A.Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting oleh karena itu sekolah berperan penting bagi semua orang.
Sekolah sebagai suatu institusi tidaklah berdiri sendiri karena sekolah terkait erat dengan
nilai, budaya, dan kebiasaan yang hadir di masyarakat. Sekolah Merupakan ujung tombak
proses modernisasi (agent of change) yang diupayakan melalui kebijakan pemerintah. Produk
dari sebuah sekolah harus berupa lulusan yang memiliki kompetensi unggul agar mampu
menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau “di pasar” tenaga kerja.
Sekolah efektif dapat dikatakan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat antara hasil yang
dicapai dengan hasil yang diharapkan sebelumnya dimana telah ditetapkan kemampuan
siswanya pada keterampilan dasar yang dapat diukur melalui tes kemampuan dan proses
penyelenggaraannya terdiri atas manajemen, pengajaran, serta kepemimpinan.
B, Tujuan Pembelajaran
setelah menyelesaikan bab ini, anda diharapkan dapat:
C. Materi pembelajaran
1. Sekolah Sebagai Suatu Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti himpunan bagian atau
komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem
merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai sebutan
yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang
kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah
sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem pendidikan. Begitu
seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut sistem. Sistem
menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya Instructional System
mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang disatukan oleh suatu interaksi atau
saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem adalah kesatuan fungsional daripada unsur-
unsur yang ada untuk mencapai tujuan. Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari
masing- masing unsur, ada kesatuan fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin
dicapai. Setiap organisasi yang ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem,
walaupun di setiap organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda. Zahara Idris
mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen – komponen
atau elemen – elemen atau unsur – unsur sebagai sumber – sumber yang mempunyai
hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai
suatu hasil (product). Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas
komponen – komponen antara lain jaringan daging, otak, urat – urat, darah, syaraf dan tulang
– tulang. Setiap komponen – komponen itu mempunyai fungsi sendiri – sendiri (fungsi yang
berbeda – beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan suatu kebulatan
atau suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua komponen itu berinteraksi
sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Menurut Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan setiap sistem mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a. Tujuan
Setiap sistem mempunyai memberi pelayanan pendidikan kepada yang
membutuhkan. Tujuan pengajaran adalah agar yai tujuan. Sebagai contoh tujuan
lembaga pendidikan adalah siswa belajar perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih dahulu.
b. Fungsi – fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya berbagai fungsi
yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan tersebut. Misalnya suatu
lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan pendidikan dengan baik, perlu adanya
fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian.
c. Komponen – komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai
tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi khusus, misalnya
komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor, administrator, petugas – petugas
lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi, slide, film). Masing – masing komponen
diatas menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan.
Komponen diatas
disebut juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan
kegiatan instruksional
f. Proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan suatu
proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil – hasil (output).
g. Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing – masing fungsi terlaksana dengan baik diperlukan fungsi
kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil monitoring dijadikan dasar
pertimbangan untuk melaksanakan perubahan – perubahan, penentuan, perbaikan, atau
penyesuaian – penyesuain agar masing – masing berprestasi tinggi.
Antara suatu sistem dan bagian – bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan terjadi
interaksi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan tertentu. Suatu
sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar (suprasistem).
Kata pendidikan itu berasal dari kata “Pedagogi”, kata tersebut berasal dari bahasa yunani
kuno, yang jika dieja menjadi 2 kata yaitu Paid yang artinya anak dan Agogos yang artinya
membimbing. Dengan demikian Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan proses pembelajaran dan suasana belajar agar para pelajar di didik secara
aktif dalam mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan untuk dirinya dan masyarakat.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pendidikan sebagai suatu sistem adalah suatu komponen yang
saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar
para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya yang
diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu
sendiri, dan unsur hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut
Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan adalah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri
peserta didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses
pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode
mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa
pengetahuan, sikap, dan keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar
tertentu. Dalam rangka yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari
lembaga
pendidikan (sekolah) tertentu Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa,
“Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur/jenjang.
Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran atau tujuan yang telah dirancang dan
ditetapkan sebelumnya. Efektivitas sekolah terdiri atas dimensi manajemen dan
kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan staf lainnya, siswa, kurikulum, sarana
prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya, pengelolaan di bidang
khusus lainnya, hasil nyatanya merujuk pada hasil yang diharapkan bahkan menunjukkan
kedekatan atau kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan . Efektifitas bukan
hanya sekedar pencapaian tujuan, tetapi berkaitan dengan komponen- komponen sistem
dengan mutu
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki karakteristik kepemimpinan organisasi,
kepemimpinan kurikulum, pemimpin sebagai pengawas, serta manajemen. Sekolah efektif
adalah sekolah yang dapat mengorganisasikan dan memanfaatkan semua sumber daya agar
semua siswa dapat mempelajari materi di sekolah tanpa memandang ras, suku bangsa, jenis
kelamin, maupun status sosial dalam masyarakat (Taylor 1990)..
Sekolah efektif dapat dikatakan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat antara hasil
yang dicapai dengan hasil yang diharapkan sebelumnya dimana telah ditetapkan
kemampuan siswanya pada keterampilan dasar yang dapat diukur melalui tes kemampuan
dan proses penyelenggaraannya terdiri atas manajemen, pengajaran, serta kepemimpinan.
Sekolah efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja yang
diharapkan dalam menyelenggarakan proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar
yang bermutu pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya.Mutu pembelajaran dan
hasil belajar yang memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan
yang dilakukan sekolah dan pengaruh dari suasana/iklim yang kondusif yang diciptakan di
sekolah. Sekolah Efektif dalam Perspektif Mutu Pendidikan .Penyelenggaraan layanan
belajar bagi peserta didik biasanya dikaji dalam konteks mutu pendidikan yang erat
hubungannya dengan kajian kualitas manajemen dan sekolah efektif. Lingkungan sistem
persekolahan, konsep mutu pendidikan dipersepsi berbeda-beda oleh berbagai pihak.
Menurut persepsi kebanyakan orang (orang tua dan masyarakat pada umumnya), mutu
pendidikan di sekolah secara sederhana dilihat dan perolehan nilai atau angka yang dicapai
seperti ditunjukkan dalam hasil-hasil ulangan dan ujian.Sekolah dianggap bermutu apabila
para siswanya, sebagian besar atau seluruhnya,memperoleh nilai/angka yang tinggi,
sehingga berpeluang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Persepsi tersebut
tidak keliru apabila nilai atau angka tersebut diakui sebagai representasi dari totalitas hasil
belajar, yang dapat dipercaya menggambarkan derajat perubahan tingkah laku atau
penguasaan kemampuan yang menyangkut aspek kognitif,afektif dan psikomotorik.Dengan
demikian, hasil pendidikan yang bermutu memiliki nuansa kuantitatif dan kualitatif.Artinya, di
samping ditunjukkan oleh indikator seberapa banyak siswa yang berprestasi sebagaimana
dilihat dalam perolehan angka/nilai yang tinggi, juga ditunjukkan oleh seberapa baik
kepemilikan kualitas pribadi para siswanya, seperti tampak dalam kepercayaan
diri,kemandirian, disiplin, kerja keras dan ulet, terampil, berbudi-pekerti, beriman dan
bertaqwa,tanggung jawab sosial dan kebangsaan, apresiasi, dan lain sebagainya. Analisis di
atas memberikan pemahaman yang jelas bahwa konsep sekolah efektif berkaitan langsung
dengan mutu kinerja sekolah.Kemampuan profesional guru direfleksikan pada mutu
pengalaman pembelajaran siswa yang berinteraksi dalam kondisi proses belajar mengajar.
Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh:a. tingkat penguasaan guru terhadap bahan pelajaran
dan penguasaan struktur konsep-konsep keilmuan metode, pendekatan, gaya/seni dan
prosedur mengajar, pemanfaatan fasilitas belajar secara efektif dan efisien. pemahaman
guru terhadap karakteristik kelompok dan perorangan siswa
Ciri-ciri sekolah yang efektif ditentukan dengan adanya aspek-aspek yang diperlukan dalam
menentukan keberhasilan sekolah. Untuk dapat dikatakan sebagai sekolah efektif, maka
perlu adanya indikator atau ciri khas dari sekolah itu sendiri, berikut adalah beberapa
pendapat mengenai ciri-ciri sekolah dikatakan efektif.
5. Adanya iklim yang positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar.
a. Kepemimpinan Tradisional
b. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional adalah jenis kepemimpinan di mana para
pemimpin mendorong, menginspirasi, dan memotivasi karyawan mereka untuk
melampaui kepentingan diri mereka sendiri dan untuk berinovasi dan menciptakan
perubahan untuk mencapai yang terbaik bagi organisasi.
sekolah adalah suatu sistem yang menjadi satu kesatuan yang terdiri dari
berbagai komponen - komponen yang berkaitan satu sama yang lain agar
membentuk satu kesatuan yang utuh. agar sekolah dapat dikatakan sebagai suatu
sistem maka sekolah itu harus mempunyai beberapa komponen ( input, proses
dan output ) yang saling berhubungan dan berkaitan.
Pengertian sekolah efektif yaitu sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang
baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen
penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian
visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efisien .
Sekolah memiliki misi mendidik siswanya agar dapat melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi,meningkatkan pengetahuan dan hubungan timbal balik
dengan masyarakat.
Sekolah memiliki tugas untuk mengoptimalkan kemampuan siswa secara teoritis
maupun praktik agar mereka dapat survive di era globalisasi dengan memanfaatkan
peluang dan usaha atau keterampilan praktis yang dimilikinya sebagai hasil
pembelajaran di sekolah.
Keefektifitasan sekolah dapat tercermin dari profil sekolah yang memiliki keteraturan
dalam berbagai aspek untuk mencapai tujuan suatu pendidikan .Aspek -aspek
tersebut antara lain siswa,guru,dan tenaga kependidikan,kurikulum,sarana
prasarana ,kegiatan belajar,ekstrakurikuler,bimbingan dan konseling,kemitraan
sekolah dengan masyarakat sampai pada kegiatan-kegiatan khusus yang
berkembang atas kebutuhan dan inspirasi sekolah.
Maka keefektifan suatu sekolah dapat dilihat sejauh mana sinergi dari aspek-aspek
berikut untuk mencapai suatu target yang telah ditetapkan. kepemimpinan adalah
gaya dan karakter seorang pemimpin. Secara garis besar, peran seorang pemimpin
adalah bertanggung jawab penuh dalam menggerakkan dan memotivasi anggota
kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu pemimpin juga berperan
sebagai pencetus ide, penyemangat kelompok, pengarah anggota, mengaktifkan
anggota, mengawasi kegiatan, dan mengayomi anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_sekolah
Handoko, T.Hani.1984.Manajemen.Yogyakarta: BPFE