Dosen Pembimbing :
Hayatul Istiqomah
IIn Herlina
FAKULTAS TARBIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat Allah SWT. atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
pembelajaran IPS ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata
kesempurnaan. Shalawat beserta salam kami curahkan kepada Rasulullah S.A.W.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dalam bentuk Raudhatul
Athfal (RA), Madrasah, dan Perguruan Tinggi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu “sistem” dan
“pembelajaran” agar lebih jelas akan di jalaskan pengertian masing-
masing kata tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Pengertian sistem
Ada beberapa pengertian tentang sistem, di antaranya yaitu istilah
sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.1 Sistem adalah
suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara
fungsional yang memperoleh apa yang ingin di capai kemudian
menghasilkan apa yang yang diinginkan.2
3
Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian sistem adalah keseluruhan dari bagian-bagian
(komponen-komponen) yang saling bekerja sama atau berinteraksi
untuk mencapai hasil yang di harapkan dan berdasarkan kebutuhan
yang telah ditentukan atau yang telah di rencanakan.
2. Pengertian Pembelajaran
Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran, di antaranya
pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik.5 Pembelajaran adalah proses mental dan emosional, serta
berfikir dan merasakan. Seseorang pembelajar dikatakan melakukan
pembelajaran apabila pikiran dan perasaannya aktif.6 Berbeda menurut
Ahmad Sabri disampaikan tentang orang yang sudah aktif terlibat pada
proses pembelajaran diharapkan akan bisa merasa lebih bahagia, dan
lebih pantas untuk pemanfaatan alam sekitar.7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pembelajaran
diambil dari kata “Pem-bel-ajar-an” yang berarti proses, cara,
menjadikan orang/makhluk hidup belajar.8
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah “suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran”.9 Sedangkan menurut Dimyati, “pembelajaran
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, kerampilan dan sikap.10 Di dalam undang-undang RI
No.20 Tahun 2003 dikatakan bahwa “pengertian pembelajaran adalah
5
Syaifu Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), 61.
6
R. Ibrahim, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali, 2011), 125.
7
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),
34.
8
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan., 14.
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 57
10
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta), 157.
4
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar”.11
Sedangkan dalam teori pembelajaran, istilah pembelajaran dapat
diartikan menjadi beberapa pengertian antara lain:
1) Pembelajaran adalah upaya menyampaikan pengetahuan
kepada anak didik atau siswa di sekolah.
2) Pembelajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi
muda melalui lembaga pendidikan nasional.
3) Pembelajaran adalah pengorganisasian lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
4) Pembelajaran adalah upaya menyiapkan peserta didik untuk
menjadi warga masyarakat yang baik.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa untuk
menghadapi kehidupan mesyarakat sehari-hari.12
11
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Bandung: Citra Umbara, 2003), 5.
12
Hamalik, Kurikulum., 58-64.
5
Oleh karena itu, apabila salah satu komponen tidak bisa bergerak
sesuai yang diharapkan, menjadi berdampak secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi komponen lain sehingga bisa
terjadi perubahan tatanan kinerja sistem pembelajaran. Sistem
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik untuk mengembangkan kreativitas berpikir dalam suatu
proses pembelajaran yang nantinya akan membawa hasil yang
diinginkan. Bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan
sebuah sistem yang kemudian disebut dengan sistem pembelajaran.
3. Pengertian Madrasah
Kata “Madrasah” dalam bahasa Arab adalah bentuk kata
“keterangan tempat” dari akar kata “darasa”. Secara harfiah
“Madrasah” diartikan sebagai “tempat belajar para pelajar”, atau
“tempat untuk memberikan pelajaran”.13
Kata Madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah namun
dikususkan lagi pada sekolah-sekolah agama Islam. Dari penjelasan
tersebut penekanan Madrasah sebagai suatu lembaga yang
mengajarkan ilmi-ilmu keislaman. Di negara Arab Madrasah ditujukan
untuk sekolah umum, namun di Indonesia ditujukan untuk sekolah
yang mempelajari ajaran-ajaran Islam. Madrasah pada prinsipnya
adalah kelanjutan dari sistem Dayah.14
13
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Surabaya: Risalah Gusti,1996), h. 66.
14
Haidar Putra daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 98.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008), h. 59.
6
antara beberapa komponen dalam sistem pembelajaran adalah sebagai
berikut :
C. Tujuan
7
b. Terciptanya lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan mampu bersaing di dunia kerja.
c. Terciptanya lulusan yang cerdas, dan mempunyai kesadaran dan
tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup serta
menjaga kelestariannya.
D. Materi Pelajaran
8
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk
kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per
semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke
berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran.
Keterangan :
9
kepemimpinan dan sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah
sikap peduli. Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah
dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam
usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit.
Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai
pendukung kegiatan kurikuler.
E. Metode Pembelajaran
10
sangat diperlukan oleh guru, dengan pengunaan metode yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode
mengajar merupakan keniscayaan, sebab guru tidak akan dapat
mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.
Dalam rangkaian sistem pengajaran, pelaksanaan proses belajar
mengajar di Madrasah metode yang digunakan sangat bervariasi
tergantung dari guru dan materi yang akan dipelajari. 18 Di antaranya
seperti :
1) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memecahkan masalah.19 Metode diskusi
dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a) Guru mengemukakan masalah yang akan di diskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara
pemecahannya.
b) Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi,
memilih pemimpin diskusi, pencatat, pelapor dan sebagainya,
mengatur tempat duduk, ruangan, sarana.
c) Para siswa beridkusi pada kelompoknya masing-masing,
sedangkan guru berkeliling berkeliling dari kelompok satu ke
kelompok lain untuk menjaga dan memberi dorongan agar
diskusi dapat berjalan lancar.
d) Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya,
hasil diskusi di tanggapi oleh semua siswa.
e) Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan guru
mengumpulkan hasil diskusi.
2) Metode Demontrasi
18
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama,
2014), h. 15.
19
Ismail Sukaedi, Model-Model Pembelajaran Modern, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press,
2013), h. 29.
11
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan materi yang sedang
disajikan.
Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu proses terjadinya sesuatu.
3) Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara
penyampaian pelajaran dengan penuturan. Metode ceramah ini
termasuk klasik. Namun penggunaannya sangat populer. Banyak
guru yang memanfaatkan metode ceramah dalam megajar, oleh
karena itu pelaksanaanya sangat sederhana. Sebagai suatu sistem
penyampaian metode ceramah seringkali dilakukan tidak berdiri
sendiri melainakan harus divariasikan dengan metode yang
pembelajaran yang lain.20 Langkah-langkah pelaksanaan metode
ceramah diantaranya sebagai berikut :
a) Persiapan, tujuan persiapan ini adalah untuk menjelaskan
kepada siswa tentang tujuan dan masalah apa yang akan
dibahas, dan membangkitka apresiasi pada siswa untuk
membantu siswa memahami pelajaran yang akan disajikan.
b) Penyajian yaitu pada tarap ini disajikan bahan yang berkenaan
dengan pokok-pokok masalah.
c) Generalisasi, pada tarap ini unsur-unsur yang sama dan
berlainan dihimpun untuk mendapat kesimpulan-kesimpulan
megenai pokok-pokok masalah ceramah.
d) Aplikasi Penggunaan, sekarang pada langkah ini, dimana
kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi
sehingga nyata pelaksanaan itu.
20
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 98.
12
F. Media Pembelajaran
13
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan media
akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif,
sedangkan tanpa mediaguru cenderung bicara satu arah.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan
belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulangulang, sebab
dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa media
pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi
belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar
informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat,
menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui
media pemahaman siswa akan lebih baik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja.Media pembelajaran dapat
dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa
dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.
Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas
dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi dan proses belajar Proses pembelajaran menjadi
lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai
ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-
sumber ilmu pengetahuan.h.Mengubah peran guru ke arah
yang lebih positif dan produktif. Guru dapat berbagi peran
dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,
14
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar, dan lainlain.
b. Jenis Media Pembelajaran
a) Media visual
Media Visual (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat
peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa
dinikmati lewat panca-indera mata. Media visual (image
atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting
dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan
pada konteks yang bermakna dansiswa harus berinteraksi
dengan visual ( image ) itu untuk meyakinkan terjadinya
proses informasi. Dengan demikian media visual dapat
diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat
untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan
akan isi materi pelajaran.
Media visual merupakan sebuah media yang memiliki
beberapa unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tekstur
dalam penyajiannya. Media visual dapat menampilkan
keterkaitan isi materi yang ingin disampaikan dengan
kenyataan. Media visual dapat ditampilkan dalam dua
bentuk, yaitu visual yang menampikan gambar diam dan
visual yang menampilkan gambar atau simbol bergerak.
Ada beberapa media visual yang digunakan dalam
pembelajaran, di antaranya adalah buku, jurnal, peta,
gambar, dan lain sebagainya.
b) Audio Visual
15
Media audio visual merupakan media yang dapat
menampilkan unsur gamabar dan suara secara bersamaan
pada saat mengomunikasikan pesan atau informasi. Media
audio visual dapat mengungkapkan objek dan peristiwa
seperti keadaan yang sesungguhnya. Perangkat yang
gunakan dalam media audio visual ini adalah mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang
lebar. Media Audio (media dengar) adalah media yang isi
pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran.
Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera
dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
(Setyosari dan Sihkabuden :2005).
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara
memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.
Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media
audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang
memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan
penelitian. Contoh media yang berbasis audio-visual adalah
video, film, slide bersama tape, televisi.
c) Komputer
16
melalui terminal komputer maupun multiarah yang
diperluas melalui jaringan komputer (baik lokal maupun
global) dan jugadiperluas fungsinya melalui interface
(antarmuka) multimedia.
G. Evaluasi
17
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation.
Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.21
Evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses belajar mengajar dan di dalamnya melibatkan guru
dan siswa, pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pengajaran serta mengadakan perbaikan
program bagi murid
b) Memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil
belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka
pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan
kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid
c) Menentukan posisi murid di dalam situasi belajar mengajar
agar sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki masing-
masing siswa
d) Mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan
belajar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar pemecahan
kesulitan belajar.
21
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar..., h. 17.
18
e) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode
mengajar.22
22
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar..., h. 17.
23
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar..., h. 18.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21