Oleh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “PENANAMAN JIWA
KEWIRAUSAHAAN” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pemberdayaan Masyarakat. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang kewirausahaan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hendrayana S.Kel., M.Si.,
selaku Dosen Pemberdayaan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan
ini.
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit
kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen dalam kaitan dengan peningkatan kualitas dosen
tersebut. Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.Pemberdayaan
masyarakat merupakan bagian dari konsep pembangunan ekonomi yang didalamnya
terangkum nilai-nilai sosial (Suadnyana et al., 2019). Konsep pembangungan seperti ini
mencerminkan paradigma baru yang bersifat manusia sebagai pusat, partisipasi,
memperdayakan dan berkesinambungan (people centered, aempowering, participatory, and
sustainable.(Chambers, 1985 dalam (Sumodiningrat, 2016). Pemilihan program pemberdayaan
yang tepat akan memberikan hasil yang dapat dirasakan dan dilaksanakan secara langsung dan
cepat oleh masyarakat dengan memperhatikan potensi yang ada.Disebutkan dalam Undang-
undang No.6 tahun 2014 tentang Desa akan perlunyapemberdayaan terhadap masyarakat desa.
Pada pasal 1 ayat (13) dinyatakan bahwa Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah sebuah upaya
meningkatkan dan mengembangkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku, kesadaran, kemampuan dalam
memanfaatkan berbagai sumber daya melalui penetapan kebijakan, kegiatan, program, dan
pendampingan masyarakat yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas dari kebutuhan
masyarakat desa.
3.1 Metode
1. Menggali informasi kepada masyarakat /kelompok, terkait jiwa kewirausahaan
yang di jalankan dalam peningkatan ekonomi
2. Menggali informasi tentang konsep pengembangan potensi lokal
3. Menggali Informasi sistem pengembangan ekonomi berdasarkan potensi lokal
4. Menyusun Strategi yang akan diterapkan dalam pengembangan ekonomi
5. Target pasar
6. Pemasaran
7. Melakukan review ulang tentang informasi yang diperoleh
8. Menyusun laporan kerja
4.1 Hasil
Gambar 1. Wawancara dengan narasumber
Praktikum Pemberdayaan Masyarakat kali ini membahas tentang UMKM yang ada di
desa. Dari kami kelompok 8 mendatangi Desa Banjarsari Kulon dan bertemu Ibu Dyah sebagai
sekretaris desa disana. Bu Dyah memiliki usaha mandiri yaitu berjualan nasi liwet dengan nama
merek Dua Putri di pasar royal agrapanga. Beliau mengkatakan bahwa usaha Dua Putri ini
sudah mendapatkan nomor induk berusaha, dan juga sudah mengikuti sertifikat halal.
Disamping itu Bu Dyah juga bergabung di Nastari cafe yang di buka mulai pukul 10 pagi
sampai malam hari. Bu dyah memanfaatkan potensi SDA yang ada di desa Banjarsari Kulon
yang berupa jagung, padi, palawija serta masih banyak lagi, kemudian bu dyah mengolah hasil
tani menjadi masakan, dalam sebuah wirausahawan juga harus mempunyai konsep yang
dijalankan atas usahanya. Konsep dari usaha yang di jalankan oleh beliau yaitu memanfaatkan
nilai tambah dari hasil pertanian yang ada di desa tersebut dan juga memanfaatkan waktu luang
beliau di akhir pekan untuk memasak masakanannya dengan target pemasarannya adalah
pengunjung pasar di wilayah Purwokerto dan sekitarnya dan penghasilan penjualannya
mencapai kurang lebih Rp 500.000.
Dengan hasil wawancara yang ada, kami kelompok 8 akan membahas faktor apa saja
yang mempengaruhi UMKM milik Bu Dyah. Menurut Adam Smith(Arsyad, 2005), sistem
produk sisuatu negara mengandung 3 komponen faktor produksi yaitu SDA, SDM, dan modal
sehingga menghasilkan output dan nilai tambah berupa Produk Domestik Bruto (PDB).
Robert Solow dan Trevor Swan mengemukakan bahwa pertumbuhan PDB dipengaruhi oleh
pertumbuhan kualitas maupun kuantitas faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan
teknologi (Arsyad, 2005). Dengan adanya faktor-faktor tersebut maka kita bisa melihat bahwa
UMKM Bu Dyah sudah memenuhi beberapa faktor tersebut atau tidak.
Sumberdaya alam yang di gunakan Bu Dyah untuk membuat makanannya bisa di bilang
tersedia dengan cukup karena Bu Dyah memanfaatkan hasil tani miliknya untuk meningkatkan
nilai jual dengan cara mengubahnya menjadi makanan dengan harga per porsi nasi liwetnya
adaah Rp 15.000. Sumberdaya manusia yang ada di UMKM Bu Dyah hanyalah Bu Dyah dan
keluarga, maka dari itu SDM yg membantu dirasa sudah cukup karena Bu Dyah hanya
berjualan di akhir pekan saja. Kemudian untuk modal yang digunakan Bu Dyah cukup minim
karena menggandalkan SDA hasil tani, dengan begitu hasil yang di hasilkan bisa menutupi
modal yang di keluarkan.
Selain itu ada juga faktor lain yang mempengaruhi penjualan ini yaitu faktor eksternal,
faktor eksternal adalah iklim usaha yang kurang kondusif, masalah perizinan
usaha, kurang melek terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,tidak
dapat membaca peluang pasar sehingga akses pasar terbatas, menyebabkan produk tidak
dapat di pasarkan dengan kompetitif (Yulianingsih, 2021).
Menurut Bu Dyah hambatan dalam menjalankan UMKM ini adalah jumlah pembeli
yang menurun drastis semenjak pandemi Covid-19, dahulu penghasilan yang didapat Bu Dyah
bisa mencapai Rp 1,5 jt tetapi akibat penurunan jumlah pembeli maka penghasilannya hanya
berkisar Rp 500 ribu. Menurut kami untuk meningkatkan jumlah pembeli harus di lakukan
sebuah inovasi karena Inovasi produk berpeluang menciptakan beragam desain produk
sehingga dapat meningkatkan kualitas produk melalui manfaat dan nilai yang diterima
pelanggan (Nbella dan Suhendra, 2019 dalam Silitonga, 2022).
Menurut (Long, 2019) pada bisnis umkm menyatakan bahwa kemampuan Usaha akan
sangat berperan terhadap produktivitas dan keberhasilan wirausaha, kemampuan manajerial
tersebut dapat meliputi beberapa keterampilan dalam pelatihan kewirausahaan. Kemampuan
usaha adalah dasar yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha agar dapat mengelola usaha
yang dijalankan, karena tanpa kemampuan maka usaha yang diciptakan akan sulit berkembang
atau mengalami kemajuan. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan pada pencipta usaha dan
bagi karyawan yang bekerja,demi untuk meraih keberhasilan dalam usaha. Dalam UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) juga memerlukan adanya sebuah strategi pemasaran dalam
memperkenalkan kegiatan usahanya. Karena dengan adanya strategi pemasaran yang efektif
maka masyarakat akan lebih mudah mengenal sehingga akan menciptakan sebuah sumber
lapangan pekerjaan yang luas. Gambaran secara umum tentang sistem pemasaran bahwa
seseorang (individu) atau sebuah organisasi (kelompok orang) mereka menciptakan sebuah
produk atau menawarkan sebuah produk yang mereka miliki kepada orang lain dengan tujuan
agar orang tersebut mau membeli produk yang mereka buat atau tawarkan tersebut sehingga
terciptalah yang disebut dengan pemasaran. Namun tidak mudah begitu saja dalam melakukan
pemasaran terutama pada era globalisasi seperti ini, dimana teknologi mulai di kerahkan,
mereka yang tidak menggunakan teknologi dalam bertransaksi tentu saja akan tertinggal
(Sembiring & Siregar, 2020).
Bab V
Kesimpulan
1. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Dyah sebagai sekretaris desa,
Bu Dyah memiliki usaha mandiri yaitu berjualan nasi liwet dengan nama merek Dua
Putri di pasar royal agrapanga. Beliau juga bergabung di Nastari cafe dan
memanfaatkan potensi SDA yang ada di desa Banjarsari Kulon yang berupa jagung,
padi, palawija serta masih banyak lagi, kemudian bu dyah mengolah hasil tani menjadi
masakan.
2. dalam sebuah wirausahawan juga harus mempunyai konsep yang dijalankan, Konsep
dari usaha yang di jalankan oleh beliau yaitu memanfaatkan nilai tambah dari hasil
pertanian yang ada di desa tersebut dan juga memanfaatkan waktu luang beliau di akhir
pekan untuk memasak masakanannya dengan target pemasarannya adalah pengunjung
pasar di wilayah Purwokerto dan sekitarnya.
3. Bu Dyah mengatakan hambatan dalam menjalankan UMKM ini adalah jumlah pembeli
yang menurun drastis semenjak pandemi Covid-19.
Daftar Pustaka