Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR DASAR ILMU PENDIDIKAN


“KOMPONEN KOMPONEN ILMU PENDIDIKAN”

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
yang Dibimbing Oleh Drs.Azman,M.Si.

Oleh :
NAMA :ELGI RAHMAN
NIM :19061029

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Enam Komponen
Pokok Sistem Pendidikan di Era Reformasi” ini tepat pada waktunya. Shalawat dan
salam kita kirimkan kepadaNya agar disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah memperjuangkan ilmu pengetahuan sehingga berkembang pesat seperti
adanya saat sekarang ini.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan dengan judul Enam Komponen Pokok
Sistem Pendidikan di Era Reformasi.Penulis sadar materi kuliah ini masih banyak
kekurangan,penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak,agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat member informasi yang berguna bagi
pembacanya,terutama mahasiswa.

Padang, 5 Oktober 2019

Elgi Rahman

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 2

DAFTAR ISI………………………..………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 4
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………….. 4
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………. 4
1.3.Tujuan Penulisan…………………………………………………………… 4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………............... 5
2.1.Pengertian Komponen Pendidikan ………………………......…………….. 5
2.2.Komponen Pendidikan …………………………………………………….. 5
2.3.1.Tujuan……………………………………………………………. 5
2.3.2.Peserta Didik………………………………….……………………. 7
2.3.3.Pendidik……………….………………………………………… 7
2.3.4.Interaksi Edukatif Antara Pendidik dan Peserta Didik……………… 8
2.3.5.Isi Pendidikan……..……………………………………………. 9
2.3.6.Lingkungan Pendidikan…………………………………………….. 10
2.3.Hubungan Timbal Balik Antara Komponen Pendidikan…………………. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………... 11

DAFTAR PUSTAKA..………………...………………………………………….. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga
sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Sebagaimana dikemukakan Philiph H. Coombs, ada tiga jenis sumber utama
input dari masyarakat bagi sistem pendidikan, yaitu:
1. Ilmu pengetahuan, tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang berlaku di dalam
masyarakat.
2. Penduduk serta tenaga kerja yang tersedia.
3. Ekonomi atau penghasilan masyarakat.
Terhadap ketiga sumber utama input bagi sistem pendidikan tersebut,
dilakukan seleksi berdasarkan tujuan, kebutuhan, efisiensi dan relevansinya bagi
pendidikan. Selain itu, seleksi dilakukan pula atas dasar nilai dan norma tertentu
dengan alasan bahwa pendidikan bersifat normatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian komponen pendidikan ?
2. Apa saja macam-macam komponen pendidikan?
3. Bagaimana hubungan timbal balik antar komponen pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian komponen pendidikan.
2. Mengetahui macam-macam komponen pendidikan.
3. Mengetahui hubungan timbal balik antar komponen pendidikan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komponen Pendidikan


Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan
tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan bahwa untuk
berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen
tersebut.

2.2 Komponen Pendidikan


Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik, komponen-komponen itu yakni:
1) Tujuan Pendidikan
2) Peserta Didik
3) Pendidik
4) Interaksi Edukatif Pendidik dan Anak Didik
5) Isi Pendidikan
6) Lingkungan pendidikan

1) Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan.
Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan.
Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu
pendidikan yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma dan atau ukuran tingkah laku
perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik
maupun guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang

5
didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan
pendidik dalam suatu masyarakat (Syaifulah,1981).
Langeveld mengemukakan bahwa pandangan hidup manusia menjiwai
tingkah laku perbuatan mendidik. Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan
tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang
menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus
akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan.
Langeveld mengemukakan jenis-jenis tujuan pendidikan terdiri dari tujuan umum,
tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tujuan kebetulan dan tujuan perantara.
Pembagian jenis-jenis tujuan tersebut merupakan tinjauan dari luas dan sempit tujuan
yang ingin dicapai.
Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum pendidikan
yang terjabar mulai dari :
1) Cita-cita nasional/tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945),
2) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam Sistem Pendidikan Nasional),
3) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat pendidikan/sekolah),
4) Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata pelajran atau kuliah),
dan
5) Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus.
Dengan demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai
guru dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.

6
2) Peserta Didik
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah
saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka sekarang
peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau
sikap anak didik dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut:
Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki sifat
kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Anak
memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan bimbingan baik
jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam pendidikan ia
mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas
dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan mendidik.
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong 1981
mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam
pendidikan.Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang
memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang memiliki
kelainan, dan penanaman sikap dan tangggung jawab pada anak didik.

3) Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Maka muncullah beberapa individu yang tergolong
pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut
diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala
kebudayaan.

7
4) Interaksi Edukatif Pendidik dan Peserta Didik
Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-
komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik. Interaksi
pendidik dengan anak didik bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut mungkin
berupa tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan, dan
metode pendidikan
Pendidikan berdasarkan kewibawaan dapat dicontohkan dalam peristiwa
pengajaran dimana seorang guru sedang memberikan pengajaran, diantara beberapa
murid membuat suatu yang menyebabkan terganggunya jalan pengajaran. Kemudian
guru tersebut memberikan peringatan atau menegur, maka beliau ini telah
melaksanakan tindakan berdasarkan kewibawaan. Dengan demikian tindakan
berdasarkan kewibawaan yaitu bersumber dari orang dewasa sebagai pendidik, untuk
mencapai tujuan pendidikan (tujuan kesusilaan, sosial dan lain-lain) (Syaifullah,
1982).
Alat pendidikan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
ataupun diadakan oleh pendidik yang bertujuan untuk melaksanakan tugas mendidik
Penggunaan alat pendidikan itu bukan hanya soal teknis, melainkan mempunyai
sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat tersebut.
Pendidik yang menggunakan alat itu hendaknya dapat menyesuaikan diri dengan
tujuan yang teerkandung dalam alat itu. Penggunaan dan pelaksanaan alat itu
hendaknya betul-betul timbul atau terbit dari pribadi yang menggunakan alat itu
(pendidik).
Adapun alat pendidikan itu seperti nasihat, teguran, hukuman, ganjaran, dan perintah.
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas metode atau bagaimana pendidikan
dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik yaitu
metode diktatoral metode liberal dan metode demokratis (Suwarno, 1981). Metode
diktatoral bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembagan
manusia semata-mata ditentukan oleh faktor diluar manusia, sehingga pendidikan

8
bersifat maha kuasa. Sikap ini menimbulkan sikap diktator dan otoriter, pendidik
yang menentukan segalanya.
Metode liberal bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang
secara wajar atau kodrat ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap
bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.
Biarkanlah anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas atau liberal.
Metode demokratis bersumber dari teori konvergensi yang mengatakan bahwa
perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Di dalam
perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat
membimbing perkembangan anak. Di sini tampak bahwa pendidik dan anak didik
sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan. Ki Hadjar
Dewantoro melahirkan asas pendidikan yang sesuai dengan metode demokratis, yaitu
Tut Wuri Handayani, ing madyo mangun karsa, ing ngarsa asung tulada artinya
pendidik itu kadang-kadang mengikuti dari belakang, kadang-kadang harus ditengah-
tengah berdampingan dengan anak dan kadang-kadang harus didepan untuk memberi
contoh atau tauladan.

5) Isi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/bahan
pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran
yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Macam-macam isi
pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril, pendidikan
estetis, pendidikan sosial, pendidikan intelektual, pendidikan keterampilan dan
pendidikan jasmani.

9
6) Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat di mana suatu pendidikan
dilaksanakan.
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Lingkungan
pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan kebudayaan yang terdiri
dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan sosial politis, lingkungan sosial
anthropologis, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan iklim geographis.

2.3 HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTAR KOMPONEN PENDIDIKAN

Keseluruhan komponen-komponen Pendidikan diatas merupakan satu kesatuan yang


saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Input
mentah (raw input), yaitu peserta didik, Input alat (instrumental input) seperti:
kurikulum, pendidik, input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca,
situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi proses pendidikan. Sehingga dalam pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal dapat ditempuh melalui proses berkomunikasi yang intensif.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Komponen pendidikan merupakan bagian-bagian dari sistem proses


pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses
pendidikan.
Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Input masukan (raw input): peserta didik.
Komponen masukan (raw input), adalah kualitas siswa yang akan mengikuti proses
pendidikan.Kualitas tersebut dapat berupa potensi kecerdasan, bakat, minat belajar,
kepribadian siswa, dan sebagainya.
2. Input alat (instrumental input) : kurikulum, dan pendidik Komponen masukan yang
berperan sebagai alat pendidikan (insrumental input) adalah semua faktor yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran, misalnya
kurikulum, media pengajaran, alat evaluasi hasil belajar, fasilitas/sarana dan
prasarana, guru, dan sejenisnya.
3. Input lingkungan (environmental input) : keadaan cuaca, situasi keamanan
masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi
proses pendidikan.

Berbagai jenis input pendidikan terseleksi dan akan membentuk komponen-


komponen pendidikan,yaitu Tujuan Pendidikan, Peserta Didik, Pendidik, Interaksi
Edukatif Pendidik dan Anak Didik, Isi Pendidikan, dan Lingkungan pendidikan. Dan
komponen-komponen pendidikan diatas saling berkaitan dan merupakan satu
kesatuan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://dedifahradi.blogspot.com/2011/02/bab.html
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/komponen-pendidikan.html
pengantarpendidikan.files.wordpress.com

12
13

Anda mungkin juga menyukai