Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PEMBELAJARAN IPS

“PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPS”

Dosen Pembimbing :

Siti Hardiyanti Dini I, M. d

Disusun oleh kelompok 11 :

Hayatul Istiqomah

IIn Herlina

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL ( IAIN ) LAA ROIBA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami penjatkan ke hadirat  Allah SWT. atas rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
pembelajaran IPS ini dengan sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata
kesempurnaan. Shalawat beserta salam kami curahkan kepada Rasulullah S.A.W.

Dalam menyelesaian makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang


terbaik. Tetapi kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah kami yang akan datang.           
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Pembimbing : Siti Hardiyanti Dini I, M. Pd dan semua pihak yang
terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan dorongan,
semangat dan masukan.
Semoga apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah SWT. Aamiin.

Bogor, 10 Oktober 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

“ANALISIS SISTEM PEMBELAJARAN MADRASAH”.....................................i


KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembelajaran.....................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Pembelajaran Madrasah..................................................3
B. Analisis Sistem Pembelajaran di Madrasah..................................................7
1. Tujuan........................................................................................................7
2. Materi Pelajaran........................................................................................8
3. Metode Pembelajaran..............................................................................10
4. Media Pembelajaran................................................................................13
5. Evaluasi...................................................................................................17
BAB III..................................................................................................................19
A. Kesimpulan ................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sektor penting dalam pembangunan bangsa,


melalui pendidikan kita menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
mampu mengisi pembangunan bangsa ke depan. Pentingnya pendidikan
sebagai pilar pembangunan secara tegas tertuang dalam pembukaan UUD
1945. Sesuai alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Cerdas dalam semua lini kehidupan
berbangsa dan bernegara. Indonesia menyelenggarakan pendidikan dalam
satu sistem pendidikan nasional. Salah satunya adalah penyelenggaraan
pendidikan Islam yang diselenggarakan bersama antara Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Agama
(Kemenag) yang fokus menyelenggarakan pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan.

Peranan pendidikan Islam di kalangan umat Islam sebagai agama


mayoritas penduduk Indonesia merupakan salah satu bentuk manifestasi
dari cita-cita hidup Islami untuk melestarikan, mengalihkan, menanamkan
(internalisasi), dan mentransformasikan nilai-nilai Islam tersebut kepada
pribadi generasi penerusnya sehingga nilai-nilai kultural religius yang
dicita-citakan dapat tetap berfungsi dan berkembang dalam masyarakat
dari waktu ke waktu (Andewi, 2004:3). Kiprahnya untuk mencetak
generasi penerus bangsa tidak bisa diabaikan lagi. Salah satunya melalui
penyelenggaraan pendidikan Islam dalam bentuk pendidikan formal yang
sering kita kenal dengan madrasah.

Madrasah tersebut memiliki payung hukum sesuai dengan amanat


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang

1
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dalam bentuk Raudhatul
Athfal (RA), Madrasah, dan Perguruan Tinggi.

Agama, serta Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Kiprah


madrasah dalam membangun karakter bangsa dengan penanaman nilai-
nilai agama sebagai bagian dalam penyelenggaraan pendidikan disamping
pemberian ilmu pengetahuan umum perlu menjadi perhatian. Karena
penyeleggaraan pendidikan madrasah telah mendorong pendidikan di
Indonesia semakin besar.

Kiprah pendidikan Islam di kalangan umat Islam sebagai agama


mayoritas penduduk Indonesia untuk mencetak generasi penerus bangsa
tidak bisa diabaikan lagi. Perkembangannya begitu pesat mulai dari
pendidikan informal hingga menjadi pendidikan formal yang sejajar
dengan pendidikan umum. Kedudukannya kuat sebagai bagian dari
Sisdiknas, dengan payung hukum UU Sisdiknas yang secara tegas
menyiratkan kedudukan madrasah yang sama dengan sekolah umum.
Kurikulum yang termuat dalam pendidikan di madrasah adalah 100%
umum ditambah ilmu agama. Berbagai persoalan tersebut masih belum
mendapat titik temu yang dapat menjadikan penyelenggaraan pendidikan
madrasah lebih baik. Meski begitu, madrasah terus berjalan dan memiliki
peluang dan tantangan tersendiri. Peluangnya antara lain: semakin
maraknya kehidupan umat beragama, semakin kuatnya Kemenag dalam
mengelola pendidikan madrasah, animo masyarakat yang semakin baik
terhadap penyelenggaraan pendidikan madrasah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Sistem Pembelajaran Madrasah?


2. Apa saja Sistem Pembalajaran Madrasah?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui apa itu Sistem Pembelajaran Madrasah


2. Untuk mengidentifiaksi apa saja Sistem Pembalajaran Madrasah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pembelajaran Madrasah

1. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu “sistem” dan
“pembelajaran” agar lebih jelas akan di jalaskan pengertian masing-
masing kata tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Pengertian sistem
Ada beberapa pengertian tentang sistem, di antaranya yaitu istilah
sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.1 Sistem adalah
suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara
fungsional yang memperoleh apa yang ingin di capai kemudian
menghasilkan apa yang yang diinginkan.2

Menurut Zahara Idris, sebagaimana yang dikutip oleh Anggota


IKAPI sistem adalah “suatu kesatuan yang terdiri atas
komponenkomponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai
sumbersumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur,
tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu
hasil atau produk”.3

Sistem menurut Salisbury, sebagaimana yang di kutip oleh


Syafarudin dan Irwan Nasution, “sistem adalah sekelompok
bagianbagian yang bekerja sama sebagai satu kesatuan fungsi”.
Sedangkan menurut Johnson dkk, “definisi sisten yaitu: susunan
elemen-elemen yang saling berhubung”.4
1
Fuad Ikhsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), 107.
2
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Gorontalo: Bumi Aksara, 2006), 11.
3
Anggota IKAPI, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta), 108.
4
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Ciputat: PT Ciputat Press, 2005),
42.

3
Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian sistem adalah keseluruhan dari bagian-bagian
(komponen-komponen) yang saling bekerja sama atau berinteraksi
untuk mencapai hasil yang di harapkan dan berdasarkan kebutuhan
yang telah ditentukan atau yang telah di rencanakan.

2. Pengertian Pembelajaran
Ada beberapa pengertian tentang pembelajaran, di antaranya
pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik.5 Pembelajaran adalah proses mental dan emosional, serta
berfikir dan merasakan. Seseorang pembelajar dikatakan melakukan
pembelajaran apabila pikiran dan perasaannya aktif.6 Berbeda menurut
Ahmad Sabri disampaikan tentang orang yang sudah aktif terlibat pada
proses pembelajaran diharapkan akan bisa merasa lebih bahagia, dan
lebih pantas untuk pemanfaatan alam sekitar.7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian pembelajaran
diambil dari kata “Pem-bel-ajar-an” yang berarti proses, cara,
menjadikan orang/makhluk hidup belajar.8
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik adalah “suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materi, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
tujuan pembelajaran”.9 Sedangkan menurut Dimyati, “pembelajaran
adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, kerampilan dan sikap.10 Di dalam undang-undang RI
No.20 Tahun 2003 dikatakan bahwa “pengertian pembelajaran adalah

5
Syaifu Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005), 61.
6
R. Ibrahim, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali, 2011), 125.
7
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Jakarta: Quantum Teaching, 2005),
34.
8
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan., 14.
9
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 57
10
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta), 157.

4
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar”.11
Sedangkan dalam teori pembelajaran, istilah pembelajaran dapat
diartikan menjadi beberapa pengertian antara lain:
1) Pembelajaran adalah upaya menyampaikan pengetahuan
kepada anak didik atau siswa di sekolah.
2) Pembelajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi
muda melalui lembaga pendidikan nasional.
3) Pembelajaran adalah pengorganisasian lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
4) Pembelajaran adalah upaya menyiapkan peserta didik untuk
menjadi warga masyarakat yang baik.
5) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa untuk
menghadapi kehidupan mesyarakat sehari-hari.12

Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara pendidik (guru)
dan peserta didik (siswa), untuk membelajarkan siswa dalam
memperoleh dan memproses pengetahuan, kerampilan dan sikap.
Dikatakan seseorang sudah belajar yaitu akan terdapat perbedaan
keadaan antara sebelum dan sesudah melakukan proses pembelajaran.
Oleh karena itu pembelajaran bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di
dalam kelas yang formal, terbatasi waktu maupun tempat.

Dari kedua pengertian di atas, yaitu sistem dan pembelajaran dapat


disimpulkan bahwa rangkaian beberapa komponen atau unsur
unsur materi, fasilitas, perlengkapan, dan metode pembelajaran
yang bersatu dalam implementasi prosedur tertentu agar tercapai
tujuan yang diinginkan.

11
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Bandung: Citra Umbara, 2003), 5.
12
Hamalik, Kurikulum., 58-64.

5
Oleh karena itu, apabila salah satu komponen tidak bisa bergerak
sesuai yang diharapkan, menjadi berdampak secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi komponen lain sehingga bisa
terjadi perubahan tatanan kinerja sistem pembelajaran. Sistem
pembelajaran merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan
pendidik untuk mengembangkan kreativitas berpikir dalam suatu
proses pembelajaran yang nantinya akan membawa hasil yang
diinginkan. Bisa dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan
sebuah sistem yang kemudian disebut dengan sistem pembelajaran.

3. Pengertian Madrasah
Kata “Madrasah” dalam bahasa Arab adalah bentuk kata
“keterangan tempat” dari akar kata “darasa”. Secara harfiah
“Madrasah” diartikan sebagai “tempat belajar para pelajar”, atau
“tempat untuk memberikan pelajaran”.13
Kata Madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah namun
dikususkan lagi pada sekolah-sekolah agama Islam. Dari penjelasan
tersebut penekanan Madrasah sebagai suatu lembaga yang
mengajarkan ilmi-ilmu keislaman. Di negara Arab Madrasah ditujukan
untuk sekolah umum, namun di Indonesia ditujukan untuk sekolah
yang mempelajari ajaran-ajaran Islam. Madrasah pada prinsipnya
adalah kelanjutan dari sistem Dayah.14

B. Analisis Sistem Pembelajaran di Madrasah

Untuk penelahaan sistem pembelajaran secara mendalam


sesungguhnya dalam sistem pembelajaran terdapat beberapa komponen
penyusun yang berperan dalam pelancara proses belajar mengajar, bahkan
di antaranya merupakan komponen utama dan yang paling penting. 15 Di

13
Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Surabaya: Risalah Gusti,1996), h. 66.
14
Haidar Putra daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 98.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2008), h. 59.

6
antara beberapa komponen dalam sistem pembelajaran adalah sebagai
berikut :

C. Tujuan

Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari


pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada suatu pelajaran yang
diprogramkan tanpa tujuan, karena hal ini merupakan kegiatan yang
tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan
prosedur yang dilakukan.
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan suatu cita-cita
yang bernilai normatif.16 Sebab dalam tujuan terdapat sejumlah nilai
yang harus ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan
mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan
sosial, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Mau di bawa kemana siswa, apa yang harus dimiliki
oleh siswa, semuanya tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Jika
diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung pada sistem tubuh
manusia. Manusia masih bisa hidup tanpa memeiliki tangan, tidak
mempunyai mata, tapi tidak akan bisa hidup tanpa jantung. Oleh
karenanya, tujuan merupakan komponen pertama dan utama.17
Tujuan madrasah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu madrasah telah menetapkan tujuan secara khusus
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan dalam hal :
a. Terciptanya lulusan yang santun dan berkualitas (taqwa, terampil,
unggul, dan mandiri) yang didasari nilai-nilai agama.
16
Normatif adalah berpegang teguh terhadap norma, aturan, dan ketentuan yang berlaku.
17
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., h. 59.

7
b. Terciptanya lulusan yang siap melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan mampu bersaing di dunia kerja.
c. Terciptanya lulusan yang cerdas, dan mempunyai kesadaran dan
tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup serta
menjaga kelestariannya.

D. Materi Pelajaran

Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem


pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran merupakan inti
dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses
pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini
bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran. Dalam kondisi semacam ini, maka
penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak diperlukan. Guru perlu
memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa,
sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumbel belajar. Materi
pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga
sering terjadi proses pembelajaran adalah menyampaikan materi yang
ada dalam buku. Namun demikian, dalam pembelajaran yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompotensi, tugas, dan
tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan
demikian, materi pelajaran sebenarnya bisa diambil dari berbagai
sumber.

Struktur kurikulum merupakan konseptualisasi konten kurikulum


dalam bentuk mata pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap
peserta didik.

8
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk
kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per
semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke
berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran.

Keterangan :

Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa


Daerah.Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam
struktur kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler
Madrasah Ibtidaiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan
Sekolah, Kegiatan Rohani Islam (Rohis) dan lain sebagainya.

Kegiatan ekstra kurikuler yaitu, Pramuka (utama), Unit Kesehatan


Madrasah, Palang Merah Remaja, Kegiatan Rohani Islam
(Rohis),Olahraga,Kesenian,Karya Ilmiah Remaja, Olimpiade dan yang
lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan kepribadian,

9
kepemimpinan dan sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah
sikap peduli. Di samping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah
dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam
usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit.
Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai
pendukung kegiatan kurikuler.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang


kontennya dikembangkan oleh pusat.

Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni


Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara


terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau
diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk
memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran
per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran


per minggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.

Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan


jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.

E. Metode Pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

10
sangat diperlukan oleh guru, dengan pengunaan metode yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Menguasai metode
mengajar merupakan keniscayaan, sebab guru tidak akan dapat
mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.
Dalam rangkaian sistem pengajaran, pelaksanaan proses belajar
mengajar di Madrasah metode yang digunakan sangat bervariasi
tergantung dari guru dan materi yang akan dipelajari. 18 Di antaranya
seperti :

1) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memecahkan masalah.19 Metode diskusi
dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a) Guru mengemukakan masalah yang akan di diskusikan dan
memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara
pemecahannya.
b) Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi,
memilih pemimpin diskusi, pencatat, pelapor dan sebagainya,
mengatur tempat duduk, ruangan, sarana.
c) Para siswa beridkusi pada kelompoknya masing-masing,
sedangkan guru berkeliling berkeliling dari kelompok satu ke
kelompok lain untuk menjaga dan memberi dorongan agar
diskusi dapat berjalan lancar.
d) Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya,
hasil diskusi di tanggapi oleh semua siswa.
e) Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan guru
mengumpulkan hasil diskusi.
2) Metode Demontrasi

18
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika Aditama,
2014), h. 15.
19
Ismail Sukaedi, Model-Model Pembelajaran Modern, (Yogyakarta: Tunas Gemilang Press,
2013), h. 29.

11
Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan
suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan
media pengajaran yang relevan dengan materi yang sedang
disajikan.
Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu proses terjadinya sesuatu.
3) Metode Ceramah
Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara
penyampaian pelajaran dengan penuturan. Metode ceramah ini
termasuk klasik. Namun penggunaannya sangat populer. Banyak
guru yang memanfaatkan metode ceramah dalam megajar, oleh
karena itu pelaksanaanya sangat sederhana. Sebagai suatu sistem
penyampaian metode ceramah seringkali dilakukan tidak berdiri
sendiri melainakan harus divariasikan dengan metode yang
pembelajaran yang lain.20 Langkah-langkah pelaksanaan metode
ceramah diantaranya sebagai berikut :
a) Persiapan, tujuan persiapan ini adalah untuk menjelaskan
kepada siswa tentang tujuan dan masalah apa yang akan
dibahas, dan membangkitka apresiasi pada siswa untuk
membantu siswa memahami pelajaran yang akan disajikan.
b) Penyajian yaitu pada tarap ini disajikan bahan yang berkenaan
dengan pokok-pokok masalah.
c) Generalisasi, pada tarap ini unsur-unsur yang sama dan
berlainan dihimpun untuk mendapat kesimpulan-kesimpulan
megenai pokok-pokok masalah ceramah.
d) Aplikasi Penggunaan, sekarang pada langkah ini, dimana
kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi
sehingga nyata pelaksanaan itu.

20
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 98.

12
F. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran


Menurut Gagne (1970) media pembelajaran adalah berbagai
komponen pada lingkungan belajar yang membantu pembelajar
untuk belajar. Selain itu, Briggs (1997) mendefenisikan media
sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan
kepada peserta didik sehingga mampu merangsang mereka
untuk belajar. Media pembelajaran mencakup semua sumber
yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam
pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras
(hardware) seperti komputer, televisi, projektor dan perangkat
lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran
adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi
secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih
rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi
beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang
berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi
terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun
berada.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarikMedia
dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi,
sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana
belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.

13
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan media
akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif,
sedangkan tanpa mediaguru cenderung bicara satu arah.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan
belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan
waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus
menjelaskan materi ajaran secara berulangulang, sebab
dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa media
pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi
belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar
informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami
pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat,
menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui
media pemahaman siswa akan lebih baik.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja.Media pembelajaran dapat
dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa
dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.
Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas
dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
materi dan proses belajar Proses pembelajaran menjadi
lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai
ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-
sumber ilmu pengetahuan.h.Mengubah peran guru ke arah
yang lebih positif dan produktif. Guru dapat berbagi peran
dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk
memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,

14
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan
kepribadian, memotivasi belajar, dan lainlain.
b. Jenis Media Pembelajaran
a) Media visual
Media Visual (Daryanto, 1993:27), artinya semua alat
peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa
dinikmati lewat panca-indera mata. Media visual (image
atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting
dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula
menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan
pada konteks yang bermakna dansiswa harus berinteraksi
dengan visual ( image ) itu untuk meyakinkan terjadinya
proses informasi. Dengan demikian media visual dapat
diartikan sebagai alat pembelajaran yang hanya bisa dilihat
untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan
akan isi materi pelajaran.
Media visual merupakan sebuah media yang memiliki
beberapa unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tekstur
dalam penyajiannya. Media visual dapat menampilkan
keterkaitan isi materi yang ingin disampaikan dengan
kenyataan. Media visual dapat ditampilkan dalam dua
bentuk, yaitu visual yang menampikan gambar diam dan
visual yang menampilkan gambar atau simbol bergerak.
Ada beberapa media visual yang digunakan dalam
pembelajaran, di antaranya adalah buku, jurnal, peta,
gambar, dan lain sebagainya.
b) Audio Visual

15
Media audio visual merupakan media yang dapat
menampilkan unsur gamabar dan suara secara bersamaan
pada saat mengomunikasikan pesan atau informasi. Media
audio visual dapat mengungkapkan objek dan peristiwa
seperti keadaan yang sesungguhnya. Perangkat yang
gunakan dalam media audio visual ini adalah mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang
lebar. Media Audio (media dengar) adalah media yang isi
pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran.
Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera
dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
(Setyosari dan Sihkabuden :2005).
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara
memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya.
Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media
audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang
memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan
penelitian. Contoh media yang berbasis audio-visual adalah
video, film, slide bersama tape, televisi.
c) Komputer

Komputer merupakan sebuah perangkat yang memiliki


aplikasi-aplikasi menarik yang dapat di manfaatkan oleh
guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Krisnadi
(2004: 271) menyebutkan bahwa aplikasi computer dalam
pembelajaran, umumnya dikenal dengan istilah Computer
Assisted Instruction (CAI) dalam bahasa Indonesia disebut
Pembelajaran Berbasis Komputer. Emithu (2010)dalam
wahyudiono (2011) CAI adalah aplikasi komputer sebagai
bagian integral dalam sistem pembelajaran terhadap proses
belajar dan mengajar yang bertujuan membantu siswa
dalam belajarnya bisa melalui pola interaksi dua arah

16
melalui terminal komputer maupun multiarah yang
diperluas melalui jaringan komputer (baik lokal maupun
global) dan jugadiperluas fungsinya melalui interface
(antarmuka) multimedia.

CAI merupakan suatu sistem komputer yang dapat


menyampaikan pengajaran secara langsung kepada para
siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang
diprogramkan kedalam sistem (Nana Sudjana dan A.Riva’i,
(2007: 138). CAI juga bermacam-macam bentuknya
bergantung kecakapan pendesain dan pengembang
pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games),
mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian
dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang
dianimasikan.

Menurut Krisnadi (2004: 271) Istilah CAI umumnya


menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses
melalui komputer dimana siswa dapat berinteraksi
dengannya. Komputer sudah sangat familiar dengan para
siswa. Banyak siswa telah memiliki netbook atau laptop
yang digunakan dalam pembelajaran sehari- hari.
Penggunaan media pembelajaran yang mengunakan
software atau perangkat lunak sebagai media untuk
berinteraksi dalam proses pembelajaran, baik di kelas
maupun di rumah. Dari teori yang dikemukakan diatas
dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer dalam
pembelajaran membantu tercapainyatujuan pengajaran di
karenakansiswa dapat langsung berinteraksi dengan materi
yang di ajar.

G. Evaluasi

17
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation.
Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
dari suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.21
Evaluasi sebagai sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses belajar mengajar dan di dalamnya melibatkan guru
dan siswa, pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut :
a) Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pengajaran serta mengadakan perbaikan
program bagi murid
b) Memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil
belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka
pemberian laporan kepada orang tua, penentuan kenaikan
kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid
c) Menentukan posisi murid di dalam situasi belajar mengajar
agar sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki masing-
masing siswa
d) Mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan
belajar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar pemecahan
kesulitan belajar.

Tujuan dari evaluasi yaitu :


a) Merangsang kegiatan siswa
b) Menemukan sebab kemajuan atau kegagalan belajar
c) Memberikn bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan dan bakat maing-masing siswa
d) Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang
diperlukan orang tua dan lembaga Pendidikan

21
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar..., h. 17.

18
e) Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode
mengajar.22

Seorang guru tidak bisa mengabaikan evaluasi dalam


pendidikan, sekalipun cara dan teknik pelaksanaannya bergantung
pada guru masing-masing. Tetapi yang perlu diingat agar evaluasi
yang dilakukan tidak menjadi hantu yang menakutkan bagi siswa
dan memberikan masukan pada proses pembelajarn berikutnya.2322

22
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar..., h. 17.
23
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar..., h. 18.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

20
DAFTAR PUSTAKA

Fuad Ikhsan 2003 “Dasar-dasar Kependidikan” (Jakarta: PT Rineka Cipta,


2003)
Hamzah B. Uno 2006 “Perencanaan Pembelajaran” (Gorontalo: Bumi Aksara,
2006),
Anggota IKAPI “Dasar-Dasar Kependidikan” (Jakarta: PT Rineka Cipta)
Syafaruddin dan Irwan Nasution 2005, “Manajemen Pembelajaran” (Ciputat: PT
Ciputat Press)
Syaifu Sagala 2005, “Konsep dan Makna Pembelajaran” (Bandung: Alfabeta)
R. Ibrahim, dkk 2011 “Kurikulum dan Pembelajaran” (Jakarta: Rajawali)
Ahmad Sabri 2005, “Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching” (Jakarta:
Quantum Teaching)
Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan.
Oemar Hamalik 1999, “Kurikulum dan Pembelajaran” (Jakarta: Bumi Aksara)

21

Anda mungkin juga menyukai