Nim :22003114
Departemen : Pendidikan Luar Biasa
Mata kuliah : Dasar-dasar Ilmu Pendidikan
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang memiliki arti sehimpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Bisa
dibilang sistem adalah istilah yang mempunyai makna sangat luas dan dapat dipakai sebagai
sebutan yang melekat pada sesuatu. Sebuah perkumpulan atau organisasi bisa disebut sebagai
sistem. Lalu orang-orang menyebutnya sistem organisasi. Begitu juga dengan pendidikan
sebagai sebuah sistem, pada akhirnya orang-orang menyebutnya sistem pendidikan.
Menurut Wina Sanjaya (2012) sistem merupakan sebagai satu kesatuan komponen yang satu
sama lain saling berhubungan untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal
sesuai dengan tujuan. Tatang M. Amirin (dalam Tirtaraharja, 2008) menjelaskan pengertian
sistem adalah sebagai berikut:
Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang komplek atau terorganisir, suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
Sistem merupakan himpuan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama
berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan
berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem merupakan rangkaian
keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi antara
satu sama lainnya, yang semuanya itu sebagai satu kesatuan yang utuh dalam mencapai
tujuan.
Suatu system dalam organisasi tentu memiliki ciri-ciri pokok yang harus ada pada suatu
organisasi, ada ciri-ciri dari system yakni:
Memiliki tujuan, dengan begitu proses kerja sistem mengarah pada tujuan.
Memiliki batas, yang tujuannya untuk membedakan sistem yang satu dengan sistem
lainnya.
Bersifat terbuka, karena sistem bisa dihubungkan dengan sistem yang lain sehingga
terbentuk sistem baru yang lebih besar.
Terdiri dari beberapa bagian yang disebut dengan istilah komponen atau sub sistem.
Bagian-bagian dari suatu sistem merupakan satu kebulatan dari yang utuh dan padu
sehingga bersifat “wholiam” atau dalam bidang psikologi disebut “gestalt”.
Saling berhubungan dan ketergantungan, baik di dalam sistem (intern system) ataupun
antara sistem dengan lingkungannya.
Adanya proses kegiatan transformasi yang mengubah masukan (input) menjadi hasil
(output), sehingga sistem pada dasarnya merupakan transformator atau processor.
Dalam setiap sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan terjadinya
umpan balik. Oleh karenanya sistem mempunyai kemampuan untuk mengatur diri
sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pendidikan ialah usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Usaha tersebut mencakup
tiga unsur pokok, antara lain masukan, unsur proses, usaha itu sendiri ,dan unsur hasil usaha.
Masukan Proses Usaha Keluaran atau Hasil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menjelaskan pendidikan adalah suatu sistem yang memiliki unsur-unsur tujuan sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelolaan pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan
fasilitas. Setiap sistem ini saling mempengaruhi satu sama lain.
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam akifitas
pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan
yang lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektifitas
proses pendidikannya selalu diukur apakah dapat mencapai tujuan atau tidak.
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Sebab tanpa
perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, perbuatan menjadi acak-acakan,
tanpa arah, bahkan bisa sesat atau salah langkah.
2. Pendidik
Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab dalam proses pendidikan supaya
mengarah pada tujuan pendidikan. Pendidik adalah individu yang akan memenuhi
kebutuhan pengetahuan, sikap dan tingkahlaku peserta didik.22 Terdapat dua kategori
pendidik yaitu pendidik menurut kodrat (orang tua) dan pendidik menurut jabatan
(guru).
Abudin Nata menjelaskan bahwa “dari komponen-komponen pendidikan, guru
merupakan komponen pendidikan terpenting, terutama dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.
Tugas guru (pendidik) yang utama, menurut Imam al-Ghazali adalah
“menyempurnakan, membersihkan dan menyucikan serta membawa hati manusia
untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.”
Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak
yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru
atas dasar kepercayaan, bahwa guru mampu memberikan pendidikan dan pengajaran
sesuai dengan perkembangan siswa.
Dalam lembaga pendidikan formal seorang pendidik dikatakan baik jika memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Mustaqim dalam Psikologi pendidikan, ada tiga bagian utama kompetensi
yang harus dikuasai seorang guru untuk dapat mengajar dengan baik, yaitu
kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan materi ajar, dan kompetensi cara
mengajar.
Penguasaan materi pelajaran diperlukan agar peserta didik dibimbing untuk mampu
menguasai penyampaian informasi dalam bentuk ilmu pengetahuan dapat dilakukan
dengan baik. Kompetensi cara mengajar sangat dibutuhkan agar guru terampil dalam
perencanaan pembelajaran, merancang strategi pembelajaran yang tepat, mampu
melaksanakan dengan baik, dan mengevaluasinya sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Peserta didik
Peserta didik merupakan individu yang dijadikan sasaran kegiatan pendidikan supaya
tujuan yang diharapkan bisa tercapai dengan baik.Diharapkan peserta didik
mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.
Dalam proses pendidikan peserta didik di samping sebagai objek juga sebagai subjek.
Oleh karena itu agar seorang pendidik berhasil dalam proses pendidikan, maka ia
harus memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya.
4. Materi (kurikulum)
Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun secara luas.
Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan peserta didik di madrasah atau perguruan tinggi.
Dari pengertian kurikulum secara sempit menurut Supiana adalah sejumlah materi/isi
pelajaran. Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh
pendidik kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Dalam prakteknya ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat
pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang
digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki peranan yang penting sebagai salah satu komponen
pembelajaran. Tanpa media pembelajaran, proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi tidak dapat berlangsung secara maksimal.
Siswa dengan berbagai potensinya akan berkembang maksimal jika berada dalam
sebuah lingkungan yang kondusif. Iklim yang kondusif bagi pencapaian tujuan
pendidikan adalah merupakan kurikulum tersembunyi bagi pencapaian tujuan
pendidikan.
Iklim lingkungan kelas yang kondusif merupakan faktor pendorong yang dapat
memberikan daya tarik bagi proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan
akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta
didik. Lingkungan kelas yang kondusif, nyaman, menyenangkan, bersih, dan rapi
berperan penting dalam menunjang efektifitas pembelajaran.