Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ACARA 1
MENYUSUN PROGRAM LEMBAGA MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi nilai praktikum pada


mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat

Disusun oleh:
Hertanto Dwi Kurniawan
NIM. L1C020025

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2021
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah - Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat. Shalawat serta salam tak lupa kami
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umatnya yang
senantiasa istiqamah mengikuti ajaran dan sunnah beliau hingga akhir zaman.
Saya berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua
sebagai tambahan wawasan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada bapak
dan ibu dosen pengampu mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat yang telah berbagi
ilmunya kepada saya. Saya menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini
masih terdapat beberapa kekeliruan. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan
saran agar kedepannya dapat menjadi bahan pelajaran bagi saya untuk menjadi
lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Penyusun

Hertanto Dwi Kurniawan


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dari struktur sosial adalah sebagai lembaga sosial
atau lembaga kemasyarakatan juga biasa disebut dengan social institution sebagai
pengertian dari konsep awal. Social institution yaitu sebagai himpunan norma-
norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Social institution ini sebagai pranata sosial, yaitu sebagai
suatu system norma khusus yang menata serangkaian tindakan berpola mantap guna
memenuhi suatu keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat. Institusi
dapat diartikan sebagai lembaga. Namun, dalam sosiologi pengertian konsep itu
tidak demikian walaupun substansinya sebenarnya sama (Soerjono, 1998).
Lembaga kemasyarakatan adalah suatu norma khusus yang menata suatu
tindakan yang berpola untuk keperluan bagi manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Universitas merupakan lembaga kemasyarakatan. Sedangkan
Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, atau
Universitas Jenderal Soedirman adalah contoh asosiasi. Lembaga kemasyarakatan
memuat arti penting dalam masyarakat, yaitu mengkondisikan keteraturan dan
menjaga integrasi dalam masyarakat (Koentjoroningrat, 1996).
Timbulnya kepentingan masyarakat yang sama serta jiwa gotong royong
yang kuat pada masyarakat menyebabkan masyarakat membentuk kelompok atau
badan yang beritikad untuk mencapai tujuan tersebut secara gotong royong. Istilah
ringan sama dijinjing berat sama dipikul menjadi pedoman bagi mereka dalam
membangun atau membentuk sutu organisasi. Organisasi masyarakat sudah
terbentuk sejak zaman penjajahan, organisasi ini bertujuan untuk mempersatukan
masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengusahakan
kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang terbentuk umumnya bertujuan untuk
mensejahterakan anggotanya dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Organisasi
masyarakat juga memiliki tujuan lain untuk ikut serta berpartisipasi dalam
perpolitikan negara seperti partai politik dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
(Novrianto, 2010).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Bagaimana sejarah terbentuknya suatu lembaga/organisasi?
2. Mengapa lembaga/organisasi itu bisa terbentuk?
3. Bagaimana proses legalitas lembaga/organisasi?
4. Apa kendala yang di alami dalam suatu lembaga/organisasi?
5. Bagaimana proses dukungan masyarakat dan instansi yang berkaitan dengan
lembaga/organisasi tersebut?
6. Apa strategi yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang terjadi?
7. Bagaimana mekanisme keuangan yang ada dalam suatu
lembaga/organisasi?
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa mampu menyusun program
kelembagaan dalam masyarakat.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Lembaga Masyarakat
Istilah lembaga kemasyarakatan dalam bahasa Inggris adalah social
institution. Namun social institution juga diartikan sebagai pranata sosial. Hal ini
dikarenakan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Lembaga
kemasyarakatan adalah suatu norma khusus yang menata suatu tindakan yang
berpola untuk keperluan bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan
kata lain lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan
berbagai kegiatan dengan norma tertentu. Serta menekankan pada sistem tata
kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan (Koentjoroningrat, 1996).
Lembaga kemasyarakatan adalah sistem norma-norma sosial dan hubungan-
hubungan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (Paul et al., 1993). Lembaga
kemasyarakatan adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia
ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai
dengan keinginan masyarakat (Peter et al, 1966).
2.2. Tujuan Lembaga Kemasyarakatan
Tujuan lembaga kemasyarakatan adalah sebagai berikut (Paul et al., 1993):
1) Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus
bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat, yang terutama menyangkut kebutuhan pokok.
2) Menjaga kebutuhan masyarakat yang bersangkutan.
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem
pengendalian sosial (social control), artinya, sistem pengawasan dari
masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
2.3. Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan
Menurut Zeitlin (1998) telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga
kemasyarakatan yaitu sebagai berikut :
1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan
pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan
dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari adat istiadatnya, tata
kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara
langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.
2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga
kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru
akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu relatif
lama. Misalnya, suatu sistem pendidikan tertentu baru akan dapat diterapkan
seluruhnya setelah mengalami suatu masa percobaan. Lembaga-lembaga
kemasyarakatan biasanya juga berumur lama karena pada umumnya orang
menganggapnya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada
kebutuhan pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipelihara.
3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Mungkin tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi
lembaga yang bersangkutan apabila dipandang dari sudut kebudayaan secara
keseluruhan. Pembedaan antara tujuan dengan fungsi sangat penting karena
tujuan suatu lembaga merupakan tujuan pula bagi golongan masyarakat
tertentu dan golongan masyarakat bersangkutan pasti akan berpegang teguh
padanya. Sebaliknya, fungsi solsial lembaga tersebut, yaitu peranan lembaga
tadi dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat mungkin tak diketahui
atau disadari setelah diwujudkan, yang kemudian ternyata berbeda dengan
tujuannya. Umpamanya lembaga perbudakan, yang bertujuan untuk
mendapatkan tenaga buruh yang semurah-murahnya, tetapi di dalam
pelaksanaan ternyata sangat mahal.
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan, seperti bangunan,
peralatan, mesin, dan lain sebagainya. Bentuk serta penggunaan alat-alat
tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lain.
Misalnya, gergaji jepang dibuat sedemikian rupa sehingga alat tersebut akan
memotong apabila ditarik. Sebaliknya gerjagi Indonesia baru memotong
apabila didorong.
5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga
kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Sebagai contoh, masing-masing
kesatuan-kesatuan angkatan bersenjata, mempunyai panji-panji; perguruan-
perguruan tinggi seperti universitas, institut, dan lain-lainnya mempunyai
lambang-lambangnya dan lain-lain lagi. Kadang-kadang lambang tersebut
berwujud tulisan-tulisan atau slogan-slogan.
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tak
tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku, dan lain-lain.
Tradisi tersebut merupakan dasar bagi lembaga itu di dalam pekerjaannya
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat, di mana lembaga
kemasyarakatan tersebut menjadi bagiannya.
2.4. Bentuk-bentuk Umum Lembaga Kemasyarakatan
Dari sudut pandang kompleks atau sederhananya suatu lembaga
kemasyarakat atau menentukan berapa banyak atau besar lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada dalam satu masyarakat, sebenarnya sukar untuk diukur,
karena hal ini tergantung dari sifat kompleks atau sederhananya kebudayaan suatu
masyarakat. Makin besar dan kompleks perkembangan suatu masyarakat, makin
banyak pula jumlah lembaga kemasyarakatan yang ada. Namun untuk menentukan
lembaga–lembaga kemasyarakatan yang pokok, sekurangnya setiap masyarakat
memiliki delapan buah lembaga kemasyakatan berdasarkan fungsi untuk memenuhi
keperluan hidupnya, yaitu yang menyangkut lembaga (Paul et al., 1993) :
1. Kekerabatan yang disebut juga sebagai prinsip institutions, antara lain
mencakup lembaga perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan
anak, sopan santun pergaulan antar kerabat, dan lain-lain.
2. Ekonomi (produksi, mengumpulkan dan mendistribusikan hasil produksi, dan
lain-lain), antara lain mencakup pertanian, peternakan, berburu, industri,
perbankan, koperasi, dan sebagainya.
3. Pendidikan, yaitu yang menyangkut pengasuhan anak, berbagai jenjang
pendidikan, pemberantasan buta huruf, perpustakaan umum, pers, dan
sebagainya.
4. Ilmu pengetahuan, meliputi pendidikan, penelitian, metodologi ilmiah,
dan sebagainya.
5. Keindahan dan rekreasi, menyangkut berbagai cabang kesenian, olah raga,
kesusateraan, dan sebagainya.
6. Agama, menyangkut peribadatan, upacara, semedi, penyiaran agama,
doa, kenduri, ilmu gaib, ilmu dukun, dan sebagainya.
7. Kekuasaan, menyangkut pemerintahan, kepartaian, demokrasi, ketentaraan dan
sebagainya.
8. Kesehatan atau kenyamanan, menyangkut kecantikan dan kesehatan,
kedokteran, pengobatan tradisional, dan sebagainya.
Penggolongan tersebut di atas tentu belum lengkap, karena di dalamnya
belum tercakup semua jenis lembaga kemasyarakatan yang mungkin terdapat dalam
suatu masyarakat. Hal-hal seperti kejahatan, prostitusi, banditisme, dan lain-lain,
juga merupakan lembaga kemasyarakatan. Disamping itu juga ada lembaga
kemasyarakatan yang memiliki sangat banyak aspek, sehingga mereka juga dapat
ditempatkan di dalam lebih dari satu golongan. Feodalisme, yang menciptakan
suatu sistem hubungan antara pemilik tanah dan penggarap, yang sebenarnya
menyebabkan terjadinya produksi dari hasil bumi, dapat dianggap sebagai lembaga
ekonomi; tetapi sebagai suatu sistem hubungan antara pihak yang berkuasa dengan
fihak yang dikuasai, feodalisme dapat diangga sebagai lembaga politik. Selain itu
dalam suatu masyarakat terdapat banyak lembaga yang tidak secara khusus tumbuh
dari dalam adat-istiadat masyarakat yang bersangkutan, melainkan yang secara
tidak disadari ataupun secara terencana diambil dari masyarakat lain, seperti
misalnya demokrasi parlementer, sistem kepartaian, koperasi, perguruan tinggi, dan
lainnya. Lembaga asing itu pada umumnya anya dapat bertahan apabila lembaga-
lembaga itu dapat diselaraskan dengan lembaga-lembaga yang ada, kecuali apabila
kegunaannya dapat disadari dan difahami sepenuhnya oleh warga masyarakat yang
bersangkutan (Paul et al., 1993).
III. METODE
3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Alat tulis untuk notulensi hasil wawancara
2. Handphone untuk merekam saat wawancara berlangsung
3.2. Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dalam
Moleong et al., 2010).
3.3. Langkah Kerja
Langkah kerja yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Dicari informasi di masyarakat tentang lembaga yang ada di masyarakat,
sejarah lembaga, alasan terbentuknya lembaga dan tujuan pembentukan
lembaga di sekitar tempat tinggal seperti karang taruna, gotong royong,
PKK
2. Dicari informasi tentang proses legalitas organisasi / lembaga
3. Dicari kendala/ masalah dalam organisasi / lembaga
4. Dicari info tentang proses dukungan masyarakat dan pemerintah desa
terhadap organisasi
5. Diidentifikasi strategi dalam penyelesaian masalah/konflik dalam organisasi
tersebut
6. Diidentifikasi pembiayaan
7. Dilakukan review ulang tentang informasi yang diperoleh
8. Disusun laporan kerja
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Narasumber : Kak Calvin Dony Kusuma
Jabatan : Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan
Tabel 1. Hasil Wawancara
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana sejarah organisasi dan Sejarah terbentuknya Himakel berawal
alasan terbentuk organisasi Himakel? dari keresahan dari mahasiswa Ilmu
Kelautan yang tidak memiliki wadah
untuk berkumpul dan berkembang
bersama, diawali dari angkatan 2007
dan 2008 yang pada saat itu
mengadakan buka bersama sebagai
salah satu kumpul-kumpul pertama
mahasiswa Ilmu Kelautan lintas
angkatan, para pendiri Himakel pada
kala itu merasa bahwa beliau-beliau
tersebut perlu untuk membentuk suatu
wadah agar mereka terus dapat
berkumpul bersama-sama dan dapat
berkembang bersama-sama.
Bagaimana proses legalitas organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan
Himakel? Unsoed baru dibentuk dan disahkan
pada tahun 2011 dengan Surat
Keputusan Dekan Fakultas Sains dan
Teknik Unsoed Nomor :
Kept.115/H23.4.FST/PP.01.04/2011
tentang Pengurus Himpunan
Mahasiswa Ilmu Kelautan
(HIMAKEL) Fakultas Sains dan
Teknik Unsoed Periode Tahun 2011
yang ditandatangani oleh Dekan
Fakultas Sains dan Teknik Unsoed
yaitu bapak Ir. H. Purnama Sukardi,
Ph.D pada 31 Maret 2011 di
Purbalingga.
Apa saja kendala yang dialami dalam Tentu saja setiap organisasi pasti
organisasi Himakel? memiliki permasalahnnya masing-
masing, untuk Himakel khususnya
pada periode XI ini tentu saja Pandemi
Covid-19 yang membuat hampir
seluruh proker Himakel menjadi
program kerja daring.
Bagaimana proses dukungan kampus Kampus selalu mendukung organisasi,
terhadap organisasi Himakel? khususnya birokrat FPIK UNSOED
yang sangat mendukung terhadap
program kerja HIMAKEL, setiap tahun
ada anggaran kemahasiswaan untuk
seluruh organisasi di FPIK.
Bagaimana strategi penyelesaian Meskipun dihadapkan oleh masalah
masalah yang dihadapi di organisasi yang sifatnya lumayan memaksakan
Himakel? keadaan, Himakel pada periode XI
dapat mencari celah-celah agar dapat
merealisasikan program kerja secara
luring, karena tentu saja meskipun
dihadapi 2 tahun pandemi, identitas
sebagai mahasiswa kelautan tidak akan
pernah hilang.
Selain itu dalam berorganisasi secara
daring sangat rawan terjadi
miskomunikasi antar pengurus, oleh
karena itu memang salah satu kuncinya
adalah untuk menjaga komunikasi agar
tidak terjadi kesalahpahaman dan salah
koordinasi.
Darimana saja biaya yang digunakan Himakel memperoleh dana dari
untuk memenuhi kebutuhan setiap fakultas sebesar Rp. 2.750.000,- dan
program kerja yang ada di Himakel? dari uang iuran pengurus Himakel
sebesar Rp. 5.000,- yang dibayarkan
setiap bulan dari awal sampai akhir
periode. Dana tersebut dialokasi ke
proker setiap bidang di Himakel.
4.2. Pembahasan
Himakel atau Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan merupakan salah satu
organisasi mahasiswa yang ada di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Jenderal Soedirman. Himakel terbentuk karena adanya keresahan dari
mahasiswa Ilmu Kelautan yang tidak memiliki wadah untuk berkumpul dan
berkembang bersama, diawali dari angkatan 2007 dan 2008 yang pada saat itu
mengadakan buka bersama sebagai salah satu pertemuan pertama mahasiswa Ilmu
Kelautan lintas angkatan. Saat itu munculah ide untuk membentuk suatu wadah
untuk berkumpul dan berkembang ide tersebut kemudian mencoba untuk
direalisasikan dengan pengajuan kepada pihak fakultas. Berbagai proses telah
dilalui sehingga pihak fakultas pun mengizinkan untuk pembentukan wadah
tersebut. Kemudian pada tahun 2011, Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Unsoed
baru dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Sains dan
Teknik Unsoed Nomor : Kept.115/H23.4.FST/PP.01.04/2011 tentang Pengurus
Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAKEL) Fakultas Sains dan Teknik
Unsoed Periode Tahun 2011 yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Sains dan
Teknik Unsoed yaitu bapak Ir. H. Purnama Sukardi, Ph.D pada 31 Maret 2011 di
Purbalingga. Sesuai dengan musyawarah anggota yang terlampir pada Surat
Keputusan tersebut, dituliskan sebanyak 26 Mahasiswa Ilmu Kelautan ditetapkan
menjadi pengurus Himakel Unsoed periode pertama dengan Muhammad Reza
Faisal sebagai ketua umum.
Terbentuknya Himakel dari periode pertama hingga sekarang di ketuai oleh
Muhammad Reza Faisal pada periode I tahun 2011, periode II tahun 2012 oleh Aldi
Lutfi Hanafi, periode III tahun 2013 oleh Harry Farhat, periode IV tahun 2014 oleh
Muhammad Ridho Zul Fakhri, periode V tahun 2015 oleh Dominicus Tito
Sulistiantoro, periode VI tahun 2016 oleh Muhammad Rifat Muharam, periode VII
oleh Damar Lazuardy Rolian, periode VIII oleh Ahadiat Rachmat Ramadhan,
periode IX oleh Febry Ramdhan Chopandi, periode X oleh Nur Cahya Gumilang,
dan periode XI oleh Calvin Dony Kusuma. Pada kepengurusan Himakel periode XI
ini tentunya mengalami beberapa kendala salah satunya merasa sulit untuk
menyesuaikan program kerja yang awalnya dilakukan secara offline menjadi online
karena adanya musibah pandemi Covid-19. Selain itu banyaknya celah terjadinya
miskomunikasi antarsesama anggota dan pengurus. Meskipun dihadapkan oleh
masalah yang sifatnya lumayan memaksakan keadaan, Himakel pada periode XI
dapat mencari celah-celah agar dapat merealisasikan program kerja secara luring,
dan tetap menjaga komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dan salah
koordinasi.
Birokrasi pendanaan juga sangat diperlukan dalam sebuah organisasi.
Himakel memperoleh pendanaan dari 2 pihak yaitu yang pertama dari fakultas dan
yang kedua dari iuran wajib pengurus. Pendanaan yang diberikan dari fakultas yaitu
sebesar Rp. 2.750.000,00 di periode XI. Pendanaan yang berasal dari iuran wajib
pengurus ini sebesar Rp. 5.000,00 yang dibayarkan setiap bulan selama 10 bulan
dalam satu periode. Dana tersebut dialokasikan untuk semua program kerja yang
ada di Himakel. Ada 5 bidang di kepengurusan Himakel periode XI yaitu antara
lain bidang BPH, bidang Keuangan, bidang Ristek, bidang Humas, dan bidang
PSDM. Masing-masing bidang tersebut memiliki program kerja yang memerlukan
pendanaan untuk mendukung kelancaran terealisasinya program kerja tersebut.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dalam praktikum ini adalah Himakel
(Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan) merupakan salah satu organisasi yang
terdapat di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman
yang terbentuk karena adanya keresahan tidak adanya suatu wadah yang menaungi
mahasiswa ilmu kelautan. Pembentukan Himakel juga sangat didukung oleh pihak
fakultas. Dalam menjalankan organisasi ini tentunya banyak menemukan kendala.
Akan tetapi, kendala tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah antarpengurus
maupun anggota. Pihak fakultas juga mendukung dalam pembiayaan yang nantinya
akan dialokasikan untuk mendukung program kerja yang ada di Himakel.
DAFTAR PUSTAKA
Berger, L. Peter dan Luckmann, Thomas. 1966. The Social Construction of Reality.
Anchor Book. Unites States.
Bogdan dan Taylor, 2010 J. Moleong, Lexy. 1989.Metodologi Penelitian Kualitatif.
Remadja Karya. Bandung.
Horton, Paul B., dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi, Jilid 1 Edisi Keenam, (Alih
Bahasa: Aminuddin Ram, Tita Sobari). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.
Novrianto. 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Kemasyarakatan Pac
Pemuda Pancasila Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru. Sosiologi.
2(2):halaman 9- 12.
Soekanto, Soerjono. 1998. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia.
Zeitlin, Irving M, 1998. Memahami Kembali Sosiologi, Cetakan kedua. Gadjah
Mada Universitas Press. Yogyakarta. Hal 31-32.
LAMPIRAN

Gambar 1. Dokumentasi dengan narasumber

Anda mungkin juga menyukai