Jika kemudian ada istilah “DIKLAT” untuk suatu institusi, maka sesungguhnya
kegiatan pelatihan yang diselenggarakannya tidak dapat dilepaskan dengan visi pendidikan. Istilah
pelatihan berfungsi sebagai penegas bahwa kegiatan pendidikan di lingkungan “Diklat” harus
melahirkan produk keterampilan. Kegiatan pembelajaran yang ada di dalam “Diklat” tidak boleh
terjebak dalam arus kajian teoretik, tetapi harus pula mengembangkan aspek praktik.
Dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 75 Tahun 2015 pada pasal 2 ayat dijelaskan
bahwa tujuan penyelenggaraan diklat meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Tujuan
tersebut dicapai melalui jenis diklat tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi, oleh karena itu diklatt
tidak boleh berhenti begitu saja. Dengan mengacu pada keberlanjutan proses pembelajaran, masih
banyak hal yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan dikat yang dilaksanakan dapat
tercapai sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Idealnya, peserta yang sudah mengikuti proses
pembelajaran diklat, dapat meningkat kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan jabatan yang dimilikinya, serta berdampak pada peningkatan kinerja dan kualitas mutu
organisasi.
Dengan latar belakang tersebut, maka perlu disusun rencana tindak lanjut (RTL) agar kegiatan
“Diklat” dapat menghasilkan produk, maka “Rencana Tindak lanjut” menjadi wajib dalam setiap
kegiatan diklat. “RTL” memiliki dua unsur penting, yaitu (1) unsur rencana dan (2) unsur tindak
lanjut. Artinya, rencana yang disusun berdasar pada mata diklat apa yang hendak ditindak lanjuti dan
harus relevan dengan kondisi dan memungkinkan untuk ditindaklanjuti. Karena itu RTL memerlukan
analisis cermat dari sisi faktor penghambat dan antisipasi solusinya.
B. Tujuan
Secara garis besar tujuan dari penyusunan bahan ajar ini untuk membantu para peserta
pelatihan dalam memahami kegiatan RTL, mengidentifikasi mata diklat apa pada jenis diklat
yang hendak ditindak lanjuti dan menjadi acuan dalam penyusunan rencana tindak lanjut.
2
BAB II
MENYUSUN RENCANA AKSI TINDAK LANJUT
3
balik (feedback) untuk mengevaluasi ketercapaian dan keterpakaian kurikulum diklat;
dan
3. Bagi instansi atau lembaga pengirim peserta diklat adalah sebaga alat kontrol tingkat
pencapaian kompetensi pegawai setelah mengikuti proses diklat.
F. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut
Dalam panduan Rencana Tindak Lanjut yang di terbitkan oleh Pusdiklat Tenaga Teknis
Pendidikan Keagamaan Tahun 2018, di jelaskan bahwa penyusunan rencana tindak lanjut
(RTL) sebagai berikut:
Penjelasan, identifikasi dan penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) dilaksanakan pada
saat mata diklat Rencana Tindak Lanjut, dengan narasumber widyaiswara, sekaligus
sebagai pembimbing (couch).
G. Pelaksanaan dan penyusunan laporan hasil implementasi rencana tindak lanjut (RTL)
dilaksanakan oleh peserta diklat, melibatkan seluruh lini dan stakeholders di instansi tempat
bekerja peserta diklat dengan bimbingan widyaiswara sebagai pembimbing (couch).
H. Bentuk Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut (RTL) diklat tenaga teknis pendidikan dan keagamaan di Pusdiklat
Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan serta Balai Diklat Keagamaan, pada prinsipnya
merupakan upaya menjadikan produk kediklatan peserta yang mengacu kepada diklat yang
diikutinya. Beberapa hal penting yang harus menjadi acuan adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan yang akan dijadikan fokus bahasan mengacu kepada salah satu mata diklat
pada kelompok inti;
2. Rencana tindak lanjut (RTL) hanya mengambil kompetensi dasar (KD) pada salah satu
mata diklat kelompom inti; dan
3. Rencana tindak lanjut (RTL), harus dibahas dan disetujui oleh narasumber atau
widyaiswara pembimbing (couch).
4. Komponen Komponen Rencana Tindak Lanjut
a. Jenis kegiatan
b. Tujuan
c. Indikator Keberhasilan
d. Sasaran
e. Jabaran Kegiatan
f. Waktu pelaksanaan
g. Unsur yang terlibat
4
Bentuk rencana tindak lanjut (RTL) secara khusus, sebagaimana pada tabel berikut ini :
NAMA :
UNIT KERJA :
PROVINSI :
WAKTU UNSUR
INDIKATOR JABARAN
No. KEGIATAN TUJUAN SASARAN PELAKSA YANG
KEBERHASILAN KEGIATAN
NAAN TERLIBAT
Menambah
Teori
kemampuan dan
Mendesiminasik Petugas mampu …………… Para
keterampilan Minggu ke
an hasil Diklat melaksanakan … … petugas/Pe
1. ………………… Siapa? …. bulan …..
Teknis ……………. Di Praktek…… gawai……
… dalam dalam 2019.
Substantif ….. ……………. … ….
pengelolaan
…………….
Ambon…………………….. 2019
……………………………………. ………………………………
DAFTAR PUSTAKA