Anda di halaman 1dari 53

COVER

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

BULETIN

STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG


Jl. PRAMUKA NO. 1 SINTANG, KALIMANTAN BARAT
Telp : (0565) 21013

Email : stamet.sintang@yahoo.com / stamet.sintang@bmkg.go.id

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | ii


KATA PENGANTAR
SUSUNAN REDAKSI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
PENANGGUNG JAWAB memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga telah
Supriandi, SP, M.Si Terbit Buletin Cuaca Edisi Desember 2020 Stasiun
Meteorologi Susilo Sintang. Kami mengharapkan melalui
PEMIMPIN REDAKSI buletin ini dapat mempermudah kita dalam mengenal
Marheden
karakteristik cuaca dan dapat membantu dalam prakiraan
cuaca wilayah setempat khususnya Sintang, Kalimantan
DESAIN / PRODUKSI
Barat.
Chahya Putra Nugraha, S.Tr
Ida Bagus Gauttama B.D., S.Tr Terima kasih kepada seluruh pegawai dan staf
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang atas kelengkapan data
EDITOR secara rutin sehingga dapat mempermudah dalam
Saifudin Zukhri, S.Tr
pembuatan buletin ini.
Irma Dewita Sari, S.Tr
Agar buletin ini dapat terbit secara rutin, maka saya
PENULIS mengharapkan kontribusi setiap anggota dan pengurus
Syahbudin, A.Md buletin Stasiun Meteorologi Susilo Sintang agar lebih
Annisa Nazmi Azzahra, S.Tr berperan aktif baik dalam penulisan maupun penerbitan.
Ananggirieza Nugraha, S.Tr
Demi peningkatan kualitas informasi dalam buletin
Siwi Kuncorojati, S.Tr
ini, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan pendapat
DISTRIBUSI dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan
Willi Pramono, A.Md dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait dan
M. Gilang Bagus Sahputra, A.Md. masyarakat umum.

ALAMAT
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang

Jl. Pramuka No. 1 Sintang, Kalimantan


Barat
Telp : (0565) 21013
Email : stamet.sintang@yahoo.com /
stamet.sintang@bmkg.go.id

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | iii


KATA PENGANTAR
Susunan Redaksi
Daftar Isi iii
Daftar Istilah Meteorologi
ISI
KONDISI ASTMOSFER
Analisis Global
Analisis Regional
Analisis Lokal
1
PROSPEK
KONDISI ASTMOSFER
DAFTAR

Prakiraan ENSO
Prakiraan IOD
Prakiraan Anomali SPL
17
Prakiraan Curah dan Sifat Hujan

27
RANGKUMAN
Kondisi Atmosfer November 2020
Prospek Kondisi Atmosfer Desember 2020-Januari
2021

KEGIATAN
STAMET SINTANG 31
LENSA METEOROLOGI
Mengenal Cuaca Ekstrem: Squall Line
Barometer Aneroid
38
DAFTAR ISTILAH METEOROLOGI

Cuaca: Kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat di suatu tempat


dalam waktu yang relatif singkat.

Iklim: Keadaan cuaca rata-rata dalam cakupan waktu yang panjang


dan cakupan wilayah yang luas.

Curah Hujan: Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar


hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap, dan
tidak mengalir. Curah hujan satu milimeter artinya dalam luasan
satu meter persegi pada suatu tempat yang datar tertampung air
setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter
.
Sifat Hujan: Perbandingan jumlah curah hujan pada periode
tertentu terhadap normal curah hujan pada periode tertentu; Atas
Normal (AN): curah hujan > 115%; Normal (N): curah hujan 85%
- 115%; Bawah Normal (BN): curah hujan <85%.

Kelembapan Udara: Perbandingan jumlah uap air di udara dengan


jumlah udara pada temperatur tertentu yang dinyatakan dalam
persen (%).

Suhu Permukaan Laut: Suhu yang didapat dari hasil pengukuran


lapisan permukaan laut.

Visibility (Jarak Pandang): Tingkat kejernihan (transparansi) dari


atmosfer, yang berhubungan dengan penglihatan manusia yang
dinyatakan dalam satuan jarak.

El Nino: Kondisi terjadinya peningkatan suhu muka laut di ekuator


Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.

La Nina: Kondisi terjadinya penurunan suhu muka laut di ekuator


Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.

Dipole Mode (IOD): Fenomena interaksi laut-atmosfer di


Samudera Hindia berdasarkan selisih antara anomali suhu muka
laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat
Sumatera.

Southern Oscillation Index (SOI): Nilai indeks berdasarkan


perbedaan atau selisih Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara
Tahiti dan Darwin.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | v


KONDISI
ATMOSFER
BULETIN METEOROLOGI EDISI JANUARI 2021

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang |1


ANALISIS GLOBAL
Cuaca terbentuk dari suatu rangkaian fenomena dinamika atmosfer yang terjadi
di bumi. Dalam rangka mempermudah analisis dinamika atmosfer, skala cuaca dibagi
menjadi 3, yaitu skala global, regional, dan lokal. Berikut kami sampaikan kondisi
dinamika atmosfer skala global yang mana ruang lingkupnya sangat luas.

A. Analisis Suhu Permukaan Laut (SPL)


Sebagai salah satu sumber utama air di bumi, laut memiliki peranan yang
penting dalam proses pembentukan cuaca terutama hujan. Hal ini dikarenakan hujan
terjadi disebabkan oleh adanya penguapan air yang ada di bumi oleh matahari, dan laut
merupakan sumber air yang terluas di bumi ini. Keadaan SPL tentunya juga
berpengaruh dalam proses penguapan ini. Untuk membantu menganalisis SPL,
digunakan nilai anomali terhadap keadaan normalnya. Semakin tinggi nilai anomali
SPL maka semakin mudah pula terjadi penguapan sehingga dapat menambah suplai
uap air di udara dan membentuk awan-awan yang menyebabkan hujan. Sebaliknya,
ketika nilai anomali SPL rendah maka air laut akan sulit menguap sehingga tidak ada
suplai tambahan uap air di udara.
Berikut kami tampilkan nilai anomali SPL bulan Maret 2021 pada Gambar 1.

Gambar 1 Anomali Suhu Permukaan Air Laut (SPL)


Sumber : www.esrl.noaa.gov

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 2


Secara umum anomali SPL perairan sekitar Kalimantan Barat menunjukkan
nilai 0,0 s.d. -0,4 (netral), yang memiliki arti bahwa SPL pada bulan Maret 2021 kurang
lebih sama dengan keadaan normalnya. Hal tersebut menunjukkan indikasi bahwa tidak
terdapat tambahan suplai uap air dari laut yang dapat membentuk awan hujan.

B. Analisis Madden Julian Oscillation (MJO)


Fenomena ini erat kaitannya dengan suplai uap air yang dapat mempengaruhi
kejadian hujan di beberapa wilayah Indonesia. Indeks MJO ini terbagi menjadi 8 fase.
MJO ini dikatakan mempengaruhi wilayah Indonesia jika memasuki fase 3 & 4.
Berikut merupakan analisis MJO bulan Maret.

Gambar 2 Diagram Penjalaran MJO


Sumber : www.bom.gov.au

Gambar 2 di atas merupakan diagram penjalaran MJO bulan Maret (garis hijau),
Februari (garis merah), dan April (garis biru). Berdasarkan gambar di atas, garis
indikator MJO berada di fase 3 & 4 pada tanggal 26 sampai dengan 31 bulan Maret
dengan posisi di luar lingkaran. Hal tersebut mengindikasikan MJO berada dalam fase
yang kuat saat melalui wilayah Indonesia. Oleh karena itu, MJO terindikasi memiliki
kontribusi yang cukup kuat terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia
termasuk Kabupaten Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 3


C. Analisis El-Nino Southern Oscillation (ENSO)
ENSO ini merupakan suatu indeks yang dapat mempresentasikan tentang
kondisi fenomena cuaca global berupa El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino
menyebabkan kurangnya konveksi atau pertumbuhan awan yang berimbas pada
minimnya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Sedangkan La-Nina
merupakan kondisi kebalikannya, dimana fenomena ini menyebabkan meningkatnya
konveksi atau pertumbuhan awan yang berimbas pada tingginya frekuensi hujan di
beberapa wilayah di Indonesia. ENSO merupakan sebuah indeks perbedaan suhu muka
laut antara samudera pasifik bagian barat (dekat dengan Indonesia) dan bagian timur
(dekat dengan Amerika). Berikut kami sampaikan analisis ENSO pada Gambar 3.

Gambar 3 El-Nino Southern Oscillation (ENSO)


Sumber : www.bom.gov.au

Fenomena cuaca global El-Nino terindikasi aktif jika ENSO menunjukkan nilai
diatas +0,5, sedangkan fenomena cuaca global La-Nina terindikasi aktif jika ENSO
menunjukkan nilai dibawah -0,5. Berdasarkan gambar di atas, pada bulan Maret
umumnya indeks ENSO berada dibawah -0,5 dan bergerak positif mendekati angka -
0,5. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena La-Nina masih aktif namun berada dalam
fase lemah dan berangsur netral. Fenomena La-Nina yang lemah menuju netral ini
terindikasi tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kejadian hujan di wilayah
Indonesia termasuk Kabupaten Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 4


D. Analisis Indian Ocean Dipole (IOD)
Lokasi Indonesia yang berdekatan dengan Samudera Hindia juga berpengaruh
dalam pembentukan cuaca di Indonesia ini. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa laut
juga memiliki peranan penting dalam membangun cuaca yang terjadi di bumi ini.
Fenomena IOD ini merupakan suatu fenomena naik turunnya suhu permukaan laut
yang dapat mempengaruhi cuaca khususnya hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
Fenomena IOD ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase positif dan negatif. Fase IOD
negatif menambah suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan fase
IOD positif menambah suplai uap air di wilayah India. Untuk mengetahui fase dipole
mode perlu dianalisis menggunakan Indeks IOD.

Gambar 4. Indeks IOD


Sumber : www.bom.gov.au

Berdasarkan gambar 4 di atas garis indeks IOD bulan Maret masih berada pada
kisaran nilai 0 s.d. -0,3, mengindikasikan bahwa IOD sedang dalam fase netral dan
terindikasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konveksi
yang berpengaruh terhadap kejadian hujan khususnya di wilayah Kabupaten Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 5


ANALISIS REGIONAL
A. Analisis Relative Humidity (Kelembapan Udara)

Kelembapan atau Relative Humidity (RH) pada Gambar 5 menunjukkan


banyaknya konsentrasi uap air di udara. Secara umum prosentase nilai RH di wilayah
Kabupaten Sintang menunjukkan kondisi yang kering, sesuai dengan sedikitnya
kejadian hujan. Pada lapisan 925 mb (sekitar 762 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata
75% s.d. 80%, pada lapisan 850 mb (sekitar 1458 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata
70% s.d. 80%, pada lapisan 700 mb (sekitar 3013 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata
70% s.d. 80%, dan pada lapisan 500 mb (sekitar 5576 mdpl) memiliki nilai RH rata-
rata 65% s.d. 75%.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 6


Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 7
Gambar 5 Kelembapan Udara (RH) Per Lapisan
Sumber : www.esrl.noaa.gov

B. Analisis Streamline

Gambar 6 Streamline Angin Lapisan 925mb


Sumber : www.esrl.noaa.gov

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 8


Streamline atau garis angin merupakan kondisi arah pergerakan angin secara
umum. Gambar 6 menunjukkan proyeksi rata-rata arah dan kecepatan angin pada bulan
Februari. Legenda di bawah gambar menunjukkan nilai kecepatan angin dengan satuan
knots. Terdapat belokan angin atau shear dan pelambatan angin di sekitar wilayah selat
Makassar, yang terindikasi menarik massa udara di sekitarnya sehingga awan hujan
sangat mudah terbentuk di atas wilayah tersebut sedangan wilayah lain di sekitarnya
sedikit awan hujan.

ANALISIS LOKAL
A. Suhu Udara

Gambar 7 Grafik Suhu Udara Bulan Maret di Sintang

Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa suhu udara rata-rata harian yang tercatat
di Stasiun Meteorologi Sintang berkisar antara 23,9°C – 28,5°C. Suhu udara
maksimum harian berkisar antara 26,6°C – 35,4°C dengan suhu maksimum tertinggi
terjadi pada tanggal 1 dan 6 Maret 2021. Suhu minimum harian bulan Maret 2021
berkisar antara 21,4°C – 25,0°C dengan suhu minimum terendah terjadi pada 18 Maret
2021.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 9


B. Angin

Gambar 8 WindRose Stamet Susilo Sintang bulan Maret 2021

Analisis angin lokal menggunakan aplikasi WindRose dengan data pengamatan


Stasiun Meteorologi Susilo Sintang sebagai acuan. Gambar 8 menunjukkan frekuensi
rata-rata arah angin (berhembus dari) di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Pada
bulan Maret umumnya angin berhembus dari arah timur laut dengan kecepatan rata-rata
2,9 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yang tercatat yaitu 22 km/jam terjadi pada
24 Maret pukul 16.00 WIB.

C. Kelembapan Udara
Pada Gambar 9 terlihat bahwa kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat
di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang pada bulan Maret 2021 berkisar antara 78% –
96% dengan kelembapan rata– rata minimum terjadi pada tanggal 1 dan 2 Maret 2021,
sedangkan kelembapan rata – rata maksimum terjadi pada 27 Maret 2021.
Kelembapan udara maksimum harian sebesar 97 – 100% dengan kelembapan
maksimum tertinggi terjadi sebanyak 11 kejadian pada bulan Maret 2021. Sedangkan,
kelembapan minimum harian bulan Maret 2021 berkisar antara 40% – 85% dengan
kelembapan minimum terendah terjadi pada tanggal 12 Maret 2021.
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 10
Gambar 9 Grafik Kelembapan Udara Bulan Maret di Sintang

D. Tekanan Udara

Gambar 10 Grafik Tekanan Udara Bulan Maret di Sintang

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 11


Pada Gambar 10 menunjukkan grafik tekanan udara rata – rata, maksimum, dan
minimum harian di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang selama bulan Maret 2021.
Tekanan udara rata-rata harian yang tercatat berkisar antara 1003,4 – 1008,3 mb
dengan tekanan udara rata-rata harian tertinggi tercatat terjadi pada tanggal 4 Maret
2021 dan terendah tercatat pada tanggal 31 Maret 2021. Selain itu, tekanan udara
maksimum harian berkisar antara 1005,3 – 1010,6 mb dengan puncak tekanan udara
maksimum tertinggi tercatat pada tanggal 9 Maret 2021. Tekanan udara minimum
harian bulan Maret 2021 berkisar antara 999,7 – 1005,1 mb dengan tekanan udara
minimum terendah terjadi pada tanggal 31 Maret 2021.

E. Visibility (Jarak Pandang)

Gambar 11 Grafik Jarak Pandang Bulan Maret di Sintang

Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui bahwa jarak pandang yang tercatat


pada bulan Maret 2021 berkisar antara 300 – 10.000 meter dengan jarak pandang
maksimum per hari berkisar 5.000 – 10.000 meter sedangkan jarak pandang minimum
per hari berkisar antara 300 – 4000 meter. Jarak pandang mendatar terendah tercatat
terjadi pada tanggal 4 Maret 2021. Jarak pandang <1.000 meter tercatat berjumlah 10
kejadian yang diakibatkan adanya kabut tebal (fog).

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 12


F. Curah Hujan

Gambar 12 Grafik Curah Hujan Bulan Maret di Sintang

Gambar 12 menunjukkan grafik curah hujan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang


bulan Maret 2021. Jumlah curah hujan bulan Maret 2021 tercatat sebesar 310 mm
dengan curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 25 Maret 2021 sebesar 64 mm. Curah
hujan pada bulan Maret 2021 yang terjadi di wilayah Kabupaten Sintang termasuk
dalam kategori menengah karena berada dalam kisaran nilai 100 - 1500 mm per bulan.
Berdasarkan grafik di atas terdapat 3 kejadian hujan lebat (50 – 100 mm/hari), 1
kejadian hujan sedang (20 – 50 mm/hari), 8 kejadian hujan ringan (5 – 20 mm/hari),
dan 7 kejadian hujan sangat ringan (1 - 5 mm/hari) di wilayah Kabupaten Sintang.

G. Penyinaran Matahari
Pada Gambar 13 menunjukkan lamanya penyinaran matahari bulan Maret 2021.
Tercatat bahwa pada pukul 07.00 – 18.00 penyinaran matahari berkisar antara 0,0 –
10,0 jam. Penyinaran matahari minimum terjadi 4 kejadian di bulan Maret 2021,
sedangkan penyinaran maksimum terjadi pada tanggal 17 Maret 2021.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 13


Gambar 13 Grafik Penyinaran Matahari Bulan Febuari di Sintang
H. Keadaan Cuaca

Gambar 14 Grafik Kejadian Cuaca Khusus Bulan Maret di Sintang

Keadaan cuaca pada bulan Februri 2021 (Gambar 14) didominasi keadaan hujan.
Hal ini terlihat pada hasil pengamatan terdapat 19 kejadian hujan dengan intensitas
ringan hingga lebat, 20 kejadian petir/guntur, 7 kejadian kilat, dan 10 kejadian kabut.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 14


I. Titik Panas (Hotspot)
Gambar 15 di bawah ini menunjukkan banyaknya titik panas (hotspot) yang
teramati oleh satelit di Kabupaten Sintang di bulan Maret 2021. Dari grafik tersebut
dapat kita lihat bahwa jumlah titik panas yang terdeteksi di wilayah Kabupaten Sintang
sebanyak 1 titik selama bulan Maret 2021. Titik panas tersebut terjadi pada tanggal 4
Maret 2021.

Gambar 15 Grafik Hotspot Harian Kabupaten Sintang Bulan Maret 2021

Gambar 16 menunjukkan sebaran titik panas (hotspot) per Kecamatan di


wilayah Kabupaten Sintang selama bulan Maret 2021. Berdasarkan grafik tersebut,
dapat kita lihat bahwa titik panas terdeteksi di Kecamatan Binjai Hulu dengan jumlah 1
titik.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 15


Gambar 16 Grafik Hotspot per Kecamatan di Kabupaten Sintang Bulan Maret 2021

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 16


PROSPEK
KONDISI ATMOSFER
BULETIN METEOROLOGI EDISI JANUARI 2021

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 17


PRAKIRAAN ENSO
Fenomena ENSO merupakan fenomena global yang cukup penting untuk
dipertimbangkan dalam mengambarkan kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Hasil dari
beberapa kajian ilmiah menyatakan bahwa pada saat terjadi fenomena ENSO, beberapa
wilayah di Indonesia mengalami penurunan ataupun peningkatan curah hujan. Saat
ENSO mengindikasikan kondisi EL Nino, beberapa wilayah Indonesia mengalami
penurunan curah hujan. Kemudian, pada saat ENSO mengindikasikan La Nina, di
beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan.

Gambar 17 Grafik Prakiraan Indeks Nino 3.4


Sumber: http://www.bom.gov.au
Pada bulan April 2021 kondisi ENSO yang ditunjukkan Gambar 17 secara
umum diprediksikan dalam kondisi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata
anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada dalam kisaran nilai 0,0°
hingga -0,4°C.
Selanjutnya, hasil prediksi kondisi ENSO pada bulan Mei 2021 juga
diprediksikan berada dalam kondisi normal dengan nilai rata-rata anomali suhu
permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada pada kisaran nilai 0,0° hingga -0,4°C.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 18


Hasil analisis tentang prediksi Nino 3.4 periode April dan Mei 2021
menunjukkan bahwa kondisi ENSO dalam keadaan normal. Hal ini mengindikasikan
bahwa fenomena ENSO diprediksi tidak berpengaruh terhadap kondisi cuaca di
wilayah Indonesia khususnya Kabupaten Sintang untuk dua bulan ke depan.

PRAKIRAAN IOD
Dipole Mode merupakan fenomena interaksi antara lautan dengan atmosfer
yang terjadi di Samudera Hindia yang ditandai dengan anomali suhu permukaan laut
antara Samudera Hindia Barat dengan Samudera Bagian Timur. Fenomena ini turut
mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat.
Adanya fenomena Dipole Mode dapat memberikan pengaruh berupa terjadinya
peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Proses identifikasi
kemungkinan terjadinya fenomena Dipole Mode dilakukan dengan menganalisis hasil
pemodelan indeks IOD dari BOM Australia selama dua bulan kedepan.

Gambar 18 Grafik Prakiraan IOD


Sumber: http://www.bom.gov.au

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 19


Hasil pemodelan prediksi indeks Dipole Mode (IOD) ditunjukkan pada Gambar
18 yang menunjukkan bahwa secara umum fenomena Dipole Mode pada bulan April
2021 diprediksi dalam keadaan normal. Hal ini ditandai dengan rata-rata nilai IOD
secara rata-rata (mean) berada dalam kisaran nilai 0,0°C hingga 0,4°C.
Begitu juga dengan fenomena Dipole Mode pada bulan Mei 2021 menunjukkan
kondisi Dipole Mode dalam keadaan normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks
IOD rata-rata berada pada kisaran 0,0°C hingga -0,4°C.
Hasil analisis prediksi pemodelan indeks IOD selama periode April 2021 hingga
Mei 2021 menunjukkan Dipole Mode dalam keadaan normal. Hal ini mengindikasikan
bahwa fenomena Dipole Mode tidak berpengaruh terhadap penambahan suplai uap air
di wilayah Indonesia bagian barat termasuk di Kabupaten Sintang.

PRAKIRAAN ANOMALI SPL


A. Prakiraan Bulan April 2021

Gambar 19 Prakiraan Anomali SPL April 2021


Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 20
Dengan merujuk pada hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu
permukaan laut lembaga layanan cuaca nasional Amerika Serikat (NOAA) yang
ditunjukkan Gambar 19, dapat dikatakan bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah
perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan April 2021 diprediksi cenderung
lebih hangat dari rata – rata normalnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai anomali suhu
permukaan laut (warna oranye) untuk wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat
yang secara umum berada pada rentang nilai anomali 0,5°C hingga 1,0°C. Berdasarkan
nilai anomali suhu permukaan laut tersebut, diprakirakan akan mendukung suplai uap
air di wilayah Kabupaten Sintang.

B. Prakiraan Bulan Mei 2021

Gambar 20 Prakiraan Anomali SPL Mei 2021


Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov

Berdasarkan hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut


yang ditunjukkan Gambar 20 terlihat bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah
perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Mei 2021 diprediksi menunjukkan
nilai anomali suhu permukaan laut yang tidak jauh berbeda dari rata - rata normalnya

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 21


(warna kuning) dengan rentang nilai 0,25°C hingga 0,5°C. Berdasarkan nilai anomali
suhu permukaan laut tersebut, diprakirakan suplai uap air dari perairan barat
Kalimantan Barat kurang mendukung pembentukan awan di wilayah Kabupaten
Sintang.

PRAKIRAAN CURAH DAN SIFAT HUJAN


Prakiraan curah hujan merupakan prakiraan potensi besarnya curah hujan yang
terjadi pada suatu wilayah. Prakiraan curah hujan dikategorikan menjadi empat, yaitu
rendah (<100 mm), menengah (101 – 300 mm), tinggi (301 – 400 mm), dan sangat
tinggi (>400). Sedangkan, prakiraan sifat hujan merupakan prakiraan potensi sifat
hujan yang terjadi di suatu wilayah terhadap normal curah hujannya. Prakiraan sifat
hujan dikategorikan menjadi tiga, yaitu Bawah Normal, Normal, dan Atas Normal.

A. Prakiraan Bulan April 2021

Gambar 21 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan April 2021
Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 22


Gambar 22 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan April 2021
Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id
Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah
Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 201 – 300 mm dengan
kategori menengah. Sedangkan, Gambar 22 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di
wilayah Sintang secara umum berada pada kategori Bawah Normal hingga Normal.
Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan April 2021 pada setiap kecamatan
di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan April di Kabupaten Sintang
Curah Hujan
No. Nama Kecamatan Kategori Sifat Hujan
(mm)
1 Ambalau 201 – 300 Menengah Bawah Normal
2 Binjai Hulu 201 – 300 Menengah Normal
3 Dedai 201 – 300 Menengah Bawah Normal
4 Kayan Hilir 201 – 300 Menengah Bawah Normal
5 Kayan Hulu 201 – 300 Menengah Bawah Normal
6 Kelam Permai 201 – 300 Menengah Bawah Normal

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 23


7 Ketungau Hilir 201 – 300 Menengah Normal
8 Ketungau Hulu 201 – 300 Menengah Bawah Normal
9 Ketungau Tengah 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
10 Sungai Tebelian 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
11 Sepauk 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
12 Serawai 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
13 Sintang 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
14 Tempunak 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal

B. Prakiraan Bulan Mei 2021


Berdasarkan Gambar 23 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah
Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 161 – 300 mm dengan
kategori menengah. Selain itu, Gambar 24 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di
wilayah Sintang berada pada kategori Bawah Normal hingga Normal.

Gambar 23 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan Mei 2021
Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 24


Gambar 24 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan Mei 2021
Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan Mei 2021 pada setiap kecamatan di
wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Mei di Kabupaten Sintang
Curah Hujan
No. Nama Kecamatan Kategori Sifat Hujan
(mm)
1 Ambalau 201 – 300 Menengah Bawah Normal

2 Binjai Hulu 201 – 300 Menengah Bawah Normal


3 Dedai 201 – 300 Menengah Bawah Normal
4 Kayan Hilir 201 – 300 Menengah Bawah Normal
5 Kayan Hulu 201 – 300 Menengah Bawah Normal
6 Kelam Permai 201 – 300 Menengah Bawah Normal
7 Ketungau Hilir 201 – 300 Menengah Bawah Normal
8 Ketungau Hulu 161 – 300 Menengah Bawah Normal
9 Ketungau Tengah 201 – 300 Menengah Bawah Normal
10 Sungai Tebelian 201 – 300 Menengah Bawah Normal

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 25


11 Sepauk 201 – 300 Menengah Bawah Normal
12 Serawai 201 – 300 Menengah Bawah Normal
13 Sintang 201 – 300 Menengah Bawah Normal - Normal
14 Tempunak 201 – 300 Menengah Bawah Normal

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 26


RANGKUMAN
BULETIN METEOROLOGI EDISI JANUARI 2021

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 27


KONDISI ATMOSFER Maret 2021
Kondisi dinamika atmosfer secara global berpengaruh terhadap terjadinya hujan
di wilayah Kabupaten Sintang. Hal ini terlihat dari MJO yang sempat memasuki fase 3
dan 4 pada akhir bulan, serta indeks Nino 3.4 yang masih menunjukkan kondisi La
Nina lemah. Sedangkan, kondisi dinamika atmosfer secara regional menunjukkan pola
angin lapisan 925 mb menunjukkan adanya konvergensi di timur Kalimantan Barat,
yang terindikasi menarik massa udara di sekitarnya sehingga awan hujan sangat mudah
terbentuk di atas wilayah tersebut. Hal ini tentu memiliki berpengaruh terhadap
pembentukan cuaca di wilayah Kabupaten Sintang.
Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang selama bulan Maret 2021
sebagai berikut:
 Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 23,9°C – 28,5°C, suhu udara
maksimum tercatat sebesar 35,4°C terjadi pada tanggal 1 dan 6 Maret 2021, dan
suhu minimum harian tercatat sebesar 21,4°C terjadi pada 18 Maret 2021.
 Secara umum angin berhembus dari arah timur laut dengan kecepatan rata-rata
2,9 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yang tercatat yaitu 22 km/jam
terjadi pada 24 Maret pukul 16.00 WIB.
 Kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat berkisar antara 78% – 96%
dengan kelembapan udara harian tertinggi 100% terjadi sebanyak 11 kejadian
pada buan Maret dan kelembapan minimum terendah senilai 40% terjadi pada
tanggal 12 Maret 2021.
 Tekanan udara rata-rata harian yang tercatat berkisar antara 1003,4 – 1008,3 mb
dengan tekanan udara maksimum sebesar 1010,6 mb tercatat pada tanggal 9
Maret 2021 dan tekanan udara minimum sebesar 999,7 mb terjadi pada tanggal
31 Maret 2021.
 Tercatat bahwa jarak pandang bulan Maret berkisar antara 300 – 10.000 meter.
Jarak pandang mendatar sebesar <1000 meter tercatat pada 10 kejadian di bulan
Maret yang diakibatkan adanya kabut tebal.
 Jumlah curah hujan bulan Maret tercatat sebesar 310 mm berada dalam kategori
menengah. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 25 Maret sebesar 64
mm/hari.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 28


 Lama penyinaran matahari berkisar antara 0,0 – 10,0 jam dengan lama
penyinaran maksimum terjadi pada tanggal 17 Maret 2021 dan lama penyinaran
minimum tercatat sebanyak 4 kejadian pada Maret 2021.
 Keadaan cuaca bervarasi antara lain 19 kejadian hujan, 20 kejadian petir/Guntur,
7 kejadian kilat, dan 10 kejadian kabut tebal.
 Titik panas pada bulan Maret tercatat sejumlah 1 titik yang terjadi pada tanggal
4 Maret 2021. Titik panas tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Binjai Hulu.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 29


PROSPEK KONDISI ATMOSFER
April - Mei 2021.
Berdasarkan analisis global bulan April 2021 dan Mei 2021, fenomena ENSO
pada bulan April hingga Mei 2021 diprediksi berada dalam kondisi normal. Kondisi
tersebut tidak berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia
termasuk Kabupaten Sintang. Selanjutnya, Dipole Mode bulan April hingga Mei 2021
juga diprediksi berada pada kategori normal.
Suhu Permukaan Laut (SPL) bulan April di perairan barat wilayah Kalimantan
Barat diprakirakan cenderung lebih hangat dari nilai SPL normalnya sehingga
diprediksi akan mendukung potensi pembentukan awan – awan konvektif di wilayah
Kabupaten Sintang. Sedangkan pada bulan Mei, nilai anomali SPL tidak signifikan
sehingga kurang mendukung potensi pembentukan awan - awan konvektif di wilayah
Kabupaten Sintang.
Prakiraan curah hujan bulan April dan Mei 2021 berada pada kategori
menengah (161 – 300 mm) dengan prakiraan sifat hujan secara umum berada pada
kondisi Bawah Normal hingga Normal.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 30


KEGIATAN
STAMET SUSILO SINTANG
BULETIN METEOROLOGI EDISI JANUARI 2021

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 31


RAPAT PERSIAPAN APEL SIAGA KARHUTLA DAN
SIMULASI
Pada hari Rabu tanggal 3 Maret 2021, dilaksanakan rapat persiapan Apel Siaga
Karhutla dan Simulasi dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana kebakaran
hutan dan lahan tahun 2021 di Kabupaten Sintang. Rapat dilaksanakan di Ruang Rapat
Sekda Kabupaten Sintang dan dihadiri oleh perwakilan Polres, Kodim, SAR, Pemda
Sintang dan BMKG serta instansi terkait lainnya.

Gambar 25 Rapat Persiapan Apel Siaga Karhutla dan Simulasi

BIMBINGAN TEKNIS PENYAMPAIAN INFORMASI


DI RADIO OLEH RRI DAN BIMBINGAN TEKNIS
EDITING DAN PENYAMPAIAN INFORMASI VIDEO
OLEH TVRI
Pada hari Kamis tanggal 4 Maret 2021, dilaksanakan Bimbingan
Teknis Penyampaian Informasi di Radio oleh RRI dan Bimbingan Teknis
Editing dan Penyampaian Informasi Video oleh TVRI. Kegiatan Bimtek ini
dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak.
Bimbingan Teknis ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kompetensi

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 32


pelayanan diseminasi informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika
melalui media eletronik dan penyampaian informasi videografis, kegiatan
ini dihadiri oleh seluruh Kepala UPT BMKG di Kalbar beserta staff.

Gambar 26 Bimbingan Teknis oleh RRI dan TVRI

BIMBINGAN TEKNIS INTERPRETASI DATA


HOTSPOT LAPAN DAN PEMANFAATAN APLIKASI
DI LAPAN UNTUK MENDUKUNG PEMBUATAN
PRAKIRAAN CUACA
Pada hari Jumat tanggal 5 Maret 2021, dilaksanakan Bimbingan Teknis
Interpretasi Data Hotspot Lapan dan Pemanfaatan Aplikasi di Lapan Untuk
Mendukung Pembuatan Prakiraan Cuaca yang dilaksanakan di Ruang Rapat Kantor
Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak. Bimbingan Teknis ini dilaksanakan dalam
rangka peningkatan kompetensi forecaster pada pemanfaatan data hotspot Lapan dan
pemanfaatan aplikasi di Lapan untuk mendukung pembuatan prakiraan cuaca.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 33


Gambar 27 Bimbingan Teknis Pembuatan Prakiraan Cuaca

APEL SIAGA GELAR PASUKAN DAN PERALATAN


DALAM RANGKA KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
BENCANA KARHUTLA DI KABUPATEN SINTANG
TAHUN 2021
Pada hari Rabu tanggal 10 Maret 2021, dilaksanakan Apel Siaga Gelar Pasukan
Dan Peralatan Dalam Rangka Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Kebakaran Hutan
Dan Lahan Tahun 2021 Di Kabupaten Sintang. Kegiatan apel siaga ini dilaksanakan di
Lapangan Bola Satria Sintang (Depan Makodim 1205 Sintang). Stasiun Meteorologi
Sintang diwakili oleh Chahya Putra Nugraha S.Tr selaku Pegawai Stasiun Meteorologi
Susilo Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 34


Gambar 28 Kegiatan Apel Siaga Kesiapsiagaan Karhutla

RAPAT KOORDINASI ANTAR LEMBAGA DALAM


RANGKA UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KARHUTLA
Pada hari Jumat tanggal 12 Maret 2021, dilaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi
Antar Lembaga oleh Polres Sintang dalam rangka upaya pencegahan dan
penanggulangan Karhutla di wilayah hukum Polres Sintang yang dipimpin oleh
Karoops Polda Kalbar. Kegiatan dilaksanakan di Aula BKPM Polres Sintang. Stasiun
Meteorologi Sintang diwakili oleh Ida Bagus Gauttama B.D. S.Tr selaku Pegawai
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 35


Gambar 29 Rapat Penanggulangan Karhutla

PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI


SINTANG TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN
LAHAN BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN
SINTANG
Pada hari Senin tanggal 15 Maret 2021, dilaksanakan kegiatan Rapat dalam
rangka pembahasan Rancangan Peraturan Bupati Sintang tentang Tata Cara Pembukaan
Lahan Bagi Masyarakat di Kabupaten Sintang. Kegiatan rapat tersebut dilaksanakan di
Ruang Rapat Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang. Stasiun Meteorologi Sintang
diwakili oleh Bapak Supriandi SP.M.Si selaku Kepala Stasiun Meteorologi Susilo
Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 36


Gambar 30 Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati Sintang

PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN


PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) KABUPATEN
SINTANG TAHUN 2021 DALAM RANGKA
MENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN SINTANG TAHUN 2022
Pada hari Selasa tanggal 16 Maret 2021, dilaksanakan Pembukaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kabupaten Sintang tahun 2021,
dalam rangka menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Sintang tahun 2022. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Pancasila Sintang.
Stasiun Meteorologi Sintang diwakili oleh Bapak Supriandi SP.M.Si selaku Kepala
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 37


Gambar 31 Pembukaan Musrenbang

RAPAT KOORDINASI PROVINSI KALBAR TAHUN


2021 DI STAMET SINTANG
Pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2021, dilaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi
Provinsi di Stasiun Meteorologi Sintang yang dihadiri oleh seluruh Kepala UPT
BMKG di Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka
penyusunan RKA-KL untuk Tahun Anggaran 2022.

Gambar 32 Rapat Koordinasi Provinsi Kalbar Tahun 2021 di Stamet Sintang

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 38


FORMETIKA DI LINGKUNGAN UPT BMKG PROV
KALBAR
Pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2021, dilaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi
Provinsi di Stasiun Meteorologi Sintang yang dihadiri oleh seluruh Kepala UPT
BMKG di Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka
penyusunan RKA-KL untuk Tahun Anggaran 2022.

Gambar 33 Formetika di Lingkungan UPT BMKG Prov Kalbar

KEGIATAN KOORDINASI "TOUR OF


STAKEHOLDER" TERKAIT PERSIAPAN RENCANA
SLI DI KAB. SINTANG
Pada hari Kamis tanggal 25 Maret 2021, dilaksanakan kegiatan koordinasi
dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang diterima oleh Ibu Dra. Yosepha Hasnah,
M.Si selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang dan dihadiri oleh Kepala Stasiun
Meteorologi Supadio, Kepala Stasiun Klimatologi Mempawah, dan Kepala Stasiun
Meteorologi Sintang.

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 39


Gambar 34 Koordinasi "Tour of Stakeholder" terkait persiapan SLI di Kab. Sintang

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 40


LENSA
METEOROLOGI
BULETIN METEOROLOGI EDISI JANUARI 2021

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 41


Mengenal Gejala Optik di Atmosfer
Teman - teman pasti sering melihat langit yang berubah warna atau
memancarkan warna - warna indah secara bersamaan. Sebagian orang mungkin belum
tahu penyebab munculnya warna - warna di atmosfer tersebut. Warna - warna yang kita
lihat di langit biasanya disebut sebagai Gejala Optik Atmosfer. Gejala Optik Atmosfer
merupakan kondisi yang menunjukkan adanya interaksi antara cahaya matahari atau
bulan dengan unsur-unsur yang terdapat di atmosfer. Interaksi ini dapat berupa
penyebaran, pemantulan, atau pembiasan.

Ada banyak sekali gejala optik yang terjadi di atmosfer. Oleh karena itu, mari
kita kenali beberapa jenis gejala optik dan penyebab terjadinya. Kali ini akan dijelaskan
tiga fenomena gejala optik di atmosfer yang sering kita lihat. Berikut diantaranya:

1. Pelangi

Setelah hujan terkadang kita melihat lengkungan cahaya warna warni di langit
yang biasa kita sebut sebagai Pelangi. Pelangi adalah fenomena optik yang terjadi
ketika sinar matahari dan hujan/partikel air saling bereaksi dengan cara tertentu.
Pelangi terbentuk karena adanya pembiasan sinar matahari yang dibelokkan.

Gambar 35 Pelangi
(Sumber: erdekesvilag.hu)

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 42


Ketika sinar matahari membentur hujan, sinar tersebut berubah arah (dibiaskan)
oleh butiran air di udara. Adanya perbedaan panjang gelombang dan perbedaan sudut
ketika sinar matahari dibiaskan meyebabkan warna-warna pada sinar matahari
menyebar dan terpisah. Ternyata, ada sinar matahari yang memantul kembali atau lebih
tepatnya dipantulkan. Nah saat sinar matahari datang lagi menembus air saat hujan,
cahaya tersebut dibiaskan lagi.

Lalu warna-warna pelangi bagaimana bisa terbentuk seperti itu? Jadi, warna-
warna tersebut berasal dari cahaya matahari (atau biasa disebut polikomatrik) yang
memiliki beberapa warna dalam pembentukan pelangi. Beberapa cahaya secara kasat
mata dapat terlihat menjadi 7 warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu. Warna tersebut muncul dan disebut sebagai cahaya tampak. Cahaya tampak
adalah gelombang elektromagnetik yang muncul akibat adanya medan listrik serta
medan magnet. Warna pada cahaya memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang
berbeda sehingga menentukan urutan warna pada pelangi.

Cahaya merah merupakan bagian dari cahaya yang memiliki panjang


gelombang paling panjang atau dengan kata lain memiliki frekuensi paling rendah dari
cahaya lainnya. Sedangkan untuk warna ungu memiliki panjang gelombang paling
pendek atau dengan kata lain memiliki frekuesni paling tinggi sehingga warna merah
dan ungu tidak akan bertemu namun dipisahkan oleh warna-warna lainnya secara
berurutan. Nah warna-warna yang terbentuk tersebut berurutan sesuai dengan frekuensi
dan panjang gelombangnya.

2. Sandikala

Sandikala adalah cahaya berwarna merah kekuningan yang muncul ketika


matahari terbit (sunrise) dan terbenam (sunset). Kenapa saat sunset dan sunrise langit
berwarna oranye? Penjelasannya adalah posisi matahari yang lebih rendah
menyebabkan cahaya tersebut harus melewati lebih banyak lapisan atmosfer sebelum
cahaya tersebut mencapai mata. Yang berarti sebagian besar cahaya biru telah tersebar
dan yang tersisa hanya warna merah. Hasilnya seperti panorama warna yang indah
seperti saat kita menyaksikan momen sunset dan sunrise.
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 43
Gambar 36 Cahaya Sandikala
(Sumber: geograph88.blogspot.com)

3. Langit Cerah Berwarna Biru

Mengapa pada siang hari langit yang cerah berwarna biru terang? Ternyata itu
terjadi karena adanya pembiasan cahaya matahari di atmosfer yang tidak sederhana.
Cahaya matahari terdiri dari beberapa warna (polikomatrik). Ketika cahaya putih yang
berasal dari matahari menjalar melalui lapisan atmosfer, cahaya tersebut bertabrakan
dengan molekul di udara. Pada saat bertabrakan, warna-warna yang berbeda atau
panjang gelombang cahaya tersebar dengan jumlah yang berbeda. Cahaya biru (yang
memiliki panjang gelombang lebih pendek) tersebar lebih banyak dari pada cahaya
merah (yang memiliki panjang gelombang lebih panjang).

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 44


Gambar 37 Langit Berwarna Biru
(Sumber: ansteystock.deviantart.com)

Nah ketika matahari berada di langit dan cahayanya melewati lapisan atomosfer,
cahaya biru tersebar ke segala arah. Cahaya biru tersebar di segala penjuru oleh
molekul kecil dari udara di atmosfer bumi. Warna biru lebih banyak tersebar dari warna
lain karena panjang gelombang yang lebih kecil. Selain itu, cahaya juga dipantulkan
dan tersebar oleh permukaan bumi. Semua hamburan ini tercampur dan oleh karena itu
kita melihat langit berwarna biru.

Sumber: https://www.studiobelajar.com/

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 45


ACTINOGRAPH
Radiasi matahari adalah energi yang dikeluarkan, dipancarkan atau diterima
berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik. Berdasarkan asal /
sumbernya radiasi dapat dibedakan kedalam 3 klasifikasi yaitu :
1. Radiasi solar langsung yaitu radiasi yang dikeluarkan oleh matahari. Radiasi
yang menembus lapisan terendah atmosfer juga dibedakan dalam beberapa kelas :

 Radiasi solar langsung yaitu radiasi solar yang datang dari sudut bulat cakram dari
matahari

 Radiasi solar global yatu radiasi solar yang diterima oleh permukan horizontal
berupa radiasi solar langsung dan radiasi yang dihamburkan kearah bawah sewaktu
melewati lapisan radiasi yaitu radiasi solar yang dihamburkan ke arah bawah oleh
lapisan atmosfer (bagian kedua dari radiasi global)

 Radiasi solar yang dipantulkan yaitu radiasi solar yang dipantulkan ke atas oleh
permukaan bumi dan dihamburkan oleh lapisan atmosfer antara permukaan bumi
dan titik pengamatan.

2. Radiasi Terrestrial adalah radiasi yang dikeluarkan oleh planet bumi


termasuk atmosfernya
3. Radiasi total adalah jumlah radiasi solar dan terrestrial.
Dengan banyaknya jenis radiasi matahari yang terdapat dalam atmosphere
berarti banyak pula alat- alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi,misalnya :

 Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung Solarimeter dan Pyranometer


dan actinograph untuk radiasi total

 Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi

 Net Pyrradiometer untuk mengetahui radiasi total .

Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari
langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk
mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang
langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.
Komponen-komponen utama dari actinograph :

 Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan
putih

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 46


 Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi elektromagnetik

 Plat pengatur bimetal

 Mekanik pembesar

 Tangkai dan pena pencatat

 Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias

 Pengatur atau perata-rata air

 Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada
permukaan glassdome

 Bagian dasar

 Penutup atau cover

Prinsip kerja alat actinograph adalah perbedaan panjang akibat adanya


perbedaan temperatur. Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua
lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan
angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan -
lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih
banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam
berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap panas.Diantara lempengan
tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi perubahan temperatur
menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan
menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin besar intensitas radiasi
matahari yang mengenai lempengan logam, maka makin besar pula perbedaan
temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur semakin besar pula
perbedaan panjang, sehingga pena bergerak semakin tinggi.

Sistem pencatatan pena pada pias dilakukan secara mekanis. Pena bergerak naik
turun pada pias yang yang digulung pada silinder jam sehingga dapat membuat jejak
(grafik) pada kertas pias yang direkatkan pada silinder yang berputar, kertas pias
tersebut terdapat skala waktu dan satuan luas. Dari kertas pias tersebut dapat kita
Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 47
peroleh hasil rekaman intensitas radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu
tertentu ( harian atau mingguan).

Gambar 38 Actinograph

Sumber: https://hayatalfalah.blogspot.com/2017/05/alat-alat-klimatologi.html

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang | 48

Anda mungkin juga menyukai