Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

“Sistem Pendidikan Sekolah”

Dosen Pengampu : Yudi Pratama, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 2

1. Alfamela Putri NIM.2203030001


2. Nabila Andini NIM.2203030014
3. Chairunnisa Aulia NIM.2203030042
4. Amirah Putri Salsabila NIM.2203030054
5. Siti Nazariah NIM.2203030063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
“Sistem Pendidikan Sekolah” dalam waktu yang telah ditentukan yang merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Pengantar
Pendidikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata


kuliah Pengantar Pendidikan yaitu bapak Yudi Pratama, M.Pd yang telah
membimbing dan memberikan masukkan untuk kelompok kami. Berkenaan
dengan hal tersebut, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan moril dan materil serta sumbersumber yang
menjadi referensi dalam makalah ini demi terselesaikannya makalah ini.

Tanjungpinang, 09 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
2.1 Hakikat Sistem Pendidikan Sekolah ....................................................... 4
2.2 Komponen Sistem Pendidikan ............................................................... 6
2.3 Hambatan Pada Penerapan Sistem Pendidikan ....................................... 9
2.4 Keluaran Sistem Pendidikan ................................................................ 12
2.5 Sistem Pendidikan Indonesia................................................................ 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 18
3.2 Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


(Koerniantono, 2019) Sistem berasal dari kata Yunani “systema”
artinya sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Kata sistem sering
dipakai untuk menunjuk;
1. Adanya suatu himpunan bagian–bagian yang saling berkaitan
secara alamiah maupun budi daya manusia sehingga menjadi satu
kesatuan bulat dan terpadu, misalnya : sistem tata surya .
2. Adanya alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan dan khusus
memberikan andil terhadap fungsi tubuh yang rumit dan vital misal
sistem syaraf dsb.

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana


setiap orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya.
Mendidik seorang anak sejak kecil adalah bagian dari pendidikan dini
yang diberikan oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh
pendidikan di institusi tertentu dan masyarakat. Pendidikan hal yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (Sanjaya,
2005)
Pada saat sekarang ini dalam penyelenggaran pendidikan
masyarakat masih belum menyadari bahwa pendidikan berasal dari suatu
sistem, masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa dirinya
merupakasn salah satu komponen yang terlibat dalam keberhasilan dan
kegagalan dari suatu pendidikan. Melalui pendidikan ini diharapkan dapat
memberikan informasi bagaimana sistem pendidikan di Indonesia pada

1
2

saat ini dan bisa dijadikan informasi tentang berbagai komponen dalam
masalah pendidikan (Yulasri, 2019).
Pendidikan sebagai suatu sistem memiliki beberapa bagian yang
satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi, bila bagian yang satu
tidak diperhatikan/ lemah maka akan mempengaruhi keseluruhan dari
sistem tersebut. Para pendidik perlu untuk memahami pendidikan sebagai
suatu sistem sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya
akan memperoleh hasil yang maksimal bila pendidik memperhatikan
unsur-unsur/bagian-bagian yang ada yang sangat mempengaruhi proses
pendidikan (kegiatan belajar mengajar) yang akan dilakukannya
(Koerniantono, 2019).
Keberhasilan dan kemajuan suatu negara salah satunya ditopang
oleh sistem pendidikan yang baik sehingga menghasilkan sumber daya
manusia yang kompeten dan berkepribadian unggul. Sesuai dengan
amanah Undang- Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2003, yang
menyebutkan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara (Departemen Agama RI, 2003). Mengacu kepada dasar dalam
undang-undang tersebut sudah seharusnya kondisi pendidikan kita saat ini
mengarah kepada kemakmuran secara menyeluruh (Ramdani, Amrullah,
& Tae, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hakikat dari sistem pendidikan sekolah?
2. Apa saja komponen dari sistem pendidikan?
3. Apa saja hambatan pada penerapan sistem pendidikan?
4. Apa saja yang termasuk keluaran sistem pendidikan?
5. Bagaimana sistem pendidikan Indonesia?
3

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami hakikat dari sistem pendidikan sekolah.
2. Untuk mengetahui komponen apa saja yang terdapat pada sistem
pendidikan.
3. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada penerapan sistem
pendidikan.
4. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam keluaran sistem
pendidikan.
5. Untuk memahami sistem pendidikan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Sistem Pendidikan Sekolah


Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia,
pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh sebab itu manusia tidak dapat
terlepas dari lingkungannya ini lah yang menyebabkan kenapa manusia
sangat berkaitan erat dengan lingkungan. Salah satu cara untuk
memperoleh gambaran yang lebih mantap tentang pendidikan adalah
menggunakan pendekatan sisitem. Tujuan dari pendekatan dsistem dalam
pendidikan sendiri ialah untuk memaksimalkan pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
Sistem merupakan suatu totalitas yang terpadu dari semua elemen
dan semua kegiatan saling berkaitan satu sama lain secara fungsional agar
dapat mencapai tujuan. Maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem
adalah pendidikan sendiri terdiri dari elemen-elemen atau unsur- unsur
pendididkan yang dalam kegiatannya saling terkait secara fungsional,
sehingga merupakan satu kesatuan yang terpadu dan diharapkan dapay
mencapai tujuan (Yulasri, 2019).
(Koerniantono, 2019) Pendidikan dikatakan sebagai sistem juga
memiliki beberapa ciri yang juga dimiliki oleh suatu sistem. Adapun
cirinya adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan.
2. Fungsi-fungsi: adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem
menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan untuk
menunjang usaha mencapai tujuan tersebut.
3. Komponen-komponen: bagian sistem yang melaksanakan usaha
mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi sistem ini terdiri

4
5

dari komponen-komponen dan masing-masing komponen punya


fungsi khusus. Misalnya komponen sistem instruksional meliputi
manusia (guru, konselor, administrator, dan lain sebagainya).
4. Interaksi atau saling berhubungan: semua komponen dalam satu
sistem saling berhubungan satu dengan yang lain, saling
mempengaruhi dan saling membutuhkan. Penggabungan yang
menimbulkan jalinan perpaduan.
5. Proses transformasi: semua sistem punya misi untuk mencapai
tujuan; untuk itu diperlukan suatu proses yang memproses
masukan (input) menjadi hasil (output).
6. Umpan balik dan koreksi untuk mengetahui masing-masing fungsi
terlaksana dengan baik diperlukan fungsi kontrol yang mencakup
monitoring dan koreksi/evaluasi. Hasil monitoring dijadikan
pertimbangan untuk suatu perubahan, perbaikan dsb.
7. Daerah batasan dan lingkungan; antara suatu sistem dengan
lingkungan sekitar akan terjadi interaksi. Namun antara satu sistem
dan sistem yang lain mempunyai batasan tertentu. Suatu sistem
dapat pula merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.

Sistem pendidikan mengandung proses pendidikan khususnya di


sekolah yang bekerja langsung atau tidak langsung mencapai tujuan
pendidikan. Proses ini merupakan interaksi fungsional antara komponen-
komponen pengambil kebijakan pendidikan di tingkat pemerintah pusat,
provinsi, kota/kabupaten serta penyelenggara pendidikan di sekolah yang
merupakan penjabaran tujuan nasional. Pendidikan merupakan usaha
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu usaha pendidikan
menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur dapat dijelaskan dan
digambarkan sebagai berikut: Masukan usaha pendidikan ialah peserta
didik dengan berbagai ciri yang ada pada peserta didik (bakat, minat,
kondisi fisik dan sebagainya), proses dan hasil. Dalam proses pendidikan
6

terkait beberapa hal: Pendidik, kurikulum, metode dan lain-lainnya.


Sedangkan hasil berupa pengetahuan, sikap, keterampilan dan hasil berupa
lulusan (Koerniantono, 2019)
Sistem pendidikan berorientasi kepada kepentingan dan bukan
untuk kepentingan anak didik, pasar dan pengguna jasa pendidikan atau
masyarakat dengan dalih, bahwa strategi pendidikan nasional adalah untuk
membekali generasi muda agar mampu membawa bangsa dan negeri ini
cepat sejajar dengan bangsa dan negara lain yang lebih maju. Namun pada
kenyataannya hasilnya tidak diperoleh tidak sesuai dengan apa yang di
cita-citakan, keahlian dan penguasaan IPTEK yang diperoleh setelah lulus
dari sekolah hanya digunakan untuk semata-mata mencari uang bukan
untuk menjadikan diri sebagai ilmuan yang peduli dengan nilai
kemanusiaan, bangsa dan negara (Munirah, 2015).

2.2 Komponen Sistem Pendidikan


(Hardiyanti, 2011) Komponen merupakan bagian dari suatu sistem
yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses
untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-
bagian dari sistem proses pendidikan yang menentukan berhasil atau
tidaknya atau ada atau tidaknya proses pendidikan.
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses
pendidikan adalah; tujuan pendidikan, peserta didik, pendidikan, orang
tua, guru/pendidik, pemimpin masyarakat dan keagamaan, interaksi
edukatif peserta didik dan pendidik, isi pendidikan. Bahkan dapat
dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan
diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut. Manusia selama
hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat
pendidikan, yang akan mempengaruhi manusia secara bervariasi.
7

Lingkungan pendidikan merupakan salah satu komponen dalam


pendidikan.
1. Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan bisa diartikan sebagai sesuatu yang
menjadi titik tolak untuk memikirkan masalah-masalah pendidikan
atau titik tolak untuk melakukan kegiatan- kegiatan pendidikan.
Dalam pendidikan, yang menjadi dasar pendidikan adalah dasar
filosofis, dasar historis, dasar psikologis, dasar sosiologis, dan
dasar yuridis.
2. Tujuan Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar. Sehingga bisa
diketahui bahwa tujuan dari pendidikan adalah segala hal yang
dicita-citakan setiap kegiatan mendidik. Menurut Langeveld dan
FH. Phonnik, ada beberapa macam tujuan pendidikan, yakni tujuan
umum, khusus, tidak lengkap, sementara, insidental dan
intermediet.
3. Isi Pendidikan
Isi pendidikan merupakan bahan-bahan atau materi
pendidikan yang diberikan kepada peserta didik. Dengan begitu
tujuan yang diharapkan bisa tercapai.
4. Metode Pendidikan
Metode atau cara bagaimana dalam mendidik, supaya
nantinya bisa memilih dan memakai metode yang tepat sesuai
dengan tujuan dan kondisi-kondisi pendukung. Proses pendidikan
memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik dengan peserta
didik. Dengan begitu metode pendidikan bisa didasarkan pada pola
hubungan kedua belah pihak.
5. Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala kondisi dan situasi, tindakan
dan perilaku, tingkah laku dan perbuatan maupun semua hal yang
8

diadakan dengan sengaja dan terencana yang langsung dan tidak


langsung.
6. Terdidik
Terdidik merupakan individu yang dijadikan sasaran
kegiatan pendidikan supaya tujuan yang diharapkan bisa tercapai
dengan baik.
7. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab dalam
proses pendidikan supaya mengarah pada tujuan pendidikan.
8. Tujuan Perencanaan Sistem Pendidikan
Sistem selalu berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan.
Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
mempunyai pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Agar tujuan pendidikan tercapai, perlu disusun dan
difungsionalkan sebuah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
baik. Berbagai komponen dalam sistem juga perlu dikenali,
dipahami dan dikembangkan dengan baik sehingga dapat berfungsi
dengan tepat, hal inilah yang membuat pendekatan sistem dalam
penyelenggaraan pendidikan penting. Dengan pendekatan sistem
kelemahan masing-masing komponen bisa diketahui dan diperbaiki
sehingga tujuan yang diinginkan bisa tercapai lebih efektif dan
efisien.
Pendekatan sistem bisa menghasilkan kebijakan berupa
pembaruan sebagian atau menyeluruh, bertahap atau sekaligus.
Kebijakan atau keputusan tersebut dilakukan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal (Purwaningsih, Oktariani,
Hernawati, Wardarita, & Utami, 2019).
9

Hal ini, menunjukan bahwa sistem pendidikan itu pada


dasarnya selalu mengalami perubahan sesuai hukum alam, yaitu
mengalami proses semakin menua dan menjadi aus, sehingga tidak
lagi sanggup menangani kebutuhan baru masyarakat sekitar yang
sifatnya penting (Kartono, 1977). Artinya bahwa sebuah sistem
pendidikan akan mengalami satu proses perubahan di mana dua
sistem pendidikan yang dibedakan dengan pendidikan formal dan
non formal keduannya dapat saja dilakukan penyatuan untuk
menemukan satu konsep baru pendidikan.

2.3 Hambatan Pada Penerapan Sistem Pendidikan


Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai suprasistem.
Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak
sinkron dengan pembangunan Nasional. Hubungan yang erat antara
bidang pendidikan sebagai sistem, dengan sosial budaya sebagai
suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya,
menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern
sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu
permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada hubungannya
dengan masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Pada dasarnya ada
dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia
yaitu:
1. Bagaimana agar semua warga negara dapat mengenyam
pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
2. Bagaimana pendidikan yang ada dapat membekali kepada warga
negara suatu keterampilan, agar pada saatnya dapat terjun ke dunia
kerja.
10

Selanjutnya didalam kesepakatan nasional pendidikan


terdapat empat (4) masalah yang menjadi prioritas untuk
ditanggulangi:

a. Pemerataan;
b. Mutu;
c. Efisiensi;
d. Relevansi

Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana


sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga
pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang program pembangunan.Masalah pemerataan pendidikan
timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah
yang tidak dapat di tampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan
karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.

Pada awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan itu telah


dinyatakan di dalam Undang–Undang no.4 Tahun 1950 sebagai dasar
pendidikan dan pengajaran disekolah. Pada bab XI, pasal 17 berbunyi:
“Tiap-tiap warganegara Republik Indonesia rnempunyai hak yang sama
untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang
ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu
dipenuhi”.Dalam kaitannya dengan wajib berajar. Bab VI pasal l0 Ayat l,
menyatakan: "semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang
sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun
lamanya."Ayat 2 menyatakan: "Belajar di sekolah agama yang telah
mendapat pengakuan dari menteri agama dianggap telah memenuhi
kewajiban belajar”.

Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi


penghambat derap pembangunan. Oleh karena itu, dengan melihat tujuan
11

yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu


menyiapkan masyarakat, untuk menyiapkan masyarakat agar dapat
berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah pelaksanaan upaya
pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya
pemerataan mutu pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang
masalah mutu pendidikan.Khusus untuk pendidikan formal atau
pendidikan persekolahan yang berjenjang dan tiap–tiap jenjang memiliki
fungsinya masing–masing maupun kebijakan memperoleh kesempatan
pendidikan pada tiap jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor–
faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan
proyeksinya secara terus menerus dengan seksama.

Pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh


pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah-langkah ditempuh melalui cara:

1. Konvensional Dengan cara membangun gedung sebagai sarana


seperti adanya SD Inpres, membangun ruangan-ruangan yang
layak dan memadai, serta menggunakan gedung yang ada untuk
dua kegiatan.
2. Inovatif.
a. Menggunakan sistem pamong yaitu pendidikan dilakukan
oleh masyarakat, orang tua atau guru;
b. Untuk daerah terpencil dibangun SD kecil;
c. Menggunakan sistem guru berkunjung;
d. SMP terbuka;
e. Sistem paket (A, B, C);
f. Belajar jarak jauh (Universitas Terbuka).
12

2.4 Keluaran Sistem Pendidikan


Keluaran merupakan hasil proses yang telah dilakukan oleh sistem
pendidikan. Keluaran sistem tersebut meliputi:
1. Tamatan
Tamatan atau lulusan merupakan outputdari kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan tujuan. Sebuah institusi pendidikan
mengharapkan tamatan yang dihasilkan pada akhirnya memberikan
nilai positif dalam kehidupannya, lingkungannya secara horizontal,
dan secara vertikal dapat menjadi insan yang religius. Selian itu
lulusannya dapat melestarikan budaya yang ada di lingkungan dan
mengembangkan serta dapat membentuk kepribadian yang lebih
baik, yang pada akhirnya akan menjadi warga negara yang berbudi
pekerti baik didasarkan pada pokok dasar pendidikan, dan mampu
berkompetisi dilapangan. Proses pendidikan melalui komponen
telah dijelaskan dan berjalan dengan baik tidak ada hambatan,
maka hasil lulusanya pun akan menjadi baik, yang pada akhirnya
akan bemberikan hasil nyata.
2. Putus Sekolah/Drop Out
Komponen pendidikan kadangkala dalam prosesnya tidak
sesuai dengan harapan, kadang muncul hambatan yang
mengakibatkan anak didik sebagai masukan dalam sistem
pendidikan berhenti melangsungkan pendidikannya. Putus sekolah
dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor,bisa dari peserta
didik, atau proses pendidikan, juga lingkungan. Komponen
pendidikan berinteraksi dan berkesinambungan serta saling
melengkapi didalam proses pendidikan guna mencapai tujuan.
3. Outcome
Berbeda dengan keluaran, outcome dapat diartikan sebagai
efek jangka panjang dari suatu sistem pendidikan. Outcome adalah
apa yang kemudian berdampak dari keluaran sistem pendidikan.
Sebagai contoh outcome dalam pendidikan adalah bagaimana
13

masyarakat memandang kualitas suatu satuan pendidikan. Jika


suatu sekolah telah menghasilkan lulusan terbaik dalam satu
daerah, maka dampaknya adalah masyarakat sekitar akan
memandang sekolah tersebut memiliki kualitas yang lebih baik
dibanding sekolah lainnya.
Hal tersebut kemudian menimbulkan efek yang
menguntungkan bagi sekolah, yaitu semakin bertambahnya animo
pendaftaran pada saat penerimaan siswa baru. Contoh lain dari
outcome pada pendidikan adalah ketika suatu perguruan tinggi
telah meluluskan banyak sarjana pendidikan (keluaran), maka
harapannya kebutuhan guru di daerah-daerah dapat segera
terpenuhi. Permasalahan kekurangan tenaga pengajar di daerah-
daerah dapat teratasi jika harapan tersebut benar-benar tercapai.
Mencermati beberapa contoh di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa outcome dalam pendidikan adalah hal-hal yang
berbentuk efek/dampak jangka panjang yang dipengaruhi kualitas
keluaran dari suatu sistem pendidikan. Oleh karena itu, dalam
menjalankan suatu sistem pendidikan harus disertai dengan
kesadaran untuk mencetak keluaran yang berkualitas (Amanudin,
2019).

2.5 Sistem Pendidikan Indonesia


Sistem pendidikan di Indonesia masih menganut Sistem
Pendidikan Nasional secara keseluruhan dapat dilihat dari berbagai aspek
seperti :
1. Pengelolaan
Sistem pendidikan dikelola secara sentralistik dan berlaku
untuk seluruh wilayah Indonesia, yang mana semua komponen
pendidikan dan proses pendidikannya diatur oleh pemerintah pusat
dan berlaku untuk semua sekolah di ndonesia termasuk sekolah
14

yang di pelosok tanah air. Disamping itu ada juga sistem


pendidikan yang dikelola oleh masyarakat seperti sekolah swasta.
2. Peran pemerintah dan masyarakat
Pemerintah merupakan pihak yang mengendalikan dan
mengelola sistem pendidikan secara nasional walaupun pada
hakikatnya dalam undang-undang masyarakatlah yang memiliki
kesempatan yang luas untuk menyelenggarakan pendidikan agar
mencapai tujuan namun pada akhirnya pemerintah yang
menyelenggarakannya. Pemerintah bertugas untuk melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan baik itu yang
diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat sendiri.
3. Dana
Dana merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan
keberhasilan atau kegagalan dari suatu pendidikan. Dalam
penyelenggaraan pendidikan dana sangat dibutuhkan demi
kemajuan suatu pendidikan. Masalah yang sering dihadapi oleh
pendidikan nasional dalam memperoleh dan menggunakan
anggaran pendidikan adalah banyaknya instansi atau departemen
pemerintah yang terlibat lengkap dengan kewenangannya masing-
masing.
4. Materi
Orientasi penyusunan materi diarahkan untuk memenuhi
kepentingan pemerintah agar target pembangunan dapat mengejar
pertumbuhan yang telah ditetapkan. Padahal sebenarnya dalam
globalisasi menuntut agar materi ajar diorientasikan demi
kepentingan anak didikdan sesuai pembangunan IPTEK.
Kurikulum yang diberikan sering berubah- ubah dan tidak
konsisten sehingga peserta didik dan pendidik susah untuk
menyesuaikan diri (Yulasri, 2019).
15

Sejak Indonesia merdeka tahun 1945 sampai 2013 sekarang ini


atau sudah lebih dari 50 tahun, Indonesia sudah melaksanakan sistem
pendidikan nasional, namun dampaknya belum signifikan dalam
pembangunan Indonesia (Hidayat & Patras, 2013). Pada saat sekarang ini
sistem pendidikan di Indonesia masih menganut sistem pendidikan
nasional yang mana pemerintah lebih memliki peran yang paling banyak
dalam menjalankan sistem pendidikan. Sistem pendidikan dikelola secara
sentralistik dan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia, yang mana
semua komponen pendidikan dan proses pendidikannya diatur oleh
pemerintah pusat dan berlaku untuk semua sekolah di ndonesia termasuk
sekolah yang di pelosok tanah air (Yulasri, 2019).
Setidaknya ada lima prinsip utama dalam transformasi pendidikan
di Indonesia yakni: pertama, pendidikan harus memerdekakan, ia tidak
boleh memenjarakan kreativitas dan imajinasi peserta didik; kedua,
pendidikan tidak boleh membungkam rasa ingin tahu peserta didik yang
tak tersentuh oleh buku teks dan soal ujian; ketiga pendidikan memberi
contoh konsisten implementasi tutur, tindak dan perilaku norma dan nilai-
nilai yang dianut oleh masyarakat. Ia tidak boleh memodelkan cara
berbuat curang, termasuk kolusi, korupsi, maupun manipulasi karena
alasan apa pun; keempat pendidikan harus menjadi bagian pembangunan
bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Pendidikan tidak boleh menyemai
bibit curiga, benci, dendam, dan permusuhan, baik karena suku, ras, kelas,
harta, agama, antar golongan, dan antar bangsa; dan yang kelima,
pendidikan harus menciptakan budaya belajar yang dicontohkan oleh
semua para pendidik. pembelajar selalu mencari pengetahuan terkini dan
terus mencari berbagai cara mengajar kreatif dan efektif (Dodi, 2019).
(Irawati & Susetyo, 2017) Setiap warga negara Indonesia usia
wajib belajar berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu
dan orang tua/walinya berkewajiban memberi kesempatan kepada anaknya
untuk mendapatkan pendidikan dasar. Sebagaimana sebuah kebijakan
baru, setiap lahirnya kebijakan yang berubungan dengan hajat hidup orang
16

banyak pasti akan melahirkan pro dan kontra di masayarakat. Artinya


kebijakan tersebut ada yang mendukung dan ada yang menolak dengan
segala argumennya. Oleh karena itu dalam tataran baik isi kebijakan,
maupun dalam tataran pelaksanaanya perlu analisis yang menyeluruh agar
didapatkan sebuah kebijakan yang tepat untuk kepentingan bangsa dan
negara.
Pemerintah atau masyarakat/yayasan dalam wilayah Daerah.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional lebih lanjut telah mengatur beberapa pasal yang menjelaskan
pendanaan pendidikan yaitu pada Pasal 11 Ayat 2 Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai lima belas tahun. Lebih lanjut pada Pasal 12, Ayat (1) disebutkan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya dan mendapatkan biaya pendidikan
bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, sistem pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional
17

Di Negara Indonesia secara umum kita mengenal dua model sistem


pendidikan, yaitu pendidikan nasional dan pendidikan lokal. Pendidikan
nasional yaitu sistem pendidikan dimana kurikulumnya, sistim
penilaianya, pengawasanya serta taraf pendidikan dikelola, dan diawasi
oleh negara. Pendidikan lokal yaitu sistem pendidikan yang dikembangkan
oleh individu masyarakat secara kurikulum, penilaian sampai evaluasinya.
SK Mendiknas No.008-E/U/1975 disebutkan bahwa pendidikan umum
ialah pendidikan yang bersifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa
dan mencakup program pendidikan moral pancasila yang berfungsi bagi
pembinaan warga negara yang baik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
merupakan satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau
elemen-elemen, juga unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang
mempunyai hubungan fungsional yang teratur, yang saling membantu
untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Sistem memiliki
komponen-konponen yakni adanya suatu keseluruhan (totalitas), Adanya
komponen-komponen, berfungsinya komponen-komponen secara teratur,
adanya keterkaitan antara semua komponen dan adanya tujuan yang
hendak dicapai secara efektif dan efisien.

3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangannya dalam penyampaian
materi yang dibahas. Sehingga kritik dan saran yang membangun dari
pembaca kami harapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Amanudin. (2019). Pengantar Ilmu Pendidikan. Banten : Penerbit Unpam Press


(1st ed.; P. S. P. S. A. Alinurdin, ed.). Banten: UNPAM PRESS.

Dodi, I. (2019). Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan Nasional.


Didaktika: Jurnal Kependidikan, 8(3), 109–122. Retrieved from
https://jurnaldidaktika.org/contents/article/view/73

Hardiyanti, Y. (2011). Komponen-Komponen Pendidikan. Makassar: Universitas


Hasanuddin.

Hidayat, R., & Patras, Y. E. (2013). Evaluasi sistem pendidikan nasional


Indonesia. Jurnal Evaluasi Pendidikan, 2(1), 235–244. Retrieved from
https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20180112102010.pdf

Irawati, E., & Susetyo, W. (2017). Implementasi Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Di Blitar. Jurnal
Supremasi, 7(1), 32–43. https://doi.org/10.35457/supremasi.v7i1.374

Kartono, K. (1977). Tinjauan politik mengenai sistem pendidikan nasional-


beberapa kritik dan sugesti. Retrieved from
http://ailis.lib.unair.ac.id/opac/detail-opac?id=75551

Koerniantono, M. E. K. (2019). Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. SAPA - Jurnal


Kateketik Dan Pastoral, 4(1), 59–70. https://doi.org/10.53544/sapa.v4i1.69

Munirah. (2015). Sistem Pendidikan di Indonesia antara Keinginan dan Realita.


E-Jurnal UIN (Universitas Islam Negeri) Alauddin Makassar, 2(2), 233–245.

Purwaningsih, I., Oktariani, Hernawati, L., Wardarita, R., & Utami, P. I. (2019).
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. Jurnal Visionary : Penelitian Dan
Pengembangan Dibidang Administrasi Pendidikan Volume, 4(1), 59–70.
https://doi.org/10.53544/sapa.v4i1.69

19
20

Ramdani, Z., Amrullah, S., & Tae, L. F. (2019). Pentingnya Kolaborasi dalam
Menciptakan Sistem Pendidikan yang Berkualitas. Mediapsi, 5(1), 40–48.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Kencana Prenada Media Group.

Yulasri, R. E. (2019). KONSEP PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM DAN


KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN. https://doi.org/Ika Purwaningsih1
Oktariani2, Linda Hernawati3 Ratu Wardarita3 Puspa Indah Utami

Anda mungkin juga menyukai