Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada semua pihak atas kerja sama yang telah
diberikan dalam hal pengumpulan data untuk penerbitan BULETIN METEOROLOGI bulan Mei
2023.
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
KESIMPULAN ............................................................................................................................. 20
Pada saat terjadinya fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke
barat sepanjang ekuator menguat dari biasanya yang cenderung mendorong
massa air laut ke barat, sehingga suhu muka laut di timur ekuator Samudera
Pasifik menjadi lebih dingin. Hal ini terjadi karena kekosongan massa air laut
yang berpindah ke barat, diisi oleh massa air laut yang lebih dingin dari bagian
bawah laut Pasifik timur. Dengan demikian, La Nina memberikan dampak
berupa peningkatan curah hujan di kawasan ekuator barat Pasifik yang
lokasinya berdekatan dengan Wilayah Indonesia, khususnya pada Wilayah
Indonesia bagian timur, sehingga secara tidak langsung La Nina dapat
meningkatkan curah hujan di Wilayah Indonesia pada umumnya. Karena
Wilayah Indonesia luas, tidak seluruh wilayah dipengaruhi La Nina.
Anomali SST bernilai negatif cenderung terjadinya fase ENSO normal yang
diperkuat (La Nina), sedangkan anomali SST bernilai positif cenderung
terjadinya fase ENSO hangat (El Nino). Selanjutnya, fenomena ENSO
dikatakan netral jika nilai SST anomaly bernilai 0 sampai ± 0.4˚C.
Berdasarkan hasil analisis grafik SOI di atas, harga indeks SOI pada bulan
April 2023 berada di rentang nilai +1.3 hPa. Hal ini menunjukkan fenomena
MJO dipengaruhi gerak semu matahari, MJO bergerak ke timur dalam 8 fase
sesuai dengan lokasi geografi fase MJO. Adapun 8 fase MJO menurut letak
geografis dan astronomisnya dijabarkan sebagai berikut :
1. Fase-1 di Afrika (210˚ BB – 60˚ derajat BT)
2. Fase-2 di Samudera Hindia bagian barat (60˚ BT – 80˚ BT)
3. Fase-3 di Samudera Hindia bagian timur (80˚ BT – 100˚ BT)
4. Fase-4 & fase-5 di Benua Maritim Indonesia (100˚ BT – 140˚ BT)
5. Fase-6 di Kawasan Pasifik Barat (140˚ BT – 160˚ BT)
6. Fase-7 di Pasifik Tengah (160˚ BT – 180˚ BT)
7. Fase-8 di daerah konveksi belahan bumi bagian barat (180˚ BB – 160˚ BB)
Berdasarkan grafik MJO di atas, bahwa secara umum fase MJO pada awal
hingga pertengahan akhir bulan terpantau tidak berada pada kawasan Benua
Maritim Indonesia, namun pada akhir bulan fase MJO berada di Kuadran 4
yang menunjukkan kondisi aktif. Hal ini berdampak pada pertumbuhan awan
di Wilayah Indonesia.
Berdasarkan grafik IOD di atas, IOD pada bulan 2023 bernilai sekitar +0.04.
Hal ini menunjukkan adanya suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia
Barat ke Wilayah Indonesia bagian barat, sehingga IOD berpengaruh
meskipun tidak signifikan terhadap aktivitas konvektif di Wilayah Indonesia
bagian barat. Umumnya, IOD tidak berpengaruh signifikan terhadap Wilayah
Indonesia bagian timur, termasuk wilayah Maluku.
Pola MSLP pada Bulan April 2023 menunjukkan bahwa tekanan udara rata-
rata di Belahan Bumi Selatan (BBS) lebih tinggi daripada Belahan Bumi Utara
(BBU) dimana hal tersebut mengakibatkan pergerakan massa angin yang
bergerak dari Selatan menuju ke Utara. Serta dapat diamati pada gambar, pada
wilayah Indonesia, ditemukan adanya 1 titik area yang termasuk high pressure
b. Streamline
Streamline merupakan gerak aliran udara yang bersifat dinamis bagaikan
fluida di atmosfer. Dengan melihat pola streamline, aktivitas konvergensi atau
divergensi dan bagaimana pola perkembangan cuaca pada umumnya dapat
diketahui. Jika pola streamline membentuk konvergensi atau shearline
(belokan aliran udara), kondisi cuaca umumnya berpotensi terjadi
pembentukan cuaca di wilayah tersebut dan sekitarnya, sedangkan jika pola
streamline membentuk divergensi, kondisi cuaca umumnya cerah atau stabil,
tidak membentuk kondisi cuaca yang bermakna.
Sumber : www.bom.gov.au
Dari grafik di bawah terlihat bahwa curah hujan bulan April 2023 menunjukkan
curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 6 April 2023 dengan nilai 117.4 mm dan
curah hujan terendah terjadi pada tanggal 10, 11, 18, 21 dan 29 April 2023 dengan
nilai TTU, dengan jumlah hari hujan selama satu bulan sebanyak 21 hari.
Grafik di atas merupakan data suhu rata-rata, suhu maksimum dan minimum
harian bulan April 2023. Dari grafik di atas, didapat suhu terendah terjadi pada
tanggal 5 April 2023 dengan nilai 23.6 ˚C dan suhu tertinggi terjadi pada tanggal
11 April 2023 dengan nilai 32.8 ˚C.
Suhu udara rata-rata bulan April 2023 di Stasiun Meteorologi Mathilda Batlayeri
– Saumlaki periode 2001 sampai 2020 (rata-rata normal) sebesar 27.4 ˚C.
Sementara suhu udara rata-rata bulan April 2023 sebesar 27.5˚C, sehingga terjadi
anomali suhu udara rata-rata bulanan bersifat positif sebesar 0.9 ˚C
Grafik di atas merupakan data kembaban udara rata-rata harian bulan April 2023.
Dari grafik, diketahui kelembaban udara rata-rata bernilai 85% dan kelembaban
udara terendah rata-rata terjadi pada tanggal 20 April 2023 dengan nilai 57% dan
kelembaban udara tertinggi rata-rata terjadi pada 27 April 2023 dengan nilai
100%.
Grafik di atas merupakan data tekanan udara harian bulan April 2023. Dari grafik
terlihat tekanan udara rata-rata bernilai 1008.6 mb dan tekanan udara terendah
terjadi pada tanggal 6 April 2023 bernilai 1005.9 mb dan tekanan udara tertinggi
terjadi pada tanggal 17 April 2023 bernilai 1011.2 mb.
Grafik di atas merupakan penguapan harian bulan April 2023. Dari grafik tersebut
diperoleh penguapan rata-rata bernilai 4.2 mm dan penguapan terendah terjadi
pada tanggal 24 April 2023 bernilai 1.9 mm dan penguapan tertinggi terjadi pada
tanggal 19 April 2023 bernilai 7.6 mm.
1. Indeks NINO3.4 (ENSO) pada bulan April 2023 dalam kondisi netral.
6. Kelembaban di Wilayah Kepulauan Tanimbar pada bulan April 2023 bernilai tinggi yang
mempercepat aktivitas konvektif cuaca penghasil hujan.