Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik


dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan
tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta
didik. Dalam pembelajaran juga terdapat komponen komponen pembelajaran yang
saling berhubngan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran
dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar
secara optimal.

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani systema, yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupaka suatu keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat
luas dan dapat digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu
perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang
menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem,
yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem pendidikan. Begitu
seterusya, bahwa setiap, jenis organisasi, apapun bentuknya, akan disebut sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya
Instructional System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang
disatukan oleh suatu interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem
adalah kesatuan fungsional daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan.
Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan
fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap organisasi yag
ada dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun di setiap
organisasi memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kestuan
yang terdiri atas komponen komponen atau elemen elemen atau unsur unsur
sebagai sumber sumber yang meempunyai hubungan fungsional yang teratur,
tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Sebagai ontoh, tubuh manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen
komponen antara lain jaringan daging, otak, urat urat, darah, syaraf dan tulang
tulang. Setiap komponen komponen itu mempunyai fungsi sendiri sendiri (fungsi
yang berbeda beda), dan satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan
suatu kebulatan atau suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua
komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem
mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
a. Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan
adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan. Tujuan
pengajaran adalah agar siswa belaja perilaku tertentu yang ditetapkan terlebih
dahulu.

b. Fungsi fungsi

2
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya
berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan
tersebut. Misalnya suatu lembaga pendidikan dapat memberikan pelayanan
pendidikan dengan baik, perlu adanya fungsi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan penilaian.
c. Komponen komponen
Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang
usaha mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai
fungsi khusus, misalnya komponen instruksional meliputi manusia (guru,
konselor, administrator, petugas petugas lainnya), material (buku, papan tulis,
fotografi, slide, film). Masing masing komponen diatas menjalankan fungsinya
untuk mencapai tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Komponen diatas disebut
juga komponen integral, yaitu komponen yang harus ada pada setiap kegiatan
instruksional.
d. Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen komponen
instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan
saling membutuhkan.
e. Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan
jalinan keterpaduan antara berbagai komposer instruksional dengna
melaksanakan pengembangan sistem instruksional untuk mencapai hasil belajar
yang optimal.
f. Proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu
diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil hasil
(output).
g. Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing masing fungsi terlaksana dengan baik
diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil
monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan
perubahan, penentuan, perbaiakan, atau penyesuaian penyesuain agar masing
masing berprestasi tinggi.
h. Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian bagian lain atau lingkungan di sekitarnya
akan terjadi interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah
batasan tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang
lebih besar (suprasitem).

B. Pengertian dan mekanisme pembelajaran sebagai proses pembelajaran


1. Pengertian Pembelajaran Sebagai Proses

3
Dalam proses pembelajaran, pengenalan terhadap diri sendiri atau kepribadian
diri merupakan hal yang sangat penting dalam upaya-upaya pemberdayaan diri (self
empowering). Pengenalan terhadap diri sendiri berarti kita mengenal kelebihan-
kelebihan atau kekuatan yang kita miliki untuk mencapai hasil belajar yang kita
harapkan. Disisi lain, berarti kita juga mengenal kelemahan-kelemahan pada diri kita
sehingga kita dapat berupaya mencari cara yang tepat untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut.[4]
Melalui proses pembelajaran, guru juga dituntut untuk mampu membimbing dan
memfasilitasi siswa agar mereka dapat memahami kekuatan dan kemampuan yang
ada pada diri mereka, agar selanjutnya dapat diberikan motivasi untuk mewujudkan
keberhasilan berdasarkan kemampuan yang mereka miliki. Untuk dapat
memfasilitasi hal tersebut, maka langkah awal yang perlu dilakukan guru ialah
berusaha mengenal siswanya dengan baik.
Guru perlu mengenal lebih mendalam tentang bakat, minat, motivasi, harapan-
harapan siswa serta beberapa dimensi khusus kepribadiannya. Dalam kegiatan
pembelajaran guru dituntut untuk memiliki sikap terbuka dan sabar agar dengan hati
yang jernih dan rasional dapat memahami siswanya.

2. Mekanisme Pembelajaran sebagai Proses


Pembelajaran dan memori merupakan kunci keberhasilan dalam proses
kehidupan manusia. Pembelajaran dapat diamati melalui mekanisme memori.
Pembelajaran adalah proses untuk memperoleh pengetahuan baru dan memori
adalah proses yang menyimpan pengetahuan itu untuk waktu yang lama.
Proses mengingat berlangsung melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah belajar.
Melalui belajar orang menerima informasi dari lingkungan. Pemerolehan informasi
dapat dilakukan dengan sadar dan bertujuan (intentional learning) melalui perhatian
konsentrasi terhadap sesuatu yang ingin dipelajarinnya. Tetapi dapat pula informasi
diterima tanpa tujuan untuk mengingatnya (incidental learning).
Tahap kedua adalah penyimpanan (retention): informasi yang diterima memori
jangka pendek (short-term memory), yakni hanya mengingat-ingat informasi dalam
beberapa detik sampai beberapa jam. Informasi ini perlu ditrasnfer ke dalam memori
jangka panjang (long-term memory) agar dapat disimpan dan diingat lebih lama,
bahkan mungkin bertahan seumur hidup. Tahap ketiga adalah mengingat kembali
(recall, retrioval), yaitu mengambil kembali informasi yang telah diterima dan
tersimpan dalam memori jangka panjang.
Proses pembelajaran dan memori dikatakan berhasil apabila orang dapat
menerima dan memilih (belajar) informasi dari sekitarnya untuk dilanjutkan ke
memori jangka pendek serta melakukan konsolidasi agar dapat ditransfer dan
disimpan dalam memori jangka panjang untuk kemudian diingat kembali apabila

4
diperlukan suatu ketika. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh ditumpuk di
bagian otak tertentu yang berfungsi untuk itu.
Selain tiga tahap diatas, dalam proses mekanisme pembelajaran sangat penting
melibatkan peranan seorang guru. Karena untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang diinginkan, seseorang memerlukan pelatih untuk mengelola
sistem pembelajaran tersebut agar dapat dilaksanakan secara baik dan terorganisir.
Tetapi, berhubung waktu yang tersedia dan kemampuan guru sebagai pengelola
selalu terbatas, maka sedapat mungkin perlu untuk mengonsentrasikan pada 4
fungsi umum yang merupakan ciri pekerjaan seorang guru sebagai manajer atau
pengelola pembelajaran.[5]
1. Merencanakan.
2. Mengorganisasikan.
3. Memimpin.
4. Mengawasi.

C. Fungsi Pembelajaran
Ada beberapa Fungsi-fungsi pembelajaran yang sering kita kenal yaitu sebagai
berikut:
1. Pembelajaran sebagai sistem
2. Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran , materi pembelajaran, strategi
dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial dan pengayaan).
3. Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan
guru dalam rangka membuat siswa belajar, meliputi:
a) Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan
penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan perangkat
kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi, buku atau media
cetak lainnya
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan
atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan
dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru, persepsi,
dan sikapnya terhadap siswa

5
c) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca
pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula
berupa pemberian layanan remedial teachingbagi siswa yang berkesulitan
belajar.

D. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem


Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan
perkembangan dalam psikologi belajar sistematik, yang dilandasi dengan prinsip-
prinsip psikologi behavioristik dan humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem
pembelajaran, meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah
pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada
kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat
konseptual.
Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama, yakni:
1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses
pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi
antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar
secara efektif
2. Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi
prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan
proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan pembelajaran.
Pola pendekatan sistem pembelajaran, menurut Oemar Hamalik (2002: 9), melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Identifikasi kebutuhan pendidikan (merumuskan masalah)
b) Analisis kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan pembelajaran
(analisis masalah)
c) Merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu
pemecahan)
d) Pelaksanaan pembelajaran (eksperimental)
e) Menilai dan merevisi.
Untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolaan
komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen
pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana,
lingkungan pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing komponen memberikan
pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

6
E. Komponen-komponen pembelajaran
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen. Berikut akan kami
uraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.
a. Tujuan pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu
berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang
bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada
tindakan pendidikan didasari pada ilmu pendidikan yang normatif dan
praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah; norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan
praktis, tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan
sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik
dalam suatu masyarakat.
b. Peserta didik
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang
mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan
lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks
keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang
mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa
jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia
memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang
berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa
terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu
transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai
keutuhan dan kemandirian.
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia
sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik.
Kalau dulu orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada
usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga
didalamnya orang dewasa.
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong (1981)
mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus
dipertimbangkan dalam pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah
latar belakang budaya masyarakat peserta didik? Bagaimana tingkat
kemampuan anak didik? Hambatan-hambatan apakah yang dirasakan
anak didik disekolah? Dan bagaimana penguasaan anak didik disekolah?
Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan pendidikan yang
memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak yang

7
memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tanggung jawab pada anak
didik.

c. Guru/pendidik disekolah
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti
guru, tetapi arti harfiahnya adalah berat yaitu seorang pengajar suatu
ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara langsung maupun tidak
langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik
dituntut mementuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi
maupun persyaratan jabatan.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang
paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu
diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan
guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu
pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan
pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d. Orang tua dan lingkungan masyarakat
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati
dalam lingkungan keluarga. Arinya orang tua sebagai pendidik utama dan
berlandaskan pada cinta-kasih keluarga atau anak yang lahir dari
lingkungan keluarga mereka.
Selain orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin
keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat
menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan
pembinaan atau bimbingan. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik,
tampak pada aktifitas kerohanian manusia.
e. Interaksi edukatif pendidik dan anak didik
Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara
komponen-komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan
anak didik. Interaksi pendidik dengan anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik
dalam interaksi tersebut mungkn berupa tindakan berdasarkan
kewibawaan, tindakan berupa alat pendidikan, dan metode pendidikan.
f. Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu
proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode
tersebut antara lain :
1. Metode Ceramah

8
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
2. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan
atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau
sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan
murid itu .
3. Metode Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat penyampaian bahan ajar
yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan
alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
4. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang
sedang disajikan.
5. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid
bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk
mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
6. Isi pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi
yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.
7. Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani,
curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. yaitu
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis
finish. Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah
pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan
siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah.
8. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau
bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala
sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus,
lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar
mengajar, media dan sumber-sumber belajar yang memadai.
9. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang
sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam

9
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum
tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
10. Selain kurikilum materi pun merupakan salah satu isi dari pendidikan dan
juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters
adalah
Adanya teks yang menarik.
Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan
berpikir siswa.Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan yang sudah mereka miliki.

F. Hubungan antar komponen pembelajaran


Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang
lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai
pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak.
Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu
desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering
behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik
bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan
digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat,
kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama,
yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya
implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan
memberikan dampak bagi guru dan siswa.
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu
komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak
dapat berjalan baik .

G. Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pendidikan


Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem
pembelajaran di antaranya faktor guru, faktor siswa, sarana, alat dan media yang
tersedia, serta faktor lingkungan.
1. Faktor Guru

10
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus
dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin dapat
diaplikasikan. Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk
menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu
sendiri. Demikian juga dengan guru.
2. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan
seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan
masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pem-
belajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di
samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.

3. Faktor Sarana dan Prasarana


Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung ter-
hadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-
alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan pra-
sarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran, misalnya, jalan menuju sekolah, pene-
rangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan
prasarana Akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembe-
lajaran.
4. Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat memenga-
ruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim
sosial-psikologis. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah
siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang dapat memengaruhi
proses pembelajaran. Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang


mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku, sedangkan pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik.
Di dalam pembelajaran juga terdapat berbagai komponen yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, yaitu: kurikulum, guru, siswa, metode, media dan

11
evaluasi. Komponen komponen tersebut saling berkaitan antara satu sama lain,
apabila salah satu komponen tersebut tidak ada maka pembelajaran tidak akan
optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Pembelajaran Sebagai Sebuah Sistem Dan Komponennya


(https://www.scribd.com/doc/82184556/Pembelajaran-Sebagai-Sebuah-Sistem-
Dan-Komponennya) Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2017

Anonim. 2015. Makalah Pengantar Pendidikan Sebagai Sistem


(https://www.slideshare.net/CietieSpdf/makalah-pengantar-pendidikan-pendidikan-
sebagai-sistem) Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2017

12
Dillzet 2013 Belajar dan Pembelajaran (http://dillzjet.blogspot.co.id/2013/10/belajar-dan-
pembelajaran-pembelajaran.html) Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2017

Ibnu. 2014. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem


(http://ibnu-soim.blogspot.co.id/2014/10/bab-i-pembelajaran-sebagai-suatu-
sistem.html) Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2017

Erinutami. 2014. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


(http://erinutami.blogspot.co.id/2014/11/pendidikan-sebagai-suatu-sistem.html)
Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2017

Ihsan, Fuad. 2013. Dasar- dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pidarta, Made .2013. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Wahyudin, Dinn. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

13

Anda mungkin juga menyukai