Anda di halaman 1dari 12

SISTEM SOSIAL

“Manajemen Lembaga Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Sosial”

Disusun Oleh :

Nama : Astri Armayani Arman


Nim : 20800118032
Prodi : PGMI 1.2

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3. Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian sistem sosial..................................................................................
5
2.2. Pengertian lembaga pendidikan......................................................................
5
2.3. Lembaga pendidikan sebagai sistem sosial................................................... 7
2.4. Konsep dasar manajemen dalam pendidikan...............................................
10
2.5. Tujuan manajemen........................................................................................
11
2.6. Bentuk-bentuk organisasi/lembaga sosial....................................................
11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................. 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, kasih dan karunia-
Nya. Hanya dengan kuasa-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan tugas Ilmu
Pengetahuan Sosial ini dengan lancar.

Pembuatan tugas ini bertujuan untuk memenuhi mid mata kuliah IPS
Angkatan 2018. Tugas ini merupakan rangkuman dari salah satu materi mata
kuliah IPS, tentang Sistem Sosial. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui apa itu sistem sosial dan bagaimana penerapannya.

Penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penyusunan tugas IPS


(sistem sosial) ini, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca guna penyusunan yang lebih baik lagi dan lebih
sempurna di kemudian hari. Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat yang
besar bagi pembaca. Aamiin.

Gowa, 17 November 2019

3
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting yang di butuhkan semua
manusia. Dalam lembaga pendidikan tidak lepas dari hubungan sosial karena
mengingat kita adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh Allah untuk hidup
dalam kebersamaan. Maka lembaga pendidikan perlu belajar memahami tentang
sistem sosial yang diterapkan di masyarakat, agar dapat berinteraksi dengan baik.
Oleh karena itu, dalam makalah ini membahas tentang lembaga pendidikan
sebagai sistem sosial.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu sistem sosial?

2. Apa pengertian dan contoh lembaga pendidikan?

3. Bagaimana lembaga pendidikan sebagai sistem sosial

4. Apasaja konsep dasar manajemen dalam pendidikan?

5. Apasaja tujuan manajemen dalam pendidikan?

6. Apasaja bentuk-bentuk organisasi/lembaga sosial?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa itu sistem sosial

2. Mengetahui pengertian dan contoh lembaga pendidikan

3. Mengetahui lembaga pendidikan sebagai sistem sosial

4. Mengetahui konsep dasar manajemen dalam pendidikan

5. Mengetahui tujuan manajemen dalam pendidikan

4
6. Mengetahui bentuk-bentuk organisasi/lembaga sosial

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Sosial

Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;


suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. Sosial dalam arti masyarakat
atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem hidup
bersama atau hidup bermasyarakat dari individu atau sekelompok orang yang di
dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai sosial dan aspirasi hidup
serta cara mencapainya.

2.2. Pengertian lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan di indonesia dalam UU bisa kita klasifikasikan


menjadi dua kelompok yaitu: sekolah dan luar sekolah, selanjutnya pembagian
lebih rincinya menjadi tiga bentuk:
1. Informal (Keluarga)
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan
tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individual
maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat pendidikan yang sempurna
sifat dan wujudnya untuk melangsungkan pendidikan ke arah pribadi yang
utuh, tidak saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi para remaja. Peran orang
tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai
pemberi contoh.
2. Formal (Sekolah)
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dibentuk oleh pemerintah
dan masyarakat.Sekolah menjalankan tugas mendidik anak yang sudah tidak
mampu lagi dilakukan oleh keluarga, mengingat semakin kompleksnya

5
praktek mendidik anak. Pendidikan formal dapat coraknya diwujudkan
dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
(pusat), pemerintah daerah dan masyarakat.
3. Nonformal (Masyarakat)
Pendidikan nonformal adalah salah satu bentuk pendidikan di samping
pendidikan formal dan informal. Kedudukan pendidikan nonformal ini tidak
kalah perananya dari penddikan formal. Banyak hal yang tidak terjangkau
oleh pendidikan formal dapat dilaksanakan lewat pendidikan nonformal.
Oleh karena itu pendidikan nonformal memegang peranan yang sangat
strategis dalam ikut serta memberdayakan pendidikan di Indonesia. Satuan
pendidikan nonformal meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), dan majelis
taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil pendidikan nonformal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah
melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh
pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan. Adapun pendidikan nonformal diselenggarakan bagi
warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi
sebagai pengganti, penambah, atau ingin melengkapi pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.

Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat
transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Dalam praktiknya, peserta
didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat
ditransformasi dalam kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan
mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya.
Pendidikan nasional bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat baru yang lebih
ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban serta berperan aktif

6
dalam proses pembangunan bangsa. Melalui kegiatan pendidikan, gambaran
tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam pikiran peserta didik
sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini
mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran
memiliki fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat).

2.3. Lembaga Pendidikan Sebagai Sistem Sosial

Banyak definisi tentang sistem, tetapi pada intinya ciri dari sistem yaitu:
1) Sistem merupakan suatu kesatuan yang berstruktur
2) Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling perpengaruh
3) Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-
sama melaksanakan fungsi tersebut untuk mencapai tujuan.

Sistem merupakan suatu kesatuan integral dari sejumlah komponen.


Komponen-komponen tersebut satu sama lain saling berpengaruh dengan
fungsinya masing-masing. Tetapi secara fungsi komponen-komponen itu, terarah
pada pencapaian tujuan (tujuan dari sistem). Sebagai sistem sosial, pendidikan
merupakan sistem terbuka, yaitu sistem yang memperoleh masukan dari
lingkungan dan memberikan hasil transformasinya kepada lingkungan.

Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan harus memiliki fungsi dan peran
dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala hal. Dalam
hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama,
melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah
sistem.

Kedua mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang


memiliki kepribadian dan disposisi kebutuhan. Kemudian sebagai agen perubahan
lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:
1) Pengembangan pribadi

7
2) Pengembangan warga
3) Pengembangan budaya
4) Pengembangan bangsa
Pendidikan sebagai sistem dapat digambarkan dalam bentuk model dasar In-
put- Output :

Lingkungan Lingkungan

Masukan Sistem Hasil


Pendidikan Pendidikan Pendidikan

Sebagai sistem terbuka sistem memiliki ciri-ciri :


1) Mengambil energi (masukan) dari lingkungan
2) Mentransformasikan energi yang tersedia
3) Memberikan hasil kepada lingkungan
4) Sistem merupakan rangkaian peristiwa atau kejadian yang terus berlangsung
Hubungan pendidikan dengan sistem sosial berkaitan erat, pendidikan
terlibat dalam semua jenis dan jenjang proses perkembangan sosial. Pendidikan
memiliki kontribusi yang sangat banyak dan luas dalam meningkatkan
kemampuan intelektualitas manusia, yang pada akhirnya berakibat pula terhadap
kualitas kehidupan masyarakat. Kaitan antara kedua aspek tersebut menuntut para
ahli sosiologi dalam membahas masyarakat tidak mengenyampingkan hal-hal
yang berkaitan dengan pendidikan.

Begitu pula para ahli pendidikan dalam membahas bidang keilmuannya


tidak terlepas dari pembahasan masyarakat, karena pendidikan terjadi di dalam
masyarakat di samping masyarakat pun ikut terlibat dalam penyelenggaraannya.
Perubahan yang ada dalam masyarakat akan sangat berbeda karena perbedaan
tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Perubahan tingkat pendidikan akan terus terjadi dalam masyarakat selama
masyarakat tersebut berkeinginan untuk merubah sistem yang ada, misalnya
masyarakat tersebut ingin merubah status sosialnya, untuk menunjang perubahan

8
tersebut masyarakat memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk
mewujudkannya.

Pendidikan dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat. Dimana


hubungan ini dapat dijelaskan dengan melihat peran masing-masing. Masyarakat
mempunyai peran yang mempengaruhi proses pendidikan, sementara pendidikan
itu sendiri mempunyai peran dan pengaruh terhadap masyarakat. Pada dasarnya,
masyarakat dan pendidikan merupakan kesatuan sistem yang saling bergantung
dan berhubungan, sementara pendidikan dituntut melakukan penyesuaian terus
menerus dengan perkembangan masyarakat.

Secara filosofis, Noor Syam mengatakan bahwa masyarakat yang maju dan
modern adalah masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan
yang maju, modern dan merata, baik bentuk kelembagaannya maupun jumlah dan
tingkat yang terdidik. Pendidikan yang maju dan modern hanya akan ditemukan di
dalam masyarakat yang maju dan modern pula. Sebaliknya masyarakat yang
kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan tetap terbelakang. Tidak
hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi sosial kultural. Begitu pula jika
penyelenggaraan dan sistem pendidikan di dalam masyarakat bersifat pasif dan
konservatif, maka masyarakat yang dihasilkannya akan kurang produktif dan
kreatif.

Pendidikan secara filosofis merupakan wahana pewarisan dan


pengembangan nilai. Baik nilai-nilai kemanusiaan yang universal pada umumnya
maupun nilai-nilai religius dan kultural. Sedangkan secara sosiologis, Durkheim
menyatakan bahwa transformasi pendidikan selalu merupakan hasil dan gejala
transformasi sosial. Artinya, transformasi pendidikan hanya bisa dijelaskan
melalui telaah atas transformasi sosial yang tengah berlangsung. Sebagai contoh,
dalam situasi pendidikan di Indonesia yang dapat menjelaskan pandangan
sosiologis dapat ditemukan misalnya, dalam tradisi pendidikan pesantren. Dimana
pola dan berbagai seluk beluk proses pendidikan di pesantren pada dasarnya
menggambarkan usaha kelompok masyarakat Islam tertentu untuk memelihara

9
dan mempertahankan faham Islam tradisional demi tegak dan kokohnya “warga
ahlussunnah wal-jamaah”.

2.4. Konsep Dasar Manajemen Dalam Pendidikan

Secara etimologi, manajeman berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata to
manage yang berarti “mengurus”, to control “memeriksa” dan to guide,
“memimpin”. Sedangkan manajemen secara terminologi terdapat beberapa
pendapat para ahli, diantaranya:
1. John M. Pfiffner mendefenisikan manajemen berhubungan dengan
pengarahan orang dan fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Sodang P. siagian Merumuskan bahwa menejemen adalah kemampuan dan
keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan orang lain.
3. Howard M. Carlisle perpendapat bahwa pengertian manajemen adalah
proses pengintegrasian, pengordinasian atau pemanfaatan elemen-elemen
suatu kelompok untuk mencapai tujuan secara efesien.

Dari pengertian-pengertian di atas, pengertian manajemen dapat


disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagai suatu sistem, manajemen adalah suatu kerangka kerja yang terdiri
dari berbagai komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan dan
terorganisasi dalam rangka mencapai tujuan.
2. Sebagai proses, manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan
pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya semaksimal
mungkin.
3. Sebagai suatu ilmu pengetahuan, manajemem adalah suatu ilmu interdisipliner
dengan menggunakan bantuan ilmu sosial, filsafat, psikologi, antropologi dan
lain-lain.

10
4. Sebagai suatu profesi, manajemen merupakan bidang pekerjaan atau keahlian
tertentu yang dapat disejajarkan dengan bidang kedokteran, hukum dan
sebagainya.
5. Sebagai suatu fungsi, manajemen adalah proses fungsi perencanan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

2.5. Tujuan Manajemen

Tujuan manajemen Lembaga Pendidikan adalah untuk memenuhi misi yang


diemban, yaitu menyelesaikan tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Manajemen merupakan suatu alat bagi organisasi untuk mencapai
tujuan.
Tujuan itu akan tercapai tepat pada waktunya jika dalam keadaan baik.
Tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Konsep
produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilkau.
Produktivitas dalam arti teknis mengacu kepada derajat keefektifan, efesiensi
dalam penggunaan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku,
produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha untuk terus
berkembang.

2.6. Bentuk-bentuk Organisasi Sosial/Lembaga Sosial

Sebagai mahluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk


organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri. Dapat dikatakan bahwa organisasi sosial adalah organisasi yang
mempunyai tujuan sosial. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk melayani
kepentingan masyarakat tanpa menghitung untung-rugi. Organisasi sosial
biasanya mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Orang-orang yang mempunyai
kepedulian terhadap kondisi masyarakatnya.

Secara konsep, lembaga sosial tersebut terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Asosiasi, misalnya universitas, persatuan.

2. Organisasi khusus, misalnya penjara, rumah sakit, sekolah.

11
3. Pola tingkah laku yang telah kebiasaan, atau pola hubungan sosial yang
mempunyai tujuan tertentu.

1. Agus Suyanto, M.Pd.I., Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan


Sosial FITK UIN SU Medan - Vol.1, No.1, Januari-Juni 2017
2. Hilyah Ashoumi, M.Pd.I

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa lembaga pendidikan termasuk
bagian dari sistem sosial yang di dalamnya memiliki fungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak
mulia, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Sebagai sistem sosial, lembaga pendidikan tidak terlepas dari peran dan
andil masyarakat dalam kepengurusannya. Masyarakat juga dapat menjadi pusat
dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, selain keluarga dan sekolah.
Sistem sosial pada dasarnya menunjuk pada sesuatu dari bentuk masyarakat yang
dalam skala besar, seperti bangsa, negara atau dapat pula menunjuk pada sektor
tertentu, seperti sektor pendidikan, ekonomi, politik atau dapat pula menunjuk
pada skala kecil seperti keluarga.
Dengan persiapan dan orientasi yang jelas, diharapkan lembaga-lembaga
pendidikan mampu mencetak generasi penerus yang mampu membawa perubahan
ke arah perbaikan di masyarakat.

12

Anda mungkin juga menyukai