Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN
Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

Disusun Oleh:
AGUSRA IKHWAN
GANI GELANDA
ADIB ADRIKAL PUTRA

Dosen Pembimbing:
Wulansari Vitaloka,M.pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)


FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN(FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TAHUN AJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami hadiahkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan “Ilmu Pendidikan” Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini . Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir . Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiin...

SungaiPenuh , Oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................

2
DAFTAR ISI ...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ..............................................................
2. Rumusan Masalah ........................................................
3. Tujuan Penulisan ..........................................................
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem ................................................
B. Pengertian Sistem Pendidikan .............................
C. Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem.....................
D. Komponen-Komponen Pendidikan .......................
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

3
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai sekarang ini,
teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan tantangan
global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan peningkatan
kulitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih menjadi
masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.
Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari
sistem pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia
pendidikan kita masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang
mendasar dan bersifat komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih
menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang
pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, oleh karena itu
upaya untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta
bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang, di butuhkanya
partisipasi yang strategis dari berbagai komponen yaitu : Pendidikan awal di
keluarga , Kontrol efektif dari masyarakat, dan pentingnya penerapan sistem
pendidikan pendidikan yang khas dan berkualitas oleh Negara.
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem?
2. Pendidikan sebagai sebuah Sistem?
3. Apa saja Komponen Sistem Pendidikan?
3. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami Pengertian Sistem.
2. Mahasiswa mampu memahami Pendidikan sebagai sebuah Sistem.
3. Mahasiswa mampu memahami Komponen Sistem Pendidikan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani, yakni systema yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan . Istilah sistem merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak.
Sistem dapat diartikan sebagai seperangkat komponen atau unsur-unsur yang
saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas
komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-
sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling
membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sistem dapat pula diartikan
sebagai suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh (Amirin:
1992). Mc. Ashan (1983) mendefinisikan sistem sebagai suatu strategi yang
menyeluruh atau terencana dikomposisi oleh suatu set elemen yang harmonis,
mempresentasikan kesatuan unit, masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang
semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis. Sementara itu Immegart
(1772) menyatakan bahwa esensi sistem merupakan suatu keseluruhan yang
memiliki bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu berelasi
antara yang satu dengan yang lain, serta peduli terhadap konteks lingkungannya.
Sebuah sistem memiliki struktur yang teratur. Sistem memiliki beberapa
sub sistem, sub sistem dapat terdiri dari beberapa sub-sub-sistem, sub-sub-sistem
dapat memiliki sub-sub-sub-sistem, dan seterusnya hingga sampai pada bagian
yang tidak dapat dibagi lagi yang disebut komponen atau elemen. Komponen
dapat pula berupa suatu sistem yang menjadi bagian dari sistem yang berada di
atasnya. Komponen-komponen itu mempunyai fungsi masing-masing (fungsi
yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu
kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi hingga membentuk sebuah sistem. Tiap-tiap komponen,
baik yang berupa sistem maupun yang berupa komponen yang tidak dapat dibagi-
bagi lagi, kesemuanya menjalankan fungsinya masing-masing namun saling
berkaitan atau saling berinteraksi satu sama lain sehingga merupakan suatu
kesatuan yang hidup.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan ciri-ciri umum suatu sistem sebagai
berikut:

5
1. Sitem merupakan satu kesatuan yang terstruktur.
2. Sistem memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki.
3. Bagian-bagian sistem itu berelasi antara satu dengan lainnya (holistic).
4. Tiap-tiap bagian system mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama
melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem.

B. Pengertian Sistem Pendidikan


Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas
proses pendidikan adalah pendekatan sistem. Melalui pendekatan sistem kita
dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu
proses.
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti cara,
strategi.1Dalam bahasa Inggris system berarti sistim, susunan, jaringan, cara.
Sistem juga diartikan sebagai suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir.
Wina Sanjaya, “sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain
saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
diterapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”
Omar Hamalik menyatakan bahwa “sistem adalah seperangkat komponen
atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk suatu tujuan.”Sedangkan menurut
Imam Barnadib dalam bukunya Ramayulis, “sistem adalah suatu gagasan atau
prinsip yang bertautan, yang tergabung menjadi satu keseluruhan.”
Menurut Mastuhu yang di sebutkan dalam bukunya yang berjudul
Dinamika Pesantren menjelaskan bahwa:
Sistem pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur
pendidikan yang bekerja sama secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama
lain menuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah mencapai cita-cita bersama
para pelakunya. Kerjasama antar pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan,
digairahkan, dan diarahkan oleh nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh
mereka. Unsur-unsur suatu Sistem Pendidikan terdiri dari unsur organik dan unsur
anorganik seperti dana, sarana, dan alat-alat
t pendidikan lainnya dimana antara unsur-unsur dan nilai-nilai yang ada dalam
sistem pendidikan tidak bisa terpisahkan dan harus saling menyatu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah
himpunan gagasan atau prinsip-prinsip pendidikan yang saling bertautan dan
tergabung sehingga menjadi satu keseluruhan.

6
C. Pendidikan sebagai sebuah Sistem
Kata pendidikan berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa
yunani kuno, yang jika dieja menjadi dua kata yaitu “Paid” yang artinya anak dan
“Agagos” yang artinya memembimbing.
Dengan demikian Pendidikan bisa di artikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di
didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk
dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa di simpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu
komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif
mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri
dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu
usaha pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur
proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat
digambarkan sebagai berikut Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada
pada diri peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan
jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik,
kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan
hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam
rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari
lembaga pendidikan (sekolah) tertentu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1979) menjelaskan pula bahwa, “Pendidikan merupakan suatu sistem yang
mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola
pendidikan, struktur/jenjang.
D. Komponen-komponen Pendidikan
Dalam aktifitas pendidikan terdapat enam komponen pendidikan Yang dapat
membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi namun Komponen
integrasinya terutama terletak pada pendidik dengan segalakemampuan dan
keterbatasannya.10 Komponen-komponen pendidikan tersebut meliputi : 1)
tujuan, 2) pendidik, 3) siswa, 4) isi/materi, 5) metode, dan 6) situasi
lingkungan.11 Noeng Muhadjir mengungkapkan bahwa komponen-komponen
pendidikan meliputi: 1) tujuan, 2) subyek didik, 3) pendidik, 4) lingkungan.

7
Sejalan dengan penelitian di atas, Aminuddin Rasyad berpendapat bahwa
“unsur-unsur esensial pendidikan adalah 1) materi pendidikan, 2) siswa dan
pendidik 3) tujuan pendidikan, 4) cara-cara mendidik 5) alat pendidikan, 6)
lingkungan pendidikan, 7) evaluasi pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang komponen-komponen pendidikan di atas
dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen pendidikan yang digunakan dalam
acuan pendidikan yaitu: 1) tujuan, 2) siswa, 3) pendidik, 4) isi/materi, 5) situasi
lingkungan dan 6) alat pendidikan.
a. Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam akifitas
pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen
pendidikan yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan,
sehingga efektifitas proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat mencapai
tujuan atau tidak.
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa
perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan,
tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah. Oleh karena itu perumusan
tujuan dengan jelas dantegas, menjadi inti dari seluruh pemikiran pedagogis dan
perenungan filosofis.
Dalam perspektif Islam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf Amir
Faisal, tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya sama dengan tujuan
diturunkannya agama Islam yaitu untuk membentuk manusia yang bertakwa
(muttaqin).16 Adapun manusia yang bertakwa itu adalah yang:
1) Dapat melaksanakan ibadah mahdah dan ghairu mahdah.
2) Membentuk warga negara yang bertanggung jawab kepada masyarakat,
bangsanya, dalam rangka bertanggung jawab kepada Allah.
3) Membentuk dan mengembangkan tenaga profesional yang siap dan terampil
untuk memasuki teknostruktur masyarakatnya.
4) Mengembangkan tenaga ahli dibidang ilmu agama Islam.
Urain tentang tujuan di atas menunjukkan bahwa tanpa adanya tujuan yang
jelas maka hasil yang didapat tentu tidak akan baik.
b. Komponen Siswa
Siswa/ peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.

8
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang ada pada fase
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan
dan perkembangan merupakan ciri dari seseorang peserta didik yang perlu
bimbingan dari seorang pendidik.
Syamsul Nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik:
1) Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri.
2) Peserta didik memiliki periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
3) Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan Individu baik
disebabkan oleh faktor bawaan maupun lingkungan Dimana ia berada.
4) Peserta didik merupakan unsur utama jasmani dan rohani.
5) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi yang dapat Dikembangkan
dan berkembang secara dinamis.
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk Membelajarkan
siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah Ditentukan. Dengan demikian, maka
proses pengembangan Perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus
dijadikan pusat Dari segala kegiatan.
Dalam proses pendidikan peserta didik di samping sebagai objek Juga sebagai
subjek. Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil Dalam proses pendidikan,
maka ia harus memahami peserta didik Dengan segala karakteristiknya.
c. Komponen Pendidik
Pendidik adalah individu yang akan memenuhi kebutuhan Pengetahuan,
sikap dan tingkahlaku peserta didik. Terdapat dua Kategori pendidik yaitu
pendidik menurut kodrat (orang tua) dan Pendidik menurut jabatan (guru).
Abudin Nata menjelaskan bahwa “dari komponen-komponen Pendidikan,
guru merupakan komponen pendidikan terpenting, Terutama dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang berkaitan Dengan peningkatan mutu pendidikan.”
Sedangkan tugas guru (pendidik) yang utama, menurut Imam al-Ghazali
adalah “menyempurnakan, membersihkan dan menyucikanserta membawa hati
manusia untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.”
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga
pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung Jawab dari orang tua
diterima guru atas
dasar kepercayaan, bahwa guru mampu memberikan pendidikan dan pengajaran
sesuai dengan perkembangan siswa.

9
Dalam lembaga pendidikan formal seorang pendidik dikatakan baik jika
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Menurut Mustaqim dalam Psikologi pendidikan, ada tiga bagian utama
kompetensi yang harus dikuasai seorang guru untuk dapat mengajar dengan baik,
yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan materi ajar, dan
kompetensi cara mengajar.
Penguasaan materi pelajaran diperlukan agar peserta didik dibimbing untuk
mampu menguasai penyampaian informasi dalam bentuk ilmu pengetahuan dapat
dilakukan dengan baik. Kompetensi cara mengajar sangat dibutuhkan agar guru
terampil dalam perencanaan pembelajaran, merancang strategi pembelajaran yang
tepat, mampu melaksanakan dengan baik, dan mengevaluasinya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, menurut peraturan Pemerintah No 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa guru wajib memiliki
empat kompetensi, yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi profesional, 3)
kompetensi kepribadian, 4) kompetensi sosial. Kometensi kepribadian penting
dikuasai seorang guru karena dengan
kompetensi kepribadian inilah memungkinkan guru meramu berbagai potensi
yang dimilikinya sehingga pembelajaran menjadi efektif.
d. Komponen Materi/Isi Pendidikan (Kurikulum)
satu konsep yang harus dikuasai oleh guru untuk menunjang kompetensi
adalah kurikulum.30 Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah
kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai garis finish.
Membicarakan masalah kurikulum pendidikan yang dikaitkan dengan
madrasah diniyah sebenarnya merupakan sesuatu hal yang tabu dikalangan ini
terutama madrasah diniyah yang berada dikawasan pondok pesantren
salaf/tradisional.
kurikulum tidak begitu populer, kalaupun yang dimaksud dengan
kurikulum adalah kegiatan baik yang berorientasi pada pengembangan intelektual,
keterampilan, maupun kegiatan-kegiatan lain. Terlepas dari hal tersebut madrasah
diniyah yang berada di pesantren salaf menyebutnya dengan materi pelajaran.
Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun secara
luas. Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata pelajaran

10
yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di madrasah atau perguruan
tinggi.
Dari pengertian kurikulum secara sempit menurut Supiana adalah sejumlah
materi/isi pelajaran. Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang
disampaikan oleh pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
Secara lebih luas Nurdin dan Basyirudin mengartikan kurikulum tidak
terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu:kurikulum
diartikan merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan madrasah dalam rangka
memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk
di dalamnya kegiatan pembelajaran, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara
mengevaluasi program pengembangan pembelajaran dan sebagainya.
Crow and Crow mendefinisikan bahwa “kurikulum adalah rancangan pengajaran
atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan
suatu program untuk memperoleh ijazah.”
Sedangkan M. Arifin memandang “kurikulum sebagai seluruh bahan
pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem
institusional pendidikan.”
Konsep kurikulum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
tahun 2003 pasal 1 ayat 11: menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Definisi di atas menjadi pedoman bagi konsep kurikulum setiap jenis dan
jenjang lembaga pendidikan di Indonesia. Dengan demikian kurikulum
merupakan rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran yang terwujud
dokumen tertulis dan sekaligus sebagai pedoman penyelenggaraan kegiata
pembelajaran.
Dalam usaha pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, di Sekolah dan di
masyarakat, terdapat syarat utama dalam pemilihan Bahan/materi pendidikan
yaitu: 1) materi harus sesuai dengan tujuan Pendidikan, 2) materi harus sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan, Ketrampilan dan
sikap. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang Disimpan dalam pikiran siswa,
dengan demikian pengetahuan Berhubungan dengan berbagai informasi yang
harus dihafal dan Dikuasai oleh siswa. Keterampilan menunjuk pada tindakan-
tindakan Yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk Mencapai
tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada kecenderungan Seseorang untuk bertindak
sesuai dengan nilai dan norma yang Diyakini kebenaranya oleh siswa.

11
e. Komponen Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang Mendukung
kegiatan pendidikan. Proses pendidikan berada dalam Suatu lingkungan, baik
lingkungan keluaga, lingkungan sekolah atau Lingkungan masyarakat.
Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan lingkungan Sosial.
Lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya Pendidikan.
Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana Kependidikan.Siswa dengan berbagai
potensinya akan berkembang maksimal jika Berada dalam sebuah lingkungan
yang kondusif. Iklim yang kondusif Bagi pencapaian tujuan pendidikan adalah
merupakan kurikulum Tersembunyi bagi pencapaian tujuan pendidikan.
Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan faktor pendorong Yang
dapat memberikan daya tarik bagi proses pembelajaran. Iklim Belajar yang
menyenangkan akan membangkitkan semangat dan Menumbuhkan aktivitas serta
kreativitas peserta didik. Lingkungan Kelas yang kondusif, nyaman,
menyenangkan, bersih, dan rapi Berperan penting dalam menunjang efektifitas
pembelajaran.

f. Komponen Alat Pendidikan


Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan Pendidikan
yang berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan Materi pendidikan,
oleh pendidik kepada siswa dalam mencapai tujuan Pendidikan
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif. Agar
interaksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien dalam Mencapai tujuan,
maka disamping dibutuhkan pemilihan bahan materi Pendidikan yang tepat, perlu
dipilih metode yang tepat pula. Metode Adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang Telah ditetapkan.
Dalam prakteknya ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat Pendidikan
dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti Perangkat keras yang
digunakan seperti media pembelajaran dan Sarana pembelajaran.
pembelajaran memiliki peranan yang penting sebagai salah Satu komponen
pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, proses Pembelajaran sebagai proses
komunikasi tidak dapat berlangsung Secara maksimal.
Menurut Omar Hamalik dalam bukunya Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan Pendekatan Sistem, “media dalam proses belajar Mengajar memiliki
dua peranan penting: 1) media sebagai alat bantu Mengajar, 2) media sebagai
sumber belajar yang digunakan sendiri Oleh peserta didik secara mandiri.”

12
Dengan adanya uraian komponen-komponen pendidikan di atas, Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa memerhatikan komponen-Komponen dalam
pendidikan adalah sangat penting dilakukan karena Adanya hubungan antara satu
dengan yang lain dan Sistem, sebagai suatu sistem tentunya setiap komponen
memberikan Sumbangan bagi keberhasilan pengajaran sesuai dengan fungsi
Masing-masing.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem pendidikan merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya
yang saling bekerjasama untuk mencapai hasil yang diharapakan
berdasarkan atas kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap sistem pasti
mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen atau
bagian-bagiannya adalah diarahkan untuk tercapainya tujuan terebut.
Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur
tujuan/sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur
atau jenjang, kurikulum dan peralatan/fasilitas.

Pendidikan nasional merupakan suatu usaha untuk membimbing para


warga negara Indonesia menjadi pacasila, yang berpribadi, berdasarkan
akan Ketuhanan berkesadaran masyarakat dan mampu membudayakan
alam sekitar. Serta tujuan dari pendidikan nasional itu yakni membangun
kualitas manusia yang bertakwa kpada Tuhan yang Maha Esa dan selalu

13
dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang
berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi,
berbudi pekerti yang luhur dan berkribadian yang kuat, cerdas, terampil,
dapat mengembangkan dan menyuburkan sikf domokrasi, dapat
memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan
lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik,
berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M., 1992, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta: Rajawali Pers.
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT
Gramedia Widia Sarana.
Immegart, Glenn L dan Francis J. Pilecki, 1972, An Intoduction to Systems for to
Educational Administrator, California: Addison Wesley Publishing Company.
Mc. Ashan, H.H., 1983, Comprehensive Planning for School ko, USA: Advocate
Publishing Group.

14
Tirtarahardja, Umar dan. S.L. La Sulo, 2005. “Pengantar Pendidikan”, Penerbit
Rineksa Cipta Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai