PENDAHULUAN
Tujuan:
Salah satu kegiatan rekayasawan industri yang tertua adalah menata letak pabrik
dan menangani pemindahan bahan. Setidaknya itulah yang biasa dikatakan orang
beberapa tahun terakhir ini, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan perancangan
susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri
manufaktur, yang penggambaran hasil rancangannya dikenal sebagai tata letak
pabrik/instalasi pabrik. Dan tataletak yang baik selalu melibatkan tatacara
pemindaban bahan di pabrik; sehingga kemudian disebut tataletak pabrik dan
pemindahan bahan.
1
Pada proyek seperti itu, tujuannya secara keseluruhan adalah
mempertimbangkan masukan-masukan yang tepat, dan merancang susunan yang
dapat menyangkilkan perpindahan masukan tadi, melalui sarana yang ada, sementara
kegiatan yang dibutuhkan berlangsung untuk mencapai keluaran yang diinginkan
(lihat Tabel 1-1). Seperti yang terlihat, seluruh kegiatan melibatkan masukan dan
keluaran. Proses tadi dapat disebut sebagai produksi (kegiatan produktif) dan
seringkali membutuhkan sejumlah tempat kerja, mesin, atau perlengkapan lain, yang
dilalui masukan (bahan) ketika masukan ini diproses menjadi keluaran. Meskipun
demikian, untuk mengurangi kesalah pahaman, rekayasawan rancang - fasilitas tidak
merancang bangunan - itu menjadi bagian rekayasawan arsitek.
Ruang lingkup pekerjaan rancang fasilitas mencakup satu kajian yang cermat
paling tidak dari bidang-bidang berikut:
1. Pengangkutan 10.Pergudangan
2. Penerimaan 11. Pengiriman
3. Gudang bahan-baku 12. Perkantoran
4. Produksi 13. Fasilitas luar (penunjang)
5. Perakitan 14. Bangunan
6. Pengemasan dan pengepakan 15. Lahan
7. Pemindahan barang 16. Lokasi
8. Pelayanan pegawai 17. Keamanan
9. Kegiatan produksi penunjang 18. Buangan
Pekerjaan merancang fasilitas biasanya mulai dengan suatu analisis tentang produk
yang akan dibuat, atau jasa yang akan diberikan, dan sebuah perhitungan tentang
aliran barang atau kegiatan secara menyeluruh.
Kemudian berlanjut dengan (memasuki) perencanaan terinci tentang susunan
peralatan bagi tiap tempat kerja mandiri, langkah demi langkah. Lalu, keterkaitan
antara tempat kerja dirancang; daerah yang erat hubungannya dikelompokkan dalam
satu satuan, yang disebut bagian atau departemen - yang kemudian dijalin menjadi
satu tataletak akhir.
Pentingnya rancang fasilitas bagi operasi satu perusahaan yang sangkil tidak
dapat ditunjukkan. Harus diketahui bahwa aliran barang biasanya merupakan tulang
punggung fasilitas produksi, dan harus dirancang dengan cermat serta tidak boleh
dibiarkan tumbuh atau berkembang menjadi satu pola lalu-lintas yang
membingungkan bagai benang kusut. Konsep ini dapat diringkaskan sebagai berikut:
1. Suatu perencanaan efisien bagi aliran barang adalah prasyarat bagi produksi yang ekonomis.
2. Pola aliran barang menjadi dasar bagi penyusunan fasilitas fisik yang efektif.
3. Pemindahan barang merubah pola aliran statis kedalam satu kenyataan cergas, memberikan cara
bagaimana barang dipindahkan.
4. Susunan fasilitas yang sangkil disekitar pola aliran barang dapat menghasilkan pelaksanaan
berbagai proses yang berkaitan secara efisien.
5. Penyelesaian proses, yang sangkil dapat meminimumkan biaya produksi.
6. Biaya produksi minimum dapat memberikan keuntungan maksimum.
Rancang fasilitas atau tata letak pabrik harus dilakukan lebih sebelum
membangun sebuah pabrik. Maka pola aliran baranglah yang menjadi dasar rancangan
seluruh pabrik. Rancangan ini akan menentukan aliran barang yang diinginkan,
susunan fasilitas fisik yang paling ekonomis, dan akan berlaku sebagai dasar bagi
rancangan bangunan. Tentu saja arsitek seyogyanya dihubungi pada tahapan awal
perencanaan untuk memperoleh saran pada pembangunan pabrik secara menyeluruh,
tetapi pekerjaan rancangannya harus mengikuti rancangan rekayasawan tataletak
pabrik.
Dalam hal ini, seorang rekayasawan arsitek terkemuka mengatakan:
Pabrik masa kini tidak lagi merupakan satu konsolidasi kegiatan manufaktur yang
sederhana — dia lebih merupakan sebuah ‘mesin-super’. Keluaran potensialnya bisa
sangat besar dan efisiensi pcnurunan-buruhnya bisa mengesankan. Tetapi ‘mesin-super’
ini luar biasa rumit, peka, seringkali kurang luwes, dan kerapkali menuntut penanaman
modal yang besar. Beberapa contoh, ‘mesin-super’ ini akan memberi dampak tak kentara
terhadap kebijakan pemasaran, dan tenaga kerja. Pertimbangan ini memberi arti bahwa
pengelola industri masa kini harus merancang fasilitas pabrik serta fasilitas distribusinya
dengan aktif untuk memenuhi tujuan ekonomis pada strategi pemasarannya. Juga dia
harus mengundang rekayasawan profesional dan tim arstitek ketika memulai satu
program perluasan fasilitas (T.A. Faulhaber, “Planning Your Plan.’ March 1963, Tata
Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan Edisi ke-3, 1990:4).
1. Susun mesin, peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat
bergerak dengan lancar sepanjang suatu jalur, selangsung mungkin.
2. Hilangkan hambatan-hambatan yang ada. Telah umum dikatakan bahwa 80
persen dari waktu dari sepotong barang dilewatkan dalam pabrik, baik selagi
dipindahkan maupun selama disimpan - hanya 20 persen dari waktunya yang
merupakan waktu produktif.
3. Rencanakan aliran, sehingga pekerjaan yang melalui sebuah tempat dapat
dikenali dan dihitung dengan mudah, dengan kemungkinan kecil tercampur
dengan komponen lain atau onggokan lain dalam tempat yang berhampiran.
4. Jaga mutu pekerjaan dengan merencanakan pemenuhan syarat-syarat yang
mengarahkan pada mutu yang baik.
Meminimumkan pemindahan barang. Tataletak yang baik harus dirancang
sedemikian sehingga pemindahan barang diturunkan sampai batas minimum. Jika
dapat dilaksanakan, pemindahan harus mekanis, dan semua pemindahan harus
dirancang untuk memindahkan komponen menuju daerah pengiriman. Jika mungkin,
komponen harus dalam keadaan 'diproses' sambil dipindahkan, seperti misalnya
ketika dicat, dipanggang, dibersihkan, dan lain-lain.
Menjaga keluwesan. Meskipun sebuah pabrik atau departemen dapat dirancang
untuk memproduksi sejumlah barang, adakalanya dihadapi beberapa keadaan yang
memerlukan perubahan kemampuan produksinya.
Beberapa perubahan yang terjadi mungkin saja dapat ditanggulangi dengan
mudah jika diantisipasi dalam perencanaan awal. Cara yang umum untuk
memudahkan penyusunan ulang peralatan ini adalah dengan membangun/memasang
sistem utilitas pada tempat-tempat yang sambungan-sambungan pelayanannya dapat
dipasangkan dengan mudah ketika bangunan didirikan. Contohnya saluran elektrik
dan jalur pipa sambungan yang dipasang di langit-langit, di bawah tengah-tengah
teras. Susunan seperti itu memberi kemungkinan mesin dipindahkan ke lokasi baru,
atau dipasang kembali ditempat semula.
Tataletak yang tepat dicirikan oleh jarak yang minimum antar mesin, setelah
keleluasaan yang diperlukan bagi gerakan orang dan barang ditentukan. Dengan
perhitungan yang tepat tentang penjarakan mesin sehubungan dengan berbagai faktor,
banyak dan luas lantai yang dapat dihemat. Pengusaha banyak menemukan hanya
sekitar 50% dari luas lantainya dihuni oleh peralatan produksi. Oleh sebab itu seorang
perencana tataletak (semua instalasi di pabrik) yang unggul dan brilian, dia akan
mampu mengoptimalkan penempatan mesin dan peralatan seefisien mungkin.
Berikut ini akan diperlihatkan pada gambar 1.1 proses perancangan usaha —
keterkaitan umum diantara unsur-unsur, fungsi-fungsi, dan kegiatan-kegiatan utama
dari sitem. Dari gambar tersebut bisa dilihat bagaimana proses rancang fasilitas untuk
melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu seorang perancang/perencana fasilitas
instalasi pabrik harus mengikuti atuan tertentu. Tujuannya adalah untuk menjamin
kelengkapan dan ketepatan pekerjaan yang dilakukan dalam merancang fasilitas.
Umumnya langkah-langkah yang harus dijalani dalam urutan berikut:
Tataletak yang baik memiliki beberapa karakteristik yang jelas dan dapat dilihat dari
satu pengamatan biasa. Di antara yang paling penting adalah:
10
2.
1
P
ro
s
edur
perancangan
pros
es
12
Gambar 1.3 Pola aliran barang bagi produk-produk truk industri
Sumber: Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (1990:126)
Latihan:
1. Buat sketsa pola aliran yang dirancang untuk sebuah fasilitas pada sebuah pabrik
semen.
Salah satu perencanaan (planning) yang penting dalam pendirian suatu perusahaan
atau pabrik adalah apa yang disebut "factory planning". Factory planning dalam Plant
Engineering (keteknikan pabrik) adalah perencanaan pabrik yang langsung akan
menangani hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi dan utility (fasilitas) pabrik,
antara lain meliputi perencanaan:
1. Bangunan Pabrik.
2. Susunan Pabrik.
3. Peralatan Utama dan Penunjang Pabrik (Cornel Naibaho, 1985:12).
Secara umum dapat dikatakan bahwa bangunan (Building) dimaksudkan adalah untuk
melindungi/menghindari bahan-bahan peralatan dan karyawan dari kerusakan panas
dan hujan serta timbulnya kehilangan.
Oleh karenanya perlu ditetapkan suatu perencanaan bangunan yang baik dan tepat serta
sesuai dengan kondisi serta mesin/peralatan yang digunakan. Bangunan yang dibuat
harus dipilih atau ditetapkan apakah tipenya bertingkat atau tidak hal ini akan
mempengaruhi jenis atau berat bahan yang akan diolah, bila bahan yang diolah cukup
berat maka tidak mungkin menggunakan bangunan yang bertingkat oleh karena akan
menyulitkan sistem operasinya dan menimbulkan bahaya produksi yang mahal, Di
samping itu yang perlu diperhatikan adalah bahan yang digunakan untuk bangunan
tersebut, apakah terbuat dari kayu/papan atau dari beton/bata dan juga termasuk
bagaimana bentuk bangunannya.
Dari ke 4 Type bangunan tersebut berdasarkan konstruksinya terdiri dari 6 jenis dengan
masing-masing ukuran;
Tabel 2.1 Jenis type bangunan industri
Tipe Ruangan Pabrik Yard Total Presentase
Bangunan Kantor Workshop Total Space Ground
(Sq. Ft)r (Sq. Ft) (Sq. Ft) (Sq. Ft) (Sq. Ft)
Al 1920 3360 4280 1176 14.000 30,6
A2 1720 6720 8440 3583 21.000 40,2
B1 644 2400 3044 1376 10.400 29,3
B2 1204 4800 6004 2783 16.600 36,2
C2 396 1440 1836 729 7.000 26,2
C2 726 2880 3606 1483 10.000 36,1
Sumber: Keteknikan Pabrik dalam Suatu Sistem Manajemen Industri (1985:16)
2.1.2 Jenis-jenis konstruksi.
Dengan demikian faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan bangunan pabrik
adalah:
1. Bahan yang diolah
2. Proses pengolahan/produksi.
3. Mesin/peralatan (berat atau ringan atau jenis serta urutan-urutan mesin-mesinnya).
4. Material handling
5. Fleksibilitas
6. Keamanan dari bahaya kebakaran kerusakan/ambruk dan sebagainya
7. Kekuatan lantai bangunan dan bentuk/tipe bangunan serta konstruksinya.
.
2.2 SUSUNAN TATA LETAK RUANG PABRIK (Plant Lay Out).
Dalam suatu pabrik akan dijumpai berbagai macam fasilitas produksi yang akan
mendukung jalannya kegiatan operasi produksi baik berupa mesin-mesin peralatan, pekerja
dan fasilitas-fasilitas lainnya haruslah disediakan atau di tempatkan pada tempatnya masing-
masing supaya dapat bekerja dengan baik. Penempatan ini akan membutuhkan teknik
menyusun tertentu agar diperoleh susunan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. Setiap
susunan dari mesin-mesin peralatan, pekerja dan fasilitas lainnya itu dalam suatu pabrik
dinamakan lay out.
Bagaimana dan diinana susunan dari mesin dan peralat-an produksi tersebut
ditempatkan secara langsung akan dapat mempengaruhi:
🢣 efisiensi perusahaan.
🢣 pembentukan laba perusahaan.
🢣 kontinutas perusahaan.
Dengan adanya perkembangan teknologi proses, mesin dan bahan-bahan yang digunakan
mengakibatkan suatu lay out akan mengalami perubahan atau perbaikan.
Fasilitas pabrik selain dari mesin-mesin dan peralatan juga termasuk service area,
tempat penerimaan dan pengiriman barang, maintenance dan sebagainya, sehingga kegiatan
plant lay out meliputi di dalam dan di luar gedung, misalnya parkir mobil dan sebagainya.
Dalam mengatur lay out ruangan baik ruangan kantor maupun ruangan pabrik, maka
faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan adalah ruangan gerak dari bahan (material) dan
para pekerja ruangan untuk service dan repair equipment maupun pabrik (plantnya) sendiri.
Perencanaan susunan pabrik terutama dikaitkan dengan penyusunan fasilitas pisik dari
pabrik, antara lain penyusunan peralatan, tanah, bangunan dan utility, secara optimal
disesuaikan dengan pekerja, aliran bahan (material flow), aliran mesin dan peralatan, service
dan repair equipment sering dijumpai bahwa penyusunan lay out adalah pemindahan dari
tempat-tempat fasilitas pabrik, jadi merupakan relay-out dan bukan lay out keseluruhannya.
Tujuan yang harus dicapai dengan menyusun suatu layout yang baik, antara lain
adalah:
2. Menciptakan ruangan gerak yang cukup di sekeliling setiap mesin agar dapat
direparasi dengan mudah bilamana diperlukan.
3. Mengurangi ongkos produksi karena over head cost dapat ditekan seminim
mungkin dan sekaligus dapat juga mengurangi capita investment.
8. Penggunaan yang lebih efisien dari ruangan/lantai baik dalam arah horisontal
maupun dalam arah vertikal.
Dalam product lay out mesin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur
menurut urutan (sequences) dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu
produk. Oleh karena itu bagian-bagian (department) yang ada menjadi bagian
pengerjaan suatu produk.
Lay out berdasarkan tipe ini digunakan dalam industri-industri yang menghasilkan
produksi massa dan barangnya sudah standard.
I II
dalam hal ini tidak ada balance sehingga timbul waste
7. Minimum movement dengan gerak yang sedikit maka costnya akan lebih rendah.
8. Aliran (flow) dari Material
12. Plant Climate Udara dalam pabrik harus diatur sesuai dengan
keadaan produk dan buruh.
Dari beberapa faktor yang disebut di atas dalam kaitannya untuk membuat plant lay
out dapat diambil faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, antara lain
🢣 flow material
🢣 Product
🢣 Peralatan/mesin-mesin (equipment)
🢣 Minimum movement
🢣 Urutan operasi produksi.
Dengan melihat faktor penting ini di dalam membuat plant lay out perlu dilalui beberapa
tahapan, yakni (Reference The Facilities Design Prosedure hal. 26 Apple).
1. Plant Inventory, yakni inventarisasi peralatan utama pabrik yang ada atau yang
disediakan.
🢣 Daftar mesin dan peralatan yang diperlukan serta peralatan untuk rencana perluasan
lebih lanjut.
🢣 Ukuran mesin yang meliputi bentuk dan bobot mesin secara garis besar.
🢣 Gambar-gambar mesin dalam ukuran skala tertentu sehingga menecakup gambaran
situasi ruangan secara keseluruhan.
2. Group Outline
3. Alat-alat Pembantu.
Alat pembantu adalah alat yang diperlukan untuk membantu jalannya produksi
seperti lori (trolleys) untuk transport tool boxes dan lain-lain.
4. Ruanggerak Produksi
Setelah membuat lay out untuk mesin, peralatan dan alat pembantu haruslah pula
diperhatikan ruangan gerak produk dari atau ke mesin yang menggunakan alat
transportasi agar tidak terdapat ruangan yang tidak terpakai atau terbuang.
5. Ruangan maintenance.
Ruangan untuk maintenance harus ditambahkan pada ruangan kerja mesin dan
ruangan untuk tempat hasil pembongkaran akibat adanya perbaikan. Jadi maintenance
akan meliputi ruangan untuk:
🢣 operasi
🢣 membawa material work in process (bahan yang sedang dikerjakan atau dalam
proses) dan hasil produksi ke dan dari mesin.
🢣 bekas hasil pembongkaran.
🢣 maintenance.
Maka dalam studi kelayakan ataupun penilaian suatu proyek, yang perlu dipelajari dan
dianalisis meliputi, segi segi teknis, segi manajemen, segi keuangan, dan segi ekonomi.
Tujuan penilaian proyek dari segi komersial adalah untuk menilai apakah produk yang
akan dihasilkan dapat dipasarkan, berapa harganya, bagaimana cara pemasarannya, dan
rantai pemasaran yang akan dihasilkan.
Benefit yang akan diperoleh adalah taksiran kuantitas produk dikalikan dengan
rencana harga jual tiap unit, kemudian dibandingkan taksiran biaya (cost) yang akan
digunakan. Dalam biaya termasuk depresiasi dari proyek (harta tetap).
Selain dari melakukan riset pasar, juga panting diteliti dan dinilai mengenai biaya
operasi perusahaan (operation cost) yang sangat berpengaruh untuk menetapkan harga jual
produk.
Apakah produk yang akan dihasilkan akan memperoleh pasaran, dipengaruhi kuat oleh
2 faktor yaitu:
1. Kualitas; dan
2. Perbandingan harga produk yang dihasilkan dengan harga produk serumpun yang
dihasilkan oleh perusahaan lain.
Karena itu, analisis dari pemintaan yang lalu dan yang sekarang membutuhkan
informasi mengenai dari produk yang akan dihasilkan dari segi kuantitas dan segi kualitas.
Informasi kuantitas meliputi kuantitas pisik dan informasi harga. Sedangkan informasi
kualitas meliputi:
Metode yang umum digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pasar adalah
riset di belakang meja (desk research) dan riset pasar (market research).
Desk research dilakukan dengan mempelajari berbagai dokumen yang ada disekitarnya
dengan proyek yang akan dibangun dan produk yang akan dihasilkan, yaitu dari:
Market research dapat dilakukan sendiri (special research) atau dilakukan oleh suatu
lembaga/biro yang bersifat nasional atau internatioanal (general reserch) atau riset industri
(yang dimaksud dengan industri adalah kelompok perusahaan industri sejenis, misalnya
rokok, industri tekstil, industri semen, dan sebagainya).
Bagi suatu badan usaha yang baru didirikan dan sedang dalam proses penilaian proyek
(project appraisal), masih terlalu dini dan masih memberatkan bila dilakukan special
research bagi suatu raksasa.
Tujuan penilaian proyek dari segi teknis adalah untuk menilai apakah proyek itu sehat
(sound feasible) dari segi teknis. Maka perlu dipelajari dan dinilai berbagai alternatif hingga
diperoleh alternatif terbaik, yang meliputi proses produksi, lokasi proyek, kebutuhan yang
terbaik proyek, size of plant, dan keseimbangan mesin.
1. Yang pertu dipelajari dan dinilai data proses produksi menyangkut proses manufaktur
dan proses produk itu sendiri, meliputi:
a. Penggunaan peralatan (equipment);
b. Penggunaan bahan baku dan bahan pembantu;
c. Alternatif yang mungkin dari kombinasi faktor produksi, yaitu dari segi labour
intensive dan capital intensive.
3. Kebutuhan proyek atas bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar, air bersih, listrik, dan
transportasi dapat tedamin pada lokasi proyek yang ditetapkan, yaitu:
a. Kuantitas yang dibutuhkan selalu tersedia;
b. Kualitasnya sesuai dengan yang dibutuhkan;
c. Harganya pantas.
4. Mempelajari dan menilai altematif terbaik bagi size of plant. Juga disediakan plant
design untuk perluasan dikemudian hari bila secara ekonomis menguntungkan diperluas
kelak.
4. Bila digunakan beberapa mesin, maka penggunaan kapasitas setiap mesin harus
seimbang antara satu sama lain, jangan ada mesin yang sangat sibuk sementara ada
mesin yang tidak sibuk apalagi sering menganggur.
Dalam penilaian manajemen termasuk penilaian organisasi dan struktur organisasi serta
merekrut tenaga kerja.
Cash yang tersedia bersumber dari laba dan depresiasi penyusutan), sedangkan cash yang
dibutuhkan adalah untuk membayar bunga dan dasar pinjaman.
laba + depresiasi
Finacial safety of margin =
bunga + dasar pinjarnan
Selain dari melakukan penaksiran keuangan untuk masa yang akan datang (in the
future), juga dilakukan evaluasi atas keadaan keuangan yang sekarang tersedia.
Untuk suatu proyek yang akan dibangun oleh suatu badan usaha yang baru, maka yang
dievaluasi adalah dana sendiri yang disediakan, kemudian dibandingkan dengan taksiran
pembiayaan proyek. Bila dana sendiri tidak mencukupi, maka diusahakan memperoleh
pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan.
Untuk perluasan perusahaan yang telah berjalan untuk rehabilitasi suatu perusahaan,
maka yang dievaluasi adalah keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yaitu
menganalisis financial statements yang disusun berupa:
Penilaian ekonomi merupakan penilaian secara makro dari sudut ekonomi keseluruhan
perusahaan, diantaranya adalah mempertimbangkan sektor-sektor yang akan dipilih, yaitu
dengan melakukan evaluasi sehingga diperoleh:
1. Apakah sektor yang dipilih akan memberikan sumbangan penting bagi kemajuan dan
perkembangan ekonomi (sektor strategis).
2. Apakah sektor yang dipilih dapat secara efektif memberi sumbangan terhadap
pembagian sektor usaha.
Dalam penilaian ekonomi atas sektor yang dipilih, kriteria yang digunakan adalah:
1. Faktor intensitas (intensity factor), yaitu sektor yang dipilih dihubungkan dengan
penyediaan lapangan kerja dan bagaimana kesempatan kerja yang dapat disediakan.
2. Manfaat atas devisa (foreign exchange benefits), yaitu berapa devisa yang dapat
dihasilkan atau berapa devisa yang dapat dihemat.
3. Kemajuan dan kemunduran yang dapat ditimbulkan dengan adanya proyek yang
bersangkutan.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis proyek dari segi ekonomi
adalah dengan metode analisis manfaat biaya (benefit and cost analysis), suatu metode yang
praktis untuk menentukan kelayakan dan daya tarik suatu proyek, yaitu:
1. Apakah proyek itu layak dibangun, maksudnya apakah bermanfaat bagi pemilik
(owner), bagi negara, dan bagi masyarakat?
2. Apakah proyek itu menarik untuk dibangun, maksudnya tidak menimbulkan kebisingan
terhadap lingkungan dan pula tidak merusak lingkungan atau berpengaruh negatif
terhadap lingkungan?
3. Apakah proyek itu menarik sebagai tempat rekreasi?
Present value dari benefit yang akan dihasilkan harus lebih besar dari investasi sekarang
(present) supaya proyek yang bersangkutan (feasible) dibangun.
Tujuan
Setelah selesai kuliah bab ini mahasiswa akan mampu:
1. Menerangkan kenapa perencanaan tata letak fasilitas produksi
itu penting dalam sebuah industri.
2. Memahami tentang susunan tata letak fasilitas pabrik dan jenis-
jenisnya dalam sebuah instalasi pabrik.
3. Menentukan faktor-faktor apa yang harus dipertimbangkan dan
bagaimana prosedur perencanaan sebuah tata letak fasilitas
produksi sebuah pabrik.
4. Menjelaskan berbagai tipe Pola Aliran Produksi simbol-simbol
ASME yang dipakai dalan aliran produksi.
5. Merencanakan sebuah rancangan perencanaan berdasarkan
aliran proses (Process Layout) dan aliran produk Product
(layout)
6. Menerapkan prosedur untuk merencanakan Systematic Layout
Planning (SLP) dalam sebuah perencanaan pabrik.
Proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi atau produk di sebuah pabrik
dimanapun lokasinya ditempatkan, maka persoalan lokasi fasilitas produksi (facility
location) harus ditata sedemikian rupa sehingga memungkinkan proses produksi berjalan
dengan lancar dan aman. Setelah lokasi dimana fasilitas produksi harus ditempatkan sudah
ditentukan,maka persoalan berikutnya adalah bagaimana fasilitas-fasilitas produksi tersebut
harus diatur di dalam area pabrik sehingga aliran produksi bisa berlangsung secara lancar.
Persoalan pengaturan tata letak fasilitas produksi (plant layout atau facilities layout) yang
biasanya juga akan berkaitan dengan persoalan pemindahan material (material handling)
adalah tanggung jawab displin Teknik Industri khususnya dalam instalasi pabrik.
Seperti halnya dengan penentuan lokasi, maka phase perencanaan fata letak fasilitas
produksi juga merupakan suatu perencanaan yang penting. Karena pabrik/industri harus
beroperasi dalam jangka waktu yang lama, maka kesalahan didalam analisis dan
perencanaan layout akan menyebabkan kegiatan produksi berlangsung tidak efektif atau
efisien seterusnya. Koreksi ataupun perubahan layout bukanlah suatu persoalan yang
gampang dilaksanakan setiap saat dikehendaki. Karenanya perencanaan teliti harus dibuat
dengan memperhatikan berbagai aspek distandardkan.
Studi mengenai pengaturan tata letak fasilitas produksi selalu dituju untuk
meminimalkan total cost, yang dalam hal ini elemen-elemen lain meliputi: construction cost,
installation cost, material handling (production cost, machine down time cost, safety cost,
dan in-process storage cost. Disamping itu perencanaan yang teliti dari layout fasilitas
produksi akan memberikan kemudahan-kemudahan pada saat dikehendaki adanya ekspansi
pabrik ataupun kebutuhan supervisi. Dari beberapa elemen-elemen biaya tersebut yang
dianggap paling berpengaruh dan berkaitan erat dengan tata letak layout (layout design)
adalah material handling cost. Dalam suatu kegiatan produksi biaya yang dikeluarkan untuk
pemindahan material bisa berkisar antara 30% sampai dengan 90% dari total biaya.
Dengan demikian minimalisasi biaya material handling akan merupakan kriteria
keberhasilan dari phase perancangan tata letak fasilitas produksi dalam sebuah pabrik.
Pemilihan material handling cost sebagai kriteria tujuan/keberhasilan dari layout design
disebabkan oleh beberapa alasan pokok yaitu:
🢣 Biaya material handling cukup besar dan terjadi secara terus menerus (kontinyu)
disamping juga termasuk dalam klasifikasi biaya variabel. Material handling pada
dasamya merupakan kegiatan yang tidak produktif, yaitu dalam arti tidak memberikan
nilai tambah apa-apa dari material yang dipindahkan. Disini tidak akan terjadi
transformasi — baik fisik maupun kimiawi — dari material yang dipindahkan dari satu
proses menuju ke proses berikutnya.
🢣 Biaya material handling dengan mudah akan dapat dihitung. Biasanya biaya material
handling akan proposional dengan jarak pemindahan material dan pengukuran jarak
akan bisa dilaksanakan dengan sederhana bilamana layout dari fasilitas produksi
tersebut bisa digambarkan.
🢣 Biaya material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh desain layout-nya
sendiri. Karena biaya material handling proposional dengan jarak perpindahan material,
maka pemilihan tipe layout itu sendiri sudah akan memberi pengaruh terhadap jumlah
biaya material handling.
4.1 MACAM & TIPE TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI
Secara umum tata letak fasilitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam,
yaitu:
Apabila suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk
atau kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang
lama maka segala fasilitas-fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur
sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin.
Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya
akan dapat diatur menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam
mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk (product
layout), maka segala fasilitas-fasilitas untuk proses produksi (baik proses fabrikasi
maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line) dari produk
tersebut. Di sini banyak tipe dari garis aliran produk (product flow line) yang
mungkin diaplikasikan seperti:
Product layout seringkali disebut pula sebagai flow-line layout — dapat didefinisikan
sebagai metoda pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan
dalam satu departemen khusus. Disini produk akan dikerjakan dari awal sampai akhir
di dalam satu departermen khusus untuk membuat produk tersebut tanpa harus
dipindahkan. Dengan demikian semua fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
produksi akan diletakkan dalam departemen tersebut. Jelas pula bahwa tujuan utama
dari pengaturan layout menurut aliran produk tersebut adalah untuk mengurangi
proses material handling — yang pada akhirnya juga berkaitan dengan biaya,
kemudian untuk memudahkan pengawasan di dalam aktivitas produksinya.
🢣 Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal, karena
di sini tidak diperlukan work-in process storage.
Sebagai contoh aplikasi product layout dapat dijumpai dalam industri yang proses-
proses produksinya berlangsung secara kontinyu seperti pabrik gula, pabrik semen,
pabrik kertas; selain itu bisa pula dijumpai dalam industri manufakturing/perakitan
lainnya seperti peralatan otomobil, perakitan peralatan elektronik (TV, Radio), dll.
Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya diaplikasikan untuk industri yang
bekerja dengan jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan terutama sekali untuk
jenis produk-produk yang tidak distandardkan. Tata letak tipe aliran proses ini akan
jauh lebih fleksibel bilamana dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk.
Industri-industri yang beroperasi berdasarkan order (job order) akan lebih tepat kalau
menerapkan layout tipe aliran proses guna mengatur fasilitas-fasilitas produksinya.
Berikut akan diberikan dasar-dasar pertimbangan yang bisa diambil di dalam
menentukan layout berdasarkan aliran proses ini:
🢣 Produk yang dibuat berbagai macam model/tipe produk. Volume dari setiap produk
dibuat dalam jumlah kecil dan jangka waktu relatif singkat pula.
🢣 Aktivitas motion & time study untuk menentukan metoda dan waktu standard kerja
sulit dilaksanakan karena jenis kegiatan yang berubah-ubah.
🢣 Sulit untuk mengatur keseimbangan kerja (line balancing) antara kegiatan manusia
dan mesin.
🢣 Memerlukan pengawasan yang banyak selama langkah-angkah operasi sedang
berlangsung.
🢣 Satu tipe mesin biasanya mampu melakukan berbagai macam fungsi atau operasi
kerja. Mesin dalam hal ini dipilihkan dalam tipe general purpose machine.
🢣 Banyak menggunakan peralatan berat khususnya untuk kegiatan material handling
dan memerlukan perawatan khusus.
Dari uraian tersebut diatas maka berikut ini akan diberikan analisa keuntungan aplikasi
layout menurut aliran proses, yaitu:
🢣 Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan/atau peralatan produksi
lainnya karena disini yang dipergunakan adalah mesin-mesin dengan tipe yang
umum (general purpose). Disamping itu dijumpai fleksibilitas produksi yang
besar dan sanggup mengerjakan akan berbagai macam jenis atau model produk.
🢣 Kemungkinan adanya aktivitas supervise yang lebih baik dan efisien melalui
spesialisasi kerja. Bagi operator mesin juga dimungkinkan adanya tawaran untuk
menjalankan fungsi kerja yang lain (diversifikasi kegiatan) sehingga hal ini
diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja
🢣 Karena garis produksi jauh lebih panjang, maka material handling costs juga lebih
mahal.
🢣 Total waktu produksi biasanya akan lebih lama. Disamping itu juga sejumlah
besar work-in process layout akan dijumpai karena di sini waktu operasi dari
stasiun ke stasiun kerja lainnya sulit untuk diseimbangkan. Konsekuensi yang
dihadapi adalah diperlukan space dan kapital yang cukup besar untuk
mengantisipasi work-in process ini.
🢣 Karena diversifikasi produk yang dihadapi (job order), maka diperlukan operator
yang memiliki skill tinggi untuk mengoperasikan mesin untuk berbagai jenis
produk yang ingin dihasilkan tersebut.
🢣 Sistem perencanaan dan pengendalian produksi akan jauh lebih kompleks dan
membutuhkan ketelitian di dalam analisisnya. Hal ini terutama menyangkut
pembebanan mesin, pengendalian persediaan, dll.
Contoh aplikasi dari layout berdasarkan aliran proses bisa dijumpai baik dalam sektor
manufacturing maupun jasa pelayanan. Rumah sakit, bank, universitas, dan lain-lain sector
industri jasa umumnya akan mengatur segala fasilitas yang dipunyai berdasarkan fungsi-
fungsi kegiatannya. Untuk hal yang sama dalam sektor industri manufakturing beberapa
bengkel permesinan yang menganut job-lot production akan mengatur tata letak fasilitas
produksi (mesin) berdasarkan kelompok mesin yang memiliki fungsi sama seperti kelompok
mesin bubut, kelompok mesin drill, kelompok pengecoran logam, dan lain-lain.
Dalam praktek sehari-hari sering dijumpai adanya pabrik yang mengatur dan menempatkan
mesin atau fasilitas produksi lainnya ke dalam satu depertemen dengan cara
mengkombinasikan kedua tipe layout diatas (kombinasi antara product layout dan process
layout). Untuk kombinasi layout ini mesin-mesin dan fasilitas produksi lainnya akan
disusun dan diatur dalam masing-masing departemen menurut fungsinya (prinsip layout
menurut aliran proses); sedangkan pengaturan antara masing-masing departemen tersebut
satu terhadap lainnya akan dilaksanakan menurut langkah-langkah pembuatan produk
tersebut (prinsip layout berdasarkan aliran produk). Kombinasi antara product & process
layout ini akan mencoba menonjolkan keuntungan-keuntungan yang ada dan mengeliminir
kekurangan-kekurangannya masing-masing.
4.1.3 TATA LETAK BERDASARKAN POSISI TETAP (FIXED-POSITION
LAYOUT)
Barangkali diantara tipe layout yang ada, maka tipe layout berdasarkan posisi
tetap (Fixed-Position Layout) tidaklah begitu penting untuk proses manufakturing
bilamana hal ini dibandingkan dengan kedua tipe layout yang telah dijelaskan
sebelumnya. Untuk tata letak berdasarkan posisi tetap, material dan komponen dari
produk utamanya akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan fasilitas
produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil lainnya akan
bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses
perakitan maka layout tipe posisi tetap akan sering dijumpai karena di sini peralatan
kerja (tools) akan mudah dipindahkan. Contoh nyata layout tipe ini bisa dijumpai
dalam industri peralatan pesawat terbang shipbuilding dan lain-lain.
Suatu pendekatan sistematis dan teroganisir untuk perencanaan tata letak fasilitas
produksi telah diintroduksikan oleh Richard Muther (1973) yang dikenal dengan
Sysmatic Layout Planning (SLP). Systematic Layout Planning (SLP) banyak
diaplikasikan untuk berbagai macam persoalan meliputi antara lain problem produksi,
pergudangan, supporting services dan aktivitas-aktivitas yang dijumpai dalam
perkantoran (office layout). Secara singkat prosedur untuk melaksanakan Systematic
Layout Planning (SLP) dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.4 Prosedur untuk merencanakan Systematic Layout Planning
Sumber: Pengantar Teknik Industri (1993:79)
Agar supaya analisa layout bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka terlebih dahulu
perlu dikumpulkan data yang berkaitan dengan aktivitas pabrik seperti desain produk yang
akan dibuat, proses dan penjadwalan (schedule) kerja, dll. Data yang berkaitan dengan
design product sangat penting dan berpengaruh besar terhadap layout yang akan dibuat.
Disini akan betkaitan dengan macam produk atau omponen-komponen yang harus dibuat
sendiri (analisa buat & beli), analisa proses untuk komponen/produk yang harus dibuat
(urutan proses fabrikasi maupun proses perakitan), mesin atau fasilitas produksi lainnva
yang harus disediakan ditinjau dari segi macam atau jumlahnya, dll.Untuk itu dalam
langkah awal ini perlu diperoleh data informasi yang berkaitan dengan gambar kerja,
assembly charts, parts list, bill of materials, route sheet, operation/flow process charts, dll.
Penjadwalan kegiatan juga diperlukan informasinya, karena hal ini akan berkaitan dengan
problematika berapa jumlah produk yang harus dibuat dan kapan harus dipenuhi. Informasi
yang berkaitan dengan volume produksi ini akan menentukan kapasitas produksi atau lebih
tepatnya untuk menentukan mesin atau operator yang diperlukan untuk proses produksi.
Berdasarkan jumlah mesin atau fasilitas kerja yang diperlukan maka analisa layout
selanjutnya akan dapat dilaksanakan.
Analisa aliran material (flow of materials analysis) akan berkaitan dengan usaha-usaha
analisa pengukuran kuantitatif untuk setiap perpindahan gerakan material diantara
departemen-departemen atau aktivitas-aktivitas operasional. Langkah ini diawali dengan
penggambaran aliran material yang bergerak dari satu tahapan proses ke proses berikutnya
dalam sebuah process chart. Tipe peta proses yang umumnya diaplikasikan adalah peta
aliran proses (flow process chart) yang akan menggambarkan aktivitas operasi/produksi,
inspeksi, transportasi, menunggu (delay) dan penyimpanan (storage). Penggambaran
dilaksanakan dengan mengaplikasikan simbul-simbul/lambang-lambang ASME (American
Society of Mechanical Engineers) yang sudah distandardkan, seperti gambar 4.5
Gambar 4.5 Lambang-lambang yang dipergunakan dalam Peta Proses
Sumber: Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan (1990:150)
Gambar 4.6 Lambang-lambang yang diusulkan ASME beserta contoh-contohnya.
Sumber: Teknik Tata Cara Kerja (1979:17)
BAB V
PROSES
PRODUKSI
MESIN DAN PERALATAN
Tujuan:
Setelah selesai kuliah bab ini mahasiswa akan mampu:
1. Memahami jenis-jenis proses dalam sebuah industri/pabrik.
2. Menjelaskan kebaikan dan kelebihan dari masing-masing
jenis proses tersebut.
3. Memahami pengertian dari mesin dan peralatan.
4. Memahami tujuan dari jenis-jenis mesin dan peralatan
serta sifat-sifatnya.
5. Menganalisa teknik tata cara kerja mesin dan
peralatannya serta mengalisa masalah-masalah yang
ditimbulkannya.
5.1 PROSES
PRODUKSI.
Pengertian:
🢣 Proses Produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau
menumbuhkan kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-
sumber yang ada, seperti tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana/modal.
Pada umumnya proses produksi dapat dibedakan dalam 2 jenis berdasarkan waktu
persiapan/mengatur (set up) peralatan produksi yang terus menerus yakni:
Biasanya jenis proses ini terdapat pada pabrik yang menghasilkan produknya untuk
pasar (produksi massa), seperti pabrik susu, pabrik ban dan lain-lain.
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi yang kecil dan sudah
standard.
4. Operator tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi oleh karena
pengaruh individual operator kecil sekali untuk melayani mesin yang bersifat
khusus.
6. Job Structure sedikit dan jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak.
1. Menghasilkan tingkat biaya produksi per unit (Unit Production Cost) yang
rendah, disebabkan:
Biasanya jenis proses ini digunakan untuk menghasilkan produk berdasarkan adanya
pesanan (job order ), misalnya pabrik kapal bengkel besi/las dan lain-lain.
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil dengan variasi yang sangat besar
(berbeda) dan berdasarkan atas pesanan.
2. Menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan proses lay out
(proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang
sama).
3. Mesin-mesin yang digunakan adalah mesin-mesin yang bersifat umum (multi
porpose machines) artinya suatu mesin dapat menghasilkan berbagai jenis
produk.
4. Diperlukan operator yang mempunyai keahlian atau skill yang tinggi oleh
karena individual operator sangat berpengaruh terhadap produk yang dikerjakan.
5. Kegiatan proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau
terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
6. Persediaan bahan mentah/bahan penolong biasanya dalam jumlah besar, karena
belum dapat ditentukan jenis dan jumlah produk yang akan dipesan oleh
konsumen.
2. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan yang menggunakan tenaga
manusia seperti kereta dorong atau forklift.
3. Sering dilakukan pemindahan bahan secara bolak-balik sehingga perlu adanya
ruangan gerak yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan dalam proses (work
in process) yang besar.
1. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk sukar dilakukan oleh karena
banyaknya kombinasi urutan pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Pengawasan produksi (Production Control) dalam proses produksi sangat sukar
dilakukan oleh karena banyaknya pekerjaan.
3. Membutuhkan investasi yang cukup besar untuk persediaan bahan dalam proses.
4. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi oleh karena
menggunakan tenaga manusia yang banyak.
🢣 Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga
manusia.
🢣 Dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin-mesin sebab
biasanya mesin yang bersifat umum lebih murah dari pada mesin yang bersifat
khusus.
🢣 Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun ada kemacetan disuatu
tempat/tingkat proses.
Pengertian.
🢣 Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatanltenaga yang
dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-
bagian produk tertentu.
🢣 Tools/Alat Perkakas adalah setiap instrumen atau Perkakas yang kecil sekali
sebagai bagian dari mesin yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam
mengerjakan produk atau bagian-bagian produk. misalnya gergaji, kikir,
martil/palu, obeng dan sebagainya.
🢣 Machine Tools/Mesin Perkakas yaitu suatu mesin yang digabung dengan perkakas
dan dijalankan oleh suatu kekuatan/tenaga. Misalnya: Drill Press (mesin
pelobang/bor), mesin bubut (lathe) atau mesin potong.
Berdasarkan tujuan dari pada penggunaannya, maka pada prinsipnya mesin dapat
dibagi dalam 2 bagian, yaitu:
1. General Purpose Machine, mesin-mesin yang bersifat umum atau serbaguna.
2. Special Purpose Machine, mesin-mesin yang bersifat khusus.
Mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu yang dapat digunakan untuk
menggergaji berbagai jenis hasil-hasil kayu.
Mesin bor/gurdi (drill press) pada pabrik atau bengkel-bengkel yang
mengerjakan besi baja yang merupakan mesin serbaguna karena dapat
digunakan untuk mengebor atau menggurdi bermacam-macam bentuk lobang
pada pelbagai jenis hasil besi baja.
Menentukan jenis mesin yang digunakan dalam suatu pabrik perlu dilihat atau
diketahui sifat-sifat ataupun ciri-ciri dari mesin tersebut kemudian
menyesuaikannya dengan kegiatan operasi yang dilakukan. Untuk hal yang perlu
diketahui adalah ciri-ciri atau sifat dari jenis mesin yang bersifat umum (general
purpose) dan mesin yang bersifat khusus.
5.3.2.3 Mesin yang Bersifat Umum (Serbaguna).
Mempunyai bentuk standar atas dasar untuk pasar (ready stock) dan bukan atas
dasar pesanan dan biasanya diprodusir dalam jumlah yang banyak sehingga
harganya lebih murah dari mesin khusus.
Kegunaannya sangat fleksibel dan dapat menghasilkan beberapa produk
sehingga dibutuhkan adanya pekerja-pekerja yang terdidik dan berpengetahuan
luas.
Dalam operasinya tidak bekerja secara otomatis sehingga membutuhkan
banyak pekerja yang akan membutuhkan biaya.
Kegiatan maintenance (pemeliharaan) dan replacement (penggantian) lebih
mudah, karena mesin sudah standar sehingga memerlukan biaya maintenance
yang cukup rendah.
Dibuat atas dasar pesanan dengan jumlah kecil dan relatif lebih mahal.
Oleh karena berproduksi massa, maka biaya produksi per unit operasi relatif
lebih murah.
Untuk mewujudkan semua konsep tersebut di atas agar mendapatkan hasil yang
optimum, maka harus menguasai teknik tata cara kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan pemindah barang.
Teknik tata cara kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan
prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja.
Teknik-telnik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-
komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuan-
kemampuannya, bahan, perlengkapan dan peralatan kerja, serta lingkungan kerja
sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi yang
diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat-akibat
psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya (Teknik Tata Cara Kerja, 1979:6)
Teknik tata cara merupakan hasil perpaduan teknik-teknik pengukuran waktu dan
prinsip-prinsip studi gerakan sebagaimana dikembangkan oleh para pemulanya.
Dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya masing-masing tetap ada walaupun
dalam cakupan yang lebih luas. Walaupun tidak hanya pengukuran waktu,
pengukuran- pengukuran tetap dilakukan dengan teknik-tenik pengukurannya.
Prinsip-prinsip yang adapun bukan hanya menganalisa gerakan atau sekitar itu, tetapi
juga menyangkut banyak prinsip lain dan perancangan sistem kerja seperti
perancangan tata letak tempat kerja dan peralatan dalam lingkungannya dengan
manusia pekerjanya.
Yang dicari cari dengan teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini sistem kerja yang tebaik
yaitu memiliki efisiensi dan produktifitas yang setinggi-tingginya. Sistem kerja itu
sendiri terdiri empat komponen yaitu manusia, bahan, perlengkapan dan peralatan
seperti mesin perkakas pembantu, lingkungan kerja seperti ruangan dengan udaranya
dan keadaan pekerjaan pekerjaan lain disekelilingnya. Artinya komponen-komponen
itulah yang mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja. Dengan menggunakan
teknik-teknik dan prinsip-prinsip yang disebut diatas komponen-komponen diatur
sehingga berada dalam suatu komposisi yang memungkinkan tercapainya tujuan tadi.
Jadi semakin sedikit biaya yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
semakin efisien sistem kerjanya. Efisiensi yang tinggi merupakan prasyarat
produktifitas yang tinggi. Memang dapat saja suatu sistem memberi hasil yang
sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan efisiensi, tetapi ini berarti hasil tersebut
diperoleh dengan harga mahal.
Pertanyaaan:
Tujuan:
Setelah selesai kuliah bab ini mahasiswa akan mampu:
1. Menerangkan kenapa pemeliharaan pabrik
(plant maintenance) itu penting
dilaksanakan.
2. Menjelaskan fungsi dari pemeliharaan pabrik
(plant maintenance) dalam sebuah industri.
3. Menentukan tugas-tugas atau kegiatan apa saja yang
harus dilaksanakan dalam maintenance (pemeliharaan).
4. Merencanakan organisasi bagian maintenance
beserta fungsinya masing-masing dalam
sebuah pabrik.
6.1 PENGERTIAN.
1. Preventive Maintenance.
2. Corective atau Break dwon Maintenance.
Biasanya peralatan ini kerusakannya tidak diketahui dengan pasti oleh karena itu
dalam preventive maintenance telah direncanakan atau diperkirakan terlebih dahulu
jumlah down time peralatan dan membuatnya dalam schedule down time dari setiap
bagian peralatan. Dari perkiraan down time akan dapat dibuat perkiraan terhadap
peralatan yang memerlukan pembersihan atau pemeliharaan.
Dalam preventive maintenance terdapat penggolongan fasilitas produksi atau
peralatan yang disebut "Critical Unit" yaitu:
Kegiatan preventive maintenance dalam suatu pabrik dapat dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian :
Ketiga bagian ini dalam plant maintenance meliputi berbagai pengerjaan, antara lain
yang terutama adalah
1. Konstruksi bangunan.
2. Plant Lay Out atau Re-lay out.
3. Instalasi peralatan
4. Pembongkaran peralatan bila tidak digunakan.
5. Kegiatan dalam ruangan/tempat makan (Lunch room operation).
6.2.2 Corective Maintenance.
🢣 pembersihan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan tehnik dan
produksi.
General Manager
Manufacturing
Fasilitas service yang dikerjakan oleh bagian pemeliharaan bangunan pabrik dengan
menggunakan, sanitory facilities (bebas hama), antara lain:
🢣 Toilet
🢣 shower (pancuran untuk manth)
🢣 Ruang cuci.
Pemeliharaan alat-alat mekanis dalam suatu pabrik adalah kegiatan memelihara &
atau memperbaiki mesin dan alat-alat bantu atau fasilitas pabrik secara keseluruhan.
Kegiatan tehnis pemeliharaan dan perbaikan yang haris dilakukan pada mesin-mesin:
2. Planning &Scheduling:
Spare parts harus tetap ada pada saat dibutuhkan dengan investasi persediaan
spare parts yang optimal, oleh karena itu persediaan spare parts harus tetap
disediakan dan diawasi.
5. Records (Catatan):
Dalam hal ini yang dicatat adalah seluruh kegiatan maintenance yang dilakukan
atau apa yang perlu untuk kegiatan maintenance tersebut yang perlu ada dalam catatan
adalah:
6. Laporan pengamanan:
🢣 pembetulan yang dilakukarl
🢣 penyimpangan yang pernah terjadi
🢣 waktu terhenti
🢣 dan lain-lain.
Dalam pemeliharaan alat-alat mekanis, kegiatan utama adalah pemeliharaan
terhadap mesin melalui kegiatan pelumasan (lubricating) atau penggantian olie mesin
yang merupakan kegiatan routine maintenance disebabkan banyak mempengaruhi
biaya produksi.
Bila penggantian olie terlalu banyak (over lubricating) akan mengurangi daya
mesin dan sebaliknya bila terlalu sedikit (under lubricating) menimbulkan gesekan
(friction) sehingga mesin cepat panas dan mudah rusak. Oleh karena itu pengaturan
penggantian olie harus terus diawasi oleh operator yang berpengalaman.
Menentukan panjang waktu rata-rata setiap mesin untuk menunggu giliran direparasi
dan jumlah operator maintenance yang optimal. Penentuan ini dilakukan melalui
perkiraan biaya dengan menentukan waktu menunggu mesin dan tambahan upah
operator maintenance sehingga diperoleh suatu biaya minimum operator maintenance.
Biasanya pemeliharaan terhadap bola lampu baik yang berada di dalam pabrik
ataupun di luar pabrik dilakukan berdasarkan lamanya menyala (pemakaiannya yang
diukur dalam satuan jam) dalam jangka waktu tertentu. Penggantian bola lampu
biasanya dilakukan dalam selang waktu beberapa bulan dengan mengganti sebanyak
20% dari bola lampu yang digunakan.
Pertanyaan:
Tujuan:
Setelah selesai kuliah bab ini mahasiswa akan mampu:
1. Menerangkan kenapa keselamatan kerja (plant safety) itu
penting sekali dalam bekerja di industri.
2. Menjelaskan fungsi dari keselamatan kerja (plant safety)
untuk kelancaran proses produksi baik mesin, peralatan dan
manusia.
3. Memahami seluk beluk alat pemadam kebakaran dan
menentukan peneyelenggaraan jalan “Escape from Fire”
4. Memahami cara pemeriksaan untuk setiap seksi yang ada
dalam industri.
5. Menentukan tugas-tugas atau kegiatan apa saja yang harus
dilaksanakan dalam keselamatan kerja (plant safety).
6. Merencanakan usaha-usaha yang diperlukan dalam
keselamatan kerja agar tidak terjadi kecelakaan dalam
bekerja.
Keselamatan kerja dalam suatu pabrik dimaksudkan adalah untuk melindungi manusia
(tenaga kerja) yang sedang bekerja melalui pencegahan terhadap timbulnya kecelakaan-
kecelakaan dari mesin yang sedahg melakukan kegiatan produksi dan pengatur
ruangan/tempat kerja dengan baik.
Suatu tempat kerja harus dapat menjamin setiap tenaga kerja terhadap keamanannya,
kesehatannya, keadaan lingkungannya dan ketenangan/kenyamaan kerja.
Contoh:
1. Perawatan/pemeriksaan yang tidak teratur terhadap crane dan kabel-kabel
elevator atau kabel dari power line yang sudah usang sehingga apabila dipakai
terus akan dapat menimbulkan bahaya.
2. Kecelakaan yang disebabkan operator/pekerja yang masih dalam keadaan training
atau belum mampu melayani peralatan/mesin oleh karena belum banyak
mengetahui metode kerja yang baik.
3. Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan atau kelalaian pekerja oleh karena para
pekerja tersebut sudah mengalami kelelahan yang tinggi (overly fatiqued).
4. Kecelakaan yang disebabkan pelanggaran terhadap peraturan keselamatan yang
telah ditetapkan, antara lain:
🢣 Merokok di dalam daerah "Dilarang Merokok"
🢣 Tukang las yang tidak memakai alat pengamannya.
Susunan serta bangunan dari suatu pabrik haruslah diatur sedemikian rupa
untuk dapat menghilangkan pengaruh yang buruk terhadap fisik maupun rohani para
pekerja. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keselamatan kerja di dalam bangunan pabrik.
7.2.2 Penerangan
1). Semua ruangan tempat kerja harus mendapatkan cahaya luar pada siang
hari yang cukup.
2). Luas kaca jendela yang langsung dimasuki cahaya harus sedikit-
sedikitnya 1/10 dari luas lantai keseluruhan dari ruangan tempat kerja.
4). Cahaya yang masuk harus jatuh ke ruangan dengan sudut 450 yang
diukur dari titik tertinggi dari jendela.
Cahaya yang digunakan untuk penerangan pada malam hari sebagai sumber
cahaya diperoleh dari arus listrik melalui penggunaan lampu.
Dalam hal ini penerangan didasarkan kepada penggunaan kuat cahaya dan
warna dari penerangan yang ditentukan sebagai berikut:
Jenis Pekerjaan Kuat Baik Cahaya sangat Lampu
Baik
🢣 Pekerjaan halus 1.000 lux 2.000 lux Air Raksa tekanan tinggi
c Penerangan Darurat.
Adalah penerangan yang tidak tergantung dari keadaan bangunan dan ditempatkan
pada jalan, gang, tangga dan sebagainya. Dalam hal penerangan darurat tidak tergantung
pada penerangan biasa tetapi dilayani oleh sumber listrik tersendiri atau dengan melalui
baterai (accu).
7.2.3 Ventilasi.
7.2.4 Kebisingan.
Dilarang keras bagi seseorang yang tidak mempunyai Certificate, sebagai perawat
mesin-mesin, untuk memindahkan/ mengangkut pelindung mesin atau jalan masuk ke
suatu mesin, sehingga mesin bergerak tanpa pelindung.
Dalam keadaan tertentu, dimena pengujian, pelumasan atau "adustment" sangat
penting dan tidak dapat dilakukan bilamana mesin dalam keadaan stop, atau bila
pelindungnya tidak dilepas, pemeriksaan diijinkan oleh perawatan mesin yang
ditunjuk pada saat itu.
1. Gunakanlah papan atau kait yang lebar dalam mengepak, diantara sling-sling dan
ujung yang tajam pada suatu muatan.
2. Dilarang keras:
a. Naik diatas kait Crane.
b. Mengangkat seseorang dengan tali pengangkut Crane.
c. Meluncurkan tali kawat - sliding down any wire rope).
3. Bila diperlukan untuk menggunakan ganjal dibawah atau diatas dongkrak, harus
digunakan kayu keras atau logam datar.
4. Bila membentuk lingkaran/lekukan pada ujung tali kawat, gunakanlah selalu alat
pegang "bulldog" dari nomor yang betul dan ukuran daripada tall tersebut, tetapi
jangan menggunakan knot (ikatan). Knot akan merusakan tali kawat dan tidak
yakin.
1. Semua tukeng las harus menggunakan topeng pelindung muka, dengan kelep
pada bagian mata.
2. Seluruh pekerjaan yang dilas pada atau dekat tanah harus diberi tameng (screen).
3. Teman tukang las harus memakai kacamata pengaman.
4. Tukang listrik hanya diijinkan menyambung arus listrik saja.
5. Hubungan tanah, harus diadakan pada pekerjaan yang dihubungkan dengan
generator.
6. Kabel yang telah rusak harus diperbaiki dengan segera oleh tukang listrik.
7. Jika bekerja diatas, ambilah tindakan-tindakan pencegahan, untuk melindungi
orang-orang di bawah dari kejatuhan spark dan logam panas.
8. Bila bekerja diatas pada "Scaffold" yang berayun, bantulah dengan tali kawat,
pastikanlah bahwa peng "tanahan" anda baik, dan bila mungkin, langsung
kembali pada pesawat. Peng “tanahan” (grounding) yang rusak, akan
menyebabkan terbakarnya scaffold.
9. Bila menggunakan lampu inspeksi portable, tempatkan dimana spark pengelasan
tidak akan mengenai bola lampu.
10. Jangan sampai meninggalkan potongan electrode tergeletak di jalanan, atau kayu-
kayu palang sebab nantinya akan jatuh dan menyebabkan luka.
1. Periksa dan test crane dari kerusakan-kerusakan permulaan tugas segera laporkan
setiap kerusakan mesin atau listrik pada foreman :
a. Aliran listrik.
b. Motor penggerak bridge, coba jalan mundur & maju + 2 m.
c. Motor penggerak hoist, coba jalan naik/turun + 2 m.
d. Perlengkapan-perlengkapan rem & limit switch.
2. Jika memberi oil dan grease pada begian-bagian mesin, yakinkan bahwa platform,
tangga dan sandaran dibersihkan bila tugas selesai.
3. Tanda-tanda hanya diberikan oleh orang yang berwenang.
4. Gunakanlah rem untuk menghentikan gerakan crane.
5. Sesuatu hal yang penting bahwa pembatasan switch pada crane adalah untuk
tujuan keselamatan. Kawat penggantung yang terlalu panjang akan rnenyebabkan
switch tidak berguna.
6. Orang yang tidak berwenang tidak diijinkan berada atau menjalankan crane.
7. Hindarkan mengayunkan muatan atau nienyeret sling, yakinkan bahwa muatan
diangkat bebas dari orang-orang atau rintangan-rintangan di tanah.
8. Bilamana mungkin, hindarkan perjalanan crane diatas orang-orang yang bekerja
di bawah.
9. Waspadalah, lihatlah kemana anda bergerak, gunakanlah bell jika akan
mengangkat atau berjalan.
10. Bilamana akan meninggalkan crane, matikanlah semua pengontrolan, buka dan
kunci main Switch dan pastikan bahwa lampu merah untuk perhatian dinyalakan.
Kartu bertuliskan "bahaya" harus ditempatkan diatas pengontrol utama" jika
sedang dikerjakan perbaikan, sedang dibawah crane harus diberi tanda, "diatas
ada orang kerja.”
11. Crane yang sedang bergerak tidak boleh bersentuhan dengan crane yang lagi
berhenti, jika instruksi tertentu tidak diberikan oleh foreman dan maintenanceman
pada pekerjaan.
12. Bila pekerja-pekerja dipekerjakan pada atau didekatkan rel atau crane tanpa
sepengetahuan anda, laporkan segera kepada foreman.
13. Jangan memindahkan/menggeser wagon atau mencondongkan wagon dengan
menggunakan crane.
Sebelum suatu pekerjaan dimulai pada crane, switch utama (alat pemindah aliran
listrik) harus dibuka, dan kukuhkan posisi terbuka, ini dengan kunci dan rantai yang
diberikan untuk maksud tersebut. Bila terdapat departemen-depertemen harus
menentukan/memastikan switch itu dengan kunci dan rantainya sendiri.
Dimana terdapat lebih dari satu crane dalam sebuah ruangan, switch lampu merah
harus ditutup dimana akan dinyalakan lampu merah pada crane yang akan dijalankan.
Pengemudi crane bila meninggalkan crane tanpa pengawasan harus membuka main
switch dan menutup switch pengontrol lampu merah.
Jalan masuk dan keluar crane akan dibantu dengan pertolongan jalan masuk
tersendiri yang disediakan. Oleh karena itu crane harus ditinggalkan pada tempat
(tersendiri) dari jalan masuk yang diberikan.
Dalam hal crane tidak dapat berhenti pada tempat jalan masuk, tindakan khusus harus
diambil oleh penumpangnya/pengemudi. Tindakan harus diambil tergantung keadaan
yang ada pada saat itu.
Misal saja mungkin perlu menambah jalan masuk ke crane yang dipakai dengan
menggunakan crane yang lain. Pengawasan ketat harus dijalankan untuk menjamin,
bahwa seseorang yang sedang memperbaiki crane yang rusak, tidak tertabrak oleh
crane lain yang ada dalam ruangan yang berbatasan.
Bila dianggap perlu, crane yang ada dalam ruang berbatasan tidak dijalankan
sementara dan dalam setiap hal, pengumuman harus diberikan kepada pengemudi
crane dalam ruang yang berdekatan oleh shift Foreman atau wakilnya.
7.5.7 PEKERJAAN PADA ATAU DIDEKAT REL CRANE
Bila ada seseorang harus melaksanakan pekerjaan dalam posisi dimana dia
mungkin tertabrak oleh sebuah Overhead Travelling Crane, tindakan-tindakan berikut
harus dicamkan benar-benar:
1. Tidak boleh crane berjalan dalam jarak 20 feet dari tempat kerja baik itu crane
dalam ruang yang sama atau ruang bardekatan. Tukang memberi tanda-tanda
(signalman) harus ditempatkan untuk menjamin bahwa crane tidak bekerja dalam
jarak 20 feet dari tempat kerja.
2. Pengemudi-pengemudi crane yang akan melewati tempat pekerjaan harus diberi
tanda pemberitahuan spesial oleh Shift Foreman atau vakilnya bahwa
pekerjaannya boleh dimulai.
3. Apabila crane tersebut harus melewati tempat suatu kerja, make signalman pertama-
tama harus menyetop crane, dan memperingatkan pekerja maintenance supaya pindah ke
tempat yang tidak akan terlanggar crane.
1 Sebelum mulai dengan pekerjaan harian check dulu crane diatas. Harus yakin,
bahwa mechanic untuk pengangkatan, penurunan, perputaran dan jalannya dalam
kondisi baik. Anda dapat merasakan bahwa petunjuk-petunjuk kerja yang aman
tidak merugikan.
1. Berikan perhatian besar jika bekeria pada atau dekat gergaji (mesin). Berdirilah
disisinya dan jangan langsung dibelakang beban-beban yang sedang digergaji.
Angkatlah tangan dari ujung balok yang hampir habis masuk gergaji.
2. Periksalah balok-balok apakah tidak terdapat bonggol atau kerusakan (busuk)
sebelum dibuat tangga, scaffold dsb.
3. Jika ada pekerjaan pada planing machine (bubut) pakailah selalu tenaga
(dorongan) yang safe.
4. Periksalah bahwa pelindung gergaji dan pisau belah harus dibersihkan sebelum
dipergunakan, gunakan "push-stick" pada pekerjaan kecil.
5. Gloves tidak boleh dipakai kecuali atas perintah Foreman.
6. Jangan meleng/lengah pada saat bekerja di mesin, jangan bicara dengan seseorang
atau hentikan mesin.
1. Timbunan batu bata harus diatur dengan cermat (hati-hati). Tidak boleh
melampaui 7 feet tingginya kecuali dalam gudang dan harus melancip 1 inch, tiap
kaki (feet) dalam ketinggian diatas 4 feet. Kemiringan ini harus tetap diawasi, bila
ada pengambilan bata dari tumpukan, penimbunan yang baik akan
menghindarkan kecelakaan karena keruntuhan bata.
2. Bila menggunakan alat-alat pengangkat bata, periksalah bahwa tanda-tanda untuk
pengangkatan & penurunan adalah baik dan diberikan oleh orang yang mengerti
tanda-tanda, khususnya pada pekerjaan tersebut. Laporkan pada foreman tanpa
ditangguhkan setiap kerusakkan pada ikatan dari barang yang diangkat yang dapat
anda lihat.
3. Dilarang keras seseorang naik diatas bata yang diangkat
4. Jangan berada dibawah bata yang lagi diangkat.
5. Bila bekerja disamping gas, ingatlah bahwa gas adalah mencekik. Harus ada
seorang patrolman yang menjaga dengan alat pernafasan dan alat penghidupan
kembali atau seseorang yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat.
6. Di tempat-tempat dimana gas dapat timbul, tindakan pencegahan sama dengan
dialas.
7. Permukaan atap harus diuji dan dibuat yang safe, sebelum memulai bekerja
diatasnya.
7.9 GRINDING WHEELS.
1. Roda gerinda harus ditangani dengan penuh kewaspadaan, mudah rusak dan akan
pecah bila berputar, ini akan menyebabkan kehancuran.
2. Gunakanlah selalu alat pelindung mata, bila bekerja pada mesin gerinda dan
jangan dikerjakan tanpa alat tersebut.
3. Letak benda kerja 1/8 inch dari roda dan pengukuran ini dilakukan dalam keadaan
roda stop.
4. Jangan gunakan alat-alat seperti: hamer serpih untuk memukul roda.
5. Roda harus diberi bingkai diantara flange plate setengah diameter roda dengan
kertas plus pencuci, tidak lebih dari pada 1/15 inch label diantara roda dan flange.
8. Adalah membahayakan untuk menggerinda disisi roda yang rata/datar.
9. Benda kerja tidak boleh dikerahkan terhadap roda dingin sebab pemanasan
mendadak bisa menyebabkan roda pecah rekanan diluar batas pada roda harus
dihindarkan.
10. Jangan menjalankan roda gerinda diatas kecepatan seperti dianjurkan oleh pabrik
pembuat roda. Bila ukuran kecepatan tidak dicantumkan pada roda, laporkan
kejadian ini pada Foreman.
1. Instalasi listrik, saluran kabel dan saluran udara yang bertegangan adalah instalasi
atau saluran sedang/dalam keadaan bertegangan atau instalasi yang sewaktu-
waktu dapat diberi aliran listirik.
2. Pelaksanaan pekerjaan pada Instalasi tegangan tinggi harus dilakukan dengan
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Atas izin Kepala lnstalasi tersebut.
b. Pekerjaan dilakukan paling sedikit oleh 2 (dua) orang.
c. Memenuhi persyaratan teknis dan prosedur administrasi yang menjamin
Keselamatan Kerja.
Untuk lebih jelasnya pada lampiran akan diperlihatkan 7 (tujuh) buah gambar
dari pedoman keselamatan kerja yang semua sumbernya dari Pedoman Umum
Keselamatan Kerja PT. Krakatau Steel Cilegon Banten Jawa Barat buku ke satu.
Dari gambar-gambar tersebut diperlihatkan bagaimana:
Pertanyaan:
1. Kenapa keselamatan kerja harus diutamakan dalam setiap pekerjBagaiaman aan dalam
industri.
2. Bagaimana akibatnya jika seorang pekerja kurang memperhatikan keselamatan kerja
dalam mengerjakan pekerjaannya, baik terhadap dirinya maupun mesin dan
peralatannya.
3. Kalau terjadi kecelakaan kerja pada suatu departemen di tempat saudara bekerja,
apakah tindakan saudara untuk mengatasinya secara cepat dan tepat.
4. Kenapa saudara harus memahami dari setiap labor ruang lingkup dan bahaya yang
akan timbul terutama labor kimia, jelaskan.
5. Apa penyebab utama terjadi kecelakaan kerja di pabrik, jelaskan beri contoh-
contohnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Fire Safety (19..). Pedoman Umum Keselamatan Kerja, PT. Krakatau
Steel: Cilegon.
Udara,
Penerbit Erlangga: Jakarta.
Karyanto, dkk (2004). Penuntun Praktikum Teknik Mesin Pendingin,
Restu Agung: Jakarta.
Purba, Radiks (1997). Analisis Biaya dan Manfaat (Cost and Benefit
Analysis), Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Sulastana, I.Z. dkk (1979). Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri
ITB: Bandung.
100
Widya: Jakarta.
100