Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dasar dasar ilmu pendidikan.

Disusun oleh kelompok 3:

1. Ajeng Luthfiyyah Telaga Mukti (NPM 202001500433)

2. Faiz Fawwazlullah (NPM 20200150469)

3. Nurul Assyifa (NPM 202001500488)

4. Revinka Frilia (NPM 202001500428)

5. Ria Maharani (NPM 202001500463)

KELAS R1E

PRODI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2020

0
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Pendidikan Sebagai Sistem tepat waktu.
Makalah Pendidikan Sebagai Sistem disusun guna memenuhi tugas
Ibu Dra. Hj. Nina Mardiana, M.Ed. pada mata kuliah Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan di Universitas Indraprasta PGRI. Selain itu, kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah


yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal
lain yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa
sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan karya
ilmiah yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 21 September 2020

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………….……..3

1.1 Latar

Belakang..........................................................................Rumusan

Masalah...........................................................................................4

1.2 tujuan ....

.penulisan....................................................................................4

BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1 pengertian pendidikan sebagai sistem....................................4 - 5

2.2 komponen dalam sistem pendidikan.......................................6 - 9

2.3 hubungan sistem pendidikan dengan sistem lain..............10 - 11

2.4 pendidikan formal, informal, dan non formal......................11 - 19

BAB 3 : PENUTUP

3.1 kesimpulan...................................................................................20 -

21

3.2 saran.............................................................................................21

3.3 daftar pustaka..............................................................................22

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan
berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu
pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di
sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.
Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan
tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin
menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan
semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang
mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan di bidang
pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa
Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam
satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses
belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting.
Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu
guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.

3
Di sekolah interaksi pendidikan berlangsung secara formal,
terencana, sengaja dan sistematik. Pengaruh dari peserta didik lebih
dominan. Di dalam interaksinya pendidik hendaknya memperlakukan
peserta didik secara manusiawi, sebab pada hakekatnya peserta didik
adalah individu yang memiliki sifat-sifat hakiki yang harus
dikembangkan. Di dalam proses pembelajaran hendaknya dapat
mempertimbangkan sistem pembelajaran agar dapat mengembangkan
potensi peserta didik, membantu memecahkan kesulitan yang dihadapi
peserta didik, sehingga perkembangan berlangsung optimal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian pendidikan sebagai system ?
2. Apa saja komponen dalam sistem Pendidikan ?
3. Apa hubungannya system pendidikan dengan sistem lain ?
4. Apa itu pendidikan formal, informal, dan non formal ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan sebagai sitem
2. Mengetahui komponen dalam sistem pendidikan
3. Mengetahui hubungan sistem pendidikan
4. Mengetahui pendidikan formal,informal, dan non formal

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Istilah sistem berasal dari yunani “syistema” yang berati
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah
yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai
sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau
organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya
dengan sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang
kemudian orang menyebutnya dengan sistem pendidikan.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H . Banathy
dalam bukunya Instructional System mengemukakan bahwa system
berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu interaksi atau saling
ketergantungan. Menurut Suhardjo system adalah kesatuan fungsional
daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, system
terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing-masing unsur, ada kesatua
nfungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap
organisasi yang ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai
sistem, walaupun di setiap organisasi memilikibatasan-batasan yang
berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu
kestuan yang terdiri atas komponen – komponen atau elemen –
elemen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang mempunyai
hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling

5
membantu untuk mencapai suatu hasil (product). Sebagai contoh,
tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen –
komponen antara lain jaringan daging, otak, urat – urat, darah, syaraf
dan tulang – tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai
fungsi sendiri – sendiri (fungsi yang berbeda – beda), dan satusama
lain saling berkaitan sehingg amerupaka nsuatu kebulatan atau suatu
kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu
berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Pendidikan Sebagai Suatu Sistem Pendidikan adalah usaha
untuk memanusiakan manusia, pendidikan bermaksud membantu
manusia untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi
kemanusiaannya. Oleh sebab itu manusia tidak dapa tterlepas dari
lingkungannya inilah yang menyebabkan kenapa manusia sangat
berkaitan erat dengan lingkungan. Salah satu cara untuk memperoleh
gambaran yang lebih mantap tentang pendidikan adalah
menggunakan pendekatan sisitem. Tujuan dari pendekatan sistem
dalam pendidikan sendiri ialah untuk memaksimalkan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Sistem merupakan suatu totalitas yang
terpadu dari semua elemen dan semua kegiatan saling berkaitan satu
sama lain secara fungsional agar dapat mencapai tujuan. Maksud dari
pendidikan sebagai suatu sistem adalah pendidikan sendiri terdiri
dari elemen-elemen atau unsur unsur pendididkan yang dalam
kegiatannya saling terkait secara fungsional, sehingga merupakan satu
kesatuan yang terpadu dan diharapkan dapat mencapai tujuan.

6
2.2 Komponen-Komponen dalam Sistem Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-
komponen yang esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Perpaduan antara keharmonisan dan keseimbangan serta interaksi
unsur esensial pendidikan, pada tahap operasional sangat menentukan
keberhasilan pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah
komponen. Sistem-sistem tersebut terdiri atas instrumental input, raw
input, input, process, output, environmental, dan outcomes. Masing-
masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-
sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.
Namun, pada pembahasan ini –sebagai tugas pada Mata Kuliah
Pengantar Pendidikan– komponen-komponen tersebut
diidentifikasikan pada sistem pendidikan yang berupa input, process,
environmental, dan output.
A. Input Pada Sistem Pendidikan
Input pada sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu
input mentah (raw input), input alat (instrumental input), dan input
lingkungan (environmental input). Masukan mentah (raw input) akan
diproses menjadi tamatan (output) dan input pokok dalam sistem
pendidikan adalah dasar pendidikan, tujuan pendidikan, dan anak
didik atau peserta didik.
1. Dasar Pendidikan
Pendidikan sebagai proses timbal balik antara pendidik dan
anak didik dengan melibatkan berbagai faktor pendidikan lainnya,
diselenggarakan guna mencapai tujuan pendidikan dengan senantiasa

7
didasari oleh nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai itulah yang kemudian
disebut sebagai dasar pendidikan.
2. Tujuan Pendidikan
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan
menduduki posisi penting di antara komponen-komponen pendidikan
lainnya. Dapat dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh
kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata terarah kepada atau
ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan tujuan pendidikan
diharapkan terbentuknya manusia yang utuh dengan memperhatikan
aspek jasmani dan rohani, aspek diri (individualitas) dan aspek sosial,
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta segi serba
keterhubungan manusia dengan dirinya (konsentris), dengan
lingkungan sosial dan alamnya (horizontal), dan dengan Tuhannya
(vertikal).
3.Anak didik (Peserta Didik)
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik karena peserta didik
(tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya dan ingin mengembangkan diri (mendidik
diri) secara terus-menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup
yang dijumpai sepanjang hidupnya. Ciri khas peserta didik yang perlu
dipahami oleh pendidik adalah:

 Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,


sehingga merupakan insan yang unik.

 Individu yang sedang berkembang.

 Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan


perlakuan manusiawi.

 Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

8
B. Process Pada Sistem Pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilisasi segenap
komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan
pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi,
yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi
tersebut satu sama lain saling bergantung.
Adapun komponen-komponen yang saling berkesinambungan
pada proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pendidik dan Non Pendidik
Pendidik ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk
membimbing. Pendidik berbeda dengan pengajar sebab pengajar
berkewajiban untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid,
sedangkan pendidik tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan
materi pengajaran, tetapi juga membentuk kepribadian anak didik.
Non pendidik yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003
Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau juga bisa diartikan
merupakan tenaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (1)).
2. Kurikulum (Materi Pendidikan)

9
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum
karena kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun
secara sistematika guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Prasarana dan Sarana


Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan sedangkan sarana
pendidikan adalah segala macam alat yang digunakan secara langsung
dalam proses pendidikan. Prasarana pendidikan dapat juga diartikan
segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang
digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam
peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian
materi pelajaran.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah
pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan untuk
“memudahkan penyampaian (mempelajari) materi pelajaran”,
sedangkan prasarana pendidikan untuk “memudahkan
penyelenggaraan pendidikan”.
4. Administrasi
Administrasi pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan
dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada
dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan
anggaran, pembukuan, dan pemeriksaan.
5. Anggaran

10
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana
terperinci. Secara lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran
adalah rencana yang disusun secara terorganisasikan untuk menerima
dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.

C. Enviromental Pada Sistem Pendidikan


Proses pendidikan selalu dipengaruhi oleh lingkungan yang ada
di sekitarnya, baik lingkungan itu menunjang maupun menghambat
proses pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan yang
mempengaruhi proses pendidikan tersebut, yaitu:
1. Lingkungan keluarga.
2. Lingkungan sekolah atau lembaga pendidikan.
3. Lingkungan masyarakat.
4. Lingkungan keagamaan, yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan
berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
5. Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya
yang hidup dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
6. Lingkungan alam, baik keadaan iklim maupun geografisnya.
7. Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di
sekitar lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
8. Lingkungan keamanan, baik keamanan di sekitar lembaga
pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.

11
9. Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada
daerah di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau
melaksanakan pendidikan.

D. Output Pada sistem Pendidikan


Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses
yang terjadi di dalam sistem pendidikan. Adapun output pada sistem
pendidikan adalah:
1. Lulusan (Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar
sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Diharapkan lulusan yang
dihasilkan dapat memberikan nilai-nilai kehidupan bagi dirinya,
lingkungan, dan Tuhannya. Setidaknya, lulusan tersebut dapat
mentransformasikan (mengembangkan dan melestarikan) budaya yang
ada di lingkungan, kepribadiannya dapat terbentuk dengan baik,
menjadi warga negara yang baik yang didasarkan atas landasan-
landasan pendidikan, serta mampu bersaing di dunia kerja.
2. Putus Sekolah
Kadang kala proses komponen-komponen pendidikan yang
terjadi tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya
hambatan yang ada pada komponen-komponen tersebut sehingga
peserta didik yang menjadi input dalam sistem pendidikan akan
berhenti untuk melangsungkan pendidikannya (putus sekolah).

12
Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh berbagai macam
faktor hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses
pendidikan yang terjadi, maupun lingkungan sekitar pendidikan.

2.3 Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem Lain


Sistem merupakan suatu kesatuan dari sejumlah komponen
yang saling berkaitan dan mempengaruhi. Masing-masing komponen
mempunyai fungsi sendiri, akan tetapi tertuju pada satu tujuan (yaitu
tujuan sistem). Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu sistem
Karena pendidikan terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berkaitan dan mempengaruhi, dan komponen-komponen tersebut
tertuju pada satu tujuan yaitu tujuan pendidikan.
Suatu komponen bisa berubah menjadi sebuah sistem apabila
komponen tersebut dilihat secara tersendiri dan ternyata komponen
tersebut terdiri dari beberapa sub-komponen.
Contoh:
Suatu sistem masyarakat terdiri dari 3 komponen yang saling
berkaitan: Politik, Ekonomi dan Pendidikan. Apabila dilihat secara
tersendiri, ternyata komponen pendidikan mempunyai beberapa sub-
komponen, yaitu pendidikan formal (PF), pendidikan nonformal
(PNF) dan pendidikan informal (PIF). Dalam kondisi tersebut,
pendidikan berlaku sebagai komponen pada sistem masyarakat, tetapi
pendidikan dapat berubah status menjadi sistem ketika pendidikan

13
dilihat secara tersendiri, karena pendidikan mempunyai 3 komponen
di bawahnya.

2.4 Pendidikan Formal, Informal, dan Non Formal


A. Pendidikan Formal
Pendidikan ini merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Menurut Pasal 1 ayat 6 Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, jalur pendidikan ini mempunyai jenjang
pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, sampai pendidikan tinggi.
Jalur pendidikan ini adalah yang paling umum dan sering ditempuh
di Indonesia, mengingat sifatnya yang formal dan lulusannya diakui
secara nasional baiki nternasional. Tujuan pendidikan secara umum
yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki kedewasaan jasmani
dan rohani.
Adapun beberapa karakteristik dari pendidikan formal adalah
sebagai berikut:

1. Memiliki kurikulum yang jelas.


2. Memberlakukan syarat tertentu bagi peserta didik.
3. Materi pembelajaran yang digunakan bersifat akademis.

14
4. Proses pendidikannya cukup lama.
5. Tenaga pengajar harus memenuhi klasifikasi tertentu.
6. Penyelenggaraan pendidikan berasal dari pihak pemerintah
maupun swasta.
7. Peserta didik mengikuti ujian formal.
8. Adanya pemberlakukan administrasi yang seragam.
Kredensials (Ijazah, dan sebagainya) memegang peranan penting
terutama bagi penerimaan siswa pada tingkatan pendidikan yang lebih
tinggi.                         
Lembaga Pendidikan Formal
Untuk bentuk-bentuknya, antara lain;
1. PAUD
Di Indonesia kini PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini banyak
didirikan berupa ruang-ruang kelas bermain juga pembinaan dasar
bagi anak di bawah usia 6 tahun yang diharapkan mampu menjadi
rangsangan pendidikan secara jasmani dan rohani sebelum naik ke
jenjang pendidikan selanjutnya.
2. TK
Taman Kanak-kanakatau TK menjadi salah satulembaga
pendidikan formal yang eksis di Indonesia sejak lama. Sistem
pembelajaran dengan mata pelajaran dasar seperti membaca, menulis,
berhitung, menggunakan jadwal yang rinci dan memiliki standar
pengukuran nilai tertentu yang disusun sebelumnya oleh pihak sekolah
atau dalam hal ini adalah guru terhadap siswa-siswinya.
3. SD
Sekolah Dasar atau biasanya disingkat SD menjadi tingkatan
selanjutnya setelah TK yang akan ditempuh siswa dalam skal

15
apendidikan formal. Sekolah Dasar akan memulai pembelajaran
akademik secara serius bagi siswa-siswinya.
Tidak hanya dalam bidang akademik, di Sekolah Dasar
pengembangan minat bakat seseorang dalam bidang non-akademik-
pun mulai ikut diasah.
4. SMP
Sekolah Menengah Pertamaatau SMP menjadi pendidikan formal
setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar. Siswa-siswi di
SMP akan mulai mengenal bagaimana berkembang di sebuah
organisasi seperti OSIS atau ekstrakurikuler yang tersedia sebagai
penunjang pembentukan karaktersiswa.
5. SMA
Sekolah Menengah Atas atau SMA menjadi salah satu lembaga
pendidikan formal di Indonesia yang masih eksis hingga kini. SMA
menjadi jenjang pendidikan yang memiliki andil besa rmembawa
siswa kejenjang pendidikan formal yang lebih tinggi.
6. SMK
Sekolah Menengah Kejuruan menjadi sekolah formal pilihan
banyak siswa di Indonesia. Keistimewaan yang dimiliki Sekolah
Menengah Kejuruan adalah bagaimana siswa-siswinya akan
dipersiapkan untuk langsung bekerja. Pelajaran yang dikembangkan
di sekolah tidak lagi bersifat universal, melainkan terkhusus pada satu
bidang tertentu saja, yang nantinya akan menyiapkan siswa-siswi
fokus pada bidang dan profesinya di masa depan.
7. Universitas
Universitas menjadi satu dari sekian jenis perguruan tinggi di
Indonesia yang sifatnya formal. Universitas ialah jenis perguruant
inggi yang digadang-gadang untuk menyelenggarakan pendidikan

16
akademik dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Rumpun yang
ada di dalam universitas termasuk yang paling luas diantara jenis
perguruan tinggi lainnya.
8. Institut
Institut merupakan salah satu jenis perguruan tinggi lainnya yang
eksis di Indonesia. Sama-sama merupakan pendidikan formal, yang
membedakan institut dengan universitas adalah institut memilih untuk
menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi dengan rumpun
ilmu pengetahuan yang lebih terbatas.

B. Pendidikan Informal
Jalur pendidikan kedua yakni pendidikan informal, jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara
mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Pendidikan ini bisa kita temui lewat sekolah rumah (homeschooling)
atau juga Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).
Terdapat beberapa alasan pemerintah mengagas pendidikan
informal, yakni sebagai berikut:

1. Pendidikan dimulai dari keluarga.


2. Informal di undangkan juga karena untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional dimulai dari keluarga.
3. Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara
informal.
4. Anak harus dididik dari lahir.

Adapun beberapa karakteristik pendidikan informal antara lain


sebagaiberikut:

17
1. Dapat diselenggarakan di mana saja khususnya pada
lingkungankeluarga.
2. Tidak terdapat persyaratan khusus yang harus dilengkapi.
3. Peserta didik tidak perlu mengikuti ujian tertentu.
4. Proses pendidikandilakukan oleh keluarga dan lingkungan.
5. Tidakterdapatkurikulumtertentu yang harusdijalankan.
6. Tidak terdapat jenjang dalam proses pendidikannya.
7. Proses pendidikan dilakukan secara terus menerus tanpa
mengenal ruang dan waktu.
8. Orang tua merupakan guru bagi anak didik.
9. Tidak terdapat manajemen yang jelas dalam proses
pembelajaran.
10.Tidak perlu adanya kredensials.
 
Pendidikan formal dan informal memang berbeda. Salah satunya,
pendidikan formal mengenal ujian nasional (UN), sedangkan peserta
didik pendidikan informal mengikut iUjian Nasional Pendidikan
Kesetaraan (UNPK).
Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal
dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan
standarnasional pendidikan.
Sayangnya, meski hasilnya diakui kesetaraannya masih banyak yang
memandang pendidikan informal sebelah mata.

Lembaga Pendidikan Informal


Sedangkan untuk contoh dalam lembaga pendidikan yang bersifat
informal di masyarakat Indonesia, diantaranya seperti;
1. Partai Politik

18
Partai politik dapat dikategorikan menjadi wadah bagi setiap
orang belajar secara informal. Kelompok atau organisasi politik yang
memegang ideologi tertentu, terorganisir, dengan anggotanya yang
memiliki ketertarikan, orientasi, nilai-nilai sosial, dan cita-cita yang
sama.
2. Pengajian
Pengajian menjadi satu wadah pembelajaran agama secara
informal yang sampai saat ini masih menjadi pilihan banyak pemeluk
ajaran Islam.

3. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)


Taman Pendidikan Al Qur’an atau TPA/TPQ merupakan kelompok
masyarakat atau lembaga yang turut menyelenggarakan pendidikan
yang masuk dalam kategori non-formal, yang memberikan pengajaran
berupa pemahaman dinul Islam dan pembacaan Al Qur’an sejak usia
dini.
4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM menjadi salah satu wadah pembelajaran informal di
Indonesia. LSM didirikan oleh perorangan sekelompok orang dengan
keahlian-keahlian tertentu, secara suka rela memberikan pelayanan
kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dari kegiatannya.
5. Pasraman
Pasraman dikenal sebagai salah satu lembaga pendidikan yang
berbasis agama, dalam hal ini adalah agama Hindu. Pasraman
berkembang menjadi satu bentuk pendidikan yang mengembangkan

19
karakter anak, ketrampilan, dan sekaligus pelestarian budaya pada
jalur non-formal yang dalam arti anak andil aksanakan di luardaripada
jam sekolah formal.

C. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk
mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan
sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.
Pendidikan non formal paling banyak terdapat pada usiadini,
misalnya saja Taman Pendidikan Al Quran yang banyak terdapat di
Masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua Gereja. Selain
itu, ada juga berbagai kursus, di antaranya kursus musik, bimbingan
belajar, dan sebagainya.
Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non-formal
adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang
diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun
merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang di maksudkan

20
untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam
mencapai tujuan-tujuan belajar.
Ditinjau dari faktor tujuan belajar/pendidikan, pendidikan non
formal bertanggung jawab menggapai dan memenuhi tujuan-tujuan
yang sangat luas jenis, level, maupun cakupannya.

Adapun beberapa karakteristik pendidikan non-formal antara lain


sebagaiberikut:
1. Bertujuan untuk memperoleh keterampilan yang segera akan
dipergunakan. Pendidikan non formal menekankan pada belajar
yang fungsional yang sesuai dengan kebutuhan dalam
kehidupan peserta didik.
2. Berpusat pada peserta didik. Dalam pendidikan non formal dan
belajar mandiri, peserta didik adalah pengambilan inisiatif dan
mengontrol kegiatan belajarnya.
3. Waktu penyelenggaraannya relatif singkat, dan pada umumnya
tidak berkesinambungan.
4. Menggunakan kurikulum kafetaria. Kurikulum bersifat
fleksibel, dapat dimusyawarahkan secara terbuka, dan banyak
ditentukan oleh peserta didik.
5. Menggunakan metode pembelajaran yang partisipatif, dengan
penekanan pada belajar mandiri.
6. Hubungan pendidik dengan peserta didik bersifat mendatar.
Pendidikan adalah fasilitator bukan menggurui. Hubungan
diantara kedua pihak bersifat informal dan akrab, pesertadidik
memandang fasilitator sebagai narasumber dan bukan sebagai
instruktur.

21
7. Mengingat sumber-sumber untuk pendidikan sangat langka,
maka diusahakan sumber-sumber lokal digunakan seoptimal
mungkin.
8. Kredensials umumnya kurang memegang peranan penting,
terutama bagi penerimaan siswa.
 
Lembaga Pendidikan Nonformal
Adapun untuk bentuk-bentuk daripada contoh pendidikan nonformal
yang ada di masyarakat Indonesia, antara lain;
1. Kursus/Bimbingan Belajar
Kursus atau bimbingan belajar di Indonesia dapat dikategorikan
menjadi pendidikan non-formal, waktu penyampaian program
pembelajaran biasanya lebih pendek apabila dibandingkan dengan
pendidikan formal. Siswa di dalam kursus atau bimbingan belajar juga
tidak memiliki batasan usia dan materi pendidikan pada umumnya
lebih banyak yang bersifat praktis dan khusus.
2. Home schooling
Pendidikan dengan metode ‘belajar di rumah’ dewasa ini dikenal
dengan sebutan Home schooling atau HS. Homes chooling melibatkan
orang tua atau keluarga sebagai penanggung jawab utama atas
pendidikan anak. Sampai saat ini Home schooling masih menjadi
alternatif terbaik yang berkembang diantara pendidikan non-formal
dan pendidikan informal.

3. Pesantren
Pesantren menjadi satu dari sekian sistem pendidikan non-formal
berbasis agama yang berdiri di Indonesia. Pesantren merupakan
lembaga pendidikan tradisional di bawah bimbingan guru yang

22
dikenal dengan sebutan kiai. Di pesantren para siswany aatau para
santri tinggal bersama dalam sebuah asrama.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan di atas dapat


disimpulkan bahwa, sistem merupakan kumpulandari komponen
komponen atau unsur unsur yang saling bekerja sama satu sama lain
menurut fungsinya masing masing untuk mencapai suatu tujuan.
Pendidikan juga merupakan sebuah sistem yang dinamis kontekstual
atau sistem yang terus menerus bergerak tanpa henti. Tentunya
pendidikan sebagai sistem  harus terbuka untuk menerima tuntutan
tuntutan akan kualitas. Pendidikan sebagai suatu sitem merupakan
gabungan dari komponen atau unsur unsur yang ada dalam pendidikan

23
yang saling berinteraksi satu sama lain agar tercapainya suatu tujuan
pendidikan. Oleh karena itu, pembahasan mengenai pendidikan
sebagai sistem sangat penting.
Pendidikan sebagai sistem juga terdiri dari berbagai komponen
penyusunnya. Komponen komponen ini saling berhubungan dan
berkaitan tentunya juga bekerja sama untuk tercapainya suatu tujuan
pendidikan. Dengan adanya komponen komponen yang mendasarinya,
pendidikan sebagai sitem akan bekerja dengan semestinya.
Sistem juga macam macam jenisnya. Sistem di kelompokkan menurut
proses kerja nya maupun sifat dari sistem itu sendiri.
Pengklasifikasian sistem ini sangat penting dilakukan, karena jika kita
tidak mengetahui jenis dari sistem maka kita akan sulit juga
memahami pendidikan sebagai sistem.

Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dapat disarankan


bahwas eharusnya pendidikan sebagai sistem perencanaannya harus
terbuka atau mau menerima saran dan ajakan untuk memperbaiki
kualitasnya. Sistem pendidikan juga harus efektif dan peka akan suatu
kemajuan.
Dengan berbagai sistem yang ada diharapkan kegiatan yang ada dapat
berjalan dengan semestinya dan tentunya lancar. Berbagai jenis sistem
yang ada tentunya memiliki fungsi yang berbeda pula, oleh karena itu,
pendidikan sebagai sistem haruslah dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik agar tercapainya tujuan yang di cita citakan.

24
Komponen komponen yang ada juga harus terpenuhi agar terciptanya
keefektifan pembelajaran agar berjalandengan lancar tanpa adanya
suatu kendala.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.finansialku.com/pendidikan-formal/

http://erinutami.blogspot.com/2014/11/pendidikan-sebagai-suatu

sistem.html#:~:text=Jadi%2C%20bisa%20di%20simpulkan

%20bahwa,untuk%20dirinya%20sendiri%20dan%20masyarakat.

https://zuwaily.blogspot.com/ :

http://www.pendidikanekonomi.com/2014/09/pendidikan-sebagai-

sebuah-sistem.html?m=1

25
https://dosensosiologi.com/contoh-pendidikan-formal-non-formal-

informal/

26

Anda mungkin juga menyukai