Kelompok 8
Anggota :
Musim Timur (Muson Timur) terjadi pada bulan April hingga Agustus
ketika matahari bergeser ke belahan bumi Utara. Di belahan bumi Utara
khususnya Benua Asia termperaturnya menjadi tinggi dan tekanan udaranya
rendah (minimum), sebaliknya di Benua Australia yang telah ditinggalkan
matahari, temperaturnya rendah dan tekanan udaranya tinggi (maksimum).
Sehingga terjadilah pergereakan angin dari benua Australia ke Benua Asia melalui
Indonesia. Angin ini tidak banyak membawa uap air atau menurunkan hujan
karena hanya melewati laut kecil dan jalur sempit seperti Laut Timor, Laut
Arafuru, dan sebagian selatan Irian Jaya dan Nusa Tenggara. Menurut Purba
(2014) pergerakan angin pada bulan Juli dominan bergerak dari arah timur menuju
ke barat laut dan pada bulan Agustus angin dominan bergerak dari arah tenggara
menuju barat laut.
Jika dibandingkan dengan hasil yang diolah dengan data yang didapat dari
situs BMKG (http://dataonline.bmkg.go.id.) menunjukan hasil sebagai berikut :
Gambar 3. Perhitungan Windrose dari BMKG bulan Juli
Hasil dari Gambar 3 dan Gambar 4 tersebut memiliki perbedaan dimana arah
angin dari Timur laut dengan kecepatan yang berbeda pula dengan rentang 5.70-
8.80 m/det. Hasil yang berbeda ini dapat diakibatkan oleh perbedaan posisi
penempatan sensor dari dua situs ini. Data berbeda juga dapat diakibatkan oleh
kesalahan saat mengolah data sehingga data dari kedua sumber ini menjadi
berbeda. Angin dapat dibelokan oleh topografi daratan walaupun pada umumnya
angina dari muson barat dari Benua Asia dibelokan kearah barat dikarenakan oleh
gaya Coriolis saat melintasi daerah Khatulistiwa.
2. BULAN SEPTEMBER
Hal ini sesuai dengan referensi, menurut BMKG (2020) pada bulan
September 2021, arah angin dominan bertiup dari arah timur. Rentang kecepatan
berkisar antara 7 – 11.8 knots. Kecepatan angin rata-rata pada bulan ini adalah
4,97 knot. Rata-rata arah angin ditunjukkan oleh resultan vektor yaitu dari arah
Timur (120⁰ – 61%). Kecepatan angin maksimum didominasi dari arah timur.
Rata-rata arah angin maksimum ditunjukkan oleh vektor resultan yaitu dari arah
timur (119⁰ – 57%).
3. BULAN OKTOBER
Dalam peristiwa diatas terjadi perbedaan hasil penelitian data dari BMKG,
marine copernicus dengan gambaran referensi. Menurut (Kasus et al., 2023) Ada
beberapa hal yang meyebabkan perbedaan hasil data dari beberapa penelitian.
Hal ini dikarenakan beberapa faktor mendasar diantaranya kesesuaian elevasi
lokasipenelitian, stabilitas dalam pengukuran yang dilakukan. Durasi saat
penelitian menjadi faktor yang juga dapat menghasilkan perbedaan hasil
pengukuran karena setiap penelitian memiliki satuan ukuran yang berbeda
seperti penelitian dilakukan perulan atau pertahun dan lama durasi dalam
mengukur setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Y.D., Agdialta, R. and Hartoko, A., 2020. Analisis Monsun Di Laut
Jawa. Berkala Perikanan Terubuk, 48(2), pp.492-500.
Mulyana, E., 2002. Analisis angin zonal di Indonesia selama periode ENSO. Jurnal
Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca, 3(2), pp.115-120.
Purba, N.P., 2014. Variabilitas angin dan gelombang laut sebagai energi terbarukan
di pantai selatan jawa barat. Jurnal Akuatika, 5(1).
NAMA PEMBAGIAN
Rizky Ade R Juli- agustus
Bayu Ardiansyah September- oktober
Aryo Susilo November
Hafiz Alfauzi Desember