Anda di halaman 1dari 10

VOL.3 NO.

5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130


Jaka Anugrah Ivanda Paski

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER KEJADIAN BANJIR DI


BENGKULU 21 AGUSTUS 2022
ATMOSPHERIC DYNAMICS ANALYSIS OF FLOOD EVENT IN
BENGKULU 21ST AUGUST 2022
Jaka Anugrah Ivanda Paski1,*
1Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG
*Email: jaka.paski@bmkg.go.id

ABSTRAK
Pada tanggal 20 Agustus 2022, hujan ekstrim mengguyur wilayah Kota Bengkulu hingga
menyebabkan banjir dan tanah longsor pada tanggal 21 Agustus 2022. Curah hujan yang
terukur 154,3 mm/hari di Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu yang termasuk
kategori sangat lebat BMKG (>100 mm/hari). Data yang digunakan pada analisis ini
berupa data observasi curah hujan, radar cuaca dan data radiosonde, serta data angin
gradien. Selain itu, data analisis cuaca global dan regional juga digunakan seperti IOD,
MJO, gelombang tropis dan SST. Analisis dilakukan untuk melihat kondisi dinamika
atmosfer saat kejadian dan faktor cuaca pendukung terjadinya kondisi hujan ekstrim
penyebab banjir di Kota Bengkulu yang merendam 6 kelurahan. Hasil analisis fenomena
cuaca skala global menunjukan adanya pengaruh ENSO, IOD dan gelombang tropis.
Untuk gelombang tropis, Gelombang Kelvin dan gelombang Rossby menjadi faktor
peningkatan curah hujan di wilayah pesisir barat Sumatera. Selain itu, kondisi SST dan
anomalinya yang cukup hangat serta adanya belokan angin di wilayah Samudra Hindia
barat Kota Bengkulu mendukung potensi pertumbuhan awan yang menghasilkan hujan
sangat lebat. Analisis lokal dari pantauan citra radar Tangerang BMKG menunjukkan
adanya cluster awan hujan di wilayah Samudra Hindia yang sangat masif dan bergerak
ke timur pada sore hari dan bergerak kembali menuju barat pada dini hari.

Kata kunci: Hujan ekstrim, banjir, gelombang tropis.

ABSTRACT
On August 20, 2022, extreme rains flushed the Bengkulu City area, causing floods and
landslides on August 21, 2022. The measured rainfall is 154.3 mm/day at the Fatmawati
Bengkulu Meteorological Station, which is included in the BMKG very heavy category
(>100 mm/day). The data used in this analysis are rainfall observation data, weather
radar and radiosonde data, and wind gradient data. In addition, global and regional
weather analysis data are also used such as IOD, MJO, tropical waves and SST. The
analysis was carried out to see the dynamics of the atmosphere at the time of the incident
and the weather factors supporting the occurrence of extreme rain conditions that caused
flooding in Bengkulu City, which submerged six villages. The analysis of global-scale
weather phenomena shows the influence of ENSO, IOD, and tropical waves. For tropical
waves, Kelvin waves and Rossby waves are a factor in increased rainfall on the west
coast of Sumatra. In addition, the SST condition, its relatively warm anomaly, and the
presence of wind bend in the western Indian Ocean region of Bengkulu City support the
potential for cloud growth that produces hefty rain. Local analysis from BMKG's
Tangerang radar image monitoring shows that there are clusters of rain clouds in the
Indian Ocean region that are very massive and move east in the afternoon and move
back west in the early morning.

Keywords: Extreme rain, flood, tropical wave.

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 10


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

1. Pendahuluan menjadi faktor utama kejadian Banjir


yang selama ini terjadi di Indonesia
Hujan disertai badai guntur terjadi di [6]. Selain itu, banjir juga dipengaruhi
wilayah kota Bengkulu sejak Sabtu oleh kondisi wilayah terutama di
malam 20 Agustus 2022 hingga permukaan seperti ukuran daerah
Minggu pagi tanggal 21 Agustus aliran sungai (DAS), topografi DAS
2022. Hal ini menyebabkan fenomena dan jenis penggunaan atau tutupan
banjir dan tanah longsor pada Minggu lahan [7].
pagi yang merendam enam (6)
kelurahan di Kota Bengkulu dengan Tujuan dari penelitian ini ialah untuk
ketinggian banjir tersebut mencapai mengetahui faktor-faktor yang
60 cm. Dari data yang dihimpun berperan aktif dalam kondisi atmosfer
Badan Penanggulangan Bencana penybeb banjir. Analisa fenomena ini
Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, 6 telah banyak dilakukan, namun yang
kelurahan yang terendam banjir menjadi pembaharuan dalam tulisan
tersebar di empat kecamatan dengan ini ialah fenomena yang diangkat
total 576 rumah/bangunan yang merupakan fenomena teraktual.
terdampak bencana banjir.
Sedangkan tanah longsor terjadi di 2. Metode Penelitian
jalan Merapi, Kelurahan Kebun
Tebeng, Kecamatan Ratu Agung [1]. Pada analisis dinamika atmosfer
dalam kajian ini, berfokus di lokasi
Kondisi atmosfer pembentukan cuaca kejadian banjir wilayah Kota Bengkulu
pada wilayah Indonesia tidak bisa pada tanggal 21 Agustus 2022. Data-
dilepas dari interaksi antara dinamika data yang digunakan dalam kajian ini
atmosfer gangguan cuaca skala berupa data primer dan sekunder
global, regional dan lokal [2,3]. tanggal 20 – 21 Agustus 2022. Data
Kondisi atmosfer yang tidak stabil primer berupa data observasi Data
akibat interaksi gangguan cuaca ini curah hujan, radar cuaca dan data
mendorong terjadinya pertumbuhan radiosonde yang didapatkan dari
awan-awan konvektif yang Stasiun Meteorologi Fatmawati
menyebabkan tingginya intensitas Bengkulu, serta data angin gradien
hujan [4]. Beberapa fenomena cuaca yang didapatkan dari Pusat
skala global yang lebih sering Meteorologi Publik BMKG. Data
menimbulkan dampak pada kondisi sekunder yang digunakan berupa
cuaca di wilayah Indonesia ialah El data analisis cuaca seperti data IOD
Niño-Southern Oscillation (ENSO), dan ENSO dari Berau of Meteorology
Indian Ocean Dipole (IOD), Madden (BOM). Data MJO, gelombang tropis
Julian Oscillation (MJO) dan dan SST diperoleh dari ncics.org.
gelombang tropis yang dapat
dianalisa pengaruh serta dampaknya. Adapun metode yang digunakan
Analisis atmosfer regional dapat dalam kajian ini, telah banyak
dilakukan dengan mengkaji Sea digunakan untuk beberapa studi
Surface Temperature (SST) dan kasus cuaca ekstrim di Indonesia
anomalinya serta angin gradien. [3,5,8]. Metode yang digunakan
Sementara itu, analisis lokal dalam penelitian ini yaitu analisis
dilakukan dengan melihat deskirptif mengenai kondisi dinamika
pertumbuhan awan-awan konvektif atmosfer berbagai skala spasial
menggunakan citra radar BMKG [5]. seperti global, regional, dan lokal
dengan berfokus pada kondisi fisis
Curah hujan yang tinggi (hujan lebat) dan dinamis penyebab hujan ekstrim
dengan periode yang panjang/lama di yang berkibat terjadinya banjir dan
lokasi dan wilayah sekitar kejadian tanah longsor. Kajian dimulai dengan

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 11


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

menganalisis intensitas curah hujan total curah hujan di wilayah Kota


penyebab banjir dan dilanjutkan Bengkulu yang tergolong dalam
dengan menganlisis data-data faktor kategori curah hujan ekstrim BMKG
gangguan cuaca global hingga lokal. (> 20 mm/jam atau >100 mm/hari)
Citra radar cuaca dapat memberikan (Gambar. 1).
gambaran pertumbuhan dan sebaran
awan konvektif penyebab hujan lebat Hujan intensitas tinggi di Stasiun
[9,10] Meteorologi Fatmawati Bengkulu
telah tercatat terjadi pada pukul 16:00
3. Hasil dan Pembahasan WIB dengan intensitas mencapai 25,3
3.1. Analisis Curah Hujan mm dan semakin tinggi pada pukul
01:00 WIB (41,1 mm) dan 04:00 WIB
Berdasarkan hasil pengamatan curah (77,5 mm). Sedangkan total curah
hujan di Stasiun Meteorologi hujan yang tercatat mencapai 154,3
Fatmawati Bengkulu pada hari mm/hari pada tanggal 20-21 Agustus
kejadian banjir. Dimana telah terukur 2022 sebelum kejadian banjir di
curah hujan dengan intensitas dan wilayah Kota Bengkulu.

Gambar 1. Curah hujan per tiga jam dari pengamatan sinoptik dan total curah hujan di
Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu pada tanggal 20 Agustus 2022.

3.2. Analisis Atmosfer Global jumlah intensitas curah hujan di


wilayah benua Maritim Indonesia
Dalam kajian ini dilakukan analisis (BMI) [13,14].
variabilitas atmosfer skala luas
(global) seperti El Niño Southern Dari Gambar 2a terlihat nilai SOI yang
Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean menggambarkan fenomena ENSO,
Dipole (IOD) yang merupakan selama tiga bulan terakhir nilai SOI
fenomena yang mirip dengan ENSO berada pada kisaran +10.5 ini lebih
di wilayah ekuator Samudera Hindia rendah dari bulan Juli yang mencapai
[11]. Analisis Madden-Julian lebih dari +20. Berbeda hal ini dengan
Oscillation (MJO) dan gelombang nilai indeks NINO 3.4 SST cenderung
tropis juga dilakukan karena sangat semakin berkurang yang menunjukan
mempengaruhi kondisi atmosfer skala bahwa adanya indikasi La Nina lemah
global di Indonesia [12]. Gelombang di wilayah Indonesia (Gambar 2b).
tropis seperti gelombang Kelvin dan Menurut Hidayat dkk (2018), SOI yang
Rossby berdampak pada peningkatan bernilai tinggi dapat diartikan bahwa
terindikasi adanya fenomena La Nina

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 12


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

[11]. Nilai Indian Ocean Dipole pada Sumatera seperti Kota Bengkulu.
Gambar 2c juga bernilai signifikan Sedangkan MJO berada pada fase 1
sehingga banyak mempengaruhi (wilayah Afrika) yang berarti tidak
kondisi hujan di Indonesia, hal ini berkontribusi atau memiliki pengaruh
terlihat dari nilai Indeks IOD berkisar - terhadap proses pembentukan awan
1.15. Nilai IOD yang negatif hujan di sebagian wilayah Benua
menandakan adanya peningkatan Maritim Indonesia (BMI) (lihat Gambar
curah hujan di wilayah barat Indonesia 2d).
terutama wilayah pantai barat pulau

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2. Diagram indeks-indeks faktor cuaca global, SOI (a), NINO 3.4 SST Index (b),
IOD Index (c), dan MJO (d).

Untuk gelombang tropis pada gambar pada tanggal 21 Agustus 2022


3 menunjukkan bahwa pada saat gelombang Kelvin telah bergerak ke
kejadian banjir ada fenomena cuaca timur yaitu di wilayah Kalimantan
global seperti gelombang Equatorial bagian tengah hingga Sulawesi
Rossby di wilayah Indonesia bagian barat (Gambar 3). Gelombang
khususnya di Pulau Sumatra dan tropis ini menjadi salah satu faktor
Kalimantan serta di selatan Samudera yang berkontribusi kepada
Hindia. Aktifitas gelombang Kelvin pertumbuhan awan konvektif yang
juga terpantau berada di samudera masif di wilayah Indonesia [12,13].
Hindia, Pulau Sumatera (termasuk Gelombang-gelombang tropis ini juga
wilayah Kota Bengkulu) hingga dapat bertelekoneksi sehingga dapat
Kalimantan bagian selatan pada meningkatkan dampak terhadap
tanggal 20 Agustus 2022 saat penambahan uap air di wilayah-
kejadian hujan ekstrim. Sedangkan wilayah yang di lewatinya.

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 13


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

Gambar 3. Observasi dan prediksi gelombang tropis dengan indikator OLR mulai tanggal
17 Agustus 2022 sampai 24 Agustus 2022.

3.4. Analisis Atmosfer Regional Australia di wilayah Samudra Hindia


dekat dengan Sumatera Barat pada
Analisis suhu muka laut / Sea Surface tanggal 19 Agustus 2022 pukul 12.00
Temperature (SST) merupakan UTC (Gambar 5c). Kondisi pola
komponen penting dalam mengetahui belokan angin (Shearline) ini bergeser
keadaan dinamika atmosfer. SST ke arah selatan dan berada di
merupakan salah satu gambaran Samudra Hindia barat Kota Bengkulu
energi panas yang digunakan untuk pada 19 Agustus 2022 pukul 12.00
penguapan sehingga mengakibatkan UTC dan menunjukkan adanya
pertumbuhan awan-awan konvektif pertemuan angin (konvergensi) di
seperti Cumulonimbus (Cb). Awan wilayah tersebut (Gambar 5d). Pola
Cumulunimbus merupakan awan seperti ini mendukung adanya
konvektif yang dapat menyebabkan penumpukan massa udara di wilayah
angin kencang, badai petir dan hujan kejadian banjir.
lebat [9, 10, 15] Pada kajian ini, Suhu
Muka Laut di barat Kota Bengkulu Kondisi SST yang tinggi dan terdapat
berkisar antara 29 - 30 oC dengan anomali positif SST di wilayah
anomali SST berkisar 0.5 – 2.0 oC Samudra Hindia barat Kota Bengkulu
pada tanggal 16-22 Agustus 2022. serta adanya pola belokan angin
Kondisi ini menunjukkan adanya sangat mendukung pertumbuhan
potensi penguapan (penambahan awan-awan Cb yang berpotensi
massa uap air) di Samudra Hindia menimbulkan hujan lebat hingga
bagian barat Kota Bengkulu (Lihat ekstrim. Kombinasi dari energi panas
Gambar 5a dan 5b). di permukaan laut yang menyebabkan
banyaknya uap air serta pola belokan
Dari analisis pola angin di lapisan angin yang berasal dari monsun
dekat permukaan sekitar 925 hPa Australia menjadikan uap air
menunjukkan adanya pola belokan bertumpuk di wilayah pesisir barat
angin (Shearline) dari monsun kota Bengkulu.

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 14


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 5. (a) Peta analisis suhu permukaan laut, (b) Peta analisis anomali suhu
permukaan laut, (c) Peta analisis angin gradien 925 hPa tanggal 19 Agustus 2022 pukul
12.00 UTC, dan (d) Peta analisis angin gradien 925 hPa tanggal 20 Agustus 2022 pukul
12.00 UTC.

3.5. Analisis Atmosfer Skala Lokal tinggi nilai reflektifitas maka semakin
Pada kejadian banjir yang melanda besar dan padat ukuran partikel yang
Kota Bengkulu tanggal 21 Agustus ada di dalam awan konvektif
2022 yang terjadi pada beberapa Cumulonimbus (awan Cb) [5,9].
lokasi yang merendam 6 kelurahan.
Analisis penginderaan jauh berupa Hasil pantauan radar cuaca Bengkulu
citra radar berpusat terhadap analisis menunjukkan pada pukul 09.00 WIB
pertumbuhan dan pergerakan awan hingga 07.00 WIB (02.00 UTC –
Cumulonimbus (Cb) yang menjadi 00.00 UTC) tanggal 20-21 Agustus
penyebab curah hujan ekstrim. Awan 2022, terdapat pertumbuhan awan
Cb yang tumbuh sangat besar yang konvektif di wilayah pantauan
ditunjukkan dengan warna pengamatan radar. Nilai reflektifitas
reflektisitas yang sangat tinggi maksimum terpantau sebesar 55 - 60
menjadi salah satu indikasi adanya dBZ di wilayah Kota Bengkulu pada
pembentukan sistem konvektif kuat pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB
yang memungkinkan curah hujan (06.00 UTC – 09.00 UTC), kumpulan
tinggi hingga ekstrim. Citra radar yang awan yang cukup luas telah menutupi
berupa gambaran intensitas lokasi kejadian banjir dengan
reflektifitas dapat menggambarkan reflektifitas semakin berkurang
ukuran dan kandungan partikel air setelahnya dan berada di wilayah laut
hingga es di struktur awan, semakin (Samudra Hindia) sebelah barat Kota
Bengkulu (Gambar 6).

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 15


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

Gambar 6. Citra radar BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu untuk wilayah
Bengkulu (09.00 WIB tanggal 20 Agustus 2022 - 07.00 WIB tanggal 21 Agustus 2022)

Cakupan awan konvektif Cb kembali menghasilkan awan hujan


masuk ke wilayah Kota Bengkulu Cumulonimbus dengan ukuran yang
pada pukul 23.00 WIB (16.00 UTC) besar hingga ratusan sampai ribuan
hingga pukul 07.00 WIB (00.00 UTC) km dengan rentang hidup lebih dari
tanggal 21 Agustus 2022. Jika dilihat tiga jam [10]. Pada saat hujan ekstrim
dari ukuran, luas, dan periode tanggal 20-21 Agustus 2022, awan
kehidupannya, awan hujan ini Cumulonimbus mencapai lebih dari
termasuk fenomena Meso-scale 200 km dengan umur hingga lebih
Convective System (MCS). Menurut dari 8 jam di daerah sekitar Kota
Paski dkk (2020). Fenomena MCS Bengkulu. MCS bergerak dari arah

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 16


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

barat (Samudra Hindia) pada malam ini sesuai dengan pola angin yang
hari dan bergerak dari timur (menuju ditunjukkan pada gambar 5c dan 5d.
Samudra Hindia) pada pagi hari. Hal

Gambar 7. Tampilan data radiosonde Stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu untuk


wilayah Bengkulu pukul 07.00 WIB tanggal 20 Agustus 2022.

Tabel 1. Indeks-indeks stabilitas atmosfer pada pukul 07.00 WIB tanggal 20 Agustus
2022 dari pengamatan Radiosonde.

Indeks Nilai Analisis

KI 35.9 Potensi konvektifitas sedang

LI - 1.0 Potensi konvektifitas sedang

SI -0.7 Potensi konvektifitas sedang

TT 40.1 Potensi konvektifitas lemah

CAPE 129.7 Kg/J Potensi konvektifitas lemah

SWEAT 202.5 Potensi konvektifitas sedang

Selain citra radar cuaca, analisis Dari hasil pengolahan data


cuaca skala lokal menggunakan Radiosonde, terlihat adanya potensi
pengamatan udara atas (Upper Air pertumbuhan awan konvektif dan
Observation). Dalam kajian ini awan tinggi di wilayah Bengkulu (lihat
digunakan analisis data Radiosonde Gambar 7). Selain itu, dari
sebagai data observasi udara atas. pengamatan udara atas juga terlihat
Berdasarkan data pengamatan vertical wind shear di lapisan
radiosonde yang dilakukan oleh menengah sehingga ada potensi
Stasiun Meteorologi Fatmawati pertumbuhan awan-awan konvektif
bengkulu pada tanggal 20 Agustus penyebab badai guntur dan hujan
2022 jam 07.00 WIB (00.00 UTC). lebat.

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 17


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

Analisis lain dilakukan dengan melihat adanya pertumbuhan awan konvektif


kondisi stabilitas atmosfer, dilakukan secara masif di wilayah Samudra
pengolahan tambahan dengan Hindia yang bergerak menuju Kota
melihat indeks-indeks stabilitas Bengkulu.
atmosfer. BMKG terutama Pusat
Meteorologi Penerbangan telah Ucapan Terima Kasih
memberikan arahan untuk indeks-
indeks yang dapat dijadikan acuan Penulis mengucapkan terima kasih
untuk mengetahui kondisi stabilitas kepada Pusat Meteorologi Publik
atmosfer, diantaranya KI, LI, SI, TT, BMKG yang telah menyediakan data-
CAPE dan Precipitable Water. data dalam kajian ini, serta individu
Indeks-indeks yang digunakan atau pihak-pihak yang memberikan
dianalisis berdasarkan kriteria dari bantuan.
penelitian Wirjohamidjojo dan Daftar Pustaka
Swarinoto (2014) [16]. Dilihat dari nilai
indeks stabilitas (Tabel 1), pada [1] Sindonews. (2022). Banjir di
tanggal 20 Agustus 2022, wilayah Kota Bengkulu, 576 Rumah di 6
Bengkulu menunjukkan kondisi Kelurahan Terendam.
atmosfer labil dengan potensi (https://daerah.sindonews.com/re
konvektifitas lemah hingga sedang ad/862365/174/banjir-di-kota-
dengan kandungan uap air yang bengkulu-576-rumah-di-6-
cukup besar. Sehingga dapat kelurahan-terendam-
berpotensi pertumbuhan awan 1661072911) (diakses pada 6
konvektif yang terbentuk secara masif September 2022)
pada pagi hingga siang hari dan
mengindikasikan adanya potensi [2] Sulistio, E.M.A., Tambengi,
terjadinya hujan lebat disertai dengan C.F.J. dan Samana, F.R.A.
thunderstorm pada siang hari hingga (2020). Analisis Kondisi Atmosfer
malam hari. Saat Kejadian Hujan Lebat
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya
4. Kesimpulan (Studi Kasus: Jakarta Tanggal 07
April 2019). Prosiding Seminar
Data pengukuran di Stasiun BMKG Nasional Penginderaan Jauh ke-
menunjukan adanya hujan dengan 6 Tahun 2019.
intensitas lebat hingga ekstrim terjadi
di wilayah Kota Bengkulu pada 20-21 [3] Paski, J.A.I. (2014). Analisis
Agustus 2022. Dari hasil analisis Kejadian Cuaca Ekstrim Tanggal
dinamika atmosfer skala global 20 April 2014 di Kota Bengkulu
menunjukkan bahwa pada saat hujan Memanfaatkan Citra Radar dan
ekstrim penyebab kejadian banjir Satelit. Buletin Balwil II
menunjukan adanya potensi La Nina BMKG, 4(9).
lemah, IOD negatif, gelombang
Rossby dan gelombang Kelvin yang [4] Ratnam, M.V., Santhi, Y.D.,
memberikan pengaruh terhadap Rajeevan, M., and Rao, S.V.B.
kondisi cuaca di wilayah Indonesia. (2013). Diurnal variability of
Kondisi SST yang cukup hangat stability indices observed using
dengan anomali positif serta adanya radiosonde observations over a
pertemuan dan belokan angin tropical station: comparison with
(Shearline) yang mendukung potensi microwave radiometer
pertumbuhan awan yang measurements. Atmospheric
menghasilkan hujan lebat di wilayah Research. 124:2133.
Pesisir barat Bengkulu. Citra radar
dan data udara atas menunjukkan

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 18


VOL.3 NO.5 SEPTEMBER 2022 : 10-19 P-ISSN 2716-0130
Jaka Anugrah Ivanda Paski

[5] Pertiwi, D.A. dan Paski, J.A.I. & Teknologi Modifikasi


(2022). Analisis Dinamika Cuaca, 19(2), 75-81.
Atmosfer Kejadian Hujan Ekstrim
(Studi Kasus Banjir Di Tangerang [12] Latos, B., Lefort, T., Flatau, M.K.,
Selatan 7 November Flatau, P.J., Permana, D.S.,
2021). Buletin Meterologi, Baranowski, D.B., Paski, J.A.,
Klimatologi dan Geofisika, 2(2), Makmur, E., Sulystyo, E.,
pp.1-10. Peyrillé, P. and Feng, Z., (2021).
Equatorial waves triggering
[6] Tjasyono, B., Juaeni, I., dan extreme rainfall and floods in
Harijono, S.W.B. (2007). Proses southwest Sulawesi,
meteorologis bencana banjir di Indonesia. Monthly Weather
Indonesia. Jurnal Meteorologi Review, 149(5), pp.1381-1401.
dan Geofisika. 8(2):64-78.
[13] Baranowski, D.B., Flatau, M.K.,
[7] Rohmawati, F.Y., Turyanti, A. Flatau, P.J., Karnawati, D.,
dan Prasasti, I. (2015). Kondisi Barabasz, K., Labuz, M., Latos,
Atmosfer pada Kejadian Banjir B., Schmidt, J.M. and Paski, J.A.,
Desember 2007 sampai Januari 2020. Social-media and
2008 di Kabupaten newspaper reports reveal large-
Bojonegoro. Jurnal Meteorologi scale meteorological drivers of
dan Geofisika, 16(2). floods on Sumatra. Nature
communications, 11(1), pp.1-10.
[8] Hanifah, A., dan Endarwin.
(2011). Analisis intensitas curah [14] Ferrett, S., S. Woolnough, K.
hujan wilayah Bandung pada Hodges, C. Holloway, J. Methven
awal 2010. Jurnal Meteorologi and G-Y Yang, (2019). Linking
dan Geofisika.12(2):145149. Extreme Precipitation in
Southeast Asia to Equatorial
[9] Paski, J.A.I., Permana, D.S., Waves , QJRMS.
Sepriando, A. dan Pertiwi, D.A.S.
(2017). Analisis Dinamika [15] Saragih, I.J.A., Kristianto, A.,
Atmosfer Kejadian Hujan Es Silitonga, A.K. and Paski, J.A.I.,
Memanfaatkan Citra Radar dan (2017). Kajian Dinamika
Satelit Himawari-8 (Studi Kasus: Atmosfer saat Kejadian Hujan
Tanggal 3 Mei 2017 di Kota Lebat di Wilayah Pesisir Timur
Bandung). Prosiding Seminar Sumatera Utara Menggunakan
Penginderaan Jauh ke -4. Model WRF-ARW dan Citra
Satelit Himawari-8. Unnes
[10] Paski, J.A., Alfahmi, F., Physics Journal, 6(1), pp.25-30.
Permana, D.S. and Makmur, E.E.
(2020). Reconstruction of [16] Wirjohamidjojo, S., dan
Extreme Rainfall Event on Swarinoto, Y.S. (2014). Indeks
September 19-20, 2017, Using a dan Peredaran Atmosfer Tropik.
Weather Radar in Bengkulu of Badan Meteorologi Klimatologi
Sumatra Island. The Scientific dan Geofisika.
World Journal.

[11] Hidayat, A. M., Efendi, U.,


Agustina, L., & Winarso, P. A.
(2018). Korelasi Indeks Nino 3.4
dan Southern Oscillation Index
(SOI) dengan Variasi Curah
Hujan di Semarang. Jurnal Sains

BULETIN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA 19

Anda mungkin juga menyukai