Anda di halaman 1dari 4

PEMANFAATAN DATA ANGIN UNTUK PREDIKSI KARAKTERISTIK

GELOMBANG LAUT DI PERAIRAN INDONESIA

Oleh:
Mayor Laut (KH) Khoirol Imam Fatoni, M.Si.,M.Tr.Opsla
Kasubdis Oseanografi Disosemet Pushidrosal

Pendahuluan
Prediksi karakteristik gelombang laut di perairan Indonesia dilakukan dengan
menggunakan data angin yang berasal dari National Centers for Environmental
Prediction NCEP. Data angin dalam bentuk komponen angin zonal dan meridonal
dapat di unduh di: https://www.esrl.noaa.gov. Data angin kemudian dikonversi menjadi
data magnitude kecepatan dan arah angin. Klasifikasi kecepatan angin dilakukan untuk
menghitung frekuensi kejadian kecepatan angin maksimum. Adapun arah angin
diklasifikasikan menjadi delapan penjuru mata angin yaitu barat, barat laut, barat daya,
utara, tenggara, selatan, timur, timur laut, dan tenggara. Berdasarkan hasil klasifikasi
kecepatan angin maksimum dan arah angin, maka distribusi frekuensi dari setiap
kecepatan dan arah angin dapat dihitung serta digambarkan dalam bentuk mawar angin
atau windrose.

Gambar 1. Gambaran Fetch (CERC,1984)


Prediksi karakteristik gelombang laut dari data angin dikenal dengan metode
Svedrup, Munk dan Bretschneider atau Metode SMB (CERC, 1984). Prinsip dasar
metode SMB adalah memprediksi tinggi, periode dan arah gelombang yang dihitung
dari data arah, kecepatan, dan durasi angin. Metode ini sangat tergantung kepada
panjang wilayah dari pembangkitan gelombang laut oleh angin yang dibatasi oleh pulau
yang merintanginya yang disebut sebagai fetch. Panjang fetch ditentukan dengan
membangun garis-garis secara radial yang ditarik dari area prediksi sampai memotong
garis pantai.seperti yang terlihat pada Gambar 1. Perangkat lunak Metoc yang
dikembangkan Pushidrosal, merupakan model prediksi angin dan gelombang hingga
satu minggu kedepan yang berbasis Metode SMB.
Metoc atau singkatan dari Meteorologi dan Oceanografi melakukan
perhitungan berdasarkan domain Limited Area Model (LAM), model ini membutuhkan
dua domain untuk melaksanakan prediksi, dimana domain paling besar akan
menghitung nilai awal (inisialisasi) data angin dan gelombang, kemudian berdasarkan
nilai tersebut dilakukan perhitungan ulang pada domain yang paling kecil. Hasil dua
perhitungan tersebut diharapkan dapat melacak berbagai fenomena yang mendukung
terhadap pertumbuhan gelombang didaerah penelitian/domain, maupun penyebaran
energi gelombang yang terdapat diluar area prediksi. Misalnya untuk melakukan
prediksi pada wilayah 12°LU - 15°LS, dan 90°BT - 141°BT (wilayah domain paling kecil)
diperlukan inisialisasi data dari 14°LU - 17°LS, dan 88°BT - 143°BT (wilayah domain
paling besar). Data yang dibutuhkan untuk menjalankan METOC adalah data angin
yang dapat diambil pada waktu-waktu tertentu (00 UTC, dan 12 UTC) dengan cara
berlangganan data tersebut melalui email. Data angin yang dihasilkan memiliki resolusi
1°x1°. Untuk melaksanakan prediksi selama satu minggu kedepan, diperlukan data
angin selama 30 hari sebelumnya.
Pushidrosal secara rutin melaksanakan prediksi karakteristik gelombang
perairan Indonesia menggunakan perangkat lunak Metoc. Hasil prediksi termuat dalam
Analisa Cuaca di Perairan Indonesia dan Prediksi Pasang Surut di Fasilitas Labuh TNI
AL dalam bentuk berita cuaca harian yang didistribusikan ke seluruh unsur dan
pangkalan melalui Puskodal. Berikut ini contoh hasil analisa potensi ketinggian
gelombang dan analisa potensi kecepatan angin 10 meter yang dibuat rutin oleh
Pushidrosal pada 1 Desember 2019.

Analisa Potensi Ketinggian Gelombang.

Prakiraan kondisi gelombang maksimum pada pukul 00 UTC atau 07.00 WIB
dengan ketinggian gelombang antara 0,5-1,5 Meter terjadi di Perairan Utara Aceh,
Perairan Barat Aceh, Perairan Utara Nias, Perairan Simeulue, Perairan Sumbar,
Perairan Sumut, Selat Malaka, Perairan Belitung, Selat Sunda bagian Utara, Perairan
Utara Jawa, Perairan Bali, Perairan NTB/NTT, Perairan Kupang, Perairan Timor, Laut
Timor, Perairan Kalbar, Perairan Kaltim, Selat Makasar, Perairan Palu, Perairan
Tolitoli, Perairan Sulut, Laut Sulawesi, Perairan Sulsel, Perairan Sultra, Teluk Bone,
Perairan Selayar, Perairan Banggai, Perairan Sula, Perairan Buru, Perairan Ambon,
Laut Banda, Laut Seram, Perairan Halmahera, Perairan Tanimbar, Perairan Waigeo,
Perairan Sorong, Teluk Cendrawasih, Perairan Biak, Perairan Jayapura, Perairan
Fakfak, Perairan Kaimana, Perairan Timika, Perairan Agats, Perairan Merauke.
Ketinggian gelombang antara 1,5-2,5 Meter diperkirakan berpotensi terjadi di Laut
Andaman, Perairan Sabang, Perairan Utara Aceh, Samudera Hindia Barat Nias,
Samudera Hindia Barat Enggano, Perairan Enggano, Perairan Bengkulu, Perairan
Timur Lampung, Selat Sunda Bagian Selatan, Laut Cina Selatan, Perairan Natuna,
Laut Natuna, Perairan Anambas, Perairan Riau, Perairan Utara Bangka, Laut Jawa
Selatan Kalsel, Perairan Selatan Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa, Selat Alas,
Perairan Sangihe/Talaud,Perairan Sulut, Samudera Pasifik Utara Papua. Ketinggian
gelombang antara 2,5-4,0 Meter berpotensi terjadi di Laut Andaman, Perairan Enggano,
Selat Sunda bagian Selatan, Laut Natuna, Laut Cina Selatan, Perairan Sangihe/Talaud,
Perairan Utara Halmahera, Perairan Selatan Merauke, Perairan Biak, Samudera Pasifik
Utara Papua.

Analisa Potensi Kecepatan Angin 10 meter.


Prakiraan angin pada pukul 00 UTC atau 07.00 WIB dengan kecepatan angin 5
– 15 knot terjadi di Laut Andaman, Perairan Sabang, Perairan Utara Aceh, Perairan
Utara Simeulue, Perairan Barat Nias, Perairan Nias, Perairan Bengkulu, Perairan
Lampung, Selat Sunda, Perairan Natuna, Laut Natuna, Perairan Anambas, Perairan
Babel, Selat Gelasa, Selat Karimata, Perairan Sumsel, Perairan Utara, Perairan selatan
Jawa, Samudera Hindia Selatan Jabar, Perairan Selatan Jabar, Perairan Selatan
Jateng, Laut Jawa, Laut Flores, Perairan Utara NTB/NTT, Perairan Kupang, Perairan
Kalbar, Perairan Kalteng, Perairan Kalsel, Perairan Sulsel, Perairan Selayar, Perairan
Banggai, Perairan Gorontalo, Perairan Sangihe, Perairan Obi, Perairan Manokwari,
Perairan Biak, Perairan Kei, Perairan Aru, Paerairan Tanimbar, Laut Arafuru, Perairan
Merauke. Kecepatan angin 15 – 25 knot terjadi di Laut Andaman, Perairan Utara
Sabang, Perairan Anambas, Perairan NAtuna, Laut Natuna, Laut Cina Selatan,
Perairan Enggano, Perairan Selatan Banten, Perairan Selatan Bali, Perairan Selatan
Merauke, Samudera Pasifik Utara Papua.

DAFTAR PUSTAKA
CERC (Coastal Engineering Research Centre)., 1984. Shore Protection Manual.
Vicksburg, Mississippi: U.S. Army Corps of Engineers (Vol. 1).
Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL, 2017. Buku Petunjuk Lapangan Metoc.
Jakarta: Dinas Oseanografi dan Meteorologi
Wyrtki., 1961. Physical Oceanography of the Southeast Asian Waters. Naga Report Vol
2. University of California, California.

Anda mungkin juga menyukai