TEKNOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN PURWOKERTO 2021 Kata Pengantar Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat. Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita menjadi umatnya yang senantiasa istiqamah mengikuti ajaran dan sunnah beliau hingga akhir zaman. Saya berharap laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua sebagai tambahan wawasan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada bapak dan ibu dosen pengampu mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat yang telah berbagi ilmunya kepada saya. Saya menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih terdapat beberapa kekeliruan. Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran agar kedepannya dapat menjadi bahan pelajaran bagi saya untuk menjadi lebih baik lagi. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun
Hertanto Dwi Kurniawan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu unsur penting dari struktur sosial adalah sebagai lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan juga biasa disebut dengan social institution sebagai pengertian dari konsep awal. Social institution yaitu sebagai himpunan norma- norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Social institution ini sebagai pranata sosial, yaitu sebagai suatu system norma khusus yang menata serangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat. Institusi dapat diartikan sebagai lembaga. Namun, dalam sosiologi pengertian konsep itu tidak demikian walaupun substansinya sebenarnya sama (Soerjono, 1998). Lembaga kemasyarakatan adalah suatu norma khusus yang menata suatu tindakan yang berpola untuk keperluan bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Universitas merupakan lembaga kemasyarakatan. Sedangkan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, atau Universitas Jenderal Soedirman adalah contoh asosiasi. Lembaga kemasyarakatan memuat arti penting dalam masyarakat, yaitu mengkondisikan keteraturan dan menjaga integrasi dalam masyarakat (Koentjoroningrat, 1996). Timbulnya kepentingan masyarakat yang sama serta jiwa gotong royong yang kuat pada masyarakat menyebabkan masyarakat membentuk kelompok atau badan yang beritikad untuk mencapai tujuan tersebut secara gotong royong. Istilah ringan sama dijinjing berat sama dipikul menjadi pedoman bagi mereka dalam membangun atau membentuk sutu organisasi. Organisasi masyarakat sudah terbentuk sejak zaman penjajahan, organisasi ini bertujuan untuk mempersatukan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengusahakan kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang terbentuk umumnya bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Organisasi masyarakat juga memiliki tujuan lain untuk ikut serta berpartisipasi dalam perpolitikan negara seperti partai politik dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) (Novrianto, 2010). 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah : 1. Bagaimana sejarah terbentuknya suatu lembaga/organisasi? 2. Mengapa lembaga/organisasi itu bisa terbentuk? 3. Bagaimana proses legalitas lembaga/organisasi? 4. Apa kendala yang di alami dalam suatu lembaga/organisasi? 5. Bagaimana proses dukungan masyarakat dan instansi yang berkaitan dengan lembaga/organisasi tersebut? 6. Apa strategi yang dilakukan dalam penyelesaian masalah yang terjadi? 7. Bagaimana mekanisme keuangan yang ada dalam suatu lembaga/organisasi? 1.3. Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa mampu menyusun program kelembagaan dalam masyarakat. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Masyarakat Istilah lembaga kemasyarakatan dalam bahasa Inggris adalah social institution. Namun social institution juga diartikan sebagai pranata sosial. Hal ini dikarenakan mengatur perilaku para anggota masyarakat. Lembaga kemasyarakatan adalah suatu norma khusus yang menata suatu tindakan yang berpola untuk keperluan bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dengan norma tertentu. Serta menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan (Koentjoroningrat, 1996). Lembaga kemasyarakatan adalah sistem norma-norma sosial dan hubungan- hubungan yang menyatukan nilai-nilai dan prosedur-prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (Paul et al., 1993). Lembaga kemasyarakatan adalah suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat (Peter et al, 1966). 2.2. Tujuan Lembaga Kemasyarakatan Tujuan lembaga kemasyarakatan adalah sebagai berikut (Paul et al., 1993): 1) Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, yang terutama menyangkut kebutuhan pokok. 2) Menjaga kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. 3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control), artinya, sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya. 2.3. Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan Menurut Zeitlin (1998) telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga kemasyarakatan yaitu sebagai berikut : 1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari adat istiadatnya, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional. 2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu relatif lama. Misalnya, suatu sistem pendidikan tertentu baru akan dapat diterapkan seluruhnya setelah mengalami suatu masa percobaan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan biasanya juga berumur lama karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipelihara. 3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. Mungkin tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi lembaga yang bersangkutan apabila dipandang dari sudut kebudayaan secara keseluruhan. Pembedaan antara tujuan dengan fungsi sangat penting karena tujuan suatu lembaga merupakan tujuan pula bagi golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat bersangkutan pasti akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, fungsi solsial lembaga tersebut, yaitu peranan lembaga tadi dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat mungkin tak diketahui atau disadari setelah diwujudkan, yang kemudian ternyata berbeda dengan tujuannya. Umpamanya lembaga perbudakan, yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga buruh yang semurah-murahnya, tetapi di dalam pelaksanaan ternyata sangat mahal. 4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan, seperti bangunan, peralatan, mesin, dan lain sebagainya. Bentuk serta penggunaan alat-alat tersebut biasanya berlainan antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Misalnya, gergaji jepang dibuat sedemikian rupa sehingga alat tersebut akan memotong apabila ditarik. Sebaliknya gerjagi Indonesia baru memotong apabila didorong. 5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Sebagai contoh, masing-masing kesatuan-kesatuan angkatan bersenjata, mempunyai panji-panji; perguruan- perguruan tinggi seperti universitas, institut, dan lain-lainnya mempunyai lambang-lambangnya dan lain-lain lagi. Kadang-kadang lambang tersebut berwujud tulisan-tulisan atau slogan-slogan. 6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tak tertulis, yang merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku, dan lain-lain. Tradisi tersebut merupakan dasar bagi lembaga itu di dalam pekerjaannya memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat, di mana lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi bagiannya. 2.4. Bentuk-bentuk Umum Lembaga Kemasyarakatan Dari sudut pandang kompleks atau sederhananya suatu lembaga kemasyarakat atau menentukan berapa banyak atau besar lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada dalam satu masyarakat, sebenarnya sukar untuk diukur, karena hal ini tergantung dari sifat kompleks atau sederhananya kebudayaan suatu masyarakat. Makin besar dan kompleks perkembangan suatu masyarakat, makin banyak pula jumlah lembaga kemasyarakatan yang ada. Namun untuk menentukan lembaga–lembaga kemasyarakatan yang pokok, sekurangnya setiap masyarakat memiliki delapan buah lembaga kemasyakatan berdasarkan fungsi untuk memenuhi keperluan hidupnya, yaitu yang menyangkut lembaga (Paul et al., 1993) : 1. Kekerabatan yang disebut juga sebagai prinsip institutions, antara lain mencakup lembaga perkawinan, tolong menolong antar kerabat, pengasuhan anak, sopan santun pergaulan antar kerabat, dan lain-lain. 2. Ekonomi (produksi, mengumpulkan dan mendistribusikan hasil produksi, dan lain-lain), antara lain mencakup pertanian, peternakan, berburu, industri, perbankan, koperasi, dan sebagainya. 3. Pendidikan, yaitu yang menyangkut pengasuhan anak, berbagai jenjang pendidikan, pemberantasan buta huruf, perpustakaan umum, pers, dan sebagainya. 4. Ilmu pengetahuan, meliputi pendidikan, penelitian, metodologi ilmiah, dan sebagainya. 5. Keindahan dan rekreasi, menyangkut berbagai cabang kesenian, olah raga, kesusateraan, dan sebagainya. 6. Agama, menyangkut peribadatan, upacara, semedi, penyiaran agama, doa, kenduri, ilmu gaib, ilmu dukun, dan sebagainya. 7. Kekuasaan, menyangkut pemerintahan, kepartaian, demokrasi, ketentaraan dan sebagainya. 8. Kesehatan atau kenyamanan, menyangkut kecantikan dan kesehatan, kedokteran, pengobatan tradisional, dan sebagainya. Penggolongan tersebut di atas tentu belum lengkap, karena di dalamnya belum tercakup semua jenis lembaga kemasyarakatan yang mungkin terdapat dalam suatu masyarakat. Hal-hal seperti kejahatan, prostitusi, banditisme, dan lain-lain, juga merupakan lembaga kemasyarakatan. Disamping itu juga ada lembaga kemasyarakatan yang memiliki sangat banyak aspek, sehingga mereka juga dapat ditempatkan di dalam lebih dari satu golongan. Feodalisme, yang menciptakan suatu sistem hubungan antara pemilik tanah dan penggarap, yang sebenarnya menyebabkan terjadinya produksi dari hasil bumi, dapat dianggap sebagai lembaga ekonomi; tetapi sebagai suatu sistem hubungan antara pihak yang berkuasa dengan fihak yang dikuasai, feodalisme dapat diangga sebagai lembaga politik. Selain itu dalam suatu masyarakat terdapat banyak lembaga yang tidak secara khusus tumbuh dari dalam adat-istiadat masyarakat yang bersangkutan, melainkan yang secara tidak disadari ataupun secara terencana diambil dari masyarakat lain, seperti misalnya demokrasi parlementer, sistem kepartaian, koperasi, perguruan tinggi, dan lainnya. Lembaga asing itu pada umumnya anya dapat bertahan apabila lembaga- lembaga itu dapat diselaraskan dengan lembaga-lembaga yang ada, kecuali apabila kegunaannya dapat disadari dan difahami sepenuhnya oleh warga masyarakat yang bersangkutan (Paul et al., 1993). III. METODE 3.1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Alat tulis untuk notulensi hasil wawancara 2. Handphone untuk merekam saat wawancara berlangsung 3.2. Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dalam Moleong et al., 2010). 3.3. Langkah Kerja Langkah kerja yang digunakan dalam praktikum ini yaitu : 1. Dicari informasi di masyarakat tentang lembaga yang ada di masyarakat, sejarah lembaga, alasan terbentuknya lembaga dan tujuan pembentukan lembaga di sekitar tempat tinggal seperti karang taruna, gotong royong, PKK 2. Dicari informasi tentang proses legalitas organisasi / lembaga 3. Dicari kendala/ masalah dalam organisasi / lembaga 4. Dicari info tentang proses dukungan masyarakat dan pemerintah desa terhadap organisasi 5. Diidentifikasi strategi dalam penyelesaian masalah/konflik dalam organisasi tersebut 6. Diidentifikasi pembiayaan 7. Dilakukan review ulang tentang informasi yang diperoleh 8. Disusun laporan kerja IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Narasumber : Kak Calvin Dony Kusuma Jabatan : Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Tabel 1. Hasil Wawancara Pertanyaan Jawaban Bagaimana sejarah organisasi dan Sejarah terbentuknya Himakel berawal alasan terbentuk organisasi Himakel? dari keresahan dari mahasiswa Ilmu Kelautan yang tidak memiliki wadah untuk berkumpul dan berkembang bersama, diawali dari angkatan 2007 dan 2008 yang pada saat itu mengadakan buka bersama sebagai salah satu kumpul-kumpul pertama mahasiswa Ilmu Kelautan lintas angkatan, para pendiri Himakel pada kala itu merasa bahwa beliau-beliau tersebut perlu untuk membentuk suatu wadah agar mereka terus dapat berkumpul bersama-sama dan dapat berkembang bersama-sama. Bagaimana proses legalitas organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Himakel? Unsoed baru dibentuk dan disahkan pada tahun 2011 dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Nomor : Kept.115/H23.4.FST/PP.01.04/2011 tentang Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAKEL) Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Periode Tahun 2011 yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknik Unsoed yaitu bapak Ir. H. Purnama Sukardi, Ph.D pada 31 Maret 2011 di Purbalingga. Apa saja kendala yang dialami dalam Tentu saja setiap organisasi pasti organisasi Himakel? memiliki permasalahnnya masing- masing, untuk Himakel khususnya pada periode XI ini tentu saja Pandemi Covid-19 yang membuat hampir seluruh proker Himakel menjadi program kerja daring. Bagaimana proses dukungan kampus Kampus selalu mendukung organisasi, terhadap organisasi Himakel? khususnya birokrat FPIK UNSOED yang sangat mendukung terhadap program kerja HIMAKEL, setiap tahun ada anggaran kemahasiswaan untuk seluruh organisasi di FPIK. Bagaimana strategi penyelesaian Meskipun dihadapkan oleh masalah masalah yang dihadapi di organisasi yang sifatnya lumayan memaksakan Himakel? keadaan, Himakel pada periode XI dapat mencari celah-celah agar dapat merealisasikan program kerja secara luring, karena tentu saja meskipun dihadapi 2 tahun pandemi, identitas sebagai mahasiswa kelautan tidak akan pernah hilang. Selain itu dalam berorganisasi secara daring sangat rawan terjadi miskomunikasi antar pengurus, oleh karena itu memang salah satu kuncinya adalah untuk menjaga komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dan salah koordinasi. Darimana saja biaya yang digunakan Himakel memperoleh dana dari untuk memenuhi kebutuhan setiap fakultas sebesar Rp. 2.750.000,- dan program kerja yang ada di Himakel? dari uang iuran pengurus Himakel sebesar Rp. 5.000,- yang dibayarkan setiap bulan dari awal sampai akhir periode. Dana tersebut dialokasi ke proker setiap bidang di Himakel. 4.2. Pembahasan Himakel atau Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang ada di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman. Himakel terbentuk karena adanya keresahan dari mahasiswa Ilmu Kelautan yang tidak memiliki wadah untuk berkumpul dan berkembang bersama, diawali dari angkatan 2007 dan 2008 yang pada saat itu mengadakan buka bersama sebagai salah satu pertemuan pertama mahasiswa Ilmu Kelautan lintas angkatan. Saat itu munculah ide untuk membentuk suatu wadah untuk berkumpul dan berkembang ide tersebut kemudian mencoba untuk direalisasikan dengan pengajuan kepada pihak fakultas. Berbagai proses telah dilalui sehingga pihak fakultas pun mengizinkan untuk pembentukan wadah tersebut. Kemudian pada tahun 2011, Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan Unsoed baru dibentuk dan disahkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Nomor : Kept.115/H23.4.FST/PP.01.04/2011 tentang Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAKEL) Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Periode Tahun 2011 yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknik Unsoed yaitu bapak Ir. H. Purnama Sukardi, Ph.D pada 31 Maret 2011 di Purbalingga. Sesuai dengan musyawarah anggota yang terlampir pada Surat Keputusan tersebut, dituliskan sebanyak 26 Mahasiswa Ilmu Kelautan ditetapkan menjadi pengurus Himakel Unsoed periode pertama dengan Muhammad Reza Faisal sebagai ketua umum. Terbentuknya Himakel dari periode pertama hingga sekarang di ketuai oleh Muhammad Reza Faisal pada periode I tahun 2011, periode II tahun 2012 oleh Aldi Lutfi Hanafi, periode III tahun 2013 oleh Harry Farhat, periode IV tahun 2014 oleh Muhammad Ridho Zul Fakhri, periode V tahun 2015 oleh Dominicus Tito Sulistiantoro, periode VI tahun 2016 oleh Muhammad Rifat Muharam, periode VII oleh Damar Lazuardy Rolian, periode VIII oleh Ahadiat Rachmat Ramadhan, periode IX oleh Febry Ramdhan Chopandi, periode X oleh Nur Cahya Gumilang, dan periode XI oleh Calvin Dony Kusuma. Pada kepengurusan Himakel periode XI ini tentunya mengalami beberapa kendala salah satunya merasa sulit untuk menyesuaikan program kerja yang awalnya dilakukan secara offline menjadi online karena adanya musibah pandemi Covid-19. Selain itu banyaknya celah terjadinya miskomunikasi antarsesama anggota dan pengurus. Meskipun dihadapkan oleh masalah yang sifatnya lumayan memaksakan keadaan, Himakel pada periode XI dapat mencari celah-celah agar dapat merealisasikan program kerja secara luring, dan tetap menjaga komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman dan salah koordinasi. Birokrasi pendanaan juga sangat diperlukan dalam sebuah organisasi. Himakel memperoleh pendanaan dari 2 pihak yaitu yang pertama dari fakultas dan yang kedua dari iuran wajib pengurus. Pendanaan yang diberikan dari fakultas yaitu sebesar Rp. 2.750.000,00 di periode XI. Pendanaan yang berasal dari iuran wajib pengurus ini sebesar Rp. 5.000,00 yang dibayarkan setiap bulan selama 10 bulan dalam satu periode. Dana tersebut dialokasikan untuk semua program kerja yang ada di Himakel. Ada 5 bidang di kepengurusan Himakel periode XI yaitu antara lain bidang BPH, bidang Keuangan, bidang Ristek, bidang Humas, dan bidang PSDM. Masing-masing bidang tersebut memiliki program kerja yang memerlukan pendanaan untuk mendukung kelancaran terealisasinya program kerja tersebut. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dalam praktikum ini adalah Himakel (Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan) merupakan salah satu organisasi yang terdapat di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman yang terbentuk karena adanya keresahan tidak adanya suatu wadah yang menaungi mahasiswa ilmu kelautan. Pembentukan Himakel juga sangat didukung oleh pihak fakultas. Dalam menjalankan organisasi ini tentunya banyak menemukan kendala. Akan tetapi, kendala tersebut dapat diselesaikan dengan musyawarah antarpengurus maupun anggota. Pihak fakultas juga mendukung dalam pembiayaan yang nantinya akan dialokasikan untuk mendukung program kerja yang ada di Himakel. DAFTAR PUSTAKA Berger, L. Peter dan Luckmann, Thomas. 1966. The Social Construction of Reality. Anchor Book. Unites States. Bogdan dan Taylor, 2010 J. Moleong, Lexy. 1989.Metodologi Penelitian Kualitatif. Remadja Karya. Bandung. Horton, Paul B., dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi, Jilid 1 Edisi Keenam, (Alih Bahasa: Aminuddin Ram, Tita Sobari). Penerbit Erlangga. Jakarta. Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta. Novrianto. 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Kemasyarakatan Pac Pemuda Pancasila Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru. Sosiologi. 2(2):halaman 9- 12. Soekanto, Soerjono. 1998. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Zeitlin, Irving M, 1998. Memahami Kembali Sosiologi, Cetakan kedua. Gadjah Mada Universitas Press. Yogyakarta. Hal 31-32. LAMPIRAN
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu