Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN I

1.1 PENGANTAR

Air asam tambang atau Acid Mine Drainage (AMD) merupakan air yang bersifat
asam dan terbentuk akibat adanya kegiatan pertambangan, di mana
pembentukannya dipengaruhi oleh air, oksigen dan batuan yang mengandung
mineral-mineral sulfida (Pirit, Kalkopirit, Markasit) serta mengandung logam
berat terlarut yang berasal dari batuan yang berada di lokasi penambangan.
Kegiatan pertambangan ini dapat berupa tambang terbuka maupun tambang
dalam. Air asam tambang pada lingkungan pertambangan mempunyai
karakteristik pH yang rendah sekitar 2 dan kadar sulfit yang tinggi (>2000
mg/L) dan mengandung logam besi atau logam berat lainnya seperti Cu, Zn, Pb,
Ni. Mineral-mineral sulfida yang berpotensi menimbulkan air asam tambang
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
Mineral-mineral sulfida

Mineral Komposisi
Pirit FeS2
Marcasite FeS
Calcopirit CuFeS2
Calcocite Cu2S
Sphalerite ZnS
Galena PbS
Millerite NiS
Pirotite Fe1-Xs (dimana 0<X<0.2)
Arsenpirit FeAsS
Cinnabar HgS

Batuan yang tersingkap di permukaan sebagai akibat pembukaan lahan atau


pembongkaran batuan pada saat penambangan berlangsung menyebabkan
mineral sulfida tersebut selanjutnya akan teroksidasi membentuk

1
persenyawaan oksida dan bila terkontak dengan air (air hujan maupun air
tambang) akan terbentuk besi (II) sulfat dan asam sulfat. Air yang bersifat asam
tersebut bila tidak dinetralkan akan menyebabkan terjadinya aliran air asam
tambang ke lingkungan sekitarnya dan dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Proses oksidasi mineral sulfida tersebut sering dipercepat oleh
adanya aktifitas mikrobiologi.

Maksud dan tujuan penyusunan dokumen ini adalah merupakan bahan


pedoman yang dipergunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan pengelolaan
lingkungan hidup. Selain itu dokumen ini dapat memberikan gambaran tertulis
tentang landasan di dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan areal
pertambangan bijih nikel yang berwawasan lingkungan.

Kegunaan dari penyusunan dokumen ini adalah sebagai berikut:


a. Bagi Pemrakarsa ( Pengelola Kegiatan ) :
– Sebagai masukan bagi penyempurnaan rencana teknis pengelolaan
lingkungan;
– Sebagai bukti kepedulian pihak pemrakarsa kegiatan terhadap
ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
– Membantu dalam pengambilan keputusan atas perencanaan dan
pengelolaan lingkungan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan,
khususnya dalam hal pencegahan dampak negatif kegiatan
penambangan.
b. Bagi Pemerintah :
– Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan bagi kegiatan;
– Menjadi bahan acuan dalam pengawasan terutama dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan.
c. Bagi Masyarakat :
– Turut berperan serta dalam mencegah dan menanggulangi dampak
negatif yang dapat ditimbulkan serta memantau dan mengawasi
upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh pemrakarsa.

2
1.2 TUJUAN

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan


Lingkungan Hidup (PROPER), merupakan salah satu kontrol pengawasan yang
dilakukan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Lingkungan hidup
dalam kaitannya dengan pengendalian kerusakan lingkungan pertambangan.
Salah satu parameter dari program ini adalah upaya penanganan batuan yang
berpotensi membentuk air asam tambang. Oleh karena itu, tujuan dari kajian ini
adalah untuk menginventarisasi komponen-komponen yang terdapat dalam
batuan baik batuan dasar maupun pada tanah laterit itu sendiri dan air
tambang, dalam kaitannya dengan potensi pembentukan air asam tambang
terhadap lingkungan sekitar tambang.

1.3 METODOLOGI

Metode kajian dan penyusunan dokumen kajian potensi pembentukan air asam
tambang pada areal tambang bijih nikel PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk, di
daerah Pomalaa terdiri dari beberapa rangkaian pekerjaan yang meliputi
pengambilan sampel pada batuan, endapan bijih nikel dan air, analisa
laboratorium serta analisis dan interpretasi data. Tahap kajian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel batuan dasar dan endapan bijih nikel laterit.
Pengambilan sampel batuan dasar dan tanah laterit ini meliputi beberapa
lokasi yang dianggap representatif pada setiap blok penambangan yang
dilakukan pihak perusahaan.
2. Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dilakukan pada 3 (tiga) lokasi cekdam, yakni
Cekdam Bea Cukai, Cekdam Pesouha dan Cekdam Latumbi. Kegiatan ini
dilakukan oleh pihak perusahaan.
3. Analisa laboratorium
Analisa laboratorium yang dilakukan meliputi analisa terhadap sampel
batuan dan tanah laterit dengan metode statik (perhitungan asam
basa/acid base accounting) dan XRD serta sampel air dengan metode AAS/
spectofotometric. Analisa terhadap sampel batuan dan tanah laterit

3
dilakukan di Pusat Sumber Daya Geologi Bandung. Analisa sampel air
dilakukan oleh Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri
Laboratorium Uji dan Kalibrasi BBIHP Makassar dan Laboratorium Balai
Besar K3 Makassar.
4. Analisis dan interpretasi data
Analisis dan interpretasi data meliputi semua kegiatan yang dilakukan
untuk mengkaji dan menelaah data hasil analisa laboratorium serta data-
data sekunder yang berkaitan dengan mineralogi dan geokimia batuan
dasar dan endapan bijih nikel daerah pertambangan PT. Aneka Tambang
(Persero) Tbk, di daerah Pomalaa. Hasil akhir dari kajian ini adalah
laporan yang komprehensif mengenai kondisi batuan dasar dan endapan
bijih nikel laterit serta kaitannya dengan potensi pembentukan air asam
tambang.

1.4 TANGGUNG JAWAB PERSONIL

Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan ini, dibentuk tim kerja yang terdiri
dari Tenaga Ahli, Tenaga Asisten Ahli dan Tenaga Penunjang, yaitu meliputi:
Penanggungjawab : Dekan FT Univ. Sembilanbelas November Kolaka
(Musnajam, ST., M.Eng.)

Ketua Tim : Musnajam, ST., M.Eng. (Geokimia Lingkungan)


Wakil Ketua : Vita Astini, ST., M.Sc. (Metalurgi)
Anggota 1 : Zulfahmi, ST., MT. (Lingkungan Pertambangan)
Anggota 2 : Hafiluddin, ST. (Pertambangan Umum)
Anggota 3 : Muh. Arbie Hamda, ST (Pertambangan Umum)

4
5

Anda mungkin juga menyukai