Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM SIMULASI

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Oleh :

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
2016

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

Gambar :

Halaman

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB III
PETUNJUK SIMULASI PRAKTIKUM

4.1. JAW CRUSHER


1.1.

Tujuan Percobaan
Percobaan Crushing :
1. Memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk
2. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat
Percobaan Grinding :
1. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat
2. Mempelajari pengaruh waktu Grinding terhadap halusan hasil gerus

1.2. Data Percobaan Dan Perhitungan


Rumusan yang dipakai dalam perhitungan data adalah

W tertampung
x 100%
W total

% W tertampung =

W tertampung kumulatif = W tertampung + W tertampung sebelumnya

% W tertampung kumulatif =

% recovery = % W tertampung x

W tertampung kumulatif
x 100%
W total
% W tertampung kumulatif
100 %

II.1. Percobaan Crushing :

Fraksi (mm) W tertampung (gram) % W tertampung


+5
150
-5+2.5
115
-2.5+1.25
95
-1.25+0.5
73
-0.5
67
Total
500

% W tertampung kumulatif %recovery

II.2. Percobaan Grinding :


Waktu = 10 menit

Fraksi (mm) W tertampung (gram) % W tertampung


65#
723
100#
155
150#
55
200#
38
>200#
29
Total
1000

% W tertampung kumulatif %recovery

Waktu = 15 menit

Fraksi (mm) W tertampung (gram) % W tertampung % W tertampung kumulatif %recovery


65#
526
52.60%
100#
213
21.30%
150#
133
13.30%
200#
77
7.70%
>200#
51
5.10%
Total
1000
100.00%

Waktu = 20 menit

Fraksi (mm) W tertampung (gram) % W tertampung


65#
413
100#
310
150#
154
200#
68
>200#
55
Total
1000

% W tertampung kumulatif %recovery

1.3.

Plot Grafik Dan Analisis


1.3.1. Percobaan Crushing :

Plot % recovery terhadap % W tertampung kumulatif

1.3.2. Percobaan Grinding :


Plot % recovery terhadap % W tertampung kumulatif dan pertimbangan waktu

1.4. Kesimpulan

4.2. FEEDER
1.1 Tujuan Percobaan
Percobaan Feeder :
1. Memahami mekanisme kerja feeder
2. Menghitung laju pengumpanan
Percobaan Classifier :
Memahami mekanisme kerja alat classifier
Percobaan Uji Pengendapan :
1. Mengenal prosedur uji pengendapan
2. Mengamati pengaruh bahan penggumpal (flocculating reagent)
3. Menghitung luas thickener yang di perlukan
1.2 Tinjauan Pustaka
Feeding atau mengumpan merupakan proses pengaliran material Tambang
atau mineral kedalam suatu alat selanjunya dalam proses Pengolahan Bahan Galian..
Alat yang digunakan untuk mengumpan ini disebut dengan feeder. Proses
pengumpanan ini membutuhkan jarak yang relatif singkat dan tingkat ukuran feed
yang relatif sesuai dengan alat. Tingkat ukuran material yang akan di proses di
crusher, grinder, screen, classifier, dst akan sangat berpengaruh terhadap kualitas
kerja yang dilakukan. Hasil yang baik akan diperoleh jika ukuran feed relatif seragam
(uniform). Feeder dibutuhkan jika pada proses operasi terdapat tahap penyimpanan
(storage step). Feeder secara umum terdiri atas sebuah bin yang memiliki gerbang
(gate) dan conveyor.
Klasifikasi adalah proses pemisahan campuran partikel-partikel mineral
menjadi beberapa fraksi berdasarkan kecepatan pengendapannya dari partikel ppartikel di dalam fluida. Kecepatan pengendapan ( Vt ) tergantung pada ukuran, berat
jenis dan bentuk partikel dengan demikian hasil klasifikasi juga dipengaruhi oleh
ukuran,berat jenis dan bentuk dari masing masing partikel yang dipisahkan.
Alat untuk klasifikasi ini disebut Classifier. Classifier secara umum dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1. Sorting classifier; menggunakan suspensi padat sebagai medium fluida.
2. Sizing classifier; menggunakan suspensi encer sebagai medium fluida.
3. Sizing classifier yang menggunakan udara sebagai medium fluida.

Bila ditinjau dari gaya yang dipergunakan, maka classifier dibagi atas
dua bagian, yakni:
1. Classifier yang menggunakan gaya gravitasi, disebut juga mechanical classifier,
terdiri dari:

Kolam pengendapan yang dapat berupa tangki berbentuk mangkok, kerucut,


atau saluran.

Alat mekanis yang berfungsi sebagai pengaduk dan sekaligus mengeluarkan


produk underflow.

2. Classifier yang menggunakan gaya sentrifugal, disebut hydroeyelon.


Jenis proses klasifikasi yang diinginkan tergantung pada kegunaan
produk yang diolah dengan classifier. Jika produk classifier ingin di
konsentrasikan secara tabling, maka kita perlu memperbesar efek perbedaan
specific gravity dari mineral. Proses seperti ini disebut dengan sorting. Untuk
memperbesar efek specific gravity kita harus menggunakan hindered-settling
conditions sebanyak mungkin. Sebaliknya jika classifier dioperasikan sebagai
sizing device, maka efek perbedaan specific gravity harus diminimalisir
sebanyak mungkin.
Sizing classifier biasanya dioperasikan pada tingkat keenceran 3-4
persen berat. Sedangkan sorting classifier membutuhkan kandungan solid
setinggi mungkin. Kandungannya berkisar antara 40 % - 70 % berat,
tergantung pada specific gravity dan ukuran solid.

Skema proses klasifikasi secara umum:

Underflow

Slimes
Halus

Overflow

Classifier

Kasar
Sand

Uji pengendapan bertujuan untuk mengetahui kecepatan pengendapan suatu


material di dalam zat pelarut (biasanya air). Kecepatan pengendapan setiap material
berbeda-beda dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah komposisi kimia
material atau senyawa. Suatu zat ketika dilarutkan kedalam suatu pelarut akan
mengalami tiga proses, yaitu belum jenuh, jenuh dan lewat jenuh. Pengendapan terjadi
jika suatu larutan mengalami lewat jenuh, yaitu ketika Q (tetapan kesetimbangan zat
dalam larutan) nilainya lebih besar dari K.
Pada uji pengendapan ini kita menggunakan thickener. Perbedaan thickener dengan
kolam pengendapan:
1. Underflow dari thickener dikeluarkan secara kontinu.
2. Thickener berbentuk bulat.

1.3. Percobaan dan Hasil


1.3.1 Percobaan Feeder

Timbang material,berat dan


ukuran tertentu

Data berat
material awal

Masukkan material dalam


alat feeder

Tentukan laju pengumpanan


dengan 2 cara
Cara 1

Cara 2

Hitung waktu untuk


mengeluarkan seluruh
material dari alat

Untuk waktu per 5 menit


hitung berat tangkapan

Jalankan alat

Jalankan alat

Data waktu

Data berat

1.3.2 Percobaan Uji Pengendapan

Campur 100 gr gerusan bijih


dan 80 ml air dalam gelas
ukur

Aduk dan tambahkan air


sampai 1000 ml

Pada contoh yang satu


diberikan floculating agent
sedang yang lain tidak

Ulangi lagi sehingga ada 2


contoh

Pada langkah selanjutnya,


lakukan langkah yang sama
untuk tiap contoh

Hitung tinggi air dan material


dalam gelas ukur

Hitung tinggi material


endapan

Biarkan mengendap

Data tinggi x

Data tinggi y

1.4. Data
1.4.1. Percobaan Feeder
a. Cara langsung
Berat umpan

= 200 gram

Waktu pengumpanan = 10,89 detik


= 18,94 detik
b. Cara random
Wadah

Berat Wadah

Berat Total

Berat Mineral

t Pengumpanan

69,7 gram

190,3 gram

120,6 gram

5 sekon

69,7 gram

136 gram

66,3 gram

5 sekon

1.4.2. Percobaan Uji Pengendapan


Data Handbook :
air

= 1 gr/ml

kuarsa

= 2,65 gr/ml

air

= 0,0113 cp

Dilusi Feed

Lf

Wair
Vair . air
=
=
=
Wsolid
Wsolid
=

(V pulp Vsolid ). air

(Vpulp Wsolid ) x air


solid

Wsolid

Dilusi Underflow
Vp
x
=
1000 y

Lu =

Wair
Wsolid

Dengan Floculating Agent CaO


Vp

Vsolid =
Wair

Lu

Vt

Penentuan luas thickener


A

Wsolid

Tanpa Floculating Agent CaO


Dengan cara yang sama maka :
Untuk t = 24 jam ; A = 33,79 cm2

Dengan cara teoritik


A=

1.5. Pembahasan

1.6. Kesimpulan

4.3. Sampling
1.1 Tujuan Percobaan
1) Mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya
2) Menguasai data-data statistik yang digunakan pada sampling

1.2. Teori Dasar


Sebelum melakukan sampling perlu diperhatikan elemen dasar dan masalahmasalah yang mungkin timbul dati sampling ini. Ada pun elemen dasar yang terlibat
dalam prosedur pengambilan sampling adalah sebagai berikut :
a. Menentukan karakteristik sample
b. Menentukan tingkat kepercayaan (confidence level)
c. Karakteristik populasi
d. Menentukan ukuran sample yang dibutuhkan
Masalah-masalah yang mungkin timbul dalam sampling ini disebabkan oleh :
a. Variasi jenis mineral yang ada dalam bahan galian
b. Distribusi yng tidak merata di dalam bahan galian
c. Variasi ukuran dari mineral-mineral yang terdapat dalam bahan galian
d. Variasi dari densitas masing-masing mineral
e. Variasi dari kekerasan masing-masing mineral
Riffle
Metode sampling yang digunakan dalam percobaan ini digunakan metode Riffle.
Riffle merupakan alat sampling yang membagi mineral yang diumpankan menjadi dua
bagian. Metode ini cukup bagus dalam mengambil saple untuk melakukan grain
counting dalam percobaan ini.

Coning & Quatering


Metode lain yang digunakan adalah metode Coning & Quatering. Metode ini
dilakukan secara manual, tidak menggunakan alat seperti riffle. Increment yang diambil
dibagi 4 bagian utama. Bagian yang diambil untuk grain counting adalah bagian yang
saling bersebrangan.

Grain Counting
Prosedur yang dilakukan setelah mengambil sample dalam increment adalah grain
counting. Grain counting merupakan teknik penentuan kadar suatu mineral dengan
menghitung butir yang ada dalam kotak-kotak seperti pada gambar dibawah ini.
1

2
5

Butiran dari inkremen dijatuhkan diatas kotak 5, kemudian hitung jumlah butiran
masing-masing mineral di masing-masing kotak. Dalam menghitung jumlah butiran
masing-masing mineral digunakan dasar perbedaan warna dan kilap dalam
menentukan perbedaan mineral-mineral dalam sample. Misalnya, dalam percobaan ini
digunakan campuran kasiterit dan kuarsa. Kuarsa berwarna putih dan kasiterit
berwarna hitam.

1.3. Alat Dan Bahan


o Riffle
o Coning dan Quatering
o Sendok
o Kaca pembesar
o Kasiterit (SnO2)
o Kuarsa (SiO2)

a. Ayakan
b. Timbangan
c. Batubara

1.4 Cara Kerja


Analisa Ayak
Hanya melakukan analisis data.

1.5. Data & Perhitungan


Sampling
1.5.1 Metode Riffle
No
1
2
3
4
5

1
P
3
4
1
5
10

2
H
6
6
12
9
2

P
10
9
7
11
6

3
H
2
10
9
13
1

P
8
9
8
6
6

4
H
8
13
15
16
5

P
5
7
5
7
10

H
10
5
4
3
5

P
19
10
7
2
7

5
H
3
13
8
7
3

P
4
11
4
11
3

H
4
6
7
2
5

P
11
3
2
10
6

H
2
14
7
10
4

1.5.2 Metode Coning Quartering


No
1
2
3
4
5

1
P
3
8
9
2
11

2
H
5
3
2
1
2

H = Hitam (Kasiterit)
P = Putih (Kuarsa)

P
10
5
9
6
5

3
H
3
5
0
2
4

P
10
15
12
8
10

5
H
4
5
6
7
4

Menghitung Mean, Varians dan Standard Deviation untuk rataan.


%W Kasiterit Metode Riffle ( X )

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Rataan

83.48%
79.12%
96.81%
81.97%
33.57%
33.57%
73.73%
76.46%
74.91%
29.63%
71.64%
78.49%
82.57%
87.08%
67.80%
60.25%
82.43%
80.17%
71.64%
43.11%
55.81%
76.28%
81.55%
69.67%
77.11%

S2
S

X-Xrataan

(X-Xrataan)2

%W Kuarsa Metode Riffle ( Y )

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Rataan

16.52%
20.88%
3.19%
18.03%
66.43%
66.43%
26.27%
23.54%
25.09%
70.37%
28.36%
21.51%
17.43%
12.92%
32.20%
39.75%
17.57%
19.83%
28.36%
56.89%
44.19%
23.72%
18.45%
30.33%
22.89%

Y-Yrataan

(Y-Yrataan)2

S2
S

% W Kasiterit Metode Coning & Quartering ( X` )

No

1
2
3

80.81%
48.65%
35.96%

X-Xrataan

(X-Xrataan)2

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Rataan

55.81%
31.48%
43.11%
71.64%
0.00%
45.72%
66.90%
71.64%
45.72%
45.72%
48.65%
55.81%
34.72%
60.25%
71.64%
71.64%
64.34%
47.88%
80.81%
88.34%
63.88%
62.75%

S2
S

% W Kuarsa Metode Coning & Quartering (Y`)

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

19.19%
51.35%
64.04%
44.19%
68.52%
56.89%
28.36%
100.00%
54.28%
33.10%

Y-Yrataan (Y-Yrataan)2

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Rataan

28.36%
54.28%
54.28%
51.35%
44.19%
65.28%
39.75%
28.36%
28.36%
35.66%
52.12%
19.19%
11.66%
36.12%
37.25%

S2
S

Tabel Rataan dan Standar Deviasi

Material
Xm (Kasiterit)
S
Ym (Kuarsa)
S

Riffle

Coning & Quatering

1.6. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai