Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

“PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM”


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat pendidikan islam
Dosen Pengampu :
Nama : Hanapi, M.Pd.

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK V
NAMA :
HAURUL ALMAYANI (200104095)
NAJWA APRIANI (200104077)
NANA KURNIA (170104065)
OKTA PRATAMA (200104094)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji dan syukur kami aturkan ke hadirat Tuhan yang Maha kuasa
karena atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
sebagaimana adanya. Sebagaimana judul dari makalah ini yakni “pendidikan islam
sebagai suatu sistem” maka makalah ini berisikan penjelasan mengenai dasar-dasar
pendidikan islam, sebagai sistem universal dan tujuan sistematik pendidikan islam.
Makalah ini kami susun secara praktis dan sederhana agar lebih mudah untuk
dipahami para pembaca dengan harapan dengan adanya makalah ini, nantinya kita dapat
lebih memahami tentang dasar-dasar pendidikan islam, sebagai sistem universal dan
tujuan sistematik pendidikan islam. Kami juga menyadari bahwa di dalam penulisan
makalah ini, mungkin terdapat kesalahan bahkan tidak ada kesempurnaan oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 02 Oktober 2021

Haurul Almayani

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Dasar-dasar pendidikan islam............................................................................... 2
B. Pendidikan islam sebagai suatu sistem Universal................................................. 2
C. Tujuan sistematik pendidikan islam...................................................................... 5
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut PBM (Proses belajar-
mangajar) ialah sebuah kegiatan utuh terpadu(integral) antara siswa sebagai pelajar yang
sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan
kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam
situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.
Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan memahaminya, akan tetapi dalam
dunia pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri dari
berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama,
dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan sebagai suatu sistem.
Agama sebagai salah satu kebutuhan rohani yang harus dipenuhi, dan juga menjadi
landasan hidup setiap manusia. Begitu juga dengan Pendidikan Agama Islam yang sangat
urgen dalam kehidupan kita seorang muslim. Tujuan hidup manusia menurut H. Muhsin An
Syadilie yang saya kutip dari penelitian terbarunya adalah “tujuan hidup manusia di dunia.
ini adalah untuk beribadah kepada Allah Swt dalam berbagai aspeknya. Ibadah dalam artian
menghambakan dirinya kepada peraturan-peraturan yang dibuat oleh Allah Swt untuk
kepentingan manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
Pendidikan agama Islam sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya
didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga
membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
B. RumusanMasalah
1. Apa Dasar-dasar Sistem pendidikan islam?
2. Apa Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam Universal?
3. Apa saja Tujuan Sistematik Pendidikan Islam?
C. TujuanPenilitian
1. Mengetahui apa pengertian Sistem.
2. Mengetahui Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam Universal.
3. Mengetahui Tujuan Sistematik Pendidikan Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar-dasar Sistem Pendidikan islam
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “sistema” yang artinya: suatu keseluruhan
yang tersusun dari banyak bagian (whole compounded of several parts). Di antara bagian-
bagian itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur. Definisi sistem yang lain
dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai
berikut “Suatu sistem adalah suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks.” Sedangkan Campbel menyatakan bahwa sistem itu
merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Sistem pendidikan adalahkeseluruhan yang
terpadu dari satuan kegiatan pendidikan yg berkaiatan satu sama lain untuk mencapai tujuan
pendidikanSystem juga diartikan sebagai suatu kesatuan komponen yang sama, satu sama
lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Dari berbagai pengertian diatas,
maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari sekian banyak
komponen yang saling berintegrasi, saling berfungsi secara kooperaatif dan saling
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Dari konsep ini, ada empat ciri utama suatu system. Pertama, suatu system memiliki
tujuan tertentu. Kedua, ada komponen sistem ; ketiga, untuk menggerakkan fungsi, adanya
fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan kerja sistem. Dan keempat, adanya interaksi
antar berbagai Komponen.
B. Pendidikan Agama Islam Sebagai Suatu Sistem dalam Universal
Dari beberapa sumber yang dipelajari, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 komponen
pendidikan yang digunakan yaitu :
1. Tujuan,
2. Siswa,
3. Pendidik,
4. Isi/materi,
5. Situasi lingkungan dan
6. Alat pendidikan.
Maka untuk menghasilkan output dari sistem pendidikan yang bermutu, hal yang paling
penting adalah bagaimana membuat semua komponen yang dimaksud berjalan dengan

2
baik. Yang mana pendidik, sisawa, materi pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan
pendidikan semuanya satu langkah menuju pencapaian tujuan pendidikan itu.
1) Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan Islam yaitu seperti yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu,
melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu
sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dala kehidupan serta mendasarkan
semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
2) Komponen Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam pendidikan tradisional, siswa dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya
menerima informasi dari orang dewasa. Kini makin cepatnya perubahan sosial, dan
berkat penemuan teknologi maka komunikasi antar manusia berkembang amat cepat.
Siswa di samping sebagai objek pendidikan, ia juga sebagai subjek pendidikan, karena
sumber belajar bukan hanya guru, tapi siswa juga dapat menjadi sumber belajar
terutama dalam pembelajaran aktif. Sebagai salah satu input di lembaga pendidikan
juga sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan sistem pendidikan.
3) Komponen Pendidik
Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar, dan atau
melatih peserta didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik sebagai pendidik
dan memenuhi beberapa kompetensi sebagai pendidik.
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang yang dipenuhi oleh
seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan.
Sedangkan kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak pada usia dini meliputi,
(1) kompetensi pedagogik,
(2) kompetensi kepribadian,
(3) kompetensi profesional,
(4) kompetensi sosial.
Dalam dunia pendidikan Islam, banyak sebutan bagi seorang pendidik, diantaranya
ustadz, syekh, ajengan. Ulama-ulama dalam dunia Islam memiliki fungsi ganda, ia adalah
pendidik sekaligus seorang konselor bagi masyarakat awam. Ia menjadi seorang yang
bertanggung jawab untuk memberikan ilmu keduniaan maupun akhirat bagi anak-anak
didiknya. Selain itu, manusia pun telah memiliki mandat untuk senantiasa berubah, karena

3
ia tidak bisa berubah kecuali oleh mereka sendiri seperti dalam Alquran Alloh telah
menegaskan bahwa Ia tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubahnya
sendiri.
4) Komponen Materi/isi Pendidikan
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik
kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang
diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam
pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu:
(a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan,
(b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.
Alloh menerangkan mengenai hal ini dalam alquran Surat Annisa ayat 83.
5) Komponen Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan
pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Siswa dengan berbagai
potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam sebuah lingkungan yang
kondusif. Sesuai dengan pendapat A. Noerhadi Djamal bahwa lingkungan berpengaruh
besar dan menentukan terhadap kelangsungan berkembangnya potensi diri siswa.
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi lingkungan ini
meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal
di mana situasi lingkungan ini berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka
lingkungan itu juga menjadi pembatas pendidikan.Indikator lingkungan pendidikan adalah
sebagai berikut interaksi pelaku, iklim organisasi, dan hubungan antara madrasah dengan
masyarakat.
Lingkungan pendidikan dalam pendidikan Islm sangat luas, akan tetapi jika dalam
pendidikan formilnya ada sekolah-sekolah terpadu, madrasah-madrasah, pondok pesantren
atau boarding school, dan juga balai-balai pelatihan. Dunia pesantren menjadi salah satu
lingkungan pendidikan yang sangat kondusif dan efektif, karena peserta didik dididik mulai
dari ia bangun tidur hingga tertidur kembali, dalam arti segala hubungan dengan sesama
makhluk dan Alloh pun diajarkan tiada henti, baik itu melalui kelas-kelas belajar maupun
dengan melihat akhlak pendidiknya.
6) Komponen Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang
berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik

4
kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Peristiwa pendidikan ditandai dengan
adanya interaksi edukatif. Agar interaksi dapat berlangsung secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan, maka di samping dibutuhkan pemilihan bahan materi pendidikan
yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode adalah cara yang di dalam
fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah
metode dapat disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada beberapa
faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat
pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang
digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Alat pendidikan dalam arti perangkat keras adalah sarana pembelajaran dan media
pembelajaran yang dapat mendukung terselenggaranya pembelajaran aktif dan efektif.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)[12] ditentukan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana
yang meliputi, perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan, seperti perpustakaan
dan laboratorium untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Kitab kuning menjadi tambahan bahan ajar di dunia pesantren.
Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena telah memiliki enam unsur
sistem pendidikan yang harus bisa melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau
manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam
kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
C. Tujuan Sistematik Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia
sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia
yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan
tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu
menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :

‫س ا َِّل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َن َو‬
َ ‫اّل ْن‬
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan
shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan

5
syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang
dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang
islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang
dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan
dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan sistematik pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-
kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya
pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
Bahagia di dunia dan akhirat.
menghambakan diri kepada Allah.
Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
Akhlak mulia.
Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran dapat diketahui
sebagaimana yang diungkapkan Fatthiyah Hasan (1986:31) bahwa al-Ghazali mengarahkan
tujuan pendidikan kepada dua sasaran yaitu kesempurnaan insani yang tujuannya taqorrub

6
atau mendekatkan diri kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
Sedangkan Abdul Fatah Jalal (1988:119) mengatakan bahwa tujuan umum pendidikan Islam
adalah untuk menjadikan manusia sebagai abdi dan hamba Allah. Pendapatnya ini
didasarkan pada firman Allah dalam A-qur’an Surat Al-Dzariyat ayat 56:

‫س ا َِّل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َن َو‬
َ ‫اّل ْن‬
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melaikan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku. (Q.A. Al-Dzariyat ; 56).
Berbeda dengan al-Syaibani (1979:399), beliau menjabarkan tujuan pendidikan Islam
dengan mengklasifikasikannya kedalam tiga tujuan asasi sebagai berikut:
Tujuan-tujuan individual yang sifatnya untuk peningkatan kemampuan setiap individu
berupa pengetahuan, perubahan tingkah laku, pertumbuhan kedewasaan, dan kesiapan-
kesiapan yang semestinya dimiliki untuk mempersiapkan proses pencapaian kebahagiaan
dunia akhirat. Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai
keseluruhan, dengan tingkah laku masyarakat pada umumnya. Tujuan-tujuan profesional
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi, dan sebagai suatu
aktivitas diantara aktivitas-aktivitas masyarakat.
Tujuan pendidikan jangka panjang yang dirumuskan sebagai pendekatan diri kepada
Allah, dapat dicapai dengan melaksanakan ibadah wajib dan sunnah serta mengkaji ilmu-
ilmu fardhu ‘ain seperti ilmu syariah. Sementara, orang-orang yang hanya menekuni ilmu
fardhu kifayat sehingga memperoleh profesi-profesi tertentu dan akhirnya mampu
melaksanakan tugas-tugas keduniaan dengan hasil yang optimal sekalipun, tetapi tidak
disertai dengan hidayah al-din, maka orang tersebut tidak akan semakin dekat dengan Allah.
Tujuan pendidikan jangka pendek menurut al-Ghazali adalah diraihnya profesi manusia
sesuai dengan bakat dan kemampuannya dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
fardhu ‘ain dan fardhu kifayat. Masalah kemuliaan duniawi bukanlah tujuan dasar dari
seseorang yang melibatkan diri dalam dunia pendidikan. Seorang penuntut ilmu seperti
siswa, mahasiswa, guru, atau dosen, akan memperoleh derajat, pangkat, dan segala macam
kemuliaan lain yang berupa pujian, kepopularitasan, dan sanjungan manakala ia benar-benar
mempunyai motivasi hendak meningkatkan kualitas dirinya melalui ilmu pengetahuan
untuk diamalkan. Sebab itulah, al-Ghazali menegaskan bahwa langkah awal seseorang
dalam proses pembelajaran adalah untuk menyucikan jiwa dari kerendahan budi dan sifat-
sifat tercela, dan motivasi pertama adalah untuk menghidupkan syariat dan misi Rasulullah.

7
Dari beberapa pendapat tentang tujuan pendidikan Islam diatas, kiranya bisa diambil
kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah melahirkan manusia paripurna, terbaik,
insan kamil atau manusia yang bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan
fungsinya dalam kehidupan serta mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga
Rasul-Nya.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi, saling
berfungsi secara kooperaatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.
Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun
rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman
hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan Islam
adalah melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang bertaqwa
yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta
mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
Pendidikan Agama Islam adalah sebuah sistem karena telah memiliki enam unsur sistem
pendidikan
1. Tujuan,
2. Siswa,
3. Pendidik,
4. Isi/materi,
5. Situasi lingkungan dan
6. Alat Pendidikan
yang harus bisa melahirkan manusia paripurna, terbaik, insan kamil atau manusia yang
bertaqwa yaitu sosok manusia yang memahami peran dan fungsinya dalam kehidupan serta
mendasarkan semuanya pada ajaran dan hukum Allah juga Rasul-Nya.
B. SARAN
Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat pendidikan islam. Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya kritikan
yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.

9
DAFTAR PUSTAKA
A Nurhadi Djamal, ”Ilmu Pendidikan Islam Suatu Telaah Reflektif Qur’an” dalam Ahmad
Tafsir Epistimologi Untuk Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN
SGD, 1995),
A. A. Navis, Pendidikan Dalam Membentuk Bangsa,
Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem(Bandung: Rosda
Karya, 1997)
Djohar, Evaluasi atas Arah Pendidikan dan Pemikiran Fungsionalisasi Pendidikan Indonesia
untuk Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik (Jakarta: Yayasan Fase Baru
Indonesia, 25 Oktober 1999),
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam,(Jakarta : Kencana, 2004),
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PP No. 19 TAHUN 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara,
2004), h. 21
Suryana, Ana. Metodik Khusus Pembelajaran Agama Islam.(Tasikmalaya: STAI, 2010)
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. (Bandung : PT Remaja Rosda
Karya.2005).
Tatang Amirin, Pengantar Sistem (Jakarta: Rajawali Press, 1886),
UUD 1945, Undang-Undang Republik Indonesia dan Perubahannya, (Penabur Ilmu, 2004)
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,1984),
Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),

Anda mungkin juga menyukai