Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Pengantar Pendidikan
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pengampuh : Ayathollah Khomeni, M.Pd


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Ismi Efi Simbolon


Program Studi : Pendidikan Fisika

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
INSTITIT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmatnya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikiran maupun materi.

Makalah ini mengkadji tentang “ SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL” secara khusus


makalah ini ditulis untuk memenuhi mata kuliah Pengantar Pendidikan yang dibimbing oleh
Bapak Ayathollah Khomeni, M.Pd. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua teman –
teman.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari – hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk ini saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang Sidimpuan, 14 November 2023.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH...............................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. PENGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL..................................................3


B. KELEMBAGAAN PROGRAM DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN...................5
C. KELEMBAGAAN PENDIDIKAN..................................................................................7
D. PROGRAM DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN....................................................8

BAB III

PENUTUP.....................................................................................................................................11

A. KESIMPULAN................................................................................................................11
B. SARAN..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di dalamnya.
Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat memajukan
bangsanya. Oleh karena itu dalam menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu kesatuan
yang mengaturnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh proses pendidikan yang berjalan
dengan terstruktur.
Namun faktanya sistem pendidikan yang ada sekarang ini, khususnya di Indonesia
ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuha dan tantangan global untuk masa
yang akan dating.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun sumber daya manusia yang
berdaya saing tinggi, berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bermoral dan
berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, semua itu memerlukan partisipasi yang
strategis dan berbagai komponen, seperti : pendidikan awal di keluarga, kontrol efektif dari
masyarakat dan pentingnya penerapan sistem pendidikan yang berkualitas oleh negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem pendidikan nasional?
2. Apa tujuan dan fungsi sistem pendidikan nasional?
3. Bagaimana penyelenggaraan sistem pendidikan nasional?
4. Apa saja visi dan misi sistem pendidikan nasional?
5. Bagaimana prinsip penyelenggaraan sistem pendidikan nasional?
6. Bagaimana sistem pendidikan nasional di Indonesia?

1
C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui sistem pendidikan nasional.


2. Mengetahui fungsi dan tujuan sistem pendidikan nasional.
3. Mengetahui visi misi sistem pendidikan nasional.
4. Agar mengetahui bagaimana sebenarnya penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
yang benar.
5. Mengetahui prisnsip penyelenggaraan sistem pendidikan nasional.
6. Mengetahui sistem pendidikan Indonesia saat ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional


Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “Systema”, yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
keseluruhan. Zahara Idris mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen – komponen atau elemen – elemen atau unsur – unsur sebagai
sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak yang
saling membantu untuk mencapai suatu hasil (Product). Menurut Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1984 – 1985) setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Tujuan
2. Fungsi - fungsi
3. Komponen - komponen
4. Interaksi atau saling berhubungan
5. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
6. Proses transpormasi
7. Umpan balik untuk korekdi
8. Daerah batasan dan lingkungan 1
a. Pendidikan sebagai suatu sistem
Pendidikan merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan,
unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha.
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri – ciri
yang ada pada diri peserta didik itu sendiri seperti, bakat, minat, kemampuan, dan
keadaan jasmani. Dalam proses pendidikan terkait beerbagai hal, seperti pendidik,
kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan sebagainya, sedangkan
hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar setelah selesainya suatu proses
belajar mengajar tertentu.

3
Departemen pendidikan dan kebudayaan menjelaskan pula bahwa
“pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur – unsur tujuan atau
sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang,
kurikulum dan peralatan atau fasilitas”.
b. Pengertian sistem pendidikan
Yang dimaksud dengan sistem pendidikan adalah jumlah keseluruhan dari
bagian – bagian yang saling bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan
berdasarkan kebutuhan yang telah di tanamkan.
Secara teoritis, suatu sistem pendidikan terdiri dari komponen – komponen
atau bagian – bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Adapun komponen
atau faktor – faktor tersebut terdiri dari:
1) Tujuan
Tujuan disebut juga cita – cita pendidikan yang berfungsi untuk memberikan
arah terhadap semua kegiatan dalam proses pendidikan.
2) Peserta didik
Fungsinya adalah sebagai objek yang sekaligus sebagai subjek pendidikan
3) Pendidikan
Berfungsi sebagai pembimbing pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas
peserta didik dan sekligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan.
4) Alat pendidikan
Maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya
tujuan pendidikan.
5) Lingkungan
Lingkungan berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses
pendidikan.
c. Sistem pendidikan nasional
Menurut Sunarya, pendidkan nasional adalah sistem pendidikan yang
berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan tujuannya
bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita – cita nasional bangsa tersebut.

4
Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, merumuskan
bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha yang membimbing para warga negara
Indonesia menjadi Pancasila, yang berdasarkan ketuhanan berkesadaran
masyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar.
Dalam Undang – Undang RI No. 2 Tahun 1989 sistem pendidikan nasional
pada Bab I Pasal 2 berbunyi : pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar
daripada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dasar ini dapat dilihat dari pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang tubuh UUD
1945 Bab XIII Pasal 31. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pengajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasakan Pancasila dan UUD negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang berakar pada nilai – nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggapan terhadap tututan perubahan zaman. Sistem pendidikan naasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.

B. Kelembagaan Program dan Pengelolaan Pendidikan


Kelembagaan pendidikan ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia melalui dua jalur yaitu :
1. Jalur pendidkan sekolah
2. Jalur pendidikan luar sekolah
Jenis program pendidikan
Jenis pendidikan yang termasuk pendidikan sekolah, yaitu :
a. Pendidikan umum
b. Pendidikan kejuruan
c. Pendidikan luar biasa
d. Pendidikan kedinasan

5
e. Pendidikan keagamaan
f. Pendidikan akademik
g. Pendidikan profesional
Jenjang pendidikan
1) Pendidikan prasekolah
2) Pendidikan dasar
3) Pendidikan menengah
4) Pendidikan tinggi

Kurikulum
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional disusunlah kurikulum yang
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kasesuaian dengan lingkungan,
perkembangan ilmu pengetahuan, sesuai dengan jenjang masing – masing pendidikan.
Menurut Simanjuntak (1989) mengemukakan bahwa dalam menyusun kurikulum
perlu memperhatikan :
a) Dasar dan tujuan sistem pendidikan nasional
b) Dasar dan tujuan lembaga pendidikan
c) Tujuan kulikuler komponen pendidikan
d) Tujuan dan struktur instruksional atau pengajaran
e) Keperluan pembaharuan aspek – aspek yang diperlukan
f) Tahap – tahap perkembangan anak didik

Pengelolaan sistem pendidikan nasional

1. Pengelolaan sistem pendidikan nasional pada umumnya diserahkan oleh presiden


kepada departemen atau menteri.
2. Dalam hal tertentu pengelolaan pendidikan nasional mengandung kekhususan
diserahkan kepada departemen, badan pemerintah lain.
3. Dalam mengelola pendidikan nasional presiden dibantu oleh Dewan Pendidikan
Nasional.

6
C. Kelembagaan Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah tempat terjadinya pendidikan untuk mengubah sikap
dan tingkah laku, mengembangkan potensi diri dan keterampilan. Melalui proses
pendidikan peserta didik bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan budaya nilai dan
norma.
Proses pendidikan ini dapat terjadi melalui interaksi sosial dan pengaruh
lingkungan, terutama keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Jenis lembaga pendidikan


Jenis lembaga pendidikan dapat dibagi 3 yaitu lembaga pendidikan formal, non
formal, dan informal.
1. Lembaga peendidikan formal
Lembaga pendidikan formal adalah lembaga yang menyediakan pendidikan secara
formal, dalam arti memiliki struktur dan jenjang yang jelas untuk peserta didiknya.
Contoh yang paling umum dari jenis lembaga pendidikan formal adalah sekolah, baik
dari kelompok bermain hingga tinggi.
Pemerintah mewajibkan rakyat Indonesia untuk bersekolah setidaknya selama 12
tahun. Kebijakan wajib belajar ini sudah dirintis sejak 2015. Harapannya, peserta
didik bisa mendapatkan ilmu serta ijazah SMA atau SMK yang kemudian bisa
digunakan untuk bekerja dengan baik.
2. Lembaga pendidikan nonformal
Lembaga pendidikan nonformal adalah lembaga yang memberikan pendidikan di luar
pendidikan formal
Berbeda dengan lembaga pendidikan formal, lembaga ini menyediakan materi dan
program dalam waktu yang relative singkat sesuai dangan kebutuhan masyarakat
yang bertujuan untuk mengganti, menambah, dan melengkapi pendidikan formal.
3. Lembaga pendidikan informal

7
Lembaga pendidikan informal adalah lembaga yang menyediakan pendidikan di
dalam keluarga dan masyarakat. Berhubung pendidikan informal ini dilakukan pada
linkungan keluarga.
D. Program dan Pengelolaan Pendidikan

 Jenis Program Pendidikan

Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan


pendidikan suatu satuan pendidikan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 9)
program pendidikan yang termasuk pendidikan sekolah terdiri atas :

1. Pendidikan umum
2. Pendidikan kejuruan
3. Pendidikan luar biasa
4. Pendidikan kedinasan
5. Pendidikan keagamaan

 Kurikulum Program Pendidikan


Istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Yunani kuno. Curir
berarti “pelari” dan curere “tempat berpacu”. Kurikulum kemudian diartikan “jarak
yang harus ditempuh” oleh pelari (Nana Sujana, 1989 : 4). Kurikulum dalam
pendidikan dianalogikan sebagai arena tempat peserta didik “berlari”. Untuk
mencapai “finish” berupa ijazah, diploma atau gelar (Zais, 1976 yang dikutip oleh
Mohammad Ansyar dan H. Nurtaing, 1992 : 7).
Dalam hubungan pembangunan nasional, kurikulum pendidikan nasional
berisi upaya pembentukan sumber daya manusia untuk pembangunan. Kurikulum
mengandung dua aspek, yaitu :
1. Aspek keasatuan nasional, yang memuat unsur – unsur penyatuan bangsa.
2. Aspek lokal, yang memuat sifat – sifat kekhasan daerah, baik yang berupa unsur
budaya, sosial maupun lingkungan alam, yang menghidupkan sikap kebinnekaan
dan merupakan kekayaan nasional.

8
 Kurikulum Nasional
Tujuan pendidikan nasional dinyatakan di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
Pasal 3, yaitu :
Pendiidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembagnnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara
yang demokrratis serta bertanggung jawab.
Kurikulum menjembatani tujuan dengan praktek pengalaman belajar ril di
lapangan atau sekolah. Dalam hubungan ini Soedijarto (Soedijarto, 1991 : 145)
merinci kurikulum atas 5 tingkatan :
1. Tujuan institusional, yang menggambarkan berbagai kemampuan, (pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap) yang harus dikuasai oleh peserta didik dari suatu
kesatuan pendidikan.
2. Kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang – bidang pelajaran
yang perlu dipelajari peserta didik untuk menguasai serangkaian kemampuan
yang disebut struktur program kurikulum.
3. Garis besar materi dari suatu bidang pelajaran yang telah dipilih, biasa disebut
GGPP atau silabi
4. Panduan dan buku – buku pelajaran yang disusun untuk omenunjang terjafinya
proses pembelajaran (pedoman guru dan buku paket belajar)
5. Bentuk dan jenis kegiatan pembelajaran yang dialami peserta didik, yaitu strategi
belajar mengajar.
 Kurikulum Muatan Lokal
Dalam lampiran keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan dijelaskan
bahwa muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan kondisi
alam itu merupakan kekayaan hidup bangsa Indonesia, oleh karena itu perlu
dilestarikan dan dikembangkan melalui upaya pendidikan.

9
Kesungguhan pemerintah dalam merealisasikan pemikiran mengenai muatan
lokal yang dimulai pada sekolah Dasar, diwujudkan dalam keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan RI No. 04 12/ U/ 1987 Tanggal 11 Juli 1987 tentang
penerapan muatan lokal sekolah dasar. Kemudian disusun dengan penjabaran
pelaksanaannya dalam keputusan direktur jenderal pendidikan Dasar dan Menengah
No. 173/ C/ Kep/ M/ 87 Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam kata sambutan menteri
pendidikan dan kebudayaan pada buku petunjuk penerapan kurikulum sekolah dasar
“dalam hal ini harus diingat bahwa adanya muataan lokal dalam kurikulum bukan
bertujuan agar anak terjerat dalam lingkungannya semata – mata. Semua anak sekolah
berhak mendapat kesempatan guna lebih terlibat dalam mobilitas yang melampaui
batas lingkungannya sendiri.”
Tujuan dilaksanakannya muatan lokal dalam okurikulum sd dapat dilihat dari
segi kepentingan nasional dan kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan
kepentingan nasional, tujuan muatan lokal yaitu :
1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah
2. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kea rah yang positif
Dari sudut kepentingan peserta didik, tujuan muatan lokal :
a. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap ilmu lainnya (lingkungan
alam, sosial, dan budaya).
b. Mengakrapkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak
asing dengan lingkungannya.
c. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk
memecahkan masalah yang ditemukan di lingkungan sekitarnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pendidikan nasional adalah suatu sisstem dalam suatu negara yang
mengatur pendidikan yang ada di negaranya agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa,
agar tercipta kesejahteraan umum dalam masyarakat. Penyelenggaraan sistem pendidikan
naasional disusun sedemikan rupa, meskipun secara garis besar ada persamaan daengan
seistem pendidikan nasional bangsa – bangsa lain, sehingga sesuai dengan kebutuhan
akan pendidikan dari bangsa itu sendiri yang secara geografis, demokrafis, histories, dan
kultural berciri khas. Jenjang pendidikan diawali dari jenjang pendidikan dasar yang
memberikan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat dan berupa prasayarat
untuk mengikuti pendidikan menengah. Yang diselenggarakan di SLTA. Pendidikan
menengah berfunsi memperluas pendidikan dasar dan mempersiapkan peserta. Untuk
melanjutkan kejenjang lebih tinggi.

B. Saran
1. Penyelenggaraan tingkat nasional harus ditingkatkan lagi
2. Kepada masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam memajukan pendidikan di
Indonesia.
3. Kepada pemerintah diharapkan agar dapat pembuatan sistem pendidikan nasional ini
hendaknya melibatkan pihak – pihak yang dapat ikut dalam memajukan pendidikan
nasional.

11
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbut. 1989. UU RI No. 2 Tahun 1982 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta
Penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbut. 1989. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta


Penjelasannya. Jakarta: Balai Pustaka.

Nawawi, Hadari. 1983. Perundang – Undangan Pendidikan. Jakarta: Ghalia.

Tirtaraharja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

12

Anda mungkin juga menyukai