Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah ilmu pendidikan islam dengan judul makalah”system
pendidikan islam”. Dengan selesainya penulisan makalah ini, penulis menyampaikan
terimakasih kepada Ibu Nurul lailiyah,S.Pd.I.,M.Pdselaku dosen pengampu.Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para mahasiswa dan
generasi muda yang peduli dengan pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Aamiinn

Mojokerto 12 september 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------i

DAFTAR ISI----------------------------------------------------------------------------------ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang-----------------------------------------------------------------------3
B. Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------3
C. Tujuan---------------------------------------------------------------------------------3

BAB II PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan--------------------------------------------4


B. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem-------------------------------------------------4
C. Komponen Komponen Pendidikan------------------------------------------------5
D. Masalah masalah Penelitian Pendidikan------------------------------------------9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan---------------------------------------------------------------------------13

DAFTAR PUSTAKA------------------------------------------------------------------------14

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang pendidikan termasuk rumpun ilmu perilaku, suatu rumpun ilmu yang
mengkaji aktivitas manusia. Lingkup kajian aktivitas manusia sangatlah luas, mencakup
aktivitas manusia sebagai individu atau kelompok, sebagai kesatuan etnis, bangsa, atau
ras, dalam lingkup geografis, administratif atau sosial-budaya, dalam satuan organisasi,
institusi, pemerintahan, berkenaan dengan kegiatan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pendidikan, keamanan, keagamaan, kesejahteraan masyarakat, dll.
Dalam makalah ini akan dibahas ruang lingkup penelitian pendidikan dan selanjutnya
dijelaskan masalah penelitian pendidikan dan masalah penelitian pendidikan karakter.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan ?
2. Apa Pendidikan Sebagai Suatu Sistem?
3. Apa Komponen Komponen Pendidikan?
4. Apa Masalah masalah Penelitian Pendidikan?
C. Tujuan
1. Agar Mengetahui Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan
2. Agar Mengetahui Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
3. Agar Mengetahui Komponen Komponen Pendidikan
4. Agar Mengetahui Masalah Masalah Penelitian Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

3
A. Ruang lingkup penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan berasal dari bahasa Inggris “reseach” (re berarti kembali dan
search berarti mencari). Dengan demikian, reseach berarti mencari kembali. Dalam arti
yang luas, penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis,
untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode
tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.dengan demikian
penelitian pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematis, logis dan
berencana untuk mengumpulkan,mengolah, menganalisis dan mnyimpulkan data dengan
menggunakan metode tertentu untuk mencari jawaban atas permasalahan yang timbul
dalambidang pendidikan.
B. Pendidikan sebagai suatu sistem
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,
manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari orang lain. Secara kodrati, manusia akan
selalu hidup bersama dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan
seperti itulah terjadi interaksi manusia, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi
dengan sesamanya maupun interaksi dengan Tuhan, baik disengaja maupun tidak
disengaja. Salah satu bentuk interaksi manusia yang dilakukan secara sengaja adalah
pendidikan. Manusia sadar bahwa tanpa pendidikan, perkembangan dan pertumbuhan
potensi kemanusiaannya akan berjalan lamban dan tidak optimal.
Secara operasional, proses pendidikan terjadi dengan melibatkan berbagai unsur dan
senantiasa terkait dengan fenomena sosial lainnya. Oleh karena itu, pendidikan juga dapat
dipahami dari pendekatan sistematik bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk
sistem sosial. Sistem juga dapat diartikan sebagai suatu unsur atau komponen yang saling
berinteraksi secara fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran. Menurut
definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Para ahli lain mengemukakan pengertian sistem sebgai berikut:
1) Sistem adalah suatu kesatuan yang terorganisasi terdidri atas sejumlah
komponenn yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan yang
hendak dicapai.

4
2) Sistem adalah sekelompok objek/bagian/komponen yang terindependen dan
berhubungan satu sama lain.
3) West Churchman mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat bagian yang
telah dikoordinasikan untuk mencapai seperangkat tujuan.
Sebuah sistem memiliki ciri-ciri diantaranya adalah
a. Tujuan,Fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
b. Komponen-komponen Interaksi atau saling berhubungan
c. Penggabungan yang menimbulkan jalinan paduan
d. Proses transformasi
Umpan balik untuk koreksi Daerah batasan dan lingkungan.[2]
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat komponen
yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.
C. Komponen-komponen proses pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang terlibat
didalamnya guna mencapai tujuan. Proses sederhana yang menggambarkan interaksi
unsur pendidikan dapat dilihat secara jelas dalam proses belajar yang terjadi dalam
lembaga pendidikan formal, tepatnya dikelas, yaitu manakala guru mengajarkan nilai-
nilai ilmu dan keterampilan kepada anak didik, dan anak didik menerima pengajaran
tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses belajar.
Ruang lingkup penelitian pendidikan dilihat dari faktor atau komponen pendidikan
adalah dasar dan tujuan, pendidik, anak didik, materi, metode, alat dan lingkungan.
1) Dasar dan tujuan pendidikan
a. Dasar pendidikan
Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai
lebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang
dicita-citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai yang
universal tentang seluruh aspek kehidupan manusia, serta merupakan
standar nilai yang dapat mengevaluasi kegiatan pendidikan yang selama
ini berjalan.
b. Tujuan pendidikan

5
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah
pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan
bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan
pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah; norma-norma dan atau ukuran tingkahlaku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis,
tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam
sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan danpendidik
dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981). Langeveld mengemukakan
bahwa pandangan hidup manusia menjiwai tingkah laku perbuatan
mendidik. Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan tergantung pada
nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai
tingkahlaku manusia akan menjiwai tingkahlaku pendidikan dan sekaligus
akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2) Peserta didik
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia
sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu
orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah,
maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang
dewasa. Mendasarkan pada pemikiran tersebut di atas maka pembahasan peserta
didik seharusnya bermuara pada dua hal tersebut di atas.Persoalan yang
berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau sikap anak didik
dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut:
Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak
memiliki sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbdeda dengan sifat hakikat
kedewasaan. Anak memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan
pertolongan dan bimbingan baik jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat
manusia dalam pendidikan ia mengemukakan anak didik harus diakui sebagai

6
makhluk individu dualitas, sosialitas dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang
harus dididik dan mendidik.
3) Pendidikan
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat
beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan,
yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja. Ditinjau dari lembaga
pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru
sebgai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal
sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala
kebudayaan, yang termasuk kategori pendidi adalah 1) orang dewasa, 2) orang
tua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin
keagamaan.
Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana
pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam
mendidik, yaitu :
1. Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa
perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor luar manusia.
Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang
menentukan segalanya.
2. Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari
dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini
menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur
terhadap perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai
dengan kodratnya secara bebas.
3. Metode Demokratis

7
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan
manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam
perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus
bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik
dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk
mencapai tujuan.
Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta
didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan
formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama,
pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau
kebudayaan. Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai
gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja.
Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu
yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan
yang lain.
Alat dan Fasilitas Pendidikan.
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses
pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses
pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga tujuan pendidikan akan
mudah dicapai. Misalnya laboratorium lengkap dengan alat-alat
percobaannya, internet dll. [3]
Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada
aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian demikian ini dikelompokkan
sebagai penelitian terapan atau applied research.
Ruang lingkup dan kajian pendidikan, diantaranya: komponen-
komponen proses pendidikan dan penelitian bidang pendidikan.
Komponen-komponen proses pendidikan tersebut meliputi: interaksi

8
pendidikan, tujuan pendidikan, lingkungan pendidikan, dan pergaulan
pendidikan. Sedangkan penelitian bidang-bidang pendidikan, antara lain
meliputi: penelitian bidang ilmu dan praktek pendidikan, akan dijelaskan
dalam uraian berikut.
Penelitian Bidang ilmu dan Praktik Pendidikan
Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan
pada aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian demikian ini
dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research.
Disamping dua jenis penelitian di atas dalam bidang ini dapat juga
mengevaluasi pelaksanan atau keberhasilan suatu sistem, ketepatan
penggunaan suatu sistem, program model, metode, media, instrumen, dsb.
a) Pendidikan Teoritis
Penelitian yang diarahkan pada kajian bidang pendidikan teoritis
ini, antara lain meliputi:
- Kajian filosofis tentang pendididikan: idealisme, realisme,
pragmatisme, eksistensialisme.
- Pendidikan dalam orientasi: tranmisi, transaksi, dan tranformasi
- Konsep-konsep pendidikan, perenialisme, esensialisme,
romantisme, progresivisme, teknologi pendidikan dan pendidikan
pribadi.
b) Pendidikan Praktis
Pengelompokan bidang pendidikan praktis tersebut, sebagai
berikut:
- Berdasarkan lingkungan dan kelompok usia
- Berdasarkan jenjang
- Berdasarkan Bidang Studi
D. Masalah masalah Penelitian Pendidikan
Masalah penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis menurut Sugiyono (1994 :
36-39), antara lain :
1. Permasalahan Deskriptif

9
Permasalahan deskriptif merupakan permasalahan dengan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Dalam penelitian
ini, peneliti tidak membuat perbandingan variabel yang satu pada sampel yang lain,
hanya mencari hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain.
2. Permasalahan Komparatif
Permasalahan ini merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda pada
waktu yang berbeda.
3. Permasalahan Asosiatif
Merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara
dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu;
a. Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama.
b. Hubungan kausal Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi),
c. Hubungan interaktif/ resiprocal/ timbal balik Hubungan interaktif adalah
hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel
independen dan dependen,
John Dewey dan Kerlinger (dalam Sukardi, 2009:21) mendefinisikan bahwa
permasalahan adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti;
permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan.
Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Masalah sebagai antara kebutuhan yang diinginkan dan kebutuhan
yang ada (Setyosari, 2010:53). Misalnya, diharapkan bahwa peserta didik memperoleh nilai
skor rata-rata 80 dalam suatu ujian. Ternyata, skor rata-rata yang dicapai peserta didik
hanya sebesar 60. Ini berarti ada kesenjangan. Rendahnya perolehan skor rata-rata tersebut
dapat menjadi suatu masalah, karena untuk mencapai ketuntasan minimal (KKM) mereka
harus mendapatkan skor minimal, misalnya 75. Apa sebenarnya yang menjadi penyebab
masalah rendahnya skor rata-rata tersebut?.

10
Tujuan penelitian memegang peranan yang sangat penting karena merupakan arah
dan sasaran yang harus dicapai. Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk
menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip dan
generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Secara khusus, tujuan
penelitian pendidikan bergantung kepada permasalah pendidikan.[6]
Dalam mencapai tujuan penelitian pendidikan, tidak lepas dari masalah yang dihadapi oleh
peneliti. Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
terkait dengan bidang pendidikan, Sukardi (2009:22-24), menyebutkan antara lain:
1. Pengalaman seseorang atau kelompok. Pengalaman mengajar di kelas, pengamatan
terhadap lingkungan sekitar. Pengalaman orang yang telah lama menekuni bidang
profesi pendidikan dapat digunakan untuk membantu mencari permasalahan yang
signifikan diteliti.
2. Lapangan tempat bekerja. Tempat-tempat dimana seseorang maupun peneliti bekerja
adalah juga merupakan salah satu sumber permasalahan yang baik. Para peneliti dapat
melihat secara langsung, mengalami dan bertanya pada satu, dua, atau banyak orang
dalam pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan
komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan sebagai
sumber penelitian.
3. Laporan hasil penelitian. Sumber yang ketiga untuk memperoleh permasalahan yang
signifikan adalah perpustakaan atau internet di mana hasil-hasil penelitian para peneliti
berada. Dari hasil penelitian, yang biasanya dalam bentuk jurnal, biasanya disamping
ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan penelitian yang direkomendasikan
karena berkaitan dengan hasil penelitian yang telah ada. Dari banyaknya laporan
penelitian, seorang peneliti dimungkinkan dapat memperoleh gambaran permasalahan
yang baik untuk diteliti.
4. Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang lain di luar bidang yang dikuasai seringkali memberikan pengaruh
munculnya permasalahan penelitian. Misalnya, gerakan reformasi yang muncul setelah
Orde Baru, ternyata telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan tuntutan para
guru untuk memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik. Era global telah

11
mempengaruhi mobilitas dan transformasi tenaga kerja di beberapa negara, serta telah
mempengaruhi sistem pendidikan dan sistem penilaian lulusan sekolah menengah
kejuruan (SMK). Gerakan hak asasi manusia di masyarakat telah mempengaruhi sikap
dan tingkah laku masyarakat menjadi lebih berani dalam mengajukan hak-haknya yang
telah lama hilang.
Namun demikian, masalah yang bersumber dari tempat yang tepat belum tentu
semuanya dapat digunakan sebagai masalah penelitian, maka perlu adanya identifikasi
masalah oleh peneliti.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari
konsep dan teori sehingg dikelompokkan sebagai penelitian terapan atau applied research.
Selain penelitian bidang ilmu dan praktek pendidikan, juga dilakukan untuk mengevaluasi
pelaksanan atau keberhasilan suatu sistem, ketepatan penggunaan suatu sistem, program
model, metode, media, instrumen pembelajaran.
Dalam mencapai tujuan penelitian pendidikan ada beberapa masalah yang dihadapi
dalam penelitian diantaranya pengalaman seseorang atau kelompok, lapangan tempat
bekerja, laporan hasil penelitian, sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain
Dan dalam penelitian pendidikan karakter kendala yang dihadapi diantaranya nilai-
nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum dikembangkan dengan baik dan juga
belum memadainya penerapan nilai-nilai karakter di sekolah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia.2011)


Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya.2011)
Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosda.2005)

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai